PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
TESIS
Oleh
ELI SAFRIDA 067017031/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ELI SAFRIDA 067017031/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
Nama Mahasiswa : Eli Safrida Nomor Pokok : 067017031 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak)(Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc) Tanggal Lulus : 17 September 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Telah Diuji pada
Tanggal: 17 September 2008
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
2. Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “Pengaruh Struktur Modal
Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, 17 September 2008
Yang membuat pernyataan,
Eli Safrida
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, berjumlah 151 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 45 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linear berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%.
Hasil penelitian ini membuktikan secara parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan membuktikan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: Struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan nilai perusahaan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the impact of capital structure and growth of company to firm value at manufacturing business in Jakarta Stock Exchange.
The population in research is all manufacturing business which listed in Jakarta Stock Exchange, at a period time of 2004 to 2006, amounting to 151 company. Sample choice by using purposive sampling method amount to 45 company. Technique test of data is by using simple linear regression to test by parsial and multiple linear regression to test by simultan, by level significant alpha 5%.
Result of test by parsial that capital structure have an effect on negatively and significant to firm value, growth of company have an effect on negatively but not significant to firm value. Result of research by simultan that capital structure and growth of company negatively and significant to firm value. Keyword: Capital structure, growth of company and firm value
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tiada habis-habisnya, penulis panjatkan kepada
penguasa jagat alam yaitu Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh
Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” sebagai salah satu persyaratan
pemenuhan untuk memperoleh gelar Magister Sains (MSi) pada Program Studi
Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K)., selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., MSc, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, selaku Ketua Program Magister
Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai
pembanding utama penulis dalam menyusun tesis ini.
4. Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak, selaku dosen pembimbing utama yang telah
banyak membantu dalam mengarahkan, membimbing dan memberikan saran
kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-
saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
6. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran kepada penulis didalam menyusun tesis ini.
8. Khoiruddin, MA dan Fauziah S.Ag, selaku kepala MTs. Tanah Terban Aceh
Tamiang, yang telah banyak memberikan dispensasi waktu kepada penulis.
9. Seluruh Staf Pengajar MTs. Tanah Terban Aceh Tamiang.
10. Ayahanda tercinta (Safari) dan Ibunda tercinta (Hj.Fatimah) yang telah
memberikan dukungan material dan moril dengan penuh kasih sayang kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
11. Sunaryo, S.Ag dan Fatimah, S.Ag, telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
12. Adik-adikku tercinta (Yuslina, A.Md., Halimatun Sakdiah, M.Yusuf).
13. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
14. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI yang telah memberikan
dukungan, perhatian, dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan-masukan
dan saran yang sifatnya membangun. Namun demikian besar harapan penulis, tesis
yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 17 September 2008
Eli Safrida
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Eli Safrida
2. Tempat / Tanggal Lahir : Simpang IV Upah, 23 Februari 1981
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Staf Pengajar
5. Orang Tua
a. Ayah : Safari
b. Ibu : Fatimah
6. Alamat : Jl. Medan-B.Aceh Dusun Lingkungan Ampera
No.127 Simpang IV Kecamatan Karang Baru
Aceh Tamiang (24476)
7. No HP : 085275536399
8. Pendidikan
a. Sekolah Dasar : MIS Simpang IV Upah, lulus tahun 1993
b. Sekolah Menengah Pertama : MTs. Ulumul Qur’an Langsa, lulus tahun 1996
c. Sekolah Menengah Umum : MA. Ulumul Qur’an Langsa, lulus tahun 1999
d. Universitas : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta, lulus tahun 2004
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………..…………... vii
ABSTRACT……………………………………………………………..…………. viii
KATA PENGANTAR............................................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP................................................................................................... xii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….……............ 1
1.1 Latar Belakang Penelitian…..…………………….…………....... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian..……………….………………….. 7
1.3 Tujuan Penelitian…………………………….………………….. 7
1.4 Manfaat Penelitian…………………………….………………… 8
1.5 Originalitas Penelitian………………………..………………….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS…... 10
2.1 Tinjauan Teori ……..……………………………………………... 10
2.1.1 Teori Struktur Modal………….........................................…… 10
2.1.2 Trade-Off Theory....................................................................... 11
2.1.3 Struktur Modal dan Nilai Perusahaan………………………… 13
2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai Perusahaan……………… 14
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2.1.5 Market To Book Ratio……………………………….………... 16
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu….…………………………............ 17
2.3 Kerangka Konseptual…………………...………………………… 24
2.4 Hipotesis Penelitian………………………………………………. 25
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………...….......... 26
3.1 Desain Penelitian……………………………………….………… 26
3.2 Populasi dan Sampel……………………….…………….……….. 26
3.3 Variabel Penelitian………………..…………………….………… 27
3.3.1 Klasifikasi Variabel……………………………….…………. 27
3.3.2 Definisi Operasional……………………………….………… 28
3.3.2.1 Nilai Perusahaan (Y).………………….…….………..... 28
3.3.2.2 Struktur Modal (X1)……………..…………..………… 28
3.3.2.3 Pertumbuhan Perusahaan (X2)…….……….…………. 28
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….………….. 29
3.5 Prosedur Pengambilan Data………………………….…………… 29
3.6 Model dan Teknik Analisis Data…………………………………. 30
3.6.1 Statistik Deskriptif……………………………….…………… 30
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik……………………….……….…… 30
3.6.2.1 Uji Normalitas…………………………..……………. 30
3.6.2.2 Uji Autokorelasi………………………..…………….. 32
3.6.2.3 Uji Multikolinearitas…………………..……………... 34
3.6.2.4 Uji Heterokedastisitas…………………….………….. 35
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.3 Pengujian Hipotesis………………………………………….. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….……………… 39
4.1 Hasil Penelitian…………………………………..……………….. 39
4.1.1 Statistik Deskriptif……………………………..…………….. 39
4.1.2 Teknik Pengujian Data………………………..……………… 44
4.1.2.1 Uji Normalitas……………………………..…………… 44
4.1.2.2 Uji Autokorelasi……………………….………………. 52
4.1.2.3 Uji Multikolinearitas………………………..………….. 53
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas……………………..…………… 53
4.1.3 Pengujian Hipotesis.................................................................. 54
4.2 Pembahasan………………………………………..……………… 61
4.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai perusahaan............. 61
4.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan............................................................................... 68
4.2.3 Pengaruh Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan………………………………….. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 73
5.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 73
5.2 Keterbatasan………………………………………………………. 75
5.3 Saran……………………………………………………….……….75
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..77
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1 Proses Pengambilan Sampel.......................................................................... 27
2 Definisi Operasional Variabel........................................................................ 29
3 Bentuk Transformasi Data............................................................................. 32
4 Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Transformasi.................................. 40
5 Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Transformasi.................................... 42
6 Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis.......................................................... 44
7 Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov (Sebelum Dilakukan Transformasi).... 45
8 Uji Statistik Kolmogorov - Smirnov (Sesudah Dilakukan Transformasi)..... 48
9 Uji Autokorelasi......………………………..............……………………..... 52
10 Uji Multikolinearitas………………….………………….…………….…... 53
11 Nilai R Square Hipotesis 1……….……………….……………..…………..55
12 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1……………………………………….55
13 Model Hipotesis 1………………………………………………………….. 56
14 Nilai R Suare Hipotesis 2……………………………………….………….. 57
15 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2…………………………...…………. 57
16 Model Hipotesis 2……………………………………………..…………….58
17 Nilai R Square Hipotesis 3……….………………………………………… 59
18 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3…………………………...…………. 59
19 Model Hipotesis 3………………………………………………..………… 60
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
20 Pengamatan Hutang, Ekuitas, Aktiva............................................................ 66
21 Pengamatan Piutang Dagang, Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan, Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan, Laba Operasi……… 67
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1 Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta….…........ 24
2 Histogram Struktur Modal………….............…………………………....… 46
3 Histogram Pertumbuhan Perusahaan............................................................. 46
4 Histogram Nilai Perusahaan...........................................................................47
5 Histogram Struktur Modal (X1)..................................................................... 49
6 Histogram Pertumbuhan Perusahaan (X2)..................................................... 49
7 Histogram Nilai Perusahaan (Y).................................................................... 50
8 Normalitas P-P Plot....................................................................................... 51
9 Kurva Uji Autokorelasi.................................................................................. 52
10 Uji Heterokedastisitas.................................................................................... 54
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Nama Perusahaan Yang Dijadikan Sampel Penelitian………….................. 81
2 Data Total Hutang, Total Ekuitas Dan Total Aktiva Perusahaan………….. 82
3 Data Closing Price, Jumlah Lembar Saham Dan Equity Pershare Perusahaan Manufaktur…………………………………………………......83
4 Perhitungan Variabel Sampel Perusahaan Manufaktur Periode Penelitian Tahun 2004-2006 Di Bursa Efek Jakarta...................................... 84
5 Ringkasan Daftar Piutang Dagang, Jumlah Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan Perusahaan Manufaktur................................................................. 85
6 Ringkasan Daftar Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan dan Laba Operasi Perusahaan Manufaktur………...................................…...86
7 Pengolahan Data Menggunakan Aplikasi SPSS……………......…................87
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi nilai
perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan
depresiasi. Sumber dana eksternal perusahaan berasal dari kreditur pemenuhan
kebutuhan dana yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan.
Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Saat ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, ada
pendapat bahwa untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, maka sektor riel harus
digerakkan, meskipun masih banyak hambatan yang dialami oleh perusahaan, salah
satunya yang paling penting adalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran
yang diakibatkan oleh banyaknya lembaga-lembaga keuangan yang mengalami
kesulitan keuangan sebagai akibat dari adanya kemacetan kredit pada dunia usaha
tanpa memperhitungkan batas maximum pemberian kredit dimasa lalu oleh
perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui. Upaya mengantisipasi
kondisi tersebut, maka manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam
menetapkan struktur modal perusahaan, dengan adanya perencanaan yang matang
dalam menentukan struktur modal yang diharapkan perusahaan dapat meningkatkan
nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Semakin tinggi nilai
perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan.
Penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai
perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari
pertumbuhan perusahaan yang juga terkait dengan ukuran perusahaan. Artinya
perusahaan yang besar dan memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik
relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini
mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari
hutang melalui pasar modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan
perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga
hutang jika menggunakan hutang untuk menjalankan operasional perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, mengkaitkan struktur modal dengan pertumbuhan perusahaan dan
nilai perusahaan menjadi relevan.
Weston dan Brigham (1985:174) mengartikan bahwa struktur keuangan
(financial leverage) merupakan cara aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai/ dibiayai; hal
ini seluruhnya merupakan bagian kanan neraca, sedangkan struktur modal (capital
structure) merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan, yang
terutama berupa hutang jangka panjang, saham preferen/ prioritas dan modal saham
biasa, tetapi tidak semua masuk kredit jangka pendek. Jadi struktur modal dalam
suatu perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun
menggunakan dana harus didasarkan pada efesiensi dan efektifitas. Efesiensi
penggunaan dana berarti bahwa berapa pun dana yang ditanamkan dalam aktiva harus
dapat digunakan seefesiensi mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan
investasi yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan
pengendalian penggunaan aktiva dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap, agar dana
yang tertanam dalam masing-masing unsur aktiva tersebut disatu pihak tidak terlalu
kecil jumlahnya, sehingga tidak dapat mengganggu likuiditas dan kelanjutan usaha,
dan di lain pihak tidak terlalu besar jumlahnya sehingga menimbulkan pengangguran
dana. Oleh karena itu, pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan yang
tepat, sehingga dana yang menganggur menjadi kecil. Efesiensi penggunaan dana
secara langsung dan tidak langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat
keuntungan yang dihasilkan dari investasi.
Manajer keuangan harus bijaksana dalam menjalankan fungsi penggunaan dana
yang selalu dituntut untuk mencari alternatif investasi kemudian dianalisis dan hasil
analisis tersebut harus dapat diambil keputusan alternatif investasi mana yang akan
dipilih. Dengan kata lain, manajer harus mengambil keputusan investasi.
Menurut trade off theory manajer dapat memilih rasio utang untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1978) berpendapat bahwa nilai perusahaan
akan tercermin dari harga pasar saham. Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk
memaksimalkan nilai perusahaan tidak hanya dengan nilai ekuitas saja yang harus
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
diperhatikan, tetapi juga semua sumber keuangan seperti hutang, warran, maupun
saham preferen.
Fama dan French (1998) berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan yang
merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan,
dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan
keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.
Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan
ditambah nilai pasar hutang (Helfert, 1997: 335). Dengan demikian, penambahan dari
jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai
perusahaan. Diperkirakan berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan
deviden, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan. Dimana, beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh
terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba
masa yang akan datang yang diekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga
yang tepat (Winardi, 2001: 23).
Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi
pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/ atau ekspektasi nilai total perusahaan
(harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekspektasi harga pasar
aktiva (Sugihen, 2003: 28).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Pertumbuhan (Growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri
dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang
sama (Machfoedz, 1996: 108).
Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif
dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang
meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar.
Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang
diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang
diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian penting karena dapat merupakan sumber
berita negatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan,
mengembangkan dan membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan
konsumen. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki
untuk secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak
memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola
pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan
pada pengendalian biaya (Susanto, 1997: 185-187).
Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan telah
banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa peneliti tersebut adalah Sugihen (2003)
menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa peningkatan hutang
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang tidak dapat
dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal
ini kembali normal, maka perusahaan akan kembali membaik, dan nilai pasar ekuitas
ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Wahyudi dan Hartini (2004) yang membuktikan bahwa Keputusan pendanaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan
deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasnawati (2005) membuktikan bahwa Kebijakan deviden secara langsung
mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi
mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan keputusan pendanaan.
Solihah dan Taswan (2002) menemukan bukti bahwa kebijakan hutang
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa
dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Sriwardany (2006) menemukan bukti bahwa struktur modal mempunyai
pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa jika
kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan hutang maka
akan terjadi penurunan harga saham, sedangkan pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh yang langsung terhadap harga saham.
Modigliani-Miller (1976) melalui model adanya pajak penghasilan terdapat
adanya pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan jika terdapat pajak perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dan pajak perseorangan. Dalam pendekatan Modigliani-Miller kondisi adanya pajak
penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena
penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi harus diketahui bahwa nilai sekarang
financial distress dan nilai sekarang agency costs dapat mengakibatkan turunnya nilai
perusahaan yang memiliki leverage. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan
perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penurunan hutang yang
semakin besar (Sartono, 2001: 242).
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Dari latar belakang diatas, peneliti mencoba meneliti dengan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
3. Untuk menguji pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara
bersama-sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Jakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang
diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai pengaruh struktur modal
dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi penelitian ini diharapkan akan
melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk
kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang.
3. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi
terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan investasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan reflikasi dari peneliti Euis Soliha dan Taswan (2002)
dengan judul pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan serta beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Periode penelitian tahun 1993-1997 pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan 95 sampel. Variabel dependen dalam
penelitiannya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar
saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham, sedangkan variabel independen
dalam penelitiannya adalah kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas, dan
ukuran perusahaan.
Penelitian ini peneliti menggunakan variabel dependen nilai perusahaan yang
diukur dengan market to book ratio sedangkan variabel independen struktur modal
sebagai kebijakan penggunaan hutang yang diukur dengan debt to equity ratio dan
menggantikan variabel independen yang lain yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu
dengan pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan perubahan total aktiva saat ini
dari total aktiva tahun sebelumnya terhadap total aktiva tahun sebelumnya. Dengan
argumentasi bahwa umumnya untuk perusahaan yang berskala besar diprediksi
memiliki pertumbuhan perusahaan yang baik, sehingga peneliti tertarik untuk
menguji kembali dengan judul pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Periode penelitian tahun 2004-
2006 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teori
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen didalam mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal
tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua
golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dengan
demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur financial.
