Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN
KARIR PEGAWAI PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA
KLAS IIA DI MEDAN
TESIS
Oleh
ROSMADIA 077019053/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
S
EK O L A
H
PA
SC A S A R JANA
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN
KARIR PEGAWAI PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA
KLAS IIA DI MEDAN
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemenpada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ROSMADIA 077019053/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
Judul Tesis : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan
Nama Mahasiswa : Rosmadia Nomor Pokok : 077019053 Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc) (Ir. Nazaruddin, MT) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur, (Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc) Tanggal lulus : 10 September 2009
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
Telah diuji pada
Tanggal : 10 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc
Anggota : 1. Ir. Nazaruddin, MT
2. Prof. Dr. Rismayani, SE, MS
3. Dr. Sutarman, M.Sc
4. Drs. Syahyunan, M.Si
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :
“PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PRESTASI
KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA DI MEDAN”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya, kecuali yang secara tertulis diacu dalam tesis ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar dan jelas.
Medan, Agustus 2009
Yang membuat pernyataan,
ROSMADIA
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan
Serta Prestasi Keja terhadap Pengembangan Karir Pegawai pada Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA di Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pendapat pegawai tentang pengaruh pelatihan dan pengembangan serta prestasi kerja
terhadap pengembangan karir pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas
IIA di Medan. Populasi penelitian berjumlah 76 orang yaitu seluruh pegawai. Metode
penelitian yang digunakan adalah sensus dengan jenis penelitian adalah deskriptif
kwantitatif dan sifat penelitian adalah penjelasan (explanatory). Untuk menjelaskan
hubungan antara Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja terhadap
Pengembangan Karir Pegawai di Lapas Wanita Klas II A di Medan digambarkan
dengan regresi berganda. Untuk pengujian hipotesis penelitian secara serempak
dilakukan uji F dan untuk pengujian hipotesis penelitian secara parsial digunakan
uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak maupun parsial
pelaksanaan pelatihan dan pengembangan serta prestasi kerja pegawai berpengaruh
signifikan positif terhadap peningkatan karir pegawai di Lapas Wanita Klas II A
Medan, dengan kontribusi kedua variabel sebesar 60,70%. Prestasi Kerja memberi
pengaruh lebih besar daripada Pelatihan dan Pengembangan. Telah disimpulkan
bahwa pegawai di Lapas Wanita Klas IIA Medan berpendapat bahwa prestasi kerja
adalah yang paling utama mempengaruhi pengembangan karir, meskipun pelatihan
dan pengembangan turut berpengaruh.
Kata kunci : Pelatihan dan Pengembangan, Prestasi Kerja dan Pengembangan Karir.
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
ABSTRACT A research has been conducted on the Influence of Training and Education, and Job
Performance on the Career of employees at the Womens Penitentiary Class II A in
Medan. The aim of the research was to know the perceptions of the employees
regarding the influence of training and education, and job performance on career
improvement. The research was a sensus to a population of 76 employees, The
research was a descriptive quantitative research of an explanatory type. The
relation ship between Training and Education and Job Performance, and Career
Improvement was explained by a multi regression equation. The hypothesis was
tested by testing the variables simultaneously using the F-test and separately using
the t-test. Results showed that both variables, Training and Education, and Job
Performance simultaneously influence Career Improvement signicantly positive,
with a contribution of 60,70%. Of the two variables, job performance has a greater
influence. It was concluded that the Perception of the employees at the Womens
Penitentiary Class II A Medan was that Job Performance is more important to
Career Improvement, although Training and Education has also its influence on it
Keywords : Training and Education , Job Performance, Career Improvement.
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Kekhususan Kebijakan Publik Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah : ”Pengaruh
Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja terhadap Pengembangan
Karir Pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA di Medan”
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak
memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H., Sp.A(K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.
3. Bapak Ir. Nazaruddin, MT, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.
4. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan sekaligus
sebagai Komisi Pembanding yang telah membimbing dan memberikan masukan
hingga selesainya penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr.Sutarman, M.Sc dan Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku Komisi
Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai di Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Kekhususan Kebijakan Publik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
7. Bapak Menteri Hukum dan HAM R.I serta Badan Pengembanagan Sumber Daya
Manusia yang telah memberikan bantuan secara materi maupun moril sehingga
terlaksananya program studi ini.
8. Bapak Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara
serta Kepala Divisi Administrasi dan Kepala Divisi Pemasyarakatan.
9. Ibu Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan serta seluruh
pegawai yang telah memberikan tempat dan banyak membantu penulis dalam
pengumpulan data sehingga terlaksananya penelitian dengan baik
10.Kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Almarhum H.Ahmad Purba Pohan dan
Ibunda Almarhumah Hj.Ramlah Sari Siregar serta keluarga
11.Secara khusus suami tercinta Ratmono serta ananda yang tersayang Aldino
Madiatmo atas kesabaran, motivasi, dan do’a yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.
12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Kelas Kekhususan Kebijakan Publik di Program
Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis menempuh studi dan
penulisan tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca. Semoga kiranya Allah SWT selalu memberikan taufik dan rahmatnya
kepada kita semua. Amin.
Medan, Agustus 2009
Penulis,
ROSMADIA
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
RIWAYAT HIDUP N a m a : R O S M A D I A
N I M : 077019053
Tempat/Tanggal Lahir : Sibatangkayu / 18 Oktober 1967
Status Perkawinan : Kawin
Nama Suami : Ratmono
Nama Anak : Aldino Madiatmo
Alamat Rumah : Jalan Banten Baru Tanjung Gusta Medan
Alamat Kantor : Jalan Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri Sibatangkayu tamat Tahun 1979
SMP Negeri Siunggam Tamat Tahun 1982
SMA Negeri Gunung Tua Tamat Tahun 1985
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Al-Hikmah di Medan Tamat Tahun 2005
Sekarang sedang melanjutkan Perkuliahan pada Pascasarjana USU program studi
Ilmu Manajemen Kekhususan Kebijakan Publik
Riwayat Pekerjaan :
Mulai bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan sejak tahun
1986 sampai sekarang
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
1.5. Landasan Teori dan Kerangka Berpikir ................................ 5
1.6. Hipotesis ............................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................. 9
2.2. Pelatihan dan Pengembangan ............................................... 11
2.2.1. Tahap-tahap Pelatihan dan Pengambangan .............. 13
2.3. Penilaian Prestasi kerja .......................................................... 14
2.3.1. Penilaian Prestasi Kerja Berdasarkan Job Desciption.................................................................. 17
2.4. Pengembangan karir ............................................................. 19
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
2.4.1. Faktor-faktor berpengaruh pada Pemilihan Karir menurut Diagram T.Watson .................................... 23
2.4.2. Tahapan-Tahapan berkarir ....................................... 24
2.4.3. Perencanaan Karir .................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 29
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 29
3.2. Metode Penelitian ................................................................. 29
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................. 29
3.4. Cara Pengumpulan Data ....................................................... 30
3.5. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 30
3.5.1. Data Primer ............................................................... 30
3.5.2 Data Skunder ............................................................. 30
3.6. Identifikasi Variabel ............................................................. 31
3.7. Definisi Operasional Variabel .............................................. 31
3.7.1. Skala Ukur................................................................ 32
3.8. Model Analisis Data ............................................................. 33
3.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Penelitian ................ 33
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................. 36
3.9.1. Uji Validitas ............................................................ 36
3.9.2. Uji Reliabilitas Instrumen ........................................ 40
3.10. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 42
3.10.1. Uji Normalitas .......................................................... 42
3.10.2. Uji Multikolinearitas ................................................ 42
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ............................................. 43
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 44
4.1. Gambaran Umum Lapas Wanita Klas II A Medan .............. 44
4.1.1. Visi dan Misi Lapas Wanita Klas II A Medan .......... 45
4.1.1.1. Visi ............................................................. 45
4.1.1.2. Misi............................................................. 45
4.1.1.3. Tujuan Lapas .............................................. 45
4.2. Karakteristik Responden ........................................................ 47
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 47
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.............. 48
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 48
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasrkan Masa Kerja ..... 49
4.2.5. Sumber Daya Manusia Lapas Wanita Klas II A Medan......................................................................... 49
4.2.6. Kriteria Penelitian DP3 .............................................. 50
4.3. Analisis Deskripsi Variabel .................................................... 52
4.3.1. Jawaban Responden Atas PertanyaanVariabel .......... 52
4.3.2. Jawaban Responden Atas Petanyaan Variabel Prestasi Kerja ............................................................. 54
4.3.3. Jawaban Responden Atas Pertanyaan Varabel Pengembangan Karir ................................................. 56
4.4. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ............... 58
4.4.1. Uji Normalitas ........................................................... 58
4.4.2. Uji Multikolinearitas ................................................. 61
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas .............................................. 62
4.5. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................... 63
4.5.1. Pengujian Hipotasis Secara Serempak ..................... 63
4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial .......................... 64
4.5.3. Koefisien Determinasi (R Square) Hipotesis Penelitian ................................................................... 65
4.6. Pembahasan ............................................................................ 66
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 70
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 70
5.2. Saran ....................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1. Matrik Variabel- Variabel Dalam Definisi Operasional ................. 33
3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Pelatihan dan Pengembangan ............ 37
3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Kerja ..................................... 38
3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Pengembangan Karir ......................... 39
3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................................... 41
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 47
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 48
4.3. Karekteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................... 48
4.4. Karekteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .......................... 49
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan................................... 50
4.6. Kriteria Penelitian DP3 ..................................................................... 51
4.7. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Pelatihan dan Pengembangan .................................................................................... 52
4.8. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Prestasi Kerja ................. 55
4.9. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengembangan Karir ..... 56
4.10. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian .......................................... 60
4.11. Hasil Uji Multikolonearitas Hipotesis Penelitian .............................. 61
4.12. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Penelitian ............................ 62
4.13. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak ..................................... 63
4.14. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial .......................................... 64
4.15. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Penelitian..................................... 65
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 8
1.2. Faktor-faktor Mempengaruhi Pemilihan Karir .................................. 23
4.1. Skema Struktur Organisasi Lapas Wanita Klas II A Medan .............. 46
4.2. Hasil Uji Normalitas Variabel ............................................................ 59
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner…………………………………………………………. 76
2. Variabel Pelatihan dan Pengembangan (X1)……………………… 82
3. Variabel Prestasai Kerja Pegawai X2)……………………………. 85
4. Variabel Pengembangan Kariri (Y)………………………………. 88
5. Hasil Uji Normalitas dan Regresi Berganda……………………… 91
Rosmadia : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Di Medan, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Medan adalah suatu perkantoran
yang memasyarakatkan kembali para narapidana ke masyarakat melalui sistem
pemasyarakatan. Kantor ini selain melayani langsung pada anak didik, juga melayani
organisasi Departemen Hukum dan HAM dalam tanggung jawab pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM).
Di dalam kegiatan sehari-hari pihak Sumber Daya Manusia (SDM)
melakukan pelayanan, membuat segala sesuatunya berjalan sesuai dengan tugas.
Pekerjaan administratif menjadi sangat penting termasuk membuat administrasi
bagaimana sumber daya manusia yang juga menjadi pelaku pelayanan dapat
berkembang dan bertumbuh dalam iklim yang efektif dan efisien. Untuk kegiatan
pelayanan multi aspek terutama pelayanan sumber daya manusia, pihak pimpinan
kantor memiliki program kerja pelatihan dan pengembangan.
Pelatihan dan Pengembangan yang sudah diberikan kepada pegawai seperti
Diklat Komputer, Kesamaptaan, Dasar-dasar Pemasyarakatan, Diklat Penjenjangan
(Diklatpim.Tk.III, Tk.IV) dan mengikuti perkuliahan dengan adanya pelatihan dan
pengembangan tersebut pimpinan berharap agar penyelesaian pekerjaan dan
pelayanan dapat lebih meningkat. Semua klien memerlukan pelayanan lebih cepat
dan dengan akurasi yang lebih tinggi. Pengembangan yang tidak dapat disangkal
9
kalau kantor pelayanan milik pemerintah dituntut bekerja keras meningkatkan
keterampilan serta pengetahuan dengan metode kerja yang lebih progresif.
Kebanyakan pegawai mereka pada masa awal canggung dan tidak siap dengan
peralatan khusus. Masalah lain yang terkait dengan kelambatan mereka mengadaptasi
teknologi baru menyelesaikan tugas dengan lebih mudah. Banyak yang kemudian
mengabaikan kesempatan berlatih tersebut karena mereka juga tidak melihat ada
manfaat segera terhadap penilaian prestasi dari atasan memberi efek terhadap
penghasilan sehari-hari. Tidak ada garansi kalau keberhasilan yang mereka peroleh di
dalam usaha mengadaptasi teknologi baru memberi dampak yang nyata pada sistem
bonus ataupun karir mereka. Pegawai yang berprestasi telah diusulkan untuk promosi
jabatan, namun kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai akibat
dari pengalaman yang dipersepsi secara beragam ini, ada variasi keterampilan yang
senjang ditampilkan oleh pihak pegawai. Ada sebagian yang antusias belajar,
kemudian memiliki keterampilan justru merasa dibebani oleh permintaan tolong dari
sejawatnya untuk mengerjakan tugas-tugas yang bukan miliknya sendiri.
Permasalahan di atas dipantau khusus oleh bagian Sumber Daya Manusia
(SDM), tetapi tidak memiliki suatu cara yang cukup kuat dapat memotivasi pihak
pegawai, karena mereka sendiri tidak melihat bahwa pengorbanan yang diberikan
pegawai dalam berlatih dapat menghasilkan kompensasi upah maupun jenjang karir
yang pasti. Ada pergunjingan yang kurang sehat dapat didengar : ”Untuk apa belajar
macam-macam sementara gaji tidak juga naik, lebih baik pikirkan cara lain cari uang
selepas jam kerja.”
10
Pihak Sumber Daya Manusia (SDM) melihat ada kondisi persepsi yang tidak
kondusif di benak kebanyakan pegawai dalam menghadapi usaha-usaha manajemen
meningkatkan keterampilan. Kepatuhan mengikuti pelatihan komputer misalnya tidak
dapat dikaitkan langsung dengan sistem kenaikan pangkat yang lebih baik. Banyak
yang menganggap masalah pelatihan hanya membuang-buang waktu dan energi.
Penyebaran informasi yang semakin dipadati dengan berita kemajuan
teknologi tidak banyak menjadi perhatian pihak pegawai yang sehari-harinya bekerja
menghadapi suasana yang monoton tanpa pengharapan dapat melakukan terobosan
dikantornya sendiri. Banyak kegiatan pelatihan yang pada awalnya diterima sebagai
yang menarik kemudian hambar di pertengahan jalan. Apakah sesungguhnya di
lingkungan Lapas Wanita Klas II A pengembangan karir itu sama sekali tidak terkait
dengan sistem penilaian terhadap individu dengan keterampilan kerja ?
Bila antusias mengikuti pelatihan kerja itu sendiri jarang dikaitkan langsung
dengan perolehan materi, prestasi kerja bagaimanapun logis dapat ditingkatkan bila
ada keterampilan yang sepadan. Apakah pihak pegawai juga berpendapat bahwa
sebenarnya prestasi kerja jarang memberi pengaruh bermakna pada kesempatan
meningkatkan karir ?
Bagaimanakah persepsi pegawai Lapas Wanita Klas II A Medan tentang
kaitan antara pelatihan dan pengembangan yang pernah diikuti, serta prestasi kerja
dan pengaruhnya dengan proses pengembangan karir yang ada di sana. Untuk
menjawab masalah ini maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian.
