Transcript

3

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

PENDAHULUAN

Migrasi adalah perpindahan pendudukdengan tujuan untuk menetap dari suatutempat ketempat lain melampaui bataspolitik/negara ataupun batas administrasi/batas bagian dalam suatu negara. danmigrasi juga diartikan sebagai per-

pindahan yang relatif permanen darisuatu daerah ke daerah lain. Jadi migrasimerupakan proses mobilitas sosialdimana sejumlah penduduk melakukanperpindahan tempat tinggal melintassuatu batas wilayah administarsi atau

PENGARUH INDUSTRIALISASI TERHADAP MIGRASIPER PROPINSI DI INDONESIA PADA TAHUN 2010

Tatik MariyantiFakultas Ekonomi Universitas Trisakti

Email : [email protected]

Abstract

The title of this paper is the impact of industriiaization to migration by provinces inIndonesia on 2010. Today in Indonesia, there are still excess number of workers in theagriculture sector. The various sources clearly show the labor transformation inIndonesia still occur. Where as this transformation is a logical consequences for thedeveloping country that carrying out the economic development. This condition alsoindicate with the excess labor in the capital intensive sector that relevan to theindustrialization process. The experiences in some provinces show that migration to theurban area is related by the industrialization. The people migrate to the urban area inorder to fullfill the labor needs in the industrial sector, because job in the industrial sectorwill give more added value compare with other sector such as agriculture sector. This researchwill anlyze the impact of industrialization to the migration by provinces in 2010.Based on theory and previous findings we estimate that there is influence of industrialsector employment, and wage rate toward migration between provinces in 2010, Thisresearch conclude that the contribution of industrial sector in regional GDP have apositive effect toward inter-provincial migration, the industrial sector contribution toemployment has a effect on migration, and minimum regional wage rate have positiveaffect the migration significant at 5%. This test use Eviews-4, with multiple linearregression model.

Keywords : Industrial sector, gross domestic product, employment, regional wage and migration

4

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

geografis. Migrasi atau perpindahanpenduduk merupakan salah satu masalahkependudukan sebagai akibat dari proseshubungan timbal balik antara pendudukdengan lingkungannya. Jika pendudukbertambah banyak, sedangkan lingkunganatau tempat tinggal tidak mampumencukupi kebutuhan penduduk, makajalan keluarnya adalah dengan bermigrasi;dengan migrasi penduduk beranggapanbahwa akan mendapatkan kondisi yanglebih baik baik dibandingkan di daerah asal.Pada umumnya penduduk bermigrasipada daerah perkotaan ; dikarenakandaerah perkotaan biasanya berfungsisebagai pusat kegiatan ekonomi, sosialpolitik dan budaya dari suatu masyarakatbaik masyarakat perkotaan maupun diwilayah pendukung di sekitarnya. Daerahsemacam ini biasanya merupakan daerahtujuan utama dari migrasi penduduk baikantar kota apalagi penduduk yang berasaldari pedesaan. Secara umum, walaupundata yang tersedia tidak ada migrasi kearah urban jauh lebih besar dibandingkandengan migrasi kearah pedesaan. Kondisiini dapat dilihat dari pertambahanpenduduk perkotaan lebih tinggi dari padapertambahan alamiah di perkotaan,sedangkan di pedesaan pertambahanpenduduknya lebih rendah dari padapertambahan alamiah penduduk pedesaan.

Biasanya yang sangat menarik per-hatian adalah perkembangan pendudukkarena migrasi yang mengikuti per-kembangan ekonomi wilayah perkotaan,kondisi ini yang akhirnya berakibatkomulatif, karena justru perkembanganekonomi yang dimulai dari daerahperkotaan ini yang merupakan sebabutama datangnya migran ke perkotaan.

Karena adanya kemajuan ekonomidan globalisasi membuat pasar kerjamakin kompleks baik bagi negara-negarayang tengah melakukan prosespembangunan ekonomi maupun yangtelah maju kondisi perekonomiannya.Tapi dalam hal ini umumnya merekamengalami beberapa perubahan dalamstruktur perekonomian yang biasanyameliputi perubahan dalam strukturproduksi, atau komposisi PDB menurutlapangan usaha,perubahan dalamstruktur permintaan barang dan jasa,perubahan dalam struktur ketenagakerjaan baik menurut lapangan usahamaupun status dan jenis pekerjaan. Halinilah yang dapat mengakibatkan adanyatransformasi tenaga kerja dari berbagaisumber, dan hal ini telah dibuktikan olehadanya pengalaman dari negara-negaramaju yang menunjukkan bahwa pada awalpembangunan sumber daya manusiaterkonsentrasi di sektor pertanian,meningkatnya penghasilan petani yangdiikuti dengan perubahan pola konsumsi,khususnya konsumsi non pertanian, akanmengacu pada pertumbuhan industri.(Chotib, th 2000). seperti penemuannyaAnwar (1992) berdasarkan data SP 1980dan SP tahun 1990, ditunjukkan bahwakontribusi sektor pertanian di tahun1990 sebesar 49,25 persen merupakan 4kali lipat dibandingkan dengan kontribusiindustri manufaktur dalam strukturproduksi selama dekade 1980an sebesar53,30 persen, dua kali lipat lebih cepatdari pada kenaikan kontribusi sektormanufaktur dalam struktur ketenagakerjaan yaitu sebesar 25,77 persen.Sebaliknya terjadi penurunan kontribusidalam ketenagakerjaan di sektor pertanian

5

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

yang lebih lambat (11,94 %) dibandingpenurunan kontribusi struktur produksi(15,49%).

Keadaan ini mengindentifikasikanmasih terdapatnya kelebihan pekerjayang cukup besar diektor pertanian. Ber-dasarkan berbagai sumber memperlihat-kan dengan jelas bahwa terdapatnyatransformasi tenaga kerja di Indonesia,dimana transformasi ini merupakankonsekwensi logis dari negara-negarayang sedang berkembang yang tengahmelaksanakan pembangunan ekonomi.Dan kondisi ini juga di tandai oleh adanyasurplus tenaga kerja ke ekonomi padatmodal yang sejalan dengan prosesindustrialisasi. Pengalaman di beberapapropinsi menunjukkan bahwa terjadinyamigrasi berkaitan dengan berlangsungnyaindustrialisasi. Penduduk pindah kedaerahperkotaan dalam rangka memenuhikebutuhan tenaga kerja disektor industri,karena lapangan pekerjaan disektor ter-sebut memang menciptakan nilai tambahyang lebih besar dibandingkan dengansektor lainnya seperti sektor pertanian.Tulisan ini bermaksud membahasmengenai pengaruh industrialisai ter-hadap migrasi per propinsi pada tahun2010.

Berdasarkan latar belakang penelitiandiatas, permasalahan yang akan dibahasdalam studi ini adalah : Bagaimanapengaruh sektor industri terhadap migrasiper propinsi di Indonesia pada tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Industrialisasi menurutWinardi (1989:255). adalah prosesperkembangan teknologi dengan bantuanilmu pengetahuan yang dicirikan oleh

ekspansi secara besar-besaran. Peng-gunaan mesin–mesin secara luas untukpasar. untuk memproduksikan alat-alatproduksi maupun barang-barangkonsumsi, dengan bantuan angkatan kerjayang dispesialisasi dalam hal mana ter-lihat adanya urbanisasi atau migrasi yangsemakin bertambah. Dan juga indus-trialisasi dalam jangka panjang merupa-kan sektor industri yang diproyeksikanmenjadi tulang punggung perekonomianIndonesia. hal ini tercantum dalam salahsatu tujuan program pembangunannasional yaitu mengubah struktur per-ekonomian Indonesia antara lain melaluipeningkatan kontribusi dari sektor nonpertanian/dengan menjadikan sektorindustri sebagai tulang punggung ekonominegara (Soegiyoko 1979:67). Dalam jurnalMigrasi dan industrialisasi oleh Indraswari(UNPAR.1995), pengembangan sektorindustri menjadi sasaran pokok programpembangunan selain pengembangansektor pertanian.

