PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN
PRICE TO BOOK VALUE (PBV)TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) DI
SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI (Studi Empiris Pada Jakarta Islamic
Index)
SKRIPSI
Oleh:
Nova Oktarina
NIM : 13190191
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Uin Raden Fatah
Palembang Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonimi (S.E)
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nova Oktarina
NIM : 13190101
Jenjang : S1 Ekonomi Islam
Menyatakan, bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya
saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Palembang, 2017
Saya yang menyatakan,
Nova Oktarina
NIM 13190191
ii
NOTA DINAS
KepadaYth.
Dekan FakultasEkonomi dan
Bisnis Islam
UIN Raden Fatah Palembang
Assalamu’alaikumWr. Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi
terhadap naskah skripsi berjudul:
Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) ,dan Price to book
value (PBV) Terhadap Price Earning Ratio (PER) Di Sektor Industri Barang
Konsumsi (Studi Empiris Pada Jakarta Islamic Index)
Yang ditulis oleh:
Nama :Nova Oktarina
NIM : 13190191
Program : S1 Ekonomi Islam
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam untuk diujikan dalam sidang munaqosyah ujian skripsi.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Palembang, 2017
Pembimbing Utama Pembimbing Kedua
Rudi Aryanto S. si M.si Lemiyana,SE,M.Si
NIP. 197504082003122001 NIK. 1406011013
iii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB—LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI
dan Menteri Pendidikan danKebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987
tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Latin Huruf Keterangan
Alief - Tidakdilambangkan ا
- Ba>’ B ب
- Ta>’ T ت
S|a>’ S| s dengantitik di atas ث
- Ji>m J ج
H{a>’ H{ h dengantitik di bawah ح
- Kha>’ Kh خ
- Da>| D د
Z|a>| Z| z dengantitik di atas ذ
- Ra>’ R ر
- Za>’ Z ز
- Si>n S س
- Syi>n Sy ش
S{a>d S{ s dengantitik di bawah ص
D{a>d D{ d dengantitikdibawah ض
T{a>’ T{ t dengantitik di bawah ط
Z{a>’ Z{ z dengantitik di bawah ظ
Ain ‘ komaterbalik di atas` ع
- Gain G غ
- Fa>’ F ف
- Qa>f Q ق
- Ka>f K ك
- La>m L ل
- Mi>m M م
- Nu>n N ن
- Wa>wu W و
- Ha>’ H ه
Hamzah ` Apostrof ء
- Ya>’ Y ي
iv
B. KonsonanRangkap
Konsonanrangkap (tasydid) ditulisrangkap
Contoh:
muqaddimah : ةمدقم
al- madī nah al- munawwarah : ةنيدملا ةرونملا
C. Ta>` Marbûthah di akhir kata
1. Biladimatikan (ta` marbûthahsukun) ditulish,kecualiuntuk kata-kata Arab yang
sudahterserapmenjadibahasa Indonesia
.ditulisbi ‘ibâdah : بعِِبَادَة
2. Biladihidupkankarenaberangkaidengan kata lain (ta` marbûthahsambung) ditulist
.ditulisbi ‘ibâdatrabbih : بعِِبَادَةِ رَبِّهِ
D. Huruf Vokal
1. Vokal Tunggal
a. Fathah (---) = a
b. Kasrah (---) = i
c. Dhammah (---) = u
2. VokalRangkap
a. (اي) = ay
b. ( ي -- ) = îy
c. (او) = aw
d. ( و -- ) = ûw
3. VokalPanjang
a. (ا---) = a>
b. (ي---) = i>
c. (و---) = u>
v
E. Kata Sandang
Penulisanal qamariyyahdanal syamsiyyahmenggunakanal-:
1. Al qamarîyahcontohnya: ”الحمد“ ditulisal-ħamd
2. Al syamsîyahcontohnya: “ النمل “ ditulisal-naml
F. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD
G. Kata dalam Rangkainan Frase dan Kalimat
1. Ditulis kata per kata, atau
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut
H. Daftar Singkatan
H = Hijriyah
M = Masehi
hal. = halaman
Swt. = subħânahu wa ta‘âlâ
saw. = sall Allâh ‘alaih wa sallam
QS = al-Qur`ân Surat
HR = Hadis Riwayat
terj. = terjemah
I. Lain-lain
Kata-kata yang sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (seperti
kata ijmak, nas, dll), tidak mengikuti pedoman transliterasi ini dan ditulis sebagaimana
dalam kamus tersebut.
vi
MOTTO dan PERSEMBAHAN
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, (QS.Al- Insyirah :5)”
“Kesuksesan hanya dapat di raih dengan segalah upayah dan usaha yang disertai
dengan do’a, karena sesungguhnya nasib seseorang tidak akan berubah dengan
sendirinya tanpa berusaha”
Oleh: Nova Oktarina
Persembahan Untuk:
Bapak dan Umak (Sarupi & As Tuti ) Tercinta
Adik-adik ku (Jhon Tamos, Rensa Lena, Danu anggara dan
Keluarga Besar
Para Dosen, Terutama Dosen Pembimbing dan Penguji
Teman-teman Kuliah Khususnya Eki 5 Angkatan 2013
Agamaku dan Almamaterku
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta segala hidayah dan karunia-Nya sehingga laporan penelitian ini
dapat terselesaikan. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa abadi tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya nanti di yaumul
qiamah dan tetap menjadi umatnya kelak. Amin.
Tidak lepas dari pertolongan dan hidayah-Nya peneliti dapat menyusun laporan
ini untuk memenuhi tugas akhir Skripsi yang berjudul “Pengaruh Return on asset (ROA),
Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to book value (PBV) terhadap Price Earning
Ratio (PER), di sektor Industri barang konsumsi (studi empiris pada Jakarta Islamic
Index )”.
Selama penyusunan Skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dukungan semangat dan motivasi
dari berbagai pihak demi kelancaran penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:
1. Untuk kedua orang tuaku Bapak (Sarupi) dan Umak (As Tuti) tercinta
Terimakasih Atas dukungan serta Do’a kalian Semoga kebahagiaan selalu
menyertai kalian.
2. Prof. Dr. H. M. Sirozi, Ph.Dselaku Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
viii
3. Dr. Qodariah Barkah, MH.I., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
4. Ibu Titin Hartini, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
5. Bapak Rudi Aryanto S.Si M.,Si selaku dosen pembimbing satu yang telah
memberikan pengarahan dan koreksi sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
tepat waktu.
6. Ibu Lemiyana, SE., M.Si,. selaku dosen pembimbing dua yang telah
memberikan pengarahan dan koreksi sampai akhirnya saya bisa menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama dibangku
kuliah.
8. Pimpinan beserta Staf Perpustakaan Utama UIN Raden Fatah Palembang yang
telah memberikan fasilitas untuk pengadaan studi kepustakaan.
9. Untuk Adik-adiku Tersayang Jhon Tamos, Rensa Lena, Danu Anggara yang
selalu memberi semangat Semoga kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertai
kalian, Sayang Kalian.
10. Sahabat terdekatku yang selalu memberikan motivasi Winda nopitaria, Mery
anggriani, Novitasari, Novita Sari Semoga kelak kita akan sukses.
11. Untuk Ayuk-ayuk tercinta bedeng ujung Dina lestia, Wika ismiwika, Icha, Iska,
Enda, Jeni terimakasih atas dukungan nya.
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Filza izzati S.E, Nina hdy, Viggy, Amin Rasyid,
ix
Ariyuninggsi, Desy Aryani, Rizky Yulia Munda, Seni Ati Putriani, dan Semua
teman-teman Ekonomi Islam khususnya EKI 5 angkatan 2013 yang telah
memberikan kontribusi semangat dalam penelitian ini.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyususnan hasil
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan skripsi ini masih jauh darisempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semuapihak yang
bersifat membangun demi lebih sempurnanya penelitian selanjutnyadimasa yang
akan datang. Semoga dengan terselesaikannya laporan Skripsi inidapat bemanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya sertamembuahkan ilmu
yang bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.
Palembang, Maret 2017
Penulis
Nova Oktarina
NIM: 13190191
x
ABSTRAK
Nova Oktarina, (13190191), Pengaruh Return on asset (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Price to book value (PBV) terhadap Price earning ratio
(PER) di sektor industri barang konsumsi ( studi empiris Jakarta Islamic Index ),
Skripsi Palembang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara simultan maupun
parsial pengaruh Retur On Asset, Debt To Equity Ratio, dan Price To Book Value
terhadap Price Earning Ratio di sektor industri barang konsumsi (studi empiris
pada Jakarta Islamic Index) periode 2012-2016.
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 4 perusahaan.
Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data
menggunakan laporan keuangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif variabel, analisis uji asumsi klasik,
regresi linier berganda, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian yang diolah dengan program SPPS Versi 16.00 for
windows menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,877 artinya
87.7%, Variabel Pice earning ratio dapat dijelaskan oleh variabel independen
dalam penelitian return on asset, Debt to Equity Ratio, dan price to book value
sedangkan sisanya sebesar 12.3% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
diteliti atau tidak masuk dalam model regresi ini.
Hasil uji simultan (Uji F) menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05
return on asset (X1), Debt to Equity Ratio(X2), dan price to book value (X3)
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio
(Y) pada Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII). Hasil uji parsial (Uji T) menunjukkan bahwa nilai signifikansi
return on asset (X1) 0,000 < 0,05 nilai thitung -17.2084 < ttabel 1.66757 artinya
return on asset berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap price earning
ratio (Y) , nilai signifikan Debt to equity ratio (X2) 0,000 < 0,05 nilai thitung -
7.562 < ttabel 1.66757 artinya Debt to equity ratio berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap terhadap price earning ratio (Y), nilai signifikan price to book
value (X3) 0,000 < 0,05 thitung 22.529 > ttabel 1.66757 artinya price to book
value (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap price earning ratio
(Y) pada Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII
Kata kunci : Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Price To Book Value, Price
Earning Ratio.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN PENGESAHAN ...................................... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB—LATIN ................................. iv
MOTTO PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 11
C. Batasan Masalah ........................................................................ 12
D. Tujuan Masalah ......................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 14
A. Pasar Modal .............................................................................. 14
B. Pasar Modal Syariah................................................................. 16
C. Perbedaan Pasar Modal Dan Pasar Modal Syariah .................. 20
D. Jakarta Islamic Index (JII) ....................................................... 22
E. Price Earning Ratio (PER) ...................................................... 23
F. Return On Asset (ROA)............................................................ 25
G. Debt To Equity Ratio (DER) .................................................... 29
H. Rrice To Book Value (PBV) .................................................... 29
I. Penelitian Terdahulu ................................................................ 30
J. Kerangka Konseptual ............................................................... 39
K. Pengembangan Hipotesis ......................................................... 39
BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................ 42
A. Jenis Dan Sumber Data ............................................................ 42
B. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 42
C. Populasi Dan Sampel ............................................................... 43
D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ......................... 44
xii
E. Metode Analisis Data ............................................................... 47
F. Tehnik Analisis Data ................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 55
A. Gambar Umum Obyek Penelitian ............................................ 55
B. Analisis Data ............................................................................ 58
1. Statistika Deskriptif Variabel ............................................... 58
2. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................... 59
a. Uji Normalitas ................................................................. 59
b. Uji Multikolonieritas ....................................................... 61
c. Uji Autokorelasi............................................................... 62
d. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 63
3. Analisis Regresi Berganda .................................................. 64
4. Pengujian Hipotesis .............................................................. 66
a. Uji F ................................................................................. 66
b. Uji T................................................................................. 67
5. Koefisien Determinasi .......................................................... 69
C. Pembahasan dan Hasil Penelitian .............................................. 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 76
A. Simpulan................................................................................... 76
B. Saran ......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 79
LAMPIRAN ............................................................................................... 80
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index ................. 3
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Harga Saham Sektor Industri Barang Konsumsi 4
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Research Gap ROA Terhadap PER ....................................................... 8
Tabel 1.2 Research Gap DER Terhadap PER ....................................................... 9
Tabel 1.3 Research Gap PBV Terhadap PER ........................................................ 10
Tabe 2.1Tabel Perbedaan Pasar modal dan Pasar modal syariah .......................... 20
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 34
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ..................................................................... 44
Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel ............................................................... 47
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ROA, DER, PBV, PER ........................................... 58
Tabel 4.2 Uji Normalitas non parametik kolmogorv-smirnov test K-S ................. 60
Tabel 4.3 Nilai Tolerance dan Fariance Infkation Factor ..................................... 61
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 65
Tabel 4.6 Hasil Uji F (Simultan) ............................................................................ 66
Tabel 4.7 Hasil Uji T (Parsial) ............................................................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka konseptual ......................................................................... 39
Gambar 4.1 perkembangan pasar modal ............................................................... 56
Gambar 4.2 perkembangan sektor industri barang konsumsi ............................... 59
Gambar 4.3 Normal Probability Plot ( Hasil Pengujian Normalitas) ................... 59
Gambar 4.4 Scatter Plot (Hasil Uji Heteroskedastisitas) ...................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi Pembimbing I
2. Lembar Konsultasi Pembimbing II
3. Hasil Pengolahan Data
4. Data Penelitian
5. Tabel F
6. Tabel T
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam undang-undang no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pengertian pasar
modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkan, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar
modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan keuangan1.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan
fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang
memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.2
Kegiatan Perkembangan investasi ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat, hal itu seiring dengan meningkat nya pengetahuan masyarakat tentang
bagaimana praktek berinvestasi secara optimal serta di dukung dengan kondisi
perekonomian dalam negeri yang cukup stabil, bentuk invesrasi yang juga cukup
menarik perhatian para investor saat ini adalah pada aset finansial menurut syariah
islam, banyak cara yang ditempuh untuk melakukan investasi keuangan yang sesuai
1 Abdul manah,2009, aspek hukum dalam penyelenggaraan investasi di pasar modal syariah
indonesia,Jakarta:Kencana hlm 3 2 Ibid hlm 24
2
dengan syariah islam, salah satu nya adalah berinvestasi dengan pembelian saham
yang dapat dilakukan dengan pasar modal syariah.3
Pasar modal syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkan nya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang
menjalamkan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam4
Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal
indonesia tercatat dengan hadirnya indeks syariah atau bisa disebut jakarta islamic
index (JII). Jakarta islamic index sendiri merupakan kelompok saham yang
memenuhi kriteria investasi syariah islam dalam pasar modal indonesia, saham
indonesia yang menjadi kontituen JII sendiri terdiri dari 30 saham yang merupakan
saham-saham syariah paling liquid dan memiliki kafitalisasi pasar modal yang
besar, walaupun masih terbilang baru dalam industri pasar modal pada tahun 2013
kemarin kinerja jakarta islamic index cukup menjanjikan, hal tersebut dapat dilihat
dari pergerakan indeks harga saham syariah dan juga pertumbuhan kapitalisasi JII
yang pada ukuran waktu 4 tahun terakhir cenderung terus mengalami
peningkatan5.Berikut disajiakan pergerakan indeks harga saham di JII:
3 Manan, aspek hukum dalam penyelenggaraan investasi dipasar modal syariah diindonesia,
PT.Kencan, jakarta, 2011, hlm 70 4 Adrian sutedi, pasar modal syariah sarana investasi keuangan berdasarkan prinsip syariah
(jakarta:sinar grafika,2011) hlm 45 5 Op cit hlm72
3
Grafik 1.1
Perkembangan Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index
Sumber: www.ojk.go.id (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 2012 index saham JII 372,29, pada tahun
2013 indek harga saham JII meningkat menjadi 585,11, pada tahun 2014 indeks
harga saham JII meningkat menjadi 691,04, pada tahun 2015 indeks harga saham
JII menurun menjadi 603,35 dan kembali meningkat lagi menjadi 694,10 pada
tahun 2016.
