PENGARUH PENERAPAN STARTEGI JOYFUL LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR IPA KONSEP SUMBER BUNYI KLEAS IV NEGERI
MANGASA KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NUR ISLAMEYTI.RUSLI
NIM 105409815
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2019
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan. Berjalan dengan penuh keikhlasan. Istiqomah
dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH.
Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas kelengahan
kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.
Orang tua bilang aku harus berusaha utuk kebahagiaan ku kelak,tpi
aku bilang aku lakukan ini susah payah tuk bahagiakan orang tua
tersayang
Terima kasih Ayah dan Ibuku sayang.
ABSTRAK
Nur IslaMeyti R. Penerapan Strategi Joyful Learning untuk meningkatkan
hasil belajar ipa pada siswa kelas IV SD Negeri Mangasa kota Makassar. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I ibu Irmawanty dan
Pembimbing II ibu Nasrah. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah
strategi joyful learning dapat meningkatkan hasil belajar ipa pada siswa kelas IV
SD Negeri Mangasa kota Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran ipa
pada siswa kelas IV SD Negeri Mangasa yang dapat dilihat dari empat aspek yakni
hasil belajar IPA, aktivitas siswa, respon siswa, keterlaksanaan pembelajaran. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai
kelas eksperimen. Prosedur pelaksanaan penelitian meliputi tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap analisis data. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas
IV SD Negeri Manggasa , Kota Makassar sebanyak 27 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pretes yang dilakukan secara individual dari 27 siswa
hanya 1 siswa atau 28,57% yang memenuhi criteria ketuntasan minimal (KKM)
atau berada pada kategori rendah. Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-
rata diperoleh sebesar 61,86%. Sedangkan pada posttest dari 27 siswa terdapat 17
siswa atau 80,47% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu
80,24% atau berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di
atas, dapat disimpulkan Hasil belajar ipa siswa kelas IV SD Negeri Mangasa
melalui penerapan strategi joyful learning mengalami peningkatan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Penulis panjatakn puji syukur kehadirat Allah swt., atas
limpahan rahmat, hidayah, dan taufik- Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Skirpsi sederhana ini.
Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada Nabiullah Muhammad saw,
beliau yang telah membawa panji-panji kebenaran dengan wahyu dari Allah swt,
sebagai Uswatun Hasanah dalam setiap aktivitas hidup manusia, beserta keluarga
dan para sahabat dan shabiyah dan semua mujahid-mujahidah Allah yang
senantiasa berjuang dan istiqomah dalam barisan yang diperjuangkan sampai akhir
zaman.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa dalm penulisan Skirpsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, sistematika penulisan dan isi yang
ada di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun sangat Penulis harapkan demi tulisan yang lebih baik ke depannya in
syaa Allah.
Sebagai manusia biasa yang kadang khilaf penulis juga menyadari bahwa
selama penulisan Skirpsi ini tidak sedikit bantuan yang diterima dari berbgai pihak
baik langsung maupun tidak, untuk itu penulis ucapkan terimaksih kepada :
1. Bapak Prof Dr. Rahman rahim, S.Pd., M. Pd, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin untuk kuliah di
kampus biru tercinta ini dan segala fasilitas yang di sediakan untuk
menyelesaikan Skirpsi ini.
2. Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan
izin pelaksanaan penelitian untuk skripsi ini.
3. Alim Bahri S.Pd M.Pd, ketua jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Irmawanti S.Si M.Si, pembimbing I dan Nasrah, S.Si, M.Si. Pembimbing II
yang telah dengan ikhlas meluangkan waktu, memberikan bimbingan,
petunjuk, ide dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Khaeruddin, S. Pd., M. Pd, Penasehat Akademik yang selama ini telah
memberikan arahan, motivasi dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak-bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali
ilmu dan pengalaman kepada penulis selama kuliah.
7. Teristimewa kepada Ayahandaku Muh Rusli Bakkara dan Ibundaku,
Hardiana yang telah banyak berkorban untuk membesarkan, mendidik,
membimbing, mengingatkan dan senantiasa berdoa untuk keberhasilan
penulis, ananda ucapkan terimakasih yang teramat sangat semoga Allah swt,
membalas segalanya dengan pahala yang menjadi amal jariyah.
8. Kepada saudara-saudaraku , Nur anggi safitri,Nur fadilah,Nur amelia,dan
Dimas saputra yang senantiasa memberikan dukungan mental dan motivasi
untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada teman-teman PGSD angkatan 2015 khususnya kelas B, dan teman-
teman PPL, P2K, yang sudah banyak berbagi cerita, pengalaman, ilmu,
semangat, dan nasehat selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.
10. Kepada teman-teman SMK Negeri 1 Gowa, yang terus saling
menyemangati dan mendoakan dalam segala aktivitas hingga penulisan
skripsi ini.
11. Kepada Kakanda Indra Jaya S.Pd, saya ucapkan banyak terimah kasih telah
memberikan banyak pelajaran, pengalaman, dan amanah untuk lebih bijak ke
depannya, hingga motivasi dalam penulisan skripsi ini
12. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuannya baik secara langsung maupun tidak. Fastabiqul khairat,
semoga Allah swt, senantiasa meridhoi semua aktivitas dan usaha yang kita
lakukan dalam rangka beribadah kepada Nya. Aamiin…
Makassar, Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iii
MOTTO ............................................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB 1 :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Peneitian ................................................................................. 4
BAB II :KAJIAN PUSTAKA
A. Materi Ajar ............................................................................................ 5
B. Kajian Teoritik ...................................................................................... 8
C. Pembelajaran IPA ................................................................................. 14
D. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 23
E. Kerangka Pikir ...................................................................................... 24
F. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 25
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 26
B. Variabel Penelitian ............................................................................... 27
C. Devenisi Operasional Variabel ............................................................ 28
D. Populasi Dan Sample ........................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30
F. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................... 31
G. Tehnik Analisis Data ............................................................................. 32
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ..................................................................................... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 55
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran ..................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, dikemukakan bahwa pendidikan nasional
bertujuan mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA).Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang
masih terpadu karena belum dipisahkan tersendiri, seperti mata pelajaran biologi,
kimia, dan fisika.
IPA penting diajarkan di sekolah dasar.IPA berupaya membangkitkan minat
manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam
seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Menurut Tanpa nama
(2014) dengan pembelajaran IPA sejak dini diharapkan siswa memiliki kemampuan
untuk menanya (ask the question), mengumpulkan informasi (collect information),
mampu mengorganisasi dan menguji coba ide yang dimiliki (organize and test our
ideas), dapat mengatasi masalah dan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari (problem-solve and apply what we learn).
Dengan demikian diharapkan akan terbangun rasa percaya diri yang tinggi
(building confident), kemampuan komunikasi yang baik (developing
communication skills) dan memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat
tinggalnya (making sense of the world around us). Kemampuan-kemampuan
tersebut akan dapat diperoleh apabila siswa merasa bahwa IPA adalah
pembelajaran yang menyenangkan atau membuat bahagia.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) sangatlah berbeda dengan kenyataan pada saat observasi.Hal ini terungkap
berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang penulis lakukan di SD Negeri
Mangasa Kota Makassar, menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan minimum yang telah ditetapkan. Nilai siswa sangat
rendah dengan rata-rata 60 dengan skor ideal 100 (skor tertinggi) padahal kriteria
ketuntasan minimum adalah 68
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang penulis lakukan di SD Negeri
Mangasa kota Makassar, menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan minimum yang telah ditetapkan.
Pentingnya penelitian ini dilakukan karena pembelajaran IPA di SD Negeri
Mangasa kota Makassar masih menggunakan strategi teacher-centered dan lebih
menitikberatkan pada aspek mengetahui. Akibat cara belajar seperti ini aspek lain
dari pembelajaran kurang diperhatikan. Pembelajaran IPA seharusnya membuat
siswa merasa bahwa IPA adalah bermanfaat dan menyenangkan sehingga membuat
mereka bersemangat untuk mempelajarinya.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan pembelajaran IPA di SD dengan
tidak mengabaikan tingkat kebahagiaan siswa, khususnya mutu pembelajaran,
adalah pembelajaran menggunakan strategi Joyful Learning.
Menurut Dave Meire (1990) menyatakan bahwa belajar menyenangkan
(joyful learning) adalah sistem pembelajaran yang berusaha untuk membangkitkan
minat,adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya makna pemahaman, nilai yang
membahagiakan pada diri siswa. Menurut Paulo Fraire (1997) menyatakan bahwa
joyful learning adalah pembelajaran yang di dalamnya tdk ada lagi tekanan baik
tekanan fisik maupun psiklogis. Tekanan apa pun namanya hanya akan
mengerdilkan pikiran siswa, sedangkan kebebasan apa pun wujudnya akan dapat
mendorong terciptanya iklim pembelajaran ( Learning climate) yang kondusif. Jadi
Joyful learning adalah pembelajaran yang menyenangkan yang mana di dalamnya
tidak ada tekanan baik fisik maupun psikologi.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian mengenai
“Penerapan Strategi Joyful Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA Pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Mangasa kota Makassar. Penggunaan model joyful
learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri
Mangasa kota Makassar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
yang akan di jawab dalam penelitian ini di ajukan sebagai berikut “ adakah
pengaruh hasil belajar IPA siswa di kelas IV SD Negeri Mangasa kota Makassar
setelah diajarakan dengan strategi joyful learning‟‟.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut “ Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri
Mangasa kota Makassar,setelah diajarkan dengan strategi joyful learning’’.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal
berharga sebagai calon guru SD yang profesional, dan untuk perbaikan
pembelajaran pada masa yang akan datang.
2. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif dalam memilih desain pembelajaran
yang tepat untuk megembangkan aktivitas belajar siswa.
3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga
diharapkan mampu memberikan motivasi dan mengembangkan aktivitas
belajar siswa pada materi sumber daya alam
4. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan ditingkat SD.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Materi Ajar
1.Pengertian Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran suatu benda. Kita dapat mendengar bunyi
karena bunyi tersebut merambat dari sumbernya sampai ke telinga. Sumber
bunyi adalah benda atau alat yang dapat menggetarkan bunyi. Misalnya, kaleng
jika dipukul menjadi sumber bunyi. Gitar kalau dipetik merupakan sumber
bunyi. Bunyi terjadi dari getaran.
Demikian juga halnya dengan getaran benda yang lain. Misalnya, getaran
gong, getaran gender, getaran senar biola atau senar gitar. Semuanya
menimbulkan bunyi. Semua bunyi ditimbulkan oleh getaran benda-benda. Benda
disebut bergetar kalau ia bergerak bolak-balik., berikut prosesnya.
2.Karakteristik Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, misalnya gitar yang dipetik,
gong yang dipukul, terompet yang ditiup, dan sebagainya. Sumber bunyi
menghasilkan gelombang longitudinal yang merambat di udara, berupa getaran-
getaran udara yang memaksa gendang telinga kita bergetar. Tetapi gelombang
bunyi juga dapat merambat melalui zat lain. Dua batu yang saling ditumbukan
dalam air dapat didengar oleh perenang dibawah permukaan air, karena getaran
dibawa air ke telinga.
1. Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi.
a. Pada orang dewasa, suara perempuan akan lebih tinggi dibandingakan suara
laki-laki. Pita suara laki-laki yang bentuknya lebih panjang dan berat,
mengakibatkan laki-laki memiliki nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan
perempuan memiliki nada dasar satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu
sekitar 250 Hz. Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga
sakit dan nyeri karena gendang telinga ikut bergetar lebih cepat. Tinggi
rendahnya nada ini ditentukan frekuensi bunyi tersebut. Semakin besar
frekuensi bunyi, akan semakin tinggi nadanya. Sebaliknya, jika frekuensi
bunyi rendah maka nada akan semakin rendah.
b. Garpu tala yang digetarkan pelan-pelan menghasilkan simpangan yang
kecil, sehingga amplitudo gelombang yang dihasilkan juga kecil. Hal ini
menyebabkan bunyi garpu tala terdengar lemah. Pada saat garpu tala
digetarkan akan menghasilkan simpangan yang besar dan amplitudo
gelombang yang dihasilkan juga besar sehingga bunyi garpu tala terdengar
keras. Kuat lemahnya suara ditentukan oleh amplitudonya.
2. Nada
Bunyi musik akan lebih enak didengarkan karena bunyi music memiliki
frekuensi getaran teratur yang di sebut nada, sebaliknya bunyi yang memiliki
frekuensi yang tidak teratur disebut desah.
3. Warna atau Kualitas Bunyi
Setiap musik akan mengeluarkan suara yang khas. Suara yang khas ini di
sebut timbre. Begitu pula pada manusia, juga memiliki kualitas bunyi yang berbeda
– beda, ada yang memiliki suara merdu atau serak.
4. Resonansi
Ikut bergetarnya udara yang ada di dalam kentongan benda setelah di pukul
mengakibatkan bunyi kentongan semakin keras. Hal inilah yang disebut resonansi.
Resonansi dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat ketika
panjang kolom udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang bunyi.
Resonansi kolom udara ternyata telah di manfaatkan oleh manusi dalam berbagai
alat music , antara lain pada gemelan, alat music pukul, tiup, dan petik/gesek.
Telinga manusia juga memanfaatkan prinsip resonansi. Ketika bebicara, kita
dapat mengatur suara menjadi lebih tinggi atau rendah. Organ yang berperan dalam
pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan kontak suara yang berup pipa
pendek. Pada saat berbicara pita suara akan bergetar. Getaran itu di perkuat oeleh
udara dalam kotak suara yang beresonansi dengan pita suara pada frekuensi yang
sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar sehingga kita dapat mendengar suara yang
nyaring.
Telinga manusia memiliki selaput tipis. Selaput itu mudah sekali bergetar
apabila diluar terdapat sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan
selaput gendang teling.
3.Sifat-sifat Energi Bunyi
Energi bunyi mempunyai sifat dapat berpindah ketempat lain dengancara
merambat melalui media tertentu.selainitu,bunyi juga dapat di pantulka dan dapat di
serap.
a. Bunyi Dapat Merambat dalam bentuk gelombang.oleh karena itu ,bunyi
yang merambat di sebut gelombang bunyi.Gelombang bunyi dapat
merambat melalui zat padat,cair,dan gas.perambatan berlangsung paling
cepat melalui udara.gelombang bunyi tersebut seperti gelombang air.jika
kita melempar kerikil kedalam air yang tenang ,terbetuklah gelombang
air.Berdasarkan kejadian tersebut dapat disimpulkan banhwa bunyi
merambat melalui udara lonceng merabat melalui udara.udara merupakan
benda gas.pada saat lonceng bergetar,getarannya mendorong mlekul udaa
ini kemudian menabrak lebih banyak molekul udara ini kemudian menabrak
lebih banyak molekul lainnya sehingga gelombang bunyi dapat berpindah
tempat .ketika gelombang bunyi mencapai telingakita ,terdengarlah bunyi.
b. Bunyi Dapat Diserap Dan Dipantulkan
Ketika merambat ketempat lain,bunyi dapat mengenai benda-benda
disekitarnya. Bunyi yang mengenai permukaan suatu bnda
dapatdipantulkan ataupun diserap.jika bunyi mengenai dinding,akan
dipantulkan.oleh karena itu,bunyi tersebut mengalami pemantulan.biasanya
benda yang keras,rapat,dan mengkilat bersifat memantulkan bunyi.
Sifat-sifat bunyi pantul adalah sebagai berikut :
Bunyi pantul memperkuat bunyi asli.biasanya terjadi pada keadaan
antara sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya tidak bengitu jauh
(kurang dari 10 meter)
Gaung adalah bunyi yang terdengar kurang jelas atau tidak jelas
bunyi aslinya .biasanya terjadi pada jarak antara 10 sampai 20
meter.gaungdapat terjadi di dalam gedung bioskop ,gedung
konser,atau gedung pertemuan.
Gema adalah bunyi pantul yang terdengarsetelahbunyi asli,gema
terlihat jelasseperti bunyi asli biasanyaterjadi pada jarak lebih dari20
meter.gema akan terjadi jika kita berteriak di tengah-tengah stadion
sepak bola atau di lereng bukit.jenis bunyi pantul lain yaitu
memperkuat bunyi asli.contohnya suara kita ketika bernyanyi di
dalam kamar mandi.
Beberapa manfaat gelombang bunyi dalam hal ini adalah pantulan
gelombang bunyi adalah.
a. Dapat di gunakan untuk mengukur kedalaman laut disini yang di
gunakan adalah bunyi ultrasolik.
b. Mendeteksi janin dalam rahim,biasanya mengunakan bunyi
infrasonik.
c. Mendeteksi keretakan suatau logam dan lain-lain.
d. Diciptakannya speaker termasuk manfaat dari bunyi audiosonik.
Bunyi radio yang terlebih dahulu mengenai stirofoam akan terdengar lebih
lemah.Lemahnya bunyi ini terjadi karena sebagian bunyi ini terjadikarena
sebagian bunyi itu di serap.umumnya benda atau bahan yang berpori bersifat
menyerap bunyi. Benda lain yang dapat menyerap bunyi yaitu karpet.benda-
benda yang dapat menyerap bunyi dinamakan perendam bunyi.bahan-bahan ini
banyak di pasang pada dinding sebelah dalam ruangan studio musik ataupun
studio rekaman.dengan di lapisi peredam bunyi,suara musik yang keras tidak
terdengar dari luar studio.selai itu,pemasangan peredam bunyi juga untuk
menghindari terjadinya gaung.
4.Cepat Rambat Bunyi
Jika kamu memukul batu d dalam air,kamu akan terdengar suara pukulan
tersebut.demikian juga,ikan yang berenang di dalam kolam yang jernih,kamu tentu
akan berangapan ikan-ikan tersebut tidak bersuara.akan tetapi ,jika kamu menyelam
kedalam air,kamu akan mendengar suara kibasan ikan dan sirip ikan tersebut.hal ini
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat di dalam zat cair.dengan bantuan alat
seismograf,paraahli gempa dapat mendeteksi getaran bunyi.getaran lebih kuat jika
jaraknya lebih dekat pada sumbergetar.dari contoh-contoh terbut,kamu
dapatmenyimpulkan bahwa bunyi yang terdengar tergantung pada jarak antara
sumber bunyi dan pendngar.jarak yang di tempuhbunyitiap satuan waktu tersebut
cepat rambat bunyi.
5.Frekuensi Gelombang Bunyi
Kamu pasti pernah terganggu oleh suara nyamuk.pada saat akan tidur,suara
itukadang-kadang nyaring di dekat telingamu.pada bagian tubuh nyamuk yang
manakah yang menjadi sumber bunyi sayap nyamuk bergetar sangat cepat sehingga
menimbulkan bunyi.sayap nyamuk dapat bergetarlebih 1.000 kali setiap sekon
sehingga menghasilkan suara yang unik.jadi,setiap sekon terjadi 1.000 gelombang
bunyi merambat udara.banyaknya gelombang buunyi setiapsekon disebut frekuensi.
Dapat mendengar bunyi pada seluruh rentang frekuensi,tentunya hidupmu
akan merasa terganggu dan tidak nyaman.mengapa demikian jika kamu dapat
mendengar semua retang frekuensi,kamu tidak akan pernah beristirahat dengan
tenang karena getaran-getaran tinggi sekalipun akan terdengar telinga manusia
normall berada pada frekuensi 20 Hzsampai 20.000 Hz.daerah ini di sebutdaerah
audiosonik.frekuansi di bawah 20 Hz di sebut daerah infrazonik,sedangkan daerah
di atas frekuensi 20.000 Hz di sebutdaerah ultrasonik.
Bunyi adalah energi yang dapat di dengar.bunyi di hasilkan dari benda
bergetar.tinggi rendahnya bunyi di tentukan oleh frekuensi.kuat lemahnya bunyi di
tentukan amplitudo.banyaknya getaran perdetik di sebut frekuensi semakin banyak
getaran berarti semakin banyak frekuensi semakin besar akibatnya bunyi di
hasilkan terdengar tinggi
B. Kajian Teoritik
1. Pengertian Strategi Joyful Learning
strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
tutorial.adapun beberapa defenisi tentang model joyfull learning menurut sudut
pandang para ahli,yaitu:
a) Menurut (furqon,2010) Joyful learning (pembelajaran yang menyenangkan)
sebenarnya adalah konsep, strategi, dan praktis pembelajaran yang
merupakan sinergi dari pembelajaran bermakna, pembelajaran kontekstual,
teori konstruktivisme, pembelajaran aktif (active learning)dan psikologi
perkembangan peserta didik.
b) E.Mulyas (2006:191-194) pembelajaran menyenangkan atau joyfull
learning merupakan suatuproses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan
terpaksa atau tertekan .
Dengan demikian walaupun esensinya sama, bahkan metodologi pembelajaran
yang dipilih juga sama, tetap ada spesifikasi yang berbeda terkait dengan
penekanan konseptualnya yang relevan dengan perkembangan moral dan kejiwaan
peserta didik. Peserta didik akan bersemangat dan gembira dalam belajar karena
mereka tahu apa makna dan manfaat belajar. Selain itu, mereka dapat memadukan
konsep pembelajaran yang sedang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari,
bahkan dengan berbagai topik yang sedang berlangsung dan berkembang di
masyarakat (Arianto,2009 ).
Mereka dapat belajar dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosialnya. Mereka juga bergembira dalam belajar karena memulainya
dari sesuatu yang telah dimilikinya sendiri, sehingga timbul rasa percaya diri
(confidence) dan itu akan menimbulkan perasaan diakui dan dihargai yang
menyenangkan hatinya karena ia diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya
(teori konstruktivisme) sesuai ciri-ciri perkembangan fisiologis dan psikologisnya.
Hal tersebut pada gilirannya akan memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran karena atmosfer pembelajaran (academic atmosfir) yang
sesuai kepentingan yang diciptakannya.
Dalam hal ini, sampai kira-kira peserta didik berusia remaja, pembelajaran yang
menyenangkan akan seiring dengan belajar sambil bermain, yang mau tidak mau
akan mengajak peserta didik untuk aktif. Sambil bermain mereka aktif belajar dan
sambil belajar mereka aktif bermain.Dalam bermain mereka mendapatkan hikmah
esensi suatu pengetahuan dan keterampilan, sambil belajar mereka melakukan
refreshing agar kondisi kejiwaan mereka tidak dalam suasana tegang terus-
menerus.Tidak ada metode standar untuk pembelajaran yang menyenangkan ini.
