PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS
INDEPENDEN, KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL
MODERASI MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2011-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
MIFTACHUL JANAH
NIM 63010 15 0138
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
i
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JalanTentaraPelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706 Faksimili(0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
skripsi Saudara:
Nama : MIFTACHUL JANAH
NIM : 63010-15-0138
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : Perbankan Syariah (S1)
Judul : PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN,
KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI
MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BANK UMUM SYARIAH (PERIODE
2011-2018)
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 03 Maret 2020
Pembimbing
Qi Mangku Bahjatullah, Lc.,M.SI.
NIP. 19790217 200712 1 001
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JalanTentaraPelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706 Faksimili(0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PENGESAHAN
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE
AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI MANAJEMEN LABA
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BANK UMUM
SYARIAH PERIODE 2011-2018
DISUSUN OLEH
MIFTACHUL JANAH
NIM. 60130 15 0138
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Tanggal 2020 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Susunan Penguji
Ketua Penguji : Dr. Abdul Aziz NP S.Ag., M.M
Sekretaris Penguji : Qi Mangku Bahjatullah Lc., M.S.I
Penguji I : Iskandar, M.Si
Penguji II : Nila Saadati, Lc.,M.E.I.
Salatiga, 13 Maret 2020
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam,
Dr. Anton Bawono, M.Si
NIP. 1740320 200312 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Miftachul Janah
NIM : 63010 15 0138
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : S1 Perbankan Syariah
Judul : PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN,
KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI
MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2011-2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan, orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 05 Maret 2020
Penulis
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Miftachul Janah
NIM : 63010 15 0138
Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam / S1 Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh dewan komisaris,
komisaris independen, komite audit sebagai variabel moderasi manajemen laba
terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bank Umum Syariah periode 2011-2018”
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salaltiga, 05 Maret 2020
Yang membuat pernyataan,
v
DECLARATION
Bismillahirrohmanirrohim,
Here by the writer fully declares that the graduating paper is made by the writer
herslef, and it is not contained the material writers or has been published by other
people and others, people ideas except the information from the references.
The writer is capable to account for graduating paper if in the future it can proved of
containing other's ideas or fact the writer imitated to other's graduating paper.
Like wise the declaration made by the writer and she hopes that this declaration can
be understood.
Salatiga, 05 Maret 2020
The writer
Miftachul janah
NIM. 63010 15 0138
vi
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Miftachul Janah
NIM : 63010 15 0138
Program Studi : Perbankan Syariah S1
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite
Audit sebagai Variabel Moderasi Manajemen Laba terhadap
Nilai Perusahaan yang terdaftar di Bank Umum Syariah
Periode 2011-2018
Menyatakan bahwa ini benar-benar karya sendiri dan tidak berkeberatan untuk
dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa membuat konsekuensi apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti
karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua
konsekuensinya.
Salatiga, 05 Maret 2020
Penulis
Miftchul Janah
NIM. 63010 15 0138
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sabar itu tidak terbatas Ikhlas itu tak terbekas”
{K.H. Anwar Zahid}
“Hambatan terbesar untuk sukses adalah rasa takut akan kegagalan”
{Sven Goran Erikson}
“Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila
tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Khidupan yang selanjutnya kejam.”
{R.A. Kartini}
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tua tercinta saya (Dzakwan dan Alfitriyah), kedua kakak saya
(Nur dan Kholis), kedua keponakan saya (Syifa dan Jihan), Bapak Qi Mangku
Bahjatullah, Lc., M.SI. yang telah sabar dalam membimbing saya hingga saya
selesai, semua dosen saya, serta seluruh teman-teman yang telah membantu saya
khususnya untuk (Luluk, Alfi, Mbak Fitri, Wesprog, Devi), dan semua mahasiswa
Perbankan Syariah S1 khususnya angkatan 2015.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,,
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Dewan
Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaanyang terdaftar di Bank Umum
Syariah (Periode 2011-2018)” dengan lancar dan tidak ada suatu halangan apapun.
Sholawat serta salam selau tercurahkan kepada Baginda kita Nabi Agung Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa membawa kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang , yang penuh ilmu dan dan
iman.
Skripsi ini diajukan guna untuk memenuhi tugas dan syarat memperoleh gelar
sarjana strata atau (S1) dalam jurusan Program Studi Perbankan Syariah. Dan tidak
lupa Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk.
Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga
2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
ix
3. Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Prodi S1-Perbankan Syariah Institut Agama
Islam Negeri Salatiga
4. Qi Mangku Bahjatullah Lc., M.SI. selaku Dosen Pembimbing atas arahan,
motivasi serta bimbingannya
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya (Bapak Dzakwan dan Ibu Alfitriyah), kakak saya (Nur dan
Kholis), keponakan saya (Syifa dan Jihan), beserta keluarga besar yang telah
mendoakan, memberikan semangat, pengorbanan, perjuangan, nasehat, kasih
sayang, kesabaran, pengertian, serta dukungan penuh yang selalu diberikan
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
jurusan S1 Perbankan Syariah.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa
hormat, terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini sehingga karya
sederhana ini dapat terwujud dan bemanfaat untuk kepentingan bersama.
x
Dengan segala rendah hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca semua.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Salatiiga, 05 Maret 2020
Penulis
Miftachul janah
NIP. 63010 15 0138
xi
ABSTRAK
Janah, Miftachul.2020. Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite
Audit Sebagai Pemoderasi Manajemen Laba terhadap Nilai
Perusahaanyang terdaftar di Bank Umum Syariah
Periode2011-2018. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi S-1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing Qi Mangku Bahjatullah, Lc.,M.SI
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh Dewan
Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit sebagai Variabel Moderasi
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Bank Umum Syariah
periode 2011-2018. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi berganda sebagai analisis data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk panel. Data tahunan
Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Manajemen Laba dan Nilai
Perusahaan yang terdaftar di Bank Umum Syariah periode 2011-2018. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat bantu aplikasi Eviews .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Manajemen Laba
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel Dewan
Komisaris tidak mampu memoderasi hubungan manajemen laba terhadap nilai
perusahaan, Komisaris Independen tidak mampu memoderasi hubungan manajemen
laba terhadap nilai perusahaan, Komite audit tidak mampu memoderasi hubungan
manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci :Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit, Manajemen
Laba, Nilai Perusahaan
xii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................................... iv
DECLARATION .......................................................................................................... v
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ..................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian........................................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 8
BAB II ......................................................................................................................... 12
LANDASAN TEORI .................................................................................................. 12
A. Telaah Pustaka ................................................................................................. 12
B. Kerangka Teori................................................................................................. 23
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................................................ 23
2. Manajemen Laba .......................................................................................... 28
3. Nilai Perusahaan ........................................................................................... 32
4. Good Corporate Governance ........................................................................ 35
5. Kerangka Penelitian ..................................................................................... 42
C. Hipotesis ........................................................................................................... 38
xiii
BAB III ....................................................................................................................... 47
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 47
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 48
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 49
E. Definisi Konsep dan Operasional .................................................................... 49
F. Metode Analisis ............................................................................................... 54
1. Uji Stasioneritas ........................................................................................... 54
2. Analisis Regresi linier Berganda .................................................................. 55
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 57
4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 62
5. Uji Moderating Regression Analysis ........................................................... 64
G. Alat Analisis ..................................................................................................... 65
BAB IV ....................................................................................................................... 66
ANALISIS DATA ...................................................................................................... 66
A. Deskriptif Objek Penelitian .............................................................................. 66
B. Analisis Data .................................................................................................... 71
Hasil Penelitian ........................................................................................................... 94
BAB V ......................................................................................................................... 94
KESIMPULAN ........................................................................................................... 94
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 94
B. Saran ................................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 96
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Research GAP…………………………………………………………….18
Tabel 3.1 Daftar Sampel Bank Syariah……………………………………………...49
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif variabel Dewan Komisaris…………………………...66
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif variabel Komisaris Independen…………………….. 67
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif variabel Komite Audit……………………………….68
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif variabel Manajemen Laba……………………………69
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif variabel Index Good Corporate Governance………...70
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif variabel Nilai Perusahaan…………………………….71
Tabel 4.7 Uji Stasioner Level………………………………………………………..72
Tabel 4.8 Uji Stasioner 1st Difference…………………………………………….....72
Tabel 4.9 Uji Regresi Common Effect...……………………………………………..74
Tabel 4.10 Uji Regresi Fixed Effect……………………………………………….. 76
Tabel 4.11 Uji Chow Test……………………………………………………………77
Tabel 4.13 Uji Stastistik……………………………………………………………..78
Tabel 4.14 Uji Multikolonieritas…………………………………………………….84
Tabel 4.15 Uji Pengobatan Uji Multikolonieritas…………………………………...85
Tabel 4.16 Uji Autokorelasi………………………………………………………...86
Tabel 4.17 Uji Heteroskedastisitas………………………………………………….87
Tabel 4.18 Hasil Penelitian………………………………………………………….94
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian…………………………………………………….40
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas……………………………………………………83
Gambar 4.2 Uji Durbin Watson…………………………………………………….. 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang
saham. Kemakmuran pemilik atau pemegang saham dapat tercermin dari
harga saham di pasar modal. Jika semakin tinggi harga saham dapat
disimpulkan kesejahteraan pemilik semakin meningkat. Nilai perusahaan bisa
ditingkat melalui kinerja perusahaan. Salah satunya yaitu dengan cara
menerapkan praktik good corporate governance.
Dengan menerapkan mekanisme good corporategovernance (GCG)
oleh Pemerintah ataupun Bank Indonesia (BI) diharapkan akan tercipta iklim
usaha yang kondusif, sehat, efisien dan transparan. Maka dari itu BI
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang
pelaksanaan good corporate governance (GCG) bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah. Peraturan tersebut diberlakukan sejak 1 Januari 2010
sekaligus menggantikan Peraturan Bank Indonesia
No.8/4/PBI/2006.(Romdhoni, 2015)
Dalam sebuah proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul
konflik kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan yang sering
2
disebut dengan Agency Problem. Dan tidak jarang juga manajemen
perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan
utama sebuah perusahaan. adapun perbedaan kepentingan inilah yang
menyebabkan timbulnya konflik yang biasa disebut Agency Conflict.
Perbedaan seperti itulah yang akan terjadi karena seorang manajer yang lebih
mengutamakan kepentingan pribadinya, sebaliknya jika para pemegang saham
tidak menyukai kepentingan pribadi manajernya dikarenakan dapat
menambah biaya dari perusahaan sehingga dapat menyebabkan penurunan
keuntungan sebuah perusahaandan deviden yang akan diterima oleh
pemegang saham.
Praktik manajemen laba merupakan suatu praktik yang
penyimpangannya didasari oleh teori agensi. Jansen dan Meckling (1976),
menejlaskan bahwa teori agensi muncul ketiak satu orang atau lebih
(Principal) memperkerjakan orang lain (Agent) untuk menjalankan suatu jasa
kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen
tersebut. Kewenangan yang dimiliki agen seringkali tidak memaksimalkan
kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (onflict of inerest)
(Darwis, 2012). Konflik yang seperti ini muncul karena adanya pemisahan
kepengurusan suatu perusahaan dari pemilik perusahaan. dan selanjutnya akan
menimbulkan suatu kecenderungan dari saah satu pihak (Agent) untuk
melakukan tindakan yang menyimpang dan tidak semestinya untuk
meningkatkan kesejahteraan pihaknya sendiri.
3
Manajemen laba yang dilakukan manajemen perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan, kemudian akan turun (Morck, Sheifer &
Vishny 1988). Penelitian yang dilakukan herawaty (2008) menemukan bahwa
manajemen laba mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
sedangkan Fernandes dan Ferreira (2007) menemukan hasil penilitian bahwa
nilai dipengaruhi oleh manajemen laba dengan hubungan yang negatif.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengukur pengaruh
mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan dan ditemukan hasil yang sebagai
berikut: Di Indonesia penelitian yang dilakukan oleh (Priyadi, 2016) yang
meneliti “Pengaruh Good Corporate Governance sebagai pemoderasi
hubungan manajemen laba terhadap Nilai Perusahaan” bahwa manajemen
laba tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Lalu penelitian dilakukan
oleh (Lukiastuti, 2016) yang meneliti “Pengaruh Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2014” bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian juga dilakukan oleh (Gunardi, 2013)
“Peran mekanisme Corporate Governance sebagai pemoderasi praktik
earning management terhadap nilai perusahaan” yang meneliti bahwa
komisaris independen tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. penelitian
juga dilakukan oleh (Nurlaily, 2018) “Pengaruh Good Corporate
Governanceterhadap Nilai Perusahaan” yang meneliti bahwa dewan komisaris
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
4
Lebih lanjut (Purwaningtyas, 2011) melakukan penelitian terhadap
analisis pengaruh mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan dan menemukan
hasil bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen dan ukuran
dewan direksi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. akan tetapi, dewan
komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dan penelitian juga dilakukan oleh (Mahenthiran, 2008) yang
menyimpulkan antara independesi dewan komisaris, cross-directorship
dewan, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan dan berkorelasi
negatif terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobin’s
Q. Lalu penelitian oleh (Carningsih, 2009) yang menguji pengaruh GCG
terhadap hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan pada
perusahaan property dan real estate yang yang terdaftar di BEI selama
periode 2007-2008 dan ditemukan bahwa mekanisme GCG yang digunakan
dalam penelitian ini adalah proporsi komisaris independen tidak mempunyai
niali signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian yang dilakukan
olehNuswandari, 2009) yang menguji pengaruh CGPI terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan yang terdaftar BEJ menemukan bahwa variabel
CGPI secara statistik tidak mempengaruhi kinerja pasar (Tobin’s Q). Hasil
penelitian (Wirakusuma, 2007) juga menunjukan bahwa mekanisme GCG
yang diproksikan dengan kepemilikan managerial tidak terbukti berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. hasil penelitian didukung oleh penelitian (Amri dan
Untara, 2011) yang meneliti analisi pengaruh kinerja keuangan, GCG dan
5
CSR dan menggunakan sampel perusahaan LQ-45 yang terdaftar dalam
Indonesia Stock Exchange (IDX) dalam rentang tahun 2008-2010 menemukan
bahwa kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas kita dapat lihat adanya ketidakkonsistenan
pada hasil penelitian. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut apakah GCG secara konsisten memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan menggunakan periode pengamatan tahun 2011-2018.
Penulis menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang dan seluruh
Bank Syari’ah yang terdaftar di Bank Umum Syari’ah (BUS) untuk
mendapatkan data yang lebih banyak dan hasil penelitian ini mempunyai daya
komparabilitas yang lebih baik. Dan dalam penelitian sebelumnya yang
menunjukkan inkonsistensi hasil, maka penelitian ini menggunakan variabel
manajemen laba, good corporate governance yaitu Komisaris Independen,
Dewan Komisaris, Komite Audit. Oleh karena itu, merujuk pada penelitian-
penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali yang
pernah dilakukan peneliti sebelumnya dengan tahun yang berbeda, sampel
yang berbeda dan juga variabel yang berbeda yaitu variabel Index GCG. Yaitu
dari tahun 2011-2018 yang digunakan pada penelitian ini.
Maka berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang Pengaruh Good Corporate Governance
6
sebagai Pemoderasi, Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2014-2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen laba berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada
Bank Umum Syariah ?
2. Bagaimana komite audit berpengaruh terhadap hubungan antara
manajemen laba dan nilai perusahaan pada Bank Umum Syariah?
3. Bagaimana dewan komisaris berpengaruh terhadap hubungan antara
manajemen laba dan nilai perusahaan pada Bank Umum Syariah?
4. Bagaimana komisaris independen berpengaruh terhadap hubungan antara
manajemen laba dan nilai perusahaan pada Bank Umum Syariah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui manajemen laba berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan pada Bank Umum Syariah ?