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di jakarta islamic index, sektor ini dipilih menjadi obyek
penelitian karena sektor saham-saham dari perusahaan-perusahaan dalam industri
barang konsumsi yang masih menawarkan potensi kenaikan dan pada sektor ini
para produsen dari produk-produk kebutuhan mendasar konsumen, seperti
makanan, minuman, obat, daging, dan produk toiletries. Produk-produk yang
dihasilkan tersebut bersifat konsumtif dan disukai orang sehingga para produsen
dalam industri ini memiliki tingkat penjualan yang tinggi yang dampak pula
pertumbuhan sektror industri ini.
0
200
400
600
800
2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index
4
Sektor industri barang konsumsi merupakan penopang dalam perusahaan
manufaktur. Alasannya adalah industri barang konsumsi memiliki tingkat
pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan sektor industri aneka industri dan
sektor industri dasar dan kimia.Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai
indikator utama pasar modal Indonesia mengalami penurunan 10,15% selama tahun
2013. Pada tahun 2014 kembali meningkat 5,48%, dan kembali turun pada
penutupan bulan Desember 2015. Berikut indeks pergerakan harga saham sektor
industri barang konsumsi:
Grafik 1.2
Perkembangan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi
Sumber : www.ojk.go.id(data diolah)
Berdasarkan tabel 1.2 pada tahun 2012 indek harga saham sektor industri barang
konsumsi 1393,82, pada tahun 2013 indek harga saham sektor industri barang
konsumsi meningkat menjadi 1782,09, pada tahun 2014 indeks harga saham sektor
industri barang konsumsi meningkat menjadi 2177,92, pada tahun 2015 indeks
harga saham sektor industri barang konsumsi menurun menjadi 2064,91dan
kembali meningkat lagi menjadi 2324,28 pada tahun 2016.
0
500
1000
1500
2000
2500
2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan indeks harga saham sektor industri barang konsumsi
5
Pergerakan harga dalam lantai bursa mengalami kenaikan dan penurunan yang
tidak stabil. Perkembangan harga saham yang beredar di pasar merupakan poin
utama yang menjadi perhatian investor. Harga saham mewakili nilai perusahaan,
kondisi perusahaan yang baik tercermin dari kemampuan finansial perusahaan yang
bersangkutan. Semakin tinggi harga saham, maka nilai perusahaan dan keuntungan
yang diterima investor juga akan meningkat.6
Alasan utama mengapa PER digunakan dalam analisis harga saham adalah
karena PER akan memudahkan dan membantu para analis dan investor dalam
penilaian saham. Disamping itu, PER juga membantu para analis untuk
memperbaiki judgement karena harga saham pada saat ini merupakan cermin
prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dibandingkan dengan metode arus
kas, metode PER memiliki kelebihan lain yaitu adanya standar yang memudahkan
pemodal untuk melakukan perbandingan penilaian terhadap perusahaan lain di
industri yang sama
Secara umum dikatakan bahwa PER yang rendah mengindikasikan murahnya
harga saham, sehingga layak untuk dibeli. Namun demikian, ada kalanya investor
tetap membeli saham yang memiliki PER tinggi kalau investor tersebut percaya
pada potensi perkembangan beberapa tahun kemudian, perusahaan dengan PER
yang rendah mungkin dapat menurunkan minat investor terhadap harga saham,
namun perlu diingat pula bahwa PER yang rendah mempunyai potensi untuk
meningkat, sehingga investor tidak hanya terpaku pada PER yang tinggi saja. PER
4 Sulistiyawati,2016, analisis pengaruh return on equity, debt to equity, current ratio terhadap
price earning ratio, universitas diponegore hlm 2-3
6
yang tinggi belum tentu mencerminkan kinerja yang baik, karena PER yang tinggi
bisa saja disebabkan oleh turunnya rata-rata pertumbuhan laba perusahaan. PER
sangat mudah untuk dihitung dan dipahami oleh investor7
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tiga
faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap Price earning ratio (PER) yaitu
Return on asset (ROA), Debt to Ratio (DER), dan Price to book value (PBV).
sebagai bahan pertimbangan bagi investor yang akan berinvestasi di suatu
perusahaan.
Return on Asset lebih diutamakan dalam penentuan tingkat kesehatan suatu
perusahaan, karena lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu perusahaan.
semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dapat dicapai dan
semakin baik pula posisi perusahaan itu dari segi penggunaan asset dan akhirnya
mendorong peningkatan nilai Price Earning Ratio8
Return On Asset (ROA) atau rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang dipunyai
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.
Analisis ini dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan
mendapatkan laba dimasa mendatang. Return on asset mempunyai pengaruh positif
terhadap PER, karena PER akan meningkat dengan semakin naik nya ROA
sepanjang ROA lebih besar dari tingkat pengembalian yang diinginkan.9
7 Aji 2011, analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi price earning ratio, jurnal ekonomi
indonesia, universitas diponegoro hlm 3-4 8 kasmir, manajemen perbankan,Jakarta : PT. Raja grafindo persada, 2009 hlm 76
9 Hasanah (2009), faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi price earning ratio (per) peda
perusahaan yang terdaftar di jii pada tahun 2001-2006 (jurnal ekonomi, UIN sunan kalijaga yokyakarta)
hlm 15
7
Debt To Equity Ratio (DER) yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur
modal yang berasal dari hutang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas
yang ada. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi di perusahaan. Hal ini berarti bahwa risiko perusahaan
(financial risk) relatif tinggi. Adanya risiko yang tinggi menyebabkan investasi
pada suatu saham akan kurang menarik terutama bagi investor yang bukan risk
taker. Akibatnya, harga saham akan turun, sehingga PER juga akan turun.10
DER yang tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti
memberikan efek keuntungan bagi perusahaan Dengan DER yang tinggi
perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan
untuk memperoleh laba yang meningkat. DER yang tinggi berdampak pada
peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek keuntungan bagi perusahaan.
Sehingga investor akan lebih tertarik pada perusahaan dengan nilai DER yang
tinggi akibatnya harga saham menjadi tinggi dan niali PER juga akan naik11
Price to Book Value (PBV) digunakan untuk melihat berapa besar tingkat
undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan harga
pasar setelah dibandingkan dengan nilai buku. Selisih yang signifikan antara harga
pasar dengan nilai buku dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap
harga saham, di mana apabila terdapat selisih negatif (nilai buku lebih besar
dibandingkan dengan nilai pasar), maka akan menyebabkan investor berlomba-
10
Anggraini (2012) Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover
terhadap Price Earning Rasio periode 2008-2010.(jurnal ekonomi) hlm 43 11
Shela maria melatih (2011), Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning
ratio,(jurnal ekonomi) hlm 46
8
lomba untuk menjual saham yang dimilikinya sehingga dapat menyebabkan
penurunan pada harga saham itu sendiri. Demikian sebaliknya, apabila selisih
saham bernilai positif (nilai buku lebih rendah dibandingkan nilai pasar)
memberikan indikasi bahwa harga saham perusahaan mengalami peningkatan,
sehingga dapat mempengaruhi keputusan investor apakah ingin menjual atau tetap
menahan saham yang dimilikinya.12
Penelitian – penelitian terdahulu telah banyak meneliti tentang hubungan antara
beberapa komponen variabel keuangan terhadap price earning ratio. dalam
Penelitian masih terdapat ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian terdahulu
dalam beberapa variabel seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER),
dan Price to book value (PBV) yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Research gap return on asset terhadap Price earning ratio
Pengaruh
Return
on asset
Terhadap
Price
earning
ratio
Hasil Penelitian Peneliti
Return On Asset (ROA)
berpengaruh positif
terhadap Price earning
ratio (PER)
1. Hayati (2010)
tidak ada pengaruh antara
Return On Asset (ROA)
terhadap Price earning
ratio (PER)
1. Pradana (2013)
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber
Variabel Return On Asset (ROA) menurut penelitian yang dilakukan Hayati
(2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Return On Asset (ROA)
12
Sitepu linda, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio perusahaan
manufaktur di BEI, vol 3, no 2, 2013 (jurnal wira ekonomi mikroskil) hlm 93
9
berpengaruh positif terhadap Price earning ratio (PER)13
. Pernyataan ini
bertentangan dengan hasil penelitian Pradana (2013) menyatakan tidak ada pengaruh
antara Return On Asset (ROA) terhadap Price earning ratio (PER)14
Tabel 1. 2
Research gap Debt to equity ratio terhadap Price earning ratio
Debt to equity
ratio terhadap
Price earning
ratio
Hasil Penelitian Peneliti
Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh negatif terhadap
Price earning ratio
1. Anggraini (2012)
terdapat pengaruh positif
antara Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Price earning
ratio (PER
1. Hayati (2010)
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber
variabel Debt to Equity Ratio (DER) menurut penelitian yang dilakukan
Anggraini (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh negatif terhadap Price earning ratio (PER)15
. Pernyataan ini
bertentangan dengan hasil penelitian Hayati (2010) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif antara Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price earning
ratio (PER)16
Tabel 1.3
Research gap Price to book value terhadap Price earning ratio
Hasil Penelitian Peneliti
13
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah
Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.
(vol 11 no 1 sekolah tinggi ilmu ekonomi banjarmasin) hlm 53 14
Pradana (2013) Analisis pengaruh current ratio, return on asset, dan debt to equity ratio
terhadap price earning ratio (jurnal ekonomi) hlm 35 15
Anggraini (2012) Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover
terhadap Price Earning Rasio periode 2008-2010.(jurnal ekonomi) hlm 45 16
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah
Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.
(vol 11 no 1 sekolah tinggi ilmu ekonomi banjarmasin) hlm 53
10
Price to book value
terhadap Price
earning ratio
Price to book value
(PBV) berpengaruh
secara positif dan
signifikan terhadap
Price earning ratio
1. Aji (2012)
price to book value
tidak berpengaruh
terhadap Price earning
ratio (PER)
1. Hayati (2010)
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber
Variabel Price to book value (PBV) menurut penelitian yang dilakukan Aji
(2012) ) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Price to book value (PBV)
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Price earning ratio (PER)17
.
penelitian ini bertentangan hasil penelitian Hayati (2010) yang menyatakan bahwa
price to book value tidak berpengaruh terhadap Price earning ratio (PER)18
.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER) ,dan Price to book value (PBV) Terhadap Price Earning
Ratio (PER) Di Sektor Industri Barang Konsumsi (Studi Empiris Pada Jakarta
Islamic Index)”
B. Rumusan masalah
17
Aji 2012, analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi price earning ratio, jurnal ekonomi
indonesia, universitas diponegoro, hlm 78 18
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah
Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.
(vol 11 no 1 sekolah tinggi ilmu ekonomi banjarmasin) hlm 53
11
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah :
1. Bagaimana Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Dan Price To
Book Value Secara Simultan Terhadap Price Earning Ratio ?
2. Bagaimana pengaruh Return on asset terhadap price earning ratio ?
3. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap price earning ratio?
4. Bagaimana pengaruh Price to book value terhadap price earning ratio?
C. Batasan Masalah
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut penulis membatasi ruang lingkup dan
objek penelitian agar tidak terjadinya suatu penyimpangan sasaran.
1. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di JII yang telah go public pada
periode 2012 – juni 2016
2. Variabel yang di analisis adalah Return on Asset, Debt to Equity Ratio, dan
Price to book value
D. Tujuan
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Return on Asset terhadap price
earning ratio
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap price
earning ratio
3. Untuk mengetahui Bagaiman pengaruh Price to book value terhadap price
earning ratio
12
E. Manfaat penelitian
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam
pengembangan keilmuan terutama dalam JII mengenai Pengaruh ROA,
DER dan PBV terhadap PER
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
peneliti selanjutnya yang ingin membahas mengenai Pengaruh ROA, DER
dan PBV terhadap PER
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis: Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman
bagi penulis tentang Pengaruh ROA, DER dan PBV terhadap PER
b. Bagi Investor: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
`dan tambahan informasi kepada investor dan calon investor dalam
melakukan stategi di pasar modal, sehingga dapat dijadikan landasan
dalam pengambilan keputusan terkait investasi
c. Bagi Akademisi: Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
referensi mengenai JII yang terkait untuk meneliti tentang JII juga dapat
dijadikan bahan referensi tambahan.
