Download - Pengantar Studi Hadis
Oleh: Nur Kholis, M.Ag.Hatib Rachmawan, S.Pd., S.Th.I
Team Teaching Lembaga Pengembangan Studi dan Studi IslamUNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
LPSI UAD
Pokok Bahasan
Pengertian Hadis Unsur-Unsur Hadis (Matan, Rawi, Sanad) Sejarah Kodifikasi Hadis
LPSI UAD
Pengertian HadisSecara bahasa (terminologi) adalah:1.jadid (sesuatu yang baru) lawan dari kata al-qadim, sesuatu yang lama.2.qarib ”dekat”, yaitu tidak lama lagi akan terjadi. Sedangkan lawannya adalah ba’id ”jauh”.3.khabar ”berita” yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain
LPSI UAD
Menurut Ahli Hadisوأفعاله م وسل عليه ه الل صلي بي الن أقوال
: صلي بي الن ماأثرعن كل األخر وقال .حواله وأاقرار أو فعل أو قول من م وسل عليه ه الل
Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW. Sedangkan menurut yang lainnya adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik yang berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.
LPSI UAD
Menurut Ulama Ushul
تي ال وتقريراته وأفعاله أقوالهرها وتقر األحكام تثبت
Semua perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum syara’ dan ketetapannya.
LPSI UAD
Pengertian Sunnah Secara bahasa Jalan (yang dilalui) baik yang
terpuji atau yang tercela ataupun jalan yang lurus atau tuntutan yang tetap (konsisten).
Bila kata sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan dengan hukum syara’, maka yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang diperintahkan, dilarang, atau dianjurkan oleh Rasulullah SAW, baik berupa perkataan atau perbuatannya, apabila dalam dalil hukum syara’ disebutkan al-Kitab dan as-Sunnah, maka yang dimaksudkan adalah al-Qur’an dan al-Hadits
LPSI UAD
Perbedaan Sunnah dengan Hadist Muhammad Zuhri membedakan Hadist
dengan Sunnah, seperti air dalam gelas. Gelas adalah hadist sementara sunnah adalah air.
Jadi hadist adalah pemberitaan, sementara sunnah adalah isi dari pemberitaan tersebut. Tentu saja isinya berupa perintah atau tradisi yang disandarkan kepada Nabi.
LPSI UAD
Khabar, Atsar dan Hadis Khabar secara bahasa berarti warta atau
berita. Secara istilah pemberitaan tersebut disandarkan kepada Nabi. Maka antara hadis dengan khabar sama.
Atsar secara bahasa artinya sisa. Sementara secara istilah adalah warta, berita namun yang disandarkan kepada para sahabat. Dengan demikian atsar dan hadis berbeda.
LPSI UAD
Bid’ah dan Sunnah Bid’ah secara bahasa adalah tambahan. Secara istilah adalah segala sesuatu yang
diada-adakan sesudah Nabi wafat, untuk dijadikan syara' dan Agama, pada hal yang diada-adakan itu tak ada dalam Agama.
Segala penambahan di luar agama pada prinsipnya boleh, selama tidak melanggar ajaran agama.
LPSI UAD
Bentuk-Bentuk HadisDilihat dari sumbernya terdapat 5 bentuk hadis; 1.Hadis Qouli (bersumber dari perkataan)2.Hadis Fi’li (bersumber dari perbuatan)3.Hadis Taqriri (bersumber dari ketetapan)4.Hadis Hammi (bersumber dari hasrat)5.Hadis Ahwali (bersumber dari ikhwal atau tampilan)
LPSI UAD
Unsur-Unsur HadisUnsur-unsur hadis antara lain; 1.Sanad, secara bahasa artinya sandaran. Secara istilah silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadis. 2.Matan, secara bahasa artinya tanah yang meninggi. Secara istilah adalah lafadz-lafadz hadis yang memiliki makna tertentu. 3.Rawi, orang-orang yang meriwayatkan hadis.
