Download - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA DI MADRASAH ALIYAH
LABORATORIUM KOTA JAMBI
SKRIPSI
MISLIANA
NIM. TB. 150996
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA DI MADRASAH ALIYAH
LABORATORIUM KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
MISLIANA
NIM. TB. 150996
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila telah selesai
(dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sesungguh-sungguh (urusan) yang lain
dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap
(Qs. Alam Nasyrah: 7,9)
Alhamdulillah
Sebuah langkah usai sudah
Satu cita telah ku gapai
Namun ….
Itu bukan akhir dari perjalanan
Melainkan awal dari satu perjuangan
Abah & Mama tersayang ….
Kutata masa depan dengan Do‟a mu
Kugapai cita dan impian dengan pengorbanan mu
Kini ….
Dengan segenap kasih sayang dan Diiringi Do‟a yang tulus ku persembahkan
Karya tulis ini kepada Abah, Mama serta ketiga adikku Nuranita Sarihanisa,
Sharena Wati dan M.Ismul Azam,
MOTTO
﴿ ى﴿۱عبس وتولى ﴿۲﴾ ان جاءه ال ع
كى يزه كهر ۳﴾ وما يدريك لعله فتنفعه ﴾ او يذه
كرى ﴾٤۔۱﴿عبسآپۀۃسور﴾٤﴿ال
Artinya :
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling. karena seorang buta
telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum). Dan tahukah engkau
(Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa), atau dia
(ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya. Al-quran
& Terjemah.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan, atas iradahnya
hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak
yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui
kolom ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, S.Pt. M.Pd dan Ferry Kurniawan, S.Pd. M.Si Selaku kaprodi
dan sekprodi.
4. Bapak Kholid Musyaddad, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Reny Safita,
S.Pt. M.Pd sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. Alfian, M.Pd, dan Ibu Nining Nuraida, M.Pd selaku tim dosen
validator yang telah meluangkan waktu dalam penilaian lembar validasi
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar validasi soal piihan
ganda dan Ibu Reny Safita, S.Pt. M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
6. Bapak Habib Muhamad, S.Ag M.Ag selalu Kepala Sekolah dan Ibu Nurdalia
S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Biologi, Bapak dan Ibu majelis guru serta
staf-staf di Madrasah Aliyah Laboratorium yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis dalam memperoleh data dilapangan.
ABSTRAK
Nama : Misliana
NIM : TB. 150996
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa
Di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
Penelitian ini dilakukan karena melihat rendahnya hasil belajar biologi siswa yang
masih menggunakan metode konvensional. tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membuktikan ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa di madrasah aliyah
laboratorium kota jambi. penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain Quasi Experimen dan bentuk desain Posstest Only Control
Design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini Cluster random
sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji “t” maka nilai “t”
yang diperoleh adalah 8,417 dan lebih besar dari ttabel (baik pada taraf signifikan
5% maupun dari taraf 1% artinya 2,02 < 8,417 > 2,69, maka Ha (hipotesis
alternative) diterima artinya terdapat pengaruhnya yang signifikan dengan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan
hasil belajar biologi siswa di madrasah aliyah laboratorium kota jambi. sedangkan
hasil ukuran Effect Size termasuk kategori tinggi yaitu artinya pengaruh penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar
biologi siswa masuk kriteria tinggi.
Kata kunci : Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar
Siswa.
ABSTRACT
Name : Misliana
Department : Tadris Biology
Title : The Influence Of The Learning Model Of Problem Based
Learning Learning In Improving Student Biology Learning
Outcomes In Madrasah Aliyah Laboratory Of Jambi City.
This research was conducted because of the low learning outcomes of biology
students who still use conventional methods. The purpose of this study was to
prove the presence or absence of the influence of the Problem Based Learning
learning model in improving the results of students' biological studies in the Jambi
city madrasah aliyah laboratory. this research is a quantitative study using the
Quasi Experiment design and the design form of the Posstest Only Control
Design. The sampling technique in this study is Cluster random sampling. The
technique of data collection is done by student test results. Based on the results of
calculations using the "t" test, the value of "t" obtained is 8.417 and greater than t
table (both at 5% significance level and 1% level means 2.02 <8.417> 2.69, then
Ha (hypothesis alternative accepted means that there is a significant effect with
the application of the Problem Based Learning model in improving the biological
learning outcomes of students in Jambi laboratory madrasah aliyah, while the
Effect Size measure includes a high category, meaning the influence of the
Problem Based Learning learning model in improving biology learning outcomes
students are of high criteria.
Keywords: Learning Model, Problem Based Learning, Student Learning
Outcomes.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
NOTA DINAS I ii
NOTA DINAS II iii
PENGESAHAN iv
PERNYATAN ORISINALITAS v
PERSEMBAHAN vi
MOTO vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK ix
ABSRACT x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan masalah 4
D. Rumusan Masalah 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori 7
1. Hasil Belajar 7
2. Model Pembeajaran Problem Based Learning 10
B. Penelitian Yang Relevan 16
C. Kerangka Berpikir 19
D. Hipotesis Peneltian 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 22
B. Pendekatan dan Desain Penelitian 22
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 23
1. Populasi Target 23
2. Teknik Pengambilan Sampel 24
D. Variabael – Variabel dan Perlakuan Penelitian 24
E. Instrumen Penelitian 24
F. Teknik Analisis Data 30
G. Hipotesis Statistik 35
H. Rencana Penelitian 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 37
B. Pembahasan Hasil Penelitian 50
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan 55
B.Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Kelas Ulangan Biologi Siswa 3
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning 15
Tabel 3.1 Desain Penelitian 22
Tabel 3.2 Populasi Penelitian 23
Tabel 3.3 Populasi Terjangkau 23
Tabel 3.4 Populasi Sampel 24
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Penelitian 27
Tabel 3.6 Kritera Nilai Cohen‟s 34
Tabel 3.7 Rencana Jadwal Penelitian 36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa X MIPA 1 39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa X MIPA 2 43
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Posstest 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Posstest 47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 20
Gambar 4.1 Grafik Skor Hasil Belajar Tidak Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning 39
Gambar 4.2 Grafik Skor Hasil Belajar Yang Mengg unakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus 62
Lampiran 2 : RPP Kelas Kontrol 65
Lampiran 3 : RPP Kelas Eksperimen 70
Lampiran 4 : Soal Latihan Kelas Kontrol 78
Lampiran 5 : LKS Kelas Eksperimen 80
Lampiran 6 : Validasi Instrumen RPP 89
Lampiran 7 : Validasi Instrumen Test 94
Lampiran 8 : Lembar Observasi Guru 97
Lampiran 9 : Lembar Observasi Siswa 98
Lampiran 10 : Instrumen Uji Validitas Item Soal 99
Lampiran 11 : Instrumen Tes Hasil Belajar 109
Lampiran 12 : Data Nilai Postest 115
Lampiran 13 : Format Tabulasi Jawaban Tes Dari Upper Group 117
Lampiran 14 : Format Tabulasi Jawaban Tes Dari Lower Group 118
Lampiran 15 : Uji Validitas Item Soal Tes 119
Lampiran 16 : Uji Realibilitas Soal 137
Lampiran 17 : Uji Validitas Soal Tes 138
Lampiran 18 : Uji Indeks Taraf Kesukaran 140
Lampiran 19 : Uji Daya Pembeda 142
Lampiran 20 : Uji Normalitas Posttest Kontrol 144
Lampiran 21 : Uji Normalitas Posttest Ekperimen 147
Lampiran 22 : Uji Homogenitas Posttest 150
Lampiran 23 : Uji “t” Tes Posttest 155
Lampiran 24 : Dokumentasi 164
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan
sumber daya manusia. Suatu negara tanpa pendidikan akan sulit berkembang.
Pendidikan adalah investasi dalam menghadapi persaingan global. Mutu
pendidikan yang dihasilkan harus selaras dengan perkembangan iptek. Pendidikan
harus menghasilkan out put yang kompetitif dan komparatif sesuai dengan standar
mutu nasinal dan internasional untuk menghadapi tantangan global. Proses
pendidikan diharapkan mampu menyiapkan generasi muda yang mampu bersaing
di masa mendatang. Untuk mendukung itu semua peranan pemerintah dalam
pendidikan wajib memfasilitasi satuan pendidikan yang berupa sarana dan
prasarana yang memadai, kurikulum akademik dan pendidik yang profesional.
Dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas meliputi unsur-unsur
manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pendidikan (Oemar Hamalik, 2014, hlm. 56).
Tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3
disebutkan sebagai berikut, “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan memebentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik dalam pelaksanan pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013” (Rulam Ahmadi, 2016, hlm. 49)
Kurikulum 2013 yang menekan pada pembentukan peserta didik nampak
ingin memadukan pesan-pesan dalam kurikulum sebelumnya dalam kerangka
inilah perlunya diciptakan pembelajaran kreatif dan kontekstual. Dengan adanya
kurikulum diharapkan semua peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi dirinya secara optimal melalui proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2018,
hlm. 16).
Proses pembelajaran adalah hubungan timbal balik antar siswa dengan
guru dan antar sesama siswa. Proses pembelajaran yang baik dimana proses guru
tidak hanya menyampaikan materi namun juga harus berusaha bagaimana materi
yang disampaikan dapat mudah dipahami siswa sehingga aktivitas pembelajaran
mengalami peningkatan dalam tercapainya hasil belajar yang optimal (Amirono,
2016, hlm. 26).
Seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menunjukan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut
dapat ditunjukan diantaranya dari kemampuan berfikirnya, keterampilannya atau
sikap terhadap suatu obyek. perubahan dari hasil belajar ini dalam Taxonomy
Bloom dikelompokkan dalam tiga ranah (domain), yakni: (1) domain kognitif atau
kemampuan berfikir, (2) domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau
keterampilan (Wahidmurni, 2010, hlm. 18).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 16-18
Januari 2019 di Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi. Di dapatkan informasi dari
guru mata pelajaran biologi bahwa proses pembelajaran biologi masih
menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi. Hal ini memaksa
siswa menerima seluruh materi dan mendapatkan nilai baik. Hal tersebut tidak
memberikan siswa kebebasan untuk belajar, menguasai materi secara perlahan
dan siswa hanya menerima materi pembelajaran yang di bimbing oleh guru dalam
melakukan aktivitas pembelajaran. Selama ini guru lebih banyak memberikan
latihan mengerjakan soal-soal pada LKS atau buku paket dan tugas rumah.
Kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran biologi
di Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi. Di ketahui bahwa pembelajaran di kelas
X belum maksimal, dikarnakan beberapa hal sebagai berikut: (a) guru sudah
menggunakan metode Discovery Learning dalam kegiatan pembelajaran namun
belum sesuai dengan karakteristik siswa. (b) Saat proses pembelajaran masih ada
siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar
biologi siswa rendah. Hasil ulangan tengah semester ganjil pada pembelajaran
biologi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Kelas Ulangan Biologi Siswa Kelas X MIPA Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi Tahun Pelajaran 2018/2019.
kelas Jumlah
siswa
Nilai rata-
rata kelas
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
Jumlah
tuntas
Jumlah tidak
tuntas
X MIPA 1 25 71,56 70 16 9
X MIPA 2 23 65,35 70 11 12
Sumber : Data Dokumentasi Guru Biologi Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi.
Pengamatan hasil belajar siswa kelas X MIPA 2 nilainya dibawah rata-
rata KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran adalah
dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Sebagai pendidik, guru
perlu memilih model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan konsep
kepada anak didik. Untuk mencapai hasil belajar secara optimal, upaya yang
dapat dilakukan seorang guru adalah meggunakan model pembelajaran yang
sesuai dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
Model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengaitkan
materi dengan kehidupan nyata adalah model pembelajaran probleam based
learning atau pembelajaran berbasis masalah. Oleh, karna itu peneliti bermaksud
untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang mana
kelebihannya mampu membiasakan siswa untuk mendefinisikan dan memecahkan
masalah agar peserta didik mendapatkan pengetahuan dan keterampilan kerjasama
dan keterampilan berkomunikasi siswa yang memungkinkan siswa belajar dan
bekerja secara tim dan menyatukan antara pengetahuan teori yang dimiliki siswa
dengan praktek dan lingkungan yang dibutuhkan siswa tersebut (Hadist Awalia
Fauzia, Model Pembelajaran Problem Based Learning, vol 7, No 1. 2018).
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, rencananya peneliti ingin
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses
pembelajaran di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi yang dikaitkan
dengan hasil belajar siswa. Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi “.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar biologi siswa rendah di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi.
2. Siswa tidak diberikan kebebasan berpikir untuk memecahkan masalah nyata
mengenai pembelajaran Biologi.
3. Model pembelajaran yang kurang bervariasi dan tidak sesuai dengan
karakteristik siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIPA Madrasah Aliyah Laboratorium
Kota Jambi yang memiliki hasil belajar biologi rendah.
2. Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran
Probleam Based Learning pada pembelajaran biologi.
3. Materi pelajaran biologi yang digunakan materi ekosistem semester genap
tahun ajaran 2019.
4. Hasil belajar yang dilihat dari aspek ranah kognitif yang meliputi C1 sampai
C4, berdasarkan Taksonomi Bloom.
D. Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran Probleam Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Probleam Based Learning
dalam meningkat hasil belajar biologi siswa di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi ?
2. Berapa skor rata-rata pengaruh hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA
yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Probleam Based
Learning di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi ?
4. Berapa skor rata-rata pengaruh hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA
yang belajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran Probleam
Based Learning di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi ?
5. Berapa skor signifikan pengaruh model pembelajaran Probleam Based
Learning dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat diklarifikasikan tujuan dan
kegunaan penelitian antara lain:
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
Probleam Based Learning dalam meningkat hasil belajar biologi siswa di
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui berapa skor rata-rata pengaruh hasil belajar biologi
siswa kelas X MIPA yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Probleam Based Learning di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi.
c. Untuk mengetahui berapa skor rata-rata pengaruh hasil belajar biologi
siswa kelas X MIPA yang belajar dengan tidak menggunakan model
pembelajaran Probleam Based Learning di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi.
d. Untuk mengetahui berapa skor signifikan pengaruh model pembelajaran
Probleam Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa
di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi ?
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang telah
ada mengenai pengaruh model pembelajaran problem based learning
untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
2. Hasil penelitian ini diharapka menjadi acuan bagi penelitian yang lain
yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan hasil belajar
biologi siswa.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, model pembelajaran problem based learning diharapkan
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran biologi khususnya pada materi ekosistem.
2. Bagi guru, dapat menjadikan bahan pertimbangan dan pengembangan
sebagai acuan dengan model pembelajaran problem based learning
untuk pembelajaran.
3. Bagi peneliti, menambah pengalaman tentang cara mengajar di
sekolah dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
Penelitian yang dilakukan dalam ilmu pendidikan harus mempunyai
landasan berfikir dalam menganalisa, menelaah dan mengkaji serta menyebarkan
permasalan yang teliti sehingga diperlukan konsep-konsep para ahli dalam bidang
pendidikan yang sesui dengan masalah yang akan diteliti. Untuk itu sangat
diperlukan pengetahuan secara luas mengenai pembahasan yang ada untuk
menjadi tolak ukur dalam melaksanakan penelitian.
1. Hasil Belajar
Belajar adalah mewujudkan diri dalam bentuk-bentuk nyata yang
diharapkan dapat mengubah keadaan dari tertutup menjadi esensial. Tujuan
belajar sesungguhnya mengarahkan setiap manusia untuk dapat berlaku dan
bertindak secara lebih baik, menggunakan logika berpikir yang konstruktif bagi
kehidupan yang bermartabat (Munif Chatib, 2011, hlm. 6).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Setelah suatu proes belajar berakhir, maka siswa
memperoleh suatu hasil belajar . hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin di capai dalam egiatan
pembelajaran adalah hasl belajar. Hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui
sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut (Oemar
Hamalik, 2004, hlm, 31).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Terdapat tiga macam hasil belajar yaitu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.
Masing-masing jenis belajar dapat di isi dengan bahan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum (Muhammad Thabroni dan Arif Mustofa, 2011. hlm, 23).
Hasil belajar berupa hal-hal berikut :
1) Informasi verbal, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan dalam bentuk
lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep yang
terdiri dari kempauan mengkategorikan, analisis-sintetis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatis gerak
jasmani.
5) Sikap kemampuan menerima atau mengolah objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Hasil belajar merupakan prilaku dan pribadi siswa yang tercermin dalam
ciri-ciri kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan khusus pembelajaran. Dalam
sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan intruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar siswa yang
secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah (Nana Sudjana, 2008, hlm. 22). yaitu:
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sistesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enak aspek yakni gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Diantara ketiga ranah ini ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh
para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran. Yang menjadi indikator utama hasil belajar
menurut (Syaiful Bahri dan Aswan Zain,2002, hlm, 12) adalah sebagai berikut:
1) Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik
secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini
biasanya dilakukan engan peneapan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa
baik individual maupun kelompok.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.faktor intern adaah faktor yang ada didalam diri individu yang sedang
belajar, sedangkan faktor ekstren adalah faktor yang ada di luar individu
(Slameto,2003, hlm 12-15).
Faktor Intern
1. Faktor jasmaniah
Faktor kesehatan dan cacat tubuh sesorang mempengaruhi terhadap hasil
belajarnya.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu
Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, kesiapan siswa
tersebut.
3. Faktor kelelahan
Dapat dilihat dari kebosanan dan kelesuan siswa dalam belajar, sehingga
minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang.
Faktor Ekstern
1. Faktor keluarga
Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi kelurga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
2. Faktor sekolah
Metode mengajar, kurikulum,waktu sekolah, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Delisle, menyatakan bahwa Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru
mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran. Model ini
memfasilitasi siswa untuk berperan aktif di dalam kelas melalui aktivitas
memikirkan masalah yang berhubungan kehidupan sehari-harinya, menemukan
prosedur yang diperlukan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan,
memikirkan situasi kontekstual, memecahkan masalah, dan menyajikan solusi
masalah tersebut (Abidin, 2014, hlm. 159).
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan
suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelesaian yang nyata. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa
menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan: guru
memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan
supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan guru menciptakan suasana kelas
yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa (Trianto,
2007, hlm. 67).
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang
dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Menurut Tan mengatakan bahwa
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan inovasi
dalam pembelajaran karena kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Rusman 2012, hlm. 229).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, Peneliti menyimpulkan bahwa
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada
pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual
yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa.
Melalui Problem Based Learning siswa akan lebih aktif dan termotivasi untuk
belajar karena akan meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
penyampaianya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka
dialog. Permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan
kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
(Rindwan Abdullah Sani, 2015, hlm.127).
Tujuan utama Problem Based Learning adalah tujuan pembelajaran
yang dirancang untuk dapat merangsang dan melibatkan pelajar dalam pola
pemecahan masalah. Masalah yang dikembangkan berupa permasalahan dalam
dunia nyata. Kondisi ini akan dapat mengembangkan keahlian belajar dalam
bidangnya secara langsung dalam mengidentifikasi permasalahan. Siswa
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui
pengetahuan yang diperlukan. Artinya belajar tersebut ada pada konteks aplikasi
konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Siswa mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan
nyata bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep
atau teori mereka akan temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung dan
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar (Rita Magdalena, Jurnal Biologi
vol, 13, No 1, 2016)
Prinsip utama Problem Based Learning adalah penggunaan masalah
nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan
konteks bagi siswa untuk belajar tentang bagaimana cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pembelajaran sekaligus mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. (Muhammad
Fathurrohman, 2015, hlm.212-216).