2. Untuk mengetahui komite audit berpengaruh terhadap hubungan antara
manajemen laba dan nilai perusahaan pada Bank Umum Syariah?
3. Untuk mengetahui dewan komisaris berpengaruh terhadap hubungan
antara manajemen laba dan nilai perusahaan pada Bank Umum Syariah?
7
4. Untuk mengetahui komisaris independen berpengaruh terhadap hubungan
antara manajemen laba dan nilai perusahaan pada Bank Umum Syariah?
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
perusahaan maupun bagi pihak yang terlibat didalamnya. Diantaranya adalah :
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan
bagi ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya Index GCG. Sebagai
pengembangan teori yang sudah diperoleh selama kuliah dan menambah
pengetahuan serta wawasan. Hasil penelitian juga dapat dijadikan referensi
bagi mahasiswa jurusan perbankan syariah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk
penelitian lebih lanjut. Menambah masukan agar penelitiannya bisa lebih di
fokuskan, mendalam dan luas.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah rujukan untuk
pembaca yang ingin meneliti tentang nilai perusahaan bank syariah yang
dilihat dari Index GCG.
3. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam peningkatan nilai perusahaan operasional perbankan syariah.
8
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur pemikiran
penulisa dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana sistematika
pembahasan dari awal hingga akhir hingga akhir kesimpulan adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan sebagai titik tolak dan acuan dalam proses
penelitian yanga akan dilakukan. Bab ini terdiri dari lima sub bab yaitu latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori, yang berhubungan dengan variabel-variabel
penelitian. Bab ini terdiri dari telaah pustaka sebagai pemaparan penelitian
sejenis yang pernah dilakukan guna untuk mengetahui posisi penelitian ini,
kemudian dilanjutkan dengan kerangka teori, kerangka penelitian dan
hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan pendekatan dan jenis
penelitian yaitu: populasi, sampel, dan teknik sampling. Selanjutnya teknik
9
pengumpulan data, sumber data, variabel dan skala pengukuran, serta analisis
data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang pembahasan deskripsi objek penelitian yang
berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis data
dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang sederhana yang
mudah dibaca dan yang mudah diintrepretasikan meliputi diskripsi objek
penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan pembahasan. Hasil
penelitian mengungkapkan interpretasi untuk memaknai implikasi penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan mengambil suatu kesimpuulan atas pembahasan-
pembahasan yang telah diuraikan, keterbatasan penelitian, saran, daftar
pustaka, dan lampiran dari seluruh kegiatan dalam peneliti.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian mengenai Pengaruh Dewan Komisaris, Komisaris
Independen, Komite Audit sebagai Variabel Moderasi Manajemen Laba
terhadap Nilai Perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain :
Dalam penelitian (Putra, 2016) tentang Pengaruh Good Corporate
Governance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013 menggunakan variabel independen
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen,
ukuuran dewan direksi dan variabel dependen Nilai Perusahaan. Hasil
menunjukkan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh signifikan
terhaadap Nilai Perusahaan. Hal ini juga didukung oleh penelitian (Meindarto
& Lukiastuti, 2016) dalam judul penelitian “Pengaruh Corporate
Governanceb terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun
2011-2014” bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan .
Dalam judul penelitian “Pengaruh praktik Good Corporate
Governance terhadap praktik manajemen laba studi pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017” hasil penelitian
13
menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Sejalan dengan penelitian (Febrina, Maryati, &
Ferdawati, 2018) dalam judul penelitian “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance terhadap nilai perusahaan studi pada sektor perbankn
yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013” yang menunjukkan komisaris
independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian (Meindarto & Lukiastuti, 2016) yang berjudul
“Pengaruh Corporate Governance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh signifikn terhadap nilai
perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitia (Syafitri, 2018) yang berjudul
“Pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan industry sub sector logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI
periode 2012-2016” yang menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaa.
Hal yang berbeda disampaikan oleh (Ningtyas et al, 2014) yang
berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2010-2013”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal yang berbeda juga disampaikan oleh
(Ridwan & Gunardi, 2013) yang berjudul “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance terhadap nilai perusahaan studi pada perusahaan
14
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2017” yang menunjukkan
bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitiannya (Azzahrah & Willy, 2014) yang berjudul
“Pengaruh Mekanisme Corporate Goverrnance terhadap nilai perusahaan
studi pada sector perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013”. Hasil
menunjukkan bahwa dewan komisaris tidak berpeengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal ini juga disampaikan oleh (Veronica, 2013) yang
berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility & kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan seluruh
perusahaan perbankan yang ada di Indonesia tahun 2010” yang menunjukkan
bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal yang sama juga disampaikan (Prastuti & Budiasih, 2015)
yang berjudul “Good Corporate Governance pada nilai perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility seluruh perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI periode 2009-2010” yang menunjukkan bahwa dewan
komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hal yang berbeda di sampaikan oleh (Meindarto & Lukiastuti, 2016)
yang berjudul “Corporate Governance terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014” yang
menunjukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal yang berbeda juga disampaikan oleh (Dewi 2014) yang
berjudul “Pengaruh struktur kepemilikan dan dewan komisaris independen
15
terhadap nilai perusahaan pada studi perusahaan industry barang konsumsi di
BEI tahun 2011-2013” yang menunjukkan bahwa dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga disampaikan
oleh (Syafitri, 2018) yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan industry sub sector logam dan
sejenisnya yang terdaftar di BEI periode 2012-2016” yang menujukkan bahwa
dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
Dalam penelitiannya (Ridwan & Gunardi, 2013) yang berjudul “Peran
Mekanisme Corporate Governance sebagai pemoderasi praktik Earnings
Management terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2010” yang menunjukkan bahwa manajemen laba
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga disampaikan
oleh (Arhdum, Taufik, & Ratnawati, 2017) yang berjudul “Pengaruh Earnings
Management dan Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan
dengan mekanisme Good Corporate Governnance sebagai variable moderasi
pada perusahaan yang tercatat di BEI” yang menunjukkan bahwa manajemen
laba berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal yang berbeda
disampaikan oleh (Mustikawati, 2017) yang berjudul “Pengaruh mekanisme
Earnings Management pada laporan keuangan terhadap nilai perusahaan
dengan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kualitas audit
sebagai variable moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
16
tahun 2014 dan 2015”. Yang menunjukkan bahwa manajemen laba
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Namun hal yang berbeda juga disampaikan oleh (Kristanti & Priyadi,
2016) yang berjudul “pengaruh Good Corporate Governance sebagai
pemoderasi hubungan manajemen laba terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014”. Yang
menunjukkan bahwa manjemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal yang berbeda juga disampaikan oleh (Ustman, Subekti,
& Ghofar, 2016) yang berjudul “Analisis pengaruh manajemen laba terhadap
nilai perusahaan sebelum dan saat implementasi IFRS pada seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013”. Yang
menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal yang berbeda juga disampaikan oleh (Darwis, 2012)
yang berjudul “Manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan Corporate
Governance sebagai pemoderasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun
2008-2010”. Yang menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan hal yang berbeda juga disampaikan
oleh (Partami, Sinarwati, & Darmawan, 2015) yang berjudul “Pengaruh
manajemen laba riil terhadap nilai perusahaan dengan Corporate Governance
sebagai variable moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”
yang menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh negative terhadap
nilai perusahaan.
17
Tabel 2.1
Research GAP
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai
Perusahaan
1 Putra (2016) “Pengaruh Good
Corportae
Governance
terhadap nilai
perusahaan pada
perusahaan LQ 45
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia tahun
2009-2013”
Komisaris
Independen
Berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
2 Meindarto
(2014)
“Pengaruh
Corporatte
Governance
terhadap nilai
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2011-2014”
Komisaris
Independen
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
3 Ridwan
(2013)
“Peran Mekanisme
Corporatte
Governance
sebagai pemoderasi
praktik Earnings
management
terhadap Nilai
Perusahaan pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2010”
Komisaris
Independen tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
18
4 Febriana
(2018)
“Pengaruh praktik
Good Corpporatte
Governance
terhadap praktik
manajemen laba
studi pada
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2013-2017”
Komisaris
Independen tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
5 Azzahra
(2014)
“Pengaruh
Mekanisme Good
Corporatte
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan studi
pada sektor
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2009-2013 ”
Komisaris
Independen tidak
berpengaruh Nilai
Perusahaan
Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
1 Lukisatuti
(2011)
“Pengaruh
Corporatte
Governance
terhadp Nilai
Perusahaan pada
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2011-2104”
Komite Audit
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
2 Nurlaily
(2018)
“Pengaruh Good
Corporatte
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan pada
perusahaan industri
sub sektor logam
dan sejenisnya
yang terdaftar di
BEI periode 2012-
Komite Audit
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
19
2016”
3 Nuzula
(2014)
“Pengaruh Good
Corporatte
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan pada
perusahaan yang
terdaftar di Jakarta
Islamic Index tahun
2010-2013”
Komite Audit
tidak berpengaruh
signifikan terhdap
Nilai Perusahaan
4 Gunardi
(2013)
“Peran Mekanisme
Corporatte
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2010”
Komite Audit
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan
1 Yuliandhari
(2014)
“Pengaruh
Mekanisme
Corporatte
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan studi
pada sektor
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2009-2013”
Dewan Komisaris
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
2 Veronica
(2013)
“Pengaruh Good
Corporatte
Governance,
Corporatte Social
Responsibility &
Kinerja Keuangan
terhadap Nilai
Perusahaan seluruh
perusahaan
Dewan Komisaris
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
20
perbankan yang
ada di Indonesia
tahun 2010”
3 Budairsih
(2015)
“Pengaruh Good
Corporatte
Governance pada
Nilai Perusahaan
dengan Corporatte
Social
Rensposibility
seluruh perusahaan
pertambangan yang
terdaftar di BEI
periode 2009-
2010”
Dewan Komisaris
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
4 Lukisauti
(2011)
“pengaruh
Corporatte
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan pada
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
tahun 2011-2014”
Dewan
Komisarisa
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
5 Dewi (2014) “Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan
Dewan Komisaris
Independen
terhadap Nilai
Perusahaan pada
studi perusahaan
industry barang
konsumsi di BEI
tahun 2011-103”
Dewan Komisaris
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
6 Nurlaily
(2018)
“Pengaruh Good
Corporatte
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan pada
perusahaan industri
Dewan Komisaris
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
21
sub sector logam
dan sejenisnya
yang terdaftar di
BEI periode 2012-
2016”
Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
1 Gunardi
(2013)
“Peran Mekanisme
Corporatte
Governance
sebagai pemoderasi
praktik Earnings
Management
terhadap Nilai
Perusahaan pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2010”
Manajemen Laba
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
2 Ratnawati
(2017)
“Pengaruh
Earnings
Management dan
Corporatte Social
Responsibility
terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Mekanisme Good
Corporatte
Governance
sebagai variabel
moderasi pada
perusahaan yang
tercatat di BEI”
Manajemen Laba
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
3 Mustikwati
(2017)
“Pengaruh
Mekanisme
Earnings
Management pada
laporan keuangan
terhadap nilai
perusahaan dengan
komisaris
Manajemen Laba
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
22
independen,
kepemilikan
manajerial dan
kualitas audit
sebagai variabel
moderasi pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
2014 dan 2015”
4 Kristanti
(2016)
“Pengaruh Good
Corporate
Governance
sebagai pemoderasi
hubungan
manajemen laba
terhadap nilai
perusahaan pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
periode 2010-
2014”
Manajemen Laba
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
5 Ghofar
(2016)
“Analisis pengaruh
manajemen laba
terhadap nilai
perusahaan
perusahaan
sebelum dan saat
implementasi IFRS
pada seluruh
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2010-2013”
Manajemen Laba
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
perusahaan
6 Darwis
(2012)
“Manajemen Laba
terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Corporate
Governance
sebagai pemoderasi
Manajemen Laba
berpengaruh
signifikan Nilai
Perusahaan
23
pada perusahaan
yang terdaftar di
BEI tahun 2008-
2010”
7 Darmawan
(2015)
“Pengaruh
Manajemen Laba
Riil terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Corporate
Governance
sebagai variabel
pemoderasi pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI”
Manajemen Laba
berpengaruh
negatif terhadap
Nilai Perusahaan
B. Kerangka Teori
1. Teori Keagenan
Teori keagenan membahas hubungan antara pemberi kerja
(prinsipal) dengan pelaksana pekerjaan. Principal adalah para pemegang
saham sedangkan agen adalah manajemen pengelola perusahaan. kedua
belah pihak diikat oleh suatu kontrak yang menyatakan hak dan
kewajiban masing-masing. Principal memberikan fasilitas dan dan untuk
menjalankan perusahaan, sedangkan manajemen mempunyai kewajiban
mengelola perusahaan. untuk kepentingan tersebut, principal akan
memperoleh pembagian laba, sedangkan manajemen akan memperoleh
gaji, bonus dan kompensasi lainnya.
24
Menurut teori keagenan Jensen dan Meckling (1976), perusahaan
yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan
rentan terhadap konflik keagenan. Penyebabnya adalah pengambilan
keputusan tidak perlu menanggung resiko sebagai akibat kesalahan dalam
pengambilan keputusan bisnis atau tidak dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para pemilik.
Karena tidak menanggung resiko dan tidak mendapat tekanan dari pihak
lain dalam mengamankan investasi para pemegang saham, maka pihak
manajemen senderung untuk menyetujui pengeluaran-pengeluaran yang
bersifat konsumtif dan tidak produktif.
Penyebab lain konflik antara manajer dan pemegang saham adalah
keputusan pendanaan. Pemegang saham hanya peduli terhadap resiko
sistematik saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada
portofolio yang terverifikasi. Namun manajer sebaliknya, mereka lebih
berhubungan dengan resiko perusahaan secara keseluruhan. Menurut
Fama (1980) alasannya ada dua di dalam spesifik human capital
perusahaa, dimana gaji yang mereka peroleh tergantung pada
keberhasilan atau kegagalan perusahaan secara keseluruhan sehingga
membuat posisi mereka menjadi nondiversifiable, kedua, manajer akan
terancam reputasinya, demikian pula dengan kemampuan earning
perusahaan, jika perusahaan mengalami kebangkrutan.
25
Dengan demikian, dalam teori keagenan para manjer cenderung
bertindak untuk mengejar kepentingan mereka sendiri bukan berdasarkan
maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan (Jensen dan
Meckling, 1976). Boatright (1994) menyatakan bahwa hubungan antara
pemegang saham dengan manajemen bukanlah hubungan yang unik
karena kewajiban dan manajemen sesungguhya untuk melindungi
kepentingan dirinya sendiri yang dapat menyebabkan konflik dengan
pemegang saham. Walaupun sebenarnya perusahaan memiliki tanggung
jawab terhadap kreditur (unuk membayar cicilan hutang) dan terhadap
karyawan kaitannya dengan dan pension.
2. Pengertian Bank Syariah
Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 pengertian bank
adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat, dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Pengertian bank syariah atau bank islam dalam buku karangan
Sutan Remy Shahdeiny (2007:1) Bank syariah adalah lembaga yang
berfungsi sebagai intermediasi yaitu mengarahkan dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang
mebutuhkan dalam bentuk pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga,
melainkan berdasarkan prinsip syariah.
26
Sedangkan pengertian bank syariah menurut Edy Wibowo
(2005:33) merupakan bank yang beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah
islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan al-
qur’an dan hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah
islam maksudnya adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti
ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalah secara islam. Dalam tata cara bermuamalah itu dijauhi
praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk
diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan
pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan
dizaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya,
tetapi tidak dilarang oleh beliau.
a. Prinsip-prinsip Bank Syariah
Menurut Edy Wibowo (2005:33) prinsip dasar perbankan syariah
berdasarkan pada Qur’an dan Sunnah. Setelah dikaji lebih dalam
falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh
hubungan transaksinya berprinsip pada tiga hal yaitu efisiensi,
keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling
membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan / margin
sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak
dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi
masukan dan keluarnya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling
27
menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan
produktivitas.