Dalam model Lewis (2003), per-ekonomian terdiri dari dua sektor, yaitusektor tradisional di wilayah pedesaan dansektor modern di wilayah perkotaan. Disektor tradisonal, yaitu sektor pedesaansubsisten yang kelebihan penduduk,bercirikan produktivitas marjinal tenagakerja sama dengan nol, yaitu situasi yangmemungkinkan Lewis untuk meng-klasifikasikan surplus tenaga kerjadengan pengertian bahwa tenaga kerjatersebut dapat ditarik dari sektorpertanian tanpa kehilangan output.Sedangkan sektor industri perkotaanmodern yang berproduktifitas tinggisebagai tempat penampungan tenagakerja yang ditransfer sedikit demi sedikitdari sektor subsisten. Perhatian utama

6

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

dari model ini adalah terjadinya prosespengalihan tenaga kerja dan pertumbuhanoutput serta kesempatan kerja di sektormodern. Pengalihan tenaga kerja danpertumbuhan kesempatan kerja di sektormodern dimungkinkan oleh adanyaperluasan output tersebut. Adapunkecepatan terjadinya perluasan tersebutditentukan oleh tingkat investasi di bidangindustri dan akumulasi modal di sektormodern tersebut. Investasi itu dimungkin-kan oleh adanya keuntungan sektormodern dari upah, dengan asumsi bahwapara kapitalis menanamkan kembaliseluruh keuntungannya. akhirnya tingkatupah di sektor industri perkotaan konstandan ditentukan berdasarkan suatu premistertentu di atas rata-rata upah subsisten disektor pertanian tradisional. Dengandemikian dengan bertambahnya pendudukperkotaan (meningkatnya urbanisasi) akanmempercepat pertumbuhan sektorindustri karena upah tenaga kerja relatifmurah (lebih tinggi dibandingkan dengandi pedesaan) dan meningkatnya keun-tungan akan meningkatkan investasi,meningkatnya investasi akan meningkat-kan kesempatan kerja baik formalmaupun sektor informal secara langsungataupun tidak langsung sehingga proporsipenduduk miskin akan berkurang.

Asumsi dalam pembahasan Lewisadalah:· Para pengusaha memaksimumkan

keuntungan. Untuk mencapai keun-tungan yang maksimum, maka tingkatupah harus sama dengan produkmarjinal.

· Pengusaha selalu menginvestasikankembali setiap keuntungan yangdiperoleh.

· Selama penawaran tenaga kerja masihjauh melebihi dari yang diminta, makaupah tidak akan mengalami per-ubahan.

Rozy Munir dalam Dasar-DasarDemografi, mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi adadua faktor yaitu Faktor pendorong dan.Faktor penarik.

1. Faktor Pendorong misalnya :

a. Makin berkurangnya sumber-sumber alam.

b. Menyempitnya lapangan pekerjaandi tempat asal, akibat masuknyatehnologi yang menggunakanmesin-mesin.

c. Adanya tekanan atau diskriminasipolitik, agama, suku, di daerah asal.

d. Tidak cocok lagi dengan adat,budaya/ kepercayaan di daerah asal.

e. Alasan pekerjaan atau perkawinanyang menyebabkan tidak bisamengembangkan karier pribadi.

f. Bencana alam baik banjir,kebakaran musim kemarau atauadanya wabah penyakit.

2. Faktor-faktor Penarik antara lain:

a. Adanya rasa superior ditempat yangbaru/kesempatan untuk memasukilapangan pekerjaan yang cocok.

b. Kesempatan mendapatkan pekerja-an yang lebih baik.

c. Kesempatan mendapatkanpendidikan yang lebih tinggi.

d. Keadaan lingkungan dan keadaanhidup yang menyenangkan.

e. Tarikan dari orang yang diharapkansebagai tempat berlindung.

f. Adanya aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan.

7

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

Sedangkan menurut Everet S. Lee ada4 (empat) faktor yang mempengaruhiorang mengambil keputusan untukmelakukan migrasi :1. Faktor yang terdapat di daerah asal.2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah

tujuan.3. Rintangan-rintangan yang meng-

hambat.4. Faktor-faktor pribadi.

Tiga hal yang pertama secaraskematis terlihat pada gambar 1. Dalamsetiap daerah banyak sekali faktor yangmempengaruhi orang untuk menetap disitu atau menarik orang untuk pindah kesitu serta ada pula faktor-faktor lain yangmemaksa mereka meninggalkan daerahitu. Faktor-faktor itu terlihat dalamdiagram sebagai tanda (+) dan (-). Faktor-faktor lain yang ditunjukkan dengan tanda0 ialah faktor-faktor yang pada dasarnyatidak ada pengaruhnya sama sekali padapenduduknya. Beberapa faktor itumempunyai pengaruh yang samaterhadap beberapa orang, sedangkan adafaktor yang mempunyai pengaruh yangberbeda terhadap seseorang. Misalnya

hampir setiap orang tertarik pada iklimyang enak (tidak menyukai iklim yangburuk), tetapi suatu sistem persekolahanyang baik dapat dinilai (+) oleh seorangtua yang mempunyai banyak anak kecildan dinilai (-) oleh seorang pemilikrumah yang tidak mempunyai anakkarena ia harus membayar pajak tanahyang tinggi, seorang laki-laki bujanganyang miliknya tidak dikenakan pajak,tidak menghiraukan itu.

Faktor tempat/daerah asal dan tempatdan daerah tujuan serta penghalang antaramigrasi (Everet. S Lee: 1996).

Dari gambar diatas terdapatperbedaan sikap antara setiap migrandan calon migran terhadap faktor-faktorpositip dan negatif yang terdapat baikditempat asal maupun ditempat tujuan.Meskipun demikian dapat terlihat adakelompok-kelompok orang yang reaksinyahampir sama terhadap sejumlah faktorsejenis yang terdapat di tempat asal dandi tempat tujuan. Karena kita tidak pernahdapat menyebut secara tepat faktor-faktor itu, faktor yang mendorong atauyang mencegah seseorang bermigrasi,

1

Gambar 1

8

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

maka kita hanya dapat mengajukansecara umum beberapa faktor yang jelassekali penting dan mengemukakanbagaimana reaksi umum suatu kelompokitu. Tentu saja faktor faktor yang menahanorang di suatu daerah dan menarik orangke daerah itu atau mempengaruhi orangmeninggalkan daerah itu tidak dimengerti secara tepat, baik oleh seorangahli ilmu sosial maupun oleh orang yanglangsung bekepentingan dalam migrasi.

Selalu ada perbedaan penting antarafaktor-faktor yang terdapat di daerah asaldan yang ada di daerah tujuan. Orang yangtinggal disatu daerah mengenal langsungdan sering sudah lama mengenaldaerahnya dan biasanya dapat menentukanpendapatnya tentang fakta didaerahnyasecara tidak tergesa-gesa dan denganpertimbangan yang matang. Tetapipengetahuannya mengenai faktor-faktordi daerah tujuan tidak selalu tepat . Suatuhal yang penting antara perbedaan antarafaktor-faktor di daerah tujuan dan didaerah asal adalah hubungannya denganLife Cycle seseorang. Banyak migranselama masa hidupnya di besarkan danmendapat pendidikan di daerah asal.Karena disana mereka melalui masamuda mereka dengan baik dan sebagaianak tidak memikul tanggung jawab yangmengganggu pikiran, maka bila merekamelihat kebelakang, mereka akanmempunyai penilaian yang berlebihanterhadap unsur-unsur yang positif.Selanjutnya diantara dua tempat yaitudaerah asal dan daerah tujuan selalu adapenghalang atau rintangan-rintangan adayang mereka anggap sebagai rintanganyang ringan ataupun rintangan itudianggap sebagai rintangan yang berat.

Banyak faktor yang mempengaruhiorang untuk bermigrasi. Dan faktor itudapat mempermudah ataupun memper-lambat orang untuk bermigrasi. Beberapafaktor pribadi itu agak tetap sepanjanghidup seseorang, sedang faktor-faktorlainnya ada yang berhubungan denganmasa-masa perkembangan dalamlingkaran hidupnya, dan secara khususdengan peristiwa-peristiwa yang pentingsekali yang terjadi pada peralihan darisatu masa ke masa lainnya. Misal nyasuatu daerah yang dinilai tingkatpertumbuhan ekonominya tinggi, dantingkat pendapatan perkapita suatudaerah itu lebih tinggi dibandingkandengan daerah asal migran.

Dalam hubungan ini menurut Leebahwa yang mendorong orang untukmigran adalah bukan faktor-faktor yangterdapat di tempat asal dan tempat tujuansaja tetapi, persepsi seseorang terhadapfaktor-faktor itu, kepekaan pribadi,kecerdasan, kesadaran tentang kondisidilain tempat mempengaruhi evaluasitentang keadaan di tempat asal,pengetahuan tentang keadaan di tempattujuan tergantung pada hubunganhubungan seseorang atau berbagaisumber informasi yang tidak tersediasecara umum.

Menurut Milan J.Titus (2002), diamengatakan bahwa faktor-faktor dayatarik yang positif orang bermigrasiadalah :1. Kesempatan kerja yang terdapat

dalam sektor:2. Sektor pertanian (tidak termasuk

pertanian pangan tradisional, meliputikolonisasi agraris, perkebunanrakyat) contoh Sumatera Utara yaitu

9

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

mengenai rehabilitasi perkebunan,sedangkan lampung dan KalimantanTengah yaitu Transmigrasi. b. Sektorekstraktif : terutama tambang minyak,dan usaha memperoleh kayu. ContohKalimantan Timur, Riau, SumateraUtara dan Selatan yaitu minyak tanah,bauksit dan kayu.

