-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara tropis mempunyai beragam jenis
tumbuhan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan obat. Salah satu
tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia dan dimanfaatkan untuk obat
tradisional adalah pepaya (Carica papaya L.). Hasil uji fitokimia menunjukkan
bahwa daun pepaya mengandung senyawa alkaloid karpain, flavonoid dan tannin
(OGTR, 2008). Alkaloid adalah suatu golongan senyawa basa bernitrogen yang
kebanyakan heterosiklik dan paling banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan
Konsentrasi senyawa alkaloid ini paling banyak terdapat pada bagian hijau dari
tumbuhan pepaya (daun) dan bijinya (C.P. Khare, 2004). Golongan alkaloid ini
diketahui dapat mempengaruhi spermatogenesis dengan menekan sekresi hormon-
hormon yang diperlukan untuk berlangsungnya spermatogenesis (Winarno dan
Sundari, 1997).
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di tubulus
seminiferus testis. Spermatogenesis normal tergantung pada kadar LH
(Luteinizing Hormone) dan FSH(Follicle stimulating hormone). LH merangsang
sel-sel leydig untuk memproduksi testosteron. Sedangkan FSH merangsang sel
sertoli untuk menghasilkan protein pengikat androgen yang mengikat testosteron.
Kadar testosteron tinggi diperlukan untuk spermatogenesis normal. Hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa golongan alkaloid biji pepaya dapat
menurunkan kadar LH dan testosteron serum (P.B. Udoh et al, 2009), mencegah
http://id.wikipedia.org/wiki/Basahttp://id.wikipedia.org/wiki/Heterosiklikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Basahttp://id.wikipedia.org/wiki/Heterosiklik -
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
2/24
fertilisasi ovum, mengurangi jumlah sel sperma dan menyebabkan degenerasi sel
sperma (F.V. Udoh dan E.E. Umoh, 2005).
Peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat membuat pemerintah
Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kualitas program Keluarga
Berencana. Namun kita tidak bisa menutup mata bahwa selama kurun waktu 30
tahun terakhir, keberhasilan program KB masih banyak didukung oleh peran serta
wanita dalam penggunaan alat dan metode kontrasepsi. Hal ini dibuktikan dengan
hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 bahwa
persentase peserta KB pria secara nasional baru mencapai sekitar 2,5%,
sedangkan yang 97,5% adalah peserta KB wanita. Untuk itu, keterlibatan pria
dalam program ini harus diupayakan secara intensif oleh semua pihak dengan
mencari bahan untuk kontrasepsi. Saat ini alat kontrasepsi pria hanya terbatas
pada kondom dan vasektomi (BKKBN, 2008).
Sejauh penelusuran kepustakaan penulis, belum ditemukan hasil penelitian
mengenai pengaruh alkaloid daun pepaya terhadap spermatogenesis. Berdasarkan
hal tersebut, maka timbullah keinginan penulis untuk meneliti pengaruh ekstrak
daun pepaya terhadap spermatogenesis tikus, mengingat daun pepaya merupakan
bagian yang paling tinggi kandungan alkaloid karpainnya disamping biji pepaya.
Apabila dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa konsumsi daun pepaya juga
dapat menurunkan spermatogenesis tikus, diharapkan lebih dapat memberikan
sumbangan pikiran sebagai salah satu pertimbangan dalam pengembangan
program KB terutama pada pria sekaligus meningkatkan pendayagunaan sumber
daya alam nabati sebagai bahan obat.
2
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
3/24
1.2. Rumusan Masalah
Apakah pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh
pada spermatogenesis tikus putih (Rattus novergicus L.) ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya
L.) terhadap spermatogenesis tikus putih (Rattus novergicus L.)
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui spermatogenesis tikus putih yang tidak diberikan
ekstrak daun pepaya.
2. Mengetahui spermatogenesis tikus putih yang diberi ekstrak daun
pepaya.
3. Mengetahui pengaruh variasi dosis ekstrak daun pepaya yang
diberikan pada tikus putih terhadap spermatogenesis.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi apakah alkaloid yang terkandung dalam daun
pepaya berpengaruh terhadap spermatogenesis.
2. Memberi masukan kepada pengembangan Keluarga Berencana untuk
menggali lebih banyak lagi informasi yang berhubungan dengan daun
pepaya dan efeknya terhadap fertilitas.
