-
PENGARUH BI RATE, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DANSERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP
INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
Oleh :Rega Saputra
NIM : 13190220
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis IslamUIN Raden Fatah untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
PALEMBANG2017
-
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANGFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAMALAMAT: JALAN PROF.K.H.ZAINAL ABIDIN FIKRY KODE POS 30126 KOTAK POS: 54 TELP(0711)354668 PALEMBANG
Formulir E.4
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Rega SaputraNIM/Program Studi : 13190220/Ekonomi IslamJudul Skripsi : Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Telah Diterima Dalam Ujian Skripsi Tanggal 3 Mei 2017
PANITIA UJIAN SKRIPSI
Tanggal Pembimbing Utama : Dinnul Alfian Akbar, S.E., M.Si
t.t :
Tanggal Pembimbing Kedua : Erdah Litriani, S.E., M.Ec.Dev
t.t :
Tanggal Penguji Utama : Mismiwati, S.E., M.P
t.t :
Tanggal Penguji Kedua : Dessy Handayani, S.E., M.Si
t.t :
Tanggal Ketua : Titin Hartini, S.E., M.Si
t.t :
Tanggal Sekretaris : Sri Delasmi Jayanti, M.Acc., Ak., CA
t.t :
-
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANGFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAMALAMAT: JALAN PROF.K.H.ZAINAL ABIDIN FIKRY KODE POS 30126 KOTAK POS: 54 TELP(0711)354668 PALEMBANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Rega SaputraNIM : 13190220Program Studi : Ekonomi IslamJudul Skripsi : Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S.1)Sarjana Ekonomi (S.E)
Palembang, 3 Mei 2017Dekan,
Dr. Qodariah Barkah, M.H.INIP. 197011261997032002
-
MOTTO
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan) nya
(Q.S. Ath-Tholaq : 3)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(Q.S. Al-Insyirah : 6)
Rest Assured That Nothing Is Impossible,
if you want you can do it
(Rega Saputra)
Jangan Terlalu Berharap Pada Orang Lain, Sebab Banyanganmu Saja Bisa
Meninggalkanmu Saat Dikegelapan
(Rega Saputra)
Seorang Yang Optimis Hanya Akan Memandang Pada Bunga Mawar Saja,
Sementara Seorang Yang Pesimis Hanya Akan Memandangi Duri Dan Acuh
Pada Bunganya Yang Indah
(Kahlil Gibran)
-
PERSEMBAHAN
Kasih Sayangmu Sepanjang Waktu… Peluk Bahagia
Hinggaku Dewasa…
Khilaf Yang Pernah Aku Lakukan Dahulu… Tak Berniat
Untuk Menyakiti Hatimu.. Ohh Ibu…
Cintamu Tak Kenal Waktu… Kasihmu Menyadarkan Aku...
Tak Ada Yang Lebih Darimu…
Ohh Ibu Apakah Ku Mampu Membalas Semua Yang Pernah
Kau Beri Dengan Ikhlas… Nyawapun Rela Kan Ku Lepas…
Ibu Ridhomu Penuntun Jalanku… Cahaya Terang Dalam
Gelap Langkahku…
Menuju Surga Di Kakimu…
Dengan mengucap hamdalah…
Ku persembahkan rasa cinta dan terima kasihku serta skripsi ini
kepada kedua orang tuaku tercinta. Ayah (Sudirman, S.Sos) dan Ibu
(Ratnani, S.Pd) pastinya yang senantiasa selalu mencurahkan kasih
sayangnya, perhatiannya, bimbingannya, pemikirannya tanpa putus
untukku. Mungkin memang, perselisihan kecil diantara kita sering
terjadi, tapi yang jelas dalam hatiku.. aku sangat menyayangi kalian..
tiada tempat untuk ku kembali selain pada kalian… dan sekali lagi
terima kasih banyak atas semua yang kalian beri untukku… aku tak
akan mampu membalas semuanya, tapi yang jelas aku menjadi yang
terbaik untuk kalian…
-
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh BI Rate, Inflasi,
Nilai Tukar Rupiah Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)” ini dengan baik, sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1). Penulis ingin menyampaikan rasa
hormat, penghargaan dan terima kasih atas bantuan serta dukungan yang diberikan
oleh semua pihak hingga selesainya skripsi ini kepada:
1. Rektor UIN Raden Fatah Palembang Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, M.A.,
Ph.D. Wakil Rektor I UIN Raden Fatah Palembang Bapak Dr. Ismail.
Bapak Wakil Rektor II UIN Raden Fatah Palembang Dr. Zainal Berlian,
S.H., M.M., D.B.A. Ibu Wakil Rektor III UIN Raden Fatah Dr. Rr Rina
Antasari, S.H., M.Hum.
2. Ibu Dr. Qodariah Barkah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang beserta Wakil Dekan I Ibu
Mafthukhatusholihah, M.Ag Wakil Dekan II Bapak Rudi Aryanto, S.Si.,
M.Si dan Wakil Dekan III Ibu Nilawati, S.Ag., M.Hum.
3. Ibu Titin Hartini, S.E., M.Si selaku Ketua Prodi Ekonomi Islam dan Ibu
Mismiwati, S.E., M.P selaku sekretaris Prodi Ekonomi Islam.
-
4. Bapak Dr. M. Rusydi, M.Ag selaku Penasehat Akademik saya selama
menjalani perkuliahan.
5. Bapak Dinnul Alfian Akbar, S.E., M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu
Erdah Litriani, S.E., M.Ec.Dev selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan hingga
selesainya skripsi ini.
6. Para Dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang yang telah memberikan bimbingan pelajaran dan membantu
selama masa studi.
7. Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Sudirman, S.Sos dan Ibunda
Ratnani, S.Pd. Saudara-saudaraku Andrean Raymando, S.Pd, yuk Puspa
Sari, S.T, Ardiansyah, S.Pd beserta nenek Ranimah dan keponakan
tersayang Azzahra Puspita Andriani.
8. Sahabat-sahabatku yang sampai hari ini selalu setia nge-Band bareng,
menjalani hobi bersama, tetap berkarya walaupun belum juga kaya.
9. Rekan-rekan EKI 6 2013 yang selama kurang lebih 4 tahun menjalani
kuliah bersama dengan suka duka. Serta rekan-rekan sealmamater kelas
EKI 1’13 sampai EKI 8’13 dan semua pihak yang telah banyak membantu
selama proses perkuliahan.
Palembang, 3 Mei 2017
Rega SaputraNIM. 13190220
-
ABSTRAK
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumenkeuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, salah satunya saham. Pasarmodal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengandemikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jualbeli dan kegiatan terkait lainnya. Ada beberapa faktor makroekonomi dan moneteryang bisa mempengaruhi pergerakan saham seperti faktor BI Rate, Inflasi, NilaiTukar Rupiah dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui pengaruh BI Rate, Inflasi,Nilai Tukar Rupiah dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia Periode Juni 2011 hingga Mei 2015. Penelitianini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pengumpulandata sekunder. Penelitian ini menggunakan lima variabel oprasional yaitu BI Rate(X1), Inflasi (X2), Nilai Tukar Rupiah (X3), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (X4)dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Y). Uji statistik yang digunakandalam penelitian ini adalah model analisis-statistik dengan menggunakan teknisanalisis kuantitatif, yakni regresi linier berganda. Dari hasil regresi linier bergandamenunjukkan bahwa secara simultan keempat variabel independen mempengaruhisecara positif signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Y) dansecara parsial hanya Nilai Tukar Rupiah (X3) yang berpengaruh positif signifikanterhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sementara BI Rate (X1), Inflasi(X2), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (X4) tidak menunjukkanpengaruhnya terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Y).