3. Sektor Sekundair dan Tertier,terutama di kota-kota yang telahbertambah dengan cepat.

4. Tingkat pendapatan regionalperkapita.

5. Atraksi Kota.6. Faktor intuisi-intuisi sosial.7. Keresahan sosial.

Menurut Todaro (1987) sesorangakan memutuskan untuk bermigrasi atautidak tergantung dari present value daripendapatan yang dapat diperoleh darimigrasi itu positif atau negatif. Danmenurut dia pula bahwa orang tersebutingin bermigrasi perlu dilihat secaraspecifik menurut karakteristik dari calonmigran (seperti: Pengetahuan danketrampilan, umur, jenis kelamin,pemilikan modal dan hal lain yangrelevan) karena tingkat pendapatan danprobabilita akan sangat dipengaruhi olehkarakteristik tersebut. Todaro meng-asumsikan bahwa faktor ekonomimerupakan faktor yang dominan sebagaipendorong orang untuk migrasi. Danpernyataan ini juga di dukung olehRevenstein (1889) mengatakan dalamsalah satu hukum migrasinya, bahwamotif ekonomi merupakan pendorongutama seseorang melakukan migrasi.

Todaro (1998) juga menyatakanmigrasi merupakan suatu proses yang

sangat selektiktif mempengaruhi setiapindividu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial,pendidikan dan demografi tertentu, makapengaruhnya terhadap faktor-faktorekonomi dan non ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi. Variasitersebut tidak hanya terdapat pada arusmigrasi antar wilayah pada negara yangsama, tetapi juga pada migrasi antarnegara. Beberapa faktor non ekonomisyang memmpengaruhi keinginanseseorang melakukan migrasi adalah:1. Faktor-faktor sosial, termasuk ke-

inginan para migran untukmelepaskan dari kendala-kendalatradisional yang terkandung dalamorganisasi-organisasi sosial yangsebelumnya mengekang mereka.

2. Faktor-faktor fisik, termasukpengaruh iklim dan bencanameteorologis, seperti banjir dankekeringan.

3. Faktor-faktor demografi, termasukpenurunan tingkat kematian yangkemudian mempercepat laju partum-buhan penduduk suatu tempat.

4. Faktor-faktor kultural, termasukpembinaan kelestarian hubungankeluarga besar yang berada padatempat tujuan migrasi

5. Faktor-faktor komunikasi, termasukkualitas seluruh sarana transportasi,sistem pendidikan yang cenderungberorientasi pada kehidupan kota dandampak-dampak modernisasi yangditimbulkan oleh media massa ataumedia elektronik.Tarigan,(2004), faktor yang

mendorong terjadinya migrasi adalahadanya jaringan sosial. Kehadiran paramigran yang pulang secara periodik,

10

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

membawa cerita, gaya dan penampilanyang disimbolkan sebagai identitas wargakota yang maju dan modern. Simbol-simbol itu dinilai sebagai indikatorkemajuan status ekonomi maupun sosialdi masyarakat. Disadari atau tidak,gambaran mengenai perkembangan diperkotaan pun mendorong warga lainuntuk bermigrasi ke kota. Pada titik inikeberadaan jaringan sosial cenderungmenguat. Para migran terdahulu bisamenjadi titik pembentuk jaringan sosialyang memperkuat psikologis warga desalain untuk bermigrasi.

Menurut Tarigan, (2004), para kaummigran yang datang ke kota tidak sertamerta melupakan konsep nilai-nilaiagraris tradisional yang dimiliki,“pertentangan “dalam diri kaum migran,antara ikatan emosional dalam desa yangkuat berhadapan dengan kondisi kotayang cenderung menunjukkan tingkatinteraksi antar warga relatif longgar.Pekerja terpisah dari hasil kerja maupundari alat-alat produksinya. Pekerja industridituntut bersifat efisien, rajin, teratur,tepat waktu, sederhana, dan rasionaldalam memutuskan tindakan.

Thieme (2006:10-11) proses migrasitenaga kerja tidak serta merta dilakukan.Mereka umumnya memperhitungkanterlebih dahulu peluang dan kesempatankerja di tempat tujuan. Salah satu bentukjaminan yang mereka pergunakan adalahpemanfaatan jaringan social (social net).Proses terjadinya jaringan sosial kerapmelibatkan modal sosial (social capital),yang dimiliki masyarakat. Sisi manfaatekonomis modal sosial akan terlihatapabila mampu membantu individu ataukelompok untuk mengakses sumber-sumber keuangan, informasi, menemukan

pekerjaan, merintis usaha danmeminimalkan biaya transaksi (Tonkiss2000, dalam Syahyuti 2008:33). Secarasingkat, modal sosial dapat berperansebagai perekat yang mengikat semuaorang dalam masyarakat. Agar modalsosail tumbuh dan berkemabng denganbaik dibutuhkan “nilai saling berbagi“(shared values) serta pengorganisasianperan (rules) yang diekspresikan dalamhubungan personal, kepercayaan, dancommon sense tentang tanggung jawabbersama, sehingga masyarakat menjadilebih dari sekedar kumpulan individubelaka (Coleman 1988; Putnam 1993;World Bank 1998 dalam Syahyuti2008:33).

Lansing dan Muller (2007) melakukanstudi migrasi terhadap kepala keluargaberdasarkan Survey Research Center,Universitas Michigan tahun 2005. Daristudi tersebut diperoleh bahwa sekitar60% dari responden menyatakan faktorekonomi (yang berhubungan denganpekerjaan dan pendapatan) merupakanalasan utama mereka melakukan migrasi.Sekitar 50 dari 60% dari migran masukke Paris dan migran antar Propinsi diPerancis tahun 2000 menyatakan faktorekonomi sebagai alasan utama orangbermigrasi (Fielding 2000). Dalammempelajari migrasi masuk ke kotaSantiago, di Chile, Elizaga (1996)mendapatkan 60% dari respondenmelakukan migrasi untuk memperolehpekerjaan. Sedangkan Caldwell (1970)dalam studi migrasi pedesaan- perkotaandi Ghana, Afrika, mendapatkan 82% dariresponden migran di perkotaan dan 88%dari responden di pedesaan yangmerencanakan migrasi ke perkotaan,menyatakan alasan utama migrasi adalah

11

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

untuk mendapatkan pekerjaan dan uangyang lebih banyak.

Dalam studi mobilitas penduduk dari14 desa di Jawa Barat, Hugo (1978)mendapatkan sekitar 90% sampai 100%dari para sirkular (migran sementara)menyatakan bersirkulasi dari pedesaan keperkotaan beralasan tidak cukupnyakesempatan kerja di desa. Dari hasilstudinya di dukuh Kadirojo dan Piring,Yogyakarta, Mantra (1981) juga men-dapatkan faktor ekonomi merupakanalasan utama migrasi. Berdasarkan hasilSurvai migrasi permanen di Jawa Timuryang dilaksanakan oleh PPT-LIPI padatahun 2000, Daliyo dan Widodo (2005)mendapatkan 45% dari migran laki-lakibermigrasi keluar karena alasan ekonomi.

Menurut Tatik (1990) Dalamtulisannya mengenai migrasi semasahidup dan Migrasi Total dan migrasikembali Di Propinsi Jawa Tengah,Ditemukan bahwa penduduk JawaTengah Out migrasinya lebih besardibandingkan dengan In-migrasi.Sedangkan Net Migrasi terbesar adalahkedaerah Lampung dan ditemukan pulabahwa daerah Jawa Tengah ternyatamerupakan daerah asal transmigran yangterbesar dibandingkan daerah daerahlain.

Arus migrasi ke perbatasan telahdilakukan sejak zaman dulu (Breman danWiradi 2002). Yang menyebabkan orang-orang melakukan migrasi, baik itu untukmenghindari konflik, bencana alam,hingga menjadi upaya mencari kehidupanyang lebih baik untuk terlepas darikemiskinan. Pola seperti ini menunjukkanbetapa kuatnya kontrol orang tuaterhadap anak-anaknya (Instraw 2005:3;Deans, et.al.2006:1;Deshingkar 2006). Di

sisi lain, pada beberapa literatur kelihatanadanya anggapan bahwa masyarakat desasulit berkembang karena “kematian“budayanya. Kondisi ini terjadi karenatidak tepatnya pendekatan pembangunanyang digunakan selama ini. Salah satualasan yang menjadi latar belakangtersebut adalah keinginan untukkemajuan di bidang ekonomi masyarakatsecara luas. Disadari atau tidak, pemikiranseperti itu mendorong berbagai programpembangunan disektor perkotaan. Hal inidapat berimplikasi pada terjadinyaketimpangan regional baik yangbersumber dari perbedaan kondisidemografis, budaya, maupun modelpembangunan ekonomi yang diterapkan,termasuk sumber daya manusia dipedesaan (Tjiptoheriyanto 1997; Tacoli1998; Pranadji dan Hastuti 2004:2).