3. Sebagai bahan dasar dan acuan pada penelitian selanjutnya.
3
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
4/24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pertumbuhan dan perubahan dari
spermatogonia sampai spermatozoa yang terjadi di tubulus seminiferus testis.
Epitel tubulus seminiferus terdiri atas dua jenis sel yaitu sel sertoli yang
berfungsi untuk menunjang, melindungi, dan mengatur nutrisi spermatozoa yang
berkembang, dan sel yang kedua, sel spermatogenik yang akan menjadi
spermatozoa. Celah diantara tubulus seminiferus dalam testis berisi jenis sel lain
yang disebut sel leydig. Sel ini merupakan sel pensekresi steroid (Junqueira dan
Carneiro, 1997).
Proses spermatogenesis meliputi tiga fase yaitu :
1) Spermatositogenesis, selama fase ini spermatogonium membelah secara
mitosis, menghasilkan generasi sel baru yang nantinya akan menghasilkan
spermatosit primer.
2) Meiosis, Terdiri dari miosis I dan miosis II. Selama fase miosis I, spermatosit
primer mengalami pembelahan serta mereduksi sampai setengah jumlah
kromosom dan jumlah DNA per sel, menghasilkan spermatosit sekunder,
kemudian spermatosit sekunder mengalami meiosis II menghasilkan
spermatid.
3) Spermiogenesis, spermatid mengalami proses sitodiferensiasi menghasilkan
spermatozoa (Junqueira dan Carneiro, 1997).
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
5/24
Gambar 2.1. Histologi testis (Junqueira dan Carneiro, 1997)
Proses spermatogenesis dimulai dengan sel benih primitif, yaitu
spermatogonium, yang berkumpul tepat di tepi lamina basal dari epitel
germinativum. Sel spermatogonium relatif kecil, bergaris tengah sekitar 12 m,
dan intinya mengandung kromatin pucat. Pada keadaan kematangan kelamin, sel
ini mengalami sederetan mitosis, dan sel-sel yang baru dibentuk dapat mengikuti
satu dari dua jalur yaitu mereka dapat berlanjut, setelah satu atau lebih
pembelahan mitosis, sebagai sel induk yang disebut spermatogonium tipe A,
atau mereka dapat berdiferensiasi selama siklus mitotik yang progresif menjadi
spermatogonium tipe B (Junqueira dan Carneiro, 1997).
Spermatogonium tipe A adalah sel induk untuk garis keturunan
spermatogenik, sementara spermatogonium tipe B merupakan sel progenitor yang
berdiferensisasi menjadi spermatosit primer. Segera setelah sel spermatogonium
A dan B, sel tersebut memasuki tahap profase dari pembelahan miosis pertama.
Pada saat ini, spermatosit primer memiliki 46 kromosom dan diploid (2N). Dalam
5
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
6/24
tahap profase ini, sel melewati 4 tahap yaitu leptoten, zigoten, pakiten, dan
diploten. Kemudian mengalami diakinesis, yang menghasilkan pemisahan dari
kromosom (Junqueira dan Carneiro, 1997).
Persilangan gen kromosom terjadi pada tahap miosis I ini. Sel kemudian
memasuki metafase, dan kromosom bergerak menuju kutub masing-masing pada
tahap anafase berikutnya. Karena profase pembelahan ini memakan waktu lebih
kurang 22 hari, maka hampir seluruh sel yang tampak pada potongan berada
dalam fase ini. Spermatosit primer adalah sel terbesar dalam garis turunan
spermatogenik ini dan ditandai adanya kromosom dalam tahap proses
penggelungan yang berbeda di dalam intinya (Junqueira dan Carneiro, 1997).
Dari pembelahan miosis I ini timbul sel yang lebih kecil disebut spermatosit
sekunder dengan hanya 23 kromosom dan haploid (1N). Spermatosit sekunder
sulit diamati dalam sedian testis karena merupakan sel berumur pendek yang
berada dalam fase interfase yang sangat singkat dan dengan cepat memasuki
pembelahan miosis II. Pembelahan spermatosit sekunder menghasilkan
spermatid, sel yang mengandung 23 kromosom dan haploid. Spermatid ini dapat
dikenali melalui ukurannya yang kecil (garis tengah 7-8 m), inti dengan daerah-
daerah kromatin padat dan lokasi jukstaluminal di dalam tubulus seminiferus.
(Junqueira dan Carneiro, 1997).