Ciri-ciri pembelajaran Probleam Based Learning (PBL) yaitu menerapkan
pembelajaran yang kontekstual, masalah yang disajikan dapat memotivasi siswa
peserta didik untuk belajar, pembelajaran integritas yaitu pembelajaran
termotivasi dengan masalah yang tidak terbatas, peserta didik terlibat secara aktif
dalam pembelajaran, kolaborasi kerja, peserta didik memiliki berbagai
keterampilan, pengalaman, dan berbagai konsep. Model pembelajaran problem
based learning menjadikan masalah autentik sebagai fokus pembelajaran yang
bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan masalah tersebut, sehingga siswa
terlatih untuk berpikir kritis dan berpikir tingkat tinggi (Hadist Awalia Fauzia,
Jurnal Primary vol 7, No 1, 2018).
Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
1. Belajar dimulai dengan suatu masalah.
2. Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata
peserta didik atau integrasi konsep dan masalah dunia nyata peserta didik.
3. Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disipln ilmu.
4. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pelajar dalam membentuk
dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
5. Menggunakan kelompok kecil.
6. Menuntut pelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari dalam
bentuk suatu produk kinerja.
Savoie dan Hughes (1994) menyatakan bahwa strategi belajar berbasis
masalah memiliki beberapa karakteristik (Made Wena, 2014, hlm. 91) antara lain
sebagai berikut :
1) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.
2) Permasalahan yang dihadapi harus berhubungan dengan dunia nyata.
3) Mengorganisasikan pembelajaran diseputar permasalahan, bukan di seputar
ilmu disiplin.
4) Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan
secara langsung proses belajar mereka sendiri.
5) Menggunakan kelompok kecil.
6) Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang dipelajarinya dalam
bentuk produk dan kinerjnya.
Menurut Tan (Amir, 2010, hlm 80) karakteristik Problem Based Learning
yakni:
1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
2) Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara mengambang.
3) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk.
4) Menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu
yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu kebidang lainya.
5) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah
baru.
6) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
7) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber
saja.
8) Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam
kelompok, interaksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan
presentasi.
Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning yaitu:
a. Kelebihan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, model pembelajaran berbasis
masalah memiliki bberapa keunggulan (Sanjaya, 2011, hlm.220), diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang cukup
bagus untuk lebih memahami materi pelajaran.
2) Menantang kemampuan siswa serta lebih memberikan kepuasan karena
dapat menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan yang mereka miliki
kedalam kehidupan sehari-hari.
5) Membantu siswa dalam pengembangan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping
itu, pemecahan itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi
sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
meskipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
7) Probleam based learning dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa.
8) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
9) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
b. Kekurangan
Di samping kelebihan, Problem Based Learning juga memiliki
kekurangan diantaranya :
1) Apabila siswa tidak memiliki minat atau mempunyai kepercayan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk belajar.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis masalah membutuhkan waktu
cukup untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mereka tidak berusaha untu memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.
Langkah-Langkah Model pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa yang mengerjakan permasalahan yang
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning
Tahap Aktivitas guru dan peserta didik
Tahap 1
Mengorientasikan peserta didik
terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
saranan atau logistik yang dibutuhkan. Guru
memotivasi peserta didik untuk melibatkan
dalam aktivitas pemecahan masalah nyata
yang dipilih atau ditentukan.
Tahap 2
Mengorganisasikan peserta didk
untuk belajar
Guru membantu peserta didk mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang sudah
diorientasikan pada tahap sebelumnya.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong peserta didk untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai dan
melaksanakan ekperimen untuk mendapatkan
kejelasan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk berbagi
tugas dan merencanakan atau menyiapkan
karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan
masalah dalambentuk laporan, video, atau
model.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
Guru membantu peserta didik untuk
melakukan atau evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang dilakukan.
Sumber : Sanjaya, 2011, hlm. 220
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini penulis berusaha menggali informasi terhadap
penelitian-penelitian yang lainya yang relevan sebagai bahan pertimbangan untuk
membandingkan masalah-masalah yang diteliti adapun penelitian dahulu yang
dikemukakan yaitu :
1. Penelitian kuantitatif oleh Hadist Awalia Fauzia (2018) yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Probleam Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD” penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan model promlem based learning pada mata
pelajaran matematika SD. Penelitian ini dilakukankan dengan menelusuri
jurnal melalui google cendekia. Dengan menggunakan rancangan Sampel
penelitian berjumlah 10 penelitian data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan analisis %. Dari hasil temuan penelitian, disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran probleam based learning (PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. peningkatan hasil
belajar dari yang terendah 5% sampai yang tertinggi 40%, dengan rata-rata
22,9%.
2. Penelitian kuantitatif oleh Maaruf Fauzan, dkk (2017) yang berjudul
“Penerapan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran Materi Sistem
Tata Surya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan model problem based learning (PBL). Metode
penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan desain control
group pretest-posttest serta teknik purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan pretest-posttest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
kognitif, untuk sikap sosial dan ketrampilan peserta didik melalui observasi.
Hasil analisis pada kelas eksperimen menunjukkan N-gain hasil belajar
kognitif sebesar 53,18% sedangkan kelas kontrol sebesar 38,86%. Uji
normalitas dan homogenitas menunjukkan data berdistribusi normal dan
homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Hasil uji t nilai
N-gain menunjukkan t hitung > t tabel atau ( 2,887 > 2,042), dapat
disimpulkan signifikan. Hasil analisis data observasi sikap sosial peserta didik,
pada kelas eksperimen rata-rata sebesar 76 dan kelas kontrol sebesar 70. Hasil
analisis ketrampilan, rata-rata kelas eksperimen sebesar 73 dan kelas kontrol
sebesar 68. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
model PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Penelitian kuntitatif oleh Harnitayasari, dkk (2015) yang berjudul “Efektivitas
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri
2 Polewali”. Penelitian ini adalah “Pra-Eksperimen” yang bertujuan untuk
mengetahui aktivitas siswa, peningkatan hasil belajar kognitif siswa,
kentuntasan hasil belajar siswa, dan keefektifan model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X5
SMA Negeri 2 Polewali yang berjumlah 30 orang. Desain penelitian yang
digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis N-gain, dan uji hipotesis
secara inferensial diolah dengan analisis program SPSS versi 20.0 dengan
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa aktivitas siswa berada pada kategori “aktif”, rata-rata
posttest hasil belajar berada pada kategori “sangat baik”, rata-rata gain
ternormalisir berada pada kategori “tinggi”, ketuntasan hasil belajar siswa
melebihi 85%, penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada materi pencemaran lingkungan di kelas X5 SMA Negeri 2
Polewali efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Penelitian kuntitatif oleh Rita Magdalena (2016) yang berjudul “Penerapan
Model Problem Based Leraning (PBL) Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 5 Kelas XI Kota Samarinda Tahun Ajaran
2015”. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapana model
pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar kognitif tingkat
tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
menggunakan desain pre tes postet control group. Analisis data menggunakan
uji t. Hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran problem based
learning berpengaruh terhadap hasil belajar biologi pada siswa SMA Negeri 5
kelas XI semester 1 materi sistem pencernaan pada manusia dengan nilai t
hitung 2,60 lebih besar dari t tabel dengan nilai 1,84. Adapun hasil belajar
yang diukur adalah kemampuan pemecahan masalah terkait masalah
mengatasi gangguan sistem pencernaan pada manusia. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disarankan bahwa sudah saatnya guru biologi di SMA 5
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),
karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa-siswa dapat mengikuti
pembeajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning).
5. Penelitian Kuantitatif Oleh Kadek Arida Purnama Dewi, Dkk ( 2016) Dalam
Jurnal “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD 5 Les, Kecamatan Tejakula,
Kabupaten Buleleng Tahun Ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen semu. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD
Negeri 5 Les yang berjumlah 46 orang. penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data tes yaitu tes hasil belajar. Data dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil perhitungan
uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 2.593 dengan nilai Sig 0.013. Jika
dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi α sebesar 0.05, maka nilai Sig.
jauh lebih kecil (0.013 < 0.05) sehingga H0 ditolak. Perbandingan hasil
perhitungan rerata hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen adalah 13,48
sedangkan rerata hasil belajar IPA pada kelompok kontrol adalah 11,24. Hal
ini berarti bahwa pemberian model pembelajaran problem based learning
berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV Semester
Genap di SD Negeri 5 Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun
Ajaran 2015/2016.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran yang ada membuat siswa mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran biologi sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan dan
tidak maksimal. Yang diharapkan siswa yaitu proses pembelajaran yang
menyenangkan dan memberikan siswa untuk berfikir kreatif dengan masalah yang
diberikan guru secara terbimbing. khususnya pada pembelajaran biologi yang
menekankan pada aspek permasalahan nyata pada lingkungan sekitar.
Oleh sebab itu perlunya perubahan dalam kegiatan pembelajaran biologi
yang berpusat pada siswa dan menciptakan pengalaman langsung oleh siswa
tersebut. Supaya hasil belajar siswa meningkat. Pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengaktifkan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran pemecahan masalah yaitu dengan model pembelajaran
Probleam Based Learning.
Diharapkan proses pembelajaran dengan Model Probleam Based Learning
yang didasarkan pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
berdasarkan penjelasan kerangka berpikir diatas, dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Proses Pembelajaran Biologi
Tidak menggunakan model
pembelajaran Model Probleam
Based Learning
Kelas Eksperimen
Hasil belajar biologi
Menggunakan model
pembelajaran Model
Probleam Based Learning
Kelas Kontrol
Analisis
Kesimpulan
Siswa
Posttest
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana penelitian telah nyata dalam bentuk kalimat pertanyaan
(Sugiyono, 2014, hlm.96). Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran problem based
learning dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi.
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran problam
based learning dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu di semester Genap Tahun Ajaran
2018/2019.
B. Desain Penelitian
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian
Eksperimen Semu (quasi experimental) berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-varibel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk desain
penelitian yang digunakan yaitu Posttest Only Control Design. Dalam penelitian
ini terdapat dua kelompok. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) disebut kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran problem based learning dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol menggunakan model
konvensional. (Sugiyono, 2014, hlm.112).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Sumber : Posttest Control Group Design
Keterangan :
R : dua kelas yang dipilih sebagai penelitian
X : perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning
O1 : hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem
based learning
O2 : hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran
problem based learning.
Kelas Perlakuan (X) Tes Akhir
R1 X O1
R2 - O2
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono,
2014, hlm.117). Populasi target dalam dalam penelitian ini yaitu:
a. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi. yang terdiri dari kelas X, XI, XII yang
berjumlah 289 orang.
Tabel 3.2 Populasi penelitian
No Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah Total
L P L P L P L P
1. 47 52 53 59 33 45 133 156 289
Jumlah 99 112 78 289
Sumber : Data Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian seluruh siswa kelas X
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
Tabel 3.3 Populasi Terjangkau
No Kelas
XMIPA 1
Kelas X
MIPA 2
Kelas X
IPS 1
Kelas X
IPS 2
Total
L P L P L P L P
1. 10 17 8 15 14 11 15 9 99
Jumlah 27 23 25 24
Sumber : Data Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 68).
Pemilihan dua kelas yang dijadikan sampel yaitu: X MIPA 1 sebagai kelas
Kontrol dan X MIPA 2 sebagai kelas Ekperimen.
Tabel 3.4 Populasi Sampel
No Kelas X MIPA 1 Kelas X MIPA 2 Jumlah Total
L P L P L P
1. 8 17 8 15 16 16 32 48
Jumlah 25 23 48
Sumber : Data Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
D. Variabel-Variabel dan Perlakuan Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017,
hlm.61).
1) Variabel Independen : Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya timbulnya variabel independen (terikat).
2) Variabel Dependen : Variabel ini sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karna adanya variabel bebas.
E. Instrumen Penelitian
Instumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Pada
penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran problem based learning
a. Definisi Konseptual
Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-
tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan
yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan
untuk memecahkan masalah.
b. Definisi Operasional
Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning
adalah sebagai berikut :
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Melakukan apersepsi
3. Menyampaikan topik materi dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Kegiatan inti
1. Mengorientasikan peserta didi terhadap masalah
a. Guru menentukan prosedur pembelajaran.
b. Guru menjelaskan secara singkat mengenai ekologi sebagai ilmu,
ekosistem, komponen penyuusn dan pengelompokan komponene biotik
dan berdasarkan fungsinya dan pengertian suksesi.
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
a. Guru membagi siswa menjadi 4 atau 5 kelompok dalam 1 kelas.
b. Guru membagi LKS.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
a. Guru meminta siswa memperhatikan LKS dan mengiidentifikasi
permasalahan mengenai materi yang sudah dijelaskan.
b. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan topik yang ada pada LKS.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
b. Guru menuntun siswa menulis hasil diskusi di LKS.
c. Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas.
5. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Guru menganalisis langkah-langkah siswa dalam indentifikasi
pemecahan masalah yang telah didiskusikan.
b. Melakukan tanya jawab terkait materi yang dipelajari.
Kegiatan penutup
1. Mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan di
diskusikan pada pertemuan selanjutnya.
2. Guru mengakhiri pertemuan dengan salam.
6. Hasil Belajar
1. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah proses pengumpulan informasi/data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan,
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil
belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
2. Definisi Operasional
Hasil belajar dapat diartikan sebagi suatu yang diperolah dari berbagai
pengalaman dan proses belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA di Madrasah Aliayah
Laboratorium Kota Jambi dalam ranah kognitif yang meliputi C1 sampai C4,
berdasarkan Taksonomi Bloom.
Hasil belajar biologi siswa dilihat dari kemampuan pemahaman siswa
setelah selesai proses pembelajaran. Dari hasil belajar biologi siswa diperoleh
melalui postest yang berbentuk pilihan ganda. Skor diperoleh dari hasil belajar
niologi siswa berupa angka (nilai) setelah melalui proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Laerning dikelas
eksperimen dan menggunakan model pembelajaran konvensional dikelas
kontrol.
7. Kisi-kisi instrument
Adapun kisi-kisi untuk soal test pada pokok bahasan ekosistem adalah
sebagai berikut :
Standar kompetensi
3. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan
energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi dasar
3.10 Mendeskripsiskan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Penelitian
Materi Ajar
Ranah kognitif Soal
C1 C2 C3 C4
Pengetian ekologi sebagai ilmu 1 1
Ekosistem dan komponen penyusunnya 2,3 7,8,9,
26,27
6,10 5
Pengelompokan komponen biotik dan abiotik 11 4,5 3
Berbagai interaksi dalam ekosistem 12,13,
18
14,15,
16
17 4
Suksesi primer dan sekunder 19,22 20,21 25 5
Aliran energi meliputi rantai makanan, jaring-
jaring makanan, piramida ekologi
23,33,
36
28,2
9,32,
35
24,
30,
34
1
Aliran energi dan siklus materi dalam
ekosistem
39 2737,
38,43
40,4
2,44
31,
41
4
Daur biogeokimia 46 47,48,
49
45,
50
2
Jumlah 50
4. Kalibrasi Instrumen
Sebelum diberikan kepada kelas penelitian terlebih dahulu dilakukan uji
coba butir soal untuk mengetahui Validitas, Reliabilitas, Daya beda dan Tingkat
kesukaran.
1. Uji Validitas
Suatu instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen
yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran (Amirono,2016,
hlm.190). Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini peneliti
menggunakan rumus korelasi point biserial yaitu :
Keterangan :
Rpbi = Angka indeks korelasi poin biseral.
Mp = Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai peserta test yang
menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara
keseluruhan.
Mt = Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta test.
SDt = Deviasi standar total (deviasi standar dari skor total).
P = Proposi test yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji
validitas itemnya.
q = Proposi test yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji
validitas itemnya.
2. Uji Reliabilitas
Realibilitas instrumen adalah keadaan instrumen yang menunjukkan hasil
pengukuran yang reliable (tidak berubah-ubah, konsisten). Instrumen reliable
adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur subyek atau objek
yang sama pada kurun waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan oleh orang
yang berbeda hasilnya tetap sama (Amirono, 2016, hlm.196).
Untuk mengukur reliabilitas soal dalam penelitian ini peneliti
menggunakan rumus KR-21 yaitu :
r 11 = reliabilitas instument
n = Jumlah butir
Pq = varians skor butir
P = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
q = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
S2
= varians skor total
Penentuan kriteria reliabilitas suatu instrumen didasarkan sebagai berikut :
0,00 r = reliabilitas kecil
0,20 r = reliabilitas rendah
0,40 r = reliabilitas sedang
0,70 r = reliabilitas tinggi
0,90 r = reliabilitas sangat tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesukaran soal adalah sebagai berikut :
B
P =
JS
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab
JS = jumlah seluruh siswa peserta test
Penentuan kriteria derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan sebagai berikut :
0,00 DK 0.30 = sukar
0,30 DK 0.70 = sedang
0,70 DK 1.00 = mudah
4. Uji Daya Beda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan sesuatu soal
untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan adalah untuk
menentukan daya pembeda adalah :
BA BB
D = - = PA - PB
JA JB
Keterangan :
D = jumlah peserta tes
BA = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
BB = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
JA = banyaknya peserta atas
JB = banyaknya peserta bawah
Penentuan kriteria daya pembeda diinterpestasikan didasarkan sebagai berikut :
0,00 DP 0.20 = Jelek
0,30 DP 0.40 = cukup
0,70 DP 0.70 = baik
0,70 DP 1.00 = baik sekali
- (negatif) = semuanya tidak baik
F. Teknik Analisis Data
Instrumen yang telah dilakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan
penelitian. Data yang diperoleh selama penelitian harus diolah dan dianalisis
untuk menguji hipotesis. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
menggunaka statistik. Pengolahan data tersebut diolah dengan menggunakan uji-
uji sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah sampel
distribusi normal atau tidak, uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
liliefors karna sampel dalam penelitian ini adalah sampel kecil yang kurang dari
30 orang.
L0 (hitung) = │F(Zi) – S(Zi)│
Keterangan:
L0 (hitung) = statistik uji metode liliefors
F(Zi) = nilai Z tabel
S(Zi) = frekuensi kumulatif nyata
Klasifikasi uji normalitas:
Jika L0 < Ltabel berarti hasil belajar berdistribusi normal.
Jika L0 > Ltabel berarti hasil belajar berdistibusi tidak normal.
Dengan taraf nyata α = 0,05 (Sugiono, 2013, hlm. 40).
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas adalah untuk menguji kesamaan dua varian digunakan
untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu membandingkan dua
variannya. Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai
varians yang homogen atau tidak dengan menggunakan varians terbesar dibanding
varians terkecil. Uji homogenitas menggunakan varian besar dan varian kecil.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menentukan skor teringgi dan rendah
b) Menentukan rentang
c) Menentukan banyak kelas
d) Menentukan panjang kelas
e) Mencari nilai X
f) Menentukan standar deviasi
g) Mencari nilai varian terbesar dan terkecil
h) Bandingkan fhitung dengan nilai ftabel dengan nilai derajat
kebebasan dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika fhitung ≥ ftabel maka tidak homogen
Jika fhitung ≤ ftabel maka homogen (Riduwan, 2004, hlm. 177) .