Menurut Aswandy (1989) dalamtulisannya mengenai faktor-faktor yangmempengaruhi migrasi total ke DKIJakarta dengan data Sensus Penduduk1980 menemukan bahwa perpindahanantar Propinsi dari 5 Propinsi terbanyakmengirimkan migran keluar daerahnyaadalah: Jawa Tengah, Jawa Timur, JawaBarat, Jakarta, dan Sumatera Barat,Sedangkan Propinsi yang paling besarNet- migrasinya adalah Jawa Tengah, JawaTimur, Sumatera Barat, Jawa Barat. Hal inidisebabkan oleh adanya faktor kepadatanpenduduk yang menjadi penyebabutamanya, terutama untuk daerah yangsektor pertaniannya dominan. Sedangkanmenurut Soedirdja 1997 diamengemukakan bahwa faktor kedekatanjarak dan kemudahan transportasimenyebabkan lampung merupakandaerah faforit tujuan migrasi pendudukasal Pulau Jawa, mereka datang melalui

12

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

program transmigrasi maupun migrasibiasa. kecuali itu penduduk lampung yangdatang ke daerah pulau Jawa terutamakota besar yaitu DKI adalah mereka yangingin menaikan tingkat pendapatannya.

Menurut Tatik (1989),mengatakan bahwa orang yang ber-migrasi yang dilihat dari sisi pekerjaan,orang yang bermigrasi tanpa mengalamimobilitas vertikal dalam jenispekerjaannya, artinya mereka pindahbukan karena realokasi tenaga kerja darisektor pertanian di Pedesaan ke sektorindustri modern di kota besar, tetapimereka masuk kota besar justru bekerjapada sektor yang tidak modern. Dan biladilihat dari pendidikan maka orang yangbermigrasi dan bekerja disektor informalpendidikannya lebih rendah dibandingkanmereka yang bekerja di sektor formal.

Menurut Wirawan (2006), Di sisilain, biaya-biaya sosial (social cost) yangharus dibayar para pekerja migranselama mereka bekerja pun perludiperhitungkan. Secara umum, biaya-biaya sosial yang harus dibayar parapekerja migran selama mereka berada dinegara tujuan, antara lain seperti;perpisahan sementara dengan keluarga,suami (para TKW) yang mungkinberpaling pada wanita lain, perubahanrelasi kekuasaan antara laki-laki danperempuan, ketegangan dalam keluargamigran, bahkan perceraian dengan suami.Pemahaman tentang dampak negatifmigrasi perlu mendapat perhatian yangcukup (Wirawan 2006:15-16; Deans,et.al.2006:2). Penelitian tentangperempuan migran kembali dari ArabSaudi (Sukamdi. et. al. 2001) diYogyakarta menunjukkan bahwa migran

kembali mengalami berbagai persoalansosial dan psikologi. Di negara tujuanmereka memperoleh berbagai perlakuantidak senonoh. Dalam perjalanan pulang,migrant menjadi sasaran perampokan,dan ketika mereka sampai di tempattujuan, mereka harus menyesuaikandengan permasalahan adaptasi sosial danpsikologi. Mungkin benar bahwakeuntungan ekonomi yang mereka terimapada dasarnya tidak sebanding denganpengorbanan-pengorbananyang harusdilakukan oleh migran.

Menurut Chotib (1998),menemukan bahwa di DKI ternyatapenduduk yang memiliki resiko tinggimelakuakan perpindahan adalah pendudukusia muda yang biasanya berusia antara15 sampai 50 tahun, dengan puncaknyaterjadi pada usia 20-25 tahun, pendudukperempuan, penduduk yang tinggal diperkotaan, dan penduduk yang tinggaldibukan tempat kelahirannya. Sedangkanpenduduk usia 15 - 50 tahun inimerupakan penduduk usia produktif.Perpindahan mereka biasanya berkaitandengan pekerjaan dan pendidikan.Sedangkan migran usia 45 - 60 tahunmemiliki harapan upah yang lebih tinggidibandingkan migran kelompok umurlain. Pada kelompok migran perempuanyang biasanya lebih muda dibandingkandengan laki-laki mempunyai alasankarena keluarga.

Kuznets (1986) bahwamodernisasi pertanian akan meng-akibatkan perubahan struktur ekonomi,yaitu para petani akan meninggalkanpekerjaan agrarisnya menuju ke sektorindustri atau jasa di kota-kota sejalandengan proses industrialisasi. Di sisi

13

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

ketenaga kerjaan peningkatan sektorindustri selanjutnya akan meningkatkanpermintaan tenaga kerja. Jika sebelumnyatenagakerja lebih banyak dibutuhkan disektor pertanian, kini lebih banyakdibutuhkan di sektor jasa dan industri.Seiring dengan perubahan strukturperekonomian, dibutuhkan tenaga kerjadengan kualifikasi yang berbeda pula.Sektor pertanian umumnya bercirikantenaga kerja kurang terdidikdan kurangterlatih, sementara sektor jasa danindustri bercirikan tenaga kerja terlatih danterdidik. Dengan demikian perubahankomposisi lapangan pekerjaan dantranformasi ketenaga kerjaan juga terjadiaperobahan komposisi status dan jenispekerjaan.

Berbagai penelitian menunjukkanbahwa perkembangan industri kecil diperdesaan merupakan hasil dari prosesindustrialisasi, urbanisasi, dan per-kembangan ekonomi (Anonim 1988dirujuk Sumarti 1991:4). Prosesperkembangan industri kecil danmunculnya tipe pengusaha industri kecil,akan berkorelasi dengan keberadaan tipepengrajin kerajinan tradisional yangterlibat lebih jauh dalam membentukbarang konsumsi (menggunakan bahandan sumber daya lokal) untuk memenuhikebutuhan local. Ciri umum industri kecildigambarkan sebagai unit ekonomi/usaha keluarga (rumah tangga). Beberapakasus menunjukkan industri ini dikelolaoleh perempuan, sebagai istri; laki-laki,sebagai suami; atau perempuan dan anak-anaknya.

Berbagai kondisi yang menyebabkantenaga kerja terlempar darisektor formalmenyebabkan mereka beralih menuju

sektor informal, terutama perdagangandan jasa akibatnya, persaingan di sektorinformal semakin ketat. Bagi buruh yangtidak memiliki peluang memasuki sektorinformal perkotaan pun akhirnyamemilih kembali ke desa-desa asalnya.Manning (2000:126, dalam Breman danWiradi 2002:5) berkesimpulan bahwasebagian besar pekerja yang kehilanganpekerjaan telah menemukan pekerjaan dilapangan pertanian. Pandangan ini pundibenarkan oleh beberapa pendapatlainnya. Asumsi bahwa pertanian dapatberfungsi sebagai lapangan kerja yangdapat menampung buruh-buruh yangmenumpuk di sektor-sektor ekonomiyang lain itu diilhami oleh pandanganyang dianut oleh banyak orang bahwaangkatan migran yang monda-mandir diantara pedalaman pedesaan dan kutub-kutub pertumbuhan di perkotaan itu tidakpernah meninggalkan pekerjaan mereka.

Salah satu bentuk penghidupan disektor informal perdesaan adalah usahakecil dan mikro (Anonim. 2008).Sebenarnya banyak kalangan meng-anggap bahwa sektor usaha kecil inicukup signifikan dalam menyokongperekonomian Indonesia dan bisamengatasi krisis ekonomi yang ber-kepanjangan. Kepercayaan ini didukunggambaran sampai tahun 2002-an bahwasecara umum usaha kecil bisa bertahansementara usaha besar mengalamipenurunan karena membutuhkanbantuan dari pihak lain, seperti suntikandana dari lembaga-lembaga keuanganmaupun pemerintah. Mulyanto (2006)menyatakan bahwa usaha-usaha kecildan mikro merupakan jentik-jentik usahayang selama ini berada di posisi paling

14

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

akhir pembangunan, ternyata memilikiharapan untuk memutar kembali roda-roda ekonomi nasional pada masa krisis.Keyakinan ini pun disepakati olehberbagai kalangan, baik ekonomkerakyatan, pejuang reformasi, ataupeneliti ekonomi dari World Bank.Dengan demikian, dapat dinyatakanbahwa kegiatan usaha kecil dan mikrobisa menjadi salah satu sumberpenghidupan alternatif di tengahmenghilangnya penghasilan para pekerjamigran. Munculnya kepercayaanterhadap kemampuan usaha kecil untuk“lepas “ dari krisis ini didasari oleh fungsi-fungsi sosial, ekonomi dan politisnya yangsangat strategis sehingga usaha keciltercatat memiliki proporsi 99% dariseluruh unit usaha dan mempunyai dayaserap sangat besar.

