PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK,
UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN RASIO
PERPUTARAN SAHAM TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Skripsi
Oleh
FEBRYA HERDIANA SUBING
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK,
UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN RASIO
PERPUTARAN SAHAM TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Oleh
FEBRYA HERDIANA SUBING
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing, kepemilikan
domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran saham
terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016 baik secara parsial maupun secara
simultan. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling dan diperoleh sampel sebanyak 109 perusahaan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda model panel data serta
menggunakan alat analisis program E-views 9.0. Berdasarkan hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel rasio perputaran saham yang
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan variabel
lain yaitu kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, dan
kebijakan hutang tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham. Hasil uji F menunjukkan secara simultan kepemilikan asing,
kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran
saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Kata Kunci: Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik, Ukuran
Perusahaan, Kebijakan Hutang, Rasio Perputaran Saham,
Tingkat Pengembalian Saham.
ABSTRACT
EFFECT OF FOREIGN OWNERSHIP, DOMESTIC OWNERSHIP, FIRM
SIZE, FINANCIAL LEVERAGE AND STOCK TURNOVER
ON STOCK RETURN
(Study of Manufacturing Companies Listed on Indonesia Stock Exchange
2014-2016)
By
FEBRYA HERDIANA SUBING
This research aims to examine the effect of foreign ownership, domestic ownership,
firm size, financial leverage, and stock turnover on stock return of manufacturing
companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2014-2016 either partially or
simultaneously. The sample of this research was selected by using purposive
sampling technique and obtained a sample of 109 companies. The data analysis
techniques used in this research is multiple regression model panel data with
analysis tools E-views 9.0. Based on result of hypothesis test, it shows that partially,
only variable of stock turnover which has significant effect on stock return, while
other variables such as foreign ownership, domestic ownership, firm size, and
financial leverage have no significant effect on stock return. F test results show
simultaneously foreign ownership, domestic ownership, firm size, financial
leverage, and stock turnover significantly influence stock return.
Keywords: Foreign Ownership, Domestic Ownership, Firm Size, Financial
Leverage, Stock Turnover, Stock Return.
PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KEPEMILIKAN DOMESTIK,
UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN RASIO
PERPUTARAN SAHAM TERHADAP TINGKAT
PENGEMBALIAN SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Oleh
FEBRYA HERDIANA SUBING
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Febrya Herdiana Subing yang
dilahirkan di kota Bandar Lampung pada 3 Februari
1996, merupakan anak bungsu dari empat
bersaudara oleh pasangan Bapak Dr. Henky Ahmad
Subing, S.E., M.Si dan Ibu Ir. Rosdiana.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan di taman
kanak-kanak (TK) Al-Kautsar Bandar Lampung tahun 2002. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Al-Kautsar Bandar Lampung dan lulus
pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar penulis
melanjutkan pendidikan jenjang menengah di SMP Negeri 23 Bandar Lampung dan
lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2014 penulis tercatat telah menyelesaikan
pendidikan jenjang atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung.
Penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2014. Selama menempuh
pendidikan sebagai mahasiswi, penulis cukup aktif berorganisasi dalam Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Administrasi Bisnis dan Unit Kegiatan Mahasiswa
Fakultas (UKM-F) Social Political English Club sebagai anggota divisi Human
Resources and Development pada tahun 2015 dan menjabat sebagai General
Leader pada tahun 2016. Pada bulan januari sampai februari 2017, penulis
melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Sukajaya, Kecamatan Anak
Ratu Aji, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari. Selama berlangsungnya
proses KKN, penulis aktif dalam berbagai kegiatan desa dan mengamalkan ilmu
yang didapat selama bangku perkuliahan kepada masyarakat desa.
“Pengaruh Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan,
Kebijakan Hutang, dan Rasio Perputaran Saham Terhadap Tingkat Pengembalian
Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2016)” merupakan judul skripsi dan tugas akhir penulis untuk
mencapai gelar Strata 1 Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Semoga skripsi penelitian ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan dan bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.
Moto
“Show forgiveness, speak for justice and avoid the ignorant”
(QS. Al-A'raf :199)
“It's not like you know all about today just because you lived
yesterday”
(Yoon Nan Joong)
“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya
hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu
sendiri”
(Raden Adjeng Kartini)
“Motivate yourself first before you motivate others”
(Febrya Herdiana Subing)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Skripsi dengan judul “Pengaruh
Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan, Kebijakan
Hutang, dan Rasio Perputaran Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2016)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Lampung.
Dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari memiliki keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan, sehingga dukungan, bimbingan, saran dan nasihat
dari berbagai pihak sangat membantu penulis, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa hormat, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
2. Kedua orang tuaku Henky Ahmad Subing dan Rosdiana, kakak-kakakku Kristy
Herdiana Subing, Desylia Herdiana Subing dan Chevy Hendrian Subing yang
telah memberikan dukungan, doa yang tulus, serta nasihat-nasihat yang sangat
membantu, semoga Allah senantiasa menjaga dan memberikan kesehatan bagi
kita semua, serta keponankanku tersayang Amira Calista Edelyn yang selalu
menyemangatiku dengan kecerian dan canda tawanya.
3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Susetyo., M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat., M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti., M.M, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
7. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
8. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
9. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B, selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan, nasihat,
bimbingan, saran dan motivasi yang sangat berarti selama perkuliahan dan
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Bapak Rialdi Azhar., S.E., M.SA., AK., CA, selaku Dosen Pembimbing
Pembantu yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan,
bimbingan, gagasan, serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
11. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B, selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan kritik, saran, nasihat dan motivasi yang sangat membantu penulis
dalam perbaikan skripsi ini.
12. Ibu Mertayana, selaku Staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah banyak membantu
penulis baik selama perkuliahan maupun selama proses penyelesaian skripsi
ini.
13. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung terima kasih atas pembelajaran dan ilmu
yang bermanfaat serta pengalaman hidup yang berharga selama perkuliahan.
14. Ibu Andi Windah, S.I.Kom, Mcomn&MedSt, selaku Pembimbing Organisasi
UKM-F Social Political English Club (SPEC), terima kasih ibu atas
kepercayaan, bimbingan, arahan, nasihat, dan motivasi yang sangat berarti baik
mengenai klub maupun perkuliahan bagi penulis dan para anggota SPEC
lainnya.
15. Keluarga besar serta saudara-saudaraku yang tidak bisa ku sebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungan dan doa yang tulus dalam kelancaran
pengerjaan skripsi ini.
16. Teman-teman Lenongku, Sabrina Nurul Afifah, Mutiara, Iva Nabilla, Laras
Pratiwi atas canda tawa, kekosonganya, dukungan, serta doa yang tulus yang
selalu diberikan, semoga pertemanan kita akan selalu terjalin dengan baik dan
kita semua dapat menjadi orang yang sukses dan membanggakan kedua orang
tua. Let’s walk on the flowery path!
17. Teman-teman seperjuangan Administrasi Bisnis’14 dan para pendekar skripsi,
Enda, Tari, Dinda, Dina, Muti, Ully, Utta, Nuriy, Afi, Niken, Ervan, Lukas,
Andre, Tiwi, Pontoh, Umar, Ari, Yogi, Finky, Dika, Dhini, Ade, Fara serta
teman-teman Administrasi Bisnis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu terima kasih atas perjuangan perkuliahan kita bersama. Wish you guys
the best of luck and success!
18. Teman-teman Administrasi Bisnis 2012, 2013, 2015, 2016, 2017 yang telah
berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman serta diskusi bersama selama
perkuliahan. Terimakasih untuk kalian semua.
19. Sahabat dan teman-teman ghibahku yang tidak bermanfaat, Winda, Okta,
Intan, Resti, Fenti, Lia, Winpus, Verika, Desria, Tania, Inun, Fatimah, Dian,
Dini, Desi. Terima kasih atas canda tawa, teman bercerita dikala sedih senang,
dukungan dan motivasi yang diberikan selama ini.
20. Kakak-kakak SPEC, kak josua, kak bona, kak citra, kak risyah, kak melin, kak
arman, kak andi bakso, kak jek, kak wendi, kak nabil, kak akbar, kak jonathan
dan kak adis atas perjuangannya bersama membangun SPEC dimasa-masa
terberatnya, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan di klub ini, semoga
silaturahmi kita terus terjaga dan klub yang sudah dibangun dengan penuh
perjuangan ini dapat terus hidup dan selalu SPECial!
21. Team Leader 2.0, Puspa, Muti, Sabrina, Dina, Afi, Kak Akbar, Elen, Dara, Kak
Fani, Edo, Firly, Wahid, Chindy, Nisrina, Nova, dan Ebe. Terima kasih atas
kepercayaan kalian, struggle bersama, semangat dalam membangun dan
mempertahankan klub bersama-sama sehingga kita dapat mencapai suatu hal
yang luar biasa. Terima kasih atas pengalaman yang amat berharga dan tetap
semangat untuk selalu belajar serta berbagi ilmu yang kita miliki kepada siapa
saja! Last but not least, SPEC We Are Special!
22. Teman-teman KKN, Safira, Sela, Benny, Bang Paian, Andre, Darma, serta
seluruh keluarga Desa Sukajaya, Kecamatan Anak Ratu Aji, Lampung Tengah.
Terima kasih atas 40 hari yang berkesan. Senang dapat mengenal kalian semua,
semoga kita dapat terus mendukung satu sama lain. Sukses selalu guys!
23. Seluruh teman-teman penulis dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang turut membantu dalam proses pembuatan skripsi ini. Terima
kasih.
24. Almamater tercinta.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun besar harapan penulis semoga skripsi penelitian ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya. Amin ya rabbal’
alamin.
Bandar Lampung, Desember 2017
Penulis,
Febrya Herdiana Subing
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................ i
DAFTAR TABEL ................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 10
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori............................................................................ 12
2.1.1 Teori Keagenan ................................................................ 12
2.1.1.1 Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) 13
2.1.1.2 Struktur Kepemilikan ........................................ 16
2.1.1.2.1 Kepemilikan Asing ............................. 17
2.1.1.2.2 Kepemilikan Domestik ...................... 18
2.1.4 Teori Sinyal (Signalling Theory) ..................................... 20
2.1.5 Efisiensi Pasar Modal ...................................................... 21
2.1.6 Ukuran Perusahaan .......................................................... 22
2.1.7 Kebijakan Hutang (Financial Leverage) ......................... 25
2.1.8 Likuiditas ......................................................................... 26
2.1.8.1 Rasio Perputaran Saham ...................................... 27
2.1.9 Saham ............................................................................... 27
2.1.10 Tingkat Pengembalian Saham.......................................... 28
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 30
2.3 Perbedaan Penelitian ................................................................... 36
2.4 Kerangka Pemikiran.................................................................... 37
2.5 Hipotesis ..................................................................................... 41
ii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian............................................................................ 44
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 44
3.2.1 Populasi ............................................................................. 44
3.2.2 Sampel................................................................................ 45
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 46
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 46
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Konseptual Variabel ............... 47
3.5.1 Variabel Penelitian ............................................................. 47
3.5.2 Definisi Konseptual Variabel ............................................. 47
3.5.2.1 Hubungan Kepemilikan Asing dengan Tingkat
Pengembalian Saham ............................................. 47
3.5.2.2 Hubungan Kepemilikan Domestik dengan
Tingkat Pengembalian Saham ............................... 48
3.5.2.3 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Tingkat
Pengembalian Saham ............................................. 48
3.5.2.4 Hubungan Kebijakan Hutang dengan Tingkat
Pengembalian Saham ............................................. 49
3.5.2.5 Hubungan Rasio Perputaran Saham dengan
Tingkat Pengembalian Saham ............................... 49
3.6 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 50
3.6.1 Tingkat Pengembalian Saham ............................................ 50
3.6.2 Kepemilikan Asing ............................................................ 51
3.6.3 Kepemilikan Domestik ...................................................... 51
3.6.4 Ukuran Perusahaan ............................................................ 52
3.6.5 Kebijakan Hutang (Financial Leverage) ........................... 52
3.6.6 Rasio Perputaran Saham .................................................... 53
3.7 Teknik Analisis Data................................................................... 55
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................... 55
3.7.2 Analisis Regresi Berganda Model Panel Data .................. 56
3.8 Pemilihan Model Regresi Panel Data ........................................ 58
3.9 Pengujian Hipotesis .................................................................... 61
3.9.1 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ............................................. 61
3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ......................................... 62
3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 65
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 68
4.3 Analisis Regresi Berganda Model Panel Data ........................... 72
4.4 Interpretasi Model Panel Data.................................................... 74
4.5 Pengujian Hipotesis .................................................................... 76
4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) .............................................. 76
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ......................................... 78
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 79
4.6 Pembahasan................................................................................. 80
iii
4.6.1 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Tingkat
Pengembalian Saham......................................................... 82
4.6.2 Pengaruh Kepemilikan Domestik Terhadap Tingkat
Pengembalian Saham......................................................... 84
4.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengembalian Saham......................................................... 86
4.6.4 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Tingkat
Pengembalian Saham......................................................... 87
4.6.5 Pengaruh Rasio Perputaran Saham Terhadap Tingkat
Pengembalian Saham......................................................... 89
4.6.6 Pengaruh Kepemilikan Asing, Kepemilikan Domestik,
Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang dan Rasio Perputaran
Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham ............... 91
4.7 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 96
5.2 Saran ..................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Manufaktur Periode
2014 - 2016 ...................................................................................... 3
2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan ............................................................. 23
2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 33
3.1 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 53
3.2 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Determinasi .................. 64
4.1 Proses Pemilihan Sampel ................................................................. 67
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 69
4.3 Hasil Regresi Uji Chow ................................................................... 73
4.4 Hasil Regresi Panel Data Metode Common Effect ......................... 74
4.5 Hasil Perhitungan Uji t .................................................................... 76
4.6 Hasil Perhitungan Uji F ................................................................... 78
4.7 Hasil Perhitungan Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................... 79
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Komposisi Kepemilikan Saham di BEI Periode 2014 – 2016 ......... 5
2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 40
2.2 Model Penelitian .............................................................................. 41
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Kode Perusahaan Sampel .......................................................... 107
2. Hasil Analisis Statistik ......................................................................... 111
3. Hasil Uji Pooled Least Square/ Common Effect .................................. 112
4. Hasil Uji Fixed Effect ........................................................................... 113
5. Hasil Chow Test .................................................................................... 116
6. Tabel Uji t ............................................................................................. 117
7. Tabel Uji F ............................................................................................ 118
8. Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham, Kepemilikan Asing,
Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan
Rasio Perputaran Saham ....................................................................... 119
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa sistem keuangan negara yang kuat merupakan unsur
yang dibutuhkan bagi perekonomian yang maju dan berkembang. Untuk
memperkuat perekonomian tersebut, setiap negara membutuhkan kerjasama
dengan negara lain dan menuntut mereka untuk saling membuka diri bekerja sama
satu sama lain. Dengan didukung adanya globalisasi dan liberalisasi pasar serta
kemajuan teknologi maka perekonomian dunia berkembang menjadi satu pasar
global (Tapscott and Williams, 2006). Globalisasi dan liberalisasi pasar membuat
aliran investasi asing lebih mudah masuk kedalam suatu negara dan aliran investasi
tersebut akan terhimpun di pasar modal. Oleh karena itu, pasar modal menjadi
indikator penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara. Pasar modal
adalah pasar di mana penjual dan pembeli bernegosiasi dalam pertukaran suatu
komoditas, yaitu modal, yang akan digunakan sebagai sumber dana perusahaan
(Ang, 1997).