11
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
Adakah pengaruh pelatihan dan pengembangan serta prestasi kerja terhadap
pengembangan karir pegawai Lapas Wanita Klas II A Medan.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan pengembangan serta prestasi kerja
terhadap pengembangan karir pegawai Lapas Wanita Klas II A Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberi masukan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang
kekuatan ataupun kelemahan, kecukupan atau kekurangan sistem
pengembangan karir di Lapas Wanita Klas IIA di Medan untuk dijadikan dasar
kebijakan manajemen sumber daya manusia.
2. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti khususnya, dibidang
manajemen sumber daya manusia, yang berkaitan dengan variabel-variabel
yang diteliti di Lapas Wanita Klas IIA Medan,
3. Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya. dalam meneliti dan mengkaji
masalah yang sama.
12
1.5. Landasan Teori dan Kerangka Berpikir
Setiap Organisasi / Perusahaan harus menerima kenyataan, bahwa
eksistensinya pada masa depan tergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM.)
Tanpa memiliki sumber daya manusia yang kompetitif sebuah perusahaan
/ organisasi akan mengalami kemunduran dan akhirnya dapat tersisih karena ketidak
mampuan menghadapi pesaing. Kondisi seperti ini mengharuskan organisasi
/ perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pengembangan bagi para pegawai
Mangkuprawira (2002), menyatakan Pelatihan bagi karyawan merupakan
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar
karyawan semakin baik, sesuai dengan standart. Biasanya pelatihan merujuk pada
pengembangan keterampilan bekerja (vokational) yang dapat digunakan dengan
segera.
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003) pelatihan adalah proses sistematik
pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan
organisasi. Pelatihan dan Pengembangan penting karena keduanya merupakan cara
untuk mempertahankan, menjaga, memelihara dan meningkatkan keahlian para
pegawai.
Sedangkan menurut Gomes (2003) Pelatihan adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.
13
Istilah Pelatihan sering disamakan dengan istilah Pengembangan. Pengembangan
(development) menunjuk kepada kesempatan – kesempatan belajar (learning
opportunities ) yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja
Menurut Wursanto (1989) bahwa perlu dibuat penilaian pekerjaan kepada
pegawai untuk mempertimbangkan kenaikan pangkat, jabatan, pemindahan kerja,
kenaikan gaji berkala dan lain-lain. Ketentuan yang mengatur pembuatan Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 mengacu kepada Undang-undang Pokok
Kepegawaian Nomor 8 tahun 1974 pasal 20 dan PP. No.10 Tahun 1979. Unsur –
unsur yang dinilai yaitu ; Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan,
Kejujuran, Kerja Sama, Prakarsa dan Kepemimpinan.
Wursanto (1989) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang peagawai negeri sipil
dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan pegawai
negeri sipil yang bersangkutan.
Menurut Nawawi (1997), bahwa definisi Pengembangan Karir terbagi tiga
yaitu pertama pengembangan karir adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan
yang ditempati seseorang selama masa kehidupan tertentu, kedua adalah perubahan
nilai-nilai, sikap dan motivasi yang terjadi pada seseorang, karena dengan
penambahan/peningkatan usianya akan menjadi semakin matang dan ketiga adalah
usaha yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada
peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja.
14
Hasibuan (2004), mengemukakan bahwa Pegembangan Karir adalah suatu
usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Moorehead & Griffin (2000) menyatakan bahwa karir adalah suatu runut
(perjalanan) yang ditanggapi di dalam sikap dan prilaku terkait dengan pengalaman
kerja dan kegiatan-kegiatan seseorang di sepanjang hidupnya. Karir adalah suatu seri
jangka panjang dalam hal tugas-tugas dan pengalaman kerja.
Pada mereka yang terpilih karena prestasi kerja diberikan kesempatan
mengembangkan karir dalam skala prioritas. Setiap organisasi pelayanan memiliki
manajemen memelihara pertumbuhan dan pengembangan karir SDM. Bagian
manajemen tersebut perlu teliti dalam memilih SDM yang potensil dengan tolok ukur
prestasi kerja serta loyalitas yang terpercaya untuk mengembangkan karirnya. Bila
individu yang sesuai telah ditemukan melalui penilaian prestasi kerja, ibarat
menemukan bibit tumbuh-tumbuhan yang sesuai, pihak organisasi akan merawat
individu tersebut melalui pelatihan serta pengembangan berkelanjutan supaya dapat
memberikan hasil yang lebih optimal buat kebaikan organisasi. Prestasi kerja
individu, bagaimanapun selalu dipantau sebagai indikator dalam proses
pengembangan karir (Cushway & Lodge, 2004).
15
Berdasarkan landasan teori tersebut diatas, maka dapat digambarkan kerangka
berpikir seperti pada Gambar 1.1 dibawah ini:
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir
1.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dihipotesiskan sebagai berikut :
Ada pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja terhadap
Pengembangan Karir Pegawai Lapas Wanita Klas II A di Medan.
Pengembangan
Karir
Pelatihan dan Pengembangan
Prestasi Kerja
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang hampir serupa telah pernah dibuat oleh Situmorang (2003)
dengan judul “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja Terhadap
Pengembangan Karir Karyawan Pada PTPN III Medan”. Dari isinya dapat dimengerti
bahwa SDM perlu dan harus dijadikan sebagai asset yang bermanfaat untuk
pencapaian tujuan perusahaan yang selalu berkembang. Diperlukan pelatihan
keterampilan kepada SDM untuk berkembang dan mencapai cita-cita luhur mereka
yang dapat diterjemahkan sebagai karir. Dengan adanya kesempatan yang sebenarnya
terkontrol di dalam lingkup falsafah organisasi, organisasi perusahaan dapat tumbuh
bersama-sama secara harmonis dengan pencapaian cita-cita personel yang menjadi
tolok ukur pribadi dalam karir masing-masing.
Burlian (2005) meneliti tentang Pengaruh Pengembangan Karir terhadap
Kinerja Pegawai Balai Karantina Ikan Polonia di Medan. Populasi sebanyak 26
orang, model analisis data yang digunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan karir berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Rahmawati dan Saputra (2006) meneliti tentang Hubungan Faktor-faktor
Penilaian Prestasi Kerja dengan Pengembangan Karir Pegawai pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Bogor, bahwa Penilaian prestasi kerja sangat
penting bagi suatu instansi dan pegawainya. Apabila penilaian prestasi kerja
29
dikerjakan dengan benar, maka akan menguntungkan bagi instansi karena
para pegawai mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik dan akan mempengaruhi
keberhasilan instansi.
Wahyuddin (2008) meneliti tentang Rekruitmen, Dekruitmen, Pengembangan
karir dan Kompensasi Perannya terhadap Motivasi Kerja di PT Delta Merlin Dunia
Textil Karanganyar, populasi yang diteliti berjumlah 3.248 orang dan model analisis
data yaitu regresi logistik. Hasil analisis yang ditemukan bahwa variabel independen
yang terdiri dari rekruitmen, dekruitmen, pengembangan karir dan konpensasi
berpengaruh positip dan signifikan terhadap motivasi kerja.
Suherlan (2008) meneliti tentang Pengaruh Program Pengembangan Karir dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Hasil yang peneliti temukan
menunjukkan bahwa pengembangan karir belum dilaksanakan dengan pola yang
terarah tapi lebih banyak dilakukan dengan cara trial and error.
Cahyono (2005) meneliti tentang Pengaruh Mentoring terhadap Kepuasan
Kerja, Konflik Peran dan Prestasi Kerja Serta Niatan Untuk Pindah. Hasil peneliti ini
menemukan bahwa mentoring formal dan informal yang trdapat pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) berpengaruh positip terhadap peningkatan prestasi kerja dan
kepuasan kerja auditor independen, sedangkan ditemukan negatip tidak signifikan
prestasi kerja terhadap niat untuk pindah, sedangkan pengaruh mentoring terhadap
konpilk peran belum dapat dukungan.
30
2.2. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan merupakan satu upaya meningkatkan kualitas
SDM bila sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada di organisasi.
Sutarto (1999) menyatakan pelatihan yang dimaksud adalah meningkatkan
keterampilan kerja dalam melaksanakan pekerjaan khas dan pengembangan untuk
meningkatkan pengetahuan umum yang terkait dan pemahaman atas keseluruhan
lingkungan. Waktu pelatihan umunya pendek sementara pengembangan adalah
panjang karena sering terkait dengan pendidikan umum terstruktur dan berjangka
panjang.
Pelatihan dan pengembangan adalah dua dimensi upaya optimalisasi SDM
yang memiliki orientasi tujuan yang berbeda. Pelatihan terarah pada peningkatan
kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi
yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current job
oriented) . Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah
peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsinya saat ini.
Pengembangan (development) cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan
yang akan datang. Sasaran dari program pengembangan menyangkut aspek yang
lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipasi perubahan
yang mungkin terjadi tanpa direncanakan (unplanned change) atau perubahan yang
direncanakan (planned change) ( Alwi, 2001 ).
31
Bukan birokrat dengan masa kerja lama dengan miskin pengetahuan dan
rendah intelektualitas yang dapat menjadikan suatu organisasi menjadi organisasi.
Birokrat dituntut adaptif atau smart organization, sehingga mampu menjalankan
reformasi secara efektif. Mereka yang unggul dalam ilmu dan pengetahuan serta
memiliki passion for excellence, visi, dan need for achievement serta leadership yang
akan membuat perbaikan-perbaikan. Mereka itulah knowledge worker. ”Sumber daya
yang paling langka di dalam organisasi manapun adalah orang-orang yang berkinerja.
Organisasi telah mempelajari cara mnguji tentang penempatan personel”. Organisasi
secara tetap menjalankan proses-proses menyeleksi para komandan berdasarkan
sukse atau kegagalan penunjukan perosnel (Drucker;1997).
Knowlegde worker memiliki kemampuan berpikir yang tinggi ibarat processor
dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Sebuah komputer untuk dapat melaksanakan
program dengan cepat memerlukan memori kapasitas besar. Dalam hal ini kapasitas
memori diibaratkan sebagai mental dan moral bekerja yang tinggi, yakni yang di
dalamnya terdapat passion for excellence, visi, dan need for achievement serta
leadership (Drucker; 1997).
Keinginan menjadikan lingkungan birokrasi habitat bagi knowledge worker
dihambat oleh rezim kepangkatan yang praktis berlaku sekarang ini karena tidak
memungkinkan adanya kompetisi kecakapan (dan kematangan) antar birokrat dengan
masa kerja yang berbeda, yang memungkin hanya mereka yang cakap secara
intelektual, mental, dan emosional yang menjadi aktor utama memimpin perubahan
dalam lapangan birokrasi (Drucker, 1997).
32
Manfaat dapat dilihat dari prestasi kerja riil atau dengan menguji buah pikiran
yang sekaligus menilai potensi intelektualitas birokrat. Menguji buah pikiran dan
menilai potensi intelektual dapat dilakukan dengan assesment. Bila sistem
kepangkatan dan jabatan diubah dengan menjadikan kecakapan dan prestasi kerja di
atas masa kerja sehingga mendorong munculnya birokrat yang intelektual, kapabel
dan kompeten sebagai aktor perubahan (Drucker, 1997).
2.2.1. Tahap-Tahap Pelatihan dan Pengembangan
Pengembangan dan pelatihan menurut Schuler (1997) sebaiknya dirancang
mencakup 3 tahapan penting yaitu : (1) Penilaian kebutuhan; (2) Proses Pelaksanaan
dan (3) Proses Evaluasi.
Tahap penilaian kebutuhan merupakan tahapan awal dan paling penting
karena dapat langsung menjadikan-nya tujuan demi manfaat itu sendiri buat
perusahaan ataupun buat SDM yang mengikutinya. Proses identifikasi sasaran
pelatihan dan pengembangan serta penyusunan kriteria pencapaian adalah bagian
penting di tahapan penilaian awal.
Dari tahapan pengenalan kebutuhan, tahapan berikutnya adalah tahapan
pelaksanaan, apakah dilakukan sendiri dilokasi kerja sendiri atau dilaksanakan di
lokasi lain yang memiliki sarana percontohan yang lebih baik dan mengena. Tahapan
pelaksanaan seyogianya dibuat sesuai dengan rencana pelatihan yang sudah disetujui.
Kadang-kadang dilakukan sedikit perubahan untuk penyesuaian sesuatu yang
sebelumnya tidak terdeteksi secara detail. Kondisi semasa pelaksanaan yang tidak
terduga harus dikendalikan dan selalu dimodifikasi untuk suatu pencapaian yang
33
lebih baik. Pelaksanaan pelatihan tidak harus kaku tanpa sedikitpun modifikasi
penyesuai terhadap hal-hal yang tidak terduga (Schuler; 1997).
Tahap evaluasi adalah tahap terakhir dari suatu pelatihan bahkan seterusnya
berlangsung ketika pegawai masuk kembali kedalam kegiatan kerja ketika
mempraktekkan materi keterampilan pelatihan di tempat mereka bekerja. Selain
menjadi bahan evaluasi dari efektifitas pelatihan yang berkelanjutan, evaluasi yang
dimaksud adalah bertujuan mengendalikan dan mengoreksi hal-hal yang diadopsi
keliru selama masa pelatihan. Pihak supervisor di tempat bekerja adalah evaluator
yang berkompeten di dalam masa pengendalian di tempat bekerja paska pelatihan
(Schuler; 1997).
2.3. Penilaian Prestasi Kerja
Metode penilaian Prestasi Kerja yang lazim menurut Handoko (1996) dalam
(Situmorang; 2003) adalah mengelompokkan penilaian-penilaian prestasi kerja
sebagai berikut :
1. Penilaian prestasi Orientasi Konvensional
a. Rating Scale (skala pencapaian) yaitu pengukuran dibuat berdasarkan skala
prestasi kuantitatif dan kualitatif yang sudah distandarisasi dan diakui konvensi.
b. Check List (Daftar contengan / isian) dilakukan yang dipilih dan ditandai
berdasarkan ukuran-ukuran yang ukuran-nya sudah diskalakan.
c. Critical Incident Method (Catatan Insiden) dibuat berdasarkan penilaian positif
atau negatif pencapaian seseorang di suatu periode kerja yang dinilai
34
d. Field Review Method (Reviu ke lapangan) yang dibuat berdasarkan peninjauan
langsung bersama supervisor kelompok kerja ke bidang atau lapangan kerja
karyawan.
e. Performance Test and Observation (Uji penampilan dan pengamatan) yaitu uji
keterampilan dan pengetahuan tentang kinerja dan bidang pekerjaan.
f. Comparative Evaluation Approaches (Pendekatan Evaluasi Memperban-
dingkan) yaitu Pendekatan evaluasi yang kemudian memperbandingkan
pencapaian seseorang dengan standar ukur yang ditetapkan.
2. Future Oriented Appraisal Methods (Penilaian berorentasi Masa Depan) :
a. Self Appraisals (Penilaian diri sendiri) dilakukan secara mandiri oleh setiap
karyawan untuk evaluasi pengembangan diri sendiri.
b. Management by Objectives (Manajemen berdasarkan Tujuan) dibuat bersama-
sama di setiap periode tertentu tidak terlalu lama oleh karyawan serta
supervisor. Ada kemungkinan penyesuaian objektif kerja dilakukan di tengah
periode bila hal tersebut dianggap perlu.
c. Psychological Appraisals (Penilaian Psikologis) dibuat berdasarkan
pertimbangan psikologis oleh psikolog yang dipercayai oleh manajemen.
d. Assessment Centers (Pengujian terpusat) yang penilaian dibuat berdasarkan
nilai-nilai standar yang terpusat di dalam suatu organisasi.