Struktur financial mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun
relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang)
dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 1999:22).
Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur
keuangan jangka panjang perusahaan. Tidak seperti debt ratio atau leverage ratio
yang hanya menggambarkan target komposisi hutang dan ekuitas dalam jangka
panjang pada suatu perusahaan (Arifin, 2005:77)
2.1.1 Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan deviden
dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan menggantikan sebagian modal
sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain,
seandainya perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa
tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi
kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan
diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang akan memaximumkan
nilai perusahaan adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004: 263).
Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan
perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan
untuk memaximumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan
manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-
sumber dana yang akan dipilih .
Sumber pendanaan didalam perusahaan dibagi kedalam dua kategori, yaitu
sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan
internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan
sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan
hutang.
2.1.2 Trade-Off Theory
Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukkan bukti bahwa nilai
suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan
berdasarkan serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang), tidak
ada pajak, tidak ada biaya kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai
informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Dengan hasil
tersebut menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tidak relevan, MM
juga memberikan petunjuk agar struktur modal menjadi relevan sehingga akan
mempengaruhi nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001: 31).
Pada tahun 1963 MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan asumsi
tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan
pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang
saham tidak dapat dikurangkan. Hasil penelitiannya mendorong perusahaan untuk
menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller ketika
memasukkan efek dari pajak perseorangan, Miller berpendapat bahwa investor
bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah
dibandingkan dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan
Houston, 2001: 32).
Hasil-hasil MM yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi tidak adanya
biaya kebangkrutan. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan
akuntansi yang sangat tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan,
pemasok dan karyawan. Bahkan, kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan
untuk melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga dibawah harga seandainya
perusahaan beroperasi. Biaya yang terkait dengan kebangkrutan, yaitu: (1)
proftabilitas terjadinya, (2) biaya-biaya yang akan timbul bila kesulitan keuangan
akan muncul. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila semua hal lain sama,
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
menghadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus menggunakan lebih
sedikit hutang daripada perusahaan yang stabil (Brigham dan Houston, 2001: 33).
Teori trade-off dari leverage adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur
modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan
dengan hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku
bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston, 2001: 34).
Biaya dari hutang dihasilkan dari (1) peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang
disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan
risiko keuangan. (2) biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan. (3) biaya
yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang
prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006: 16).
Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan
perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang
yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa nilai sekarang dari financial distress
dan nilai sekarang agency cost dapat mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan
yang memiliki leverage (Sartono, 2001: 246)
2.1.3 Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
Teori trade-off menjelaskan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal
belum optimum) peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan
nilai perusahaan sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah hutang. Solihah dan Taswan
(2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan
memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hasnawati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Driffield,
et.al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan
(Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia. Dan tidak signifikan di Thailand.
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah
titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dan sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka
setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu,
dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan
trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai
perusahaan.
2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan dan Nilai Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya
dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya
agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan
manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara
teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana
untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka
semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang
sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik
digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya
penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada
prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001:248).
Kallapur dan Trombley (1999) Realisasi pertumbuhan perusahaan diproksikan
dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas.
Aktiva perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan
investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai
potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan datang.
Sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau
mengurangi kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut sebagai aktiva.
Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan memperoleh hak
penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan
manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat
ketepatan yang memadai.
Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan
operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha
(Helfert, 1997: 333). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi
perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu
perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan
investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi
yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.
Sriwardany (2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga saham, yang artinya bahwa
informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh investor,
sehingga akan meningkatkan harga saham. Dari trade-off theory tersirat makna
bahwa pertumbuhan perusahaan secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan.
Stulz (1990) menemukan bukti bahwa perusahaan yang menghadapi kesempatan
pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang
tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh
karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada
keberadaan kesempatan pertumbuhan.
2.1.5 Market To Book Ratio
Market To Book Ratio adalah rasio dari nilai pasar perlembar saham biasa atas
nilai buku perlembar ekuitas. Nilai buku perlembar ekuitas mencerminkan nilai
ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim
pemilik yang tersisa atas suatu aktiva (Helfert, 1997:326). Sedangkan nilai pasar
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, dimana
nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari
mereka yang terlibat dipasar, suasana psikologis yang ada dipasar, sengitnya perang
pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan
sebagainya (Helfert,1997:290).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Bukti penelitian empiris yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang
pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Wahyudi dan Hartini (2004) melakukan penelitian tentang Implikasi struktur
kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variabel
intervening. Sampel penelitiannya dipilih dengan menggunakan metode purposive
sampling terhadap perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun
2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali untuk perusahaan perbankan
dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah
Republik Indonesia. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur
dengan price book value (harga pasar perlembar saham atas nilai perlembar saham),
sedangkan variabel independen terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden.
Untuk melihat pola hubungan yang mengungkap pengaruh seperangkat variabel
terhadap variabel lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pola
hubungan dianalisis dengan menggunakan path analysis. Hasilnya menunjukkan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
bahwa Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan investasi
dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan deviden, Struktur kepemilikan
intitusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai
perusahaan, Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi
keputusan investasi dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan
baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan.
Shin dan Stulz (2000) meneliti dengan judul firm value, risk, and growth
opportunities. Penelitian yang dilakukannya membahas tentang perubahan risiko
ekuitas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitiannya dimulai dengan
perusahaan yang tercatat di COMPUSTAT periode 1965 sampai dengan tahun 1992.
variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q,
sedangkan variabel independennya adalah risiko yang diukur dengan stock return dan
pertumbuhan perusahaan diukur dengan volatilitas equity. Risiko terdiri dari
systematic equity risk dan unsystematic equity risk serta total equity risk dan data
diperolehnya pada CRSP database. Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan
systematic equity risk berhubungan positif terhadap perubahan nilai perusahaan.
Perubahan unsystematic equity risk berhubungan negatif terhadap perubahan nilai
perusahaan. Hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap perubahan
nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada
perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dari peningkatan risiko
terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara perubahan total equity risk
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan
pertumbuhan pada perusahaan besar maka perusahaan tersebut dapat dengan mudah
akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen.
Driffield, et.al (2007) melakukan penelitian dengan judul How Does Ownership
structure affect capital structure and firm value. Periode sample penelitian dimulai
tahun 1994 sampai dengan tahun 1998. variabel dependennya adalah leverage yang
diukur dengan debt to asset ratio (DAR) dan nilai perusahaan diukur dengan
menggunakan rasio Tobins’Q, sedangkan variabel independennya adalah stuktur
kepemilikan. Dalam penelitiannya menggunakan variabel kontrol yang berfungsi
untuk mengontrol hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen,
variabel kontrol tersebut terdiri dari ukuran perusahaan (log total asset), umur
perusahaan, investasi dan kesempatan pertumbuhan (meliputi pertumbuhan penjualan
berdasarkan tahun sebelumnya dan modal yang dikeluarkan untuk saham sebagai
investasi perusahaan) dalam melakukan penilaian perusahaan, diversifikasi sebagai
pengklasifikasian perusahaan . Hasilnya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan
(Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia. Dan tidak signifikan di Thailand.
Hasnawati (2005) meneliti dengan judul Implikasi Keputusan Investasi,
Pendanaan, dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitiannya bertujuan untuk
menguji pengaruh keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan,
kebijakan deviden) terhadap nilai perusahaan. Periode penelitiannya adalah tahun
2001, dan diperoleh populasinya adalah 259 perusahaan di Jakarta Stock Exchange.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan
price book value, sedangkan variabel independennya adalah keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden. Penelitiannya mengungkapkan
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung antara variabel independen
terhadap variabel dependen, dengan menggunakan Structural Equation Model
(SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial keputusan investasi, pendanaan
dan kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Kebijakan
deviden secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung
keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan deviden dan
keputusan pendanaan.
Solihah dan Taswan (2002) meneliti dengan judul pengaruh kebijaksanaan
hutang terhadap nilai perusahaan serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Perusahaan yang menjadi populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go
publik sejak tahun 1993 sampai dengan 1997. Sampel dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling dengan jumlah 95 sampel. Variabel dependennya adalah
nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan price book value, sedangkan
variabel independennya terdiri dari kebijakan hutang, insider ownership, profitabilitas
perusahaan dan ukuran perusahaan. Untuk melihat pola hubungan yang
mengungkapkan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Pemodelan dilakukan dengan
Linear Structural Relations (LISREL) atau Structural Equation Modeling (SEM).
Hasilnya menunjukkan bukti bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan
temuan Modigliani and Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak
penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan. Insider Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian, temuannya mengindikasikan bahwa insider ownership
merupakan insentif bagi peningkatan kinerja perusahaan. Profitabilitas yang
meningkat juga akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika terjadi pada perusahaan
yang berukuran besar maka menjadi konsisten dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Namun demikian insider harus diwaspadai sebab akan sangat berani mengambil
risiko dalam kebijakan hutang demi tercapainya nilai perusahaan.
Sugihen (2003) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal terhadap
produktivitas aktiva dan kinerja keuangan serta nilai perusahaan industri manufaktur
terbuka di Indonesia. Perusahaan yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan
tahun 2000. sampel dipilih dengan menggunakan kriteria penentuan sampel, jumlah
sampel dalam penelitiannya adalah 98 perusahaan. Variabel dependennya terdiri dari
produktivitas aktiva yang diukur dengan menggunakan sales to asset ratio (SAR),
nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan market to book value of equity
(MVE) dan market to book ratio (MBR), kinerja keuangan diukur dengan
menggunakan return on asset (ROA) dan basic earning power (BEP), sedangkan
variabel independennya terdiri dari struktur modal diukur dengan menggunakan
equity to asset ratio (EAR) dan debt to asset ratio (DAR), aktivitas investasi diukur
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dengan menggunakan account receveivable turnover (ART) dan inventory turnover
(ITO) dan fixed asset turnover (FAT), aktivitas operasi diukur dengan menggunakan
gross profit margin (GPM) dan operating profit margin (OPM) dan net profit margin
(NPM). Untuk melihat pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Pemodelannya dilakukan dengan Structural Equation Model (SEM) terdiri
dari measurement model (model pengukuran) dan structural model (model
structural). Proses analisis jalur dalam penelitiannya menggunakan program aplikasi
AMOS versi 4,01. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur modal secara langsung
tidak berpengaruh positif terhadap aktivitas investasi, struktur modal secara langsung
berpengaruh positif terhadap aktivitas operasi, struktur modal secara tidak langsung
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel produktivitas aktiva melalui
aktivitas investasi, struktur modal secara tidak langsung berpengaruh positif
signifikan terhadap variabel kinerja keuangan melalui aktivitas operasi, produktivitas
aktiva secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan,
produktivitas aktiva secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, kinerja keuangan secara langsung berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berlawanan dengan prediksi tradeoff
theory.
Sriwardany (2006) meneliti dengan judul pengaruh pertumbuhan perusahaan
terhadap kebijakan struktur modal dan dampaknya terhadap perubahan harga saham
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
pada perusahaan manufaktur Tbk. Perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, sifat dari penelitiannya adalah sensus (semua
populasi dijadikan sampel, dengan demikian perusahaan yang diteliti dalam
penelitiannya adalah 156 perusahaan. Variabel dependennya adalah perubahan harga
saham, variabel independennya adalah pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan
menggunakan Tobins’Q, variabel interveningnya adalah kebijaksanaan struktur
modal yang diukur dengan menggunakan debt to asset ratio (DAR). Untuk melihat
pola hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung antara variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan bantuan program
SPSS. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh
yang positif terhadap perubahan harga saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang
adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon positif oleh investor, sehingga akan
meningkatkan harga saham. Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap kebijaksanaan struktur modal, yang memberi arti bahwa jika
perusahaan akan melakukan pertumbuhan maka manajer akan menetapkan struktur
modal yang lebih banyak menggunakan ekuitas dari pada hutang. Struktur modal
mempunyai pengaruh negatif terhadap harga perubahan harga saham, yang memberi
arti bahwa jika kebijaksanaan struktur modal perusahaan lebih banyak menggunakan
hutang maka akan terjadi penurunan harga saham. Pertumbuhan perusahaan
mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perubahan harga saham.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada dibawah
titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dan sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka
setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu,
dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan
trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai
perusahaan.
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal
eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada
biaya untuk penerbitan surat hutang, yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak
mengandalkan hutang. Shin dan Stulz (2000) dalam penelitianya menunjukkan hasil
bahwa Hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap perubahan nilai
1H
Struktur Modal (X1): DER
Nilai Perusahaan (Y): MBR
2H
3H
Pertumbuhan Perusahaan (X2): Perubahan Total Aktiva
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada
perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dari peningkatan risiko
terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara perubahan total equity risk
terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan
pertumbuhan pada perusahaan besar maka perusahaan tersebut dapat dengan mudah
akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen. Sriwardany (2006)
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap perubahan harga saham. Dalam trade-off theory
mengasumsikan bahwa semakin besar penggunaan rasio hutang dalam struktur modal
akan meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, berdasarkan asumsi tersebut
adanya hubungan antara tingkat pertumbuhan perusahaan dengan nilai perusahaan.
Dengan demikian berdasarkan asumsi diatas, maka dalam penelitian ini berasumsi
sederhana bahwa adanya hubungan antara struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan terhadap nilai perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menguji hipotesis, maka desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal berguna
untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2000 :63)
3.2 Populasi dan Sampel
Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar dari tahun 2003
sampai tahun 2006 adalah 151 perusahaan.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan. Penentuan sampel
dalam penelitian ini berdasarkan pada metode purposive sampling, dimana sampel
perusahaan dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan
untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sesuai dengan
pengklasifikasian Indonesian Capital Market Directory.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2003-
2006 secara berturut-turut.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif dalam laporan
keuangan periode penelitian dari tahun 2004-2006
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai perubahan aktiva yang positif pada
periode penelitian dari tahun 2004-2006.
Tabel 1. Proses Pengambilan Sampel No Karakteristik Sampel Ket
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar dari tahun 2003-2006 di Bursa
Efek
151
2 Perusahaan manufaktur yang tidak berturut-turut mengeluarkan laporan
keuangan per 31 Desember 2003 - 31 Desember 2006
10
3 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai ekuitas positif dalam
laporan keuangan periode penelitian dari tahun 2004-2006
21
4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai perubahan aktiva
positif pada periode penelitian dari tahun 2004-2006
75
Jumlah Sampel Penelitian (Perusahaan) 45
Sumber: Data Diolah
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Variabel
Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah nilai
perusahaan (Y). Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur
modal (X1) dan pertumbuhan perusahaan (X2).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
3.3.2.1 Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan diukur dengan Market to Book Ratio (MBR). Market to Book
Ratio adalah perbandingan antara harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku
ekuitas perlembar saham (Brigham and Gapenski, 1988: 780).
sharepervalueBookshareperpriceMarketMBR =
3.3.2.2 Struktur Modal (X1)
Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan
terhadap total ekuitas perusahaan. Struktur Modal diukur dengan Debt to Equity Ratio
(DER). Debt to Equity Ratio adalah suatu upaya untuk memperlihatkan, dalam format
lain, proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan
digunakan sebagai ukuran peranan hutang (Helfert, 1997: 98-99).
EquityTotalDebtTotalDER =
3.3.2.3 Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva.
Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode
sebelumnya.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
1
1
−
−−=
t
tt
AktivaTotalAktivaTotalAktivaTotal
AktivaTotalPerubahan
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
Nama Variabel Definisi Operasional Skala
Pengukuran Variabel Independen Struktur Modal (X1) Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total ekuitas perusahaan Selisih total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya.
