PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNING RATIO
(PER), RETURN ON ASSET (ROA), LABA DITAHAN DAN NILAI TUKAR
TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI
INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Vinna Yuliana
NIM: 11140860000023
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Vinna Yuliana
NIM : 11140860000023
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian atau pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 30 Juli 2018
Yang Menyatakan
(Vinna Yuliana)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Vinna Yuliana
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juli 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kodiklat TNI RT/RW 01/03 Kelurahan
Buaran, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan
Nomor Hp : 083873881004
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2001 – 2002 : TK Puspa Indah
2002 – 2008 : MI Negeri 15 Bintaro
2008 – 2011 : SMP Negeri 87 Jakarta
2011 – 2014 : SMA Negeri 47 Jakarta
2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Ekonomi Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
ABSTRACT
This research aims to know the influences of earning per share, price earning
ratio, return on asset, retained earnings and exchange rate toward sharia stock
prices listed in Indonesia Sharia Shares Index (ISSI) on 2015 1st quarter to 2017
4th
quarter. This research uses property and real estate sectors of sharia stock
which consistently listed in Indonesia Sharia Shares Index (ISSI) on 2015-2017
period, including APLN, ASRI, BAPA, DILD, GPRA, KIJA, MTLA, SMDM and
TOTL as the samples. Analysis method on this research is done by using data
panel regression analysis on Eviews version 9. The result of the research shows
that earning per share and price earning ratio have positive and significant
influence toward stock price, but retained earnings and exchange rate have
negative and significant influence toward stock price. Then, return on asset has
no significant effect to stock price. Simultaneously, earning per share, price
earning ratio, return on asset, retained earnings and exchange rate have
significant influence toward stock price.
Keywords: Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset
(ROA), Retained Earnings, Exchange Rate, Stock Price, ISSI
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh earning per share, price
earning ratio, return on asset, laba ditahan dan nilai tukar terhadap harga saham
syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode kuartal 1
tahun 2015 hingga kuartal 4 tahun 2017. Penelitian ini menggunakan saham
syariah sektor property dan real estate yang konsisten masuk dalam daftar Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015-2017, yaitu APLN, ASRI, BAPA,
DILD, GPRA, KIJA, MTLA, SMDM dan TOTL sebagai sampel. Metode analisis
yang digunakan adalah analasis regresi data panel menggunakan Eviews versi 9.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel earning per share
dan price earning ratio berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga
saham, sedangkan variabel laba ditahan dan nilai tukar berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham. Lalu, variabel return on asset tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, variabel earning per share,
price earning ratio, return on asset, laba ditahan dan nilai tukar berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci: Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on
Asset (ROA), Laba Ditahan, Nilai Tukar, Harga Saham, ISSI
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmutallahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on
Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Syariah yang
Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)” sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, nasihat serta doa dari
berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Syafril P. dan Ibu Darmiati serta Adik
penulis, Vania Putri Meidita yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
nasihat serta semangat yang tak pernah putus kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Bapak Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., QIA., BKP selaku Wakil
Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H. selaku
Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi
Saharuddin, M.A. selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah
memberikan jalan bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz M.M. Hah.Slm. selaku dosen
penguji ahli dan penemu teori H yang telah meluangkan waktunya untuk
menguji penelitian penulis sehingga penelitian ini menjadi lebih baik.
ix
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu RR. Tini Anggraeni, S.T., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi
Ekomoni Syariah sekaligus Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah
membantu penulis selama proses penyelesaian studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A. selaku Dosen Pembimbing I
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan
memberikan arahan serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Ady Cahyadi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing serta memberikan
solusi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat dan membantu penulis dalam proses menempuh pendidikan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Teman-teman semasa kuliah di Prodi Ekonomi Syariah, Anis, Eka, Infa,
Laras, Ratih, Sherly, Zety, Andre, Ainur, Wahyu, Alfi, Amin dan Dwi Wahyu
yang senantiasa saling mendukung satu sama lain sejak awal hingga
penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman KKN SIRIUS106 terutama Etika, Hakim, Salim, Arinda dan
Fenny serta Fitri, Intan, Tata dan Prasetya yang telah saling mendukung satu
sama lain.
12. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Hal
ini tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .............................................................. 12
C. Perumusan Masalah ............................................................... 13
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 13
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 14
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 15
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 17
A. Teori ...................................................................................... 17
1. Filosofi Ekonomi Islam ................................................... 17
2. Investasi .......................................................................... 22
3. Pasar Modal .................................................................... 28
4. Pasar Modal Syariah ....................................................... 31
5. Saham ............................................................................. 35
6. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ........................... 39
7. Harga Saham................................................................... 40
8. Laporan Keuangan Perusahaan........................................ 41
9. Nilai Tukar...................................................................... 46
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 47
C. Keterkaitan Antar Variabel .................................................... 53
1. Earning per Share dengan Harga Saham ......................... 53
2. Price Earning Ratio dengan Harga Saham ...................... 53
3. Return on Asset dengan Harga Saham ............................. 54
4. Laba Ditahan dengan Harga Saham ................................. 55
5. Nilai Tukar dengna Harga Saham .................................... 56
D. Kerangka Pemikiran............................................................... 57
E. Hipotesis Penelitian ............................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 60
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 60
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ................................. 60
xii
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 62
D. Metode Analisis Data ............................................................. 63
1. Analisis Regresi Data Panel ............................................ 63
2. Metode Pemilihan Model ................................................ 66
3. Uji Hipotesis ................................................................... 67
E. Model Penelitian .................................................................... 69
F. Operasional Variabel Penelitian ............................................. 69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 72
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 72
1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ........................... 72
2. Perusahaan Sektor Property dan Real Estate ................... 74
3. Earning per Share (EPS) ................................................. 81
4. Price Earning Ratio (PER) .............................................. 82
5. Return on Asset (ROA) ................................................... 84
6. Laba Ditahan................................................................... 85
7. Nilai Tukar...................................................................... 86
B. Hasil dan Pembahasan ........................................................... 88
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel .............................. 88
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ........................................ 91
3. Model Penelitian ............................................................. 96
4. Interpretasi Hasil Penelitian ............................................ 100
xiii
BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 107
A. Kesimpulan ............................................................................ 107
B. Saran ..................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
LAMPIRAN ................................................................................................... 116
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Investasi dan Menabung ................................................. 23
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 47
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ............................................................................ 62
Tabel 4.1 Hasil Regresi Data Panel dengan Berbagai Model ........................... 88
Tabel 4.2 Hasil Uji Chow ................................................................................ 89
Tabel 4.3 Hasil Ui Hausman ........................................................................... 90
Tabel 4.4 Hasil Uji t ........................................................................................ 92
Tabel 4.5 Hasil Uji F ....................................................................................... 94
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 95
Tabel 4.7 Koefisien Variabel ........................................................................... 96
Tabel 4.8 Koefisien Perusahaan ...................................................................... 97
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Perkembangan Nilai Indeks Saham Syariah Indonesia ................. 4
Gambar 1.2 Laju Pertumbuhan Industri Property dan Real Estate ................... 6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 57
Gambar 4.1 Perkembangan Nilai Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2015-
2017 ........................................................................................... 73
Gambar 4.2 Perkembangan Rata-Rata Nilai EPS Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate Periode 2015-2017 ..................................................... 81
Gambar 4.3 Perkembangan Rata-Rata Nilai PER Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate Periode 2015-2017 ..................................................... 83
Gambar 4.4 Perkembangan Rata-Rata Nilai ROA Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate Periode 2015-2017 ..................................................... 84
Gambar 4.5 Perkembangan Rata-Rata Saldo Laba Ditahan Perusahaan Sektor
Property dan Real Estate Periode 2015-2017 ................................ 85
Gambar 4.6 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Periode 2015-
2017 ............................................................................................. 87
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Variabel Penelitian .............................................................. 116
Lampiran 2.1 Common Effect Model ............................................................... 120
Lampiran 2.2 Fixed Effect Model .................................................................... 121
Lampiran 2.3 Random Effect Model ................................................................ 122
Lampiran 2.4 Chow Test ................................................................................. 123
Lampiran 2.5 Hausman Test ........................................................................... 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi adalah penundaan konsumsi pada saat ini untuk mendapatkan
konsumsi pada masa yang akan datang dan terdapat risiko ketidakpastian di
dalamnya (Martalena dan Malinda, 2011:1). Secara sederhana, investasi
merupakan bentuk kegiatan untuk mengembangkan harta kekayaan dengan
cara tertentu yang di dalamnya mengakibatkan aktivitas dan risiko. Ada
berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menyalurkan dana bagi investor
yang memiliki kelebihan dana dalam bentuk investasi. Investasi dalam pasar
modal adalah salah satu bentuk investasi yang dapat dimanfaatkan investor
selain berinvestasi dalam bentuk emas atau tanah.
Pasar modal adalah salah satu alternatif bagi investor yang ingin
menanamkan dananya dengan mengharapkan keuntungan dan mendapatkan
dana tambahan bagi operasional perusahaan serta pengembangan usahanya.
Menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal merupakan tempat untuk
memperjualbelikan sekuritas yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun,
seperti obligasi dan saham. Pasar modal menyediakan fasilitas untuk
mempertemukan antara pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dalam konsep investasi.
Ada beberapa instrumen pasar modal yang dapat dimanfaatkan oleh
investor, diantaranya saham, obligasi, reksadana, right dan warran. Dengan
demikian, investor dapat menempatkan dana pada instrumen keuangan tersebut
2
sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risikonya. Bagi investor yang telah
mengetahui pasar modal, maka akan lebih tertarik untuk berinvestasi dalam
kegiatan jual beli saham. Hal ini dikarenakan jual beli saham akan
menghasilkan 2 keuntungan, yaitu keuntungan jangka panjang atau disebut
dividen dan keuntungan jangka pendek atau disebut capital gain.
Berinvestasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan dalam
Islam. Karena dengan menginvestasikan sebagian harta yang telah diperoleh
selama bekerja akan menyebabkan harta tersebut menjadi produktif dan
bermanfaat bagi orang lain. Islam tidak memisahkan antara urusan ekonomi
dengan agama, sehingga manusia tetap merujuk kepada ketentuan syariah
dalam segala aktivitas termasuk dalam memperoleh harta kekayaan. Manusia
dalam melakukan kegiatan ekonomi seperti bekerja, berbisnis atau berinvestasi
untuk mencari rezeki harus memilih bidang yang halal walaupun memberikan
keuntungan yang sedikit dibanding dengan bidang yang haram (Nurhayati dan
Wasilah, 2008:70). Dalam Islam dilarang untuk menimbun harta, karena
perilaku tersebut merupakan hal yang tidak disukai oleh Allah SWT dan akan
menimbulkan pemusatan kekayaan pada golongan tertentu dalam
perekonomian. Jadi, sebagai upaya pencegahan penimbunan harta, maka
diperlukan sarana berupa lembaga investasi seperti penanaman modal di pasar
modal syariah.
Negara pertama yang memperkenalkan prinsip syariah pada bidang pasar
modal yaitu Jordania dan Pakistan. Hal ini didasari oleh semakin besarnya
peningkatan akumulasi capital dikalangan umat Islam. Awalnya pada tahun
3
1978 Pemerintah Jordania melalui Law No. 13 Tahun 1978 mengizinkan
Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Kemudian atas
dasar izin tersebut, diterbitkanlah Muqaradah Bond Act pada 1981. Lalu pada
tahun 1980 Jordania dan Pakistan menerbitkan The Madarabas Company dan
Madarabas Ordinance di Pakistan.
Penerbitan reksadana syariah pada tanggal 25 Juni 1997 merupakan awal
mula perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai. Selanjutnya,
pada bulan Juli tahun 2000 Jakarta Islamic Index (JII) diterbitkan oleh PT
Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa Investment
Management (DIM). JII merupakan kumpulan 30 jenis saham berbagai emiten
yang kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kriteria
komponen Jakarta Islamic Index (JII) disusun berdasarkan persetujuan dari
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang tentunya mengikuti syariah Islam. Pasar
modal syariah di Indonesia semakin berkembang dengan diterbitkannya Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011 oleh Bapepam-LK
dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Penjelasan mengenai ISSI tercantum dalam website PT Bursa Efek
Indonesia yang menjelaskan bahwa “ISSI merupakan indeks saham yang
mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah yang
tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI
direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November) dan dipublikasikan pada
4
awal bulan berikutnya. Penyesuaian konstituen ISSI dilakukan apabila ada
saham baru yang tercatat atau dihapuskan dari DES” (www.idx.co.id).
Gambar 1.1
Perkembangan Nilai Indeks Saham Syariah Indonesia
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Sumber: www.idx.co.id
Gambar 1.1 menunjukkan pergerakan nilai Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) selama tahun 2015 hingga 2017. Dari gambar di atas dapat
terlihat bahwa pada periode kuartal 1 tahun 2015, ISSI berada pada 174,098
poin dan semakin turun hingga kuartal 3 tahun 2015 134,392. Periode tersebut
merupakan pencapaian ISSI yang terendah selama periode penelitian. Hal ini
dikarenakan oleh melemahnya perekonomian dunia yang disebabkan oleh
China, menurunnya harga minyak mentah dunia serta isu spekulasi mengenai
kenaikan suku bunga The Fed. Namun, dari kuartal 4 tahun 2015 hingga
kuartal 4 tahun 2017 ISSI terus menguat hingga mencapai 189,860 poin. Hal
ini dikarenakan kembalinya kepercayaan investor untuk menginvestasikan
dananya kepada sektor saham di ISSI yang sesuai dengan syariah Islam.
5
Terdapat berbagai sektor usaha yang terdaftar di dalam ISSI, seperti sektor
pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri
barang konsumsi, property dan real estate, infrastruktur, keuangan serta
perdagangan, jasa dan investasi. Berbagai perusahaan tersebut telah terdaftar
sebagai perusahaan yang go public dan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sektor property dan real estate dianggap penting untuk dikembangkan karena
sektor tersebut berhubungan dengan jumlah populasi masyarakat Indonesia
yang terus meningkat. Banyaknya investor yang menanamkan sahamnya pada
industri property dan real estate yang menyebabkan pesatnya perkembangan
sektor tersebut. Hal ini dikarenakan return saham yang dihasilkan terus
meningkat. Didukung pula oleh gencarnya sektor perbankan yang memberikan
bunga kredit KPR yang rendah. Sehingga mendorong masyarakat untuk
melakukan pembelian saham pada sektor ini (www.cnbcindonesia.com).
Investasi properti merupakan investasi jangka panjang karena berbentuk fixed
asset dan harga properti yang meningkat sepanjang tahun. Perkembangan
sektor ini didukung oleh rencana Presiden Joko Widodo yang mengalokasikan
dana APBN tahun 2015 sebesar 290,3 Triliun untuk meningkatkan
infrastruktur melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(http://properti.kompas.com). Selain itu, sektor property dan real estate
memiliki volatilitas yang cukup tinggi. Hal ini terlihat pada laju pertumbuhan
industri sektor property dan real estate dari tahun 2015 hingga 2017.
6
Gambar 1.2
Laju Pertumbuhan Industri Property dan Real Estate
0
100
200
300
400
500
600
Sumber: www.idx.co.id
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan industri property dan
real estate mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2015 hingga 2017. Pada
kuartal 1 tahun 2015 berada di 560,941 poin dan terus turun hingga kuartal 3
tahun 2015 yaitu 501,700 poin dan 434,273 poin. Hal ini dikarenakan
melemahnya perekonomian dunia. Pada periode selanjutnya hingga kuartal 3
tahun 2016 perkembangan sektor property dan real estate beranjak meningkat
hingga dititik 565,086 poin. Lalu mengalami penurunan yang tidak signifikan
hingga kuartal 4 tahun 2017, yaitu 495,510 poin.
Sebelum melakukan investasi di sektor property dan real estate, para
investor tentunya terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap kondisi
internal dan eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham
perusahaan tersebut untuk mendapatkan return yang diinginkan. Menurut
Jogiyanto (2015:8), harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan
7
kekayaan suatu perusahaan, dimana fluktuasi harga saham ditentukan oleh
banyaknya penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa efek. Semakin
banyak investor yang membeli suatu saham, maka harganya akan semakin
naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang menjual suatu saham, maka
harga saham tersebut akan semakin turun. Menurut Pandji dan Piji (2003:58)
dalam Situmorang et al (2015:4), harga saham dibedakan menjadi 3, yaitu
harga nominal, harga saham perdana dan harga pasar.
Menurut Fahmi (2012:91-92), perspektif investor sangat sederhana dalam
memberikan penilaian terhadap suatu saham. Penilaian seorang investor
terhadap suatu saham yaitu melihat prospek usaha yang menjanjikan, kinerja
keuangan dan non-keuangan yang baik, penyajian laporan keuangan yang jelas
atau bersifat terbuka serta melihat sisi keuntungan yang terus meningkat.
Analisis kondisi internal perusahaan adalah cara menganalisis saham bagi
investor sebelum membeli suatu saham. Jika investor ingin melihat bagaimana
kondisi internal perusahaan emiten, maka investor dapat melihat informasi
laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Laporan keuangan sangat
berguna bagi investor untuk membantu dalam mengambil keputusan investasi.
Perusahaan atau emiten wajib untuk mempublikasikan laporan keuangannya
pada periode tertentu. Hal ini sesuai dengan keputusan BAPEPAM yang
menyatakan “Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan
menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ).”
8
Cara untuk analisa kinerja perusahaan yang mendasar yaitu dapat dengan
cara menghitung pertumbuhan earning (laba bersih setelah pajak) perusahaan
terhadap jumlah saham yang dimiliki perusahaan dalam periode tertentu. Hasil
dari perbandingan antara jumlah earning dengan jumlah lembar saham
perusahaan akan menghasilkan komponen yang dinamakan Earning per Share
(EPS). EPS bermanfaat bagi investor untuk mengetahui gambaran prospek
earning perusahaan (Tandelilin, 2010: 365). EPS menunjukkan besaran tingkat
keuntungan yang diperoleh perusahaan untuk setiap lembar saham. Semakin
tinggi EPS, maka semakin tinggi pula peluang pendapatan yang akan diterima
oleh investor serta semakin baik pula kondisi operasional suatu perusahaan.
Besaran keuntungan yang diterima pemegang saham akan mempengaruhi
harga saham perusahaan. Jika besaran keuntungan tersebut mengalami
peningkatan, maka harga saham perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, jika
besaran keuntungan mengalami penurunan, maka harga saham perusahaan
akan menurun (Hadianto, 2008:164). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Hunjra, dkk (2014) mengenai pengaruh kebijakan dividen, EPS, ROE dan
profit setelah pajak terhadap harga saham menyatakan bahwa variabel EPS
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Muksal (2016) yang menyatakan bahwa
EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Ketika EPS
suatu perusahaan rendah, berarti manajemen perusahaan tersebut belum dapat
mengoptimalkan kinerjanya, yang mengakibatkan harga saham suatu
perusahaan menurun.
9
Selain menggunakan Earning per Share (EPS), investor dapat
menggunakan Price Earning Ratio (PER) untuk menilai suatu saham. Alasan
penggunaan PER dalam menganalisis suatu saham yaitu dapat membantu para
analis untuk memperbaiki judgement perusahaan dikarenakan harga saham saat
ini mencerminkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Menurut
Gitman (2006) dalam Hadianto (2008:164), PER menunjukkan seberapa besar
kepercayaan investor pada kinerja masa depan perusahaan. PER yaitu rasio
yang menggambarkan bagaimana pasar mengapresiasi kinerja perusahaan yang
ditunjukkan dalam besarnya laba per lembar saham. Rasio ini memberikan
informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
kepada pemegang saham. Semakin besar PER, maka semakin meningkat harga
saham suatu perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2013)
dan Kumar (2017) mengenai pengaruh PER terhadap harga saham
menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri, dkk (2016)
yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Perbedaan hasil penelitian tersebut yang mendorong penulis
untuk melakukan penelitian kembali terhadap pengaruh PER terhadap harga
saham.
