-
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK
BERBANTUAN MEDIA ALAT PERAGA FLYING
WATER TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS
SISWA PADA KONSEP GERAK PARABOLA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
HAFIZH JUNDU MUHAMMAD
NIM 11140163000060
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
-
i
LEMBAR PENGESAHAN
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN
-
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
-
iv
ABSTRAK
HAFIZH JUNDU MUHAMMAD (11140163000060). Pengaruh Pendekatan
Saintifik Berbantuan Media Alat Peraga Flying Water terhadap Kemampuan
Analisis Siswa pada Konsep Gerak Parabola. Skripsi Program Studi Tadris
Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2019.
Ketersediaan media alat peraga di sekolah untuk menunjang kemampuan analisis
siswa masih kurang, hal ini menyebabkan kemampuan kognitif siswa pada tingkat
menganalisis tergolong rendah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga flying water terhadap
kemampuan analisis siswa pada konsep gerak parabola. Penelitian dilaksanakan di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta pada bulan Oktober – November
2018. Sampel diambil secara purposive sampling yang terdiri dari kelas X MIA 1
(kelas kontrol) dan X MIA 2 (kelas eksperimen) yang masing masing berjumlah
14 siswa. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes, yaitu tes
objektif pilihan ganda dan nontes berupa angket. Hasil uji hipotesis terhadap hasil
data posttest menggunakan uji t pada taraf signifikansi (α) = 0,05 diperoleh nilai
Sig.(2-tailed) sebesar 0.001 dengan keputusan H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
berarti pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga flying water
berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa. Hasil uji N-Gain pada kelas
eksperimen meningkat lebih tinggi (N-Gain 0,60 dengan kategori sedang)
dibandingkan dengan kelas kontrol (N-Gain 0,23 dengan kategori rendah).
Respon siswa terhadap penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran sebesar
(77%). Peningkatan tertinggi kemampuan menganalisis siswa pada kelas
eksperimen terlihat pada indikator mengorganisasikan dengan N-Gain 0,72
(kategori tinggi). Skor N-Gain kelas kontrol pada indikator mengorganisasikan
sebesar 0,25 (kategori rendah).
Kata kunci: Saintifk, Alat peraga, kemampuan menganalisis, gerak parabola
-
v
ABSTRACT
HAFIZH JUNDU MUHAMMAD (11140163000060). The Effect of Scientific
Approach to Media-Assisted Flying Water Viewer Tool of Student’s Analysis Skills
at Parabolic Motion Concept. Thesis of Physics Education Program, Science
Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 2018.
Availability of media props in the school to support students' analytical skills are still
lacking, this causes the cognitive ability level of students to analyze is low. This study
aims to determine the effect scientific approach to media-assisted flying water viewer
tool against the analytical skills of students on the concept of a parabolic motion. The
research was conducted at the Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta in
October-November 2018. The sample was taken by purposive sampling which consists
of class X MIA 1 (control group) and X MIA 2 (experimental group) which each totaled
14 students. The instrument used are a test instrument and non-test, for examples
multiple choice objective test and non-test form of questionnaires. The results of
hypothesis testing against posttest data result using the t-test at significance level (α)
= 0.05 obtained by the Sig. (2-tailed) at 0.001 with the decision are H0 rejected and
Ha accepted. This means that the scientific approach to media-assisted flying water
viewer tool take effect on students' analytical skills. The test results of N-Gain in the
experimental class increased higher (N-gain of 0.60 with medium category) compared
with the control group (N-Gain 0.23 with low category). Students' response to the use
of props in the learning process amounted to (77%). The highest increase in students'
ability to analyze is in the experimental class, this increase seen in the organizing
indicator with N-Gain 0.72 (high category). The control class N-Gain score on the
organizing indicator by 0.25 (low category).
Keywords: Scientific, Media props, ability to analyze, parabolic motion
-
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Alat Peraga Gerak
Parabola terhadap Kemampuan Analisis Siswa pada Konsep Gerak Parabola”.
Ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Secara khusus,
ucapan terima kasih dan apresiasi tersebut disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan
skripsi.
4. Bapak Taufiq Al Farizi, M.PFis., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama
penyusunan skripsi.
5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si dan Ibu Devi Solehat, M.Pd., selaku dosen penguji I
dan II yang telah menguji, memberikan kritik, dan saran kepada penulis.
6. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Program Studi Tadris Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
7. Bapak Zakariya, MA., selaku kepala MA Pembangunan UIN Jakarta yang
telah memberikan izin penelitian di MA Pembangunan UIN Jakarta.
-
vi
8. Bapak Yanuar Annas Bolkiah, M.Si., selaku guru bidang studi fisika MA
Pembangunan UIN Jakarta yang telah membimbing selama penelitian
berlangsung.
9. Dewan guru, staf, karyawan, dan siswa-siswi MA Pembangunan UIN Jakarta
khususnya X MIA 1 dan X MIA 2 yang telah memberikan bantuan dan
bersikap kooperatif selama penelitian berlangsung.
10. Keluarga Abi Akhmad Fikri, Umi Armanih, Kakak Himma, Abang Faiz,
Adik Fatur dan Adik Pia yang selalu mendoakan dan menyemangati penulis
hingga penulisan skripsi ini selesai.
11. Kak Adam, Kak Oddi, Kak Nadia, Kak Irna, Bang Ali, yang sudah membantu
menjawab semua kebingungan dan kegundahan penulis selama proses
pengerjaan skripsi.
12. Suci, Deden, Nibras, Nia, Wiiyah, Maulana, Dini, Siti Annisa, yang sudah
menemani peneliti, selalu menjadi tempat berbagi informasi, memberikan
waktu, pikiran, saran dan dukungan kepada peneliti.
13. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2014 beserta kakak
dan adik tingkat khususnya Dio, Ratna, Nada, Rizka, Muhyi, Reza yang telah
memberikan doa dan dukungan.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari kekurangan yang ada pada penulisan ini. Demi
kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga
apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, 6 Desember 2018
Penulis
-
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 7
A. Deskripsi Teori ............................................................................................ 7
1. Pendekatan Saintifik .................................................................................... 7
2. Media Pembelajaran .................................................................................... 9
3. Alat Peraga ................................................................................................ 11
4. Kemampuan Berpikir Analisis .................................................................. 13
5. Kajian Materi Gerak Parabola ................................................................... 16
6. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 20
B. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 22
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 26
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 26
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 26
-
viii
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 27
D. Variabel Penelitian .................................................................................... 28
E. Prosedur Penelitian .................................................................................... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29
G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 30
1. Instrumen Tes Kemampuan Menganalisis ................................................ 30
2. Instrumen Nontes ...................................................................................... 31
H. Kalibrasi Instrumen ................................................................................... 31
I. Teknik Analisis Data Tes dan Nontes ....................................................... 37
1. Teknik Analisis Data Tes .......................................................................... 37
2. Teknik Analisis Data Nontes ..................................................................... 41
J. Hipotesis Statistika .................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 43
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 43
1. Hasil Skor Siswa sebelum Diberikan Perlakuan ....................................... 43
2. Hasil Skor Siswa setelah Diberikan Perlakuan ......................................... 45
3. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Analisis Siswa ................................. 46
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ........................................................ 48
5. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 50
6. Peningkatan Indikator Kemampuan Menganalisis Siswa ......................... 51
7. Hasil Analisis Data Nontes ....................................................................... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 54
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 58
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 59
A. Kesimpulan ................................................................................................ 59
B. Saran .......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
-
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Peraga Flying Water .................................................................. 12
Gambar 2.2 Lintasan Gerak Parabola ................................................................... 17
Gambar 2.3 Benda Diluncurkan di Atas Permukaan Datar dari Titik O .............. 18
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................. 24
Gambar 4.1 Distribusi Skor Pretest Siswa …………………………………….. 43
Gambar 4.2 Distribusi Skor Posttest Siswa ……………………………………. 45
Gambar 4.3 Skor Rata-Rata (means) Pretest dan Posttest ………………………. 47
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bagian-Bagian Alat Peraga Flying Water …...................................................13
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ..................... 27
Tabel 3.2 Prosedur Penelitian ............................................................................... 29
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Menganalisis .................................................. 30
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ............................................................ 31
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi ................................................................... 32
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................... 33
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Indeks ................................................................... 34
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 34
Tabel 3.9 Kriteria Taraf Kesukaran ...................................................................... 35
Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran .................................................................. 35
Tabel 3.11 Kategori Daya Pembeda...................................................................... 36
Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................................... 36
Tabel 3.13 Kriteria Nilai N-Gain .......................................................................... 40
Tabel 3.14 Skor Angket Respon Siswa ................................................................. 41
Tabel 3.15 Interpretasi Persentase Angket ............................................................ 42
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest ……..………. 44
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest ....................... 46
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ........................................ 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest............................................. 48
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ..................................................... 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest .................................................... 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Pretest dengan Uji Mann-Whitney ........................ 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Posttest dengan Uji t.............................................. 51
Tabel 4.9 Distribusi Jumlah Soal pada Aspek Kemampuan Menganalisis ........... 51
Tabel 4.10 Hasil Uji N-Gain pada tiap Indikator Menganalisis............................ 52
-
xi
Tabel 4.11 Hasil Uji N-Gain Kemampuan Menganalisis tiap Siswa .................... 52
Tabel 4.12 Hasil Respon Angket Siswa terhadap Alat Peraga Flying Water ...…53
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN…………………………64
Lampiran A.1 Lembar Angket Siswa pada Studi Pendahuluan ............................ 65
Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 67
Lampiran A.3 RPP Kelas Kontrol ......................................................................... 86
Lampiran A.4 Lembar Kerja Siswa .................................................................... 103
LAMPIRAN B. INSTRUMEN PENELITIAN……………………………...110
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ..................................................... 111
Lampiran B.2 Instrumen Soal Penelitian ............................................................ 112
Lampiran B.3 Uji Validitas Butir Soal ................................................................ 140
Lampiran B.4 Soal Tes yang Digunakan ............................................................ 144
Lampiran B.5 Instrumen Nontes ......................................................................... 150
Lampiran B.6 Lembar Validasi Instrumen Soal ................................................. 154
Lampiran B.7 Lembar Validasi Instrumen Media .............................................. 156
LAMPIRAN C. ANALISIS HASIL PENELITIAN………………………...158
Lampiran C.1 Hasil Pretest ................................................................................. 159
Lampiran C.2 Hasil Posttest ............................................................................... 161
Lampiran C.3 Hasil Olah Data tiap Indikator Menganalisis ............................... 163
Lampiran C.4 Hasil Uji Normalitas Pretest ........................................................ 167
Lampiran C.5 Hasil Uji Normalitas Posttest....................................................... 168
Lampiran C.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................................... 169
Lampiran C.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest ................................................... 170
Lampiran C.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest........................................................... 171
Lampiran C.9 Hasil Uji Hipotesis Posttest ......................................................... 172
Lampiran C.10 Hasil Uji N-Gain tiap Indikator Menganalisis ........................... 173
Lampiran C.11 Hasil Uji Hipotesis N-Gain ........................................................ 174
Lampiran C.12 Hasil Uji N-Gain Kemampuan Menganalisis tiap Siswa ........... 175
-
xiii
Lampiran C.13 Hasil Data Angket ...................................................................... 177
LAMPIRAN D. SURAT KETERANGAN …………………………………..178
Lampiran D.1 Surat Izin Observasi ..................................................................... 179
Lampiran D.2 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 180
Lampiran D.3 Surat Keterangan Sudah Penelitian ............................................. 181
Lampiran D.4 Uji Referensi ................................................................................ 182
Lampiran D.5 Dokumentasi ................................................................................ 189
Lampiran D.6 Daftar Riwayat Hidup Peneliti..................................................... 190
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran fisika dikalangan siswa-siswi telah berkembang kesan yang kuat
bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dimengerti. Hal ini sejalan
dengan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Tangerang Selatan bahwa
76% dari 247 siswa merasa bosan dan sulit memahami konsep yang masih
abstrak jika proses pembelajaran dilakukan hanya dengan mendengarkan dan
mencatat penjelasan yang guru sampaikan.1
Proses pembelajaran fisika dengan menggunakan metode ceramah membuat
siswa menjadi pasif dan bila selalu digunakan akan membosankan.2 Bahkan bila
seorang guru lebih senang menggunakan model pembelajaran satu arah
(ceramah) akan menurunkan minat, gairah atau semangat belajar siswa, dan
membekukan penalarannya. Siswa akan terkondisikan tidak terbiasa berpikir
dan memecahkan masalah.3 Dampak dari belajar hanya sebatas menghapal
mengakibatkan siswa kurang memiliki keterampilan menganalisis dan
memecahkan masalah.4 Kemampuan berpikir seperti pada kemampuan
menganalisis, kemampuan mengevaluasi, dan kemampuan mencipta dalam
memecahkan masalah dibutuhkan dalam kehidupan, baik di lingkungan
pekerjaan, maupun masyarakat terutama pada abad ke-21.5
Kemampuan tersebut merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal
ini sejalan dengan Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa kebutuhan kompetensi
1 Angket Siswa Studi Pendahuluan SMA/MA KotaTangerang Selatan. 2 Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2012, h.57 3 Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada,2016) h.48 4 Alesa Martin, Eddy Pramono, dan Chusnana, “Pengaruh Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah Berbasis Konsep Dan Kemampuan Analisis Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas
XI Sma Brawijaya Smart School Malang.” Jurnal Universitas Negeri Malang, 2013.h.8 5 Iwan Permana Suwarna, Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika, (Jakarta: Laporan
Penelitian UIN Jakarta, 2016), h.2.
-
2
masa depan siswa Indonesia memerlukan kemampuan berpikir pada orde lebih
tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).6 Bila ditinjau dari kompetensi
dasar yang paling banyak harus dipenuhi pada setiap materi yang ada di
SMA/MA khususnya pada pelajaran fisika kelas X, XI, dan XII salah satunya
adalah kompetensi pengetahuan, yakni kemampuan menganalisis (C4).7
Berdasarkan hasil evaluasi PISA 2015 menunjukan bahwa kemampuan
siswa-siswi Indonesia masih tergolong rendah. Khususnya pada kecakapan
kognitif orde tinggi, yaitu menalar, menganalisa, dan mengevaluasi.8 Nilai siswa
Indonesia kebanyakan rendah pada saat mengerjakan soal yang bersifat HOTS
Hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa untuk mengerjakan soal-soal dengan
tingkat kemampuan orde tinggi.9 Hal ini terjadi karena tahun 2018 siswa baru
diperkenalkan soal-soal dengan tingkatan HOTS khususnya pada mata pelajaran
matematika. Selain itu Konten pembelajaran, metodologi, dan sarana serta
prasarana di Indonesia masih rendah dan butuh penguatan untuk mendorong
kemampuan bernalar dan berpikir kritis siswa.10
Pada kurikulum 2013 proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan untuk memperoleh
pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis dengan tahapan mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.11
Pendekatan saintifik dapat mengarahkan siswa menjadi lebih aktif,
6 Kemendikbud,” Permendikbud No.21 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan”, 2016, h.2. 7 Ibid h.11 8 Kemendikbud,” Ringkasan Hasil-hasil Asessmen Belajar dari Hasil UN, PISA, TIMSS,
INAP”, diakses dari http://www.puspendik.kemdikbud.go.id pada tanggal 15 Oktober 2018 pukul
09.48 WIB 9 Hazrul Iswadi,”Sekelumit dari Hasil PISA 2015 yang Baru Dirilis”diakses dari
http://.ubaya.ac.id pada tanggal 1 Agustus 2018 pukul 11.50 WIB. 10 Muhadjir Effendy,”Pendidikan Indonesia Butuh Penguatan High Order Thinking
Skills:”,diakses dari http://.www.kemdikbud.go.id pada tanggal 21 November 2018 pukul 19.05
WIB. 11 Erick Yolanda, dan Dadan Suryana,” Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Padang, 2018
http://www.puspendik.kemdikbud.go.id/http://.ubaya.ac.id/http://.www.kemdikbud.go.id/
-
3
memudahkan siswa untuk dapat mengkaji apa yang sudah dipelajari, dan
mempengaruhi hasil belajar siswa.12
Hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan menganalisis rendah di
daerah Tangerang Selatan. Dari 15 sekolah hanya 4 sekolah yang siswanya
memiliki kemampuan menganalisis di atas 50% sedangkan 11 sekolah lainnya
di bawah 50%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab
kurangnya kemampuan menganalisis siswa salah satunya adalah penggunaan
pendekatan yang kurang tepat pada proses pembelajaran.
