PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH
DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS
GETAH PINUS (Pinus merkusii)
EVA DANIAWATI
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Berbagai
Penutupan Tumbuhan Bawah dan Arah Sadap terhadap Produktivitas Getah Pinus
(Pinus Merkusii) adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen
pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan
tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2016
Eva Daniawati
NIM E14120016
ABSTRAK
EVA DANIAWATI. Pengaruh Berbagai Penutupan Tumbuhan Bawah dan Arah
Sadap terhadap Produktivitas Penyadapan Getah Pinus (Pinus Merkusii). Dibimbing
oleh GUNAWAN SANTOSA
Arah sadap merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
produktivitas getah pinus. Kondisi hutan tidaklah sama sehingga yang menentukan
produktivitas getah bukan berdasarkan arah mata angin tetapi berdasarkan intensitas
matahari yang sampai ke koakan. Selain itu, pada tegakan pinus di Hutan Pendidikan
Gunung Walat terdapat penutupan tumbuhan bawah sedikit (0 – 30%), sedang (30 –
60%) dan banyak (>60%). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur produktivitas
getah pinus dengan menggunakan berbagai persen penutupan tumbuhan bawah dan
arah sadap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arah sadap yang paling sesuai
diterapkan pada di Blok Cikatomas yaitu arah sadap ke selatan dengan nilai rata-rata
produktivitas getah pinus sebesar 29.96 g/pohon/hari. Selain itu, penyadapan yang
dilakukan pada penutupan tumbuhan bawah >60% akan menghasilkan produktivitas
getah pinus pada berbagai perlakukan sebesar 29.26 g/pohon/hari dengan
peningkatan produksi sebesar 127.44%
Kata kunci: penutupan tumbuhan bawah, arah sadap, produktivitas getah pinus
ABSTRACT
EVA DANIAWATI. The Influence of Various Ground Cover and Tapping Direction
on Pine Resin Tapping Productivity. Supervised by GUNAWAN SANTOSA.
Tapping direction is one of the external factors that can affect the pine resin
productivity. Each forest has different condition so determine the resin productivity
is not based on cardinal point but based on light intensity that reach to quarre. In
addition, on the pine stands in Gunung Walat University Forest are found low ground
cover (0 – 30%), moderate ground cover (30 – 60%) and high ground cover (>60%). The research is aimed to measure the productivity of pine resin tapping by using various
percent of ground cover and tapping direction. The results show that the most
appropriate tapping direction applied in Blok Cikatomas is tapping direction to South
with average productivity of pine resin was 29.96 g/tree/day. In addition, tapping
performed on high ground cover (>60%) will produce pine resin productivity was
29.26 g/tree/day and the improvement of production was 127.44%
Keywords: tapping direction, pine resin productivity, various ground cover
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
PENGARUH BERBAGAI PENUTUPAN TUMBUHAN BAWAH
DAN ARAH SADAP TERHADAP PRODUKTIVITAS
GETAH PINUS (Pinus merkusii)
EVA DANIAWATI
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
dilaksanakan sejak bulan Mei-Juni 2016 ini dengan judul Pengaruh Berbagai
Penutupan Tumbuhan Bawah dan Arah Sadap terhadap Produktivitas Getah Pinus
(Pinus merkusii).
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak, mamah, teteh serta seluruh
keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya, terima kasih di sampaikan kepada
Bapak Dr Ir Gunawan Santosa, MS yang telah memberikan ilmu, nasehat, dan
bimbingan dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Disamping itu, ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada Bapak Lili, Bapak Uus serta seluruh pihak Hutan
Pendidikan Gunung Walat yang telah membantu dalam penelitian saya. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada Sepyandi, Sasnia dan seluruh keluarga
Manajemen Hutan 49 yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2016
Eva Daniawati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Penelitian 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Kondisi Lokasi Penelitian 5
Produktivitas Penyadapan Getah Pinus 6
Pengaruh Tumbuhan Bawah dan Arah Sadap terhadap Produktivitas
Getah Pinus 7
Produktivitas Getah Pinus pada berbagai Tutupan Tumbuhan Bawah 8
Produktivitas Getah Pinus pada berbagai Arah Sadap 10
SIMPULAN DAN SARAN 11
Simpulan 11
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 12
RIWAYAT HIDUP 14
DAFTAR TABEL
1 Produktivitas rata-rata getah pinus (g/pohon/hari) 6 2 Analysis of Variance (ANOVA) produktivitas getah pinus 7
3 Peningkatan produksi getah per persentase tumbuhan bawah 10
DAFTAR GAMBAR
1 Kondisi petak penelitian 6 2 Produktivitas getah pinus pada persentase tumbuhan bawah 0 – 30% 8
3 Produktivitas getah pinus pada persentase tumbuhan bawah 30 – 60% 8
4 Produktivitas getah pinus pada tutupan tumbuhan bawah ≥60% 9 5 Arah sadap (a) Timur, (b) Selatan, (c) Barat, (d) Utara 11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan merupakan suatu hamparan lahan yang didominasi oleh pohon-pohan
dan memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan. Manfaat hutan dapat berupa hasil
kayu maupun bukan kayu. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan sumber
daya alam yang sangat melimpah di Indonesia dan memiliki prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan. Salah satu produk HHBK yaitu berasal dari pohon pinus. Pinus
merupakan salah satu tanaman unggul dan diusahakan perum perhutani selain jati.