3. Uji “t” test
uji “t” atau t test untuk dua sampel kecil yang tidak saling berhubungan.
Rumus ini digunakan untuk menguji kedua kelompok data dimana kedua data
tersebut bersifat homogen (Anas Sudijono, 2015, hlm. 314).
to=
Dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
a. Mencari mean variabel X
MX atau M1 = ∑
b. Mencari mean variabel Y
MY atau M2 = ∑
c. Mencari standar deviasi variabel X
SDX atau SD2 =√∑
d. Mencari standar deviasi variabel Y
SDY atau SD2 = √∑
e. Mencari standar error mean variabel X
SDmx atau SE1 =
√
f. Mencari standar error mean variabel Y
SDmx atau SE2 =
√
g. Mencari standar error perbedaan mean variabel X dan variabel Y
SEM1 – M2 = √
h. Mencari to
To =
Selanjunya memberikan interpretasi terhadap to dengan prosedur kerja
sebagai berikut:
a. Ha = ada perbedaan mean yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
Ho = tidak ada perbedaan mean yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y
b. Mencari df atau db dengan rumus df atau db = (N1+ N2) -2
4. Ukuran Efek (Effect Size)
Setelah berhasil menguji hipotesis dengan taraf signifikan tertentu maka
bahasan selanjutnya adalah ukuran efek. Ukuran efek adalah besarnya efek yang
ditimbulkan oleh parameter yang di uji di dalam pengujian hipotesis selain itu,
dalam penelitian ini dapat dilihat seberapa besar efek dari pengaruh model
pembelajara problem based learning dalam menngkatkan hasil belajar dengan
menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut :
ds= to√
Keterangan :
ds = besar pengaruh perlakuan yang diberikan
nA = jumlah sampel kelas kontrol
nB = jumlah sampel kelas ekperimen
to = hasil uji t (fitriani, 2018, hal 42)
Dengan kriteria nilai cohen‟s seperti pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Krieria Nilai Cohen’s
Cohen’s Standar Effect Size Persentase (%)
Tinggi 2,0 97,7
1,9 97,1
1,8 96.4
1,7 95,5
1,6 94,5
1,5 93,3
1,4 91,9
1,3 90
1,2 88
1,1 86
1,0 84
0,9 82
0,8 79
Sedang 0,7 76
0,6 73
0,5 69
Rendah 0,4 66
0,3 62
0,2 58
0,1 54
0,0 50
Sumber : Lee A Backer, 2000, hlm, 3
Kriteria yang diusulkan oleh cohen‟s tentang besar kecilnya ukuran efek
adalah sebagai berikut :
0 < d < 0,2 Efek Rendah
0,2 < d < 0,8 Efek Sedang
D > 0,8 Efek Tinggi
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik ada berdasarkan data sampel, jika penelitian tidak
menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Dalam hipotesis statistik
yang di uji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan
antara data sampel dan data populasi.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : >
Ha : <
Keterangan :
= Skor rata-rata hasil belajar siswa dengan tidak menggunakan model
pembelajaran problem based learing
= Skor rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learing
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran
problem based learing untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa
kelas X Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran problem
based learing untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
H. Jadwal penelitian
Tabel 3.7 Rencana Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Okt Nov Des
1. Pengajuan
judul
X
2. Penulisan
proposal
X X
3. Permohonan
dosen
pembimbing
X
4. Batas akhir
dan bimbingan
proposal
X
5. Seminar
proposal
X
6. Pengesahan
judul
X
7. Riset X
8. Penulisan
BAB 4 dan 5
X
9. Bimbingan
skripsi
X X
10. Batas akhir
bimbingan
skripsi
X
11. Ujian
munaqasah
X
12. Penggandaan
skripsi
X
13. Penyerahan
skripsi
X
14. Wisuda X
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Proses pembelajaran biologi di Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium
Kota Jambi dikelas X yang terdiri dari X MIPA 1 dan X MIPA 2.
Pembelajaran biologi dilaksanakan 2 kali dalam seminggu. Untuk satu kali
pertemuan 3 jam pelajaran. Materi yang digunakan yaitu Ekosistem. Dalam
penelitian proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen dan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah
proses pembelajaran dilaksanakan, peneliti memberikan tes untuk
mendapatkan hasil belajar siswa pada kedua kelas tersebut.
Sebelum melakukan tes terhadap kelas penelitian, peneliti melakukan
uji coba soal terlebih dahulu. Peneliti melakukan uji coba soal ini bertujuan
untuk mengetahui validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya beda soal.
Sehingga mendapat instrumen pengumpulan data yang baik. Pada uji validitas
soal itu di lakukan uji coba untuk mengetahui apakah item soal tes layak
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa atau tidak. Uji coba tes
validasi ini di lakukan di kelas yang bukan sampel penelitian. Awalnya soal
sebanyak 50 item soal diberikan kepada responden berjumlah 25 orang.
Setelah dilakukan uji coba dapat diketahui soal yang dinyatakan valid
sebanyak 25 item soal dan soal yang dinyatakan invalid sebanyak 25 item
soal. Soal invalid tersebut dibuang dari daftar instrumen tes. Adapun soal
yang tidak valid adalah soal no 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 26,
28, 29, 34, 35, 36, 37, 40, 43, 44, 45.46.
Setelah melakukan tes validitas peneliti melakukan uji realibilitas nilai
r11 yang didapat adalah 0,4516. Sehingga dinyatakan pada penentuan kriteria
realibilitas suatu instrumen 0,40 < r < 0,70 realibilitas sedang. Pada uji taraf
kesukaran soal tes diketahui terdapat 5 soal berkriteria mudah, 42 soal
berkriteria sedang dan 3 soal berkriteria sukar. Selanjutnya dari pengujian
daya beda soal diketahui 5 item soal berkriteria baik, 12 item soal berkriteria
cukup dan 33 item soal berkriteria jelek. Dalam penelitian ini, nilai hasil
belajar siswa di dapat dengan cara menginterpretasikan skor banyak jawaban
cocok dengan kunci jawaban ke skala 0 – 100 dengan rumus Nilai =
.
Setelah data hasil tes belajar di dapatkan, peneliti melakukan
perhitungan atau pengolahan data. Dari hasil analisis data yang telah di
kumpulkan, maka nilai thitung akan di bandingkan dengan ttabel. Jika nilai thitung
> ttabel, maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini dapat di
terima. Jika sebaliknya, thitung < ttabel maka hipotesis alternatif di tolak.
a. Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Kontrol (X MIPA 1)
Setelah melakukan penelitian di kelas ekperimen yang menerapkan
model pembelajaran Problem Based Leraning diperoleh nilai sebagai berikut:
1) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar:
56 60 60 64 64 68 68 72 72 72
72 76 76 76 76 80 80 84 84 88
88 88 92 92 92
2) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 92
Skor terendah (L) = 56
3) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 92 – 56 + 1
= 37
4) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 (1,3979400087)
= 1 + 4,6979400087
= 5,6979400087
= 6 (pembulatan)
5) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
6) Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Biologi Kelas X MIPA 1
7) Membuat diagram batang X
Gambar 4.1 Grafik Skor Hasil Belajar Yang Tidak Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
No Interval F X Fx X' Fx' X'1 Fx'1 Fkb Fka
1 88 - 92 6 90 540 2 12 4 24 25 6
2 80 - 84 4 82 328 1 4 1 4 19 10
3 72 - 76 8 74 592 0 0 0 0 15 18
4 64 - 68 4 66 264 -1 -4 1 4 7 22
5 56 - 60 3 58 174 -2 -6 4 12 3 25
Total 25 - 1898 - 6 - 44 - -
0
2
4
6
8
10
90 82 74 66 58
frek
uen
si
Skor Hasil Belajar Biologi Yang Tidak Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Skor hasil belajar
biologi yang tidak
menggunakan model…
8) Mencari mean
(∑
)= (
)
= 74 + 5 ( )
= 74 + 1,2
= 75,2
9) Menentukan median
+ (
) X i
= 71,50 + (
) X 5
= 71,50 + (
) X 5
= 71,50 + ( ) X 5
= 71,50 +3,4375
= 74,9375
10) Mencari modus
(
)
= 71,50 + (
) x 5
= 71,50 +
= 71,50 + 2,50
= 74
11) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,3047
= 6,5235
12) Mencari standar error
√
√
=
√
=
= 1,334
Hasil posstest yang diperoleh pada kelas kontrol nilai terendah 56 dan
nilai tertinggi 92. Setelah dianalisis data yang didapatkan sebagai berikut:
Mean75,2, median 74,9375, modus 74, standar deviasi 6,5235 dan
standar error 1,334.
b. Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Ekperimen (X MIPA 2)
Setelah melakukan penelitian di kelas ekperimen yang menerapkan
model pembelajaran Problem Based Leraning diperoleh nilai sebagai
berikut:
1) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil
sampai yang terbesar:
60 64 68 72 76 76 76 76 80
80 80 80 84 84 84 84 84 88
88 88 88 88 92 92 96 96
2) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 96
Skor terendah (L) = 60
3) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 96 – 60 + 1
= 36 + 1
= 37
4) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414973348)
= 1 + 4,6694120484
= 5,6694120484
= 6 (pembulatan)
5) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
6) Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Biologi Kelas X MIPA 2.
7) Membuat diagram batang Y
Gambar 4.2 Grafik Skor Hasil Belajar Yang Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
No Interval F X Fy X' Fy' Y'1 Fy'1 Fkb Fka
1 92 - 96 4 94 376 1 4 1 4 26 4
2 84 - 88 10 86 860 0 0 0 0 22 14
3 76 - 80 8 78 624 -1 -8 1 8 12 22
4 68 - 72 2 70 140 -2 -4 4 8 4 24
5 60 - 64 2 62 124 -3 -6 9 18 2 26
Total 26 - 2124 - -14 - 38 - -
0
2
4
6
8
10
62 70 78 86 94
frek
uen
si
Skor Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
skor hasil belajar siswa
yang menggunakan
model pembelajaran
problem based learning
8) Mencari mean
(∑
)
= (
)
= 86 + 5 ( )
= 86 + 2,65
= 88,65
9) Menentukan median
+ (
) X i
= 83,50 +
x 5
= 83,50 +
x 5
= 83,50 +
x 5
= 83,50 + 0,5
= 84
10) Mencari modus
(
) X i
= 83,50 + (
) x 5
= 83,50 + 0,33 x 5
= 83,50 + 1,65
= 85, 15
11) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,2004
= 6,002
12) Mencari standar error
√
√
=
√
=
= 1,2004
Hasil posstest yang diperoleh pada kelas eksperimen nilai terendah 60
dan nilai tertinggi 96. Setelah dianalisis data yang didapatkan sebagai
berikut: Mean 88,65, median 84, modus 85,15, standar deviasi 6,002 dan
standar error 1,2004.
3. Analisis Data
Analisis data yang dimaksud unttuk menganalisis pengujian hipotesis
dan menjabab pertanyaan penelitian yang telah diajukan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi kontingensi. Dimana
sebelum analisis ini dilakukan data harus dipenuhi syarat yaitu data harus
berdistribusi normal dan bersifat homogen. Untuk memenuhi persyaratan
tersebut maka dilakukan uji analisis sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap data posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dalam penelitian ini, uji
normalitas di dapat dengan menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Dengan ketentuan bahwa distribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung <
Ltabel dengan taraf signifikan yang telah ditetapkan. Tabel uji normalitas
kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Penyebaran data dapat dilihat
pada lampiran.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Posttest
Data Statistik Kontrol Ekperimen
N 25 26
X (Nilai Mean) 75,25 88,65
SD 6,5235 6,002
Lhitung 0,150 -0,434
Ltabel 0,173 0,173
Kesimpulan Normal Normal
Berdasarkan tabel pada kelompok kontrol untuk skor posttest
menunjukan bahwa Lhitung < Ltabel yaitu, 0150 < 0,173, sedangkan kelompok
eksperimen untuk skor posttest menunjukan bahwa Lhitung < Ltabel yaitu, -0,434
< 1,173. Jadi kesimpulan dari distribusi ini yaitu data skor posttest kelompok
kontrol dan kelompok ekperimen berdistribusi normal. Karena taraf
signifikan untuk populasi normal yaitu
b. Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini nilai homogenitas di dapat menggunakan
dengan rumus uji Fisher pada taraf signifikan . Untuk baris atas
bawah taraf signifikan pada sampel dinyatakan homogen apabila
Lhitung lebih kecil dari Ltabel. Hasil uji homogenitas kedua kelompok saat
penelitian dapat dilihat dari tabel.
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest
Kontrol Ekperimen
S2
6,5235 6,002
N 25 26
1. Menentukan Fhitung dengan rumus:
Fhitung =
Fhitung =
Fhitung = 1,0868
2. Menentukan db pembilang (varians besar) dan db penyebut (varians
terkecil)
db pembilang = na – 1 = 25 – 1 = 24
db penyebut = nb – 1= 26 – 1 = 25
3. Menentukan Ftabel
Taraf signifikan = 0,05 maka diperoleh Ftabel
5 % = 2,02
1% = 2,69
4. Lakukan pengujian dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen.
Jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti homogen.
Ternyata Fhitung ≤ Ftabel atau 1,086 ≤ 2.02 maka varians adalah Homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan rumusan pada hipotesis
penelitian. Sebagai syarat analisis data peneliti sudah melakukan uji
normalitas dan uji homogenitas pada kelas kontrol dan eksperimen. Lalu
selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan rumus uji “t”. Uji
“t” ini di gunakan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh signifikansi
antara dua kelompok sampel yaitu kelompok siswa yang tidak menerapkan
model pembelajaran problem based learning (kontrol) dengan siswa yang
menerapkan model pembelajaran problem based learning (eksperimen) dalam
proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji test “t”
untuk sampel kecil yang satu sama lain tidak memiliki hubungan.
Dalam menganalisis data melalui rumus uji “t” di peroleh hasil t tabel =
2,02 pada taraf signifikasi 5% dan pada 1% ttabel = 2,69. Karna “t” yang
diperoleh dalam hitungan yaitu t0= 8, 417 lebih besar dari ttabel 2,02 ≤ 8,417 ≥
2,69, maka hipotesis alternatif di terima yang berarti terdapat perbedaan mean
yang signifikan dari kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran
problem based learning dengan kelas yangnmenerapkan model pembelajaran
problem based learning.
Pada proses pembelajaran hasil tes belajar siswa yang menggunakan
model konvensional terdapat 7 siswa yang tuntas dan 18 yang tidak tuntas
sedangkan siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based
learning terdapat 23 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang tidak tuntas.
Demikian dapat di nyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran
dapat mempengaruhi hasil belajar biologi siswa dibandingkan dengan yang
tidak menggunakan model pembelajaran problem based learning di Sekolah
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
d. Ukuran Efek (Effect Size)
Setelah berhasil menguji hipotesis dengan taraf signifikan tertentu
maka bahasan selanjutnya adalah ukuran efek. Ukuran efek adalah besarnya
efek yang ditimbulkan oleh parameter yang di uji di dalam pengujian
hipotesis selain itu, dalam penelitian ini dilihat seberapa besar efek dari
pengaruh model pembelajara problem based learning dalam menngkatkan
hasil belajar dengan menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut :
ds= to√
Keterangan :
ds = besar pengaruh perlakuan yang diberikan
nA = jumlah sampel kelas kontrol
nB = jumlah sampel kelas ekperimen
to = hasil uji t
langkah-langkah perhitungan :
ds= to√
= 8,417 √
= 8,417 √
= 8,417 √
= 8,417 x 0,26
= 2,27
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan besarnya Effect Size
perlakuan yang diberikan adalah 2, 27. Kriteria yang diusulkan oleh Cohen’s
tentang besar kecilnya ukuran efek adalah sebagai berikut :
0 < d < 0,2 Efek Rendah
0,2 < d < 0,8 Efek Sedang
d > 0,8 Efek Tinggi
Berdasarkan kriteria dari Cohen’s tersebut maka pada penelitian
perlakuan yang diberikan pada kelompok kelas ekperimen dalam
meningkatkan hasil belajar biologi siswa besar ukuran efeknya termasuk
kategori tinggi yaitu 2,27 artinya pengaruh pencapaian model pembelajaran
problem based learning terhadap hasil belajar siswa masuk kriteria tinggi.
Dengan persentase pengaruh sebesar 97,7 % dari 3,3% di pengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak di teliti.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran melalui
model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil
belajar biologi siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
Tahap awal yang dilakukan peneliti adalah menyiapkan RPP dan kisi-
kisi instrumen penelitian untuk proses pembelajaran dan mengumpulkan data
berupa tes hasil belajar. Selanjutnya penulis menguraikan hasil penelitian
yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran problem based learning
dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA di Sekolah
Madrasah Aliyah Laboratorium kota Jambi di dapatkan hasil sebagai berikut :
Siswa pada kelas kontrol belajar secara konvensional yang ditandai
dengan diskusi, tanya jawab dan mengerjakan soal latihan. Proses
pembelajaran yang seperti ini menyebabkan siswa cenderung pasif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung menghafal konsep yang
diberikan tanpa memahami konsep-konsep yang telah diberikan. Proses
pembelajaran seperti ini tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk
berperan aktif dalam ptoses pembelajaran. Sehingga menyebabkan hasil
belajar siswa menjadi tidak optimal.
Siswa kelas ekperimen belajar menggunkan model pembelajaran
problem based learning tahapan pembelajaran ini menuntut siswa untuk
berperan aktif paa proses pembelajaran. Hal ini karena proses pembelajaran
yang memberikan kesempata kepada siswa untuk berdiskusi kepada teman-
teman sekelompoknya untuk menyelesaikan permasalahan yang telah
disediakan guru. Model pembelajaran problem based learning
mengembangkan tingkat berpikir siswa secara kreatif dalam proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran menggunakan soal latihan pada kelas kontrol dan
Lembar Kerja Siswa (LKS) pada kelas ekperimen yang sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan. Soal latihan dan LKS digunakan pada saat
pertemuan pertama dan pertemuan kedua pembelajaran. Selanjutnya pada
pertemuan ketiga dilakukan posstest untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Soal latihan dikerjakan individu sedangkan LKS dikerjakan bersama dengan
kelompok masing-masing yang telah guru tentukan.
Terjadi peningkatan nilai penggunakan soal latihan pada kelas kontrol
dan LKS pada kelas ekperimen, tetapi peningkatan tertinggi ada pada kelas
ekperimen. Mean kelas ekperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan
mean pada kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa
pada kelas kontrol memperoleh skor yang rendah. Model pembelajaran
membuat siswa lebih memahami materi karena siswa menemukan pemecahan
permasalahan sendiri dengan bimbingan guru dan diskusi kelompok.