35
Semua hal tersebut diatas menurut Steiner(1993) dalam (Griffin; 1998)
merupakan bagian dari evaluasi dari seluruh proses manajemen organisasi. Rencana
evaluasi, seperti halnya seluruh proses perencanaan harus ditinjau kembali dan
dievaluasi apakah akan menghasilkan rencana yang lebih baik. Sekarang ini, sebagian
besar perusahaan melakukan proses perencanaan tahunan, dimana peninjauan
dilakukan kembali baik terhadap hasil-nya maupun terhadap rencana itu sendiri.
Menurut Sofyandi (2008) Penilaian kinerja adalah penilaian tentang prestasi
kerja karyawan dan akuntabilitasnya. Dalam persaingan global, perusahaan-
perusahaan menuntut kinerja yang tinggi. Seiring dengan itu, karyawan
membutuhkan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman perilakunya dimasa
datang. Penilaian kinerja pada prinsipnya mencakup baik aspek kualitatif maupun
kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan.
Nilai bobot setiap alternatif strategi penilaian prestasi kerja untuk perencanaan
dan pengembangan karir karyawan secara umum dipengaruhi oleh faktor/kriteria
yang sangat konpleks, tidak terstruktur dan merupakan integrasi dari berbagai disiplin
ilmu sehingga perencanaannya harus ditinjau dari berbagai aspek. Oleh karena itu
penyelesaian masalah ini dapat disederhanakan dengan pendekatan sistem melalui
penyusunan hirarki masalah. Saaty (1993) dalam (Tosida dan Marimin, 1998).
Penilaian prestasi kerja karyawan harus dilakukan secara sistimatis dan
konsisten. Cara yang mendadak dan asal menilai sering menghasilkan penilaian yang
tidak obyektip dan tidak akurat. Penilaian yang sistimatis dan konsisten mendorong
para menejer untuk dapat melakukan penilaian dengan baik dan tidak atas dasar
36
penyesuaian sesaat saja. Selain itu mendorong pimpinan-pimpinan lebih
memperhatikan bawahannya. Salah satu cara dalam penilaian prestasi kerja adalah
sistim rangking. Dalam sistim ini termasuk membandingkan antara prestasi kerja
seorang karyawan dengan karyawan lainnya. Didalam sistim rangking ini sekaligus
dimasukkan faktor-faktor yang dinilai kedalam scala rangking. Faktor-faktor yang
dinilai antara lain : kualitas dan kuantitas kerja, disiplin, kerja sama, kreatifitas,
loyalitas, kejujuran, kepemimpinan dan tanggung jawab (Asri dan
Sulistyobudi,1986).
2.3.1. Penilaian Prestasi kerja berdasarkan Job Description
Penilaian prestasi kerja identik dengan evaluasi yang disebut sebelumnya.
Bila evaluasi di masa paska pelatihan dapat dianggap layak sebagai bagian
pengendalian untuk kualitas pelatihan sendiri, hasil evaluasi yang sama dapat
diumpankan ke bagian SDM yang mengelola daftar penilaian prestasi pegawai. Hasil
penilaian prestasi tersebut sebenarnya adalah hasil memperbandingkan apa yang
dihasilkan selama periode kerja dengan apa saja yang diharapkan / dituliskan dalam
job description per target kerja setiap pegawai.
Pihak yang paling berkompeten menilai apa yang harus dicapai oleh pegawai
adalah pegawai itu sendiri bersama-sama dengan supervisor yang mengawasinya.
Adalah suatu budaya / prosedur yang syah dan handal bila setiap pegawai selalu
merundingkan dengan supervisornya apa saja yang seharusnya ia perlu capai diakhir
setiap periode, yang dapat dihitung sebagai prestasi kerja setiap orang. Di lingkungan
perkantoran pemerintah dokumen pencatatan target kerja umumnya disebut tupoksi
37
(Tugas Pokok dan Fungsi) atau uraian tugas. Uraian tugas akan selalu efektif dan
objektif menilai prestasi kerja setiap pegawai bila sebelumnya telah direncanakan
secara transparan dan kemudian dievaluasi secara bersama-sama berdasarkan rencana
kerja tertulis yang telah disetujui.
Menurut Handoko (1996) dalam Situmorang (2003) mengemukakan bahwa
penilaian prestasi kerja yang baik haruslah berdasarkan ukuran-ukuran standar dari
prestasi kerja karyawan. Pada saat penilaian secara bersama-sama oleh supervisor
dengan karyawan terjadi umpan balik langsung apa saja yang telah dicapai oleh
karyawan selama ini menurut penilaian yang dibuat oleh observasi supervisor
terutama mengikuti tolok ukur yang telah lebih dulu disetujui. Penilaian prestasi
dapat dibuat dalam skala ordinal mulai dari paling buruk sampai paling baik
berdasarkan porsi pencapaian atas target, tetapi persepsi yang dirasakan oleh individu
dapat diperhitungkan sendiri berapa persen kira-kira telah mencapai target.
Seorang agen akan sukses dan meraih prestasi apabila ia mampu bangkit dari
kegagalan dan berupaya untuk mancapai hasil terbaik dalam pekerjaannya. Faktor
internal yang mampu membangkitkan atau mendorong agen untuk melakukan
tingkah laku tertentu guna memenuhi keinginannya untuk meraih prestasi adalah
peran dari motivasi berprestasi. Tidak mudahnya mencari klien merupakan tantangan
yang harus dihadapi oleh agen, dan berdasarkan hal tersebut justru akan semakin
terlihat bagaimana agen terdorong dan berupaya untuk mendapatkan klien sebanyak-
banyaknya untuk bergabung dengan asuransi sebagai ukuran dari prestasi kerja agen
(Meinawati dan Mariyanti, 1989).
38
Menurut Veitzhal Rivai (2004) dalam Budiarta (2008) menyatakan bahwa
aspek-aspek penilaian prestasi kerja dapat dikelompokkan menjadi :
1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode teknik
dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman
dan pelatihan yang diperolehnya.
2. Kemampuan konseptuan, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas
perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke dalam
bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individu
tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggungjawabnya sebagai seorang
karyawan.
3. Kemampuan hubungan interpersonal yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja
sama dengan orang lain memotivasi karyawan melakukan negosiasi dan lain-lain.
2.4. Pengembangan Karir
Menurut Alwi (2001) bahwa karir secara tradisional dibangun melalui tangga
yang bersifat linear sehingga criteria kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang
dimiliki seorang karyawan untuk menduduki jenjang jabatan yang lebih tinggi
berbeda dengan konsep karir yang lebih maju.
Pegawai atau karyawan merupakan sumber daya yang dimiliki organisasi.
Mereka harus dipekerjakan secara efektif, efisien dan manusiawi. Dalam
perkembangannya organisasi akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang
semakin kompleks. Oleh karenanya pengelolaan tenaga kerja sebagai Sumber Daya
39
Manusia (SDM) harus dilakukan secara profesional oleh departemen tersendiri dalam
organisasi yaitu Human Resources Development (HRD). Pengembangan karir adalah
proses pelaksanaan (implementasi) perencanaan karir. Pegembangan karir pegawai
bisa dilakukan melalui 2 jalur, yakni melalui pendidikan dan latihan (diklat) dan
melalui non diklat (Weightman, 2002).
Dilihat dari sudut kepentingan organisasi, Kaplan dan Norton (2004) dalam
Strategy Maps mengungkapkan bahwa manajemen yang strategis perlu memulai
perjalanan strategis dari titik pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.
Pada tahap kedua prinsipnya organisasi perlu menumbuhkan / merawat personel
seoptimal mungkin. Personel dipandang sebagai asset prioritas. Tujuan pemeliharaan,
melalui pelatihan dan pengembangan. Tujuannya supaya asset personel dapat
memberi manfaat optimal. Pertumbuhan internal organisasi pada tahap berikut dapat
berkembang karena ada sistem dan personel yang terampil.
Pada tahapan ketiga adalah bagaimana kesigapan dari manajemen meningkatkan
kinerja organisasi internal untuk memberi kepuasan pada pelanggan. Diharapkan
dengan adanya tatanan bertahap, organisasi akan konsisten memperoleh profit yang
berkelanjutan dan jangka panjang. Profit, pada usaha bisnis dapat disamakan dengan
nilai benefit / manfaat pada organisasi pelayanan sosial. Lapas adalah bagian dari
pelayanan sosial khas milik Departemen Hukum dan HAM, diharapkan dapat
memberi benefit yang mampu memasyarakatkan kembali setiap manusia supaya
sadar dan berperilaku tunduk pada hukum.
40
Bila organisasi ingin sukses mencapai tujuan puncak yaitu benefit atau
manfaat sosial, organisasi pada tahap awal perlu menjadikan asset sumber daya
manusia sebagai asset yang harus dikembangkan. Organisasi harus merawat dan
menumbuh kembangkan asset melalui pelatihan, pendidikan dan juga penguatan
motivasi bekerja supaya dapat menikmati perjalanan karir yang cukup memuaskan.
Sebagai indikator pengendalian kemana pengembangan karir personel diarahkan,
bagian personalia lazim membuat evaluasi prestasi kerja individu berdasarkan uraian
tugas ataupun perintah khusus yang dikoordinasi oleh masing-masing atasan.
Moekijat (1991) mengemukakan karir adalah serangkaian posisi atau jabatan,
yang dipegang oleh seseorang selama jangka waktu yang relatif lama. Perencanaan
karier tidak hanya menguntungkan pegawai perseorangan tetapi juga organisasi.
Dengan mengembangkan pegawai-pegawai untuk jabatan-jabatan yang akan datang,
organisasi akan memperoleh jaminan persediaan pegawai-pegawai yang cakap yang
dapat dipercaya untuk mengganti pegawai yang tingkatnya lebih tinggi baik yang
mendapat promosi ataupun yang keluar. Suatu strategi perencanaan karier
memungkinkan organisasi mengembangkan dan menempatkan pegawai dalam
jabatan yang sesuai dengan minat, kebutuhan dan tujuan kariernya. Ada 4 unsur
perencanaan karier yaitu :
(1) penilaian individual
(2) kecukupan penilaian organisasional
(3) Informasi karier dalam organisasi
(4) penyuluhan karier
41
Bagian kepegawaian dapat mendorong perencanaan karier melalui 3 cara
yakni : (1) pendidikan; (2) informasi dan (3) penyuluhan karier.
Pihak organisasi memiliki potensi menjadi pengatrol atau penghambat perjalanan
karier personel karena ada garis besar kebijakan (peraturan) pengembangan dan
pertumbuhan sumber daya manusia di masing-masing organisasi. Tidak semua
organisasi memiliki ketentuan yang serupa dalam pengembangan karier personel.
Masing-masing karena tergantung pada ideologi serta garis besar kegiatan organisasi
(Moekijat; 1991).
Weightman (2002) mengungkapkan perjalanan karir seseorang dimulai dari
ketika ia memulai suatu pekerjaan. Boleh jadi karir itu dimulai di kantor-kantor resmi
ataupun sebagai usaha sendiri dalam suatu jenis profesi tertentu. Bila perjalanan karir
sebagai bagian dari usaha sendiri tidak dibahas, maka karir yang ada diorganisasi
ditentukan oleh perpaduan berbagai ragam variabel bebas terutama peraturan
organisasi yang merencanakan batasan karir pada jabatan-jabatan tertentu dan faktor-
faktor individu milik pegawai. Banyak petinggi organisasi dianjurkan mencermati
masalah perencanaan karir di organisasi. Pihak manajemen personalia memberi
kemudahan bantuan memproses perjalanan karir individu dengan perencanaan karir
(career planning) sebagai bagian perencanaan pengembangan (development plans).
Namun demikian setiap perencanaan karir perlu selalu diimbangi dengan
pertimbangan efisiensi dalam setiap promosi jabatan (perkembangan karir).
42
Pertimbangan nilai-nilai efisiensi dan efektifitas adalah semacam nilai-nilai
seni dalam pengendalian kendaraan, bagaimana supaya selamat tiba ditujuan walau
sering harus tersendat karena pengaruh rem dan arah yang menikung. Pihak
manajemen personalia yang ideal menurut Weightman cenderung bertanya :”Apa
tujuan ideal anda di masa depan sebagai karir dalam pekerjaan?” Pertanyaan ini
kemudian diikuti dengan pengarahan bagaimana cara supaya personel mencapainya.
Penekanan ada tanggung jawab dan kebebasan individu menentukan karir adalah
cukup populer sebagai jalur pengembangan karir. Walau demikian pada kenyataan,
ada beberapa pengecualian, di mana ada jalur yang mudah bagi sebagian namun
susah bagi yang lain.
2.4.1. Faktor-Faktor berpengaruh pada pemilihan karir menurut Diagram T. Watson
Gambar 2.1. Faktor-faktor Mempengaruhi Pemilihan Karir
Occupational structure and prevailing labour market (number and type of job vacancies
Class Family Education Race Gender Media and Peer Influences
Non-Work Structural
Factors
Individual approaching
work
Resources of Cash, skills, knowledge, physique, Motive, Expectations Interests and aspirations
Work sphere structural
factors
43
Menurut Weightman mengutip Diagram T. Watson (Sociology, Work and
Industry; 1980) ada bermacam-macam faktor yang berpengaruh pada pemilihan karir
(Gambar 2.1). Pada diagram Watson (Weightman; 2002) mengungkapkan suatu
model sederhana menggambarkan hubungan antara pilihan individu yang ditentukan
sendiri atau kondisi luar yang memungkinkan individu mendapat kesempatan kerja
pada suatu organisasi. Hal yang pertama adalah perkembangan faktor psikologi yang
terjadi, sehingga seseorang memilih pekerjaan untuk karirnya.
Hal kedua adalah adanya pengaruh latar belakang lingkungan dan rumah
tangga dimana individu dibesarkan. Hal ketiga adanya keterbatasan pilihan bagi
individu untuk memiliki pekerjaan favorit. Karir setiap individu juga sangat
dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor-faktor status (class), keluarga dan edukasi.
Pekerjaan dari orang tua pada tahapan awal cukup berpengaruh. Boleh jadi hal ini
melalui anjuran, bimbingan, teladan atau sebaliknya larangan untuk memilih karir.
2.4.2. Tahapan-tahapan berkarir
Setelah individu masuk ke dalam tahapan berkarir diterangkan oleh Metcalf
dan Nicholson (Weightman; 2002) bahwa individu mulai mencermati lebih jauh natur
pekerjaan dan karirnya, apakah melebihi imbal jasa dan kompensasi diperoleh.
Individu sampai tahapan tersebut bebas menentukan apakah ia tetap bertahan.
Di dalam berkarir tidak ada ketentuan bahwa suatu pekerjaan saja yang harus
tetap dipertahankan atau tidak berubah. Perubahan selalu ada walau kecil sekalipun
untuk memberikan suatu effek yang tidak membosankan. Individu seterusnya tetap
ditantang menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang ditentukan-nya
44
sendiri. Kesibukan menyesuaikan diri dapat membuat individu mendapat semacam
faktor penikmat karir. Jadi dapat dilihat bahwa suatu karir akan lebih menarik untuk
dipertahankan pada individu bila disana ada perubahan-perubahan yang tetap
memberi tantangan. Perasaan sukses yang bertumpuk akan dinikmati sebagai nilai
self esteem setiap individu dalam menjalani karir walau tetap bertahan di suatu kantor
yang sama.
Terkait dengan masalah pengembangan karir, Sutarto (1999) menekankan
bahwa karyawan mengharapkan pertumbuhan dan peluang karir. Menyediakan
peluang demikian seringkali meningkatkan produktivitas dan mengurangi turnover
karyawan sebagai asset. Karenanya, para pengambil keputusan strategi di organisasi
mencantumkan sasaran pengembangan karyawan dalam rencana jangka panjang.
