V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 36
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK
NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
KAILAN (Brassica oleraceae var. alboglabra)
Fitria Eka Handayani1, Slamet Rohadi S
2, Joko Maryanto
3
1,2,3
Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui
pengaruh komposisi media tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kailan, 2) mengetahui
pengaruh dosis pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman kailan, 3) mengetahui pengaruh
kombinasi komposisi media tanam dan dosis pupuk
nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kailan. Penelitian ini dilaksanakan di screen house
Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman,
Karangwangkal, Purwokerto dengan ketinggian 110 m
di atas permukaan laut pada bulan Januari sampai
Februari 2016. Rancangan percobaan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
faktorial dengan 2 faktor perlakuan dengan 3 ulangan.
Faktor pertama adalah komposisi media tanam yaitu
tanah : cocopeat : arang sekam (1:1:1) (M1), tanah :
cocopeat : arang sekam (2:1:1) (M2), tanah : cocopeat :
arang sekam (1:2:1) (M3), tanah : cocopeat : arang
sekam (1:1:2) (M4). Faktor kedua adalah dosis pupuk
nitrogen, yaitu 0 kg N/ha (N0), 100 kg N/ha (N1), 200
kg N/ha N (N2), dan 300 kg N/ha N (N3). Variabel
yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas
daun, bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot
tajuk kering, bobot akar segar, dan bobot akar kering.
Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan
uji F dengan taraf kesalahan 5%, apabila terdapat
pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan DMRT
(Duncan’s Multiple Range Test) pada taraf kesalahan
5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi
media tanam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah
daun, luas daun, bobot tanaman segar dan bobot tajuk
segar. Komposisi media tanam terbaik adalah media
tanah,cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan
2:1:1 (M2). Dosis pupuk nitrogen meningkatkan tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar,
bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot akar segar,
dan bobot akar kering. Dosis pupuk nitrogen yang tepat
adalah 100 kg N/ha (N1). Kombinasi komposisi media
tanam dan dosis pupuk nitrogen meningkatkan tinggi
tanaman dan jumlah daun. Kombinasi yang tepat
terdapat pada komposisi media tanam tanah, cocopeat
dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1 dan dosis
pupuk nitrogen 100 kg/ha (M2N1).
Kata kunci : kailan, cocopeat, media tanam
Abstract
This research aims to 1) know the effect of the
composition of growing media on growth and yields of
chinese kale, 2) know the effect of dosage of nitrogen
fertilizer on growth and yields of chinese kale, 3) know
the effect of combination between composition of
growing media and dosage of nitrogen fertilizer on
growth and yields of chinese kale. Research had been
conducted in screen house the Faculty of Agriculture,
University of Jenderal Soedirman, Karangwangkal,
Purwokerto with altitude 110 metres above sea level
from January to February 2016. The design used was
Randomized Block Design (RBD) with two treatment
factors and three replications. The first factor were
composition of growing media consisted of soil :
cocopeat : chaff charcoal (1:1:1) (M1), soil : cocopeat :
chaff charcoal (2:1:1) (M2), soil : cocopeat : chaff
charcoal (1:2:1) (M3), soil : cocopeat : chaff charcoal
(1:1:2) (M4). The second factor were dosages of
nitrogen fertilizer consisted of 0 kg N/ha (N0), 100 kg
N/ha (N1), 200 kg N/ha (N2), and 300 kg N/ha (N3).
The observed variables were plant height, number of
leaves, leaf area, fresh plant weight, fresh canopy
weight, dry canopy weight, fresh root weight, and dry
root weight. Data obtained were tabulated and analyzed
using F test with 5 % standard error, when the result
was significant continued with the DMRT test with 5 %
standard error. The results of research showed that
composition of growing media increased plant height,
number of leaves, leaf area, fresh plant weight, fresh
canopy weight. The best media composition was in the
type of soil,cocopeat and chaff charcoal in the ratio
2:1:1 (M2). Dosage of nitrogen fertilizer increased
plant height, number of leaves, leaf area, fresh plant
weight, fresh canopy weight, dry canopy weight, fresh
root weight, and dry root weight. The accurate dosage
of nitrogen fertilizer was 100 kg N/ha. Combination
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 37
between of composition media and dosage of nitrogen
fertilizer increased plant height and number of leaves.
The accurate combination between of composition of
growing media and dosage of nitrogen contained
soil,cocopeat and chaff charcoal in the ratio 2:1: and
dosage of nitrogen fertilizer was 100 kg/ha (M2N1).