Dalam mewujudkan arah kebijakan suatu perbankan yang sehat,
kuat dan efisiensi sejauh ini telah didukung oleh enam pilar dalam
Arsitertur Perbankan Indonesia (API) yaitu, struktur perbankan yang
sehat, system pengawasan yang independen dan efektif, industry
perbankan yang kuat, infrastruktur pendukung perlindungan yang
mencukupi, dan perlindungan konsumen.
Dalam Jundiani (2009), daya tahan perbankan syariah dari waktu
ke waktu tidak pernah mengalami negative spread seperti bank
konvensional pada masa krisis moneter dan konsistensi dalam
menjalankan fungsi intermediasi karena keunggulan penerapan
prinsip dasar kegiatan operasional yang melarang bunga (riba), tidak
transparan (gharar), dan spekulatif (maisir).
b. Fungsi Bank
Fungsi utama bank menurut Ismail (2010:4-8) yaitu:
1) Menghimpun dana dari masyarakat
2) Menyalurkan dana dari kepada masyarakat
3) Pelayanan jasa perbankan
28
3. Manajemen Laba
Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa
alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada
dalam perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk mengelola laba. Perilaku manajemen yang mendasari
lahirnya manajemen laba adalah perilaku opportunity manajer dan
efficient contracting. Sebagai perilaku opportunity, manajer
memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi dan
hutang dan political cost (Scot, 2006) .
Perilaku oportunitis ini direfleksikan dengan melakukan rekayasa
keuangan dengan menerapkan income increasing atau income decreasing
decretionary accrual. Sedangkan sebagai efficient contracting yaitu
meningkatkan keinformatifan laba dalam mengkomunikasikan informasi
privat. Perilaku manajemen oportunitis dikenal dengan istilah earning
management, oleh Heally dan Wahlen (1999:368) didefinisikan sebagai
berikut: earing management terjadi ketika manajemen menggunakan
judgment dalam pelaporan keuangan yang dapat merubah laporan
keuangan sehingga menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan.
Sugiri (1998) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu :
a. Definisi Sempit
29
Manajemen Laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan
metode akuntansi manajemen laba dalam artian sempit ini di
definisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan
komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya
earnings.
b. Definisi Luas
Manajemen Laba merupakan tindakan manajer untuk
meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu
unit di mana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan
peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit
tersebut.
Jika Sugiri (1998) meberikan definisi earning management secara
teknis, maka Surifah (1999) memberikan pendapatnya mengenai
dampak earning management terhadap kredibilitas laporan keuangan
apabila digunakan untuk pengambilan keputusan, karena earning
management merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporang
keuangan yang menjadi sarana kom/unikasi antara manajer dan pihak
eksternal perusahaan.
Mengacu pendapat Sugiri (1998) dan Surifah (1999) di atas maka
earning management dinyatakan dalam perspektif oportunitis. Pada
umumnya studi tentang earnings management dinyatakan dalam
perspektif oportunitis dibandingkan perspektif efisiensi. Perpspektif
30
efisiensi menyatakan bahwa manajer melakukan pilihan atas kebijakan
akuntansi untuk memberikan informasi yang lebih baik cash flow yang
akan datang dan untuk meminimalkan agency cost yang terjadi karena
konflik kepentingan antara stakeholder dan manajer (Jiambalvo
(1996)dalam Agnes Utari (2001).
Scott (2006) berpendapat bahwa ada beberapa factor yang dapat
memotivasi manajer melakukan manajemen laba seperti berikut :
1) Rencana bonus (Bonus Scheme)
Para manajer yang bekrja pada perusahaan yang menerapkan
renacana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya
dengan tujuan dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan
diterimanya.
2) Kontrak utang jangka panjang (Debt covenant).
Ini menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada
waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan
cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat
memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan dengan
harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami
pelanggaran kontrak utang.
3) Motivasi politik (Political motivation)
Ini menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar
dan industry strategis cenderung untuk menurunkan laba guna
31
mengurangi tingkat visibilitasnya terutama saat periode
kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan
memperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.
4) Motivasi perpajakan (taxation motivation)
Ini menyatakan bahwa perpajakan merupaka salah satu motivasi
mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan.
Tujuannya adalah dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus
dibayar.
5) Pergantian CEO (Chic/Executive Officer)
Biasanya CEO yang akan pension atau masa kontraknya
menjelang berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan
jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang
akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer
dengan kinerja yang buruk. Tujuannya adalah menghindarkan diri
dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk meminimalkan
jumlah laba yang dilaporkan.
6) Penawaran saham perdana (Initial public Offering)
Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya
kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam
prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting.
Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal
kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. guna
32
mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka
manjer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang
dilaporkan.
Berdasarkan diatas secara umum dapat disimpulkan bahwa
praktek manajemen laba telah dilakukan di banyak negara, termasuk
Indonesia. Banyaknya motivasi manajer ketika melakukan manajemen
laba menimbulkan kesulitan dalan membedakan apakah motivasi
manajemen bersifat oportunitis ataukah efeisien.(No Kode: 11723378)
4. Nilai Perusahaan
Untuk mengukur nilai perusahaan ada beberapa rasio yang dapat
digunakan, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Tobin (1967) dan
dinilai dapat memberikan infromasi yang paling baik, karena rasio ini
dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan seperti
terjadinya perbedaan crossectional dalam pengembalian keputusan
investasi dan diverifikasi, hubungan antar kepemilikan saham manajemen
dan nilai perusahaan, hubungan antara kinerja manajemen dengan
keuntungan dalam akuisisi dan kebijakan pendanaan, dividend an
kompensasi (Sukamulja, 2004).
Black et al. (dalam Sukamulja, 2004) menyatakan bahwa rasio Q
yang digunakan, memuaskan semua unsur hutang dan modal saham
33
perusahaan, tidak hanya unsur saham biasa. Aset yang diperhitungkan
dalam Tobin’s Q juga menunjukkan semua aset perusahaan tidak hanya
ekuitas perusahaan. Brealy dan Myers (Sukamulja, 2004) menyebutkan
bahwa perusahaan dengan nilai Q yang tinggi biasanya memiliki brand
image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki
nilai Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat
kompetitif atau industri yang mulai mengecil.
Herawaty (2008) menyatakan bahwa rasio-q di atas satu, ini
menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini
akan merangsang investasi baru. Jika rasio-q dibawah satu, investasi
dalam aktiva tidaklah menarik. Secara umum Tobin’s Q hampir sama
dengan markert to book ratio, namun menurut James Tobins (dalam
Sukamulja, 2004), Tobins Q memiliki karakteristik yang berada antara
lain:
a. Replacement Cost vs Book Value
Tobin’s Q menggunakan (estimated) replacement cost sebagai
denominator, sedangkan market to book ratio menggunakan book
value of total equity. Penggunaan replacement cost membuat nilai
yang digunakan untuk menentukan Tobin’s Q memasukkan berbagai
faktor, sehingga nilai yang digunakan mencerminkan nilai pasar dari
34
aset yang sebenarnya dimasa kini, salah satu faktor tersebut adalah
inflasi. Proses perhitungan untuk menentukan replacement cost
merupakan suatu proses yang panjang dan rumit, Black et al. (2003)
menggunakan book value of total assets sebagai pendekatan terhadap
replacement cost. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan
nilai replacement cost dengan nilai book value of total assets tidak
signifikan tidak signifikan sehingga kedua variabel tersebut saling
menggantikan.
b. Total Asset vs Total Equity
Market to book value hanya menggunakan faktor ekuitas
(saham biasa dan saham preferen) dalam pengukuran. Penggunaan
faktor ekuitas ini menunjukkan bahwa market to book ratio hanya
memerhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk
saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Tobin’Q
memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pengertian investor.
Perusahaan sebagai entitas ekonomi tidak hanya menggunakan
ekuitas dalam mendani kegiatan operasionalnya, namun juga dari
sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Oleh karena itu, penilaian yang dibutuhkan perusahaan tidak
hanya dari investor ekuitas saja, tetapi juga dari kreditor. Semakin
besar pinjaman yang diberikan oleh kreditur, menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepercayaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan
35
bahwa perusahaan memiliki nilai pasar yang lebih besar lagi. Dengan
pasar tersbut, Tobin’s Q menggunakan market value of total assets.
Jadi rasio-q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang
seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya
ekonomis dalam kekuasaannya. Penelitian yang dilakukan oleh
Copeland (2002), Lindenberg dan Rose (1981) yang dikutip oleh
Darmawati (2004), menunjukkan bagaimana rasio-q dapat diterapkan
pada masing-masing perusahaan. mereka menemukan bahwa
beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio-q yang lebih besar
dari satu. Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio-q yang lebih besar
dari satu akan menarik arus sember daya dan kompetisi baru sampai
rasio-q mendekati satu.
5. Good Corporate Governance
Corporate Governance didefinisikan sebagai suatu sistem
pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola
resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bsinisnya melaui
pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang
saham dalam jangka panjang. Menurut Bank Dunia (world bank),
pengertian good corporate governance adalah kumpulan hukum,
peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong
kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna
36
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi
para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara kesluruhan.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di lembaga
perbankan syariah menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan.
Bahkan bank-bank syariah harus tampil sebagai pionir terdepan dalam
mengimplementasikan GCG tersebut. Dalam rangka itulah IFSB (Islamic
Financial Service Board), sebuah badan penetapan standar internasional
untuk regulasi lembaga keuangan islam yang berpusat di Kuala Lumpur,
baru-baru ini mengekspose draft GCG untuk lembaga keuangan syariah.
Rencananya, draft tersebut akan disahkan pada bulan November
menandatang. Sebelum disahkan, IFSB mengaharpkan masukan dari para
akademisi dan praktisi ekonomi islam di seluruh dunia. Kini draft
tersebut sudah diekpose di tiga Negara, Inggris (London), Lebanon
(Beirut) dan di Indonesia (Jakarta). Perbedaan GCG syariah dan
konvensional terletak pada shariah compliance yaitu kepatuhan pada
syariah. Sedangkan prinsip-prinsip transparansi, kejujuran, kehati-hatian,
kedisiplinan merupakan prinsip universal yang juga terdapat dalm aturan
GCG konvensional.
Bank Indonesia melalui Surat Edaran kepada semua Bank Umum
Konvensional di Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013
mengenai Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum,
37
antara lain mengatur pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus
senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar, sebagai berikut:
a. Transparansi (transparency) artinya keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan.
b. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan
pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga
pengelolaannya berjalan secara efektif.
c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian
pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat.
d. Independensi (independency) yaitu pengelolaan bank secara
professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.
e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Menurut Indra Surya (2006), penerapan Good Corporate Governance
secara konkret memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut:
memudahkan akses terhadap investasi domestic maupunasing,
38
mendapatkan cost of capital yang lebih murah, memberikan keputusan
yang lebh baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan,
meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan
terhadap perusahaan, melindungi direksi dan komisaris dari tuntutnan
hukum.
MekanismeGood Corporate Governance
1) Proporsi komisaris independen
Komisaris independen berfungsi sebagai kekuatan dan
penyeimbang (conterveiling power) dalam pengambilan keputusan
oleh dewan komisaris. Komite Nasional Good Corporate Governance
(KNGCG) mengeluarkan pedoman tentang komisaris independen yang
ada diperusahaan publik. Bagian II dari pedoman tersebut
menyebutkan bahwa pada prinsipnya, komisaris bertanggunjawab dan
berwenang untuk mengawasi kebijakandan tindakan direksi, serta
memberikan nasihat kepada direksi, jika diperluka. Untuk membantu
komisaris dalam menjalankan tugasnya, berdasarkan prosedur yang
telah ditetapkan, maka seorang komisaris dapat meminta nasihat
kepada pihak ketiga dan / atau membentuk komie khusus. Setiap
anggota komisaris harus berwatak amanah serta mempunyai
pengalaman dan kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan
tugasnya.
39
Bank Indonesia melaui surat edaran kepada semua bank umum
konvensional di Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013
mengenai Pelaksana Good Corporate Governance bagi Bank Umum,
pada Bagian I Umum, butir F, antara lain disebutkan bahwa dalam
pelaksana GCG, diperlukan keberadaan komisaris independen dab
pihakn independen untuk menghindari konflik kepentingan dalam
pelaksanaan tugas seluruh tingkatan atau jenjang organisasi bank,
keseimbangan (check and balance), serta melindungi kepentingan
pemangku kepentingan khususnya pemilik dana dan pemegang saham
minoritas. Untuk mendukung independensi dalam pelaksana tugas
dimaksud, perlu pengaturan mengenai masa tunggu (cooling off)nbagi
pihak yang akan menjadi pihak independen.
2) Komite Audit
Komite Audit merupakan suatu komite yang bekerja secara
professional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan
dengan demikian tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi
dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi
pengawasan (oversaight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen
risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance
di perusahaan-perusahaan. berdasarkan pedoman pembentukan komite
audit yang efektif disusun oleh Komie Nasional Good Corporate
40
Governance (KNGCG) pada 30 Mei 2002, antara lain disebutkan
bahwa:
a. Dewan komisaris harus membentuk suatu komite audit
b. Harus ada ketentuan-ketentuan tertulis yang mengatur dengan jelas
kewenangandan tugas komite audit
c. Tugas utama komite audit termasuk pemeriksaan dan pengawasan
tentang proses pelaporan keuangan dan control internal
d. Anggota komite audit harus diangkat dari anggota dewan komisaris
yang tidak melaksanakan tugas-tugas eksekutif dan terdiri atas:
paling sedikit tiga anggota dan mayoritas harus independen.
Menurut Sommer (1991) berpandangan bahwa komite audit
dibanyak perusahaan masih belum melakukan tugasnya dengan baik.
Banyak komite audit yang ahnya sekedar melakukan tugas-tugas rutin,
seperti penelaahan laporan dan seleksi auditor eksternal. Mereka tidak
mempertanyakan secara kritis maupun menganalisissecara mendalam
kondisi pengendalian dan pelaksanaan tanggungjawab oleh
manajemen. Penyebabnya diduga bukan sajan karena banyak dari
anggota komite audit yang tidak memiliki kompetensi dan
independensi yang memadai, melainkan juga karena banyak dari
mereka yang belum memahami peran utamanya.
3) Dewan Komisaris
41
Otoritas Jasa keuangan (OJK) telah menetapkan Peraturan No.
33/POJK.04/2014 tanggal 8 desember 2014 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, pada Pasal 20
mengatur tentang keanggotaan dewan komisaris sebagai berikut:
a. Dewan komisaris, paling kurang terdiri dari 2 orang anggita dewan
komisaris.
b. Dalam hal dewan komisaris terdiri dari 2 orang anggota dewan
komisaris, 1 diantaranya adalah komisaris independen.
c. Dalam hal dewan komisaris terdiri lebih dari 2 orang anggota
dewan komisaris, jumlah komisaris independen wajib paing
kurang 30% dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris.
d. Satu diantara anggota dewan komisaris diangkat menjadi
komisaris utama atau presiden komisaris.
Dewan komisaris/Dewan Pengawas harus memastikan bahwa
dalam laporan tahun BUMN telah memuat informasi mengenai
identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan dewan
komisaris/dewan pengawas di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat
yang dilakukandalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat
gabungan dengan direksi), serta honorarium, fasilitas dan tunjangan
lain yang diterima dari BUMN yang bersangkutan.