Menurut Wiagustini (2010:81), untuk mengukur kemampuan dalam
menghasilkan laba suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan, yaitu
Return on Asset (ROA). ROA merupakan presentase perbandingan antara laba
bersih dengan total aktiva. Tujuan ROA adalah untuk mengetahui kontribusi
10
aset dalam perhitungan laba bersih (Hery, 2014: 193). Semakin tinggi profit
atau keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut
dianggap mampu memaksimalkan penggunaan asetnya secara efisien (Abigael
K dan Ika S, 2008:78). Kemampuan perusahaan tersebut akan mempengaruhi
permintaan saham perusahaan yang meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan harga saham perusahaan. Pernyataan ini didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2015), Apsara dan Indriani (2017)
mengenai pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham yang
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan tehadap harga
saham. Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2017)
yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Perbedaan hasil penelitian inilah yang mendorong peneliti untuk
meneliti kembali mengenai pengaruh ROA terhadap harga saham.
Untuk melihat perkembangan bisnis suatu perusahaan, investor dapat
melihat dari besaran Laba Ditahan atau Retained Earnings yang terdapat di
dalam laporan keuangan perusahaan. Laba ditahan yaitu laba atau keuntungan
perusahaan yang ditahan oleh perusahaan dan tidak dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen (Kasmir, 2014: 44). Lazimnya, laba
ditahan diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan untuk kelangsungan
pertumbuhan perusahaan atau untuk melunasi utang-utang perusahaan.
Semakin besar pembayaran dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan
yang selanjutnya mengurangi total sumber dana internal suatu perusahaan. Hal
ini dapat berakibat terhadap berkurangnya kemampuan perusahaan dalam
11
menginvestasikan dananya sehingga menurunkan tingkat pertumbuhan
perusahaan yang berdampak pada menurunnya harga saham. Pernyataan ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Firzitya (2015)
yang menyatakan bahwa laba ditahan suatu perusahaan memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Chughtai, dkk (2013) yang menyatakan bahwa laba
ditahan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian tersebut maka peneliti memilih untuk
meneliti kembali mengenai pengaruh laba ditahan dengan harga saham. Selain
itu, peneliti memilih menggunakan variabel laba ditahan dikarenakan masih
sedikitnya penelitian mengenai pengaruh laba ditahan dengan harga saham.
Selain melihat kondisi internal perusahaan, investor dapat melihat kondisi
eksternal perusahaan untuk menganalisis kinerja perusahaan seperti Nilai
Tukar. Menurut Rahardja dan Manurung (2008:307), nilai tukar (kurs) yaitu
nilai atau harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain untuk
memperoleh mata uang lain. Nilai tukar berpengaruh terhadap sektor
perdagangan yang berkaitan dengan ekspor-impor. Dolar Amerika Serikat
merupakan mata uang yang digunakan dalam perdagangan internasional. Bagi
perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor harus memperhatikan
kestabilan kurs dolar AS terhadap rupiah. Jika perusahaan mengimpor bahan
bakunya, maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi
perusahaan yang akan mengurangi tingkat keuntungan dan selanjutnya akan
mempengaruhi minat beli investor terhadap saham perusahaan tersebut. Semua
12
hal tersebut akan berpengaruh terhadap harga saham (www.bappenas.go.id).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Masih (2014) dan Antokolaras
(2017) mengenai pengaruh variabel makroekonomi terhadap harga saham yang
menyatakan bahwa variabel nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap harga saham. Namun, penelitian yang dilakukan oleh
Nurdiana (2016) menyatakan bahwa variabel nilai tukar rupiah memiliki
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan
perbedaan hasil penelitian tersebut maka peneliti memilih untuk meneliti
kembali pengaruh nilai tukar terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Earning per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar
terhadap Harga Saham Syariah yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)”.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran yang telah diuraikan, maka peneliti
membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Harga
Saham.
2. Variabel independen atau faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
pada penelitian ini dibatasi pada Earning per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), Return on Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar.
13
3. Penelitian ini hanya menggunakan saham-saham pada perusahaan sektor
property dan real estate yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apakah Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on
Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar berpengaruh secara parsial
terhadap harga saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)?
2. Apakah Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on
Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar berpengaruh secara simultan
terhadap harga saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan adanya hal-hal yang peneliti anggap
perlu untuk diteliti lebih lanjut, untuk pengembangan penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan pengaruh beberapa faktor (Apakah Earning per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), Laba Ditahan dan
Nilai Tukar) terhadap Harga Saham perusahaan sektor property dan real estate
yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Maka tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:
14
1. Menganalisis pengaruh secara parsial Earning per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai
Tukar terhadap Harga Saham pada perusahaan sektor property dan real
estate yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
2. Menganalisis pengaruh secara simultan Earning per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai
Tukar terhadap Harga Saham pada perusahaan sektor property dan real
estate yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis terhadap permasalahan yang diteliti, yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan sektor property dan real
estate yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on
Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar terhadap Harga Saham
perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan
keputusan dalam berinvestasi di sektor tersebut.
15
3. Bagi Pihak Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan acuan dan gambaran dalam menentukan
harga saham perusahaan dengan mengoptimalkan kinerja keuangan
perusahaan dan memperhatikan faktor eksternal perusahaan.
4. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan serta menjadi tambahan referensi dan rujukan dalam penelitian
selanjutnya mengenai pengaruh Earning per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), Return on Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar
terhadap Harga Saham bagi pembaca.
5. Bagi Masyarakat
Menjadi media informasi dan referensi dalam berinvestasi pada saham
syariah khususnya saham perusahaan sektor property dan real estate yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang penelitian, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas landasan teori dari hal-hal yang berkaitan berupa,
pengertian ekonomi Islam, investasi, pasar modal, saham, indeks saham
syariah Indonesia (ISSI), harga saham, laporan keuangan, earning per share
16
(EPS), price earning ratio (PER), return on asset (ROA), laba ditahan, nilai
tukar, penelitian terdahulu, keterkaitan antar variabel, kerangka pemikiran dan
hipotesis penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas mengenai tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari
ruang lingkup penelitian, populasi dan teknik penentuan sampel, metode
pengumpulan data, metode analisis data, model penelitian dan operasional
variabel penelitian.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai gambaran umum objek penelitian,
pembahasan uji dan interpretasi hasil penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan akhir berupa jawaban penelitian yang telah
dipaparkan sebelumnya dan saran bagi beberapa pihak terkait.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
1. Filosofi Ekonomi Islam
Ekonomi Islam memiliki dua kata, yaitu “Ekonomi” dan “Islam”. Kata
Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata, yaitu “oikos”
yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang berarti “peraturan,
hukum”. Jadi, ekonomi bermakna “aturan rumah tangga”. Kata “Islam”
berasal dari bahasa Arab yang terdiir dari 3 kata, yaitu “sin (س)” yang
berarti “alam”, “lam (ل)” yang berarti “Allah” dan “mim (م)” yang berarti
“ibadah” kemudian digabungkan menjadi “sinlammim (م ل س) " yang
bermakna manusia diciptakan Allah untuk beribadah. QS. Adz-Dzariat [51]:
56.
Artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku”.
Terdapat makna yang berbeda mengenai kata “Islam” di dalam al-
Qur’an, yaitu dalam 4 ayat di 3 surat, yaitu:
a. Qs. Ali Imran [3]: 19
Artinya: “Sesungguhnya agama (din) di sisi Allah adalah Islam”.
18
b. Qs. Ali Imran [3]: 85
Artinya: “Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam, dia
tidak akan diterima, dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi”.
c. Qs. Al-Shaf [61]: 7
Artinya: “Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang
mengada-ngadakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak
kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang dzalim”.
d. Qs. Al-Maidah [5]: 3
Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu,
dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam
sebagai agamamu”.
Menurut Aziz (2009), “Islam jika berasal dari kata jadian “Salama”
yang bermakna “keselamatan, kedamaian”, sehingga jika digabungkan,
Ekonomi Islam secara harfiah berarti aturan rumah tangga yang dibuat
untuk keselamatan. Terdapat tiga hal yang terkandung dalam filosofi
Ekonomi Islam, yaitu Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi Islam dan
Aksologi Ekonomi Islam”.
Ontologi Ekonomi Islam yaitu alasan mendasar adanya Ekonomi Islam,
yang merupakan latar belakang keilmuan Ekonomi Islam. Elemen dasar
19
penciptaan sistem kehidupan manusia terdiri dari 3 unsur, yaitu manusia,
Allah dan ibadah. Perpaduan ketiga hal tersebut membentuk alasan besar
penciptaan yaitu Islam, sehingga ontologi dari Ekonomi Islam adalah Islam.
QS. Ali Imran [3]: 19.
Artinya: “Sesungguhnya Din (sistem) di sisi Allah adalah Islam”.
Menurut Aziz (2009), “Sesuai dengan firman Allah tersebut bahwa
sistem atau Din yang diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga sistem
ekonomi yang ada seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem Islam”.
Islam merupakan konsep besar sebagai suatu sistem yang menyeluruh
dalam Ekonomi Islam. Epistemologi Islam merupakan Islam yang
menyeluruh (kaffah). Ekonomi Islam yang kaffah merupakan konsep dasar
ekonomi dengan batasan Islam sebagai suatu sistem. QS. Al-Baqarah [2]:
208.
Artinya: “Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam
secara menyeluruh (kaffah)”.
Menurut Aziz (2010), “konsep Ekonomi Islam yang kaffah didukung
oleh QS. Al-Baqarah [2]: 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat
dijalankan oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis
dan menyeluruh atau kaffah yang berarti dimulai dari Islam sebagai
kerangka dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa
20
manusia dan alam semesta diciptakan Allah untuk beribadah. Kemudian
dikembangkan ke berbagai aspek termasuk ekonomi”.
Lebih lanjut mengenai kaffah menurut Aziz (2010), “kerangka dasar
Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kaffah ini perlu diterjemahkan
ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan mikro. Implementasi dari
kedua hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aksiologi, yaitu keseimbangan
sistem ekonomi yang terdiri dari dua hal, misalnya antara penawaran dan
permintaan. Secara analogis, gambaran tentang keseimbangan antara dua
hal dalam al-Qur’an disebutkan sebagai hubungan antara yang baik dan
buruk”. QS. Saba [34]: 28.
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus Kamu (Muhammad), melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan”.
Menurut Aziz (2009), “berpikir secara menyeluruh dengan pendekatan
akar kata Islam berupa Sinlammim adalah Kaffah Thinking”. Kaffah thinking
menurut Aziz (2016), “berarti sebuah sistem yang menyuluruh pasti selalu
bernilai Islam, sehingga sebuah sistem yang kaffah akan terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu Manusia, Tuhan dan Ibadah. Ketiga variabel ini dapat
bermetamorfosis sesuai dengan parameter yang sedang diteliti”.
a. Manusia (Human)
Manusia dalam menjalani hidupnya harus berpegang teguh pada
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah, seperti percaya
21
akan adanya pencipta yang menciptakan semua yang ada di dunia, Tuhan
semesta alam serta menempatkan diri sebagai pelayan Tuhan, yaitu
menjalani kehidupan dengan mencari ridha Allah dan hidup tidak hanya
untuk kepentingan diri sendiri, karena dengan demikian manusia
dianggap kaffah dalam menjalani agama. Manusia sebagai khalifah Allah
tidak memiliki apapun. Hak manusia hanya terbatas pada hak
pemanfaatan dan menjaga alam semesta sesuai dengan ketentuan yang
telah ditentukan oleh Allah (Rozalinda, 2014). Khalifah umumnya
bermakna sebagai wakil Allah di bumi dalam menjalankan amanah dan
menegakkan hukum-hukum Allah (Rahim, 2012). Kaitannya dengan
pasar modal, unsur kemanusiaan (sin (س)) yaitu setiap emiten wajib
memberikan manfaat kepada semua pihak, tanpa merugikan pihak
lainnya.
b. Tuhan (God)
Tuhan adalah pencipta alam semesta yang memiliki kekuasaan
tertinggi di dunia dan akhirat. Allah mengatur mengatur semua yang ada
di langit dan bumi dengan cara yang dikehendaki-Nya. Allah
menegaskan, bahwa dilarang memakan harta sesama kaum muslimin
dengan cara yang bathil, kecuali melakukan perniagaan. Bathil yang
dimaksud yaitu cara yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
seperti riba, gharar, maysir. Unsur Tauhid (lam (ل)) dalam muamalah
yaitu segala kegiatan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah,
karena manusia hidup di bumi pada akhirnya akan kembali kepada Allah.
22
c. Ibadah (Pray)
Ibadah merupakan umpan balik atas apa yang telah diperbuat di
bumi dan akan kembali lagi kepada Allah yang telah memberikan
kemaslahatan kepada manusia di bumi. Ibadah tidak hanya berkaitan
dengan dunia dan akhirat, melainkan berkaitan dengan kepentingan
pribadi dan kepentingan umum serta keseimbangan hak dan kewajiban
(Rozalinda, 2014). Faktor ibadah (mim (م)) merupakan umpan balik dari
Tuhan kepada manusia sebagai penyeimbang berupa manfaat yang akan
didapat dari sistem ekonomi.
2. Investasi
a. Pengertian Investasi
Kata investasi berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu imvestment.
Kata invest merupakan kata dasar investment yang berarti menahan.
Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan harta kekayaan. Selain untuk
mengembangkan harta, investasi juga merupakan suatu komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang
(Rodoni, 2009:28).
Pada prinsipnya investasi merupakan segala sesuatu yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya. Investasi dalam ekonomi
hampir sama dengan tabungan. Karena investasi pada dasarnya adalah
kegiatan menabung dalam jangka panjang, sedangkan menabung hanya
23
jangka pendek. Dalam Martalena dan Malinda (2011:1) investasi dan
menabung dapat dibedakan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Investasi dan Menabung
Investasi Menabung
Digunakan untuk tujuan jangka
menengah dan jangka panjang
Akumulasi dana untuk tujuan
jangka pendek
Tujuannya untuk melipat
gandakan kekayaan melalui
perolehan regular income dan
capital gain
Tujuan yang hendak dicapai
umumnya bersifat konsumtif
Dana awal dalam jumlah relatif
besar
Dana awal dalam jumlah relatif
kecil
Sumber: Martalena dan Malinda (2011)
b. Pengertian Investasi Syariah
Dalam Islam, dianjurkan untuk memproduktifkan sumber daya yang
dimiliki agar dapat bermanfaat. Namun, bukan berarti setiap individu
dapat dengan bebas melakukan segala cara untuk menguasai sumber daya
tersebut. Dalam melaksanakan kegiatan bisnis harus dilandasi dengan
prinsip-prinsip syariah. Investasi dalam terminologi keuangan Islam yaitu
gabungan surplus uang yang dimiliki oleh investor yang bertujuan untuk
memperoleh pendapatan halal di bidang usaha sesuai dengan prinsip
ekonomi Islam. Hal mendasar yang membedakan antara ekonomi
24
konvensional dengan ekonomi syariah yaitu semua tindakan, kegaitan,
kebijakan, strategi dan interaksi dalam kegiatan ekonomi tidak hanya
sampai pada masalah untung rugi di dunia, namun dibawa sampai
akhirat. Jadi, investasi dalam Islam yaitu pengorbanan sumber daya pada
masa sekarang untuk mendapatkan hasil yang lebih besar pada masa
yang akan datang, dengan berpegang teguh pada prinsip syariah.
Berinvestasi merupakan cara untuk memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat, bukan hanya untuk memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang.
c. Norma dalam Investasi Syariah
Menurut syariat Islam, ada beberapa prinsip dasar transaksi yang
ditawarkan dalam investasi keuangan menurut Pontjowinoto (2003)
dalam Huda dan Nasution (2014:23-24), yaitu:
1) Transaksi atas harta yang bermanfaat dan menghindari transaksi yang
zalim. Atas setiap transaksi tersebut akan mendapatkan bagi hasil.
2) Uang digunakan sebagai alat tukar yang mencerminkan daya beli
suatu barang bukan sebagai komoditas.
3) Setiap transaksi yang dilakukan harus transparan, tidak menimbulkan
kerugian serta tidak ada unsur penipuan baik secara sengaja maupun
tidak sengaja.
4) Risiko yang ditimbulkan harus segera dikelola agar tidak
menimbulkan risiko yang lebih besar.
25
5) Setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung
risiko yang akan timbul.
6) Menerapkan manajemen Islami yang di dalamnya tidak mengandung
unsur spekulatif dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) serta
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Adapun prinsip-prinsip Islam terkait investasi yang harus
diperhatikan (Aziz, 2010:16-17), yaitu:
1) Tidak melakukan hal yang haram dalam mencari rezeki, baik dari segi
zatnya, cara memperolehnya dan memanfaatkannya.
2) Tidak mendzalimi dan didzalimi.
3) Adil dalam distribusi pendapatan.
4) Transkasi didasarkan atas dasar ridha sama ridha (an-taradin).
5) Tidak ada unsur riba, maysir dan gharar.
Setiap kegiatan dalam investasi syariah harus mengikuti hukum
syariat Islam yang berlaku. Perputaran modal dalam setiap kegaiatan
tidak boleh disalurkan pada segala kegiatan yang mengandung unsur
yang diharamkan dan bersifat mudharat. Setiap transaksi didasarkan atas
dasar suka sama suka dan tidak ada unsur paksaan di dalamnya.
d. Tujuan Investasi
Seseorang atau suatu perusahaan berinvestasi dengan berbagai
alasan. Seperti yang tulis Rodoni (2009:47), antara lain:
26
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan
datang. Yaitu untuk meningkatkan taraf hidup seseorang atau untuk
memajukan usaha di masa yang akan datang.
2) Mengurangi tekanan inflasi. Yaitu agar harta kekayaan seseorang atau
perusahaan tidak menurun nilainya yang disebabkan oleh inflasi.
3) Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang
diberikan kepada seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan
investasi.
e. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat investasi menurut
Rahardja dan Manurung (2008:66-70), yaitu tingkat pengembalian yang
diharapkan dan biaya investasi.
1) Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
a) Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan yaitu faktor yang terdapat di dalam
perusahaan, seperti efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang
dimanfaatkan dalam kegiatan produksi. Ketiga faktor ini
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat
pengembalian yang akan diterima oleh investor. Semakin tinggi
efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang dimanfaatkan
perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian
yang diharapkan.
27
b) Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal perusahaan yang perlu diperhatikan yaitu
perkiraan tingkat produksi, kondisi ekonomi domestik maupun
internasional serta kebijakan pemerintah. Jika perkiraan ekonomi
nasional maupun internasional bernada positif pada masa depan,
maka akan berpengaruh pada peningkatan tingkat investasi yang
disebabkan oleh meningkatnya tingkat pengembalian investasi.
2) Biaya Investasi
Faktor yang sangat berperan dalam menentukan biaya investasi yaitu
tingkat bunga pinjaman. Semakin tinggi tingkat bunga, maka biaya
investasi semakin mahal, yang mengakibatkan minat berinvestasi
semakin menurun. Namun, ada saat dimana merendahnya tingkat
bunga pinjaman, mempengaruhi pada merendahnya minat
berinvestasi. Hal ini dikarenakan tetap tingginya biaya total investasi.
f. Instrumen Investasi
Instrumen investasi dibagi menjadi dua, yaitu instrumen pasar modal
dan instrumen pasar uang (Rodoni, 2009:46-47).