F. Sistematika Penulisan
Sestematika penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I :PENDAHULUAN
13
Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan mafaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini landasan teori uraian dari teori-teori yang akan digunakan
sebagai dasar untuk mendukung penelitian dari masalah yang dibahas,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini memuat metodologi penelitian yang berisi metode penelitian
dan teknik analisa data yang di gunakan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisa data dan
pembahasan dari hasil.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan
pengolahan data yang diperoleh
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Pengertian pasar modal
Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan antara pihak yang
memiliki kelebihan dana ( surplus fund ) dengan pihak yang kekurangan dana (
defisit fund ) dimana dana yang diperdagangkan merupakan dana jangka
panjang.19
Dalam undang-undang no 8 tahun 1995 tentang pasar modal,
pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan nya, serta lembaga dan
propesi yang berkaitan dengan efek20
.
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan
fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang
memiliki dana dan pihan yang memerlukan dana. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh imbalan hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik
investasi yang dipilih.21
19
Abdul manan, aspek hukum dalam penyelenggaraan investasi di pasar modal syariah
indonesia, ( jakarta : kencana, 2009) hlm 23 20
Ibid hlm 14 21
Ibid hlm 24
15
Pasar modal pada dasar nya merupakan pasar untuk instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang atau
modal sendiri, pada pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti
saham, obligasi, waran, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan.22
2. Bentuk Instrumen di Pasar Modal
Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek yaitu surat berharga yang
berupa:23
a) Saham
Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemilik disebut
juga sebagai pemegang saham. Bukti bahwa seseorang atau suatu
pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka
sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut
daftar pemegang saham.
b) Obligasi
Obligasi adalah tanda bukti perusahaan memiliki hutang jangka
panjang kepada masyarakat yaitu diatas 3 tahun. Pihak yang membeli
obligasi disebut pemegang obligasi ddan pemegang obligasi akan
menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan
setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.
22
Adrian sutedi, pasar modal syariah sarana investasi keuangan berdasarkan prinsip syariah
(jakarta:sinar grafika,2011)hlm.73 23
Samsul, pasar modal dan manajemen portofolio, surabaya:PT gelora aksara pratama,2006, hlm
45-46
16
c) Bukti right
Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka tertentu. hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham lama.
Harga tertentu disini bearti harga nya sudah ditetapkan di muka dan
bias disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan.
d) Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Waran tidak saja diberikan kepada pemegang
saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi
sebagai pemanis pada saat perusahaan menerbitkan obligasi.
B. Pasar Modal Syariah
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Langkah awal perkembangan pasar modal syariah diindonesia dimulai
dengan diterbitkan nya reksa dana syariah pada 25 juni 1997, diikuti dengan
diterbitkan nya obligasi syariah pada akhir 2002, kemudian diikuti pula dengan
hadirnya jakarta islamic index (JII) pada juli 2000. Instrumen investasi syariah
tersebut kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan marak nya
pertumbuhan bank-bank nasional yang membuka window syariah.24
Pasar modal syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
24
Adrian sutedi, pasar modal syariah sarana investasi keuangan berdasarkan prinsip syariah
(jakarta:sinar grafika,2011) hlm 62-63
17
yang diterbitkan nya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
yang menjalamkan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam25
Ada dua hal utama dalam pasar modal syariah, yaitu indeks islam dan pasar
modal syariah itu sendiri. Indeks islam menunjukan pergerakan harga-harga
saham dari emiten yang dikatagorikan sesuai syariah, sedangkan pasar modal
syariah merupakan institusi pasar modal sebagaimana lazim nya yang
diterapakan berdasarkan prinsip-pripsip islam.26
Pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal
yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi dan terlepas
dari hal-hal ini dlarang seperti riba, perjudian dan spekulasi. Pasar modal
syariah prinsip berbeda dengan pasar modal kovensional. Sejumlah instrumen
syariah sudah di gulirkan di pasar modal indonesia seperti bentuk saham dan
obligasi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah.27
Dalam rangka merespon segalah hal yang berhubungan dengan investasi
syariah sebagai akibat pesatnya perkembangan ekonomi syariah diseluruh
dunia, dijakarta dibentuk jakarta islamic index (JII) yang dikeluarkan oleh pt
bursa efek jakarta pada tanggal 3 juli 2000. Perusahaan-perusahan (emiten)
yang kegiatan umum nya tidak sesuai dengan syariah, maka akan dikeluarkan
dari komponen JII bagi perusahaan yang telah terdaftar di JII paling tidak
perusahaan tersebut memenuhi filter dari prinsip-prinsip syariah dan sudah
terpenuhi kriteria untuk indeks yang telah di tetapkan. Sedangkan tolak ukur
25
Ibid, hlm45 26
Ibid, hlm 52 27
Mardani, aspek hukum lembaga keuangan syariah di indonesia, jakarta:kencana, 2015, hlm,
134
18
filter syariah usaha emiten bukan usaha perjudian, tidak menggunakan unsur
ribawi sebagaimana investasi konvensional, bukan emiten yang
mendistribusikan dan memproduksi barang-barang haram atau barang-barang
yang merusak moral.28
2. Fungsi Pasar Modal Syariah
Fungsi modal syariah diantaranya29
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c. Memungkin kan pengusaha meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar konvensional
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini ditentukan oleh kinerja
kegitan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham
3. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah
Terdapat beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi
keuangan yang ditawarkan menurut punjwindo, sebagaimana dikutip oleh prof.
Dr. Abdul ghafur anshari sebagai berikut30
:
28
Abdul manan, aspek hukum dalam penyelenggaraan investasi dipasar modal syariah
indonesia, jakarta:kencana, 2009, hlm 79 29
Madani, aspek hukum lembaga keeuangan syariah di indonesia, jakarta:kencana, 2015, hlm,
142 30
Ibid hlm 135-136
19
a. Transaksi dilakukan atas harta yang memberinilai manfaat dan
menghindari setiap transaksi yang lazim. Setiap transaksi yang memberi
manfaat akan dilakukan dengan bagi hasil
b. Uang sebagai alat penukaran, bukan komoditas pedagang dimana
fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan
daya beli suatu barang atau harta. Adapun manfaat atau keuntungan yang
ditimbulkannya berdasarkan atas pemakaian barang atau harta yang
dibeli dengan uang tersebut
c. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur
penipuan disalah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
d. Resiko yang mingkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan
resiko yang besar atau melebihi kemampuan penanggung resiko
e. Dalam islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung resiko
f. Manajemen yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati
hak asasi manusia serta menjaga kelestarian hidup.
C. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah
Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan indeks islam adalah
indeks konvensional memasukan seluruh saham yang tercatat dibursa dengan
mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar (listing)
sudah sesuai aturan yanr berlaku (legal). Akibatnya, bukanlah suatu persoalan jika
ada emiten yang menjual saham nya dibursa bergerak disektor usaha yang
20
bertentangan dengan islam atau yang memiliki sifat merusak kehidupan
masyarakat.31
Tabe 2.1
Tabel Perbedaan Pasar modal dan Pasar modal syariah
No Pasar Modal
Konvensional
Pasar Modal
Syariah
1 Indeks32
a. Indeks yang
dikeluarkan oleh
pasar modal
konvensional
b. Semua saham
terdaftar dalam
bursa saham
c. Seluruh
sahamdiabaikan
aspek halal dan
haram
a. Indeks dikeluarkan oleh
pasar modal syariah
b. Saham-saham memenuhi
kriteria islam
c. Seluruh saham sesuai
dengan halal
2 Instrumen33
a. Saham
b. Obligasi
c. Reksadana
d. Opsi
e. Right
f. Warrant
g. Mekanisme
a. Saham
b. Obligasi syariah
c. Reksadana syariah
3 Mekanisme34
a. Transaksi
mengandung riba
b. Transaksi
mengandung
spekulatif,manipulati
f, dan judi
c. Saham bergerak
a. tidak mengandung
transaksi riba
b. transaksi tidak
meragukan,spekulatif,
manipulasi, dan judi
c. saham perusahaan tidak
bergerak dalam bidang
yang diharamkan
31
Ibid hlm53 32
ibid 55 33
ibid 56 34
M.Irsan Hasanudin, aspek hukum pasar modal indonesia, cet 7 (Jakarta : Kencana pranada
media grub ) 2007, hlm 207
21
dalam bidang halal
dan haram
d. Transaksi penjualan
dan pembelian
dilakukan secara
langsung
denganmenggunakan
jasa broker sehingga
adanya kemungkinan
dalam permainan
harga
d. transaksi penjualan dan
pembelian saham tidak
boleh dilakukan secara
langsung untuk
menghindari
manipulasi
4 Saham35
a. Tidak menghiraukan
halal haram
b. Transaksi berbunga
c. Transaksi spekulatif
d. aktivitas bisnisnya
halal maupun haram
e. Transaksi manipilatif
a. Saham memenuhi
kriteria modal syariah
b. Transaksi tidak berbasis
berbunga
c. Transaksi tidak
meragukan
d. Aktivitas harus
perusahaan yang halal
e. Menggunakan prinsip-
prinsip mudhorobah,
musyarakah, ijarah,
istisna’, dan salam
5 Obligasi36
a. Berdasarkan prinsif
syariah
b. Emiten bertindak
sebagai debitur
c. Pemegang obligasi
sebagai kreditur
d. Kegiatan tidak ada
batasan halal haram
a. Berdasarkan akad
mudharabah dengan
memperhatikan fatwa
dsn-mui no 7/ dsn-
mui/iv/2000 tentang
pembiayaan mudhorobah
b. Emiten bertindak sebagai
pengelolah modal
c. Pemegang obligasi
sebagai pemodal
d. Emiten obligasi tidak
bleh bertentangan
dengan prinsip-prinsip
syariah
35
ibid hlm 205 36
Tavinayati dan yuliah qomariah, hukum pasar modal diindonesia, cet 2 (Jakarta : sinar grafika
) 2013, hlm 21-23
22
e. Nisbah harus disebut
diatas
6 Reksadana37
a. Memperhatikan
pasal 18 sampau
dengan 29 bab iv uu
no. 8 thn 1995
tentang pasar modal
b. Investasi dilakukan
pada instrument
konvensional
c. Jenis emiten tidak
harus sesuai syariah
d. Pembagian
keuntungan
berdasarkan
perkembangan suku
bunga
a. Memperhatikan fatwa
dsn-mui no. 20/ dsn-
mui/ ix/ 2000 tentang
reksadana syariah
e. Investasi dilakukan pada
instrument syariah
f. Jenis emiten sesuai
syariah
g. Sesuai proporsi yang
ditentukan dalam akad
sumber : dikembangkan dari berbagai buku
D. Jakarta Islamic Index (JII)
Dibursa efek indonesia (BEI) terdapat beberapa jenis indeks, namun diantara
indeks tersebut yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah hanya jakarta islamic
index (JII). Jii dibentuk dari hasil kerjasama antara PT. BEI dengan PT. Danareksa
invesment manajement (PT. DIM) yang beroperasi sejak tanggal 3 juli 2000. Yang
setiap periodenya, saham yang masuk jakarta islamic index (JII) berjumlah 30
saham yang memenuhi kriteria syariah menggunakan tahun 1 januari 1995 sebagai
base date ( dengan nilai 100 ). Niat peluncuran jakarta islamic index adalah untuk
meningkatkan kepercayaan investor agar melakukan investasi pada saham berbasis
syariah, memberikan manfaat keunntungan bagi pemodal yang berinvestasi dibursa
efek dan menjadi tolak ukur kinerja dalam memilih portofolio saham yang halal,
37
Nurul huda dan mustafa edwin nasution, investasi pada pasar modal syariah, cet. 2 (Jakarta :
media grafika), 2008, hlm 117-119
23
dan juga sebagai sarana mendongkrak nilai kafitalisasi saham di bursa efek
indonesia (BEJ).38
Jakarta islamic index (JII) merupakan satu-satunya indeks saham di indonesia
yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis kegiatan usaha yang
memenuhi kriteria syariah, dikatakan demikian karena saham-saham yang masuk
dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan prinsip syariah, syarat pemilihan saham pada umumnya sama dengan saham
LQ-45, namun dalam saham jakarta islamic index lebih ditekankan pada jenis usaha
yang tidak boleh bertentangan dengan syariah islam.39
E. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio ( PER ) adalah nilai harga perlembar saham, indikator ini
secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi bagian akhir
dan menjadi bentuk standar perusahaan diindonesia40
bagi para investor semakin
tinggi price earning ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan
mengalami kenaikan, dengan begitu price earning ratio (rasio harga terhadap laba)
adalah perbandingan antara market price pershare (harga pasar perlembar saham)
dengan earning pershare (laba perlembar saham )adapun menurut van horne dan
38
Amir Mahmud & Rukmana, bank syariah teori kebijakan dan studi indonesia bagian ke
3(jakkarta:erlangga,2010), hlm 148 39
Ibid 149 40
Harmono,manajemen keuangan berbasis balance scorecard pendekatan teori kasus dan riset
bisnis, (jakatra: bumi aksara,2014) hlm l57
24
wachowicz, price earning ratio adalah “ the market price pershare of a firm’s
common stock devided by the most recent 12 month of earning pershare41
Price earning rasio merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara
harga saham dipasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkandengan
pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukan ekspektasi investor
tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang cukup tinggi.42
Kegunaan dari
PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu
perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EarningsPer Share
(EPS). Rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah untuk
setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Hasil PER yang tinggi menandakan bahwa
investor mempunyai keyakinan yang besar atas prospek masa depan perusahaan
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mengharapkan
pertumbuhan dividen yang tinggi, saham memiliki risiko yang rendah, dan investor
puas dengan pendapatan yang tinggi.PER menunjukkan seberapa besar investor
menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings, Rendahnya PER dapat
terjadi karena menurunnya harga saham, sehingga meningkatkan laba bersih.