Berdasarkan Teori dan Penemuanterdahulu Maka muncul Kerangka pikirsebagai berikut:

Berdasarkan teori yang digunakandan penemuan terdahulu juga ber-dasarkan kerangka pikir diatas maka,hipotesa yang akan dikemukakan dalamstudi ini adalah :1. Kontribusi sektor industri terhadap

PDRB berpengaruh positif terhadapangka In-Migrasi per propinsi diIndonesia

2. Kontribusi sektor industri terhadapPDRB berpengaruh negatif terhadapangka out -Migrasi per propinsi diIndonesia.

3. Kontribusi sektor industri dalampenyerapan tenaga kerja berpengaruhpositif terhadap In-Migrasi perpropinsi di Indonesia

4. Kontribusi sektor industri dalampenyerapan tenaga kerja ber-pengaruh negatif terhadap Out-Migrasi per propinsi di Indonesia

5. Upah tenaga kerja di sektor industriberpengaruh positif terhadap In-migrasi per propinsi di Indonesia.

6. Upah tenaga kerja di sektor industriberpengaruh negatif terhadap Out-migrasi per propinsi di Indonesia.

Perkembangan sektor Industri Yang terdiri dari: 1. kontribusi sektor industri dalam

PDRB 2. kontribusi sektor industri dalam

penyerapan tena-ga kerja 3. Upah Tenaga kerja di sektor

Industri.

Angka Migrasi masuk

Angka migrasi keluar

Kerangka

Pikir

Gambar 2

15

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

METODOLOGI PENELITIAN

Studi ini menggunakan data Indonesiaperpropinsi, data yang digunakan ber-sumber dari :1. Statistik Indonesia Per Propinsi dan

Statistik Nasional 2010.2. Keadaan angkatan kerja di Indonesia

dari BPS 2010.

Metode Analisa

Metode Analisa yang digunakandalam studi ini adalah : Statistik deskriptifdan Analisa Inferensial dengan meng-gunakan model regresi liniear.

Analisa deskriptif merupakan analisauntuk mempelajari karakter-istik-karakterisik propinsi yang berkaitandengan Migrasi dan perkembangan sektorIndustri tahun 2010. Analisa Inferensialdigunakan untuk mempelajari asosiasiganda antara variabel tidak bebas denganmasing-masing variabel bebas yangdiperhatikan.

Untuk menentukan variabel bebasyang mempunyai hubungan yangsignifikan dengan variabel tidak bebasdalam studi ini diperhatikan 2 macamsignifikansi:

a. Signifikansi statistik danb. Signifikansi Substansi.

Siknifikansi statistik diukur ber-dasarkan parameter yang ditaksir.Apakah mempunyai pengaruh yangsignifikan secara statistik hal inidilakukan dengan mengadakan uji t.Karena studi ini merupakan studi yangbersifat sosial ekonomi maka tingkatsignifikansi statistik yang dipakai dalamstudi ini adalah 10 persen. Penentuan

tingkat signifikansi 10 persen disebabkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi perubahan arus mobilitasantar propinsi-propinsi di Indonesiasangat banyak dan kompleks, juga tidaksemua faktor tersebut dapat diukursecara kwantitatif, sehingga banyakvariabel yang tidak diperhatikan dalammodel walaupun variabel tersebut sangatkuat mempengaruhi terhadap variabeldependen.

Signifikansi substansi adalahkesesuaian hubungan yang di dapatkansecara statistik dengan teori yang sudahada atau sesuai dengan logika.Hubunganantara variabel yang diperhatikansignifikan kalau kedua signifikansi diatasterpenuhi. Kelemahan metode analisayang digunakan dalam penelitian iniadalah:

Dalam analisa tidak dapat mem-perhatikan pengaruh semua variabelsekaligus. Hal ini disebabkan syaratdalam penggunaan metode analisa yangtidak bisa dipenuhi sehingga terpaksamengasumsi variabel lainnya tidakberpengaruh atau konstan. Dalam analisaregresi dalam studi ini hubungan antaravariabel diasumsi linier.

Dalam menggunakan analisa regresilinear penulis mengasumsi bahwahubungan antara Industrialisasi denganmigrasi berbentuk garis lurus.

Untuk menghitung nilai dan berdasarkan data diatas digunakanmetode OLS atau metode kuadrat terkecilyang biasa. Perkiraan koefisien maupununtuk pengujian menggunakan programEviews-4.

Pada bagian terdahulu diajukanbeberapa hipotesa, dan untuk pengujian

16

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

hipotesa tersebut, dilakukan sebagaiberikut:

Ditentukan rumusan hipotesis darihipotesis relatif:Ho :

i = 0

jika variabel X tidak berpengaruhterhadap variabel Y

Ho : 1# 0

variabel X berpengaruh terhadapvariabel Y

Tingkat kepercayaan yangdigunakan untuk menguji hipotesa di atasadalah = 5% dan = 10%.

Berdasarkan kerangka pikir yang telahdikemukakan pada bagian sebelumnya,maka penulis akan mengemukakanbeberapa model yang akan dianalisa.Model yang akan ditaksir dalam studi iniadalah sebagai berikut:

1. Mi =f ( W,Y,L ), apabila ditulis dalambentuk persamaan maka :

Mi = o +

1 W +

2 Y +

3 L +

4 +

2. Mo = f ( W,Y,L ) ,, apabila ditulis dalampersamaan maka :

Mo = o +

1 W +

2 Y +

3 L +

4 +

Keterangan :

Mi = Angka migrasi masuk ke masing-masing propinsi

Mo = Angka migrasi keluar dari masing-masing propinsi

Y = kontribusi sektor industri dalamPDRB

L = kontribusi sektor industri dalampenyerapan tenaga kerja.

W = Upah Tenaga kerja di sektorIndustri

1

: KoefisienError term

Konsep Dan Definisi Operasional Variabel

1. Kontribusi sektor industri dalam PDRBadalah nilai produksi sektor industridibagi dengan PDRB masing-masingpropinsi (dalam persentase)

2. Kontribusi sektor industri dalampenyerapan tenaga kerja adalah jumlahpekerja di sektor industri dibagi denganjumlah pekerja di masing-masingpropinsi (dalam persentase).

3. Upah Tenaga kerja di sektor Industriadalah besar upah minimum di sektorindustri di masing-masing propinsi

4. Angka Migrasi masuk jumlah migrasimasuk dibagi dengan jumlahpenduduk di daerah tujuan.

5. Angka migrasi keluar adalah jumlahmigran dibagi dengan jumlahpenduduk di daerah asal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam gambaran umum ini akan dijelaskan secara diskriptif tentang variabelvariable yang mempengaruhi Indus-trialisasi terhadap migrasi per propinsi diIndonesia pada tahun 2010 yaitu antaralain In- migrasi dan out –migrasi menurutpropinsi di Indonesia tahun 2010,Kontribusi sektor industri dalam PDRBper propinsi pada tahun 2010, Kontribusisektor industri terhadap Tenaga Kerja perpropinsi pada tahun 2010 dan UMR perpropinsi pada tahun 2010.

17

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

Tabel 1 Angka In-Migrasi dan Angka Out-Migrasi Per Propinsi di Indonesia

Pada Tahun 2010

No Propinsi In-Migrasi (%) Out-Migrasi(%) Net- Migrasi

1 Aceh 5.71 13 -7,29 2 Sumatera Utara 3.89 10.78 -6,89 3 Sumatera Barat 5.78 19 -13,22 4 R i a u 32.28 4.85 27,43 5 J a m b i 23.52 7.5 16,02 6 Sumatera Selatan 14.4 8.22 6,18 7 B e n g k u l u 10.49 14.66 -4,17 8 L a m p u n g 22.73 5.70 17.03 9 Kep. Bangka Belitung 22.34 6.95 15.39 10 Kepulauan Riau 42.43 5.54 36.89 11 DKI Jakarta 29.16 5.87 23.29 12 Jawa Barat 21.72 6.8 14.92 13 Jawa Tengah 2.29 14.98 -12.69 14 DI Yogyakarta 12.34 21.9 -9.56 15 Jawa Timur 2.25 8.23 -5.98 16 Banten 7.23 4.06 3.17 17 B a l i 23.49 3.97 19.52 18 Nusa Tenggara Barat 12.11 5.01 7.1 19 Nusa Tenggara Timur 35.04 4.77 30.27 20 Kalimantan Barat 7.45 7.06 0.39 21 Kalimantan Tengah 3.24 11.58 -8.34 22 Kalimantan Selatan 8.37 4.016 4.354 23 Kalimantan Timur 23.51 10.25 13.26 24 Sulawesi Utara 20.65 5.65 15 25 Sulawesi Tengah 7.05 14.23 -7.18 26 Sulawesi Selatan 2.81 3.5 -0.69 27 Sulawesi Tenggara 2.78 3.84 -1.06 28 Gorontalo 6.51 12.16 -5.65 29 Sulawesi Barat 9.08 6.17 2.91 30 M a l u k u 19.55 2.89 16.66 31 Maluku Utara 18.05 10.33 7.72 32 Papua Barat 6.22 9.21 -2.99 33 Papua 5.65 6.82 -1.17