42
6. Kerangka Penelitian
Berikut adalah kerangka konseptual berdasarkan telaah literatur diatas
yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram skematik sebagai berikut:
H1
x H2 H3 H4 y
Z
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian
Pada gambar 2.2 kerangka pemikiran menunjukkan hubungan diantara
setiap variabel moderasi yaitu proporsi dewan komisaris, komisaris
independen, komite audit. Variabel independen yaitu manajemen laba,
terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
C. Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka pemikian tersebut di atas, maka dirumuskan
hipotesis berikut ini:
Komite
Audit Dewan
Komisaris
Komisaris
Independen
Manajmen
Laba Nilai
Perusahaan
43
1. Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
Manajemen laba dapat menimbulkan biaya-biaya keagenan (agency
cost) yang dipacu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan
kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan
pengelola/manajemen perusahaan (agent). Manajemen selaku pengelola
perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak dan lebih
dahulu daripada pemegang saham, sehingga terjadi asimetri informasi yang
memungkinkan manajemen melakukan praktik akuntansi dengan orientasi
pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu. Konflik keagenan yang
mengakibatkan adanya oportunistik manajemen yang akan mengakibatkan
laba yang dilaporkan semua tidak benar, sehingga akan menyebabkan nilai
perusahaan berkurang dimasa yang akan datang (Herawaty, 2008). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa praktik manajemen laba dapat
menurunkan nilai perusahaan. Hal ini didukung peenelitian Gunardi
(2013), Ratnawati (2017), dan Mustikawati (2017) menjelaskan bahwa
manajemen laba memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dari uraian tersebut menghasilkan hipotesis:
Hipotesis 1: manajemen laba mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
44
2. Corporate Governance, Earnings Managementdan Nilai Perusahaan
Dengan alasan meningkatkan nilai perusahaan manajemen melakukan
tindakan oportunitis dengan melakukan earnings management. Oleh
karena itu adanya praktek corporate governance diperusahaan akan
membatasi earnings management karena adanya mekanisme pengendalian
dalam perusahaan tersbut. Praktek corporate governance dapat
diproksikan dengan komisaris independen, index gcg, komite audit, dewan
komisaris
a. Dewan komisaris
Anggota dewan komisaris yang mempunyai keahlian dalam
bidang tertentu juga dapat memberikan nasihat yang bernilai dalam
penyusunan strategi dan penyelenggaraan perusahaan (Fama dan
Jensen, 1983) dalam Darwis, (2009). Fungsi kontrol yang dilakukan
oleh komisaris diambil dari teori agensi. Dari perspektif teori agensi,
dewan komisari mewakili mekanisme internal utama untuk
mengontrol perilaku oportunistik manajemen sehingga dapat
membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer
(Jensen, 1993) dalam Darwis, (2009). Dari kedua fungsi tersebut
terlihat bahwa jumlah komisaris berpengaruh terhadap nilai/kinerja
perusahaan. Penelitian yang dilakukan Siallagan dan Machfoedz
(2006) menemukan bahwa dewan komisaris secara positif signifikan
45
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga didukung oleh
penelitian Lukiastuti (2011), Dewi (2014), dan Nurlaily (2018)
menjelaskan bahwa dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 2: ukuran dewan komisaris mampu memoderasi hubungan
antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
b. Komisaris Independen
Dewan komisaris independen juga merupakan komponen dari
Corporate Governance yang mewakili prinsip independensi. Dewan
komisaris independen sebagai pihak yang tidak memiliki hubungan
bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham, anggota direksi atau
dewan komisaris lain harus bekerja secara professional tanpa benturan
kepentingan. Saat dewan komisaris mampu bekerja secara professional
dan independen maka keputusan yang diambil akan objektif dan tidak
dipengaruhi oleh pihak manapun. Wisbach (1988) dalam Kusuma dan
Susanto (2004) menyatakan bahwa untuk menjamin pelaksanaan good
corporate governance diperlukan komisaris independen yang
berintegritas, berkemampuan, tidak cacat hokum dan independen, serta
tidak memiliki hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya dengan
pemegang saham mayoritas dan dewan direksi. Jika dewan komisaris
didominasi oleh komisaris independen maka monitoring dewan
46
komisaris terhadap manajer menjadi lebih efektif. Hal ini didukung
dengan penelitian yang dilakukan Putra (2016) dan Meindarto (2014)
yang menjelaskan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 3: komisaris independen mampu memoderasi hubungan
antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
c. Komite Audit
Komite Audit merupakan salah satu pertimbangan penting bagi
investor untuk menilai kewajaran suatu laporang keuangan. Kualitas
audit dipandang sebagai kemampuan untuk mempertinggi kualitas
suatu laporang /keuangan bagi perusahaan maka auditor yang
berkualitas tinggi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan
investor. Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang relatif lebih
independen dibandingkan auditor internal sejauh inin diharapkan dapat
meminimalkan praktik manipulasi laba dan meningkatkan kredibilitas
informasi akuntansi dalam laporan keuangan.
Meutia (2004) membuktikan tentang pengaruh indepensi auditor
terhadap manajemen laba untuk KAP Big 5 Non Big 5. Perusahaan
yang disebut oleh KAP Big 5 emiliki absolute discretionary accruals
yang lebih rendah, dibandingkan denga perusahaan yang diaudit oleh
KAP Non Big 5. Hal iini menunjukkan bahwa KAP Big 5 lebih
47
berkaulitas dalam mendeteksi berlakunya manajemen laba di dalam
suatu perusahaan.
Perusahaan yang menyelenggarakan mekanisme corporate
governance diyakini akan membatasi pengelolaan laba yang
oportunis. Oleh sebab itu, semakin tinggi kualitas audit, semakin
tinggi proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial,
semakin kecil kemungkinan manajemenl laba dilakukan, sehingga
hubungan negatif antara corporate governance dan manajemen laba
ini dapat memperlemah pengaruh antara manajemen laba dan nilai
perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Lukiastuti (2011) dan
Nurlaily (2018) menjelaskan bahwa komite audit memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 4: komite audit mampu memoderasi hubungan antara
manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang dikumpulkan dari data yang diambil dari laporan keuangan tahunan
perbankan yang telah diaudit (Audited Annual Report) dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2018 yang diperoleh dari www.idx.co.id dan website perbankan.
Objek penelitian dilakukan terhadap perbankan yang sudah terdaftar di Bank
Umum Syariah (BUS) untuk jangka waktu lima (8) tahun dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2018.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu nilai perusahaan,
manajemen laba, dewan komisaris, komisaris independen, komite audit dari
laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bank Umum Syariah
periode pengamatan 2011-2018.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengguakan data sekunder, sehingga penelitian ini tidak
mempunyai lokasi penelitian. Untuk pengambilan data diambil melalui
website masing-masing perusahaan bank syariah yang digunakan sebagai
sampel penelitian. Penelitian ini di lakukan pada seluruh Bank Umum Syariah
yang ada di Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan pada akhir tahun per 31
Desember.
48
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi
hasil penelitian yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan (Azwar,
2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan
syariah yang berjumlah 12 bank yang terdaftar dalam Bank Indonesia selama
periode 2011-2018.
Sampel adalah bagian dari populasi yang harus memiliki karakteristik
populasi dan sesuai dengan tujuan penelitian (Azwar, 2000:79). Sampel dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Syariah untuk periode 2011-
2018.
Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Bank Syariah yang terdaftar di Bank Umum Syariah.
2. Mempublikasikan laporan keuangan, dewan komisaris, komisaris
independen, komite audit,saham dan manajemen laba selama periode
2011-2018.
3. Bank syariah yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang
berakhir pada tanggal 31 desember selama periode pengamatan 2011-
2018
49
Tabel 3.1
Daftar Sampel Bank Syariah
No Nama Perusahaan
1 Bank BJB Syariah
2 Bank BTPN Syariah
3 Bank BRI Syariah
4 Bank Muamalat
5 Maybank Syariah
Sumber: Data yang diolah, 2020
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data
melalui observasi tidak langsung, yaitu dengan mengumpulkan laporanGood
Corporate Governance, manajemen laba Bank Umum Syariah tahun 2011-
2018 dari laman tiap-tiap bank yang telah dipublikasikan. Penulis
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui
buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, internet, dan perangkat lain yang
berkaitan dengan penelitian ini. Penulis juga mengumpulkan data lewat laman
resmi dari Bank Indonesia maupun website resmi bank yang bersangkutan.
E. Definisi Konsep dan Operasional
Menurut Sarwono (2006:38-39), definisi operasional adalah penjelasan
tentang variabel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat dua variabel
50
dalam penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Berikut penjelasan dari kedua variabel tersebut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mengelola sumber daya (Sujoko dan Soebiantoro,
2007). Nilai perusahaan merupakan salah satu indikator untuk melihat
apakah suatu perusahaan merupakan perusahaan yang sehat dan layak
dijadikan tempat berinvestasi (Kamil, 2014). Nilai perusahaan diukur
dengan menggunakan price book value. (Putra, 2016)
Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah nilai perusahaan
yang diukur dengan menggunakan Tobin’s Q oleh James Tobin’s (dalam
Sukamulja, 2004) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Q = Nilai Perusahaan
MVE = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperleh dari
hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir
tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun.
MVE + D
Q =
BVE + D
51
D = Nilai buku dari total hutang
BVE = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) yang diperoleh
dari selisih total asset perusahaan dengan jumlah kewajiban.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang
diukur dengan proksi discretionary accruals. Discretionary accruals
(DA) adalah komponen akrual yang memungkinkan manajer untuk
melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan tidak
mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang sesungguhnya (Guna
dan Herawaty, 2010:56). Untuk mendapatkan Discretionary accruals
dihitung dengan menggunakan Modified Jone Model, maka langkah
pertama adalah mencari nilai total accrual (TAC)dengan rumus :
Total accrual (TAC) = laba bersih (net income) – arus kas operasi
Selanjutnya menghitung total accrual yang diestimasi dengan persamaan
regresi OLS yaitu:
TACit/TAit-1 = α1(1/TAit-1)+α2[(∆REV-∆REC)]/TAit-1)+α3 (PPEit/TAit-
1)+ℇ it
Dengan menggunakan koefisiean regresi diatas (α1, α2, α3) maka dihitung
nilai non discretionary accrual (NDTAC) dengan rumus :
NDTAC = α1 (1/TAit-1) + α2 [(∆REV-∆REC)/TAit-1] + α3 PPEit/TAit-1)
52
DTAC merupakan residual yang diproleh dari estimasi total accrual yang
dihitung sebagai berikut:
DTACt = TACt/TAt-1-NDTAC
Keterangan :
TACt = Total Accrual
DTAC = Discretionary accrual
NDTAC = non discretionary accrual
TAit-1 = total asset perusahaan periode t-1
∆REV = perubahan pendapatan bersih dalam periode t
∆REC = perubahan piutang bersih dalam periode t
PPEt = gross property plant and equipment pada tahun t
ℇ it = errors
3. Variabel moderating
Corporate governance merupakan mekanisme pengendalian untuk
mengatur dan mengelola perusahaan dengan maksud untuk meningkatkan
kemakmuran dan akuntabilitas perusahaan, yang tujuan akhirnya untuk
mewujudkan shareholders value (Monk dan Minow, 2001). Pengendalian
diarahkan pada pengawasan perilaku manajer, sehingga tindakan yang
53
dilakukan manajer dapat bermanfaat bagi perusahaandan pemilik. Yang
termasuk dalam mekanisme corporate governance dalam penelitian ini
adalah komisaris independen, dewan komisaris dan kuaitas audit.
a. Komisaris Independen
Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan (Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance, 2006). (Putra, 2016) /Rumus perhitungan Komposisi
komisaris independen adalah sebagai berikut:
Komisaris Independen = ⅀ jumlah komisaris independen
⅀ jumlah komisaris perusahaan
b. Komite Audit
Komite audit adalah dalam rangka penyelenggaraan
pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance),
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) mewajibkan perusahaan public untuk memiliki komite
audit. Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat
professional yang independen kepada deqan komisaris terhadap
laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi dewan komisaris
54
serta mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian dewan
komisaris.(Meindarto & Lukiastuti, 2016)
Komite Audit = ⅀ Anggota Komite Audit dalam setahun
c. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah jumlah total anggota dewan komisaris,
baik yang berasal internal perusahaan maupun dari eksternal
perusahaan. dewan komisaris diukur dengan menghitung jumah
anggota dewan komisaris pada suatu perusahaan.(Syafitri, 2018)
Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan
komisaris perusahaan (Beiner, dkk 2003) dalam Wahyudi (2010).
Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan:
Ukuran dewan komisaris = ⅀ anggota dewan komisaris
F. Metode Analisis
1. Uji Stasioneritas
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, maka perlu
dilakukan uji stationer. Sebuah data dikatakan stasioner jika memenuhi
asumsi bahwa rata-rata dan variansinya konstan sepanjang waktu serta
kovarian antar dua data runtut waktu tergantung pada kelambanan antara
dua periode tersebut. Pengembalian keputusan pada uji stasioner adalah
jika nilai profitabilitas lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut bersifat
stasioner (Winarno, 2015:115-116).
55
2. Analisis Regresi linier Berganda
Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh
simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
Analisis regresi digunakan oleh peneliti bermaskud meramalkan
bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, dan apabila dua
atau lebih variabel independen sebagai predictor dimanipulasi atau dinaik
turunkan nilainya (Sugiyono, 2002:90). Analisis regresi dapat
memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependennya.
Qit = α0 + α1EMit + α2UPit…………………………………..model regresi I
Qit = α0 + α1KomIndit + α2 KepManit + α3 KAit + α4 KepInsit + α5
upit………………………………………………………..model regresi II
Qit = α0 + α1 EMit +α2 KomIndit + α3 KepManit +α4 KAit + α5 KepInstit +α6
EM*KomIndit + α7 EM*KepManit + α8 EMit*KAit + α9 EM*KepInstit
+ α10 UPit…………………………………………………………………….model regresiIII
Keterangan :
EM = Earnings management diproksi dengan akrual abnormal
(DA)
KomInd = Persentase komisaris independen disbanding total dewan
komisaris yang ada
KepMan = Kepemilikan manajerial = dummy variabel dengan niai 1
jika ada kepemilikan manajerial dan 0 sebaliknya
56
KA = Klasifikasi Auditor Publik=dummy variabel dengan nilai 1
jika diaudit oleh KAP Big 4 dan 0 sebaliknya
KepIns = Kepemilikan Institusional = berapa besar presntase
Kepemilikan Institusional dalam struktur saham perusahaan
Q = Tobin’s Q = proksi dari inflasi perusahaan
Up = Ukuran perusahaan diproksi dengan log natural nilai pasar
ekuitas perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah saham
beredar pada akhir tahun dikalikan dengan harga pasar
saham akhir tahun
Sebelum menyelesaikan uji regresi, perlu dilakukan spesifikasi model
atau kecocokan model regresi dengan menggunakan salah satu metode
sebagai berikut:
a. Regresi dengan common effect
Regresi ini mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada
menunjukkan kondisi yang sesungguhnya dan hasil analisis regresi
dianggap berlaku pada semua objek dan waktu (Winarno, 2015:9).
Regresi ini dapat dijelaskan melalui uji Lagrange-Multiplier Test.
Pengambilan keputusannya adalah jika nilai Breusch-Pagan lebih
besar dari 0.05, maka regresi yang lebih tepat digunakan ialah
common effect dan berlaku sebaliknya.
b. Regresi dengan Fixed Effect
57
Regresi ini dapat mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada
memiliki efek tetap. Efek tetap ini berarti satu objek memiliki
konstanta dan koefisien regresi yang tetap untuk berbagai periode
waktu. (Winarno, 2015:9). Regresi fixed effect dapat dijelaskan
melalui uji chow-test dengan likehood ratio. Pengambilan
keputusannya adalah jika Prob. Cross-Section Chi-Square lebih besar
dari 0.05 maka regresi yang lebih tepat adalah common-effect dan
berlaku sebaliknya.
c. Regresi dengan random effect
Regresi ini digunakan variabel semu. Metode random menggunakan
residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek
(Winarno, 2015:9). Uji regresi dengan random effect dapat dilakukan
jika objek data silang harus lebih besar daripada banyaknya
koefisien. Regresi random effect dapat dijelaskan melalui uji
Hausman test. Pengambilan keputusan pada uji ini adalah jika Prob.