Menurut Salomons dan Grootveld (2003) di dalam penelitiannya menyatakan
bahwa pasar modal Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investor asing
yang dikenal dengan istilah emerging markets (pasar berkembang). Emerging
markets ini memberikan risk premium (premi risiko pasar) yang lebih tinggi
2
sehingga memberikan expected returns (tingkat pengembalian yang diharapkan)
yang lebih tinggi juga jika dibanding dengan developed market (pasar negara maju).
Sejalan dengan Jogiyanto (2000) yang menyatakan bahwa bagi investor, investasi
dalam sekuritas yang dipilih tentu diharapkan akan memberikan tingkat
pengembalian yang sesuai dengan risiko yang harus ditanggung oleh para investor.
Tingkat pengembalian merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal
(investor) atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Tingkat
pengembalian saham menjadi tolok ukur bagi investor untuk menanamkan
investasinya disuatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang akan
diperoleh investor, maka akan semakin tinggi pula minat investor untuk
menanamkan maupun mempertahankan investasinya sehingga tujuan pendanaan
yang diinginkan perusahaan melalui pasar modal juga akan terpenuhi. Oleh karena
itu, strategi pengelolaan dana perusahaan yang tepat dapat menentukan tingkat
pengembalian suatu sekuritas. Terdapat 2 jenis tingkat pengembalian yaitu dividend
yield dan capital gain. Dividend yield adalah pembagian sebagian keuntungan yang
dihasilkan oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu, sedangkan capital gain
adalah keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga
beli suatu instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Penelitian ini
menggunakan jenis tingkat pengembalian capital gain, karena perusahaan tidak
selalu membagikan dividend secara periodik kepada pemegang sahamnya.
Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada kenyataannya,
seringkali mengalami peningkatan maupun penurunan (fluktuasi) tingkat
pengembalian saham dari tahun ketahun, salah satunya adalah perusahaan
3
manufaktur. Menurut Heizer, et al (2005), manufaktur berasal dari kata
manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin
sehingga menghasilkan sesuatu barang. Dengan begitu dapat diartikan perusahaan
manufaktur adalah perusahaan yang menghasilkan produk dari bahan mentah
menjadi bahan jadi sehingga dapat dipasarkan kepada masyarakat umum.
Perusahaan manufaktur termasuk kedalam sektor unggulan pada pasar modal
karena frekuensi transaksi jual beli saham pada sektor perusahaan manufaktur lebih
banyak dibandingkan dengan sektor perusahaan lainnya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sehingga pertumbuhannya akan sangat berpengaruh terhadap
kemajuan perekonomian indonesia. Fenomena fluktuasi tingkat pengembalian
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat
dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1.1 Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2014–2016
No
Kode Perusahaan
Tingkat Pengembalian Saham (%)
2014 2015 2016
1 AMFG 15 -19 2
2 EKAD 32 -22 48
3 GGRM 45 -9 16
4 INAI -42 16 59
5 INDR -23 -1 7
6 KBLM -2 -15 82
7 SMGR 15 -30 -20
8 TCID 47 -6 -24
9 TOTO -48 75 -93
10 ULTJ -17 6 16
Rata-Rata 2 -1 9
Sumber: Indonesia Stock Exchange (data diolah, 2017)
4
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian saham
menunjukkan pergerakan yang fluktuatif pada periode 2014 sampai dengan 2016.
Rata-rata tingkat pengembalian saham pada tahun 2014 adalah sebesar 2%.
Kemudian pada tahun 2015 rata-rata tingkat pengembalian saham mencapai -1%,
yang menandakan terjadinya penurunan tingkat pengembalian saham dari tahun
sebelumnya. Selanjutnya rata-rata tingkat pengembalian saham menunjukkan
angka 9% pada tahun 2016, yang artinya terjadi peningkatan tingkat
pengembalian saham.
Bagi suatu perusahaan idealnya memiliki tingkat pengembalian yang cenderung
naik dari tahun ketahun. Dengan kecenderungan tingkat pengembalian yang selalu
meningkat menandakan perusahaan tersebut dapat mengalokasikan pendanaan
perusahaannya dengan baik, namun tingkat pengembalian saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami tingkat
pengembalian saham yang fluktuatif. Hal ini menunjukkan terdapat faktor-faktor
yang menyebabkan naik turunnya tingkat pengembalian saham suatu perusahaan.
Adapun beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham
diantaranya adalah kepemilikan saham oleh investor domestik maupun investor
asing, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran saham.
Sejak dibukanya pasar modal Indonesia pada tahun 1997 oleh pemerintah
Indonesia, baik investor asing maupun investor domestik dapat berpartisipasi
secara aktif dalam menanamkan investasinya di pasar modal. Hal ini membuat
investor asing diijinkan untuk membeli seluruh saham perusahaan yang beredar
di Indonesia yang menyebabkan hampir tidak adanya pembatasan kepemilikan
5
saham oleh investor asing di Indonesia, sehingga baik investor domestik maupun
investor asing dapat melakukan transaksi perdagangan saham secara bebas dengan
jumlah kepemilikan mencapai 99%. Berdasarkan data statistik pasar modal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2014 – 2016, fenomena kepemilikan saham
di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.1 sebagai berikut.
Gambar 1.1 Komposisi Kepemilikan Saham di BEI Periode 2014 – 2016
Dari gambar 1.1 dapat diketahui pada tahun 2014-2016, kepemilikan investor
domestik di Indonesia mengalami peningkatan sementara itu kepemilikan investor
asing mengalami penurunan. Pada akhir tahun 2016 proporsi kepemilikan asing dan
domestik adalah 54,49% untuk asing dan 45,50% untuk domestik. Dilihat dari
persentase kepemilikan saham, investor asing di Indonesia tetap mendominasi porsi
kepemilikan saham yang lebih tinggi daripada investor domestik walaupun dalam
periode tiga tahun terakhir cenderung menurun. Ini membuktikan bahwa investor
domestik, meskipun dalam tiga tahun terakhir mengalami kenaikan, tidak sebanyak
jumlah investor asing yang tertarik untuk berpartisipasi dalam pasar modal.
Kedatangan investor asing memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
perkembangan harga saham-saham di pasar modal Indonesia.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
2014 2015 2016
Investor Asing Investor Domestik
6
Ekonom mainstream dalam Laporan studi Bapepam-LK (2011) menyatakan bahwa
arus investasi asing membawa manfaat terhadap sektor riil ekonomi melalui tiga
cara. Pertama, arus investasi asing melalui portofolio investasi dapat menyediakan
non-debt creating investment (investasi asing yang berbasis non-hutang) bagi
negara yang sedang berkembang yang mengalami kelangkaan modal. Dengan
adanya arus investasi asing dapat menambah tabungan domestik untuk
meningkatkan investasi. Disamping menyediakan mata uang asing kepada negara
sedang berkembang, arus investasi asing juga mengurangi tekanan kesenjangan
kurs (gap exchange rate) mata uang bagi negara-negara tersebut yang selanjutnya
membuat aktifitas impor lebih mudah. Kedua, kenaikan arus investasi asing akan
meningkatkan alokasi modal menjadi lebih efisien bagi suatu negara. Arus investasi
seperti penanaman modal langsung dapat merangsang negara-negara lain yang
kelebihan modal untuk mengalirkan dananya kepada negara yang kekurangan
modal di mana tingkat pengembalian yang ditawarkan negara tersebut lebih
menarik. Ketiga, arus investasi asing membawa dampak pada ekonomi melalui
berbagai cara seperti melalui pasar saham. Menurut pandangan mainstream ini,
salah satu manfaat arus investasi asing adalah mendorong kenaikan harga saham
atau efek.
Keberadaan investor asing di satu sisi memang memberikan pengaruh positif
karena membuat bursa saham lebih likuid. Di sisi lain, dominasi kepemilikan saham
oleh investor asing membuat kinerja pasar modal bisa sangat fluktuatif karena ada
potensi penarikan dana setiap saat hal ini nantinya akan berpengaruh pada tingkat
pengembalian yang diterima investor, sehingga saat itulah peran investor domestik
diperlukan.
7
Kepemilikan domestik merupakan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh
perorangan, badan hukum, atau pemerintah yang ada disuatu negara. Adanya
kepemilikan domestik ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan
pertumbuhan pasar modal disuatu negara. Menurut Mutua (2015), investor
domestik di Bursa Efek suatu negara diperlukan untuk melindungi dan
menstabilkan bursa dari ketidakpastian yang terkait dengan arus modal asing yang
terjadi apabila imbal hasil dari bursa tidak memuaskan keinginan investor asing.
Ketika investor asing menarik portofolionya, maka investor domestik pun dapat
menggantikan posisinya tersebut, sehingga harga saham akan lebih stabil. Di sisi
lain, investor domestik yang dipersepsikan memiliki kedekatan dengan emiten yang
berada di Indonesia, dapat melakukan adverse transactions (perbedaan informasi
mengenai kinerja perusahaan). Adanya perbedaan informasi ini dapat menyebabkan
terjadinya transaksi dengan fluktuasi harga yang lebih besar, hal ini pun akan
berpengaruh pada tingkat pengembalian saham yang diperoleh investor.
Selain proporsi kepemilikan asing dan kepemilikan domestik di Indonesia, ukuran
perusahaan menjadi faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasi besar kecilnya
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai pasar saham
dan lain-lain. Menurut Wuryatiningsih (2002) dalam (Sudarmadji, 2007), total aset
dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan karena dengan mempertimbangkan bahwa
nilai aset perusahaan relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar
maupun penjualan. Ukuran perusahaan yang berskala besar memiliki tingkat
pengembalian saham yang lebih besar dibandingkan tingkat pengembalian saham
pada perusahaan berskala kecil, karena tingkat pertumbuhan perusahaan besar
8
relatif lebih besar dibanding perusahaan kecil, di mana semakin besar suatu
perusahaan, semakin banyak pula alternatif pembelanjaan sumber daya yang dapat
dipilih. Hal ini dikarenakan perusahaan yang besar akan lebih mudah mendapatkan
pinjaman dari pihak eksternal bila dibandingkan dengan perusahaan yang lebih
kecil (Adiningsih, 2013). Oleh karena itu, investor akan lebih berspekulasi untuk
memilih perusahaan besar dengan harapan memperoleh keuntungan (tingkat
pengembalian) yang besar pula.