Keyword: chinese kale, cocopeat, growing media
Pendahuluan
Kubis-kubisan (cruciferae) merupakan salah satu
jenis sayuran utama di dataran tinggi bahkan sayuran
penting di Indonesia, disamping kentang dan tomat.
Kailan adalah salah satu jenis sayuran daun yang
termasuk keluarga kubis-kubisan. Kailan merupakan
sayuran yang relatif baru (Widadi, 2003). Kailan
(Brassica oleraceae var. alboglabra) termasuk dalam
kelompok tanaman sayuran daun yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Kailan biasanya dikonsumsi oleh
kalangan menengah ke atas, pemasarannya di restoran,
hotel, dan pasar swalayan sehingga kalian memiliki
prospek yang cukup bagus untuk dibudidayakan. Selain
sebagai bahan sayuran yang mengandung zat gizi cukup
lengkap, kailan sangat baik untuk kesehatan karena kaya
vitamin A, kalsium dan zat besi serta mengandung asam
folat yang bermanfaat untuk perkembangan otak pada
janin. Kailan juga bisa memperbaiki dan memperlancar
pencernaan makanan, serta memperkuat gigi. Kailan
juga mengandung lutein dan zeaxanthin yang baik untuk
kesehatan mata, memperlambat proses penuaan, dan
mengurangi resiko penyakit kanker dan tumor
(Puspitasari, 2011). Pracaya (2003) mengatakan, kailan
juga mengandung karbohidrat dalam bentuk gula.
Karbohidrat merupakan sumber energi untuk aktivitas
otot-otot manusia. Kailan yang dipanen masih muda
(berumur sekitar 25 hari setelah pindah tanam),
kandungan gulanya lebih sedikit dibanding dengan
kailan yang dipanen pada saat yang tepat. Sesudah
dipanen, kandungan gula pada kalian bisa turun 25%
sampai 50%. Berikut adalah kandungan gizi kalian per
100 gram secara rinci.
Perkembangan konsumsi sayuran Brassicaeae
selama periode 2002-2013 terlihat berfluktuasi, secara
umum rata-rata konsumsi rumah tangga selama periode
tersebut mengalami penurunan sebesar 3,29% per tahun
atau konsumsi rata-rata sebesar 1,76 kg/kapita/tahun.
Penurunan terbesar terjadi di tahun 2012 dimana
konsumsi dalam rumah tangga turun sekitar 20%
dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya
peningkatan konsumsi terjadi pada tahun 2004, 2007,
2008, 2010 dan 2011 berkisar antara 2,86% hingga
12,90% (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
2013). Menurut Badan Pusat Statistik (2012), produksi
kailan yang tergolong keluarga kubis-kubisan di
Indonesia mengalami pasang surut. Pada tahun 1998
merupakan puncak produksi yaitu 1,45 ton dan terus
menurun sampai tahun 2002 menjadi 1,23 ton dan
meningkat kembali pada tahun 2008 mencapai 1,32 ton
hingga tahun 2012 berhasil mencapai 1,48 juta ton.
Media tanam yang baik merupakan salah satu alternatif
untuk meningkatkan produksi tanaman. Tanaman dapat
tumbuh baik bila hara yang dibutuhkan tercukupi, agar
hara yang dibutuhkan tercukupi jenis media tanam yang
memiliki unsur hara N, P, K yang tinggi dan C/N ratio
yang rendah memberikan hara yang dibutuhkan
tanaman sehingga pertumbuhan optimal (Khairani,
2010). Menentukan media tanam yang akan digunakan
dalam budidaya tanaman sangat sulit karena untuk
menentukan media yang baik harus memperhatikan
iklim, cuaca dan lain-lain yang berhubungan dengan
faktor yang menentukan cepat lambatnya pertumbuhan
tanaman tersebut. Salah satu penentu dalam media
tanam yang digunakan adalah komposisi media dan
pemberian pupuk yang digunakan. Kedua hal tersebut
sangat menentukan dalam mempercepat pertumbuhan
tanaman dan ketersediaan unsur hara dan air di dalam
media tanaman tersebut (Fadullah, 2013).
Bahan campuran media tanam yang dapat
digunakan adalah cocopeat dan arang sekam. Cocopeat
dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk
serta menetralkan kemasaman tanah. Karena sifat
tersebut, cocopeat dapat digunakan sebagai media yang
baik untuk pertumbuhan tanaman dan media tanaman
dalam rumah kaca (Fahmi, 2013). Di dalam tanah, arang
sekam bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik,
kimia, dan biologi tanah. Arang sekam dapat
meningkatkan porositas tanah menyerap air (Fahmi,
2013).