Rasio
Rasio
Variabel Dependen Nilai Perusahaan (Y)
Perbandingan antara harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku ekuitas perlembar saham
Rasio
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta.
Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini periode tahun 2004-2006.
3.5 Prosedur Pengambilan Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data tersebut diperoleh dengan cara studi
dokumentasi yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dari
tahun 2003-2006.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6 Model dan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan
model regresi. Untuk dapat melakukan analisis dengan model regresi, data harus good
and fit. Penilaian good and fit dianalisis dengan uji kualitas data. Adapun uji kualitas
data terdiri dari statistik deskriptif dan asumsi klasik.
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Penelitian
ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, deviasi standar,
minimum, dan maksimum.
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi
cukup sering dalam mencocokkan model prediksi kedalam sebuah model yang telah
dimasukkan ke dalam serangkaian data. Masalah ini sering disebut dengan pengujian
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedasitas.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi dalam
penelitian, antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak. Untuk dapat dianalisis data harus berdistribusi normal
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
atau mendekati normal. Cara mendeteksi normalitas adalah dengan pengamatan
melalui nilai residual. Cara lain adalah dengan melihat distribusi dari variabel-
variabel yang akan diteliti. Jika variabel tidak berdistribusi secara normal (menceng
kekiri atau menceng kekanan) maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Normalitas
suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik sedangkan
normalitas nilai residual dideteksi dengan metode grafik. Secara statistik ada dua
komponen normalitas yaitu skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan
simetris distribusi. Skewed variabel (variabel menceng) adalah variabel yang nilai
mean-nya tidak di tengah-tengah distribusi. Sedangkan kurtosis berhubungan dengan
puncak dari suatu distribusi. Jika variabel terdistribusi secara normal maka nilai
skewness dan kurtosis sama dengan nol (Ghozali, 2001:27-28). Normalitas variabel
dideteksi juga dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan cara
melihat nilai probabilitas signifikan yang bernilai diatas nilai 0.05 maka data
berdistribusi normal dan selain itu juga dengan metode grafik histogram data.
Jika data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan transformasi agar
menjadi normal. Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu bagaimana
bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive skewness,
subtansial positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L dan
sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram data, maka dapat ditentukan
bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai
dengan grafik histogram.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 3. Bentuk Transformasi Data
Bentuk Grafik Histogram Bentuk Transformasi
Moderate Positive Skewness SQRT (x) atau akar kuadrat
Subtansial Positive Skewness LG10(x) atau logaritma 10 atau LN
Severe Positive Skewness dengan bentuk L 1/x atau inverse
Moderate negative skewness SQRT (k-x)
Subtansial Negative Skewness LG10 (k-x)
Severe Negative Skewness dengan bentuk L 1/(k-x)
Sumber: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS
Dimana k adalah konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga
skor terkecil adalah 1 (Ghozali, 2001: 32). Setelah dilakukan transformasi data maka,
normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-
Smirnov dan dilanjutkan dengan melihat metode grafik histogram data. Normalitas
nilai residual dilihat dengan menggunakan metode grafik normalitas P-P Plot dengan
aturan melihat sebaran data yang mengikuti garis diagonal maka data berdistribusi
normal atau mendekati distribusi normal.
3.6.2.2 Uji Autokorelasi
Pada asumsi OLS didapati kesepakatan bahwa persamaan regresi yang terbentuk
tidak boleh ada autokorelasi. Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota
dalam runtut waktu (time series) atau antara space data cross section
(Hakim,2004:253).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin-
Watson. Asumsi penggunaan analisis DW ini jika digunakan untuk autokorelasi
tingkat pertama dan model regresi yang ada mempunyai intercept (constant) serta
tidak terdapat variabel lagi. Penggambilan keputusan bila menggunakan uji DW
adalah sebagai berikut:
a. Nilai DW terletak di antara du dan 4-du maka autokorelasi sama dengan nol, dan
dapat diartikan tidak ada autokorelasi. du < DW < 4-du.
b. Nilai DW terletak di bawah lower boud (dl), maka akan mempunyai koefisien
korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif.
c. Nilai DW > (4-dl), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki
autokorelasi negatif.
d. Nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau terletak
antara (4-du) dan (4-dl) sehingga hasilnya tak dapat disimpulkan.
Cara untuk mengatasi autokorelasi adalah banyak cara salah satunya adalah
dengan menggunakan metode Hidrent-Lu, yaitu jika menemukan autokorelasi yang
positif atau negatif dari model yang ditelitinya maka dapat menggunakan ρ dimulai
dari -0.9, -0.8,…, 0.8, 0.9. Untuk setiap nilai ρ yang di coba, dilakukan proses
transformasi yang diikuti dengan perhitungan regresi yang bersangkutan. Dari setiap
hasil regresi kemudian diperoleh dan yang terbaik adalah melihat jumlah kuadrat
yang terkecil (sum of square residuals) dari model regresinya (Arief, 2006: 44).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.2.3 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena situasi dimana ada korelasi antara
variabel independen satu dengan yang lainnya. Konsekuensi praktis yang timbul
sebagai akibat adanya multikolinearitas ini adalah kesalahan standar penaksir
semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar
sehingga mengakibatkan diperolehnya kesimpulan yang salah. Dalam asumsi klasik
OLS (ordinary least square) diterangkan bahwa tidak ada multikolinearitas yang
sempurna antar variabel independen. Jika terdapat nilai korelasi di antara variabel
independen adalah satu maka koefisiennya: (a) Koefisien untuk nilai-nilai regresi
tidak dapat diperkirakan (b) Nilai standard error dari setiap koefisien regresi menjadi
nilai yang tak terhingga (Arief, 2006:23).
Cara mendeteksi adanya gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan
metode Varian Inflation Factor (VIF). Adapun kriteria yang digunakan dalam
pengujian metode VIF ini adalah jika VIFj > 10 terjadi multikolinearitas yang tinggi
antara variabel independen dengan variabel independen lainnya (Hakim, 2004: 301).
Cara mengatasi multikolinearitas adalah: (a) Transformasi variabel. Jika terlihat
pada model awal dengan adanya gejala multikolinieritas maka dapat dilakukan
transformasi variabel yang bersangkutan ke dalam bentuk logaritma natural atau
bentuk-bentuk transformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara
individu variabel independen dapat secara signifikan mempengaruhi variabel terkait,
(b) Meningkatkan jumlah data sampel. Dengan adanya peningkatan jumlah data
sampel diharapkan mampu menurunkan standard error disetiap variabel independen
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dan akan diperoleh model yang benar-benar bisa menaksir koefisien regresi secara
tepat (Arief, 2006:30-31).
3.6.2.4 Uji Heterokedastisitas
Langkah ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi yang kita
miliki mengandung perbedaan variansi residu dari kasus pengamatan satu kasus ke
kasus pengamatan yang lainnya. Jika variansi residu dari kasus pengamatan satu ke
kasus pengamatan yang lainnya mempunyai nilai tetap maka disebut
homokedastisitas dan jika mempunyai perbedaan maka disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki homoskedastisitas dan
bukan memiliki heteroskedastisitas.
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik plot antara nilai residu variabel dependen (SRESID) dengan nilai prediksi
(ZPRED) (Santoso, 2006: 251). Dasar analisisnya: (a) Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. (b) Jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas adalah: (a) Melakukan
transformasi dalam bentuk membagikan model regresi asal dengan salah satu variabel
independen yang digunakan dalam model ini. (b) Melakukan transformasi log (Arief,
2006: 37).
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menguji apakah struktur
modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Teknik
statistik yang digunakan adalah regresi linier.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi sederhana diterapkan
untuk hipotesis 1 dan 2, karena hanya menguji pengaruh secara parsial antara
variabel independen (struktur modal dan pertumbuhan perusahaan) terhadap satu
variabel dependen (nilai perusahaan). Adapun persamaan regresi hipotesis 1 untuk
menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
ε++= 11xbaY
Persamaan regresi hipotesis 2 untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan
terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
ε++= 22 xbaY
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model regresi berganda diterapkan
untuk hipotesis 3, karena akan menguji pengaruh secara bersama-sama antara
variabel independen (struktur modal dan pertumbuhan perusahaan) terhadap satu
variabel dependen (nilai perusahaan). Adapun persamaan regresi yang digunakan
adalah sebagai berikut:
ε+++= 2211 xbxbaY
Dimana:
:Y Nilai Perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
:a Konstanta
:1b Koefisien Regresi Struktur Modal
:2b Koefisien Regresi Pertumbuhan Perusahaan
:1X Struktur Modal
:2X Pertumbuhan Perusahaan
:ε Standard Error
Apabila nilai koefisien struktur modal yang diukur dengan debt to equity rasio
(DER) signifikan, maka akan menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien pertumbuhan perusahaan yang diukur
dengan perubahan total aktiva yang signifikan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Pengujian hipotesis 1 apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat Formulasi Hipotesis:
H1: b1 ≠ 0, struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. Menentukan Tingkat Signifikansi.
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%.
3. Dasar pengambilan keputusan
a. ρ-value < 0.05, maka H1 berpengaruh
b. ρ-value > 0.05, maka H1 tidak berpengaruh
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Pengujian hipotesis 2 apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat Formulasi Hipotesis:
H2: b2≠ 0, pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. Menentukan Tingkat Signifikasi.
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%.
3. Dasar pengambilan keputusan
a. ρ-value < 0.05, maka H2 berpengaruh
b. ρ-value > 0.05, maka H2 tidak berpengaruh
Pengujian hipotesis 3 struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-
sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dapat dilakukan dengan teknik regresi
linier berganda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuat Formulasi Hipotesis:
H3 : b3 ≠ 0, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. Menentukan Tingkat Signifikansi
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%.
3. Dasar pengambilan keputusan
a. ρ-value < 0.05, maka H3 berpengaruh
b. ρ-value > 0.05, maka H3 tidak berpengaruh
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan, penelitian
ini menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian
awal. Hasil statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang
digunakan dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesa melalui
pengujian model, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap
kualitas data yang digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya
asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi.
4.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang
dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan
gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif difokuskan kepada
nilai maximum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4. Statistik Deskriptif Sebelum Dilakukan Transformasi
Sumber: Lampiran 7
Keterangan N Min Max Mean %Mean Standard Deviasi
Struktur Modal tahun 2004
Struktur Modal tahun 2005
Struktur Modal tahun 2006
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2004
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2005
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2006
Nilai Perusahaan tahun 2004
Nilai Perusahaan tahun 2005
Nilai Perusahaan tahun 2006
45
45
45
45
45
45
45
45
45
0.1330
0.1880
0.1060
0.0000
0.0010
0.0120
0.1200
0.0810
0.0800
5.5640
10.5740
8.9470
2.1050
2.0610
0.5500
11.1490
15.0070
21.2610
1.420289
1.769378
1.802867
0.199622
0.192622
0.154067
1.698733
1.787422
2.209622
142.0289%
176.9378%
180.2867%
19.9622%
19.2622%
15.4067%
169.8733%
178.7422%
220.9622%
1.3620233
2.0671069
1.8877848
0.3196018
0.3163833
0.1292591
1.8893904
2.5732143
3.3805726
Berdasarkan tabel 4, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 dan
telah terpilih melalui metode purposive sampling yang berjumlah 45 perusahaan.
Sedangkan jumlah sampel pengamatan selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
berjumlah 135 sampel penelitian. Nilai struktur modal rata-rata tahun 2004 sampai
tahun 2006 berkisar antara 142.03% dan naik menjadi 180.29%, dimana nilai
prosentase rata-rata penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan
semakin meningkat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Nilai pertumbuhan
perusahaan rata-rata tahun 2004 sampai tahun 2006 berkisar antara 15.41% - 19.96%,
dimana nilai perubahan total aktiva dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
mengalami penurunan nilai perubahan total aktiva. Nilai perusahaan rata-rata tahun
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2004 sampai dengan tahun 2006 berkisar antara 169.87% - 220.96%, dimana nilai
dari perlembar saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 meningkat. Nilai minimum dan maximum struktur modal pada
tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 133,000 dan Rp. 5,564,000 dengan
standar deviasi Rp. 1,362,023.3. Nilai Minimum dan maximum struktur modal tahun
2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 188,000 dan Rp. 10,574,000 dengan standar
deviasi Rp. 2,067,106.9. Nilai minimum dan maximum struktur modal tahun 2006
untuk 45 perusahaan adalah Rp. 106,000 dan Rp. 8,947,000 dengan standar deviasi
Rp. 1,887,784.8. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2004
untuk 45 perusahaan adalah Rp. 0000 dan Rp. 2,105,000 dengan standar deviasi Rp.
319,601.8. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2005 untuk
45 perusahaan adalah Rp. 1,000 dan Rp. 2,061,000 dengan standar deviasi Rp.
316,383.3. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2006 untuk
45 perusahaan adalah Rp. 12,000 dan Rp. 550,000 dengan standar deviasi Rp.
129,259.1. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2004 untuk 45
perusahaan adalah Rp. 120,000 dan Rp. 11,149,000 dengan standar deviasi Rp.
1,889,390.4. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2005 untuk 45
perusahaan adalah Rp. 81,000 dan Rp. 15,007,000 dengan standar deviasi Rp.
2,573,214.3. Nilai minimum dam maximum nilai perusahaan tahun 2006 untuk 45
perusahaan adalah Rp. 80,000 dan Rp. 21,261,000 dengan standar deviasi Rp.
3,380,572.6. Berdasarkan hal ini dapat digambarkan bahwa dari sampel yang terpilih
secara keseluruhan memberikan nilai perusahaan yang positif bagi emiten.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 5. Statistik Deskriptif Setelah Dilakukan Transformasi
Sumber: Lampiran 7
Keterangan N Min Max Mean %Mean Standard Deviasi
Struktur Modal tahun 2004
Struktur Modal tahun 2005
Struktur Modal tahun 2006
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2004
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2005
Pertumbuhan Perusahaan tahun 2006
Nilai Perusahaan tahun 2004
Nilai Perusahaan tahun 2005
Nilai Perusahaan tahun 2006
45
45
45
45
45
45
45
45
45
0.3652
0.4334
0.3259
0.0212
0.0325
0.1104
0.3463
0.2847
0.2833
2.3587
3.2517
2.9912
1.4509
1.4357
0.7417
3.3390
3.8739
4.6110
1.076602
1.177841
1.201845
0.382311
0.374993
0.362077
1.179528
1.162869
1.271997
107.6602%
117.7841%
120.1845%
38.2311%
37.4993%
36.2077%
117.9528%
116.2869%
127.1997%
0.5168727
0.6250591
0.6054555
0.2339464
0.2306175
0.1530666
0.5606684
0.6670845
0.7778789
Berdasarkan tabel 5, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 dan
telah terpilih melalui metode purposive sampling yang berjumlah 45 perusahaan.
Sedangkan jumlah sampel pengamatan selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
berjumlah 135 sampel penelitian. Nilai struktur modal rata-rata tahun 2004 sampai
tahun 2006 berkisar antara 107.66% dan naik menjadi 120.18%, dimana nilai
prosentase rata-rata penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan
semakin meningkat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Nilai pertumbuhan
perusahaan rata-rata tahun 2004 sampai tahun 2006 berkisar antara 36.20% - 38.23%,
dimana nilai perubahan total aktiva dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
mengalami penurunan nilai perubahan total aktiva. Nilai perusahaan rata-rata tahun
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2004 sampai dengan tahun 2006 berkisar antara 116.28% - 127.19%, dimana nilai
dari perlembar saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 meningkat. Nilai minimum dan maximum struktur modal pada
tahun 2004 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 365,200 dan Rp. 2,358,700 dengan
standar deviasi Rp. 516,872.7. Nilai Minimum dan maximum struktur modal tahun
2005 untuk 45 perusahaan adalah Rp. 433,400 dan Rp. 3,251,700 dengan standar
deviasi Rp. 625,059.1. Nilai minimum dan maximum struktur modal tahun 2006
untuk 45 perusahaan adalah Rp. 325,900 dan Rp. 2,991,200 dengan standar deviasi
Rp. 605,455.5. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2004
untuk 45 perusahaan adalah Rp. 21,200 dan Rp. 1,450,900 dengan standar deviasi Rp.