Faktor yang dapat menentukan tingkat pengembalian saham selanjutnya adalah
kebijakan hutang. Menurut Riyanto (2004), kebijakan hutang (financial leverage)
adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajamen dalam rangka memperoleh
sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai
aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, kebijakan hutang menjadi
keputusan yang sangat penting dalam perusahaan. Adanya tingkat penggunaan
hutang yang tinggi untuk mendanai operasional perusahaan, mengakibatkan risiko
yang ditanggung perusahaan juga akan semakin tinggi. Dengan risiko yang tinggi
harga saham dan tingkat pengembalian pun akan menurun karena para investor
cenderung untuk menghindari risiko tersebut.
Selain keempat faktor yang telah dijelaskan, rasio perputaran saham juga menjadi
salah satu faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham perusahaan.
Rasio perputaran saham yang merupakan proksi dari pengukuran likuiditas
perusahaan adalah alat pengukur frekuensi trading (perdagangan) dari para
investor. Saham yang memiliki rasio perputaran yang tinggi mengindikasikan
terjadinya peningkatan aktivitas jual beli saham di kalangan investor dan membuat
9
pasar saham semakin likuid. Teori Bamber (1987) dalam Qoriah (2015)
mengemukakan, jika permintaan dan penawaran suatu saham semakin meningkat
maka akan menyebabkan fluktuasi harga saham tersebut besar dan berpengaruh
terhadap naiknya harga atau tingkat pengembalian saham yang akan diterima oleh
para investor.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk membuat karya
tulis dalam bentuk Skripsi dengan judul : “Pengaruh Kepemilikan Asing,
Kepemilikan Domestik, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, dan Rasio
Perputaran Saham terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2016).
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, rumusan masalah pada
penelitian ini antara lain :
1. Apakah kepemilikan asing berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham ?
2. Apakah kepemilikan domestik berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham ?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham ?
4. Apakah kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham ?
10
5. Apakah rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham ?
6. Apakah kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,
kebijakan hutang dan rasio perputaran saham secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pengembalian saham ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dijelaskan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan asing terhadap
tingkat pengembalian saham.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan domestik terhadap
tingkat pengembalian saham.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap
tingkat pengembalian saham.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebijakan hutang terhadap
tingkat pengembalian saham.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio perputaran saham terhadap
tingkat pengembalian saham.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan kepemilikan
asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio
perputaran saham terhadap tingkat pengembalian saham.
11
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pemahaman mengenai faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian
saham perusahaan dan dapat dijadikan bahan referensi atau pertimbangan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi akademisi, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan informasi kepada para akademisi mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi tingkat pengembalian saham perusahaan.
3. Bagi investor atau calon investor yang melakukan investasi di pasar modal,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada
investor dan menjadi bahan pertimbangan guna pengambilan keputusan
investasi pada saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
4. Bagi manajemen perusahaan, temuan dari penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu tambahan informasi dalam mengambil keputusan
perusahaan dengan mempertimbangkan komposisi kepemilikan asing,
kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio
perputaran saham agar harga saham perusahaan dapat diapresiasi dengan baik
oleh para investor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan dicetuskan pertama kali oleh Jensen dan Meckling (1976) yang
menjelaskan bahwa teori keagenan merupakan teori yang menerangkan hubungan
antara prinsipal (pemegang saham) sebagai pihak yang memberikan wewenangnya
kepada agen (manajemen) sebagai pihak yang ditugasi untuk menjalankan
perusahaan yang terjalin melalui kontrak kerja sama yang telah disepakati. Menurut
Anthony dan Govindrajan (2005) prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan
tugas sehingga kepentingan prinsipal dapat terpenuhi, termasuk pendelegasian
otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen. Dalam prakteknya,
agen atau pihak yang diberikan wewenang dapat bertindak tidak sesuai dengan
keinginan prinsipal, karena kedua pihak mungkin memiliki perbedaan preferensi.
Agen memiliki kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang
saham, namun disisi lain mereka juga mempunyai kepentingan untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka sendiri. Dilain pihak, para prinsipal juga
menginginkan perusahaannya dapat menghasilkan profit yang tinggi sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, hal inilah kemudian yang dapat
menimbulkan konflik. Potensi konflik inilah yang disebut dengan agency problem
(masalah keagenan).
13
Masalah keagenan timbul karena adanya perbedaan tujuan maupun kepentingan
diantara prinsipal dan agen. Akibat dari adanya masalah ini, prinsipal tidak dapat
mengetahui secara jelas tindakan-tindakan yang dilakukan agen yang mungkin saja
dapat merugikan prinsipal. Ketidaktahuan ini dikarenakan prinsipal tidak dapat
mengamati kegiatan yang dilakukan agen secara terus-menerus. Hal ini
menyebabkan prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja
agen, sehingga prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti bagaimana usaha agen
memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan. Kondisi inilah yang disebut
asimetri informasi. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara
prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak
sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan
kinerja agensi. Masalah keagenan ini dapat memunculkan agency cost (biaya
keagenan), yakni biaya yang dikeluarkan oleh pihak prinsipal untuk mengawasi
kegiatan atau tindakan yang dilakukan pihak agen agar bertindak sesuai dengan
wewenang yang diberikan (Jensen dan Meckling, 1976).
2.1.1.1 Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Berdasarkan teori keagenan, adanya perbedaan tujuan maupun kepentingan
diantara prinsipal dan agen dapat menimbulkan masalah keagenan dan dengan
adanya masalah keagenan ini dapat memunculkan agency cost (biaya keagenan).
Oleh karena itu, salah satu mekanisme yang diharapkan dapat menekan atau
meminimumkan biaya keagenan yaitu dengan menerapkan tata kelola (corporate
governance) yang baik. Corporate governance didefinisikan oleh Monks dan
Minow dalam (Wardhani, 2006) merupakan tata kelola perusahaan yang
14
menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang
menentukan arah dan kinerja perusahaan.
Organization for Economic Co operation and Development (OECD) yang dikutip
oleh Imam dan Amin (2002) mengemukakan 5 prinsip dasar dalam penerapan tata
kelola perusahaan yang baik, yaitu mencakup :
1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the right of shareholders).
Hak-hak para pemegang saham harus diberi informasi dengan benar dan tepat
pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam
pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas
perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
2. Persamaan perlakukan terhadap seluruh pemegang saham minoritas dan
pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta
melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang
dalam (insider trading).
3. Peranan stakeholder yang terkait dengan perusahaan (the role of shareholders).
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum
dan kerjasama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan
dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari
aspek keuangan.
4. Keterbukaan dan transparansi (Disclosure and transparancy).
Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi
mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta
para pemegang kepentingan (stakeholders).
15
5. Akuntabilitas dewan komisaris (The responsibilities of the board).
Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta
pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.
Semakin baik sebuah perusahaan memerhatikan prinsip-prinsip dasar corporate
governance maka semakin baik nilai perusahaan tersebut di mata investor, karena
perusahaan dengan corporate governance yang baik menjadi salah satu tolak ukur
bagi para investor untuk yakin berinvestasi di sebuah perusahaan di mana mereka
berharap dengan berinvestasi pada perusahaan tersebut tingkat pengembalian yang
didapatkan sesuai dengan harapan. Sejalan dengan Sheiler dan Vishny (1997) yang
dikutip oleh Kurniawati dan Komalasari (2015) mengemukakan bahwa corporate
governance berkaitan dengan cara atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik
modal dalam memperoleh tingkat pengembalian yang sesuai dengan investasi yang
telah ditanam. Dengan pelaksanaan corporate governance yang baik, keputusan-
keputusan penting perusahaan tidak lagi hanya ditetapkan oleh satu pihak yang
dominan (misalnya Direksi), akan tetapi ditetapkan setelah mendapatkan masukan
dari, dan dengan mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak yang
berkepentingan sebagai pengawas keputusan (stakeholders). Oleh karena itu,
struktur kepemilikan termasuk ke dalam mekanisme corporate governance, karena
merupakan suatu prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil
keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol atau pengawasan terhadap
keputusan.
16
2.1.1.2 Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak
investor, baik individual maupun institusional, baik yang berada didalam maupun
diluar perusahaan. Struktur kepemilikan sangat erat kaitannya dengan kinerja
perusahaan dan penerapan corporate governance. Menurut Wicaksono (2000) yang
dikutip oleh Utama (2003), mengemukakan bahwa keberhasilan atas penerapan
corporate governance tidak terlepas dari adanya struktur kepemilikan perusahaan.
Struktur kepemilikan tercermin baik melalui instrumen saham maupun instrumen
hutang sehingga melalui struktur tersebut dapat ditelaah kemungkinan bentuk
masalah keagenan yang akan terjadi. Sementara kinerja perusahaan ini tergantung
seberapa besar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pendanaannya dengan
adanya struktur kepemilikan saham. Pendanaan internal perusahaan dapat dengan
penjualan saham atau melalui laba di tahan, sedangkan pendanaan eksternal
dilakukan melalui jasa intermediasi seperti bank.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, salah satu kebijakan perusahaan untuk
mendapatkan pendanaan perusahaan adalah dengan menjual atau menerbitkan
saham. Semakin banyak saham dijual maka semakin banyak pula saham beredar di
masyarakat dan saham dapat dimiliki oleh siapa saja yang membeli saham tersebut.
Oleh karena itu, sebuah perusahaan dapat dimiliki oleh seseorang secara individu,
keluarga, masyarakat luas (publik), pemerintah, maupun orang dalam perusahaan
tersebut (manajerial) baik didalam maupun diluar negara perusahaan yang
bersangkutan.
17
Apabila struktur kepemilikan perusahaan dapat diterapkan dengan baik, besar
kemungkinan kinerja perusahaan tersebut akan meningkat. Dengan kinerja
perusahaan yang meningkat maka tingkat pengembalian yang diharapkan para
investor pun akan terealisasi, karena keberadaan kepemilikan saham di perusahaan
dapat mendorong pengawasan terhadap kinerja manajemen lebih optimal. Pada
penelitian ini, struktur kepemilikan yang akan diteliti pengaruhnya terhadap tingkat
pengembalian adalah proporsi kepemilikan saham asing dan proporsi kepemilikan
saham domestik di Indonesia.
2.1.1.2.1 Kepemilikan Asing (Foreign Ownership)
Kepemilikan asing merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang
berstatus luar negeri atau perorangan, badan hukum, pemerintah yang bukan berasal
dari Indonesia melalui pembelian langsung pada perusahaan maupun melalui Bursa
Efek. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap
concern terhadap peningkatan good corporate governance (Fauzi, 2006).
Kepemilikan asing dapat menjadi salah satu pendukung mekanisme corporate
governance, di mana perusahaan dengan kepemilikan asing ini akan meningkatkan
persaingan pasar di Indonesia. Peningkatan persaingan ini memaksa perusahaan
untuk selalu melakukan peningkatan teknologi dan perbaikan di dalam corporate
governance sehingga terdapat keselarasan antara kepentingan manajer, investor,
dan stakeholders lainnya.
Kepemilikan asing didalam sebuah perusahaan baik institusi maupun individual
dianggap sebagai suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan pembelian saham
18
oleh pihak asing mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengalami
pertumbuhan pendapatan yang stabil sehingga menjadi tolok ukur bagi investor lain
untuk ikut berinvestasi (Rakhmardi, 2011). Keuntungan lain dari adanya
kepemilikan asing adalah mereka dapat memengaruhi keputusan manajemen
perusahaan termasuk dalam penentuan harga saham perusahaan, sehingga harga
saham perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan begitu pula dengan tingkat
pengembalian yang diterima. Sejalan dengan pendapat Lee (2008) yang
mengemukakan bahwa kepemilikan asing dan kepemilikan institusional lebih
mampu mengendalikan kebijakan manajemen karena memiliki kemampuan dan
pengalaman yang baik di bidang keuangan dan bisnis.
Menurut Wang (2007), peran asing dalam pasar sekunder (pasar modal) dapat
dilihat dari dua aspek yaitu aktivitas perdagangan dan kepemilikan saham dan
keduanya akan memberikan dampak berbeda bagi pergerakan harga saham di bursa.
Peningkatan harga saham dalam jangka pendek akan meningkatkan transaksi di
pasar modal sehingga memberikan dampak peningkatan fluktuasi pergerakan harga
saham yang signifikan, karena ada potensi penarikan dana setiap saat. Ini
menyebabkan tingkat pengembalian yang diterima investor tidak menentu.
2.1.1.2.1 Kepemilikan Domestik (Domestic Ownership)
Kepemilikan domestik adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan karena
adanya investasi dari perorangan, badan hukum, pemerintah yang berstatus di
dalam negeri atau berasal dari Indonesia. Investasi ini dapat dilakukan baik melalui
initial public offering (IPO), rights issue atau saat investor membeli saham melalui
pialang saham dan bank investasi di pasar sekunder (Mutua, 2015).