Proses selanjutnya adalah spermiogenesis, yang mencakup pembentukan
akrosom, pemadatan dan pemanjangan inti, pembentukan flagelum, dan
pengurangan sebagian besar sitoplasmanya. Hasil akhirnya adalah spermatozoa
matang, yang kemudian dilepaskan ke dalam lumen tubulus seminiferus
(Junqueira dan Carneiro, 1997).
6
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
7/24
Gambar 2.2. Urutan peristiwa dan waktu dalam spermatogenesis
(GSNU, 2009).
Keseluruhan proses spermatogenesis, dari spermatogonia menjadi
spermatozoa, membutuhkan waktu sekitar 74 hari pada manusia dan 36 hari pada
tikus jantan (Guyton & Hall, 2007).
Spermatogenesis dirangsang oleh faktor-faktor hormonal. Beberapa hormon
yang mempengaruhinya antara lain :
1. Testosteron, yang disekresikan oleh sel-sel leydig yang terletak di
intertisium testis, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel
germinal testis, yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma.
2. Luteinizing hormone, yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior,
merangsang sel-sel leydig untuk menyekresikan testosteron.
7
B
A
25 days
28 days
21 days
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
8/24
3. Follicle stimulating hormone, yang juga disekresikan oleh sel-sel kelenjar
hipofisis anterior, merangsang sel-sel sertoli, tanpa rangsangan ini,
pengubahan spermatid menjadi sperma (proses spermiogenesis) tidak akan
terjadi.
4. Estrogen, yang dibentuk dari testosteron oleh sel-sel sertoli ketika sel
sertoli dirangsang oleh FSH, mungkin juga penting untuk spermiogenesis.
5. Hormon Pertumbuhan, diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi
metabolisme testis. Hormon ini secara spesifik meningkatkan pembelahan
awal spermatogonia (Guyton & Hall, 2007).
Bila terjadi gangguan dalam hormon-hormon tersebut maka proses
spermatogenesis akan terganggu dan kualitas sperma akan berubah. Misalnya, jika
tidak ada FSH maka spermatogenesis tidak akan terjadi. Akan tetapi, FSH tidak
dapat bekerja sendiri menyelesaikan spermatogenesis. Agar spermatogenesis
berlangsung sempurna, memerlukan testosteron yang dihasilkan oleh sel
interstisial leydig. Produksi testosteron sendiri dirangsang oleh LH. (Guyton &
Hall, 2007). Kombinasi kadar FSH dan LH yang tinggi dan kadar testosterone
yang rendah menyebabkan adanya kegagalan testis. Kadar FSH yang tinggi
dengan kadar LH dan testosteron yang normal menyebabkan kegagalan sel
germinal terisolasi, fungsi sel leydig yang normal dan terandrogenisasi normal
tetapi mengalami azoospermia atau oligospermia (DeCherney et al, 1997).
Selain hormon, suhu yang sesuai di dalam testis penting untuk
spermatogenesis, biasanya sekitar 2-30 C dibawah suhu badan (Victor P.E, 2003).
Malnutrisi, alkoholisme, dan kerja obat atau senyawa tertentu mengakibatkan
gangguan pada spermatogonia, yang kemudian menyebabkan penurunan produksi
8
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
9/24
spermatozoa. Radiasi sinar-X dan garam kadmium cukup toksik terhadap sel
turunan spermatogenik, dapat menyebabkan kematian sel tersebut dan sterilisasi.
Akan tetapi, tidak perlu diragukan lagi, bahwa faktor endokrin mempunyai efek
paling penting terhadap spermatogenesis (Junqueira dan Carneiro, 1997).
2.2. Tinjauan Umum Pepaya
2.2.1. Taksonomi Tanaman Pepaya
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Klassis : Dicotyledonae
Ordo : Cistales
Familia : Caricacecae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L. (Van Steenis, 2002).
2.2.2. Sejarah Singkat Tanaman Pepaya
Tanaman pepaya (C. pepaya) aslinya berasal dari dataran rendah bagian timur
Amerika Tengah, dari Mexico sampai ke Panama (Nakasone & Paull, 1998). Biji-
bijinya didistribusikan ke Karibia dan Asia Tenggara selama penjelajahan
Spanyol di abad ke-16, kemudian menyebar dengan cepat ke India, Pasifik dan
Afrika (Villegas 1997). Pepaya kini tumbuh di semua negara-negara tropis dan
sub-tropis di dunia (OGTR, 2008).