Kata Kunci : Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), BI Rate, Inflasi, Nilai
Tukar Rupiah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
-
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
NOTA DINAS ...................................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 11
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 12
E. Kontribusi Penelitian .............................................................................. 12
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 14
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Saham ..................................................................................................... 15
B. Jenis-jenis Saham ................................................................................... 16
C. Indeks Saham ......................................................................................... 19
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham .. 21
E. Hukum Jual Beli Saham.......................................................................... 23
F. BI Rate .................................................................................................... 24
G. Inflasi ..................................................................................................... 26
H. Nilai Tukar Rupiah ................................................................................ 30
I. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ............................................. 32
-
J. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 38
K. Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 42
L. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ................................................................................... 52
B. Desain Penelitian ................................................................................... 52
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 52
D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 53
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 54
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 54
G. Variabel-variabel Penelitian ................................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 62
B. Analisis Data .......................................................................................... 64
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ........................................................................... 88
B. Implikasi Penelitian ............................................................................... 89
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 90
D. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ....................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92
LAMPIRAN ........................................................................................................ 96
-
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1.1 : Perkembangan Harga Saham ISSI Juni 2011 – Mei 2015 ............. 5
Tabel 1.2 : Research Gap BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham ................. 7
Tabel 1.3 : Research Gap Inflasi Terhadap Harga Saham................................ 8
Tabel 1.4 : Research Gap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham
................................................................................................................................. 9
Tabel 1.5 : Research Gap SBIS Terhadap Harga Saham .................................. 9
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu BI Rate Berpengaruh Negatif Terhadap
Indeks Harga Saham .......................................................................................... 43
Tabel 2.2 : Penelitian Terdahulu Inflasi Berpengaruh Negatif Terhadap
Indeks Harga Saham .......................................................................................... 45
Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu Nilai Tukar Rupiah Berpengaruh Positif
Terhadap Indeks Harga Saham......................................................................... 47
Tabel 2.4 : Penelitian Terdahulu SBIS Berpengaruh Negatif Terhadap
Indeks Harga Saham .......................................................................................... 49
Tabel 4.1 : Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 64
Tabel 4.2 : Uji Autokorelasi ............................................................................... 68
Tabel 4.3 : Uji Multikolinieritas ........................................................................ 69
Tabel 4.4 : Analisis Regresi Linier Berganda................................................... 70
Tabel 4.5 : Uji F (Secara Simultan) ................................................................... 72
Tabel 4.6 : Uji T (Secara Parsial) ...................................................................... 73
Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................................. 76
-
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1.1 : Pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ................ 4
Gambar 2.1 : Ilustrasi Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham .. 42
Gambar 2.2 : Ilustrasi Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham .... 44
Gambar 2.3 : Ilustrasi Pengaruh NilaiTukar Rupiah Terhadap Indeks Harga
Saham................................................................................................................... 46
Gambar 2.4 : Ilustrasi Pengaruh SBIS Terhadap Indeks Harga Saham ...... 48
Gambar 2.5 : Kerangka Pemikiran................................................................... 50
Gambar 4.1 : Uji Norma..................................................................................... 66
Gambar 4.2 : Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 67
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan wadah akumulasi dana dan pembentukan modal yang
ditujukan guna meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam mengarahkan dana.
Pasar modal memiliki peran penting bagi negara, yaitu sebagai sarana pendanaan
usaha atau sebagai sarana perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor.
Dana yang didapat dari pasar modal digunakan dalam melakukan pengembangan
usaha, penambahan modal kerja, ekspansi bisnis, dan lain-lain. Selain itu, pasar
modal berperan sebagai sarana masyarakat dalam berinvestasi pada instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain.1 Serta pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh keuntungan bagi
investor, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 13 mengartikan pasar
modal sebagai suatu kegiatan yang penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal secara umum dapar diartikan
sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak.
Sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal
berupa lembar-lembar surat surat berharga di bursa efek.2
1 Indah Yuliani, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), hlm. 342 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
-
Investasi di pasar modal merupakan salah satu investasi yang sedang
berkembang di masyarakat. Selain sebagai wadah yang mempertemukan pihak-
pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan pihak-pihak yang kelebihan dana
(investor). Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan
prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilakukan sesuai
dengan ketentuan syariah.3
Konsep pasar modal syariah dan pasar modal konvensional sebenarnya tidak
jauh berbeda. Karena dalam konsep pasar modal syariah yang diperdagangkan
harus berdasar dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi
kriteria dan prinsip syariah, bebas dari unsur ribawi serta transaksi saham yang
dilakukan dengan investor dapat menghindari berbagai praktek spekulasi.
Sehingga pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional memiliki
perbedaan yang dapat dilihat pada nilai indeks saham, instrument dan mekanisme
transaksinya.
Keberadaan pasar modal memberikan manfaat sebagai sumber pembiayaan,
sarana investasi, penyebaran kepemilikan perusahaan kepada masyarakat dan
menciptakan lapangan pekerjaan. Pasar modal yang memiliki peranan penting
dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,
yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana perusahaan dalam
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal. Kedua, kedua pasar modal menjadi
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti
saham, obligasi, reksadana dan lain sebagainya. Dengan demikian masyarakat
3 Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Kuangan Berdasarkan Prinsip Syariah,(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 29
-
dapat menempatkan dana yang sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko
masing-masing instrumen.4
Saham diartikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan
dalam suatu perusahaan, dimana pemilik saham (investor) menjadi pemilik
perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Jadi saham adalah satuan
nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada
bagian kepemilikan sebuah perusahaan.5 Harga saham merupakan harga pasar
yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham.
Harga saham di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Faktor-
faktor yang mempengaruhi fluktuasi saham dapat berasal dari internal dan
eksternal perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas
perusahaan, dividen, laba perusahaan dan tingkat penjualan, sedangkan faktor
eksternalnya adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan
kondisi perekonomian.6
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang
mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Konstituen ISSI direview setiap enam bulan sekali (Mei dan November) dan
dipublikasi pada awal bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga melakukan
penyesuaian apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari
Daftar Efek Syariah (DES). Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-
rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam
4 Bambang Susilo D, Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta, 2009), hlm. 165 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 5706 http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/312522-sistem-nilai-tukar-dan-aliran-modal-pasar-keuangan-global.html. (diakses: 30 Januari 2017).
-
perhitungan ISSI adalah awal penerbitan Daftar Efek Syariah (DES) yaitu
Desember 2007. ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011. Terdapat 307 saham
syariah dalam ISSI update Juli 2014.7 Perkembangan pasar modal akan
mendorong kemajuan ekonomi suatu negara. Saham sebagai salah satu surat
berharga yang ditransaksikan di pasar modal, yang nilainya selalu mengalami
fluktuasi dari waktu ke waktu.
Gambar 1.1Pergerakan ISSI 2011-2013
Sumber: Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id. (Diolah 2017).
Pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa nilai Indeks Saham Syariah Indonesia
selalu mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu dengan sangat signifikan. Berikut
adalah tabel perkembangan nilai Indeks Saham Syariah Indonesia:
7 Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id. (diakses 11 September 2016).
-
Tabel 1.1
Perkembangan INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
Juni 2011 – Mei 2015
INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIAPeriode 2011 2012 2013 2014 2015Januari - 129.712 147.259 145.313 168.757
Februari - 132.629 151.413 149.119 172.325
Maret - 135.207 159.953 156.076 172.881
April - 138.980 163.874 160.450 170.755
Mei - 135.316 169.426 161.674 167.920
Juni 122.032 128.191 156.232 160.916 -
Juli 129.368 135.072 144.030 165.204 -
Agustus 126.638 137.129 146.780 169.395 -
September 120.530 141.019 147.164 169.165 -
Oktober 116.492 139.347 151.277 161.473 -
November 121.396 146.085 146.823 163.075 -
Desember 123.096 144.231 141.849 165.803 -
Sumber:Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id (Data Diolah, 2017)Tabel 1.1 menunjukkan pergerakan harga saham Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) selama periode Juni 2011 sampai Mei 2015. Dari tabel diatas
terlihat bahwa pada bulan Juni 2011 nilai Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
sebesar 122,032 poin. Pada periode berikut indeks saham mengalami pergerakan
meningkat sebesar 129,368 poin pada bulan Juli 2011, setelah mengalami
pergerakan meningkat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terkoreksi menurun
pada periode Agustus dan September 2011 yaitu sebesar 126,638 poin dan
120,530 poin. Dan pada bulan Oktober 2011 angkanya semakin menurun pada
posisi 116.492 poin. Menurunnya harga saham pada Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) memang tidak berlangsung lama sebab pada periode-periode
-
selanjutnya pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukan tren
positif hingga tahun kelima yakni pada bulan Mei 2015 sebesar 167,920 poin
dimana secara garis besar mengalami pergerakan meningkat signifikan walaupun
sesekali memang mengalami tren menurun.