233,946.4. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2005 untuk
45 perusahaan adalah Rp. 32,500 dan Rp. 1,435,700 dengan standar deviasi Rp.
230,617.5. Nilai minimum dan maximum pertumbuhan perusahaan tahun 2006 untuk
45 perusahaan adalah Rp. 110,400 dan Rp. 741,700 dengan standar deviasi Rp.
153,066.6. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2004 untuk 45
perusahaan adalah Rp. 346,300 dan Rp. 3,339,000 dengan standar deviasi Rp.
560,668.4. Nilai minimum dan maximum nilai perusahaan tahun 2005 untuk 45
perusahaan adalah Rp. 284,700 dan Rp. 3,873,900 dengan standar deviasi Rp.
667,084.5. Nilai minimum dam maximum nilai perusahaan tahun 2006 untuk 45
perusahaan adalah Rp. 283,300 dan Rp. 4,611,000 dengan standar deviasi Rp.
777,878.9. Berdasarkan hal ini dapat digambarkan bahwa dari sampel yang terpilih
secara keseluruhan memberikan nilai perusahaan yang positif bagi emiten.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil deskriptif data diatas, terlihat bahwa melakukan transformasi data tidak
mengakibatkan berubahnya trend kenaikan atau penurunan pada periode penelitian,
tampak hasil hanya memberikan gambaran distribusi data yang lebih merata tanpa
mengakibatkan perubahan hasil.
4.1.2 Teknik Pengujian Data
4.1.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan nilai skewness dan kurtosis.
Berdasarkan nilai ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi normal jika
Zhitung lebih kecil dari Ztabel. Nilai Ztabel pada alpha 0.05 adalah ±1.96 (Ghozali, 2001:
28). Nilai Z skewness dapat dihitung membandingkan antara nilai skewness dengan
standard deviasi dari nilai skewness. Sedangkan nilai Z kurtosis dapat dihitung
membandingkan antara nilai kurtosis dengan standard deviasi dari nilai kurtosis.
Setelah dilakukan uji normalitas dengan melihat nilai skewness dan kurtosis, ternyata
seluruh data tidak berdistribusi normal. Hasil skewness dan kurtosis dapat dilihat
pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Uji Normalitas Skewness Dan Kurtosis
Variabel Ztabel Skewness Zhitung
Skewness
Kurtosis Zhitung
Kurtosis
Struktur Modal 1.96 2.424 11.50 7.147 17.26
Pertumbuhan Perusahaan 1.96 5.501 26.09 36.339 87.77
Nilai Perusahaan 1.96 4.363 20.70 24.765 59.82
Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel 6, dapat dikatakan bahwa seluruh data tidak berdistribusi normalitas.
Adapun langkah selanjutnya dalam melihat apakah data berdistribusi normal atau
tidak dengan melihat uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-
Smirnov dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Dilakukan Transformasi)
a Test distribution is Normal.
Struktur Modal
Pertumbuhan Perusahaan
Nilai Perusahaan
N 135 135 135Normal Parameters(a,b)
Mean 1.664160 .182100 1.898553
Std. Deviation 1.7923619 .2689100 2.6737804Most Extreme Differences
Absolute .192 .250 .249
Positive .185 .227 .244 Negative -.192 -.250 -.249Kolmogorov-Smirnov Z 2.235 2.900 2.894Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
b Calculated from data. Sumber: Lampiran 7
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov-smirnov untuk variabel
struktur modal 2.235 dengan probabilitas signifikasi 0.000 dan nilainya jauh di bawah
α 0.05, hal ini berarti data variabel struktur modal tidak berdistribusi normal. Nilai
Kolmogorov-Smirnov variabel pertumbuhan perusahaan 2.900 dengan probabilitas
signifikansi 0.000 dan nilainya jauh di bawah α 0.05 hal ini berarti data variabel
pertumbuhan perusahaan tidak berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov
variabel nilai perusahaan 2.894 dengan probabilitas signifikansi 0.000 dan nilainya
jauh di bawah α 0.05 hal ini berarti data variabel nilai perusahaan tidak berdistribusi
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
normal. Selain itu juga, untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
berdistribusi normal dapat dilihat melalui grafik histogram.
12.0010.008.006.004.002.000.00
Struktur Modal
50
40
30
20
10
0
Frequ
ency
Mean = 1.6642Std. Dev. = 1.79236N = 135
Gambar 2. Histogram Struktur Modal
Hasil tampilan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel struktur modal
memiliki disribusi tidak normal dan menceng ke kiri (positive skewness).
2.502.001.501.000.500.00
Pertumbuhan Perusahaan
70
60
50
40
30
20
10
0
Frequ
ency
Mean = 0.1821
Std. Dev. = 0.26891N = 135
Gambar 3. Histogram Pertumbuhan Perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil tampilan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan
perusahaan memiliki distribusi tidak normal dan menceng ke kiri (positive skewness).
25.000020.0000
15.000010.00005.00000.0000
80
60
40
20
0
y
Frequ
enc
Mean = 1.898553Std. Dev. = 2.6737804N = 135
Nilai Perus haana
Gambar 4. Histogram Nilai Perusahaan
Hasil tampilan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan
memiliki distribusi tidak normal dan menceng ke kiri (positive skewness). Dengan
demikian, variabel independen dan dependen dalam penelitian ini dapat disimpulkan
memiliki distribusi tidak normal dan menceng kekiri (positive skewness). Selanjutnya,
data yang tidak berdistribusi normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Pada
grafik histogram, data yang memiliki distribusi menceng kekiri (positive skewness)
maka bentuk transformasinya adalah SQRT atau akar kuadrat dengan menggunakan
bantuan SPSS. Selanjutnya adalah melakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov
untuk variabel transformasi struktur modal (X1) dan pertumbuhan perusahaan (X2)
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
serta nilai perusahaan (Y). Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov setelah dilakukan
transformasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (Sesudah Dilakukan Transformasi)
Struktur Modal (X1)
Pertumbuhan Perusahaan
(X2)
Nilai Perusahaan
(Y) N 135 135 135
Mean 1.152096 .373120 1.204801Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .5825360 .2078489 .6710771
Absolute .107 .108 .132Positive .107 .108 .130
Most Extreme Differences
Negative -.089 -.074 -.132Kolmogorov-Smirnov Z 1.238 1.258 1.528Asymp. Sig. (2-tailed) .093 .084 .019
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: Lampiran 7
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel
srtuktur modal (X1) 1.238 dengan probabilitas signifikansi 0.093 dan nilainya jauh di
atas α 0.05 hal ini berarti variabel struktur modal (X1) berdistribusi normal. Nilai
Kolmogorov-Smirnov variabel pertumbuhan perusahaan (X2) 1.258 dengan
probabilitas 0.084 dan nilainya jauh di atas α 0.05 hal ini berarti variabel
pertumbuhan perusahaan (X2) berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov
variabel nilai perusahaan (Y) 1.528 dengan probabilitas 0.019 dan nilainya jauh di
bawah α 0.05 hal ini berarti variabel nilai perusahaan (Y) belum berdistribusi normal.
Selain itu juga, dapat dilihat melalui tampilan grafik histogram dan hasilnya
konsisten.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
3.00002.00001.00000.0000
20
15
10
5
0
Struktur Modal (X1)
Frequ
ency
Mean = 1.152096Std. Dev. = 0.582536N = 135
Gambar 5. Histogram Struktur Modal (X1)
Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa histogram dari struktur modal sudah
mendekati distribusi normal.
1.50001.25001.00000.75000.50000.25000.0000
Pertumbuhan Perusah an (X2)a
30
25
20
15
10
5
0
Frequ
ency
Mean = 0.37312
Std. Dev. = 0.2078489N = 135
Gambar 6. Histogram Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa histogram dari pertumbuhan perusahaan
sudah mendekati distribusi normal.
5.00004.00003.00002.00001.00000.0000
Nilai Perusahaan (Y)
40
30
20
10
0
Frequ
ency
Mean = 1.204801Std. Dev. = 0.6710771N = 135
Gambar 7. Histogram Nilai Perusahaan (Y)
Gambar 7 dapat dijelaskan bahwa histogram dari nilai perusahaan sudah
mendekati distribusi normal. Selain itu juga nilai distribusi data variabel penelitian
dibuktikan juga dengan gambar normalitas P-P Plot pada gambar 8 dapat dijelaskan
bahwa Penyebaran data mengikuti garis diagonal, dengan demikian distribusi data
mendekati distribusi normal. Uji normalitas yang telah dilakukan mengakibatkan
adanya perubahan pada pemakaian definisi operasional variabel yang disebabkan dari
terjadinya transformasi variabel yang telah dilakukan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
bDependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 8. Normalitas P-P Plot
Adapun definisi operasional variabel yang digunakan untuk penyajian
pembahasannya berikutnya untuk variabel independen dalam penelitian struktur
modal (X1), yaitu hasil bagi antara akar kuadrat dari total hutang terhadap akar
kuadarat total ekuitas. Pertumbuhan perusahaan (X2), yaitu akar kuadrat dari selisih
total aktiva periode Sekarang dengan total aktiva periode sebelumnya dibagi dengan
akar kuadrat total aktiva periode sebelumnya. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah nilai perusahaan (Y), yaitu akar kuadrat dari harga pasar perlembar saham
dibagi dengan akar kuadrat dari nilai buku ekuitas perlembar saham.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.1.2.2 Uji Autokorelasi
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan nilai Durbin Watson.
Cara mendeteksi apakah model yang digunakan mengalami gejala autokorelasi adalah
dengan melihat nilai statistik Durbin Watson. Hasil dari nilai Durbin Watson dapat
dilihat pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square
Durbin-Watson
1 .211(a) .045 .030 1.966
a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2), Struktur Modal (X1)
b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson 1.966 dan dapat dibaca
dari tabel statistik Durbin Watson dengan α 0.05 dl dan du (1.706 dan 1.760), dan
nilai dari 4-dl dan 4-du (2.294 dan 2.24). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
nilai du < DW < 4-du atau 1.760 < 1.966 < 2.24, yang artinya tidak terjadi autokelasi.
Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 9 berikut ini:
negatifsiAutokorela
tianketidakpasDaerah
tianketidakpasDaerah
positifsiAutokorela
siAutokorelaTidak
760.1=du 966.1=Dw706.1=dl 294.24 =− dl24.24 =− du
Gambar 9. Kurva Uji Autokorelasi
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.1.2.3 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF korelasi
diantara variabel independen. Adapun hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat
pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10. Uji Multikolinearitas
Nilai Korelasi Variabel Struktur Modal
Pertumbuhan Perusahaan
Nilai Perusahaan
VIF
Struktur Modal (X1) 1.000 0.167 -0.210 1.029 Pertumbuhan Perusahaan (X2) 0.167 1.000 -0.059 1.029 Nilai Perusahaan (Y) -0.210 -0.059 1.000 -
Sumber: Lampiran 7
Berdasarkan kriteria pengujian multikolinearitas, maka dapat disimpulkan
bahwa diantara variabel independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai dari
VIF < 10. Disamping itu , berdasarkan matriks korelasi diantara variabel independen,
ternyata tidak ada variabel independen yang mempunyai nilai kolerasi (R) lebih besar
dari 0.9. Berarti pengujian dengan melihat nilai VIF dan nilai korelasi diantara
variabel independen memberikan hasil yang konsisten.
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik
scatterplot antara nilai residu variabel dependen SRESID dengan nilai prediksi
variabel independen ZPRED. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
210-1-2-3-4
Regression Standardized Predicted Value
6
4
2
0
-2
Regr
essio
n St
uden
tized
Res
idua
l
Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y)
Scatterplot
ZPRED. Dimana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah prediksi.
Adapun grafik scatterplot dalam uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 10
berikut ini:
Gambar 10. Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan gambar 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas.
4.1.3 Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis 1 dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana.
Pengujian hipotesis 1 dilakukan untuk menguji apakah struktur modal berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 11
berikut ini:
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 11. Nilai R Square Hipotesis 1
Model R R Square Adjusted R Square 1 .210(a) .044 .037
a Predictors: (Constant), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2 sebesar
0.044 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel
independen sebesar 4.4%. Dengan kata lain 4.4% nilai perusahaan mampu dijelaskan
variabel struktur modal, sedangkan 95.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diikutkan dalam penelitian ini.
