PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUAITAS HIDUP PADA PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh : NISA AISAH MURTI
J 210.144.011
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
i
ii
iii
1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA
Abstrak
Kondisi kesehatan, penyakit kronis, seperti Hipertensi dapat mengganggu kualitas hidup, maka perlu adanya pendidikan kesehatan guna memberikan pengetahuan, meningkatkan & merubah pola hidup yang berhubungan dengan peningkatan kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang kualitas hidup pada penderita hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment one group pretest postest. Populasi adalah seluruh penderita hipertensi yang tercatat di puskesmas pajang kota surakarta yang berjumlah 1.391 orang. Sample penelitian sebanyak 96 responden yang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan dengan skala Guttman, analisis data menggunakan T Test. Hasil penelitian menunjukkan angka yag signifikan antara sebelum dan sesudah diberikanya pendidikan kesehatan. Berawal dari 36,5% untuk kategori baik menjadi 64,6%. , kategori sedang 36,5% menjadi 20,8%, dan kategori kurang 27,1% menjadi 15,6%. Hasil uji Paired Samples Test diperoleh nilai p value adalah 0,001. Nilai 0,001 < 0,05, yang mana disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan dengan pengetahuan setelah diberi pendidikan kesehatan. Kemudian peneliti menyarankan kepada penyedia layanan kesehatan untuk selalu memberikan informasi terkait kiat-kiat meningkatkan kualitas hidup. Begitupun dengan pasien penderita hipertensi untuk senantiasa berusaha meingkatkan pengetahuan guna peningkatan status kesehatan da kualitas hidup. Kata kunci : kualitas hidup, pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan, hipertensi.
Abstract Health conditions, chronic diseases, such as hypertension can interfere with the quality of life, it is necessary to have health education in order to provide knowledge, improve & change the lifestyle associated with improving the quality of life and health care. The purpose of this study is to find out whether there is an effect of health education on the level of knowledge about quality of life in patients with hypertension. This research is a quantitative study with a quasi experiment design of one group pretest postest. The population is all hypertensive patients who are recorded in the Pajang health center in Surakarta city, totaling 1,391 people. Sample research as many as 96 respondents were obtained by simple random sampling technique. Data collection using a knowledge questionnaire with Guttman scale, data analysis using T Test. The results of the
2
study show significant numbers between before and after health education is given. Starting from 36.5% for the good category to 64.6%. , the medium category was 36.5% to 20.8%, and the category was 27.1% to 15.6%. The results of the Paired Samples Test test obtained the value of p value is 0.001. The value is 0.001 <0.05, which is concluded that there is an influence between knowledge before health education with knowledge after being given health education. Then the researchers suggested to health care providers to always provide information related to tips to improve quality of life. Likewise with patients with hypertension to always try to improve knowledge in order to improve health status and quality of life. Keywords: quality of life, health education, level of knowledge, hypertension. 1. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi
dibandingkan dengan normal dikarenakan penyempitan pembuluh darah
ataupun gangguan lainya. Karena peningkatan tekanan darah yang terjadi
terus menerus dan kondisi yang tidak terdiagnosis dalam jangka panjang
kemudian tidak diobati akan menimbulkan masalah kesehatan yang lebih
buruk seperti Stroke, Penyakit jantung Koroner, Gagal Ginjal dan kebutaan.
Stroke (51%) dan penyakit jantung coroner (45%) merupakan penyebab
kematian tertinggi (Kemenkes 2017).