Pinus dapat dikatakan unggul karena tanaman pinus selain dapat dimanfaatkan
kayunya dapat pula menghasilkan getah. Getah pinus sebagai komoditi hasil hutan
bukan kayu yang penting dalam bidang kehutanan serta memberikan manfaat bagi
industri. Getah yang dihasilkan oleh pinus yaitu gondorukem dan terpentin.
Gondorukem dipergunakan dalam industri batik, plastik, sabun, tinta cetak, bahan
plitur, dan sebagainya, sedangkan terpentin digunakan sebagai bahan pelarut cat.
Getah pinus yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi produktivitas getah
pinus yaitu arah sadap terhadap matahari. Arah sadap merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas getah pinus, dimana pohon pinus yang arah
sadapannya ke timur menunjukan produksi getah yang paling besar kemudian secara
berurutan produksi berkurang dengan arah sadapan mengarah selatan, barat, dan utara
(Rochidayat dan Sukawi 1978 diacu dalam Efendi 2000). Keadaan ini ada
hubungannya dengan cepat lambatnya penyinaran matahari dan intensitas cahaya
yang masuk dapat mempengaruhi suhu/temperatur sekitarnya. Akan tetapi, kondisi
hutan berbeda-beda sehingga intensitas matahari yang sampai pada bidang sadap juga
berbeda dan penyadapan yang menghadap ke arah timur belum tentu menghasilkan
produksi getah pinus yang paling tinggi.
Selain mempengaruhi produktivitas getah pinus, intensitas cahaya matahari
juga menentukan keberadaan dan keberagaman tumbuhan bawah yang berada di
tegakan pinus. Sehingga semakin banyak intensitas matahari yang diterima lantai
hutan akan menyebabkan semakin banyak tumbuhan bawah yang dapat tumbuh
dengan baik. Menurut Kunarso dan Azwar (2013) kehadiran tumbuhan bawah pada
hutan tanaman selain sebagai sumber keragaman hayati juga berperan untuk
melindungi tanah dan organisme tanah, membantu menciptakan iklim mikro di lantai
hutan, menjaga tanah dari bahaya erosi, serta dapat memelihara kesuburan tanah.
Pada tegakan pinus dapat ditemukan tumbuhan bawah yang dapat tumbuh
dengan jumlah sedikit, sedang sampai banyak. Hal tersebut selain disebabkan oleh
intensitas matahari yang masuk ke lantai hutan, juga disebabkan pohon pinus
memiliki zat alelopati sehingga hanya beberapa jenis tumbuhan bawah yang dapat
tumbuh di tegakan pinus. Karena adanya perbedaan persentase penutupan tumbuhan
bawah tersebut maka perlu dilakukan penelitian sehingga dapat diketahui
penyadapan pada persentase penutupan tumbuhan bawah yang manakah yang dapat
menghasilkan produktivitas getah pinus yang tinggi.
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur produktivitas getah pinus dengan
berbagai persen penutupan tumbuhan bawah dan berbagai arah sadap (timur, utara,
barat dan selatan).
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan informasi tentang kondisi tumbuhan bawah dan arah sadap
terhadap produktivitas getah pinus. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan kepada Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) guna
meningkatkan produktivitas getah pinus.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2016 dan
bertempat di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi, Jawa Barat.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah talang sadap,
meteran jahit, termometer, plastik ukuran 0.5 kg, timbangan digital, tally sheet,
kalkulator, alat tulis, papan jalan, paku, kadukul, sprayer, stimulansia, tali raffia,
label, spidol permanen, laptop, pohon pinus (Pinus merkusii) dan software SPSS 20.
Prosedur Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan guna memperoleh kemampuan alami pohon
dalam mengeluarkan getah. Sebelum dilakukan pemilihan pohon contoh, terlebih
dahulu dilakukan penentuan kelompok penutupan tumbuhan bawah. Penutupan
tumbuhan bawah dibagi menjadi 3 kelompok, kemudian dilakukan pemilihan pohon
contoh. Pohon contoh yang dipilih yaitu berdiameter ≥ 30 cm. Pohon contoh yang
digunakan dalam penelitian pendahuluan berjumlah 120 pohon, sehingga setiap
kelompok masing-masing terdapat 40 pohon. Pohon contoh yang terpilih disadap
menggunakan metode quarre dengan periode pelukaan 3 hari dan pemanenan getah
sebanyak 10 kali. Setelah data produksi didapatkan maka penentuan 96 pohon contoh
dilakukan dengan cara mengurutkan produktivitas rata-rata getah pinus 120 pohon
pinus dari yang terkecil sampai yang terbesar, kemudian menghilangkan 24 pohon
contoh yang memiliki produktivitas rata-rata cukup ekstrim karena produktivitas
yang dihasilkan terlalu kecil atau terlalu besar. Selanjutnya 96 pohon contoh yang
akan digunakan tersebut disebar secara acak tetapi merata ke semua perlakuan