Setiap guru sesuai dengan konteks kelas dan perkembangan usia mental peserta
didik dapat memilah dan memilih metode yang sesuai atau bahkan metode yang
diciptakannya sendiri dalam rangka menciptakan pembelajaran.
Dengan begitu model pembelajaran joyful learning merupakan model yang
bisa disesuaikan dengan metode dan gaya yang sesuai dengan perkembangan
peserta didik. Dengan pembelajaran yang disampaikan lewat cara yang
menyenangkan maka model ini akan membuat suasana pembelajaran menjadi tidak
membosankan. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan
permainan yang dilakukan di luar kelas, metode diskusi, metode demonstrasi, dan
metode tanya jawab dalam satu kali pembelajaran. Dengan begitu maka secara
tidak langsung akan memaksa peserta didik untuk terlibat secara aktif.
1. Langkah-langkah pembelajaran joyful learning
Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar peserta didik dengan
berbagai keterampilan proses, sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
baru. Sedangkan menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta mampu memusatkan
perhatian secara penuh, dengan harapan hasil pembelajaran peserta didik dapat
maksimal. Langkah-langkah pembelajaran joyful learning adalah:
1) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan strategi joyful learning dan
tanya jawab.
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi soal latihan untuk
disesuaikan pada waktu itu juga.
3) Setelah selesai mengerjakan soal tersebut, siswa disuruh
mendemonstrasikan di depan kelas.
4) Cara menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan dengan cara permainan.
5) Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
6) Guru menyempurnakan kesimpulan yang telah diperoleh dari siswa dan
memberikan penghargaan kepada siswa yang berani mendemonstrasikan
jawaban ke depan kelas.
Tabel 2.1 langkah –langkah dalam pendekatan model pembelajaran (Joyful
Learning) untuk pembelajaran IPA.
Tahap Peran Guru Peran Siswa
1.Mengamati Guru mengarahkan
siswa mengamati
sumber bunyi
Siswa menemukan
masalah, yaitu gap
know ledge,apapun
yang belum di ketahui
atau belum dapat
dilakukan .pada
langkah ini guru
membantu
menginventarisi segala
sesuatu yang belum di
ketahui.
2.Menanya Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang di harapkan
relevan dengan
indikator-indikator KD
Siswa merumuskan apa
saja yang tidak di
ketahui atau belum
dapat di lakukan terkait
masalah yang di amati
Mengumpulkan
informasi atau
Mencoba.
Guru menyediakan
sumber belajar,lembar
kerja,Media
gambar,alat peraga dan
Siswa mengumpulkan
data melalui berbagai
teknik,misalnya
experimen,objek
sebagainya.Hasil
kegiatan iniadalah
serangkaian data
informasi yang relevan
dengan pertanyaan
yang di ajukan siswa
kejadian,aktivitas,atau
mengamati gambar dan
membaca buku
Menalar/mengoganis
asi
Guru mengarahka agar
siswa menghubungkan
data atau informasiyang
di peroleh untuk
menarik kesimpulan
hasil akhir dari tahap
ini adalah simpulan-
simpulan jawaban atas
pertanyaan yang sudah
di ajukan sebenarnya
Siswa
menggunakandata atau
informasi yang sudah
mereka rumuskan
5.Mengkomunikasika
n
Guru memberikan
umpan
balik,meluruskan,mem
beri penguatan,serta
memberikan
penjelasan/informasi
yang lebih luas
Siswa menyampaikan
jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan
mereka ke kelas secara
lisan atau tertulis.
2. Kelebihan dan Kekurangan Joyful Learning
1) Kelebihan Strategi Pembelajaran Joyful Learning
a) Suasana belajar rileks dan menyenangkan.
Dengan melibatkan kerja otak kiri dan kanan akan menjadikan belajar
murid lebih ringan dan menyenangkan sehingga murid tidak mengalami
stress dalam belajarnya.
b) Banyak strategi yang bisa diterapkan.
Ada banyak jenis metode yang ada di joyful learning yang dapat
diterapkan dan dikombinasikan antara metode yang satu dengan metode
lainnya, sehingga kita tinggal menentukan sendiri jenis metode mana
yang diterapkan.
c) Merangsang kreativitas dan aktivitas.
Kreativitas terjadi jika kita dapat menggunakan informasi yang sudah
ada didalam otak kita dan mengobinasikan dengan informasi yang lain
sehingga tercipta hal baru yang bernilai tambah. Demikian juga jika kita
menggunakan strategi joyful learning kita akan menghubungkan
informasi yang sudah ada di memory kita untuk dikombinasikan dan
dipadukan antara informasi yang satu dengan yang lain sehingga
tercipta sesuatu yang baru.
d) Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Dengan penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain
membungkus suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih
menarik dengan berbagai variasi agar para peserta didik mengikuti
dengan suasana hati yang gembira dan semangat yang tinggi.
2) Kekurangan strategi pembelajaran joyful learning
a) Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas maka kelas akan menjadi
sangat ramai dan susah di kendalikan.
b) Guru harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar peserta didik tidak
bosan.
C. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Belajar
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar,
terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi tentang belajar menurut sudut
pandang para ahli, yaitu:
1) Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di
mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
2) Clifford T Morgan mengemukakan belajar dengan “Learning is any relatively
permanent change in behavior which occurs as a result of experience or
practice”.Belajar adalah setiap perubahan relatif tetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari pengalaman dan latihan.
3) Ernest R. Hilgard dan Gordon H. Bower mendefinisikan belajar dengan:
“Learning is the process by which an activity originates or is changed through
reacting to an encouteredsituation”.Belajar adalah proses dimana suatu
kegiatan berasal atau diubah melalui reaksi terhadap situasi yang ditemui.
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar
adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan yang ditampakkan dalam peningkatan
kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir
dan kemampuan lain, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya, di mana perubahan tersebut harus relatif menetap.
b. Teori Belajar Yang Mendasari Joyful Learning
1) Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri.VonGlasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan, pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada, tetapi
pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan
melalui kegiatan seseorang.
Menurut pandangan teori konstruktivisme, prinsip yang paling penting
adalah bahwa peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya.Peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dan merevisinya.Bagi peserta didik
agar benar-benar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka
harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu sendiri.Berdasar
pada teori ini maka, dengan model pembelajaran joyful learning dapat membantu
peserta didik belajar dengan lebih mudah dan menyenangkan.Sebab peserta didik
melakukan pembelajaran dengan bermain dan mendapat pengalaman dari
permainan tersebut serta dapat membuat kesimpulan sendiri.
2) Teori Jerome Seymour Bruner
Menurut Bruner, pembelajaran adalah siswa belajar melalui keterlibatan
aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah dan
guru berfungsi sebagai motivator bagi peserta didik dalam mendapatkan
pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah.
Berdasarkan teori ini proses belajar akan berlangsung secara optimal jika proses
pembelajaran melalui 3 tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
a) Tahap enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran suatu pengetahuan di mana
pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda
kongkret atau situasi nyata.
b) Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran suatu pengetahuan di mana
pengetahuan itu di representasikan (diwujudkan) dalam bentuk visual,
gambar, atau diagram.
c) Tahap simbolik, yaitu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu
direpresentasikan dalam simbol-simbol yang abstrak, yaitu simbol-simbol
yang dipakai berdasarkan kesepakatan dalam bidang yang bersangkutan.
3) Teori Dr. GeorgiLozanov (suggestology)
“suggestology” atau “suggestopedia” merupakan dari upaya Dr.
GeorgiLozanov, seorang pendidik bulgaria. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat
dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan
sugesti positif ataupun negatif.Beberapatekhnik yang digunakan untuk memberikan
sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar
di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster
untuk memberikankesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan
guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.
Istilah lain yang dapat dipertukarkan dengan istilah sugestologi adalah
pemercepatan belajar (accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan
sebagai memungkinkan siswa untuk belajar denga kecepatan yang mengesankan,
dengan upaya yang normal, dan dibarengi dengan kegembiraan. Cara ini
menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai perasamaan:
hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan
emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman
belajar yang efektif.
Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira buka
berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura.Kegembiraan yang dimaksudkan
adalah bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna,
pemahaman (penguasaan atas materi yang di pelajari), dan nilai yang
membahagiakan pada diri peserta didik.
Frederickson menyebutkan empat keadaan emosi positif: joy (kegembiraan),
interest (ketertarikan), contentment (kepuasaan atau kelegaan), dan love (cinta atau
kasih sayang). Apabila emosi positif terus dibangun, tentulah hal-hal yang berkaitan
dengan kehormatan diri dan kepercayaan diri akan semakin meningkat. Dan
akhirnya, keberhasilan dalam proses belajar mengajar pun tidak harus dicapai
secara 100%. Keberhasilan dapat dicapai di bawah 100% asal kemudian pencapaian
itu terus dapat ditingkatkan akibat dari rasa senang yang terus menjalar di dalam
diri.
Model joyful learning (pembelajaran yang menyenangkan) yang dilakukan
dengan pendekatan bermain di luar kelas akan membawa peserta didik kedalam
suasana belajar yang menyenangkan dan gembira tanpa mengurangi tujuan
pembelajaran tersebut. Dengan begitu joyful learning akan membantu peserta didik
meningkatkan emosi positif dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar.
D. Pembelajaran IPA
Pembelajaran adalah proses, cara atau perbuatan yang menjadikan
seseorang atau makhluk hidup belajar. Ilmu pengetahuan alam merupakan
terjemahan kata-kata Inggris, yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam
(IPA).Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan
science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science
dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam ini.
Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis,1993: 4),
Science is a collection of well attested theories which explainthe patterns and
regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas
artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya
yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati
secara seksama.
a. Pengertian Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata Aktif yang berari giat atau menjalankan
kewajiban dengan rajin, bersemangat dan bersungguh-sungguh. Jadi keaktifan
adalah kegiatan dalam proses belajar mengajar. Keaktifan beraneka ragam
bentuknya.Mulai dari kegiatan fisik berupa membaca, menulis, berlatih,
keterampilan dan sebagainya.Kegiatanpsikis misalnya menggunakan pengetahuan
khasanah yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan
dan sebagainya.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif,
jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa
mengadakan transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif,
dan mampu merencanakan sesuatu.Anak mampu untuk mencari menemukan dan
menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh.
Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan
masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik
kesimpulan. Dengan demikian keaktifan dimaksudkan agar peserta didik bisa
memperoleh informasi dengan pengalaman langsung melalui model pembelajaran
joyful learning. Jika peserta didik aktif maka akan semakin mudah menerima segala
sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Semakin meningkatkan keaktifan dan
semakin meningkat aktivitasnya akan berdampak positif pula pada hasil belajarnya.
b. Indikator Keaktifan
Keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal:
1) Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru
2) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
3) Kemampuan peserta didik mengemukakan pendapat dalam kelompok
4) Bertanya pada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang di hadapi
5) Berusaha mencari berbagai informasi yang di perlukan untuk pemecahan
masalah
6) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
7) Memberikan kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok
8) Mendengarkan dengan baik ketika teman sedang berpendapat
9) Memberi gagasan
10) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam
menyelesaikan tugas yang dihadapi.
E. Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia “hasil” berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.Sedangkan
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan ( Gagne , 1984 ).