Karyawan yang sangat terampil dan fleksibel memungkinkan kesempatan kerja yang
stabil. Kebijakan pengendalian dan pengembangan karir adalah kebijakan strategi
yang dikembangkan oleh birokrat kepemimpinan. Bila kebijakan dipersepsi tidak
selaras dengan cita-cita individu karyawan, akan terjadi pertentangan.
Disamping itu diperlukan pencermatan bahwa seseorang melakukan sesuatu
kegiatan karena tuntutan kebutuhan yang sifatnya non material seperti promosi dan
pengembangan karir bersama organisasi, kondisi kerja yang baik dan lainlain-nya
sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan motivasi mereka secara komplit untuk
mencapai tujuan bersama yaitu tujuan yang berkeselarasan antara SDM dan
manajemen (Gunarsih ; 2008).
45
Didalam pembinaan SDM mereka perlu memiliki suatu kebiasaan bekerja
sama demi tujuan bersama pula. Teamwork (kerja sama dalam tim) bagaimanapun
selalu mempengaruhi komponen anggotanya untuk mampu dan terbiasa
memenangkan tim di dalam tujuan manajemen. Masalah prestasi (kinerja) organisasi
secara keseluruhan pada dasarnya merupakan akumulasi dari kinerja-kinerja. Banyak
tim kerja yang bekerja dalam prinsip teamwork. Teamwork akan sangat tergantung
dari kreatornya yaitu pimpinan yang mengkondisikan seluruh budaya organisasi,
supaya selalu bersatu padu dalam tim. Peran pemimpin penting jadinya. Apa yang
dibutuhkan oleh pemimpin di dalam menyemarakkan iklim kerja sama di dalam
organisasi adalah bagaimana pemimpin itu sendiri dapat turut bersatu dalam tim kerja
yang saling bahu membahu. Maxwell (2001) menekankan peran pemimpin di dalam
kerjasama dalam tim ini dengan ungkapan :
”Do you need to add key team member? Or should you make changes to the
leadership? And don’t forget that you, too, need to keep growing. What’s true for a
teammate is also true for the leader. If you don’t grow, you gotta go.”
”Apakah anda butuh menambah anggota kunci dalam tim” Ataukah anda
sendiri akan mengubah kepemimpinan? Dan jangan lupa bahwa anda sendiri juga
membutuhkan pertumbuhan. Apa yang benar, untuk anggota tim adalah benar untuk
pemimpin. Bila anda tidak bertumbuh, anda seharusnya bergegas (Maxwell; 2001).
46
2.4.3. Perencanaan Karir
Karir adalah suatu pencapaian atau tatanan dari kegiatan seseorang yang
dikerjakan berdasarkan pilihan atau pemberian yang kemudian ditekuni dengan
persepsi dapat memberi kepuasan atau setidak-tidaknya dapat diterima oleh pelaku
sebagai profesi yang dapat ditoleransi. Karir perlu direncanakan baik oleh pelaku
ataupun oleh organisasi yang kemudian memberi kesempatan karena alasan-alasan
tertentu. Tidak ada kepastian bahwa kesempatan berkarir akan diperoleh serupa oleh
setiap orang sekalipun memulai suatu profesi pilihan dengan latar belakang atau titik
awal yang serupa. Sangat banyak variabel pengantara yang dapat berpengaruh
terhadap pencapaian karir (Moorehead & Griffin; 2000).
Pihak pemelihara SDM pada organisasi-organisasi modern selalu
mempersiapkan rencana jenjang karir dari pegawainya berdasarkan prestasi dan
pencapaian kerja yang pernah dibuat sebelumnya. Pemandu bakat sangat berperan di
dalam perencanaan karir sehingga pegawai tertentu disalurkan ke saluran karir
tertentu berbeda-beda satu dengan yang lain (Moorehead & Griffin; 2000).
Pihak organisasi selalu memikirkan siapa yang paling sesuai untuk menjadi
pegawai karir berdasarkan nilai-nilai potensi dasar, pengetahuan, keterampilan serta
bakat seseorang. Tidak selamanya aspek-aspek tersebut berlaku murni dan objektif
tetapi dipengaruhi pula oleh faktor – faktor kedekatan diantara kepentingan organisasi
dan individu di dalam fungsi-fungsi tertentu. (Moorehead & Griffin; 2000).
47
Kondisi ketidak tentuan masalah pencapaian karir yang sensitif dipengaruhi
oleh banyak faktor tak terduga dalam organisasi, sebenarnya dapat menjadi pemicu
rasa kecewa dari mereka yang merasa dirinya lebih patut didahulukan, tetapi
kenyataan-nya tidak pernah mendapat kesempatan menjalani jenjang karir.
Menghadapi realita yang tidak selalu memuaskan dalam hal perjalan karir disuatu
organisasi, dapat dan selalu membuat karyawan-karyawan berpindah-pindah (turn
over) ke organisasi lain. Mereka yang mencari karir lebih baik, pindah ke organisasi
lain yang dilihat dapat memberi realisasi perjalanan karir jadi lebih mulus. Reaksi
para karyawan yang berindah-pindah dari suatu organisasi ke organisasi lain karena
mengejar kepuasan berkarir, adalah juga perencanaan karir oleh masing-masing
individu karyawan (Moorehead & Griffin; 2000).
Organisasi yang menghargai asset SDM selalu cukup teliti merancang jenjang
karir dari SDM mereka yang potensil. Tujuan-nya adalah mengawal supaya asset
yang potensil tersebut tetap dapat memberikan kontribusi yang optimal hanya pada
organisasi dengan memberinya kepuasan berkarir. Fenomena kenaikan pangkat lebih
cepat, ataupun pemberian kesempatan istimewa kepada pegawai-pegawai potensil di
dalam organisasi, memiliki tujuan menjaga supaya asset SDM yang potensil tidak
pergi meninggalkan organisasi mereka. Kondisi ini boleh jadi jarang terjadi di
kelompok organisasi pegawai kantor pemerintah karena adanya ketetapan yang
standar telah ditetapkan bahwa kenaikan pangkat hanya ada 1 kali per 4 tahun,
sementara penjenjangan jabatan hanya ada bila peluang tersebut terbuka bila ada yang
mutasi, pensiun ataupun meninggal (Moorehead & Griffin; 2000).
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lembaga pemasyarakatan Wanita Klas II A
Medan, di Jalan Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan. Penelitian dilakukan selama
7 bulan mulai bulan Pebruari 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Jenis penelitian adalah
deskriptif kwantitatif dan Sifat penelitian adalah penjelasan (explanatory) yaitu untuk
menjelaskan tentang Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja
terhadap Pengembangan Karir Pegawai di Lapas Wanita Klas II A di Medan.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai Lapas Wanita Klas II A
sebanyak 76 orang . Menurut Arikunto ( 2002 ) jika jumlah subyeknya kurang dari
100, maka lebih baik semua subyeknya diteliti, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, karena sampelnya meliputi semua subyek yang terdapat didalam
populasi.
44
Menurut Sugiyono (2008) bahwa semua anggota populasi dijadikan sampel
disebut sampling jenuh atau istilah lainnya adalah sensus.
3.4. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan memakai cara sebagai berikut ;
1. Menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) dan memberikan kepada pegawai
Lapas Wanita Klas IIA Medan sebagai responden.
2. Melakukan wawancara kepada yang berwenang memberi data dan informasi di
Lapas Wanita Medan
3. Melakukan studi dokumentasi dengan mencari data pada dokumen-dokumen
yang ada di Lapas Wanita Medan
3.5. Jenis dan Sumber Data
3.5.1. Data primer
Peneliti memperoleh langsung data dari responden yang memberikan
jawaban melalui lembaran kuesioner dilingkungan Lapas Wanita Klas IIA Medan.
3.5.2. Data sekunder
Peneliti memperoleh data-data pendukung yang berhubungan dengan masalah
penelitian, berupa Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai, laporan bulanan,
laporan tahunan dan peraturan – peraturan pemerintah tentang kepegawaian yang ada
di Lapas Wanita Klas IIA Medan
45
3.6. Identifikasi variabel
Berdasarkan perumusan masalah, kerangka berfikir dan hipotesis yang
diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berukut:
1. Variabel bebas atau independent variable ( X ) yaitu pelatihan dan
pengembangan ( X1 ) dan Prestasi Kerja ( X2 )
2. Variabel terikat atau dependent varible yaitu Pengembangan Karir (Y)
3.7. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional dimaksud adalah batasan-batasan yang ditetapkan tentang
batasan-batasan definitif dari variabel-variabel yang dipakai sebagai hal-hal yang
digunakan sebagai alat analisis di penelitian. Butir-butir tersebut secara jelas dapat
dibaca disetiap bentuk pertanyaan atau pernyataan yang ditulis pada setiap item
kuesioner.
Pengelompokan variabel dibuat menurut pemenuhan materi-materi yang
tertera di Kerangka Pemikiran seperti yang pada Gambar 1.1 di Bab I. Untuk
memperjelas uraian pada Tabel 3.1 ditampilkan tabulasi dari definisi operasional.
Penjelasannya sebagai berikut :
1. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan dimaksud adalah jenis-jenis pelatihan kerja, pada
pihak pegawai masing-masing yang pernah diberikan selama di kantor Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan terkait dengan tugas-tugas yang
diemban.
46
Variabel Pelatihan dan Pengembangan Pegawai dapat dianggap sebagai
variabel kausa karena diarahkan memberi pengaruh pada variabel
Pengembangan Karir. Pada variabel tersebut disediakan masing-masing
beberapa pertanyaan yang terkait untuk mengungkapkan apa yang dialami,
dipersepsi terkait dengan kuantitas dan kualitas pelatihan dan pengembangan
untuk dinilai oleh responden.
2. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah Hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai negeri sipil
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada variabel ini
tersebut disediakan masing-masing beberapa pertanyaan yang terkait untuk
mengungkapkan apa yang dialami, dipersepsi atau hal-hal lain terkait dengan
kuantitas dan kualitas prestasi yang turut mendorong karir responden.
3. Pengembangan Karir Pegawai
Variabel tersebut ditetapkan menjadi variabel ”Karir” mengandung makna
bagaimana pegawai merasakan pencapaian karir yang dialami selama bekerja di
Lapas Wanita telah berjalan dalam ukuran kata setuju masing-masing responden
membuat penilaian tentang hal tersebut.
3.7.1. Skala Ukur
Pengukuran nilai data dibuat berdasarkan model pengukuran Skala Likert
dengan 5 kemungkinan persetujuan oleh responden terhadap pernyataan/pertanyaan
pada item kuesioner. Item kuesioner sendiri telah distruktur mengikuti kebutuhan
data untuk uji hipotesis dan analisis sesuai dengan tujuan penelitian.
47
Tabel 3.1. Matrik Variabel-Variabel Dalam Definis Operasional
No Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Pelatihan dan
Pengembangan Meningkatkan keterampilan kerja dalam melaksanakan pekerjaan khas dan pengembangan untuk meningkatkan pengetahuan umum yang terkait danpemahaman atas keseluruhan lingkungan
-Analisis Organisasional -Analisis Operasional -Analisis Individu -Fasilitas -Pelaksanaan program -Reaksi -Sikap -Hasil
Skala Likert
Prestasi Kerja
Hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
-Kuantitas -Kualitas -Kerjasama -Penilaian prestasi -Disiplin
Skala Likert
Pengembangan Karir
Suatu usaha untuk menigkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan.
-Organisasional -Individual -Prestasi kerja -Exposure (dari atasan) -Lowongan jabatan -Kesetiaan Organisasi -Tingkat pendidikan
Skala Likert
3.8. Model Analisis Data
3.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Penelitian
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama
adalah regresi berganda, dengan formulasi sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
di mana :
Y = Pengembangan Karir
X1 = Pelatihan dan Pengembangan
X2 = Prestasi Kerja Pegawai
48
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi variabel independen
e = erorr of term (variabel yang tidak terungkap)
Pengujian statistik dengan metode regersi berganda. Langkah-langkah yang
digunakan dalam model analisis regresi berganda adalah melakukan uji signifikasi
yaitu :
1. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak (uji F) untuk melihat signifikasi
secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas.
H0 : b1,b2 = 0 (Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja Pegawai
secara serempak (simultan) tidak berpengaruh terhadap
pengembangan karir pegawai di Lembaga Pemasyarakatan
Wanita Kelas II di Medan)
Ha : b1,b2 ≠ 0 (Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja Pegawai
secara serempak (simultan) dan berpengaruh terhadap
pengembangan karir pegawai di Lembaga Pemasyarakatan
Wanita Kelas II di Medan).
Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebasnya secara serempak tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik
F (Ftest). Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika
Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel
49
bebasnya secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikatnya.
2. Melakukan uji parsial (uji t) untuk melihat pengaruh secara parsial masing-masing
variabel bebasnya terhadap variabel terikat. Tingkat kepercayaan adalah 95% dan
level pengujian yang di gunakan α = 5% apabila nilai thitung > ttabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak, hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebasnya secara
serempak tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikatnya. Sebaliknya apabila nilai thitung ≤ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
hal ini berarti bahwa variabel bebasnya secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel-variabel terikatnya.
H0 : b1,b2 = 0 (Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja Pegawai
secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengembangan karir
pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II di
Medan)
Ha : b1,b2 ≠ 0 (Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja Pegawai
secara parsial dan berpengaruh terhadap pengembangan karir
pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II di
Medan).
50
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atau pemecahan masalah
penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Ada dua konsep untuk mengukur
kualitas data,yaitu validitas dan reliabilitas.
Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang
reliabel dan kurang valid. Sedangkan kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Uji validitas dan reliabilitas
instrument dalam penelitian ini dilakukan pada 40 orang responden di luar daripada
responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
3.9.1 Uji Validitas
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat terlebih dahulu dilakukan uji
validitas internal, yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan (content validity).
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen dilakukan oleh peneliti terhadap 40
orang responden, di Lapas Anak Klas IIA Medan dengan ciri kegiatan dan
lingkungan budaya yang serupa.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Analisis dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu baru diikuti oleh uji
reliabilitas. Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka butir tersebut valid.
Sedangkan jika r hitung negatif, serta r hitung < r tabel, maka butir tersebut tidak
51
valid.
Hasil pengujian validitas instrumen dari setiap variabel penelitian ditunjukkan
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Pelatihan dan Pengembangan
Validitas Insteumen No. Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1 Program pelatihan sesuai dengan tujuan oraganisasi 0.653 Valid 2 Program pelatihan sesuai dengan peningkatan karir 0.501 Valid 3 Program pelatihan untuk adaptasi iklim organisasi 0.653 Valid 4 Program pelatihan membantu peningkatan keahlian 0.568 Valid 5 Program pelatihan membantu peningkatan keterampilan 0.653 Valid 6 Program pelatihan membantu peningkatan pengetahuan 0.653 Valid 7 Program pelatihan membantu pengembangan karir 0.465 Valid 8 Fasilitas program pelatihan telah tersedia 0.551 Valid 9 Program pelatihan sesuai dengan tujuan program 0.628 Valid
10 Program pelatihan sesuai dengan kebutuhan organisasi 0.551 Valid 11 Program pelatihan memberi dampak positif 0.440 Valid 12 Program pelatihan membantu menyelesaikan pekerjaan 0.384 Valid 13 Program pelatihan mampu memberi perubahan sikap 0.926 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
(r hitung) untuk setiap masing-masing item pertanyaan variabel pelatihan dan
pengembangan tidak lebih kecil dari 0,312 yang merupakan harga r kritik untuk taraf
kepercayaan 95% atau alpha = 0,05 yang didasarkan pada jumlah pasangan
responden sebagai objek pengujian validitas instrumen yang dalam hal ini berjumlah
40 orang. Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana datanya dicantumkan pada Tabel
3.2 di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seluruh pertanyaan pada
52
variabel pelatihan dan pengembangan telah memenuhi syarat validitas instrumen
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian.