Pada tanaman sayuran daun diharapkan agar
daun yang dihasilkan dapat berwarna hijau, segar dan
bagus. Oleh karena itu, tanaman tersebut hendaknya
diberi pupuk yang dapat merangsang hijaunya daun,
segar dan renyah bila dikonsumsi (Prihmantoro, 1996).
Kalian membutuhkan hara N dalam jumlah yang besar.
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi
pertumbuhan tanaman di dalam pembentukan vegetatif
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 38
tanaman seperti daun, batang, dan akar. Kegunaan unsur
nitrogen bagi tanaman adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman, meningkatkan kadar protein
dalam tubuh tanaman dan meningkatkan kualitas
tanaman penghasil daun. Pupuk kimia yang sering
digunakan sebagai sumber N adalah urea (Sutedjo,
2010).
Dari uraian tersebut di atas, maka permasalahan
yang perlu dikaji adalah : 1. Komposisi media tanam
yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kalian;
2. Berapa dosis pupuk nitrogen yang tepat bagi
pertumbuhan dan hasil tanaman kailan; 3. Kombinasi
yang seperti apakah yang merupakan kombinasi yang
tepat antara komposisi media tanam dan dosis pupuk
nitrogen untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kailan.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengetahui
pengaruh komposisi media tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kailan; 2. mengetahui
pengaruh dosis pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman kailan; 3. mengetahui pengaruh
kombinasi komposisi media tanam dan pupuk nitrogen
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah : 1. Memberikan informasi mengenai komposisi
media tanam yang tepat yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman kailan; 2. Memberikan
informasi mengenai dosis pupuk nitrogen yang tepat
yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman kailan; 3. Memberikan informasi mengenai
kombinasi komposisi media tanam dan dosis pupuk
nitrogen yang tepat pada tanaman kailan.
Bahan dan Metode
Penelitian dilaksanakan di screen house Fakultas
Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
dengan ketinggian 110 mdpl. Penelitian dilaksanakan
mulai bulan Januari 2016 sampai dengan Februari 2016.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah benih tanaman kailan full white, air, tanah
inceptisol, cocopeat dan arang sekam, pupuk kompos
dan pupuk urea. Alat yang digunakan dalam penelitian
adalah timbangan digital, ember plastik,
termohigrometer, ayakan tanah, luxmeter, kamera, gelas
ukur, ember, gunting, oven, alat ukur (penggaris), alat
tulis dan polibag.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial
dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor yang dicoba
yaitu: 1. Komposisi media tanam : a. M1 = tanah :
cocopeat : arang sekam (1:1:1) b. M2 = tanah : cocopeat
: arang sekam (2:1:1) c. M3 = tanah : cocopeat : arang
sekam (1:2:1) d. M4 = tanah : cocopeat : arang sekam
(1:1:2); 2. Dosis pupuk N (pupuk urea) : a. N0 = 0 kg
N/ha atau 0 g urea/polibag (kontrol) b. N1 = 100 kg
N/ha atau 0,87 g urea/polibag c. N2 = 200 kg N/ha atau
1,74 g urea/polibag d. N3 = 300 kg N/ha atau 2,61 g
urea/polibag.
Jumlah kombinasi perlakuan terdapat 16
perlakuan dengan 3 kali ulangan dengan total 48 unit.
Masing-masing unit percobaan terdapat dua unit
tanaman kailan. Unit percobaan keseluruhan berjumlah
96 unit.
Komponen Pengamatan dan Pengukuran
1. Komponen Pertumbuhan
a. Tinggi tanaman (cm)
Diukur mulai dari pangkal batang sampai dengan
ujung tanaman. Pengukuran dilakukan setiap
minggu sekali mulai minggu ke-1 setelah tanam
sampai minggu ke-5.
b. Jumlah daun (helai)
Penghitungan jumlah daun diperoleh dengan cara
menghitung banyaknya daun masing-masing
tanaman. Jumlah daun yang dihitung adalah daun
yang telah membuka sempurna. Perhitungan jumlah
daun dilakukan setiap minggu sekali mulai minggu
ke-1 setelah tanam sampai minggu ke-5.
c. Luas daun (cm2)
Luas daun dihitung dengan metode gravimetri.