Berdasarkan hasil perhitungan skor hasil belajar yang didapat oleh
siswa kelas X MIPA 1 (kontrol) atau kelas yang tidak menggunakan model
pembelajaran problem based learning di peroleh mean 75,2. Skor hasil
belajar yang di dapat oleh siswa kelas X MIPA 2 (ekperimen) atau kelas
yang menggunakan model pembelajaran problem based learning diperoleh
mean 88,65.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Riska Listiani yang
berjudul ”Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem
Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Reproduksi Manusia”. Hasil penelitiannya menyataka bahwa diperoleh data
pada kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran Problem
Solving menunjukkan nilai rata-rata posttest 76,50, sedangkan pada kelas
eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning nilai rata-rata posttest 64,75. Setelah dilakukan posttest dilanjutkan
dengan uji t dan diperoleh hasil signifikan, karena thitung> ttabel pada taraf α =
0,05%, yakni 5,98 > 1,99, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan
model Problem Solving lebih baik dibandingkan dengan model Problem
Based Learning pada materi sistem reproduksi manusia (Riska Listiani,
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, vol. 7, No. 1 2017).
Selanjutnya hasil perhitungan skor mean yang didapat dari kelas
kontrol dan kelas ekperimen tersebut akan di lakukan uji t-test untuk
membuktikan penggunaan model pembelajaran problem based learning
berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar biologi khususnya pada pokok
bahasan Ekosistem. Hasil perhitungan t-test di peroleh taraf signifikansi 5% =
2,02 dan taraf signifikansi 1% = 2.69 di dapat hasil t0 ≥ ttabel 8,417 ≥ 2,02
(2,02 ≤ 8,417 ≥ 2,69).
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, sangat jelas bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dengan menerapkan model pembelajaran problem
based learning terhadap hasil belajar. Perbedaan hasil belajar siswa di
sebabkan adanya perbedaan perlakuan pada kelas kontrol dan kelas
ekperimen. Hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran problem based learning dan yang tidak diajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning. Perbedaan yang
signifikan menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang menerapkan model
pembelajara problem based learning dalam mata pelajaran biologi khususnya
pada pokok bahasan ekosistem berpengaruh positif dibandingkan dengan
hasil belajar siswa yang tidak menerapkan model pembelajara problem based
learning terhadap hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Maryatun, yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Genap SMA PGRI 1 Metro
Tahun Pelajaran 2016/2017”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa adanya
pengaruh positif dari penggunaan model Problem Based Learning (PBL)
terhadap hasil belajar siswa hal ini dapat dilihat dari hasil analisis perhitungan
nilai thitung dan ttabel diketahui bahwa thitung > ttabel. Pada taraf signifikan 5%
yaitu 8,42 > 1,70 yaitu thitung lebih besar 6,72 dari ttabel dan pada taraf
signifikan 1% yaitu 8,42 > 2,47 yaitu thitung lebih besar 5,95 dari ttabel dengan
demikian H0 diterima. Sedangkan hasil belajar ekonomi yang mencapai
ketuntasan sebanyak 80 % hal ini jauh lebih baik dibandingkan hasil yang
diperoleh sebelum dilakukan treatment yaitu sebesar 28,5 %.
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengoptimalkan cara belajar dan meningkatkan hasil belajar. Dalam model
pembelajaran Problem Based Learning dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu
berusaha untuk membangkitkan minat siswa pada pelajaran (engagement),
memberikan kesempatan kepada siswa. Untuk memanfaatkan panca indera
mereka semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui
kegiatan telaah literatur (exploration), memberikan kesempatan yang luas
kepada siswa untuk menyampaikan ide atau gagasan melalui kegiatan diskusi
(explaination), mereka dapat mengerjakan soal-soal pemecahan masalah
(elaboration) dan terdapat suatu tes akhir untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (evaluation).
Di dukung dengan hasil penelitian Andika dkk yang berjudul
“Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas 4 SD”. Hasil
penelitiannya menyataka bahwa dalam proses belajar siswa dituntut untuk
aktif mencari atau menemukan sendiri permasalahan yang diajukan guru,
serta siswa. Keaktifan belajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
oleh siswa pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, dimana siswa ikut
serta aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga dengan demikian siswa
mampu memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek
lainya tentang apa yang telah dilakukan. Keaktifan yang dilakukan di kelas
terjadi bila ada kegiatan yang dilakukan guru dan siswa. Yang dimaksud
keaktifan belajar dalam hal ini adalah keaktifan yang bersifat fisik ataupun
mental dalam proses kegiatan belajar dan mengajar guna mencapai
keberhasilan proses belajar mengajar (Andika dkk, Jurnal Kajian Penelitan
Pendidikan dan Pembelajaran vol.3, No.1 2018).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh Model
Pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar
biologi siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi. Adapun
kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning
dalam meningkat hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem
kelas X MIPA di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
2. Pengaruh hasil belajar kelas kontrol ( X MIPA 1) memperoleh rata-rata
hasil belajar 75,2
3. Pengaruh hasil belajar kelas eksperimen (X MIPA 2) memperoleh rata-
rata hasil belajar 88,65
4. Pengaruh rata-rata hasil belajar biologi siswa yang signifikan antara
siswa yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning dengan siswa yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar biologi
siswa kelas X MIPA di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi,
hal ini terbukti dengan didapatnya hasil to ≥ t tabel atau to lebih besar
dibandingkan ttabel 5% = 2,02 dan 1% = 2,69 dan didapat hasil (2,02 >
8,417 >2,69)
B. Saran
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lanjutan antaran lain:
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning ini dapat digunakan
dalam pembelajaran selain biologi, tetapi harus disesuikan dengan
langkah-langkah yang dianggap sesuai dengan model pembelajaran ini.
2. Dalam penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
selanjutnya diharapkan peneliti tidak hanya menilai dari aspek ranah
kognitif saja melainkan ranah afektif dan psikomotor peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. (2014). Desin Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama
Amirono. (2016). Evaluasi & penilaian pembelajaran kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Amir, M. T. (2010) Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Prenada Media Group.
Anas Sudijono. (2015). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Andika Dinar Pamungkas. (2018) Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada
Siswa Kelas 4 SD. Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan Dan
Pembelajaran. 3(1): 287-29.
Chatib, Munif. (2011). Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.
Hadist Awalia Fauzia. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD. jurnal
primary program studi pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan universitas riau. 7(1).
Hamalik. Oemar. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Oemar Hamalik. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harnitayasri. (2015). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based
Learning(PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi
Pencemaran Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 2 Polewali. Jurnal
Bionature. 16(2):103-109.
Kadek Arida Purnama Dewi. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD. e-
Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 4(1).
Maaruf Fauzan. (2017). Penerapan Model Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Materi Sistem Tata Surya Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 5(1).
Maryatun. (2017). Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning (Pbl)
Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Genap SMA
Pgri 1 Metro Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM
Metro. 5(1)
Made Wena. (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhammad Fathurrohman. (2015). Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013
Strategi Alternatif Pembelajaran Di Era Global . Depok Sleman
Yogyakarta: Kalimedia.
Riska Listiani. (2017). Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi. 7(1).
Rita magdalena. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA
Negeri 5 Kelas XI Kota Samarinda Tahun Ajaran 2015. Proceeding
Biology Education Conference. 13(1).
Rulam Ahmadi. (2016). Pengantar Pendidikan Asas Dan Filsafat Pendidikan .
Yogyakarta; Ar-Ruzz Media.
Rindwan Abdullah Sani. (2015). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta; Bumi Aksara.
Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda.
Sugiyono. (2014). Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R &D. Jakarta; Bumi
Aksara.
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta;
PT Rineka Cipta.
Sukardi. (2015). Evalusi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta; Bumi
Aksara.
Sudjana, Nana (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung; PT
Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina (2008) Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta; Bina Reka Cipta,
Thabroni, Muhammad dan Arif Mustofa. (2011). Belajar Dan
Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. (2013). Belajar Dan Pembelajaran
(Pengembangan Wacan Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan
Nasional). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Wahidmurni, dkk. (2010) Evaluasi Pembelajaran Kompetensi Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha litera.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan pendidikan : Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X MIPA 1/Genap
Materi Pokok : Ekosistem
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar
komponen tersebut.
C. Indikator
3.10.1 Menjelaskan tentang ekosistem dan komponen yang menyusunnya.
3.10.2 Menyebutkan komponen biotik dan abiotik.
3.10.4 Mendeskripsikan hubungan antara komponene biotik dan abiotik.
3.10.4 Menjelaskan tentang berbagai interaksi yang terjadi dalam ekosistem.
3.10.3 Mendeskripsikan pengertian suksesi.
3.10.4 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suksesi.
3.10.5 Menghubungkan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan,
piramida ekologi
3.10.6 Menganalisis setiap terjadinya proses daur beogekimia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat menjelaskan tentang ekosistem dan komponen yang menyusunnya.
2. Dapat menyebutkan komponen biotik dan abiotik.
3. Dapat mendeskripsikan hubungan antara komponene biotik dan abiotik.
4. Dapat menjelaskan tentang berbagai interaksi yang terjadi dalam
ekosistem.
5. Dapat mendeskripsikan pengertian suksesi.
6. Dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suksesi.
7. Dapat menghubungkan pengertian rantai makanan, jaring-jarig makanan,
piramida ekologi.
8. Dapat menganalisis setiap terjadinya proses daur beogekimia.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian ekologi sebagai ilmu.
2. Ekosistem dan komponen penyusunya
3. pengelompokan komponen biotik dan abiotik
4. Berbagai interaksi dalam ekosistem.
5. Pengertian suksesi
6. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi.
7. Daur biogeokimia.
F. Metode pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Diskusi dan Ceramah
G. Sumber bahan dan alat pembelajaran
Sumber
1. Buku teks pelajaran yang relevan
2. LKS Biologi Kelas X SMA/MA Semester 2 Kurikulum 2013
3. Modul ekosistem
Alat : Media gambar, papan tulis, spidol, buku dan pena.
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
No Kegiatan
(waktu)
Sintak DL Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan
(30 menit)
Mengkondisikan siswa,
membuka pelajaran
dengan salam dan
mengecek kehadiran
siswa.
Menjawab salam dari
guru dan
mempersiapakan diri
untuk memulai
pelajaran
Memberikan apersepsi:
apakah anak-anak
pernah melihat
ekosistem sawah?
Menjawab
pertanyaan yang
diajukan guru
Guru memberikan
lembar pretest kepada
siswa
Siswa mengerjakan
pretest
2.
Kegiatan inti
(120 menit)
Orientasi siswa
kepada
masalah
Menyampaikan topik
materi dan tujuan
pembelajaran
Mendengarkan dan
memperhatikan
Guru menyampaikan
materi secara rigkas,
menggunakan media
gambar untuk
membangkitkan
motivasi siswa
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
guru bertanya pada
siswa terkait materi
pertemuan ini untuk
mengecek sejauh mana
pengetahuan dan
pemahaman siswa
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Membimbing
Guru menyampikan
materi
1.pengertian ekologi
sebagai ilmu
Siswa memperhatiakn
dengan seksama dan
mencatat penjelasan
guru
penyelidikan
individu dan
kelompok
2.ekosistem, komponen
penyususnya dan
pengelompokan
komponen biotik
fungsinya
3.pengertian suksesi
ekosistem.
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Guru bertanya kepada
siswa mengenai materi
yang telah dipelajari
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Memberikan tugas
kepada siswa untuk
meringkas materi yang
telah dipelajari dan
memberikan tugas
latihan
Siswa memperhatikah
dan mencatat
penjelasan guru dan
menyelesaikan tugas
dari guru
Mengembangkan
dan
menyajikan
hasil karya
Guru memberikan
penilain apa yang
disimpulkan siswa dan
mengklarifikasinya
Siswa mendengarkan
dan memperhatikan
penyampai guru
3. Penutup (10
menit)
Mengingatkan siswa
untuk mempelajari
materi yang akan
dipelajari
Memperhatikan dan
melaksanakan intruksi
guru
Guru mengakhiri
pertemuan dengan
mengucap salam
Siswa menajwab
salam
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No Kegiatan
(waktu)
Sintak DL Kegiatan Guru Kegiatan siswa
1.
Mengkondisikan siswa,
membuka pelajaran
dengan salam dan
mengecek kehadiran
siswa.
Menjawab salam dari
guru dan
mempersiapakan diri
untuk memulai
pelajaran
Memberikan apersepsi: Menjawab pertanyaan
Pendahuluan
(10 menit
1.apakah anak-anak
pernah melihat ular
memangsa katak?
2.bagaimana proses
terjadinya air hujan
yang diajukan guru
2. Kegiatan inti
(120 menit)
Orientasi siswa
kepada
masalah
Menyampaikan topik
materi dan tujuan
pembelajaran
Mendengarkan dan
memperhatikan
Guru menyampaikan
materi secara ringkas,
menggunakan media
gambar untuk
membangkitkan
motivasi siswa
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok
guru bertanya pada
siswa terkait materi
pertemuan ini untuk
mengecek sejauh mana
pengetahuan dan
pemahaman siswa
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Guru menyampikan
materi
1.berbagai interaksi dalam
ekosistem
2.rantai makan, jaring-jaring
makanan, piramida
ekologi
3.daur beogeokimia.
Siswa memperhatiakn
dengan seksama dan
mencatat penjelasan
guru
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Guru bertanya kepada
siswa mengenai materi
yang telah dipelajari
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Memberikan tugas
kepada siswa untuk
meringkas materi yang
telah dipelajari dan
memberikan tugas
latihan
Siswa memperhatikah
dan mencatat
penjelasan guru dan
menyelesaikan tugas
dari guru
Mengembangkan
dan
menyajikan
hasil karya
Guru memberikan
penilain apa yang
disimpulkan siswa
danmengklarifikasinya
Siswa mendengarkan
dan memperhatik n
penyampai guru
3. Penutup (10
menit)
Mengingatkan siswa
untuk belajar materi
yang telah dipelajari dan
mengingatkan siswa
pertemuan selanjutnya
posstest.
Memperhatikan dan
melaksanakan intruksi
guru
Guru mengakhiri
pertemuan dengan
mengucap salam
Siswa menajwab
salam
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Ekperimen
Satuan pendidikan : Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X MIPA 2/Genap
Materi Pokok : Ekosistem
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar
komponen tersebut.
C. Indikator
3.10.1 Menjelaskan tentang ekosistem dan komponen yang menyusunnya.
3.10.2 Menyebutkan komponen biotik dan abiotik.
3.10.3 Mendeskripsikan hubungan antara komponene biotik dan abiotik.
3.10.4 Menjelaskan tentang berbagai interaksi yang terjadi dalam
ekosistem.
3.10.5 Mendeskripsikan pengertian suksesi.
3.10.6 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suksesi.
1.10.7 Menghubungkan pengertian rantai makanan, jaring-jaring
makanan, piramida
Ekologi
3.10.8 Menganalisis setiap terjadinya proses daur beogekimia.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat menjelaskan tentang ekosistem dan komponen yang
menyusunnya.
2. Dapat menyebutkan komponen biotik dan abiotik.
3. Dapat mendeskripsikan hubungan antara komponene biotik dan
abiotik.
4. Dapat menjelaskan tentang berbagai interaksi yang terjadi dalam
ekosistem.
5. Dapat mendeskripsikan pengertian suksesi.
6. Dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suksesi.
7. Dapat menghubungkan pengertian rantai makanan, jaring-jarig
makanan, piramida ekologi.
8. Dapat menganalisis setiap terjadinya proses daur beogekimia.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian ekologi sebagai ilmu.
2. Ekosistem dan komponen penyususnya
3. pengelompokan komponen biotik dan abiotik
4. Berbagai interaksi dalam ekosistem.
5. Pengertian suksesi
6. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi.
7. Daur biogeokimia.
F. Metode pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Diskusi dan tanya jawab
G. Sumber bahan dan alat pembelajaran
Sumber
1. Buku teks pelajaran yang relevan
2. LKS Biologi Kelas X SMA/MA Semester 2 Kurikulum 2013
3. Modul ekosistem
Alat : Media gambar, papan tulis, spidol, buku dan pena.
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
No Kegiatan
(waktu)
Sintak PBL Kegiatan Guru Kegiatan siswa
1. Pendahuluan
(30 menit)
Guru mengkondisikan
siswa, membuka
pelajaran dengan salam
dan mengecek kehadiran
siswa.
Siswa menjawab
salam dari guru dan
mempersiapakan diri
untuk memulai
pelajaran
Memberikan apersepsi:
apakah anak-anak
pernah melihat
ekosistem sawah?
Menjawab pertanyaan
yang diajukan guru
Guru memberikan
lembar pretest kepada
siswa
Siswa mengerjakan
pretest
Menyampaikan topik
materi dan tujuan
pembelajaran
Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Kegiatan inti
(120 menit)
Mengorientasika
n peserta
didk pada
masalah.
Guru menentukan
prosedur pembelajaran
Memperhatikan
prosedur
pembelajaran.
Guru menyampaikan
materi secara ringkas,
menggunakan media
gambar mengenai:
pengertian ekologi
sebagai ilmu, ekosistem,
komponen penyususnya
dan pengelompokan
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Mengorganisasik
an peserta
didik untuk
belajar
biotik berdasarkan
fungsinya dan
pengertian suksesi
ekosistem.
Guru membagi siswa
menjadi 4 atau 5
kelompok dalam satu
kelas.
Siswa
mengkondisikan
masing-masing dan
bergabung dengan
kelompoknya.
Guru membagi LKS Siswa menerima LKS
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok.
Guru meminta siswa
untuk memperhatikan
LKS yang telah
dibagikan kemudian
siswa mengidentifikasi
permasalahan mengenai
ekosistem yang ada pada
LKS, dengan
pembahasan pengertian
ekologi sebagai ilmu,
ekosistem komponen
penyusunnya dan
pengelompokan biotik
berdasarkan fungsinya
dan pengertian suksesi
ekosistem.
Siswa memperhatiakn
dengan seksama topik
LKSdan identifikasi
permasalah pada
LKS.
Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
topik yang ada pada
LKS.
Siswa berdiskusi
dengan sesama teman
kelompoknya.
Mengembangank
Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai
dan relevan.
Siswa mengumpulkan
informasi yang sesuai
dan relevan.
an dan
menyajikan
hasil karya
Analisis dan
evaluasi
proses
pemecahan
masalah.
Guru menuntun siswa
menuliskan hasil diskusi
di LKS sesui prosedur
yang diterangkan
Siswa menuliskan
hasil diskusinya pada
lembar LKS yang
telah dibagikan.
Guru meminta
perwakilan tiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaanya didepan
kelas
Siswa melakukan
presentasi sesuai hasil
diskusi kelompoknya
Melakukan tanya jawab
terkait materi yang akan
disiskusikan pada
pertemuan selanjutnya
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
guru.
Guru menganalisis
langkah-langkah siswa
dalam identifikasi
masalah dan yang telah
didiskusikan
Siswa memperhatikan
dan mencatat
penjelasan guru.
3. Penutup (10
menit)
Mengingatkan siswa
untuk belajar materi
yang akan didiskusikan
pada pertemuan
berikutnya..
Memperhatikan dan
melaksanakan intruksi
guru
Guru mengakhiri
pertemuan dengan
mengucap salam
Siswa menjawab
salam
Pertemuan 2 (2x 45 menit)
No Kegiatan
(waktu)
Sintak PBL Kegiatan Guru Kegiatan siswa
1. Pendahuluan
(10 menit)
Guru mengkondisikan
siswa, membuka
pelajaran dengan salam
dan mengecek kehadiran
siswa.