19
Adanya tingkat pengembalian yang tinggi di pasar modal dibandingkan dengan
jalur investasi alternatif lainnya di dalam negeri dapat disebabkan karena investor
domestik tertarik untuk berinvestasi. Dalam 3 tahun terakhir kepemilikan asing
mengalami kenaikan dari 35,6% pada tahun 2014 menjadi 45,50% pada tahun 2016.
Ini mengindikasikan bahwa keinginan investor domestik untuk ikut berpartisipasi
dalam pasar modal semakin besar. Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) partisipasi investor domestik ini juga dipengaruhi karena adanya program
pengampunan pajak (tax amnesty) dan pendapatan yang cenderung meningkat
mendorong kesadaran masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Selain itu,
adanya kepemilikan domestik di pasar modal membuat investor dalam negeri
memiliki peranan penting untuk memperkuat dan menjaga stabilitas pasar
modal Indonesia apabila investor asing menarik keluar investasinya sewaktu-
waktu. Pertumbuhan jumlah investor dalam negeri yang diiringi dengan
peningkatan jumlah transaksi diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi
secara langsung kepada masyarakat Indonesia.
Irawan dan Murhadi (2012) berpendapat bahwa investor domestik dipandang
memiliki kelebihan “kedekatan” dengan para emiten (perusahaan) dan
dipersepsikan memiliki informasi private yang juga mendorong keyakinan untuk
melakukan adverse transactions yakni salah satu jenis asimetri informasi di mana
ada pihak yang terkait dengan transaksi perusahaan yang memiliki manfaat
informasi sedangkan pihak lain tidak memiliki manfaat informasi yang sama.
Perbedaan informasi ini menyebabkan terjadinya transaksi dengan fluktuasi harga
yang lebih besar.
20
2.1.4 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal merupakan teori yang menerangkan pengungkapan informasi secara
sukarela (Soewardjono, 2005). Perusahaan sebagai pihak yang memiliki informasi
mengenai kegiatan internal perusahaan terdorong untuk memberikan informasi
kepada pihak eksternal. Menurut Linandarini (2010), dorongan perusahaan untuk
memberikan informasi ini karena terdapat asimetri informasi diantara perusahaan
dengan pihak luar (investor). Asimetri informasi disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan penguasaan informasi antara pihak agen dengan prinsipal.
Machfoedz (1999) menyatakan bahwa pemberian sinyal informasi perusahaan
dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Perusahaan memberikan sinyal-sinyal
informasi mengenai perusahaan melalui laporan keuangan atau laporan tahunan
yang dipublikasikan pada website resmi perusahaan atau melalui bursa saham. Di
dalam laporan keuangan atau tahunan perusahaan terdapat informasi mengenai
kegiatan operasional perusahaan, keuntungan maupun kerugian perusahaan,
volume transaksi perdagangan saham perusahaan atau apa yang sudah dilakukan
oleh manajemen perusahaan dalam merealisasikan keinginan dari pemilik. Laporan
keuangan yang di publikasikan oleh perusahaan sejatinya memberikan informasi
yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu agar dapat berguna dan meyakinkan
para investor untuk membuat keputusan berinvestasi di perusahaan tersebut.
21
2.1.5 Efiesiensi Pasar Modal
Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin,
2010). Pasar dapat dikatakan efisien apabila investor bereaksi secara cepat dalam
melakukan investasi atas informasi-informasi yang dikeluarkan sebuah perusahaan.
Terdapat tiga bentuk tingkatan yang menyatakan efisiensi pasar modal yaitu
sebagai berikut (Fama 1997 yang dikutip oleh Samsul, 2006)
1. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah apabila dalam proses pengambilan
keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan volume masa
lalu. Analisis teknis mengasumsikan bahwa harga saham selalu berulang
kembali, yaitu setelah naik dalam beberapa hari, pasti akan turun dalam beberapa
hari berikutnya, kemudian naik lagi dan turun lagi, demikian seterusnya.
Analisis teknis mempelajari pola pergerakan harga suatu saham menurut setiap
kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.
2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi strong)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika dalam proses pengambilan keputusan
jual – beli saham investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu,
dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan
tahunan, pengumuman bursa, informasi keuangan internasional, peraturan
perundangan pemerintah, peristiwa politik, dan lain sebagainya yang dapat
memengaruhi perekonomian nasional. Ini berarti investor menggunakan
gabungan antara analisis teknis dan analisis fundamental dalam proses
22
menghitung nilai saham, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam tawaran
harga beli dan tawaran harga jual.
3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form)
Pasar dikatakan efisien bentuk kuat jika investor menggunakan data yang lebih
lengkap, yaitu: harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang
dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum.
Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang lebih ini
diharapkan akan menghasilkan keputusan jual – beli saham yang lebih tepat dan
return yang lebih tinggi.
2.1.6 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu
perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai pasar saham, kapitalisasi pasar, total aset,
dan lain-lain (Widjadja, 2009). Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi
menjadi tiga yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan sedang (medium-size
firm), dan perusahaan kecil (small firm). Sementara itu, berdasarkan UU No. 20
Tahun 2008 ukuran perusahaan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha
mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Klasifikasi ukuran
perusahaan tersebut didasarkan pada total aset yang dimiliki dan total penjualan
tahunan perusahaan tersebut. UU No. 20 Tahun 2008 mendefinisikan usaha mikro,
usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
23
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahu nan lebih besar dari
usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Sementara itu kriteria perusahaan yang diatur dalam UU No.20 Tahun 2008 dapat
dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Kriteria
Aset (Tidak termasuk
tanah dan bangunan) Penjualan Tahunan
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
Usaha Kecil >50 juta-500 juta >300 juta-2,5 M
Usaha Menengah >10 juta-10 M 2,5 M-50 M
Usaha Besar >10 M >50 M Sumber: UU No. 20 tahun 2008
24
Dalam melakukan pengukuran terhadap perusahaan dapat menggunakan ukuran
aset dan total aset. Aset dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan dengan
mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
kapitalisasi pasar dan penjualan. (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2007).
Menurut Titman dan Wessels (1988) yang dikutip dalam Hadi dan Mangoting
(2014), total aset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena bersifat
jangka panjang dibandingkan dengan penjualan. Aset adalah sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat
ekonomi masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset perusahaan
dibeli dan dikelola oleh perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang maksimal.
Prasetyantoko (2008) mengemukakan bahwa total aset dapat menggambarkan
ukuran perusahaan, semakin besar aset biasanya perusahaan tersebut semakin besar.
Besarnya nilai total aset perusahaan dapat diketahui pada neraca laporan keuangan
perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar ketertarikan investor untuk
menanamkan investasinya di perusahaan tersebut karena dianggap dapat mengelola
saham dengan baik sehingga mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang
diharapkan investor. Rohman dan Utama (2013) menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki aset yang besar atau ukuran perusahaan yang besar menunjukkan
perusahaan tersebut sudah mencapai tingkat kemapanan (mature). Begitupun
menurut Marbeya dan Suaryana (2009) yang mengemukakan bahwa ukuran
perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu
perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola
25
investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran
mereka.
2.1.7 Kebijakan Hutang (Financial Leverage)
Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam
rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat
digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan (Riyanto, 2004).
Menurut Soleman (2007) rasio leverage (kebijakan hutang) adalah rasio yang
mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau kreditor.
Sementara menurut Brigham dan Houstom (2001) rasio leverage adalah sebuah
ukuran yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan dalam membiayai aktivanya
menggunakan pembiayaan hutang (total hutang) dalam struktur modal perusahaan
untuk membiayai kegiatan perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas,
dapat disimpulkan kebijakan hutang adalah sebuah ukuran yang menunjukkan
seberapa besar perusahaan dapat membiayai kegiatan/aktivitas operasional
perusahaannya dengan menggunakan hutang. Dengan kebijakan penggunaan
hutang tersebut perusahaan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang akan
menarik para investor serta meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.
Kebijakan hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (ratio
hutang terhadap total ekuitas) yang diperoleh dari membagi total hutang perusahaan
dengan total ekuitasnya. Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan total
hutang lebih besar dibandingkan dengan total modal di perusahaan tersebut,
sehingga hal ini akan mengakibatkan peningkatan risiko yang diterima investor
karena beban bunga hutang yang ditanggung oleh perusahaan akan semakin besar,
26
dengan begitu harga saham dan juga tingkat pengembalian yang diterima investor
akan menurun. Debt to equity ratio (DER) akan memengaruhi kinerja perusahaan
dan menyebabkan apresiasi harga saham. Oleh karena itu, perusahaan sangat
diharapkan dapat mengalokasikan pembiayaan aktivitas operasionalnya sebaik
mungkin.
2.1.8 Likuiditas Saham
Likuiditas adalah tingkat kecepatan sebuah sarana investasi (aset) untuk dicairkan
menjadi dana kas (uang), Arifin (2007). Sebuah aset dapat dikatakan likuid apabila
aset tersebut mudah untuk diperdagangkan, aset tersebut tidak akan mengalami
penurunan harga jika dicairkan dengan cepat dan merupakan saham yang berada di
pasar modal yang dapat diubah menjadi uang dengan harga tertentu, sehingga
likuiditas saham menjadi suatu hal yang penting bagi investor karena menentukan
apakah suatu investasi pada saham tertentu dapat dengan mudah dicairkan menjadi
uang atau bentuk lainnya. Terjadinya peningkatan likuiditas saham juga diartikan
semakin meningkatnya aktivitas jual beli saham oleh para investor di pasar modal.
Pengukuran likuiditas perusahaan berguna bagi semua pelaku pasar. Traders
mengukur likuiditas untuk melihat apakah strategi perdagangan yang mereka
tetapkan sudah sesuai, serta mengevaluasi layanan yang mereka dapatkan dari para
broker (pialang). Regulator atau para pembuat kebijakan mengukur likuiditas
dengan tujuan untuk menentukan struktur pasar yang seperti apa yang terbaik untuk
digunakan. Pengukuran likuiditas perusahaan dapat menggunakan rasio perputaran
saham (trading turnover).
27
2.1.8.1 Rasio Perputaran Saham (Trading Turnover)
Rasio perputaran saham adalah alat pengukur frekuensi trading (perdagangan) dari
para investor. Semakin meningkatnya perputaran saham pada pasar modal
mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas jual beli saham oleh para
investor. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio perputaran saham maka semakin
likuid suatu perusahaan dan saham di pasar modal semakin membaik. Menurut
Teori Bamber (1987) yang dikutip dalam Qoriah (2015), jika permintaan dan
penawaran suatu saham semakin meningkat maka akan menyebabkan fluktuasi
harga saham tersebut besar dan berpengaruh terhadap naiknya harga atau tingkat
pengembalian saham. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Darwis (2013)
yaitu semakin tinggi minat atau permintaan saham maka akan semakin mendorong
kenaikan harga saham. Dari penjelasan diatas, dapat ditafsirkan bahwa dengan rasio
perputaran saham yang tinggi maka aktivitas jual beli saham diantara para investor
meningkat dengan begitu akan mendorong kenaikan harga saham serta tingkat
pengembalian yang diterima investor.
2.1.9 Saham
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan usaha
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Ang, 1997). Menurut Husnan
(1994) sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal
(pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau
kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menerbitkan saham
menjadi salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari pihak investor.
28
Saham menjadi instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Dengan memilih saham
sebagai investasi maka investor dapat memperoleh tingkat pengembalian atau
capital gain yang tinggi dalam waktu singkat dan memiliki hak atas dividen yang
dapat diperjualbelikan. Proporsi kepemilikan saham ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan yang ditanamkan di perusahaan tersebut dan bukti
bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham apabila
mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku Daftar Pemegang
Saham (DPS).
Menurut Anoraga (2006) saham yang diperdagangkan di pasar modal terdapat dua
jenis, yakni saham biasa (common stock) dan saham preferen (prefered stock).
Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada
posisi yang paling akhir dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sementara saham preferen
(prefered stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa
tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji, 2006).
2.1.10 Tingkat Pengembalian Saham
Tingkat pengembalian saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal (investor) atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Tanpa
adanya keuntungan yang dinikmati dari sebuah investasi, tentunya investor tidak
akan mempertahankan investasinya disuatu perusahaaan. Tingkat pengembalian
juga menjadi suatu ukuran yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor
29
baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk
membeli atau mempertahankan sekuritasnya (saham), (Husnan,1994).
Menurut Sembel dan Sugiharto (2009) tingkat pengembalian dapat dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu dividend yield dan capital gain. Dividend yield adalah
pembagian sebagian keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam kurun
waktu tertentu. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan devidend, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu tertentu. Lebih lanjut,
capital gain adalah keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga
jual dan harga beli suatu instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal.
Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return (tingkat pengembalian)
historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya
tingkat pengembalian yang diinginkan.