Sumber : Data SP 2010 dari BPS

Migrasi Penduduk

Dalam bab ini akan di jelaskan tentangmigrasi masuk antar propinsi dan migrasikeluar antar propinsi oleh karena itu akandisajikan tentang tabel mengenai In –Migrasi per propinsi dan Out-Migrasiperpropinsi pada tahun 2010

Berdasarkan tabel IN-Migrasi dan Out-Migrasi tersebut maka dapat di cariberapa besarnya net Migrasi masing-masing propinsi. Dari sini dapat dilihatbahwa propinsi yang paling besar Out

Migrasinya adalah Propinsi DI Jogyakartadan Sumataera barat. Yaitu sebesar 21.9persen dan 19 persen hal ini memanguntuk daerah Sumatera Barat dikenalpenduduk apabila usianya sudah dewasakhususnya laki-laki dia akan keluar daridaerahnya untuk mendapatkan pekerjaan.Sedangkan untuk daerah Jogyakartamerupakan kota pelajar dan bukanmerupakan kota industri dimungkinkanmereka setelah selesai pendidikannyaakan keluar dari kota tersebut untukmendapatkan pekerjaan di tempat lain.

18

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

Untuk DKI, Kaltim Dan Riaumerupakan tujuan utama para migrandikarenakan di DKI selain kotametropolitan juga merupakan kotaindustri dimana penduduk migranberanggapan bahwa di DKI orang akanlebih mudah mendapatkan pekerjaansedankan untuk Kaltim Dan Riaumerupakan kota penghasil minyakterbesar di Indonesia oleh karena itu kotatersebut merupakan tujuan utama migrandari lain propinsi dan hal ini berlaku teoriAthur Lewis yang mengatakan pendudukdari subsisten di desa akan datangkedaerah perkotaan karena di kota adasektor Industri. Oleh karena itu pendudukyang berasal dari daerah dimana sektorIndustri yang ada tidak bisa menyeraptenaga kerja maka mereka akan migran kekota lain untuk mendapatkan kesempatankerja yang di mungkinkan ada.

Kontribusi Sektor Industri DalamPDRB

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwaDKI merupakan propinsi dimanakontribusi sektor industri dalam PDRBlebih besar dibandingkan propinsi lainyaitu sebesar 99,81 persen, berikutnyaJawa Barat dimana kontribusi sektorindustri dalam PDRB di propinsinyasebesar 91,21 persen. Hal ini dapatdimaklumi bahwa untuk DKI memangmerupakan propinsi yang paling besarpersentase penduduk yang bekerjadisektor non pertanian di bandingkandengan sektor pertanian. Dimanapenduduk yang bekerja di sektor non-pertanian terbesar dibandingkan dengandaerah daerah lain yaitu sebesar 99,37persen. ( tatik 2003) hal ini merupakan

indikator bahwa daerah tersebut menjadipenarik bagi migran untuk datang ke DKIini sesuai dengan In-migrasi kedaerah itusebesar 42,43 persen, daerah berikutnyayaitu Kalimantan Timur yaitu sebesar68,82 persen, di Kalimantan Timur jugamerupakan daerah yang pendapatanperkapitanya tinggi dan juga pekerja disektor non- pertaniannya mempunyaipersentase yang cukup tinggi sehinggamengakibatkan mobilitas pekerja kedaerah tersebut cukup tinggi yaitusebesar 35,04 persen. Dan di KalimantanTimur kontribusi sektor Industri terhadapPDRB sebesar 93, 45 persen hal ini bisadimaklumi memang Kalimantan Timurmerupakan penghasil minyak Bumiterbesar di Indonesia dan pendapatan perkapitanya tinggi. Berikutnya daerahbanten merupakan propinsi muda diIndonesia kontribusi dari sektor industriterhadap PDRB nya sangat besar yaitusebesar 91, 21 persen.

Kontribusi Sektor Industri TerhadapTenaga Kerja

Pada bab berikutnya dijelaskantentang kontribusi sektor industriterhadap tenaga kerja, pada tabel 3berikut ini disajikan tentang persentasekontribusi sektor industri terhadaptenaga kerja di Indonesia pada tahun2003 per propinsi dimana propinsi yangpaling besar kontribusi sektor industriterhadap tenaga kerja adalah propinsiJawa Barat sebesar 99,53 persen,berikutnya daerah Banten yaitu sebesar76,08 persen setelah Banten kontribusisektor industri terhadap tenaga kerjayang persentasenya besar adalah Balisebesar 62,52 persen. Sedangkan

19

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

Kalimantan Timur yaitu sebesar 59,91persen. Berikutnya daerah Jawa Tengahadalah 57,79 persen, sedangkan untukJawa Timur sebesar 52, 91 persen. Untuk

Derah Istimewa Yogyakarta lebih besaryaitu sebesar 60,80 persen, lebih besardibandingkan dengan Jawa Tengah atauJawa Timur.

Tabel 2 Kontribusi Sektor Industri Dalam PDRB Per Propinsi Di Indonesia

Pada tahun 2010

No Propinsi PersentaseTh 2010

1 Aceh 67.83 2 Sumatera Utara 70.67 3 Sumatera Barat 76.43 4 R i a u 88.15 5 J a m b i 70.55 6 Sumatera Selatan 83.58 7 B e n g k u l u 79.33 8 L a m p u n g 57.98 9 Kep. Bangka Belitung 61.07 10 Kepulauan Riau 55.21 11 DKI Jakarta 99.81 12 Jawa Barat 85.31 13 Jawa Tengah 91.21 14 DI Yogyakarta 77.93 15 Jawa Timur 83.46 16 Banten 79.99 17 B a l i 74.10 18 Nusa Tenggara Barat 51.37 19 Nusa Tenggara Timur 75.58 20 Kalimantan Barat 93.45 21 Kalimantan Tengah 78.44 22 Kalimantan Selatan 62.18 23 Kalimantan Timur 50.88 24 Sulawesi Utara 64.18 25 Sulawesi Tengah 58.92 26 Sulawesi Selatan 79.44 27 Sulawesi Tenggara 75.61 28 Gorontalo 60.76 29 Sulawesi Barat 63.54 30 M a l u k u 63.59 31 Maluku Utara 81.19 32 Papua Barat 65.31 33 Papua 70.33

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja th 2010. di BPS

20

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

Tabel 3 Kontribusi Sektor Industri TerhadapTenaga Kerja Per Propinsi Di Indonesia

Pada tahun 2010

No Propinsi Persentase Th 2010

1 Aceh 52.40 2 Sumatera Utara 42.48

3 Sumatera Barat 45.51 4 R i a u 57.29

5 J a m b i 35.11 6 Sumatera Selatan 29.67

7 B e n g k u l u 47.47 8 L a m p u n g 28.08

9 Kep. Bangka Belitung 28.08 10 Kepulauan Riau 27.99

11 DKI Jakarta 32.08 12 Jawa Barat 99.53 13 Jawa Tengah 76.08

14 DI Yogyakarta 57.79 15 Jawa Timur 60.80

16 Banten 52.91 17 B a l i 33.22

18 Nusa Tenggara Barat 38.13 19 Nusa Tenggara Timur 50.61

20 Kalimantan Barat 59.91 21 Kalimantan Tengah 50.31

No Propinsi Persentase Th 2010

22 Kalimantan Selatan 37.82 23 Kalimantan Timur 35.41

24 Sulawesi Utara 37.63 25 Sulawesi Tengah 31.24

26 Sulawesi Selatan 62.52 27 Sulawesi Tenggara 42.02

28 Gorontalo 26.51 29 Sulawesi Barat 38.57

30 M a l u k u 31.03 31 Maluku Utara 21.76

32 Papua Barat 21.55 33 Papua 22.33

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja th 2010. di BPS

21

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

Upah Minimum Rata-Rata Per Propinsi

Untuk tabel 4 berikut ini disajikanupah minimum rata-rata per propinsipada tahun 2010 dimana upah minimumrata rata terbesar per propinsi diIndonesia terdapat pada propinsi Acehdan DKI Jakarta yaitu sebesar, Rp1.300.000 dan sebesar Rp 1.290.000perbulan daerah berikutnya yaituPropinsi Papua Barat sebesar Rp1.210.000 rupiah, berikutnya PropinsiKalimantan Timur adalah sebesar

Rp.1.024.500 perbulan, sedangkan untukdaerah Sumatera UMR perbulan terbesarterdapat pada daerah Aceh yaitu sebesarRp 1.300.000, Sumatera Utara yaitusebesar Rp 965.000 perbulan. UpahMinimum Rata-rata terkecil di Indonesiayaitu di daerah Propinsi Jawa Timursebesar RP 805.500 perbulan, sedangkanterkecil berikutnya adalah Bengkulusebesar Rp 683.528 ribu per bulan.Sedangkan untuk propinsi lampung UpahMinimum rata rata pada tahun 2010sebesar Rp 678.900 ribu rupiah.