Siswa menjawab
salam dari guru dan
mempersiapakan diri
untuk memulai
pelajaran
Memberikan apersepsi:
apakah anak-anak
pernah melihat ular
memangsa katak?
Menjawab pertanyaan
yang diajukan guru
Menyampaikan topik
materi dan tujuan
pembelajaran
Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Kegiatan inti
(120 menit)
Mengorientasika
n peserta
didk pada
masalah.
Mengorganis
asikan
peserta
didik
untuk
belajar
Guru menentukan
prosedur pembelajaran
Memperhatikan
prosedur
pembelajaran.
Guru menyampaikan
materi secara ringkas,
menggunakan media
gambar mengenai:
pengertian berbagai
interkasi dalam
ekosistem, rantai
makanan dan jaring-
jaring makanan,
piramida ekologi dan
daur beogeokimia.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Guru membagi siswa
menjadi 4 atau 5
kelompok dalam satu
kelas.
Siswa
mengkondisikan
masing-masing dan
bergabung dengan
kelompoknya.
Guru membagi LKS Siswa menerima LKS
Guru meminta siswa Siswa memperhatiakn
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok.
untuk memperhatikan
LKS yang telah
dibagikan kemudian
siswa mengidentifikasi
permasalahan mengenai
ekosistem yang ada pada
LKS, dengan
pembahasan pengertian
berbagai interkasi dalam
ekosistem, rantai
makanan dan jaring-
jaring makanan,
piramida ekologi dan
daur beogeokimia..
dengan seksama topik
LKSdan identifikasi
permasalah pada
LKS.
Guru meminta siswa
untuk mendiskusikan
topik yang ada pada
LKS.
Siswa berdiskusi
dengan sesama teman
kelompoknya.
Mengembangank
an dan
menyajikan
hasil karya
Analisis dan
Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai
dan relevan.
Siswa mengumpulkan
informasi yang sesuai
dan relevan.
Guru menuntun siswa
menuliskan hasil diskusi
di LKS sesui prosedur
yang diterangkan
Siswa menuliskan
hasil diskusinya pada
lembar LKS yang
telah dibagikan.
Guru meminta
perwakilan tiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaanya didepan
kelas
Siswa melakukan
presentasi sesuai hasil
diskusi kelompoknya
Guru menganalisis
langkah-langkah siswa
dalam identifikasi
masalah dan yang telah
didiskusikan
Siswa memperhatikan
dan mencatat
penjelasan guru.
Melakukan tanya jawab
terkait materi yang akan
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN
PROBLEM BASED LEARNING
Nama anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
Ekosistem Terganggu, Seekor Anak Gajah Tersesat Di Dekat
Permukiman
Seekor anak gajah berusia sekitar kurang dari tiga tahun ditemukan dalam keadaan lemah
di area kelapa sawit pada 10 Juli 2018, di Brumas, Sabah, Malaysia. Pekerja perkebunan
menemukan gajah malang itu sekitar pukul tiga sore dan segera memanggil pihak berwenang
untuk menyelamatkannya. Gajah yang ditemukan sangat kecil dan muda, mungkin usianya
hanya beberapa bulan. Ia memerlukan banyak perhatian dan kasih sayang untuk bertahan hidup,”
tutur salah satu sumber yang dikutip dari Malay Mail pada hari Rabu (11/7/2018).
Meskipun dalam keadaan lemah dan tersesat, gajah kecil ini tidak menunjukkan sikap
agresif ketika didekati oleh tim penyelamat, Sabah Wildlife Department. Saat ini, anak gajah
dirawat oleh penjaga hutan dan satwa liar di Tawau. Pihak berwenang belum bisa menentukan
kelanjutan nasib gajah tersebut, mengingat usianya yang terlalu kecil untuk dilepaskan kembali
ke alam liar bersama kawanan yang mungkin tidak dikenalnya. Kasus semacam ini bukanlah
yang pertama kali terjadi di Brumas. Sebelumnya pada tahun 2016 pernah terjadi serangan gajah
jantan yang membuat sepasang suami istri mendapatkan luka serius.
PERTEMUAN
1
Masalah : Dari artikel diatas, jawablah pertanyaan dan diskusikan bersama dengan
teman kelompok mu.
1. Tentukan pokok permasalahan dari artikel diatas !
2. Bagaimana peran masyarakat bagi ekosistem hutan?
3. Solusi apa yang dapat anda lakukan untuk melindungi ekosistem hutan
seperti anak gajah yang tersesat dipemukiman?
4. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi lajunya pembangunan
dan pembukaan lahan yang berujung pada konflik antara manusia dengan
satwa liar?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi keadaan ekosistem yang semakin
mengkhawatirkan?
Dari tahun 2013 hingga 2016 tercatat lima belas bayi gajah liar yang ditemukan. Hal ini
cukup membuat masyarakat resah. Gajah merupakan hewan yang hidup berkelompok
(gregarious). Fakta menunjukkan bahwa gajah yang berjalan sendirian di sekitar pemukiman,
atau gajah yang tiba-tiba mengamuk menandakan adanya gangguan pada ekosistem hutan. Laju
pembangunan dan pembukaan lahan yang cepat di pantai timur dan pedalaman Sabah berujung
pada konflik antara manusia dengan satwa liar.
Sumber : http://nationalgeographic.grid.id/read/13896604/ekosistem-terganggu-seekor-anak-gajah-
tersesat-di-dekat-permukiman
LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN
PROBLEM BASED LEARNING
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
Ikan Lebih Suka Makan Plastik Daripada Plankton,
Ekosistem Laut Terancam
Perkiraan bahwa jumlah plastik di lautan bisa segera menyamai ikan di laut membuat
ilmuwan semakin mengkhawatirkan dampaknya terhadap ekosistem air. Saat ini, kelangsungan
hidup ikan mulai terancam karena anak-anak ikan lebih memilih memakan partikel mikroplastik
daripada plankton, makanan mereka yang sebenarnya. Demikian hasil penelitian terhadap ikan
perca (perch) yang dilakukan oleh ilmuwan dan telah dipublikasikan di jurnal Science. “Mereka
bisa mendapatkan plankton, tetapi mereka lebih memilih makan mikroplastik,” kata ketua peneliti
Oona Lonnstedt dari Uppsala University di Swedia.
Ketika dibandingkan ikan perca yang lahir di perairan bersih, ikan perca yang lahir di
perairan berpolutan dan makan partikel mikroplastik mengalami hambatan pertumbuhan dan
dimangsa predator empat kali lebih cepat. “Ikan perca yang makan plastik tampak mengabaikan
bau predator, sehingga membuat mereka lebih terancam punah,” ungkap Lonnstedt. Peneliti
khawatir, jika ikan-ikan muda mengkonsumsi terlalu banyak plastik, akan menyebabkan ikan muda
lebih rentan terhadap predator. Itu artinya akan ada banyak ikan muda yang mati sebelum
PERTEMUAN
Masalah : Dari artikel diatas, jawablah pertanyaan dan diskusikan bersama dengan
teman kelompok mu.
1. Tentukan pokok permasalahan dari artikel diatas !
2. Bagaimana peran masyarakat bagi ekosistem laut?
3. Solusi apa yang anda lakukan untuk melindungi ekosistem laut yang
tercemar yang menyebabkan ikan perca terancam punah?
4. Buat lah rantai makanan yang terjadi pada artikel diatas? Dan apa yang
terjadi jika ikan perca yang makan plastik punah dimakan predator?
5. Bagaimana cara mengembalikan ekosistem laut agar tidak
mengancam kelestarian seluruh ekosistem ?
Mikroplastik berasal dari sampah plastik yang telah terurai di alam. Sebagian besar serat
mikro pada pakaian sintetis juga terbuat dari plastik dan setiap kali dicuci, partikel-partikel kecil itu
luruh dalam air limbah. Ukurannya yang cukup kecil membuat partikel itu lolos dari pengolahan
limbah dan mencemari laut. Tentu saja mikroplastik bukanlah satu-satunya bencana bagi
kehidupan air. Partikel kecil pada pasta gigi atau scrub pembersih muka (microbeads) yang
berguna untuk membersihkan kulit juga merupakan polutan air. Microbeads lebih beracun karena
mereka merambat naik ke seluruh rantai makanan, terkadang akhirnya mengenai manusia. Partikel
ini juga dapat menyebabkan terumbu karang mati kelaparan karena menyumbat sistem pencernaan
polip karang.
Sumber : http://nationalgeographic.grid.id/read/13305552/ikan-lebih-suka-makan-plastik-
daripada-plankton-ekosistem-laut-terancam
LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN
PROBLEM BASED LEARNING
Nama anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
Karbon dioksida Meningkat, Ekosistem Laut Terancam
Penelitian baru memperingatkan bahwa perikanan dan ekosistem laut menghadapi ancaman
yang lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya akibat naiknya tingkat karbon dioksida, sehingga
bisa memicu rusaknya rantai makanan laut global. Setelah memeriksa data dari 632 eksperimen yang
telah diterbitkan tentang perairan tropis dan kutub, dan berbagai ekosistem termasuk terumbu karang,
hutan kelp dan lautan terbuka, dua orang Profesor Australia menyimpulkan hanya sedikit spesies yang
bisa menghindari dampak negatif sebagai akibat meningkatnya karbon dioksida. Perkecualian
ditemukan pada mikroorganisme, seperti plankton dan ganggang, yang diperkirakan tetap meningkat
baik dalam segi jumlah maupun keragamannya.
Mikroorganisme menyediakan makanan bagi herbivora laut. Tapi keadaan rantai makanan
menjadi buruk bagi karnivora yang menjadi dasar bagi industri perikanan. Hal ini akan menyebabkan
kehidupan di laut mengalami "kehancuran spesies mulai dari puncak rantai makanan hingga ke bawah,"
kata Profesor Ivan Nagelkerken dari Laboratorium Ekologi Laut Selatan di Universitas Adelaide,
Australia. Penelitian ilmiah sebelumnya telah memperkirakan hancurnya cadangan ikan untuk
keperluan perdagangan selama tiga puluh tahun mendatang.
PERTEMUAN
Spesies Laut Musnah secara Massal
"Tidak ada spesies yang bisa bertahan hidup sendiri di sebuah lingkungan yang tidak
menyediakan makanan yang cukup. Dan dampak negatif ini semakin buruk dirasakan oleh jenis spesies
yang berada di urutan atas rantai makanan,” kata Nagelkerken pada VOA. Nagelkerken, bersama
seorang ahli ekologi laut dari Unversitas Adelaide, Profesor Sean Connell, sampai pada kesimpulan
yang jauh lebih buruk daripada yang mereka perkirakan ketika mereka baru memulai penelitian tentang
dampak meningkatnya suhu laut dan pengasaman laut.!break! “Kami tidak menduga akan menemukan
dampak negatif yang begitu besar pada sekian banyak spesies, terkait keragaman dan jumlah mereka,"
kata Nagelkerken.
Bahkan bila emisi karbon dioksida dihentikan, laut masih terus memanas dan akan menjadi
asam selama beberapa waktu. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan manusia untuk menghindari
bencana yang mengancam ini, menurut Nagelkerken. “Kalau kita mengurangi pemicu stres pada para
spesies ini, seperti polusi laut,eutrophication (proses di mana air menerima kelebihan gizi yang
mestimulasi pertumbuhan tanaman yang berlebih) dan penangkapan ikan berlebih, kita sebenarnya bisa
menunda terjadinya bencana ini. Jadi kita harus mengurangi pemicu stres pada spesies-spesies ini agar
mereka, paling tidak, bisa memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan global,"
ujarnya.
Pengasaman Laut mempengaruhi Iklim Global
Karena laut memanas, beberapa spesies akan berenang ke wilayah yang lebih tinggi tapi
peluang bertahan hidup spesies yang malas akan sangat terancam. Analisa ini juga menunjukkan bahwa
perairan yang lebih panas atau tingkat asamnya semakin meningkat, atau keduanya, membahayakan
spesies yang membentuk habitat seperti batu karang, tiram dan kerang. Perubahan sekecil apapun pada
kesehatan habitat mereka diperkirakan akan menimbulkan dampak luas bagi banyak jenis spesies yang
hidup pada terumbu karang. Penelitian itu juga memperkirakan pengasaman laut akan mengurangi gas
dimethylsulfide (DMS) yang dihasilkan oleh plankton laut. DMS membantu meningkatkan awan yang
mengatur suhu Bumi. Jadi, dengan semakin sedikit gas yang dihasilkan, artinya awan menjadi semakin
sedikit dan dengan demikian, suhu Bumi menjadi semakin panas.
Sumber : http://nationalgeographic.grid.id/read/13301940/karbondioksida-meningkat-ekosistem-
laut-terancam
Masalah : Dari artikel diatas, jawablah pertanyaan dan diskusikan bersama dengan
teman kelompok mu.
1. Tentukan pokok permasalahan dari artikel diatas !
2. Bagaimana peran masyarakat terhadap ekosistem laut yang terancam
akibat karbon dioksida yang meningkat?
3. Apa yang terjadi jika laut masih terus memanas dan akan menjadi
asam selama beberapa waktu?
4. Karbon dioksida yang meningkat termasuk ke dalam daur bigeokimia
siklus? Dan jelaskan secara singkat siklus tersebut!
5. Jelaskan satu dari siklus daur biogeokimia yang kalian ketahui? Dan
apabila salah satu siklus tidak berjalan semestinya apa yang akan
terjadi pada ekoistem?
LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN
PROBLEM BASED LEARNING
Nama anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
LEMBAR JAWABAN PROBLEM BASED LEARNING
Pemanasan Global Terjadi Lebih Cepat, Ini Bahaya yang
Menghantui Bumi
Nationalgeographic.co.id - Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel
Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim, memperingatkan bahwa dunia akan memanas lebih cepat
dari yang diperkirakan. Jika laju pemanasan global tidak diturunkan secara drastis, risiko iklim untuk
kesejahteraan manusia, ekosistem dan pembangunan yang berkelanjutan, akan naik ke tingkat yang
membahayakan dan memberikan dampak permanen. IPCC memaparkan, pemanasan global sejak
zaman praindustri sudah melampaui satu derajat celcius. Pada tingkat emisi gas rumah kaca sekarang,
tingkat pemanasan global akan mencapai sebesar 1,5 derajat celsius dalam beberapa puluh tahun
kedepan.
Apabila suhu naik lagi menjadi dua derajat celcius, maka itu akan meningkatkan bencana alam,
mempercepat pencairan es laut Arktika, menyebabkan pulau-pulau tenggelam, dan ketidakmampuan
memproduksi makanan untuk penduduk dunia yang terus bertambah. Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal
Organisasi Meteorologi Dunia menyebutkan, masih ada waktu bagi kita jika ingin mengubah perilaku
dalam mencegah kenaikan emisi karbon. "Orang yang menderita akibat perubahan iklim akan
berkurang 420 juta kalau kita mampu membatasi pemanasan ke tingkat 1,5 derajat celsius. Ada daerah-
daerah tertentu di dunia yang sangat sensitif. Negara-negara kecil, kepulauan, wilayah Laut Tengah dan
juga Sub-Sahara Afrika, yang selama ini menderita, adalah yang paling terkena dampaknya di masa
depan,” papar Taalas.
PERTEMUAN
Masalah : Dari artikel diatas, jawablah pertanyaan dan diskusikan bersama dengan
teman kelompok mu.
1. Tentukan pokok permasalahan dari artikel diatas !
2. Setelah membaca artikel diatas, ilmu apa yang digunakan untuk
mempelajari baik interaksi antar makhluk mapun interaksi antar
makhluk hidup dan lingkungannya? Kemudian bagaimana peran dan
fungsinya anda mempelajari ilmu tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara suhu, iklim sebagai komponen abiotik
terhadap komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan pada
ekosistem?
4. Apa yang akan terjadi terhadap komponen biotik bila suhu bumi naik
1,5 derajat Celcius berdasarkan artikel diatas?
5. Bagaimana peran masyarakat terhadap pemanasan global?
Ia menambahkan, manusia dapat membantu menyelamatkan Bumi dengan mengubah gaya
hidup. Ia memilih pangan sebagai salah satu bidang yang dapat mengurangi masalah yang sedang
terjadi pada saat ini. “Sebagai contoh, fakta bahwa kita makan begitu banyak daging berarti kita
menggunakan lahan pertanian yang cukup besar untuk berternak dari pada untuk memproduksi sayur
mayur dan kacang-kacangan yang lebih ramah karbon,” ucap Taalas. Menurutnya, tenaga surya, tenaga
air, tenaga angin dan bentuk-bentuk lain dari energi yang ramah lingkungan harus tersedia untuk
memenuhi kebutuhan banyak orang. Penggunaan modal transportasi bertenaga listrik untuk publik dan
pribadi juga seharusnya lebih ditekankan lagi.
Sumber : http://nationalgeographic.grid.id/read/13962009/pemanasan-global-terjadi-lebih-cepat-
ini-bahaya-yang-menghantui-bumi
SOAL LATIHAN KELAS KONTROL
Pertemuan 1
1. Jelaskan pengertian tentang ekosistem?
2. Apa yang dimaksud dengan komponen biotik dan abiotik? Berikan
contohnya?
3. Jelaskan perbedaan populasi dan komunitas?
4. Mengapa komponen biotik satu ekosistem sangat dipengaruhi oleh
komponen abiotik?
5. Jelaskan pengertian suksesi dalam ekosistem dan bagaimana proses
terjadinya suksesi?
SOAL LATIHAN KELAS KONTROL
Pertemuan II
1. Jelaskan pengertian antara kompetesi interspesies dan intraspesies serta
berikan contohnya masing-masing?
2. Buatlah diagram rantai makanan yang anda ketahui?
3. Buatlah proses aliran energi ekosistem berlangsung?
4. Apakah bentuk interaksi predasi dan parasitisme sama? jika tidak, jelaskan
perbedaannya dan berikan kedua contoh bentuk interaksi tersebut?
5. Jelaskan proses terjadinya daur air?
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Biologi
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Leraning
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Kelas/Semester : X /Genap
Mata Pelajaran : Biologi
Pokok Bahasan : Ekosistem
Hari/tanggal :
Berilah tanda (√) pada kolom (YA) bila melaksanakan (TIDAK) jika tidak
melaksanakan pada masing-masing pernyataan dibawah ini !
No Aktivitas Guru Aktivitas (√)
1 Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Ya Tidak
2 Guru menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi
ekosistem. √
3 Guru mengorientasi siswa pada masalah dengan memberikan
pertanyaa. √
4 Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan ketentuan. √
5 Guru menyampaikan urutan kegiatan pembelajaranyang akan
dilaksanakan. √
6 Guru membimbing siswa berdiskusi sesuai dengan kelompok
masing-masing untuk mengerjaakan LKS problem based
learning yang ditugaskan.
√
7 Guru membantu siswa jika terjadi kesulitan dalam proses
pengerjaan LKS √
8 Guru membimbing siswa untuk mencari dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber berupa buku ataupun internet
terkait dengan permasalahan.