Cross-section Random lebih besar dari 0.05 maka regresi yang lebih
tepat digunakan adalah random effect.
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan peritungan statistic regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
58
secara bersama-sama, maka diadakan pengujian asumsi klasik. Menurut
Imam Ghozali (2005) uji asumsi klasik terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistibusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1) Analisis grafik
Slah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang
59
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
2) Analisis statistic
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secara
statistic bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping
uji grafik dilengkapi dengan uji statistic. Uji statistic
sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan
skewness dari residual.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linier yang
sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
diteukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel
independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
60
1) Nilai R2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang ridak
signifikan.
2) Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independe.
Apabila koesien rendah, maka tidak terjadi multikolonieritas.
3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau lebih)
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi satu
variabel independen yang lain.
Uji multikolonieritas dalam penelitian ini menggunakan
metode auxiliary regresi antar variabel dependen untuk
mendapatkan r2, kemudian dibandingkan dengan R2 persamaan
utama(Bawono,2006:120)
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Hetersokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2005:105)
61
Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidkanya
pola tertentu pada grafik scatteplot antar SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual
(Y prediksi-Y Sesungguhnya) yang telah di stundentized.
Adapun dasar atau kinerja pengambilan keputusan berkaitan
dengan gambar tersbut adalah (Ghozali, 2005:105)
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedatisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedatisitas.
d. Uji Autikorelasi
Uji ini berujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahn pengganggu pada periode t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
62
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin Waston (DW Test).
Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (kostanta) dalam
model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependent. Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, sekaligus variabel
independent dalam penelitian ini adalah earnings management.
a. Uji Statistik t
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan dilakukan secara parsial atau
individu, dengan menggunakan uji t statistic untuk masing-masing
variabel bebas dengan tingkat kepercayaan tertentu. Uji t digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara linier antara variabel
bebas dan variabel tergantung:
1) Jika t hitung < t table, maka Ho diterima. Artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
63
2) Jika t hitung ≥ t table, maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Di samping membandingkan t-hitung dengan t-tabel agar bisa
menentukan Ho diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat
nilai signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 5%
b. Uji Statistik F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variabel X1,2,3... (independen) secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel Y (dependen)
1) Jika F hitung < F table, maka Ho diterima artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara
bersama-sama (X1,2,3…) terhadap variabel dependen (Y).
2) Jika F hitung ≥ F table, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama
(X1,2,3…)terhadap variabel dependen (Y).
Di samping dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel untuk
menentukan Ho diterima atau tidak dapat dengan melihat nilai
signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 5%.
c. Koefisien Determinasi (R2)
64
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen
(X1,2,3…), atau sejauh mana kontribusi variabel independen (X1,2,3…)
mempengaruhi variabel dependen (Y).
Menurut Gujarati (1988: 182-183) analisis koefisien determinasi
(R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase (%)
pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan (X1,2,3…)
terhadap variabel dependen (Y). pengujian ini dilakukan dengan
melihat R2 pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh.
Apabila angka koefisien determinasi (R2) semakin mendekati 1 berarti
model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model
penduga terhadap variabel dependen ( semakin mendekati 1 berarti
model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model
penduga terhadap variabel dependen (Y).
5. Uji Moderating Regression Analysis
Dalam penelitian ini menggunakan variabel moderating. Variabel
moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat atau
memperlemah hubungan antar variabel independen lainnya terhadap
variabel dependen. Selain satu cara untuk menguji regresi dengan variabel
moderating yaitu dengan menggunakan uji interaksi. Uji intreaksi
(Moderating Regression Analysis) yaitu aplikasi dari regresi linier
65
berganda dimana dalam persamaannya mengandung unsur interaksi
(perkalian dua/lebih variabel independen). Moderating Regression
Analysis menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan
integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh
variabel moderator(Ghozali, 2013:229).
Persamaan regresi berganda untuk menguji variabel independen terhadap
variabel dependen dengan variabel moderasi digunakan rumus:
G. Alat Analisis
Alat analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
Moderating Regression Analysis (MRA) dengan Software Eviews 9 untuk
membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta
mengahasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para penguji
keputusan.
66
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskriptif Objek Penelitian
Objek yang diteliti Bsnk Umum Syariah yang terdaftar di statistic
perbankan syariah Otoritas Jasa Keuangan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporang keuangan bank syariah periode 2011 sampai
dengan 2018. Penelitian ini berjudul pengaruh dewan komisaris, komisaris
independen, komite audit sebagai variabel pemoderasi manajemen laba
terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian menggunakan annual report yang
didalamnya tertera laporan laba rugi, saham dan laporan good corporate
governance. Berdasarkan annual report yang diakses oleh penulis hanya
terdapat 5 bank yang mencatumkan criteria penulis butuhkan.
1. Variabel Dewan Komisaris
Table 4. 1
Statistik Deskriptif Variabel Dewan Komisaris
Sumber: Data sekunder diolah, 2020
DK
Mean 2.200000
Median 2.000000
Maximum 5.000000
Minimum 1.000000
Observations 40
67
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Dewan Komisaris
pada periode tahun 2011 sampai dengan 2018 sebesar 2.200000 atau
2.2% dengan nilai median 2.0. nilai Dewan Komisaris tertinggi 5.00 pada
tahun 2012 yang dimiliki oleh Bank BRI Syariah, sedangkan nilai
terendah 1.00 dimiliki oleh Bank BJB Syariah tahun 2011, 2012, 2013
dan 2013, Bank BRI Syariah tahun 2011 dan 2016 dan juga MAYBANK
Syariah pada tahun 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran 1,
Data Penelitian.
2. Variabel Komisaris Independen
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Komisaris Independen
KI
Mean 0.588433
Median 0.535715
Maximum 1.500000
Minimum 0.000000
Observations 40
Sumber: Data sekunder diolah, 2020
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Komisaris Independen
pada periode 2011 sampai dengan 2018 sebesar 0.588433 atau 0.58%
dengan nilai median sebesar 0.535715. Nilai Komisaris Independen
tertinggi 1.5 pada tahun tahun 2014 yang dimiliki oleh Bank BRI Syariah,
sedangkan nilai terendah 0.00 dimiliki oleh Bank BRI Syariah tahun 2012
dan 2016, yang juga dimiliki oleh Bank Muamalat tahun 2011 sampai
68
dengan 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Data
Penelitian.
3. Variabel Komite Audit
Tabel 4. 3
Statistik Deskriptif Variabel Komite Audit
Sumber: Data sekunder diolah, 2020
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Komite Audit pada
periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2017 sebesar 2.990000 atau
2.9% dengan nilai median sebesar 1.79. Nilai Komite Audit tertinggi 8.00
pada tahun 2013 yang dimiliki oleh Bank BRI Syariah sedangkan nilai
terendah 0.00 yang dimiliki oleh Bank BRI Syariah pada tahun 2011 dan
2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Data Penelitian.
KA
Mean 2.990000
Median 1.790000
Maximum 8.000000
Minimum 0.000000
Observations 40
69
4. Variabel Manajemen Laba
Tabel 4. 4
Statistik Deskriptif Variabel Manajemen Laba
Sumber: Data sekunder diolah, 2020
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Manajemen Laba
pada periode tahun 2011 sampai dengan 2018 sebesar 114387.6 atau 11%
dengan nilai median sebesar 7.5. Nilai Manajemen Laba tertinggi 45 pada
tahun 2012 yang dimiliki oleh Bank BRI Syariah, sedangkan nilai terendah
0.00 yang dimiliki oleh Bank BTPN Syariah pada tahun 2016. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat di lampiran 1, Data Penelitian.
ML
Mean 114387.6
Median 7.500000
Maximum 4560042
Minimum 0.000000
Observations 40
70
5. Variabel Index Good Corporate Governance
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Variabel Index Good Corporate Governance
Sumber: Data sekunder diolah, 2020
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Index Good
Corporat Governance pada periode tahun 2011 sampai dengan 2018
sebesar 2.139000 atau 2.13% dengan nilai median sebesar 2.73. Nilai Index
Good Corporat Governance tertinggi 34.11 pada tahun 2013 yang dimiliki
oleh Bank BRI Syariah, sedangkan nilai terendah -49.05 yang dimiliki oleh
Bank BJB Syariah pada tahun 2017. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
lampiran 1, Data Penelitian.
IG
Mean 2.139000
Median 2.730000
Maximum 34.11000
Minimum -49.05000
Observations 40
71
6. Variabel Nilai Perusahaan
Tabel 4.6
Statistic Deskriptif Nilai Perusahaan
Sumber: Data sekunder diolah, 2020
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa niai rata-rata Nilai Perusahaan
pada periode 2011 sampai dengan tahun 2018 sebesar 1663.867 atau
1663.8% dengan nilai median sebesar 8.908500. Nilai Nilai Perusahaan
tertinggi 56990.15 pada tahun 2014 yang dimiliki oleh Bank BRI Syariah,
sedangkan nilai terendah 0.20 yang dimiliki oleh Bank BTPN Syariah
pada tahun 2018.
B. Analisis Data
Hasil analisis data pada penelitian ini yang berupa uji regresi, uji asumsi
klasik adalah sebagai berikut:
1. Uji Stasioneritas
Uji Stasioneritas digunakan untuk menguji data agar data yang
digunakan bersifat flat, tidak mengandung komponen trend dengan
keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Uji yang
NP
Mean 1663.867
Median 8.908500
Maximum 56990.15
Minimum 0.205200
Observations 40
72
digunakan adalah Uji Root dengan uji Augmented-Dickey-Fuller,
berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan periode
2011-2018, maka hasil uji stasioneritas data adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 7 Uji Stasioner Level
Sumber: Data sekunder yang diolah,2020
Berdasarkan tabel 4. Data tersebut menunjukkan salah satu nilai
probabilitasnya > 0.05 sehingga pengujian dilanjutkan pada tahap
1stdifference. Berikut hasil dari uji stasioneritas dengan tingkat 1st
difference:
Tabel 4. 8 Stasioner 1stDifference
No Variabel Prob*
1 Nilai Perusahaan 0.0001
2 Manajemen Laba 0.0029
3 Index GCG 0.0000
4 Dewan Komisaris 0.0000
5 Komisaris Independen 0.0194
6 Komite Audit 0.0001
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020
No Variabel Prob*
1 Nilai Perusahaan 0.0001
2 Manajemen Laba 0.0100
3 Index GCG 0.7957
4 Dewan Komisaris 0.1880
5 Komisaris Independen 0.0499
6 Komite Audit 0.0041
73
Berdasarkan tabel 4. Data menujukkan output dengan nilai
probability < 0.05. dengan demikian variabel dependen, independen,
moderasi memenuhi ketentuan uji stasioneritas dan layak untuk
dilanjutkan dengan pengujian data lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dilampiran Uji Stasioneritas.
2. Uji Regresi
Uji regresi dapat dilakukan jika data yang diteliti bersifat
stasioneritas. Setelah data memenuhi uji stasioneritas, maka harus
dilakukan pemilihan model regresi yang tepat dengan cara spesifikasi
model regresi. Berikut merupakan hasil spesifikasi model uji regresi:
a. Uji Linear Berganda
1) Uji Regresi dengan Common Effect
Regresi common effect mengasumsikan bahwa data gabungan
yang ada menunjukkan kondisi sesungguhnya dan hasil analisis
regresi dianggap berlaku pada semua objek pada semua waktu
(Setyaningrum, 2017:82). Hasil uji regresi dapat dilihat pada
tabel 4. Berikut
74
Tabel 4. 9
Hasil Uji Regresi Common Effect
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4. Bentuk regrresi common effect adalah:
LOGNP = 2.22309504005 - 0.0516543914612*ML -
0.125465841352*IG + 0.0103309782649*ML*DK
+ 0.0255005054452*IG*DK +
0.05668073541*ML*KI + 0.142426998727*IG*KI
Dependent Variable: LOGNP
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/20 Time: 19:51
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.223095 0.411109 5.407551 0.0000
ML -0.051654 0.043489 -1.187768 0.2439
IG -0.125466 0.389689 -0.321964 0.7496
ML*DK 0.010331 0.008698 1.187779 0.2439
IG*DK 0.025501 0.083905 0.303922 0.7632
ML*KI 0.056681 0.047349 1.197085 0.2403
IG*KI 0.142427 0.447194 0.318490 0.7522
ML*KA -0.000742 0.000620 -1.196283 0.2407
IG*KA 0.012695 0.021114 0.601268 0.5520 R-squared 0.269296 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.080727 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 2.335664 Akaike info criterion 4.729578
Sum squared resid 169.1152 Schwarz criterion 5.109575
Log likelihood -85.59155 Hannan-Quinn criter. 4.866973
F-statistic 1.428105 Durbin-Watson stat 1.198790
Prob(F-statistic) 0.224193
75
- 0.000742197677155*ML*KA +
0.0126954543215*IG*KA
2) Uji Regresi dengan Fixed Effect
Regresi Fixed Effect mengasumsikan bahwa data gabungan
yang ada memiliki konstanta dan koefisien regresi yang tetap
untuk berbagai periode waktu (Setyaningrum, 2017:83). Hasil uji
regresinya dapat dilihita pada tabel 4 berikut:
76
Tabel 4. 10
Hasil Uji Regrsi Fixed Effect
Sumber:Data sekunder yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel di atas, bentuk persamaan regresi dengan
fixed effect adalah:
LOGNP = 2.59076861506 + 0.0153614299952*ML -
0.930986497359*IG -
Dependent Variable: LOGNP
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/20 Time: 19:56
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.590769 0.313063 8.275556 0.0000
ML 0.015361 0.035109 0.437536 0.6652
IG -0.930986 0.346770 -2.684737 0.0123
ML*DK -0.003072 0.007022 -0.437540 0.6652
IG*DK 0.156582 0.066027 2.371468 0.0251
ML*KI -0.017901 0.038292 -0.467470 0.6439
IG*KI 1.236474 0.421731 2.931901 0.0068
ML*KA 0.000326 0.000509 0.640218 0.5274
IG*KA -0.022268 0.017179 -1.296233 0.2059
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.662407 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.512366 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 1.701121 Akaike info criterion 4.157409
Sum squared resid 78.13290 Schwarz criterion 4.706295
Log likelihood -70.14818 Hannan-Quinn criter. 4.355869
F-statistic 4.414838 Durbin-Watson stat 1.565353
Prob(F-statistic) 0.000659
77
0.00307230768317*ML*DK +
0.156582042167*IG*DK -
0.0179005195502*ML*KI +
1.23647420686*IG*KI +
0.000326164058546*ML*KA -
0.0222678891559*IG*KA + [CX=F]
Setelah diketahui persamaan regresinya, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji chow-test dengan likehood ratio untuk
mengetahui apakah uji regresi ini cocok digunakan pada
penelitian ini atau tidak. Adapun hasil uji chow-test dapat dilihat
pada tabel 4 berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Chow Test
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel di atas, nilai corss-section chi-square sebesar
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 2.926538 (4,30) 0.0372
Cross-section Chi-square 13.178052 4 0.0104
78
13.178052 dengan probability 0.0104 < 0.05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa regresi yang tepat digunakan adalah regresi
dengan fixed effect.
3. Uji Statistik
Berdasarkan hasil spesifikasi model uji regresi yang tepat digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi dengan fiexd Effec.