1) Instrumen Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas yang dimiliki. Dapat dikatakan pasar
modal adalah pasar yang memperjualbelikan sekuritas dengan jangka
waktu lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
28
2) Instrumen Pasar Uang
Umumnya instrumen pasar uang memiliki jangka waktu pada pasar
uang kurang dari atau sama dengan satu tahun. Ada beberapa pilihan
dalam instrumen pasar uang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
investor. Instrumen pasar uang diantaranya sertifikat deposito, SBI
(Sertifikat Bank Indonesia), commercial paper dan lain sebagainya.
3. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1), “pasar modal
merupakan tempat jual-beli berbagai instrumen keuangan jangka
panjang, seperti utang, ekuitas (saham) dan instrumen keuangan lainnya”.
Jadi, dapat dikatakan pasar modal yaitu tempat atau suatu wadah untuk
memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan jangka panjang.
Pasar modal menurut Rokhmatussa’dyah dan Suratman (2009:166),
yaitu suatu usaha perdagangan surat-surat berharga jangka panjang
seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Motif utama terjadinya pasar
ini yaitu terjadi karena adanya masalah dalam pemenuhan kebutuhan
modal suatu perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan cara
menjual sahamnya kepada pemilik modal yang berasal dari suatu
golongan maupun suatu lembaga usaha.
Pasar modal menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun
1995 pasal 1 ayat 13 adalah “kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
29
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek”.
Pasar modal yaitu tempat untuk berinvestasi jangka panjang, baik
untuk menanamkan dana bagi investor atau mendapatkan dana bagi
perusahaan sekuritas. Berinvestasi jangka panjang adalah salah satu cara
untuk mengurangi risiko terhadap meningkatnya tingkat bunga sebelum
utang tersebut lunas. Pemerintah dan perusahaan merupakan pihak yang
dapat menerbitkan sekuritas. Tujuan pemerintah menerbitkan sekuritas
jangka panjang yaitu untuk memperoleh dana yang akan digunakan untuk
menambah fasilitas umum, sedangkan penerbitan sekuritas jangka
panjang bagi perusahaan berguna untuk mengembangkan usahanya.
Menurut Sitompul (1996: 11) dalam Tavinayati dan Qamariyanti
(2013:3), ada beberapa alternatif pendanaan bagi perusahaan untuk
menjalankan atau mengembangkan kegiatan usahanya, yaitu:
1) Mencari pinjaman/tambahan pinjaman;
2) Partner untuk merger;
3) Menjual perusahaan/menutup perusahaan; atau
4) Mencari tambahan modal dengan mencari pihak lain yang mau ikut
menanam modal pada perusahaan. Dengan cara perusahaan menjual
sebagian saham dalam bentuk efek ke masyarakat.
Adapun dari sisi masyarakat, menurut Safitri (1998:17) dalam
Tavinayati dan Qamariyanti (2013:4-5) keinginan berinvestasi di pasar
modal dipengaruhi oleh:
30
1) Bunga bank. Semakin tinggi bunga deposito yang diberikan dibanding
dengan bunga obligasi, maka keinginan untuk berinvestasi di pasar
modal akan menurun.
2) Keadaan ekonomi. Ketika ekonomi mengalami resesi, maka daya beli
masyarakat akan menurun. Keadaan ini berpengaruh pada produksi,
keuangan dan keuntungan yang diterima perusahaan. Keinginan
berinvestasi masyarakat seseorang pun akan menurun. Dalam hal ini,
investasi yang aman dilakukan oleh investor pada deposito dan
membeli valuta asing. Saat yang baik bagi investor untuk
menginvestasikan dananya yaitu pada saat ekonomi sedang stabil atau
berkembang. Hal ini dikarenakan kondisi usaha yang sedang kondusif
dan menjanjikan keuntungan kepada investor.
3) Keadaan politik. Investor akan menanamkan modalnya ketika keadaan
politik sedang stabil. Keputusan investor dipengaruhi hal seperti
menjelang Pemilu serta kejadian politik yang mempengaruhi pasar.
4) Keadaan hukum. Kepatuhan hukum setiap pelaku pasar menjadi tolak
ukur sejauh mana pelaku pasar dapat menjaga setiap instrumen
ekonomi. Kecurangan dan kejahatan dalam pasar modal menjadi
sasaran Bapepam dalam upaya penegakkan hukum.
b. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi
dan fungsi keuangan. Kedua fungsi ini sangat berperan penting bagi
perekonomian suatu negara. Fungsi ekonomi pada pasar modal adalah
31
pasar modal merupakan fasilitas bagi pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang memerlukan dana dalam rangka pembiayaan
investasi. Pihak yang memiliki kelebihan dana berinvestasi dengan
mengharap imbal hasil sedangkan pihak yang memerlukan dana
menggunakan dana yang telah didapat untuk mengembangkan usahanya.
Adapun fungsi keuangan dalam pasar modal yaitu karena pasar modal
memberikan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana
sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Diharapkan aktivitas
perekonomian dapat meningkat dengan adanya pasar modal ini.
4. Pasar Modal Syariah
a. Pengertian Pasar Modal Syariah
Menurut Soemitra (2009:113), pasar modal syariah yaitu pasar
modal yang seluruh kegiatannya sesuai dengan prinsip syariah, baik
secara operasional, jenis efek, penawaran, pengelolaan dan cara
penerbitannya.
Pasar modal syariah secara singkat dapat yaitu kegiatan perdagangan
efek syariah dimana akad, pengelolaan serta penerbitannya sesuai dengan
prinsip syariah, inilah yang membedakan antara pasar modal syariah
dengan pasar modal konvensional. Saham yang diperdagangkan harus
berasal dari emiten yang telah memenuhi kriteria syariah. Lembaga
terkait dalam pengawasan dan perdagangan pasar modal syariah yaitu
Bapepam, Dewan Syariah Nasional (DSN), bursa efek, perusahaan efek,
32
emiten serta pihak lainnya. Menurut Hamid (2009:44-45), ada beberapa
fungsi pasar modal syariah, yaitu:
1) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam bisnis dan memperoleh
keuntungan serta risikonya.
2) Pemegang saham dapat memperoleh likuiditas dengan menjual
sahamnya.
3) Perusahaan dapat membangun dan mengembangkan produksinya
melalui modal dari luar perusahaan.
4) Memisahkan kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham.
5) Investasi pada kegiatan bisnis yang ditentukan oleh kinerja perusahaan
yang tercermin dalam harga saham perusahaan.
b. Instrumen Pasar Modal Syariah
Menurut Hamid (2009:46-47), ada beberapa upaya rekonstruksi
terhadap surat berharga untuk menghasilkan instrumen yang benar-benar
sesuai dengan prinsip syariah, yaitu:
1) Bunga tetap dihapuskan dan mengalihkannya ke investasi yang turut
mendapat keuntungan dan kerugian serta tunduk pada kaidah al-
ghunmu bi al-ghurn (keuntungan berimbang dengan kerugian yang
ditanggung).
2) Jaminan atas kembalinya harga obligasi dan bunga dihapuskan,
sehingga menjadi seperti saham biasa.
3) Pengalihan obligasi ke saham biasa.
33
Berdasarkan upaya-upaya tersebut, maka terbitlah instrumen pasar
modal syariah dengan prinsip-prinsip berikut:
1) Muqaradah/Mudharabah Funds
Dana dalam bentuk saham yang di dalamnya investor berkesempatan
bersama-sama berinvestasi dengan perjanjian bagi hasil maupun risiko
(profit and loss sharing). Pihak terkait umumnya diikat dalam suatu
perjanjian berbentuk syirkah apabila badan usaha berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), sehingga pemodal (shahibul maal) ikut serta dalam
pengelolaan perusahaan.
2) Muraqadhah/Mudharabah Bonds
Bentuk obligasi yang sesuai dengan ketentuan syariah dan
berdasarkan prinsip mudharabah. Obligasi ini dikeluarkan oleh
perusahaan yang bertujuan untuk membiayai proyek-proyek tertentu
yang bersifat jangka panjang. Keuntungan didistribusikan secara
periodik berdasarkan presentase rasio laba-rugi yang telah disepakati
sebelumnya.
Adapun instrumen dan transaksi yang sesuai dengan prinsip syariah
di pasar modal, yaitu:
1. Saham Syariah
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN), “saham syariah adalah
bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria
syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa”.
Hal yang membedakan saham syariah dengan saham konvensional
34
terletak pada prinsipnya, yaitu jika ditawarkan secara terbatas, maka
bersifat musyarakah sedangkan jika ditawarkan kepada publik maka
bersifat mudharabah, tidak ada pembeda jenis saham karena risiko
ditanggung semua pihak, menggunakan prinsip bagi hasil laba-rugi
serta tidak dapat dicairkan kecuali terjadi likuidasi.
2. Obligasi Syariah
Obligasi syariah (Islamic bonds) dikenal dengan Sukuk. Sukuk berasal
dari kata jamak Bahasa Arab “sakk” yang berarti sertifikat atau bukti
kepemilikan. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
No.32/DSN-MUI/IX/2002 obligasi syariah diartikan sebagai surat
berharga jangka panjang yang dikeluarkan emiten kepada investor
sesuai dengan prinsip syariah, yang di dalamnya emiten wajib untuk
membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasil. Margin atau
fee serta membayarkan kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Jika kedua belah pihak menggunakan prinsip mudharabah atau
musyarakah dengan skema bagi hasil, investor akan mendapatkakn
pendapatan dalam bentuk return yang sifatnya tergantung pada kinerja
pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika menggunakan
skema ijarah, maka pendapatan yang diperoleh dalam bentuk margin
atau fee. Perbedaan mendasar antara sukuk dengan obligasi
konvesional yaitu sebagai pengganti bunga, sukuk menerapkan konsep
imbalan dan bagi hasil, penerbitan sukuk harus menggunakan
35
underlying transaction berupa sejumlah aset tertentu serta akad antar
kedua belah pihak yang telah dibuat sesuai prinsip syariah.
3. Reksadana Syariah
“Reksadana adalah sarana yang digunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk
portofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi” (Hamid, 2009:
78) sedangkan reksadana syariah yaitu reksadana yang pengelolaan
dan kebijakan investasinya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Reksadana syariah merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki modal kecil dan
tidak memiliki banyak waktu serta tidak memiliki keahlian yang
cukup untuk menghitung risiko atas investasi.
5. Saham
a. Pengertian Saham
Saham merupakan bukti penyerahan kepemilikan modal dalam suatu
perusahaan. Menurut undang-undang perseroan yang berlaku di
Indonesia dalam Sunariyah (2011:125), saham adalah surat berharga
sebagai tanda bukti penyerahan kepemilikan perusahaan yang
dikeluarkan oleh perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Investor
yang memiliki saham terhadap suatu perusahaan juga termasuk bagian
dari pemilik perusahaan tersebut.
Dapat dikatakan bahwa saham adalah tanda bukti penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan. Dengan
36
modal yang ditanamkan tersebut, maka investor memiliki hak atas aset
perusahaan dan pendapatan perusahaan berupa dividen atas saham yang
memiliki harga jual lebih tinggi dibanding harga belinya serta berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
b. Saham Syariah
Saham merupakan bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan.
Saham syariah yaitu saham yang memiliki karakteristik sesuai dengan
syariat Islam. Saham dalam Islam dikenal sebagai syirkah atau
musyarakah, yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha (Rodoni, 2009:61). Aturan dalam saham syariah harus
sesuai dengan prinsip syariah, seperti terhindar dari perjudian, riba,
barang yang diharamkan serta jenis kegiatan usaha lain yang dilarang
dalam Islam. Akad dalam saham syariah dapat menggunakan akad
mudharabah dan musyarakah.
Kriteria saham syariah dalam Buku Panduan Indeks Harga Saham
Bursa Efek Indonesia (2010:12-13), sebagai berikut:
1) Tidak melakukan usaha yang dilarang oleh syariat Islam.
2) Tidak melakukan manipulasi seperti penawaran dan permintaan palsu
serta tidak melakukan transaksi perdagangan yang tidak disertai
penyerahan barang/jasa.
3) Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
37
a) Total hutang berbasis bunga dibanding total ekuitas tidak lebih dari
82% (hutang berbasis bunga dibanding total ekuitas tidak lebih dari
45%:55%).
b) Total bunga dan pendapatan tidak halal dibanding total pendapatan
(revenue) tidak lebih dari 10%.
c. Keuntungan Memiliki Saham
Jika memiliki saham, maka investor akan mendapatkan dua
keuntungan, yaitu:
1. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan atau laba yang diperoleh dari selisih
harga beli dan harga jual investasi di pasar sekunder, yang akan
menjadi keuntungan finansial bagi investor.
2. Dividen
Dividen yaitu keuntungan atau laba yang dibagikan kepada pemegang
saham yang bersumber dari keuntungan yang diperoleh perusahaan
melalui kegiatan usaha yang dijalankannya. Sebelum dividen tersebut
dibagikan, harus memperoleh persetujuan dari pemegang saham
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Terdapat tiga jenis
dividen yang dibagikan perusahaan, yaitu:
a) Dividen tunai, yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk uang
tunai untuk setiap saham.
38
b) Dividen saham, yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk saham,
yang dibayarkan dari laba tunai yang ditahan. Sehingga jumlah
saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah.
c) Dividen bonus, yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk saham
dan dibayar dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara
harga jual dengan harga nominal saham saat penawaran umum di
pasar perdana.
d. Risiko Memiliki Saham
Selain keuntungan, pemegang saham tentunya juga memiliki risiko.
Adapun risiko yang akan dipikul dari kepemilikan saham, yaitu:
1) Tidak mendapat dividen. Hal ini terjadi ketika perusahaan tidak
menghasilkan keuntungan, maka di dalam RUPS perusahaan sepakat
bahwa dividen tidak dibagikan kepada pemegang saham.
2) Capital loss, yaitu selisih negatif antara harga jual dan harga beli
saham. Hal ini terjadi ketika harga jual saham lebih rendah
dibanding harga beli saham.
3) Risiko likuidasi. Hak klaim terakhir bagi pemegang saham terhadap
aset perusahaan dapat digunakan setelah emiten membayar
kewajibannya. Jika perusahaan sudah tidak memiliki aset, maka
pemegang saham tidak akan mendapatkan apa-apa.
4) Saham delisting dari bursa. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan
tertentu sehingga saham tersebut tidak dapat diperdagangkan.
39
6. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks harga saham adalah angka yang berfungsi sebagai pembanding
pergerakan harga saham dari waktu ke waktu, apakah mengalami kenaikan
atau penurunan. Indeks ini berfungsi sebagai indikator trend pasar, yaitu
gambaran mengenai kondisi pasar, apakah sedang naik, stabil atau turun.
Terdapat beberapa jenis indeks dalam pasar modal Indonesia, seperti
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ45, Jakarta Islamic
Index (JII), serta Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Pada penelitian
ini, yang menjadi objek adalah Indeks Saham Syariah (ISSI). Hal ini
dikarenakan ISSI merupakan kumpulan dari seluruh saham syariah yang
terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang
mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah yang
tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen
ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November) dan dipublikasikan
pada awal bulan berikutnya. Penyesuaian konstituen ISSI dilakukan apabila
ada saham baru yang tercatat atau dihapuskan dari DES” (www.idx.co.id).
Saham yang terdaftar dalam daftar Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) yaitu saham emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan syariat Islam. Dengan kriteria sebagai berikut:
40
a. Usaha yang didalamnya ada unsur perjudian (maysir).
b. Usaha yang mengandung unsur riba seperti pada lembaga keuangan
konvensional yang menanamkan bunga pada setiap kegiatannya.
c. Usaha yang memproduksi, memproses dan mendistribusikan barang atau
jasa dengan zat yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan menyediakan barang
atau jasa yang bersifat mudarat dan dapat merusak moral.
7. Harga Saham
a. Pengertian
Menurut Velankar, Chandani dan Ahuja (2017:112), harga saham
adalah biaya pembelian sekuritas di bursa. Harga saham ditentukan
berdasarkan permintaan dan penawaran terhadap saham itu sendiri. Pada
ketika permintaan saham meningkat, maka akan mempengaruhi
peningkatan harga saham, sedangkan ketika penawaran saham
meningkat, maka harga saham akan turun. Dalam jangka panjang, jika
kinerja suatu perusahaan baik, maka harga sahamnya pun ikut meningkat
dan sebaliknya (Widoatmodjo, 2012:31). Harga saham terbagi menjadi 4,
yaitu harga pembukaan (open price), harga tertinggi (high price), harga
terendah (low price) dan harga penutupan (close price).
Harga saham adalah faktor penting yang harus diperhatikan oleh
investor untuk menentukan investasinya. Karena besar kecilnya harga
saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan. Semakin tinggi harga
saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.
41
Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti earning per
share, dividend per share, payout ratio, ukuran perusahaan, manajemen
perusahaan dan lain-lain.
b. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor yang dapat mempengaruhi harga saham ada berbagai macam,
seperti permintaan dan penawaran di pasar, kondisi internal perusahaan,
suku bunga, valuta asing, perekonomian suatu negara, indeks harga
saham, inflasi, nilai tukar dan lain sebagainya. Menurut Wiguna dan
Mendari (2008:133), faktor yang mempengaruhi harga saham dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1) Faktor fundamental, yaitu faktor mengenai kinerja perusahaan, seperti
kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan,
pemasaran, prospek perusahaan, perkembangan teknologi yang
dilakukan dan keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2) Faktor teknis, yaitu informasi yang berisi pasaran suatu efek, seperti
perkembangan nilai tukar, keadaan pasar modal, tingkat suku bunga
dan kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham.
3) Faktor sosial dan politik, seperti tingkat inflasi, kebijakan moneter,
kondisi ekonomi dan kondisi politik suatu negara.
8. Laporan Keuangan Perusahaan
Secara sederhana, laporan keuangan yaitu laporan yang mencerminkan
kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Dengan adanya
laporan keuangan, kita dapat menganalisis laporan keuangan tersebut untuk
42
mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan tersebut. Laporan
keuangan merupakan laporan pertanggungjawaaban pimpinan perusahaan
atas pengelolaan perusahaan kepada pihak-pihak yang terkait dalam
perusahaan.
Menurut Kasmir (2014:10-11), ada beberapa tujuan penyusunan
laporan keuangan, yaitu:
a. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan.
b. Memberikan informasi mengenai kewajiban dan modal perusahaan.
c. Memberikan informasi mengenai pendapatan yang diperoleh perusahaan.
d. Memberikan informasi mengenai biaya yang dikeluarkan perusahaan.
e. Memberikan informasi mengenai perubahan pada aktiva, pasiva dan
modal perusahaan.
f. Memberikan informasi mengenai kinerja suatu perusahaan.
g. Memberikan informasi mengenai catatan atas laporan keuangan
perusahaan.
h. Informasi keuangan lainnya.