Selain itu, Jogiyanto (2010) menyatakan tingkat pengembalian diperoleh dari
investasi yang berupa tingkat pengembalian realisasi (realized return) dan tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return). Tingkat pengembalian realisasi
(realized return) adalah tingkat pengembalian yang terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis dan dipergunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan. Tingkat pengembalian ini juga berguna sebagai dasar untuk
menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return), sedangkan
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) merupakan tingkat
pengembalian yang akan diperoleh di masa mendatang yang dapat dihitung dengan
mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan profitabilitas kejadiannya dan
menjumlah semua produk perkalian tersebut.
30
Tingkat pengembalian saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
pengembalian realisasi (realized return) dan dengan memperhitungkan capital gain
saja tanpa adanya dividend yield, karena perusahaan tidak selalu membagikan
dividend secara periodik kepada pemegang sahamnya. Tingkat pengembalian dapat
dihitung dengan rumus berikut :
Pt – Pt-1
Rt = x 100%
Pt-1
Keterangan :
Rt = Return saham periode t
Pt = Harga saham penutupan periode t
Pt-1 = Harga saham penutupan periode t-1
2.2 Penelitian Terdahulu
1. Vo dan Batten (2010) melakukan penelitian dengan judul “An Empirical
Investigation of Liquidity and Stock Returns Relationship in Vietnam Stock
Markets during Financial Crisis”. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah turnover rate (proksi dari variabel likuiditas) dengan penambahan
variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan, book-to-market dan beta saham,
sedangkan variabel dependen yang digunaan adalah tingkat pengembalian
saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial turnover rate
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, dan
31
secara simultan variabel dependen dan variabel kontrol berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham.
2. Irawan dan Murhadi (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Three Factor Model dan Persentase Kepemilikan Asing Terhadap
Tingkat Return di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah faktor market, size, book-to-market
dan kepemilikan asing. Sementara variabel dependen yang digunakan
adalah tingkat return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
market, size, dan book-to-market berpengaruh positif pada return saham
sedangkan kepemilikan asing berpengaruh tidak signifikan terhadap return
saham.
3. Setiyono dan Amanah (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham”.
Varibel independen pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan, current
ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), dan earning
per share (EPS) serta menggunakan variabel dependen return saham. Hasil
penenelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) dan earning
per share (EPS) secara signifikan berpengaruh positif terhadap return
saham, sedangkan current ratio (CR), return on asset (ROA), dan ukuran
perusahaan berpengaruh tidak signifikan positif terhadap return saham.
4. Hidayat dan Nugroho (2013) melakukan penelitian denan judul “Analisis
Pengaruh Kepemilikan Institusi Asing Terhadap Volatilitas Return Saham
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010”. Penelitian ini menggunakan
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
32
kepemilikan institusi asing dengan penambahan variabel kontrol yaitu
kepemilikan institusi domestik, kepemilikan pemerintah domestik, size,
leverage dan turnover serta menggunakan variabel terikat yaitu volatilitas
return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial
variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen, namun secara simultan variabel independen dan variabel kontrol
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
5. Chen, Z., et al (2013) melakukan penelitian dengan judul “Does foreign
institutional ownership increase return volatility? Evidence from China”.
Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan asing, variabel
kontrol yang digunakan adalah kepemilikan Kepemilikan institusi
domestik, pemerintah, individu domestik dan asing, size, turnover dan
leverage serta variabel dependen volatilitas return saham. Hasil penelitian
ini menunjukkan secara parsial kepemilikan asing berpengaruh signifikan
positif terhadap volatilitas return saham dan secara simultan seluruh
variabel berpengaruh positif signifikan terhadap volatilitas return saham.
6. Peterson Kitoo Mutua (2015) melakukan penelitian yang diberi judul “The
Relationship Between Domestic Investment Activity And Market Returns At
The Nairobi Securities Exchange”. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kepemilikan domestik/investasi domestik,
kapitalisasi pasar, dan tingkat suku bunga, sementara itu variabel dependen
yang digunakan adalah tingkat pengembalian pasar. Hasil penelitian
menemukan bahwa secara parsial kepemilikan domestik dan tingkat suku
bunga memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat pengembalian pasar,
33
sedangkan kapitalisasi pasar memiliki hubungan yang positif dengan tingkat
pengembalian pasar.
7. Qoriah (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Likuiditas
Saham Dan Return On Equity (Roe) Terhadap Return Saham (Studi Kasus
Pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2011-2014 di Bursa Efek
Indonesia)”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah likuiditas
saham (dengan menggunakan proksi trading turnover) dan return on equity
(ROE) serta variabel dependen yaitu return saham. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan variabel independen
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen.
8. Putra dan Dana (2016) melakukan penelitian yang diberi judul “Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Return Saham Perusahaan Farmasi di BEI”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan
berpengaruh postif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan
variabel leverage dan likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap return saham.
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Vo dan
Batten
(2010)
An Empirical
Investigation of
Liquidity and Stock
Returns
Relationship in
Vietnam Stock
Markets during
Financial Crisis
Dependen:
• Tingkat
pengembalian
saham
.
Independen:
• Turnover rate
(proksi dari
variabel
likuiditas)
• Secara parsial
turnover rate
berpengaruh
positif signifikan
terhadap tingkat
pengembalian
saham
• Secara simultan
variabel dependen
dan variabel
34
Kontrol:
• Ukuran
perusahaan
• Book-to-
market
• Beta saham
kontrol
berpengaruh
positif signifikan
terhadap return
saham.
2 Irawan dan
Murhadi
(2012)
Analisis Pengaruh
Three Factor Model
dan Persentase
Kepemilikan Asing
Terhadap Tingkat
Return di Bursa
Efek Indonesia
Dependen:
• Return saham
Independen:
• Market
• Size
• Book-to-
market
• Kepemilikan
asing
• Market, size, dan
book-to-market
berpengaruh
positif pada return
saham
• Kepemilikan asing
berpengaruh tidak
secara signifikan
terhadap return
saham.
3 Setiyono
dan
Amanah
(2012)
Pengaruh Kinerja
Keuangan Dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Return
Saham
Dependen:
• Current ratio
(CR)
• Debt to equity
ratio (DER)
• Return on
asset (ROA) • Earning per
share (EPS)
Independen:
• Return saham
• Debt to equity
ratio (DER) dan
earning per share
(EPS) secara
signifikan
berpengaruh
positif terhadap
return saham
• Current ratio
(CR), return on
asset (ROA), dan
ukuran perusahaan
berpengaruh tidak
signifikan positif
terhadap return
saham.
4 Hidayat dan
Nugroho
(2013)
Analisis Pengaruh
Kepemilikan
Institusi Asing
Terhadap
Volatilitas Return
Saham di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2007-2010
Dependen:
• Volatilitas
return saham
Independen:
• Kepemilikan
institusi asing
Kontrol:
• Kepemilikan
institusi
domestik
• Secara simultan
seluruh variabel
berpengaruh
signifikan
terhadap
volatilitas return
saham
• Secara parsial
kepemilikan
institusi asing
berpengaruh tidak
signifikan
terhadap
35
• Kepemilikan
pemerintah
domestik
• Size
• Leverage
• Turnover
volatilitas return
saham
5 Chen, Z., et
al (2013)
Does foreign
institutional
ownership increase
return volatility?
Evidence from
China
Dependen:
• Volatilitas
return
Independen:
• Kepemilikan
Asing
Kontrol:
• Kepemilikan
institusi
domestik,
pemerintah,
individu
domestik dan
asing
• Size,
Turnover,
Leverage
• Secara simultan
seluruh variabel
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
volatilitas return
saham
• Secara parsial
kepemilikan asing
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
volatilitas return
saham
6 Peterson
Kitoo
Mutua
(2015)
The Relationship
Between Domestic
Investment Activity
And Market Returns
At The Nairobi
Securities Exchange
Dependen:
• Kepemilikan
domestik
• Kapitalisasi
pasar
• Tingkat suku
bunga
Independen:
• Tingkat
pengembalian
pasar
• Kepemilikan
domestik dan
tingkat suku
bunga memiliki
hubungan yang
negatif dengan
tingkat
pengembalian
pasar
• Kapitalisasi pasar
memiliki
hubungan yang
positif dengan
tingkat
pengembalian
pasar
7 Qoriah
(2015)
Pengaruh Likuiditas
Saham Dan Return
On Equity (Roe)
Terhadap Return
Saham (Studi
Kasus Pada
Perusahaan Indeks
LQ45 Periode
Dependen:
• Return saham
Independen:
• Likuiditas
saham
(dengan
menggunakan
Secara parsial dan
simultan variabel
independen
berpengaruh positif
signifikan terhadap
variabel dependen
36
2011-2014 di Bursa
Efek Indonesia)
proksi trading
turnover)
• Return on
equity (ROE)
8 Putra dan
Dana
(2016)
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage,
Likuiditas Dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Return
Saham Perusahaan
Farmasi di BEI
Dependen:
• Return saham
Independen:
• Profitabilitas
• Leverage
• Likuiditas
• Ukuran
perusahaan
• Profitabilitas dan
ukuran
perusahaan
berpengaruh
postif dan
signifikan
terhadap return
saham,
• Leverage dan
likuiditas
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap return
saham
Sumber : Jurnal terdahulu (data diolah, 2017)
2.3 Perbedaan Penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
menggunakan variabel independen (X) penggabungan dari beberapa variabel yang
ada pada penelitian sebelumnya yaitu kepemilikan asing, kepemilikan domestik,
ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan rasio perputaran saham. Objek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan yaitu tahun 2014-
2016. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini menggunakan alat analisis berupa
model panel data.
37
2.4 Kerangka Pemikiran
Pasar modal merupakan salah satu tempat yang menjembatani pihak yang
membutuhkan dana yakni perusahaan dengan pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor). Terdapat beberapa sektor industri yang tergabung dalam pasar modal
Indonesia (Bursa Efek Indonesia), salah satunya adalah perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur merupakan sektor emiten yang memiliki jumlah terbesar
pada pasar modal Indonesia dan sifatnya lebih komplek dibanding sektor
perusahaan lainnya, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif investor untuk
berinvestasi di pasar modal. Ketika akan melakukan investasi, maka para investor
akan mencari informasi mengenai perusahaan dan menganalisis terlebih dahulu
sebelum mengambil keputusan berinvestasi, maka para investor dapat melihat
informasi tersebut melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan secara
berkala pada pasar modal. Di dalam laporan keuangan terdapat data-data yang
dibutuhkan investor untuk menganalisis apakah perusahaan tersebut tepat untuk
dijadikan sarana berinvestasi.
Investor pasti mengharapkan tingkat pengembalian yang maksimal dalam
berinvestasi. Tingkat pengembalian saham adalah tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemodal (investor) atas suatu investasi yang dilakukannya. Semakin
tinggi tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor, maka akan semakin
tinggi pula minat investor untuk menanamkan maupun mempertahankan
investasinya disuatu perusahaan. Dengan dana yang diterima dari para investor
tersebut, perusahaan akan memperkuat struktur modalnya sehingga dapat
membiayai kegiatan operasional perusahaan secara optimal. Terdapat beberapa
faktor yang diidentifikasikan berpengaruh terhadap naik turunnya tingkat
38
pengembalian saham yaitu kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran
perusahaan, kebijakan hutang dan rasio perputaran saham.
Kepemilikan asing didalam sebuah perusahaan baik institusi maupun individual
dianggap sebagai suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan pembelian saham
oleh pihak asing mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengalami
pertumbuhan pendapatan yang stabil sehingga menjadi sebuah tolak ukur bagi
investor lain untuk ikut berinvestasi, di mana investor asing ini dipercaya dapat
memperkirakan tingkat pengembalian saham dan eksposur risiko yang akan
diperoleh melalui analisis terhadap informasi yang beredar. Keberadaan investor
asing di pasar modal memang banyak memberikan pengaruh positif, namun dilain
sisi dominasi proporsi kepemilikan saham oleh investor asing membuat kinerja
pasar modal bisa sangat fluktuatif karena ada potensi penarikan dana setiap saat,
sehingga tingkat pengembalian saham menjadi tidak menentu..
Kepemilikan domestik dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang
signifikan. Pertumbuhan jumlah investor dalam negeri ini yang diiringi dengan
peningkatan jumlah transaksi diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi
secara langsung kepada masyarakat Indonesia. Kepemilikan domestik salah satu
kunci untuk memperkuat dan menjaga stabilitas pasar modal Indonesia apabila
investor asing menarik keluar investasinya sewaktu-waktu, sehingga tingkat
pengembalian yang dihasilkan pun akan lebih maksimal.
Ukuran perusahaan menunjukkan apakah perusahaan tersebut berskala besar atau
berskala kecil. Ukuran perusahaan yang besar lebih menarik minat investor untuk
menanamkan investasinya, karena tingkat pertumbuhan perusahaan besar
39
dipercayai relatif lebih besar dibanding perusahaan kecil sehingga tingkat
pengembalian saham yang diterima oleh para investor pun akan semakin besar.