Tabel 4 Upah Minimum Rata Rata Per propinsi Di Indonesia Pada tahun 2010

No Propinsi Besarnya Dalam Rupiah

(dlm ribu) 1 Aceh 1.300.000

2 Sumatera Utara 965.000 3 Sumatera Barat 700.000

4 R i a u 800.000 5 J a m b i 900.000

6 Sumatera Selatan 743.000 7 B e n g k u l u 683.528

8 L a m p u n g 678.900 9 Kep. Bangka Belitung 813.000

10 Kepulauan Riau 833.000

11 DKI Jakarta 1.290.000 12 Jawa Barat 1.013.583

13 Jawa Tengah 847.000 14 DI Yogyakarta 886.000

15 Jawa Timur 805.500 16 Banten 953.850

17 B a l i 800.000 18 Nusa Tenggara Barat 730.000

19 Nusa Tenggara Timur 650.000 20 Kalimantan Barat 645.000

21 Kalimantan Tengah 765.868 22 Kalimantan Selatan 765.868

23 Kalimantan Timur 1.024.500 24 Sulawesi Utara 1.000.000

25 Sulawesi Tengah 777.500 26 Sulawesi Selatan 1.000.000

27 Sulawesi Tenggara 860.000 28 Gorontalo 710.000

29 Sulawesi Barat 944.500 30 M a l u k u 840.000

31 Maluku Utara 840.000 32 Papua Barat 1.210.000

33 Papua 1.105.500

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja th 2003. di BPS

22

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

Penemuan Statistik Dan Pembahasan.

Dalam bagian ini akan dijelaskantentang analisa statistik dari variabelkontribusi sektor industri dalam PDRB,kontribusi sektor industri dalampenyerapan tenaga kerja, Upah Tenagakerja di sektor Industri, terhadap Angkamigrasi masuk dan angka migrasi keluarke masing-masing propinsi pada tahun2010.

Berdasarkan hasil dari pengolahandata dengan program eviews makadidapatkan hasil sebagai berikut:

in migrasi perpropinsi di Indonesia,sedangkan UMR yang sangat berpengaruhterhadap migrasi per propinsi di Indonesiapada tahun 2010 dengan alfa 5 persendimana Upah meningkat dimasing-masing propinsi maka In- migrasi padamasing propinsi tersebut juga akanmeningkat. Apabila dil ihat dari Fstatistiknya ternyata variable tersebutsecara bersama sama berpengaruhterhadap In migrasi per propinsi diIndonesia pada tahun 2010 sedangkanjika dilihat dari Adjusted R squarednyamaka sebesar 68 persen variasi variabel

Tabel 5 Hasil Perkiraan regresi secara statistik dari variabel penentu In-Migrasi

Depende nt Variable: IN

Method: Le ast Squares Date: 09/01/11 Time: 06:53

Sample: 1 33

Included observations: 33

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

KSIY 0.069841 0.175468 4.398026 0.0935

KSITK 0.116450 0.125905 3.924900 0.0627

UMR 0.012382 0.005491 3.254963 0.0319

C 33.99861 12.58186 2.702194 0.0114

R-squared 0.875229 Mean dependent var 14.24606

Adjusted R-squared 0.689908 S.D. dependent var 10.69394

S.E. of regression 10.20189 Akaike info criterion 7.596235

Sum squared resid 3018.275 Schwarz criterion 7.777629

Log likelihood 121.3379 F-statistic 4.053757

Durbin-Watson stat 2.533274 Prob(F-statistic) 0.028246

Dari Tabel tersebut di atas ternyatasecara statistik bahwa variable Kontribusisektor industry pada PDRB berpengaruhterhadap in migrasi perpropinsi dengan alfa10 persen, begitu juga untuk kontribusisector industry pada penyerapan tenagakerja juga berpengaruh 10 persen terhadap

Kontribusi sektor industri terhadap PDRB,kontribusi sektor industri dalammenyerap tenaga kerja dan upahminimum rata-rata dapat menjelaskanvariasi variabel In-migrasi sebesar 68.99persen sisanya dapat dijelaskan olehvariasi variable lain.

23

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

Pada tabel berikut yaitu tabel 5merupakan tabel hasil perkiraan secarastatistik pengaruh dari masing masingvariabel terhadap Out-migrasi perpropinsi di Indonesia pada tahun 2010.

Kontribusi Sektor Industri dalam PDRB.

Apabila dilihat secara partialregression ataupun partial correlationternyata kontribusi sektor industri dalam

Dependent Variable: OUT

Method: Least Squares

Date: 09/01/11 Time: 06:55

Sample: 1 33

Included observations: 33

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

KSIY -0.016483 0.081881 -3.201304 0.0419

KSITK -0.037365 0.058753 -4.635963 0.0298

UMR -0.001946 0.002562 -3.759598 0.0536

C 4.148172 5.871219 2.706526 0.0855

R-squared 0.739326 Mean dependent var 8.469576

Adjusted R-squared 0.660054 S.D. dependent var 4.623810

S.E. of regression 4.760625 Akaike info criterion 6.071847

Sum squared resid 657.2429 Schwarz criterion 6.253242

Log likelihood 96.18548 F-statistic 3.395716

Durbin-Watson stat 2.969860 Prob(F-statistic) 0.057036

Dari tabel 5 tersebut dapat dijelaskanbahwa semua varibel yaitu kontribusisector industry pada PDRB, kontribusisector industry pada tenaga kerja, danUMR terlihat berpengaruh terhadap outmigrasi dan sebesar 66 persen variableout migrasi dapat dijelaskan oleh variasivariable kontribusi sektor industri padaPDRB, kontribusi variable industry padapenyerapan tenaga kerja, dan UMR sisanyasebesar 34 persen dapat dijelaskan olehvariasi variable yang lain.

Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dibahasvariabel variabel yang mempengaruhi In-migrasi berdasarkan hasil regresi.

PDRB mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap In-migrasi perpropinsi yang artinya apabila kontribusiterhadap PDRB meningkat maka migrasimasuk ke suatu propinsi akan meningkatpula dimana dengan adanya sektorindustri yang berkembang di suatuwilayah dan sektor industri tersebutmemberikan kontribusi terhadap PDRByang lebih besar maka akan menarikorang untuk pindah dari suatu wilayahtertentu ke wilayah yang lain dengantujuan untuk meningkatkan pendapatanmereka hal ini sesuai dengan teori EvertLee yang mengatakan bahwa faktorpendapatan merupakan faktor penarikseseorang untuk bermigrasi, dan faktorpekerjaan juga akan menarik orang untuk

24

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

pindah ke suatu wilayah tertentu, danpenemuan ini sesuai pula denganpendapat dari Lewis (1959) dan Titus(1982) yang mengatakan bahwa adanyasektor industri di wilayah perkotaan akanmendorong sesorang untuk melakukanmigrasi dari wilayah pedesaan ke wilayahperkotaan, tetapi variabel ini apabiladilihat secara bersama-sama makadengan model regresi linier bergandamaka variabel tersebut tidak ber-pengaruh tetapi variabel ini tidak bisadikeluarkan dari model karena secarasubstansi variabel ini mempunyaihubungan yang positif terhapa In-migrasi.

Kontribusi Sektor Industri TerhadapTenaga Kerja

Apabila dilihat dari hasil regresi makavariabel ini mempunyai pengaruh yangberarti terhadap In-migrasi maupun outmigari baik secara statistik maupunsecara substansi variabel ini mempunyaihubungan yang positif terhadap In-migrasi dimana dengan banyaknya sektorindustri yang berada di suatu daerahmaka akan memberikan kontribusiterhadap penyerapan tenaga kerja untuksektor tersebut.