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Kerja
Validitas Insteumen No. Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1 Organisasi memberi tugas pada setiap seksi 0.782 Valid 2 Pekerjaan dari organisasi sesuai dengan kemampuan 0.632 Valid 3 Peningkatan prestasi didukung lingkungan fisik kantor 0.456 Valid 4 Prestasi didukung oleh hubungan yang harmonis antar
pegawai 0.643 Valid
5 Prestasi didukung oleh hubungan yang harmonis antar atasan dengan bawahan 0.536 Valid
6 Uraian kerja yang tegas meningkatkan prestasi 0.468 Valid 7 Pimpinan menjadi contoh dalam disiplin waktu 0.862 Valid 8 Pekerjaan selalu siap tepat waktu dan berkualitas 0.425 Valid 9 Setiap pegawai berhak mendapat pelatihan 0.642 Valid
10 Penilaian prestasi telah dilakukan secara objektif 0.642 Valid 11 Absensi pegawai dan keterlambatan menghambat
kelancaran kerja pegawai 0.782 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
(r hitung) untuk setiap masing-masing item pertanyaan variabel prestasi kerja
pegawai tidak lebih kecil dari 0,312 yang merupakan harga r kritik untuk taraf
kepercayaan 95% atau alpha = 0,05 yang didasarkan pada jumlah pasangan
responden sebagai objek pengujian validitas instrumen yang dalam hal ini berjumlah
40 orang. Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana datanya dicantumkan pada tabel
3.3 di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seluruh pertanyaan pada
variabel prestasi kerja pegawai telah memenuhi syarat validitas instrumen untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian.
53
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Pengembangan Karir
Validitas Insteumen No. Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1 Organisasi memberi kesempatan yang sama untuk peningkatan jabatan
0.462 Valid
2 Jalur promosi tidak selalu sesuai dengan bidang pekerjaan
0.634 Valid
3 Jabatan telah sesuai dengan pekerjaan pegawai 0.543 Valid 4 Jabatan telah sesuai dengan prestasi kerja 0.742 Valid 5 Jabatan telah sesuai dengan prestasi kerja yang dicapai 0.635 Valid 6 Pegawai berprestasi perlu mendapat peluang karir yang
lebih baik 0.542 Valid
7 Tim kerja dibentuk atas dasar kedekatan hubungan personal dengan pimpinan (jika anda pimpinan)
0.462 Valid
8 Jabatan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan
0.352 Valid
9 Promosi lebih ditentukan oleh prestasi dibanding masa kerja
0.721 Valid
10 Kenaikan jabatan dilakukan jika ada formasi jabatan yang kosong
0.625 Valid
11 Ada percepatan kenaikan jabatan bagi pegawai dengan prestasi yang cemerlang
0.642 Valid
12 Prestasi mempengaruhi pengembangan karir dalam organisasi
0.584 Valid
13 Perencanaan karir dari organisasi telah dipahami oleh pegawai
0.653 Valid
14 Pelatihan dan Pengembangan dapat bermanfaat untuk Pengembangan Karir
0.541 Valid
15 Senioritas merupakan faktor utama promosi jabatan 0.534 Valid 16 Jabatan telah sesuai dengan aturan yang berlaku 0.642 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
(r hitung) untuk setiap masing-masing item pertanyaan variabel pengembangan karir
tidak lebih kecil dari 0,312 yang merupakan harga r kritik untuk taraf kepercayaan
95% atau alpha = 0,05 yang didasarkan pada jumlah pasangan responden sebagai
objek pengujian validitas instrumen yang dalam hal ini berjumlah 40 orang.
Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana datanya dicantumkan pada Tabel 3.4 di
54
atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa seluruh pertanyaan pada variabel
pengembangan karir telah memenuhi syarat validitas instrumen untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data penelitian.
3.9.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban
tentang tanggapan responden. Hasil uji Realibilitas dapat dilihat dari nilai cronbach
alpa realibilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1. Reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu
kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan
dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja dan uji statistik yang digunakan
yang dipakai adalah Cronbach Alfa, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alfa > 0,60 (Ghozali 2005).
Lebih lanjut Arikunto (2002) mengemukakan bahwa setelah diperoleh harga
r hitung untuk perhitungan reliabilitas instrumen, langkah berikutnya adalah dengan
membandigkan antara r hitung dengan r tabel pada jumlah pasangan instrumen yang
diuji.Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan
reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten.
55
Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat
apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja
kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Untuk melakukan pengujian reliabilitas kuisioner dilakukan dengan
menggunakan Software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 15. Pada
Tabel 3.5 berikut disajikan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian sebagaimana
prosedur yang telah dijelaskan di atas.
Tabel 3. 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas Instrumen No Variabel
Nilai Cronbach Alpha Keterangan 1. Pelatihan dan Pengembangan 0.840 Reliabel 2. Prestasi Kerja 0.724 Reliabel 3. Pengembangan Karir 0.741 Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Dari Tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa nilai nilai Cronbanch Alpha untuk
masing-masing variabel penelitian adalah lebih besar dari 0,312 yang merupakan nilai
r kritik pada jumlah pasang data (N) sebanyak 40 orang, dengan demikian maka maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian telah
memenuhi syarat reliabilitas untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
56
3.10. Uji Asumsi Klasik
3.10.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F
diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Oleh sebab itu Ghozali
(2005) menyatakan “Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
mendekati normal dan atau bias dianggap normal, jika bias maka akan dilakukan uji
Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakan Grafik PP-Plot”.
Uji normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar
pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data
bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang
terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan normal.
3.10.2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel bebasnya. Menurut Ghozali (2005) bahwa “jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal”. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor
(VIF), jika nilai tolerance <0,10 atau nilai VIF >10 berarti terdapat multikolinearitas.
57
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.
Menurut Gujarati dalam Ghozali (2005) bahwa “salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji
Glejser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen
“Uji Glejser” dengan menggunakan SPSS, apabila variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel independen nilai absolut Ut (Abs Ut), maka
ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran umum Lapas Wanita Klas II A Medan
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Medan (kemudian disebut Lapas
Wanita) adalah unit pelaksanaan teknis yang berada di bawah naungan Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lapas Wanita Klas IIA Medan mulai di resmikan
penggunaanya pada bulan Juni tahun 1986 dengan luas tanah 6.455 M2 dan Luas
bangunan 5.250 M2. Bangunan terdiri dari kamar penghuni dan perkantoran dibuat
bertingkat. Area perkantoran mengakomodasi beberapa kegiatan rutin seperti ruang
kegiatan kerja, perpustakaan, ruang ibadah, ruang besuk serta aula .
Secara sosiologis, pada hakekatnya pemasyarakatan menyelenggarakan
pelayanan masyarakat (public service) dalam dua tatanan yakni pelayanan secara
makro dan mikro. Pelayanan makro adalah pelayanan sehubungan dengan tugas dan
fungsinya dalam rangka pembinaan para pelanggar hukum. Sementara itu, pelayanan
mikro adalah pelayanan pemasyarakatan terhadap hak-hak pelanggar hukum yang
dijamin oleh UU misalnya, hak berkunjung, hak perawatan jasmani, hak mendapat
PB, CB, CMB dan sebagainya.
Salah satu tugas pokok Departemen Hukum dan HAM (Direktur Jenderal
Pemasyarakatan) adalah mewujudkan reintegrasi sosial Warga Binaan Pemasya-
rakatan (WBP) dan merupakan tugas pokok bagi Lapas sebagai pelaksana teknis.
70
4.1.1. Visi dan Misi Lapas Wanita Klas IIA Medan
4.1.1.1. Visi
Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga
binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
4.1.1.2. Misi
Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga
binaan pemasyarkatan serta pengelolaan benda sitaan negara dalam kerangka
penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan
perlindungan hak azasi manusia.
4.1.1.3. Tujuan Lapas
1. Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjadi manusia
seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak
pidana.
2. Memberi jaminan perlindungan HAM tahanan yang ditahan dalam rangka
memperlancar proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di bidang
pengadilan.
3. Memberi jaminan perlindungan hak azasi tahanan / pada pihak yang berperkara
serta keselamatan dan keamanan benda-benda yang disita dst.
71
Keterangan di atas disederhanakan menurut keperluan menunjukkan
organisasi Lapas Wanita juga sama seperti organisasi pelayanan masyarakat milik
pemerintah pada umumnya. Hanya bagian yang terkait dengan tema penelitian yang
ditampilkan untuk mendukung kelengkapan pada pengulasan selanjutnya.
Di Lapas Wanita telah diterapkan model organisasi SDM lengkap dengan
skema struktur organisasi seperti yang tertera di Gambar 4.1. berikut.
Gambar 4.1. Skema Struktur Organisasi Lapas Wanita Klas II A Medan
Penampilan dari struktur organisasi di atas adalah bahwa di Lapas Wanita
telah juga diterapkan sistem organisasi modern yang disertai oleh pengelolaan sumber
daya manusia. Hal ini kiranya penting diperhatikan karena pelaksanaan visi, misi dari
Lapas tidak terlepas dari pelayanan kemanusiaan terhadap sesama manusia. Pada
KEPALA LAPAS WANITA
KA.SUB. BAG. TATA USAHA
KAUR KEPEGAWAIAN/
KEUANGAN
KAUR. UMUM
KA. KPLP
PETUGAS PENGAMANAN
LAPAS
KASI. BIMB.NP/ ANAK DIDIK
KA SUBSI REGISTRASI
KA SUBSI BIMKEMAS/
PERAWATAN
KASI ADM KAMTIB
KASUBSI KEAMANAN
KASUBSI PELAPORAN & TATA TERTIB
KASI KEGIATAN KERJA
KASUBSI BIMB & PENGELOLA AN HSL KERJA
KASUBSI SARANA KERJA
72
struktur organisasi tersebut dapat dilihat ada bagian Kaur. Kepegawaian dan
Keuangan yang terutama mengurusi tentang pengembangan sumber daya manusia di
intern Lapas disamping pengendalian bagian keuangan. Kelak pada penelitian
masalah pengembangan sumber daya manusia tersebut menjadi fokus utama melalui
pelatihan, pengembangan dan karir.
4.2. Karakteristik Responden
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sebaran data responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin disajikan pada
Tabel 4.1 berikut di bawah ini.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase
1. 2.
Pria Wanita
9 67
11,84% 88,16%
Jumlah 76 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah pegawai seluruhnya didominasi
oleh petugas wanita dengan perbandingan pria : wanita = 9 : 67. Proporsi tersebut
dapat diterima karena pada dasarnya pihak warga binaan seluruhnya adalah wanita.
Keperluan deskripsi ini adalah karena responden yang kemudian menjadi sumber
utama data penelitian diambil dari seluruh populasi pegawai Lapas Wanita.
73
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sebaran data responden berdasarkan karakteristik usia disajikan pada Tabel
4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase 1. 2. 3. 4.
20 – 29 30 – 39 40 – 49
> 50
7 14 47 8
9,2% 18,4% 61,8% 10,6%
Jumlah 76 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa modus dari umur pegawai adalah pada
rentang umur 40 s/d 49 tahun yaitu sebanyak 47 orang atau 61,8%. Berdasarkan
komposisi tersebut maka diharapkan cukup tepat untuk memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan dalam angket penelitian..
4.2.3. Karakteristik RespondenBerdasarkan Pendidikan
Sebaran data responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan
pendidikan disajikan pada Tabel 4.3 berikut di bawah ini.
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah (orang) Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6.
SD SLTP SLTA D3 S1 S2
2 -
29 4 40 1
2,6% -
38,16% 5,3%
52,63% 1,31%
Jumlah 76 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
74
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa statistik distribusi pendidikan dari
pihak pegawai (responden). Modus dari tingkat pendidikan adalah pada strata 1
(umumnya displin Hukum). Di sana ada 38 wanita yang merupakan tenaga pengelola
dengan tingkat pendidikan S1.
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Sebaran data responden berdasarkan karakteristik masa kerja disajikan pada
Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No. Masa Kerja Jumlah (orang) Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
< 5 tahun 6 - 10 tahun
11 – 15 tahun 16 – 20 tahun 21 – 25 tahun 26 – 30 tahun
> 30 tahun
1 11 3 6 36 15 4
1.31% 14.47% 3.94% 7.89% 47.36% 19.73% 5.3%
Jumlah 76 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki masa
kerja antara 21-25 tahun (sebanyak 36 orang atau 47.36%), terbanyak kedua pada
rentang masa kerja 26-30 tahun (sebanyak 15 orang atau 19.73%). Berdasarkan
sebaran tersebut, maka diharapkan akan memberikan jawaban yang lebih objektif dan
sesuai dengan kebutuhan dalam pertanyaan penelitian.
4.2.5. Sumber Daya Manusia Lapas Klas II A Medan
Sebaran data responden berdasarkan karakteristik Sumber Daya Manusia
Lapas Wanita Klas II A Medan disajikan pada Tabel 4.5 berikut di bawah ini.
75
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
No. Nama Posisi Kerja Jumlah (orang) Persentase 1. 2. 3.
Pejabat Struktural Pelaksana Teknis Pelaksana Administrasi
14 orang 55 orang 7 orang
18,4% 72,3% 9,3%
Jumlah 76 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga) lapisan jabatan yang
dimilikii oleh organisasi Lapas Wanita yaitu : 1) Jabatan Struktural; 2). Jabatan
Teknis dan 3) Jabatan Administratif. Lapisan tugas tersebut didominasi oleh sekitar
55 orang yang bekerja dalam pelaksana teknis pemasyarakatan.
4.2.6. Kriteria Penelitian DP3
Hasil wawancara peneliti mendapatkan imformasi bahwa disana ada sistem
penilaian prestasi pegawai lengkap dengan sistem penilaian seperti yang dianjurkan
oleh organisasi kantor pemerintah yaitu sistem DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan). Petugas Lapas Wanita tidak hanya cukup diberi kesempatan dan
dukungan memperoleh keterampilan kerja melalui pelatihan ataupun pendidikan,
tetapi juga diberikan kesempatan untuk meningkatkan prestasi seutuhnya. Pada Tabel
4.6 berikut disajikan Kriteria DP3 sebagaimana dimaksud pada uraian di atas.
76
Tabel 4.6. Kriteria Penelitian DP3
No. Nilai Kategori 1. 2. 3. 4. 5.
91 – 100 76 – 90 61 – 75 51 – 60 50 kebawah
Amat Baik Baik
Cukup Sedang Kurang
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dilakukan pada Lapas Wanita yaitu
terhadap petugas Lapas Wanita juga. Jadi tugas-tugas pembinaan kemanusiaan tidak
hanya diberikan pada warga binaan tetapi juga pada pihak intern organisasi.
Sebagai indikator dari setiap kemajuan prestasi pegawai, di Lapas Wanita
dilaksanakan penilaian DP3 secara objektif, dokumen untuk daftar nilai tersebut
sangatlah dilindungi oleh pihak personalia (Kaur. Kepegawaian) karena menyangkut
rahasia pribadi demi pribadi. Peneliti memutuskan untuk tidak melihat lebih jauh
detail DP3 tetapi pada dasarnya menurut keterangan Kaur Kepegawaian bahwa rentan
prestasi mereka di Lapas Wanita adalah dari 79 s/d 83. Nilai-nilai prestasi tersebut
berada pada interval Baik yaitu 76 – 90.