Dalam menganalisis saham yang akan dipilih investor, dapat dilihat dari
laporan keuanggan suatu perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kinerja perusahaan dan bagaimana prospek kedepannya. Adapun
beberapa indikator laproan keuangan yang dapat digunakan, yaitu:
43
a. Earning per Share (EPS)
Earning per Share (EPS) atau laba per lembar saham yaitu
keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham dari
setiap lembar saham yang dimiliki pemegang saham tersebut (Fahmi,
2012:83). Earning per share (EPS) yaitu besaran keuntungan bagi
pemegang saham yang telah dicapai perusahaan. Jika investor membeli
suatu saham, berarti investor tersebut membeli peluang suatu perusahaan
pada masa yang akan datang yang terlihat pada nilai earning per share
perusahaan tersebut. Jika nilai earning per share suatu perusahaan tinggi,
maka prospek perusahaan dalam beberapa waktu yang akan datang akan
lebih baik serta kesejahteraan pemegang saham juga meningkat,
sebaliknya jika nilai earning per share rendah, berarti prospek
perusahaan tersebut kurang baik. Jika earning per share perusahaan
memiliki nilai negatif, berarti prospek perusahaan tersebut tidak baik.
Investor cenderung memilih menanamkan modalnya pada perusahaan
yang memiliki nilai EPS yang tinggi, karena dengan tingginya nilai EPS
berarti perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang tinggi
pula bagi investor. Besaran nilai EPS dapat dilihat dari informasi laporan
keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan. Berikut adalah rumus untuk
menghitung EPS suatu perusahaan (Darmadji, 2011:154):
44
b. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) merupakan apresiasi pasar terhadap
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmadji dan Fakhrudin,
2011: 156). Rasio ini mengindikasikan derajat kepercayaan investor
terhadap kinerja perusahaan baik dari sisi risiko maupun prospeknya di
masa yang akan datang. PER dihitung dalam satuan kali. Semakin tinggi
nilai PER, maka investor semakin percaya kepada emiten yang akan
berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham. Contohnya ketika nilai
PER suatu saham sebesar 10 kali, artinya pasar menghargai saham
tersebut 10 kali atas kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Price
Earning Ratio merupakan perbandingan antara market price per share
dengan earning per share (Harmono, 2009:5), yang dirumuskan sebagai
berikut:
c. Return on Asset (ROA)
Menurut Mardiyanto (2009:196), “Return on Asset (ROA) adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investor”. ROA merupakan
perbandingan antara aset dan laba perusahaan. Menurut Dendawijaya
(2013:120), “ROA mengevaluasi efektivitas dan efesiensi manajemen
perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan”. Rasio ini
digunakan untuk menilai apakah penggunaan seluruh aset perusahaan
telah maksimal dalam memperoleh keuntungan. ROA mencerminkan
45
kesanggupan suatu perusahaan dalam memperoleh laba atas aset yang
dimiliki. Perusahaan yang memiliki laba yang besar secara otomatis akan
menarik investor untuk menanamkan modalnya, karena dengan laba yang
besar, perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang tinggi bagi
investor. Tinggi rendahnya nilai ROA suatu perusahaan tergantung pada
keputusan perusahaan tersebut dalam mengelola aset yang dimiliki.
Apabila suatu perusahaan memiliki nilai ROA yang meningkat dari tahun
ke tahun, maka perusahaan tersebut memanfaatkan asetnya secara efsien
untuk memperoleh laba, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan
meningkat pula dikarenakan nilai perusahaan yang meningkat. Nilai
ROA suatu perusahaan dikatakan baik apabila > 2% (Maharani dan Toto
dalam Alvin, 2015:39). Perhitungan ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut:
d. Laba Ditahan
Menurut Kasmir (2014:44) “laba ditahan atau retained earnings
adalah laba yang diperoleh perusahaan yang belum dibagi dalam periode
tertentu”. Laba ditahan merupakan laba perusahaan setelah dikurangi
semua biaya dan setelah membayarkan dividen. Laba ditahan bersumber
dari operasi perusahaan. Laba ditahan bertujuan untuk menopang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan membayar
utang-utang perusahaan. Ada beberapa manfaat laba ditahan bagi
perusahaan, yaitu:
46
a. Untuk menopang biaya operasional perusahaan dalam menghasilkan
laba yang maksimal.
b. Untuk melunasi utang perusahaan.
c. Sebagai cadangan dana untuk berinvestasi.
d. Untuk pengembangan perusahaan.
9. Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau kurs merupakan harga mata
uang domestik terhadap mata uang asing. Kurs menggambarkan
keseimbangan antara permintaan dan penawaran terhadap mata uang
domestik maupun mata uang asing. Kurs digunakan untuk transaksi ekspor-
impor, membayar hutang luar negeri, membayar jasa luar negeri serta
penanaman modal asing (Rahardja dan Manurung, 2008:307). Faktor
penting yang mempengaruhi besaran kurs valuta asing yaitu neraca
perdagangan nasional. Jika neraca perdagangan nasional mengalami defisit,
maka valuta asing cenderung naik. Sebaliknya, jika neraca pembayaran
surplus secara keseluruhan dan cadangan valuta asing negara terus
bertambah, akan menyebabkan nilai valuta asing yang rendah (Boediono,
2014:161). Nilai tukar atau kurs dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kurs nominal, yaitu harga nominal suatu mata uang terhadap mata uang
negara lain.
47
b. Kurs riil, yaitu harga relatif dari barang-barang yang dimiliki kedua
negara, yang menyatakan tingkatan suatu negara dalam
memperdagangkan produknya di negara lain.
Penelitian ini menggunakan perbandingan antara rupiah terhadap dolar
AS yang menunjukkan berapa rupiah yang diperlukan untuk ditukarkan
dengan satu dolar AS yang nantinya akan berpengaruh terhadap harga
saham.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh seseorang atau beberapa orang yang dijadikan acuan pada
penelitian setelahnya untuk mengembangkan penelitian tersebut. Pada sub-bab
ini akan diuraikan secara ringkas mengenai penelitian sebelumnya yang
peneliti jadikan sebagai acuan. Berikut ringkasan dari beberapa penelitian:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian
/ Nama Peneliti
Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Determining the
Impact of
Dividends,
Earnings,
Invested Capital
and Retained
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Dividend per
Share (DPS),
Estimated
Generalized
Least Square
(EGLS)
- DPS dan EPS
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap harga
saham.
- Capital employed
48
Earnings on
Stock Prices in
Pakistan: An
Empirical Study
Asma Rafique
Chungtai,
Aamir Azeem,
Amara dan
Shahid Ali
(2013)
Earning per
Share (EPS),
Capital
Employed,
Retained
Earnings
dan retained
earnings tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
2. Interest Rate,
Exchange Rate
and Stock
Prices of
Islamic Banks:
A Panel Data
Analysis
Mansur Masih
(2013)
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Tingkat
Bunga, Nilai
Tukar
Vector Error-
Correction
Model
(VECM)
- Nilai tukar
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
- Tingkat Bunga
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
3. Pengaruh
Earning per
Dependen:
Harga Saham
Regresi
Linear
- EPS, PER dan
MVA bepengaruh
49
Share, Price
Earning Ratio,
Return on Asset,
Debt to Equity
Ratio dan
Market Value
Added terhadap
Harga Saham
dalam
Kelompok
Jakarta Islamic
Index
Abied Luthfi
Safitri (2013)
Independen:
Earning per
Share (EPS),
Price
Earning
Ratio (PER),
Return on
Asset (ROA),
Debt to
Equity Ratio
(DER),
Market Value
Added
(MVA)
Berganda positif dan
signifikan terhadap
harga saham.
- ROA dan DER
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga
saham.
4. The Effect of
Cash Dividend,
Retained
Earnings and
Stock Price of
Manufacturing
Company Listed
in Indonesia
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Cash
Dividend per
Share,
Retained
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Cash dividend per
share, retained
earnings, earning
per share dan
leverage
berpengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham.
50
Stock Exchange
Farah
Margaretha dan
Firzitya (2015)
Earnings,
Earning per
Share (EPS),
Levarege
5. Pengaruh
Variabel Makro
Ekonomi
Terhadap Harga
Saham Syariah
di Indonesia
dan Malaysia
Periode Mei
2011 –
Desember 2015
Elly Nurdiana
(2016)
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Inflasi, Suku
Bunga The
Fed, Suku
Bunga
Domestik,
Nilai Tukar,
Jumlah Uang
Beredar
(JUB)
Error
Correction
Model
(ECM)
- Dalam jangka
pendek, inflasi,
suku bunga the fed
dan JUB tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham, sedangkan
suku bunga
domestik
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap saham
syariah.
- Dalam jangka
panjang, suku
bunga the fed dan
suku bunga
domestik tidak
berpengaruh
51
terhadap harga
saham, sedangkan
inflasi dan nilai
tukar berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
harga saham, serta
JUB berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
harga saham.
6. Factors
Determinant of
Share Prices:
Empirical Study
on Islamic
Capital Market
Sutrisno (2017)
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Return on
Asset (ROA),
Return on
Equity
(ROE),
Earning per
Share (EPS),
Dividend per
Analisi
Regresi
Berganda
- EPS, ROE dan
DPS berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
harga saham.
- ROA dan DER
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga
saham.
52
Share (DPS),
Debt to
Equity Ratio
(DER)
7. Pengaruh
Volume
Perdagangan
dan Rasio
Fundamental
terhadap Harga
Saham Syariah
(Studi pada
Jakarta Islamic
Index Periode
2012-2015)
Almas Khairuna
(2017)
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Volume
Perdagangan,
Return on
Asset (ROA),
Price
Earning
Ratio (PER)
dan Altman
Z-Score
Analsis
Regresi
Linear
Berganda
- Volume
Perdagangan
berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
harga saham.
- ROA berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
harga saham.
- PER berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
harga saham.
- Altman Z-Score
berpengaruh positif
dan tidak
signifikan terhadap
harga saham.
53
C. Keterkaitan Antar Variabel
1. Earning per Share (EPS) dengan Harga Saham
Investor akan lebih cenderung membeli saham perusahaan yang
memiliki nilai EPS yang tinggi, karena EPS merupakan barometer
berhasilnya perusahaan dalam mengelola perusahaan tersebut. Semakin
rendah rasio EPS, menunjukkan bahwa manajemen belum berhasil dalam
memenuhi kepuasan atau keuntungan yang diharapkan oleh pemegang
saham. Begitupun sebaliknya, semakin tinggi EPS, berarti manajemen telah
berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. EPS
merupakan salah satu rasio yang paling sering digunakan oleh investor
untuk menganalisis kondisi perusahaan di pasar. Hal ini dikarenakan jika
semakin tinggi EPS, maka kemungkinan untuk mendapat tingkat
pengembalian bagi pemegang saham akan semakin tinggi pula. Tingginya
kemungkinan tingkat pengembalian bagi pemegang saham tersebut akan
menyebabkan investor tertarik untuk berinvestasi, yang akan berakibat pada
meningkatnya harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Mussalamah dan Isa (2015), menyatakan semakin banyak investor yang
menginvestasikan dananya terhadap suatu saham, maka akan menyebabkan
harga saham perusahaan tersebut naik.
2. Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham
Menurut Pasaribu (2008), kegunaan PER bagi investor adalah untuk
memprediksi seberapa besar suatu perusahaan mampu memberikan laba
pada masa yang akan datang. Besarnya nilai PER perusahaan
54
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
kepada pemegang saham. Jika suatu perusahaan memiliki nilai PER yang
tinggi, maka hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki
tingkat pertumbuhan yang tinggi sehingga menyebabkan harga saham yang
tinggi (Zuliarni, 2012). Pada saat seperti ini menunjukkan keadaan tersebut
adalah saat yang tepat bagi pemegang saham untuk menjual sahamnya
dikarenakan harga saham yang tinggi. Sebaliknya, jika suatu perusahaan
memiliki nilai PER yang rendah, maka semakin murah harga saham. Salah
satu penyebab nilai PER rendah dapat dikarenakan menurunnya laba bersih
perusahaan. Jadi, bagi investor, semakin rendah nilai PER, maka semakin
murah saham suatu perusahaan untuk dibeli dan kinerja per lembar saham
perusahaan semakin menurun yang akan mempengaruhi investor untuk
tidak membeli atau berpikir kembali untuk membeli saham perusahaan
tersebut untuk periode tertentu.
3. Return on Asset (ROA) dengan Harga Saham
Bagi investor, ROA adalah salah satu indikator penting untuk melihat
kinerja dan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang. Semakin
tinggi nilai ROA suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat
keuntungan yang akan dihasilkan dari pengelolaan asetnya. Efisiensi
pengelolaan aset perusahaan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan, hal ini dikarenakan tingkat pengembalian
akan semakin meningkat, yang selanjutnya akan berakibat pada peningkatan
harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Apsara dan Indriani (2017)
55
mengenai harga saham, menyatakan bahwa semakin besar nilai ROA
perusahaan, maka semakin besar pula laba yang diperoleh perusahaan
tersebut dan semakin baik pula pengelolaan asetnya. Semakin baik
perusahaan mengelola asetnya, maka akan mempengaruhi investor untuk
membeli saham perusahaan tersebut, yang akan berpengaruh pada kenaikan
harga saham perusahaan tersebut.
4. Laba Ditahan dengan Harga Saham
Ruthiana dalam Wulandari (2010:30-31) menyatakan jika perusahaan
meningkatkan laba ditahan, maka jumlah dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham akan berkurang jika dilakukan secara terus-menerus akan
menimbulkan kekecewaan bagi investor yang memerlukan dana jangka
pendek. Sebaliknya, jika dividen yang dibagikan ditingkatkan, maka akan
menyebabkan kekurangan laba ditahan. Hal ini berdampak pada
ketergantungan perusahaan terhadap modal asing yang dalam jangka
panjang akan menimbulkan penumpukkan utang. Sehingga, kinerja
perusahaan akan melemah ketika perekonomian sedang memburuk.
Jika nilai laba ditahan tinggi, maka akan meningkatkan modal
perusahaan yang dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Hal ini akan meningkatkan prospek perusahaan di masa depan menjadi lebih
baik. Selanjutnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan harga saham.
56
5. Nilai Tukar dengan Harga Saham
Menurut Fahmi dan Hadi (2011), menguatnya nilai rupiah akan
berdampak positif terhadap harga saham, sebaliknya jika nilai tukar
melemah, maka akan berdampak negatif terhadap harga saham yang
disebabkan oleh ekspektasi investor. Jika nilai tukar terdepresiasi, maka
akan berdampak pada perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor dan
impor. Pada perusahaan yang menggunakan bahan baku yang diimpor,
maka perusahaan tersebut akan menanggung biaya yang lebih tinggi
dibanding ketika nilai tukar sedang stabil, hal ini dikarenakan melemahnya
nilai mata uang domestik. Peningkatan pengeluaran perusahaan akan
berpengaruh terhadap berkurangnya pendapatan perusahaan yang
menyebabkan tingkat profitabilitas menurun. Hal ini berpengaruh pada
penurunan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, yang
akan menyebabkan investor tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan
dan berpengaruh pada penurunan harga saham perusahaan.
57
D. Kerangka Pemikiran
Sesuai dengan penjabaran teori dan penelitian terdahulu yang telah
dijabarkan, maka secara sistematis, kerangka pemikiran dari penelitian ini
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Perusahaan Sektor Property dan Real Estate dalam
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Model Estimasi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Uji Chow Uji Hausman
Uji Hipotesis
Uji F Uji t Adjusted R2
Interpretasi
58
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu dugaan sementara terhadap suatu hubungan sebab
akibat dari beberapa variabel yang harus diuji terlebih dahulu untuk
mengetahui kebenarannya. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah
hipotesis statistik, dimana menurut Hamid (2010:16), hipotesis ini bertujuan
untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah teori yang selanjutnya akan ditolak
melalui bukti-bukti yang sah dan digunakan sebagai petunjuk dalam
pengambilan keputusan.
Variabel-variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:
X1 : Earning per Share (EPS)
X2 : Price Earning Ratio (PER)
X3 : Return on Asset (ROA)
X4 : Laba Ditahan
X5 : Nilai Tukar
Variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi variabel dependennya, yaitu
Y : Harga Saham
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Earning per Share (X1)
H0 : Earning per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
Ha : Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
59
2. Variabel Price Earning Ratio (X2)
H0 : Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham
Ha : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
3. Variabel Return on Asset (X3)
H0 : Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
Ha : Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
4. Variabel Laba Ditahan (X4)
H0 : Laba Ditahan tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
Ha : Laba Ditahan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
5. Variabel Nilai Tukar (X5)
H0 : Nilai Tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
Ha : Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
6. Variabel Earning per Share (X1), Price Earning Ratio (X2), Return on Asset
(X3), Laba Ditahan (X4) dan Nilai Tukar (X5)
H0 : Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset
(ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham
Ha : Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset
(ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar berpengaruh terhadap Harga
Saham
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh variabel independen yang
terdiri dari Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on
Asset (ROA), Laba Ditahan dan Nilai Tukar terhadap variabel dependen, yaitu
Harga Saham. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh saham syariah
perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar pada Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) periode kuartal 1 tahun 2015 hingga kuartal 4 tahun
2017.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung kepada suatu
instansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan gabungan antara data cross section dengan data time series.
Dimana data cross section yaitu data yang memiliki objek lebih dari satu pada
tahun yang sama sedangkan data time series yaitu data yang memiliki runtun
waktu lebih dari satu tahun pada objek yang sama. Data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data panel perusahaan sektor property dan real estate yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode kuartal 1 tahun
2015 hingga kuartal 4 tahun 2017.
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi menurut Supriyadi (2014:17) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
61
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan
sektor property dan real estate yang terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI).
Sampel merupakan bagian dari populasi yang didapat melalui cara-cara
tertentu seperti karakteristik atau kriteria tertentu yang dapat mewakili populasi
(Hasan, 2005: 84). Penentuan pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling dalam
Sugiyono (2012:126) yaitu teknik penentuan sampel dengan ketentuan atau
kriteria tertentu. Berdasarkan teori tersebut, sampel yang digunakan dalam
penelitian ini harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria
yang harus dipenuhi yaitu:
1. Perusahaan sektor property dan real estate yang konsisten terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015 hingga 2017.
2. Perusahaan sektor property dan real estate yang telah mempublikasikan
laporan keuangan dalam satuan rupiah periode kuartal 1 tahun 2015 hingga
kuartal 4 tahun 2017.
3. Perusahaan sektor property dan real estate yang memiliki volume
perdagangan terbesar periode 2015 hingga 2017
4. Perusahaan sektor property dan real estate yang memiliki kapitalisasi pasar
terbesar periode 2015 hingga 2017.
Berdasarkan metode purposive sampling tersebut, berikut adalah
perusahaan-perusahaan yang dijadikan sebagai sampel penelitian ini:
62
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No. Kode Saham Nama Perusahaan
1. APLN PT Agung Podomoro Land Tbk.
2. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk.
3. BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk.
4. DILD PT Intiland Development Tbk.
5. GPRA PT Perdana Gapura Prima Tbk.
6. KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk.
7. MTLA PT Metropolitan Kentjana Tbk.
8. SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk.
9. TOTL PT Total Bangun Persada Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi dan metode studi pustaka. Metode dokumentasi dilakukan
dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian yang
bersumber dari http://www.idx.co.id, http://finance.yahoo.com dan
http://www.bi.go.id periode 2013 hingga 2017. Metode studi pustaka yaitu
teknik pengumpulan data yang bersumber dari buku dan jurnal yang berkaitan
dengan penelitian ini.
63
D. Metode Analisis Data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
software pengolah data statistik Eviews versi 9 dan Microsoft Office Excel
2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode data
kuantitatif dengan menggunakan metode analisis regresi data panel. Data panel
merupakan gabungan antara data time series dan cross section (Winarno, 2011:
102). Ada 2 informasi yang didapatkan dalam penggunaan data panel, yaitu
informasi antar unit (cross section) pada subjek dan informasi waktu (time
series) yang merefleksikan informasi perubahan waktu pada subjek.