Pepaya asli dari Amerika tengah adalah tanaman yang tinggi dan ramping
yang hampir tidak bisa dimakan. Selama penyebaran dan domestikasi, spesiesnya
9
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
10/24
mengalami perubahan ukuran buah, warna buah, sistem kawin dan perilaku
tumbuh (Manshardt & Moore, 2003).
2.2.3. Nama Lain Pepaya
Pepaya disebut juga gedang (Sunda), kates (Jawa), peute, batiak, ralempaya,
punti kayu (Sumatra), pisang malaka, bandas, manjan (Kalimantan), kalujawa
(Kalimantan) serta kapalaya kaliki dan uti jawa (Sulawesi). Selain nama daerah
pepaya juga mempunyai nama asing yaitu : papaw tree, papaya, papayer,
melonenbaum,fan mu gua (H. Wijayakusuma dan Dalimartha, 1998).
2.2.4. Syarat Tumbuh
Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000-
2000 mm/tahun. Suhu udara optimum 22-26 derajat C dengan kelembaban udara
sekitar 40% (Kemal Prihatman, 2000).
Tanah yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah yang subur dan banyak
mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur. Derajat
keasaman tanah (pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7. Kandungan
air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman ini. Tinggi
air yang ideal tidak lebih dalam dari pada 50150 cm dari permukaan tanah.
Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m 1000 m dpl
(Kemal Prihatman, 2000).
2.2.5. Morfologi Tanaman
Pohon biasanya tidak bercabang, batang berbentuk bulat,
berongga, tidak berkayu, dan terdapat benjolan-benjolan bekas
10
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
11/24
tangkai daun yang sudah rontok. Daun tunggal, berbentuk
menjari, tangkai daun yang panjang dan terkumpul di ujung
batang. Buah berbentuk bulat memanjang, bergantung di
batang, saat muda berwarna hijau dan kuning kemerahan jika
sudah matang, berongga besar di tengahnya dengan tangkai
buah yang pendek. Di dalam buah terdapat biji dalam jumlah
yang banyak dan diselimuti lapisan tipis, berwarna hitam, dan
berbentuk bulat kecil. Bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan
sebagai obat adalah daun, buah, biji, dan getahnya (Yellia
Mangan, 2003).
Gambar 2.3. Pohon pepaya (Caricapapaya L.)
2.2.6. Kandungan Kimia
11
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
12/24
Bagian hijau dari tanaman dan biji pepaya mengandung
alkaloid tetapi kandungan alkaloidnya lebih terkonsentrasi pada
daun pepaya (C.P. Khare, 2004). Selain alkaloid, daunnya
mengandung karpain, dehidrokarpain, flavonoid, dan tannin
(OGTR, 2008). Bijinya juga mengandung saponin, flavonoid,
polifenol, plobatanins dan hidroksimetil-antrakuinons (Udoh &
Kehinde, 1999). Getahnya mengandung enzim papain dan
pseudokarpain. Buahnya mengadung enzim proteolitik, papain
dan kimopain. (C.P. Khare, 2004).
Alkaloid pada biji pepaya telah diketahui memiliki efek
antifertilitas. Pada penelitian sebelumnya, hasil uji efek alkaloid
ekstrak biji pepaya terhadap kadar serum hormon seks tikus
jantan menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar serum
hormon testosteron selama 3 hari pemberian dengan dosis 10
mg/kg, 50 mg/kg, dan 150 mg/kg. Selain itu, kadar serum LH
mengalami penurunan yang signifikan secara statistik (P.B. Udoh
et al, 2009). Ekstrak alkaloid tersebut juga dapat mengurangi
jumlah sperma, menyebabkan degenerasi spermatozoa dan
menekan spermatogenesis secara keseluruhan (F.V. Udoh dan E.E.
Umoh, 2005).
2.2.7. Khasiat Tanaman
Pepaya bersifat manis dan netral. Akar berguna sebagai
peluruh kencing (diuretik), obat cacing, penguat lambung, serta
12
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
13/24
perangsang kulit. Biji dapat dipakai untuk obat cacing dan
peluruh haid. Buah matang dapat memacu enzim pencernaan,
peluruh empedu (cholagogue), menguatkan lambung (stomakik),
dan anti skorbut. Buah mengkal bermanfaat sebagai pencahar
ringan (laxative), peluruh kencing, pelancar keluarnya ASI, dan
abortivum. Daun dapat menambah nafsu makan, meluruhkan
haid dan menghilangkan sakit (H. Wijayakusuma dan Dalimartha, 1998).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
= menurunkan
= mempengaruhi
13
Ekstrak
Daun Pepaya
LH
Testosteron
Hormonlain
Spermatogenesis
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
14/24
3.2. Hipotesis
Pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) berpengaruh terhadap
spermatogenesis tikus putih (Rattus novergicus L.).
