Transcript
Page 1: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

pembangunan. Pandangan ini mengandung suatu pengertian bahwa pendidikan dapat

memotori dan menopang proses pembangunan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi

salah satu kebutuhan masyarakat yang dianggap sangat penting. Namun cukup

banyak permasalahan yang dihadapi dalam proses pemenuhan akan pendidikan,

khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dari

lembaga pendidikan pada jenjang tertentu dapat dilihat dari kualitas lulusan yang

dihasilkannya.

Salah satu indikator untuk menilai kualitas pendidikan adalah prestasi belajar

yang dicapai oleh siswa. Menurut Muhibbin (2011: 141), “Prestasi belajar adalah

tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program”. Prestasi belajar ini digunakan untuk menilai hasil pembelajaran para siswa

pada akhir jenjang pendidikan tertentu. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat

dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Syaodih, 2003: 102-103).

Rendahnya prestasi belajar merupakan salah satu masalah yang sering kita

jumpai dalam masyarakat kita dan masalah ini hampir terdapat di seluruh sekolah

baik itu tingkat dasar, menengah bahkan di perguruan tinggi. Sebagai bangsa yang

Page 2: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

ingin maju, kita juga tentu menginginkan agar kualitas pendidikan kita dapat

meningkat. Tetapi persoalannya adalah bahwa masalah pendidikan ini sangat

kompleks yang terkait dengan berbagai hal, dari masalah kebijakan pemerintah secara

nasional sampai dengan masalah yang menyangkut masing-masing peserta didik.

Mengingat pentingnya mutu pendidikan, maka perlulah kiranya untuk

menyelidiki variabel-variabel yang berhubungan dan sejauh mana hubungan tersebut

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena kebanyakan orang percaya

kegagalan anaknya disebabkan oleh kemampuan otaknya yang kurang. Mereka belum

menyadari bahwa masih banyak faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan studi

anak. Meskipun kita tidak dapat menyangkal bahwa otak yang cerdas merupakan

faktor yang dominan dalam menentukan studi seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Ini sesuai dengan

pendapat Slameto (2003 : 54) yang menyatakan bahwa, “Faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu

faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada pada luar

individu, dapat berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat, sebagai contoh yaitu

keharmonisan keluarga, pendidikan dan pendapatan orang tua. Faktor intern adalah

faktor yang ada dalam diri individu siswa, baik berasal dari jasmani maupun rohani

seperti cacat tubuh, aspek psikologis anak dan sikap siswa terhadap pelajaran tertentu.

Faktor penentu keberhasilan belajar dalam proses pembelajaran adalah

individu sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan, dan

Page 3: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

keterlibatan individu dalam pembelajaran, maka hasil belajar kurang maksimal.

Belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Namun untuk pertama kalinya

aktivitas belajar dilakukan dalam lingkungan keluarga, sebab keluarga adalah

lingkungan yang pertama dan utama bagi pendidikan anak. Kondisi keluarga sangat

berpengaruh terhadap perilaku siswa, karena dari lingkungan inilah siswa mulai

berinteraksi dengan orang lain, baik keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

Variabel status keluarga seperti tingkat pendidikan orangtua telah dianggap

sebagai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik anak-anak. Tingkat

pendidikan orang tua akan menentukan cara orang tua dalam membimbing dan

mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua yang

rendah akan cenderung sempit wawasannya terhadap pendidikan, sedangkan tingkat

pendidikan orang tua yang tinggi akan lebih luas wawasannya terhadap pendidikan.

Mereka akan mengarahkan dan membimbing anaknya untuk terus menambah ilmu

sehingga anak tersebut mempunyai minat dalam belajar.

Peneliti pernah melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP

Negeri 3 Sigli Kabupaten Pidie pada bulan Agustus sampai dengan bulan November

2012. Dalam proses pembelajaran, peneliti banyak menemukan perbedaan sikap

belajar antara satu siswa dengan siswa lainnya. Oleh karena itulah, peneliti menjadi

tertarik untuk membuat penelitian tentang sikap siswa tersebut.