Sebaliknya, PER tinggi dapat terjadi karena penurunan laba, tetapi investor percaya
penurunan laba bersih atau saham tersebut hanya bersifat temporer dan akan pulih
pada tahun berikutnya. Investor lebih memperhatikan harga saham disbanding laba
di masa depan. Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan
perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan yang berada dalam tahap
41
Irham fahmi, pengantar manajemen keuangan teori dan soal jawaban,
(bandung:alfabeta,2015) hlm 83 42
Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta : Rajawalipers) 2010, Hlm 311
25
pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang berada dalam kondisi yang sudah mapan.43
F. Return on Asset
Return on asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
Profitabilitas. Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan laba setelah pajak
dengan total aset.44
Analisis roa mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dengan menggunakan total asset yang ada, setelah biaya-biaya modal
dikeluarkan dari analisis. Fokus analisis roa adalah profitabilitas, independen
terhadap biaya modalnya. Dalam analisis roa, faktor-faktor nonrecurring perlu
pertimbangan lebih lanjut sebab faktor-faktor tersebut bisa dikeluarkan, bisa juga
dimasukan.
Rasio return on asset (ROA) yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva
yang digunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya apabila return on asset (ROA) yang negatif menunjukan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi
jika suatu perusahaan mempenyai Return On Asset (ROA) yang tinggi maka
perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan dalam
perusahaan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan
laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat
pertumbuhan perusahaan45
43 wardani, Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size
terhadap Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, 2015, hlm 20 44
Kasmir, analisis laporan keuangan,(Jakarta: PT rajagrafindo persada,2013 )hlm 204 45
James, c, horne 2005, akuntasi lanjutan 2, penerbit PT. Raga Grafindo. Hlm 13
26
1. Keunggulan Return On Asset (ROA)
Keunggulan yang ada pada rasio return on asset (ROA) adalah sebagai
berikut:
a. Perhatian manajemen dititik beratkan pada maksimalisasi laba atas
modal yang diinvestasikan.
b. Return on asset dapat dipergunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh setiap divinisinya dan pemanfaatan
akuntasi divinisinya, selanjutnya dengan return on asset akan menyajikn
perbandingan berbagai macam prestasi antar divisi secara objektif.
Return on asset akan mendorong divisi untuk menggunakan dalam
memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan return on
asset (ROA) tersebut.
c. Analisis return on Asset (ROA) dapat juga digunakan untuk mengukur
profitabilitas dari masing-masing produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan.46
2. Kelemahan return on asset (ROA)
Kelemahan yang ada pada rasio return on asset (ROA) adalah sebagai
berikut:
a. Pengukuran kinerja dengan menggunakan return on asset (ROA)
membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan
project-project yang menurunkan divisional return on asset (ROA)
46
Abdul Halim, 2001, manajemen keuangan daerah, yokyakarta, UUP AMP YKPN. Hlm 151
27
tersebut, meskipun sebenarnya project-project tersebut dapat
meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
b. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek
dan bukan tujuan jangka panjang
c. Sebuah project dalam return on asset (ROA) dapat meningkatkan tujuan
jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif
dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga
penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku
yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam
jangkapanjang47
3. Komponen-komponen return on asset (ROA)
ROA bisa dipecah kedalam dua komponen profit margin dan
perputaran aktiva , profit margin merupakan ukuran efisiensi perusahaan,
sedangkan perputaran aktiva mencerminkan kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang tertentu, operating leverage-
penggunaan biaya tetap operasional-akan mempengaruhi ROA dengan jalan
meningkatkan variabilitas ROA, semakin tinggi operating leverage suatu
perusahaan, akan semakit tinggi titik impasnya. Kesulitan dalam analisis
biaya tetap variabel adalak karena perusahaan tidak melaporkan laporan
keuangannya berdasaran klasifikasi biaya variabel tetap.48
4. Interprestasi return on asset (ROA)
47
Utomo, Lisa Linawati, 1990, Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja
Manajemrn Perusahaan,Jurnal Akuntasi Dan Keuangan : Vol 1, No 1, Mei, Hlm 34 48
Halim hanafi, analisis laporan keuangan, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN), 2016 hlm, 170
28
Dua faktor yang mempengaruhi perbedaan return on asset(ROA) antar
industri dan yang mempengaruhi perbedaan proposisi profit margin dan
perputaran aktiva antar industri adalah sebagai berikut49
:
a. Operating laverage
Operating laverage menunjukan sejauh mana pemakaian beban tatap
dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap
yang tinggi juga perusahaan yang mempunyai Operating laverage yang
tinggi juga, perusahaan yang mempunyai proposi aktiva tetap akan
mempunyai beban depresiasi yang tinggi, yang bearti operating leverage
yang tinggi.
Perusahaan atau industri dengan operating leverage yang tinggi akan
mempunyai fluktuasi pendapatan yang tinggi pula dan itu bearti pula
beresiko perusahaan tersebut tinggi, apabila kondisi
perekonomianmembaik, penjualan meningkat, perusahaan dengan
operating leverage yang tinggi akan mengalami kenaikan keuntungan
yang tinggi, sebaliknya apabila kondisi perekonomian menurun,
penjualan menurun, perusahaan tersebut akan mengalami fluktuasi
setajam dengan perusahaan dengan operating leverage yang tinggi
49
Dwi Prastowo dan rifka juliany, analisis laporan keuangan (yokyakarta: AMP
YKPN,2005)Hlm 92
29
G. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan equitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang,
termasuk hutang lancar dengan seluruh equitas. Ratio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Dengan kata
lain, ratio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan hutang.
Bagi bank(kreditor), semakin besar ratio ini, akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar
rasia akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi
tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan
bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini
juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan
perusahaan.50
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
perbandingan antara totak hutang dengan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk
mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari hutang.untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva.51
50
Ibid 156 51
Ibid, hlm 166
30
H. Price to book value
Price to book value merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relative terhadap jumlah
modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin berhasil
perusahaan menciptakan nilai (return) bagi pemegang saham. Price to book value
ratio (PBV) dikenal juga dengan istilah market to book value. Suatu perusahaan
yang sehat dengan manajemen dan organisasi yang kuat serta berfungsi secara
efisien akan memilliki nilai pasar yang lebih tinggi daripada nilai bukunya atau
sama dengan nilai.52
Price to book value (PBV) merupakan rasio antara harga pasar
dan nilai buku saham53
.
I. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan telaah yang dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan
penulis melihat masalah ini masih kurang mendapatkan perhatian. Untuk itu penulis
akan menguraikan beberapa kajian pustaka yang relevan dengan masalah Pengaruh
Return on asset, Debt to Equity Ratio, Price to book value terhadap price earning
ratio antara lain:
Hasanah (2009 ) dalam penelitian nya berjudul faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi price earning ratio (PER) pada perusahaan yang terdaftar di jii pada
tahun 2001-2006, hasil penelitian nya menunjukan bahwa Return On Asset
52
Aji 2011, analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi price earning ratio, (jurnal ekonomi
indonesia, universitas diponegoro) hlm 3-4 53
Op cit, hlm 134
31
berpengaruh signifikan,akan tetapi koefisien regresi nya bernilai negatif, variabel
DER, DPR,dan size tidak berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio54
Hayati (2010) dalam penelitian nya berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham
Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia, menunjukan bahwa
Return on asset dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Price Earnings Ratio, sementara Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Price Earnings Ratio dan price to book value tidak berpengaruh
terhadap price earning ratio55
.
Meyrna Puspita Ratih ( 2010 ) dalam penelitian nya yang berjudul Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur
Periode 2003-2007 , menunjukan bahwa Secara simultan PBV, Growth, Leverage,
ROE, Size dan DPR mempunyai pengaruh signifikan terhadap PER. Secara parsial
PBV, Growth, Leverage, ROE, Size dan DPR mempunyai pengaruh positif56
.
Aji (2012) dalam penelitian nya berjudul Faktor-faktor yang memprngaruhi
price earning ratio (study empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI, Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel return on equity (ROE)
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap price earning ratio, price to
book value (PBV) dan firm size mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur. Sedangkan variabel
54
Hasanah (2009), faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi price earning ratio (per)
peda perusahaan yang terdaftar di jii pada tahun 2001-2006 (skripsi UIN sunan kalijaga yokyakarta) 55
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah
Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.
(vol 11 no 1 sekolah tinggi ilmu ekonomi banjarmasin) 56
Meyrna Puspita Ratih ( 2010 ) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada
Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2007(jurnal ekonomi)
32
debt to equity ratio (DER), dividend payout ratio (DPR) dan current ratio (CR).
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap price earning ratio saham
perusahaan manufaktur57
.
Aji Pengestuti (2012) dalam penelitian nya yang berjudul Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi Price earning ratio (studi empiris pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia 2007-2010),hasil penelitian nya
menunjukan variabel ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price
earning ratio, price to book value (PBV) and firm size berpengaruh positif dan
signifikan terhadap price earning ratio,debt to equity ratio (DER), dividend payout
ratio (DPR) and current ratio(CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap price
earning ratio58
Faezinia (2012 ) dalam penelitian nya yang berjudul the quantitative study of
efective factors on price earning ratio in cafital market of IRAN, hasil penelitian
nya menunjukan bahwa interest rate, inflation, dividend yield berpengaruh negative
terhadap PER sedangkan variable growth rate,systematic risk, company size, return
on equty, and debt to equity ratio berpengaruh positif59
.
Anggraini ( 2012 ) dalam penelitian nya yang berjudul Analisis Pengaruh
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Price
Earning Rasio periode 2008-2010, menunjukan bahwa Secara simultan CR, TATO
dan DER mempunyai pengaruh signifikan terhadap PER, Secara parsial CR dan
57
Aji 2011, analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi price earning ratio, jurnal ekonomi
indonesia, universitas diponegoro 58
Aji pengestuti(2012). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price earning ratio (studi
empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia 2007-2010. (journal of
management vol 1 no 1) 59
Feizinia(2012). the quantitative study of efective factors on price earning ratio in cafital
market of IRAN. (jurnal ekonomi)
33
TATO berpengaruh positif. Sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap Price
Earning Rasio.60
Sitepu linda ( 2013 ) dalam penelitian nya berjudul Analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi price earning ratio perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia
periode 2008-2011, menunjukan bahwa CR, TATO, DPR, PBV dan INTO
berpengaruh signifikan terhadap PER pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008 sampai 2011. Namun secara parsial,
hanya PBV yang berpengaruh terhadap PER, sedangkan CR, TATO, DPR dan
INTO tidak berpengaruh signifikan terhadap PER pada perusahaan manufaktur
untuk periode 2008 sampai 201161
.
Pratama (2015) dalam penelitian nya berjudul Analisis fundamental perusahaan
terhadap price earning ratio(PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan
berbasis syariah yang tergabung dalam jakarta islamic index (JII) di bursa efek
indonesia( BEI ) periade 2009-2013, Hasil pengujian menyatakan bahwa variabel
yang berpengaruh positif terhadap price earning ratio adalah debt ratio, dan price
to book value, sedangkan variabel yang berpengaruh negatif tarhadap PER adalah
ROE, EPS, DPR62
.
Utomo (2016) dalam penelitian nya berjudul Pengaruh leverage (DER), price
book value (PBV), ukuran perusahaan ( size), return on equity (ROE), deviden
payout ratio (DPR) dan likuiditas (CR) terhadap Price Earning Ratio (PER) pada
60
Anggraini (2012) Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover
terhadap Price Earning Rasio periode 2008-2010.(jurnal ekonomi) 61
Sitepu linda,(2013) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio perusahaan
manufaktur di BEI, Vol 3 No 02 (jurnal wira ekonomi mikroskli) 62
Pratama( 2012 ) Analisis fundamental perusahaan terhadap price earning ratio(PER) sebagai
dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam jakarta islamic index (jii) di
bursa efek indonesia( BEI ) periade 2009-2013. (skripsi UIN syarif hidayatullah jakarta)
34
perusahaan manufaktur yang listing di bei tahun 2009 –2014, hasil penelitian nya
menunjukan variabel dengan pengaruh yang signifikan terhadap Price Earning
Ratio adalah dan Price to Book Value dan Return On Equity Dan empat variabel
tidak berpengaruh adalah Leverage, ukuran Perusahaan, Deviden Payoutt Ratio dan
Likuiditas63
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
NO PENELITI JUDUL Hasil Persamaan Perbedaan
1 Hasanah
(2009 )
faktor-faktor
fundamental
yang
mempengaruhi
price earning
ratio (per) peda
perusahaan
yang terdaftar di
jii pada tahun
2001-2006
bahwa Return
On Asset
berpengaruh
signifikan,akan
tetapi koefisien
regresi nya
bernilai negatif,
variabel DER,
DPR,dan size
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap price
earning ratio
Variabel
Independen:
ROA,DER
Variabel
Dependen:
PER
Variabel
Independen:
PBV
Obyek:
perusahaan
yang terdaftar
di jii pada
tahun 2001-
2006
2 Hayati
( 2010)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Price Earnings
Ratio (PER)
sebagai Salah
Satu Kriteria
Keputusan
Investasi
Saham
Perusahaan
Return on asset
dan earning per
share
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Price
Earnings Ratio,
sementara Debt
to Equity Ratio
berpengaruh
Variabel
independen:
ROA,DER
Dependen:
PER
Variabel
Independen:
PBV
Obyek:
Saham
Perusahaan
Real Estate
dan Property
di Bursa Efek
63
Utomo(2016). Pengaruh leverage (DER), price book value (PBV), ukuran perusahaan ( size),
return on equity (ROE), deviden payout ratio (DPR) dan likuiditas (CR) terhadap Price Earning Ratio
(PER) pada perusahaan manufaktur yang listing di bei tahun 2009 –2014 (vol 11 no 2 universitas
pandanaran semarang)
35
Real Estate dan
Property di
Bursa Efek
Indonesia
negatif dan
signifikan
terhadap Price
Earnings Ratio.
