Download - Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah
-
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
3301402014
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
SMA 4 NEGERI PALU
TESIS
KAIMUDDIN
-
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Muhsin, M.Si Drs. Widiyanto, MBA.MM
NIP. 130818770 NIP. 132208714
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Drs. Sugiharto, M.Si
NIP. 131286682
ii
-
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi fakultas
Ekonomi, Universiatas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Marimin, M.Pd NIP. 130818769
Anggota I Anggota II
Drs. Muhsin, M.Si Drs. Widiyanto, MBA. MMNIP. 130818770 NIP. 132208714
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 13165823
iii
-
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, April 2007
Laeli Kurniati
NIM. 3301402014
iv
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh 6-7)
Ketika menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang yang bukan ahlinya (bukan bakatnya) maka tunggulah saat kehancurannya (H.R. Buchori
Muslim)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada nama Allah SWT,
Karya ini kupersembahkan untuk:
Ayah dan ibu, terima kasih tak terhingga atas segala yang telah diberikan.
Almamaterku
v
-
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun
Ajaran 2006/2007, dalam rangka menyelesaikan strata I untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Jasa baik
mereka tentu tidak saya lupakan begitu saja. Dan pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroadmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut
ilmu di UNNES
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah
memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
3. Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan
penelitian.
4. Drs. Muhsin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Drs. Widiyanto, MBA. MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
vi
-
6. Drs. Marimin, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan
saran terhadap penyusunan skripsi ini.
7. Drs. Sukamto, selaku Kepala SMK Negeri I Purbalingga yang telah memberikan
ijin dan fasilitas kepada penulis selama mengadakan penelitian.
8. Drs. Yosep Win Puji Punarwa, selaku Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri I
Purbalingga bidang Sarana dan Ketenagaan yang telah banyak membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
9. Seluruh guru SMK Negeri I Purbalingga yang telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
10. Mas Afid, atas doa, bantuan, dan dukungan selama ini.
11. Teman-teman kost Trisanja dan Anak AP 02, memberikan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini
12. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas
keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun pihak yang
berkepentingan.
Semarang, April 2007
Penulis
vii
-
SARI
Laeli Kurniati. 2007. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Purbalingga. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Muhsin, M.Si, Pembimbing II. Drs. Widiyanto, MBA, M.M. 100 hal. Kata Kunci: Supervisi, Motivasi Kerja, Kinerja.
Hasil temuan awal menunjukkan adanya kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah, frekuensi kunjungan kelas oleh kepala sekolah masih tergolong rendah, disisi lain guru memandang perlunya supervisi kepala sekolah dalam rangka pembinaan sehingga perlu dikaji pengaruhnya terhadap kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Permasalahan penelitian ini: adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru.
Populasi penelitian ini 60 guru di SMK Negeri 1 Purbalingga. Populasi ini sekaligus sebagai sampel. Variabel yang diteliti meliputi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja sebagai variabel bebas sedangkan kinerja guru sebagai variabel terikatnya. Data diambil dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan secara simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja, ditunjukkan dari p value = 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja akan diikuti dengan tingginya kinerja guru, begitu sebaliknya. Besarnya pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja mencapai 20,7%.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa secara simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Purbalingga Tahun 2007. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah menurut persepsi sebagian besar guru tergolong cukup. Oleh karena itu disarankan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas supervisi, seperti meningkatkan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis, observasi perbaikan, memotivasi semangat kerja guru, meninjau rencana pembelajaran, kesesuaian antara perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran, observasi metode pembelajaran. Diharapkan dengan meningkatkan frekuensi kunjungan kelas akan menumbuhkan kinerja guru.Motivasi kerja guru tergolong baik sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan terutama dalam hal kemandirian dalam bekerja, mempertahankan pendapat dan memecahkan masalah. Diharapkan dengan meningkatnya motivasi kerja guru akan tumbuh kinerja yang lebih baik.
viii
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA....................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Permasalahan ................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7
1.5 Sistematika Skripsi......................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Supervisi Kepala Sekolah .............................................................. 9
2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah .................................. 9
2.1.2 Karakteristik Supervisi ......................................................... 10
2.1.3 Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran ...... 12
ix
-
2.1.4 Teknik-teknik Supervisi ....................................................... 13
2.2 Motivasi ......................................................................................... 16
2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja .................................................... 16
2.2.2 Teori Motivasi ...................................................................... 17
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Motivasi
Kerja .................................................................................... 23
2.2.4 Ciri-ciri Motivasi Kerja ....................................................... 23
2.3 Kinerja Guru ................................................................................. 24
2.3.1 Pengertian Kinerja ............................................................. 24
2.3.2 Unsur Kinerja .................................................................... 25
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ....................... 26
2.3.4 Penilaian Kinerja................................................................ 26
2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................... 28
2.5 Hipotesis......................................................................................... 31
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 32
3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 32
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 33
3.4 Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 34
3.4.1 Validitas ............................................................................. 34
3.4.2 Reliabilitas ......................................................................... 37
3.5 Metode Analisis Data..................................................................... 38
3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase ........................................... 38
3.5.2 Uji Asums Klasik.............................................................. 39
x
-
3.5.2.1 Uji Normalitas Data .............................................. 39
3.5.2.2 Uji Linieritas ......................................................... 40
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 41
3.5.2.4 Uji Multikolinieritas .............................................. 41
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 43
4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri I Purbalingga.................. 43
4.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian .............................. 45
4.1.2.1 Supervisi Kepala Sekolah ..................................... 45
4.1.2.2 Motivasi Kerja Guru ............................................. 58
4.1.2.3 Kinerja Guru ......................................................... 72
4.1.3 Uji Prasyarat....................................................................... 86
4.1.3.1 Uji Normalitas Data .............................................. 86
4.1.3.2 Uji Linieritas ......................................................... 88
4.1.3.3 Uji Multikolinieritas .............................................. 88
4.1.3.4 Heteroskedastisitas ................................................ 89
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 90
4.1.4.1 Uji Simultan .......................................................... 90
4.2 Pembahasan ................................................................................... 92
4.2.1 Supervisi Kepala Sekolah ................................................. 92
4.2.2 Motivasi Kerja Guru ......................................................... 93
4.2.3 Kinerja Guru ...................................................................... 94