Menurut Setiawan dan Kusrini (2010:181), penggunaan data panel
memiliki beberapa keunggulan, diantaranya sebagai berikut:
1) Data panel berhubungan dengan individu maupun kelompok dengan rentang
waktu tertentu, sehingga data yang tersedia lebih banyak. Teknik estimasi
dalam data panel memiliki hasil yang lebih baik.
2) Dengan menggabungkan data time series dan cross section, data panel
menghasilkan informasi yang lebih efisien, informatif dan variatif.
1. Analasis Regresi Data Panel
a. Common Effect Model
Common Effect Model yaitu estimasi model regresi data panel yang
paling sederhana. Pada model ini, data digabungkan secara keseluruhan
tanpa melihat banyaknya waktu dan subjek yang digunakan dalam
penelitian (Setiawan dan Kusrini, 2010:184). Jadi, dalam model ini
menggabungkan data cross section dan time series. Asumsi yang
64
digunakan dalam metode common effect yaitu intersep dan slop setiap
variabel adalah sama, baik antar waktu maupun antar individu. Hal ini
dikarenakan model ini mengabaikan pengaruh waktu dan subjek
(Sriyana, 2014:107). Namun, model ini memiliki kelemahan, yaitu
perbedaan hasil regresi dengan kenyataan yang sebenarnya. Persamaan
matematis model common effect dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
intersep
parameter untuk variabel ke-j
variabel independen j di waktu t untuk unit cross section i
komponen error di waktu t untuk unit cross section i
jumlah observasi (cross section)
periode waktu (time series)
urutan variabel
b. Fixed Effect Model
Terdapat kelemahan dalam common effect, yaitu tidak sesuainya
model regresi dengan kenyataan yang sesungguhnya, sehingga hal
tersebut berpengaruh pada hasil estimasi yang tidak valid (Sriyana,
2014:121). Atas dasar kelemahan tersebut, maka diperlukan model yang
dapat menunjukkan perbedaaan konstanta antar objek, yaitu model
regresi fixed effect. Fixed effect yang dimaksud yaitu konstanta dan
65
koefisien regresi suatu objek tetap dalam berbagai periode. Persamaan
matematis model fixed effect dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
intersep yang berubah-ubah antar cross-section unit
parameter untuk variabel ke-j
variabel independen j di waktu t untuk unit cross section i
dummy variable
komponen error di waktu t untuk unit cross section i
jumlah observasi (cross section)
periode waktu (time series)
urutan variabel
c. Random Effect Model
Random effect berfungsi untuk mengatasi perbedaan intersep dan
slope hasil estimasi yang terjadi pada fixed effect dengan cara
memperhitungkan error. Pada metode ini diasumsikan bahwa perbedaan
intersep dan konstanta disebabkan oleh error yang disebabkan oleh
perbedaan antar unit dan waktu yang terjadi secara acak. Terdapat syarat
untuk menganalisis menggunakan metode random effect, yaitu objek data
cross section harus lebih besar dibanding koefisien (Sriyana, 2014:153).
Persamaan matematis model random effect dapat ditulis sebagai berikut:
66
dengan
Keterangan:
komponen cross section error
komponen time series error
komponen error kombinasi
2. Metode Pemilihan Model
Terdapat 2 metode dalam menentukan model regresi data panel yang
tepat dalam sebuah penelitian, yaitu:
a. Uji Chow
Chow test yaitu metode pengujian apakah suatu penelitian
menggunakan model common effect atau fixed effect.
Hipotesis:
H0 : Model menggunakan pendekatan common effect
Ha : model menggunakan pendekatan fixed effect
Ketentuan:
1) H0 ditolak apabila nilai prob. < 0,05
2) H0 diterima apabila nilai prob. > 0,05
b. Uji Hausman
Hausman test yaitu metode pengujian apakah suatu penelitian
menggunakan model fixed effect atau random effect.
Hipotesis:
H0 : Model menggunakan pendekatan random effect
Ha : Model menggunakan pendekatan fixed effect
67
Ketentuan:
1) H0 ditolak apabila nilai prob. < 0,05
2) Ha diterima apabila nilai prob. > 0,05
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Uji t atau uji parsial berfungsi untuk melihat pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata
lain, uji ini berfungsi untuk melihat apakah masing-masing variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependennya. Berikut hipotesis yang digunakan:
H0 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen
Ha : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Berdasarkan probabilitas
a) H0 diterima apabila probabilitas > 0,05
b) H0 ditolak apabila probabilitas < 0,05
2) Berdasarkan perbandingan t-hitung dengan t-tabel
a) H0 diterima apabila nilai t-hitung < t-tabel
b) H0 ditolak apabila nilai t-hitung > t-tabel
68
b. Uji F (Simultan)
Uji F berfungsi untuk melihat apakah seluruh variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya. Uji ini
juga berfungsi untuk melihat apakah sudah tepat model regresi yang
digunakan. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini yaitu:
H0 : Secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen
Ha : Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Berdasarkan probabilitas
a) H0 ditolak apabila probabilitas < 0,05
b) H0 diterima apabila probabilitas > 0,05
2) Berdasarkan perbandingan F-hitung dengan F-tabel
a) H0 ditolak apabila nilai F-hitung > F-tabel
b) H0 diterima apabila nilai F-hitung < F-tabel
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar variasi
variabel dependen (Y) yang dapat diterangkan oleh variabel independen
(X). Jika variabel independen suatu penelitian bertambah atau meningkat,
maka nilai koefisien determinasinya akan semakin besar. Nilai koefisien
determinasi antara 0 sampai 1. Jika nilai koefisien determinasi suatu
penelitian mendekati 1, maka hubungan antara variabel independen
69
dengan variabel dependen semakin erat (Sriyana, 2014:52). Sebaliknya,
jika nilai koefisien determinasi mendekati 0, maka variabel independen
tidak mampu menjelaskan variabel dependen.
E. Model Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Laba Ditahan dan
Nilai Tukar terhadap Harga Saham yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI). Secara sistematis dapat digambarkan dalam fungsi sebagai
berikut:
Harga_Sahamit = α + β1EPSt + β2PERt + β3ROAt + β4Laba_Ditahant +
β5Nilai_Tukart + ɛit
Keterangan:
Harga_Sahamit : Harga saham di ISSI untuk perusahaan i pada tahun t
EPSt : Nilai EPS pada tahun t
PERt : Nilai PER pada tahun t
ROAt : Nilai ROA pada tahun t
Laba_Ditahant : Saldo Laba Ditahan pada tahun t
Nilai_Tukart : Nilai Tukar pada tahun t
F. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat atau dependent variable merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini dalah harga saham perusahaan sektor property dan real estate yang
70
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang konsisten pada
tahun 2015 hingga 2017, yaitu APLN, ASRI, BAPA, DILD, GPRA, KIJA,
MTLA, SMDM dan TOTL. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data harga saham periode kuartal 1 tahun 2015 hingga kuartal 4
tahun 2017 yang diperoleh dari http://finance.yahoo.com.
2. Variabel Independen (X)
Variabel bebas atau independent variable merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 5, yaitu:
a. X1: Earning per Share (EPS)
Earning per Share adalah besaran keuntungan bagi pemegang saham
yang telah dicapai perusahaan. Data EPS yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data EPS perusahaan sektor property dan real
estate periode kuartal 1 tahun 2015 sampai kuartal 4 tahun 2017 yang
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dipublish di
www.idx.co.id.
b. X2: Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio adalah apresiasi pasar terhadap kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmadji dan Fakhrudin,
2011:156). Data EPS yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data EPS perusahaan sektor property dan real estate periode kuartal 1
tahun 2015 sampai kuartal 4 tahun 2017 yang diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan yang dipublish di www.idx.co.id.
71
c. X3: Return on Asset (ROA)
Return on Asset adalah perbandingan antara aset dan laba perusahaan
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Data ROA yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data ROA perusahaan sektor property dan real estate periode
kuartal 1 tahun 2015 sampai kuartal 4 tahun 2017 yang diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan yang dipublish di www.idx.co.id.
d. X4: Laba Ditahan
Laba ditahan adalah laba yang diperoleh perusahaan yang belum
dibagi dalam periode tertentu (Kasmir, 2014: 44). Data laba ditahan yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data laba ditahan atau
retained earnings perusahaan sektor property dan real estate periode
kuartal 1 tahun 2015 sampai kuartal 4 tahun 2017 yang diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan yang dipublish di www.idx.co.id.
e. X5: Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang atau kurs adalah haga mata uang domestik
terhadap mata uang asing. Data kurs yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kurs tengah rupiah terhadap dolar AS periode kuartal 1 tahun
2015 sampai kuartal 4 tahun 2017 yang diperoleh dari www.bi.go.id.
72
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Seiring berjalannya waktu, perkembangan pasar modal syariah semakin
pesat. Salah satu indeks pasar modal syariah di Indonesia yang digunakan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bekerja sama dengan Danareksa
Investment Management yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). ISSI
diterbitkan pada tanggal 12 Mei 2011 oleh Bapepam-LK dan Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). ISSI merupakan
indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah
(DES).
Saham yang masuk ke dalam daftar ISSI adalah saham emiten yang
kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariat Islam, dengan kriteria
berikut:
a. Usaha yang didalamnya tidak ada unsur perjudian (maysir).
b. Usaha yang tidak mengandung riba seperti pada lembaga keuangan
konvensional yang menanamkan bunga pada setiap kegiatannya.
c. Usaha yang produksi, proses dan distribusi barang atau jasa dengan zat
yang tidak diharamkan.
d. Usaha yang produksi, distribusi dan penyediaan barang atau jasa yang
tidak bersifat mudarat dan dapat merusak moral.
73
Kapitalisasi pasar ISSI pada Desember 2017 tercatat mencapai
Rp3.561,9 Triliun (www.syariahsaham.com). Angka ini mencapai 51,86%
dari total kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu Rp6.781,4
Triliun (investasi.kontan.co.id). Jumlah saham syariah yang tercatat di ISSI
yaitu sebanyak 365 saham yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES).
Gambar 4.1
Perkembangan Nilai Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2015-2017
020406080
100120140160180200
Sumber: www.idx.co.id
Gambar 4.1 menunjukkan perkembangan nilai ISSI selama periode
kuartal 1 tahun 2015 hingga kuartal 4 tahun 2017. Dapat dilihat dari
gambar, bahwa pertumbuhan ISSI mengalami fluktuasi. Periode kuartal 1
tahun 2015 hingga kuartal 3 tahun 2015 mengalami penurunan, yaitu dari
174,098 poin turun ke 157,569 poin lalu turun kembali pada kuartal 3 tahun
2015 menjadi 145,061 poin. Penurunan ini dikarenakan oleh fenomena
pasar modal yang terguncang, yaitu beredarnya isu spekulasi mengenai
kenaikan suku bunga acuan The Fed, menurunnya harga minyak mentah
dunia serta perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang disebabkan oleh
74
China. Pada kuartal 4 tahun 2015 hingga kuartal 3 tahun 2016 mengalami
kenaikan dari 145,061 poin sampai 176,077 pada kuartal 3 tahun 2016, lalu
turun pada kuartal 4 tahun 2016 menjadi 172,077 poin yang dikarenakan
oleh penurunan daya beli masyarakat dan tingginya harga properti. Namun,
pada tahun 2017 mulai beranjak naik perlahan sampai 189,860 poin pada
kuartal 4 tahun 2017. Hal ini dikarenakan kepercayaan para investor dalam
menanamkan modalnya di ISSI yang memiliki berbagai pilihan sektor
saham yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Perusahaan Sektor Property dan Real Estate
Seiring berkembangnya sektor investasi, ada berbagai sektor investasi
yang menjadi sasaran para investor untuk menanamkan dananya. Salah
satunya yaitu sektor property dan real estate. Sektor property dan real
estate merupakan sektor yang terus berkembang karena sektor ini
berhubungan dengan jumlah populasi masyarakat yang terus meningkat.
Pertumbuhan masyarakat menyebabkan pertumbuhan sektor property dan
real estate yang meningkat dikarenakan kebutuhan masyarakat akan sektor
ini. Penelitian ini menggunakan 9 sampel perusahaan yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2015 hingga 2017 dengan
metode purposive sampling.
a. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)
PT Agung Podomoro Land Tbk didirikan pada 30 Juli 2004 dengan
nama PT Tiara Metropolitan Jaya. Lalu berganti nama pada tahun 2010
menjadi PT Agung Podomoro Land Tbk. APLN melakukan penawaran
75
umum perdana saham dan mencatatkan sahamnya di BEI pada bulan
November 2010. Perusahaan ini bergerak di bidang properti dan
bertempat di Jakarta Barat. Bidang usaha yang ditawarkan APLN yaitu
berupa pengembangan superblok, properti komersial, gedung
perkantoran, apartemen, hotel, kompleks perumahan dan mal.
Hingga Desember 2017, APLN memiliki 41 entitas anak. Total aset
yang dimiliki APLN tercatat sebesar Rp28.790,1 Miliar. Pada tahun 2017
pendapatan usaha APLN sebesar Rp7.043,0 Miliar, yaitu meningkat
sebesar 17,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar yaitu
berasal dari segmen apartemen dengan kontribusi sebesar 44,4% dari
total penjualan, sedangkan penurunan yang signifikan terjadi pada
penjualan rumah kantor yang menurun sebesar 70,3%. Proyek yang
memberi kontribusi terbesar yaitu proyek yang berada di Jakarta, sebesar
45% dari total penjualan, kemudian disusul proyek di Jawa Barat, Batam,
Medan, Bali dan Balikpapan. Laba bersih yang didapat APLN tahun
2017 yaitu sebesar Rp1.882,6 Miliar atau naik sebesar 108,3% dari tahun
sebelumnya.
b. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Berdiri pada 3 November 1993 dengan nama PT Adhihutama
Manunggal, kemudian pada 19 September 2007 berubah nama menjadi
PT Alam Sutera Realty. Lalu, perusahaan mencatatkan saham
perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Desember
2007 dengan kode saham ASRI. Perusahaan ini bergerak pada bidang
76
pengembang properti yang mengutamakan inovasi dalam meningkatkan
kualitas kehidupan. Hingga akhir tahun 2017, perusahaan telah tercatat
membangun 37 cluster perumahan dan apartemen di kawasan Alam
Sutera. Ada beberapa fasilitas premium yang mendukung cluster-cluster
ini, seperti pendidikan, hiburan, kesehatan serta pusat perbelanjaan.
Tidak hanya perumahan dan apartemen, ASRI juga mengembangkan
usahanya dalam pembangunan pusat makanan, pusat hiburan, mal, ruko,
pasar modern dan gedung perkantoran.
Total aset ASRI pada tahun 2017 mencapai Rp20.728,4 Miliar.
ASRI memiliki pendapatan sebesar Rp3.917,1 Miliar atau meningkat
sekitar 44% dari tahun sebelumnya. Penjualan tanah memberikan
kontribusi terbesar pada tahun ini, yaitu sebesar 59,6% dari total
pendapatan. Laba bersih perusahaan pada tahun ini yaitu sebesar
Rp1.377,9 Miliar atau meningkat sebesar 165% dari tahun sebelumnya.
Penyebab meningkatnya laba perusahaan dikarenakan peningkatan
penjualan tanah yang mendominasi pendapatan perusahaan.
c. PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA)
Berdiri pada bulan Oktober 1993 dan mencatatkan saham
perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Januari 2008 dengan
kode saham BAPA. Perusahaan ini bergerak pada bidang real estate,
perdagangan, industri, percetakan, agrobisnis, pertambangan dan jasa
angkutan. Produk yang dihasilkan perusahaan ini merupakan perumahan
77
sederhana, rumah menengah ke atas dan pasar bersih yang berlokasi di
Bekasi dan Pamulang.
Total aset yang dimiliki BAPA pada akhir tahun 2017 tercatat
sebesar Rp179,0 Miliar. Perusahaan ini memiliki pendapatan usaha
sebesar Rp46,4 Miliar atau meningkat 36,5% dari tahun sebelumnya.
Sebagian besar pembeli rumah berasal dari penduduk yang memiliki
tingkat pendapatan menengah dan bawah, yaitu perumahan Alamanda
Regency yang berlokasi di wilayah Bekasi. Laba bersih pada tahun ini
adalah sebesar Rp12,9 Miliar atau meningkat sekitar 622,3% dari tahun
sebelumnya.
d. PT Intiland Development Tbk (DILD)
Berdiri pada tanggal 10 Juni 1983 dengan nama PT Wisma
Dharmala Sakti. Pada tahun 1991 berubah nama menjadi PT Dharma
Intiland, lalu tahun 2007 kembali melakukan perubahan nama menjadi
PT Intiland Development Tbk. Perusahaan pertama kali melakukan
penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1
September 1991 dengan kode saham DILD. Perusahaan bergerak pada
bidang pengembangan, perdagangan serta jasa real estate dan property.
Total aset yang dimiliki perusahaan hingga akhir tahun 2017 yaitu
Rp13,1 Triliun. Pendapatan perusahaan pada tahun ini sebesar Rp2,2
Triliun dengan kontribusi terbesar diberikan dari bidang pengembangan
(development income), yaitu sekitar 76% dari total pendapatan.
Pendapatan pada segmen mixed-used & high-rise mengalami penurunan
78
sebesar 37% dari tahun sebelumnya. Laba bersih pada tahun ini yaitu
Rp271,5 Miliar atau turun sebesar 23,1% dari tahun sebelumnya.
e. PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA)
Berdiri pada tanggal 21 Mei 1987 dengan nama PT Perdana Gapura
Mas yang kemudian berubah nama menjadi PT Perdana Gapuraprima
pada tanggal 1 Maret 1999. Pada tahun 2007 perusahaan mencatatkan
dan memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
kode saham GPRA. Perusahaan bergerak pada sektor pengembang
property seperti perumahan, apartemen, perkantoran, mal, tempat
rekreasi dan perhotelan.
Total aset yang dimiliki perusahaan hingga akhir tahun 2017 yaitu
Rp1,5 Triliun. Total pendapatan perusahaan pada tahun ini sebesar
Rp366,7 Miliar atau turun sekitar 14,51% dari tahun sebelumnya.
Segmen residensial, yaitu pengembangan perumahan dan kavling
memberikan kontribusi sebesar 57,76% pada tahun ini. Laba bersih pada
tahun ini yaitu Rp37,3 Miliar atau turun sekitar 20,6% dari perolehan
tahun sebelumnya.
f. PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA)
Berdiri pada tanggal 12 Januari 1989 dan merupakan pengembang
kawasan industri pertama yang go public di Indonesia pada tahun 1994.
Perusahaan melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Januari 1995 dengan kode saham KIJA.
Perusahaan ini menawarkan produk yang termasuk ke dalam tiga pilar
79
bisnis perseroan, yaitu land development, infrastruktur serta leisure &
hospitality.
Total aset perusahaan hingga akhir tahun 2017 yaitu sebesar Rp11,3
Triliun. Total pendapatan pada tahun ini mencapai Rp2,99 Miliar atau
meningkat 2,2% dari tahun sebelumnya. Pilar yang berkontribusi lebih
besar yaitu berasal dari jasa layanan infrastruktur. Namun, terdapat
penurunan penjualan pada segmen perumahan dan komersial. Laba
bersih perusahaan pada tahun ini yaitu Rp149,8 Miliar atau turun sebesar
65% dari tahun sebelumnya.
g. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA)
Berdiri pada tanggal 16 Februari 1994 dan mulai beroperasi pada
Desember 1994. Perusahaan melakukan penawaran saham perdana di
Bursa Efek Idonesia (BEI) pada tanggal 20 Juni 2011. Kegiatan usaha
perusahaan bergerak pada bidang pembebasan tanah, perencanaan
pengembangan usaha serta pembangunan konstruksi proyek. Segmen
operasional perusahaan ini yaitu meliputi real estate, pusat perbelanjaan,
hotel, pusat rekreasi, pusat olahraga dan proyek pengembangan bersama.