Indonesia
3 Meynah
pusoita
ratih
(2010)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Price Earning
Ratio pada
Perusahaan
Manufaktur
Periode 2003-
2007
Secara
simultan PBV,
Growth,
Leverage,
ROE, Size dan
DPR
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap PER.
Secara parsial
PBV, Growth,
Leverage,
ROE, Size dan
DPR
mempunyai
pengaruh
positif
Variabel
independen:
PBV
Dependen:
PER
Variabel
independen:
DER,ROA
Obyek:
Perusahaan
Manufaktur
Periode
2003-2007
4 Aji
( 2012 )
Faktor-faktor
yang
memprngaruhi
price earning
ratio (study
empiris pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI
return on
equity (ROE)
mempunyai
pengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap price
earning ratio,
price to book
value (PBV)
dan firm size
mempunyai
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap price
earning ratio
saham
perusahaan
manufaktur.
Sedangkan
variabel debt
to equity ratio
(DER),
Variabel
independen:
PBV, DER
Variabel
Dependen:
PER
Variabel
independen:
ROA
Obyek:
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI
36
dividend
payout ratio
(DPR) dan
current ratio
(CR).
mempunyai
pengaruh yang
tidak
signifikan
terhadap price
earning ratio
saham
perusahaan
manufaktur.
5 Aji
Pengestuti
(2012 )
Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Price earning
ratio
(studi empiris
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di bursa efek
indonesia
2007-2010)
ROE
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
price earning
ratio, price to
book value
(PBV) and firm
size
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap price
earning ratio,
debt to equity
ratio (DER),
dividend
payout ratio
(DPR) and
current
ratio(CR) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap price
earning ratio.
Variabel
independen:
PBV, DER
Dependen:
PER
Variabel
Indevenden:
ROA
Obyek:
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di bursa efek
indonesia
2007-2010)
6 Faezinia
(2012)
the quantitative
study of
efective factors
on price
earning ratio
interest rate,
inflation,
dividend yield
berpengaruh
negative
Variabel
independen:
DER
Variabel
independen:
ROA,PBV
37
in cafital
market of IRAN
terhadap PER
sedangkan
variable
growth
rate,systematic
risk, company
size, return on
equty, and debt
to equity ratio
berpengaruh
positif
Dependen:
PER
Obyek:
cafital market
of IRAN
7 Anggraini
(2012)
Analisis
Pengaruh
Current Ratio,
Debt to Equity
Ratio, dan
Total Asset
Turnover
terhadap Price
Earning Rasio
periode 2008-
2010
Secara
simultan CR,
TATO dan
DER
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap PER,
Secara parsial
CR dan TATO
berpengaruh
positif.
Sedangkan
DER
berpengaruh
negatif
terhadap Price
Earning Rasio
Variabel
independen:
DER
Dependen:
PER
Variabel
Independen:
ROA,PBV
Obyek:
periode 2008-
2010 di BEI
8 Sitepu linda
(2013)
Analisa faktor-
faktor yang
mempengaruhi
price earning
ratio
perusahaan
manufaktur di
bursa efek
indonesia
periode 2008-
2011
CR, TATO,
DPR, PBV dan
INTO
berpengaruh
signifikan
terhadap PER
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
untuk periode
2008 sampai
2011. Namun
secara parsial,
hanya PBV
Variabel
independen:
PBV
Dependen:
PER
Variabel
independen:
DER, ROA
Obyek:
perusahaan
manufaktur
di bursa efek
indonesia
periode 2008-
201
38
yang
berpengaruh
terhadap PER,
sedangkan CR,
TATO, DPR
dan INTO
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap PER
9 Pratama
(2015)
Analisis
fundamental
perusahaan
terhadap price
earning
ratio(PER)
sebagai dasar
penilaian
saham
perusahaan
berbasis
syariah yang
tergabung
dalam jakarta
islamic index
(jii) di bursa
efek indonesia(
BEI ) periade
2009-2013
bahwa variabel
yang
berpengaruh
positif
terhadap price
earning ratio
adalah debt
ratio, dan
price to book
value,
sedangkan
variabel yang
berpengaruh
negatif
tarhadap PER
adalah ROE,
EPS, DPR
Variabel
independen:
DER, PBV
Dependen:
PER
Variabel
independen:
ROA
Obyek:
jakarta
islamic index
(JII) di bursa
efek
indonesia(
BEI ) periade
2009-2013
10 Utomo
(2016 )
Pengaruh
leverage
(DER), price
book value
(PBV), ukuran
perusahaan (
size), return
on equity
(ROE), deviden
payout ratio
(DPR) dan
likuiditas (CR)
terhadap Price
Earning Ratio
(PER) pada
perusahaan
manufaktur
pengaruh yang
signifikan
terhadap Price
Earning Ratio
adalah dan
Price Book
Value dan
Return On
Equity Dan
empat variabel
tidak ber
pengaruh
adalah
Leverage,
ukuran
Perusahaan,
Deviden
Variabel
independen:
DER, PBV
Dependen:
PER
Variabel
independen:
ROA
Obyek:
perusahaan
manufaktur
yang listing
di BEI tahun
2009 –2014
39
yang listing di
bei tahun 2009
–2014
Payiut Ratio
dan Likuiditas
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
J. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tantang bagaiman teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang talah didefinisikan sebagai masalah
yang penting64
maka kerangka teoritik dalam penelitian dapat dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H1
H1
H2 H2
H3
Sumber: Dasar Penelitian, 2017
K. Pengembangan Hipotesis
64
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan Rdan B, bandung, alfaberta, 2009. Hlm
60
ROA
(X1)
DER
(X2)
NPV
(X3)
PER
(Y)
40
1. Pengaruh Return on asset (ROA) terhadap Price Earning Ratio (PER)
Return on asset ( ROA ) berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio
(PER ) hal ini didukung sesuai dengan hasil penelitian, Return on asset
menggambarkan perputaran atau tingkat efisiensi dalam menggunakan
kekayaan perusahaan (asset), hal ini menunjukan seberapa besar kekayaan
perusahaan mampu menghasilkan keuntungan, sehingga dapat dilakukan untuk
memprediksi keputusan investasi saham, semakin besar angka rasio ini semakin
baik karena semakin efisien perusahaan dalam mengelolah assetnya, dan
sebaliknya semakin kecil angka rasio ini semakin tidak efisien perusahaan
dalam mengelolah assetnya, return on asset yang besar menggambarkan harga
saham dipasaran relatif stabil sehingga perusahaan mampu membayar deviden
dalam jumlah yang besar.65
Maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H1: terdapat pengaruh Return on asset positif terhadap Price Earning
Ratio
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Price Earning Ratio (PER)
Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap price earning ratio
(PER), hal ini didukung sesuai dengan hasil penelitian, Penambahan hutang
memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat
pengembalian (return) yang diharapkan Hal ini digambarkan dengan peluang
65
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah
Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.
(vol 11 no 1 sekolah tinggi ilmu ekonomi banjarmasin) hlm 60
41
pertumbuhan perusahaan dianggap cukup tinggi, sehingga penambahan hutang
dan proporsi hutang pada struktur dana akan memberikan gains from leverage
dan meningkatkan pertumbuhan. Kepercayaan para pemodal mungkin lebih
tinggi pada perusahaan dengan DER yang relative besar, umumnya ada pada
perusahaan besar dan bonafide, sehingga akan membuat naiknya PER
perusahaan tersebut66
, dengan demikian hipotesis penelitian ini dirumuskan :
H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap price earning ratio
(PER)
3. Pengaruh Price to book value terhadap Price Earning Ratio (PER)
price to book value (PBV) mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap price earning ratio, hal ini didukung sesuai dengan hasil penelitian,
Price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang
digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.
Perusahaan yang berkinerja baik, biasanya memiliki rasio PBV diatas satu
(PBV>1). Hal ini menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar daripada
nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV, maka semakin tinggi nilai perusahaan,
sehingga membuat para investor atau calon investor tertarik untuk menanamkan
dananya ke dalam perusahaan. Dengan adanya daya tarik tersebut akan
berdampak pada semakin banyaknya calon investor dan atau investor untuk
memiliki saham perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan harganya
66
Yumettasari (2007) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi per antara Saham syariah dan
saham non syariah(studi empiris pada perusahaan non keuangan yang terdapat di bei periode 2003 -
2005)jurnal ekonomi hlm 5
42
dipasar modal sehingga akan meningkatkan PER67
. Maka dalam penelitian ini
diajukan hipotesis sebagai berikut:
H3: terdapat pengaruh positif dan signifikan Price to book value terhadap
price earning ratio
67
Aji 2011, analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi price earning ratio, jurnal ekonomi
indonesia, universitas diponegoro hlm 39
43
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Sumber Data
Dalam penelitian ini yang di gunakan merupakan penelitian kuantitatif karena
penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka, atau data
berupa kata kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka.
Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut68
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Peneliti menggunakan sumber data
yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory antara tahun 2012 sampai
dengan 2016 dan data pada yahoo finance tahun 2016, serta dari sumber-sumber
lainnya.
B. Tehnik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder
dengan studi pustaka yang didapatkan dari buku-buku literatur serta jurnal yang
berkaitan dan menunjang dalam penelitian ini. Data sekunder ini dikumpulkan
dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau
mendokumentasikan data yang berkaitan dengan penelitian yang tercantum dalam
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan yahoo finance perusahaan
industri barang konsumsi yang terdaftar di JII selama periode 2012-2016.
68
Ibid hlm 20
44
C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, Populasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah 30 saham perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic
Index (JII) pada mulai tahun 2012 dan akhir juni 2016.Sampel merupakan bagian
dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tartentu yang akan di teliti 69
Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian adalah
dengan cara purposive sampling, purposive sampling merupakan tehnik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu70
. Penelitian ini menggunakan purposive
sampling, tujuan penelititian ini adalah menganalisis pengaruh Return on asset
(ROA), debt to equity ratio (DER) dan dan price to book value (PBV) terhadap
price earning ratio (PER) di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
jakarta islamic index (JII). Sampel penelitian ini di ambil di sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di jakarta islamic index (JII)
Oleh karena itu sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di jakarta
islamic index (JII) dimungkinkan terjadi perubahan di setiap Tahunnya, maka
sampel penelitian ini diambil dengan kriteria :
a. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada 2012 dan tetap
terdaftar di JII sampai dengan juni 2016
b. Perusahaan tersebut tercatat di sektor industri barang konsumsi pada tahun
2012 dan tetap terdaftar sampai dengan juni 2016.
c. Perusahaan yang dijadikan obyek pengamatan membagikan dividen secara
berturut-turut selama periode 2012-2016
69
Ibid hlm 76 70
Ibid hlm 81
45
Berdasarkan kriteria sampel di atas, terdapat 4 perusahaan yang memenuhi syarat
untuk dijadikan objek penelitian, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Perussahaan Yang Memenuhi Kriteria Penelitian
No Nama Perusahaan
Kode
Perusahaan
1. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
2. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
3. Kalbe Farma Tbk KLBF
4. Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: www.idx.com
Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini jumlah sampel yang di
ambil 18 bulan dengan periode 2012 hingga juni 2016, sehingga totalnya 72
sampel. Data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah data
dalam bentuk data triwulan.
D. Variabel penelitian dan definisi operasionalnya
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik
kesimpulannya, Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau
muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti
46
variabel bebas,menurut fungsi nya variabel ini dipengaruhi oleh variabel
lain,karenanya juga disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel
terpengaruhi.71
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent (Y) adalah Price
earning ratio (PER), Price earning ratio (PER) merupakan perbandingan
antara harga perlembar saham atau closing price dengan laba perlembar
saham atau earning pershare. Rumusnya sebagai berikut 72
2. Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik
yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan
hubungan nya dengan fenomena yang diobservasi, karena fungsi variabel
ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi
variabel lain73
71
Cholit narbukao, h.abu ahmadi. Metodelogi penelitian, (jakarta : PT bumi aksara, cet ke 14,
2015) hlm 12
72 Harmono,manajemen keuangan berbasis balance scorecard pendekatan teori kasus dan riset
bisnis, (jakatra: bumi aksara,2014) hlm 58 73
Op cit hlm 15
PER=
47
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:
1. Return on Asset
Return on asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat Profitabilitas. Return on Asset (ROA)
merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan total aset.74
2. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total aktiva. 75
3. Price to book value
Price to book value (PBV) merupakan rasio antara harga pasar dan
nilai buku saham76
.
74
Kasmir, analisis laporan keuangan,(jakarta: pt rajagrafindo persada,2013 )hlm 204 75
Ibid, hlm 157 76
ibid, hlm 134
ROA=
DER =
PBV =
48
Tabel 3.2
Variabel Dan Definisi Operasional
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
1 PER
(Y1)
Perbandingan
antara harga
pasar per saham
terhadap laba
per saham77
PER
Rasio
2 ROA
( X1 )
Perbandingan
laba bersih
dengan total
aktiva yang
mengukur
tingkat
profitabilitas
perusahaan atas
penggunaan
aktiva nya78
ROA=
Rasio
3
DER
( X2 )
Perbandingan
antara totalutang
terhadap
modal79
DER=
Rasio
4 PBV
( X3 )
Perbandingan
antara harga
pasar dan nilai
buku saham80
PBV=
Rasio
E. Metode analisis data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu dengan
menggunakan model regresi linier berganda. Analisis linier berganda digunakan
untuk menjelaskan suatu variabel respons (variabel terikat/ devenden)
77
Harmono,manajemen keuangan berbasis balance scorecard pendekatan teori kasus dan riset
bisnis, (jakatra: bumi aksara,2014) hlm 58 78
Kasmir, analisis laporan keuangan,(jakarta: pt rajagrafindo persada,2013 )hlm 204 79
Ibid hlm 157 80
Ibid hlm 134
49
menggunakan lebih lebih dari satu variabel input (variabel bebas, indevenden
variabel/eksogen81
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Dimana Y adalah variabel dependen (terikat), X adalah variabel indevenden
(bebas).