UMRUMR merupakan variabel yang sangat

berpengaruh terhadap In-migrasi, baiksecar statistik maupun secara substansidimana jika UMR meningkat makamigrasi masuk akan meningkat pula. halini sesuai dengan teorinya Athur Lewis,(1959), Titus (1982) dan teorinya EvertLee dimana meningkatnya Upah di suatuwilayah maka akan menarik seseoranguntuk pindah ke wilayah tertentu, danjuga faktor upah merupakan faktor

pendorong maupun faktor penarikseseorang untuk pindah dari wilayah yangsatu ke wilayah yang lainnya, hal inimenunjukkan bahwa kondisi daerahtersebut menunjukkan kondisi dimanakesejahteraan masyarakatnya lebih baikdibandingkan dengan daerah tempattinggalnya sehingga kondisi ini akanmenarik penduduk untuk pidah daridaerah nya (Rosi Munir ).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa danpembahasan maka dapat disimpulkansebagai berikut : Yang mempengaruhiMigrasi antar propinsi dengan adanyaindustrialisasi adalah :1. Kontribusi sektor industri terhadap

PDRB berpengaruh positif terhadapmigrasi per propinsi di Indonesia padatahun 2010, dengan berkembangnyasektor industri yang akan menambahpendapatan daerah maka hal ini akanberpengaruh terhadap migrasi masukkedaerah tersebut, dan mendorongmigrasi keluar kedaerah lain untukmeningkatkan pendapatan daerah asal.

2. Kontribusi sektor industri terhadappenyerapan tenaga kerja berpengaruhsecara statistik maupun secarasubstansi terhadap migrasi antarpropinsi, hal ini dengan banyaknyasektor industri akan banyak pulamenyerap tenaga kerja yangdimungkinkan akan menarikpenduduk untuk pindah dari propinsiyang satu ke propinsi yang lain.

3. Upah Minimum Rata-Rata sangatberpengaruh baik secara substansimaupun secara statistik terhadapmigrasi dimana, dengan meningktnya

25

Pengaruh Industrialisasi Terhadap Migrasi Per Propinsi Di Indonesia Pada Tahun 2010

UMR suatu propinsi menunjukkankondisi kesejahteraan masyarakat dipropinsi tersebut tinggi akibatnyamaka akan menarik penduduk daripropinsi lain untuk pindah ke propinsidimana tingkat upahnya lebih besar.

Dari Kesimpulan tersebut makadiajukan saran sebagai berikut:

1. Dalam hal ini pemerintah diminta untukmengupayakan adanya pemerataansektor industri sampai kewilayahpedesaan karena apabila dilihat darikontribusi sektor industri terhadapPDRB ternyata berpengaruh terhadapperpindahan penduduk maka hal inilebih baik pemerintah mengupayakanadanya pemerataan pendapatan sampaike wilayah pedesaan tujuannya agarmasyarakat tidak harus bermigrasiuntuk meningkatkan pendapatannya,karena dampak dari migarsi tersebutcenderung akan menambah penggurandi daerah yang dituju sehingga akanmenambah pula kriminalitas darah yangdituju dan pula akan menambahkemiskinan di daerah yang dituju.

2. Jika dilihat dari hasil ternyata UMRsangat berpengaruh terhadap migrasiantar penduduk antar daerah, hal inidisarankan setiap propinsi untuk UMRsebaiknya tidak ada perbedaan yangsangat mencolok antar daerah, tujuannyapenduduk didaerah yang merasa UMRnya rendah tidak tertarik lagi untukpindah kedaerah yang UMRnya besarseperti misalnya di Jakarta cenderungpenduduk dari luar Jakarta akan pindahke Jakarta, dan akan menambah kepadatankota besar dimana efek negatifnya besardibandingkan efek positifnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alatas Secha (1997), Dalam dokumentasikliping tentang diskusi dan arahkependudukan di Indonesia, bidanginformasi kependudukan, Oktober1997.

A n d r i , K . B . 2 0 0 6 . ” P e r s p e k t i fPembangunan Wilayah Pedesaan “dalam jurnal Edisi

Vol.6/XVIII/Maret 2006 [http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=153]

BPS (1997), Estimasi Fertilitas Mortalitasdan Migrasi, Hasil Survey PedudukAntar Sensus 1995, Seri S3.

BPS. 1998 Keadan Angkatan Kerja diIndonesia., Jakarta Indonesia.

BPS, 1996 Hasil survey Penduduk AntarSensus 1995, Seri S2, Jakarta, Indonesia.

Breman, Jan C. and Gunawan Wiradi(2002). Good Times and Bad Timesin. Rural Java. Leiden, KITLY Press.

Bandiyono, S. 1995 Migrasi PermanenPenduduk Timor-Timor : Pola danSelektivitas Jakarta.

Chotib 1998 Skedul Model Migrasi Daridan ke DKI Jakarta : Analisa DataSUPAS 1995 dengan pendekatanDemografi Multi Regional, WartaDemografi tahun ke 28 N0. 3.1998.

Chenery, Hollis, dan Moises Syrquin. 1975.Patterns of Development, 1950-1970.Oxford: Oxford University Press.

Chambers, Robert & Gordon R. Conway.1991. Sustainable Rural Livelihoods:Practical Concepts for the 21 thCentury. IDS Discussion Paper 296.Institute of Development Studies.

Edy Suwandi Hammid, (1998) ArusMigrasi Sumatera Jawa dan DilemaKetimpangan Migrasi Urbanisasi

26

Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010

dan Kemiskinan, Situai dan ArahKependudukan Indonesia, LembagaDemografi FEUI. Jan 1998 s/d Feb1998

Everett Lee, Theory of Migration,Demography 3, LD UI 1996.

Mariyanti, Tatik, Migrasi Semasa HidupPenduduk dan Migrasi Total diProponsi Jawa Tengah, 1989 dengandata Sensus Penduduk 1971. LembagaPenelitian Universitas Trisakti, Jakarta.

Mariyanti, Tatik (1998), Perubahan ArusMigrasi per Propinsi di IndonesiaPeriode 1980 1995 dan Faktor-faktorSosial Ekonomi Yang Mem-pengaruhinya. Lembaga PenelitianUniversitas Trisakti, Jakarta.

Todaro, Michael P. (1997), PembangunanEkonomi Di Dunia ke Tiga. Edisi 3. Jilid1.2 Erlangga. Jakarta.

Kuznets,S. (2003), Problems in ComparingRecent Growth rates for Developed andLess Developed Countries, EconomicDevelopment and Cultural Change,20.2: 185-209.

W Athur Lewis (2003), The Theory ofEconomic Growth. Allen and Unwin

Anwar, Muhammad Arsyad. 1983.“Pertumbuhan Pertanian dilihat dariPertumbuhan PDB di Indonesia tahun1960-1980. Tidak dipubli-kasikan.Desertasi untuk mencapai gelar Doktorpada program studi EkonomiJakarta:Program pasca SarjanaUniversitas Indonesia,1992

Meir, Gerald M. 1992. Leading Issues inEconomic Development fifth Edition,New York Oxford: Oxford UniversityPress.

Mantra, Ida Bagus , Migrasi PendudukIndonesia ,BPS . jakarta 1982

Grame Hugo . Population Mobility in WestJava ,Gajah Mada University Press,Yogyakarta,1978.

Susilo. 1991. Faktor Penentu PilihanBekerja Antara Sektor Pertanian danNon Pertanian di Jawa Timur. ThesisUntuk mencapai gelar Magister padaProgram Studi Kepandudukan danKetenagakerjaan Jakarta: ProgramPasca Sarjana Universitas Indonesia.

Silalahi. 1992. Studi Keterkaitan Strukturekonomi dan Kesempatan Kerja diSumatera Utara. Thesis untuk mencapaigelar Magister pada Program StudiEkonomi Pertanian Bogor: ProgramPascasarjana Institut Pertanian Bogor..

Poli, Samuel Ferdinand. 1983.Pertumbuhan dan Pemerataan diIndonesia, Beberapa faktoa mengenaiPemgangunan Ekonomi Dalam KurunWaktu 1971-1980. Tidak dipeblikasi-kan. Desertasi Untuk mencapai gelatrDoktor dalam Program Studi EkonomiJakarta: Program Pasca SarjanaUniversitas Indonesia.

Mariyanti.T 1999 a, PembangunanPedesaan Dan Urbanisasi di Indonesia,FE Trisakti 1999.

Mariyanti T 1999 b, Perubahan ArusMigrasi Per Propinsi dan Faktor SosialEkonomi Yang Mem-pengaruhinya diIndonesia.,FE Trisakti 1999.

Mariyanti T,1999 c Determinan Danpermasalahan Urbanisasi di Indonesia(kasus Jabotabek berdasarkan SP 1990dan SUPAS 1995 ).

Mariyanti Tatik 2011, Faktor SosialEkonomi Yang MempengaruhiPenurunan Kemiskinan Di IndonesiaDalam Perspektif Islam, Disertasi IEFTrisakti University Jakarta


Top Related