Di samping itu, di daerah pedesaan atau di daerah pelosok penghasilan orang

tua relatif dianggap homogen. Tetapi akan menjadi lain bila kita mengamati hal yang

sama pada SMP Negeri 3 Sigli, mengingat bahwa SMP ini adalah sekolah yang

Page 4: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

berlokasi di daerah pinggiran pantai. Sebagaimana yang dimaksudkan dari penelitian

ini penulis melihat penghasilan sebulan dari orang tua siswa. Berlatar belakang

sosiokultur pedesaan dan bahkan sekelompok orang pedesaan bersosiokultur

perkotaan, maka tentu penghasilan keluarga disana juga jadi bervariasi dan heterogen.

Keadaan dengan penghasilan orang tua yang bervariasi dan heterogen seperti ini

menciptakan karakteristik tersendiri yang khas. Dengan kondisi penghasilan orang

tua seperti di atas juga dapat menyebabkan prestasi belajar siswa yang beraneka

ragam.

Dari paparan diatas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa

SMP Sekolah Dasar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran seperti yang telah diuraikan di atas maka lingkup

permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini difokuskan pada pengaruh

pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar dari variabel-

variabel tersebut. Untuk lebih jelasnya maka masalah penelitian dirumuskan seperti

berikut:

a. Bagaimana pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa

Sekolah Dasar?

b. Adakah pengaruh langsung pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

siswa Sekolah Dasar?

Page 5: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar

b. Pengaruh pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan sikap siswa

terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli, baik secara

individual maupun klasikal.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Menjadi bahan informasi bagi orang tua siswa maupun para pengelola

pendidikan dalam kaitannya dengan usaha peningkatan mutu pendidikan yaitu

prestasi belajar siswa.

b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya terutama yang erat

kaitannya dengan permasalahan di atas.

Page 6: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

B A B II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Konsep dan Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut saling berhubungan sehingga menjadi kompleks. Definisi yang tepat tentang

belajar menjadi semakin rumit, namun demikian dengan sudut pandang yang beragam

para ahli pendidikan telah mencoba memberikan definisi tentang belajar. Winkel

(Darsono, 2000: 4) menyatakan bahwa, “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis

dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat

menetap”.

Pendapat senada dikemukakan oleh Garrett (Rasyad, 2003: 29) yang

menyatakan bahwa, “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka

waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan

diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. Pengertian

belajar selanjutnya dikemukakan oleh Slameto (2003: 57) yang menyatakan bahwa,

Page 7: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara menyeluruh sebagai hasil

pengalaman anak itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan”. Dari sudut

pandang lain, Ahmadi (2003: 81) menyatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses,

bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif

dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai tujuan”.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

yang membawa perubahan tingkah laku berupa pengetahuan pada diri anak sehingga

terjadi perubahan-perubahan yang lebih baik dari yang dicapai sebelumnya.

Perubahan terjadi karena adanya usaha anak yang sengaja dilakukan untuk mencapai

tujuan. Salah satu cara untuk mengetahui bahwa untuk mencapai tujuan tersebut

sudah dicapai atau belum maka pengetahuan anak dapat dilihat melalui tes yang

diberikan oleh gurunya.

2.2 Prestasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dari

suatu kegiatan belajar. Darmadi (2009: 100) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar

adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang setelah

melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri seseorang tersebut

mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya”.

Page 8: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses

belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emseosional, atau perubahan tingkah

laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008: 13). Sedangkan menurut

Haryati (2008: 43), ”Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dan

menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan

kemampuan pencapaian belajar dalam waktu tertentu”.

Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang telah dicapai murid, yaitu perubahan tingkah laku yang

dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran yang telah dipelajari. Ini berarti bahwa prestasi merupakan suatu

ukuran berhasil tidaknya seorang siswa setelah mengikuti pelajaran tertentu termasuk

pelajaran matematika.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang

berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Faktor yang

berasal dari diri sendiri meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kematangan fisik maupun psikis. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya

meliputi faktor sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat dan lingkungan masyarakat), faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan

faktor lingkungan spiritual.

a. Faktor Intern

Page 9: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang

bersangkutan dengan seluruh pribadi baik fisik maupun mental. Faktor ini dibagi

menjadi dua faktor yaitu:

a. Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah sebagai berikut:

i. Kesehatan jasmani

Kesehatan jasmani sangat mempengaruhi dalam proses belajar

mengajar, anak didik yang mengalami kekurangan fisik akan mengalami

kesulitan dalam belajar. Adapun cacat jasmani yang mungkin ada pada

anak didik di antaranya adalah tuli, bisu dan sebagainya.