Metode ini pada prinsipnya luas daun ditaksir
melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat
dilakukan dengan menggambar daun yang akan
ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang
menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun
kemudian digunting dari kertas yang berat dan
luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian
ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun
dengan berat total kertas. Perhitungan luas daun
dilakukan setiap minggu sekali mulai minggu ke-1
setelah tanam sampai minggu ke-5.
LD = Wr/Wt x Lk
LD = Luas Daun
Wr = Berat replika kertas
Wt = Berat total kertas
Lk = Luas total kertas
2. Komponen Hasil
a. Bobot tanaman segar
Bobot tanaman segar diperoleh dengan menimbang
seluruh bagian tanaman kailan setelah panen.
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 39
b. Bobot tajuk segar
Bobot tajuk segar diperoleh dengan menimbang
seluruh bagian tanaman kailan kecuali akar setelah
panen.
c. Bobot tajuk kering
Setelah panen, seluruh bagian tanaman kecuali akar
dibersihkan dari kotoran dan dikeringkan dalam
oven bersuhu 60oC selama 3 x 24 jam, kemudian
ditimbang.
d. Bobot akar segar
Bobot akar segar diperoleh dengan menimbang akar
tanaman kailan setelah panen.
e. Bobot akar kering
Setelah panen, akar dibersihkan dari kotoran dan
dikeringkan dalam oven bersuhu 60oC selama 3 x 24
jam, kemudian ditimbang.
3. Komponen Lingkungan
a. pH media
pH media diukur dengan menggunakan soil tester.
Pengukuran pH media dilakukan sebanyak 3 kali
yaitu 3 hari sebelum tanam, 15 hari setelah tanam,
dan 3 hari sebelum panen.
b. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya diukur dengan menggunakan
luxmeter. Pengukuran dilakukan 3 kali dalam sehari
yaitu pada pagi hari, siang hari dan sore hari.
c. Temperatur dan kelembaban udara
Temperatur dan kelembaban udara diukur dengan
menggunakan termohygrometer. Pengukuran
dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari,
siang hari dan sore hari.
Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan uji F pada taraf 5% untuk mengetahui
pengaruh masing-masing faktor perlakuan yang dicoba
pada variabel yang diamati. Apabila berbeda nyata,
dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT 5% untuk
mengetahui beda antar perlakuan.
Hasil dan Pembahasan
Kondisi Umum Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016
sampai dengan Februari 2016 di screen house Fakultas
Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
dengan ketinggian 110 mdpl. Pengukuran suhu dan
kelembaban dilakukan tiga kali setiap hari yaitu pada
pagi, siang dan sore hari. Rerata suhu udara selama
penelitian pada pagi hari 27,130C, siang hari 38,94
0C
dan sore hari 28,940C dengan kelembaban pagi hari
81,20 %, siang hari 39,57 % dan sore hari 70,54 %.
Rerata intensitas cahaya matahari yang mampu
ditangkap oleh tanaman selama penelitian pada pagi
hari 18228,57 lux, siang hari 66857,14 lux, dan sore
6742,85 hari lux. Rerata pH media tanam yang
digunakan yaitu 5,51.
Media tanam yang digunakan adalah campuran
tanah, cocopeat dan arang sekam sesuai dengan
komposisi, yaitu M1 (tanah, cocopeat dan arang sekam
dengan perbandingan 1:1:1), M2 (tanah, cocopeat dan
arang sekam dengan perbandingan 2:1:1), M3 (tanah,
cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan 1:2:1)
dan M4 (tanah, cocopeat dan arang sekam dengan
perbandingan 1:1:2).
Selama penelitian berlangsung, pertumbuhan
tanaman kailan menunjukkan kondisi yang cukup baik,
namun terdapat serangan belalang dan ulat. Serangan
belalang dan ulat tidak menimbulkan kerusakan yang
berarti terhadap pertumbuhan kailan. Pengendalian
belalang dan ulat dilakukan secara mekanis dengan
mengambil belalang dan ulat kemudian membunuh
belalang dan ulat tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
komposisi media tanam berpengaruh terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar
dan bobot tajuk segar. Pemberian pupuk nitrogen
berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel.
Kombinasi antara komposisi media tanam dan dosis
pupuk nitrogen berpengaruh terhadap variabel tinggi
tanaman dan jumlah daun. Hasil selengkapnya disajikan
pada tabel 3 dan 4.