Total aset yang dimiliki perusahaan hingga akhir tahun 2017 yaitu
Rp4,87 Triliun atau naik 23,94% dari tahun sebelumnya. Penjualan dan
pendapatan usaha pada tahun ini yaitu Rp1,26 Triliun atau mengalami
peningkatan sebesar 10,51% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini
terutama didukung oleh peningkatan dari sektor real estate, pusat
perbelanjaan dan hotel. Namun, pada segmen lainnya mengalami
80
penurunan pendapatan sebesar 3,37%. Laba bersih perusahaan sebesar
Rp551,01 Miliar atau meningkat 74,09% dari tahun sebelumnya.
h. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM)
Berdiri pada tanggal 21 September 1989 dengan nama Rancamaya
Golf Estate dan mulai mengoperasikan perusahaannya secara komersial
pada tahun 1993. Pada tanggal 12 Oktober 1995 mulai melakukan
penawaran saham perdana pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode
saham SMDM. Perusahaan bergerak pada bidang perdagangan umum,
real estate dan bangunan.
Total aset perusahaan pada akhir tahun 2017 tercatat sebesar Rp3,14
Triliun atau naik sebesar 1,4% dari tahun sebelumnya. Pendapatan
perusahaan pada tahun ini menurun sebesar 5,3% menjadi Rp468,5
Miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya. Segmen penjualan rumah
dan tanah memberikan kontribusi sebanyak 72,1% dari total pendapatan.
Laba bersih perusahaan sebesar Rp19,74 Miliar atau menurun sebesar
3,4% dari tahun sebelumnya.
i. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)
Berdiri pada tanggal 4 September 1970 dengan nama PT Tjahja
Rimba Kentjana yang kemudian diubah menjadi PT Total Bangun
Persada pada tanggal 24 Juli 1981, lalu pada tanggal 20 April 2006
menjadi PT Total Bangun Persada Tbk. Perusahaan melakukan
penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal
81
25 Juli 2006 dengan kode saham TOTL. Perusahaan bergerak pada
bidang konstruksi bangunan dan manajemen proyek.
Total aset yang dimiliki perusahaan hingga akhir tahun 2017 yaitu
Rp3,24 Triliun atau mengalami peningkatan sebesar 9,91% dari tahun
sebelumnya. Pendapatan perusahaan pada tahun ini mencapai Rp2,94
Triliun atau meningkat sebesar 23,43% dari tahun sebelumnya.
Pendapatan tersebut didominasi dari bisnis jasa konstruksi dan
pendapatan usaha lainnya. Laba bersih perusahaan tercatat sebesar
Rp244,52 Miliar atau tumbuh sebesar 9,64% dari tahun sebelumnya.
3. Earning per Share (EPS)
Earning per Share (EPS) menurut Fahmi (2012:83) yaitu pemberian
keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham yang berasal dari laba
perusahaan sesuai dengan seberapa banyak lembar saham yang dimiliki oleh
pemegang saham.
Gambar 4.2
Perkembangan Rata-Rata Nilai EPS Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate Periode 2015 - 2017
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sumber: Data diolah, 2018
82
Gambar 4.2 menunjukkan rata-rata nilai EPS perusahaan sektor
property dan real estate periode kuartal 1 tahun 2015 hingga kuartal 4 tahun
2017. Dapat dilihat bahwa nilai EPS selama periode 2015 hingga 2017
mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif. Rata-rata nilai EPS terendah
terjadi pada kuartal 1 tahun 2017, yaitu 6,35 dan tertinggi terjadi pada
kuartal 4 tahun 2017, yaitu sebesar 37,18.
Jika suatu perusahaan memiliki nilai EPS yang tinggi, maka semakin
tinggi pula laba yang diperoleh oleh investor. Tingginya nilai EPS suatu
perusahaan berarti perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan
yang tinggi pula bagi investor. Semakin tinggi laba yang diperoleh investor,
maka semakin tinggi pula minat investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya harga
saham perusahaan.
4. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) menurut Darmadji dan Fakhrudin
(2011:156) yaitu apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba. PER berguna untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam memberi laba di masa yang akan datang.
83
Gambar 4.3
Perkembangan Rata-Rata Nilai PER Perusahaan Sektor Property dan
Real Estate Periode 2015 - 2017
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sumber: Data diolah, 2018
Gambar 4.3 menunjukkan perkembangan rata-rata nilai PER
perusahaan sektor property dan real estate periode kuartal 1 tahun 2015
hingga kuartal 4 tahun 2017. Dapat dilihat bahwa nilai PER selama periode
2015 hingga 2017 mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif. Rata-rata
PER terendah berada di kuartal 4 tahun 2015 yaitu 11,81 kali dan tertinggi
terjadi pada kuartal 1 tahun 2017, yaitu 76,76 kali.
Jika suatu perusahaan memiliki nilai PER yang tinggi, maka hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat pertumbuhan
yang tinggi. Hal ini akan memunculkan kepercayaan investor terhadap
kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini akan mempengaruhi
pada peningkatan harga saham.
84
5. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) yaitu rasio yang berguna untuk mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA
merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan.
ROA menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola aset yang
tercermin pada laba yang diperoleh.
Gambar 4.4
Perkembangan Rata-Rata Presentase ROA Perusahaan Sektor Property
dan Real Estate Periode 2015 - 2017
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
Sumber: Data diolah, 2018
Gambar 4.4 menunjukkan perkembangan rata-rata presentase ROA
perusahaan sektor property dan real estate kuartal 1 tahun 2015 hingga
kuartal 4 tahun 2017. Dapat dilihat bahwa presentase ROA selama periode
2015 hingga 2017 mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif. Rata-rata
ROA terendah berada di kuartal 1 tahun 2015, yaitu 1,18% dan tertinggi
terjadi pada kuartal 4 tahun 2016, yaitu 7,76%.
85
Jika suatu perusahaan memiliki rasio ROA yang tinggi, maka semakin
tinggi pula tingkat keuntungan yang akan diberikan perusahaan kepada
investor yang berasal dari pengelolaan aset perusahaan. Pengelolaan aset
yang efisien akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam
berinvestasi. Hal ini akan berdampak pula pada meningkatnya harga saham
perusahaan, karena investor semakin tertarik untuk menanamkan dananya
pada perusahaan tersebut.
6. Laba Ditahan
Laba ditahan atau retained earnings menurut Kasmir (2014:44) adalah
laba yang ditahan perusahaan dan tidak dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen. Pada umumnya, laba ditahan digunakan untuk
membayar utang-utang perusahaan dan diinvestasikan kembali ke dalam
perusahaan guna mengembangkan perusahaan.
Gambar 4.5
Perkembangan Rata-Rata Saldo Laba Ditahan Perusahaan Sektor
Property dan Real Estate Periode 2015 - 2017
0
50000000000
100000000000
150000000000
200000000000
250000000000
300000000000
350000000000
400000000000
450000000000
500000000000
Sumber: Data diolah, 2018
86
Gambar 4.5 menunjukkan perkembangan rata-rata saldo laba ditahan
perusahaan sektor property dan real estate periode kuartal 1 tahun 2015
hingga kuartal 4 tahun 2017. Dapat diketahui bahwa saldo laba ditahan
selama periode 2015 hingga 2017 mengalami pergerakan yang cenderung
meningkat, walaupun ada satu periode yang mengalami penurunan. Rata-
rata saldo laba ditahan terendah berada di kuartal 3 tahun 2015, yaitu
Rp278,4 Miliar dan yang tertinggi berada di kuartal 4 tahun 2017, yaitu
Rp466,5 Miliar.
Jika suatu perusahaan memiliki saldo laba ditahan yang tinggi, maka
akan meningkatkan modal perusahaan untuk mengembangkan kegiatan
operasionalnya. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka akan
meningkatkan tingkat laba yang diberikan kepada investor serta
meningkatkan kepercayaan investor kepada perusahaan. Hal ini akan
mengakibatkan investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan dan akan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan.
7. Nilai Tukar
Menurut Rahardja dan Manurung (2008:307), nilai tukar atau kurs yaitu
harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain untuk
memperoleh mata uang negara lain. Nilai tukar merupakan cerminan dari
keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang domestik maupun
mata uang asing. Faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang yaitu
neraca perdagangan nasional. Kurs yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kurs tengah rupiah dengan dolar AS.
87
Gambar 4.6
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Periode 2015 - 2017
12400
12600
12800
13000
13200
13400
13600
13800
14000
Sumber: Data diolah, 2018
Gambar 4.6 menunjukkan perkembangan nilai tukar periode 2015
hingga 2017, diketahui bahwa pada periode kuartal 4 tahun 2015 nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan mencapai Rp13.795 per
dolar AS, sedangkan pada kuartal 3 tahun 2016 nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS mengalami penguatan hingga Rp12.998 per dolar AS.
Penguatan nilai rupiah akan berdampak pada kegiatan ekspor impor
perusahaan. Jika nilai rupiah tinggi, bagi perusahaan yang menggunakan
bahan baku impor akan mendapatkan harga yang lebih murah dan terjadi
peningkatan profitabilitas perusahaan. Hal ini berpengaruh pada dividen
yang dibagikan kepada investor yang akan meningkat dan berdampak pada
meningkatnya harga saham.
88
B. Hasil dan Pembahasan
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Tabel 4.1
Hasil Regresi Data Panel dengan Berbagai Model
Model
Variabel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
t-Statistic Prob. t-Statistic Prob. t-Statistic Prob.
C 5.809972 0.0000 5.169430 0.0000
EPS 11.82083 0.0000 3.231600 0.0017 3.717029 0.0003
PER 8.285843 0.0000 2.827058 0.0057 3.434994 0.0009
ROA -0.322803 0.7475 0.260369 0.7951 0.074244 0.9410
LABA_
DITAHAN -1.477318 0.1426 -3.905819 0.0002 -1.730922 0.0865
KURS -1.337123 0.1841 -4.970466 0.0000 -5.009453 0.0000
Adj.
R-squared 0.594605 0.923529 0.204984
F-statistic 100.4022 6.517684
Prob. (F-
statistic) 0.000000 0.000027
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.1 merupakan output berbagai model hasil regresi data panel,
yaitu common effect, fixed effect dan random effect. Setelah melakukan
regresi pada ketiga model tersebut, langkah selanjutnya yaitu melakukan
pemilihan model terbaik. Pemilihan model dilakukan dengan menggunakan
uji chow dan uji hausman. Uji chow berfungsi untuk mencari model terbaik
antara model common effect dengan model fixed effect. Kemudian dilakukan
uji hausman untuk mencari model terbaik antara model fixed effect dengan
model random effect.
89
a. Uji Chow
Uji chow adalah metode pengujian untuk mengetahui model common
effect atau fixed effect yang tepat untuk digunakan dalam regresi data
panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan common effect
Ha : Model menggunakan pendekatan fixed effect
Pengambilan keputusan uji chow dilihat dari nilai prob. cross-section
F. Jika nilai prob. F > 0.05 maka H0 diterima, yang berarti model regresi
yang digunakan adalah common effect. Namun apabila nilai prob. F <
0.05 maka H0 ditolak. Hal ini berarti regresi yang digunakan adalah
model fixed effect. Setelah itu, dilakukan uji hausman untuk mengetahui
apakah model fixed effect atau random effect yang terbaik untuk
digunakan. Berikut adalah hasil uji chow:
Tabel 4.2
Hasil Uji Chow
Effect Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 51.035426 (8,94) 0.0000
Cross-section Chi-square 180.993931 8 0.0000
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.2 merupakan hasil uji chow. Dapat dilihat dari nilai
probabilitas cross-section F yaitu 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak.
Berarti, dalam uji ini lebih baik menggunakan regresi model fixed effect.
Kemudian dilakukan uji hausman untuk menentukan regresi model fixed
effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam penelitian.
90
b. Uji Hausman
Uji hausman adalah metode pengujian untuk mengetahui model
fixed effect atau random effect yang tepat untuk digunakan dalam regresi
data panel setelah dilakukan uji chow. Hipotesis dalam pengujian ini
adalah sebagai berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan random effect
Ha : Model menggunakan pendekatan fixed effect
Pengambilan keputusan uji hausman dilihat dari nilai probabilitas
cross-section random. Jika nilai probabilitas > 0.05 maka H0 diterima,
yang berarti model regresi yang digunakan adalah random effect. Namun
apabila nilai probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti model
regresi yang digunakan adalah fixed effect. Berikut adalah hasil uji
hausman:
Tabel 4.3
Hasil Uji Hausman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 32.608892 5 0.0000
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.3 merupakan hasil uji hausman. Dapat dilihat dari nilai prob.
cross-section random yaitu 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak. Dapat
disimpulkan, model regresi yang lebih tepat digunakan pada penelitian
ini yaitu fixed effect model.
91
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Uji t (Parsial)
Uji t atau uji parsial berfungsi untuk melihat pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen secara
signifikan. Berikut adalah hipotesis yang digunakan.
H0 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen
Ha : Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen
Pengambilan keputusan pada uji t dapat dilihat dari nilai probabilitas
dan membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel. Apabila nilai
probabilitas lebih kecil dari 0.05 dan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel
maka tolak H0, yaitu secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai
probabilitas lebih besar dari 0.05 dan nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel
maka terima H0, yaitu secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
92
Tabel 4.4
Hasil Uji t
Model
Variabel
Fixed Effect
t-Statistic Prob.
C 5.809972 0.0000
EPS 3.231600 0.0017
PER 2.827058 0.0057
ROA 0.260369 0.7951
LABA_DITAHAN -3.905819 0.0002
KURS -4.970466 0.0000
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.8 merupakan hasil uji t (parsial) menggunakan model fixed
effect. Nilai t-tabel pada penelitian ini yaitu 1.98350 yang didapat dari df
= n – k = 102 (n = 108, k = 6).
1) Variabel Earning per Share (EPS)
Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa nilai probabilitas variabel
EPS yaitu 0.0017 < 0.05 dan nilai t-hitung 3.231600 > t-tabel 1.98350.
Maka dapat disimpulkan tolak H0, yaitu terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel earning per share terhadap variabel harga
saham.
2) Variabel Price Earning Ratio (PER)
Nilai probabilitas variabel PER yaitu 0.0057 < 0.05 dan nilai t-
hitung 2.827058 > t-tabel 1.98350. Maka dapat disimpulkan tolak H0,
yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel price
earning ratio terhadap variabel harga saham.
93
3) Variabel Return on Asset (ROA)
Nilai probabilitas variabel ROA yaitu 0.7951 > 0.05 dan nilai t-
hitung 0.260369 < t-tabel 1.98350. Maka dapat disimpulkan terima
H0, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
return on asset terhadap variabel harga saham.
4) Variabel Laba Ditahan
Nilai probabilitas variabel laba ditahan yaitu 0.0002 < 0.05 dan
nilai t-hitung -3.905819 > t-tabel 1.98350. Maka dapat disimpulkan
tolak H0, yaitu terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara
variabel laba ditahan terhadap variabel harga saham.
5) Variabel Nilai Tukar
Nilai probabilitas variabel nilai tukar yaitu 0.0000 < 0.05 dan nilai
t-hitung -4.970466 > t-tabel 1.98350. Maka dapat disimpulkan tolak
H0, yaitu terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara variabel nilai
tukar terhadap variabel harga saham.
b. Uji F (Simultan)
Uji F atau uji simultan berfungsi untuk melihat pengaruh seluruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
Berikut adalah hipotesis yang digunakan.
H0 : Secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen
Ha : Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen
94
Pengambilan keputusan pada uji F dapat dilihat dari probabilitas dan
membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Apabila nilai probabilitas
lebih kecil dari 0.05 dan nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel maka
tolak H0, yaitu secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai
probabilitas lebih besar dari 0.05 dan nilai F-hitung lebih kecil dari F-
tabel maka terima H0, yaitu secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Tabel 4.5
Hasil Uji F
F-statistic 100.4022
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.9 merupakan hasil uji F (simultan) dengan menggunakan
model fixed effect. Dapat dilihat dari tabel, nilai prob. F-statistic yaitu
0.000000 < 0.05 dan nilai F-statistic 100.4022 > F-tabel 2.30 yang
didapat dari df1 = k -1 = 5 (k = 6) dan df2 = n – k = 102 (n = 108). Maka
dapat disimpulkan tolak H0, yaitu secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel earning per share, price
earning ratio, return on asset, laba ditahan dan nilai tukar terhadap
variabel harga saham.
95
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi (Adjusted R2) berfungsi untuk melihat
berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel
independen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi, maka semakin
tinggi pula variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependennya.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Adjusted R-squared 0.923529
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.10 merupakan hasil uji koefisien determinasi. Dapat dilihat
dari tabel, bahwa nilai Adjusted R-squared penelitian ini adalah
0.923529. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen (harga saham)
dapat dijelaskan oleh variabel independen (earning per share, price
earning ratio, return on asset, laba ditahan dan nilai tukar) sebesar
92.35% sedangkan sisanya 7.65% dijelaskan oleh variabel lain di luar
variabel yang diteliti.
96
3. Model Penelitian
Berdasarkan hasil estimasi model penelitian (fixed effect model) yang
dilakukan sebelumnya, maka model penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7
Koefisien Variabel
Variable Coefficient
C 20947.41
EPS 47.69932
PER 0.936850
ROA 36.47823
LABA_DITAHAN -152.0261
KURS -1810.296
Sumber: Data diolah, 2018
HARGA SAHAMit = 20947.41 + 47.69932EPSit + 0.936850PERit +
36.47823ROAit – 152.0261LABA DITAHANit –
1810.296KURSit + ɛit
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstanta (C) sebesar 20947.41 menunjukkan bahwa apabila
variabel independen (EPS, PER, ROA, Laba Ditahan dan Nilai Tukar)
bernilai konstan atau 0 (nol), maka nilai harga saham sektor property dan
real estate di ISSI adalah sebesar 20947.41.
b. Vaiabel EPS memiliki nilai koefisien sebesar 47.69932 yang
menunjukkan bahwa apabila nilai EPS meningkat sebesar 1, maka harga
saham akan mengalami peningkatan sebesar 47.69932.
97
c. Variabel PER memiliki nilai koefisien sebesar 0.936850 yang
menunjukkan bahwa apabila nilai PER meningkat sebesar 1, maka harga
saham akan mengalami peningkatan sebesar 0.936850.
d. Variabel ROA memiliki nilai koefisien sebesar 36.47823 yang
menunjukkan bahwa apabila nilai ROA meningkat sebesar 1, maka harga
saham akan mengalami peningkatan sebesar 36.47823.
e. Variabel laba ditahan memiliki nilai koefisien sebesar -152.0261 yang
menunjukkan bahwa apabila nilai laba ditahan meningkat sebesar 1,
maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar -152.0261.
f. Variabel nilai tukar memiliki nilai koefisien sebesar -1810.296 yang
menunjukkan bahwa apabila nilai variabel nilai tukar meningkat sebesar
1, maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar -1810.296.