Jadi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari usaha
belajar.MenurutDimyati hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar.Hasil yang dicapai berbeda-beda tiap peserta didik.Ada
yang belajar dengan cepat, mudah dan hasil memuaskan.Tetapi ada pula yang agak
sukar dan hasil kurang memuaskan.Keberhasilan seseorang dalam belajar
dipengaruhi oleh banyak hal yang berkaitan dengan upaya-upaya atau latihan yang
dilakukan secara sadar ( Thorndyke , 1997 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti yang tertulis dalam
buku Psikologi Belajar oleh Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. WidodoSupriyono ada 3
yaitu faktor-faktor stimulus belajar, faktor-faktor metode belajar, dan faktor-faktor
individual.
1. Faktor-faktor stimulus belajar meliputi: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan
bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana
lingkungan eksternal.
2. Faktor-faktor metode belajar meliputi: kegiatan berlatih atau praktek,
overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil
belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan
modalitasindra, bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi insentif.
3. Faktor-faktor individual meliputi: kematangan, faktor usia kronologis, faktor
perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi
kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, motivasi.
MuhibbinSyah, M. Ed., dalam bukunya Psikologi belajar menambahkan
satu faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pembelajaran.
Model joyful learning dengan pendekatan bermain di luar kelas mencakup
ketiga faktor yang mempengaruhi belajar.Modeljoyful learning dengan bermain di
luar kelas membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran
Joyful Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
Pembelajaran IPA selama ini masih menjadi suatu momok di kalangan siswa.
Maka dari itu guru harus menciptakan suasana belajar yang nyaman dan
menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan yang dimaksudkan adalah proses
pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan
mengesankan.
Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik
minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan
dapat terwujud secara maksimal. Disamping itu, pembelajaran yang menyenangkan
dan berkesan akan menjadi hadiah atau reward bagi peserta didik yang pada
gilirannya akan mendorong motivasi semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan
belajar berikutnya.
Berdasarkan prinsip teori sugestology, jika seseorang dapat meningkatkan
emosi positifnya dan dengan emosi positifnya dapat meningkatkan tingkat
kegembiraan yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Ketika
seseorang merasa senang akan sesuatu maka orang itu akan dengan sendirinya
terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut, dan dengan keterlibatan secara aktif
maka akan meningkatkan hasil belajar. Dengan joyful learning melalui pendekatan
bermain di luar kelas, peserta didik diajak memahami materi dengan cara bermain.
Karena menurut peneliti dengan menggunakan model pembelajaran joyful
learning pada alat indra manusia, dapat meningkatkan keaktifan peserta didik yang
pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar para siswa juga. Oleh karena itu,
peneliti menerapkan model pembelajarnjoyful learning karena merupakan salah
satu model pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif
dalam pembelajaran.
F.Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa hasil penelitianyang relevan dengan peneitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitin yang berjudul “Studi perbandingan model joyful learning terhadap hasil
belajar ipa konsep daur hidup hewan dan caraa pemeliharaannya‟’dilakukan oleh
Abdi Setiawan pada tahun 2008 dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
signifikan penggunaan model pembelajaran joyful learning terhadap hasil belajar
siswa pada materi daer hidup hewan .Universitas lampung.
2.Penelitian ini berjudul „„pengaruh penggunaan model joyful learning terhadap
hasil belajar ipa kelas IV SD Negeri Babulo 1 yogyakarta”di lakukan Thomas Adi
Tri nugroho pada tahun ajaran 2015 dengan kesimpulan bahwa penggunaan model
pembelajaran joyful learning terhadap hasil belajar ipa universitas negeri
yogyakarta memberikan pengaruh positif terhdap hasil belajar ipa sisa kelas IV SD
Negeri Rejowinagung.
G.Kerangka Pikir
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajar salah satunya ditentukan
oleh proses belajar mengajar di kelas. Terjadinya proses belajar mengajar ini dapat
efektif apabila komponen yang berpengaruh di dalamnya saling mendukung.
Pengetahuan guru tentang berbagai startegi belajar sangat dibutuhkan agar mampu
mengelola kelas dengan baik.
Pembelajaran yang digunakan di sekolah sering kali mendapat kritikan dari
berbagai kalangan, baik ahli maupun pengamat pendidik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah kepercayaan siswa terhadap
kemampuan seorang gruru dalam proses pembelajaran di kelas. Jika mereka
percaya bahwa guru yang mengajar adalah guru yang dapat membuat mereka
memahami materi dengan baik, maka kuliatas pengajaran akan lebih mudah
ditingkatkan.
Kondisi siswa yang kurang memiliki motivasi belajar sudah tentu tidak akan
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Dalam kaitannya dengan mata
pelajaran IPA, selama ini siswa cenderung tidak memilki minat untuk
mempelajarinya. Hal ini tidak terlepas dari pemilihan strategi pembelajran yang
akan berpengaruh pada hasil belajar untuk lebih jelasnya skemakerangka pikir
dapat dilihat dari gambar berikut.
H.HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kajian pustaka,maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
“Strategi joyful learning meningkatkan hasil belajar ipa pada siswa kelas IV SD
Negeri Bontocinde Kabupaten Gowa ”.
Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Mangasa
Belum menggunakan metode
Joyful Learning
Menggunakan metode
Joyful Learning
Pre Test Post Test
Temuan
Analisis
Hasil Belajar
Untuk kebutuhan pengujian statistika maka hipotesis ini dirumuskan sebagai
berikut:
H0 : µb< 0 Lawan H1 : µb 0
Dimana µb: nilai rata-rata posttest- nilai rata-rata pretest
Keteranagan
pre = Skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum menerapkan strategi joyful
learning
post = Skor rata-rata hasil belajar siswa setelah menerapkan startegijoyful
learning
Ho :Tidak terdapat pengaruh strategi joyfull learning terhadap pembelajaran
Ilmu pengetahuan alam.
H1 :Terdapat pengaruh strategi joyfull learning terhadap pembelajaran ilmu
pengetahuan alam.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Experimental yang melibatkan satu
kelas sebagai kelas eksperimen penelitian dalam hal ini akan menelusuri hubungan
sebab akibat (kausal) dan menguji hipotesisi yang telah di rumuskan
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design.Dalam desain
ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.Dengan demikian, hasil penelitian
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Oı - X - O2
(Sugiono,2010)
Keterangan :
X = Perlakuan berupa strategi joyful learning
O1 == Nilai pretest ( sebelum diberi perlakuan )
O2 = Nilai posttest ( setelah diberi perlakuan )
C.Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel pada penelitian ini yaitu variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable).
a. Variabel Bebas
Variabel adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah strategi joyful learning
b. Variable Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah
hasil belajar siswa.
D.Definisi Operasional variabel
Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Joyful Learning adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa
melalui kegiatan bermain peran, eksperimen, dan diskusi kelompok yang
dilakukan di dalam dan di luar kelas. Tema kegiatan yang dilakukan
mengacu pada konsep IPA mengenai Alat panca indra manusia.
b. Hasil belajar IPA adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dimiliki siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor yang diperoleh
siswa setelah melalui proses pembelajaran IPA.
E.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SD Negeri Manggasa
tahun pelajaran 2019.
KELAS L P JUMLAH
I 7 5 12
II 3 8 11
III 5 7 12
IV 13 14 27
V 12 9 21
VI 8 6 14
JUMLAH 97
.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Manggasa
yang berjumlah 49 orang, dengan siswa laki-laki berjumlah 27 orang dan siswa
perempuan berjumlah 34 orang.
KELAS L P JUMLAH
IV 13 14 27
F.Instrumen Penelitian
1. Tes Hasil Belajar IPA
Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah
diajarkan dengan menggunakan strategi joyful learning, guru perlu menyusun suatu
tes yang berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes tersebut
kemudian diberikan kepada siswa.Penskoran hasil tes siswa menggunakan skala
bebas yang tergantung dari bobot butir soal tersebut.
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa
selama proses pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi joyful
learningberlangsung. Pengambilan data aktivitas siswa dilakukan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung yang dilakukan oleh seorang observer.
3. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai
respon siswa terhadap pembelajaran yang digunakan. Respon siswa adalah
tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
joyful learning.
Angket respon siswa dirancang untuk mengetahui pendapat siswa mengenai
kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
joyful learning yang digunakan oleh peneliti dalam pembelajaran IPA.Angket
respon siswa diberikan pada siswa ketika proses belajar mengajar IPA dengan
menggunakan startegijoyful learning.
4. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran dengan menggunakan stategijoyful learning.
G.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :
1. Data yang berhubungan dengan hasil belajar diperoleh dengan
menggunakan tes hasil belajar yang diberikan pada kelas eksperimen setelah
diberikan perlakuan.
2. Data tentang aktivitas siswa selama diberikan perlakuan diperoleh dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa pada saat pemberian
tindakan melalui pengamatan.
3. Data mengenai respon siswa terhadap perlakuan pembelajaran yang
digunakan diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa yang
dibagikan setelah perlakuan diberikan.
4. Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikumpulkan
dengan menggunakan lembar observasi.
H.Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen yang
ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan dua macam analisis statistika yaitu,
statistika deskriptif dan statistika inferensial.
1..Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskrsikan ataumemberi
gambaran umum data yang diperoleh. Pengolahan datanya dengan caramembuat
tabel distribusi frekuensi, mencari nilai rata-rata, skor tertinggi, skorterendah,
deviasi standar, dan variansi.
Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil
belajar secara individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah
yakni 6,8.
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yakni 68 sedangkan
ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% siswa di kelas tersebut telah
mencapai skor ketuntasan minimal.
a. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
analisis deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan pemahaman IPA siswa setelah
dilakukan pembelajaran ipa dengan strategi joyful learning. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar IPA, yaitu:
Tabel 3.1Kategorisasi Standar Hasil Belajar
Interval Kategori
0 – 54
55 – 64
65 – 79
80 – 89
90– 100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Sumber: (penilaian dari SD Negeri Manggasa kota Makassar)
Dengan mengkategorikan dari hasil belajar ketuntasan KKM yaitu:
Tabel 3.2 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Nilai Kriteria
0-67
68– 100
Tidak tuntas
Tuntas
Sumber: (penilain dari SD Negeri Manggasa kota Makassar).
Siswa yang memperoleh nilai di bawah , siswa dinyatakan tidak tuntas
dalam proses belajar mengajar, dan siswa yang memperoleh sama dengan atau lebih
besar dari 68,00 dapat dinyatakan tuntas belajar dalam proses mengajar belajar.
i. Keterlaksanaan Pembelajaran
Data hasil pengamatan kemampuan guru mengelola strategi joyful learning
dianalisis dengan mencari data-data kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran setiap kali pertemuan. Kategori kemampuan guru untuk setiap aspek
dalam mengelola strategi joyful learning ditetapkan sebagai berikut:
a) Skor 4 kategori sangat baik.
b) Skor 3 kategori baik.
c) Skor 2 kategori kurang baik.
d) Skor 1 kategori tidak baik.
Dari aspek yang diamati, maka data tersebut dianalisis dengan menghitung
nilai rata-rata aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran tiap aspek pada setiap
pertemuan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Rata-rata aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran tiap aspek
Data ke- ,
Banyaknya aspek yang diamati
Setelah dicari nilai rata-rata aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
tiap aspek, selanjutnya nilai tersebut dikonversikan dengan kategori berikut:
Tabel 3.3 Pedoman Rata-Rata Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
No SkorX Kategori
1. 3,25 < x 4,00 Sangat Baik
2. 2,50 < x 3,25 Baik
3. 1,75 < x 2,50 Kurang Baik
𝑥 𝑥𝑖𝑛
(Sugiono,2006)
(Sugiono, 2016)
Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran tergolong aktif jika
persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran disetiap fase minimal ada
pada kategori baik.