LPSI UAD
::ا ى حدثن القيس:: ربعى:: بن:: معمر بن:: ::ا محمد ::و حدثن أبالمخزومى زياد - عن: هشام: ابن وهو الواحد حدثنا- عبد
بن:حكيم: المنكدر حدثن:ا عثمان: بن: حمران: عن: محمدعفان: بن: عثمان: الل:ه - عن: ص:لى ه: الل رس:ول قال: قال:
وس:لم خطاياه: -علي:ه خرجت: الوضوء: فأحس:ن توضأ: من:أظفاره تحت من تخرج ى ح:ت جسده من
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al Qaisi, katanya: Telah menceritakan kepaku Abu Hisyam al Muhzumi dari Abu al Wahid, yaitu ibn Ziyad, katanya: Telah menceritakan kepaku Utsman bin Hakim, katanya: Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin al Munkadir, dari ‘Amran, dari Utsman bin Affan ra., ia berkata: Barang siapa yang berwudlu dengan sempurna (sebaik-baiknya wudlu) keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya bahkan dari bahwa kukunya” (H.R. Muslim)
LPSI UAD
Sejarah Pengumpulan HadisPeriodesasi Kodifikasi Hadis1.Periode Awal (Zaman Nabi)2.Periode Kedua (Zaman Khulafau Rasyidin)3.Periode Ketiga (Zaman Sahabat Kecil - Tabi'in Besar)
LPSI UAD
Periode Awal (Zaman Rasulullah) Nabi memerintahkan بلغوا عنى ولو أية. Penyebaran hadis dari mulut ke mulut. Larangan penulisan hadis agat tidak
tertukar dengan al-Qur’an. Peranan istri-istri Nabi, khsusunya
mengenai hadis-hadis yang berhubungan dengan keluarga.
LPSI UAD
Periode Kedua (Khulafa’u Rasyidin) Abu Bakar menerapkan pembatasan
periwayatan hadis عصر تقليل رواية الحديث Zaman Usman terjadi peningkatan periwayatan
hadis sehingga sering disebut عص:ر إكثار رواي:ةالحديث
Di zaman Usman terjadi periwayat bil ma’na (periwayatan dengan maknanya saja)
Zaman Ali konflik dan fitnah internal ummat Islam, akhirnya mulai muncul benih-benih hadis palsu.
LPSI UAD
Periode Ketiga (Shahabat Kecil dan Thabiin) Masih terjadi konflik ideologi, dan teologi antara
sunni dan syi’ah, sehingga masih memungkinkan pemalsuan hadis.
Beberapa tokoh Sahabat kecil;1. Abu Hurairah meriwayatkan 5374 atau 5364 hadits2. Abdullah ibn Umar meriwayatkan 2630 hadits3. Anas ibn Malik meriwayatkan 2276 atau 2236 hadits.4. Aisyah (isteri Nabi) meriwayatkan 2210 hadits5. Abdullah ibn Abbas meriwayatkan 1660 hadits6. Jabir ibn Abdillah meriwayatkan 1540 hadits7. Abu Sa'id al-Khudry meriwayatkan 1170 hadits
LPSI UAD
Periwayat hadis menyebar ke berbagai wilayah; Madinah, Makah, Mesir, Basyrah, Syam, dan Yaman.
Ilmu fikih berkembang pesat, sehingga pengumpulan hadis berkaitan dengan hadis-hadis fiqih.
LPSI UAD
Kodifikasi Hadis Pembukuan hadis dalam bentuk mushaf terjadi
pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Alasannya agar ilmu ini tidak hilang karena banyaknya ulama yang wafat.