Keterangan:
Y =Price earning ratio (PER)
a = konstanta
b1 , b2 , b3 =koefisien X1 X2 X3
X1 = ROA
X2 = DER
X3 = PBV
e = tigkat error
Dan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka
perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:
F. Teknik Analisis Data
Analisis kuantitatif adalah analisis yang berbentuk angka atau data yang
diangkakan. Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif diantaranya:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
81
Suryani, Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang
Manajemen dan Ekonomi Islam. (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 318.
50
Sebelum memberikan interpretasi pada hasil regresi, dilakukan
pengujian asumsi normalitas resual sebagai syarat analisis parametrik,
Apabila berdistribusi normal, maka analisis parametric seperti analisis
regresi dapat dilanjutkan, sebaliknya apabila tidak berdistristribusi normal,
maka digunakan statistika non-parametrik untuk menguji hipotesis.
Pengujian normalitas ini menggunakan diagram histogram untuk
memperdiksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak.82
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode
kolmogrov-smirnov, dan normal probabilityplots dalam program SPSS. Uji
asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat
(Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal
atau tidak berdistribusi tidak normal.83
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara
variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat
korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model
regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier.84
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance
82
Suryani, Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang
Manajemen dan Ekonomi Islam.(Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 319. 83
Danang Sunyoto.Analisis Regresi dan Uji Hipotesis.( Yogyakarta: CAPS, 2011), hlm 84. 84
Suliyanto. “Ekonomi Matrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. (Jakarta: Andi,
2011).,hlm. 81
51
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas
manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian
sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres
terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi,
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10,
maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinieritas.85
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas dan Jika tidak ada pola yang jelas, serta
85
Imam Ghozali, “Analisis Multivariante dengan Program SPSS”. (Semarang: Universitas
Deponegoro, 2012)., hlm.105
52
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.86
d. Uji AutoKorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (times-
series) atau ruang (cross section). Beberapa penyebab munculnya masalah
autokorelasi dari sebagian data times-series dalam analisis regresi adalah
adanya kelembaman (inertia) artinya data observasi pada periode
sebelumnya dan periode sekarang, kemungkinan besar akan mengandung
saling ketergantungan (interdependence).87
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada-tidaknya masalah
autokorelasi, yaitu menggunakan metode Durbin-Watson dan metode Run
Test sebagai salah satu uji statistic non-parametrik. Uji Durbin-Watson (Uji
D-W) merupakan uji yang sangat populer untuk menguji ada-tidaknya
masalah autokorelasi dari model empiris yang diestimasi.88
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson atau DW, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW <-2
86
Imam Ghozali, “Analisis Multivariante dengan Program SPSS”. (Semarang: Universitas
Deponegoro, 2012)., hlm.139 87
Suliyanto, Ekonomimatrika Terapan:Teori dan Aplikasi Dengan SPSS . (Yogyakarta: Andi,
2011), hlm. 125 88
Ibid ., hlm. 126
53
2. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau <DW<+
3. Terjadi autokorelasinegatif jika nilai DW diatas +2 atau DW> +2.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis terdiri dari uji F (Secara Simultan) dan uji T (secara
signifikan). Maka uji hipotesis yang akan diteliti oleh penulis adalah:
1. Uji F (secara simultan)
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of
fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji
apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak.
Adapun cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan menggunakan
suatu tabel yang disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis of Variance)
dengan melihat nilai signifikasi (Sig < 0,05 atau 5 %). Jika nilai
signifikasi > 0.05 maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikasi <
0.05 maka H1 diterima.
Selain itu, dapat juga dilihat dengan membandingkan nilai F hitung
dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df: α, (k-1), (n-k). Dimana;
n = jumlah pengamatan (ukuran sampel), k = jumlah variabel bebas
dan terikat. Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka dapat disimpulkan
54
bahwa model persamaan regresi yang terbentuk masuk kriteria fit
(cocok).89
2. Uji t (secara signifikan)
Uji t adalah suatu cara untuk menguji hipotesis nol yang
melibatkan lebih dari satu koefisien dan kerjanya menentukan
kecocokan dari (the overall fit) sebuah persamaan regresi berkurang
secara signifikan dengan membatasi persamaan tersebut untuk
menyesuaikan diri terhadap hipotesis nol.90
Pengujian ini di lakukan
untuk melihat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara serentak. Uji ini di
lakukan untuk membandingkan pada tingkat nilai signifikan sebesar
nilai α (5%). Langkah - langkah dalam pengujian hipotesis adalah :
a. Menentukan hipotesis
b. Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5%
c. Menentukan Kesimpulan
Jika nilai P value < alpha (0.05) maka Ha di tolak artinya bahwa
variabel independen tidak berpasangan dengan variabel dependen.
Jika nilai P value > alpha (0.05) maka Ho diterima artinya bahwa
variabel independen berpasangan dengan variabel dependen
89
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”.( Yogyakarta: Andi,
2011)., hlm.62
90 Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometrika, (Yogyakarta: Andi, 2005), hlm. 72.
55
3. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Dalam koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) mencerminkan diantara nol
dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangant terbatas. Begitu pula sebaliknya nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variable dependen.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia
Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM). Undang-undang Pasar Modal tidak membedakan
apakah kegiatan pasar modal tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah
atau tidak. Dengan demikian, berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal di
Indonesia dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan dapat pula
dilakukan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.91
Di Indonesia, perkembangan instrumen syariah di pasar modal sudah
terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang
diprakarsai danareksa. Selanjutnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEI) bersama
dengan PT Dana Reksa Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta
Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang
kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah. Penentuan
kriteria dari komponen JII tersebut di susun berdasarkan persetujuan dari
Dewan Pengawas Syariah DIM.92
91 Adrian Sutedi, “Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip
Syariah)”. Jakarta: Sinar Grafika, 2011. Hal 3
92
Nurul huda, Mustafa Edwin Nasution. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”. Jakarta:
Kencana, 2008. Hal 55
57
Gambar 4.1
Perkembangan Pasar Modal Syariah
Sumber: otoritas jasa keuangan (OJK), 2017
Perkembangan pasar modal terus meningkat pada tahun 2015, jakarta
composit (IHSG) berjumlah 539, LQ45 sebanyak 45, IDX sebanyak 30, JII
sebanyak 30 jenis, ISSI sebanyak 329 dan Reksadana Syariah 137 yang
terdaftar di otoritas jasa keuangan.
2. Perkembangan Sektor Industri Barang Konsumsi
Bursa efek indonesia membagi kelompok industri-industri perusahaan
berdasarkan soktor-sektor yang dikelolahnya terdiri dari sektor pertanian ,
sektor pertambangan , sektor industri barang kimia, sektor aneka industri, sektor
ondustri barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan,
dan sektor perdagangan jasa investasi.
sektor industri barang konsumsi merupakan sektor penyumbang utama
pertumbuhan ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam memicu
Pasar Modal periode 2012-2016
jakarta composit (IHSG)
LQ45
IDX30
JII
ISSI
RDS
58
pertumbuhan ekonomi negara, sektor industri barang konsumsi sangat
dibutuhkan karena sangat dibutuhkan karena semakin meningkatnya kebutuhan
hidup masyarakat indonesia93
.
Gambar 4.2
Perkembangan Indeks Harga sektor industri barang konsumsi
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Berdasarkan Gambar 4.2 pada tahun 2012 indek harga saham sektor
industri barang konsumsi 1393,82, pada tahun 2013 indek harga saham sektor
industri barang konsumsi meningkat menjadi 1782,09, pada tahun 2014 indeks
harga saham sektor industri barang konsumsi meningkat menjadi 2177,92,
pada tahun 2015 indeks harga saham sektor industri barang konsumsi menurun
menjadi 2064,91dan kembali meningkat lagi menjadi 2324,28 pada tahun
2016.
93
nurul huda, pasar modal syariah, jakarta : kencana. 2008
0
500
1000
1500
2000
2500
2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan Indeks Harga Sektor Industri Barang Konsumsi
59
B. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif Variabel
Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian
seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-lain. Analisis data
deskriptif dilakukan pengukuran skewness dan kortusis untuk menggambarkan
distribusi data apakah normal atau tidak. Adapun hasil Statistik deskriptif
sebagai berikut:
Tabel 4.1Descrriptive Statistics
Variabel Return On Asset, Debt To Equity Ratio,price to book value, dan
Price earning ratio
sumber: data diolah spss, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan pada
perusahaan industri konsumsi yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2012-2016 dalam penelitian ini sebanyak 72 data, Hasil statistik
deskriptif dari variabel independen Return On Asset (ROA) memiliki nilai
minimum 0,10 nilai maximum 4,27 dan nilai rata-rata return on asset (ROA)
adalah 2.0527.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
LN_return_on_asset 72 .10 4.27 2.0527
LN_debt_to_equity_ratio 72 -1.61 1.05 -.3321
LN_price_to_book_value 72 .05 4.27 1.8955
LN_price_earning_ratio 72 2.36 5.25 3.9052
Valid N (listwise) 72
60
Variabel independen Debt To Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum
-1,61 nilai maximum 1,05 dan nilai rata-rata Debt To Equity Ratio (DER) yang
negatif adalah -0.3321.
Variabel dependen Price To Book Value (PBV) memiliki nilai minimum
0,05 nilai maximum 4,27 dan nilai rata-rata yang positif menunjukkan rata-
rata Price To Book Value (PBV) adalah 1,8955
Variabel dependen perice earning ratio (PER) memiliki nilai minimum
2.36, nilai maximum 5.25 dan nilai rata-rata yang positif menunjukkan rata-
rata Perice Earning Ratio (PER) adalah 3.9052.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual
terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki nilai residual yang normal.
Gambar 4.3
Normal probability plot
61
Sumber: data diolah output SPSS, 2017
Dari Gambar 4.3 Normal Probability Plot diatas menunjkkan pola
distribusi normal, data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arahnya. Maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah
terpenuhi.
Selain dengan melihat grafik, asumsi normalitas juga dapat
menggunakan uji statistik yaitu dengan uji Komlogorov-Smirnov.
Dalam pengujian ini, data dikatakan terdistribusi secara normal apabila
hasil dari (sig) > 0,05.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
dDari Tabel 4.2 uji Kolmogorov-Smirnov diatas bahwa semua
variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan normal karena nilai
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Kolmogorov-Smirnov Z 1.291
Asymp. Sig. (2-tailed) .071
Test distribution is Normal.
Sumber: data diolah output SPSS,
2017
62
asymptotic significance adalah sebesar 0,071 lebih besar dari nilai
signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05.
b. Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.
Model yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi yang tinggi antara
variabel bebas. Tolerance mengukur variabelitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance
kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolonieritas.
Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari
0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolonearitas.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_return_on_asset .413 2.423
LN_debt_to_equity_ratio .866 1.154
LN_price_to_book_value .376 2.659
a. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
63
Sumber: data diolah output SPSS, 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, dapat diketahui nilai Tolerance dan VIF
untuk masing-masing variabel penelitian sebagai berikut :
a. Nilai Tolerance untuk variabel ROA sebesar 0.413> 0.10 dan nilai
VIF sebesar 2.423 < 10, sehingga variabel ROA dinyatakan tidak
terjadi gejala multikolinieritas.
b. Nilai Tolerance untuk variabel DER sebesar 0.866 > 0.10 dan nilai
VIF sebesar 1.154 < 10, sehingga variabel DER dinyatakan tidak
terjadi gejala multikolinieritas.
c. Nilai Tolerance untuk variabel PBV sebesar 0.376 > 0.10 dan nilai
VIF sebesar 2.659 < 10, sehingga variabel PBV dinyatakan tidak
terjadi gejala multikolinieritas
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada masalah
autokorelasi pada data. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas autokorelasi. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin
Watson. Dengan kriteria keputusa jika nilai Durbin Watson pada tabel
64
Model Summaryb dibawah 2 maka dapat dikatakan bahwa data tidak
terdapat masalah autokorelasi.
4.4 Tabel
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .939a .882 .877 .22898 1.887
a. Predictors: (Constant), LN_price_to_book_value,
LN_debt_to_equity_ratio, LN_return_on_asset
Sumber: data diolah output SPSS, 2017
Dari hasil perhitungan dalam tabel 4.4 bahwa diperoleh nilai DW
sebesar 1.887dan nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikan 5%. Berdasarkan kriteria pengambilan
keputusan bahwa nilai DW diantara -2 sampai +2 , berarti tidak terjadi
autokorelasi. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi dalam model regresi ini.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari
pengamatan satu ke pengamatan lain tetap atau disebut dengan
homoskedastisitas. Grafik scatterplot pada gambar 4.4 berikut:
65
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah output SPSS, 2017
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar
secara acak baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi Price Earning Ratio (PER) berdasarkan masukan
variabel independen Return On Assset (ROA), Debt To Equity Ratio
(DER), dan Price To Book Value (PBV)
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
66
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif
atau negatif. Dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
4
.
8
T
A
Sumber: data diolah output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa model persamaan regresi
berganda untuk memperkirakan price earning ratio yang dipengaruhi oleh
return on asset, debt to equity ratio, dan price to book value. bentuk regresi
liniernya adalah sebagai berikut:
Y = 4,061– 0,837ROA–0,314DER+0,769PBV+ e
Koefisien-koefisien hasil dari persamaan regresi linier berganda diatas
maka dapat dijelaskan bahwa sebagai berikut:
1. Ketika tidak ada variabel independen (ROA, DER, dan PBV ) maka
PER sebesar 4,061.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 4.061 .074 54.907 .000
LN_ROA -.837 .049 -1.116 -17.208 .000
LN_DER -.314 .041 -.339 -7.562 .000
LN PBV .769 .034 1.531 22.529 .000
a. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
67
2. Nilai koefisien regresi ROA sebesar –0,837 yang berarti setiap
peningkatan ROA sebesar 1% maka akan menurunkan PER sebesar
0,837 dengan catatan variabel lain dianggap tetap.