Tabel 4.12
Uji stastistik
LOGNP =2.59076861506 + 0.0153614299952*ML -
Dependent Variable: LOGNP
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/20 Time: 19:56
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.590769 0.313063 8.275556 0.0000
ML 0.015361 0.035109 0.437536 0.6652
IG -0.930986 0.346770 -2.684737 0.0123
ML*DK -0.003072 0.007022 -0.437540 0.6652
IG*DK 0.156582 0.066027 2.371468 0.0251
ML*KI -0.017901 0.038292 -0.467470 0.6439
IG*KI 1.236474 0.421731 2.931901 0.0068
ML*KA 0.000326 0.000509 0.640218 0.5274
IG*KA -0.022268 0.017179 -1.296233 0.2059 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.662407 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.512366 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 1.701121 Akaike info criterion 4.157409
Sum squared resid 78.13290 Schwarz criterion 4.706295
Log likelihood -70.14818 Hannan-Quinn criter. 4.355869
F-statistic 4.414838 Durbin-Watson stat 1.565353
Prob(F-statistic) 0.000659
79
0.930986497359*IG -0.00307230768317*ML*DK +
0.156582042167*IG*DK - 0.0179005195502*ML*KI
+ 1.23647420686*IG*KI +
0.000326164058546*ML*KA-
0.0222678891559*IG*KA + [CX=F]
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta diperoleh sebesar 2.5690769 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0), maka NP meningkat 1
satuan maka NP akan naik sebesar 2.5690769 dengan asmsi variabel
konstan.
b. Koefeisien variabel ML diperoleh sebesar 0.015361 dengan arah
koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel ML meningkat
sebesar 1 satuan maka ML akan naik sebesar 0.015361 dengan
asumsi variabel lain konstan.
c. Koefisiean variabel IG diperoleh sebesar -0.930986 dengan arah
koefisien negatif. Ha ini berarti bahwa jika variabel IG meningkat 1
satuan maka NP akan turun sebesar 0.930986 dengan asumsi variabel
lain konstan.
d. Koefesien regresi variabel ML dimoderasi DK diperoleh sebesar -
0.003072 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika
variabel ML dimoderasi DK meningkat 1 satuan maka NP akan turun
80
sebesat 0.003072 dengan asumsi variabel lain konstan.
e. Koefisien regresi variabel IG dimoderasi DK diperoleh sebesar
0.156582 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika
variabel IG dimoderasi DK meningkat 1 satuan maka NP akan naik
sebesar 0.156582 dengan asumsi variabel lain konstan.
f. Koefeisien regresi variabel ML dimoderasi KI diperoleh sebesar -
0.017901 dengan arah negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel ML
dimoderasi KI meningkat 1 satuan maka NP akan turun sebesar
0.017901 dengan asumsi variabel lain konstan.
g. Koefeisien regresi IG dimoderasi KI diperleh sebesar 1.236474
dengan arah positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel IG dimoderasi
KI meningkat 1 satuan maka NP akan naik sebesar 1.236474 dengan
asumsi variabel lain konstan.
h. Koefisien regresi ML dimoderasi KA diperoleh sebesar 0.000326
dengan arah koefisien positif. Ha ini berarti bahwa jika variabel ML
dimoderasi KA meningkat 1 satuan maka NP akan turun sebesar
0.000326 dengan asumsi variabel lain konstan.
i. Koefisien regresi variabel IG dimoderasi KA diperoleh -0.022268
dengan arah negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel IG
dimoderasi KA meningkat 1 satuan maka NP akan turun sebesar
0.022268 dengan asumsi variabel lain konstan.
1) Uji Ttest (Uji Secara Parsial)
81
a) ML (Manajemen Laba)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.6652.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 (α), dengan kata
lain ML secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap NP.
b) IG (Index Good Corporate Governance)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.0123.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 (α), dengan kata
lain IG secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap NP.
c) ML dimoderasi DK
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0.06652.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 (α), dengan kata
lain ML dimoderasi DK secara parsial berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap NP.
d) IG dimoderasi DK
Dari hasil pengujian diperoleh 0.0251. Karena nilai
probabilitas lebih kecil 0.05 (α), dengan kata lain IG
dimoderasi DK secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap NP.
e) ML dimoderasi KI
Dari hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas 0.6439.
82
Karena nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 (α), dengan
kata lain ML dimoderasi KI berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap NP.
f) IG dimoderasi KI
Dari hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas 0.0068.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 (α), dengan kata
lain IG dimoderasi KI berpengaruh positi dan signifikan
terhadap NP.
g) ML dimoderasi KA
Dari hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas 0.5274 (α),
dengan kata lain ML dimoderasi KA berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap NP.
h) IG dimoderasi KA
Dari hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas 0.2059.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 (α), dengan kata
lain IG dimoderasi KA berpengaruh positi dan tidak signifikan
terhadap NP.
2) UJi Ftest (Uji Secara Simultan)
Berdasarkan uji pada table tersebut diketahui bahwa F hitung > F
table (4.414838
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
83
Dari gambar 4 diketahui bahwa nilai probability persamaan
pertama sebesar 0.97563. nilai tersebut menunjukkan lebih besar dari
0.05, maka data berdistribusi normal.
Sumber: Data yang diolah, 2020
Gambar 4.1
Hasil Uji Normaitas
Dari gambar 4 diketahui bahwa nilai probability persamaan
ppertama sebesar 0.97563. nilai tersebut menunjukkan lebih besar dari
0.05, maka data data berdistibusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas dalam regresi dapat di uji dengan
melakukan regresi auxiliary dengan melihat nilai R2 dari setiap
variabel. Adapun hasil uji auxiliary dapat dilihat pada table 4 berikut:
0
2
4
6
8
10
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2018
Observations 40
Mean 2.22e-17
Median -0.071934
Maximum 3.992792
Minimum -4.198985
Std. Dev. 1.415418
Skewness -0.072927
Kurtosis 4.664763
Jarque-Bera 4.654514
Probability 0.097563
84
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolonieritas
No r-Squared
R2 pada
persamaan utama
= 0.662407
Kesimpulan
1 ML = 1000000 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
2 IG = 0995078 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
3 ML_DK = 1000000 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
4 IG_DK = 0977331 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
5 ML_KI = 0999900 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
6 IG_KI = 0990095 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
7 ML_KA = 0995061 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
8 IG_KA = 0935464 Lebih besar
Terjadi
multikolonieritas
Berdasarkan tabel di atas, nilai r2 regresi auxiliary melebihi
nilai R2 pada regresi utama, sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi pada penelitian ini mengelami multikolonieritas.
Sehingga perlu adanya pengobatan terhadap uji regresi tersebut
dengan mengurangi salah satu variabel yang melebihi R2 utama.
85
Tabel 4.15
Hasil Pengobatan Uji Multikolonieritas
No r-Squared
R2 pada
persamaan utama
= 0.640748
Kesimpulan
1 ML = 0631778 Lebih kecil Tidak terjadi
multikolonieritas
2 ML_DK = 0609444 Lebih kecil Tidak terjadi
multikolonieritas
3 ML_KI = 0609844 Lebih kecil Tidak terjadi
multikolonieritas
4 ML_KA = 0995061 Lebih kecil Tidak terjadi
multikolonieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020
Dari tabel 4 perbandingan R2 setelah pengobatan, dapat
diketahui bahwa tidak terdapat hubungan variabel bebas dengan nilai
R2 pada nilai regresi utama. Jadi dapat disimpulkan bahwa data
variabel ini tidak terdapat multikolonieritas.
Variabel yang dieliminasi:
1) Manajemen Laba (IG)
Berdasarkan table 4 nilai r2 hasil auxiliary regresi variabel IG
memiliki korelasi yang lebih besar dari persamaan utama. Hal ini
berarti bahwa terdapat korelasi yang lebih besar dari variabel
independen terhadap IG, sehingga variabel IG harus dieliminasi
dari persamaan.
2) IG dimoderasi dengan Nilai Perusahaan
86
Berdasarkan table 4 nilai r2 hasil auxiliary regresi variabel IG
dimoderasi NP memiliki korelasi yang lebih besar dari R2
persamaan utama. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi yang
lebih besar dari variabel independen terhadap IG dimoderasi NP,
sehingga variabel IG dimoderasi NP harus dieliminasi dari
persamaan.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.16
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data yang diolah, 2020
Nilai d pada tabel4 menunjukkan angka 1.965353 yang tidak berada
diantar niali du dan 4-du yang menunjukkan angka 1.7209 dan
1.2848. maka, dapat diisimpulkan data tidak mengandung
autokorelasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran 5, Uji
Autokorelasi.
R-squared 0.662407 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.512366 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 1.701121 Akaike info criterion 4.157409
Sum squared resid 78.13290 Schwarz criterion 4.706295
Log likelihood -70.14818 Hannan-Quinn criter. 4.355869
F-statistic 4.414838 Durbin-Watson stat 1.965353
Prob(F-statistic) 0.000659
87
0 dL dU dw 4-du 4-dl
1.2848 1.7209 1.965353 2.2791 2.7152
Gambar 4.2
Uji Durbiin Watson
d. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.17
Uji Heteroskedastisitas
Dari tabel 4 diperoleh hasil bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tidak
menolk H0
(tidak ada
Autokorela
si)
Tidak
dapat
diputuskan
Tidak
dapat
diputuskan
Tolak H0
(ada
Autokorela
si negatif)
Tolak H0
(ada
Autokorela
si positif)
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 08:12
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.150334 0.152030 7.566483 0.0000
ML 0.010291 0.013625 0.755331 0.0451
ML*DK -0.002058 0.002725 -0.755349 0.4551
ML*KI -0.011117 0.014874 -0.747395 0.4598
ML*KA 0.000129 0.000198 0.652803 0.5181 R-squared 0.059988 Mean dependent var 1.113172
Adjusted R-squared -0.047442 S.D. dependent var 0.895171
S.E. of regression 0.916160 Akaike info criterion 2.779216
Sum squared resid 29.37719 Schwarz criterion 2.990326
Log likelihood -50.58433 Hannan-Quinn criter. 2.855547
F-statistic 0.558394 Durbin-Watson stat 1.396707
Prob(F-statistic) 0.694293
88
Berikut adalah hasil yang menunjukkan nilai probabilitasnya, antara
lain yaitu:
1) Nilai probabilitas ML sebesar 0.0451 dengan nilai standard
error sebesar 0.013625. Yang berarti nilai probabilitasnya ML
lebih kecil dari 0.05 sehingga ML berpengaruh secara
signifikan terhadap NP.
2) Nilai probabilita ML dimoderasi DK sebesar 0.4551 dengan
nilai standar error sebesar 0.002725. Yang berarti nilai
probabilitas ML dimoderasi DK lebih besar dari 0.05 sehingga
IG dimoderasi DK tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap NP.
3) Nilai probabilitas ML dimoderasi KI sebesar 0.4598 dengan
nilai standard error 0.014874. Yang berarti nili probabilitas
ML dimoderasi KI lebih besar dari 0.05 sehingga ML
dimoderasi KI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
NP.
4) Nilai probabilitas ML dimoderasi KA sebesar 0.5181 dengan
standard error sebesar 0.000198. yang berarti bahwa ML
dimoderasi KA lebih besar dari 0.05 sehingga IG dimoderasi
KA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NP.
89
5. Pembahasan Uji Regresi
Pembahsan hasil uji regresi setelah pengobatan multikolonieritas.
a. Pengaruh ML terhadap NP
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa
manajemen laba berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini dapat nilai koefisien variabel ML diperoleh
sebesar 0.010291 dengan koefisien positif dan nilai probabilitas
0.0451. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 (α), maka ML
berpengaruh positif dan signifikan terhadap NP sehingga H1
diterima. Hal ini membuktikan bahwa tindakan manajemen laba yang
dilakukan oleh manajer dapat berdampak pada kelangsungan hidup
perusahaan. Dimana investor akan memberikan reaksi yang kurang
menguntungkan yang nantinya akan berdampak pada penurunan nilai
perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Ridwan & Gunardi,
2013)earning management berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian, praktik earning management dapat
meningkatkan nilai perusahaan, kinerja laba yang berasal dari
komponen akrual sebagai aktifitas earnings management memiliki
persistensi yang lebih rendah disbanding aliran kas. Laba yang
dilaporkan lebih besar aliran kas operasi yang dapat meningkatkan
90
nilai perusahaan saat ini. Manajemen yang akan mengakibatkan laba
yang dilaporkan semua tidak benar, sehingga akan menyebabkan
nilai peerusahaan berkurang di masa yang akan datang.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Darmawan (2015) yang
menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
(Dewi, 2017) yang menunjukkan bahwa manajemen laba
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaandengan
mempertimbangkan variabel komisaris independen, kepemilikan
manajerial dan kualitas auditor. Dan tidak sejalan dengan (Darwis,
2012)yang menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
b. Pengaruh ML dimoderasi DK
Nilai koefisien variabel ML dimoderasi DK diperoleh sebesar -
0.002058 dengan koefisien negatif dan nilai probabilitas 0.4551.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka ML dimoderasi
DK negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap NP sehingga
H2 ditolak . Ini menandakan bahwa adanya komisaris independen
dalam perusahaan hanya sebatas pemenuhan aturan yang telah
dittentukan, seperti pemenuhan Peraturan Otoritas Jas Keuangan
No.33/PJOK 04/2014 mengenai Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan publik, dengan ketentuan perusahaan harus
91
memiliki minimal 30% jumlah dewan komisaris independen dari
seluruh dewan komisaris yang ada, dan pengaruh dari dewan
komisaris independen tersebut tidak terlau berperan dalam mencegah
penggunaan manajemen laba riil.(Deva & Machdar, 2017)
Hal ini sejalan dengan penelitian (Partami et al., 2015)
menunjukkan bahwa dewan komisaris idak mampu memoderasi
hubungan manajemen laba terhadap nilai perusahaan karena tidak
dapat mengurangi tindakan manajemen laba riil sehingga
mengakibatkan nilai perusahaan akan turun . Hal ini sejalan dengan
penelitian (Kristanti & Priyadi, 2016) menunjukkan bahwa dewan
komisaris tidak mamu memperlemah pengaruh manajemen laba
terhadap nilai perusahaan ha inni dipengaruhi oleh karakteristik
sampel perusahaan, dimana sebagian perusahaan menunjukkan
adanya hubungan keluarga antara pemegang saham, manajemen, dan
komisaris sehingga control GCG menjadi kurrang maksimal. Hal
tersebut menyebabkan keberadaan dewan komisaris dalam
perusahaan kurang dapat memantau pelaksanaan GCG, sehingga
GCG tidak mampu memperlemah pengaruh manajemen laba
terhadap nilai perusahaan. Namun hal yang berbeda disampaikan
oleh (Meindarto & Lukiastuti, 2016) yang menunjukkan dewan
komisaris berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
c. Pengaruh ML dimoderasi KI
92
Nilai koefisien ML dimoderasi KI diperoleh sebesar -0.011117
dengan koefisien negatif dan nilai probabilitas sebesar 0.4598, maka
ML dimoderasi KI negatif tidak berpengaruh signifikan sehingga H3
ditolak. Variabel komisaris independen merupaka variabel interaksi
ternyata tidak signifikan, sheingga dapat disimpulkan bahwa variabel
komisaris independen bukan merupakan variabel moderating. Hai ini
tidak mendukung penelitian Dechow et al. (1996) dalam Herawaty
(2008) bahwa perusahaan memanipulasi laba lebih besar
kemungkinanya apabila memiliki dewan komisaris yang didominasi
oleh manajemen dan lebih besar kemungkinanya memiliki Chief
Executif Officer (CEO) yang merangkap menjadi chairman of board.