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 40
1. Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi
media tanam berpengaruh terhadap variabel tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman
dan bobot segar tajuk. Tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan M2 (komposisi 2:1:1) dengan tinggi 29,03
cm. Jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan M2
(komposisi 2:1:1) dengan jumlah 10,21 helai.. Luas
daun tertinggi terdapat pada perlakuan M2 (komposisi
2:1:1) dengan luas 125,82 cm2 . Bobot tanaman segar
tertinggi terdapat pada perlakuan M2 (komposisi 2:1:1)
dengan bobot 65,84 g dan terendah pada perlakuan M3
(komposisi 1:2:1). Bobot tajuk segar tertinggi terdapat
pada perlakuan M2 (komposisi 2:1:1) dengan bobot
61,44 g. Secara keseluruhan, perlakuan terbaik terdapat
pada media M2. Perlakuan M2 berbeda nyata dengan
M3 dan M4, namun tidak berbeda nyata dengan M1.
Hal ini disebabkan pada perlakuan M2 komposisi tanah
lebih banyak dibandingkan perlakuan M1,M3 dan M4.
Perlakuan M2 yang didominasi oleh tanah
mempunyai kemampuan yang baik sebagai media
pertumbuhan kailan, diduga bahwa tanah memiliki
unsur hara yang dapat memacu pertumbuhan kailan.
Unsur hara essensial dibutuhkan tanaman agar tercapai
tumbuhan yang normal. Unsur hara tersebut memiliki
fungsi yang penting bagi pertumbuhan seperti
menambah tinggi tanaman, memacu pertumbuhan sel,
mengaktifkan enzim, memperlancar proses fisiologi
tanaman, penyusun dinding sel tanaman (Rukmana,
2000). Tanaman yang tumbuh dengan unsur hara yang
tercukupi akan dapat tumbuh dan memberikan
produktivitas tinggi, dan sebaliknya tanaman yang
kekurangan unsur hara akan mengalami pertumbuhan
yang tidak sempurna dan produktivitasnya rendah
(Prihandini, 2014). Penambahan arang sekam
menyebabkan media menjadi gembur dan mudah
menyerap air. Kusmarwiyah dan Erni (2011) dalam
Irawan dan Yeremias (2015), menyatakan bahwa media
tanah yang ditambah arang sekam dapat memperbaiki
porositas media sehingga baik untuk respirasi akar,
dapat mempertahankan kelembaban tanah, karena
apabila arang sekam ditambahkan ke dalam tanah akan
dapat mengikat air, kemudian dilepaskan ke pori mikro
untuk diserap oleh tanaman dan mendorong
pertumbuhan mikroorganisme yang berguna bagi tanah
dan tanaman. Arang sekam disarankan sebagai bahan
campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja,
karena dalam jumlah banyak akan mengurangi
kemampuan media dalam menyerap air (Riyanti, 2009).
Istomo dan Valentino (2012) menyatakan bahwa serbuk
sabut kelapa (cocopeat) merupakan media yang
memiliki kapasitas menahan air cukup tinggi. Media
cocopeat memiliki pori mikro yang mampu
menghambat gerakan air lebih besar sehingga
menyebabkan ketersediaan air lebih tinggi. Tetapi
penggunaan cocopeat yang terlalu banyak dapat
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 41
menurunkan pertumbuhan tanaman karena cocopeat
mengandung zat tanin yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Hal ini didukung hasil penelitian
Irawan dan Yeremias (2015) bahwa penambahan
cocopeat pada media menghasilkan tinggi tanaman,
diameter, berat kering pucuk dan berat kering akar
terendah pada bibit cempaka wasian dibandingkan
media lainnya.
2. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan
a) Tinggi Tanaman (cm)
Pemberian pupuk nitrogen memberikan pengaruh
yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman kailan.
Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan N2 (200
kg/ha) dengan tinggi 29,43 cm diikuti oleh N1 (100
kg/ha) dengan tinggi 29,28 cm dan N3 (300 kg/ha)
dengan tinggi 27,86 cm yang berbeda nyata dengan
perlakuan N0 (0 kg/ha) dengan tinggi 18,21 cm.
Pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan tinggi
tanaman kailan karena kandungan N yang cukup tinggi.
Menurut Gardner et al. (1991) nitrogen memiliki
peranan penting sebagai penyusun asam amino yang
digunakan untuk pembelahan maupun pembesaran sel.
Hal ini didukung dengan pernyataan Silvester, et. al.