1.Kriteria Keefektifan
Keefektifan pembelajaran IPA dengan strategi joyful learningditentukan
oleh 4 aspek berikut:
a. Hasil belajar klasikal tuntas.
b. Aktivitas siswa efektif.
c. Respon terhadap pembelajaran positif.
d. Kemampuan guru dalam pembelajaran efektif
Pembelajaran IPA dengan strategi joyful learning dikatakan efektif jika
paling sedikit tiga dari empat aspek dipenuhi, dengan syarat ketuntasan belajar
terpenuhi.
2. Statistik Inferensial
Pada bagian statistik inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk
keperluan pengujian hipotesis, pertama dilakukan pengujian dasar yaitu uji
normalitassetelah itu dilakukan uji t-test sampel independen keperluan uji hipotesis.
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau
tidak. Pengujian ini menggunakan taraf signifikan 5% atau 0,05 dengan syarat:
Jika Pvalue 0,05 maka distribusinya adalah normal.
Jika Pvalue 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
Setelah dilakukan uji normalitas , selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t dengan
bantuan SPSS.
2) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang
dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak.
H0 : B<0 melawan H1 : B ≥ 0
Dimana B = post- pre
Keterangan:
pre = Skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum menerapkan strategi joyful
learning
post = Skor rata-rata hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi joyful
learning
Untuk pengujian ini digunakan uji t-test untuk dua sampel dengan kriteria:
Tolak H0 jika P < = 0,05 dan
Terima H0 jika P ≥ = 0,05
a. Jika taraf signifikan < (nilai sign < ), maka H0ditolak dan H1diterima,
berarti strategi joyful learningdapat meningkatkan hasil belajar IPApada siswa
kelas IV SD negeri Mangasa Kota Makassar
b. Jika taraf signifikan ≥ (nilai sign ≥ ), maka H0diterima dan H1ditolak,
berarti strategi joyful learningtidak dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas IV SD negeri Mangasa Kota Makassar.
(Ali,M.S&Khaeruddin,2012)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil dan analisis data penelitian dibuat berdasarkan data yang diperoleh
dari kegiatan penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan
strategi joyful learning yang telah dilaksanakan di SD Negeri Mangasa Penelitian
ini dilaksanakan selama lima kali pertemuan, dimana pertemuan pertama diberikan
pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan diberikan posttest setelah
perlakuan.
1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif
a. Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan
(Treatment) atau Pretest
Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil belajar IPA siswa pada
kelas IV yang dipilih sebagai unit penelitian. Berikut disajikan skor hasil belajar
IPA siswa kelas IV sebelum diberikan perlakuan.
Tabel 4.1 Deskripsi Skor Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
Sebelum Diberikan Perlakuan(Treatment) atau Pretest
Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel
27
Skor Tertinggi
70
Skor Terendah
40
Skor Ideal
100
Rentang Skor 35
Skor Rata-rata
51,74
Standar Deviasi 12,01
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA
pada pokok bahasan alat sumber bunyi sebelum dilakukan perlakuan (Pretest)
adalah 61,86 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 70 dan
skor terendah 40, dengan standar deviasi sebesar 7,55 yang berarti bahwa skor hasil
belajar ipa siswa pada Pretest di SD Negeri Mangasa tersebar dari skor terendah 40
sampai skor tertinggi 70.
Jika skor tes hasil belajar ipa siswa sebelum perlakuan (Pretest)
dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi
dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar IPA Siswa Pada
Sebelum Diberi Perlakuan(Treatment)atau Pretest
No Skor Kategori Frekuensi Pesentase (%)
1 0-54 Sangat rendah 15 55,5
2 55-64 Rendah 11 40,74
3 65-79 Sedang 1 3,70
4 80-89 Tinggi 0 0
5 90-100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 27 100
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa dari 27
siswa kelas IV SD Negeri Manggasa kota makassar yang hasil Pretest, pada
umumnya memiliki tingkat hasil belajar IPA dalam kategori t rendah dengan skor
rata-rata 61,86 dari skor ideal 100.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar IPA siswa sebelum
perlakuan (Pretest) dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri no.
124 Sinjai Pada Pretest
Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase (%)
0-67 Tidak Tuntas 26 96,29
68-100 Tuntas 1 3,7
Jumlah 27 100
Berdasarkan Tabel 4.3 sebelum perlakuan (Pretest) dapat digambarkan bahwa yang
telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 1 orang dari jumlah keseluruhan 27
orang dengan persentase 3,7%, sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 26 orang dari jumlah keseluruhan 27 siswa dengan persentase 96,29%.
b. Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Setelah Diberikan Perlakuan
(Treatment)atau Posttest
Berikut disajikan deskripsi dan persentase hasil belajar IPA siswa Kelas IV
setelah diberikan perlakuan atau posttest.
Tabel 4.4 Deskripsi Skor Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV setelah Diberikan
Perlakuan(Treatment) atau Posstest
Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel 27
Skor tertinggi 95
Skor Terendah 40
Skor Ideal 100
Rentang Skor 55
Skor Rata -rata 72,22
Standar Deviasai 15,71
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA
pada pokok bahasan sumber bunyi manusia yang diajar dengan menggunakan
strategi joyful learning adalah 80,24 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai
siswa adalah 95 dan skor terendah 40, dengan standar deviasi sebesar 12,00 yang
berarti bahwa skor hasil belajar ipa siswa pada Posttest kelas IV SD Negeri
Mangasa tersebar dari skor terendah 40 sampai skor tertinggi 95.
Jika skor tes hasil belajar Ipa siswa yang diajar dikelompokkan kedalam
lima kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase yang
ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
IV setelah Diberikan Perlakuan(Treatment) atau Posstest
No Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase(%)
1 0-54 Sangat Rendah 6 22,22
2 55-64 Rendah 4 14,81
3 65-79 Sedang 3 11,11
4 80-89 Tinggi 9 33,33
5 90-100 Sangat Tinggi 5 18,51
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.5 di atas, dapat digambarkan bahwa dari 21
siswa kelas IV SD Negeri Mangasa yang dijadikan sampel penelitian Posttest, pada
umumnya memiliki tingkat hasil belajar IPA dalam kategori Tinggi dengan skor
rata-rata 15,70 dari skor ideal 100.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar IPA siswa setelah
perlakuan (Posttest) dengan strategi joyful learning dapat dilihat pada Tabel 4.6
berikut.
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas IV setelah
Diberikan Perlakuan(Treatment) atau Posstest
Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase(%)
0-67 Tidak Tuntas 10 37,03
68-100 Tuntas 17 62,96
Jumlah 27 100
Berdasarkan Tabel 4.6 setelah perlakuan (Posttest) dengan strategi joyful
learning dapat digambarkan bahwa yang telah mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 17 orang dari jumlah keseluruhan 27 orang dengan persentase 62,96%,
sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 orang dari jumlah
keseluruhan 27 siswa dengan persentase37,03%. Apabila tabel 4.6 dikaitkan dengan
indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangasa setelah diterapkan strategi joyful
learning sudah mengalami peningkatan hasil belajar.
c. Perbandingan Tingkat Hasil Belajar Siswa Antara Pretest dan Posttest
Dari pembahasan di atas, apabila disajikan dalam tabel akan terlihat jelas
perbedaaan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan perlakuan (Pretest) dan
setelah dilaksanakan perlakuan (Posttest), yang ditunjukkan Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Hasil Pretest dan
Posttest
Statistik Nilai Statistik
Pretest posttest
Ukuran Sampel 27 27
Skor Tertinggi 70 95
Skor Terendah 40 40
Skor Ideal 100 100
Rentang Skor 35 55
Skor Rata-rata 51,74 72,22
Standar Deviasai 12,01 15,71
Dari Tabel 4.7 di atas digambarkan bahwa skor rata-rata siswa setelah
dilaksanakan strategi joyful learning (Posttest) lebih tinggi yaitu 72,22 dengan
rentang skor 55 dibanding dengan Pretest atau sebelum dilaksanakan perlakuan
yaitu 51,74 dengan rentang skor 35.
2. Deskripsi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Aktivitas guru dalam pembelajaran IPA melalui strategi joyful learning yang
diamati dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu:
a. Bagian kegiatan awal. Pada bagian ini aktivitas guru yang diamati difokuskan
dalam hal: (1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam Mengecek
kehadiran siswa, (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Mengingatkan
kembali siswa tentang pelajaran sebelumnya.
b. Bagian kegiatan inti pembelajaran. Pada bagian ini aktivitas guru yang diamati
dalam hal: (1) Menjelaskan materi, (2) memberikan arahan kepada siswa
mengenai strategi joyful learning (3) membagi siswa kedalam kelompok
heterogen dan kepada setiap kelompok diberikan nama kelompok, (4)
memberikan penjelasan sederhana tentang materi pelajaran, (5) memberikan
pertanyaan secara klasikal (menyajukan pertanyaan), (6) memberikan
kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyatukan pendapatnya terhadap
jawaban pertanyaan yang diberikan(berfikir bersama), (7) Menunjuk salah satu
kelompok untuk mempersentasekan hasil diskusi kelompoknya untuk
didiskusikan dengan kelompok lainnya (8) Memberikan penguatan terhadap
jawaban siswa dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang aktif.
c. Bagian Penutup. Pada bagian ini aktivitas guru yang diamati adalah: (1)
mengarahkan siswa untuk merangkum materi , (2) berpesan pada siswa untuk
mempelajari materi pelajaran berikutnya dirumah, (3)Menutup dengan salam.
d. Aspek lainnya yang diamati yaitu suasana kelas antara lain antusias siswa
selama bekerja di dalam kelompok.
Rata-rata hasil pengamatan dari observer (pengamat) terhadap aktivitas guru
dalam proses pembelajaran selama tiga kali pertemuan dengan memberikan empat
kategori penilaian sebagai berikut: (1) Kurang baik, (2) Cukup baik, (3) Baik, (4)
Sangat baik. Rekapitulasi skor hasil pengamatan observer dan rata-rata skor hasil
pengamatan observer selama tiga kali pertemuan secara rinci dapat dilihat pada
lampiran. Penilaian masing-masing aspek aktivitas guru dalam proses
pembelajaran yang diamati diuraikan pada tabel di bagian lampiran pertama.
Pada beberapa pertemuan terlihat bahwa seluruh komponen terlaksana,
berdasarkan catatan observer, penilaian ini dilakukan karena guru telah
mengaplikasikan secara maksimal kategori-kategori aspek yang tercantum pada
kegiatan pembelajaran. Dari keseluruhan aspek diperoleh 3,25 < nilai ≤ 4,00 Sesuai
dengan kriteria keefektifan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dikatakan efektif jika mencapai kriteria baik. Maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi joyful learning
dikatakan efektif.
Pada beberapa pertemuan terlihat bahwa seluruh komponen terlaksana,
berdasarkan catatan observer, penilaian ini dilakukan karena guru telah
mengaplikasikan secara maksimal kategori-kategori aspek yang tercantum pada
kegiatan pembelajaran. Dari keseluruhan aspek diperoleh 3,25 < nilai ≤ 4,00 Sesuai
dengan kriteria keefektifan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dikatakan efektif jika mencapai kriteria baik. Maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi joyful learning
dikatakan efektif.