Dilihat dari pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang
mengalami perkembangan signifikan tentu hal tersebut dipengaruhi berbagai
faktor. Terdapat beberapa faktor-faktor penting yang mampu mempengaruhi
perkembangan saham yaitu dari Kondisi mikro dan makro ekonomi8 seperti
Sertifikat Bank Indonesia Syariah sebagai instrumen pengendalian moneter,
Inflasi, BI Rate, Jumlah Uang Beredar (JUB), Nilai tukar dan lain - lain.
Sedangkan faktor internal yang mampu mempengaruhi adalah seperti kondisi
ekonomi nasional, keamanan, kondisi politik, kebijakan pemerintah dan lain-lain.9
Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank
Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada
di bawah sasaran yang telah ditetapkan.10 Inflasi erat kaitannya dengan penurunan
kemampuan daya beli, baik dalam ruang lingkup individu maupun perusahaan.
Dalam beberapa definisi, inflasi merupakan suatu kenaikan harga yang terus
menerus dari barang-barang dan jasa secara umum.11 Harga suatu komoditas atau
barangdapat dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga pada periode
8 Irham Fahmi, Manajemen Investasi Teori dan Soal Jawab, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat,2012), hlm. 899 Alwi Iskandar Z, Pasar Modal, Teori, dan Aplikasi, (Jakarta: Nasindo Internusa, 2003), hlm. 8710 http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/Contents/Default.aspx. (diakses 30 Januari2017).11Iswandono Sp, Uang dan Bank, (Yogyakarta: BPFE, 1996), hlm. 214
-
sebelumnya. Tujuan jangka panjang pemerintah Indonesia adalah menjaga
agartingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.12 Nilai
tukar uang atau kurs mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing
dalam harga mata uang domestik, yaitu harga mata uang domestik dalam mata
uang asing.13
Dalam investasi syariah tidak hanya saham syariah saja yang menjadi
instrumen investasi tetapi ada juga instrumen lain sebagai produk investasi syariah
yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu
pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.14
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap
dari empat variabel independen BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang mempengaruhi pergerakan Saham yaitu
sebagai berikut.
Tabel 1.2Research Gap BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham
Pengaruh BI RateTerhadap Indeks Harga
Saham
Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh Positifantara BI Rate terhadapIndeks Harga Saham.
1. Ria Manurung2. Rowland Bismark
Fernando Pasaribudan Mikail Firdaus
Tidak terdapat pengaruhantara BI Rate terhadapIndeks Harga Saham.
1. Achmad AthThobarry
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)
12Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar Edisi Ke III, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2010), hlm. 33313Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 15714BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 4, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.
-
BI Rate terhadap indeks harga saham yang diteliti oleh Ria Manurung serta
Rowland Bismark Fernando dan Mikail Firdaus Pasaribu berpengaruh positif
terhadap indeks harga saham. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian
Achmad Ath Thobarry yang menunjukkan bahwa BI Rate tidak berpengaruh
terhadap indeks harga saham.
Tabel 1.3Research Gap Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham
Pengaruh InflasiTerhadap Indeks Harga
Saham
Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh positifantara Inflasi terhadapIndeks Harga Saham.
1. Neny Mulyani
Tidak terdapat pengaruhantara Inflasi terhadapIndeks Harga Saham.
1. Suramaya Suci Kewal2. Ditha Fitria Syari3. Erlangga Yudha
UtamaSumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)
Inflasi terhadap indeks harga saham yang diteliti oleh Neny Mulyani
berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Hal ini bertentangan dengan
hasil penelitian Suramaya Suci Kewal, Ditha Fitria Syari dan Erlangga Yudha
Utama yang menunjukkan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga
saham.
Tabel 1.4Research Gap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham
Pengaruh Nilai TukarRupiah Terhadap Indeks
Harga Saham
Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh Positifantara Kurs Rupiahterhadap Indeks HargaSaham.
1. Imam Dwi Saputradan Leo Herlambang
2. Ditha Fitria Syari
Tidak terdapat pengaruhantara Kurs Rupiahterhadap Indeks HargaSaham.
1. Siska Ulfia
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)
-
Nilai Tukar Rupiah (Kurs Rupiah) terhadap indeks harga saham yang diteliti
oleh Imam Dwi Saputra dan Leo Herlambang serta Ditha Fitria Syari berpengaruh
positif terhadap indeks harga saham. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian
Siska Ulfia yang menunjukkan bahwa Nilai Tukar Rupiah (Kurs Rupiah) tidak
berpengaruh terhadap indeks harga saham.
Tabel 1.5Research Gap Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Indeks
Harga Saham
Pengaruh SertifikatBank Indonesia Syariah(SBIS) Terhadap Indeks
Harga Saham
Hasil Penelitian PenelitiTerdapat pengaruh Positifantara Sertifikat BankIndonesia Syariah (SBIS)terhadap Indeks HargaSaham.
1. Dimas Prabowo
Tidak erdapat pengaruhantara Sertifikat BankIndonesia Syariah (SBIS)terhadap Indeks HargaSaham.
1. Yudhistira Ardana
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap indeks harga saham yang
diteliti oleh Dimas Prabowo menunjukkan bahwa Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian Yudhistira Ardana yang menunjukkan bahwa
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak berpengaruh terhadap indeks harga
saham.
Dari fenomena dan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
setiapkejadian empiris sesuai dengan teori yang ada. Hal ini diperkuat dengan
adanya research gap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Berbagai penelitian
diatas menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda dari variabel BI Rate, Inflasi,
-
Nilai Tukar Rupiah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap
indeks saham serta data yang menunujukkan pesatnya perkembangan Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama lima tahun terakhir membuat penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui pengaruh BI
Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, serta Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode lima tahun
dengan memilih judul ”Pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, dapat dirumuskan
permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh BI Rate secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?
2. Bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?
3. Bagaimana pengaruh Nilai Tukar Rupiah secara parsial terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?
4. Bagaimana pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara parsial
terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei
2015?
-
5. Bagaimana pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara simultan terhadap Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2011
hingga 2015.
2. Periode yang diambil adalah 2011 - 2015 berupa data perbulan selama lima
tahun terhitung dari Juni 2011 hingga Mei 2015.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan penjabaran latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh BI Rate secara parsial terhadap
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Nilai Tukar Rupiah secara parsial
terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei
2015?
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
periode Juni 2011 – Mei 2015?
-
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah,
dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara simultan terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 – Mei 2015?
E. Kontribusi Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan dan kegunaan
penelitian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi:
1. Bagi Civitas Akademik
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangsih pemikiran
Ekonomi Islam serta berguna sebagai bahan pertimbangan dan informasi
dalam kajian yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini diharapkan
juga dapat menambah wawasan kepustakaan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan semoga penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
penelitian-penelitian sejenis berikutnya.
2. Bagi Pemerintah dan Investor
Bagi Pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam fungsi pengambilan
kebijakan yang akan ditempuh agar mampu menciptakan iklim investasi yang
dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. Bagi investor, dapat
memberikan gambaran tentang keadaan saham perusahaan terutama pengaruh
BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) terhadap indeks saham syariah, sehingga dapat menerapkan strategi
perdagangan di pasar modal.
-
3. Bagi Peneliti
Selain untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Strata 1, tulisan ini memberikan pemahaman yang lebih signifikan atas ilmu
yang didapat selama menempuh pendidikan di program studi Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Raden Fatah Palembang.
F. Sistematika Penulisan
Guna mendapatkan pembahasan secara tersusun, maka penulis perlu
menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil yang
mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kontribusi penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS, dalam
bab ini membahas teori-teori yang terkait dalam BI Rate, Inflasi, Nilai Tukar
Rupiah dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 hingga Mei 2015, kajian penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran serta pengembangan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN, bab ini menjelaskan bagaimana penelitian
akan dilakukan secara operasional yang membahas ruang lingkup penelitian, jenis
penelitian setting penelitian, desain penelitian, jenis data, sumber data, populasi
dan sampel penelitian, metode pengumpulan data serta metode analisis yang
digunakan dalam penelitian.