(2013), bahwa fungsi nitrogen adalah untuk merangsang
pertumbuhan vegetatif tanaman terutama di daun,
pertunasan, menambah tinggi tanaman dan jika unsur
nitrogen cukup tersedia akan mempercepat sintesis
karbohidrat menjadi protoplasma dan protein, dimana
protoplasma dan protein digunakan untuk menyusun
sel-sel jaringan tanaman sehingga menyebabkan
tanaman menjadi bertambah tinggi dan besar.
b) Jumlah daun (helai)
Pemberian pupuk nitrogen memberikan pengaruh
yang sangat nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun
tertinggi terdapat pada perlakuan N2 sebanyak 9,95
helai diikuti oleh N3 (100 kg/ha) sebanyak 9,91 helai
dan N1 sebanyak 9,87 helai yang berbeda nyata dengan
perlakuan N0 sebanyak 7,3 helai. Pemberian pupuk
nitrogen pada tanaman kailan dapat meningkatkan
jumlah daun, dikarenakan kandungan nitrogen dalam
pupuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
daun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutedjo (2002)
yang menyatakan bahwa nitrogen pada tanaman
berfungsi meningkatkan pertumbuhan daun sehingga
daun menjadi banyak jumlahnya dan menjadi lebar
dengan warna lebih hijau serta dapat meningkatkan
kadar protein tanaman.
c) Luas daun (cm2)
Pertumbuhan tanaman seringkali dinyatakan
berdasarkan luas daun karena permukaan luas daun
merupakan organ utama untuk melakukan fotosintesis
sehingga dapat dikatakan semakin besar luas daun,
maka fotosintat yang dihasilkan semakin banyak dan
produksi tanaman meningkat (Gardner, et al. 1991).
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 42
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang
diberi pupuk nitrogen memberikan hasil yang berbeda
sangat nyata dengan tanaman yang tidak diberi pupuk.
Rerata luas daun tertinggi terdapat pada perlakuan N1
yaitu 135,25 cm2 diikuti perlakuan N2 dengan luas
121,05 cm2 dan N3 dengan luas 112,18 cm2 . Luas daun
tersebut berbeda sangat nyata dengan pelakuan N0
dengan luas 47,44 cm2 . Kandungan N dalam pupuk
merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman dalam
pembentukan hijau daun (klorofil) yang berperan
penting dalam proses fotosintesis. Meningkatnya jumlah
klorofil akan meningkatkan ekspansi luas daun, oleh
karena itu semakin tinggi kandungan klorofil akan
meningkatkan fotosintat yang dihasilkan (Lastiur,2012).
d) Bobot Tanaman Segar
Pemberian pupuk nitrogen memberikan pengaruh
yang sangat nyata terhadap bobot segar tanaman. Bobot
segar tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan N2
dengan bobot 66,98 g diikuti oleh N3 dengan bobot
58,42 g dan N1 dengan bobot 58,36 g yang berbeda
nyata dengan perlakuan N0 dengan bobot 19,82 g.
Kandungan nitrogen yang tinggi dalam pupuk dapat
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan akar
tanaman kailan sehingga bobot tanaman juga
meningkat. Bobot segar atau basah tanaman merupakan
akumulasi dari pertumbuhan organ vegetatif tanaman.
Bobot basah tanaman dipengaruhi oleh bobot basah
bagian-bagian tanaman yaitu batang dan daun yang
berfungsi untuk menyediakan karbohidrat melalui
proses fotosintesis, sedangkan akar berfungsi untuk
menyerap air dan unsur hara yang diperlukan dalam
metabolisme tanaman (Novianti,2011).
e) Bobot Tajuk Segar
Bobot tajuk segar tertinggi terdapat pada
perlakuan N2 dengan bobot 61,25 g diikuti oleh N1
dengan bobot 54,80 g dan N3 dengan bobot 53,28 g
berbeda nyata dengan perlakuan N0 dengan bobot 17,76
g. Bobot tajuk merupakan hasil akumulatif dari
pertumbuhan organ vegetatif tanaman. Meningkatnya
bobot tajuk segar juga karena luas daun dan klorofil.