Data Riskesdas 2013 prevalensi Hipertensi nasional adalah sebesar 28% ,
dengan wilayah Hipertensi tertinggi terdapat di kepulauan Bangka Belitung
sebanyak 30,9%,. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2015
terdapat sejumlah 107.272 orang laki-laki dan perempuan segala usia di lima
kecamatan yang telah mengidap penyakit Hipertensi. Angka tertinggi terdapat
di Kecamatan Laweyan Puskesmas Pajang dengan total kejadian Hipertensi
sebanyak 79.26%. Kualitas hidup dan kondisi kesehatan adalah dua hal yang
saling mempengaruhi, tidak menutup kemungkinan kualitas hidup yang
buruk akan memperburuk kondisi penyakit yang diderita, terutama pada
penyait-penyakit yang sulit disembuhkan dan membutuhkan pengobatan
jangka panjang seperti Hipertensi. Dengan demikian, maka perlu adanya
peran perawat selaku edukator untuk dapat memberikan pengetahuan yang
memungkinkan pasien dapat membuat pilihan, dan memotivasi pasien untuk
3
apat meningkatkan kualitas hidupnya. Lawrence Green (1984) mengatakan
bahwa kualitas hidup dapat dicapai jika seseorang telah mencapai status
kesehatan yang baik, kemudian status kesehatan individu atau masyarakat itu
sendiri dipengaruhi oleh dua hal yaitu perilaku individu dan
lingkungan.Perilaku individu dipengaruhi oleh tiga hal yang salah satu
diantaranya memuat aspek pengetahuan. Karena tujuan pendidikan kesehatan
pada umumnya adalah memberikan pengetahuan tentang kesehatan maka
diharapkan pengetahuan masyarakat dapat meningkat sehingga lebih aware
terhadap kesehatan, dengan demikian pengetahuan yang diberikan oleh
petugas kesehatan dalam pendidikan kesehatan sedikit demi sedikit dapat
mempengaruhi perilaku individu dan masyarakat menjadi lebih baik,
kemudian akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat yang akan
merubah kualitas hidup individu dan masyarakat menjadi lebih baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, perlunya
pendidikan kesehatan tentang kualitas hidup guna mengetahui sejauh mana
perbedaan tingkat pengetahuan penderita hipertensi sebelum dan sesudah
pndidikan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneiliti terdorong
untuk melakukan penelitian mengenai “Pegaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan Tentang Kualitas Hidup Pada Penerita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Pusksmas Pajang Surakarta”.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ialah penelitian kuantitatif
dengan rancangan eksperimen semu atau Quasi Experiment Design, one
group pretest postest, disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum
atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan esperimen sebenarnya karena variabel-
variabel yang seharusnya dikontrol tidak dapat atau sulit dilakukan.
(Notoatmodjo.2010)
Populasi dalam penelitian ini adalah peduduk desa Pajang kecamatan
Laweyan Surakarta yang menderita penyakit Hipertensi sebanyak 1.391
orang. Sedangkan sampel yang digunakan menurut perhitungan Lameshow
(1997) adalah sebnyak 96 orang.
4
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner tingkat
pengetahuan yang diadopsi dari kuisioner WHOQOL-BREF yang telah
dimodifikasi menjadi skala Guttman sehingga dapat menjadi sebuah kuisioner
pengetahuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling yaitu peneliti meminta data penderita hipertensi yang tercatat di
puskesmas pajang kemudian melakukan pengocokan sebanyak 96 kali,
setelah sampel ditentukan, peneliti mencari pasien sesuai alamat dan meminta
persetujuan untuk menjadi responden sekaligus memberikan surat undangan
untuk datang ke tempat penyuluhan yang telah disiapkan peneliti. Di tempat
penelitian responden diminta untuk mengisi kuisioner pretest sebelum
dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kualitas hidup selama 45 menit
setelah penyuluhan dilakuan, responden diminta untuk mengisi kuisioner
yang sama untuk post test.