77
4.3. Analisis Deskripsi Variabel
4.3.1. Jawaban Responden Atas Pertanyaan Variabel
Pelatihan dan pengembangan merupakan satu upaya meningkatkan kualitas
SDM bila sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada di organisasi. Pelatihan yang
dimaksud adalah meningkatkan keterampilan kerja dalam melaksanakan pekerjaan
khas dan pengembangan untuk meningkatkan pengetahuan umum yang terkait dan
pemahaman atas keseluruhan lingkungan. Jangka waktu dalam penyelenggaraan
program pelatihan umunya pendek sementara pengembangan adalah panjang karena
sering terkait dengan pendidikan umum terstruktur dan berjangka panjang.
Bagaimana penilaian para pegawai terhadap pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan yang diselenggarakan oleh pihak organisasi dalam proses
meningkatkan kualitas kinerja pegawai dapat dilihar dari sebaran jawaban responden
atas pertanyaan yang terkait dengan pelatihan dan pengembangan tersebut
sebagaimana disajikan pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Variabel Pelatihan dan Pengembangan
Persen Pilihan Jawaban No. Pertanyaan STS TS N S SS Total
1. Program pelatihan sesuai dengan tujuan oraganisasi
0.0 0.0 26.3 69.7 3.9 100
2. Program pelatihan sesuai dengan peningkatan karir
0.0 0.0 15.8 60.5 23.7 100
3. Program pelatihan untuk adaptasi iklim organisasi
0.0 3.9 30.3 61.8 3.9 100
4. Program pelatihan membantu peningkatan keahlian
0.0 0.0 10.5 61.8 27.6 100
78
5. Program pelatihan membantu peningkatan keterampilan
0.0 0.0 52.6 47.4 0.0 100
6. Program pelatihan membantu peningkatan pengetahuan
0.0 0.0 27.6 72.4 0.0 100
7. Program pelatihan membantu peningkatan karir
0.0 0.0 2.6 85.5 11.8 100
8. Fasilitas program pelatihan telah tersedia
0.0 28.9 63.2 7.9 0.0 100
9. Program pelatihan sesuai dengan tujuan program
0.0 0.0 2.6 80.3 17.1 100
10. Program pelatihan sesuai dengan kebutuhan organisasi
0.0 0.0 9.2 64.5 26.3 100
11. Program pelatihan memberi dampak positif
0.0 19.7 69.7 10.5 0.0 100
12. Program pelatihan membantu menyelesaikan pekerjaan
0.0 0.0 2.6 72.4 25.0 100
13. Program pelatihan mampu memberi perubahan sikap
0.0 0.0 3.9 68.4 27.6 100
Rata-rata 0.0 4.0 24.4 58.7 12.9 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa program
pelatihan dan pengembangan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan
organisasi, peningkatan karir pegawai, sebagai cara untuk mengadaptasi perubahan
iklim organisasi, dan peningkatan keahlian serta pengetahuan. Selain itu mayoritas
responden juga sepakat bahwa pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan program, kebutuhan organisasi. Dengan
adanya program pelatihan dan pengembangan cukup mampu membantu para pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan mereka dan memberikan perubahan
terhadap sikap para pegawai ke arah yang lebih baik dalam bekerja. Pelaksanaan
program pelatihan dan pengembangan juga dianggap cukup membantu pegawai
Lanjutan Tabel 4.7
79
dalam meningkatkan keterampilan dampak positif yang lainnya terhadap pribadi para
pegawai.
Berdasarkan penilaian para responden tersebut maka dapat memberikan
gambaran kepada kita bahwa program pelatihan dan pengembangan pegawai
mendapat apresiasi yang positif dari para pegawai, dan diakui dalam pelaksanaannya
secara umum telah sesuai dengan tuntutan organisasi. Dari gambaran tersebut dapat
kita asumsikan bahwa dengan pelaksanaan pendidikan dan pengembangan yang
konsisten dan terpola secara cermat, diyakini dapat mempengaruhi peningkatan
prestasi para pegawai yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap peningkatan
karir pegawai secara umum.
4.3.2. Jawaban Responden Atas Pertanyaan Variabel Prestasi Kerja
Prestasi kerja seorang pegawai merupakan salah satu tolak ukur untuk
menentukan apakah seorang pegawai layak atau tidak mendapatkan promosi untuk
pengembangan karir ke depan atau tidak. Tidak semua pegawai mampu berprestasi
secara baik sesuai dengan tuntutan dari organisasi, dan tidak juga semua pegawai
berprestasi merasakan apresiasi yang cukup dari para pimpinan organisasi untuk
peningkatan jenjang karir mereka. Bagaimana penilaian para pegawai terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan variabel prestasi kerja para pegawai di
Lapas Wanita Klas II A Medan dapat dilihat dari sebaran jawaban responden atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagaimana disajikan pada Tabel 4.8 berikut:
80
Tabel 4.8. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Prestasi Kerja
Persen Pilihan Jawaban No. Pertanyaan STS TS N S SS Total
1. Organisasi memberi tugas pada setiap seksi
0.0 0.0 15.8 60.5 23.7 100
2. Pekerjaan dari organisasi sesuai dengan kemampuan
0.0 0.0 22.4 72.4 5.3 100
3. Peningkatan prestasi didukung lingkungan fisik kantor
0.0 0.0 10.5 61.8 27.6 100
4. Prestasi didukung oleh hubungan yang harmonis antar pegawai
0.0 0.0 52.6 47.4 0.0 100
5. Prestasi didukung oleh hubungan yang harmonis antar atasan dengan bawahan
0.0 0.0 27.6 72.4 0.0 100
6. Uraian kerja yang tegas meningkatkan prestasi
0.0 0.0 5.3 73.7 21.1 100
7. Pimpinan menjadi contoh dalam disiplin waktu
0.0 7.9 55.3 36.8 0.0 100
8. Pekerjaan selalu siap tepat waktu dan berkualitas
0.0 0.0 2.6 80.3 17.1 100
9. Setiap pegawai berhak mendapat pelatihan
0.0 0.0 9.2 64.5 26.3 100
10. Penilaian prestasi telah dilakukan secara objektif
0.0 6.6 65.8 27.6 0.0 100
11. Absensi pegawai dan keterlambatan menghambat kelancaran kerja pegawai
0.0 0.0 2.6 72.4 25.0 100
Rata-rata 0.0 1.3 24.5 60.9 13.3 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa secara umum pegawai setuju tugas-tugas dari
organisasi telah didelegasikan pada tiap-tiap seksi yang berkompeten atas tugas
tersebu, pekerjaan yang diberikan telah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing pegawai, lingkungan fisik kerja yang baik, hubungan kerja yang
harmonis antar sesama rekan kerja dan antar bawahan dengan atasan akan
mempengaruhi peningkatan prestasi kerja para pegawai, setiap pegawai berhak
81
mendapatkan pelatihan dan pengembangan untuk peningkatan kemampuan.
Disamping itu responden berpendapat dengan tugas dan pekerjaan para pegawai telah
dilaksanakan secara baik sesuai dengan tuntutan organisasi. Para responden juga
cukup sependapat hubungan yang harmonis antar sesama pegawai cukup mampu
menjadi pendukung pencapaian prestasi para pegawai, disamping itu keteladanan
pimpinan dalam disiplin waktu dan penilaian hasil kerja yang objektif dari pimpinan
juga turut mendukung pencapaian prestasi kerja yang optimal dari setiap pegawai.
4.3.3. Jawaban Responden Atas Pertanyaan Variabel Pengembangan Karir
Pengembangan karir merupakan salah satu alasan mendasar bagi kebanyakan
pegawai dalam dedikasinya terhadap tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang
pegawai. Setiap pegawai dapat dipastikan mengharapkan adanya jenjang karir yang
jelas dalam pekerjaannya. Bagaimana penilaian para pegawai terhadap
pengembangan karir di lingkungan Lapas Wanita Klas II A Medan, dapat dilihat dari
sebaran jawaban responden atas pertanyaan yang terkait dengan variabel penelitian
tersebut, sebagaimana data yang dicantumkan pada Tabel 4.7 berikut di bawah ini.
Tabel 4.9. Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengembangan Karir
Persen Pilihan Jawaban No. Pertanyaan STS TS N S SS Total
1. Organisasi memberi kesempatan yang sama untuk peningkatan jabatan
0.0 0.0 26.3 68.4 5.3 100
2. Jalur promosi tidak selalu sesuai dengan bidang pekerjaan
0.0 0.0 15.8 60.5 23.7 100
3. Jabatan telah sesuai dengan pekerjaan pegawai
0.0 22.4 22.4 55.3 0.0 100
82
4. Jabatan telah sesuai dengan prestasi kerja
0.0 0.0 10.5 61.8 27.6 100
5. Jabatan telah sesuai dengan prestasi kerja yang dicapai
0.0 14.5 57.9 27.6 0.0 100
6. Pegawai berprestasi perlu mendapat peluang karir yang lebih baik
0.0 0.0 27.6 72.4 0.0 100
7. Tim kerja dibentuk atas dasar kedekatan hubungan personal dengan pimpinan (jika anda pimpinan)
0.0 0.0 2.6 85.5 11.8 100
8. Jabatan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan
0.0 28.9 65.8 5.3 0.0 100
9. Promosi lebih ditentukan oleh prestasi dibanding masa kerja
0.0 0.0 2.6 80.3 17.1 100
10. Kenaikan jabatan dilakukan jika ada formasi jabatan yang kosong
0.0 0.0 9.2 64.5 26.3 100
11. Ada percepatan kenaikan jabatan bagi pegawai dengan prestasi yang cemerlang
0.0 19.7 69.7 10.5 0.0 100
12. Prestasi mempengaruhi pengembangan karir dalam organisasi
0.0 0.0 2.6 72.4 25.0 100
13. Perencanaan karir dari organisasi telah dipahami oleh pegawai
0.0 0.0 3.9 68.4 27.6 100
14. Pelatihan dan Pengembangan dapat bermanfaat untuk Pengembangan Karir
0.0 0.0 52.6 47.4 0.0 100
15. Senioritas merupakan faktor utama promosi jabatan
0.0 0.0 0.0 63.2 36.8 100
16. Jabatan telah sesuai dengan aturan yang berlaku
0.0 0.0 35.5 63.2 1.3 100
Rata-rata 0.0 5.3 27.5 55.0 12.2 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju jika organisasi
tempat mereka bekerja telah memberikan kesempatan yang sama besar dalam hal
pengembangan karir atau jabatan, promosi jabatan telah dilakukan sesuai dengan
bidang pekerjaan, jabatan telah ditentukan sesuai dengan pekerjaan yang seharusnya,
Lanjutan Tabel 4.9
83
jabatan telah sesuai dengan prestasi kerja yang telah dicapai oleh pegawai, prestasi
kerja yang baik layak menjadi penentu utama jenjang karir pegawai, hubungan baik
menjadi pertimbangan untuk sebuah tim kerja (team work) dalam organisasi, promosi
jabatan dilaksanakan karena ada formasi jabatan yang kosong, disamping prestasi
masa kerja juga mereka anggap pantas menjadi prioritas dalam promosi jabatan,
mekanisme promosi jabatan telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Disisi lain para responden juga cukup sepakat bahwa jabatan yang mereka emban
telah sesuai dengan prestasi dan latar belakang pendidikan yang telah mereka capai
selama bekerja, selalu ada percepatan jenjang karir bagi pegawai dengan prestasi
yang cemerlang dan penilaian prestasi kerja pegawai telah dilakukan secara objektif
oleh pimpinan organisasi.
4.4. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda
4.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk menentukan apakah dalam model regresi
linier berganda data variabel terikat terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian
normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui dua pendekatan yaitu analisis
grafik dan analisis statistik.
1. Analisis Grafik
Pengujian normalitas data dengan analisis grafik dilakukan dengan melihat
titik-titik sebaran data pada kurva Uji normalitas pada penelitian ini dengan
menggunakan analisis grafik dengan melihat kurva Normal Probability Plot pada of
84
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Pengembangan Karir
Regresion Standardized Residual. Dalam hal analisis grafik tersebut, data akan
dinyatakan normal jika titik sebaran data tersebar tidak terlalu jauh (mengikuti) arah
garis diagonal dan dinyatakan tidak normal jika terjadi keadaan sebaliknya. Hasil
analisis grafik dengan program SPSS 15.0 diperlihatkan pada Gambar 4.2.
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Variabel
Berdasarkan hasil analisis grafik yang disajikan pada Gambar 4.2 dapat dilihat
bahwa, data pada variabel pengembangan karir pegawai tersebar searah dengan garis
diagonal pada kurva. Sesuai dengan ketentuan pada analisis grafik, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel terikat penelitian untuk pengujian hipotesis penelitian
85
terdistribusi secara normal dan memenuhi syarat untuk dilanjutkan pada analisis
berikutnya.
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak berhati-hati secara
visual. Guna memastikan apakah hasil analisis grafik cukup valid atau tidak sebagai
dasar keputusan perlu dilakukan analisis statistik guna memastikan hasil yang telah
diperoleh melalui analisis grafik.
Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan analisis
statistik dilakukan menurut prosedur uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Kriteria
pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai Kolmogrov-Smirnov Z dan
Asymp Sig. (2-tailed), dimana distribusi dinyatakan normal jika nilai Asymp Sig. (2-
tailed) lebih besar dari 0,05 untuk siknifikansi 95%.
Hasil pengujian normalitas data variabel kepuasan kerja dan pemberian
insentif disajikan pada Tabel 4.10 berikut di bawah ini.
Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian
PengembanganKarir N 76Normal Parameters(a,b) Mean 44.8947 Std. Deviation 1.82997Most Extreme Differences Absolute .148 Positive .148 Negative -.102Kolmogorov-Smirnov Z 1.291Asymp. Sig. (2-tailed) .071
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
86
Berdasarkan hasil analisis statistik normalitas data variabel terikat
sebagaimana tersaji pada Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bawa pengembangan karir
memiliki nilai Kolmogrov-Smirnov Z sebesar 1.291 dengan nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) 0,071 pada variabel pengembangan karir pegawai, dimana angka tersebut
lebih besar dari alpha 0,05 pada derajat signifikansi 95%, sehingga dengan dasar hasil
tersebut dapat ditegaskan bahwa data variabel terikat penelitian terdistribusi secara
normal dan memenuhi syarat untuk dilakukan analisis lanjutan. Hasil analisis statistik
ini konsisten dengan hasil pengujian menurut metode analisis grafik.
4.4.2.Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi
linier berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi multikolonieritas. Untuk uji multikolonieritas pada
penelitian ini adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Menurut Ghozali (2005) nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolonearitas Hipotesis Penelitian
Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) 6.431 .000 Pelatihan dan Pengembangan 2.275 .026 Prestasi Kerja Pegawai 5.477 .000
a Dependent Variable: Pengembangan Karir Pegawai Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
87
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance tidak kurang dari 0,10
yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen (pelatihan dan
pengembangan serta prestasi kerja pegawai). Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada
penelitian ini.
4.4.3.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier berganda terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melakukan uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini menggunakan uji Glejser.
Tabel 4.12. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Penelitian
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Model
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.202 2.831 6.431 .000
Pelatihan dan Pengembangan
.189 .083 .243 2.275 .026
Prestasi Kerja Pegawai .408 .075 .585 5.477 .000a Dependent Variable: ABSUT
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
88
Dari hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada
satupun variabel independen (pelatihan dan pengembangan serta prestasi kerja
pegawai) yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai
Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda dalam
penelitian ini tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
4.5. Pengujian Hipotesis Penelitian
4.5.1. Pengujian Hipotasis Secara Serempak
Untuk menguji pengaruh secara serempak pelatihan dan pengembangan serta
prestasi kerja terhadap pengembangan karir pegawai Lapas Wanita Klas II A Medan
digunakan uji Statistik F (uji F). Apabila nilai F hitung > nilai F tabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai F hitung < nilai F tabel, maka H0 diterima dan
Ha ditolak. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak
Model Sum of Squares df Mean
Square F Sig.