Kurangnya kemampuan menganalisis siswa bukan hanya diakibatkan oleh
pendekatan pembelajaran tetapi juga diakibatkan oleh sarana dan media
pembelajaran yang terbatas. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran
fisika menjadi faktor pemicu sulitnya memahami materi fisika. Hal ini sejalan
dengan hasil TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
bahwa kurangnya pencapaian siswa dikarenakan pembelajaran, guru dan sarana.
Terdapat satu dari empat sekolah di Indonesia memiliki komputer dan 36%
sekolah memerlukan perbaikan serius.13 Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa
sekolah di Indonesia membutuhkan suatu media riil sebagai alat bantu pada
proses pembelajaran. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
ialah dengan pendekatan saintifik berbantuan media dalam proses pembelajaran.
Pemakaian media seperti alat peraga dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan, minat, dan motivasi siswa serta meningkatkan
pemahaman siswa terkait materi.14 Penggunaan alat peraga fisika akan
mempermudah siswa dalam memahami konsep yang terkandung dalam materi
fisika serta mempelajari suatu konsep yang abstrak menjadi lebih konkret.15 Alat
12 Eni Rusiyanti,” Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS Kelas VIII E di SMP Negeri 24 Surabaya”, Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 4, No.
3, 2016. 13 Kemendikbud, TIMSS Infographic, diakses dari http://puspendik.kemendikbud.go.id pada
tanggal 3Agustus 2018 pukul 07.35 WIB. 14 Susi Andriani,“Pengaruh Motivasi Belajar Dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Iv Di Sdn Mayangan 6 Kota Probolinggo”, Jurnal Penelitian dan
Pendidikan IPS (JPPI) Vol 10 No 1 (2016). 15 Desy, Desnita, dan Raihanati, “Pengembangan Alat Peraga Fisika Materi Gerak Melingkar
Untuk SMA”, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) Vol.I, (2015), h.2.
http://puspendik.kemendikbud.go.id/
-
4
peraga dapat membuat siswa aktif tidak hanya guru yang berperan,
pembelajaran lebih menyenangkan, pemahaman terkait gerak parabola
mendalam dan meningkat.16 kemampuan analisis siswa dapat meningkat dengan
menggunakan alat peraga sebagai penunjang pembelajaran khususnya pada
indikator membedakan, mengorganisasikan dan mengatribusikan.17
Berdasarkan PERMENDIKBUD No. 37 tahun 2018 pada bagian
kompetensi inti 3 dan kompetensi 4 khususnya pada 3.5, yaitu gerak parabola.
Pada materi gerak parabola kegiatan pembelajaran harus menggunakan media
dalam proses pembelajaran serta kompetensi yang harus dipenuhi adalah
menganalisis gerak parabola, berikut makna fisisnya dan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Terdapat beberapa hasil penelitian yang mendukung terkait penelitian ini,
yakni penggunaan pendekatan saintifik berbantuan media maupun alat peraga
fisika, yakni pendekatan saintifik berbantuan media stop motion mampu untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Selain itu, media alat peraga pada
materi Hukum Archimedes sangat diperlukan, Tidak hanya sebagai alat
demonstrasi tetapi juga dapat digunakan sebagai alat praktik yang mampu
meningkatkan kemampuan analisis siswa.18 Media berbasis pendekatan saintifik
sangat efektif dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang terintegrasi
dengan life skill’s.19 Penggunaan alat peraga mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.20 Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan media khususnya alat peraga fisika dalam pembelajaran
16 Loo Kang Wee, “Using Tracker as a Pedagogical Tool for Understanding Projectile
Motion”. Physics EducationVol 47 No.4, 2012 17 Fathiah Alatas, Diah Mulhayatiah, dan Ahmad Jahrudin, “Penggunaan Alat Peraga
Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa”, Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran IPA, 2015, h.60. 18 Frans Tonaogy, Agus Setyo budi, dan Esmar Budi, “Pengembangan Media Pembelajaran
Pada Materi Hukum Archimedes untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa”, Prosiding
Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF 2014, h.4. 19 Juni Rokhmat, “Device Development of Physics Learning with Scientific Approach and
the 5E (Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate) Learning Cycle Model to Increase
Student’s Life Skills”, Proceedings ICMSE 2015 21 B. Hartati, “Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, 2010, h.128-132.
-
5
dapat mempermudah pemahaman materi secara baik serta meningkatkan
kemampuan analisis siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan mengusung judul
penelitian Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Alat Peraga
Flying Water terhadap Kemampuan Analisis Siswa pada Konsep Gerak
Parabola. Penggunaan pendekatan dan media ini diharapkan dapat menjadi
solusi dalam memudahkan siswa memahami materi gerak parabola,
meningkatkan minat serta kemampuan menganalisis.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan, antara lain:
1. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif.
2. Pendekatan saintifik yang digunakan saat ini belum mampu meningkatkan
kemampuan menganalisis siswa.
3. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran fisika menjadi faktor
pemicu sulitnya memahami materi fisika.
4. Kompetensi yang harus dimiliki siswa pada tiap materi paling banyak adalah
kemampuan menganalisis.
5. Kemampuan analisis siswa rendah.
C. Batasan Masalah
Penulis mambatasi penelitian ini pada:
1. Kemampuan yang diukur adalah kemampuan analisis siswa sesuai dengan
Taksonomi Bloom versi Anderson dan Krathwohl ranah kognitif yaitu
menganalisis (C4) dengan tiga indikator, antara lain membedakan,
mengatribusikan, dan mengorganisasikan.
2. Konsep yang diteliti adalah gerak parabola pada Kompetensi Dasar (KD)
3.5
3. Alat peraga yang digunakan merupakan alat sederhana yang bisa
didapatkan dari barang bekas, alat ini digunakan untuk mengamati
-
6
fenomena gerak parabola pada air, mengukur besarnya jarak tempuh, sudut
elevasi dan ketinggian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Apakah pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga flying water
memiliki pengaruh terhadap kemampuan analisis siswa?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan menganalisis siswa setelah diberi
perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbantuan
media alat peraga flying water?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pendekatan saintifik berbantuan media
alat peraga flying water yang digunakan dalam pembelajaran fisika pada
konsep gerak parabola?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga
flying water terhadap kemampuan analisis siswa.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan menganalisis siswa setelah diberi
perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbantuan
media alat peraga flying water
3. Mengetahui respon siswa terhadap pendekatan saintifik berbantuan media
alat peraga flying water yang digunakan dalam pembelajaran fisika pada
konsep gerak parabola.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi alternatif media selain yang biasa
digunakan seperti buku, LKS dan power point.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat, motivasi dan
pemahaman terkait konsep gerak parabola.
-
7
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
meningkatkan kemampuan siswa pada materi fisika lainnya.