-
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini berisikan uraian
tentang objek penelitian, analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian
yang sudah dilakukan.
BAB V PENUTUP, bab ini terdiri atas kesimpulan dari penelitian yang
dilaksanakan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk
penelitian selanjutnya.
-
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Saham
Secara singkat, saham diartikan sebagai bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan.15 Dalam definisi lain, saham adalah surat bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas.16 Saham juga dapat
diartikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu
perusahaan, dimana pemilik saham (investor) menjadi pemilik perusahaan
tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Jadi saham adalah satuan nilai atau
pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian
kepemilikan sebuah perusahaan.17 Harga saham merupakan harga pasar yang
tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Harga
saham di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal
perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas perusahaan,
deviden, laba perusahaan dan tingkat penjualan, sedangkan faktor eksternalnya
adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi
perekonomian.18
15 Rusdarti dan Kusmuriyanto, Ekonomi. Fenomena di Sekitar Kita 2, (Jakarta: PT. Tiga SerangkaiPustaka Mandiri, 2008), hlm. 5916 Suad Husnan, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), hlm.27917 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 57018 http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/312522-sistem-nilai-tukar-dan-aliran-modal-pasar-keuangan-global.html. (diakses: 30 Januari 2017).
-
B. Jenis-jenis Saham
Jenis-jenis saham bisa ditinjau dari beberapa segi, antara lain:19
1. Dari Segi Cara Peralihan
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidaktertulis nama
pemilik dalam saham tersebut.
b. Saham Atas Nama (Registered Stock)
Di dalam sahamtertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan
kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.
2. Ditinjau Dari Kinerja Perdagangan
a. Blue Chip Stock
Saham dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
leader di Industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
b. Income Stock
Merupakan keadaan saham dimana dari suatu emiten yang mempunyai
likuiditas deviden yang lebih kuat dari rata-rata yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya. Emiten yang demikian biasanya mampu menciptakan
pendapatan yang lebih besar dan secara teratur membagi deviden tunai.
Emiten yang demikian tidak akan menekan laba dan tidak mementingkan
potensi.
19 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Pustaka, 2012), hlm.185
-
c. Growth Stock
Saham-saham dari emiten ini memiliki pertubuhan pendapatan yang
tinggi sebagai leader di Industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d. Spekulative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemumkinan
penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter Cyclical Stock
Saham yang tidak akan terpengaruh atas kondisi ekonomi makro ataupun
situasi bisnis secara umum. Pada masa resesi ekonomi, harga saham ini
tetap pada posisi tinggi dimana para emitennya mampu memberikan
deviden yang tinggi.
3. Dari Segi Hak Tagih
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham jenis ini, hak untuk memperoleh deviden akan didahulukan lebih
dulu kepada pemegang saham preferen. Beitu pula terhadap harta apabila
perusahaan dilikuidasi. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham
biasa mempunyai beberapa hak antara lain:
a) Hak Kontrol
Adalah hak pemegang saham biasa untuk memilih pemegang
perusahaan.
-
b) Hak Menerima Pembagian Keuangan
Adalah hak pemegang saham untuk mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan.
c) Hak Preemtive
Adalah hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikkan yang sama
jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi
harga saham lama dari kemerosotan nilai.
b. Saham Preferen
Merupakan saham yang memproleh hak utama dalam deviden dan harta
apabila pada saat perusahaan dilikuidasi. Beberapa karakteristik dari
saham prefere adalah:
a) Hak Preferen
Hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan
pemegang saham biasa.
b) Hak Deviden Kumulatif
Hak kepada pemegang saham preferen untuk menerima deviden
tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang
ssaham biasa menerima dibandingkan dengan saham biasa pada saat
terjadi likuidasi.
-
C. Indeks Saham
Menurut Sunariyah, indeks saham adalah catatan terhadap perubahan-
perubahan maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali beredar
sampai pada suatu saat tertentu.20 Adapun di Bursa Efek Indoneia terdapat enam
jenis indeks, antara lain:21
1. Indeks Individual
Indeks Individual merupakan indeks harga masing-masing saham yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan hargaj dasarnya.
2. Indeks Harga Saham Sektoral
Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor,
missal sektor keuangan, pertambangan dan lain-lain.
3. Indeks Harga Saham Gabungan
Menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan
saham. IHSG merupakan angka indeks harga saham yang diolah sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan membandingkan kejadian yang dapat berupa
perubahanharga saham dari waktu ke waktu.
4. Indeks LQ 45
Yaitu indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan yang mengacu pada likuiditas
perdagangan dan kapitalisasi pasar.
5. Indeks Saham Syariah
Merupakan indeks yang mengimplementasikan prinsip syariat islam di
dalamnya dalam melakukan setiap aktivitas.
20 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2003), hlm. 12221 Bursa Efek Indonesia, http:/www.idx.co.id, (diakses: 30 Januari 2017).
-
6. Indeks Papan Utama
Yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok
saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Saham syariah sendiri merupakan saham-saham yang memiliki karakteristik
sesuai dengan syariah islam. Karena tidak semua saham bisa dikatakan syariah22
Berdasarkan arahan dari Dewan Syariah Nasional dan peraturan Bapepam-LK
Nomor IX.A.13 Tentang Penerbitan Efek Syariah, ruang lingkup emiten yang
bertentangan dengan prinsip hukum syariah adalah:23
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang tergolong haram.
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta menyediakan barang-barang
atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudhorat.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham
Harga saham selalu mengalami fluktuaktif, pergerakan baik kenaikan maupun
penurunan harga saham. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut. Semakin banyak orang
22 http://syariah.ojk.go.id/pengenalan_produk_syariah.html, (diakses: 30 Januari 2017).23 Nurul Huda dan Mustofa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariahi, (Jakarta:Kencana Prenada, 2001),hlm. 24
-
membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung mengalami
kenaikan. Demikian sebaliknya, apabila semakin banyak orang yang menjual
saham suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung
mengalami penurunan. Fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh beberapa
situasi dan kondisi, baik itu dari segi mikro ekonomi maupun makro ekonomi
serta situasi lainnya. Faktor yang mempengaruhi harga saham tersebut adalah:24
1. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha),
seperti membuka kantor cabang baru (brand office) dan kantor cabang
pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar
negeri.
2. Pergantian direksi secara tiba-tiba.
3. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana
dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.
4. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.
5. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh
dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
6. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual
beli saham
7. Kondisi mikro dan makro ekonomi.
Sementara dalam teori lain dijelaskan secara lebih lengkap bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:25
24 Irham Fahmi, Manajemen Investasi Teori dan Soal Jawab, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat,2012), hlm. 8925 Alwi Iskandar Z, Pasar Modal, Teori, dan Aplikasi, (Jakarta: Nasindo Internusa, 2003), hlm. 87
-
1. Faktor Internal
a. Pengumuman pendanaan (financing announcements), berhubungan dengan
ekuitas dan hutang.pengumuman badan direksi manajemen (management
board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian
direktur, manajemen dan struktur organisasi.
b. Pengumuman pengambilan alih diversifikasi, seperti laporan marger,
invetasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.
c. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earnig Per
Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net
Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal
a. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan dan
deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi
ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.
b. Pengumuman industry sekuritas (Securities Announcement) seperti laporan
pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham
perdagangan, pembatasan atau penundaan trading.
c. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan
faktor yang akan berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan saham
di Bursa Efek di suatu negara.
d. Berbagai isu baik dalam maupun luar negeri.