Hal ini berarti tindakan memanipulasi akan berkurang jika struktur
dewan direksi berasl dari luar perusahaan. jika fungsi independensi
dewan direksi cenderung lemah, maka akan kecenderungan
terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh para direktur
perusahaan untuk kepentingannya melaui pemilikan perkiraan-
perkiraan akrual yang berdampak pada manajemen laba.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Ridwan & Gunardi, 2013)
yang menunjukkan bahwa komisaris independen merupaka variabel
interaksi ternyata tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel komisaris independen bukan merupakan variabel
moderating. Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Febrina et al.,
93
2018) yang menunjukkan bahwa komisaris indpenden tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. namun hal yang
berbeda disampaikan oleh (Putra, 2016) yang menunjukkan bahwa
komisaris independen mampu memoderasi hubungan manajemen
laba atau berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
d. Pengaruh ML dimoderasi KA
Nilai koefisien ML dimoderasi KA diperoleh sebesar 0.000129
dengan koefisien positif dan nilai probabilitas sebesar 0.5181, maka
ML dimoderasi KA tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan sehingga H4 ditolak. Pengaruh komite audit juga tidak
signifikan terhadap kuaitas laba disebabkan karena komite audit
bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan semakin
baik, sehingga komite audit juga bukan merupaka faktor yang
dipertimbangkan dalam mengapresiasi nilai perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Nuzula (2014) yang
menunjukkan bahwa komite audittidak mampu memoderasi
hubungan manajemen laba terhadap nilai perusahaan atau tidak
berpengaruh signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ridwan &
Gunardi, 2013) yang menunjukkan bahwa komite audit bukan
merupakan varibael moderating. Sejalan juga dengan penelitian
(Siregar & Utama, 2005) yang telah membuktikan bahwa keberadaan
komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.
94
Sejalan dengan signifikansi dewan komisaris yang lemah, pengaruh
komite audit juga tidak signifikan terhadap kuaitas laba disebabkan
karena komite audit bukan merupakan jaminan bahwa kinerja
perusahaan akan semakin baik, sehingga komite audit juga bukan
merupaka faktor yang dipertimbangkan dalam mengapresiasi nilai
perusahaan. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian
(Meindarto & Lukiastuti, 2016) yang menunjukkan bahwa komite
audit tidak mampu memoderasi hubungan manajemen laba terhadap
nilai perusahaan atau tidak signifikan.
6. Hasil Penelitian
Tabel 4.18
Hasil Penelitian
Hipotesis Kesimpulan
H1
Manajemen Laba berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
Diterima
H2 Dewan Komisaris tidak mampu
memoderasi hubungan Manajemen
Laba terhadap Nilai Perusahaan
Ditolak
H3 Komisaris Independen tidak mampu
memoderasi hubungan Manajemen
Laba terhadap Nilai Perusahaan
Ditolak
H4 Komite Audit tidak mampu
memoderasi hubungan manajemen
laba terhadao nilai perusahaan
Ditolak
94
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen Laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
2. Dewan Komisaris tidak mampu memoderasi hubungan Manajemen Laba
terhadap Nilai Perusahaan
3. Komisaris Independen tidak mampu memoderasi hubungan Manajemen
Laba terhadap Nilai Perusahaan
4. Komite Audit tidak mampu memoderasi hubungan manajemen laba
terhadap nilai perusahaan
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis mnyarankan agar:
1. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat meneliti variabel-variabel
keuangan yang lain sebagai indicator pengukuran nilai perusahaan.
95
2. Sampel penelitian dapat dijelaskan dan didasarkan pada jenis perusahaan
agar dapat mengkaji atau menganalisis pengaruh Good Corporate
Governance terhadap tiap-tiap perusahaan karena masing-masing
perusahaan memiliki nilai perusahaan yang berbeda, sehingga penilainnya
pun bervariasi.
96
DAFTAR PUSTAKA
Alfinur, A. (2016). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (Gcg)
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Listing Di Bei. Jurnal
Ekonomi MODERNISASI, 12(1), 44. https://doi.org/10.21067/jem.v12i1.1178
Arhdum, Z., Taufik, T., & Ratnawati, V. (2017). Pengaruh Earning Management dan
Corporate Sosial Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Mekanisme
Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi, 6(1),
100–118.
Azzahrah, Z., & Willy, S. Y. (2014). Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Sektor Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013). E-Proceeding of
Management : Vol.1, No.3 Desember 2014 | Page 203, ISSN : 2355-9357, 1(3),
203–213.
Darwis, H. (2012). Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate
Governance Sebagai Pemoderasi. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 16(1), 45–
55. https://doi.org/10.1016/0009-2509(79)85024-1
Deva, B., & Machdar, N. M. (2017). Pengaruh Manajemen Laba Akrual dan
Manajemen Laba Riil Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate
Governance Sebagai Variabel Moderating. The First National Conference on
Business & Management (NCBM) 2017, (October 2017), 1–22. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/325487528
Dewi, W. S. (2017). Pengaruh Earnings Management pada Laporan Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Komisaris Independen, Kepemilikan
Manajerial , dan Kualitas Audit Sebagai Moderating Variable ( Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indon. Jurnal
Ekonomi, (1), 1–13.
Febrina, R., Maryati, U., & Ferdawati. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance
(GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen,
13(2), 75–92.
Jundiani. (2010). Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. (Malang: UIN
Malang Press)
Kristanti, E. W., & Priyadi, M. P. (2016). Pengaruh good corporate governance
sebagai pemoderasi hubungan manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Jurnal
Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(3), 1–16.
97
Meindarto, A., & Lukiastuti, F. (2016). Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2011-2014. STIE Bank BPD Jateng Semarang. Telaah Bisnis, Vi. 17,(No. 2,),
pp: 145-168.
Ningtyas et al, K. L. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun
2010-2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 17(1), 1–9.
Partami, N. . Ni., Sinarwati, N. K., & Darmawan, dan N. A. S. (2015). DENGAN
CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Akuntansi Program S1, 3(1), 1–12.
Prastuti, N., & Budiasih, I. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Pada Nilai
Perusahaan Dengan Moderasi Corporate Social Responsibility. E-Jurnal
Akuntansi, 13(3), 114–129.
Putra, A. A. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ekonomi KIAT, 27(2), 1–16.
Ridwan, M., & Gunardi, A. (2013). Peran Mekanisme Corporate Governance sebagai
Pemoderasi Praktik Earning Management terhadap Nilai Perusahaan.
Trikonomika, 12(1), 49. https://doi.org/10.23969/trikonomika.v12i1.459
Romdhoni, A. H. (2015). Good Corporate Governance (Gcg) Dalam Perbankan
Syariah. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 16(01), 124–130.
https://doi.org/10.29040/jap.v16i01.122
Syafitri, T. et al. (2018). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan ( Studi pada perusahaan industri sub sektor logam dan Sejenisnya
yang terdaftar di bei periode 2012-2016 ). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
56(1), 118–126.
Ustman, Subekti, I., & Ghofar, A. (2016). Analisis Pengaruh Manajemen Laba
Terhadap Nilai Perusahaan Sebelum Dan Saat Implementasi IFRS. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 10(1), 49–61.
Veronica, T. M. (2013). pengaruh good corporate governance, CSR dan Kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4(2), 132–
149. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm
Buku
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga. STAIN
SALATIGA Presss. Hal 89-93
Effendi, Muh. Arief. 2016. The Power of Good Corporate Governance Teori dan
98
Implementasi. Jakarta. Salemba Empat.
Endraswati, Hikmah. 2006. Corporate Governance. Salatiga. STAIN Salatiga Press
Ghazali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
https://www.ojk.go.id/id/Default.aspx
www.bankbjbsyariah.co.id
www.bankbtpn.co.id
www.bankbrisyariah.co.id
www.bankmuamalat.co.id
www.maybanksyariah.co.id
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian
NAMA BANK TAHUN NP ML IG DK KI KA
BANK BJB 2011 20.33 13.29 21.00 1 0.8 6
BANK BJB 2012 116.31 5.37 25.02 1 0.8 6
BANK BJB 2013 1.04 5.78 2.73 1 0.8 6
BANK BJB 2014 9.94 1.2 3.73 3 0.8 6
BANK BJB 2015 59.986 479.9 0.92 1 0.75 5
BANK BJB 2016 21.485 8286.1 2 3 0.444444 6
BANK BJB 2017 0.398182192 5799.9 (49.05) 2 0.6 4
BANK BJB 2018 86.244 59.2 2.63 3 0.75 5
BANJ BRI 2011 109.38 580.41 1.19 1 0.8 0
BANK BRI 2012 92.184 4560041.9 10.41 5 0 0
BANK BRI 2013 536.6 22.089 34.11 3 0.5 8
BANK BRI 2014 56990.15 7 0.44 2 1.5 3
BANK BRI 2015 8167.5 9.7 6.33 2 0.571429 3
BANK BRI 2016 1.029 44.6 7.40 1 0 5
BANK BRI 2017 8.817 12.5 4.10 3 0.444444 6
BANK BRI 2018 186.7 8.04 2.49 2 0.5 6
BANK BTPN 2011 3435.03 4.462 31.8 3 0.5 5
BANK BTPN 2012 3358.75 2.317 32.6 3 0.5 5
BANK BTPN 2013 17.82 58.860 0.10 3 0.5 5
BANK BTPN 2014 12.06 7.05 13.7 2 0.5 4
BANK BTPN 2015 116 31.2 17.9 2 0.333333 5
BANK BTPN 2016 54741.89 0 31.7 2 0.333333 5
BANK BTPN 2017 11.8 10241.1 36.5 2 0.5 5
BANK BTPN 2018 0.2052 60.35 30.8 3 0.25 5
BANK
MUAMALAT 2011 40.14 3.81 20.79 2 0 3
BANK
MUAMALAT 2012 59.50 1.025 29.16 2 0 3
BANK
MUAMALAT 2013 0.224 8.42 32.87 2 0 3
BANK
MUAMALAT 2014 6.74 6.4 2.20 3 0.5 3
BANK
MUAMALAT 2015 39.516 8.61 2.78 3 0.5 4
BANK
MUAMALAT 2016 41.158 8.63 3.00 2 1 4
BANK
MUAMALAT 2017 191.57 54.33 0.87 2 0.666667 4
BANK
MUAMALAT 2018 69.203 133.5 1.16 2 0.6 3
MAYBANK 2011 86792.64 217.91 4.92 3 0.571429 5
MAYBANK 2012 8485.84 3.050 4.93 3 0.571429 5
MAYBANK 2013 6613.16 3.197 5.05 3 0.571429 5
MAYBANK 2014 4633.12 67.52 6.83 3 0.5 4
MAYBANK 2015 777.78 81.47 (32.04) 3 0.5 4
MAYBANK 2016 1195295.74 131.67 (27.62) 3 0.5 4
MAYBANK 2017 8.609 68.61 (1.78) 3 0.5 3
MAYBANK 2018 1.782 4961.2 (11.28) 1 0.666667 4
Lampiran 2 Hasil Uji Stasioner
Uji deskriptif
Date: 02/26/20
Time: 11:23
Sample: 2011 2018 NP ML IG DK KI Mean 1663.867 114387.6 2.139000 2.200000 0.588433
Median 8.908500 7.500000 2.730000 2.000000 0.535715
Maximum 56990.15 4560042. 34.11000 5.000000 1.500000
Minimum 0.205200 0.000000 -49.05000 1.000000 0.000000
Std. Dev. 9064.183 720945.0 13.67985 1.042679 0.320168
Skewness 5.909129 6.084824 -2.191939 0.692728 0.570782
Kurtosis 36.51216 38.02528 11.40181 3.416874 4.773156
Jarque-Bera 2104.560 2291.451 149.6812 3.488791 7.412087
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.174751 0.024575
Sum 66554.70 4575502. 85.56000 88.00000 23.53730
Sum Sq. Dev. 3.20E+09 2.03E+13 7298.393 42.40000 3.997794
Observations 40 40 40 40 40
Stasioner DK
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: DK
Date: 02/26/20 Time: 11:00
Sample: 2011 2018
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 1
Total number of observations: 33
Cross-sections included: 5 Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 13.5183 0.1961
ADF - Choi Z-stat -0.88515 0.1880 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results DK
Cross
section Prob. Lag Max Lag Obs
1 0.6844 1 1 6
2 0.0701 0 1 7
3 0.6844 1 1 6
4 0.0701 0 1 7
5 0.5044 0 1 7
Stasioner KI
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: KI
Date: 02/26/20 Time: 10:54
Sample: 2011 2018
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 1
Total number of observations: 33
Cross-sections included: 5 Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 16.3986 0.0888
ADF - Choi Z-stat -1.64543 0.0499 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results KI Cross
section Prob. Lag Max Lag Obs
1 0.4399 0 1 7
2 0.0600 1 1 6
3 0.4399 0 1 7
4 0.0600 1 1 6
5 0.3948 0 1 7
Stasioneritas KA
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: KA
Date: 02/26/20 Time: 11:06
Sample: 2011 2018
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 1
Total number of observations: 32
Cross-sections included: 5 Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 37.0003 0.0001
ADF - Choi Z-stat -2.64787 0.0041 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results KA Cross
section Prob. Lag Max Lag Obs
1 0.9911 1 1 6
2 0.1746 0 1 7
3 0.0000 1 1 6
4 0.0134 1 1 6
5 0.1279 0 1 7
Stasioner ML
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: ML
Date: 02/26/20 Time: 10:52
Sample: 2011 2018
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 1
Total number of observations: 33
Cross-sections included: 5 Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 20.5091 0.0248
ADF - Choi Z-stat -2.32645 0.0100 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results ML Cross
Section Prob. Lag Max Lag Obs
1 0.4166 0 1 7
2 0.1279 0 1 7
3 0.2049 1 1 6
4 0.0190 1 1 6
5 0.1693 0 1 7
Stasioneritas NP
Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)
Series: NP
Date: 02/26/20 Time: 10:41
Sample: 2011 2018
Exogenous variables: Individual effects
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 1
Total number of observations: 33
Cross-sections included: 5 Method Statistic Prob.**
ADF - Fisher Chi-square 33.9817 0.0002
ADF - Choi Z-stat -3.87178 0.0001 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Intermediate ADF test results NP Cross
section Prob. Lag Max Lag Obs
1 0.0072 1 1 6
2 0.1847 0 1 7
3 0.1623 0 1 7
4 0.0045 0 1 7
5 0.0433 1 1 6
Lampiran 3 Hasil Uji Pnentuan Model Estimasi
1. Persamaan Regresi
Uji CEM
Dependent Variable: NP
Method: Panel Least Squares
Date: 02/27/20 Time: 11:33
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -9361.099 5414.826 -1.728790 0.0929
ML 0.000759 0.002162 0.351130 0.7277
IG 7.008962 101.4004 0.069122 0.9453
DK 1183.507 1514.233 0.781588 0.4399
KI 15155.14 4663.075 3.250031 0.0026
KA -200.1157 684.3937 -0.292398 0.7718 R-squared 0.238121 Mean dependent var 1663.867
Adjusted R-squared 0.126080 S.D. dependent var 9064.183
S.E. of regression 8473.532 Akaike info criterion 21.06476
Sum squared resid 2.44E+09 Schwarz criterion 21.31810
Log likelihood -415.2953 Hannan-Quinn criter. 21.15636
F-statistic 2.125304 Durbin-Watson stat 1.720952
Prob(F-statistic) 0.086137
Uji FEM
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/20 Time: 19:56