Tabel 12. Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1
Model Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression 2.650 1 2.650 6.110 .015(a) Residual 57.696 133 .434 Total 60.346 134
a Predictors: (Constant), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel diatas didapat nilai Fhitung sebesar 6.110 dengan probabilitas 0.015
yang telah menguji pengaruh antara variabel independen (struktur modal) terhadap
variabel dependen (nilai perusahaan), karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil
dari α 0.05. Maka dapat dikatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 13. Model Hipotesis 1
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.483 .126 11.769 .000 Struktur Modal (X1) -.241 .098 -.210 -2.472 .015
a Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Dari tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel struktur modal
yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang struktur modal perusahaan
dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka model untuk
hipotesis 1 adalah sebagai berikut:
ModalStrukturPerusahaanNilai 241.0483.1 −=
Pengujian hipotesis 2 dilakukan untuk menguji apakah pertumbuhan
perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis 2 dapat
dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 14. Nilai R Square Hipotesis 2
Model R R Square
Adjusted R
Square
1 .059(a) .003 -.004
a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2 sebesar
0.003 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel
independen sebesar 0.3%. Dengan kata lain 0.3% nilai perusahaan mampu dijelaskan
variabel pertumbuhan perusahaan, sedangkan 99.7% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Tabel 15. Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2
Model
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression .211 1 .211 .466 .496(a) Residual 60.135 133 .452 Total 60.346 134
a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel 15 didapat nilai Fhitung sebesar 0.466 dengan probabilitas 0.496 yang
telah menguji pengaruh antara variabel independen (pertumbuhan perusahaan)
terhadap variabel dependen (nilai perusahaan), karena probabilitas tersebut jauh lebih
besar dari α 0.05. Maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Tabel 16. Model Hipotesis 2
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.276 .119 10.699 .000 Pertumbuhan
Perusahaan (X2) -.191 .279 -.059 -.683 .496
a Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Dari tabel 16 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel pertumbuhan
perusahaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang pertumbuhan
perusahaan dapat direspon terbalik oleh investor sehingga meningkatkan nilai
perusahaan. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan maka
model untuk hipotesis 2 adalah sebagai berikut:
PerusahaannPertumbuhaPerusahaanNilai 191.0276.1 −=
Pengujian hipotesis 3 dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan
pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis 3 dapat
dilihat pada tabel 17 berikut ini:
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 17. Nilai R Square Hipotesis 3
Model R R Square Adjusted R Square
1 .211(a) .045 .030
a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R2 sebesar
0.045 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel
independen sebesar 4.5%. Dengan kata lain 4.5% nilai perusahaan mampu dijelaskan
variabel struktur modal dan pertumbuhan perusahaan, sedangkan 95.5% dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Tabel 18. Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3
Model
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 2.687 2 1.343 3.075 .050(a) Residual 57.660 132 .437 Total 60.346 134
a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan (X2), Struktur Modal (X1) b Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari tabel 18 didapat nilai Fhitung sebesar 3.075 dengan probabilitas 0.050 yang
telah menguji pengaruh antara variabel independen (struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan), karena probabilitas
tersebut sama dengan α 0.05. Maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi nilai perusahaan atau pada α 0.05 struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 19. Model Hipotesis 3
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.507 .152 9.899 .000 Struktur Modal (X1) -.237 .099 -.205 -2.381 .019 Pertumbuhan Perusahaan
(X2) -.080 .279 -.025 -.288 .774
a Dependent Variable: Nilai Perusahaan (Y) Sumber: Lampiran 7
Dari tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel struktur modal
dan pertumbuhan perusahaan yang negatif memberi makna bahwa informasi tentang
struktur modal dan pertumbuhan perusahaan dapat direspon terbalik oleh investor
sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis
yang telah dilakukan maka model untuk hipotesis 3 adalah sebagai berikut:
PerusahaannPertumbuhaModalStrukturPerusahaanNilai 080.0237.0507.1 −−=
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh secara
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai
koefisien regresi struktur modal sebesar -0.241 dengan signifikansi 0.015, yang
berarti bahwa setiap adanya penurunan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan
sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.241
satuan. Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa
struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan sekaligus menjawab
perumusan masalah pertama penelitian ini.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan yang telah dilakukan oleh
Solihah dan Taswan (2002), yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang go publik di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1993 sampai dengan tahun 1997
atau secara tepatnya terjadi sebelum krisis moneter dan pada awal tahun terjadinya
krisis moneter. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini diduga, pada tahun 1993
sampai tahun 1997 terjadi perubahan perekonomian dimana meningkatnya nilai
rupiah terhadap kurs dollar, suku bunga bank, tingkat inflasi sehingga berpengaruh
pada peningkatan penggunaan hutang. Meskipun kebijakan hutang oleh penelitian
terdahulu diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas sedangkan nilai
perusahaan diukur dengan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku
ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
model. Solihah dan Taswan (2002) pengaruh kebijakan penggunaan hutang pada
periode penelitian tahun 1993 sampai tahun 1997 dapat digunakan untuk
mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, untuk
dapat menghindari penggunaan investasi sia-sia yang pada akhirnya meningkatkan
nilai perusahaan meskipun tidak signifikan.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan temuan Hasnawati (2005), yang
menyatakan bahwa secara parsial keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan namun tidak signifikan pada 259 perusahaan di Jakarta Stock
Exchange dengan periode penelitian 2001. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini
diduga, periode tahun 2001 merupakan periode setelah krisis moneter. Namun
periode penelitian yang singkat pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Stock
Exchange memungkinkan hasil yang kurang mewakili keadaan sampel yang diteliti,
apalagi penelitiannya meneliti pada 259 perusahaan yang didalamnya terdapat
perbedaan karakteristik perusahaan, meskipun kebijakan hutang oleh penelitian
terdahulu diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total ekuitas sedangkan nilai
perusahaan diukur dengan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku
ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation
model. Namun hasil penelitiannya diduga sebagai dampak dari keadaan setelah krisis
moneter. Pengaruh penggunaan hutang secara positif meningkatkan nilai perusahaan
namun tidak signifikan. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah krisis moneter antara periode tahun 1993
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
sampai tahun 2001 kebijakan penggunaan hutang oleh manajemen perusahaan secara
langsung dan positif meningkatkan nilai perusahaan meskipun tidak signifikan.
Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan Trade-Off Theory yang
menyatakan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal belum optimal)
peningkatan rasio hutang pada struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan.
Dengan demikian, teori tersebut menjelaskan bahwa ketika struktur modal berada
diatas target titik optimum maka setiap peningkatan hutang akan menurunkan nilai
perusahaan. Berdasarkan bukti empiris bahwa rata-rata penggunaan hutang pada
periode penelitian 2004 sampai dengan tahun 2006 sudah sangat tinggi sekali yang
ditunjuki oleh rasio DER dari tahun 2004 sampai tahun 2006 rata-rata sampel sebesar
1.077 dan meningkat terus sampai 1.202, meskipun belum ada karakteristik tertentu
untuk titik optimum penggunaan hutang dari struktur modal suatu perusahaan, namun
berdasarkan penelitian Sugihen (2003:208) titik optimum struktur modal berkisar
antara 0.3 sampai 0.4. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan panduan angka
tersebut untuk titik optimum penggunaan hutang dari struktur modal.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil temuan yang dilakukan oleh Wahyudi
dan Hartini (2004), yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go publik yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta tahun 2003 dengan tahun 2002 sebagai komperasinya, kecuali
untuk perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan yang
dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia dengan jumlah 168 perusahaan sebagai
sampel. Konsistenan penelitian ini diduga, periode tahun 2002 dan 2003 keadaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
perekonomian mulai kondusif sehingga setiap penggunaan hutang sudah dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun keputusan pendanaan diukur dengan rasio
dari total hutang terhadap total ekuitas yang menunjukkan perbandingan antara
pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas,
selanjutnya keputusan pendanaan diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total
aktiva yang mengukur prosentase dana yang disesuaikan oleh kreditur dalam
membiayai aktiva perusahaan, lalu keputusan pendanaan diukur juga dengan rasio
dari total hutang jangka panjang terhadap total ekuitas yang menunjukkan
perbandingan antara klaim keuangan jangka panjang yang digunakan untuk mendanai
kesempatan investasi jangka panjang dengan pengembalian (rate of return) jangka
panjang pula, keputusan pendanaan diukur juga dengan rasio dari total hutang
terhadap perkalian antara jumlah saham yang beredar dikalikan dengan closing price,
sedangkan nilai perusahaan diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap
nilai buku perlembar saham.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil temuan yang telah dilakukan oleh
Sriwardany (2006), yang menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh
negatif terhadap harga perubahan harga saham, yang memberi arti bahwa kebijakan
struktur modal perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang maka akan terjadi
penurunan harga saham pada 156 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta
periode penelitian tahun 2000 sampai tahun 2004. Konsistenan penelitian ini diduga
keadaan perekonomian mulai kondusif sehingga setiap penggunaan hutang sudah
dapat mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun struktur modal diukur dengan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
menggunakan hutang terhadap aktiva dan perubahan harga saham mencerminkan
nilai perusahaan.
Periode penelitian tahun 2004 sampai tahun 2006 perekonomian secara
perlahan-lahan mulai berkembang dan secara signifikan penggunaan hutang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, meskipun pengaruhnya lemah namun hasil
penelitian ini bisa diprediksi bahwa penurunan penggunaan hutang perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini memiliki pengaruh yang lemah,
meskipun secara langsung yang dilakukan dalam penelitian ini struktur modal
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan diduga struktur modal berpengaruh
terhadap nilai perusahaan secara tidak langsung, yang mana dalam penelitian ini tidak
mengikut sertakan variabel tidak langsung seperti hasil temuan yang dilakukan oleh
Sugihen (2003) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung
negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 dengan jumlah 98
perusahaan sebagai sampel. Struktur modal diukur dengan menggunakan rasio dari
ekuitas terhadap aktiva dan hutang terhadap aktiva, sedangkan nilai perusahaan
diukur dengan menggunakan rasio dari harga pasar perlembar saham terhadap nilai
ekuitas perlembar saham. Alat analisis yang digunakan adalah dengan program
aplikasi AMOS.
Total hutang tahun 2004 dibandingkan dengan total hutang tahun 2006
meningkat 136% (lihat tabel 20) dan diikuti dengan peningkatan nilai ekuitas yang
dimiliki perusahaan tahun 2006 yang tercatat 127% dari nilai ekuitas tahun 2004.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
peningkatan total aktiva sampai tahun 2006 diduga disebabkan adanya penambahan
investasi yang dilakukan perusahaan yang ditunjukkan dengan peningkatan aktiva
tetap, tetapi prosentase peningkatan aktiva tetap tidak sebanding dengan prosentase
peningkatan piutang dagang dan persediaan.
Tabel 20. Pengamatan Hutang, Ekuitas, Aktiva
Tahun Keterangan 2003 2004 2005
Total Debt
Total Equity
Total Aktiva
Jumlah Lembar Saham Yang Beredar
Equity Pershare
Struktur Modal
Pertumbuhan Perusahaan
Nilai Perusahaan
Rata-Rata Total Debt
Rata-Rata Total Equity
Rata-Rata Total Aktiva
Rata-Rata Jumlah Lembar Saham Yang Beredar
Rata-Rata Equity Pershare
Rata-Rata Struktur Modal
Rata-Rata Pertumbuhan Perusahaan
Rata-Rata Nilai Perusahaan
30,305,997.000
27,294,732.000
59,539,242.000
40,992,982,059.000
157,189.899
48.447
17.204
53.079
673,466.600
606,549.600
1,323,094.267
910,955,156.867
3,493.109
1.077
0.382
1.180
36,392,675.000
30,273,035.000
68,609,827.000
44,539,672,959.000
170,102.053
53.003
16.875
52.329
808,726.111
672,734.111
1,524,662.822
989,770,510.200
3,780.046
1.178
0.375
1.163
41,104,455.000
34,779,605.000
77,786,212.000
51,135,526,527.000
174,065.591
54.083
16.293
57.240
913,432.333
772,880.111
1,728,582.489
1,136,345,033.933
3,868.124
1.202
0.362
1.272
Sumber: Lampiran 2,3,4
Peningkatan nilai ekuitas diduga disebabkan oleh peningkatan penjualan saham,
terbukti dengan meningkatnya rata-rata jumlah saham yang beredar dengan signifikan
dari 910,955,157.867 lembar pada tahun 2004 menjadi 1,136,345,033.933 lembar
pada tahun 2006.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Peningkatan jumlah hutang lancar meningkat diduga tambahan modal kerja yang
digunakan untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Peningkatan hutang
lancar diduga berasal dari kredit pemasok, pinjaman bank, yang mana prosentase
peningkatan hutang lancar sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 jauh lebih
tinggi dari pada peningkatan hutang tidak lancar (lihat tabel 21).
Tabel 21. Pengamatan Piutang Dagang, Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan, Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan, Laba Operasi
Tahun Keterangan 2004 2005 2006
Prosentase (%)
Piutang Dagang Persediaan Aktiva Tetap Penjualan Laba Operasi Hutang Lancar Hutang Tidak Lancar Laba Ditahan
7,604,924 12,221,239 23,299,600 71,686,435 6,605,788 17,313,507 12,991,508 14,550,737
9,812,005 16,228,265 26,770,340 97,308,666 7,616,903 22,968,253 13,433,419 17,551,431
10,607,761 17,507,305 30,016,252 111,523,345 9,215,805 25,939,374 15,138,080 21,655,000
139 143 129 156 140 150 117 149
Sumber: Lampiran 5,6
Peningkatan jumlah hutang tidak lancar (lihat tabel 21) diduga disebabkan oleh
melemahnya nilai rupiah terhadap dollar dan akumulasi tunggakan bunga (suku
bunga yang tinggi). Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar menyebabkan hutang
nilai rupiah terhadap dollar menjadi meningkat. Tingginya suku bunga Bank, dan
kemampuan untuk melunasi hutang sangat lemah mengakibatkan terjadinya
penunggakan hutang yang perusahaan dan industri tidak mampu untuk
melunaskannya dan akhirnya penggunaan hutang perusahaan menjadi meningkat.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Bukti empiris penelitian ini menemukan pengaruh secara langsung dan negatif
antara struktur modal terhadap nilai perusahaan terjadi pada tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 meskipun pengaruh antara struktur modal terhadap nilai
perusahaan adalah lemah.
4.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai
koefisien regresi pertumbuhan perusahaan sebesar -0.191 dengan signifikansi 0.496,
yang berarti bahwa setiap ada penurunan pertumbuhan perusahaan sebesar 1 satuan
maka akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.191 satuan.
Namun penurunan pertumbuhan perusahaan tersebut tidak mempengaruhi pergerakan
nilai perusahaan di kalangan investor.
Hasil temuan ini terbukti menolak hipotesis 2 (H2) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan sekaligus
menjawab rumusan masalah kedua penelitian ini.
Hasil temuan ini tidak konsisten dengan temuan yang dilakukan oleh Sriwardany
(2006) yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh
langsung dan positif terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode tahun 2000 sampai tahun 2004 dengan
156 perusahaan. Ketidak konsistenan hasil penelitian ini diduga dipengaruhi oleh
ukuran penentuan pertumbuhan perusahaan, dimana penelitian terdahulu mengukur
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen dengan rasio Tobins’q dan
perubahan harga saham sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan akar
kuadat dari perubahan total aktiva sebagai pertumbuhan perusahaan dengan periode
penelitian tahun 2004 sampai tahun 2006.
Tabel 20 menunjukkan bahwa total aktiva tahun 2004 dibandingkan total aktiva
tahun 2006 meningkat 155% dan diikuti dengan perubahan total aktiva yang menurun
sebesar 95% pada tahun 2004 sebesar 17.20 menjadi 16.29 pada tahun 2006. Namun
selain itu juga, peningkatan total aktiva diprediksi meningkatnya dari hasil kegiatan
investasi, yang ditunjuki dengan peningkatan aktiva tetap dari tahun 2004 sampai
tahun 2006. Peningkatan total aktiva diduga berasal dari penunggakan piutang dagang
yang meningkat, jumlah persediaan perusahaan yang tinggi sehingga terjadi kapasitas
yang menganggur dari jumlah persediaan tersebut (lihat tabel 21). Besarnya
peningkatan total aktiva perusahaan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 tidak
diikuti oleh besarnya perubahan total aktiva. Hal ini disebabkan besarnya perubahan
total aktiva perusahaan pada tahun ini lebih kecil dari besarnya perubahan total aktiva
perusahaan pada tahun sebelumnya. Akibatnya perubahan total aktiva perusahaan
pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 95%, dan
setiap turunnya perubahan total aktiva perusahaan tersebut menaikkan nilai
perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar saham terhadap nilai buku
ekuitas perlembar saham. Bukti empiris menyatakan bahwa turunnya nilai perubahan
total aktiva perusahaan tersebut tidak mempengaruhi pada nilai perusahaan.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
4.2.3 Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan secara bersama-sama berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi struktur modal sebesar
-0.237 dan koefisien regresi pertumbuhan perusahaan -0.080 dengan signifikansi
0.05, yang berarti bahwa setiap adanya penurunan hutang sebagai sumber pendanaan
perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan
sebesar 0.237 satuan dan setiap adanya penurunan pertumbuhan perusahaan sebesar 1
satuan akan berpengaruh pada peningkatan nilai perusahaan sebesar 0.080. Hal ini
berarti bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
umumnya sebagai perusahaan berskala besar telah menggunakan hutang diatas titik
optimal dan peningkatan total aktiva tidak sebanding dengan peningkatan pada
perubahan total aktiva.
Hasil temuan ini terbukti menerima hipotesis 3 (H3) yang menyatakan bahwa
struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
dan sekaligus menjawab rumusan masalah ketiga penelitian ini.
Tabel 20 menunjukkan bahwa total hutang tahun 2004 dibandingkan dengan
total hutang tahun 2006 meningkat menjadi 136% dan dikuti dengan peningkatan
nilai ekuitas yang dimiliki perusahaan pada tahun 2006 yang tercatat hanya 127%
dari tahun 2004. Peningkatan jumlah hutang lancar jauh lebih tinggi dari pada
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
peningkatan hutang tidak lancar. Peningkatan hutang lancar dilakukan agar
perusahaan memperoleh modal kerja untuk kelangsungan operasional perusahaan.
Peningkatan nilai ekuitas diduga disebabkan oleh peningkatan penjualan saham,
terbukti dengan meningkatnya rata-rata jumlah saham yang beredar dengan signifikan
dari 910,955,157.867 lembar pada tahun 2004 menjadi 1,136,345,033.933 lembar
pada tahun 2006 (lihat 20).