4.2.4 Pengaruh Supervisi Terhadap Kinerja Guru ...................... 96
xi
-
4.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru ........................ 97
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 99
5.2 Saran............................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 103
xii
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Uji Validitas Instrumen..................................................................... 36
2. Kriteria Presentase .................................................................................... 39
3. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kepala Sekolah................................... 45
4. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala
Sekolah....................................................................................................... 46
5. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas oleh kepala
sekolah ....................................................................................................... 46
6. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas dalam Rangka
Observasi Perbaikan Cara Mengajar Guru ................................................ 47
7. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas terhadap
Perbaikan Pengajaran................................................................................. 48
8. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi
Semangat ................................................................................................... 48
9. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Memberi Evaluasi untuk
Memotivasi Semangat Kerja Guru ............................................................ 49
10. Persepsi Guru Terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan
Kelas terhadap Semangat Kerja ................................................................. 50
11. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam
Membimbing Guru Berkaitan dengan Kurikulum ..................................... 51
12. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah
terhadap Rencana Pembelajaran Guru ...................................................... 51
xiii
-
13. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah
terhadap Kesesuaian Perangkat Pembelajaran dengan Pelaksanaan
Pembelajaran ............................................................................................. 52
14. Persepsi Guru Terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan
Kelas terhadap Pemahaman Kurikulum ................................................... 52
15. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam
Pengembangan Metode dan Evaluasi ....................................................... 53
16. Persepsi Guru Terhadap Frekuesi Bimbingan Kepala Sekolah tentang
teknik teknik Evaluasi dan Pengembangan Metode Pembelajaran ......... 54
17. Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan
Kelas terhadap Pengembangan Teknik Evaluasi dan Metode
Pembelajaran ............................................................................................. 54
18. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Rapat-Rapat
Upaya Pembinaan ..................................................................................... 55
19. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Rapat-Rapat Evaluasi KBM .............. 56
20. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Pelaksanaan Pembinaan
Administrasi ............................................................................................... 56
21. Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi
Kesempatan Guru Mengikuti Kegiatan di luar Pembelajaran ................... 57
22. Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan MGMP................................. 57
23. Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan Pendidikan dan Diklat ........ 58
24. Motivasi Kerja Guru ................................................................................. 59
25. Ketekunan Menghadapi Tugas .................................................................. 59
26. Usaha Mengoreksi Hasil Ulangan Siswa ................................................... 60
xiv
-
27. Menyelesaikan Hasil Ulangan Siswa ........................................................ 60
28. Menyelesaikan Tugas dari Kepala Sekolah .............................................. 60
29. Ulet Menghadapi Kesulitan ....................................................................... 61
30. Menghadapi Kegaduhan dalam Kelas........................................................ 61
31. Tingkat Tanggung Jawab Menyelesaikan Tugas ...................................... 62
32. Minat terhadap Bermacam-Macam Masalah ............................................ 62
33. Tingkat Kemauan Memperbaiki dan Mengembangkan Kemampuan
Siswa ......................................................................................................... 63
34. Tindakan Guru Ketika Siswanya Mengalami Penurunan Prestasi ............ 63
35. Tingkat Kesenangan Guru untuk Bekerja Mandiri ................................... 64
36. Tindakan Guru terhadap Tugas yang diperintah Kepala Sekolah ............. 64
37. Tindakan Guru ketika Mendapat Kesempatan Seminar............................. 65
38. Tindakan Guru dalam Menghadapi masalah tugas ................................... 66
39. Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-Tugas Rutin ..................................... 66
40. Penggunaan Metode Pembelajaran dalam KBM ....................................... 67
41. Penggunaan Media Pembelajaran dalam KBM ........................................ 68
42. Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-tugas Rutin ...................................... 68
43. Mempertahankan Pendapat dalam mengikuti rapat evaluasi KBM........... 69
44. Mempertahankan Pendapat dalam Mengikuti Rapat tentang Kebijakan
Sekolah ...................................................................................................... 69
45. Tidak Melepaskan Hal-hal yang diyakini ................................................. 70
46. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah ............................................. 70
47. Membantu Memecahkan Masalah Rekan Guru dalam Pergaulan ............ 71
48. Membantu Rekan Guru yang Mengalami Kesulitan ................................. 71
xv
-
49. Kinerja Guru ............................................................................................. 72
50. Kinerja Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran ......................... 73
51. Kemampuan Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran ................ 73
52. Penyusunan Rencana Pembelajaran........................................................... 74
53. Kemampuan Guru dalam Perencanaan Media Pembelajaran .................. 74
54. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar ................... 75
55. Kemampuan Guru dalam Berinteraksi ...................................................... 75
56. Kemampuan Guru dalam Menyampaikan Materi ..................................... 76
57. Kemampuan Guru dalam Memotivasi ...................................................... 77
58. Kinerja Guru dalam Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik .................. 78
59. Pelaksanaan Ulangan Harian...................................................................... 78
60. Kemampuan Guru dalam Menganalisa dan Mengolah Hasil Penilaian .... 79
61. Kemampuan Guru dalam Menyusun Laporan Penilaian .......................... 79
62. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Tindak Lanjut ...................................... 80
63. Kemampuan Menyusun Program Tindak Lanjut Hasil Penilaian ............. 80
64. Pelaksanaan Remedial ............................................................................... 81
65. Mengklasifikasikan Kemampuan Siswa ................................................... 81
66. Kinerja Guru dalam Pengembangan Profesi ............................................. 82
67. Kinerja Guru dalam Pemahaman Wawasan Pendidikan ........................... 83
68. Kemampuan Memahami Hubungan Pendidikan dan Pengajaran ............ 83
69. Kemampuan Memahami Fungsi Sekolah ................................................ 84
70. Kinerja Guru dalam Penguasaan Bahan Kajian Akademik ...................... 84
71. Persiapan Materi yang akan disajikan kepada siswa ................................. 85
72. Penguasaan terhadap Bahan Kajian .......................................................... 85
xvi
-
73. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ..................... 86
74. Hasil Uji Linieritas .................................................................................... 88
75. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 88
76. Hasil Uji Simultan (Uji F).......................................................................... 90
xvii
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir...................................................................................... 30
2. P-P Plot Pengujian Normalitas Model Regresi ......................................... 87
3. Uji Heteroskedastisitas............................................................................... 89
xviii
-
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket Penelitian ..................................................................................... 103
2. Daftar Nama Responden Guru ................................................................... 117
3. Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ....................................... 119
4. Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ......................................................... 120
5. Uji Validitas Angket Kinerja Guru ............................................................ 121
6. Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah............................................ 122
7. Reliability Angket Motivasi Kerja ............................................................ 123
8. Reliability Angket Kinerja Guru................................................................ 124
9. Uji Normalitas............................................................................................ 125
10. Uji Linearitas Data Y * X1 ........................................................................ 126
11. Uji Linearitas Data Y * X2 ....................................................................... 127
12. Regression ................................................................................................. 128
13. Histogram................................................................................................... 129
14. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ............................ 130
15. Tabel Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ............................. 132
16. Perhitungan Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ......................... 133
17. Perhitungan Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah ...................... 134
18. Tabel Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ............................................... 135
19. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ........................................... 136
20. Perhitungan Reliability Angket Motivasi Kerja ........................................ 137
21. Tabel Uji Validitas Angket Kinerja Guru ................................................. 138
22. Perhitungan Validitas Angket Kinerja Guru ............................................. 139
xix
-
23. Perhitungan Reliability Angket Kinerja Guru ........................................... 140
24. Data Hasil Penelitian ................................................................................. 141
25. Analisis Regresi Ganda ............................................................................. 142
26. Daftar Kritik r Product Moments ............................................................... 145
27. Daftar Kritik Uji T ..................................................................................... 146
28. Daftar Kritik Uji F ..................................................................................... 147
29. Surat-Surat Penelitian ............................................................................... 148
xx
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, Bangsa dan Negara.
Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang
persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa:
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru
dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan
dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru.
Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar
tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.
1
-
2
Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia
melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan
mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan
dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1999:104) peningkatan
kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya.
Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan
pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru
sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya.
Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya
meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan
maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga
memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian
motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang
layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam
bekerja sebagai pendidik.
Kepuasan kerja bagi guru sebagai pendidik diperlukan untuk
meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara
harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru
berdampak pada prestasi kerja, disiplin, kualitas kerjanya. Pada guru yang puas
terhadap pekerjaannya maka kinerjanya akan meningkat kemungkinan akan
berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
-
3
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan,
2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang
terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas
lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua
warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang
baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap
tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan
penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat
fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu
sendiri.
Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja guru, namun
penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah
dan motivasi kerja guru. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru
terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala
sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.
Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan
bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan
efisien (Bafadal, 2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala
sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional
guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam
memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh
-
4
pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih
diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian
lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional
(Pidarta, 1996:380)
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan
dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong
semangat kerja (Anoraga, 1998:35). Guru menjadi seorang pendidik karena
adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan
berhasil untuk mendidik/mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar karena
dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru telah
menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang
diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi
dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-
kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan kinerjanya.
Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan
berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru, guru yang puas dengan
pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi maka ia akan
bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja guru
meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala
sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah,
hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun.
-
5
Berdasarkan laporan Balitbang depdiknas tahun 2002, dari 1.054.859
guru SD di Indonesia ternyata hanya sekitar 30% yang layak mengajar dikelas
dihadapan para siswa dan yang selebihnya tidak layak. Untuk guru SLTP, SMU,
dan SMK angkanya hampir sama.(www.suaramerdeka.com/harian.htm)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru di
SMK Negeri I Purbalingga ditemukan bahwa masih banyak kendala atau
persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. Secara
umum persoalan tersebut meliputi: kualitas supervisi dari kepala sekolah yang
masih tergolong rendah. Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru
melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan
itu dengan membina dan mengembangkan metode-metode dan prosedur
pengajaran yang lebih baik.
Selain itu banyak guru kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan
mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap
menurunnya produktivitas/kinerja guru.Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah
untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya.
Sarni dalam tesisnya berjudulPengaruh Kreativitas kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Supervisi Pengajaran oleh Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
di 29 SMP Negeri kabupaten Batang menyimpulkan ada pengaruh yang
-
6
signifikan antara kreatifitas kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi
pengajaran terhadap kinerja guru di 29 SMP N dikabupaten Batang. Namun untuk
penelitian tentang supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru berdasarkan kajian pustaka yang saya telusuri belum ada yang melakukan
oleh karena itu topik tersebut perlu diteliti.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun Ajaran
2006/2007.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru SMK Negeri I Purbalingga?
2. Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga ?
-
7
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan secara teoritis
1. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai supervisi kepala sekolah,
motivasi kerja serta kinerja.
2. Untuk mengembangkan wawasan mengenai supervisi kepala sekolah,
motivasi kerja serta kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.
1.4.2 Kegunaan secara praktis
1. Sebagai bahan masukan atau input bagi SMK Negeri I Purbalingga agar
mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja
guru melalui supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru.
2. Memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kinerjanya dengan melalui
supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja yang nantinya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
-
8
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi skripsi maka
secara garis besar sistematikanya dibagi menjadi tiga kelompok:
1. Bagian awal skripsi yang berisi: sampul, lembar berlogo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan
persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar serta
daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi terdiri atas:
Bab I PENDAHULUAN
Diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II LANDASAN TEORI PENELITIAN
Membahas landasan dan konsep-konsep serta teori-teori yang dijadikan
landasan dalam penelitian
Bab III METODE PENELITIAN
Membahas tentang populasi penelitian, variabel, metode pengumpulan
data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data.
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran kepada pihak yang terkait
3. Bagian akhir Skripsi, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran
-
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Supervisi Kepala Sekolah
2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif (Purwanto, 2003:32)
Menurut Jones dalam Mulyasa (2003:155), supervisi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan
terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang
berhubungan tugas-tugas utama pendidikan.
Menurut carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan
pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahertian, 2000:17)
Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial
yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut
maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai
meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan
bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu
semaksimal mungkin dapat tercapai.
9
-
10
Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah
dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya
dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata
serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.1.2 Karakteristik supervisi
Menurut Mulyasa (2004:112) Salah satu supervisi akademik yang populer
adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap
berada di tangan tenaga kependidikan.
2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala
sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala
sekolah.
4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan
interpretasi guru.
5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor
lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru daripada
memberi saran dan pengarahan.
6. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik.
7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor
terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.
-
11
8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan
dan memecahkan suatu masalah.
2.1.3 Faktor yang mempengarui berhasil tidaknya supervisi
Menurut Purwanto (2004:118) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain:
1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota
besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang kaya
atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnya kurang mampu.
Dilingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain.
2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah
sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan
muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya.
3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau
sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya
memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah
itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi,
hasrat kemampuannya, dan sebagainya.
5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor
yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya
situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak
mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan
ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh
-
12
kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang
mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
2.1.4 Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah
sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain:
1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam
menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses belajar-mengajar.
3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan
metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
sedang berlaku.
4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya.
5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk
mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite
sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
-
13
2.1.5 Teknik-teknik supervisi
Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau tehnik
supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik
kelompok.
1. Teknik perseorangan
Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain :
a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visition)
Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-
waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk
melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya
untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi
syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk
melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu
diperbaiki.
b. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk
melihat/mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-
cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan
alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan
metode tertentu, seperti misalnya sosiodrama, problem solving, diskusi
panel, fish bowl, metode penemuan (discovery), dan sebagainya.
c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan
atau mengatasi problema yang dialami siswa
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak
-
14
dapat memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami
perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya.
Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh
siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu
sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau konselor yang
mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya.
d. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain :
1) Menyusun program catur wulan atau program semester
2) Menyusun atau membuat program ssatuan pelajaran
3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas
4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran
5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar
6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang
ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.
2. Teknik kelompok
Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan antara lain :
a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)
Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam
perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik
dengan guru-guru.
b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-
kelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah
terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna
-
15
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan
dan peranan proses belajar-mengajar.
c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-
penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru
bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan
penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-
penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau
wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran,
agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
Menurut Gwynn, dalam Bafadal (2004 :48-50), teknik supervisi
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan teknik
kelompok. Teknik supervisi individual meliputi : 1) kunjungan kelas, 2)
percakapan pribadi, 3) kunjungan antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang
teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3)
laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6)
perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi
profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13)
pertemuan guru.
Dari beberapa pendapat dan uraian tersebut diatas dapat diambil
kesimpulan, bahwa supervisi kepala sekolah adalah proses pembinaan kepala
sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar.
Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas, pertemuan baik
formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil
dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan
-
16
kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini
hanya indikator : kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang
kurikulum, pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan
kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak
kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami teliti
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan
dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong
semangat kerja (Anoraga, 1998:35). Menurut Hasibuan (2005:65), motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya
untuk mencapai kepuasan.
Menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2005:145), motivasi adalah keinginan
yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan.
Meurut Asad (1995:45), motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Motivasi merupakan pemberian atau penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama bekerja
secara efektif dan terintegrasi dan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.
Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi maupun tujuan individual.
-
17
Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul
pada diri seseorang yang menyebabkan ia melakukan sesuatu tindakan tertentu
untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi kerja merupakan kondisi psikologis
yang mendorong pekerja melakukan usaha menghasilkan barang atau jasa
sehingga dapat tercapai suatu tujuan.
2.2.2 Teori Motivasi
Tingkah laku manusia selalu timbul oleh adanya kebutuhan yang
mendorong ke arah suatu tujuan tertentu. Kebutuhan yang mendorong perbuatan
kea rah tujuan tertentu adalah motivasi.
Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki kebutuhan, perasaan,
pikiran dan motivasi. Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada
dasarnya di dorong oleh motivasi. Adanya berbagai kebutuhan akan menimbulkan
motivasi seseorang untuk berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Orang mau
bekerja keras dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil
pekerjaannya.
Abraham H. Maslow dalam Need Hierarchy Theory menyatakan bahwa
kebutuhan dan kepuasan manusia bersifat jamak yaitu kebutuhan psikologis dan
biologis berupa material. Maslow menggolongkan adanya lima kebutuhan
manusia. (Hasibuan, 2003:104).