Kebijakan hutang mencerminkan keefektifan manajemen perusahaan dalam
mengelola sumber pembiayaan kegiatan operasional perusahaan dengan
menggunakan hutang. Penggunaan hutang yang tinggi untuk mendanai operasional
perusahaan akan mengakibatkan risiko yang ditanggung semakin tinggi. Para
investor cenderung akan menghindari sebuah risiko, maka harga saham pun akan
menurun. Namun, apabila perusahaan dapat mempertahankan risiko serendah
mungkin dari penggunaan hutang tersebut maka investor pun akan tetap tertarik
berinvestasi di perusahaan tersebut seiring dengan hilangnya kekhawatiran investor
pada risiko tingkat pengembalian yang tidak sesuai dengan harapan.
Rasio perputaran saham menunjukkan frekuensi trading (perdagangan) dari para
investor. Semakin tingginya rasio perputaran saham mengindikasikan terjadinya
jual beli saham yang besar dikalangan investor dan membuat pasar saham menjadi
semakin likuid. Ketika terjadinya permintaan dan penawaran saham secara terus
menerus akan mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga saham, dengan begitu akan
mendorong kenaikan harga saham serta tingkat pengembalian saham dipasar
modal.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan ditelaah pustaka,
maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu
gambar kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut.
40
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka penelitian yang telah dijelaskan maka diketahui bahwa
penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan asing,
kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio perputaran
saham terhadap tingkat pengembalian saham. Kelima variabel independen tersebut
akan diuji pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian saham sebagai variabel
dependen dalam penelitian ini. Oleh karena itu, rancangan model hipotesis dari
penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2.2 sebagai berikut.
Tingkat Pengembalian
Saham
Pasar Modal
Perusahaan
Manufaktur di BEI
Kepemilikan Asing
Kepemilikan
Domestik Ukuran
Perusahaan
Rasio Perputaran
Saham Kebijakan
Hutang
41
Gambar 2.2
Model Penelitian
Keterangan :
Pengaruh X1 X2 X3 X4 X5 secara parsial terhadap tingkat
pengembalian saham
Pengaruh X1 X2 X3 X4 X5 secara simultan terhadap tingkat
pengembalian saham
2.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas,
dapat dikemukakan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ho1 = Kepemilikan asing berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Kepemilikan Asing (X1)
Tingkat Pengembalian
Saham (Y)
Kepemilikan Domestik
(X2)
Ukuran Perusahaan (X3)
Kebijakan Hutang (X4)
Rasio Perputaran Saham
(X5)
Variabel Independen Variabel Dependen
42
Ha1 = Kepemilikan asing berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
2. Ho2 = Kepemilikan domestik berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Ha2 = Kepemilikan domestik berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
3. Ho3 = Ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Ha3 = Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
4. Ho4 = Kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Ha4 = Kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
5. Ho5 = Rasio perputaran saham berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
43
Ha5 = Rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
6. Ho6 = Kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,
kebijakan hutang dan rasio perputaran saham secara simultan
berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016.
Ha6 = Kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,
kebijakan hutang dan rasio perputaran saham secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2016.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research.
Explanatory research adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menguji
hipotesis antar variabel yang di hipotesiskan (Supriyanto dan Machfudz, 2010).
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kuantitatif yaitu pendekatan
yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara variabel dependen dengan
variabel independen (Ferdinand, 2006). Penelitian ini meneliti hubungan variabel
dependen yaitu tingkat pengembalian saham dengan variabel independen yang
diantaranya adalah kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,
kebijakan hutang dan rasio perputaran saham.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat
berupa; orang, benda, atau suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan dapat
memberikan informasi (data) penelitian (Ismiyanto, 2010). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016. Perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dalam periode 2014-2016
45
adalah sebanyak 136 perusahaan. Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek
penelitian karena bersifat lebih komplek dibanding sektor perusahaan lainnya yang
tergabung dalam BEI. Lebih lanjut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2017,
perusahaan manufaktur termasuk kedalam sektor unggulan dalam pasar modal di
mana perusahaan manufaktur menyumbangkan sekitar 20,5% atas total
pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia yaitu paling tinggi
dibanding sektor industri lainnya sehingga pertumbuhannya akan sangat
berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian indonesia.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2008). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive
sampling yaitu sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan
tujuan penelitian. Teknik purposive sampling digunakan untuk memperoleh sampel
penelitian dengan beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu yang bertujuan agar
data yang diperoleh bisa lebih representatif (mewakili) populasi (Sugiyono, 2010).
Kriteria-kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Merupakan perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
selama periode 2014-2016.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan selama periode yang berakhir
31 Desember 2014-2016.
3. Perusahaan yang memiliki data proporsi kepemilikan asing dan kepemilikan
domestik.
46
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Menurut Sarwono (2005) data
sekunder adalah data yang sudah ada atau telah tersedia, sudah dikumpulkan
sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Secara garis besar data
sekunder dibagi kedalam 2 jenis yakni internal dan eksternal (Sarwono, 2005). Data
internal adalah data yang berasal dari dalam perusahaan, sedangkan data eksternal
berupa data yang dipublikasikan secara umum dan yang diperdagangkan. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dan
laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang telah dipublikasikan pada
website Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange), dan data komposisi
kepemilikan saham asing dan domestik yang disediakan oleh Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) selama kurun waktu 3 tahun yaitu dari tahun 2014 sampai
dengan tahun 2016.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan
studi pustaka. Teknik pengumpulan data dokumentasi adalah suatu teknik/metode
di mana mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan cara
mengambil data dari sumber-sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data studi
pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data
melalui referensi buku, jurnal dan berbagai literatur yang terkait dengan masalah
yang diteliti.
47
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Konseptual Variabel
3.5.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen. Variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian saham. Sementara itu,
variabel independen adalah variabel yang diduga memengaruhi variabel dependen.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan
asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio
perputaran saham.
3.5.2 Definisi Konseptual Variabel
Definisi konseptual variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu
konsep secara singkat, jelas, dan tegas (Chourmain,2008). Definisi konseptual ini
akan menggambarkan secara singkat konsep secara individual variabel dan
hubungan antara variabel independen dan dependen yang diteliti.
3.5.2.1 Hubungan Kepemilikan Asing dengan Tingkat Pengembalian Saham
Kepemilikan asing menunjukkan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang
berstatus luar negeri atau perorangan, badan hukum, pemerintah yang bukan berasal
dari Indonesia. Adanya kepemilikan asing di sebuah perusahaan mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan pendapatan yang stabil karena
investor asing dinilai concern terhadap tata kelola perusahaan dan mampu
mengendalikan manajemen perusahaan termasuk dalam menentukan harga saham
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, kepemilikan asing akan meningkatkan harga
48
saham dan tingkat pengembalian yang diterima, namun dominasi kepemilikan
saham oleh investor asing dapat membuat kinerja pasar modal bisa sangat fluktuatif
karena ada potensi penarikan dana setiap saat sehingga akan membuat tingkat
pengembalian yang diterima investor menjadi tidak menentu. Hal Ini berarti,
kepemilikan asing memiliki hubungan terhadap tingkat pengembalian saham.
3.5.2.2 Hubungan Kepemilikan Domestik dengan Tingkat Pengembalian
Saham
Kepemilikan domestik menunjukkan proporsi kepemilikan saham perusahaan
karena adanya investasi dari perorangan, badan hukum, pemerintah yang berstatus
di dalam negeri atau berasal dari Indonesia. Dengan adanya kepemilikan domestik
akan membuat pasar modal menjadi lebih seimbang dan stabil apabila investor
asing menarik keluar investasinya sewaktu-waktu ketika imbal hasil dari bursa
tidak memuaskan keinginan mereka. Maka, semakin tinggi kepemilikan domestik
akan membuat harga saham menjadi lebih stabil dan tidak menunjukkan penurunan
signifikan, dengan begitu tingkat pengembalian saham yang diterima akan sesuai
dengan yang diharapkan para investor. Di sisi lain, investor domestik dipersepsikan
dapat melakukan adverse transactions, hal ini dapat menyebabkan terjadinya
transaksi dengan fluktuasi harga dan tingkat pengembalian saham yang lebih besar.
3.5.2.3 Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Tingkat Pengembalian Saham
Ukuran perusahaan merupakan sebuah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya
suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan melihat total aset di
perusahaan tersebut. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar
ketertarikan investor untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut
49
karena dianggap dapat mengelola saham dengan baik sehingga mampu
menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Ini menunjukkan
ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan tingkat pengembalian
saham.
3.5.2.3 Hubungan Kebijakan Hutang dengan Tingkat Pengembalian Saham
Kebijakan hutang menggambarkan seberapa besar perusahaan dapat membiayai
kegiatan/aktivitas operasional perusahaannya dengan menggunakan hutang.
Dengan kebijakan penggunaan hutang tersebut perusahaan diharapkan dapat
menghasilkan keuntungan yang akan menarik para investor serta meningkatkan
harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat penggunaan hutang untuk
mendanai operasional perusahaan, maka semakin tinggi risiko yang ditanggung
perusahaan karena adanya ketergantungan perusahaan dengan pihak luar. Dengan
risiko yang tinggi harga saham pun akan menurun karena para investor cenderung
untuk menghindari risiko tersebut, sehingga hal ini akan berakibat pada tingkat
pengembalian saham yang diterima.
3.5.2.3 Hubungan Rasio Perputaran Saham dengan Tingkat Pengembalian
Saham
Rasio perputaran saham menunjukkan frekuensi trading (perdagangan) dari para
investor. Meningkatnya perputaran saham pada pasar modal mengindikasikan
terjadinya peningkatan aktivitas jual beli/ permintaan penawaran saham oleh para
investor. Menurut Teori Bamber (1987) yang dikutip dalam Qoriah (2015), jika
permintaan dan penawaran suatu saham semakin meningkat maka akan
50
menyebabkan fluktuasi harga saham tersebut besar dan berpengaruh terhadap
naiknya harga dan juga tingkat pengembalian saham yang diterima investor.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa
yang harus diamati (observasi) serta bagaimana mengukur suatu variabel ataupun
konsep definisi operasional tersebut serta bisa membantu kita untuk
mengklasifikasi gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari suatu variabel
(Walizer dan Wienir, 1993). Definisi operasional dilakukan untuk memudahkan
peneliti dalam mengetahui serta mengukur variabel yang diteliti sehingga di
dapatkan sebuah hasil penelitian.
3.6.1 Tingkat Pengembalian Saham
Tingkat pengembalian merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal
(investor) atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Tingkat
pengembalian juga menjadi suatu ukuran yang mengukur besarnya perubahan
kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan
pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan sekuritasnya (saham),
(Husnan,1994). Tingkat pengembalian dapat dihitung dengan rumus berikut :
Pt – Pt-1
Rt = x 100%
Pt-1
51
Keterangan :
Rt = Return saham periode t
Pt = Harga saham penutupan periode t
Pt-1 = Harga saham penutupan periode t-1
3.6.2 Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang
berstatus luar negeri atau perorangan, badan hukum, pemerintah yang bukan berasal
dari Indonesia melalui pembelian langsung pada perusahaan maupun melalui Bursa
Efek. Chen et al (2013) merumuskan kepemilikan asing sebagai berikut:
Jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor asing FOREIGNOWN = x 100% Jumlah lembar saham yang beredar
3.6.3 Kepemilikan Domestik
Kepemilikan domestik adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan karena
adanya investasi dari perorangan, badan hukum, pemerintah yang berstatus di
dalam negeri atau berasal dari Indonesia. Kepemilikan domestik dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor domestik
DOMESTICOWN = x 100%
Jumlah lembar saham yang beredar
52
3.6.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu
perusahaan, yang dapat dilihat dari nilai pasar saham, kapitalisasi pasar, total aset,
dan lain-lain (Widjadja, 2009). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dirumuskan
sebagai berikut:
Size = Log n × total Asset
Keterangan :
Size = Ukuran Perusahaan
Log n = Logaritma Natural
Total Asset = Total Aset/Total Aktiva
3.6.5 Kebijakan Hutang (Financial Leverage)
Kebijakan hutang adalah sebuah ukuran yang menunjukkan seberapa besar
perusahaan dapat membiayai kegiatan/aktivitas operasional perusahaannya dengan
menggunakan hutang. Kebijakan hutang dapat diukur dengan menggunakan debt to
equity ratio (DER) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total Debt
DER = x 100%
Total Equity
Keterangan:
DER = Debt to Equity Ratio
Total Debt = Total Kewajiban/Hutang
Total Equity = Total Ekuitas
53
3.6.6 Rasio Perputaran Saham
Rasio perputaran saham adalah alat pengukur frekuensi trading (perdagangan) dari
para investor. Semakin meningkatnya perputaran saham pada pasar modal
mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas jual beli saham oleh para
investor. Rasio perputaran saham dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah saham yang diperdagangkan
Stock Turnover =
Jumlah saham yang beredar
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Alat Pengukuran Skala
1 Tingkat
Pengembalian
Saham (Y)
Menunjukkan
tingkat keuntungan
yang dinikmati oleh
pemodal (investor)
atas suatu investasi
yang dilakukannya
(Ang, 1997).