Peningkatan total aktiva sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 diduga berasal dari
peningkatan hasil dari kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan, meskipun
besarnya nilai penunggakan piutang dagang perusahaan, jumlah persediaan
perusahaan yang tinggi sehingga terjadi kapasitas menganggur dari jumlah persediaan
tersebut.
Laba ditahan perusahaan pun meningkat periode tahun 2004 sampai dengan
tahun 2006 terbukti semakin meningkatnya total aktiva perusahaan dan sebab itu
perusahaan memiliki sumber dana dari modal sendiri terbukti dengan nilai ekuitas
meningkat meskipun lebih prosentasenya lebih rendah dari pada peningkatan total
hutang. Selain itu juga adanya peningkatan pada laba operasi perusahaan diduga
adanya kenaikan unit penjualan dan terbukti dengan meningkatnya nilai penjualan
perusahaan (lihat tabel 21) dengan asumsi biaya operasi perusahaan tetap.
Perubahan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur diperkirakan adanya
perubahan nilai hutang, nilai ekuitas, dan nilai total aktiva. Nilai perusahaan
meningkat pada tahun 2006 sebesar 1.272 jika dibandingkan tahun 2004 yang hanya
1.180, artinya adanya peningkatan nilai perusahaan pada tahun 2006 sebesar 107.79%
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
dibandingkan nilai perusahaan tahun 2004. Besarnya perubahan rata-rata nilai
perusahaan tersebut dipengaruhi meningkatnya penggunaan hutang perusahaan,
meningkatnya nilai ekuitas perusahaan, meningkatnya nilai aktiva perusahaan,
meningkatnya jumlah lembar saham yang beredar di bursa efek, meningkatnya nilai
DER yang dimiliki perusahaan berarti kenaikan total hutang perusahaan lebih tinggi
dari pada kenaikan total ekuitas perusahaan, menurunnya nilai perubahan total aktiva
(tingkat pertumbuhan perusahaan).
Struktur modal meningkat pada perusahaan yang berskala besar meskipun
perusahaan dalam keadaan sulit masih tetap bisa menjalankan operasional perusahaan
untuk meningkatkan nilai perusahaan yang diukur dengan harga pasar perlembar
saham terhadap nilai ekuitas perlembar saham.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal
ini berarti bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaan perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya
nilai perusahaan. Penelitian ini tidak konsisten dengan temuan yang dilakukan
oleh penelitian Solihah dan Taswan (2002) periode penelitian 1993 – 1997 ini
merupakan periode keadaan sebelum terjadi krisis moneter dan pada saat awal
tahun terjadi krisis moneter, Hasnawati (2005) periode penelitian tahun 2001
merupakan periode setelah terjadi krisis moneter dan periode penelitian yang
terlalu singkat memungkinkan hasil yang kurang mewakili keadaan sampel yang
diteliti meskipun menelitia pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Stock Exchange, dan Trade-Off Theory merupakan teori yang menjelaskan
tentang penggunaan hutang di bawah titik optimum namun secara empiris
penggunaan hutang periode 2004-2006 sudah sangat tinggi sekali yang
ditunjukkan dengan rasio DER meskipun periode penelitian ini penggunaan
hutang yang sangat tinggi sekali tetapi tetap dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan temuan Wahyudi dan Hartini (2004) periode
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
penelitiannya tahun 2002-2003 diduga keadaan mulai kondusif sehingga
penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan, Sriwardany
(2006) periode penelitian tahun 2000-2004 diduga keadaan mulai kondusif
sehingga penggunaan hutang sudah dapat mempengaruhi nilai perusahaan,
Sugihen (2003) periode penelitian 1995-2000 diduga perbedaan periode
penelitian dan jalur analisis namun menggambarkan hasil yang konsisten.
2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal ini berarti setiap penurunan perubahan total aktiva periode
penelitian tidak mempengaruhi harga perlembar saham terhadap ekuitas
perlembar saham dikalangan investor. Penelitian ini tidak konsisten dengan
temuan Sriwardany (2006) diduga adanya perbedaan alat ukur dalam
mengganalisis pertumbuhan perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan pada
periode tahun 2004-2006 tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa
penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan dan penurunan
perubahan total aktiva perusahaan akan meningkatkan harga perlembar saham
terhadap ekuitas perlembar saham ketika perusahaan mengurangi penggunaan
hutang dan meskipun penurunan perubahan total aktiva perusahaan, perusahaan
masih mampu untuk memperoleh dana di pasar modal untuk melakukan investasi
sehingga nilai pasar perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham akan
meningkat.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
5.2 Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun
2006.
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh dua variabel independen terhadap satu
variabel dependen yaitu struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap
nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini memiliki nilai koefisien determinasi
yang rendah sehingga pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang sangat lemah dan
diperkirakan ada variabel independen lain yang mempengaruhi nilai perusahaan.
3. Penelitian ini tidak lebih lanjut membahas kegiatan investasi dari perusahaan,
karena setelah membaiknya perekonomian Indonesia, diprediksi perusahaan
sudah lebih berani melakukan investasi.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka perlu dilakukan
penyempurnakan terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun saran untuk peneliti
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk peneliti lanjutan disarankan untuk menggunakan sampel jenis seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang saat ini telah berubah
menjadi Bursa Efek Indonesia, dan periode penelitian lebih panjang agar
mendapatkan hasil yang lebih digeneralisir.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Untuk peneliti lanjutan dapat menambahkan variabel lain seperti kepemilikan
manajerial, ukuran perusahaan serta perubahan nilai valuta asing yang diprediksi
bisa mempengaruhi dari nilai perusahaan.
3. Bagi pihak investor, hendaknya dalam melakukan investasi mempertimbangkan
struktur modal perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahaan. Hal ini perlu
dipertimbangkan agar pihak investor pun dalam melakukan investasi dapat
menerima return yang baik.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press. Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Ekonisia. Brigham, E.F., dan J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.Penerjemah Hermawan
Wibowo. Edisi Kedelapan. Edisi Indonesia. Buku II. Jakarta: Erlangga. Brigham, E.F., and L.C. Gapenski. 1988. Financial Management Theory and Practice.
Fifth Edition. United State Of America. Driffeild, N., V.Mahambare, and S.Pal. 2007. “How Does Ownership Structure
Affect Capital Structure and Firm Value? Recent Evidence From East Asia”. www.google.com/search
Fama, E.F. 1978. “The Effects Of a Firm’s Investment and Financing Decisions on
The Welfare of Its Security Holders”. The Modern Theory Of Corporate Finance; Vol 68. No.3, pp. 22-38.
Fama, E.F., dan K.R.French.1998. “Taxes, Financing Decision, and Firm Value”. The
Journal Of Finance;Vol.LIII. No.3, June, PP.819-843. Hakim, Abdul. 2004. Statistik Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis. Cetak Kedua.
Yogyakarta: Ekonisia. Hasnawati, Sri. 2005. “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta”. Usahawan: No.09/Th XXXIX, September 2005.
Helfert, E.A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Penerjemah Herman Wibowo. Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UUP AMP YKPN. Jensen, M.C. 2001. “Value Maximization, Stakeholders Theory, and The Corporate
Objective Function”. Working Paper; No.01-09. Harvard Business School, PP.1-21. or www.google.com/search
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Kallapur, S., dan M.A. Trombley. 1999. “The Association Between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth”. Journal Of Business & Accounting. 26 April/May. Pp.505-519. or www.google.com/search
Machfoedz, Mas’ud. 1996. Akuntansi Manajemen Perencanaan Dan Pembuatan
Keputusan Jangka Pendek. Edisi Kelima. Buku 1. Yogyakarta: STIE-WIDYA WIWAHA.
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE. Santoso, Singgih. 2006. Menguasai Statistik Di Era Informasi Dengan SPSS 15.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta:
BPFE. Shin, H.H., dan R.M. Stulz. 2002.”Firm Value, Risk, and Growth Opportunities”.
Banking and Monetory Economics at The Ohio State University, and Reseach, hal.1-35. or www.google.com/search
Soliha, E., dan Taswan. 2002. “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. September 2002. or www.google.com/search
Sriwardany. 2006. “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Struktur
Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Tbk”. Tesis.
Stulz, R.M. 1990.“Managerial Discreation and Optimal Financing Policies”. Journal
Of Financial Economics. Vol.26, Hal: 3-27. or www.google.com/search Sugihen, S.G. 2003. “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva,
Kinerja Keuangan, Serta Nilai perusahaan Industri Manufaktur Terbuka Di Indonesia”. Disertasi.
Susanto. 1997. Manajemen Aktual Topik-Topik Aktual Manajemen Dalam Riak
Perubahan. Jakarta: Grasindo. Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetak 3.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Wahyudi, U., dan H.P. “Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. K-AKPM 17.
Weston, J.F., dan E.F. Brigham. 1985. Manajemen Keuangan. Penerjemah Djoerban
Wahid. Edisi Ketujuh. Jilid II. Jakarta: Erlangga. Winardi. 2001. Ekonomi Manajerial. Bandung: Mandar Maju.
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 1: NAMA PERUSAHAAN YANG DIJADIKAN SAMPEL PENELITIAN
Kode No Subtitle Perusahaan
Jumlah Nama Perusahaan
Food & Beverages 1 AQUA Aqua Golden Mississippi 2 DAVO Davomas Abadi 3 DLTA Delta Djakarta 4 FAST Fast Food Indonesia 5 MLBI Multi Bintang Indonesia 6 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food 7 TBLA
7
Tunas Baru Lampung Tobacco Manufactures
8 HMSP 1 HM Sampoerna Textile Mill Products
9 CNTX Century Textile Industry 10 RDTX 2 Roda Vivatex
Apparel And Other Textile Product 11 PBRX Pan Brothers Tex 12 RICY 2 Ricky Putra Globalindo
Paper And Allied Product 13 FASW Fajar Surya Wisesa 14 SPMA 2 Suparma
Chemical And Allied Product 15 AKRA AKR Corporindo 16 CLPI Colorpak Indonesia 17 LTLS Lautan Luas 18 SOBI
4
Sorini Agro Asia Corporation Plastics And Glass Product
19 AMFG Asahimas Plat Glass 20 DYNA Dynaplast 21 LAPD Lapindo International 22 SIMA
4
Siwani Makmur Cement
23 SMGR 1 Semen Gresik Metal And Allied Product
24 INAI Indal Aluminium Industry 25 LION Lion Metal Works 26 TBMS
3 Tembaga Mulia Semanan
Fabricated Metal Product 27 KDSI 1 Kedawung Setia Industrial
Stone,Clay, Glass And Concrete Product 28 ARNA Arwana Citra Mulia 29 TOTO 2 Surya Toto Indonesia
Cable 30 JECC Jembo Cable Company 31 KBLM Kabelindo Murni 32 IKBI
3 Sumi Indo Kabel
Electronic And Office Equiptment 33 MLPL 1 Multipolar Corporation
Automotive And Allied Product 34 HEXA Hexindo Adiperkasa 35 INDS Indospring 36 NIPS Nipress 37 PRAS Prima Alloy Steel 38 SMSM Selamat Sempurna 39 UNTR
6
United Tractors Pharmaceuticals
40 DVLA Darya Varia Laboratoria 41 MERK Merck 42 PYFA Pyridam Farma 43 TSPC
4
Tempo Scan Pacific Consumer Goods
44 TCID Mandom Indonesia 45 UNVR 2 Unilever Indonesia
Jumlah Sampel penelitian 45 Perusahaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 2: Data Total Hutang, Total Ekuitas Dan Total Aktiva Perusahaan Manufaktur
No
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2003 2004 2005 2006
1 AQUA 308,620 318,127 342,897 355,338 405,324 447,226 523,302 671,109 732,354 795,244
2 DAVO 888,346 967,221 1,731,850 689,605 779,674 975,951 894,073 1,577,951 1,746,895 2,707,801
3 DLTA 99,357 130,911 137,928 355,251 406,052 438,087 394,857 455,244 537,785 577,411
4 FAST 127,038 149,701 195,366 194,946 228,205 288,209 280,571 321,984 377,905 483,575
5 MLBI 303,532 347,434 411,907 249,535 227,912 198,461 483,004 553,081 575,385 610,437