-
E. Hukum Jual Beli Saham
Aktivitas jual beli saham di pasar modal dilaksanakan pada pasar sekunder
dan pasar perdana. Pada pasar perdana, seseorang yang melakukan transaksi
bertujuan menginvestasikan dananya dalam jangka waktu yang lama untuk
mendapatkan deviden. Sedangkan pada pasar sekunder seseorang melakukan
transaksi jual beli saham dalam rangka untuk mendapatkan capital gain. Jual beli
saham sama halnya seperti mudharabah, yang mana mudharabah adalah bentuk
organisasi bisnis yang di dalamnya seseorang memberi modal kepada orang lain
untuk berbisnis lalu keduanya membagi laba dengan bagian masing-masing sesuai
kesepakatan (akad). Pemasok modal disebut shahibul mal (investor) dan
pengelola dana disebut mudharib (emiten).26
Adapun hukum dalam jual beli saham yang dilandaskan berdasarkan dalil-
dalill Alquran dibeberapa surat. Pada surat Al-baqarah ayat 275 yang berbunyi
“…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”27. Dan pada
surat Al-baqarah ayat 278 yang berbunyi “…Hai orang-orang beriman,
bertakwalah kapada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang
beriman…”28. Dari dua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap aktivitas
muamalah atau transaksi jual beli saham yang mengandung unsur ribawi di
dalamnya hukumnya adalah haram dan sebagai umat yang beriman harus
meninggalkannya.
26 Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2012), hlm. 20927 Q.S. Al-baqarah [2] : 275. Alquran dan Terjemahnya.28 Q.S. Al-baqarah [2] : 278. Alquran dan Terjemahnya.
-
Dalam aktivitas jual beli islam mengajarkan untuk melakukan akad atau
perjanjian agar tidak ada pihak yang dirugikan dan melarang setiap aktivitas
muamalah dengan jalan yang batil. Perintah itu tertuang dalam surat Al-maidah
ayat 1 yang berbunyi “...Hai orang-orang beriman, Tunaikanlah akad-akad
itu...”29 dan An-nisa ayat 29 yang berbunyi “...Hai orang-orang beriman!
Janganlah kalian memakan atau mengambil harta orang lain secara batil, kecuali
jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian...”30
Berdasarkan dalil-dalil diatas, jual beli saham akan menjadi haram apabila
terdapat unsur riba didalamnya, sebab riba dalam bentuk apapun dilarang dalam
hukum Allah swt. Selain itu, dalam bermuamalah umat diperintahkan untuk
melakukan akad-akad atau perjanjian-perjanjian yang disepakati antara penjual
dan pembeli serta tidak mengambil harta melalui jalan yang batil seperti
melakukan praktek spekulasi dalam jual beli saham.
F. BI Rate
1. Definisi Dan Fungsi BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat
Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang
dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management)
di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran
29 Q.S. Al-maidah [5] : 1, Alquran dan Terjemahnya.30 Q.S. An-nisa [4] : 29, Alquran dan Terjemahnya.
-
operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar
Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini
diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-
faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan
BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi
ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan
memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-
Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate
yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak
mengubah stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan. Dalam prosesnya
jadwal penentuan atau penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan
setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.
a. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG
berikutnya
b. Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan
memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam
memengaruhi inflasi.
-
c. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance
Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG
Mingguan.31
G. Inflasi
1. Definisi Inflasi
Inflasi erat kaitannya dengan penurunan kemampuan daya beli, baik dalam
ruang lingkup individu maupun perusahaan. Dalam beberapa definisi, inflasi
merupakan suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang-barang dan jasa
secara umum.32 Harga suatu komoditas atau barang dapat dikatakan naik jika
menjadi lebih tinggi daripada harga pada periode sebelumnya. Tujuan jangka
panjang pemerintah Indonesia adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku
berada pada tingkat yang sangat rendah.33
Gangguan utama terhadap inflasi adalah adanya perubahan pada keseluruhan
akan demand terhadap barang maupun jasa oleh pengguna dalam ekonomi.
Perubahan pada investasi, pengeluaran pemerintah, atau ekspor yang dapat
mengubah permintaan agregat dan mendorong output yang lebih besar. Dalam
dunia investasi, inflasi sangat berpengaruh terlihat dari setiap terjadi kenaikan atau
penurunan angka inflasi akan mempengaruhi otoritas moneter dalam membuat
kebijakan yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam penempatan
dana investasinya.
31 http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-rate/penjelasan/Contents/Default.aspx. (diakses 30 Januari2017).32 Iswandono Sp, Uang dan Bank, (Yogyakarta: BPFE, 1996), hlm. 21433 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar Edisi Ke III, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2010), hlm. 333
-
Inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial
ekonomi masyarakat, dampak tersebut adalah:34
a. Menyebabkan pendapatan riil masyarakatakan terus menurun sehingga
standar hidup dari masyarakat turun.
b. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku
ekonomi dalam mengambil keputusan. Inflasi yang tidak stabil akan
menyulitkan masyarakat dalam melakukan aktivitas konsumsi, investasi dan
produksi hingga pada akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi.
c. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan inflasi di negara
tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak komprehensif
sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.
Inflasi yang tinggi dan berlebihan akan berdampak negatif tehadap pasar
modal, yaitu dengan turunnya harga-harga saham sebagai cerminan imbal hasil
perusahaan dan akibat lainnya akan menurunkan dividen pemegang saham.inflasi
yang stabil merupakan syarat yang mendasar dalam mencapai pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.
2. Macam-macam Inflasi
a. Berdasarkan Ukuran Inflasi
Macam-macam inflasi berdasarkan ukuran dibagi dalam tiga kategori
utama:35
a) Inflasi Ringan
34 Sujoko, Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Kurs Mata Uang, IHSG Dan Dana KelolaanTerhadap Imbal Hasil Reksadana Saham, Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 No 2,(Surabaya: Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945, 2009), hlm.143(tidak diterbitkan)35 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers , 2004), hlm. 337
-
Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada dibawah 10% dalam
periode satu tahun.
b) Inflasi Sedang
Inflasi sedang, adalah tingkat inflasi yang berada antara 10-30% dalam
periode satu tahun. Inflasi ini biasanya ditandai dengan naiknya harga-
harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasa
disebut inflasi dua digit.
c) Inflasi Berat
Inflasi berat, adalah tingkat inflasi yang berada antara 30-100% dalam
periode satu tahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan
berubah.
d) Inflasi Tinggi (Hyperinflation)
Inflasi tinggi (Hyperinflation), adalah tingkat inflasi yang berkisar lebih
dari 100% dalam periode satu tahun. Pada konidisi ini masyarakat tidak
ingin menyimpan uang, dikarenakan nilainya yang sangat merosot tajam.
b. Berdasarkan Penyebab dan Sumber Inflasi
Berdasarkan penyebabnya, umumnya inflasi dibedakan menjadi tiga
bentuk, yaitu:36
a) Demand Pull Inflation
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di
satu pihak. Di pihak lain, kondisi produksi telah mencapai kesempatan
kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum
36 Iskandar Putong, Pengaruh Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Kedua, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2002), hlm. 260
-
permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka
harga akan naik. Oleh karena itu, untuk mengatassinya diperlukan adanya
pembuka kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
b) Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan oleh turunnya produksi karena naiknya biaya
produksi. Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa
dilakukan oleh produsen adalah langsunng menaikkan harga produknya
dengan jumlah penawaran yang sama atau harga produknya naik (karena
tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah
produksi.
c) Inflasi Dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Infasi yang timbul karena adanya defisit pembiayaan dan belanja negara
yang terlihat pada anggaran dan belanja negara. Untuk mengatasinya
biasanya pemerintah mencetak uang baru.
d) Inflasi Dari Luar Negeri
Inflasi ini disebabkan karena negara-negara yang menjadi mitra dagang
suatu negara mengalami inflasi yang tinggi.perlu diketahui bahwa harga-
harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal sehingga bila
terpaksa nagara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya
di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
-
H. Nilai Tukar Rupiah
1. Definisi Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar uang atau kurs mata uang adalah catatan harga pasar dari mata
uang asing dalam harga mata uang domestik, yaitu harga mata uang domestik
dalam mata uang asing.37 Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga
pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain dan digunakan dalam
berbagai transaksi, termasuk investasi. Dalam banyak kasus, merosotnya nilai
tukar rupiah dapat menyebabkan menurunya permintaan masyarakat terhadap
mata uang rupiah kerena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena
meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional.
Jika semakin kuat kurs rupiah menggambarkan kinerja di pasar uang semakin
menunjukkan perbaikan dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal.