1 Regression 152.561 2 76.281 56.477 .000(a) Residual 98.597 73 1.351 Total 251.158 75
a Predictors: (Constant), Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja Dependent Variable: Pengembangan Karir Pegawai
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
89
Dari Tabel 4.13 diperoleh nilai Fhitung sebesar 56,477 dengan menggunakan
tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05 maka dari tabel
distribusi F diperoleh nilai 3,13. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel,
maka Fhitung (56,477) > Ftabel (3,13). Keputusannya adalah Ho ditolak, dan Ha
diterima, artinya secara serempak pelatihan dan pengembangan serta prestasi kerja
pegawai berpengaruh signifikan terhadap pengembangan karir pegawai di Lapas
Wanita Klas II A Medan.
4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan menurut uji statistik t (uji t)
dengan ketentuan menerima H0 jika diperoleh t hitung lebih kecil dari harga t kritik
pada taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 0,05 dan sebaliknya menerima Ha jika
harga t hitung lebih besar dari harga kritik pada tabel. Hasil uji parsial hipotesis tentang
bagaimana pengaruh pelatihan dan pengembangan serta prestasi kerja pegawai
terhadap pengembangan karir pegawai selanjutnya disajikan pada Tabel 4.14 berikut
di bawah ini.
Tabel 4. 14. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Model
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.202 2.831 6.431 .000
Pelatihan dan Pengembangan
.189 .083 .243 2.275 .026
Prestasi Kerja .408 .075 .585 5.477 .000a Dependent Variable: Pengembangan Karir
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
90
Berdasarkan hasil regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan
bantuan software SPSS versi 15.0, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.14 di
atas, maka diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 18,202 + 0,189X1 + 0,408X2
Dari Tabel 4.14 di atas juga didiketahui t hitung variabel pelatihan dan
pengembangan = 2,275, dan prestasi kerja sebesar = 5,477. Selanjutnya dengan
derajat bebas (db) 73 pada taraf kepercayaan 95% diperoleh t tabel sebesar 2,00 maka
dapat disimpulkan bahwa baik pelatihan dan pengembangan maupun prestasi kerja
pegawai secara signifikan mempengaruhi pengembangan karir pegawai
4.5.3. Koefisisen Determinasi (R Square) Hipotesis Penelitian
Koefisien determinasi (R Square) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai koefisien determinasi
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel 4.15. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Peneltian
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .779(a) .607 .597 1.16217 a Predictors: (Constant), Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja b Dependent Variable: Pengembangan Karir Pegawai umber : Hasil Penelitian, 2009 (Data diolah)
91
Dari Tabel 4.15 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0,607 atau 60,70%. Hasil tersebut memberikan pengertian bahwa variabel
dependen yaitu pengembangan karir pegawai dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang terdiri dari pelatihan dan pengembangan (X1), dan prestasi kerja
pegawai (X2) dengan nilai sebesar 60,70% sedangkan sisanya sebesar 39,30%
dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini.
4.6.Pembahasan
Organisasi Lapas Wanita adalah organisasi milik Pemerintah di bawah
naungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tugas yang diberikan pada
organisasi adalah tugas tugas penegakan hokum dan pembinaan terutama terhadap
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kelompok wanita. Organisasi ini bukan
organisasi bisnis (komersil), tetapi manajemennya tetap dikelola seperti layaknya
organisasi bisnis dengan memperhatikan peningkatan kualitas sumber daya manusia
seutuhnya.
Lapas Wanita menerapkan skema struktur organisasi yang jelas. Manajemen
memperhatikan pemeliharaan SDM mereka, seperti layaknya mereka memperhatikan
para warga binaan yang diasuh secara profesional.
92
Organisasi Lapas Wanita memiliki Visi, Misi dan Tujuan organisasi yang
jelas. Asset SDM juga kelihatan diperhatikan. Di sana ada program pelatihan yang
cukup, serta kesempatan memperoleh pendidikan berkelanjutan pada mereka yang
dianggap layak dan penting mendapatkannya.
Komposisi SDM Lapas Wanita tersusun lebih banyak didominasi oleh kaum
wanita, menggambarkan bahwa pihak organisasi memperhatikan benar persepsi
masyarakat umum bahwa sepantasnya wanitalah yang harus dan patut
mengembalikan warga binaan kaum wanita ke jalan yang benar, dibandingkan kalau
para warga dibina oleh pihak lelaki.
Tidak ada suatu teori yang mendukung persepsi bahwa “wanita mengurus
wanita adalah lebih baik”, tetapi masalah budaya masyarakat Indonesia pada
umumnya lebih setuju kalau kaum wanita dibina oleh kaum wanita juga.
Tingkat pendidikan dari kebanyakan pejabat di Lapas Wanita adalah Strata 1.
Hal tersebut menggambarkan betapa organisasi Lapas Wanita menghargai nilai
profesionalisme akan lebih mudah berkembang oleh mereka yang memiliki jenjang
pendidikan lebih tinggi. Dominasi pegawai wanita kelihatan memberi pengaruh yang
berbeda pula pada penataan ruangan kantor, dibandingkan dengan perkantoran
pemerintah lainnya dengan lebih banyak pegawai pria. Perkantoran ini tertata rapi,
bersih, nyaman karena ada suasana interior yang berbunga. Asap rokok jelas tidak
ada di sana. Lingkungan terasa lebih lembut serta feminim, dibandingkan dengan
prediksi pada mereka yang belum pernah berkunjung bahwa di Lapas Wanita akan
ada suasana serba keras dan jahat.
93
Menurut petugas bagian personalia, Lapas Wanita memiliki program pelatihan
terhadap karyawannya yang teratur, bergiliran. Semuanya serba cukup sesuai dengan
kebutuhan. Kehadiran teknologi komputer misalnya, mendorong Lapas Wanita
mempersiapkan sesi-sesi pelatihan komputer pada pegawainya. Pengetahuan dan
ketrampilan yang baik disertai dengan pengawasan yang konsisten oleh pihak
manajemen terutama dengan adanya implementasi penilaian prestasi, membuat setiap
pegawai terbiasa mawas diri serta berdisiplin. Iklim pembinaan dan pelatihan yang
dibudayakan Lapas Wanita terhadap warga binaan tidak hanya bermanfaat membina
warga binaan, tetapi terlebih menginduksi manfaat pembinaan prilaku pada pihak
pegawai sendiri. Di Lapas Wanita dilaksanakan pelatihan dan peningkatan
keterampilan ataupun pendidikan berlanjut di lingkungan Lapas Wanita.
Menurut penelitian terdahulu (Situmorang, 2003) bahwa pelatihan dan
pengembangan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja, pelatihan dan
pengembangan berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan karir dan
prestasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan karir. Pada
penelitian di Lapas Wanita Klas IIA kondisi serupa ditemukan bermakna serupa.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian dapat diketahui bahwa baik
secara serempak maupun secara parsial, kedua variabel penelitian (pelatihan dan
pengembangan serta prestasi kerja pegawai) memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengembangan karir pegawai di Lapas Wanita Klas II A Medan. Kedua
variabel secara simultan juga memberikan kontribusi (60,70%) yang besar terhadap
pengembangan karir pegawai.
94
Pelatihan dan pengembangan merupakan suatu kegiatan paket yang umumnya
diterapkan bagi pegawai pada instansi pemerintahan, yang ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemantapan sikap bagi para pegawai,
sehingga diharapkan dari hasil pelaksanaan program tersebut dapat meningkatkan
kinerja pegawai secara umum.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
Secara simultan dan parsial pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan serta prestasi kerja berpengaruh signifikan positif terhadap
pengembangan karir pegawai di Lapas Wanita Klas II A Medan. Prestasi Kerja
mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan Pelatihan dan Pengembangan
terhadap Pengembangan Karir pegawai di Lapas Wanita Klas II A Medan.
5.2. Saran - Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka disarankan :
Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan kerja pegawai yang telah
terlaksana secara baik di instansi Lapas Wanita Klas II A Medan, diharapkan mampu
menjadi pendorong untuk peningkatan prestasi ke arah yang lebih baik.
Besarnya pengaruh yang diberikan oleh program pelatihan dan pengembangan
serta prestasi kerja pegawai terhadap peningkatan karir di Lapas Wanita Klas II A
Medan, diharapkan menjadi salah satu pertimbangan bagi para pegawai untuk tujuan
pengembangan karir para pegawai tersebut.
72
Selain dapat dipadukan, pengembangan karir juga dapat ditentukan oleh
program pelatihan dan pengembangan atau prestasi kerja pegawai secara terpisah,
sehingga bagi para pegawai dapat memilih salah satu dari keduanya untuk
peningkatan dan pengembangan karir mereka.
73
DAFTAR PUSTAKA
Kutipan dari Buku : Alwi Syafaruddin, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia , Strategi Keunggulan
Kompetitif, Edisi Pertama, Balai Penerbitan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V. PT.Rineka Cipta, Jakarta Asri, Marwan SW. & Sulistyobudi, AD, 1986, Pengelolaan Karyawan, BPFE.,
Yogyakarta. Cushway, Barry & Lodge, Derek 2004. Organizational Behaviour and Design,
“Mission and Strategy”, Crest Publishing House, New Delhi, India. Drucker, Peter F., 1997, Manajemen Ditengah-tengah Perubahan Besar, Informasi
yang Dibutuhkan Eksekutif Masa Kini, Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.
Gomes, Faustino Cardoso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi
Yogykarta. Ghozali, Imam , 2005, Aplikasi multivariat dengan SPSS Revisi ketiga, Penerbit :
Universitas Diponegoro, Semarang Griffin, Ricky W, 1998. Management, “Managing Total Quality”, Houghton Miffin
Company, USA Hasibuan, Malayu, 2004, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Cetakan keempat , PT.Bumi Aksara, Jakarta. Mangkuprawira Sjafri, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit : Ghalia
Indonesia, Jakarta Maxwell J.C, 2001, The 17 Indisputable Laws of Temwork, Thomas Nelson
Publisher, Nashville, USA Moikijat, 1991, Administrasi Kepegawaian Negara, Mandar Maju Bandung Moorehead G dan Griffin RW, 2000, Managing People and Organization,
Organizational Behavior, Hougthon Miffin Company, USA.
76
Nawawi Hadari, 1997, Manajemen Sumber Daya manusia untuk bisnis yang kompetitif, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kaplan, Robert S., & Norton, David P. 2004. Strategy Maps, “Converting Intangible
Assets Into Tangible Outcomes”, Harvard Business School Publishing Corporation, Boston, USA.
Schuler, Randall S. & Susan E. Jackson 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia
Menghadapi Abad Ke-21, Erlangga, Jakarta. Sofyandi, Herman, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu,
Yogyakarta. Sugiyono, 2008,. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung Sulistiyani, Ambar Teguh & Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Konsep, Tzeori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Jakarta.
Sutarto, Herry SE., M.A., PhD dkk, 1999. Strategic Management (Manajemen
Strategi), “Pengembangan Karyawan”, Asosiasi Institut Manajemen Indonesia, Jakarta.
Weightman, Jane, 2002. Managing Human Resources, “Individual Orientation to
Work”, Jaico Publishing House, London, UK. Wursanto, IG., 1989, Manajemen Kepegawaian 2, Kanisius, Yogyakarta. Kutipan dari Tesis : Burlian Muhammad, 2005. Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Balai Karantina Ikan Polonia di Medan. Sekolah Pascasarjana USU Medan. Situmorang, Syafrizal Helmi 2003. Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Serta
Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Karyawan Pada PTPN III Medan, Program Pascasarjana USU, Medan.
77
Kutipan dari Jurnal : Budiarta Ida Bagus Agung, 2008, Analisis Perbedaan Prestasi Kerja terhadap Tingkat
Pendidikan dan masa kerja di The Losari Hotel dan Rama Garden Hotel Kuta Bandung, k Pindah, http://www.scribd.com/doc/12782558/Kamp08-Pengaruh-Mentoring-Terhadap-Kepuasan-Kerja-Konfilik?autodown=pdf diakses 04 Juni 2009
Gunarsih Tri Nugroho Setia Agung, 2008. Pengaruh Rencanaan Karir,
Promosi dan Pendidikan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan di SMP Pesantren Sabilil Muttaqiem (PSM) Taji Magetan. <http: //eprints.ums.ac.id/787/1/Jurnal daya saing 3.pdf> diakses 20 Des 2008 www.unddiknas.ac.id/wp-content/uploads/jurnal/analisis-perbedaan-prestasi-kerja-nym.srisubawa-iba.budiarta.pdf diakses 04 Juni 2009
Cahyono Dwi,. 2005, Pengaruh Mentoring terhadap Kepuasan Kerja, Konflik Peran
dan Prestasi Kerja Serta Niatan untuk pindah. Htt://www.scribd.com/doc/12782558/Kamp08-Pengaruh-Mentoring-
Terhadap-Kepuasan-Kerja-Konfilik?autodoown=pdf diakses 04 Juni 2009 Marimin & Tosida Eneng Tita, 1998, Sistem Intelijen untuk Strategi Penilaian
Prestasi Kerja dalam rangka Perencanaan dan Pengembangan Karir Karyawan, http://katalog.ipb.ac.id/jurnale/files/Eneng Tita Tosida sitem intelejen.pdf Vol.10 (3), 118 – 128 diakses 04 Juni 2009
Meinawati R & Mariyanti S,2008, Peran Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi
Kerja pada Agen yang bekerja di Kantor Oprasional Pondok Gede dan Kalimalang AJB Bimiputra 1912 Cabang Jakarta Timur
http://jurnal.indonusa.ac.id/index.php?a=readmore&n=89 08 Juni 2009 Rahmawati Siti dan Saputra Adhi Hendra, 2006, Hubungan Faktor-faktor Penilaian
Prestasi Kerja dengan Pengembangan Karir Pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Bogor, Vol.1 No.2 Nopember 2006, diakses 22 Juni 2009
Suherlan Herlas, 2009, Pengaruh Program Pengembangan Karir dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Karyawan, <http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/03/pengaruh-program-pengembangan-karir-dan.html> , diakses 08 Juni 2009
78
Wahyuddin Ngadimin M, 2008, Rekruitmen, Dekruitmen, Pengembangan Karir dan Kompensasi Perannya terhadap Motivasi kerja di PT Delta Merlin Dunia Textil Karanganyar. http://emprints.ums.ac.id/787/1/Jurnal Daya Saing 3.pdf diakses 20 Des 2008
79
Lampiran 1 Kuesioner
KUESIONER (Hanya untuk penelitian)
Informasi Responden :
Nama :
Jabatan sekarang :
Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir :
Usia : Masa Kerja :
Pernyataan Peneliti :
Data yang anda berikan akan disimpan sebagai rahasia pribadi anda, dan tidak akan disebar luaskan dalam bentuk publikasi individu. Terima kasih atas kesedian anda memberikan informasi yang diberikan untuk keperluan penelitian ini.
Tandai jawaban / opini anda pada kotak pilihan, terhadap pernyataan atau pertanyaan yang ditampilkan pada setiap item kuesioner berikut menurut pendapat atau apa yang anda alami.sendiri.
I. Pelatihan dan Pengembangan
1. Program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan telah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. 1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju Sangat Setuju
2
2. Program pelatihan yang diberikan sesuai dengan peningkatan karir pegawai yang memperolehnya.
3. Agar bisa mengadaptasi dan
mengantisipasi perubahan iklim dan budaya organisasi maka perlu dilakukan program pelatihan dan pengembangan.