-
18
Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk
bekerja menurut Maslow adalah:
a. Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang seperti sandang, pangan,
papan. Organisasi membantu individu dengan menyediakan gaji yang
baik, keuntungan serta kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya.
b. Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan
Jika kebutuhan psikologis sudah sedikit terpenuhi maka kebutuhan
ini dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari
kecelakaan dan keselamatan dalam melaksankan pekerjaan. Kebutuhan ini
mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa di
tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam-jam
tertentu.
c. Kebutuhan Afiliasi
Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan sosial misalnya berteman,
mencintai serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia
pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorangpun
manusia ingin hidup menyendiri. Kebutuhan ini terdiri dari :
-
19
1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di tempat ia bekerja.
2) Kebutuhan akan perasaan dihormati. Karena manusia merasa dirinya
penting. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang
tetap merasa dirinya penting.
3) Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak sanggup menyenangi
kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan
kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.
4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa
senang jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukakan
saran atau pendapat pada pimpinan.
d. Kebutuhan akan penghargaan diri/status
Merupakan kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan prestise
dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul
karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan
kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai
prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai
orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri ini berbeda dengan kebutuhan lain
dalam dua hal. Kebutuhan aktualisasi diri hanya dapat dipenuhi atas usaha
individu itu sendiri. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan
-
20
individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan
dengan meningkatnya jenjang karier seorang individu.
Kimbal willes dalam Bafadal (2004:101-102) menegaskan ada delapan hal
yang diinginkan guru melalui kerjanya, yaitu adanya rasa aman dan hidup layak,
kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan
jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut ambil
bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah, dan kesempatan mempertahankan
self respect.
1. Rasa aman dan hidup layak
Hidup layak bukan berarti mewah, tetapi adanya jaminan ketercukupan
akan makan, pakaian, dan perumahan bagi guru maupun keluarganya sehingga
mereka bisa hidup sebagaimana orang lain hidup secara layak. Sedangkan rasa
aman berkenaan dengan kebebasan dari tekanan-tekanan batin, rasa takut akan
masa depannya, serta adanya jaminan kesehatan.
2. Kondisi kerja yang menyenangkan
Suasana kerja meliputi tempat kerja, perlengkapan kerja, dan
kepemimpinankerja. Kondisi kerja yang menyenangkan, misalnya tempat
kerja yang menarik, bersih, rapi, perlengkapan yang cukup, serta adanya
bimbingan. Oleh karena itu, walaupun gedungnya sederhana hendaknya selalu
dibersihkan dan diatur rapi sehingga membuat orang senang bekerja di
dalamnya.
-
21
3. Rasa diikutsertakan
Sebagai manusia, apapun jabatannya, baik sebagai guru, pegawai tata
usaha maupun lainnya, semuanya ingin merasa dirinya termasuk dalam
anggota kelompoknya dimana ia bekerja dan berhasrat untuk bergabung
mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus
memberi kesempatan kepada anggotanya untuk memperbaiki serta menjalin
hubungan sosial dengan rekan-rekan kerjanya.
4. Perlakuan yang wajar dan jujur
Seorang pemimpin bertugas membina persatuan antara anggotanya.
Perlakukan setiap anggota dengan wajar dan adil. Janganlah sekali-kali pilih
kasih, dimana hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan perhatian. Jika
kelompok merasa bahwa hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan
perhatian, lenyaplah semangat kerja kelompok.
5. Rasa mampu
Setiap anggota kelompok menginginkan agar prestasi mereka diakui
oleh pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin mengakui bahwa setiap anggota
kelompoknya mampu menunaikan tugasnya dan mengakui setiap anggota
kelompoknya memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam mencapai
tujuan kelompok. Sehubungan dengan pembinaan moral kerja guru, kepala
sekolah harus selalu menghargai dan mengakui setiap hasil kerja guru.
6. Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan
Setiap orang yang bekerja ingin diakui oleh orang lainnya. Begitu pula
setiap guru menginginkan agar segala jerih payahnya, yang ia lakukan demi
-
22
kesuksesan sekolah, diakui oleh kepala sekolah maupun guru-guru lainnya.
Apabila keinginan untuk diakui tersebut terpenuhi maka guru akan merasa
gembira dalam bekerja.
7. Ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah
Semua guru ingin ikut mbil bagian dalam membuat kebijakan sekolah.
Hasrat ini merupakan hasrat asasi manusia. Jika semua guru diikutsertakan
dalam membuat policy sekolah mereka merasa dipentingkan dalam sekolah.
Pengalaman membuktikan bahwa jika tujuan ditetapkan bersama oleh
kelompok maka semua anggota kelompok ikut bertanggung jawab atas
pelaksanaannya.
8. Kesempatan mengembangkan self respect
Rasa harga diri setiap guru perlu dikembangkan agar dapat melakukan
apa yag harus dilakukan tanpa harus dididik pimpinan. Berilah kesempatan
merencanakan bersama, jangan banyak diperintah, tetapi sebaliknya,
memberikan rangsangan serta menunjukkan harapan yang positif.
Sedang Claude S. George dalam Hasibuan (2005:163) mengemukakan
bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan
suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu 1) upah yang adil dan layak, 2)
kesempatan untuk maju/promosi, 3) pengakuan sebagai individu, 4) keamanan
kerja, 5) tempat kerja yang baik, 6) penerimaan oleh kelompok, 7) perlakuan yang
wajar, 8) pengakuan atas prestasi.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja
Frederich Hersberg dalam Sedarmayanti (2001:67) menyatakan pada
manusia berlaku faktor motivasi dan faktor pemeliharaan dilingkungan
-
23
pekerjaannya. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan ada enam faktor motivasi
yaitu (1) prestasi, (2) pengakuan, (3) kemajuan/kenaikan pangkat, (4) pekerjaan
itu sendiri, (5) kemungkinan untuk tumbuh, (6) tanggung jawab. Sedangkan untuk
pemeliharaan terdapat sepuluh faktor yang perlu diperhatikan, yaitu (1)
kebijaksanaan, (2) supervisi teknis, (3) hubungan antar manusia dengan atasan, (4)
hubungan manusia dengan pembinanya, (5) hubungan antar manusia dengan
bawahannya, (6) gaji dan upah, (7) kestabilan kerja, (8) kehidupan pribadi, (9)
kondisi tempat kerja, (10) status
2.2.4 Ciri-ciri motivasi kerja
Menurut Sardiman (2005:83) dalam buku interaksi dan motivasi belajar
mengajar bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai)
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap bermcam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja sendiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa seseorang yang memilik
motivasi kerja, memiliki ciri-ciri tersebut di atas. Apabila seseorang memiliki ciri-
ciri tersebut, berarti orang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri
motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena
kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau gurunya tekun melaksanakan
pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri.