14
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
15/24
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi
UNAND dan Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNAND pada bulan Desember 2009-April 2010.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitin eksperimental dengan
rancanganPost-Test Randomized Control Group Design .
4.3. Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
novergicus L.) jantan, sehat, umur 1,5-2 bulan dengan berat antara 150-200 gram.
Tikus putih diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi
Universitas Andalas.
Sampel penelitian yang digunakan adalah 28 ekor tikus putih yang diambil
secara simple random sampling dari populasi dan dibagi menjadi 4 kelompok,
yaitu :
1. Kelompok I : kontrol dengan pemberian akuades
2. Kelompok II : perlakuan dengan pemberian ekstra daun Carica papaya
L. dosis 10 mg/kgBB/hari
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
16/24
3. Kelompok III : perlakuan dengan pemberian ekstra daun Carica papaya
L. dosis 50 mg/kgBB/hari
4. Kelompok IV : perlakuan dengan pemberian ekstra daun Carica papaya
L. dosis 150 mg/kgBB/hari
Setiap satu ekor mencit yang diambil dimasukkan ke kelompok yang
berbeda-beda sampai jumlah tiap kelompok mencukupi.
Besar sampel pada penelitian ini didapatkan dengan rumus Federer, yaitu :
( t-1 ) ( n-1 ) 15
Keterangan : t = jumlah kelompok percobaan
n = besar sampel setiap kelompok perlakuan
Dengan rumus ini didapat n 6 untuk masing-masing kelompok. Penulis
mempertimbangkan adanya kemungkinan drop outsampel penelitian
sebesar 10% sehingga jumlah sampel menjadi 7 ekor tikus putih untuk masing-
masing kelompok percobaan. Total besar sampel adalah 28 ekor tikus putih.
Pemberian dosis ekstrak daun Carica papaya L. berdasarkan rumus Metoda
Thomson yaitu metoda yang digunakan untuk menentukan tingkat dosis antara
dosis tertinggi dan dosis terendah dalam suatu percobaan. Metoda thomson
menggunakan rumus :
F =
Keterangan : F = kelipatan dosis
N = jumlah kelompok yang mendapatkan perlakuan (3)
DT = dosis tertinggi (150 mg/kgBB)
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
17/24
DR = dosis terendah (10 mg/kgBB)
Dari hitungan rumus di atas didapatkan bahwa kelipata dosis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 3,87.
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
18/24
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
19/24
4.4. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
4.4.1. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Pemberian ekstrak daun pepaya dengan dosis 10
mg/kgBB/hari, 50 mg/kgBB/hari, dan 150
mg/kgBB/hari.
2. Variabel terikat : Spermatogenesis tikus putih.
4.4.2. Definisi Operasional
1. Ekstraksi daun pepaya
Sari pati dari daun pepaya yang diambil dengan teknik maserasi metanol
yang dipekatkan dengan rotary evaporator.
2. Spermatogenesis
Proses pembentukan sperma yang dinilai dari jumlah rata-rata sel
spermatogenik per tubulus seminiferus yaitu sel spermatogonia,
spermatosit, dan spermatid serta lapisan sel spermatogeniknya.
3. Maserasi
Cara ekstraksi yang paling sederhana dimana daun pepaya yang telah halus
direndam dengan bahan pengekstraksi (etanol 95%) sampai meresap dan
melunakkan susunan sel daun sehingga zat-zat yang mudah larut akan
melarut.
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
20/24
4.5. Bahan Penelitian
1. Ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)
2. Tikus putih (Rattus novergicus L.) jantan, sehat, umur 1,5-2 bulan, dengan
berat 150-200 gram sebanyak 28 ekor.
3. Etanol 95%
4. Akuades steril
5. Pakan tikus putih berupa pelet
6. Eter anastetik
7. Minyak imersi
8. Pewarna Hematoksilin-Eosin
10.Parafin
11.Xilol dan xilol alkohol
12.Kloroform
4.6. Instrumen Penelitian
1. Kandang tikus putih 4 buah
2. Tempat makan dan minum tikus putih 4 buah
3. Spuit oral
4. Timbangan Ohaus untuk mengukur berat badan tikus putih
5. Rotary evaporator
6. Kapas
7. Botol bewarna gelap
8. Mikroskop cahaya
9. Kaca objek dan kaca penutup
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
21/24
10.Gunting bedah dan alat bedah lainnya
11.Mikrotom
12.Mikrometer
13.Label
4.7. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
1. Persiapan Hewan Percobaan
Tikus putih (Rattus novergicus L.) jantan sebanyak 24 ekor dikelompokkan
sesuai kategori kemudian dipelihara dahulu selama 15 hari untuk aklimatisasi.