-
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan untuk memperoleh pengetahuan
yang didasarkan pada struktur logis.1 Pendekatan saintifik dilakukan secara ilmiah
yang mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning). Penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas.2
Pendekatan saintifik memberikan kesempatan kepada siswa secara luas untuk
melakukan eksplorasi dan elaborasi materi yang dipelajari serta
mengaktualisasikan kemampuannya melalui proses pembelajaran yang
dirancang.3 Pendekatan saintifik dapat mengarahkan siswa menjadi lebih aktif,
memudahkan siswa untuk dapat mengkaji apa yang sudah dipelajari, dan
mempengaruhi hasil belajar siswa.4
b. Kriteria Pembelajaran Saintifik
Terdapat lima kriteria pembelajaran saintifik, yaitu:5
Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika.
Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa dengan alur
berpikir logis.
1 Erick Yolanda, dan Dadan Suryana,” Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Padang, 2018 2 Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo: Nizam
Learning Center, 2015), cet. 1, h. 51 3 Rusman, Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2017), cet. 1, h. 422 4 Eni Rusiyanti,” Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS Kelas VIII E di SMP Negeri 24 Surabaya”, Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 4, No.
3, 2016. 5 Rusman, Op.Cit, h. 421
-
9
Memdorong dan menginspirasi siswa untuk meningkatkan kemampuan
kognitif.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
dalam penyajiannya.
c. Langkah Pembelajaran Saintifik
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik:6
Mengamati
Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang
relevan dengan apa yang dipelajari.
Menanya
Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang diketahui maupun tidak
diketahui terkait fenomena yang diamati.
Mengeksplorasi
Siswa mengumpulkan data melalui eksperimen, mengamati objek, membaca
buku pelajaran, wawancara, dan sebagainya.
Mengasosiasi
Siswa menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan.
Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka ke
kelas secara lisan dan/atau tertulis maupun melalui media lain.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media bentuk jamak dari kata perantara (medium), atau pengantar informasi
dari pengirim ke penerima informasi.7 Media merupakan segala bentuk yang
6 Iwan Wijaya, Professional Teacher: Menjadi Guru Profesional (Sukabumi: CV Jejak,
2018), cet. 1, h. 93-95
-
10
digunakan untuk proses penyaluran informasi.8 Media yang sering diganti
dengan kata mediator adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan
dalam dua pihak dan mendamaikannya.9 Dari definisi-definisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan semua bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat
sehingga semua yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Apabila media
itu membawa pesan-pesan atau informasi yang berkaitan dengan proses
pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran.10
b. Ciri-Ciri Media Pendidikan
Terdapat tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan, yaitu:11
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Kemampuan untuk mentransformasikan suatu kejadian atau objek. Kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu
dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
7 Arief S. Sardiman, Media Pendidikan, Pengertian, pengembangan dan
Pemanfaatannya.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h 6. 8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2010), cet. 13, h.3. 9 Azhar Arsyad,loc cit 10 Azhar Arsyad Ibid.h.4. 11 Azhar Arsyad Ibid.h.12.
-
11
3. Ciri Distributif (Distributive Property)
Kemampuan media untuk mentransformasikan suatu objek kejadian melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada mayoritas siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.
c. Manfaat Media dalam Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran sebagai berikut:12
1. Penyampaian materi dan konsep dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran jelas dan menarik
3. Interaktif
4. Efisiensi waktu dan tenaga
5. Kualitas hasil belajar meningkat
6. Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja
7. Pelajaran yang abstrak menjadi konkret
8. Mengatasi keterbatasan indera manusia
9. Mengatasi kendala ruang dan waktu
10. Mengubah peran pembelajar ke arah yang lebih positif dan produktif
3. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk
memperagakan materi pelajaran. Alat peraga merupakan media pembelajaran
yang mengandung atau membawa konsep-konsep dari materi yang dipelajari.13
Artinya alat peraga merupakan alat pengajaran yang digunakan guru selama
proses pembelajaran untuk menambah informasi, merangsang minat siswa serta
memperjelas sesuatu yang abstrak menjadi konkret dan ini menambah
pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
12 Iwan Falahudin, Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran, Jurnal Lingkar Widyaiswara,
Edisi1 No.4,Desember 2014. 13 Erwan Afriyanto, “Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga pada
MateriHukumBiot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten”, JRKPF UAD, Vol.2 No.1, April
2015, h. 21.
-
12
Dalam memilih serta menggunakan alat peraga harus tepat dan baik sesuai
dengan fungsi kerjanya, seperti tujuan pengajaran yang ingin dicapai,
ketepatgunaan, keadaan siswa, ketersediaan, mutu dan biaya.14 Bukan hanya
tepat guna tetapi biaya pun menjadi pertimbangan baik atau tidaknya suatu alat
peraga, karena semakin murah dan sederhana maka akan memudahkan guru
untuk mendapatkan alat peraga tersebut.
b. Alat Peraga Flying Water
Alat peraga ini dinamakan dengan flying water. Flying Water daimbil dari
kata flying yang berarti sedang terbang dan water yang berarti air. Penggunaan
nama flying water karena air yang keluar melalui nozzle terlihat seperti air yang
sedang terbang. Alat peraga yang dibuat dapat menggambarkan konsep-konsep
dari gerak suatu benda yang membentuk lintasan gerak parabola dengan
hubungan antara sudut elevasi terhadap jarak jangkauan terjauh dan titik
tertinggi pada lintasan gerak parabola. Air digunakan sebagai penggambaran
lintasan, apabila diberikan sudut elevasi yang berbeda-beda akan berpengaruh
terhadap jarak jangkauan dan titik tertinggi dari gerak sehingga membentuk
lintasan setengah lingkaran atau disebut lintasan parabola. Desain alat peraga
flying water dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1
Alat Peraga Flying Water
14 Usman,Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h 15.
-
13
Bagian-bagian pada alat peraga tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Bagian-Bagian Alat Peraga Flying Water
Bagian-Bagian Alat Peraga Kegunaan
1. Rel Presisi Jalur corong agar mudah bergerak
2. Busur dan Penyangga Nozzle Mengukur sudut elevasi
3. Corong dan Penyangga Corong Menerima pancuran air yang datang dari
nozzle
4. Nozzle Mengubah terkanan dan kecepatan serta
memancarkan air
5. Sirkulasi Pompa Air Menarik air yang ada pada talang air
6. Talang Air Menyimpan air
7. Penyangga Rel 1 Menyangga rel 1 tepat pada posisinya
8. Penyangga Rel 2 Menyangga rel 2 tepat pada posisinya
9. Pengubung Penyangga Nozzle Menghubungkan nozzle dan penyangga
rel
10. Penggaris Mengukur ketinggian
Alat peraga di atas dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah
untuk ditemukan, seperti spidol whiteboard dan tutup pulpen sebagai nozzle,
talang air, kerangka gorden, pompa air akuarium, baja ringan, corong, dan
penggaris. Alat peraga flying water digunakan untuk memvisualisasikan
fenomena gerak parabola pada air, mengukur besarnya jarak, sudut elevasi, dan
ketinggian maksimum.
4. Kemampuan Berpikir Analisis
Kemampuan Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi
menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara setiap
bagian dan struktur keseluruhannya.15 Kemampuan menganalisis merupakan
kemampuan awal yang perlu dikembangkan untuk mencapai kemampuan
berpikir kritis.16 Kemampuan analisis sendiri termasuk dalam Taksonomi Bloom
15 Lorin W Anderson and Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,
dan Asesmen (RevisiTaksonomi Pendidikan Bloom), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar ,2010), h. 120 16 Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, dan Andreas Priyono, “Pengaruh Pendekatan Problem-
Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Kemampuan Analisis” , Unnes
Journal of Biology Education, Vol.1 ,2013, h. 18.
-
14
yang selama ini dipegang sebagai pedoman dalam menyusun tingkat kerumitan
pembelajaran di berbagai tingkat dan untuk berbagai pelajaran. Berdasarkan
Taksonomi Bloom versi Anderson dan Krathwohl kemampuan analisis berada
pada tingkatan dimensi kognitif, yaitu pada tingkatan keempat (C4) setelah
mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.