Pt – Pt-1
Rt = x
100%
Pt-1
Keterangan :
Rt = Return saham periode t
Pt = Harga saham penutupan
periode t
Pt-1 = Harga saham penutupan
periode t-1
Rasio
2 Kepemilikan
Asing (X1)
Menunjukkan
proporsi
kepemilikan saham
perusahaan yang
dimiliki oleh
perorangan, badan
hukum, pemerintah
serta bagian-
bagiannya yang
berstatus luar
negeri atau
perorangan, badan
hukum, pemerintah
yang bukan berasal
dari Indonesia
𝐹𝑂𝑅𝐸𝐼𝐺𝑁𝑂𝑊𝑁 =
Jumlah lembar saham yang dimiliki investor asing
Jumlah lembar saham yang beredar x 100%
Rasio
3 Kepemilikan
Domestik
(X2)
Menunjukkan
proporsi
kepemilikan saham
perusahaan karena
𝐷𝑂𝑀𝐸𝑆𝑇𝐼𝐶𝑂𝑊𝑁
=Jumlah lembar saham yang dimiliki investor domestik
Jumlah lembar saham yang beredar x 100%
Rasio
54
adanya investasi
dari perorangan,
badan hukum,
pemerintah yang
berstatus di dalam
negeri atau berasal
dari Indonesia.
4 Ukuran
Perusahaan
(X3)
Ukuran yang
menunjukkan besar
kecilnya suatu
perusahaan, yang
dapat dilihat dari
nilai pasar saham,
kapitalisasi pasar,
total aset, dan lain-
lain (Widjadja,
2009).
Size = Log n × total Asset
Rasio
5 Kebijakan
Hutang (X4)
Kebijakan hutang
menunjukkan
seberapa besar
perusahaan dapat
membiayai
kegiatan/aktivitas
operasional
perusahaannya
dengan
menggunakan
hutang yang dapat
diukur dengan
menggunakan debt
to equity ratio
(DER).
DER =Total Debt
Total Equity x 100%
Keterangan:
Total Debt = Total
Kewajiban/Hutang
Total Equity = Total Ekuitas
Rasio
6 Rasio
Perputaran
Saham (X5)
Rasio perputaran
saham adalah alat
pengukur frekuensi
trading
(perdagangan) dari
para investor.
Semakin
meningkatnya
perputaran saham
pada pasar modal
mengindikasikan
terjadinya
peningkatan
aktivitas jual beli
saham oleh para
investor.
𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
=Jumlah saham yang diperdagangkan
Jumlah saham yang beredar
Rasio
55
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif, karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif di mana data yang
diperoleh dalam jumlah besar dan agar lebih mudah diklasifikasikan dalam
kategori-kategori atau diubah dalam bentuk angka-angka. Hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen dilakukan dengan metode analisis
regresi berganda dan menggunakan panel data.
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran umum atau
lukisan secara sistematika, faktual, dan akurat tentang data yang telah diperoleh
(Nazir, 2005). Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk
menerangkan atau menginterpretasikan data yang diteliti secara statistik dan
melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan data-data perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2016. Tahapan – tahapan dalam mendapatkan interpretasi
data melalui analisis statistik deskriptif adalah dengan mengelompokkan data dari
laporan keuangan atau laporan tahunan perusahaan manufaktur berdasarkan
variabel yang diteliti ke dalam program Microsoft Excel, kemudian selanjutnya
akan dilakukan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda model
panel data dengan menggunakan program Econometric Views (Eviews) 9.0.
Program Eviews dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah data
yang berbentuk time series atau cross section.
56
3.7.2 Analisis Regresi Berganda Model Panel Data
Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian maka model analisis yang digunakan
adalah regresi berganda dan menggunakan model panel data yang merupakan
penggabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section),
sehingga terdiri atas beberapa objek dan meliputi beberapa periode. Analisis regresi
berganda digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel independen
dengan variabel dependen (Arikunto, 2008), yaitu kepemilikan asing (X1),
kepemilikan domestik (X2), ukuran perusahaan (X3), kebijakan hutang (X4), rasio
perputaran saham (X5) dan tingkat pengembalian saham (Y) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016. Adapun
model persamaan regresi berganda pada penelitian ini sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e
Dimana :
Y = Tingkat pengembalian saham
α = Konstanta
β = Koefisien regresi variabel-variabel independen
X1 = Kepemilikan asing
X2 = Kepemilikan domestik
X3 = Ukuran perusahaan
X4 = Kebijakan Hutang
X5 = Rasio perputaran saham
e = Error term (tingkat kesalahan penduga dalam penelitian)
57
Panel data dapat memprediksi dan mengukur dampak dengan baik di mana hal ini
tidak bisa dilakukan dengan metode cross section maupun time series. Menurut
Winarno (2009), terdapat tiga jenis metode yang bisa digunakan untuk menganalisis
dengan model panel data, yaitu:
1. Pooled Least Square/Common Effect (Pendekatan Kuadrat Terkecil), teknik ini
menggabungkan data time series dan cross section. Kemudian data gabungan ini
diperlakukan sebagai suatu kesatuan pengamatan untuk mengestimasi model
dengan metode OLS. Model Common Effect mengabaikan adanya perbedaan
dimensi individu maupun waktu atau dengan kata lain perilaku data antar
individu sama dalam berbagai kurun waktu. Langkah-langkah estimasi model
Common Effect dengan Eviews adalah sebagai berikut:
a. Dari jendela data panel klik Quick-Estimasi Equation
b. Pada bingkai Dependent Variabel, tuliskan variabel independen penelitian
c. Pada bingkai Common Coeficient, tuliskan variabel independen penelitian
d. Pada bingkai Intercept dengan mengklik pilihan Pooled Least Squares.
Persamaan model ini adalah sebagai berikut:
Yit = β1 + β2 +β3.X3it+…+ βn.Xnit + μit
2. Fixed Effect (Pendekatan Efek Tetap), model ini mengasumsikan bahwa
intersep dari setiap individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu
adalah tetap (sama). Untuk mengestimasi model Fixed Effects dengan intersep
berbeda antar individu, maka menggunakan teknik variabel dummy pada data
panel. Langkah-langkah estimasi model Fixed Effect dengan menggunakan
Eviews adalah sebagai berikut:
58
a. Dari jendela data panel klik Quick-Estimate Equation
b. Pada bingkai Dependent Variabel, tuliskan variabel dependen penelitian
c. Pada bingkai Common Coeficient, tuliskan variabel independen penelitian
d. Pada bingkai Intercept dengan mengklik pilihan Fixed Effect. Persamaan
model ini adalah sebagai berikut:
Yit = α1 + α2. D2 +…+ αn.Dn + β2.X2it +…+ βn.Xnit + μit
3. Random Effect (Pendekatan Efek Acak). Model ini mengasumsikan setiap
perusahaan mempunyai perbedaan intersep, yang mana intersep tersebut adalah
variabel random atau stokastik. Model memperhitungkan error dari data panel
dengan metode least square. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error
mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Persamaan model
ini adalah sebagai berikut:
Yit= β1 + β2.X2it +…+ βn.Xnit + en + μit
3.8 Pemilihan Model Regresi Panel Data
Menurut Winarno (2009), terdapat dua langkah untuk menentukan model regresi
panel data terbaik, yakni dengan menggunakan Uji Chow dan Uji Hausman yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
59
1. Uji Chow (Pool vs Fixed Effect)
Uji Chow atau signifikansi fixed effect (Uji F) digunakan untuk menentukan
model yang akan digunakan apakah Pooled Least Square atau Fixed Effect.
Rumus uji Chow (Pool vs Fixed Effect) adalah sebagai berikut:
CHOW = (𝑅𝑅𝑆𝑆−𝑈𝑅𝑆𝑆)/ (𝑁−1)
𝑈𝑅𝑆𝑆/(𝑁𝑇−𝑁−𝐾)
Keterangan:
RRSS = Restricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square Residual
yang diperoleh dari estimasi panel data dengan metode pooled least
square/common effect)
URSS = Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Residual yang
diperoleh dari estimasi data panel dengan metode fixed effect)
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = Jumlah variabel penjelas
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji Chow adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai probabilitas > nilai signifikansi (0,05) = H0 diterima, maka
menggunakan model Pooled Least Square/Commmon Effect.
b) Jika nilai probabilitas < nilai signifikansi (0,05) = H0 ditolak, maka
menggunakan model Fixed Effect dan pengujian dilanjutkan dengan Uji
Hausman.
60
Setelah melihat hasil uji Chow, apabila hasilnya menyatakan H0 diterima, maka
pengujian teknik regresi panel data dengan menggunakan model Pooled Least
Square/Commmon Effect dan pengujian berhenti hanya sampai pada hasil
tersebut, namun apabila hasil uji Chow menyatakan H0 ditolak maka teknik
regresi panel data dengan menggunakan model Fixed Effect dan dilanjutkan
dengan melakukan uji Hausman.
2. Uji Hausman (Fixed effect vs Random Effect)
Menurut Endri (2011), uji Hausman digunakan untuk memilih model regresi
panel data yang digunakan antara fixed effect atau random effect. Statistik uji
Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree of freedom
sebanyak k, di mana k adalah jumlah variabel independen dan dalam hal ini nilai
signifikan yang dipakai adalah 0,05 atau 5%. Jika nilai statistik Hausman lebih
besar dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model fixed effect.
Sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai
statistiknya maka model yang tepat adalah model random effect. Dasar
pengambilan keputusan menggunakan uji Hausman yakni sebagai berikut:
a) Jika nilai statistik Hausman > nilai Chi Square, maka H0 diterima dan model
yang digunakan adalah random effect.
b) Jika nilai statistik Hausman < nilai Chi Square, maka H0 ditolak dan model
yang digunakan adalah fixed effect.
Apabila hasil uji Hausman menyatakan H0 diterima, maka pengujian teknik
regresi panel data dengan menggunakan model random effect, namun apabila
hasil uji Hausman menyatakan H0 ditolak maka teknik regresi panel data yang
tepat adalah dengan model fixed Effect.
61
3.9 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dalam penelitian. Oleh karena itu, untuk menguji signifikan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial
maupun secara simultan dapat dilakukan uji signifikan parsial (Uji T), uji signifikan
simultan (Uji F) dan uji koefisien determinasi (R2).
3.9.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya bersifat tetap
(konstan). Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji t
pada derajat keyakinan sebesar 95% atau α = 5%. Metode pengambilan keputusan
pada uji t adalah dengan membandingkan statistik t hitung dengan statistik t tabel.
Nilai t dapat dirumuskan sebagai berikut :
t = 𝑋−𝜇
𝑆𝑥
Keterangan:
X = Rata-rata hitung sampel
μ = Rata-rata hitung populasi
Sx = Standar error rata-rata nilai sampel
Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 = Variabel independen secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel dependen.
62
Ha = Variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Kriteria hasil dari pengujian koefisiensi regresi secara simultan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a) Jika nilai t-hitung < t-tabel dan jika nilai probabilitas ≥ 5% atau 0,05, maka H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen
secara parsial berpengaruh tidak terhadap variabel dependen.
b) Jika nilai t-hitung > t-tabel dan jika nilai probabilitas ≤ 5% atau 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Tingkat signifikansi dalam
uji F yaitu 5% atau 0,05. Metode pengambilan keputusan pada uji t adalah dengan
membandingkan statistik F hitung dengan statistik F tabel. Nilai F dapat
dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2010):
F = 𝑅2𝑘
1−𝑅2
𝑛−𝑘−1
Keterangan:
R2 = Koefisien determinan
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
63
Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 = Variabel independen secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel dependen.
Ha = Variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Kriteria hasil dari pengujian koefisiensi regresi secara simultan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a) Jika F-hitung < F-tabel dan jika nilai probabilitas > 5% atau 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel dependen.
b) Jika F-hitung > F-tabel dan jika nilai probabilitas < 5% atau 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengukuran koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).
Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen menerangkan
variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah antara angka nol sampai
dengan angka 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang lebih kecil atau mendekati nol berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
sangat terbatas. Apabila R2 sama dengan nol, maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sementara itu, apabila nilai R2 lebih besar
64
dari 0 atau mendekati angka 1, maka variabel-variabel independen berpengaruh
sempurna dan dapat menjelaskan hampir seluruh informasi mengenai variabel
dependen. Nilai Koefisien determinasi (R2) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rumus nilai koefisien determinasi (R2) :
R2 = β1Σx1y+β2Σx2y+ β3Σx3y+β4Σx4y+β5Σx5y
Σy2
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
β = Koefisien regresi variabel-variabel independen
x2 = Kepemilikan domestik
x3 = Ukuran perusahaan
x4 = Kebijakan Hutang
x5 = Rasio perputaran saham
y = Tingkat Pengembalian Saham
Interpretasi nilai dari koefisien determinasi dapat dilihat pada keterangan tabel 3.2
berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,001 - 0,200 Sangat Lemah
0,201 – 0,400 Lemah
0,401 – 0,600 Cukup Kuat
0,601 – 0,800 Kuat
0,801 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kepemilikan asing, kepemilikan
domestik, ukuran perusahaan, kebijakan hutang dan rasio perputaran saham
terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kepemilikan asing berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan asing tidak
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya kenaikan maupun
penurunan pada tingkat pengembalian di pasar modal, yang berarti
kepemilikan asing sebagai pihak pengawas tidak dapat memengaruhi atau
mengontrol kebijakan manajemen perusahaan khususnya dalam menentukan
harga saham dan tingkat pengembalian saham yang diterima investor.