-
24
guru yang produktif tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Selain itu,
juga harus berani mempertahankan pendapatnya kalau memang yakin dan
rasional. Bahkan peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum dan
berfikir bagaimana cara pemecahannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari motivasi kerja guru adalah dorongan
bagi seorang guru untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan belajar mengajar
tercapai agar tercapai tujuan sesuai rencana.
Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru adalah :
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah
2.3 Kinerja Guru
2.3.1 Pengertian Kinerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990:503) kinerja
berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Dalam
sebuah artikel yang diterbitkan oleh lembaga administrasi negara (1992:12)
merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah Performance yang
artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau
hasil kerja.
Menurut Simamora (1997:327) kinerja adalah tingkat pencapaian standar
pekerjaan. Sementara Nawawi (1997:235) menegaskan bahwa kinerja yang
diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik /
material maupun non material.
-
25
Menurut Anwar (1986:86) memberikan pengertian kinerja sama dengan
performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas
yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola
perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang
berkenaan dengan profesi guru, Anwar (1986: 22) memberikan pengertian kinerja
sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada
waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia
melaksanakan interaksi belajar-mengajar dikelas termasuk persiapannya baik
dalam benmtuk program semester maupun persiapan mengajar.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru
diatas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru
dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas.
2.3.2 Unsur Kinerja
Berdasarkan pengertian diatas kinerja mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,
dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode
dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan maupun tahun.
2. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada
akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus
memberikan hasil setengah dari keseluruhan.
3. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan bersedia
mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif dan
efisien, ditambahkan pula dalam bekerjanya pegawai tersebut harus bekerja
dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja berlebihan.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
-
26
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang berasal
dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan Mccormick (1975: 79)
menyatakan ada 2 (dua) macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
seseorang yaitu:
1. Faktor Individual
Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik,
keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan,pengalaman
kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.
2. Faktor Situasional
Faktor sosial dan organisasi, meliputi : kebijaksanaan organisasi, jenis latihan
dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
3. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-
alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran,
kebisingan dan fentilasi).
2.3.4 Penilaian Kinerja
Tugas manajer (Kepala Sekolah) terhadap guru salah satunya adalah
melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini mutlak dilaksanakan untuk
mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai
setiap guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan
berguna bagi sekolah dalam menetapkan kegiatannya.
Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat yang
berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga
untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Sejalan dengan
-
27
pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk
mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan
selanjutnya.
Sehubungan dengan hal diatas maka penilaian kinerja guru berdasarkan
Standar Kompetensi Guru. Dalam bukunya Suparlan yang berjudul Guru sebagai
Profesi, standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang
ditetapkan atau dipersyaratkan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar
Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar
berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas,
kualifikasi dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar
kompetensi guru dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni: 1.)
pengelolaan pembelajaran, 2.) pengembangan profesi, dan 3.) penguasaan
akademik.
Ketiga komponen SKG tersebut, masing-masing terdiri atas beberapa
kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua
memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi.
Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh)
kompetensi dasar, yaitu:
1. Penyusunan rencana pembelajaran
2. Pelaksanaan interaksi belajar- mengajar
3. Penilaian prestasi belajar peserta didik
4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
-
28
5. Pengembangan profesi
6. Pemahaman wawasan kependidikan
7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan. (Standar Kompetensi Guru Direktorat Tenaga Kependidikan 2003)
Berdasarkan pendapat dan teori diatas bahwa supervisi merupakan proses
pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru dan
motivasi kerja guru adalah dorongan untuk merubah kinerja guru kearah yang
lebih baik
2.4 Kerangka Berpikir
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi
sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu ditingkatkan. Oleh karena itu
diperlukan peran dari kepala sekolah untuk mendorong bawahannya/guru-gurunya
supaya berkinerja lebih tinggi lagi.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika kepala
sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan secara efektif dan profsional
maka logikanya pemberian supervisi oleh kepala sekolah akan meningkatkan
kinerja guru.
Disamping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya
gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena
-
29
terpenuhi kebutuhannya. Guru yang bersemangat dalam mengajar terlihat dalam
ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam
memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada
kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik.
Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat
pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru.
-
30
Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun Ajaran 2006/2007
X1 : Supervisi Kepala Sekolah Indikatornya: a. Kunjungan kelas b. Semangat kerja guru c. Pemahaman tentang kurikulum
r Y : Kinerja Guru Indikatornya: a. Penyusunan rencana
pembelajaran b. Pelaksanaan
interaksi belajar mengajar
c. Penilaian prestasi belajar peserta didik
d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik
baru d. Pengembangan metode dan
evaluasi e. Rapat-rapat pembinaan f. Kegiatan rutin diluar mengaja
X2 : Motivasi Kerja Guru Indikatornya: a. Tekun menghadapi tugas e. Pengembangan diri f. Pemahaman
wawasan g. Penguasaan bahan
kajian akademik
b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas yang
rutin f. Dapat mempertahankan
pendapatnya g. Tidak pernah mudah
melepaskan hal yang diyakini h. Senang mencari dan
memecahkan masalah
-
31
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto,
1996: 67). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan
mendukung pernyataan maka hipotesis diterima. Hipotesis merupakan anggapan
dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih harus diuji kebenarannya.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha): Ada Pengaruh Positif
Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK
Negeri I Purbalingga.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (1998:115), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 1
Purbalingga yang berjumlah 60 orang. Karena jumlah kurang dari 100, maka
semua populasi menjadi subyek penelitian. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Arikunto (1998:112), apabila subyek kurang dari seratus lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto,1998:99).