3. Hasil Analisis Inferensial
Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian
hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab III yaitu : terdapat perbedaan
signifikan antara skor pretest dan skor posttest dalam pembelajaran IPA melalui
penerapan strategi joyful learning pada siswa kelas IV SD Negeri Mangasa.
Hipotesis penelitian tersebut dapat dituliskan dalam bentuk hipotesis statistik
sebagai berikut :
H0 : B < 0 melawan H1 : B ≥ 0
Dimana B = post - pre
Keterangan:
pre = Skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum menerapkan strategi joyful
learning
post = Skor rata-rata hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi joyful
learning
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian A, maka pada
bagian B ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi pembahasan
hasil analisis deskriptif serta pembahasan hasil analisis inferensial.
1. Hasil Analisis Deskriptif
a) Hasil belajar siswa sebelum diterapkan strategi joyful learning. Hasil
analisis data hasil belajar siswa sebelum diterapkan pembelajaran IPA
melalui strategi joyful learning menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa dari
jumlah keseluruhan 21 siswa atau 71,43% siswa yang tidak mencapai
ketuntasan, dengan kata lain hasil belajar siswa sebelum diterapkan strategi
joyful learning rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.
b) Hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi joyful learning Hasil
analisis data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran IPA
melalui strategi joyful learning menunjukkan bahwa terdapat 17 siswa atau
80,47% siswa mencapai ketuntasan individu (skor minimal 68,00)
sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan minimal atau individu
sebanyak 10 atau 9,52% . Hal ini berarti bahwa strategi joyful learning
dapat membantu siswa untuk mencapai ketuntasan klasikal.
c) Peningkatan Hasil belajar siswa setelah pembelajaran Hasil analisis data
hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran IPA melalui strategi
joyful learning menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa setelah diterapkan
strategi joyful learning (Posttest) mengalami peningkatan yang signifikan
atau lebih tinggi yaitu 72,22 dengan rentang skor 55 dibanding dengan
Pretest atau sebelum dilaksanakan perlakuan yaitu 51,74 dengan rentang
skor 35. Dengan demikian menurut kriteria keefektifan pada Bab III, hasil
belajar siswa meningkat setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
strategi joyful learning
2. Hasil Analisis Inferensial
Pembahasan hasil analisis statistik inferensial yang dimaksudkan adalah
pembahasan terhadap hasil pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
sebelumnya. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t berpasangan telah
diperoleh nilai p = 0,000 0,05), menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi joyful learning dapat
meningkatkan hasil belajar ipa siswa kelas IV SD Negeri Mangasa.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam
mengatasi rendahnya prestasi belajar ipa siswa SD Negeri Mangasa, secara khusus
dan dapat diterapkan dalam mengatasi permasalahan pendidikan secara umum.
1) Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Menguji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen menggunakan Uji
Shapiro Wilk dengan menggunakan program SPSS 20,0 for windows dengan
0,05.
Berdasarkan hasil output uji normalitas varians dengan menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov nilai p-value dari kelas eksperimen adalah 0,48. Menurut
kriteria pengambilan keputusan jika nilai p-value ≥ 0,05 maka Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa data pretest kelas eksperimen berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Posttest kelas Experimen
Menguji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen menggunakan Uji
Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS 20,0 for windows
dengan 0,05.
Berdasarkan hasil output uji normalitas varians dengan menggunakan uji
Shapiro Wilk nilai p-value dari kelas eksperimen adalah 0,40 Menurut kriteria
pengambilan keputusan , jika nilai p-value ≥ 0,05 maka Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa data posttest kelas kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
3.Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)
a. Uji Kesamaan Dua Rerata Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Skor Pretest dan posttest kelas eksperimen berdistribusi normal, selanjutnya
dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan uji-t melalui program SPSS 20.0 for
Windows dengan 0,05.
Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik sebagai
berikut :
0:0 bH lawan 0:1 bH
Keterangan :
μpre : Skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum menerapkan strategi
joyful learning.
μpost : Skor rata-rata hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi
joyful learning.
Setelah dilakukan pengolahan data, nilai p-value dengan uji-t adalah 0,00.
Karena nilai p-value lebih besar dari maka H0 diterima atau skor pretest dan skor
posttest tidak berbeda secara signifikan.
b.Uji Kesamaan Dua Rerata Hasil Posttest
Skor Pretest dan posttest kelas eksperimen berdistribusi normal, selanjutnya
dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan uji-t melalui program SPSS 20.0 for
Windows dengan 0,05.
Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik sebagai
berikut :
Setelah dilakukan pengolahan data, nilai p-value dengan uji-t adalah 0,00.
Karena p-value = 0,00< α = 0,05 maka 210 : H ditolak dan 211 : H
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
skor pretest dan skor posttes dalam pembelajaran IPA melalui penerapan strategi
joyful learning pada siswa kelas IV SD Negeri Mangasa..
Dari hasil analisis deskriptif dan inferensial yang diperoleh, ternyata cukup
mendukung teori yang telah dikemukakan pada kajian teori. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa “strategi joyful learning dapat meningkatkan hasil belajar
ipa siswa kelas IV SD Negeri Mangasa.
1.Kekurangan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini di uraikan sebagai berikut:
a. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya melalui bimbingan
dengan pembimbing dan tidak dilanjutkan uji coba sebelum diterapkan pada
pembelajaran, sehingga instrumen yang digunakan hanya valid dan teoritis.
b. Sampel penelitian hanya menggunakan satu kelas eksperimen saja tanpa kelas
pembanding (control), sehingga faktor lain diluar pembelajaran ipa dengan
menggunakan strategi joyful learning tidak dapat dikontrol pengaruhnya.
c. Pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa hanya dilakukan oleh
seorang observer dan hanya sebatas pada ukuran pengamatan kuantitatif serta
tidak mengamati sejauh mana kualitas aktivitas, interaksi dan faktor yang
mempengaruhi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Pada lembar aktivitas siswa, pengumpulan data dilakukan oleh satu observer,
dan aktivitas siswa sepenuhnya tidak dapat diamati secara teliti, jelas data yang
diperoleh bersifat biasa, karena tidak semua siswa teramati. Hal ini terjadi
karena keterbatasan peneliti yang tidak menyiapkan saran pendukung seperti alat
perekam untuk merekam seluruh aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Untuk meminimalkan kelemahan-kelemahan tersebut maka
pemilihan siswa diupayakan mewakili seluruh siswa dalam kelas, dengan
mempertimbangkan kemampuan IPA
e. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu kelas saja dengan alokasi waktu 6 × 35
menit selama empat kali pertemuan. Waktu empat kali pertemuan bukanlah
waktu yang cukup bagi guru untuk beradaptasi dengan model atau strategi
pembelajaran yang baru, sehingga kekonsistenan aspek-aspek yang teramati
selama pembelajaran belum dapat dijamin.
.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
dikemukakan beberapa saran yaitu penerapan model pembelajaran Joyful Learning
dengan metode pemberian tugas dalam pembelajaran kimia seperti diuraikan dalam
penelitian ini, dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi
belajar kimia bagi siswa, serta guru hendaknya menggunakan model dan metode
yang menarik dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat mengurangi rasa malas
dan bosan dalam pembelajaran. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai
penggunaan model pembelajaran Joyful Learning dengan metode pemberian tugas
pada pembelajaran kimia materi pokok lain.
Ni Wyn. Sri Wedayanti ( 2013 ) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
1 mean pada kelompok eksperimen = 69,74 > mean kelompok kontrol 2
thitung= 2,298 > ttabel α = 0,005 = 2,000 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
berarti terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar IPA antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran kuantum berbasis joyful learning dengan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Gugus Untung Surapati, Denpasar Timur Tahun Ajaran 2012/2013. Dengan
demikian dapat disimpulkan model pembelajaran kuantum berbasis joyful learning
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA.
Penelitian yang dilakukan oleh Kreano ( 2013 ) , Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah implementasi model pembelajaran CIRC berbasis
Joyfull Learning efektif terhadap kemampuan penalaran matematis siswa pada
materi Teorema Pythagoras. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
dokumen-tasi, tes, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa pada kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan klasikal. Hasil uji
perbedaan dua rata-rata menun-jukkan bahwa rata-rata hasil tes kemampuan
penalaran matematis siswa kelas eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes
kemampuan penalaran matematis siswa kelas kontrol.
Berdasar-kan hasil tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan
penalaran matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata
kemampuan penalaran matematis siswa kelas kontrol. Hasil observasi menunjukkan
bahwa persentase keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran CIRC berbasis
Joyfull Learning lebih tinggi daripada persentase keaktifan siswa pada
pembelajaran ekspositori, dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran CIRC
berbasis Joyfull Learning mencapai kriteria sangat baik.
Amy J. Phelps & Cherin Lee. (2003). The power of practice : what students
learn from how we teach. Journal of Chemical Education, 80 (7), 829 – 832. Pada
saat ini di berbagai negara sedang trend dan semangat mengembangkan joyful
learning dan meaningful learning, yaitu dengan menciptakan kondisi pembelajaran
sedemikian rupa sehingga anak didik menjadi betah di kelas karena pembelajaran
yang dijalani menyenangkan dan bermakna. Penyampaian materi secara
menyenangkan telah diserukan oleh Depdiknas melalui UU No. 20/2003 Pasal 40
dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1.
Joyful learning merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran yang
sesuai dengan anjuran pada kedua peraturan tersebut yang dapat diterapkan seorang
pendidik dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus memacu
kreativitas mahasiswa dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan menunjukkan
masih banyaknya proses pembela-jaran di Perguruan Tinggi yang dikemas kurang
menarik bagi mahasiswanya, sehingga joyful learning dapat menjadi salah satu
alternatif dalam penciptaan pembelajaran yang menarik. Banyak bentuk joyful
learning yang dapat dikembang-kan, beberapa diantaranya mengajarkan materi
yang dikemas dalam bentuk puisi dan lagu untuk menghafal konsep yang telah
dipelajari, mengemas materi dalam bentuk teka-teki, permainan, drama, dan video
pembelajaran.
Sebagai dosen calon pencetak guru sudah saatnya kita peduli dengan
peningkatan kualitas perkuliahan agar dapat memberi contoh tauladan yang baik
bagi mahasiswa, salah satunya dengan menerapkan berbagai strategi perkuliahan
yang kreatif dan inovatif yang mampu mengimbangi perkembangan IPTEK dan
situasi belajar saat ini. Joyful learning merupakan strategi atau model pembelajaran
yang sesuai dengan era saat ini dimana anak didik sangat rawan stres, karena
saratnya materi ajar yang harus dikuasai. Semua materi pelajaran dapat dibuat
menjadi menyenangkan, tergantung niat dan kemauan pendidik untuk
menciptakannya.
Irdianto ( 2012 ) , dalam Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
langkah-langkah pembelajaran melalui joyful learning menggunakan kemasan
minuman yang dapat memahamkan siswa materi bangun ruang sisi datar di kelas
VIII-A SMP Negeri 2 Sikur Kabupaten Lombok Timur. Ada banyak pilihan metode
pembelajaran dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan,
diantaranya adalah pembelajaran menggunakan media atau alat peraga seperti
kemasan minuman. Penelitian tentang joyful learning dan materi bangun ruang sisi
datar ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada siklus I diperoleh hasil hanya 84,85% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM), karena itu dilanjutkan ke siklus II yang menunjukkan bahwa
90,91% siswa telah mencapai KKM. Dengan demikian siswa telah memahami
bangun ruang sisi datar.