Kedua komponen tersebut berperan dalam
meningkatkan proses fotosintesis tanaman. Semakin
luas daun kailan dan semakin banyak jumlah klorofil
maka fotosintesis akan berjalan lancar dengan adanya
cahaya matahari yang mendukung.
f) Bobot Tajuk Kering
Pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan
bobot tajuk kering. Bobot tajuk kering tertinggi terdapat
pada perlakuan N2 dengan bobot 4,7 g diikuti oleh N1
dengan bobot 4,58 g dan N3 dengan bobot 4,19 g
berbeda nyata dengan perlakuan N0 dengan bobot 1,25
g. Bobot kering tanaman merupakan indikator adanya
laju pertumbuhan tanaman. Nilai bobot kering tanaman
dipengaruhi oleh pertambahan tinggi tanaman dan luas
daun. Bobot kering tanaman mencerminkan jumlah dan
ukuran sel yang merupakan dasar pertumbuhan yautu
serangkaian peristiwa yang membutuhkan air,
karbondioksida, garam-garam anorganik (fotosintesis)
yang diubah menjadi bahan organik (fotosintat)
(Harjadi,1989). Fotosintat tersebut digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
diasumsikan semakin tinggi fotosintat yang dihasilkan
akan semakin tinggi pula fotosintat yang
ditranslokasikan ke organ-organ tanaman (Gamarina,
2006).
Peran unsur hara yang diserap oleh tanaman
menentukan besarnya bobot kering. Penambahan bobot
kering tanaman berkaitan erat dengan unsur nitrogen
yang mempunyai peran dalam pembentukan asam
amino, sehingga semakin banyak nitrogen yang diserap
akan meningkatakan jumlah dan ukuran sel. Bobot
kering yang tinggi mencerminkan tingginya hasil
serapan hara selama proses pertumbuhan sehingga dapat
memperbesar akumulasi fotosintat pada bagian vegetatif
seperti daun, batang dan akar. Bobt kering tanamaan
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 43
bertambah besar seiring dengan bobot segar tabamamn.
Tanaman yang memiliki bobot kering tinggi berarti
tanaaman tersebur mengalami pertumbuhan yang baik
(Sitompul dan Guritno,1995).
g) Bobot Akar Segar
Pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan
bobot akar segar. Bobot akar segar tertinggi terdapat
pada perlakuan N2 dengan bobot 5,71 g diikuti oleh N3
dengan bobot 5,03 g dan N1 dengan bobot 4,80 g
berbeda nyata dengan perlakuan N0 dengan bobot 2,06
g. Unsur nitrogen yang berasal dari urea akan
membantu pembentukan akar tanaman. Sebagian
nitrogen yang diserap akan ditranslokasikan ke titik
tumbuh untuk menyokong pertumbuhan akar. Semakin
sedikit nitrogen yang diberikan ada kecenderungan
bobot basah akar akan menurun (Parnata, 2004).
h) Bobot Akar Kering
Pemberian pupuk nitrogen dapat meningkatkan
bobot akar kering. Bobot akar kering tertinggi terdapat
pada perlakuan N1 dengan bobot 0,83 g diikuti oleh N1
dengan bobot 0,83 g dan N3 dengan bobot 0,76 g
berbeda nyata terhadap perlakuan N0 dengan berat 0,33
g. Hal ini diduga karena pemberian pupuk nitrogen
dengan dosis yang berbed akan mendapatkan bobot
kering yang berbeda, dimana semakin banyak dosis
pupuk urea yang diberikan, maka semakin tinggi
kandungan unsur haranya dan semakin terpenuhi
kebutuhan tanaman akan unsur hara. Pertumbuhan yang
semakin baik akan meningkatkan pertumbuhan bobot
kering dimana unsur hara tersebut diserap tanaman
untuk mendukung proses fotosintesis dan pembentukan
sel atau pembesaran sel tanaman yang secara langsung
berpengaruh meningkatkan pertumbuhan tanaman
(Pasaribu, 2009).
3. Pengaruh Kombinasi Komposisi Media Tanam
dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kailan
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 44
Hasil analisis ragam menujukkan bahwa
kombinasi komposisi media tanam dan dosis pupuk urea
berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun.
Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan M2N2
(tanah : cocopeat : arang sekam (2:1:1) dengan dosis
pupuk 200 kg/ha) dengan tinggi 30,95 cm, diikuti oleh
M2N1 dengan tinggi 30,47 cm sedangkan yang terendah
terdapat pada perlakuan M1N0 (tanah : cocopeat : arang
sekam (1:1:1) dengan dosis pupuk 0 kg/ha) dengan
tinggi 17,25 cm.
Jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan
M1N2 (tanah : cocopeat : arang sekam (1:1:1) dengan
dosis pupuk 200 kg/ha) dengan jumlah 11,34 helai
diikuti oleh M1N1 dengan jumlah 10,17 helai. Jumlah
ini meningkat 62% dari perlakuan M1N0
(tanah:cocopeat:arang sekam(1:1:1) dengan dosis pupuk
0 kg/ha) dengan jumlah 7 helai. Hal ini diduga karena
perlakuan M2N1 yang didominasi oleh tanah memiliki
unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan
lain yang berguna untuk pertumbuhan tanaman
khususnya tinggi tanaman dan jumlah daun. Menurut
Sunarpi (1998), semakin banyak unsur hara yang
diserap oleh tanaman dapat meningkatkan aktivitas
metabolisme sel yang pada akhirnya akan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti
penambahan daun.
Kesimpulan
1. Komposisi media tanam meningkatkan tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman
segar dan bobot tajuk segar. Komposisi media
terbaik adalah media M2 (tanah:cocopeat: arang
sekam (2:1:1)).
2. Pemberian nitrogen pada kailan berpengaruh
terhadap peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun,
luas daun, bobot tanaman segar, bobot tajuk segar,
bobot tajuk kering, bobot akar segar dan bobot akar
kering Dosis yang tepat adalah 100 kg N/ha.
3. Kombinasi komposisi media tanam dan dosis pupuk
nitrogen berpengaruh terhadap peningkatan tinggi
tanaman dan jumlah daun. Perlakuan terbaik
terdapat pada perlakuan M2N1
(tanah:cocopeat:arang sekam (2:1:1) dengan dosis
pupuk 100 kg N/ha).
Daftar Pustaka
Fadullah, V. 2013. Laporan Teknik Media Tanam
(Sawi). Diakses tanggal 16 November 2015
Fahmi, Z.I. 2013. Media Tanam Sebagai Faktor
Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan Surabaya. Surabaya.
Gamarina, G. R. 2006. Pengaruh Macam Media Tanam
dan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
secara Hidroponik. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Jenderal Soedirman.
Gardner, F. P, R. B. Pearce, dan R. L Mitcell.
1991.Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan
Herawati Susilo. Universitas Indonesia Press,
Jakarta. 428 hal.
Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan
Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 500 hal.
Irawan A., dan Yeremias K. 2015. Pemanfaatan
cocopeat dan arang sekam padi sebagai media
tanam bibit cempaka wasian (Elmerrilia ovalis).
Vol. 1 No. 4
Khairani, A. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Kailan
(Brassica oleraceae var. Acephala) pada
Berbagai Media Tanam dan Pupuk Organik Cair.
Lastiur, Y. 2012. Kajian Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi Secara Hidroponik pada
Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk
Organik Cair. Fakultas Pertanian. Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Novianti, D. 2011. Respon Tiga Varietas Sawi
(Brassica junce L.) Terhadap Variasi
Konsentrasi Nutrisi pada Teknologi Hidroponik
sitem Terapung. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Jenderal Soedirman. 51 hal.
Parnata, A. S. 2004. Pupuk Organik Cair.Jakarta. PT
Agromedia Pustaka.
Pasaribu, E.A. 2009. Pengaruh Waktu Pplikasi dan
Pemberian Berbagai Dosis Kompos Azolla
terhadap Pertumbuhan dan Produksi kailan.
Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara.Medan
Pracaya. 2003. Kol alias Kubis. Edisi Revisi. Penebar
Swadaya. Jakarta. Prihandini, V.N. 2014. Kajian
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada
(Lactuca sativa L.) pada Komposisi Media
Tanam dan Pemberian Pupuk Organik Cair yang
Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto
V o l u m e 3 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 2 0 |
Jurnal Agrowiralodra | 45
Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Sayur.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Puspitasari, D.A.2011. Kajian Komposisi Bahan Dasar
dan Kepekatan Larutan Nutrisi Organik untuk
Budidaya Baby Kailan dengan Sistem
Hidroponik Substrat. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Silvester, Marisi Napitupulu dan Akas Pinaringan
Sujalu. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk
Kandang dan Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan
(Brassica oleraceae L). Samarinda. Jurnal
Agrifor Volume XII Nomor 2.
Sitompul, S. M dan B Guritno.1995. Analisis
Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta. 412 hal
Sutedjo, M.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 174 hal.
Widadi, S. 2003. Pengaruh Inokulasi Ganda Cendawan
Akar Gada Plasmodiophora Brassicae Dan
Nematoda Puru Akar Meloidogyne Spp.
Terhadap Pertumbuhan Kailan (Brassica
oleraceae var. Acephala). Jurnal Agrosains
Volume 5 No 1 (33-39) 2003.