1. Variabel Bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap sesuatu gejala.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
a. Supervisi Kepala Sekolah (X1), dengan indikator: 1.) supervisi kunjungan
kelas, 2.) semangat kerja guru, 3.) pemahaman tentang kurikulum, 4.)
pengembangan metode dan evaluasi, 5.) rapat-rapat pembinaan, 6.)
kegiatan diluar mengajar.
b. Motivasi Kerja (X2), dengan indikator: 1.) tekun menghadapi tugas, 2.)
ulet menghadapi kesulitan, 3.) menunjukkan minat, 4.) lebih senang
bekerja mandiri, 5.) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, 6.) dapat
32
-
33
mempertahankan pendapatnya, 7.) tidak pernah melepaskan hal yang
diyakini, 8.) senang mencari dan memecahkan masalah.
2. Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi suatu gejala. Adapun yang
menjadi variabel terikat (Y) adalah Kinerja guru yakni standar kompetensi
guru yang meliputi 7 (tujuh) kompetensi dasar: 1) penyusunan rencana
pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi belajar-mengajar, 3) penilaian prestasi
belajar peserta didik, 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi
belajar peserta didik, 5) pengembangan profesi, 6) pemahaman wawasan
kependidikan, 7) penguasaan bahan kajian akademik.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan
metode interview, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya (Arikunto 1998:225).
Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan metode antara lain:
1. Metode angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,1998:140).
Dalam menyususn kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2001:86). Jadi dengan
skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana supervisi kepala sekolah,
motivasi kerja serta kinerja guru di SMK Negeri I Purbalinggga.
-
34
Angket pertanyaan ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan
bobot skor sebagai berikut:
a. Jawaban a diberi skor 4
b. Jawaban b diberi skor 3
c. Jawaban c diberi skor 2
d. Jawaban d diberi skor 1
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Data dapat diperoleh dari sumber
tertulis yang berhubungan dengan penelitian yaitu informasi tentang jumlah guru
dan karyawan serta data-data mengenai kepegawaian yang ada pada SMK Negeri
I Purbalingga.
3.4 Validitas dan Reliabilitas
3.4.1 Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi (Arikunto,1998:160).
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal.
Validitas internal dalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara
bagian-bagian instrumen secara keseluruhan (Arikunto,1998: 138).
-
35
Dalam pengujian validitas internal dapat digunakan dua cara yaitu
analisis faktor dan analisis butir. Adapun cara pengukuran analisis butir adalah
dengan skor butir dikorelasikan dengan skor total dengan menggunakan rumus
Product Moment, yaitu:
rxy=( )( )
( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN YXXYN Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
n : Jumlah subyek atau responden
x : Skor butir
y : Skor total
(Arikunto,1998: 162)
Kesesuaian harga rxy yang diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan rumus di atas dikonsultasikan dengan tabel r kritik product moment
dengan kaidah keputusan apabila r hitung > r tabel, maka instrumen dikatakan
valid. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka instrument dikatakan tidak valid
dan tidak layak untuk pengambilan data. Hasil analisis validitas dapat dilihat pada
lampiran 3 halaman 119-121 dan terangkum pada tabel 3.1
-
36
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen
Supervisi kepala sekolah Motivasi kerja Kinerja guru No Pearson
Correlation Kriteria Pearson
Correlation Kriteria Pearson
Correlation Kriteria
1 0.678 Valid 0.564 Valid 0.567 Valid 2 0.594 Valid 0.558 Valid 0.715 Valid 3 0.596 Valid 0.646 Valid 0.605 Valid 4 0.647 Valid 0.856 Valid 0.027 Tidak valid 5 0.596 Valid 0.701 Valid 0.696 Valid 6 0.681 Valid 0.773 Valid 0.764 Valid 7 0.672 Valid 0.728 Valid 0.762 Valid 8 0.532 Valid 0.547 Valid 0.586 Valid 9 0.761 Valid 0.002 Tidak valid 0.699 Valid
10 0.530 Valid 0.754 Valid 0.529 Valid 11 -0.080 Tidak valid 0.648 Valid 0.664 Valid 12 0.611 Valid 0.832 Valid 0.611 Valid 13 0.856 Valid 0.771 Valid 0.554 Valid 14 0.377 Tidak valid 0.662 Valid 0.664 Valid 15 0.849 Valid 0.581 Valid -0.050 Tidak valid 16 0.779 Valid -0.130 Tidak valid 0.205 Tidak valid 17 0.564 Valid 0.122 Tidak valid 18 0.552 Valid 0.612 Valid 19 0.625 Valid 20 0.594 Valid 21 0.705 Valid
Sumber: data penelitian diolah tahun 2007
Terlihat dari tabel 3.1, pada variabel supervisi kepala sekolah terdapat 2
item yang tidak valid yaitu no 11 dan no 14 dengan rhitung -0,080 dan 0,377, untuk
variabel motivasi kerja terdapat 2 item yang tidak valid yaitu nomor 9 dan 16
dengan rhitung 0.002 dan -0.130, sedangkan untuk variabel kinerja guru terdapat 4
item yang tidak valid yaitu nomor 4, nomor 15, nomor 16 dan nomor 17 dengan
rhitung masing-masing 0.027, -0.050, 0.205 dan 0.122. Karena dari masing-masing
indikator sudah terwakili maka Item-item yang kurang dari rtabel pada taraf
kesalahan 5% dengan n = 15 yaitu 0,514 atau tidak valid tersebut dihilangkan.