√
9 Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya. √
10 Guru mengevaluasi jawaban dan kinerja kelompok dalam
pemecahan masalah. √
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Biologi
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Leraning
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Kelas/Semester : X /Genap
Mata Pelajaran : Biologi
Pokok Bahasan : Ekosistem
Hari/tanggal :
Berilah tanda (√) pada kolom (Semua) bila melaksanakan semua (Tidak
Semua) jika hanya melaksanakan sebagian dan (Tidak Ada) apabila tidak
melaksanakan pada masing-masing pernyataan dibawah ini :
No Aktivitas Siswa
Sem
ua
Tid
ak
Sem
ua
T
idak
Ad
a
1. Orientasi siswa kepada masalah
Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar
1. Memperhatikan penjelasan guru √
2. Menjawab pertanya guru √
2. Mengorganisasikan siswa untu belajar
Terlibat dallam pemecahan masalah
√
1. Menjelaskan materi kepada teman sekelas atau
sekelompok √
2. Fokus pada permasalahan yang diberikan guru
3. Membimbing pengalaman invidual.kelompok
Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah
1. Membaca buku, modul, atau sumber belajar lain. √
2. Bertanya pada teman. √
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil menyajikan
hasil diskusi kelompok
1. Secara menarik √
2. hasil sesuai dengan data yang diperoleh √
5. Menganalisis data mengevaluasi pemecahan
masalah
Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru
1. semua anggota kelompok berpartisipasi dalam
menyampaikan gagasan nya √
2. mendiskusikan soal-soal tugasdengan
kelompoknya. √
Intrumen Pengumpulan Data Lembar Soal Uji Validitas
Satuan pendidikan : Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X /Genap
Materi Pokok : Ekosistem
Tahun ajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
1. Pernyataan yang benar
mengenai ekologi sebagai ilmu
adalah....
a. Ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme
dengan lingkungannya dan
yang lainya.
b. Ilmu yang mempelajari
tentang tumbuhan
c. Ilmu yang mempelajari
tentang perubahan iklim
lingkungan
d. Ilmu yang mempelajari
struktur, fungsi, perilaku,
serta evolusi hewan
e. Ilmu tentang pelestarian,
perlindungan dan restorasi
lingkungan alam, ekosistem
alami, vegetasi dan satwa
liar.
2. Berikut ini yang bukan
merupakan komponen abiotik
adalah...
a. Air
b. Suhu
c. Cahaya
d. Rerumputan
e. Tanah
3. Dibawah ini yang termasuk
penyusun ekosistem komponen
abiotik adalah....
a. Cahaya, suhu, hewan
b. Hewan, tumbuhan, mikroba
c. Cahaya, suhu, topografi
d. Tumbuhan, suhu, tanah
e. Mikroba, tumbuhan, air
4. Perhatikan faktor-faktor
lingkungan berikut :
1. Salinitas
2. PH
3. Predator
4. Topografi
5. Detritvor
6. Decomposer
Yang termasuk kedalam faktor
biotik adalah....
a. 1-2-4
b. 2-5-6
c. 4-5-6
d. 2-3-5
e. 3-5-6
5. Komponen biotik yang ada
pada ekosistem kolam adalah....
a. Fitoplankton, PH, suhu,
bakteri
b. Zooplankton, udara, suhu,
ikan
c. Ikan, bakteri, kelembaban,
fitoplankton
d. Fitoplankton zooplankton,
ikan bakteri, organisme lain
e. Bakteri, PH, ikan, air,
semua organisme
6. Di bawah ini yang bukan
merupakan contoh saling
ketergantungan antara sesama
komponen biotik adalah...
a. ayam dan kambing
memerlukan oksigen
b. lebah menghisap madu dari
bunga
c. kambing memakan rumput
d. ayam jantan memerlukan
ayam betina untuk
berkembangbiak
e. ulat dan ayam memakan
tumbuhan
7. Jenis ekosistem teresterial yang
memiliki iklim tropika, curah
hujan sedikit, dan terdapat
tumbuhan yang berdaun seperti
duri disebut...
a. Bioma tundra
b. Bioma taiga
c. Bioma gurun
d. Bioma padang rumput
e. Bioma hutan basah
8. Tumbuhan yang hidup di
daerah rawa umumnya
mempunyai ciri-ciri yang khas
di antaranya....
a. Akarnya mempunyai sifat
geotropisme negatif
b. Akarnya mempunyai sifat
geotropisme positif
c. Akarnya mempunyai sifat
geotropisme netral
d. Akarnya mempunyai sifat
fototopi negatif
e. Akarnya mempunyai sifat
fototopi positif
9. Tumbuhan-tumbuhan
memperoleh nutrien atau
mineral dari lingkunganya.
Tempat yang banyak
mengandung nutrien adalah...
a. Lumpur sawah
b. Tanah berpasir
c. Tanah liat
d. Lapisan tanah kebun bagian
atas
e. Lapisan tanah hutan bagian
atas
10. Ada perairan yang terkena
insektisida secara berulang-
ulang, akumulasi senyawa
tersebut yang paling besar ialah
pada...
a. Fitoplakton
b. Zooplankton
c. Ikan herbivora
d. Ikan karnivora
e. Air
11. pada ekosistem danau, zona
perairan yang masih menerima
penetrasi cahaya disebut.....
a. afotik
b. bentik
c. fotik
d. lentik
e. lotik
12. Berikut ini adalah jenis
interaksi antar populasi:
1. Predasi
2. Kompetisi
3. Mutualisme
4. komensalisme
5. parasitisme
Jenis interaksi yang
menguntungkan salah satu
populasi adalah..
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 2 dan 5
c. 2, 3 dan 4
d. 2, 4 dan 5
e. 3, 4 dan 5
13. Organisasi kehidupan dalam
ekosistem yang merupakan
suatu kumpulan individu jenis
berada pada tempat atau daerah
yang sama disebut...
a. Individu
b. Populasi
c. Bioma
d. Ekosistem
e. Biosfer
14. Hubungan ikan remora dan
ikan hiu adalah...
a. kompetisi
b. simbiosis mutualisme
c. simbiosis komensalisme
d. simbiosis parasitisme
e. simbiosis neutralisme
15. Pola kehidupan berikut ini yang
termasuk simbiosis
komensalisme adalah...
a. kutu pada tubuh kucing
b. benalu dengan pohon jambu
air
c. burung jalak dengan kerbau
d. anggrek dengan pohon
mangga
e. kutu pada rambut
16. Bentuk interaksi yang
menguntungkan kedua populasi
disebut...
a. Parasitisme
b. Komensialisme
c. Kooperatif
d. Mutualisme
e. Predasi
17. Cara hidup bersama antara dua
jenis organisme yang berbeda
di mana organisme yang satu
diuntungkan dan yang lainnya
tidak merasa dirugikan
merupakan ciri dari simbiosis...
a. Komensalisme
b. Mutualisme
c. Parasitisme d. Kompetisi
e. Kooperatif
18. Pengertian yang benar dari
komunitas adalah...
a. Satuan individu satu jenis
yang berkumpul dalam satu
tempat dan waktu
b. Kumpulan berbagai
populasi yang hidup disuatu
waktu dan daerah tertentu
yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama
lain
c. Organisme tunggal yang
hidup pada lingkungan
tertentu.
d. Terjadinya interaksi antara
makluk hidup dengan
lingkungannya.
e. Kumpulan siswa SMA yang
hidup bersama
19. Salah satu penyebab terjadinya
suksesi primer adalah..
a. Banjir
b. Tanah longsor
c. Kebakaran
d. Penebangan
e. Gunung meletus
20. Contoh populasi dalam
pernyataan berikut adalah...
a. sekelompok kambing yang
sedang merumput di padang
rumput
b. kambing, rusa, dan lembu
yang sedang merumput di
padang rumput
c. belalang, jengkerik, dan
ulat yang dimangsa oleh
beberapa jenis burung
d. sekawanan burung pipit dan
gelatik makan padi di
sawah
e. ular, katak dan belalang
yang sedang berada di
sawah
21. Berat total populasi ditunjukan
oleh piramida...
a. Piramida energi
b. Piramida biomassa
c. Piramida normal
d. Piramida terbalik
e. Piramida jumlah individu
22. Perubahan kepadatan populasi
dapat terjadi karena..
a. antara komponen biotik dan
abiotik terjadi hubungan
timbalik balik
b. terjadi hubungan yang
selaras di daerah itu
c. lingkungan abiotik tercemar
limbah pabrik
d. adanya kelahiran dan
kematian
e. padatnya angka kematian
23. Di savana hidup populasi singa
dan rusa. Jika predator sangat
aktif mencari mangsa, setelah
konsumen primer mengalami
penurunan maka akan terjadi...
a. peningkatan populasi
rumput dan singa
b. peningkatan populasi
rumput dan penurunan
populasi singa
c. penurunan populasi rumput dan singa
d. peningkatan populasi rusa
dan penurunan populasi
singa
e. peningkatan populasi rusa
dan singa.
24. Bila salah satu jenis populasi
tumbuhan dalam hutan
dimusnahkan, maka...
a. ekosistem hutan tersebut
akan labil
b. hanya tumbuhan itu saja
yang akan musnah
c. akan diikuti musnahnya
populasi yang lain
d. tidak akan ada spesies
hewan yang ikut musnah
e. hanya populasi tumbuhan
saja yang akan musnah
25. Suatu habitat diawali
tumbuhanya orgnisme pioner
berupa lumut kerak. Lumut
kerak melapuk benda mati dan
diuraikan oleh pengurai
menjadi zat anorganik yang
akan memperkaya unsur hara
tanah sehingga benih yang
jatuh pada tempat tersebut akan
tumbuh subur. Setelah itu akan
tumbuh rumput dan pepohonan.
Bersamaan dengan itu pula
hewan mulai memasuki
komunitas yang baru terbentuk
dan akhirnya terbentuk
ekosistem seimbang. Berlatar
belakang kasus tersebut
peristiwa apa yang terjadi?
a. Aberasi primer
b. Degradasi primer
c. Suksesi primer
d. Degradasi sekunder
e. Suksesi sekunder
26. Berikut ini yang merupakan
produsen pada ekosistem
perairan adalah.....
a. Fitoplankton
b. Zooplankton
c. Ikan
d. Jamur
e. Bakteri
27. Di antara makhluk hidup
berikut ini yang termasuk
komponen detritivor adalah...
a. Bakteri dan jamur
b. Cacing tanah dan luing
c. Tumbuhan hijau
d. Manusia
e. Ikan
28. Dalam suatu ekosistem kolam
terdapat
1) Ikan karnivora
2) Bakteri pengurai
3) Ikan herbivore
4) Zat-zat organic
5) Fitoplankton
Dari komponen ekosistem tersebut
dapat disusun suatu mata rantai
makanan dengan susunan...
a. 5 – 3 – 2 – 1 – 4
b. 3 – 4 – 5 – 1 – 2
c. 5 – 3 – 1 – 4 – 2
d. 4 – 5 – 1 – 2 – 3
e. 2 – 3 – 5 – 4 – 1
29. Apakah yang dimaksud dengan
detritivora itu?
a. sampah organik yang
mengalami pembusukan
b. hewan dan tumbuhan yang
menghancurkan bangkai
c. organisme yang bersifat
sebagai detricus
d. organisme pemakan
sampah organik dan
bangkai
e. organisme yang terurai
30. Semakin panjang rantai
makanan maka...
a. energi yang diperoleh
produsen semakin kecil
b. energi yang ditransfer dari
produsen ke konsumen
semakin besar
c. konsumen puncak
mendapatkan energi paling
besar
d. konsumen puncak hanya
memperoleh sedikit energi
e. podusen mendapatkan
energi paling besar
31. Untuk memberantas hama
sebaiknya tidak dengan
menggunakan insektisida,
sebab akan memusnahkan
hewan predator dan racun
insektisida dapat termakan oleh
manusia. Untuk itu manusia
berusaha dengan cara radiasi
sinar X terhadap hewan yang
sengaja dipelihara di
laboratorium, umumnya yang
radiasi adalah....
a. Imago hewan jantan
b. Larva hewan betina
c. Larva hewan jantan
d. Pupa hewan betina
e. Pupa hewan jantan
32. Manakah yang benar dari
urutan rantai makanan di darat
pada pernyataan berikut?
a. tumbuhan – ulat – burung –
elang – kucing
b. kelinci – kambing – rumput
– cacing
c. padi – tikus – ular – burung
– elang
d. belalang – tumbuhan –
cahaya matahari
e. tumbuhan – belalang – ular
– elang
33. Sekumpulan rantai makanan
yang saling berhubungan
disebut...
a. jaring-jaring makanan
b. jaring- jaring kehidupan
c. piramida makanan
d. rantai makanan
e. semua jawaban benar
34. perhatikan skema jaring-jaring
makanan dibawah ini.
Pengurai ikan besar
Ikan
kecil
fitoplankton
zooplankton udang
Bila populasi zooplankton
berkurang maka akan diikuti
penurunan populasi....
a. ikan besar
b. ikan kecil
c. udang
d. pengurai
e. fitoplankton
35. Dalam suatu ekosistem sekitar
lapangan mandala kriya
terdapat tikus, kucing, rumput,
jamur dan bakteri. Organisme
yang sangat tergantung pada
konsumen adalah..
a. tikus dan kucing
b. kucing dan rumput
c. rumput dan jamur
d. jamur dan bakeri
e. rumput dan bakteri
36. Jika populasi rumput pada
ekosistem menurun, organisme
yang paling terkena akibatnya
adalah...
a. herbivora
b. karnivora
c. produsen
d. omnivora
e. predator
37. Manakah dari kelompok hewan
berikut yang termasuk
konsumen pertama dalam
sebuah piramida makanan?
a. kelinci, anjing, kucing,
tikus
b. tikus, gajah, serigala, ular
c. rusa, serigala, singa, burung
pemakan bangkai
d. kuda, sapi, lembu, kambing
e. kelinci, elang, rusa, sapi
38. Organisme seperti tumbuhan
dapat membuat makanannya
sendiri yang sering disebut
sebagai organisasi...
a. autotrof
b. dekomposer
c. heterotrof
d. pengurai
e. konsumen
39. Arus energi adalah...
a. perpindahan produsen ke
predator
b. perpindahan konsumen ke
omnivora
c. perpindahan energi dalam
rantai makanan
d. rangkaian perpindahan
e. perpindahan konsumen ke
produsen
40. Perpindahan energi yang benar
secara berturut-turut adalah...
a. matahari, tumbuhan,
konsumen I, konsumen II,
konsumen III
b. matahari, omnivora,
karnivora, herbivora
c. tumbuhan, matahari,
konsumen I, konsumen II
d. tumbuhan, konsumen I,
konsumen II, matahari
e. matahari, konsumen,
matahari karnivora,
omnimora
41. Akuarium air tawar merupakan
suatu ekosistem untuk
memperoleh habitat biotik dan
abiotik. Ikan-ikan yang hidup
dalam akuarium tersebut harus
mendapatkan oksigen.
Kandungan oksigen terlarut
dapat bertambah dari...
a. Hidrolisis air menjadi
hidrogen dan oksigen
b. Tumbuhan air yang ada
dalam akuarium
c. Hasil metabolisme makhluk
air
d. Pemecahan garam-garam
karbonat
e. Zooplankton yang hidup
dalam akuarium
42. Dalam siklus materi yang
termasuk dalam materi
merupakan unsur apa saja...
a. air, karbon dan
karbondioksida
b. oksigen dan karbondioksida
c. air dan cahaya
d. karbon, oksigen, hidrogen
e. air, karbon, nitogen dan
sulfur
43. Istilah fiksasi nitrogen merujuk
pada pertanyaan sebagai
berikut...
a. proses perubahan nitrat dan
nitrit menjadi nitrogen
b. proses perubahan nitrogen
dalam bentuk gas di
atmosfer menjadi nitri
c. proses perubahan nitrogen
menjadi bentuk yang dapat
digunakan oleh tumbuhan
dengan bantuan bakteri
d. proses penyerapan nitrat
dari tanah oleh tumbuhan
e. proses dekomposisi
material organik menjadi
amoniak
44. Eutrofikasi danau akibat
kegiatan manusia menyebabkan
berkurangnya kandungan
oksigen sampai pada suatu
tahap berisiko. Alasan utama
pengurangan oksigen adalah...
a. Konsumsi oksigen oleh
tumbuhan
b. Konsumsi oksigen oleh
ikan
c. Konsumsi oksigen oleh
pengurai
d. Oksidasi nitrat dan fosfat
e. Oksigen terurai ke udara
bebas
45. Perhatikan skema daur
biogeokimia dari unsur karbon
berikut:
Atmosfer pengurai
Bakteri tumbuhan hijau hewan
(X)
Senyawa C di bumi
Karbonat + kapur bahan bakar
fosil gunung berapi
Proses yang terjadi pada daerah X
adalah..
a. Mati
b. Fotosintesis
c. Respirasi
d. Pengendapan
e. Pembakaran
46. Berikut ini yang berperan
sebagai konsumen l pada
ekosistem sawah adalah...
a. Padi
b. Katak
c. Tikus
d. Ular
e. Elang
47. Proses pengubahan amonia
menjadi nitrit pada daur
nitrogen disebut...
a. Denitrifikasi
b. Nitratasi
c. Nititasi
d. Nitrifikasi
e. Amonifikasi
48. Fungsi penting dari fosfor
sebagai berikut kecuali...
a. Pembentuk ATP
b. Penyusun protein
c. Bahan pembentuk tulang
d. Komponen penyusunan
asam nukleat
e. Berperan dalam hujan asam
49. Pernyataan yang tepat untuk
daur nitrogen berikut ini
kecuali....
a. Nitritasi diperlukan nitrit
b. Melibatkan bakteri
nitrobakter
c. Bersifat anaerob
d. Membentuk nitrit
e. Bahan utamanya amoniak.