Tukarno ( 2012 ) dalam penelitiannya, Kria Kulit adalah salah satu program
studi yang ada di SMK yang mempunyai kompetensi produktif yang sangat
dibutuhkan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran terutama pada program kria kulit siswa kelas X pada mata pelajaran
nirmana datar yang meliputi bagaimana menggambar dengan teknik gradasi yang
baik. Belum maksimalnya kemampuan dalam membuat teknik gradasi sangat
mempengaruhi hasil prestasi belajar para siswa di program studi tersebut. Hasil
analisis siklus 1 menunjukkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74,7 dan
ketuntasan belajar mencapai 35% atau ada 7 siswa dari 20 siswa yang sudah tuntas
belajar.
Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini ketuntasan belajar secara
klasikal belum memenuhi standar nilai KKM yaitu 75. Hasil analisis siklus 2
mnunjukkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 81,52 dan ketuntasan
belajar mencapai 100 % atau secara keseluruhan 20 siswa sudah tuntas belajar. Dari
hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Pembelajaran menggambar teknik gradasi dengan pendekatan metode Joyful
Learning dalam memiliki dampak postif dalam meningkatkan kemampuan
menggambar teknik gradasi siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan
belajar siswa yang dibuktikan pada sikulus dua, yaitui seluruh siswa pada program
studi Kria Kulit dalam kompetensi menggambar teknik gradasi dapat mencapai
nilai standar lulus. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I belum ada
perubahan nilai yang signifikan. Peningkatan pemahaman siswa pada tiap siklus
diikuti dengan perubahan tingkah laku siswa ke arah yang positif.
Saputra Ardianto, ( 2013 ) dalam Penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa kelas X-5 SMA N 1
Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2013/2014 pada materi pokok hidrokarbon dengan
menggunakan pendekatan joyful learning dan metode guided discovery. Penelitian
ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap
siklus terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-5 SMA
N 1 Ngemplak tahun ajaran 2013/2014. Objek pada penelitian ini adalah rasa ingin
tahu dan prestasi belajar. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Data diperoleh
melalui wawancara, observasi, dokumentasi, tes, dan angket. Data dianalisis
menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan joyful learning dan metode guided discovery dapat meningkatkan rasa
ingin tahu dan prestasi belajar siswa kelas X-5 SMA N 1 Ngemplak tahun ajaran
2013/2014. Persentase ketuntasan rasa ingin tahu siswa pada siklus I sebesar
72,03% yang meningkat menjadi 78,51% Â pada siklus II. Ketercapaian aspek
kognitif pada siklus I meningkat dari 46,43% menjadi 78,57%, sedangkan
persentase ketercapaian aspek afektif pada siklus IÂ sebesar 67,86%
dan meningkat menjadi 82,15% pada siklus II.
Dwi Hermawan Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang mengikuti
pembelajaran pendekatan joyful learning berbasis multimedia dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus 8 I Gusti Ngurah
Rai Denpasar Selatan tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen semu (quasy experiment) yang menggunakan non equivalent control
group design.
Data dianalisis dengan uji t. Rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh siswa
yang dibelajarkan dengan pendekatan joyful learning berbasis multimedia lebih dari
siswa yang dibelajarkan secara konvensional yaitu = 80,18 > = 74,38. Analisis
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang
mengikuti pembelajaran melalui pendekatan joyful learning berbasis multimedia
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan thitung = 3,648 >
ttabel α=0,05;78 = 2,00. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
joyful learning berbasis multimedia berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Gugus 8 I Gusti Ngurah Rai Denpasar Selatan tahun ajaran 2013/2014.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah
penerapan strategi joyful learning dapat meningkatkan hasil belajar ipa siswa kelas
IV SD Negeri Mangasa Kota Makassar. Hal ini berdasarkan:
1. Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum penerapan strategi joyful learning yaitu
dari 27 orang siswa sebagai subjek penelitian terdapat 1 (3,7%) yang tuntas dan
26 (96,29%) setelah penerapan strategi joyful learning.
2. Peningkatan Hasil belajar siswa yang signifikan setelah pembelajaran strategi
joyful learning diterapkan.
3. Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran ipa
melalui strategi joyful learning menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa setelah
dilaksanakan strategi joyful learning (Posttest) mengalami peningkatan yang
signifikan
4. Dari hasil pengamatan rata-rata persentase aktivitas siswa hanya 65,61% maka
aktivitas siswa belum mencapai kriteria aktif.
5. Respon siswa terhadap strategi joyful learning dalam pembelajaran ipa pada
umumnya memberikan tanggapan positif.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan:
1. Pembelajaran IPA melalui penerapan strategi joyful learning kelak
dipertimbangkan untuk digunakan di sekolah khususnya di SD Negeri Mangasa
Pendidik dapat menerapkan strategi joyful learning untuk mencapai proses
pembelajaran yang lebih efektif dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan
pada penelitian ini.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arianto. 2009.Konsep Pembelajaran. Jakarta :PT.Bhineka.Rineka Cipta.hlm.139.
Amy J. Phelps &Cherin Lee. 2003. The power of practice : what students learn
from how we teach. Journal of Chemical Education, 80 (7), 829 – 832.
Ali ,M.S&Khaeruddin 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : merah putih
pres
Ahmadi,Abu& Widodo supriyono. 2005, Faktor Hasil Belajar. Bandung :
PT.Bhineka Cipta,hlm.124-125
Arikunto. 2006. Hasil Belajar. Bandung : Erlangga ,306
Dimayati, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Meire Dave. 1990. Pembelajaran Menyenangkan (Joyfull Learning), Bandung :
Erlangga.
Ernest R.Hilgard&Gordon H.Bower, 1995.Teori Belajar,Surabaya : Rineka Cipta.
E.mulyas ,2006. Pengaertian joyful learning, yogyakarta : Erlangga,hlm 191-194
Furqon, 2010. Pembelajaran Aktif &Psikologi Perkembangan, Bandung : Erlangga.
Fredericson .2009. Emosi Positif ,Bandung:Rineka Cipta.
Gagne. 1998.Teori Belajar,Surabaya: Rineka Cipta.
George Lazanov. 1993. Sugestiology, Jakarta :Erlangga,
Irdianto ( 2012 ) , dalam Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-
langkah pembelajaran melalui joyful learning
Jerome Seymour .1995. Teori Belajar ,Bandung : Erlangga.
Mulyas. E. 2006, Pembelajaran menyenangkan atau joyfull learning merupakan
suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara
pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not
under pressure. Hal. 191-194.
Muhibbin Syah .2003. Psikologi Belajar, Jakarta : PT.RajaGrafindoPersada,
hlm.144
Ni Wyn. Sri Wedayanti ( 2013 ) , Bandung : Erlangga.
Thorndyke. 1997. Teori-TeoriBelajar&Pembelajaran , Jakarta : Erlangga, hlm.2
danhlm. 17
Paulo Fraire.1997. Pengertian Joyfull Learning, Surabaya :Rineka Cipta.
Sugiyono,metode penelitian pendidikan:pendekatan kuantitatif.kualitatif,dan
R&D.Bandung , : Alfabet 2006 ,hlm. 124 dan 125
Lampiran I = Lembar Observasi Guru
Lampiran II = Lembar SPSS
Lampian III = RPP
Lampiran VI = Profil Sekolah
Lampiran V = Lembar Soal Pretest - Postest
Lampiran IV = Kisi-kisi Soal
Lampiran VII = Data Mentah pretest- posttest
Lampiran VIII = Dokumentasi
LEMBAROBSERVASI
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Mangasa Kota Makassar
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : IV
Pokok Bahasan : Sumber Bunyi
A. Petunjuk: Berilah tanda cek ( ) pada kolom nilai yang sesuai menurut
penilaian Bapak/Ibu:
1 : berarti “Sangat Kurang” 3 : berarti “Baik”
2 : berarti “Kurang” 4 : berarti “Sangat Baik”
B. Lembar Pengamatan
ASPEK PENGAMATAN PENILAIAN
Rata-rata
Kategori 1 2 3 4
Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam
kepada siswa sebelum proses
pembelajaran dimulai.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Guru memotivasi siswa
4. Guru mengecek kehadiran siswa
5. Guru menyediakan media
pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan materi
pelajaran
2. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
3. Guru mengarahkan siswa untuk
memulai pembelajaran dengan
strategi joyful learning
Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan evaluasi
kepada siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil kerjanya
2. Guru memberikan pengakuan
dan penghargaan
Jumlah
Observer
(Nur islameyti)
1. Uji Normalitas
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
preetest 27 51.7407 12.00510 35.00 70.00
posttest 27 72.2222 15.70971 40.00 95.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
preetest posttest
N 27 27
Normal Parametersa,b
Mean 51.7407 72.2222
Std. Deviation 12.00510 15.70971
Most Extreme Differences
Absolute .162 .171
Positive .137 .115
Negative -.162 -.171
Kolmogorov-Smirnov Z .840 .890
Asymp. Sig. (2-tailed) .481 .407
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Hipotesis
Correlations
pretest postest
pretest
Pearson Correlation 1 .268
Sig. (2-tailed) .176
N 27 27
postest
Pearson Correlation .268 1
Sig. (2-tailed) .176
N 27 27
3.Uji T
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil_Belajar
kelompok A 27 51.7407 12.00510 2.31038
Kelompok B 27 72.2222 15.70971 3.02333
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil_Belajar
Equal
variances
assumed
3.018 .088 -5.383 52 .000 -20.48148 3.80505
-
28.1168
8
-12.84609
Equal
variances
not
assumed
-5.383 48.6
44 .000 -20.48148 3.80505
-
28.1294
3
-12.83353
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDN Mangasa
Kelas : IV
Mata Pelajaran : IPA
Alokasi Waktu : 2x35 menit
A.standar kompetensi
1.Memahami bentuk energidan cara penggunaannya dalamkehidupan sehari-hari
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.2 Menjelaskan perambatan Sumber bunyi
1.3 Membandingkan hasil percobaan perambatan bunyimelalui padat,cair,dan gas
C. Tujuan Pembelajaran
1.Setelah melakukan percobaan atauobservasi tentang bunyi
2.Setelah melakukan percobaan , siswa dapat membandingkan hasil perambatan
bunyi melalui benda padat , cair dan gas dengan benar.
3.Setelah membaca instruksi,sisiwa mampu mempraktikkan langkah-langkah
percobaan bunyi dengan benar.
4.Setelah membaca teks laporan dan melakukan percobaan, sisiwa mampu
menyajikan laporan percobaan dengan benar
D.Materi Pembelajaran
1. Bunti dihasilkan dari benda yang bergetar
Bunyi yang kita dengar darisumber bunyisebenarnya dapat di dengar karena
danyagetaran dari sumber bunyi tersebut.pada saaat sendok kita pukulkan kegelas maka
akan menghasilkan bunyi
2.perambatan bunyi
Bunyi dapat kita dengar dari sumber bunyi karena adanya rambatan,rambatan
tersebut terjadi karena adanya getaran pada benda yang menjadi sumber
bunyi,dapat merambat melalui benda padat ,cairdan udara
E.Metode Pembelajaran
1.pendekatan:saintifik
2.Metode :ceramah,observasi,tanya jawab,dan demostrasi
3.Strategi: joyful learning
F.Media,Alat dan Sumber belajar
1.gelas plastik
2.benang
3.sendok
4.Benda padat yang ada di dalam kelas
5.buku Sains untuk SD IV penerbit Erlangga
G.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DESKRIPSIKEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan salam
dan menyapa siswa serta menanyakan
kabar mereka.