-
37
3.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1998 : 170).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, digunakan uji reliabilitas internal
yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari suatu hasil pengetesan dengan
rumus sebagai berikut:
r11=
2
2
11 t
b
kk
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya pertanyaan
2b : Jumlah varian butir
2t : Varian total
(Arikunto.1998:193)
Hasil perhitungan reliabilitas dikonsultasikan dengan r tabel rata-rata
signifikansi 5% atau internal kepercayaan 95%. Bila harga perhitungan lebih besar
dari r tabel, maka instrument dikatakan reliabel. Untuk mencari varian butir
digunakan rumus :
( )N
NX
X =2
2
2
Keterangan :
: Varian tiap butir
-
38
X : Jumlah skor butir
N : Jumlah responden
Hasil analisis reliabilitas diperoleh r11 untuk variabel supervisi kepala
sekolah mencapai 0,874, untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,886 dan untuk
variabel kinerja guru sebesar 0,854. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi
rtabel = 0,514 yang berarti bahwa ketiga instrumen dalam kategori reliabel.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian.
Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka
penarikan kesimpulan. Adapun metode analisi data yang dipergunakan meliputi
analisis deskriptif dan analisis regresi.
3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase
Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian
yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK
Negeri 1 Purbalingga. Adapun rumusnya adalah:
% = %xNn 100
Keterangan :
n : Jumlah skor jawaban responden
N : Jumlah seluruh skor ideal
% : Tingkat keberhasilan yang dicapai
(Mohamad Ali, 1992: 184)
-
39
Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menetapkan skor tertinggi dan skor terendah
b. Menetapkan range yang dicari yaitu selisih antara skor tertinggi dan skor
terendah
c. Menetapkan interval yaitu range dibagi jumlah option
d. Untuk mengetahui kriteria perhitungan dibuat tabel
Dalam menentukan interval persentase untuk menentukan kategori data
dilakukan dengan cara:
Persentase tertinggi : 55 x 100% = 100%
Persentase terendah :51 x 100% = 20%
Jarak : 100% - 20% = 80%
Interval kriteria : 80% : 5 = 16%
Tabel 3.2 kriteria persentase
Interval kriteria Kriteria 85< % skor
-
40
berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan
berdasarkan teori tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu normalitas distribusinya,
apakah pada taraf signifikansi tertentu atau tidak. Pengujian normalitas data
dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian masing-
masing variabel penelitian. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnof (Santoso 1999:311). Data dianalisis dengan
bantuan komputer program SPSS versi 12 Windows 2000. Dasar pengambilan
keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal. Di samping menggunakan uji Kolmogorov Smirnov analisis
kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized Residual.
Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh titik-titik yang
mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi
normal.
3.5.2.2 Uji Linieritas
Uji linieritas merupakan langkah untuk mengetahui status linier tidaknya
suatu distribusi sebuah data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas
akan menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Jika hasil uji
linieritas merupakan data yang linier maka digunakan analisis regresi linier.
Sebaliknya jika hasil uji linieritas merupakan data yang tidak linier maka analisis
regresi yang digunakan nonlinier. Dasar pengambilan keputusan dari uji ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan
bahwa hubungannya bersifat linier.
-
41
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized Scatterplot. Dasar
pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola
tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat
homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.
3.5.2.4 Uji Multikolinieritas
Uji persamaan selanjutnya adalah uji kolinieritas untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi di antara sesama variabel bebas. Model regresi dalam penelitian
ini dapat memenuhi syarat apabila tidak terjadi multikolinieritas atau adanya
korelasi di antara variabel bebas (Santosa 1999:293). Pengujian multikolinieritas
ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor (VIF). Antara variabel bebas
dikatakan multikolinieiritas apabila toleransinya < 0,1 dan VIF > 10.
3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara supervisi kepala sekolah,
motivasi kerja terhadap kinerja.
Persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:
Y=a+b1X1+b2X2
Keterangan :
Y = Variabel terikat kinerja
a = Bilangan konstanta
b1 = koefisien regresi supervisi kepala sekolah (X1)
b2 = koefisien regresi motivasi kerja (X2)
(Algifari,1997:51)
-
42
Untuk menentukan persamaan linier menggunakan program komputerisasi
yaitu SPSS.
Uji Simultan (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel terikat. Untuk membuktikan
kebenaran hipotesis digunakan uji distribusi F dengan cara membandingkan antara
nilai F hitung dengan F tabel. Apabila perhitungan F hitung >F tabel atau p value
< 0,05 maka Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari
regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak.
Sebaliknya jika F hitung < F tabel maka Ho diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel bebas tidak mampu menjelaskan variabel terikat.
-
43
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Purbalingga
SMK Negeri 1 Purbalingga beralamat di Jl. Mayjend Sungkono 34
Purbalingga Telp/Fax. (0281) 891550 / (0281) 895265 Email :
[email protected]. Website : http://www.smkn1pbg.cjb.net SMK
Negeri Purbalingga di pimpin oleh 1 Kepala Sekolah yaitu Drs.Sukamto.
Program/bidang keahlian di SMK Negeri 1 Purbalingga adalah Akuntansi,
sekretaris, penjualan, rekayasa perangkat lunak, teknik computer dan jaringan.
Jumlah guru SMK Negeri 1 Purbalingga ada 60 guru. sedangkan jumlah siswa
terdapat 920 dengan rincian : kelas I berjumlah 320 siswa, kelas II berjumlah 316
siswa, dan kelas III ada 284 siswa.
Visi SMK N I Purbalingga : SMK Negeri I Purbalingga sebagai pusat
pendidikan dan latihan profesi berstandar nasional.
Misi SMK Negeri I Purbal