Tindakan menganalisis dimengertikan sebagai tindakan memecah-mecah
suatu gugus data menjadi beberapa bagian, kemudian mengaitkan bagian-bagian
itu dalam suatu hubungan yang bermakna dan bermanfaat untuk memecahkan
masalah. Tujua-tujuan pendidikan yang diklasifikasikan dalam menganalisis
mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan informasi yang relevan
atau penting (membedakan), menentukan cara-cara untuk menata potongan-
potongan informasi tersebut (mengorganisasikan), dan menentukan tujuan di
balik informasi itu (mengatribusikan).17
Proses-proses kognitif yang termasuk dalam ranah kemampuan analisis, yaitu:
1) Membedakan (differentiating).
Membedakan (differentiating), yakni melibatkan proses memilah-milah
bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah konsep. Membedakan
terjadi sewaktu siswa mendeskriminasikan informasi yang relevan dan tidak
relavan, yang penting dan tidak penting, dan kemudian memerhatikan informasi
yang relevan atau penting. Kata kerja operasional pada indikator membedakan,
yakni menyendirikan, menemukan, memilah, memfokuskan, dan memilih.18
2) Mengorganisasikan (organizing).
Mengorganisasikan (organizing), yakni melibatkan proses mengidentifikasi
elemen-elemen atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen ini
membentuk sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisasi, siswa
membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antarpotongan
informasi. Pada pembelajaran, siswa belajar menganalisis laporan-laporan
17 Lorin W Anderson and Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,
dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar ,2010) ,h. 121 18 Ibid, h. 121
-
15
penelitian berdasarkan 4 hal, yakni hipotesis, metode, data, dan kesimpulan.
Kata kerja operasional pada indikatir mengorganisasikan, yakni menstrukturkan,
memadukan, menemukan koherensi, membuat garis besar, mendeskripsikan,
dan menelaah19
3) Mengatribusikan (attributing).
Mengatribusikan (attributing), yakni ketika siswa dapat menentukan sudut
pandang, pendapat, nilai, dan tujuan dibalik komunikasi atau informasi.
Mengatribusikan melibatkan proses dekonstruksi, yang di dalamnya siswa
menentukan tujuan pengarang suatu tulisan yang diberikan oleh guru. Kata kerja
operasional pada indikator mengatribusikan, yakni mendekonstruksi,
memnentukan, mendiagnosis, dan memprediksi. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan analisis merupakan kemampuan yang harus
siswa miliki dan dapat meningkat jika kemampuan dasar yang dimiliki pada
tingkatan sebelumnya sudah dikuasai seperti mengingat, memahami, dan
mengaplikasikan.20
Penggunaan alat peraga akan membantu dalam merangsang daya pikir dan
nalar siswa. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan menganalisis ataupun
berpikir tingkat tinggi lainnya. Kemampuan daya pikir yang berkembang akan
meningkatkan kualitas berpikir yang lebih tinggi, maka kemampuan
intelegensinya pun tinggi, seperti kemampuan reasoning, berpikir deduktif,
berpikir induktif, berpikir analitis, berpikir kreatif, kemampuan memecahkan
masalah, dan kemampuan tingkat tinggi lainnya.21
19 Ibid, h. 122 20 Ibid, h 124 21E. Rosalin, Guru dalam Meningkatkan Daya Pikir Siswa, Jurnal Manajemen Pendidikan
No.01, April (2008)
-
16
5. Kajian Materi Gerak Parabola
Gerak peluru (proyektil) adalah suatu benda yang diberi kecepatan awal
kemudian menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi dan hambatan udara.22 Gerak proyektil merupakan salah satu
jenis gerak dua dimensi yang memiliki percepatan konstan, dengan , dan
.23 Gerakan proyektil dipersulit oleh hambatan udara, gerakan bumi, dan
variasi percepatan karena gravitasi. Dalam gerakan proyektil, komponen
horizontal dan vertikal gerakan ini adalah saling bebas. Gerak ini tak punya
hubungan dengan gerak vertikal bola begitupun sebaliknya gerak vertikal tak ada
hubungan dengan gerak horizontal.24
a. Jenis – Jenis Gerak Parabola
Dalan kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak parabola:
1) Gerak benda berbentuk parabola, ketika diberikan kecepatan awal dengan
sudut elevasi terhadap garis horizontal dan vertikal. Seperti gerakan bola yang
ditendang pemain sepak bola, gerakan bola basket yang dilemparkan ke dalam
22 D. Young, Hugh dan Roger A. Freedman, Fisika Universitas Jilid 1, (Jakarta:
Erlangga,2002), h 68. 23 Serway, Jewett.Fisika untuk Sains dan Teknik. (Jakarta: Salemba Teknika,2014), h.148. 24 Tipler,Paul A, Fisika untuk Sains dan Teknik, (Jakarta:Erlangga, 1998),h. 65.
-
17
keranjang, gerakan bola tenis, gerakan bola volley, gerakan lompat jauh, dan
gerakan peluru atau rudal yang ditembakkan dari permukaan bumi.
2) Gerakan benda ketika diberikan kecepatan awal pada ketinggian tertentu
dengan arah sejajar horizontal. Salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari
gerakan benda yang dilemparkan ke bawah dengan menggunakan pesawat
dari ketinggian tertentu.
Lintasan dari sebuah gerak parabola yang dilontarkan pada x0 = 0 dan y0 = 0
dengan kecepatan awal v0 dengan hambatan udara diabaikan. Komponen
kecepatan horizontal tetap konstan, namun komponen kecepatan vertikal berubah
secara simulatan.25 Lintasan gerak parabola dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut
Gambar 2.2
Lintasan Gerak Parabola26
b. Persamaan Kecepatan pada Gerak Parabola
Pada sebuah partikel yang diluncurkan dengan suatu kecepatan awal yang
mempunyai komponen vertikal dan horizontal relatif terhadap titik asal yang
tetap. Jika diambil sumbu vertikal y dengan arah positif ke atas dan sumbu
horizontal x dengan arah positif searah komponen horizontal awal kecepatan
proyektil maka percepatan proyektil:27
dan
25 Halliday & Resnick, Principles of Physics Ninth Edition International Student Version,
(Jakarta : Erlangga,2010), h.66-67. 26 Kresnoadi, Rumus Gerak Parabola, diakses pada http://.ruangguru.com/rumus-gerak-
parabola . 20 Agustus 2018 pukul 17.25 wib 27 Tipler Paul .A., op.cit., h. 66.
http://.ruangguru.com/rumus-gerak-parabolahttp://.ruangguru.com/rumus-gerak-parabola
-
18
Jika diluncurkan sebuah proyektil dari titik asal dengan kelajuan dengan
sudut terhadap sumbu horizontal. Jadi kecepatan awal mempunyai komponen
Karena tidak ada percepatan horizontal, komponen x kecepatan adalah konstan:
Komponen y berubah dengan waktu sesuai dengan
Jadi komponen perpindahan proyektil adalah
c. Jarak horizontal dan tinggi maksimum proyektil
Gambar 2.3 Sebuah benda diluncurkan di atas permukaan datar dari titik asal O28
Terdapat dua titik A dan B, titik A merupakan titik puncak h (ketinggian
maksimum) dan B merupakan jarak horizontal R (jangkauan terjauh).
Nilai ketinggian maksimum h dapat ditentukan dengan memperhatikan bahwa di
titik puncak dengan menggunakan persamaan di bawah ini:29
28 Serway, Jewett, Fisika untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Salemba Teknika.2014), h. 127 29 Ibid h. 127-128.