2. Kepemilikan domestik berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perilaku
investor domestik dalam melakukan transaksi perdagangan saham tidak
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kenaikan maupun penurunan
97
pada harga saham dan tingkat pengembalian saham, hal ini mengindikasikan
kurangnya kemampuan investor domestik sebagai salah satu pihak yang
mengawasi kinerja perusahaan dalam mengontrol keputusan dan kebijakan
manajemen perusahaan.
3. Ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan total aset tidak menjadi alasan bagi
investor dalam menanamkan investasinya disuatu perusahaan karena besar
kecilnya total aset tidak dapat mencerminkan kinerja yang dihasilkan
perusahaan untuk memperoleh tingkat pengembalian saham sesuai dengan
yang diharapkan investor.
4. Kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian
saham. Besar kecilnya tingkat hutang yang diproksikan dengan debt to equity
ratio (DER) tidak dapat mencerminkan harga saham dan tingkat pengembalian
yang diperoleh, sehingga investor cenderung mengabaikan informasi mengenai
tingkat hutang sebagai indikator dalam pengambilan keputusan investasi
disuatu perusahaan.
5. Rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian
saham. Hal ini menunjukkan semakin tinggi rasio perputaran saham disuatu
perusahaan maka semakin tinggi tingkat pengembalian saham yang diperoleh,
karena antusiasme investor terhadap perusahaan tersebut sangat besar dan juga
dapat berarti bahwa investor cenderung melihat trend perputaran saham saat
melakukan transaksi perdagangan saham di pasar modal.
98
6. Secara simultan kepemilikan asing, kepemilikan domestik, ukuran perusahaan,
kebijakan hutang dan rasio perputaran saham berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengembalian saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2016.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang
dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar dapat mengembangkan dan
memperbaiki penelitian sebelumnya, dengan memperpanjang/memperbarui
sampel penelitian dan periode pengamatan serta dapat menambahkan faktor-
faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat pengembalian saham yang
mungkin dapat menyempurnakan hasil penelitian ini dan mendapatkan hasil
yang lebih maksimal.
2. Bagi akademisi, disarankan agar dapat meneliti kembali faktor-faktor yang
belum berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian saham
dengan menggunakan metode pengukuran atau proksi lain, serta dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pembelajaran dan menambah
ilmu pengetahuan khususnya mengenai saham.
3. Bagi investor dan calon investor, disarankan agar para investor tidak hanya
mengikuti trend pergerakan perdagangan saham di pasar modal saja, namun
juga perlu melakukan analisis terlebih dahulu seperti analisis fundamental
dalam memutuskan perusahaan mana yang berpotensi baik dan
99
menguntungkan agar tingkat pengembalian saham yang diperoleh sesuai
dengan yang diharapkan saat berinvestasi.
4. Bagi manajemen perusahaan, meskipun dari hasil penelitian kepemilikan asing
dan kepemilikan domestik tidak berpengaruh dalam mengontrol keputusan
manajemen, sebaiknya manajemen perusahaan tetap perlu memerhatikan saran
dari para investor agar harga saham dapat diapresiasi dengan baik serta tetap
memerhatikan nilai total aset dan tingkat hutang agar kinerja perusahaan
mampu menarik minat investor dalam menanamkan saham di perusahaan
tersebut, terutama bagi para investor yang menjadikan dividen sebagai tujuan
utama dalam berinvestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih. M. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage Operasi, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Food and
Beverages Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. STIESIA. Surabaya.
Arifin, Ali. 2007. Membaca Saham. Yogyakarta : Salemba Empat.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Staff
Indonesia.
Anggeris, Muhammad. 2014. Pengaruh Kebijakan Dividen, Volume Perdagangan
Saham Dan Leverage Perusahaan Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2013. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Anoraga, Pandji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta.
Anthony, Robert N. & Vijay Govindrajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Badan Pusat Statistik. 2017. Pertumbuhan PDB per Sektor Kuartal I 2017.
(https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1364, diakses pada tanggal 5 Oktober
2017).
Bapepam-LK. 2011. Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas Serta
Hubungan Dinamis Antara Aliran Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar dan
Pergerakan IHSG di Pasar Modal. Laporan Studi.
Brealey, R.A., Myers, S.C., & Allen, F. 2011. Principles of Corporate Finance.
10th ed. New York, NY: McGraw-Hill/Irwin.
Brigham, F. Eugene dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi
Kedelapan. Jakarta : Erlangga
Bursa Efek Indonesia. 2014. IDX Fact Book 2014. (http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/factbook.aspx , diakses 18 Juli 2017).
Bursa Efek Indonesia. 2015. IDX Fact Book 2015. (http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/factbook.aspx, diakses 18 Juli 2017).
Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Fact Book 2016. (http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/factbook.aspx, diakses 18 Juli 2017).
Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Yearly Statistics 2016. (http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/statistik.aspx, diakses 23 Mei 2017).
Chen, Zhian, Jinmin Du, Donghui Li, & Rui Ouyang. 2013. Does foreign
institutional ownership increase return volatility? Evidence from China.
Journal of Banking & Finance.
Chourmain, Imam. 2008. Acuan Normatif Penelitian Untuk Penulisan Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Al-Haramain Publishing House.
Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhrudin. 2006. Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Darwis, Saputra. 2013. Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return Saham
LQ-45 Selama Bulan Ramadhan di BEI. Jurnal Jurusan Management STIE
MDP.eprints.mdp.ac.id/761/1/JURNAL 2009200001.
Endri. 2011. Model Regresi Panel Data dan Aplikasi Eviews. Tutorial Working
Paper. (https://programdoktorpersada.files.wordpress.com/2011/12/data-
panel.pdf, diakses pada tanggal 30 Juli 2017).
Fauzi, H. 2006. Corporate Social and Environment Perfomance: A Comparative
Study Between Indonesian Companies and Multinational Companies
(MNCs) Operating In Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol, 6.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Mengenai Pedoman Dan Penelitian
Untuk Skripsi, Tesis Dan Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas di
Penegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Hadi, Junilla dan Yenni Mangoting. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan
Karakteristik Dewan Terhadap Agresivitas Pajak. Journal Tax &
Accounting Review. Vol 4, No.2.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi Buku-1 Edisi-7. Jakarta:
Salemba Empat.
Hidayat, Rakhmad dan Bernardus Yulianto Nugroho. 2013. Analisis Pengaruh
Kepemilikan Institusi Asing Terhadap Volatilitas Return Saham Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2007-2011.
Husnan, Suad. 1994. Dasar-dasar Teori Portofolio.Edisi 2. Yogyakarta: AMP
YKPN
Iman S. Tunggal, dan Amin W. Tunggal. 2002. Membangun Good Corporate
Governance. Jakarta: PT. Prenhalindo.
Irawan, Richard dan Werner R. Murhadi. 2012. Analisis Pengaruh Three Factor
Model Dan Persentase Kepemilikan Asing Terhadap Tingkat Return Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis.Vol.10, No. 2.
Ismiyanto. 2010. Buku Ajar Metode Penelitian. Semarang: Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa dan Seni UNNES.
Jensen, & Meckling. 1976. Theory of Firm: Managerial Behaviour Agency Costs
and Ownership Structure. Journal of Finance. Vol. 48.
Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: BPFE.
Lee, Sanghoon. 2008. Ownership Structure and Financial Performance: Evidence
from Panel Data of South Korea. University of Utah Working Paper. Vol.
6, No. 2, hlm. 1–25.
Linandarini, Ermi. 2010. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia. Skripsi. Universitas
Diponegoro.
Kurniawati, Indah dan Puput Tri Komalasari. 2014. Pengaruh Kepemilikan Negara
Dan Asing Terhadap Corporate Risk Taking. Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan. Tahun 7, No.2.
Machfoedz, Mas'ud. 1999. Akuntansi Manajemen 2 Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.
Marbeya, Ni Putu Ena dan Agung Suaryana. 2009. Pengaruh Pemoderasi
Pertumbuhan Laba Terhadap Hubungan Antara Ukuran Perusahaan, Debt
To Equity Ratio Dengan Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Pt. Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis.
Vol.4 No.1.
Mutua, Petterson K. 2015. The Relationship Between Domestic Investment
Activity And Market Returns At The Nairobi Securities Exchange. College
of Humanities and Social Sciences (CHSS).
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nugroho, Bramantyo dan Daljono. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return Saham (Studi Empiris Perusahaan Automotive and Component yang
Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011). Dipenogoro Journal
of Accounting. Vol 2, No.1.
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Pasar Modal 2014-2016.
(http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/data-dan-statistik/statistik-
pasar-modal/Pages/Statistik-Pasar-Modal-Januari---Minggu-1-2014.aspx,
diakses 23 Mei 2017).
Prasetyantoko, A. 2008. Bencana Finansial, Stabilitas Sebagai Barang Publik.
Jakarta : Kompas Media Nusantara.
Puspita, Vera. 2012. Pengaruh Probabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Putra, I Made Gunartha Dwi Putra dan I Made Dana. 2016. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham
Perusahaan Farmasi di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5, No. 11.
Qoriah, Yayang. 2015. Pengaruh Likuiditas Saham Dan Return On Equity (Roe)
Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Indeks LQ45
Periode 2011-2014 di Bursa Efek Indonesia). Perpustakaan Universitas
Komputer Indonesia.
Rakhmardi, Edmiriyanto Yusri. 2011. Kinerja Perusahaan Dengan Kepemilikan
Institusional Asing Dan Kepemilikan Institusional Domestik Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Airlangga.
Republik Indonesia. 1997. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 455/Kmk.01/1997 Tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing
Melalui Pasar Modal. 1997. Jakarta: Menteri Keuangan Republik
Indonesia.
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: Presiden
Republik Indonesia.
Riesdiana, Virta dan Hening Widi Oetomo. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Farmasi.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol.4, No.4
Riyanto, Bambang. 2004. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFC.
Rohman, Abdul dan Tito Albi Utama. 2013. Pengaruh Corporate Governance
Perception Index, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Saham. Diponegoro Journal of Accounting. Vol.2, No.2.
Salomon, R., and Grootvelt, H. 2003. The Equity Risk Premium: Emerging versus
developed market. Emerging Market Review. Vol 4.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sari, Putri Lukita. 2016. Analisis Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Likuiditas
Saham dan Return Saham (Studi berdasarkan data perusahaan di Index LQ-
45 Periode 2013-2015). Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS Surakarta.
Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Latihan Menggunakan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Sembel, Roy dan Sugiharto, T. 2009. The Art of Best Win. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Kompas Gramedia.
Setiyono, Erik dan Lailatul Amanah. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi. Volume 5, Nomor 5.
Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.
Soleman, Rusman. 2007. Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Leverage.
Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.12, No.3.
Sudarmadji, A. M. & Sularto, L. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan,.
Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Seminar Ilmiah
Nasional Pesat 2007. ISSN 1858-2559.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suherman dan Anwar Siburian. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity
Ratio, Return On Equity, Dan Price To Book Value Terhadap Return Saham
(Studi Kasus Pada Perusahaan Industry Food and Beverages yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia
(JRMSI). Vol. 4, No. 1.
Supriyanto, Achmad Sani. dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodologi Riset:
Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi Edisi
pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Tapscott, Don & Williams, Anthony. 2006. Wikinomics: How Mass Collaboration
Changes Everything. Portfolio.
Utama, Cynthia A. 2003. Tiga Bentuk “Masalah Keagenan (Agency Problem)” dan
Alternatif Pemecahannya. Majalah Manajemen Usahawan Indonesia
No.01/TH.XXXII.
Vo, Xuan Vinh & Jonathan Batten. 2010. An Empirical Investigation of Liquidity
and Stock Returns Relationship in Vietnam Stock Markets during Financial
Crisis. MPRA Paper.
Walizer, Michael H dan Paul L. Wienir. 1993. Metode dan Analisis Penelitian;
Mencari Hubungan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Wardhani, R. 2006. Mekanisme Corporate Governance dalam perusahaan yang
mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms).
Makalah SNA IX.
Wang, J. 2007. Foreign Ownership And Volatility Dynamic of Indonesian Stock.
Volume 14, Issue 3.
Widjadja, Indra. 2009. Pengaruh Firm Size Dan Capital Structure Terhadap Prospek
Saham Perusahaan. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol 2, No 1.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan
Eviews. Edisi kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.