Cacat yang telah disebut di atas, jika salah satunya ada pada anak

didik maka si anak akan terganggu dalam proses belajar dan merasa

minder sehingga dia akan tertinggal dalam belajar.

ii. Kesehatan rohani

Kesehatan rohani juga sangat penting dan berpengaruh dalam

proses belajar, dapat kita lihat bahwa kegiatan yang disebut berpikir dalam

prosesnya sangat berkait dengan kemampuan kecerdasan siswa.

Kecerdasan sangat dipengaruhi oleh kegiatan belajar, jika siswa lemah

dalam berpikir maka akan mengalami kesulitan dalam proses belajar.

Kegiatan belajar siswa banyak tergantung pada faktor ingatan dan

perasaan.

Page 10: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

b. Faktor psikologis

Jika seseorang anak yang mengalami gangguan psikologis dalam

belajar akan mengganggu kebahagiaan fisik yang pada akhirnya berpengaruh

pada prestasi belajar siswa. Faktor psikologis adalah faktor yang

mempengaruhi kejiwaan. Adapun faktor ini antara lain:

a. Intelegensi

Intelegensi merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap

individu yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar, cepat

tidaknya suatu permasalahan dapat dipecahkan tergantung kemampuan

intelegensinya. Winkel (Darsono, 2000: 529) menyatakan bahwa,

"Intelegensi atau kemampuan intelektual menunjukkan peranan yang

sangat penting khususnya terpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya

prestasi yang dicapai oleh siswa, kenyataan ini semakin nampak dalam

prestasi pada bidang studi yang menuntut banyak berpikir”.

b. Bakat

Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan seseorang yang

perlu dilatih dan dikembangkan agar lebih tertuju. Menurut Slameto

(2003: 57), ”Jika bahan pelajaran yang dipelajari dengan bakatnya maka

hasil belajarnya lebih baik pula”.

Bakat juga merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya

terhadap pemahaman dalam mencapai prestasi yang lebih baik bagi siswa.

Page 11: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

Kalau sebaliknya siswa tidak mengembangkan bakat yang ada pada

dirinya maka sedikit demi sedikit bakat itu akan hilang dengan sendirinya.

c. Minat

Minat merupakan keinginan untuk belajar. Jika siswa tidak

berminat pada pelajaran maka siswa tersebut tidak memahami dengan baik

pelajaran yang disajikan, sehingga tidak berhasilnya proses belajar seperti

yang diharapkan. Menurut Sumardi (2004: 184), “Jika seseorang tidak

berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan bahwa

ia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut”.

d. Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001: 71). Sementara itu

Dalyono (2005: 55) memaparkan bahwa, “Motivasi adalah daya

penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa

berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.

Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

motivasi merupakan dorongan terhadap seseorang untuk melakukan

sesuatu motivasi akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan. Motivasi sangat mempengaruhi tingkat

keberhasilan dalam belajar. Apabila motivasi belajar kuat maka semangat

belajar pun tinggi, sebaliknya apabila motivasi belajar lemah maka

Page 12: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

semangat belajar pun rendah. Dengan demikian motivasi adalah suatu

faktor yang mempengaruhi belajar.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang timbul dari luar diri siswa yang

mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Slameto (2003: 2) membagi faktor ekstern

kepada tiga bagian sebagai berikut:

1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan tempat yang pertama bagi seorang anak dalam

pembentukan moral serta tingkah laku sehari-hari dan juga memberi

ketenangan dan kegembiraan anak untuk menjalani hidup selanjutnya. Siswa

yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua

mendidik relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi

keluarga.

Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, maka anak

berpikir bahwa orang tua saja tidak mau tahu tentang belajarnya, tidak pernah

memberikan dorongan untuk belajar. Apapun yang terjadi dalam belajar

misalnya memperoleh nilai jelek, orang tua tidak pernah menanyakan atau

memperhatikan.

2. Faktor sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai

peranan penting dalam usaha meningkatkan potensi siswa dan sekolah

mempunyai tujuan sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.

Page 13: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

Lingkungan sekolah ditentukan oleh beberapa faktor, metode

mengajar yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan akan mengakibatkan

siswa cepat bosan. Ketidaklengkapan sarana dan prasarana mengakibatkan

gangguan dalam mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

Kemampuan guru sangat dituntut dan memegang peranan penting dalam

usaha meningkatkan prestasi dan keberhasilan siswa. Kurikulum yang baik,

interaksi antara guru dan siswa harus terlihat akrab.