Data diolah menggunakan uji statistik T test atau uji T, sebelum
dilakukan uji pengaruh, uji normalitas dan homogenitas harus dilakukan
terlebih dahulu.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi % Umur >51 tahun 26 27,1% 36-50 tahun 40 41,7% <36 tahun 30 31,3% 96 100% Pendidikan Tidak sekolah 2 2,1% SD 17 17,7% SMP 17 17,7% SMA 41 42,7% Pendidikan akademi 5 5,2% Perguruan tinggi 14 14,6% 96 100% Pekerjaan PNS 12 12,5% Karyawan 34 35,4% Wiraswasta 18 18,8% IRT 32 33,3% 96 100%
5
Karakteristik Frekuensi % Informasi Layanan kesehatan 46 47,9% Media elektronik 35 36,5% Media catak 15 15,6% 96 100%
Distribusi responden menurut umur menunjukkan sebagian besar berumur 36-
50 tahun yaitu sebesar 40 orang (41,7%), menengah berumur <35 tahun yaitu
sebesar 30 orang (31,3%), dan terendah berumur >51 tahun yaitu sebesar 26
orang (27,1%).
Distribusi responden menurut pendidikan menunjukkan sebagian
besar tingkat SMA yaitu sebesar 41 orang (42,7%), sebagian menengah
tingkat SD yaitu sebesar 17 orang (17,7%), sebagian menengah tingkat SMP
yaitu sebesar 17 orang (17,7%), sebagian menengah tingkat perguruan tinggi
yaitu sebesar 14 orang (14,6%), sebagian menengah tingkat pendidikan
akademi yaitu sebesar 5 orang (5,2%)dan sebagian kecil tidak sekolah yaitu
sebesar 2 orang (2,1%).
Distribusi responden menurut pekerjaan menunjukkan sebagian besar
karyawan yaitu sebesar 34 orang (35,4%), sebagian menengah petani yaitu
sebesar 32 orang (33,3%), sebagian menengah wiraswasta yaitu sebesar 18
orang (18,8%), dan sebagian kecil PNS yaitu sebesar 12 orang (12,5%).
Distribusi responden menurut informasi menunjukkan sebagian besar
layanan kesehatan yaitu sebesar 46 orang (47,9%), sebagian menengah media
elektronik yaitu sebesar 35 orang (36,5%), dan sebagian kecil media cetak
yaitu yaitu sebesar 15 orang (15,6%).
3.2.1 Analisis Univariat
Tabel. 2 Distribusi Karakteristik Responden Pengetahuan Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan Tentang Kualitas Hidup Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Pajang Surakarta
No Pengetahuan Sebelum Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 35 36,5% 2 Sedang 35 36,5% 3 Kurang 26 27,1% 96 100%
6
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan nilai pengetahuan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan menunjukkan kategori baik 35 orang (36,5%),
kategori sedang 35 orang (36,5%), dan kategori kurang 25 orang (27,1%).
Tabel. 3 Distribusi Karakteristik Responden Pengetahuan Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Tentang Kualitas Hidup Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Pajang Surakarta
No Pengetahuan Sesudah Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 62 64,6% 2 Sedang 20 20,8% 3 Kurang 15 15,6% 96 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai pengetahuan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan menunjukan kategori baik 62 orang (64,6%),
kategori sedang 20 orang (20,8%), dan kategori kurang 15 orang (15,6%).
Tabel. 4 Distribusi Karakteristik Responden Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan Tentang Kualitas Hidup Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Pajang Surakarta
No Pengetahuan Sebelum Sesudah
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase
(%) 1 Baik 35 36,5% 62 64,6% 2 Sedang 35 36,5% 20 20,8% 3 Kurang 26 27,1% 15 14,6% 96 100% 96 100%
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan nilai pengetahuan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan menunjukkan kategori baik 35 orang
(36,5%), kategori sedang 35 orang (36,5%), dan kategori kurang 25 orang
(27,1%), sedangkan pengetahuan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
menunjukan kategori baik 62 orang (64,6%), kategori sedang 20 orang
(20,8%), dan kategori kurang 15 orang (15,6%), sehinggan terjadi kenaikan
pengetahuan yang signifikan dari sebelum ke sesudah.