4. Pelatihan dan pengembangan
tersebut telah membantu saudara meningkatkan keahlian.
5. Pelatihan dan pengembangan
tersebut telah membantu saudara meningkatkan pengetahuan.
6. Pelatihan dan pengembangan
tersebut telah membantu saudara meningkatkan Keterampilan.
7. Pengalaman dari pelatihan dan
pengembangan itu telah dapat membantu pengembangan karir anda di dalam organisasi tempat bekerja.
8. Fasilitas tempat pelatihan dan
program telah dipersiapkan sehingga dirasakan cukup membantu pelatihan dan pengembangan yang berlangsung
9. Kegiatan pelatihan dan
pengembangan dirasakan sesuai sehingga tujuan program optimal dapat dicapai.
10. Program pelatihan yang berjalan
perlu dibuat sesuai dengan kebutuhan organisasi pada masa ini.
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
3
11. Program yang diikuti telah dapat memberi dampak positif (bermanfaat) dibandingkan dengan sebelum mengikutinya.
12. Pelatihan dan pengembangan yang
telah diperoleh dapat membantu penyelesaian pekerjaan sehari-hari dengan lebih baik.
13. Rekan sejawat, atasan anda juga
memberi pengakuan akan perubahan sikap dan cara kerja saudara menjadi lebih baik dari sebelumnya.
II. Prestasi Kerja
1. Organisasi memberikan tugas- tugas yang harus diselesaikan pada setiap seksi
1. Pekerjaan yang diberikan organisas telah sesuai dengan kemampuan anda.
2. Peningkatan prestasi kerja anda karena didukung oleh lingkungan fisik kantor yang baik.
3. Peningkatan prestasi kerja anda
karena didukung oleh hubungan kerja yang harmonis antara sesama rekan kerja
4. Peningkatan prestasi kerja anda
karena didukung oleh hubungan kerja yang harmonis antara atasan dan bawahan
5. Uraian kerja yang jelas akan
meningkatkan prestasi kerja anda untuk peningkatan karir.
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
4
6. Seorang pimpinan wajib menjadi contoh atau teladan yang baik bagi pegawai dalam hal penggunaan waktu kerja.
7. Pekerjaan yang telah diberikan
kepada anda selalu siap dengan tepat waktu dan berkualitas baik.
8. Semua pegawai patut mendapat
kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan demi meningkatkan prestasinya
9. Penilaian prestasi yang dilakukan
organisasi anda rasakan telah dibuat secara objektif tidak memihak berdasarkan faktor kedekatan individu.
10. Ketidak hadiran / keterlambatan
seorang pegawai akan mengganggu kelancaran pekerjaan di unit kerja
. III. Pengembangan Karir 1. Organisasi secara adil memberikan
kesempatan yang sama pada semua karyawan untuk naik jabatan ataupun golongan.
2. Jalur promosi jabatan tidak selalu
sesuai dengan dengan bidang pekerjaan pegawai.
3. Anda merasa bahwa jabatan yang
anda miliki sekarang sudah sesuai dengan prestasi saudara
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
5
4. Menurut nurani anda jabatan yang anda laksanakan saat ini telah sesuai atau disesuaikan dengan prestasi kerja anda selama ini.
5. Pegawai yang berprestasi
seharusnya diberi kesempatan mendapat peluang berkarir yang lebih baik.
6. Prestasi pekerjaan saudara tidak
dipengaruhi oleh faktor hubungan dengan atasan, sejawat ataupun bawahan. .
7. Kalau sebagai pimpinan anda akan
membentuk tim kerja yang terdiri dari orang-orang dekat saudara.
8. Jabatan yang anda miliki sekarang
sudah sesuai dengan peminatan, kemampuan dan latar belakang pendidikan anda.
9. Dalam orgnisasi anda promosi lebih
ditentukan oleh prestasi kerja dibandingkan senioritas masa kerja seseorang
10. Kenaikan jabatan biasanya
dilakukan bila ada peluang (lowongan) untuk jabatan tersebut.
11. Selalu ada percepatan kenaikan
jabatan tergantung dari prestasi yang cemerlang ditunjukkan oleh seseorang pegawai.
12. Anda dapat melihat diorganisasi
anda bahwa prestasi kerja akan mempengaruhi pengembangan karir seseorang
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5 5
STS TS N ST SS
6
13. Perecanaan karir yang ditetapkan Organisasi telah dipahami oleh pegawai
14. Pelatihan dan Pengembangan yang
saudara ikuti dapat bermanfaat untuk Pengembangan Karir.
15. Senioritas merupakan faktor utama
seseorang untuk dapat dipromosikan
16. Jabatan dan golongan saudara saat
ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
1 2 3 4 5
STS TS N ST SS
82
Lampiran 2. Variabel Pelatihan dan Pengembangan (X1)
Variabel Pelatihan dan Pengembangan (X1)
Nomor lat01 lat02 lat03 lat04 lat05 lat06 lat07 lat08 lat09 lat10 lat11 lat12 lat13 Total 1 4 4 3 5 4 3 5 2 5 4 2 5 4 50 2 4 4 4 4 4 3 5 3 5 4 3 5 5 53 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 47 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 50 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 5 4 47 6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 49 7 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 3 4 4 53 8 4 5 4 5 3 3 4 3 4 4 3 4 4 50 9 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 5 5 52 10 4 3 3 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 48 11 4 4 4 4 4 4 3 2 4 5 3 4 4 49 12 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 2 4 4 49 13 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 3 4 5 51 14 4 4 5 4 3 4 4 2 5 4 2 5 4 50 15 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 49 16 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 50 17 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 5 48 18 4 3 3 4 4 3 4 2 5 4 2 4 4 46 19 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 5 49 20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 50 21 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 49 22 4 4 4 4 4 3 5 2 5 4 3 4 4 50
2
23 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 48 24 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 47 25 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 3 5 4 54 26 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 51 27 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 49 28 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 47 29 5 5 4 5 4 4 4 2 4 5 4 5 5 56 30 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 50 31 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 50 32 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 48 33 4 5 4 5 3 3 4 2 4 5 3 5 3 50 34 3 5 3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 50 35 3 4 4 4 3 3 4 2 5 4 3 4 4 47 36 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 5 52 37 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 44 38 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 50 39 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 49 40 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 49 41 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 5 4 46 42 4 4 3 4 3 4 4 2 5 4 3 4 5 49 43 4 5 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 53 44 4 5 4 5 3 4 4 2 4 3 4 5 4 51 45 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 49 46 4 3 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 4 51 47 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 52 48 4 5 2 5 4 3 4 3 4 5 4 5 4 52 49 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 48 50 4 4 3 5 3 3 4 3 5 4 2 4 4 48 51 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 46
Lanjutan Lampiran 2
Lanjutan Lampiran 2
3
52 4 4 3 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 49 53 3 5 2 5 3 4 4 2 4 4 3 5 5 49 54 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 52 55 4 5 3 5 3 4 4 3 4 4 3 5 4 51 56 3 4 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 4 51 57 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 44 58 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 5 53 59 3 3 3 5 3 4 4 2 4 5 3 5 4 48 60 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 46 61 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 5 4 54 62 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 48 63 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 3 4 4 51 64 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 47 65 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 50 66 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 46 67 3 4 4 3 4 4 5 2 5 3 3 3 5 48 68 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 3 5 4 52 69 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 50 70 4 5 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 52 71 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 45 72 4 5 4 5 4 3 4 3 4 5 3 4 4 52 73 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 49 74 4 5 3 5 3 4 4 3 4 5 3 4 4 51 75 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 3 47 76 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 48
2
Lampiran 3 Variabel Prestasi Kerja Pegawai (X2)
Nomor pr14 pr15 pr16 pr17 pr18 pr19 pr20 pr21 pr22 pr23 pr24 Total 1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 40 2 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 42 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 39 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 46 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 42 6 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 40 7 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 43 8 5 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 43 9 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 48 10 3 3 4 3 4 4 4 5 3 4 4 41 11 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 43 12 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 43 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 14 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 44 15 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 41 16 4 4 5 4 4 4 3 4 4 2 4 42 17 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 40 18 3 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 41 19 4 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 42 20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 42 21 3 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 41 22 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 42 23 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 40 24 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 41 25 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 44 26 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 49
3
27 3 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 42 28 4 4 3 3 4 5 3 3 4 3 4 40 29 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 50 30 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 43 31 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 41 32 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 40 33 5 4 5 3 3 3 4 4 5 3 5 44 34 5 3 5 3 4 4 3 4 4 3 4 42 35 4 4 4 3 3 4 4 5 4 2 4 41 36 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 46 37 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 38 38 4 3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 42 39 4 3 4 3 4 5 3 4 4 3 4 41 40 4 3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 42 41 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 5 38 42 4 3 4 4 4 5 4 4 5 3 4 44 43 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43 44 5 3 5 3 4 4 2 4 3 3 5 41 45 4 3 4 3 4 5 4 4 4 3 4 42 46 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 5 48 47 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 49 48 5 4 5 4 3 5 4 5 5 4 5 49 49 4 4 4 3 3 5 3 4 4 2 4 40 50 4 4 5 3 3 4 3 5 4 2 4 41 51 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 40 52 4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 42 53 5 4 4 3 4 4 2 4 4 3 5 42 54 5 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 48 55 5 5 4 3 4 4 2 4 4 3 5 43
4
56 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 46 57 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 38 58 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 43 59 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 5 42 60 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 41 61 4 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 44 62 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 42 63 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 43 64 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 40 65 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 42 66 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 41 67 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 4 42 68 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 5 43 69 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 41 70 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 45 71 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 39 72 5 4 4 4 3 4 3 4 5 3 4 43 73 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 41 74 5 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 44 75 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 41 76 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 42
5
Lampiran 4 Variabel Pengembangan Karir Pegawai (Y)
Nomor kr25 kr26 kr27 kr28 kr29 kr30 kr31 kr32 kr33 kr34 kr35 kr36 kr37 kr38 kr39 kr40 Total 1 3 4 2 5 3 3 5 2 5 4 2 5 4 4 5 3 45 2 4 4 4 4 2 3 5 3 5 4 3 5 5 4 4 3 46 3 5 3 2 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 5 4 43 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 3 47 5 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 2 5 4 4 5 4 44 6 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 5 4 45 7 4 4 4 4 2 4 5 2 5 5 3 4 4 4 4 4 46 8 3 5 2 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 3 44 9 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 48 10 4 3 3 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 3 5 3 45 11 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 4 4 4 46 12 4 4 2 4 3 4 4 3 4 5 2 4 4 3 5 3 44 13 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 3 4 5 4 4 4 45 14 4 4 3 4 3 4 4 3 5 4 2 5 4 3 5 3 45 15 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 44 16 4 4 2 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 5 4 46 17 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 44 18 4 3 3 4 4 3 4 3 5 4 2 4 4 4 5 3 45 19 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 5 3 4 4 44 20 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 42 21 3 3 3 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 3 45 22 4 4 4 4 4 3 5 3 5 4 3 4 4 4 4 3 46 23 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 3 4 4 44 24 4 3 4 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 41 25 5 5 4 5 3 4 4 3 4 4 3 5 4 3 5 3 45 26 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 48
6
27 3 3 4 4 2 4 4 2 4 5 2 4 4 4 5 3 43 28 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 42 29 4 5 4 5 2 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 48 30 4 5 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 5 3 43 31 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 5 3 4 5 44 32 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 44 33 4 5 4 5 3 3 4 2 4 5 3 5 3 3 5 3 43 34 4 5 2 5 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 44 35 3 4 4 4 3 3 4 3 5 4 3 4 4 3 4 3 43 36 4 4 2 4 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 5 4 49 37 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 42 38 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 3 5 4 46 39 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 3 44 40 4 3 3 4 2 4 4 3 4 5 3 4 5 3 5 4 46 41 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 5 4 3 5 3 44 42 4 4 2 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 47 43 5 5 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 3 4 4 47 44 4 5 3 5 3 4 4 2 4 3 4 5 4 3 4 4 44 45 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 44 46 4 3 2 3 2 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 48 47 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 48 48 4 5 4 5 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 5 3 48 49 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 43 50 3 4 2 5 3 3 4 3 5 4 2 4 4 3 4 4 43 51 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 43 52 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 45 53 3 5 4 5 3 4 4 2 4 4 3 5 5 3 4 4 45 54 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 5 4 48 55 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 45
7
56 3 4 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 48 57 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 43 58 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 47 59 3 3 3 5 3 4 4 2 4 5 3 5 4 3 4 4 45 60 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 45 61 4 5 2 5 4 4 4 2 4 5 3 5 4 4 4 3 46 62 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 43 63 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 3 4 4 4 5 4 47 64 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 43 65 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 4 4 4 4 46 66 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 41 67 4 4 4 3 4 4 5 2 5 3 3 3 5 4 4 4 46 68 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 3 5 4 3 4 3 45 69 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 43 70 4 5 3 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 5 4 47 71 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 42 72 4 5 4 5 4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 45 73 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 3 4 4 45 74 4 5 4 5 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 45 75 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 3 3 5 4 45 76 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 5 4 45
91
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas dan Regresi Berganda
Normalitas Variabel Pengembangan Karir
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Karir N 76
Mean 44.8947 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 1.82997
Absolute .148 Positive .148
Most Extreme Differences
Negative -.102 Kolmogorov-Smirnov Z 1.291 Asymp. Sig. (2-tailed) .071
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Regresi Ganda Pengaruh Platihan dan Pengembangan serta Prestasi Terhadap
Pengembangan Karir Pegawai
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method 1
Prestasi Kerja, Pelatihan dan
Pengembangan(a) . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Pengembangan Karir
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson1 .779(a) .607 .597 1.16217 1.812
a Predictors: (Constant), Prestasi Kerja, Pelatihan dan Pengembangan b Dependent Variable: Pengembangan Karir
2
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 152.561 2 76.281 56.477 .000(a) Residual 98.597 73 1.351 Total 251.158 75
a Predictors: (Constant), Prestasi Kerja, Pelatihan dan Pengembangan b Dependent Variable: Pengembangan Karir
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Tolerance VIF B Std.
Error 1 (Constant) 18.202 2.831 6.431 .000 Pelatihan dan
Pengembangan .189 .083 .243 2.275 .026 .472 2.120
Prestasi Kerja .408 .075 .585 5.477 .000 .472 2.120 a Dependent Variable: Pengembangan Karir Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) Pelatihan dan
Pengembangan Prestasi Kerja (Constant)
Pelatihan dan Pengembangan
1 1 2.997 1.000 .00 .00 .00 2 .002 39.852 .66 .00 .40 3 .001 65.672 .34 1.00 .60
a Dependent Variable: Pengembangan Karir
3
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std.
Deviation N Predicted Value 42.0381 49.2070 44.8947 1.42624 76Std. Predicted Value -2.003 3.024 .000 1.000 76Standard Error of Predicted Value .136 .430 .218 .077 76
Adjusted Predicted Value 41.9490 49.3985 44.8924 1.43220 76
Residual -2.83030 2.18266 .00000 1.14657 76Std. Residual -2.435 1.878 .000 .987 76Stud. Residual -2.471 1.914 .001 1.003 76Deleted Residual -2.91381 2.26801 .00233 1.18572 76Stud. Deleted Residual -2.564 1.951 -.003 1.016 76
Mahal. Distance .040 9.285 1.974 2.221 76Cook's Distance .000 .093 .011 .017 76Centered Leverage Value .001 .124 .026 .030 76
a Dependent Variable: Pengembangan Karir
4
Charts
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Pengembangan Karir