-
19
Dengan mensubstitusikan persamaan ini ke dalam persamaan y dan mengganti y
dengan h, diperoleh persamaan untuk h dengan menghubungkannya dengan besar
dan arah vektor kecepatan awal:
Jangkauan R adalah posisi horizontal proyektil pada suatu waktu yang merupakan
dua kali waktu yang dibutuhkannya untuk mencapai puncak, yaitu pada waktu
dan menetapkan , kita peroleh
d. Menghitung Waktu untuk Mencapai Ketinggian Maksimum
Saat benda berada di puncak, maka berdasarkan gerak vertikal ke atas diperoleh
waktu untuk mencapai titik tertinggi, yaitu :30
Karena kecepatan pada saat berada di puncak adalah 0 maka
Sehingga diperoleh
30 Staff UNY. Materi Mekanika Gerak Parabola dan Gerak Melingkar diakses dari
http://www.staff.uny.ac.id pada tanggal 6 Agustus 2018 pukul 11.25 WIB.
http://www.staff.uny.ac.id/
-
20
6. Penelitian yang Relevan
1 B. Hartati dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga
Gaya Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
SMA”. Penelitian ini menggunakan sampel 34 siswa di SMAN 2
Pekalongan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan alat peraga gaya gesek
yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa dan hasilnya berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.31
2 Jurnal Affa Ardhi Saputri and Insih Wilujeng, (2017) yang berjudul,
“Developing Physics E-Scaffolding Teaching Media to Increase the
Eleventh-Grade Students’ Problem Solving Ability and Scientific Attitude”.
Penelitian ini menggunakan sampel 24 siswa untuk uji coba terbatas dan 48
siswa untuk uji lapangan di SMAN 2 Wonosari. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui efektivitas media yang dikembangkan dan meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
media yang digunakan mendapat respon positif dari siswa dan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dilihat dari nilai N-Gain
kelas kontrol dan kelas eksperimen yang signifikan.32
3 Ahmad Jahrudin dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan Alat Peraga
Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis
Siswa”. Penelitian ini dilaksanakan di MA Pembangunan UIN Jakarta.
Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan alat peraga rotation timer
dan roda fleksibel untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan analisis siswa dapat meningkat
dengan menggunakan alat peraga sebagai penunjang pembelajaran
31 B. Hartati, “Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, 2010, h.128-132.
32 Affa Ardhi Saputri and Insih Wilujeng, “Developing Physics E-Scaffolding Teaching
Media to Increase the Eleventh-Grade Students’ Problem Solving Ability and Scientific
Attitude”,International Journal Of Enviromental & Science Education, Vol.12, No.4 , 2017
-
21
khususnya pada indikator membedakan, mengorganisasikan dan
mengatribusikan.33
4 Jurnal Joni Rokhmat, (2015) yang berjudul, “Device Development of
Physics Learning with Scientific Approach and the 5E (Engage, Explore,
Explain, Elaborate, Evaluate) Learning Cycle Model to Increase Student’s
Life Skills”. Penelitian ini dilakukan di Kelas X MA 2 Lombok Barat.
Bertujuan untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran yang
dikembangkan dan untuk meningkatkan Life Skill’s siswa. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa media ini efektif dan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa yang terintegrasi dengan life skill’s siswa dilihat dari beberapa
uji validasi yang dilakukan serta respon siswa terkait media tersebut.34
5 Adam Wicaksana dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Alat
Peraga pada Materi Gerak Parabola untuk Melatih Keterampilan Proses
Sains Siswa”. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 87 dan SMAN 29
Jakarta dengan sampel 78 siswa. Tujuan penelitian untuk mengembangkan
alat peraga yang mampu melatih keterampilan proses sains siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa alat peraga gerak parabola sangat efektif
untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran.35
6 Jurnal Loo Kang Wee, (2012) yang berjudul, “Using Tracker as a
Pedagogical Tool for Understanding Projectile Motion”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas media Tracker dalam pembelajaran
gerak parabola. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media tracker dalam pembelajaran dapat membuat siswa
33 Fathiah Alatas, Diah Mulhayatiah, dan Ahmad Jahrudin, “Penggunaan Alat Peraga
Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa”, Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran IPA, 2015, h.60. 34 Juni Rokhmat, “Device Development of Physics Learning with Scientific Approach and the
5E (Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate) Learning Cycle Model to Increase Student’s
Life Skills”, Proceedings ICMSE 2015 35 Adam Wicaksana, “Pengembangan Alat Peraga pada Materi Gerak Parabola untuk Melatih
Keterampilan Proses Sains Siswa”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017, h.154.
-
22
aktif tidak hanya guru yang berperan, pembelajaran lebih menyenangkan,
pemahaman terkait gerak parabola mendalam dan meningkat.36
B. Kerangka Berpikir
Pelajaran fisika dikalangan siswa telah berkembang kesan yang kuat bahwa
fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik untuk
dipelajari. Berdasarkan pemberian angket siswa, bahwa 76% dari 247 Siswa
merasa bosan dan sulit memahami konsep yang masih abstrak jika proses
pembelajaran dilakukan hanya dengan mendengarkan dan mencatat penjelasan
yang guru sampaikan.
Proses pembelajaran fisika dengan menggunakan metode ceramah membuat
siswa menjadi pasif dan bila selalu digunakan akan membosankan. Bahkan bila
seorang guru lebih senang menggunakan model pembelajaran satu arah
(ceramah), akan menurunkan minat, gairah atau semangat belajar siswa, dan
membekukan penalarannya. Anak akan terkondisikan tidak terbiasa berpikir dan
memecahkan masalah. Dampak dari belajar hanya sebatas menghapal
mengakibatkan siswa kurang memiliki keterampilan menganalisis dan
memecahkan masalah.
Kemampuan berpikir seperti pada kemampuan menganalisis, kemampuan
mengevaluasi, dan kemampuan mencipta dalam memecahkan masalah
dibutuhkan dalam kehidupan, baik dilingkungan pekerjaan, maupun masyarakat
terutama pada abad ke-21. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan
berpikir pada orde lebih tinggi.
Bila ditinjau dari kompetensi dasar yang paling banyak harus dipenuhi pada
setiap materi yang ada di SMA/MA khususnya pada pelajaran fisika kelas X,
XI, dan XII salah satunya adalah kompetensi pengetahuan, yakni kemampuan
menganalisis (C4). Pada bagian kompetensi inti 3 dan kompetensi 4 khususnya
pada 3.5, yaitu gerak parabola. Pada materi gerak parabola kegiatan
pembelajaran harus menggunakan media dalam proses pembelajaran serta
36 Loo Kang Wee, “Using Tracker as a Pedagogical Tool for Understanding Projectile
Motion”. Physics Education Vol 47 No.4, 2012
-
23
kompetensi yang harus dipenuhi adalah menganalisis gerak parabola dengan
menggunakan vektor, berikut makna fisisnya dan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kurangnya kemampuan menganalisis siswa juga bukan hanya diakibatkan
oleh metode pengajaran tetapi juga diakibatkan oleh sarana dan media
pembelajaran yang terbatas. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran
fisika menjadi faktor pemicu sulitnya memahami materi fisika. Mata pelajaran
fisika membutuhkan metode eksprerimen atau demonstrasi dan ini perlu
didukung oleh sarana alat-alat praktikum yang memadai. Namun bukan berarti
keterbatasan ini akan menjadi alasan bagi guru untuk menerima kenyataan apa
adanya.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan
penggunaan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan, minat, dan motivasi siswa serta meningkatkan pemahaman siswa
terkait materi. Dalam pelajaran fisika cukup banyak materi yang membutuhkan
penanganan yang tepat agar siswa dapat memahaminya lebih baik, yaitu dengan
menggunakan media dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi yang
dapat memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. Bentuk dari media
pembelajaran adalah alat peraga.
Alat peraga fisika akan mempermudah siswa dalam memahami konsep
yang terkandung dalam materi fisika serta mempelajari suatu konsep yang
abstrak menjadi lebih konkret. Dengan alat peraga siswa dapat menemukan dan
bereksperimen secara aktif sehingga siswa menjadi lebih semangat dan
termotivasi dalam belajar tidak hanya mendengarkan informasi secara verbal.