7
3.2.2 Analisis Bivariat
3.2.2.1 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 96 Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation
3.24693767
Most Extreme Differences
Absolute .085 Positive .080 Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .829 Asymp. Sig. (2-tailed) .498 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
pada tabel 4.5 diketahui bahwa data memiliki nilai probabiliti (p value)
0.498 yakni lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data
tersebut berdistribusi normal sehingga penggujian data menggunakan
dapat menggunakan uji T atau T test.
3.2.2.2 Uji Homogenitas
Tabel 5. Hasil Homogenity of variance
Levene statistic df1. df.2 sig 2.832 13 80 0.002
3.2.2.3 Uji Paired Samples Test
Tabel 6. Hasil Uji Paired Samples Test
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
8
Pair 1 Pretest - Postest
-3.740 3.284 .335 -11.157 95 .001
Berdasarkan hasil uji Paired Samples Test diperoleh nilai p value
adalah 0,001. Nilai 0,001 < 0,05, maka diputuskan H0 ditolak H1 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
pengetahuan sebelum diberi pendidikan kesehatan dengan pengetahuan
setelah diberi pendidikan kesehatan.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata responden berumur
36-50 tahun sebanyak 40 orang dengan prosentase 41,7%. Usia merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang dan
seiring bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi perkembangan
baik perkembangan fisik maupun psikologis. Menurut (Notoatmojo, 2007),
umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah
pengetahuan yang dimiliki, serta perilaku yang sesuai untuk mengasuh,
medidik, membimbing serta mengajarkan anak.
Pendidikan responden sebagian besar adalah lulusan SMA yaitu
sebanyak 41 orang dengan prosentase 42,7%. Menurut Berggren (2018)
pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi seseorang
memperoleh pendidikan maka akan semakin mudah ia dalam memperoleh
dan memproses informasi atau pengetahuan.
Dilihat dari jenis pekerjaan diketahui sebagian besar responden
bekerja sebagai karyawan yaitu sebanyak 34 orang dengan prosentase
35,4%. Menurut Notoadmodjo (2011), pekerjaan adalah hal yang harus
dilakukan terutama untuk menunjang kehidupanya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan.
9
Berdasarkan cara responden memperoleh informasi kesehatan
sebagian besar responden mendapatkan informasi melalui pelayanan
kesehatan sebanyak 47,9%, 36,5% adalah media elektronik dan 15,6%
bersumber dari media cetak. Hal ini didukung oleh Swardt (2017), ia
menjelaskan bahwa peran perawat komunitas adalah membantu klien
dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan. Banyaknya media
informasi saat ini yang menyediakan segala kebutuhan informasi klien pun
semakin memudahkan pelayanan kesehatan dalam memberikan peromosi
kesehatan.
3.2.2 Pengetahuan pasien sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang
kualitas hidup penderita hipertensi
Berdasarkan hasil pengmpulan data pengetahuan pasien tentang
kualitas hidup penderita hipertensi sebelum diberi pendidikan kesehatan
menunjukkan kategori baik 35 orang (36,5%), kategori sedang 35 orang
(36,5%), dan kategori kurang 25 orang (27,1%). Berdasarkan hasil
penelitian ini dari keterangan para pasien bahwa pasien masih belum
mengetahui tentang kualitas hidup. Chenli Wang (2017) dalam risetnya
menyatakan bahwa usia, tingkat pendidikan, menejemen kesehatan yang
baik dan pengetahuan tentang kesehatan adalah faktor yang tekait dengan
kualitas hidup pada pasien dengan hipertensi yang berarti bahwa tingkat
pengetahuan kesehatan penderita hipetrensi akan berbanding lurus dengan
tingkat kualitas hidupnya.