50. Perhatikan urutan berikut!
1. Air di permukaan bumi
menguap melalui evaporasi
2. Uang air di atmosfer
menjadi lebih padat (awan)
3. Tumbuhan melakukan
transpirasi dalam bentuk
uap air ke atmosfer
4. Adanya angin
menyebabkan awan
mengalami prespirasi dalam
bentuk hujan
5. Terjadi kondensasi
6. Air kembali kepermukaan
bumi
Urutan siklus air yang benar
adalah.....
a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
b. 1 – 3 – 5 – 2 – 4 – 6
c. 1 – 5 – 2 – 3 – 4 – 6
d. 1 – 2 – 5 – 3 – 4 – 6
e. 6 – 1 – 3 – 2 – 5 – 4
KUNCI JAWABAN TES VALIDITAS SOAL
1.a 11.b 21.b 31.a 41.a
2.d 12.c 22.d 32.c 42.e
3.c 13.b 23.b 33.a 43.c
4.c 14.c 24.c 34.e 44.e
5.d 15.d 25.c 35.d 45.d
6.a 16.d 26.a 36.a 46.c
7.c 17.a 27.a 37.d 47.d
8.a 18.b 28.c 38.a 48.e
9.d 19.e 29.c 39.c 49.a
10.b 20.a 30.d 40.a 50.c
(skor tiap soal 1)
Skor total 50
Rubrik Soal
Jumlah skor yang diperoleh
Total Nilai : X 100
50
Intrumen Pengumpulan Data Lembar Soal Tes Hasil Belajar
Satuan pendidikan : Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X /Genap
Materi Pokok : Ekosistem
Tahun ajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 120 Menit
51. Di bawah ini yang bukan
merupakan contoh saling
ketergantungan antara sesama
komponen biotik adalah...
f. ayam dan kambing
memerlukan oksigen
g. lebah menghisap madu dari
bunga
h. kambing memakan rumput
i. ayam jantan memerlukan ayam
betina untuk berkembangbiak
j. ulat dan ayam memakan
tumbuhan
52. Jenis ekosistem teresterial yang
memiliki iklim tropika, curah hujan
sedikit, dan terdapat tumbuhan
yang berdaun seperti duri disebut...
f. Bioma tundra
g. Bioma taiga
h. Bioma gurun
i. Bioma padang rumput
j. Bioma hutan basah
53. Tumbuhan-tumbuhan memperoleh
nutrien atau mineral dari
lingkunganya. Tempat yang
banyak mengandung nutrien
adalah...
f. Lumpur sawah
g. Tanah berpasir
h. Tanah liat
i. Lapisan tanah kebun bagian
atas
j. Lapisan tanah hutan bagian atas
54. pada ekosistem danau, zona
perairan yang masih menerima
penetrasi cahaya disebut.....
f. afotik
g. bentik
h. fotik
i. lentik
j. lotik
55. Berikut ini adalah jenis interaksi
antar populasi:
6. Predasi
7. Kompetisi
8. Mutualisme
9. komensalisme
10. parasitisme
Jenis interaksi yang
menguntungkan salah satu populasi
adalah..
f. 1, 2 dan 3
g. 1, 2 dan 5
h. 2, 3 dan 4
i. 2, 4 dan 5
j. 3, 4 dan 5
56. Hubungan ikan remora dan ikan
hiu adalah...
f. kompetisi
g. simbiosis mutualisme
h. simbiosis komensalisme
i. simbiosis parasitisme
j. simbiosis neutralisme
57. Contoh populasi dalam pernyataan
berikut adalah...
f. sekelompok kambing yang
sedang merumput di padang
rumput
g. kambing, rusa, dan lembu yang
sedang merumput di padang
rumput
h. belalang, jengkerik, dan ulat
yang dimangsa oleh beberapa
jenis burung
i. sekawanan burung pipit dan
gelatik makan padi di sawah
j. ular, katak dan belalang yang
sedang berada di sawah
58. Berat total populasi ditunjukan
oleh piramida...
f. Piramida energi
g. Piramida biomassa
h. Piramida normal
i. Piramida terbalik
j. Piramida jumlah individu
59. Perubahan kepadatan populasi
dapat terjadi karena..
f. antara komponen biotik dan
abiotik terjadi hubungan
timbalik balik
g. terjadi hubungan yang selaras
di daerah itu
h. lingkungan abiotik tercemar
limbah pabrik
i. adanya kelahiran dan kematian
j. padatnya angka kematian
60. Di savana hidup populasi singa dan
rusa. Jika predator sangat aktif
mencari mangsa, setelah konsumen
primer mengalami penurunan maka
akan terjadi...
f. peningkatan populasi rumput
dan singa
g. peningkatan populasi rumput
dan penurunan populasi singa
h. penurunan populasi rumput dan
singa
i. peningkatan populasi rusa dan
penurunan populasi singa
j. peningkatan populasi rusa dan
singa.
61. Bila salah satu jenis populasi
tumbuhan dalam hutan
dimusnahkan, maka...
f. ekosistem hutan tersebut akan
labil
g. hanya tumbuhan itu saja yang
akan musnah
h. akan diikuti musnahnya
populasi yang lain
i. tidak akan ada spesies hewan
yang ikut musnah
j. hanya populasi tumbuhan saja
yang akan musnah
62. Suatu habitat diawali tumbuhanya
orgnisme pioner berupa lumut
kerak. Lumut kerak melapuk benda
mati dan diuraikan oleh pengurai
menjadi zat anorganik yang akan
memperkaya unsur hara tanah
sehingga benih yang jatuh pada
tempat tersebut akan tumbuh subur.
Setelah itu akan tumbuh rumput
dan pepohonan. Bersamaan dengan
itu pula hewan mulai memasuki
komunitas yang baru terbentuk dan
akhirnya terbentuk ekosistem
seimbang. Berlatar belakang kasus
tersebut peristiwa apa yang terjadi?
f. Aberasi primer
g. Degradasi primer
h. Suksesi primer
i. Degradasi sekunder
j. Suksesi sekunder
63. Di antara makhluk hidup berikut
ini yang termasuk komponen
detritivor adalah...
f. Bakteri dan jamur
g. Cacing tanah dan luing
h. Tumbuhan hijau
i. Manusia
j. Ikan
64. Semakin panjang rantai makanan
maka...
f. energi yang diperoleh produsen
semakin kecil
g. energi yang ditransfer dari
produsen ke konsumen semakin
besar
h. konsumen puncak
mendapatkan energi paling
besar
i. konsumen puncak hanya
memperoleh sedikit energi
j. podusen mendapatkan energi
paling besar
65. Untuk memberantas hama
sebaiknya tidak dengan
menggunakan insektisida, sebab
akan memusnahkan hewan
predator dan racun insektisida
dapat termakan oleh manusia.
Untuk itu manusia berusaha
dengan cara radiasi sinar X
terhadap hewan yang sengaja
dipelihara di laboratorium,
umumnya yang radiasi adalah....
f. Imago hewan jantan
g. Larva hewan betina
h. Larva hewan jantan
i. Pupa hewan betina
j. Pupa hewan jantan
66. Manakah yang benar dari urutan
rantai makanan di darat pada
pernyataan berikut?
f. tumbuhan – ulat – burung –
elang – kucing
g. kelinci – kambing – rumput –
cacing
h. padi – tikus – ular – burung –
elang
i. belalang – tumbuhan – cahaya
matahari
j. tumbuhan – belalang – ular –
elang
67. Sekumpulan rantai makanan yang
saling berhubungan disebut...
f. jaring-jaring makanan
g. jaring- jaring kehidupan
h. piramida makanan
i. rantai makanan
j. semua jawaban benar
68. Organisme seperti tumbuhan dapat
membuat makanannya sendiri yang
sering disebut sebagai organisasi...
f. autotrof
g. dekomposer
h. heterotrof
i. pengurai
j. konsumen
69. Arus energi adalah...
f. perpindahan produsen ke
predator
g. perpindahan konsumen ke
omnivora
h. perpindahan energi dalam
rantai makanan
i. rangkaian perpindahan
j. perpindahan konsumen ke
produsen
70. Akuarium air tawar merupakan
suatu ekosistem untuk memperoleh
habitat biotik dan abiotik. Ikan-
ikan yang hidup dalam akuarium
tersebut harus mendapatkan
oksigen. Kandungan oksigen
terlarut dapat bertambah dari...
f. Hidrolisis air menjadi hidrogen
dan oksigen
g. Tumbuhan air yang ada dalam
akuarium
h. Hasil metabolisme makhluk air
i. Pemecahan garam-garam
karbonat
j. Zooplankton yang hidup dalam
akuarium
71. Dalam siklus materi yang termasuk
dalam materi merupakan unsur apa
saja...
f. air, karbon dan karbondioksida
g. oksigen dan karbondioksida
h. air dan cahaya
i. karbon, oksigen, hidrogen
j. air, karbon, nitogen dan sulfur
72. Proses pengubahan amonia
menjadi nitrit pada daur nitrogen
disebut...
f. Denitrifikasi
g. Nitratasi
h. Nititasi
i. Nitrifikasi
j. Amonifikasi
73. Fungsi penting dari fosfor sebagai
berikut kecuali...
f. Pembentuk ATP
g. Penyusun protein
h. Bahan pembentuk tulang
i. Komponen penyusunan asam
nukleat
j. Berperan dalam hujan asam
74. Pernyataan yang tepat untuk daur
nitrogen berikut ini kecuali....
f. Nitritasi diperlukan nitrit
g. Melibatkan bakteri nitrobakter
h. Bersifat anaerob
i. Membentuk nitrit
j. Bahan utamanya amoniak.
75. Perhatikan urutan berikut!
7. Air di permukaan bumi
menguap melalui evaporasi
8. Uang air di atmosfer menjadi
lebih padat (awan)
9. Tumbuhan melakukan
transpirasi dalam bentuk uap
air ke atmosfer
10. Adanya angin menyebabkan
awan mengalami prespirasi
dalam bentuk hujan
11. Terjadi kondensasi
12. Air kembali kepermukaan bumi
Urutan siklus air yang benar
adalah.....
f. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
g. 1 – 3 – 5 – 2 – 4 – 6
h. 1 – 5 – 2 – 3 – 4 – 6
i. 1 – 2 – 5 – 3 – 4 – 6
j. 6 – 1 – 3 – 2 – 5 – 4
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR
1.a 11.c 21.e
2.c 12.c 22.d
3.d 13.a 23.e
4.b 14.d 24.a
5.c 15.a 25.c
6.c 16.c
7.a 17.a
8.b 18.a
9.d 19.c
10.b 20.a
(skor tiap soal 1
Skor total 25
Rubrik Soal
Jumlah skor yang diperoleh
Total Nilai : X 100
25
Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen
No Nama KKM Nilai
1 Ade Zolbi 70 96
2 Afifah 70 76
3 Afzazul Zikri 70 80
4 Al Fariz 70 80
5 Ayu Laila Tusa‟adah 70 72
6 Azra Nurul Jannah 70 76
7 Ega Putri Miranda 70 92
8 Fauzan 70 60
9 Indah Sari 70 80
10 Jasmin Afifah 70 84
11 Juwita Rapita Sari 70 76
12 M. Farhan Haqqi 70 84
13 M. Fikri 70 68
14 M. Romi 70 64
15 M. Sudandi 70 84
16 Marini 70 88
17 Mina Ramadani 70 84
18 Nepta Safitri 70 84
19 Nesha Syakila 70 88
20 Nur Ismi Nabila 70 80
21 Nurhariyanti 70 88
22 Nurjannah 70 88
23 Purnama Febriani 70 92
24 Raudatul Jannah 70 96
25 Rezy 70 88
26 Rezy Sayputra 70 76
Daftar Nilai Posttest Kelas Kontrol
No Nama KKM Nilai
1 A.Aprizal Kurniawan 70 80
2 Agri Fina Alamanda 70 72
3 Agus Tomi 70 76
4 Arham 70 60
5 Attahirah Kamila 70 68
6 Diki Al Vado 70 72
9 Efniaga 70 80
8 Eliza Ramayani 70 56
7 Elza Edison 70 60
10 Febbi Kurniawan 70 76
12 Ibnu Sina Al Amin 70 84
11 Ikhsan Ramadhan Habibi 70 84
13 Lilisa Azzahra 70 88
14 M. Fiqriansyah 70 72
15 Nur Aisyah 70 64
16 Nurul Suhadah 70 76
20 Rahmat Verdi Syahputra 70 76
21 Rifatul Uliah 70 92
18 Riska Dwi Yolanda Sari 70 88
19 Riska Widya Sari 70 92
17 Riska Yunitasia 70 64
22 Salwa Khairuunisa 70 88
23 Umul Hasanah 70 92
24 Wahyu Nugroho 70 88
25 Yola Armita 70 68
Uji Validitas Item Soal
Langkah Langkah Perhitungan Uji Validitas Item Soal
a. mencari mean dari skor
= ∑
=
= 25,44
b. mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
taraf signifikan
Df = N – n
= 25 – 2
= 23
Taraf signifikan 5% = 2,069
1. Mp =
=
= 26,15
=
√
=
√
√
2,0469 X 2
0,938
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (0,937 < 2,069)
2. Mp =
=
= 24,89
=
√
=
√
√
0,018 X 2
1,064
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,064 < 2,069)
3. Mp =
=
= 25,763
=
√
=
√
√
0,071 X 1,127
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,314 < 2,069)
4. Mp =
=
= 28,38
=
√
=
√
√
0,653 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,918 < 2,069)
5. Mp =
=
= 23,81
=
√
=
√
√
0,362 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,447 < 2,069)
6. Mp =
=
= 27,3
=
√
=
√
√
0,422 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,612 < 2,069)
7. Mp =
=
= 26,27
=
√
=
√
√
0,83X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,343 < 2,069)
8. Mp =
=
= 26,15
=
√
=
√
√
0,164 X 0,5
r hitung < r tabel berarti item soal invalid ( 1,918< 2,069)
9. Mp =
=
= 20,08
=
√
=
√
√
1,191 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,115 < 2,069)
10. Mp =
=
= 20,05
=
√
=
√
√
1,197 X 2
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (0,815 < 2,069)
11. Mp =
=
= 19,5
=
√
=
√
√
1,31 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (2,066 < 2,069)
12. Mp =
=
= 21,2
=
√
=
√
√
0,942 X 0,816
612
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,612 < 2,069)
13. Mp =
=
= 22,2
=
√
=
√
√
0,72 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid (1,589 < 2,069)
14. Mp =
=
= 19,625
=
√
=
√
√
1,292 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid ( < 2,069)
15. Mp =
=
= 18,57
=
√
=
√
√
1,526 X 2
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (0,799< 2,069)
16. Mp =
=
= 26,22
=
√
=
√
√
0,103 X 1,027
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,118< 2,069)
17. Mp =
=
= 27,461
=
√
=
√
√
0,918 X 1
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,918 < 2,069)
18. Mp =
=
= 30,56
=
√
=
√
√
1,137 X 0,227
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,447 < 2,069)
19. Mp =
=
= 27,15
=
√
=
√
√
1,918 X 1
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,918 < 2,069)
20. Mp =
=
= 25,91
=
√
=
√
√
1,445 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,115< 2,069)
21. Mp =
=
= 23,45
=
√
=
√
√
0,442 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,343 < 2,069)
22. Mp =
=
= 27,125
=
√
=
√
√
0,236 X 0,654
r hitung < r tabel berarti item soal valid (3,337 < 2,069)
23. Mp =
=
= 27,33
=
√
=
√
√
2,115 X 1
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (2,115< 2,069)
24. Mp =
=
= 27,66
=
√
=
√
√
0,493 X 0,816
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,936 < 2,069)
25. Mp =
=
= 27,41
=
√
=
√
√
1,447 X 1
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,447 < 2,069)
26. Mp =
=
= 25,56
=
√
=
√
√
0,126 X 0,816
1,447
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,447< 2,069)
27. Mp =
=
= 25,63
=
√
=
√
√
0,422 X 0,816
2,348
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,348 < 2,069)
28. Mp =
=
= 26
=
√
=
√
√
1,027 X 0,224
1,744
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,774 < 2,069)
29. Mp =
=
= 23,2
=
√
=
√
√
0,497 X 0,816
1,589
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,589 < 2,069)
30. Mp =
=
= 26,41
=
√
=
√
√
2.115 X 1
2,115
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,115 < 2,069)
31. Mp =
=
= 17,18
=
√
=
√
√
1,835 X 0,816
2,343
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,343 < 2,069)
32. Mp =
=
= 25,16
=
√
=
√
√
2,115 X 1
2,115
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,115 < 2,069)
33. Mp =
=
= 24
=
√
=
√
√
4,5 X 0,816
2,936
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,936 < 2,069)
34. Mp =
=
= 25,73
=
√
=
√
√
0,064 X 2
1,064
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,064< 2,069)
35. Mp =
=
= 26,07
=
√
=
√
√
0,14 X 1,224
1,744
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,744 < 2,069)
36. Mp =
=
= 24,33
=
√
=
√
√
0,246 X 1,224
1,589
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,589 < 2,069)
37. Mp =
=
= 27,28
=
√
=
√
√
0,408 X 1,224
1,744
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,744 < 2,069)
38. Mp =
=
= 26,63
=
√
=
√
√
0,264 X 0,816
2,343
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,343 < 2,069)
39. Mp =
=
= 25,09
=
√
=
√
√
0,077 X 0,816
2,343
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,343 < 2,069)
40. Mp =
=
= 25,46
=
√
=
√
√
1,918 X 1
1,918
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,918 < 2,069)
41. Mp =
=
= 25,8
=
√
=
√
√
1,128 X 0,816
2,612
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,612 < 2,069)
42. Mp =
=
= 25,625
=
√
=
√
√
1,041 X 1,654
3,337
r hitung < r tabel berarti item soal valid (3,337 < 2,069)
43. Mp =
=
= 25,46
=
√
=
√
√
0,104 X 0,816
1,918
r hitung < r tabel berarti item soal valid (1,918< 2,069)
44. Mp =
=
= 26,78
=
√
=
√
√
0,297 X 0,816
1,744
r hitung < r tabel berarti item soal valid (1,744 < 2,069)
45. Mp =
=
= 26,56
=
√
=
√
√
0,248 X 0,816
1,447
r hitung < r tabel berarti item soal invalid ( 1,447< 2,069)
46. Mp =
=
= 23,53
=
√
=
√
√
1,918 X 1
1,918
r hitung < r tabel berarti item soal invalid (1,918< 2,069)
47. Mp =
=
= 24,5
=
√
=
√
√
1,208 X 0,654
3,337
r hitung < r tabel berarti item soal valid (3,337 < 2,069)
48. Mp =
=
= 25,6
=
√
=
√
√
4,48 X 0,5
5,460
r hitung < r tabel berarti item soal valid (5,460 < 2,069)
49. Mp =
=
= 26,44
=
√
=
√
√
0,922 X 0,816
2,936
r hitung < r tabel berarti item soal valid (2,936< 2,069)
50. Mp =
=
= 29
=
√
=
√
√
3,791 X 0,5
4,521
r hitung < r tabel berarti item soal valid (4,521 < 2,069)
Uji Realibilitas Soal
Perhitungan Reliabel Intrumen Tes
Diketahui:
∑ = 636
∑ 2 = 16666
= 25
1. mencari varians total (Vt) dengan menggunakan rumus:
2. menentukan harga total p x q (∑ )
3. menghitung reliabilitas dengan menggunakanrumus KR 20 :
= (
) * ∑
+
Diketahui : n = 25
S2 = 20,26
∑ = 11,47
Ditanya : .....?