Penggunaan alat peraga flying water sebagai media pembelajaran ini
diharapkan dapat membuat siswa semangat, termotivasi untuk ikut aktif serta
meningkatkan pemahaman siswa terkait gerak parabola menjadi lebih baik
sehingga kemampuan analisis siswa akan ikut meningkat. Berdasarkan
-
24
pemikiran di atas dapat dibuat bagan kerangka berpikir seperti pada Gambar 2.4
berikut:
Gambar 2.4
Kerangka Berpikir
Kemampuan Analisis Siswa masih tergolong Rendah
Perlu penggunaan pendekatan saintifik berbantuan media
pembelajaran berupa alat peraga flying water
Alat peraga membuat konsep gerak parabola dapat
divisualisasikan, siswa dapat ikut aktif dalam pembelajaran
sehingga siswa mudah untuk memahaminya
Kemampuan menganalisis siswa meningkat
1. Siswa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal pada
aspek menganalisis
2. Metode pembelajaran dengan hanya mendengarkan
dan mencatat penjelasan guru membuat siswa sulit
memahami dan bosan dalam belajar.
3. Keterbatasan sarana dan media dalam proses
pembelajaran khususnya pada konsep gerak parabola.
4. Kompetensi yang harus dimiliki siswa pada tiap
materi paling banyak adalah kemampuan
menganalisis.
-
25
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka
hipotesis pada penelitian ini, yaitu terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbantuan
media alat peraga flying water terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep gerak
parabola.
-
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2018/2019, bulan Oktober 2018 di MA Pembangunan UIN Jakarta yang terletak
di Jl. Ibnu Taimiah IV Komplek Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Tangerang Selatan.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment).
Metode ini memiliki kelompok kontrol yang tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.1 Desain penelitian yang digunakan, yaitu nonequivalent control
group design. Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.2
Hal pertama yang dilakukan sebelum diberikannya perlakuan adalah
pemberian pretest kepada kedua kelompok untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan dasar siswa terkait konsep gerak parabola. Kemudian kedua
kelompok diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen diberikan
perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbantuan
alat peraga flying water, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran secara konvensional seperti yang dilakukan di sekolah. Setelah
diberi perlakuan, kedua kelompok diberi posttest untuk mengetahui hasil dari
perbedaan perlakuan yang diberikan pada konsep gerak parabola. Desain
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. ke-22, h. 77
2 Ibid. h. 79
-
27
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design3
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1
X1 O2
Kontrol X2
Keterangan:
O1 = Pretest (tes awal) yang diberikan sebelum perlakuan, diberikan kepada
kelompok eksperimen dan kontrol.
O2 = Posttest (tes akhir) yang diberikan setelah perlakuan, diberikan kepada
kelompok eksperimen dan kontrol.
X1 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen, yaitu dengan
menggunakan pendekatan saintifik berbantuan alat peraga flying water
sebagai media pembelajaran.
X2 = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol, yaitu dengan
pendekatan saintifik berbantuan media PhET.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya
hendak diuji.4 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di MA
Pembangunan UIN Jakarta dengan populasi targetnya adalah seluruh siswa
kelas X MIA di sekolah tersebut tahun ajaran 2018/2019.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi.5 Sampel pada
penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 sebagai kelompok eksperimen dan
siswa kelas X MIA 1 sebagai kelompok kontrol. Teknik sampling yang
digunakan, yaitu purposive sampling, teknik penentuan sampel dengan
3 Loc cit. 4 Pengestu Subagyo dan Djarwanto, Statistika Induktif, (Yogyakarta: BPFE, 2009), Cet. ke-2,
h. 93. 5 Loc cit.
-
28
pertimbangan tertentu.6 Penggunaan sampling ini agar siswa pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen memiliki karakteristik yang hampir sama.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau penyebab timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau timbul karena adanya variabel
bebas7. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yakni:
Variabel bebas (independen) : Pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga
fliying water
Variabel terikat (dependen) : Kemampuan analisis siswa
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan meliputi studi
pendahuluan, studi literatur maupun studi lapangan yang berkaitan dengan objek
penelitian dan perencanaan tindakan yang akan dilakukan. Tahap pelaksanaan
berupa penggunaan pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga flying
water pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Tahap akhir, yaitu analisis data dan penarikan kesimpulan untuk menentukan
adakah pengaruh alat peraga flying water terhadap kemampuan analisis siswa.
Prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. ke-22, h. 124. 7 Ibid., h.60
-
29
Tabel 3.2
Prosedur Penelitian
TAHAP PERSIAPAN
Studi
Pendahulu
an (Studi
Literatur,
Wawancar
a guru, dan
Angket
Siswa)
Merumusk
an
Masalah,
Menentuka
n Materi
dan
Schedule
Time
Membuat Alat
Peraga,Instrum
en Tes dan
Nontes
Menyusun
RPP.
Menyelesaik
an Surat Izin
Validasi
Instrumen
Media dan
Instrumen
Tes serta
Surat Izin
Penelitian
Melakuk
an Uji
Validasi
Instrume
n Tes dan
Media
Alat
Peraga.
TAHAP PELAKSANAAN
Pretest
Proses Pembelajaran
menggunakan
Pendekatan Saintifik
berbantuan Media Alat
Peraga Flying Water
Posttest
TAHAP AKHIR
Menganalisis Data Hasil dan
Menguji Hipotesis Penelitian Penarikan Kesimpulan Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
pemberian pretest-postest. Pemberian pretest untuk mengetahui kemampuan
awal siswa terkait konsep gerak parabola sedangkan pemberian posttest untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan analisis siswa setelah pemberian
-
30
perlakuan. Pretest-posttest ini merupakan butir soal pilihan ganda ranah kognitif
C4 Taksonomi Bloom versi Anderson dan Krathwohl.
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes Kemampuan Menganalisis
Instrumen yang diberikan dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 14 soal
yang disusun berdasarkan indikator pada kemampuan analisis C4 pada Taksonomi
Bloom versi Anderson dan Krathwohl. Terdapat 3 indikator menganalisis antara
lain, membedakan, mengatribusikan dan mengorganisasikan. Soal-soal tersebut
sudah melalui tahap validasi oleh ahli materi dan uji validitas maupun reliabilitas
agar soal tersebut tepat untuk mengukur kemampuan analisis siswa. Kisi-kisi dari
butir soal kemampuan menganalisis dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Menganalisis8
Indikator
Pembelajaran
Aspek Kemampuan Menganalisis (C4) Jumlah
Soal Membedakan Mengorganisasikan Mengatribusikan
Mengidentifikasi
besaran-besaran pada
gerak parabola
1*
3 8*
14*
Menentukan nilai
besaran-besaran pada
gerak parabola
2
5
3
5
6*
7*
Menganalisis
hubungan sudut
elevasi terhadap
ketinggian maksimum
4*
3 10
12*
Menganalisis
hubungan sudut
elevasi terhadap jarak
terjauh
9
3 11*
13*
Keterangan: *Butir soal yang valid
8 Lorin W Anderson and Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,
dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom), (Yogyakarta : Pustaka Pelajar ,2010) ,h. 101
-
31
2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner atau
angket. Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan
kepada orang lain untuk diisi berhubungan dengan yang sudah dialami agar dapat
diketahui tentang pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat orang tersebut
terhadap suatu hal.9 Angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan model
skala Likert. Alternatif jawaban yang digunakan dalam angket ini adalah Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No Indikator Angket Pernyataan
Jumlah Soal Positif Negatif
1
Respon siswa terhadap
pelajaran fisika dan metode
guru
1 2 2
2
Penggunaan alat peraga flying
water pada proses
pembelajaran
3,5 4,6 4
3
Kesesuaian alat peraga flying
water dengan materi yang
diajarkan
7,9 8,10 4
4 Kemudahan penggunaan alat
peraga flying water 11 12 2
Jumlah Soal 6 6 12
H. Kalibrasi Instrumen
Dilakukan uji instrumen terlebih dahulu sebelum penelitian berlangsung,
diantaranya melalui:
1. Uji Validitas
9 Suharsimi Arikunnto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), h.42.
-
32
Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan
dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.10 Perhitungan validitas
menggunakan bantuan software Anates V4. Persamaan pearson pada uji
validitas dapat dilihat sebagai berikut:
})(}{)({
))((
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor tiap butir soal
Y = skor total butir soal
n = jumlah siswa
Uji validitas perlu dilakukan dengan membandingkan hasil rxy yang didapat
dari software Anates V4 dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dan terlebih
dahulu menentukan derajat kebebasan, yaitu dk = n-2. Jika rxy ≥ rtabel, maka
dapat dikatakan valid dan jika rxy < rtabel, maka dikatakan tidak valid. Acuan
penilaian validitas dari butir soal atau item dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut
ini:11
Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi (ST)
0,6 – 0,799 Tinggi (T)
0,4 – 0,599 Cukup (C)
0,2 – 0,399 Rendah (R)
0,00 – 0,199 Sangat Rendah (SR)
10 Ibid, h.79 11 V Suratna Sujarweni dan Poly Endrayanto , Statistika untuk Penelitian, ( Yogyakarta :
Graha Ilmu, 2012), h. 177.