3.2.3 Pengetahuan pasien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
kualitas hidup penderita hipertensi
Berdasarkan hasil pengumpulan data pengetahuan pasien tentang
kualitas hidup penderita hipertensi sesudah diberi pendidikan kesehatan
menunjukkan kategori baik 62 orang (64,6%), kategori sedang 20 orang
(20,8%), dan kategori kurang 15 orang (15,6%). Berdasarkan hasil
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan melalui pendidikan
kesehatan dengan metode ceramah yang dilakukan oleh peneliti sehingga
responden mendapatkan informasi dan pengalaman khusunya tentang
10
kualitas hidup penderita hipertensi. Francika Bošnjak (2012).Pendidikan
kesehatan adalah bagian dari seluruh upaya kesehatan, yang
menitikberatkan kepada upaya untuk meningkatkan pola hidup sehat. Hal
ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan yang merugikan kesehatan,
menanamkan kebiasaan yang baik, dan memberikan pengetahuan tentang
kesehatan pada umumnya.
3.2.4 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang
kualitas hidup penderita hipertensi
Berdasarkan hasil uji Paired Samples Test diperoleh nilai p value
adalah 0,001. Nilai 0,001 < 0,05, maka diputuskan H0 ditolak H1 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
pengetahuan sebelum diberi pendidikan kesehatan dengan pengetahuan
setelah diberi pendidikan kesehatan.
Hasil diatas menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan terbukti
mampu meningkatkan pengetahuan tentang kualitas hidup penderita
hipertensi. Hal tersebut terjadi karena dengan dilakukan pendidikan maka
pengetahuan para pasien tentang kualitas hidup penderita hipertensi
meningkat. Karena pendidikan sangat erat kaitanya dengan bertambahnya
pengetahuan para pasien sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan para
pasien khususnya tentang kualitas hidup penderita hipertensi.
Hal ini sesuai dengan penelitian Fadelella (2015), yang menyajikan
hasil yang signifikan dengan kata lain terdapat perubahan terhadap tingkat
pengetahuan staff keperawatan dan sanitasi setelah dilakukanya
pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan manajemen limbah (HCW)
di White Nile State Sudan.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang kualitas hidup
penderita hipertensi diperoleh hasil sebagai berikut :
11
4.1.1 Terdapat perbedaan nilai tingkat pengetahuan sebelum dan setelah
diberikanya pendidikan kesehatan tentang kualitas hidup pada
penderita hipertensi
4.1.2 Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
tentang kualitas hidup penderita hipertensi di puskesmas Pajang
kecamatan Laweyan kota Surakarta.
4.2 Saran
Dalam menindak lanjuti hasil penelitian, berikut saran yang diperlukan :
4.2.1 Bagi Puskesmas
Diharapkan bagi petugas puskesmas untuk memberi informasi-
informasi yang berkelanjutan dengan cara penyuluhan dan dorongan
kepada para pasien agar dapat mengetahui pengetahuan tentang
kualitas hidup agar menjadi lebih baik.
4.2.2 Bagi para Pasien
Diharapkan para pasien agar meningkatkan pengetahuan dan lebih
memperhatikan lagi pentingnya dilakukan pendidikan kesehatan
tentang kualitas hidup, sehingga diharapkan terjadi perubahan
perilaku yang lebih baik yang dapat meningkatkan status kesehatan
dan kualitas hidup.
4.2.3 Bagi Ilmu Keperawatan
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam memberikan pengetahuan
pendidikan kesehatan tentang kualitas hidup penderita hipertensi.
4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan penelitian
ini sebagai bahan masukan dan dapat melanjutkan penelitian ini
dengan variabel dan metode yang berbeda di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA A, B. &. (2013). Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika pp 66-69.
12
Ahmed Mohammed Elnour, M. M.-B. (2015). 'Impacts Of Health Education On Knowledge And Practice Of Hospital Staff With Regard To Healthcare Waste Management at White Nile State main hospitals, Sudan'. International Journal of Health Sciences, Qassim University, Vol. 9, No. 3.
Asikin M, N. M. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Erlangga.
Bukada, Y. (2017). Hubugan Aktifitas Fisik Dengan Kualitas Hidup manusia Lanjut Usia di Panti Werdha Griya Usia Lanjut Santo yosef Surabaya. Skripsi.