3. Nilai koefisien regresi DER –0,314 yang setiap peningkatan DER
1% maka akan menurunkan PER sebesar 0,314 dengan catatan
variabel lain dianggap tetap.
4. Nilai koefisien regresi PBV sebesar 0,769 yang berarti peningkatan
PBV 1% maka akan menurunkan PER sebesar 0,769 dengan catatan
variabel lain dianggap tetap.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F (Simultan)
Uji F (F-test) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen (Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, SBIS dan IHSG) secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (NAB Reksadana Syariah)
Tabel 4.6
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 26.617 3 8.872 169.221 .000a
Residual 3.565 68 .052
Total 30.182 71
a. Predictors: (Constant), LN_price_to_book_valu,
LN_debt_to_equity_ratio, LN_return_on_asset
b. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
68
Sumber: data diolah output SPSS, 2017
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah
sebesar 169.221> Ftabel sebesar 2.74 dengan nilai sig. 0.000< 0.05, maka
dapat diartikan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas ROA (X1), DER (X2) dan PBV (X3) terhadap PER
(Y)
b. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.7
Hasil Uji T( Uji Parsial)
Coefficientsa
Model T Sig.
1 (Constant) 54.907 .000
LN_return_on_asset -17.208 .000
LN_debt_to_equity_ratio -7.562 .000
LN_price_to_book_value 22.529 .000
a. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
Sumber: data diolah output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 angka Ttabel dengan ketentuan = 0,05 dan
dk = (n-k) atau (72-4) = 68 sehingga diperoleh nilai Ttabel sebesar
69
1.66757 Berdasarkan Tabel 4.7, maka dapat diketahui pengaruh masing-
masing variabel sebagai berikut:
1. Pengaruh Return on asset (X1) terhadap price earning ratio (Y)
Dari tabel 4.10 coefficients diperoleh nilai thitung = -17.2084 yang
artinya thitung -17.2084 < ttabel 1.66757 dan untuk taraf
signifikannya 0,00 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak artinya secara parsial terdapat pengaruh
negatif signifikan antara return on asset terhadap Price earning
ratio. Artinya H1 dalam penelitian ditolak
2. Pengaruh Debt to equity ratio (X2) terhadap Price earning
ratio(Y)
Dari tabel 4.10 coefficientsdiperoleh nilai thitung -7.562 yang artinya
thitung -7.562 < ttabel 1.66757 dan untuk taraf signifikannya 0,00 <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak
artinya secara parsial terdapat pengaruh negatif signifikan antara
debt to equity ratio terhadap Price earning rati. Artinya H2 dalam
penelitian ditolak
3. Pengaruh price to book value (X3) terhadap price earning ratio
(Y)
Dari tabel 4.10 coefficientsdiperoleh nilai thitung 22.529 yang
artinya thitung 22.529 > ttabel 1.66757 dan untuk taraf signifikannya
0,00< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
70
diterima artinya secara parsial terdapat pengaruh positif signifikan
antara price to book value terhadap Price Earning Ratio Artinya H3
dalam penelitian diterima.
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikatnya. Koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel model summaryb. Untuk regresi linier
berganda digunakan Adjusted R Square karena telah disesuaikan dengan
jumlah variabel bebas yang digunakan
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
t
a
S
u
m
ber: data diolah output SPSS, 2017
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.8 nilai koefisen
determinasi ( Adjusted R Square) diketahui pengaruh dari ketiga variabel
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .939a .882 .877 .22898
a. Predictors: (Constant), LN_price_to_book_value,
LN_debt_to_equity_ratio, LN_return_on_asset
b. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
71
independen (return on asset, Debt to Equity Ratio, dan price to book value )
terhadap Price Earning Ratio (PER) sebesar 0.877 atau 87.7%,
Artinya 87.7% variabel price earning ratio dapat dijelaskan oleh
variabel independen dalam penelitian return on asset, Debt to Equity Ratio,
dan price to book value, sedangkan sisanya sebesar 12.3% dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak diteliti atau tidak masuk dalam model regresi.
Angka koefisien determinasi sebesar 87.7% menunjukkan kontribusi atau
kemampuan menjelaskan variabel bebas yaitu, ROA, DER, dan PBV secara
simultan terhadap PER sebesar 87.7%. Jika variabel bebas meningkat 100%
maka PER juga akan meningkat sebesar 87.7% .
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil pengujian bahwa return on asset berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap price earning ratio, artinya kenaikan dari return on
asset akan diikuti oleh price earning ratio secara signifikan, sehingga jika
semakin tinggi nilai dari return on asset , maka akan menurunkan nilai price
earning ratio yang akan diterima. Hal ini diperkuat dan didukung oleh uji t
yang menghasilkan nilai sig t sebesar -17.208 < 1.66757. Hal ini berarti
hubungan antara return on asset terhadap price earning ratio berpengaruh
negatif. Nilai negatif menunjukkan pengaruh berlawanan arah.
72
Hasil ini dukung dengan penelitian yang dilakukan Khusnul Lisa Nursyam
Syanas (2009)94
di mana dari hasil penelitian yang dilakukan menyatakan
bahwa Return on Assets berpengaruh negatif terhadap Price Earning Ratio
saham perbankan. Adanya pengaruh yang negatif dari Return on Asset terhadap
Price Earning Ratio karena turunnya ROA disebabkan oleh turunnya laba dan
tentunya hal tersebut akan menurunkan nilai PER saham95
.
Hasil ini berbanding terbalik dengan hasil penelitan Hasanah (2009) dalam
penelitian nya menunjukan Return On Assets berpengaruh positif secara
signifikan terhadap price earning ratio (PER). return on asset (ROA) atau
rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan menggunakan total asset yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan
dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Analisis ini dapat digunakan
untuk memprediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba dimasa
mendatang. Return on asset mempunyai pengaruh positif terhadap PER, karena
PER akan meningkat dengan semakin naik nya ROA sepanjang ROA lebih
besar dari tingkat pengembalian yang diinginkan.96
2. Pengaruh Debt to equity ratio (DER) terhadap Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil pengujian bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap price earning ratio, artinya kenaikan dari Debt
94
Khusnul Lisa Nursyam Syanas (2009), Analisis Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Price
Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Tesis, ,
MMUNS,Surakarta. Morris H-L Wang and Ting 95
Sartono Munir (1997), Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-
Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Tesis, ,Program Pascasarjana Universitas Gajah
Mada,Yogyakarta. 96
Hasanah (2009), faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi price earning ratio (per)
peda perusahaan yang terdaftar di jii pada tahun 2001-2006 (jurnal ekonomi, UIN sunan kalijaga
yokyakarta) hlm 15
73
to Equity Ratio akan diikuti oleh kenaikan price earning ratio secara signifikan,
sehingga jika semakin tinggi nilai dari Debt to Equity Ratio, maka semakin
kecil nilai Price Earning Ratio yang akan diterima. Hal ini diperkuat dan
didukung oleh uji t yang menghasilkan nilai sig t sebesar -7.5621< 1.66757. Hal
ini berarti hubungan antara Debt to Equity Ratio terhadap price earning ratio
berpengaruh negatif. Nilai negatif menunjukkan pengaruh berlawanan arah.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa, jika variabel
DER meningkat satu satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
Nilai DER berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, karena
penggunaan utang yang semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri akan
berdampak pada penurunan nilai perusahaan dan akan menurunkan PER.97
Hasil penelitian ini didukung oleh Hayati (2011)98
dalam penelitiannya
menyatakan variabel Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif
signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). semakin tinggi DER maka
semakin rendah kepercayaan para investor yang menanamkan investasinya
dalam bentuk saham. hutang disini perlu menjadi prioritas dan perlu perhatian
dari perusahaan dalam pengelolaan hutang yang baik menyebabkan penggunaan
investasi menjadi lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan keuntungan
sebab hutang merupakan investasi dari pihak ketiga (investor) dan pihak bank.
walaupun hutang perusahaan itu tinggi tetapi dalam pengelolaannya dapat
97
Tandelilin,Eduardus.2001.Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Edisi
Pertama.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta 98
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah
Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.
(vol 11 no 1 sekolah tin
ggi ilmu ekonomi banjarmasin)
74
menghasilkan keuntunganlebih baik, maka perusahaan akan mampu
mengembalikan atau membayar hutang nya sesuai waktu yang ditentukan.
Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Shela Maria Melati (2011)99
yang menyatakan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PER. DER
yang tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan
efek keuntungan bagi perusahaan, Dengan DER yang tinggi perusahaan
menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan untuk
memperoleh laba yang meningkat. DER yang tinggi berdampak pada
peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek keuntungan bagi
perusahaan. Sehingga investor akan lebih tertarik pada perusahaan dengan nilai
DER yang tinggi akibatnya harga saham menjadi tinggi dan niali PER juga akan
naik.100
3. Pengaruh Price to book value (PBV) terhadap Price Earning Ratio (PER)
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa Price to book value
berpengaruh positif signifikan terhadap Price Earning Ratio, artinya kenaikan
Price to book value akan diikuti oleh Price Earning Ratio secara signifikan,
sehingga jika semakin tingginya nilai dari Price to book value (PBV) yang
diperoleh perusahaan maka semakin besar tingkat Price earning ratio yang
akan diterima. Hal ini diperkuat dan didukung oleh uji t yang menghasilkan
nilai sig t sebesar 4.496 > 1.675. Hal ini berarti hubungan antara Price to book
value (PBV) terhadap Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif. Nilai
positif tersebut menunjukkan pengaruh yang searah.
99
Shela maria melatih (2011), Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning
ratio,(jurnal ekonomi) 100
ibid
75
Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Aji dan
Pangestuti (2012)101
menyimpulkan bahwa price to book value (PBV)
berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio (PER). Adanya pengaruh
ini dikarenakan price to book value (PBV) merupakan indikator untuk
menunjukan informasi penting perusahaan dalam mengukur kinerja harga pasar
saham. Semakin besar rasio PBV, maka semakin tinggi nilai perusahaan,
sehingga membuat para investor atau calon investor tertarik untuk menanamkan
dananya ke dalam perusahaan, Dengan adanya daya tarik tersebut akan
berdampak pada semakin banyaknya calon investor dan atau investor untuk
memiliki saham perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan PER.
Hal ini berbanding terbalik dengan hasil pengujian dilakukan Hayati
(2011)102
dalam penelitian nya menyatakan price to book value tidak
berpengaruh terhadap price earning ratio, price to book value tidak dapat
dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi keputusan untuk investasi saham
(price earning ratio) dalam penelitiannya.
4. Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Dan Price To Book
Value Terhadap Price Earning Ratio Disektor Industri Barang Konsumsi
(Studi Empiris JII)
Berdasarkan hasil pengujian, pengaruh variabel independen (ROA, DER,
dan PBV) terhadap variabel dependen (PER) . diketahui bahwa variabel
101
Aji pengestuti(2012). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price earning ratio (studi
empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia 2007-2010. (journal of
management vol 1 no 1) 102
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai Salah
Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia.
(vol 11 no 1 sekolah tinggi ilmu ekonomi banjarmasin)
76
independen (ROA, DER, dan PBV) berpengaruh signifikan positif terhadap
Price Earning Ratio,artinya kenaikan variabel ROA, DER, dan PBV akan
diikuti oleh kenaikan PER secara signifikan.
Hasil statistika dari penelitian menunjukan bahwa variabel ROA, DER,
dan PBV memiiliki pengaruh secara signifikan positif tarhadap PER, hal ini
ditunjukan dengan hasil nilai Fhitung adalah sebesar 169.221> Ftabel sebesar
2.74 dengan nilai sig. 0.000< 0.05
77
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis pengaruh return on asset, debt to equity ratio, dan price to
book value terhadap price earning ratio periode januari 2012-juni 2016 dengan
menggunakan regresi berganda dan pengujian statistik dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara return on asset, debt to
equity ratio dan price to book value terhadap price earning ratio. Hal ini
ditunjukkan dari besarnya Fhitung lebih besar dari Ftabel (169.221 > 2,74) dan nilai
signifikan sebesar 0,000
2. Variabel Return on asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap Price
Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price Earning Ratio
(PER).
3. Variabel Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap
Price Earning Ratio (PER)
4. Variabel Price To Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Price Earning Ratio (PER).
B. Saran
1. Bagi Investor
Penelitian ini dapat digunakan oleh investor sebagai acuan dalam menjalankan
strategi yang tepat dalam menanamkan investasi di jakarta islamic index (JII).
78
Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat
dalam melakukan kegiatan perekonomiannya.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang pasar modal khususnya
pada industri barang konsumsi di jakarta islamic index (JII) dan dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
3. Untuk peneliti lain
Peneliti selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah variabel, misalnya return
on equity, current ratio dan lainnya. Serta menambahkan periode penelitian
sehingga jumlah sampel yang ditelitipun akan bertambah, guna memperoleh
hasil penelitian yang lebih signifikan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, manah, aspek hukum dalam penyelenggaraan investasi di pasar modal syariah
indonesia, Jakarta:Kenca. 2009
Abdul Halim, , manajemen keuangan daerah, Yokyakarta: UUP AMP YKPN. 2001
Adrian sutedi, pasar modal syariah sarana investasi keuangan berdasarkan prinsip
syariah, jakarta:sinar grafika. 2011
Amir Mahmud & Rukmana, bank syariah teori kebijakan dan studi indonesia
bagian ke 3, Jakarta:Erlangga. 2010
Feizinia(2012). the quantitative study of efective factors on price earning ratio in cafital
market of IRAN. (jurnal ekonomi)
Cholit narbukao, h.abu ahmadi. Metodelogi penelitian, Jakarta : PT bumi aksara, cet ke
14, 2015
Dwi Prastowo dan rifka juliany, analisis laporan keuangan, Yokyakarta: AMP YKPN.