Jawab :
= (
) * ∑
+
= (
) *
+
= 1,041 *
+
1,041 x 0,433
0,4516
4. interprestasi hasil
penentuan realibilitas instrumen sesuai dengan kriteria berikut :
0,40 r = reliabilitas sedang
Hasil dari perhitungan diatas yaitu : 0,4516
Maka dapat disimpulkan data memiliki tingkat Realibilitas Sedang
Uji Validitas Soal Tes
No
Soal
Uji Validitas
r hitung t tabel kriteria
1 1,00 2,07 Invalid
2 1,12 2,07 Invalid
3 1,36 2,07 Invalid
4 1,95 2,07 Invalid
5 1,49 2,07 Invalid
6 2,64 2,07 Valid
7 2,37 2,07 Valid
8 1,95 2,07 Invalid
9 2,15 2,07 Valid
10 1,12 2,07 Invalid
11 2,64 2,07 Valid
12 2,64 2,07 Valid
13 1,63 2,07 Invalid
14 3,36 2,07 Valid
15 0,87 2,07 Invalid
16 1,24 2,07 Invalid
17 1,95 2,07 Invalid
18 1,49 2,07 Invalid
19 1,95 2,07 Invalid
20 2,15 2,07 Valid
21 2,37 2,07 Valid
22 3,36 2,07 Valid
23 2,15 2,07 Valid
24 2,96 2,07 Valid
25 2,15 2,07 Valid
26 1,49 2,07 Invalid
27 2,64 2,07 Valid
28 1,78 2,07 Invalid
29 1,63 2,07 Invalid
30 2,15 2,07 Valid
31 2,37 2,07 Valid
32 2,15 2,07 Valid
33 2,96 2,07 Valid
34 1,12 2,07 Invalid
35 1,78 2,07 Invalid
36 1,63 2,07 Invalid
37 1,78 2,07 Invalid
38 2,37 2,07 Valid
39 2,37 2,07 Valid
40 1,95 2,07 Invalid
41 2,64 2,07 Valid
42 3,36 2,07 Valid
43 1,95 2,07 Invalid
44 1,78 2,07 Invalid
45 1,49 2,07 Invalid
46 1,95 2,07 Invalid
47 3,36 2,07 Valid
48 5,48 2,07 Valid
49 2,96 2,07 Valid
50 4,54 2,07 Valid
Uji Indeks Taraf Kesukaran
Tabel perhitungan harga tingkat kesukaran soal dan interpestasinya
No B Js Interpestasi
1 20 0,8 mudah
2 19 0,76 sedang
3 17 0,68 sedang
4 13 0,52 sedang
5 16 0,64 sedang
6 10 0,4 sedang
7 11 0,44 sedang
8 13 0,52 sedang
9 12 0,48 mudah
10 19 0,76 sedang
11 10 0,4 sedang
12 10 0,4 sedang
13 15 0,6 sedang
14 8 0,32 mudah
15 21 0,84 mudah
16 18 0,72 sedang
17 13 0,52 sedang
18 16 0,64 sedang
19 13 0,52 sedang
20 12 0,48 sedang
21 11 0,44 sedang
22 8 0,32 sedang
2 12 0,48 sedang
24 9 0,36 sedang
25 12 0,48 sedang
26 16 0,64 sedang
27 10 0,4 sedang
28 14 0,56 sedang
29 15 0,6 sedang
30 12 0,48 sedang
31 11 0,44 sedang
32 12 0,48 sedang
33 9 0,36 mudah
34 19 0,76 sedang
35 14 0,56 sedang
36 15 0,6 sedang
37 14 0,56 sedang
38 11 0,44 sedang
39 11 0,44 sedang
40 13 0,52 sedang
41 10 0,4 sedang
42 8 0,32 sedang
43 13 0,52 sedang
44 14 0,56 sedang
45 16 0,64 sedang
46 13 0,52 sedang
47 8 0,32 sukar
48 5 0,2 sedang
49 9 0,36 sukar
50 6 0,24 sukar
Uji Daya Pembeda
Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus :
BA BB
D = - = PA - PB
JA JB
Tabel komponen dan hasil perhitungan daya pembeda (D) beserta
interprestasinya.
No BA JA BB JB PA PB DP Interprestasi
1 12 13 8 12 0,923077 0,666667 0,25641 cukup
2 10 13 9 12 0,769231 0,75 0,019231 jelek
3 10 13 7 12 0,769231 0,583333 0,185897 jelek
4 8 13 5 12 0,615385 0,416667 0,198718 jelek
5 10 13 6 12 0,769231 0,5 0,269231 cukup
6 7 13 3 12 0,538462 0,25 0,288462 cukup
7 7 13 4 12 0,538462 0,333333 0,205128 cukup
8 8 13 5 12 0,615385 0,416667 0,198718 jelek
9 7 13 5 12 0,538462 0,416667 0,121795 jelek
10 12 13 7 12 0,923077 0,583333 0,339744 cukup
11 3 13 7 12 0,230769 0,583333 -0,35256 jelek
12 5 13 5 12 0,384615 0,416667 -0,03205 jelek
13 9 13 6 12 0,692308 0,5 0,192308 jelek
14 5 13 3 12 0,384615 0,25 0,134615 jelek
15 12 13 9 12 0,923077 0,75 0,173077 jelek
16 11 13 7 12 0,846154 0,583333 0,262821 cukup
17 9 13 4 12 0,692308 0,333333 0,358974 cukup
18 8 13 8 12 0,615385 0,666667 -0,05128 jelek
19 8 13 5 12 0,615385 0,416667 0,198718 jelek
20 6 13 6 12 0,461538 0,5 -0,03846 jelek
21 7 13 4 12 0,538462 0,333333 0,205128 cukup
22 5 13 3 12 0,384615 0,25 0,134615 jelek
23 10 13 2 12 0,769231 0,166667 0,602564 baik
24 7 13 2 12 0,538462 0,166667 0,371795 cukup
25 9 13 3 12 0,692308 0,25 0,442308 baik
26 8 13 8 12 0,615385 0,666667 -0,05128 jelek
27 5 13 5 12 0,384615 0,416667 -0,03205 jelek
28 8 13 6 12 0,615385 0,5 0,115385 jelek
29 9 13 6 12 0,692308 0,5 0,192308 jelek
30 7 13 5 12 0,538462 0,416667 0,121795 jelek
31 7 13 4 12 0,538462 0,333333 0,205128 cukup
32 6 13 6 12 0,461538 0,5 -0,03846 jelek
33 4 13 5 12 0,307692 0,416667 -0,10897 jelek
34 11 13 8 12 0,846154 0,666667 0,179487 jelek
35 8 13 6 12 0,615385 0,5 0,115385 jelek
36 10 13 5 12 0,769231 0,416667 0,352564 cukup
37 10 13 4 12 0,769231 0,333333 0,435897 baik
38 7 13 4 12 0,538462 0,333333 0,205128 cukup
39 5 13 6 12 0,384615 0,5 -0,11538 jelek
40 7 13 6 12 0,538462 0,5 0,038462 jelek
41 5 13 5 12 0,384615 0,416667 -0,03205 jelek
42 4 13 4 12 0,307692 0,333333 -0,02564 jelek
43 6 13 7 12 0,461538 0,583333 -0,12179 jelek
44 10 13 4 12 0,769231 0,333333 0,435897 baik
45 9 13 7 12 0,692308 0,583333 0,108974 jelek
46 7 13 6 12 0,538462 0,5 0,038462 jelek
47 4 13 4 12 0,307692 0,333333 -0,02564 jelek
48 2 13 3 12 0,153846 0,25 -0,09615 jelek
49 5 13 4 12 0,384615 0,333333 0,051282 jelek
50 6 13 0 12 0,461538 0 0,461538 baik
Uji Normalitas Data
Kelas Mipa 1 kontrol
1) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar:
56 60 60 64 64 68 68 72 72 72
72 76 76 76 76 80 80 84 84 88
88 88 92 92 92
2) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 92
Skor terendah (L) = 56
3) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 92 – 56 + 1
= 37
4) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 (1,3979400087)
= 1 + 4,6979400087
= 5,6979400087
= 6 (pembulatan)
5) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
6) Tabel 4.6 distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi
kelas X MIPA 2.
NO X F F
K
Zi F(Zi
)
S(
Zi
)
F(Zi)-
S(Zi)
1 5
6
1 1 -2,95087
0,001584
0,04
-0,038415
6
2 6
0
2 3 -2,3377
0,009701
0,12
-0,110298
6
3 6
4
2 5 -1,72453
0,042306
0,2
-0,157694
3
4 6
8
2 7 -1,11137
0,133205
0,28
-0,146794
7
5 7
2
3 1
0
-0,4982
0,309172
0,4
-0,090828
6 7
6
4 1
4 0,114969
0,545765
0,56
-0,014234
9
7 8
0
2 1
6 0,728137
0,766735
0,64
0,1267351
8 8
4
3 1
9 1,341305
0,910089
0,76
0,1500892
9 8
8
3 2
2 1,954472
0,974677
0,88
0,0946773
10 9
2
3 2
5 2,56764
0,99488 1
-0,005119
7
jum
lah
2
5
7) Mencari mean
(∑
)
= (
)
= 74 + 5 ( )
= 74 + 1,25
= 74,25
8) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,3047
= 6,5235
9) Mencari nilai Zi =
=
= -2,9508699
10) Mencari F (Zi) = dengan rumus normsdist pada excel
11) Mencari S(Zi) =
=
= 0,04
12) Untuk perhitungan selanjutnya maka diperoleh dengan taraf nyata α = 0,05
Ltabel = 0,173
Lhitung = 0,150
Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel
berarti data posttest yang diperoleh pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji Normalitas Data
KELAS MIPA 2
13) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil
sampai yang terbesar:
60 64 68 72 76 76 76 76 80
80 80 80 84 84 84 84 84 88
88 88 88 88 92 92 96 96
14) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 96
Skor terendah (L) = 60
15) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 96 – 60 + 1
= 36 + 1
= 37
16) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414973348)
= 1 + 4,6694120484
= 5,6694120484
= 6 (pembulatan)
17) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
18) Tabel 4.6 distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran
biologi kelas X MIPA 2.
No X F FK Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) -
S(Zi)
1 60 1 1
-4,773408864 9,05668E-07 0,038462
-0,038460633
2 64 1 2
-4,106964345 2,00447E-05 0,076923
-0,076903032
3 68 1 3
-3,440519827 0,000290299 0,115385
-0,115094316
4 72 1 4
-2,774075308 0,002767943 0,153846
-0,151078211
5 76 4 8 -2,10763079 0,017531469 0,307692
-0,290160839
6 80 4 12
-1,441186271 0,074766033 0,461538
-0,386772429
7 84 5 17
-0,774741753 0,219246137 0,653846
-0,434600017
8 88 5 22
-0,108297234 0,456879958 0,846154
-0,389273888
9 92 2 24 0,558147284 0,711628093 0,923077 -0,21144883
10 96 2 26 1,224591803 0,889635471 1
-0,110364529
jumlah 26
1) Mencari mean
(∑
)
= (
)
= 86 + 5 ( )
= 86 + 2,65
= 88,65
2) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,2004
= 6,002
13) Mencari nilai Zi =
=
= -4,773408864
14) Mencari F (Zi) = dengan rumus normsdist pada excel
15) Mencari S(Zi) =
=
= 0,038462
16) Untuk perhitungan selanjutnya maka diperoleh dengan taraf nyata α = 0,05
Ltabel = 0,173
Lhitung = -0,434
Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel
berarti data posttest yang diperoleh pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
1. Posttest Kontrol
Kelas Mipa 1 kontrol
17) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar:
56 60 60 64 64 68 68 72 72 72
72 76 76 76 76 80 80 84 84 88
88 88 92 92 92
18) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 92
Skor terendah (L) = 56
19) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 92 – 56 + 1
= 37
20) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 (1,3979400087)
= 1 + 4,6979400087
= 5,6979400087
= 6 (pembulatan)
21) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
22) Tabel 4.6 distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi
kelas X MIPA 2.
N
o
Interv
al F X Fx
X
' Fx'
X'
1
Fx'
1
1 88 -
92 6
9
0 540 2 12 4 24
2 80 -
84 4
8
2 328 1 4 1 4
3 72 -
76 8
7
4 592 0 0 0 0
4 64 -
68 4
6
6 264
-
1 -4 1 4
5 56 -
60 3
5
8 174
-
2 -6 4 12
total
2
5 -
189
8 - 6 - 44
23) Mencari mean
(∑
)
= (
)
= 74 + 5 ( )
= 74 + 1,25
= 74,25
24) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,3047
= 6,5235
2. Posttest Ekperimen
Kelas Mipa 2
19) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar:
60 64 68 72 76 76 76 76 80 80
80 80 84 84 84 84 84 88 88 88
88 88 92 92 96 96
20) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 96
Skor terendah (L) = 60
21) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 96 – 60 + 1
= 36 + 1
= 37
22) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414973348)
= 1 + 4,6694120484
= 5,6694120484
= 6 (pembulatan)
23) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
24) Tabel 4.6 distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi
kelas X MIPA 2.
N
o
Inter
val F Y
F
y
Y
'
F
y
'
Y
'
2
F
y
'
2
1 92 – 96 4
94
376 1 4 1 4
2 84 – 88
10
86
860 0 0 0 0
3 76 – 80 8
78
624
-1
-8 1 8
4 68 – 72 2
70
140
-2
-4 4 8
5 60 – 64 2
62
124
-3
-6 9 18
Total 26
-
2124
-
-14 - 38
25) Mencari mean
(∑
)
= (
)
= 86 + 5 ( )
= 86 + 2,65
= 88,65
26) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,2004
= 6,002
Nilai varians sampel kontrol eksperimen
S 6,5235 6,002
N 25 26
Fhitung =
=
= 1,08688
Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus:
Db pembilang = N - 1 = 25 - 1 = 24 (untuk varians terkecil).
Db penyebut = N – 1 = 26 - 1 = 25 (untuk varians terbesar).
Taraf signifikan = 0,05 maka diperoleh Ftabel
5 % = 2,02
1% = 2,69
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen.
Jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti homogen.
Ternyata Fhitung ≤ Ftabel atau 1,086 ≤ 2.02 maka varians adalah Homogen.
Uji “t” Test Posttest
A. Kelas Kontrol MIPA 1
13) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar:
56 60 60 64 64 68 68 72 72 72
72 76 76 76 76 80 80 84 84 88
88 88 92 92 92
14) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 92
Skor terendah (L) = 56
15) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 92 – 56 + 1
= 37
16) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3 (1,3979400087)
= 1 + 4,6979400087
= 5,6979400087
= 6 (pembulatan)
17) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
18) Tabel 4.6 distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi
kelas X MIPA 2.
No Interval F X Fx X' Fx' X'1 Fx'1 Fkb Fka
1 88 - 92 6 90 540 2 12 4 24 25 6
2 80 - 84 4 82 328 1 4 1 4 19 10
3 72 - 76 8 74 592 0 0 0 0 15 18
4 64 - 68 4 66 264 -1 -4 1 4 7 22
5 56 - 60 3 58 174 -2 -6 4 12 3 25
total 25 - 1898 - 6 - 44 - -
19) Mencari mean
(∑
)
= (
)
= 74 + 5 ( )
= 74 + 1,2
= 75,2
20) Menentukan median
+ (
) X i
= 71,50 + (
) X 5
= 71,50 + (
) X 5
= 71,50 + ( ) X 5
= 71,50 +3,4375
= 74,9375
21) Mencari modus
(
)
= 71,50 + (
) x 5
= 71,50 +
= 71,50 + 2,50
= 74
22) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,3047
= 6,5235
23) Mencari standar error
√
√
=
√
=
= 1,334
B. Kelas Ekperimen MIPA 2
27) Sebaran data sebagai berikut, dengan di urutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar:
60 64 68 72 76 76 76 76 80 80
80 80 84 84 84 84 84 88 88 88
88 88 92 92 96 96
28) Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) = 96
Skor terendah (L) = 60
29) Mencari nilai rentang (R)
R = H- L + 1
= 96 – 60 + 1
= 36 + 1
= 37
30) Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414973348)
= 1 + 4,6694120484
= 5,6694120484
= 6 (pembulatan)
31) Mencari panjang kelas (l)
=
= 7,2
32) Tabel 4.6 distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi
kelas X MIPA 2.
No Interval F Y Fy Y' Fy' Y'2 Fy'2 Fkb Fka
1 92 – 96 4 94 376 1 4 1 4 26 4
2 84 – 88 10 86 860 0 0 0 0 22 14
3 76 – 80 8 78 624 -1 -8 1 8 12 22
4 68 – 72 2 70 140 -2 -4 4 8 4 24
5 60 – 64 2 62 124 -3 -6 9 18 2 26
Total 26 - 2124 - -14 - 38 - -
33) Mencari mean
(∑
)
= (
)
= 86 + 5 ( )
= 86 + 2,65
= 88,65
34) Menentukan median
+ (
) X i
= 83,50 +
x 5
= 83,50 +
x 5
= 83,50 +
x 5
= 83,50 + 0,5
= 84
35) Mencari modus
(
) X i
= 83,50 + (
) x 5
= 83,50 + 0,33 x 5
= 83,50 + 1,65
= 85, 15
36) Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,2004
= 6,002
37) Mencari standar error
√
√
=
√
=
= 1,2004
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan rumusan pada hipotesis
penelitian. Sebagai syarat analisis data peneliti sudah melakukan uji normalitas
dan uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kontrol. Lalu selanjutnya peneliti
melakukan uji hipotesis menggunakan rumus uji “t”. Uji “t” ini digunakan untuk
menentukan apakah terdapat pengaruh signifikansi antara dua kelompok sampel
yaitu kelompok siswa yang menerapkan model pembelajaran problem based
learning (eksperimen) dengan siswa yang tidak menerapkan model pembelajaran
problem based learning kontrol) dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan uji test “t” untuk sampel kecil yang satu sama lain tidak
memiliki hubungan.
Rumus uji “t” yang digunakan adalah sebagai berikut:
to=
Dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
i. Mencari mean variabel X
MX atau M1 = ∑
= (
)
= 74 + 5 ( )
= 74 + 1,2
= 75,25
j. Mencari mean variabel Y
MY atau M2 = ∑
= (
)
= 86 + 5 ( )
= 86 + 2,65
= 88,65
k. Mencari standar deviasi variabel X
SDX atau SD2 =√∑
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,3047
= 6,5235
l. Mencari standar deviasi variabel Y
SDY atau SD2 = √∑
= 5 √
(
)
= 5 √
= 5 √
= 5 X 1,2004
= 6,002
m. Mencari standar error mean variabel X
SDmx atau SE1 =
√
√
=
√
=
= 1,334
n. Mencari standar error mean variabel Y
SDmx atau SE2 =
√
√
=
√
=
= 1,2004
o. Mencari standar error perbedaan mean variabel X dan variabel Y
SEM1 – M2 = √
= √
= √
= 1,5919
p. Mencari to
To =
=
=
= 8,417614172
= 8, 417
Selanjunya memberikan interpretasi terhadap to dengan prosedur kerja
sebagai berikut:
a. Mencari df atau db dengan rumus df atau db = (N1+ N2) -2
= 25 + 26 = 51
= 51 – 2 = 49
Berdasarkan besar df atau db tersebut, kita cari harga kritik “t” yang
tercantum dalam tabel nilai „t”, pada taraf signifikan 5% dan taraf
siginifikan 1%
5% = 2,02
1% = 2,69
b. Dari pencarian diatas diperoleh tttabel pada taraf signifikasi 5% = 2,02 dan
pada 1% = 2,69. Karna “t” yang diperoleh dalam hitungan yaitu to = 8, 417
lebih besar dari ttabel, maka hipotesis alternatif di terima yang berarti
terdapat perbedaan mean yang signifikan dari kelas yang menerapkan
model pembelajaran problem based learning dengan kelas yang tidak
menerapkan model pembelajaran problem based learning. Dari hasil yang
di dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning
mempengaruhi hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi pada materi ekosistem. Hal ini terbukti
dengan to ≥ t tabel yaitu 2,02 ≤ 8,417 ≥ 2,69.
Foto Dokumentasi
Kelas kontrol
Proses pembelajaran
Siswa mengerjakan soal latihan
Siswa mengerjakan posttest
Foto bersama
Kelas eksperimen
Proses pembelajaran Mengorganisasikan siswa
Siswa berdiskusi
Guru membimbing siswa saat diskusi berlangsung
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya
Guru mengevaluasi materi yang telah diajarkan
Foto bersama