Chasanah, N. (2017). Hubungan kualitas Tidur Dengan Kualitas Hidup pada Lansia di Kelurahan Karangansem Kecamatan Laweyan Surakarta. Skripsi.
Chenli Wang, J. L. (2017). The effect of health literacy and self-management efficacy on the health related quality of life gypertensive patients in a western rural area of china: a cross-sectional study. International Journal for Equity in Health, Volume 6:58.
Fitriana, N. A. (2012). Kualitas hidup pada penderita kangker servis yang menjalani pengobatan radioterapi. Fakultas psikologi klinis dan kesehatan mental airlangga surabaya, vol.1 no.2.
Francika Bošnjak, N. P. (2012). The influence of health education on life quality of patients with hypertension. Original Article, 1-7.
Glenys Yulanda, R. L. (2017). Penatalaksanaan Hipertensi Primer. Fakultas Kedokteran, Volume 6. No.1.
Green, L. (1984). Modifyng and Developing Health Behavior. Center for Health Promotion Research and Development, The University of Texas,, 1984.5:215-36.
Imamah, N. F. (2012). Pengaruh Self-Management Guidance Hipertensi Terhadap Kuaitas Hidup Pasien Hieprtensi Di Posyandu lansia Dk III Ngebel, Kecamatan Kasihan Bantul . FKIK UMY.
Jianfang Zhou, N. H. (2016). Health related quality of life of among elderls in rural China : the effect of widowhood. Qual Life Res, 25:3087-3095.
Maryam, S. (2015). Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Masri Singarimbun, S. E. (1995). Metode Penelitian Survei, Eidisi Revisi. Jakarta: PT.Pustaka LP3ES .
13
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pramono, N. K. (2014). Status gizi, Penyakit kronis, dan konsumsi Obat terhadap Kualitas Hidup Dimensi kesehatan Fisik Lansia. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, volume 3, Nomor 1.
Prasetyo, Y. (2011). Olahraga Bagi Penderita Hipertensi. Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY.
Putri, P. K. (2013). Pengaruh Tingkat pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Terpaan Iklan Layanan Masyarakat KB Versi Shireen Sungkar dan teuku Wisnu di TV Terhadap perilaku KB pada Wanita atau Pria usia subur. Jurnal Interaksi.
Rasmus Berggren, J. N. (2018). Education Does Not Affect Cognitive Decline in Aging: A Bayesian Assessment of the Association Between Education and Change in Cognitive Performance. Aging Research Center, Karolinska Institutet, Stockholm University, Stockholm, Sweden, Volume 9. Article 1138.
RI, K. K. (2011). Acuan Diit Hipertensi.
S.Tinartayu, B. U. (2015). SF-36 sebagai Instrumen Penilai Kualitas Hidup Penderita Tuberkulosis ( TB ) Paru SF-36 as an Instrument for Quality of Life on Lung Tuberculosis ( TB ) Patient. Mutiara Medika, 7-14.
Seokidjo, N. d. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta.
Sulistiyarini, I. (2013). Terapi Relaksasi Untuk Menurunkan Tekanan Darah dan Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Penderita Hipertensi. Jurnal Psikologi, Volume 40. no: 28-38.
Supratman, T. K. (2014). Physical activity and quality of life among community-dwelling older people in Indonesia : an intervention study. Journal of the Tsuruma Health Science Society Kanazawa University, Volume 38. 57-66.
Triana Sari Devi, S. (2017). Hubungan Antara Indeks Makan Sehat Dengan Kualitas Hidup Lansia Penderita Hipertensi di wilayah Puskesmas Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Wei Liu, Y.-L. P.-X.-J. (2013). Breathing exercises improve post-operative pulmonary function and quality of life in patients with lung cancer: A
14
meta-analysis. Experimental and tTherapeutic Medicine, Volume.5: 1194-1200.
X. Xu, Y. R. (2016). Hypertension Impact on Health-Related Quality of Life: A Cross-Sectional Survey among Middle-Aged Adults in Chongqing, China. International journal of hypertension, 7404957.