6 AISA 247,310 262,621 268,636 95,021 95,055 95,185 339,919 342,438 357,786 363,933
7 TBLA 840,285 938,257 1,183,409 510,588 511,960 864,441 1,151,281 1,352,092 1,451,439 2,049,163
8 HMSP 6,522,408 7,112,839 6,873,099 4,859,430 4,575,555 5,693,940 10,197,768 11,699,265 11,934,600 12,659,804
9 CNTX 177,679 185,535 259,993 137,172 151,083 130,784 264,471 314,851 336,618 390,777
10 RDTX 47,864 69,806 194,341 273,905 295,022 339,447 309,646 321,769 364,828 533,788
11 PBRX 48,359 281,853 441,171 78,443 110,178 118,206 112,292 127,475 390,216 553,846
12 RICY 78,120 160,709 221,495 216,549 253,838 292,064 263,827 297,377 417,333 516,488
13 FASW 1,561,857 1,809,422 2,247,778 1,066,557 1,072,386 1,174,114 2,627,238 2,628,415 2,881,808 3,421,892
14 SPMA 915,545 914,653 932,697 397,416 405,566 448,737 1,031,827 1,312,962 1,320,219 1,381,434
15 AKRA 682,548 838,128 1,129,611 853,493 974,375 1,039,093 1,559,867 1,692,907 1,979,763 2,377,340
16 CLPI 29,931 49,195 68,381 52,539 58,473 64,979 59,004 82,470 107,668 133,360
17 LTLS 904,164 1,042,374 1,233,125 450,186 496,240 506,603 1,228,714 1,426,798 1,608,866 1,830,516
18 SOBI 190,703 227,015 285,060 312,215 340,598 357,582 530,999 533,875 596,642 642,315
19 AMFG 532,823 364,829 481,619 1,031,163 1,200,812 1,148,053 1,486,587 1,564,031 1,565,679 1,629,669
20 DYNA 530,944 609,004 655,211 394,943 387,685 383,385 766,930 998,118 1,073,712 1,123,946
21 LAPD 18,576 25,869 25,811 26,077 20,915 23,378 38,926 44,659 46,793 49,198
22 SIMA 16,417 22,560 24,902 40,348 42,552 43,642 53,343 56,765 65,112 68,544
23 SMGR 2,960,744 2,761,749 1,915,243 3,642,437 4,466,931 5,499,614 6,559,495 6,665,831 7,297,859 7,496,419
24 INAI 344,743 435,543 480,733 61,965 41,191 53,730 316,919 406,708 476,734 534,462
25 LION 26,193 30,698 37,917 120,511 134,332 149,773 120,626 146,703 165,030 187,689
26 TBMS 600,465 744,660 840,235 109,949 90,902 115,379 558,372 710,414 835,562 955,614
27 KDSI 291,521 305,627 283,816 86,699 79,301 155,921 372,076 378,220 384,928 439,737
28 ARNA 147,507 189,567 285,334 145,883 172,247 190,086 248,100 295,971 364,794 478,778
29 TOTO 563,345 631,771 627,490 145,215 215,834 280,679 554,920 708,561 847,605 908,168
30 JECC 236,973 259,572 299,055 65,044 63,090 63,593 277,188 302,022 322,662 362,648
31 KBLM 105,817 117,945 124,593 127,718 141,845 151,845 206,358 233,535 259,791 279,438
32 IKBI 128,348 209,840 217,003 316,798 338,405 373,293 369,799 445,145 548,245 590,296
33 MLPL 2,909,852 3,080,435 4,953,737 945,427 1,287,991 1,364,375 1,569,258 4,872,881 5,480,658 7,479,242
34 HEXA 352,999 724,753 858,554 283,110 344,761 345,549 584,512 636,109 1,069,514 1,204,104
35 INDS 277,096 392,920 421,649 73,438 66,663 68,835 273,677 350,971 459,703 490,604
36 NIPS 108,788 106,858 128,822 80,298 83,367 91,406 171,173 189,086 190,225 220,228
37 PRAS 313,246 431,561 466,367 124,954 129,554 126,793 368,825 438,201 561,115 593,160
38 SMSM 244,958 227,268 239,648 343,158 410,835 451,062 632,610 650,930 663,138 716,686
39 UNTR 3,629,278 6,485,918 6,606,651 3,103,595 4,105,713 4,594,437 6,056,439 6,769,367 10,633,839 11,247,846
40 DVLA 112,147 160,025 145,025 319,027 390,604 412,312 375,386 431,174 550,629 557,338
41 MERK 46,429 37,657 47,120 154,021 180,361 235,539 200,328 200,466 218,034 282,699
42 PYFA 8,287 13,080 17,927 62,143 63,471 65,201 68,267 70,430 76,551 83,127
43 TSPC 379,832 472,473 447,319 1,686,446 1,793,257 1,942,441 1,943,351 2,141,419 2,345,760 2,479,251
44 TCID 74,635 86,301 64,549 397,729 459,394 607,648 387,601 472,364 545,694 672,197
45 UNVR 1,370,368 1,658,391 2,249,381 2,258,447 2,173,526 2,368,527 3,416,276 3,647,098 3,842,351 4,626,000
30,305,997 36,392,675 41,104,455 27,294,732 30,273,035 34,779,605 50,230,002 59,539,242 68,609,827 77,786,212
673,467 808,726 913,432 606,550 672,734 772,880 1,116,222 1,323,094 1,524,663 1,728,582
Kode Total Hutang (Rp Million) Total Ekuitas (Rp Million) Total Aktiva(Rp Million)
Rata-Rata Pertahun
Jumlah
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 3: Data Closing Price, Jumlah Lembar Saham Dan Equity Per Share Perusahaan Manufaktur
No
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006
1 AQUA 48,000 63,000 110,000 13,162,473 13,162,473 13,162,473 26,996.29 30,793.91 33,977.35
2 DAVO 200 80 590 6,201,855,660 6,201,855,660 6,201,855,660 111.19 125.72 157.36
3 DLTA 14,500 36,000 22,800 16,013,181 16,013,181 16,013,181 22,184.91 25,357.36 27,357.90
4 FAST 1,050 1,200 1,820 446,250,000 446,250,000 446,250,000 436.85 511.38 645.85
5 MLBI 42,500 50,000 55,000 21,070,000 21,070,000 21,070,000 11,843.14 10,816.90 9,419.13
6 AISA 210 215 175 1,045,000,000 1,045,000,000 1,045,000,000 90.93 90.96 91.09
7 TBLA 230 200 240 1,615,387,200 1,615,387,200 4,124,206,046 316.08 316.93 209.60
8 HMSP 6,650 8,900 9,700 4,500,000,000 4,500,000,000 4,500,000,000 1,079.87 1,016.79 1,265.32
9 CNTX 4,700 3,500 3,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000 39,192.00 43,166.57 37,366.86
10 RDTX 825 830 960 268,800,000 268,800,000 268,800,000 1,018.99 1,097.55 1,262.82
11 PBRX 405 375 380 384,000,000 445,440,000 445,440,000 204.28 247.35 265.37
12 RICY 355 255 480 641,717,510 641,717,510 641,717,510 337.45 395.56 455.13
13 FASW 950 1,000 1,150 2,477,888,787 2,477,888,787 2,477,888,787 430.43 432.78 473.84
14 SPMA 180 180 210 992,046,658 992,046,658 992,046,658 400.60 408.82 452.33
15 AKRA 1,150 1,480 2,725 624,000,000 624,000,000 624,000,000 1,367.78 1,561.50 1,665.21
16 CLPI 480 405 980 306,338,500 306,338,500 306,338,500 171.51 190.88 212.12
17 LTLS 370 480 405 780,000,000 780,000,000 780,000,000 577.16 636.21 649.49
18 SOBI 1,075 1,140 1,800 180,000,000 180,000,000 180,000,000 1,734.53 1,892.21 1,986.57
19 AMFG 2,150 3,325 2,925 434,000,000 434,000,000 434,000,000 2,375.95 2,766.85 2,645.28
20 DYNA 1,800 1,150 800 314,705,440 314,705,440 314,705,440 1,254.96 1,231.90 1,218.23
21 LAPD 455 475 500 264,398,200 264,398,200 264,398,200 98.63 79.10 88.42
22 SIMA 265 165 175 92,500,000 92,500,000 92,500,000 436.19 460.02 471.81
23 SMGR 18,500 17,800 36,300 593,152,000 593,152,000 593,152,000 6,140.82 7,530.84 9,271.85
24 INAI 205 105 200 158,400,000 158,400,000 158,400,000 391.19 260.04 339.20
25 LION 1,700 2,000 2,200 52,016,000 52,016,000 52,016,000 2,316.81 2,582.51 2,879.36
26 TBMS 3,000 3,300 3,000 18,367,000 18,367,000 18,367,000 5,986.23 4,949.20 6,281.86
27 KDSI 130 80 140 301,000,000 301,000,000 301,000,000 288.04 263.46 518.01
28 ARNA 295 290 240 905,604,150 905,604,150 917,678,872 161.09 190.20 207.14
29 TOTO 6,000 6,000 6,600 49,536,000 49,536,000 49,536,000 2,931.50 4,357.11 5,666.16
30 JECC 375 270 220 151,200,000 151,200,000 151,200,000 430.19 417.26 420.59
31 KBLM 70 80 85 1,120,000,000 1,120,000,000 1,120,000,000 114.03 126.65 135.58
32 IKBI 575 430 820 306,000,000 306,000,000 306,000,000 1,035.29 1,105.90 1,219.91
33 MLPL 315 155 110 1,871,768,000 4,211,478,000 4,211,478,000 505.10 305.83 323.97
34 HEXA 3,075 960 900 168,000,000 840,000,000 840,000,000 1,685.18 410.43 411.37
35 INDS 600 500 500 37,500,000 37,500,000 37,500,000 1,958.35 1,777.68 1,835.60
36 NIPS 1,200 1,300 1,360 20,000,000 20,000,000 20,000,000 4,014.90 4,168.35 4,570.30
37 PRAS 800 135 90 117,600,000 588,000,000 588,000,000 1,062.53 220.33 215.63
38 SMSM 290 305 350 1,298,668,800 1,298,668,800 1,298,668,800 264.24 316.35 347.33
39 UNTR 2,275 3,675 6,550 2,848,056,500 2,851,197,400 2,851,197,400 1,089.72 1,440.00 1,611.41
40 DVLA 700 750 1,510 560,000,000 560,000,000 560,000,000 569.69 697.51 736.27
41 MERK 22,800 24,300 40,000 22,400,000 22,400,000 22,400,000 6,875.94 8,051.83 10,515.13
42 PYFA 60 45 50 535,080,000 535,080,000 535,080,000 116.14 118.62 121.85
43 TSPC 7,600 5,650 900 450,000,000 450,000,000 4,500,000,000 3,747.66 3,985.02 431.65
44 TCID 4,000 4,100 6,950 156,000,000 156,000,000 180,960,000 2,549.54 2,944.83 3,357.91
45 UNVR 3,300 4,275 6,600 7,630,000,000 7,630,000,000 7,630,000,000 296.00 284.87 310.42
206,365 250,860 332,490 40,992,982,059 44,539,672,959 51,135,526,527 157,190 170,102 174,066
4,586 5,575 7,389 910,955,157 989,770,510 1,136,345,034 3,493 3,780 3,868
Closing Price (Rp) Jumlah Lembar Saham Equity Per ShareKode
Rata-Rata Per tahun
Jumlah
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
Tahun 2004 - 2006 Di Bursa Efek Jakarta
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006
1 AQUA 0.869 0.785 0.767 0.282 0.091 0.086 1.778 2.046 3.237 0.932 0.886 0.876 0.531 0.302 0.293 1.333 1.430 1.799
2 DAVO 1.288 1.241 1.775 0.765 0.107 0.550 1.799 0.636 3.749 1.135 1.114 1.332 0.875 0.327 0.742 1.341 0.798 1.936
3 DLTA 0.280 0.322 0.315 0.153 0.181 0.074 0.654 1.420 0.833 0.529 0.568 0.561 0.391 0.426 0.271 0.808 1.192 0.913
4 FAST 0.652 0.656 0.678 0.148 0.174 0.280 2.404 2.347 2.818 0.807 0.810 0.823 0.384 0.417 0.529 1.550 1.532 1.679
5 MLBI 1.216 1.524 2.076 0.145 0.040 0.061 3.589 4.622 5.839 1.103 1.235 1.441 0.381 0.201 0.247 1.894 2.150 2.416
6 AISA 2.603 2.763 2.822 0.007 0.045 0.017 2.309 2.364 1.921 1.613 1.662 1.680 0.086 0.212 0.131 1.520 1.537 1.386
7 TBLA 1.646 1.833 1.369 0.174 0.073 0.412 0.728 0.631 1.145 1.283 1.354 1.170 0.418 0.271 0.642 0.853 0.794 1.070
8 HMSP 1.342 1.555 1.207 0.147 0.020 0.061 6.158 8.753 7.666 1.159 1.247 1.099 0.384 0.142 0.247 2.482 2.959 2.769
9 CNTX 1.295 1.228 1.988 0.190 0.069 0.161 0.120 0.081 0.080 1.138 1.108 1.410 0.436 0.263 0.401 0.346 0.285 0.283
10 RDTX 0.175 0.237 0.573 0.039 0.134 0.463 0.810 0.756 0.760 0.418 0.486 0.757 0.198 0.366 0.681 0.900 0.870 0.872
11 PBRX 0.616 2.558 3.732 0.135 2.061 0.419 1.983 1.516 1.432 0.785 1.599 1.932 0.368 1.436 0.648 1.408 1.231 1.197
12 RICY 0.361 0.633 0.758 0.127 0.403 0.238 1.052 0.645 1.055 0.601 0.796 0.871 0.357 0.635 0.487 1.026 0.803 1.027
13 FASW 1.464 1.687 1.914 0.000 0.096 0.187 2.207 2.311 2.427 1.210 1.299 1.384 0.021 0.310 0.433 1.486 1.520 1.558
14 SPMA 2.304 2.255 2.078 0.272 0.006 0.046 0.449 0.440 0.464 1.518 1.502 1.442 0.522 0.074 0.215 0.670 0.664 0.681
15 AKRA 0.800 0.860 1.087 0.085 0.169 0.201 0.841 0.948 1.636 0.894 0.927 1.043 0.292 0.412 0.448 0.917 0.974 1.279
16 CLPI 0.570 0.841 1.052 0.398 0.306 0.239 2.799 2.122 4.620 0.755 0.917 1.026 0.631 0.553 0.488 1.673 1.457 2.149
17 LTLS 2.008 2.101 2.434 0.161 0.128 0.138 0.641 0.754 0.624 1.417 1.449 1.560 0.402 0.357 0.371 0.801 0.869 0.790
18 SOBI 0.611 0.667 0.797 0.005 0.118 0.077 0.620 0.602 0.906 0.782 0.816 0.893 0.074 0.343 0.277 0.787 0.776 0.952
19 AMFG 0.517 0.304 0.420 0.052 0.001 0.041 0.905 1.202 1.106 0.719 0.551 0.648 0.228 0.032 0.202 0.951 1.096 1.052
20 DYNA 1.344 1.571 1.709 0.301 0.076 0.047 1.434 0.934 0.657 1.159 1.253 1.307 0.549 0.275 0.216 1.198 0.966 0.810
21 LAPD 0.712 1.237 1.104 0.147 0.048 0.051 4.613 6.005 5.655 0.844 1.112 1.051 0.384 0.219 0.227 2.148 2.450 2.378
22 SIMA 0.407 0.530 0.571 0.064 0.147 0.053 0.608 0.359 0.371 0.638 0.728 0.755 0.253 0.383 0.230 0.779 0.599 0.609
23 SMGR 0.813 0.618 0.348 0.016 0.095 0.027 3.013 2.364 3.915 0.902 0.786 0.590 0.127 0.308 0.165 1.736 1.537 1.979
24 INAI 5.564 10.574 8.947 0.283 0.172 0.121 0.524 0.404 0.590 2.359 3.252 2.991 0.532 0.415 0.348 0.724 0.635 0.768
25 LION 0.217 0.229 0.253 0.216 0.125 0.137 0.734 0.774 0.764 0.466 0.478 0.503 0.465 0.353 0.371 0.857 0.880 0.874
26 TBMS 5.461 8.192 7.282 0.272 0.176 0.144 0.501 0.667 0.478 2.337 2.862 2.699 0.522 0.420 0.379 0.708 0.817 0.691
27 KDSI 3.362 3.854 1.820 0.017 0.018 0.142 0.451 0.304 0.270 1.834 1.963 1.349 0.129 0.133 0.377 0.672 0.551 0.520
28 ARNA 1.011 1.101 1.501 0.193 0.233 0.312 1.831 1.525 1.159 1.006 1.049 1.225 0.439 0.482 0.559 1.353 1.235 1.076
29 TOTO 3.879 2.927 2.236 0.277 0.196 0.071 2.047 1.377 1.165 1.970 1.711 1.495 0.526 0.443 0.267 1.431 1.173 1.079
30 JECC 3.643 4.114 4.703 0.090 0.068 0.124 0.872 0.647 0.523 1.909 2.028 2.169 0.299 0.261 0.352 0.934 0.804 0.723
31 KBLM 0.829 0.832 0.821 0.132 0.112 0.076 0.614 0.632 0.627 0.910 0.912 0.906 0.363 0.335 0.275 0.783 0.795 0.792
32 IKBI 0.405 0.620 0.581 0.204 0.232 0.077 0.555 0.389 0.672 0.637 0.787 0.762 0.451 0.481 0.277 0.745 0.624 0.820
33 MLPL 3.078 2.392 3.631 2.105 0.125 0.365 0.624 0.507 0.340 1.754 1.546 1.905 1.451 0.353 0.604 0.790 0.712 0.583
34 HEXA 1.247 2.102 2.485 0.088 0.681 0.126 1.825 2.339 2.188 1.117 1.450 1.576 0.297 0.825 0.355 1.351 1.529 1.479