Definisi lain menyebutkan nilai tukar mata uang asing adalah harga satuan
uang dalam satuan mata uang negara lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan
dalam pasar pasar valuta asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang
berbeda diperdagangkan.38 Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting
dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi
neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lain.
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai tukar mata
uang, yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. Dalam pendekatan
37 Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 15738 Samuel dan Nordhaus, Ilmu Makroekonomi, Edisi Tujuh Belas, (Jakarta: PT. Media GlobalEdukasi, 2004), hlm. 306
-
moneter, nilai tukar mata uang didefinisikan sebagai harga dimana mata uang
asing diperjualbelikan terhadap mata uang domestik dan harga tersebut
berhubungan dengan permintaan dan penawaran uang.
Naik turunnya nilai tukar mata uang bisa terjadi dengan berbagai cara, bisa
dengan cara yang dilakukan secara resmi olehh pemerintah suatu negara yang
menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena tarik
menariknya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar (market
mechanism). Kurs merupakan salah satu alat pengukur yang digunakan untuk
menilai keteguhan suatu ekonomi. Kurs valuta asing menunjukkan harga atau nilai
mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.
Dengan kata lain, kuars adalah banyaknya uang domestik yang diperlukan untuk
membeli atau memperoleh satu unit valuta asing tertentu.39
2. Jenis-jenis Nilai Tukar
a. Kurs Tetap (Fix Exchange Rate)
Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas
moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar
dalam negeri terhadap negaara lain yang dietapkan pada tingkat tertentu
tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang.
b. Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)
Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta.
Dalam hal ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi
39 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ke-3, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2004), hlm. 397
-
moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni
berasal dari permintaan dan penawaran uang.
c. Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate)
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan
bagi suatu negara yang perekonomiannya sudah mapan. Sistem nilai tukar
ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi
equilibrium yang sesui dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi sistem
nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah.40
I. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
1. Definisi Sertfikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Keberadaan SBI sebagai instrumen kebijakan moneter memiliki tingkat
keberhasilan yang signifikan. Akan tetapi SBI dengan sistem diskontonya tentu
saja membuat bank syariah tidak dapat ikut serta dalam upaya pengendalian
jumlah uang beredar tersebut. Untuk itu, kemudian Bank Indonesia menyiapkan
instrumen lain berupa Sertifikat Wadiah Bank Indnesia. Akan tetapi, karakteristik
dasarnya yang berprinsip wadiah rupanya kurang efektif . Maka dari itu, untuk
meningkatkan efektifitas pengendalian moneter, maka Bank Indonesia
menyiapkan sebuah instrumen yang bernama Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI tanggal 31 Maret
2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga
berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah
40 http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/312522-sistem-nilai-tukar-dan-aliran-modal-pasar-keuangan-global.html. (diakses: 31 Januari 2017).
-
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.41 SBIS tentu saja tidak menggunakan
sistem diskonto. Akad yang dapat digunakan dalam SBIS adalah akad
Mudharabah (Muqaradhah)/Qiradh, Musyarakah,, Ju'alah, Wadi'ah, Qardh, dan
Wakalah. Dari keenam akad di atas, yang saat ini telah digunakan hanyalah SBIS
berdasarkan akad Ju’alah42. Ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk
memberikan imbalan (reward/iwadh//ju’l) tertentu atas pencapaian hasil (natijah)
yang ditentukan dari suatu pekerjaan.43
2. Karakteristik SBIS saat ini adalah:44
a. Menggunakan akad Ju’alah namun, berdasarkan fatwa DSN-MUI, SBI
Syariah juga dapat diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah,
musyarakah, wadiah, qardh, dan wakalah).
b. Bersatuan unit sebesar Rp1.000.000
c. Berjangka waktu paling kurang satu bulan dan paling lama 12 bulan,
d. Diterbitkan tanpa warkat (scripless)
e. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia,
f. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-negotiable).
Seperti halnya SBI, SBIS adalah juga instrumen Bank Indonesia untuk
operasi pasar terbuka, utamanya melalui mekanisme perbankan syariah.
41 BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 4, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.42 Pasal 3, Penjelasan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008 Tentang Sertifikat Bank IndonesiaSyariah.43 Bab III Akad Dan Karakteristik SBIS Pasal 3, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.44 Ibid., Pasal 4, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008 Tentang Sertifikat BankIndonesia Syariah.
-
Mekanisme penerbitan SBIS adalah lewat cara lelang. Pihak yang dapat
diikutsertakan dalam proses pelelangan SBIS adalah sebagai berikut:45
a. Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau pialang
yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS,
b. BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak
langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio (FDR)
yang ditetapkan Bank Indonesia.
Bank Indonesia memberikan imbalan terhadap SBIS yang diterbitkan.
Sedangkan hasil dari transaksi lelang SBIS dapat dibatalkan dengan cara sebagai
berikut:46
a. Hasil lelang SBIS dapat dibatalkan oleh Bank Indonesia.
b. Transaksi SBIS (setelmen lelang SBIS, setelmen first leg Repo SBIS, dan
setelmen second leg Repo SBIS) dinyatakan batal apabila saldo rekening
giro dan saldo rekening surat berharga BUS atau UUS di Bank Indonesia
tidak mencukupi.
Akad pada SBIS yang digunakan saat ini adalah Ju’alah. Akad Ju’alah
adalah janji atau komitmen untuk memberikan imbalan tertentu atas pencapaian
hasil yang ditentukan dari suatu hasil pekerjaan.47 Adapun rukun dan syarat
sahnya Ju’alah adalah sebagai berikut:48
a. Rukun Ju’Alah:
45 BAB V Mekanisme Penerbitan Pasal 6, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008Tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah.46 Pasal 8, Penjelasan Bank Indonesia Nomor : 10/ 11 /PBI/2008 Tentang Sertifikat Bank IndonesiaSyariah.47 Ibid., Pasal 3.48 Fatwa DSN MUI NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Ketentuan Rukun dan Syarat Sah SertifikatBank Indonesia Syariah Ju’alah.
-
a) Sighat, hendaknya kalimat itu mengandung arti izin kepada yang akan
bekerja juga tidak ditentukan waktunya.
b) Ja’il, yaitu pihak yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu dari
hasil pencapaian atas suatu pekerjaan yang telah dijanjikan sebelumnya.
c) Maj’ulah adalah orang yang melaksanakan akad Ju’alah.
d) Maj’ulaih adalah pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Upah.
b. Syarat Sah Akad Ju’Alah:
a) Orang yang menjanjikan hadiah atau upah harus orang yang cakap untuk
melakukan tindakan hukum. Yaitu: baliqh, berakal, dan cerdas.
b) Objek Ju’alah harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah.
c) Upah atau hadiah yang dijanjikan harus terdiri dari sesuatu yang berharga
atau bernilai dan harus jelas juga nilainya.
d) Ijab harus disampaikan dengan jelas oleh pihak yang menjanjikan upah
walaupun tanpa ucapan qabul dari pihak yang melaksanakan pekerjaan.
e) Pekerjaan yang mengharapkan hasilnya itu harus mengandung manfaat
yang jelas dan boleh di manfaatkan menurut hukum syar’i.
Dalam SBIS Ju’alah, Bank Indonesia bertindak bertindak sebagai ja’il
(pemberi pekerjaan) dan Bank Syariah bertindak sebagai maj’ullah (penerima
pekerjaan) dan objek Ju’alah (mahall al-aqd) adalah partisipasi Bank Syariah
untuk membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian moneter melalui
penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menempatkannya di Bank Indonesia
dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.
-
Dalam hal supaya akad ini menjadi sah, rukun dan syarat Ju’alah pun harus
dipenuhi atas beberapa ketentuan-ketentuan akad. Ketentuan tersebut adalah
sebagai berikut:49
a. SBIS Ju’alah sebagai instrumen moneter boleh diterbitkan untuk
pengendalian moneter dan pengelolaan likuiditas perbankan syariah.
b. Dalam SBIS Ju’alah, Bank Indonesia bertindak sebagai ja’il (pemberi
pekerjaan); Bank Syariah bertindak sebagai maj’ul lah (penerima pekerjaan);
dan objek Ju’alah (mahall al-aqd) adalah partisipasi bank syariah untuk
membantu tugas Bank Indonesia dalam pengendalian moneter melalui
penyerapan likuiditas dari masyarakat dan menepatkannya di Bank Indonesia
dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.
c. Bank Indonesia dalam operasi moneternya melalui penertiban SBIS
mengumumkan target penyerapan likuiditas kepada bank-bank syariah
sebagai upaya pengendalian moneter dan menjanjikan imbalan
(reward/iwadh/ju’l) tertentu bagi yang turut berpartisipasi dalam
pelaksanaannya.