Selama masa ini, tikus percobaan diberi makanan dan minuman standar. Hewan
dinyatakan sehat jika tidak mengalami perubahan berat badan lebih dari 10% dan
secara visual menunjukkan perilaku normal. Sebelum perlakuan dimulai tikus
percobaan ditimbang dan dilabel dengan spidol sebagai penanda agar tidak salah
dalam memberikan perlakuan.
2. Proses Pembuatan Ekstrak Daun Pepaya (Ekstraksi)
Satu kg sampel daun pepaya lokal yang ada di Sumatera Barat diiris tipis atau
dihaluskan. Untuk ekstraksi sampel digunakan metode maserasi. Sampel yang
telah diiris tipis dimaserasi dengan etanol 95% sehingga terendam seluruhnya
selama 5 hari dengan sekali-kali diaduk, kemudian disaring dengan kapas. Hasil
saringan disimpan dalam botol berwarna gelap terhindar dari cahaya. Ulangi
maserasi ini selama 3 kali dengan sampel yang sama. Hasil maserasi dipekatkan
denganRotary Evaporatorsehingga didapat ekstrak daun pepaya.
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
22/24
3. Proses pengenceran ekstrak daun pepaya
Ekstrak daun pepaya diencerkan dengan akuades. Pada kelompok II
pengenceran dilakukan hingga kosentrasi ekstrak menjadi 1%, sehingga setiap 0,1
ml terdapat 1 mg ekstrak daun pepaya. Pada kelompok III pengenceran dilakukan
hingga kosentrasi ekstrak menjadi 5%, sehingga setiap 0,1 ml terdapat dalam 5
mg ekstrak daun pepaya. Pada kelompok IV pengenceran dilakukan hingga
konsentrasi ekstrak menjadi 15 % sehingga setiap 0,1 ml terdapat 15 mg ekstrak
daun pepaya yang beratnya konstan.
4. Cara Kerja
Tikus putih dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus
putih yang dikandangkan secara terpisah. Setelah itu tiap kelompok diberi
perlakuan sesuai dengan kategorinya. Pemberian ekstrak daun pepaya dilakukan
dengan spuit oral 1 x sehari pada jam yang sama selama 36 hari.
Pada hari ke-37 tikus putih dimatikan dengan eter, kemudian tikus dibedah,
diambil testisnya dan dibuat preparat histologis dengan metode parafin dan
pewarnaan HE. Preparat ini digunakan untuk mengetahui jumlah rata-rata sel
spermatogenik per tubulus seminiferus dengan menggunakan mikroskop cahaya
perbesaran 200 kali.
Data diperoleh dari pemeriksaan terhadap 48 tubulus (24 tubulus dari testis
kanan dan 24 tubulus dari testis kiri). Data tersebut berupa data kuantitatif
meliputi jumlah rata-rata sel-sel spermatogonia, sel-sel spermatosit, sel-sel
spermatid dan lapisan sel spermatogenik. Evaluasi dilakukan pada stadium VII
siklus spermatogenesis tikus dimana pada stadium tersebut telah terbentuk
spermatid.
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
23/24
4.8. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh diolah dengan komputer menggunakan program EpiData
dan SPSS 13, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik berupa :
1. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit Test dan uji
homogenitas varians Barlett
2. Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan uji
Analysis of Variance (ANOVA) untuk mengetahui perbedaan rerata antar
kelompok, dan jika terdapat perbedaan bermakna dilanjutkan dengan uji
beda nyata terkecil (BNT). Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi
normal dan homogen dilakukan transformasi data (x= ). Jika dianalisis
kembali ternyata data tetap tidak normal dan homogen maka dilakukan uji
statistik non parametrik Kruskal-Wallis untuk menentukan apakah data
tersebut memperlihatkan perbedaan yang bermakna atau tidak. Taraf
kemaknaan yang digunakan adalah 5%.
-
7/30/2019 Pengaruh ekstrak daun pepaya terhadap spermatogenesis
24/24