Tabel 4.8
Koefisien Perusahaan
No. Kode Perusahaan Coefficient
1. APLN -263.1053
2. ASRI -143.8184
3. BAPA -36.33422
4. DILD 811.4096
5. GPRA 376.6805
6. KIJA 666.7065
7. MTLA -402.1663
8. SMDM -852.6807
9. TOTL -156.6918
Sumber: Data diolah, 2018
98
Berdasarkan tabel 4.8 berikut adalah persamaan model saham tiap
perusahaan.
a. Persamaan model saham perusahaan APLN
HARGA SAHAMit = -263.1053 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar -263.1053 menunjukkan bahwa ketika variabel-
variabel independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai
konstan, maka harga saham APLN adalah sebesar -263.1053.
b. Persamaan model saham perusahaan ASRI
HARGA SAHAMit = -143.8184 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar -143.8184 menunjukkan bahwa ketika variabel-
variabel independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai
konstan, maka harga saham ASRI adalah sebesar -143.8184.
c. Persamaan model saham perusahaan BAPA
HARGA SAHAMit = -36.33422 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar -36.33422 menunjukkan bahwa ketika variabel-
variabel independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai
konstan, maka harga saham BAPA adalah sebesar -36.33422.
d. Persamaan model saham perusahaan DILD
HARGA SAHAMit = 811.4096 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
99
konstanta sebesar 2.455010 menunjukkan bahwa ketika variabel-variabel
independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstan,
maka harga saham DILD adalah sebesar 811.4096.
e. Persamaan model saham perusahaan GPRA
HARGA SAHAMit = 376.6805 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar 376.6805 menunjukkan bahwa ketika variabel-variabel
independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstan,
maka harga saham GPRA adalah sebesar 376.6805.
f. Persamaan model saham perusahaan KIJA
HARGA SAHAMit = 666.7065 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar 666.7065 menunjukkan bahwa ketika variabel-variabel
independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstan,
maka harga saham KIJA adalah sebesar 666.7065.
g. Persamaan model saham perusahaan MTLA
HARGA SAHAMit = -402.1663 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar -402.1663 menunjukkan bahwa ketika variabel-
variabel independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai
konstan, maka harga saham MTLA adalah sebesar -402.1663.
100
h. Persamaan model saham perusahaan SMDM
HARGA SAHAMit = -852.6807 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar -852.6807 menunjukkan bahwa ketika variabel-
variabel independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai
konstan, maka harga saham SMDM adalah sebesar -852.6807.
i. Persamaan model saham perusahaan TOTL
HARGA SAHAMit = -156.6918 + 0.302123EPSit + 0.005746PERit -
0.003214ROAit – 0.449161LABA DITAHANit – 5.156200KURSit + ɛit
konstanta sebesar -156.6918 menunjukkan bahwa ketika variabel-
variabel independen berada pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai
konstan, maka harga saham TOTL adalah sebesar -156.6918.
4. Interpretasi Hasil Penelitian
a. Hubungan Earning per Share (EPS) dengan Harga Saham
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel EPS pada taraf
nyata (α) 5% memiliki nilai probabilitas 0.0017, yaitu berarti variabel
EPS memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham
dengan nilai koefisien EPS sebesar 47.69932, yaitu jika nilai EPS
meningkat sebesar 1, maka harga saham akan mengalami peningkatan
sebesar 47.69932. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hunjra, dkk (2014) mengenai pengaruh kebijakan
dividen, EPS, ROE dan profit setelah pajak terhadap harga saham yang
menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
101
terhadap harga saham. Lalu diperkuat oleh penelitian Muksal (2016) dan
Kumar (2017) yang menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap harga saham.
Nilai EPS atau laba per lembar saham suatu perusahaan dapat dilihat
dari laporan keuangannya. EPS merupakan salah satu tolak ukur seberapa
mampu perusahaan mengelola usahanya. Nilai EPS suatu perusahaan
tergantung pada pendapatannya. Jika pendapatan perusahaan tinggi,
berarti perusahaan dapat mengelola usahanya dengan baik yang akan
menyebabkan tingginya nilai EPS perusahaan. Apabila nilai EPS suatu
perusahaan tinggi, maka akan menarik perhatian investor. Hal ini
dikarenakan investor tertarik akan nilai laba per lembar saham yang
tinggi, yaitu dengan harapan investor tersebut akan mendapatkan tingkat
pengembalian yang tinggi pula. Peningkatan investor yang berinvestasi
pada perusahaan akan berpengaruh pada meningkatnya harga saham
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh permintaan akan saham perusahaan
tersebut meningkat.
b. Hubungan Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel PER pada taraf
nyata (α) 5% memiliki nilai probabilitas 0.0057, yaitu berarti variabel
PER memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga
saham dengan nilai koefisien PER sebesar 0.936850, yaitu jika nilai PER
meningkat sebesar 1, maka harga saham akan mengalami peningkatan
sebesar 0.936850. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
102
dilakukan oleh Enow dan Brijlal (2016) mengenai pengaruh
Determinants of Share Prices (the Case of Listed Firms on Johannesburg
Stock Exchange, yang menyatakan bahwa variabel PER memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Kumar (2017) yang
menyatakan bahwa PER memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap harga saham.
PER mengindikasikan seberapa besar derajat kepercayaan investor
terhadap kinerja perusahaan. Besaran nilai PER perusahaan
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
kepada pemegang saham. Sebelum berinvestasi, investor akan melihat
apakah suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Salah satu indikator untuk melihat tingkat pertumbuhan perusahaan yaitu
PER. Semakin tinggi nilai PER perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi
pula, hal ini berarti derajat kepercayaan investor terhadap kinerja
perusahaan tinggi. Investor akan cenderung memilih perusahaan yang
memiliki pendapatan yang stabil dengan risiko yang rendah. Maka dari
itu, investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan yang
memiliki nilai PER tinggi dengan harapan tingkat pengembalian yang
tinggi pula. Hal ini akan berpengaruh pada meningkatnya permintaan
terhadap saham perusahaan yang akan berdampak pada meningkatnya
harga saham perusahaan.
103
c. Hubungan Return on Asset (ROA) dengan Harga Saham
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel ROA pada taraf
nyata (α) 5% memiliki nilai probabilitas 0.7951, yaitu berarti variabel
ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
dengan nilai koefisien ROA sebesar 36.47823, yaitu jika nilai ROA
meningkat sebesar 1, maka harga saham akan mengalami peningkatan
sebesar 36.47823. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pratomo (2013) mengenai analisis fundamental dan risiko
sistematik terhadap harga saham yang di dalamnya menyatakan bahwa
ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Safitri (2013),
Sari (2017) dan Sutrisno (2017) yang menyatakan bahwa ROA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
ROA merupakan rasio untuk melihat seberapa baik suatu perusahaan
dalam mengelola asetnya dengan menggunakan indikator laba bersih dan
total aset. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini
dikarenakan ROA hanya menunjukkan prospek perusahaan pada jangka
pendek, sehingga investor tidak dapat memprediksikan berapa
pendapatan yang akan diterima di masa yang akan datang. ROA tidak
menghitung seberapa besar tingkat dividen dan capital gain yang akan
didapat investor. Semakin tinggi aset yang dimiliki perusahaan, maka
akan cenderung menurunkan pendapatan investor. Hal ini dikarenakan
104
pendapatan perusahaan akan digunakan untuk mengelola aset
perusahaan, sedangkan sebelum melakukan investasi, investor akan
melihat seberapa besar investasi yang ditanamkan perusahaan. Oleh
sebab itu, tinggi rendahnya presentase ROA perusahaan tidak
mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.
d. Hubungan Laba Ditahan dengan Harga Saham
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel laba ditahan pada
taraf nyata (α) 5% memiliki nilai probabilitas 0.0002, yaitu berarti
variabel laba ditahan memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap harga saham dengan nilai koefisien laba ditahan sebesar -
152.0261, yaitu jika nilai laba ditahan meningkat sebesar 1, maka harga
saham akan mengalami penurunan sebesar -152.0261. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati (2014) dan
Munir (2017) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh laba
ditahan (retained earnings) terhadap harga saham yang menyatakan
bahwa laba ditahan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika laba ditahan
perusahaan meningkat, maka harga saham akan mengalami penurunan.
Apabila perusahaan meningkatkan saldo laba ditahan, maka hal tersebut
akan berdampak pada berkurangnya dividen yang akan dibagikan kepada
investor. Bagi investor yang membutuhkan dana jangka pendek, maka
akan menimbulkan kekecewaan yang disebabkan oleh berkurangnya
dividen yang didapatkan. Investor akan kurang tertarik karena dividen
105
yang dibagikan rendah, lalu permintaan terhadap saham perusahaan akan
menurun. Permintaan yang menurun ini akan mempengaruhi pada
penurunan harga saham perusahaan.
e. Hubungan Nilai Tukar dengan Harga Saham
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel nilai tukar pada
taraf nyata (α) 5% memiliki nilai probabilitas 0.0000, yaitu berarti
variabel nilai tukar memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap harga saham dengan nilai koefisien nilai tukar sebesar -
1810.296, yaitu jika nilai variabel nilai tukar meningkat sebesar 1, maka
harga saham akan mengalami penurunan sebesar -1810.296. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sholihah
(2014) mengenai analisis pengaruh nilai tukar terhadap harga saham yang
menyatakan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh yang negatif
dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan Nurdiana (2016) yang menyatakan bahwa nilai
tukar memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap harga
saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika nilai tukar rupiah
melemah (nominal rupiah naik) terhadap dolar AS akan menyebabkan
penurunan pada harga saham. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS akan mencerminkan bahwa perekonomian sedang melemah.
Dengan melemahnya nilai tukar rupiah, maka pengeluaran pengusaha
untuk membeli bahan baku impor akan bertambah dan menyebabkan
106
pengeluaran perusahaan untuk memproduksi semakin meningkat dan
output yang dihasilkan berkurang, sehingga laba yang diperoleh
perusahaan akan menurun. Jika laba perusahaan turun, maka laba per
lembar saham perusahaan yang akan dibagikan kepada investor akan
turun pula. Hal ini menyebabkan kurang tertariknya investor untuk
berinvestasi pada perusahaan dan akan menurunkan permintaan akan
saham perusahaan. Penurunan permintaan ini akan mempengaruhi pada
menurunnya harga saham perusahaan.
107
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh earning per
share (EPS), price earning ratio (PER), return on asset (ROA), laba ditahan
dan nilai tukar terhadap harga saham syariah yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
saham syariah sektor property dan real estate yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) periode kuartal 1 tahun 2015 hingga kuartal 4 tahun
2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Secara parsial, dapat disimpulkan bahwa:
a. Variabel earning per share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham syariah sektor property dan real estate yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
b. Variabel price earning ratio (PER) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham syariah sektor property dan real estate yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
c. Variabel return on asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham syariah sektor property dan real estate yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
108
d. Variabel laba ditahan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga
saham syariah sektor property dan real estate yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI).
e. Variabel nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga
saham syariah sektor property dan real estate yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI).
2. Secara simultan, earning per share (EPS), price earning ratio (PER), return
on asset (ROA), laba ditahan dan nilai tukar berpengaruh signifikan
terhadap harga saham syariah sektor property dan real estate yang terdaftar
di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka
disarankan beberapa hal berikut:
1. Bagi perusahaan, disarankan untuk memanfaatkan dan mengelola aset yang
dimiliki secara maksimal dan bijaksana agar pertumbuhan perusahaan
meningkat. Dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan, maka
pendapatan perusahaan akan meningkat, lalu mempengaruhi earning per
share dan laba ditahan perusahaan. Hal tersebut akan menarik perhatian
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Perusahaan juga
harus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS agar
tidak terjebak di saat nilai tukar rupiah melemah.
2. Bagi investor maupun calon investor, sebelum melakukan investasi,
perhatikan nilai earning per share dan laba ditahan (retained earnings) yang
109
terdapat di laporan keuangan perusahaan dan faktor eksternal seperti
pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang dapat mempengaruhi
harga saham, agar mendapatkan tingkat keuntungan yang diinginkan.
Investor maupun calon investor harus teliti dalam menganalisis laporan
keuangan perusahaan, karena khawatir laporan keuangan yang tersedia tidak
sesuai dengan kedaaan perusahaan yang sebenarnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan sampel yang lebih
banyak dan menambah periode penelitian agar para investor dan calon
investor mendapatkan hasil yang akurat. Peneliti selanjutnya juga dapat
menambah faktor internal perusahan seperti net profit margin, price to book
value dan return on equity serta faktor eksternal seperti pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas politik untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi harga saham.
110
DAFTAR PUSTAKA
Antokolaras, Anggardito. “Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Domestik
dan Makroekonomi Global terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2012-2016”. Skripsi tidak dipublikasikan. Jakarta: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2017.
Apsara, Rama Hadi dan Indriani, Astiwi. “Analisis Pengaruh Crude Oil Price,
Earning per Share, Price to Book Value, Return on Assets dan Debt to
Equity Ratio terhadap Harga Saham Perusahaan Batubara yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016”. Diponegoro Journal of
Management Vol. 6, No. 4. Semarang: Universitas Diponegoro, 2017.
Aziz, Abdul. Manajemen Investasi Syari’ah. Bandung: Alfabeta, 2010.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Kaffah Thinking on Sinlammim Method Through
Digital Root”. Proceeding, ISOIT International Seminar on Islamic
Thought, UKM. Bangi: Malaysia, 2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. Pasar Modal Syariah. Modul Kuliah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta,
2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. “New Paradigm on Sinlammim Kaffah In Islamic
Economics”. Jurnal Ilmu Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. “The Application of Kaffah Economics on Sukuk As
Islamic Economic Instrument In OIC Countries”. IRTI-IDB, IIUM. Kuala
Lumpur: Malaysia, March 2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Pemodelan Institusi Keuangan Islam Berbasis
Metode Sinlammim Kaffah (Studi Kelayakan Pada Bofsa)”. Yogyakarta:
UII, April 2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Islamic Principle and Financial Aspect in Sukuk on
Asset Becked securities”. IALE Hukumonline.com. Jakarta, August 2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Kaffah Thinking on Sinlammim Method Through
Digital Root”. Proceeding, UKM. Malaysia, October 2009.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Islamic Civilization versus Western System”.
Proceeding. International Conference on Islamic Civilization. Kahorem:
Pakistan, 2010.
Aziz, Roikhan Mochamad. “The Prospect Of Islamic Revival In Indonesia 2015
Based on Development of Sukuk The Sukuk Through Sinlammim Kaffah
111
Method”. Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second).
Depok: Universitas Indonesia, 2010.
Aziz, Roikhan Mochamad. “New Paradigm in On Sinlammim Kaffah In Islamic
Economics”. Jurnal Signifikan.(9) 2, Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010.
Aziz, Roikhan Mochamad. “The Prospect of Islamic Revival in Indonesia 2015
Based on Development of Sukuk The Sukuk Through Sinlammim Kaffaf
Method”. Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second).
Depok: Universitas Indonesia, 2010.
Aziz, Roikhan Mochamad. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Investasi Pasar
Modal Syariah. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Jakarta: UIN Press, 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan Turats”.
Jurnal UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Schumpeter Thought and Islamic Worldview”.
Proceedings of International Seminar on Islamic Economics. Jakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri, 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Hahslm Islamic Economic Methodology”.
Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global.
Surakarta: Universitas Negeri Solo, 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Rumus Tuhan Hahslm Dalam Berpikir Menyeluruh
Sebagai Metedologi Ekonomi Islam”. Procedding ICIEF15: Strengthning
Islamic Economics and Financial Institution for Financial Institution for the
Welfare of Ummah. Lombok: Universitas Mataram, Agustus 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Hahslm Islamic Economics Methodology”.
Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global.
Surakarta: Universitas Negeri Solo, September 2015.
Aziz, Roikhan Mochamad. “Teori H Sebagai Wahyu Dan Turats Dalam Islam”.
Jurnal Ushuluddin (24) 1. Riau: Universitas Islam Negeri Riau, 2016.
Aziz, Roikhan Mochamad. Islam Dan Pengetahuan. Jakarta: Salemba Empat,
2017.
Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Indonesia
Stock Exchange, 2010.
Chughtai, Asma Rafique, dkk. “Determining the Impact of Dividends, Earnings,
Invested Capital and Retained Earnings on Stock Prices in Pakistan: An
112
Empirical Study”. International Journal of Financial Management, Vol. 4,
Issue. 1, 2014.
Darmadji dan Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta:
Salemba Empat, 2011.
Dendawijaya. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013.
Effendi, Nury dan Setiawan Maman. Ekonometrika: Pendekatan Teori dan
Terapan. Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Enow, Samuel Tabot dan Pradeep Brijlal. “Determinants of Share Prices: the Case
of Listed Firms on Johannesburg Stock Exchange”. Journal of Accounting
and Management, Vol 6, No. 1, 2016.
Chughtai, Asma Rafique, dkk. “Determining the Impact of Dividends, Earnings,
Invested Capital and Retained Earnings on Stock Prices in Pakistan: An
Empirical Study”. International Journal of Financial Management, Vol. 4,
Issue. 1, 2014.
Fahmi, Irham. Manajemen Investasi: Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba
Empat, 2012.
Hadi, Nor. Pasar Modal: Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen
Keuangan Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Hadianto, Bram. “Pengaruh Earning per Share Terhadap Harga Saham Sektor
Perdagangan Besar dan Ritel pada Periode 2000-2005 di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 7, No. 2. Bandung: Universitas
Kristen Maranatha, 2008.
Halim, Abdul. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah. Cetakan Pertama. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syariah Hidayatullah Jakarta, 2009.
Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ke-10.
Yogyakarta: BPFE, 2015.
Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi
Aksara, 2005.
Hery. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo, 2014.
Hidayat, Taufik. Buku Pintar Investasi Syariah. Jakarta: Mediakita, 2011.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi pada Pasar Modal Syariah.
Edisi ke-3. Jakarta: Kencana, 2014.
113
Hunjra, Ahmed Imran, dkk. “Impact of Dividend Policy, Earning per Share,
Return on Equity, Profit after Tacx on Stock Price”. International Journal of
Economiccs and Empirical Reasearch, Vol. 2(3), 2014.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014.
Kumar, Pankaj. “Impact of Earning per Share and Price Earning Ratio on Market
Price of Share: A Study on Auto Sector in India”. International Journal of
Research – Granthaalayah, Vol. 5(Iss.2), 2017.
Margaretha, Farah dan Firzitya. “The Effect of Cash Dividend, Retained Earnings,
and Stock Price of Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock
Exchange”. Journal The WINNERS, Vol. 16(1), 2015.
Martalena dan Maya Malinda. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi Offset,
2011.
Masih, Mansur. “Interest Rate, Exchange Rate, and Stock Prices of Islamic
Banks: A Panel Data Analysis”. Jurnal Online
https://www.researchgate.net/publication/266392286
Muksal. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Syariah:
Studi pada Pasar Sekunder Jakarta Islamic Index (JII)”. Jurnal Online
https://www.researchgate.net/publication/317166379
Munir, Samavia, dkk. “Impact of Cash Dividends and Retained Earnings on Stock
Price a Comparative Study of High and Low Growth of Firms”. Research
Journal of Finance and Accounting, Vol. 8, No. 11, 2017.
Nazir, Ahmad. “Pasar Modal Syariaj di Indonesia”. Jurnal HIKAMUNA, Vo. 1,
No. 2, 2016.
Nurdiana, Elly. “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Harga Saham
Syariah di Indonesia dan Malaysia Periode Mei 2011 – Desember 2015”.