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.590769 0.313063 8.275556 0.0000
ML 0.015361 0.035109 0.437536 0.6652
IG -0.930986 0.346770 -2.684737 0.0123
ML*DK -0.003072 0.007022 -0.437540 0.6652
IG*DK 0.156582 0.066027 2.371468 0.0251
ML*KI -0.017901 0.038292 -0.467470 0.6439
IG*KI 1.236474 0.421731 2.931901 0.0068
ML*KA 0.000326 0.000509 0.640218 0.5274
IG*KA -0.022268 0.017179 -1.296233 0.2059 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.662407 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.512366 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 1.701121 Akaike info criterion 4.157409
Sum squared resid 78.13290 Schwarz criterion 4.706295
Log likelihood -70.14818 Hannan-Quinn criter. 4.355869
F-statistic 4.414838 Durbin-Watson stat 1.965353
Prob(F-statistic) 0.000659
Uji CHOW TEST
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.860073 (4,27) 0.0002
Cross-section Chi-square 30.886748 4 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: LOGNP
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/20 Time: 20:18
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.223095 0.411109 5.407551 0.0000
ML -0.051654 0.043489 -1.187768 0.2439
IG -0.125466 0.389689 -0.321964 0.7496
ML*DK 0.010331 0.008698 1.187779 0.2439
IG*DK 0.025501 0.083905 0.303922 0.7632
ML*KI 0.056681 0.047349 1.197085 0.2403
IG*KI 0.142427 0.447194 0.318490 0.7522
ML*KA -0.000742 0.000620 -1.196283 0.2407
IG*KA 0.012695 0.021114 0.601268 0.5520 R-squared 0.269296 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.080727 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 2.335664 Akaike info criterion 4.729578
Sum squared resid 169.1152 Schwarz criterion 5.109575
Log likelihood -85.59155 Hannan-Quinn criter. 4.866973
F-statistic 1.428105 Durbin-Watson stat 1.198790
Prob(F-statistic) 0.224193
Lampiran 4 Uji Statistik
Dependent Variable: LOGNP
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/20 Time: 09:24
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.549569 1.163837 0.472205 0.6402
ML -4.67E-07 4.98E-07 -0.937546 0.3560
IG 0.055206 0.020431 2.702037 0.0112
DK 0.482642 0.300397 1.606680 0.1186
KI 3.035397 0.950826 3.192379 0.0033
KA -0.329858 0.209588 -1.573843 0.1260 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.650806 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.546047 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 1.641321 Akaike info criterion 4.041197
Sum squared resid 80.81801 Schwarz criterion 4.463417
Log likelihood -70.82395 Hannan-Quinn criter. 4.193859
F-statistic 6.212452 Durbin-Watson stat 1.801333
Prob(F-statistic) 0.000064
lampiran 5 Uji Asumsi klasik
1. Uji Normlitas
0
2
4
6
8
10
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2018
Observations 40
Mean 2.22e-17
Median -0.071934
Maximum 3.992792
Minimum -4.198985
Std. Dev. 1.415418
Skewness -0.072927
Kurtosis 4.664763
Jarque-Bera 4.654514
Probability 0.097563
2. Uji multikolonieritas
Auxiliary NP
Dependent Variable: LOGNP
Method: Panel Least Squares
Date: 03/01/20 Time: 09:24
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.549569 1.163837 0.472205 0.6402
ML -4.67E-07 4.98E-07 -0.937546 0.3560
IG 0.055206 0.020431 2.702037 0.0112
DK 0.482642 0.300397 1.606680 0.1186
KI 3.035397 0.950826 3.192379 0.0033
KA -0.329858 0.209588 -1.573843 0.1260 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.650806 Mean dependent var 2.475945
Adjusted R-squared 0.546047 S.D. dependent var 2.436061
S.E. of regression 1.641321 Akaike info criterion 4.041197
Sum squared resid 80.81801 Schwarz criterion 4.463417
Log likelihood -70.82395 Hannan-Quinn criter. 4.193859
F-statistic 6.212452 Durbin-Watson stat 1.801333
Prob(F-statistic) 0.000064
auxiliary ML
Dependent Variable: ML
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 09:55
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.278436 1.670391 -0.166689 0.8687
IG 4.956968 1.319596 3.756429 0.0007
ML*DK 0.200000 5.77E-07 346668.6 0.0000
IG*DK -1.041589 0.287091 -3.628082 0.0010
ML*KI 1.087968 0.007373 147.5704 0.0000
IG*KI -6.001444 1.476092 -4.065766 0.0003
ML*KA -0.013821 0.000625 -22.11991 0.0000
IG*KA 0.147031 0.081798 1.797494 0.0817 R-squared 1.000000 Mean dependent var 114387.6
Adjusted R-squared 1.000000 S.D. dependent var 720945.0
S.E. of regression 9.494225 Akaike info criterion 7.516101
Sum squared resid 2884.490 Schwarz criterion 7.853877
Log likelihood -142.3220 Hannan-Quinn criter. 7.638230
F-statistic 3.21E+10 Durbin-Watson stat 1.584733
Prob(F-statistic) 0.000000
auxiliary IG
Dependent Variable: IG
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 09:56
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.112422 0.185432 0.606269 0.5486
ML 0.061735 0.016435 3.756427 0.0007
ML*DK -0.012347 0.003287 -3.756410 0.0007
IG*DK 0.184915 0.019498 9.483681 0.0000
ML*KI -0.067774 0.017827 -3.801705 0.0006
IG*KI 1.089948 0.063474 17.17159 0.0000
ML*KA 0.000897 0.000233 3.858309 0.0005
IG*KA -0.008931 0.009447 -0.945359 0.3516 R-squared 0.995078 Mean dependent var 2.139000
Adjusted R-squared 0.994001 S.D. dependent var 13.67985
S.E. of regression 1.059540 Akaike info criterion 3.130404
Sum squared resid 35.92402 Schwarz criterion 3.468180
Log likelihood -54.60808 Hannan-Quinn criter. 3.252533
F-statistic 924.1687 Durbin-Watson stat 1.699977
Prob(F-statistic) 0.000000
auxiliary ML*DK
Dependent Variable: ML*DK
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 09:57
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.392210 8.351947 0.166693 0.8687
ML 4.999997 1.44E-05 346668.6 0.0000
IG -24.78475 6.597983 -3.756413 0.0007
IG*DK 5.207984 1.435449 3.628121 0.0010
ML*KI -5.439838 0.036866 -147.5578 0.0000
IG*KI 30.00710 7.380468 4.065745 0.0003
ML*KA 0.069107 0.003124 22.11964 0.0000
IG*KA -0.735171 0.408988 -1.797538 0.0817 R-squared 1.000000 Mean dependent var 570961.6
Adjusted R-squared 1.000000 S.D. dependent var 3604877.
S.E. of regression 47.47110 Akaike info criterion 10.73498
Sum squared resid 72112.16 Schwarz criterion 11.07275
Log likelihood -206.6995 Hannan-Quinn criter. 10.85710
F-statistic 3.21E+10 Durbin-Watson stat 1.584716
Prob(F-statistic) 0.000000
Auxiliary IG*DK
Dependent Variable: IG*DK
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 09:58
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.163246 0.865674 -0.188577 0.8516
ML -0.279817 0.077125 -3.628079 0.0010
IG 3.988731 0.420589 9.483680 0.0000
ML*DK 0.055964 0.015425 3.628119 0.0010
ML*KI 0.303248 0.084131 3.604491 0.0010
IG*KI -4.265883 0.564824 -7.552583 0.0000
ML*KA -0.003775 0.001124 -3.358875 0.0020
IG*KA 0.120376 0.039066 3.081369 0.0042 R-squared 0.977331 Mean dependent var 5.275500
Adjusted R-squared 0.972372 S.D. dependent var 29.60566
S.E. of regression 4.920948 Akaike info criterion 6.201736
Sum squared resid 774.9033 Schwarz criterion 6.539512
Log likelihood -116.0347 Hannan-Quinn criter. 6.323865
F-statistic 197.0880 Durbin-Watson stat 1.839601
Prob(F-statistic) 0.000000
auxiliary ML*KI
Dependent Variable: ML*KI
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 09:58
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.354325 1.533590 0.231043 0.8188
ML 0.917796 0.006219 147.5704 0.0000
IG -4.590698 1.207536 -3.801707 0.0006
ML*DK -0.183559 0.001244 -147.5578 0.0000
IG*DK 0.952249 0.264184 3.604494 0.0010
IG*KI 5.517685 1.355041 4.071969 0.0003
ML*KA 0.012804 0.000492 26.01930 0.0000
IG*KA -0.129567 0.075430 -1.717717 0.0955
R-squared 0.999900 Mean dependent var 203.7198
Adjusted R-squared 0.999878 S.D. dependent var 790.3271
S.E. of regression 8.720158 Akaike info criterion 7.346008
Sum squared resid 2433.317 Schwarz criterion 7.683784
Log likelihood -138.9202 Hannan-Quinn criter. 7.468137
F-statistic 45760.23 Durbin-Watson stat 1.521003
Prob(F-statistic) 0.000000
auxiliary IG*KI
Dependent Variable: IG*KI
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 09:59
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.066258 0.162090 -0.408774 0.6854
ML -0.056756 0.013960 -4.065763 0.0003
IG 0.827654 0.048199 17.17159 0.0000
ML*DK 0.011351 0.002792 4.065742 0.0003
IG*DK -0.150172 0.019884 -7.552584 0.0000
ML*KI 0.061857 0.015191 4.071966 0.0003
ML*KA -0.000793 0.000201 -3.943839 0.0004
IG*KA 0.016403 0.007827 2.095722 0.0441 R-squared 0.990095 Mean dependent var 1.070420
Adjusted R-squared 0.987928 S.D. dependent var 8.403235
S.E. of regression 0.923292 Akaike info criterion 2.855114
Sum squared resid 27.27897 Schwarz criterion 3.192889
Log likelihood -49.10227 Hannan-Quinn criter. 2.977243
F-statistic 456.9391 Durbin-Watson stat 1.716491
Prob(F-statistic) 0.000000
auxiliary ML*KA
Dependent Variable: ML*KA
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 10:01
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -53.63853 116.7532 -0.459418 0.6490
ML -67.90991 3.070081 -22.11991 0.0000
IG 353.9198 91.72919 3.858312 0.0005
ML*DK 13.58198 0.614024 22.11963 0.0000
IG*DK -69.04634 20.55637 -3.358877 0.0020
ML*KI 74.57549 2.866161 26.01930 0.0000
IG*KI -412.2273 104.5243 -3.943842 0.0004
IG*KA 7.753790 5.857925 1.323641 0.1950 R-squared 0.995061 Mean dependent var 1913.601
Adjusted R-squared 0.993980 S.D. dependent var 8577.601
S.E. of regression 665.5018 Akaike info criterion 16.01582
Sum squared resid 14172566 Schwarz criterion 16.35359
Log likelihood -312.3163 Hannan-Quinn criter. 16.13795
F-statistic 920.9782 Durbin-Watson stat 1.200227
Prob(F-statistic) 0.000000
auxiliary IG*KA
Dependent Variable: IG*KA
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 10:01
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.933125 3.437979 -0.271417 0.7878
ML 0.623735 0.347003 1.797492 0.0817
IG -3.042133 3.217966 -0.945359 0.3516
ML*DK -0.124750 0.069400 -1.797537 0.0817
IG*DK 1.900874 0.616893 3.081368 0.0042
ML*KI -0.651561 0.379318 -1.717716 0.0955
IG*KI 7.357778 3.510857 2.095721 0.0441
ML*KA 0.006695 0.005058 1.323640 0.1950 R-squared 0.935464 Mean dependent var 10.65313
Adjusted R-squared 0.921347 S.D. dependent var 69.72657
S.E. of regression 19.55490 Akaike info criterion 8.961185
Sum squared resid 12236.61 Schwarz criterion 9.298961
Log likelihood -171.2237 Hannan-Quinn criter. 9.083314
F-statistic 66.26426 Durbin-Watson stat 1.968736
Prob(F-statistic) 0.000000
Penyembuhan multikolonieritas
Auxiliary NP
Dependent Variable: ML
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 10:17
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.168582 1.859519 -0.090659 0.0009
ML*DK 0.200000 4.98E-07 401402.5 0.0909
ML*KI 1.090944 0.006781 160.8864 0.0028
ML*KA -0.014029 0.000625 -22.45960 0.0000 R-squared 0.631778 Mean dependent var 114387.6
Adjusted R-squared 1.000000 S.D. dependent var 720945.0
S.E. of regression 11.20705 Akaike info criterion 7.765603
Sum squared resid 4521.529 Schwarz criterion 7.934491
Log likelihood -151.3121 Hannan-Quinn criter. 7.826668
F-statistic 5.38E+10 Durbin-Watson stat 1.859912
Prob(F-statistic) 0.000000
Auxiliary ML*DK
Dependent Variable: ML*DK
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 10:24
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.843047 9.297592 0.090674 0.0083
ML 5.000000 1.25E-05 401402.5 0.9283
ML*KI -5.454720 0.033904 -160.8879 0.0000
ML*KA 0.070146 0.003123 22.45961 0.0000 R-squared 0.609444 Mean dependent var 570961.6
Adjusted R-squared 1.000000 S.D. dependent var 3604877.
S.E. of regression 56.03526 Akaike info criterion 10.98448
Sum squared resid 113038.2 Schwarz criterion 11.15337
Log likelihood -215.6896 Hannan-Quinn criter. 11.04554
F-statistic 5.38E+10 Durbin-Watson stat 1.859890
Prob(F-statistic) 0.000000
Auxiliary ML*KI
Dependent Variable: ML*KI
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 10:27
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.207928 1.703162 0.122084 0.9035
ML 0.915364 0.005690 160.8864 0.0000
ML*DK -0.183073 0.001138 -160.8879 0.0000
ML*KA 0.012962 0.000497 26.06324 0.0000 R-squared 0.609844 Mean dependent var 203.7198
Adjusted R-squared 0.999831 S.D. dependent var 790.3271
S.E. of regression 10.26567 Akaike info criterion 7.590127
Sum squared resid 3793.821 Schwarz criterion 7.759014
Log likelihood -147.8025 Hannan-Quinn criter. 7.651191
F-statistic 77039.80 Durbin-Watson stat 1.800443
Prob(F-statistic) 0.000000
Auxiliary ML*KA
Dependent Variable: ML*KA
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 10:28
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -22.84300 128.0137 -0.178442 0.8594
ML -66.53179 2.962288 -22.45960 0.0000
ML*DK 13.30636 0.592457 22.45961 0.0000
ML*KI 73.26376 2.811000 26.06324 0.0000 R-squared 0.622527 Mean dependent var 1913.601
Adjusted R-squared 0.991904 S.D. dependent var 8577.601
S.E. of regression 771.7735 Akaike info criterion 16.22990
Sum squared resid 21442834 Schwarz criterion 16.39879
Log likelihood -320.5980 Hannan-Quinn criter. 16.29096
F-statistic 1593.814 Durbin-Watson stat 1.517089
Prob(F-statistic) 0.000000
Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 03/03/20 Time: 08:12
Sample: 2011 2018
Periods included: 8
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.150334 0.152030 7.566483 0.0000
ML 0.010291 0.013625 0.755331 0.0451
ML*DK -0.002058 0.002725 -0.755349 0.4551
ML*KI -0.011117 0.014874 -0.747395 0.4598
ML*KA 0.000129 0.000198 0.652803 0.5181 R-squared 0.059988 Mean dependent var 1.113172
Adjusted R-squared -0.047442 S.D. dependent var 0.895171
S.E. of regression 0.916160 Akaike info criterion 2.779216
Sum squared resid 29.37719 Schwarz criterion 2.990326
Log likelihood -50.58433 Hannan-Quinn criter. 2.855547
F-statistic 0.558394 Durbin-Watson stat 1.396707
Prob(F-statistic) 0.694293
Lampiran daftar Riawayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Miftachul Janah
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 11 Januari 1997
Fakultas/Prodi : FEBI / S! Perbankan Syariah
NIM : 63010 15 0138
Alamat : Tumbu RT 04 RW 01, Purwodadi, Tegalrejo, Magelang
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Orang Tua : a. Ayah : Dzakwan
b. Ibu : Alfitriyah
Email : [email protected]
No. Telp : 081 565 705 02
Riwayat Pendidikan : 1. MI Yakti Purwodadi lulus tahun 2009
2. MTs. Ma’arif Dawung lulus tahun 2012
3. SMK Muhammadiyah Kota Magelang lulus tahun
2015
4. IAIN Salatiga lulus tahun 2020
Pengalaman Organisasi : 1. DKQ (Dewan Kerja Qobilah) SMK Muhammadiyah
Kota Magelang 2013/2014
2. PASKIBRAKA Kota Magelang 2015
3. Kopma FATAWA Salatiga 2016-2018
Salatiga, 05 Maret 2020
Penulis
Miftachul Janah
NIM. 63010 15 0138