35 INDS 3.773 5.894 6.126 0.282 0.310 0.067 0.306 0.281 0.272 1.942 2.428 2.475 0.531 0.557 0.259 0.554 0.530 0.522
36 NIPS 1.355 1.282 1.409 0.105 0.006 0.158 0.299 0.312 0.298 1.164 1.132 1.187 0.323 0.078 0.397 0.547 0.558 0.546
37 PRAS 2.507 3.331 3.678 0.188 0.280 0.057 0.753 0.613 0.417 1.583 1.825 1.918 0.434 0.530 0.239 0.868 0.783 0.646
38 SMSM 0.714 0.553 0.531 0.029 0.019 0.081 1.097 0.964 1.008 0.845 0.744 0.729 0.170 0.137 0.284 1.048 0.982 1.004
39 UNTR 1.169 1.580 1.438 0.118 0.571 0.058 2.088 2.552 4.065 1.081 1.257 1.199 0.343 0.756 0.240 1.445 1.598 2.016
40 DVLA 0.352 0.410 0.352 0.149 0.277 0.012 1.229 1.075 2.051 0.593 0.640 0.593 0.386 0.526 0.110 1.108 1.037 1.432
41 MERK 0.301 0.209 0.200 0.001 0.088 0.297 3.316 3.018 3.804 0.549 0.457 0.447 0.026 0.296 0.545 1.821 1.737 1.950
42 PYFA 0.133 0.206 0.275 0.032 0.087 0.086 0.517 0.379 0.410 0.365 0.454 0.524 0.178 0.295 0.293 0.719 0.616 0.641
43 TSPC 0.225 0.263 0.230 0.102 0.095 0.057 2.028 1.418 2.085 0.475 0.513 0.480 0.319 0.309 0.239 1.424 1.191 1.444
44 TCID 0.188 0.188 0.106 0.219 0.155 0.232 1.569 1.392 2.070 0.433 0.433 0.326 0.468 0.394 0.481 1.253 1.180 1.439
45 UNVR 0.607 0.763 0.950 0.068 0.054 0.204 11.149 15.007 21.261 0.779 0.873 0.975 0.260 0.231 0.452 3.339 3.874 4.611
63.913 79.620 81.129 8.985 8.668 6.930 76.439 80.432 99.433 48.447 53.003 54.083 17.204 16.875 16.293 53.079 52.329 57.240
1.420 1.769 1.803 0.200 0.193 0.154 1.699 1.787 2.210 1.077 1.178 1.202 0.382 0.375 0.362 1.180 1.163 1.272
SQRT Y (Nilai Perusahaan)
LAMPIRAN 4: Perhitungan Variabel Sampel Perusahaan Manufaktur Periode Penelitian
SQRT X1 (Struktur Modal)No
X1 X2 YKode
Jumlah
Rata-Rata Pertahun
SQRT X2 (Pertumbuhan Perusahaan)
EquityofValueBookiceMarketMBR Pr
=EquityTotalDebtTotalDER =
1
1
−
−−=Δ
t
tt
TATATA
TAEquityTotalDebtTotalDER =
1
1
−
−−=Δ
t
tt
TATATA
TAEquityofValueBookiceMarketMBR Pr
=
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 5: Ringkasan Daftar Piutang Dagang, Jumlah Persediaan, Aktiva Tetap, Penjualan Perusahaan Manufaktur
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 20061 AQUA 291,222 339,092 429,729 23,453 24,342 23,732 290,365 287,735 259,610 1,333,147 1,563,156 1,665,615
2 DAVO 93,272 92,290 142,002 86,933 83,031 287,505 1,194,061 1,109,491 1,592,619 1,032,178 1,120,893 1,656,584 3 DLTA 119,116 135,172 117,968 40,032 46,751 46,090 131,377 129,736 121,735 353,481 432,729 396,733
4 FAST 2,376 2,953 3,522 28,247 34,436 46,351 78,856 86,949 112,205 889,423 1,028,393 1,276,416 5 MLBI 95,658 113,431 99,757 72,001 71,057 76,459 277,696 340,460 376,774 710,911 852,613 891,001
6 AISA 36,563 56,874 60,813 43,809 51,093 74,615 226,812 207,028 186,448 228,437 229,973 333,455 7 TBLA 194,373 103,952 142,153 129,297 146,246 131,011 494,964 570,501 787,451 1,191,010 1,220,636 1,193,999
8 HMSP 271,434 429,477 324,360 4,883,760 6,261,716 7,432,208 2,176,405 2,399,467 2,390,868 17,646,694 24,660,038 29,545,083 9 CNTX 44,771 44,847 54,019 50,514 62,038 73,321 176,342 179,061 210,715 265,760 307,486 323,625
10 RDTX 20,295 15,320 8,949 30,865 29,262 21,184 246,595 296,512 470,755 178,585 158,360 140,672 11 PBRX 45,355 142,746 204,767 35,713 107,467 131,791 19,503 61,089 125,050 307,709 1,101,503 1,426,609 12 RICY 52,211 78,385 86,292 101,512 148,502 195,419 40,438 134,819 190,185 222,256 313,398 417,810
13 FASW 187,384 210,203 256,122 197,592 251,012 357,730 2,202,711 2,345,404 2,765,224 1,427,031 1,506,491 1,693,081 14 SPMA 72,728 57,146 84,954 151,199 177,632 182,047 959,334 971,151 1,010,513 546,499 579,316 688,434
15 AKRA 299,859 425,698 467,213 251,025 363,821 411,311 767,100 803,553 1,002,838 2,187,493 2,827,823 3,970,323 16 CLPI 41,398 59,301 82,264 17,884 26,428 32,801 11,291 10,835 10,144 117,215 212,185 291,816
17 LTLS 305,732 404,279 506,697 266,430 363,316 373,671 442,133 475,495 527,490 1,705,586 2,166,528 2,413,259 18 SOBI 62,714 88,376 118,353 122,281 175,497 184,119 256,540 223,519 240,954 575,684 711,114 806,580
19 AMFG 197,688 167,438 176,140 313,924 435,747 411,409 893,150 843,019 849,066 1,457,267 1,719,320 1,541,551 20 DYNA 131,704 152,913 186,542 102,496 114,126 118,821 627,372 698,914 716,984 741,447 886,193 1,002,786
21 LAPD 3,469 11,184 9,368 11,643 7,743 12,855 18,885 19,143 19,273 91,161 81,927 84,303 22 SIMA 11,389 16,298 12,256 11,109 11,058 13,146 21,924 19,531 19,866 76,519 89,371 91,097 23 SMGR 929,913 1,158,024 1,104,557 933,828 1,040,199 1,025,982 3,674,298 3,419,589 3,162,919 6,067,558 7,532,208 8,727,858
24 INAI 67,902 97,850 115,351 117,937 129,189 181,832 78,060 71,982 62,818 470,542 473,506 557,583 25 LION 24,805 23,670 25,732 48,471 58,715 58,930 18,255 17,433 16,516 111,114 128,842 143,272
26 TBMS 327,722 443,231 530,745 134,001 171,274 215,631 125,939 130,449 112,625 1,823,215 2,869,151 3,913,279 27 KDSI 87,255 98,457 119,413 104,779 111,564 93,625 159,632 141,759 199,822 542,754 631,079 173,900
28 ARNA 46,021 68,700 99,281 15,114 16,441 18,570 220,434 263,024 347,865 216,957 309,198 344,868 29 TOTO 100,900 129,287 160,151 141,279 164,163 191,417 359,201 468,248 449,408 570,863 713,872 828,164
30 JECC 87,060 95,055 138,789 86,387 107,752 90,583 96,178 95,055 99,688 360,916 428,123 448,021 31 KBLM 39,192 69,079 62,465 18,964 14,271 37,666 169,422 164,882 169,852 125,616 280,514 285,472 32 IKBI 135,533 233,080 212,571 66,763 91,711 145,581 176,834 169,853 146,120 976,070 1,423,929 1,614,345
33 MLPL 156,532 128,776 252,288 466,899 735,531 853,539 1,366,413 1,932,840 2,150,230 2,506,936 7,490,735 9,100,380 34 HEXA 168,050 173,676 235,583 245,559 585,530 458,128 105,021 200,104 352,771 995,576 1,423,317 1,395,736
35 INDS 43,478 62,469 55,346 143,030 175,088 155,708 134,408 149,028 216,490 304,887 423,282 390,976 36 NIPS 35,229 42,751 54,782 22,112 24,552 26,776 113,900 110,692 118,008 168,201 218,828 260,153
37 PRAS 230,149 299,573 341,066 66,896 84,631 77,915 110,451 125,698 120,964 541,705 688,563 746,121 38 SMSM 158,932 167,279 201,508 206,492 165,310 186,127 243,707 246,071 259,035 730,962 861,531 881,116
39 UNTR 1,424,212 2,364,332 2,046,808 1,302,092 2,148,103 1,603,720 2,367,251 4,307,775 5,191,454 8,895,977 13,281,246 13,719,567 40 DVLA 108,769 139,913 153,310 58,302 68,506 65,633 100,210 107,466 104,024 426,796 540,437 576,669
41 MERK 60,037 62,258 73,461 51,484 63,218 63,320 48,972 47,022 46,284 373,341 386,346 487,601 42 PYFA 5,691 8,400 13,017 6,070 7,812 9,135 57,492 58,544 59,526 33,969 39,640 61,337 43 TSPC 175,462 213,377 237,665 259,729 349,497 376,729 459,049 592,773 615,316 2,371,553 2,497,974 2,729,224
44 TCID 116,322 128,246 146,425 124,506 156,806 169,764 212,217 240,982 303,087 800,612 904,764 951,630 45 UNVR 495,047 457,147 653,207 628,826 766,081 763,398 1,348,402 1,495,659 1,724,663 8,984,822 9,992,135 11,335,241
7,604,924 9,812,005 10,607,761 12,221,239 16,228,265 17,507,305 23,299,600 26,770,340 30,016,252 71,686,435 97,308,666 111,523,345 168,998 218,045 235,728 271,583 360,628 389,051 517,769 594,896 667,028 1,593,032 2,162,415 2,478,297
Penjualan
Rata-Rata Pertahun
No
Jumlah
Aktiva TetapKode
Piutang Dagang Persediaan
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 6: Ringkasan Daftar Hutang Lancar, Hutang Tidak Lancar, Laba Ditahan dan Laba Operasi Perusahaan Manufaktur
2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 20061 AQUA 85,921 62,333 73,395 222,699 255,794 269,501 333,445 383,432 425,333 91,582 64,350 48,854
2 DAVO 688 26,120 172,484 887,658 941,101 1,559,366 67,524 157,593 353,870 98,958 90,069 196,277
3 DLTA 72,389 103,623 110,184 26,968 27,288 27,744 320,223 371,023 403,058 38,708 56,405 43,284
4 FAST 94,829 110,742 148,045 32,208 38,958 47,322 148,838 181,738 241,329 37,316 41,291 68,926
5 MLBI 272,933 314,409 375,933 30,599 33,025 35,974 226,663 205,040 175,589 87,313 87,014 73,581
6 AISA 134,508 173,794 157,840 112,802 88,828 110,796 (174,729) (174,695) (147,565) 90 35 130
7 TBLA 279,299 335,537 448,132 560,987 602,720 735,278 124,463 125,836 175,462 16,455 6,219 52,884
8 HMSP 3,871,620 5,116,734 5,612,677 2,650,788 1,996,105 1,260,422 4,379,037 4,095,162 5,213,547 1,991,852 2,383,066 3,530,490
9 CNTX 162,995 171,518 109,148 14,684 14,017 150,845 112,663 126,574 106,275 (3,488) 14,419 (19,791)
10 RDTX 32,085 52,849 67,802 15,780 16,957 126,540 130,091 151,208 195,633 12,191 21,134 34,578
11 PBRX 42,004 266,143 403,237 5,356 15,709 37,934 36,383 46,170 54,198 7,734 10,301 9,748
12 RICY 73,459 95,320 156,682 4,661 65,389 64,812 (109,366) (72,076) (33,850) 27,310 37,461 38,226
13 FASW 270,369 277,229 350,632 1,291,488 1,532,193 1,897,146 (175,948) (170,120) (68,391) 4,686 5,828 101,728
14 SPMA 43,406 305,134 73,443 872,139 609,519 859,254 (326,774) 8,149 51,321 (63,599) 8,149 23,293
15 AKRA 635,189 782,587 988,142 47,359 55,541 141,469 541,110 661,992 726,710 77,227 119,289 128,084
16 CLPI 29,931 46,661 64,860 - 2,533 3,521 18,026 23,960 30,466 6,486 4,865 7,670
17 LTLS 602,427 771,136 950,826 301,737 271,238 282,299 254,609 300,663 311,026 51,917 52,425 29,677
18 SOBI 174,258 212,420 212,376 16,445 14,595 45,684 222,039 250,387 267,335 35,379 35,582 27,784
19 AMFG 341,940 218,973 345,206 190,884 154,855 136,413 649,080 818,729 765,970 206,791 212,553 (17,220)
20 DYNA 306,686 366,467 454,913 224,258 242,537 200,298 219,590 212,332 208,032 47,635 20,610 (6,678)
21 LAPD 18,190 25,461 25,249 386 408 563 (749) (5,911) (3,448) 1,132 (3,479) 1,105
22 SIMA 12,503 19,621 16,898 3,914 2,939 8,004 (10,027) (7,823) (6,733) 2,096 2,204 1,090
23 SMGR 1,777,389 2,165,374 1,460,083 1,183,355 596,375 455,160 1,801,930 2,626,424 3,659,107 508,916 1,001,772 1,295,521
24 INAI 154,399 211,622 181,538 190,344 223,920 299,194 (20,975) (41,749) (29,210) 2,394 (20,774) 12,539
25 LION 18,790 21,360 25,719 7,403 9,339 12,198 66,512 80,334 95,774 23,553 19,023 20,642
26 TBMS 599,018 743,532 837,515 1,447 1,128 2,720 47,475 28,427 52,904 (3,880) (17,211) 24,477
27 KDSI 186,488 252,098 232,015 105,033 53,528 51,800 (65,089) (72,487) 1,815 24,830 (7,398) 1,815
28 ARNA 75,542 114,312 159,228 71,965 75,256 126,106 57,094 83,458 97,917 25,133 35,419 28,254
29 TOTO 265,947 311,642 361,215 297,399 320,129 266,275 95,253 165,872 230,717 25,879 62,884 79,705
30 JECC 205,074 236,762 266,299 31,899 22,810 32,755 (14,456) (16,410) (15,907) 929 (2,044) 593
31 KBLM 79,852 106,991 110,091 25,965 10,954 14,502 (273,048) (258,921) (248,921) (25,319) 14,127 10,508
32 IKBI 125,078 204,348 210,440 3,269 5,491 6,563 9,221 30,828 65,716 7,339 23,749 44,374
33 MLPL 1,578,497 1,542,306 2,497,566 1,331,373 1,538,129 2,456,171 (22,770) 38,239 95,670 23,127 60,718 45,159
34 HEXA 290,614 635,092 699,476 62,384 89,662 159,079 182,398 244,049 244,838 91,418 97,771 39,428
35 INDS 118,699 230,694 241,924 158,397 162,226 179,725 34,438 27,663 29,835 (18,668) (5,837) 2,172
36 NIPS 64,979 73,701 92,728 43,809 33,157 36,094 44,298 47,367 55,406 (2,873) 3,069 8,039
37 PRAS 220,941 331,983 405,159 92,305 99,577 61,209 27,273 31,873 29,112 11,986 4,600 (2,761)
38 SMSM 216,137 196,960 207,571 28,821 30,307 32,077 213,291 280,968 307,095 57,371 65,737 66,175
39 UNTR 2,046,390 3,605,967 4,028,416 1,582,888 2,879,951 2,578,235 1,994,931 2,996,564 3,485,288 1,099,633 1,050,729 930,372
40 DVLA 70,826 112,076 86,209 41,320 47,950 58,817 (39,106) 32,471 54,179 49,811 71,576 52,509
41 MERK 43,550 32,300 40,410 2,879 5,358 6,710 112,757 139,097 194,275 57,239 57,700 86,538
42 PYFA 7,956 12,612 16,208 331 468 1,718 6,570 7,898 9,628 1,432 1,328 1,729
43 TSPC 320,160 404,377 363,627 59,671 68,096 83,691 1,233,043 1,339,854 1,489,037 323,093 296,825 272,584
44 TCID 57,684 65,848 40,382 16,951 20,453 24,166 274,952 336,616 396,924 82,492 92,865 100,118
45 UNVR 1,231,868 1,501,485 2,057,451 138,500 156,906 191,930 1,798,554 1,713,633 1,908,634 1,464,182 1,440,485 1,721,595
17,313,507 22,968,253 25,939,374 12,991,508 13,433,419 15,138,080 14,550,737 17,551,431 21,655,000 6,605,788 7,616,903 9,215,805
384,745 510,406 576,431 288,700 298,520 336,402 323,350 390,032 481,222 146,795 169,265 204,796
Laba OperasiLaba DitahanNo
Hutang Lancar Hutang Tidak Lancar
Jumlah
Rata-Rata Perthn
Kode
Eli Safrida: Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2008. USU e-Repository © 2008