3. Faktor masyarakat

Diantara faktor-faktor masyarakat yang banyak mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah media, pergaulan siswa dan kegiatan siswa dalam

masyarakat. Rahayu (2002: 6) mengatakan ada empat faktor, yaitu:

1. Mess media, misalnya bioskop, TV, majalah, radio dan lain-lain.2. Teman bergaul.3. Aktivitas dalam masyarakat. 4. Corak kehidupan lingkungan masyarakat yang jelek, misalnya

lingkungan penjudi, prostitusi dan pencuri.

2.3 Tingkat Pendidikan Orang Tua

2.3.1 Pengertian Pendidikan

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 14 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang dimaksud pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Page 14: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Menurut Ihsan (2003: 05), pendidikan dapat diartikan sebagai:

1. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan;2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam

pertumbuhannya; 3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat; 4. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju

kedewasaan.

2.3.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan

bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran (Ihsan, 2003: 18). Jenjang

pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat

(Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Menurut Ihsan (2003: 22), “Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan

pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam

Page 15: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan

menengah”.

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan

menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah

kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang No. 20 Tahun

2003 Pasal 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan menengah adalah

pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial

budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam

dunia kerja atau pendidikan (Ihsan, 2003: 23).

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,

dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat

berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Menurut Undang-Undang No.2 tahun 1999, pengukuran tingkat pendidikan

formal digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu:

1. Tingkat pendidikan sangat tinggi, yaitu minimal pernah menempuh pendidikan tinggi

2. Tingkat pendidikan tinggi, yaitu pendidikan SLTA/sederajat3. Tingkatan pendidikan sedang, yaitu pendidikan SMP/sederajat4. Tingkat pendidikan rendah, yaitu pendidikan SD/sederajat

Page 16: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua

adalah tingkat pendidikan menurut jenjang pendidikan yang telah ditempuh, melalui

pendidikan formal di sekolah berjenjang dari tingkat yang paling rendah sampai

tingkat yang paling tinggi, yaitu dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.

2.4 Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa

Menurut Slameto (2003: 60-64), “Siswa yang belajar akan menerima

pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan”. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi

memiliki sumber daya yang cenderung lebih besar, baik pendapatan, waktu, tenaga,

dan jaringan kontak, yang memungkinkan mereka untuk terlibat lebih jauh dalam

pendidikan anak. Dengan demikian, pengaruh tingkat pendidikan orang tua pada

prestasi terbaik siswa mungkin direpresentasikan sebagai hubungan yang dimediasi

oleh interaksi antara proses dan variabel status.

Literatur juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

pengetahuan orang tua, keyakinan, nilai, dan tujuan tentang pengasuhan, sehingga

berbagai perilaku orang tua berkaitan langsung dengan prestasi sekolah anak-anak.

Sebagai contoh, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan fasilitas

orang tua untuk terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka, dan juga

memungkinkan orang tua untuk memperoleh model keterampilan sosial dan strategi

pemecahan masalah yang kondusif bagi sekolah untuk keberhasilan anak-anak.

Page 17: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

Dengan demikian, siswa yang orang tuanya memiliki tingkat pendidikan yang lebih

tinggi mungkin memiliki hal untuk kesempurnaannya belajar, keyakinan akan

kemampuan yang lebih positif, orientasi kerja yang kuat, dan mereka mungkin

menggunakan strategi belajar yang lebih efektif daripada anak-anak dengan orang tua

yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah.

Sementara banyak teori para ahli dan peneliti yang berpendapat bahwa siswa

yang memahami makna prestasi telah memiliki dasar-dasar yang cukup baik dalam

proses sosialisasi, seperti belajar melalui pengamatan permodelan orangtuanya, yang

lain berpendapat bahwa melalui kualitas pribadi mereka, anak-anak aktif terhadap

bentuk pengasuhan yang mereka terima. Orang tua mensosialisasikan anak-anak

mereka, tetapi anak-anak juga mempengaruhi orang tua mereka. Orang tua dengan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga memungkinkan untuk lebih percaya diri

pada kemampuan mereka dalam membantu anak-anak mereka belajar. Dengan

tingkat keyakinan tersebut maka diperkirakan akan berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan akademis anak-anak.

Page 18: Pengaruh Pendidikan Orang Tua

Top Related