-
33
Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 14
Jumlah Siswa 25
Nomor Soal yang Valid 1,4,6,7,8,11,12,13,14
Persentase Soal yang Valid 64,3%
Pada Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa jumlah soal yang diujikan kepada 25 siswa
sebanyak 14 butir soal. Jumlah butir soal yang valid sebanyak 9 soal dengan
persentase soal yang valid sebanyak 64,3%.
2. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf
reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
apabila diteskan berulang-ulang. Pada penelitian instrumen tes diuji tingkat
reliabilitasnya dengan menggunakan software Anates V4. Reliabilitas instrumen
diukur menggunakan rumus Kuder Richason (KR-20) sebagai berikut12:
2
2
111 S
pqS
n
nr
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
12 Ibid., h. 115
-
34
kemudian hasilnya diinterpretasikan dengan melihat kriteria interpretasi
indeks pada Tabel 3.7 di bawah ini:13
Tabel 3.7
Kriteria Interpretasi Indeks
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r11≤1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Sedang
0,20 < r11≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas Soal
r11 0,78
Kriteria Tinggi
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang
menjawab benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga
tidak terlalu sukar atau bisa dikatakan bahwa soal yang baik adalah soal dengan
kategori sedang. Untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan
rumus14 :
Keterangan:
P = tingkat kesukaran item soal
13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta, Rineka Cipta,
2010), Cet. ke-14, h.319 14Suharsimi.Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005) h.176.
-
35
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Pada penelitian ini besarnya taraf kesukaran diukur dengan menggunakan
software Anates V4 kemudian hasil indeks kesukaran dapat diartikan dalam
sebuah kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9
Kriteria Taraf Kesukaran15
Interval P Kriteria
0,00 P < 0,30 Sukar
0,30 P < 0,70 Sedang
0,70 P ≤ 1,00 Mudah
Hasil uji taraf kesukaran butir soal dengan menggunakan software Anates V4
dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.10
Hasil Uji Taraf Kesukaran
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Sukar 5 35,5%
Sedang 6 43%
Mudah 3 21,5%
Jumlah 14 100%
Pada tabel 3.10 dapat dilihat bahwa hasil uji taraf kesukaran dari 14 butir soal
yang diujikan terdapat 5 soal sukar dengan persentase 35,5%, 6 soal sedang
dengan persentase 43%, dan 3 soal mudah dengan persentase 21,5%.
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan yang berkemampuan kurang. Suatu soal yang
mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut dapat
15 Suharsimi Arikunnto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), h.225
-
36
membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Rumus yang
digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah16:
Keterangan:
: banyaknya peserta kelompok atas
: banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini:
Tabel 3.11
Kategori Daya Pembeda17
Daya Pembeda Kategori
Negatif Drop
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat Baik
Hasil uji daya pembeda instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini:
Tabel 3.12
Hasil Uji Daya Pembeda
Kategori Soal Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Buruk 1 7,3%
Cukup 4 28,5%
Baik 5 35,7%
16 Op.cit. h. 177. 17 Ibid. h.232
-
37
Sangat Baik 4 28,5%
Jumlah 14 100%
I. Teknik Analisis Data Tes dan Nontes
1. Teknik Analisis Data Tes
Pada saat akan melakukan teknik analisis data. Uji prasyarat harus
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan rumus statistik yang digunakan
dalam uji hipotesis. Uji prasyarat tersebut terdiri dari uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak.18 Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan uji Saphiro-Wilk berikut19:
2
Keterangan:
D = Coeffisient test Shapiro Wilk
= Angka ke n- i +1 pada data
= Angka ke-i pada data
α = Taraf signifikansi 5%
= Rata-rata data
G = Identik dengan nilai Z distribusi normal
= Konversi statistik Shapiro-Wilk pendekatan distribusi normal
18 Supranto dan Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian untuk Menyusun Skripsi,
Tesis, dan Disertasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 152. 19 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. ke-9, h.
312.
-
38
Pada penentuan kategori uji normalitas menggunakan uji shapiro-wilk nilai
G dibandingkan dengan probabilitasnya (p)tabel yang ada pada tabel shapiro-
wilk, untuk menentukan pengambilan keputusan dapat dilihat sebagai berikut:
Jika G > (p)tabel dengan α = 0,05, maka sampel berasal dari data terdistribusi
normal
Jika G < (p)tabel dengan α = 0,05, maka sampel berasal dari data terdistribusi
tidak normal
Penentuan kategori uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan
bantuan aplikasi IBM SPSS versi 23.0. dapat dilihat pada lampira C.4.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
sampel mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Terdapat dua uji
dalam pengujian homogenitas, yaitu Uji Bartlett dan Uji Levene. Uji Bartlett
digunakan untuk data populasi yang berdistribusi normal dan Uji Levene untuk
data populasi tak terdistribusi normal. Pada penelitian ini uji homogenitas
menggunakan aplikasi IBM SPSS versi 23.0 dengan langkah-langkah sebagai
berikut:20
1. Menetapkan hipotesis statistik
H0 = Hasil nilai kemampuan analisis siswa pada kedua kelompok data tidak
bervariasi (homogen)
Ha = Hasil nilai kemampuan analisis siswa pada kedua kelompok data
bervariasi (tidak homogen)
2. Suatu data dapat dikatakan homogen atau tidak dapat dilihat dari besarnya
nilai signifikansi yang dihasilkan
Jika Sig. > 0,05 (5%) maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa
tidak ada perbedaan varian nilai (homogen) dari kedua kelompok data
tersebut
20 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung : CV Andira
Bandung, 1998) h..297
-
39
Jika Sig. < 0,05 (5%) maka Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa
terdapat perbedaan varian nilai (tidak homogen) dari kedua kelompok data
tersebut
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang
sudah peneliti buat. Uji hipotesis dilakukan melalui data yang sudah
dikumpulkan pada saat melakukan penelitian dan diawali dengan melakukan uji
normalitas dan uji homogenitas. Hasil dari kedua uji prasyarat akan menentukan
jenis uji hipotesis yang akan dipakai. Uji hipotesis ini dilakukan dengan
berbantuan aplikasi SPSS 23 dengan langkah sebagai berikut:21
1. Menetapkan hipotesis penelitian:
H0: Hipotesis nol, pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga flying
water tidak berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep
gerak parabola.
Ha: Hipotesis alternatif, pendekatan saintifik berbantuan media alat peraga
flying water berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep
gerak parabola.
2. Untuk memutuskan kebenaran hipotesis penelitian yang sudah dibuat, dapat
dilihat dari nilai yang ditunjukkan oleh sig.(2-tailed)
Jika nilai signifikansi (2-tailed) ≤ 0,05 maka, H0 ditolak dan Ha diterima
Jika nila signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 maka, H0 diterima dan Ha ditolak
1) Data Terdistribusi Normal dan Homogen
Data yang terdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan anali