2005
Danang Sunyoto.Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Yogyakarta: CAPS. 2011
Harmono,manajemen keuangan berbasis balance scorecard pendekatan teori kasus
dan riset bisnis, Jakarta: Bumi Aksara. 2014
Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Jakarta : Rajawalipers. 2010
Halim hanafi, analisis laporan keuangan, Yogyakarta:UPP STIM YKPN. 2016
Hasanah (2009), faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi price earning ratio
(per) peda perusahaan yang terdaftar di jii pada tahun 2001-2006 (skripsi UIN
sunan kalijaga yokyakarta)
Hayati(2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER) sebagai
Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan
Property di Bursa Efek Indonesia. (vol 11 no 1 sekolah tinggi ilmu ekonomi
banjarmasin)
Imam Ghozali, Analisis Multivariante dengan Program SPSS, Semarang: Universitas
Deponegoro. 2012
Irham fahmi, pengantar manajemen keuangan teori dan soal jawaban,
Bandung:Alfabeta. 2015
James, c, horne, akuntasi lanjutan 2, penerbit PT. Raga Grafindo. 2005
kasmir, manajemen perbankan, Jakarta : PT. Raja grafindo persada. 2009
Manan, aspek hukum dalam penyelenggaraan investasi dipasar modal syariah
diindonesia, Jakarta: kencana. 2011
Mardani, aspek hukum lembaga keuangan syariah di indonesia, Jakarta:kencana. 2015
M.Irsan Hasanudin, aspek hukum pasar modal indonesia, Jakarta : Kencana pranada
media grub. 2007 cet 7
Meyrna Puspita Ratih ( 2010 ) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio
pada Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2007(jurnal ekonomi)
80
Nurul huda dan mustafa edwin nasution, investasi pada pasar modal syariah Jakarta :
media grafika. 2008, cet. 2
Pratama( 2012 ) Analisis fundamental perusahaan terhadap price earning ratio(PER)
sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung
dalam jakarta islamic index (jii) di bursa efek indonesia( BEI ) periade 2009-
2013. (skripsi UIN syarif hidayatullah jakarta
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan Rdan B, bandung:alfaberta. 2009.
Samsul, pasar modal dan manajemen portofolio, surabaya:PT gelora aksara pratama.
2006
Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana. 2015
Suliyanto. “Ekonomi Matrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. Jakarta:
Andi. 2011
Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometrika, Yogyakarta: Andi. 2005
Sitepu linda,(2013) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio
perusahaan manufaktur di BEI, Vol 3 No 02 (jurnal wira ekonomi mikroskli)
Tavinayati, yuliah qomariah, hukum pasar modal diindonesia, Jakarta : sinar grafika.
2013 cet 2
Utomo(2016). Pengaruh leverage (DER), price book value (PBV), ukuran perusahaan (
size), return on equity (ROE), deviden payout ratio (DPR) dan likuiditas (CR)
terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan manufaktur yang listing di
bei tahun 2009 –2014 (vol 11 no 2 universitas pandanaran semarang)
www.idx.co.id
www.ojk.co.id
www.yahoofinance.com
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Kolmogorov-Smirnov Z 1.291
Asymp. Sig. (2-tailed) .071
Test distribution is Normal.
Sumber: data diolah output SPSS,
2017
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .939a .882 .877 .22898 1.887
a. Predictors: (Constant), LN_price_to_book_value,
LN_debt_to_equity_ratio, LN_return_on_asset
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_return_on_asset .413 2.423
LN_debt_to_equity_ratio .866 1.154
LN_price_to_book_value .376 2.659
a. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
d. Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 2
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 4.061 .074 54.907 .000
LN_ROA -.837 .049 -1.116 -17.208 .000
LN_DER -.314 .041 -.339 -7.562 .000
LN PBV .769 .034 1.531 22.529 .000
b. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
Lampiran 3
Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Simultan ( F )
b. Uji Parsial ( t )
Coefficientsa
Model T Sig.
1 (Constant) 54.907 .000
LN_return_on_asset -17.208 .000
LN_debt_to_equity_ratio -7.562 .000
LN_price_to_book_value 22.529 .000
a. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 26.617 3 8.872 169.221 .000a
Residual 3.565 68 .052
Total 30.182 71
a. Predictors: (Constant), LN_price_to_book_valu,
LN_debt_to_equity_ratio, LN_return_on_asset
b. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
c. Uji Determinasi R2
Lampiran 4
deskriptive statistics
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .939a .882 .877 .22898
a. Predictors: (Constant), LN_price_to_book_value,
LN_debt_to_equity_ratio, LN_return_on_asset
b. Dependent Variable:
LN_price_earning_ratio
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
LN_return_on_asset 72 .10 4.27 2.0527
LN_debt_to_equity_ratio 72 -1.61 1.05 -.3321
LN_price_to_book_value 72 .05 4.27 1.8955
LN_price_earning_ratio 72 2.36 5.25 3.9052
Valid N (listwise) 72
Lampiran Tabulasi Data Keuangan
Data Variabel Penelitian Periode Maret 2012 - Juni 2016
Unilever Indonesia Tbk
Tahun Triwulan PER ROA DER PBV
2012
Maret 131.57 9.69 0.41 31.50
Juni 75.08 16.72 0.54 46.57
September 54.48 29.41 0.49 38.92
Desember 32.87 40.38 2.02 40.09
2013
Maret 121.27 11.09 1.39 32.21
Juni 83.11 19.89 2.34 55.28
September 56.25 30.66 1.42 41.75
Desember 37.06 71.55 2.14 46.63
2014
Maret 164.32 9.51 1.55 39.74
Juni 78.48 17.85 2.73 52.29
September 59.88 26.69 1.77 43.33
Desember 42.95 40.18 2.11 45.03
2015
Maret 189.71 10.77 1.33 47.73
Juni 102.86 17.78 2.66 66.93
September 69.34 26.17 1.77 50.57
Desember 49.20 37.20 2.26 58.48
2016 Maret 189.71 9.43 1.60 51.19
Juni 104.34 17.43 2.87 71.65
Kalbe Farma Tbk
2012
Maret 82.56 9.03 0.20 2.01
Juni 43.89 4.74 0.42 3.84
September 35.34 15.52 0.27 3.47
Desember 30.38 18.85 0.28 7.30
2013
Maret 124.00 4.61 0.25 7.42
Juni 72.00 8.72 0.46 9.11
September 40.68 13.40 0.32 7.02
Desember 33.06 17.41 0.33 6.89
2014
Maret 133.54 4.35 0.29 7.67
Juni 79.05 8.27 0.41 8.92
September 53.12 12.69 0.30 8.67
Desember 40.15 17.07 0.27 9.30
2015
Maret 169.54 4.13 0.25 8.44
Juni 72.83 8.52 0.27 7.86
September 42.97 11.57 0.26 6.16
Desember 30.87 15.02 0.25 5.66
2016 Maret 120.23 3.99 0.25 5.89
Juni 62.57 8.24 0.27 6.22
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2012
Maret 52.15 2.29 0.70 1.29
Juni 25.26 4.45 0.77 1.22
September 19.48 6.66 0.71 1.49
Desember 10.54 8.06 0.74 1.50
2013
Maret 90.85 1.56 0.72 1.85
Juni 37.88 3.18 0.89 1.88
September 32.19 3.36 0.90 1.60
Desember 23.14 4.38 1.04 1.51
2014
Maret 46.79 2.15 1.07 1.85
Juni 26.69 3.46 1.18 1.48
September 20.29 4.62 1.11 1.51
Desember 15.25 5.99 1.08 1.45
2015
Maret 75.25 1.11 1.14 1.58
Juni 32.36 2.32 1.25 1.38
September 28.64 2.32 1.20 1.17
Desember 15.31 4.04 1.13 1.05
2016 Maret 58.27 1.47 1.08 1.43
Juni 28.53 2.97 1.13 1.46
Indofood Sukses Makmur Tbk
2012
Maret 53.96 3.89 0.41 2.80
Juni 29.48 7.10 0.54 3.07
September 19.88 10.40 0.49 3.17
Desember 19.88 12.86 0.48 3.79
2013
Maret 87.27 3.69 0.45 4.39
Juni 56.74 6.59 0.63 5.79
September 26.90 3.36 0.90 1.55
Desember 26.77 10.51 0.60 4.48
2014 Maret 85.59 2.95 0.66 4.19
Juni 43.48 5.23 0.74 4.23
September 31.97 8.42 0.64 4.56
Desember 29.33 10.16 0.66 5.26
2015
Maret 107.11 2.70 0.70 5.58
Juni 41.86 6.33 0.77 4.87
September 29.59 8.93 0.66 4.61
Desember 26.18 11.01 0.62 4.79
2016 Maret 93.82 3.60 0.59 10.21
Juni 50.74 7.34 0.65 11.89
Data Variabel Penelitian Periode Maret 2012 - Juni 2016 yang telah di (LN)
Unilever Indonesia Tbk
Tahun Data PER (LN)
ROA (LN)
DER (LN)
PBV (LN)
2012
Triwulan 1 4.88 2.27 -0.89 3.45
Triwulan 2 4.32 2.82 -0.62 3.84
Triwulan 3 4.00 3.38 -0.71 3.66
Triwulan 4 3.49 3.70 0.70 3.69
2013
Triwulan 1 4.80 2.41 0.33 3.47
Triwulan 2 4.42 2.99 0.85 4.01
Triwulan 3 4.03 3.42 0.35 3.73
Triwulan 4 4.61 4.27 0.76 3.84
2014
Triwulan 1 5.10 2.25 0.44 3.68
Triwulan 2 4.36 2.88 1.00 3.96
Triwulan 3 4.09 3.28 0.57 3.77
Triwulan 4 3.76 3.69 0.75 3.81
2015
Triwulan 1 5.25 2.38 0.29 3.87
Triwulan 2 4.63 2.88 0.98 4.20
Triwulan 3 4.24 3.26 0.57 3.92
Triwulan 4 3.90 3.62 0.82 4.07
2016 Triwulan 1 5.25 2.24 0.47 3.94
Triwulan 2 4.65 2.86 1.05 4.27
Kalbe Farma Tbk
Tahun Data PER (LN)
ROA (LN)
DER LN)
PBV (LN)
2012
Triwulan 1 4.41 2.20 -1.61 0.70
Triwulan 2 3.78 1.56 -0.86 1.35
Triwulan 3 3.57 2.74 -1.31 1.24
Triwulan 4 3.41 2.94 -1.27 1.99
2013
Triwulan 1 4.82 1.53 -1.39 2.00
Triwulan 2 4.28 2.17 -0.78 2.21
Triwulan 3 3.71 2.60 -1.14 1.95
Triwulan 4 3.50 2.86 -1.11 1.93
2014
Triwulan 1 4.89 1.47 -1.24 2.04
Triwulan 2 4.37 2.11 -0.89 2.19
Triwulan 3 3.97 2.54 -1.20 2.16
Triwulan 4 3.69 2.84 -1.31 2.23
2015
Triwulan 1 5.13 1.42 -1.39 2.13
Triwulan 2 4.29 2.14 -1.31 2.06
Triwulan 3 3.76 2.45 -1.35 1.82
Triwulan 4 3.43 2.71 -1.39 1.73
2016 Triwulan 1 4.79 1.38 -1.39 1.77
Triwulan 2 4.14 2.11 -1.31 1.83
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Tahun Data PER (LN)
ROA (LN)
DER (LN)
PBV (LN)
2012
Triwulan 1 3.39 0.83 -0.30 0.25
Triwulan 2 3.23 1.49 -0.26 0.20
Triwulan 3 2.97 1.90 -0.34 0.40
Triwulan 4 2.36 2.09 -3.30 0.41
2013
Triwulan 1 4.51 0.44 -0.33 0.62
Triwulan 2 3.63 1.16 -0.12 0.63
Triwulan 3 3.47 1.21 -0.11 0.47
Triwulan 4 3.14 1.48 0.04 0.41
2014
Triwulan 1 3.85 0.77 0.07 0.62
Triwulan 2 3.28 1.24 0.17 0.39
Triwulan 3 3.01 1.53 0.10 0.41
Triwulan 4 2.72 1.79 0.08 0.37
2015 Triwulan 1 4.32 0.10 0.13 0.46
Triwulan 2 3.48 0.84 0.22 0.32
Triwulan 3 3.35 0.84 0.18 0.16
Triwulan 4 2.73 1.40 0.12 0.05
2016 Triwulan 1 4.07 0.39 0.08 0.36
Triwulan 2 3.35 1.09 0.12 0.38
Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun Data PER (LN)
ROA (LN)
DER (LN)
PBV (LN)
2012
Triwulan 1 3.99 1.36 -0.89 1.03
Triwulan 2 3.38 1.96 -0.62 1.12
Triwulan 3 2.99 2.34 -0.71 1.15
Triwulan 4 2.99 2.55 -0.73 1.33
2013
Triwulan 1 4.47 1.31 -0.80 1.48
Triwulan 2 4.04 1.89 -0.46 1.76
Triwulan 3 3.29 1.21 -0.11 0.44
Triwulan 4 3.29 2.35 -0.51 1.50
2014
Triwulan 1 4.45 1.08 -0.42 1.43
Triwulan 2 3.77 1.65 -0.30 1.44
Triwulan 3 3.46 2.13 -0.45 1.52
Triwulan 4 3.38 2.32 -0.42 1.66
2015
Triwulan 1 4.67 0.99 -0.36 1.72
Triwulan 2 3.73 1.85 -0.26 1.58
Triwulan 3 3.39 2.19 -0.42 1.53
Triwulan 4 3.26 2.40 -0.48 1.57
2016 Triwulan 1 4.54 1.28 -0.53 2.32
Triwulan 2 3.93 1.99 -0.43 2.48