2. Berdoa bersama di pinpin oleh
pesertadidik dengan penah khidmat.
3. Guru mengecek kehadiran sisiwa.
4. Siswa mengamatai media yang yang
mereka bawa
5. Apersepsi, mendengarkan berbagai macam
bunyi
6. Guru memberi motivasi kepada isiswa agar
semangat saat mengikuti pelajaran yang
akan di laksanaakan.
7. Guru menjelaskan kegiatanyang akan di
lakukan hari ini dan tujuan yang akan di
capai dari kesiatan tersebutdengan bahasa
sederhana dan dapat di pahami oleh sisiwa.
Kegiatan inti 1. Siswa membentuk kelompok sesuai
petunjuk guru
2. Dengan bimbingan guru siswa melakukan
percobaan memukul mukul benda tersebut
dengan memakai sendok
3. Siswamelakukan pecobaan bunyi dengan
benda padat
4. Siswa membandingkan bunyi yang
dihasilkan gelas dan sendok
5. Siswa mencataat percobaan
6. Siswa mengerjakan LKS yang telahdi
bagikan oleh guru
Kegiatan
penutup
1. Siswa bersama guru mengulas kembali dan
menyimpulkan kegiatan yang sudah
dilakukan
2. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan
yang baru saja mereka lakukan
3. Membaca doa bersama sama untuk
mengakhiri pelajaran.
H.Penilaian
a) Observasi :percobaan sumber bunyi
b) Tes tertulis:soal
c) Penilaian sikap:rasa ingin tahu,teliti,percaya diri,kerjasama tanggung jawab
Makassar, Mei 2019
Guru pamong Mahasiswa
(Nurmavia S.Pd) (Nur islameyti.r)
Nip:19970815200701201 Nim:10540959815
Mengetahui
Kepala Sekolah
SD Negeri Mangasa
Hj. Ulpiati, S.Pd
Nip:197109081991062001
Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD NEGERI MANGASA
2 NPSN : 40312004
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Syech Yusuf Lr. 3 No. 2
RT / RW : 3 / 1
Kode Pos : 90221
Kelurahan : Gunung Sari
Kecamatan : Kec. Rappocini
Kabupaten/Kota : Kota Makassar
Provinsi : Prov. Sulawesi Selatan
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -5,1911 Lintang
119,455 Bujur
3. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah :
8 Tanggal SK Pendirian : 1978-12-31
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional :
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
12 Kebutuhan Khusus Dilayani :
13 Nomor Rekening : 130-202-000008407-6
14 Nama Bank : PT. Bank Sul Sel
15 Cabang KCP/Unit : Cabang Makassar
16 Rekening Atas Nama : SD Negeri Mangasa
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 1512
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 1512
20 Nama Wajib Pajak : SD NEGERI MANGASA
21 NPWP : 004584637805000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 0411-886121
21 Nomor Fax :
22 Email : [email protected]
23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari
25 Bersedia Menerima Bos? : Ya
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
Mengetahui
Kepala Sekolah
SD Negeri Mangasa
Hj. Ulpiati, S.Pd
Nip:197109081991062001
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 1300
29 Akses Internet : Telkom Speedy
30 Akses Internet Alternatif : Smartfren
5. Sanitasi
31 Kecukupan Air : Cukup
32 Sekolah Memproses Air : Ya
Sendiri
33 Air Minum Untuk Siswa : Tidak Disediakan
34 Mayoritas Siswa Membawa : Ya
Air Minum
35 Jumlah Toilet Berkebutuhan : 0
Khusus
36 Sumber Air Sanitasi : Sumur terlindungi
37 Ketersediaan Air di : Ada Sumber Air
Lingkungan Sekolah
38 Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)
39 Jumlah Tempat Cuci : 3
Tangan
40 Apakah Sabun dan Air : Ya
Mengalir pada Tempat Cuci
Tangan
41 Jumlah Jamban Dapat : Laki-laki
Perempuan Bersama
Digunakan
1 1 1
42 Jumlah Jamban Tidak Dapat : Laki-laki
Perempuan Bersama
Digunakan
1 1 1
A. Berilah tanda ssilang pada huruf A,B,C atau D pada jawaban yang benar
1. Benda yang bergetar dapat menghasilkan …
a. Panas
b. Bunyi
c. Gaya
d. Lagu
2. Pada saat bermain telepon-teleponan, suara dapat di dengar karena suara
merambat melalui …
a. Kawat
b. Benang
c. Suara
d. Udara
3. Perbedaan tinggi rendah nada pada gitar ditentukan dengan …
a. Senar
b. Gesekan
c. Tiupan
d. Tekanan
4. Banyaknya getaran dalam satu detik disebut …
a. Nada
b. Suara
c. Irama
d. Frekuensi
5. Semakin sedikit lubang yang di tutup pada recorder, nada yang
dihasilkan bernada …
a. Tinggi
b. Rendah
c. Do
d. Re
6. Sumber bunyi yang berasal dari manusia yaitu …
a. Garpu tala
b. Pita suara
c. Teriakan
d. Gendang telinga
7. Makhluk hidup yang dapat mendengar frekuensi 20-20.000 Hz adalah
…
a. Anjing
b. Kucing
c. Manusia
d. Paus
8. Alat yang bekerja berdasarkan sifat pemantulan bunyi yakni …
a. Pengeras suara
b. Sonar
c. Setrika
d. Gua
9. Bunyi pantulan yang terdengar setelah bunyi asli di sebut …
a. Gema
b. Gaung
c. Nada
d. Pantulan
10. Bunyi cepat merambat pada benda …
a. Padat
b. Cair
c. Gas
d. Lunak
11. Tempat yang biasanya memakai peredam bunyi adalah …
a. Dapur
b. Studio musik
c. Rumah makan
d. Rumah sakit
12. Berikut ini adalah contoh sumber bunyi, kecuali …
a. Gendang
b. Seruling
c. Kentongan
d. Senter
13. Benda yang dapat mengeluarkan bunyi disebut …
a. Sumber bunyi
b. Gelombang bunyi
c. Warna bunyi
d. Getaran bunyi
14. Alat musik yang menghasilkan bunyi dengan dipetik adalah …
a. Gitar
b. Drum
c. Piano
d. Seruling
15. Alat musik yang menghasilkan bunyi dengan di pukul adalah …
a. Gitar
b. Drum
c. Piano
d. Seruling
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Jika lita berteriak di gua dan terdengar seperti pantulan disebut …
2. Salah satu bahan yang dapat meredam bunyi adalah …
3. Bunyi berasal dari benda yang …
4. Bunyi yang frekuensinya teratur dinamakan …
5. Bunyi dapat merambat melalui benda …
6. Bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya
disebut …
7. Semua benda yang dapat menghasilkan bunyi di sebut …
8. Bunyi yang dapat di dengar manusia di sebut …
9. Bahan yang permukaannya lunak dapat dijadikan sebagai … bunyi
10. Bagian telinga yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh
adalah …
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini denga tepat!
1. Sebutkan perbedaan gema dan gaung!
2. Sebutkan 5 contoh sumber bunyi!
3. Sebutkan 3 contoh alat musik yang menghasilkan bunyi dengan cara di
gesek !
4. Jelaskan mengapa bunyi daoat terdengar oleh telinga!
5. Jelaskan bagaimana bunyi dapat meramat melalui benda padat!
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. B. Bunyi
2. B. Benang
3. B.Gesekan
4. A.Nada
5. A. Tinggi
6. B. Pita suara
7. C. Manusia
8. B. Sonar
9. A. Gema
10. A. Padat
11. B. Studio music
12. D. Senter
13. A. Sumber bunyi
14. A. Gitar
15. B. Drum
B. Isian
1. Gema
2. Kain
3. Bergetar
4. Nada
5. Padat, cair dan gas
6. Gaung
7. Sumber bunyi
8. Audiosonik
9. Peredam
10. Gendang telinga
C. Essay
1. Gema adalah pantulan yang terdengar setelah bunyi asli
sedangkan gaung adalah pantulan yang terdengar hampir
bersamaan dengan bunyi aslinya.
2. Gitar, drum, gendang, seruling, biola
3. Gitar, piano, kecapi
4. Karena di dalam telinga kita memiliki fumgsi tertentu yakni
menangkap suara
KISI-KISI SOAL ULANGAN BAB 1
Mata pelajaran : IPA
Kelas :IV
Waktu :
Mata
pelajaran
Kompetensi
dasar Indicator
Jumlah
soal Bentuk soal Kunci jawaban
Bobot
soal
IPA 3.6
Memahami
sifat-sifat
bunyi dan
keterkaitannya
dengan indera
pendeengaran
3.6.1
menjelaskan
cara
menghasilkan
bunyi.
3.6.2
menyebutkan
contoh benda
yang
menghasilkan
bunyi
3.6.3
menjelaswkan
sifat-sifat
bunyi
merambat
4 8. Tuliskan 3
sifat-sifat
bunyi daloam
keterkaitannya
dengan indera
pendengaran
9. Tuliskan 3
contoh benda-
benda yang
dapat
menyerap
bunyi
11. A pa yang
dimaksud
dengan gema
12. Jelaskan
mengapa
bunyi bisa
dipantulkan
8. sifat bunyi:
Merambat
melalui udara
Merambat
melalui
benda padat
Merambat
melalui
benda cair
9. Misalnya karpet,
goni, kertas, kain,
busa, dan wol
10. gaung dan gema
11. Bunyi yang
dipantulkan oleh
dinding yang
jaraknya jauh dari
sumber bunyi
12. Jika dalam
perambatannya
dihalangi oleh benda
yang permukaanya
keras, seperti kayu,
kaca, dinding atau
besi
4
4
4
4
4
DATA MENTAH PRETEST –POSTTEST
No Nama Pretest Posttest
1 Ainun jariah 63 85
2 Ananda Yunensi 36 55
3 A,Hidayat Rahman 60 85
4 Muh.Naufal 35 80
5 Muh Zaenal 67 70
6 A.Dafiah Dalilah 36 85
7 AqilahPutri 36 60
8 Dea Adelia 63 80
9 Moh. Mocy Aroma 65 90
10 Muh Andika 40 75
11 Hajirah Ahdani 64 90
12 Jihan Fahriani 60 80
13 Muh.Murtada 35 60
14 Muh Akbar Maulana 43 70
15 Nur Salsabila 53 80
16 Nur Alya 64 60
17 Nur Aina Andini 53 70
18 Muh. Wahyu 36 55
19 Nur Iksan 70 85
20 Salman Alfarizi 63 95
21 Wahyu Pradipta 63 95
22 Vivin Arisma Lestari 56 65
23 Nur Hikma 40 65
24 Nur Aulia 46 80
25 Yahya Radhia 64 90
26 Suryani 35 45
27 Putra nabila 43 60
Aktifitas mengajar
Media pembelajaran
Ruang kelas tampak depan