Skripsi tidak dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016.
Nurhayati dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi Ke-4. Jakarta:
Salemba Empat, 2014.
Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. “Pengaruh Variabel Fundamental dan
Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, 2008.
Pratomo, Wahyu Ario. “Analisis Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap
Harga Saham Perbankan yang Terdaftar pada Indeks LQ 45”. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 3, 2013.
Purnamasari, Dyah. “The Effect of Changes in Return on Assets, Return on
Equity, and Economic Value Added to the Stock Price Changes and Its
114
Impact on Earnings per Share”. Research Journal of Finance and
Accounting, Vol. 6(6), 2015.
Putri, Eka Tri, dkk. “Pengaruh Net Profit Margin, Debt to Total Asset Ratio, Price
Earning Ratio dan Price to Book Value Terhadap Harga Saham pada Sub
Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Online ejournal.bughatta.ac.id Vol. 9, No. 2, 2016.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro: Suatu
Pengantar. Edisi Ke-4. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2008.
Rodoni, Ahmad. Invstasi Syariah. Cetakan 1. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
Rokhmatussa’dyah, Ana dan Suratman. Hukum Investasi dan Pasar Modal.
Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Rusena, Adisi Sharesia. “Analisis Fundamental dan Teknikal Saham Syariah di
Indonesia (Studi Empiris Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di BEI
tahun 2011-2015)”. Skripsi tidak dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Safitri, Abied Luthfi. “Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Return
on Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added terhadap Harga
Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index”. Management Analysis
Journal 2 (2), 2013.
Samsul, Mohamad. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga,
2006.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Sitompul, Asril. Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya.
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996.
Soemitra, Andri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT Kencana
Prenada Media Group, 2009.
Sriyana, Jaka. Metode Regresi Data Panel (Dilengkapi Analisis Kinerja Bank
Syariah di Indonesia). Yogyakarta: Ekonosia, 2014.
Suciningtias, Siti Aisyah dan Rizki Khoiroh. “Analisis Dampak Variabel Makro
Ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”. Conference in
Business, Accounting, and Management, Vol. 2, No. 1, 2015.
Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2011.
115
Supriyadi, Edy. SPSS + Amos. Jakarta: In Media, 2014.
Sutrisno. “Factors Determinant of Share Prices: Empirical Study on Islamic
Capital Market”. International Business Management, 11 (4), 2017.
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Kanisius, 2010.
Tarvinayati dan Yulia Qamariyanti. Hukum Pasar Modal di Indonesia. Edisi 1,
Cetakan 2. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Velankar, Nandan dkk. “Impact of EPS and DPS on Stock Price: A Study of
Selected Public Sector Banks of India”. Prestige International Journal of
Management & IT-Sanchayan, Vol. 6(1), 2017.
Wiagustini, Luh Putu. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana
University Press, 2010.
Widiatmodjo, Sawidji. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan bagi
Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012.
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKP, 2011.
Wulandari, Ramadhania. “Pengaruh Earning per Share, Return on Investment dan
Retained Earnings terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang
Teredaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi tidak dipublikasikan.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2010.
Zuliarni, Sri. 2012. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Jurnal Aplikasi Bisnis, Vol. 3, No. 1, 2012.
http://finance.yahoo.com
http://properti.kompas.com
investasi.kontan.co.id
www.bappenas.go.id
www.bi.go.id
www.cnbcindonesia.com
www.idx.co.id
www.syariahsaham.com
116
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian
No. Firm Periode EPS PER ROA Laba_Ditahan Kurs Harga
Saham
1. APLN K1 2015 5,10 86,27 0,63% 3.055.979.152 13.084 440
2. APLN K2 2015 17,88 21,09 2,14% 3.291.274.871 13.332 377
3. APLN K3 2015 18,00 16,67 2,34% 3.308.260.601 13.657 300
4. APLN K4 2015 41,47 8,05 4,60% 3.749.691.468 13.795 334
5. APLN K1 2016 5,63 53,11 0,67% 3.859.505.820 13.276 299
6. APLN K2 2016 15,80 16,46 1,77% 4.042.877.641 13.180 260
7. APLN K3 2016 22,19 12,98 2,51% 4.167.584.482 12.998 288
8. APLN K4 2016 32,63 6,44 4,50% 4.366.549.106 13.436 210
9. APLN K1 2017 2,60 83,85 0,45% 4.415.962.410 13.321 218
10. APLN K2 2017 35,94 5,20 3,64% 5.013.857.890 13.319 187
11. APLN K3 2017 27,94 10,02 3,56% 4.858.903.092 13.492 280
12. APLN K4 2017 70,83 2,96 6,50% 5.689.458.536 13.548 210
13. ASRI K1 2015 14,23 39,00 1,71% 3.878.460.688 13.084 555
14. ASRI K2 2015 23,17 24,82 3,11% 3.913.796.375 13.332 575
15. ASRI K3 2015 3,24 97,53 0,91% 3.522.027.909 13.657 316
16. ASRI K4 2015 30,36 11,30 3,66% 4.057.176.580 13.795 343
17. ASRI K1 2016 26,84 13,86 2,85% 4.584.876.106 13.276 372
18. ASRI K2 2016 27,62 13,90 2,97% 4.601.345.164 13.180 384
19. ASRI K3 2016 33,58 13,76 3,31% 4.719.578.354 12.998 462
20. ASRI K4 2016 25,89 13,60 2,58% 4.575.276.672 13.436 352
21. ASRI K1 2017 8,96 40,40 0,87% 4.574.005.347 13.321 362
22. ASRI K2 2017 36,15 8,80 3,41% 5.260.294.649 13.319 318
23. ASRI K3 2017 56,82 6,65 5,50% 5.668.954.572 13.492 378
24. ASRI K4 2017 70,23 5,07 6,65% 5.917.605.512 13.548 356
25. BAPA K1 2015 2,63 19,01 0,99% 43.091.873.942 13.084 50
26. BAPA K2 2015 4,02 12,44 1,53% 44.007.054.423 13.332 50
27. BAPA K3 2015 0,51 98,04 0,19% 41.687.592.414 13.657 50
28. BAPA K4 2015 2,09 23,92 0,79% 42.554.266.010 13.795 50
117
29. BAPA K1 2016 3,96 12,63 1,45% 45.128.939.833 13.276 50
30. BAPA K2 2016 3,48 14,37 1,23% 44.766.020.872 13.180 50
31. BAPA K3 2016 0,43 116,28 0,08% 42.702.828.618 12.998 50
32. BAPA K4 2016 2,72 18,38 1,00% 44.371.049.038 13.436 50
33. BAPA K1 2017 10,52 8,94 3,87% 51.338.074.645 13.321 94
34. BAPA K2 2017 10,37 11,86 3,71% 51.241.126.496 13.319 123
35. BAPA K3 2017 12,23 8,18 4,40% 52.625.378.929 13.492 100
36. BAPA K4 2017 19,54 4,50 9,12% 57.579.944.057 13.548 88
37. DILD K1 2015 12,00 47,92 1,40% 956.992.493.267 13.084 575
38. DILD K2 2015 13,00 43,85 1,52% 857.341.825.998 13.332 570
39. DILD K3 2015 21,00 27,86 2,39% 942.012.108.072 13.657 585
40. DILD K4 2015 39,00 12,54 32,06% 1.133.402.327.703 13.795 489
41. DILD K1 2016 10,00 52,50 0,96% 1.234.256.867.519 13.276 525
42. DILD K2 2016 15,00 39,33 1,38% 1.284.049.033.008 13.180 590
43. DILD K3 2016 20,00 30,00 1,84% 1.285.183.647.185 12.998 600
44. DILD K4 2016 29,00 17,24 38,47% 1.375.153.341.857 13.436 500
45. DILD K1 2017 2,00 208,00 0,15% 1.394.821.759.755 13.321 416
46. DILD K2 2017 18,00 23,33 1,50% 1.508.890.413.185 13.319 420
47. DILD K3 2017 16,00 25,75 1,29% 1.489.295.698.210 13.492 412
48. DILD K4 2017 29,00 12,07 2,07% 1.619.629.931.777 13.548 350
49. GPRA K1 2015 1,60 173,75 0,49% 331.852.015.107 13.084 278
50. GPRA K2 2015 7,75 34,19 2,20% 342.883.965.340 13.332 265
51. GPRA K3 2015 7,93 28,37 2,25% 343.625.958.250 13.657 225
52. GPRA K4 2015 21,09 9,44 4,63% 394.101.757.611 13.795 199
53. GPRA K1 2016 1,98 103,03 0,58% 402.587.594.803 13.276 204
54. GPRA K2 2016 2,95 72,54 0,47% 384.135.757.719 13.180 214
55. GPRA K3 2016 3,87 57,88 1,31% 387.827.452.011 12.998 224
56. GPRA K4 2016 10,17 17,99 2,99% 421.779.938.631 13.436 183
57. GPRA K1 2017 2,10 70,95 0,66% 430.749.086.183 13.321 149
58. GPRA K2 2017 5,94 21,38 1,72% 433.433.606.905 13.319 127
59. GPRA K3 2017 4,40 31,82 1,57% 426.854.130.552 13.492 140
60. GPRA K4 2017 7,45 13,83 2,49% 438.124.297.658 13.548 103
61. KIJA K1 2015 3,88 84,64 0,92% 1.322.841.564.276 13.084 328,41
118
62. KIJA K2 2015 12,09 21,50 2,50% 1.376.907.622.967 13.332 259,95
63. KIJA K3 2015 3,43 46,28 0,70% 1.169.963.371.471 13.657 158,75
64. KIJA K4 2015 16,40 14,94 3,00% 1.433.614.007.841 13.795 245,07
65. KIJA K1 2016 6,55 39,38 1,35% 1.568.888.632.343 13.276 257,97
66. KIJA K2 2016 15,77 17,87 3,20% 1.759.344.588.569 13.180 281,78
67. KIJA K3 2016 17,25 16,91 3,38% 1.789.912.922.955 12.998 291,70
68. KIJA K4 2016 21,13 13,71 4,00% 1.870.179.683.576 13.436 289,72
69. KIJA K1 2017 2,65 123,55 0,61% 1.924.852.030.861 13.321 327,42
70. KIJA K2 2017 8,69 37,51 1,96% 1.984.217.098.616 13.319 326
71. KIJA K3 2017 6,22 49,20 1,49% 1.934.251.974.857 13.492 306
72. KIJA K4 2017 4,08 70,10 1,00% 1.889.500.304.969 13.548 286
73. MTLA K1 2015 7,88 54,53 1,84% 982.918.546 13.084 429,70
74. MTLA K2 2015 16,66 23,36 3,74% 1.029.106.248 13.332 389,11
75. MTLA K3 2015 20,34 10,72 4,54% 1.026.336.168 13.657 218
76. MTLA K4 2015 28,16 7,63 6,63% 1.081.840.541 13.795 215
77. MTLA K1 2016 8,50 32,94 1,75% 1.146.932.776 13.276 280
78. MTLA K2 2016 17,02 19,27 3,43% 1.185.616.786 13.180 328
79. MTLA K3 2016 22,02 13,71 4,40% 1.223.906.989 12.998 302
80. MTLA K4 2016 35,45 9,99 8,05% 1.326.685.820 13.436 354
81. MTLA K1 2017 8,54 37,47 1,75% 1.392.025.285 13.321 320
82. MTLA K2 2017 14,63 21,19 3,21% 1.396.096.802 13.319 310
83. MTLA K3 2017 19,82 17,36 4,15% 1.435.840.283 13.492 344
84. MTLA K4 2017 59,00 6,75 9,00% 1.735.791.342 13.548 398
85. SMDM K1 2015 4,80 31,25 0,63% 132.719.430 13.084 150
86. SMDM K2 2015 9,70 12,06 1,60% 156.155.127 13.332 117
87. SMDM K3 2015 8,97 13,82 1,49% 152.663.829 13.657 124
88. SMDM K4 2015 12,66 7,50 2,40% 170.365.442 13.795 95
89. SMDM K1 2016 2,54 36,61 0,25% 182.442.595 13.276 93
90. SMDM K2 2016 2,04 44,12 0,34% 180.048.474 13.180 90
91. SMDM K3 2016 2,72 34,93 0,37% 183.319.274 12.998 95
92. SMDM K4 2016 3,41 22,29 0,70% 186.997.130 13.436 76
93. SMDM K1 2017 1,13 74,34 0,23% 192.410.139 13.321 84
94. SMDM K2 2017 1,11 87,39 0,18% 192.321.802 13.319 97
119
95. SMDM K3 2017 2,22 46,85 0,48% 197.622.907 13.492 104
96. SMDM K4 2017 2,79 37,99 0,60% 196.088.774 13.548 106
97. TOTL K1 2015 15,38 65,34 2,05% 407.873.568 13.084 1.005
98. TOTL K2 2015 30,58 26,98 4,05% 347.426.355 13.332 825
99. TOTL K3 2015 43,83 13,35 5,27% 392.604.961 13.657 585
100. TOTL K4 2015 56,13 10,96 6,72% 434.540.518 13.795 615
101. TOTL K1 2016 18,16 38,55 2,13% 496.451.522 13.276 700
102. TOTL K2 2016 34,22 22,50 4,34% 414.844.511 13.180 770
103. TOTL K3 2016 47,07 17,10 5,87% 458.641.409 12.998 805
104. TOTL K4 2016 65,40 11,70 7,56% 521.157.695 13.436 765
105. TOTL K1 2017 18,69 43,34 2,10% 584.906.831 13.321 810
106. TOTL K2 2017 37,79 19,58 4,04% 495.205.427 13.319 740
107. TOTL K3 2017 56,15 13,36 5,93% 559.165.854 13.492 750
108. TOTL K4 2017 71,71 9,20 7,54% 612.225.440 13.548 660
120
Lampiran 2: Pemilihan Model Regresi Data Panel
Lampiran 2.1: Common Effect Model
Dependent Variable: HARGA_SAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/31/18 Time: 17:28
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
EPS? 196.9683 16.66281 11.82083 0.0000
PER? 4.327077 0.522225 8.285843 0.0000
ROA? -97.58439 302.3029 -0.322803 0.7475
LABA_DITAHAN? -6.115849 4.139834 -1.477318 0.1426
KURS? -15.36381 11.49020 -1.337123 0.1841
R-squared 0.609760 Mean dependent var 322.5146
Adjusted R-squared 0.594605 S.D. dependent var 210.8492
S.E. of regression 134.2490 Akaike info criterion 12.68246
Sum squared resid 1856349. Schwarz criterion 12.80663
Log likelihood -679.8529 Hannan-Quinn criter. 12.73281
Durbin-Watson stat 0.685834
121
Lampiran 2.2: Fixed Effect Model
Dependent Variable: HARGA_SAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 08/31/18 Time: 17:28
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 20947.41 3605.423 5.809972 0.0000
EPS? 47.69932 14.76028 3.231600 0.0017
PER? 0.936850 0.331387 2.827058 0.0057
ROA? 36.47823 140.1023 0.260369 0.7951
LABA_DITAHAN? -152.0261 38.92297 -3.905819 0.0002
KURS? -1810.296 364.2105 -4.970466 0.0000
Fixed Effects (Cross)
APLN--C -263.1053
ASRI--C -143.8184
BAPA--C -36.33422
DILD--C 811.4096
GPRA--C 376.6805
KIJA--C 666.7065
MTLA--C -402.1663
SMDM--C -852.6807
TOTL--C -156.6918
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.932820 Mean dependent var 322.5146
Adjusted R-squared 0.923529 S.D. dependent var 210.8492
S.E. of regression 58.30684 Akaike info criterion 11.08974
Sum squared resid 319570.6 Schwarz criterion 11.43742
Log likelihood -584.8459 Hannan-Quinn criter. 11.23071
F-statistic 100.4022 Durbin-Watson stat 1.094901
Prob(F-statistic) 0.000000
122
Lampiran 2.3: Random Effect Model
Dependent Variable: HARGA_SAHAM?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/31/18 Time: 17:29
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 108
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 17891.52 3461.024 5.169430 0.0000
EPS? 51.14423 13.75944 3.717029 0.0003
PER? 1.100427 0.320358 3.434994 0.0009
ROA? 10.38071 139.8184 0.074244 0.9410
LABA_DITAHAN? -17.91563 10.35034 -1.730922 0.0865
KURS? -1821.705 363.6536 -5.009453 0.0000
Random Effects (Cross)
APLN--C -78.26284
ASRI--C 23.32102
BAPA--C -170.2329
DILD--C 221.0693
GPRA--C -51.71768
KIJA--C 43.54253
MTLA--C -55.69733
SMDM--C -238.1953
TOTL--C 306.1731
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 103.1980 0.7580
Idiosyncratic random 58.30684 0.2420
Weighted Statistics
R-squared 0.242134 Mean dependent var 51.91654
Adjusted R-squared 0.204984 S.D. dependent var 73.99761
S.E. of regression 65.97900 Sum squared resid 444029.4
F-statistic 6.517684 Durbin-Watson stat 0.802189
Prob(F-statistic) 0.000027
Unweighted Statistics
R-squared 0.278201 Mean dependent var 322.5146
Sum squared resid 3433556. Durbin-Watson stat 0.103740
123
Lampiran 2.4: Chow Test
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: FIRM
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 51.035426 (8,94) 0.0000
Cross-section Chi-square 180.993931 8 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: HARGA_SAHAM?
Method: Panel Least Squares
Date: 08/31/18 Time: 17:29
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 22631.89 7592.721 2.980735 0.0036
EPS? 195.8464 16.06387 12.19173 0.0000
PER? 4.054225 0.511572 7.925030 0.0000
ROA? 63.09313 296.3014 0.212936 0.8318
LABA_DITAHAN? -5.819561 3.991171 -1.458109 0.1479
KURS? -2397.530 799.2641 -2.999672 0.0034
R-squared 0.641028 Mean dependent var 322.5146
Adjusted R-squared 0.623432 S.D. dependent var 210.8492
S.E. of regression 129.3879 Akaike info criterion 12.61746
Sum squared resid 1707606. Schwarz criterion 12.76647
Log likelihood -675.3428 Hannan-Quinn criter. 12.67788
F-statistic 36.42900 Durbin-Watson stat 0.617482
Prob(F-statistic) 0.000000
124
Lampiran 2.5: Hausman Test
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: FIRM
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 32.608892 5 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
EPS? 47.699323 51.144229 28.543732 0.5191
PER? 0.936850 1.100427 0.007188 0.0537
ROA? 36.478233 10.380711 79.455024 0.0034
LABA_DITAHAN? -152.026060 -17.915630 1407.867917 0.0004
KURS? -1810.29...-1821.705345 405.347354 0.5709
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: HARGA_SAHAM?
Method: Panel Least Squares
Date: 08/31/18 Time: 17:30
Sample: 1 12
Included observations: 12
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 108
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 20947.41 3605.423 5.809972 0.0000
EPS? 47.69932 14.76028 3.231600 0.0017
PER? 0.936850 0.331387 2.827058 0.0057
ROA? 36.47823 140.1023 0.260369 0.7951
LABA_DITAHAN? -152.0261 38.92297 -3.905819 0.0002
KURS? -1810.296 364.2105 -4.970466 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.932820 Mean dependent var 322.5146
Adjusted R-squared 0.923529 S.D. dependent var 210.8492
S.E. of regression 58.30684 Akaike info criterion 11.08974
Sum squared resid 319570.6 Schwarz criterion 11.43742
Log likelihood -584.8459 Hannan-Quinn criter. 11.23071
F-statistic 100.4022 Durbin-Watson stat 1.094901
Prob(F-statistic) 0.000000