Adapun ketentuan hukum dari SBIS Ju’alah adalah sebagai berikut:50
a. Bank Indonesia wajib memberikan imbalan (reward/iwadh/ju’l) yang telah
dijanjikan kepada Bank Syariah yang telah membantu Bank Indonesia dalam
upaya pengendalian moneter dengan cara menempatkan dana di Bank
Indonesia dalam jangka waktu tertentu, melalui "pembelian" SBIS Ju'alah.
49 Fatwa DSN MUI NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Ketentuan Akad dan Ketentuan hukumSertifikat Bank Indonesia Syariah Ju‟alah.50 Fatwa DSN MUI NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Tentang Ketentuan Akad dan Ketentuan hukumSertifikat Bank Indonesia Syariah Ju‟alah.
-
b. Dana Bank Syariah yang ditempatkan di Bank Indonesia melalui SBIS adalah
wadi’ah amanah khusus yang ditempatkan dalam rekening SBIS Ju’alah,
yaitu titipan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan atau
ketentuan Bank Indonesia, dan tidak dipergunakan oleh Bank Indonesia
selaku penerima titipan, serta tidak boleh ditarik oleh Bank Syariah sebelum
jatuh tempo.
c. Dalam hal Bank Syariah selaku pihak penitip dana (mudi’) memerlukan
likuiditas sebelum jatuh tempo, ia dapat me-repokan SBIS Ju’alah -nya dan
Bank Indonesia dapat mengenakan denda (gharamah) dalam jumlah tertentu
sebagai ta'zir.
d. Bank Indonesia berkewajiban mengembalikan dana SBIS Ju’alah kepada
pemegangnya pada saat jatuh tempo.
e. Bank syariah hanya boleh atau dapat menempatkan kelebihan likuiditasnya
pada SBIS Ju’alah sepanjang belum dapat menyalurkannya ke sektor rii
SBIS Ju’alah merupakan instrumen moneter yang tidak dapat diperjualbelikan
(non tradeable) atau dipindahtangankan, dan bukan merupakan bagian dari
portofolio investasi bank syariah.
-
J. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh variabel makto ekonomi
terhadap kinerja indeks harga saham menunjukan hasil yang berbeda-beda.
Penelitian sebelumnya merupakan kumpulan beberapa hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya terhadap penelitian yang
akan dilakukan ini. Hasil – hasil dari penelitian sebelumnya ini dapat dijadikan
bahan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan ini. Dari beberapa penelitian
terdahulu disajikan secara tersusun seperti berikut ini:
1. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Harga Saham: Studi
Kasus IHSG Periode Januari 2006 – Desember 2010. Berdasarkan hasil dari
penelitian ini, disimpulkan bahwa jangka pendek variabel GDP dan inflasi
tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan suku bunga SBI dan
kurs rupiah terhadap dollar AS berpengaruh terhadap harga saham IHSG.
Dalam jangka panjang, GDP tidak berpengaruh terhadap pergerakan IHSG,
namun inflasi, suku bunga SBI, dan kurs rupiah terhadap dollar AS
berpengaruh terhadap harga saham.51
2. Analisis Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan Studi Kasus: 5 Negara Asean Periode 2006 – 2011. Dalam
penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan semua variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham
gabungan di lima negara ASEAN pada periode penelitian tahun 2006 – 2011.
Secara parsial, inflasi dan nilai tukar rupiah sama-sama berpengaruh negatif
51 Slamet Widodo, Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Harga Saham: StudiKasus IHSG Periode Januari 2006 – Desember 2010, Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi danBisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 115 (tidak diterbitkan)
-
dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di lima negara di
ASEAN.52
3. Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Dan
Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Indeks Syariah Yang Terdaftar Di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dalam penelitian yang menggunakan
regresi berganda ini peneliti menyimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh
terhadap indeks syariah.53
4. Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Index
Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode Juli 2011 – Juni 2014. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa terjadi hubungan positif antara inflasi dan nilai tukar
rupiah terhadap harga saham ISSI yang artinya apabila inflasi turun maka
harga ISSI akan naik, namun posisi mata uang rupiah menguat terhadap mata
uang asing maka harga saham ISSI akan terdongkrak naik.54
5. Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Indeks
Harga Saham (Studi Pada Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2011-
2013), kurs rupiah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap indeks
harga saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011-2013.
52 Finesya Mauli Margakarta, Analisis Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap IndeksHarga Saham Gabungan Studi Kasus: 5 Negara Asean Periode 2006 – 2011, Skripsi, ( Jakarta:Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2014), hlm. 112-113 (tidak diterbitkan)53 Dimas Prabowo, Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Dan JumlahUang Beredar (JUB) Terhadap Indeks Syariah Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia(ISSI), Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2013), hlm. 72-73(tidak diterbitkan)54 Ditha Fitria Syari, Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Index SahamSyariah Indonesia (ISSI) Periode Juli 2011 – Juni 2014, Skripsi, (Palembang: Fakultas Ekonomi danBisnis Islam UIN Raden Fatah, 2015), hlm. 75 (tidak diterbitkan)
-
Pengaruh signifikan kurs rupiah terhadap indeks harga saham ISSI adalah
positif.56
6. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi
Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Menyimpulkan bahwa tingkat
inflasi memiliki hubungan yang negatif terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia. sementara tingkat suku bunga BI memiliki pengaruh positif
terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.57
7. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai
Tukar Rupiah, Dan Produk Domestik Bruto Terhadap Jakarta Islamic Index.
Inflasi berpengaruh positif terhadap Jakarta Islamic Index, Suku bunga
berpengaruh negatif terhadap Jakarta Islamic Index. Nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika berpengaruh negatif terhadap Jakarta Islamic Index.
Produk Domestik Bruto berpengaruh positif terhadap Jakarta Islamic Index.
Inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah dan produk domestik bruto secara
simultan berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index.58
8. Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap
Indeks Saham Syariah Di Indonesia: Model ECM. Menunjukkan bahwa
56 Imam Dwi Saputra dan Leo Herlambang, Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham(Studi Pada Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2011-2013), JESTT Vol. 1 No. 12, (Surabaya:Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, 2014), hlm. 8 (tidak diterbitkan)57 Rowland Bismark Fernando Pasaribu dan Mikail Firdaus, Analisis Pengaruh VariabelMakroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia, Jurnal Ekonomi & Bisnis Vol.7 No. 2,(Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma), hlm. 17 (tidak diterbitkan)58 Neny Mulyani, Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Dan Produk DomestikBruto Terhadap Jakarta Islamic Index, Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 1, artikel10, (Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Terbuka, 2014), hlm. 11 (tidak diterbitkan)
-
variabel BI Rate, Inflasi, dan Oil Price tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia, sementara untuk variabel Nilai Tukar Rupiah berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.59
9. Pada penelitian dengan judul Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi
Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menyimpulkan bahwa
Variabel Inflasi dan Nilai Tukar IDR/USD mempunyai pengaruh negatif
signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sementara
Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Harga Minyak Dunia
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)60
10. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi Dan Pertumbuhan
GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada
Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008). Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa Nilai tukar, SBI, Inflasi dan pertumbuhan
GDP secara simultan dapat mempengaruhi nilai resiko sistematis pada
kelompok Properti. Jika dihitung secara parsial variabel Nilai tukar
berpengaruh positif signifikan dan Inflasi berpengaruh negatif signifikan
terhadap indeks harga saham sektor properti. Untuk Variabel SBI dan
pertumbuhan GDP secara parsial tidak signifikan dalam mempengaruhi
indeks Properti.61
59 Yudhistira Ardana, Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah DiIndonesia: Model ECM, Jurnal Bisnis dan Manajemen, (Yogyakarta: STMIK Pringsewu, 2016), hlm.26 (tidak diterbitkan)60 Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal Vol.2 No.1, (Semarang: Universitas Islam SultanAgung, 2015), hlm. 410 (tidak diterbitkan)61 Achmad Ath Thobarry, Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi DanPertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa
-
K. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham
Gambar 2.1
Ilustrasi Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham
Sumber: (N.Gregory Mankiw, Diolah 2017)
Berdasarkan teori, harga saham diantaranya dipengaruhi oleh aktivitas makro
ekonomi suatu negara. BI Rate yang merupakan bagian dari instrument moneter
Bank Indonesia selaku Bank Sentral dalam dalam mengendalikan laju tingkat
inflasi di Indonesia. BI Rate merupakan ukuran biaya modal yang harus
dikeluarkan oleh pelaku usaha atau suatu perusahaan untuk menggunakan dana
dari para investor, naiknya tingkat suku bunga dapat menarik perhatian investor
untuk menyimpan uangnya di bank, tingkat suku bunga yang terlampau tinggi
akan mempengaruhi aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan
untuk berinvestasi yang ada tidak akan menarik lagi.62 Dari penjelasan di atas,
apabila terjadi kenaikan pada BI Rate maka akan memicu turunnya harga saham
Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008), Tesis, (Semarang: UniversitasDiponegoro, 2009), hlm.80 (tidak diterbitkan)62 Mankiw N.Gregory, Makroekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 91
BI Rate
BI RateNaik
BI RateTurun
DepositoNaik
InvestasiNaik
PembelianSaham Turun
Harga SahamNaik
PenjualanSaham Turun
Harga SahamTurun
-
dan penjualan saham yang sekaligus mampu memicu naiknya pembelian saham,
namun jika BI Rate mengalami penurunan maka akan memicu naiknya harga
saham dan penjualan saham yang sekaligus mampu memicu turunnya pembelian
saham. Naik ataupun turunnya BI Rate akan berdampak pada naik turunnya harga
saham serta aktvitas saham di pasar modal.
Tabel 2.1
BI Rate Berpengaruh Negatif Terhadap Indeks Harga Saham
No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan1. Neny
Mulyani(2014)
AnalisisPengaruhInflasi,SukuBunga,NilaiTukarRupiah,DanProdukDomestikBrutoTerhadapJII.
Inflasiberpengaruhpositif,Suku bungaberpengaruhnegatif,Nilai tukarrupiahberpengaruhnegatif danProdukDomestikBrutoberpengaruhpositifterhadap JII.
Sama-samamenggunakanvariabel SukuBunga, Inflasi,dan NilaiTukar Rupiah.
Penelitian inimenggunakanobjek danperiode yangberbeda sertapenelitian inimenggunakanvariabel PDB.
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara BI Rate terhadap harga
saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
-
2. Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham
Gambar 2.2
Ilustrasi Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham
Sumber: (Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Diolah 2017)
Peningkatan inflasi mampu meningkatan biaya produksi lebih tinggi dari
meningkatnya harga bahan baku dibandingkan peningkatan harga yang dapat
ditetapkan oleh perusahaan. Hal tersebut mampu menurunkan profitabilitas
perusahaan dengan asumsi penjualan tetap bahkan menurun dan meningkatkan
risiko dalam melakukan investasi. Dimana menurunnya profitabilitas perusahaan
merupakan berita kurang baik bagi perusahaan sebab para investor menilai bahwa
berinvestasi di pasar modal bukan hal yang menarik dan lebih memiliki risiko
yang lebih tinggi. Menurunya minat investor melakukan investasi dapat
menyebabkan turunnya harga saham perusahaan serta dapat menurunkan indeks
saham. Sedangkan ketika inflasi turun atau rendah hal tersebut mampu
meningkatkan profitabilitas dimana biaya produksi berkurang sebab harga bahan
baku murah serta harga penjualan yang tetap. Meningkatnya profitabilitas
perusahaan akan berakibat meningkatnya harga saham perusahaan sebab banyak
Inflasi
InflasiTurun
HargaSahamNaik
InflasiNaik
HargaSahamTurun
-
investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan tersebut dan akan berakibat
meningkatnya indeks saham.63
Tabel 2.2
Inflasi Berpengaruh Negatif Terhadap Indeks Harga Saham
No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan1. Joko
Susanto(2013)
AnalisisPengaruhInflasi,TingkatSukuBunga (BIRate),JumlahUangBeredar(M2)TerhadapIndeksHargaSahamSyariahIndonesia .
Inflasiberpengaruhnegatifsedangkan BIRate dan M2berpengaruhPositif.
Sama-samamenggunakanvariabel inflasidan BI Ratedalampenelitiannya.
Penelitian inimenggunakanvariabel M2serta periodedatanyaberbeda.
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Diduga terdapat pengaruh negatif signifikan antara Inflasi terhadap harga
saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
63 Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal Vol.2 No.1, (Semarang: Universitas Islam SultanAgung, 2015), hlm. 402 (tidak diterbitkan)
-
3. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Gambar 2.3
Ilustrasi Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham
Sumber: (Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Diolah 2017)
Nilai tukar rupiah terhadap dollar merupakan salah satu variabel yang mampu
mempengaruhi pergerakan indeks harga saham pada pasar modal. Nilai tukar
rupiah terhadap dollar yang mengalami depresiasi akan memberikan dampak yang
berbeda bagi perusahaan – perusahaan dalam kategori perusahaan impor ataupun
perusahaan ekspor. Perusahaan yang menggunakan bahan baku impor akan
menanggung biaya yang lebih tinggi dari semula karena adanya pelemahan mata
uang domestik, dengan adanya peningkatan biaya tentu akan mengurangi
pendapatan perusahaan. Sama halnya pada perusahaan yang memiliki hutang
dalam dollar tentu akan menanggung kewajiban pembayaran yang lebih besar.
Apabila peningkatan biaya yang lebih tinggi dari pendapatan yang diterima maka
profitabilitas perusahaan akan turun yang berakibat pada penurunan dividen yang
akan diterima investor serta mengakibatkan turunnya harga saham. Dalam
kategori perusahaan ekspor atau perusahaan yang memiliki piutang luar negeri,
Kurs
KursMelemah
HargaSahamTurun
KursMenguat
HargaSahamNaik
-
nilai tukar yang mengalami depresiasi tentu akan mendapat dampak positif
dimana tingkat ekspor akan meningkat. Meningkatnya ekspor tentu akan
menambah profitabilitas pada perusahaan tersebut serta meningkatkan dividen
yang diterima oleh investor. Tingginya dividen yang akan diterima tentunya akan
menarik investor untuk berinvestasi serta akan meningkatkan harga saham dan
indeks saham peruhasaan. Hal sebaliknya akan terjadi ketika nilai tukar rupiah
mengalami apresiasi atau mengalami penguatan.64
Tabel 2.3
Nilai Tukar Rupiah Berpengaruh Positif Terhadap Indeks Harga Saham
No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan1. Achmad
AthThobbary(2009)
AnalisisPengaruhEkonomiMakroTerhadapIndeksHargaSahamSektorProperti(KajianEmpirisPada BursaEfekIndonesia)2000-2008.
Nilai TukarRupiahberpengaruhPositif, SBI,Inflasi, danGDPberpengaruhNegatif.
Penelitian inimenggunakanvariabel kurs,inflasi, danmodelregresinyajuga berganda.
Penelitian inimenggunakanvariabel sukubunga danGDP, sektorsahamnyadan periodedatanyaberbeda.
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (Diolah 2017)
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Diduga terdapat pengaruh positif signifikan antara Nilai Tukar Rupiah
terhadap harga saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
64 Siti Aisiyah Suciningtias, Rizki Khoiroh, Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi TerhadapIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal. Vol. 2 No. 1, (Semarang: Fakultas EkonomiUniversitas Islam Sultan Agung, 2015), hlm. 402-403 (tidak diterbitkan)
-
4. Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks
Harga Saham
Gambar 2.4
Ilustrasi Pengaruh SBIS Terhadap Indeks Harga Saham
Sumber: (Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh, Diolah 2017)
Tujuan terbentuknya SBIS sebagai pengendali moneter tentu perubahan
kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia mampu