Beberapa mushaf yang dihasilkan pada waktu itu; 1. Mushannaf oleh Syu'bah bin al-Hajjaj (160-H)2. Mushannaf oleh Al-Laits bin Sa'ad (175-H)3. Al-Muwaththa' oleh Malik bin Anas (179-H)
LPSI UAD
4. Mushannaf oleh Sufyan bin Uyainah (198-H)5. Al-Musnad oleh Asy-Syafi'i (204-H)6. Jami al-Imam Ash-Shan'ani (211-H)
LPSI UAD
Beberapa kitab yang dihasilkan;1. Shahih Ibnu Khuzaimah (311-H)2. Shahih Abu Awwanah (316-H)3. Shahih Ibnu Hibban (354-H)4. Mu'jamul Kabir, Ausath dan Shaghir,
oleh At-Thabrani (360-H)5. Sunan Daraquthni (385-H)
LPSI UAD
Perkembangan Hadis Pasca Kodifikasi1. Periode Penyaringan Hadis
Periode ini penulisan hadis berorientasi pada hadis-hadis sahih saja. Beberapa kitab hadis yang dihasilkan:
1) Mushannaf Said bin Manshur (227-H)2) Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (235-H)3) Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (241-H)4) Shahih al-Bukhari (251-H)5) Shahih Muslim (261-H)6) Sunan Abu Daud (273-H)7) Sunan Ibnu Majah (273-H)8) Sunan At-Tirmidzi (279-H)9) Sunan An-Nasa'i (303-H)10) Al-Muntaqa fil Ahkam Ibnu Jarud (307-H)11) Tahdzibul Atsar Ibnu Jarir at-Thabari (310-H)
LPSI UAD
2. Periode Penyempurnaan pemisahan antara ulama mutaqaddimin
(salaf) yang metode mereka adalah berusaha sendiri dalam meneliti perawi, menghafal hadits sendiri serta menyelidiki sendiri sampai pada tingkat sahabat dan tabi'in.
menyusun karyanya adalah dengan menukil dari kitab-kitab yang telah disusun oleh salaf, menambahkan, mengkritik dan men-syarah-nya (memberikan ulasan tentang isi hadits-hadits tersebut)
LPSI UAD
Periode Klasifikasi dan Sistematisasi Mengklasifikasikan hadits, cara
pengumpulannya, kandungannya dan tema-tema yang sama serta memberikan pesyarahan (penjelasan).
Beberapa kitab yang dihasilkan; 1. Sunanul Kubra, al-Baihaqi (384-458 H)2. Muntaqal Akhbar, Majduddin al-Harrani (652-H)3. Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Ibnu Hajar al-
Asqalani (852-H)
LPSI UAD
Muncul juga kitab-kitab Targhib wa Tarhib (Kitab menggembirakan dan ancaman), diantaranya;
1. At-Targhib wa Tarhib, Imam al-Mundziri (656-H).
2. Riyadhus Shalihin, oleh Imam Nawawi (767-H).
LPSI UAD
KEDUDUKAN RASULULLAH S.A.W. DAN SUNNAH BELIAU DALAM ISLAM Menjelaskan Kitabullah (An-Nahl/16:44) Rasulullah s.a.w. merupakan teladan baik
yang wajib dicontoh oleh setiap muslim (Al-Ahzab/33:21)
Rasulullah s.a.w. wajib ditaati (Al-Anfal/8:20)
Rasulullah SAW Mempunyai Wewenang Untuk Membuat Suatu Aturan (Syari’ah) (Al-A’raf/7:157-158)
LPSI UAD
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR’AN
1. Bayan at-Ta’kid, menetapkan dan memperkuat apa yang diterangkan dalam al-Qur’an.
2. Bayan at-Tafsir, memberikan perincian dan penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang masih mujmal (global), memberikan taqyid (persyaratan) terhadap ayat-ayat yang masih mutlaq, dan memberikan takhshih (penentuan khusus) terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang masih umum
LPSI UAD
3. Bayan at-Tasyri’, mewujudkan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam al-Qur’an.
4. Bayan an-Naskh, al-ibthal (membatalkan), al-ijalah (menghilangkan), at-tahwil (memindahkan), atau at-tagyir (mengubah)
LPSI UAD
Contoh Bayan at-Ta’kidHadis ini;
رأيتموه وإذا فصوموا رأيتموه إذافأفطروا
Memperkuat ayat berikut; / البقرة ] فليصمه هر الش منكم شهد [185فمن
LPSI UAD
Contoh Bayan at-TafsirHadis berikut ini;
أصلى رأيتمونى كما وا وصلMenjelaskan ayat berikut;
كاة الز وآتوا الصالة وأقيموا/ البقرة ] اكعين الر مع [43واركعوا
LPSI UAD
Contoh Bayan at-TasyriHadis berikut menjelaskan syari’at zakat fitrah. Sementara dalam al-Qur’an hanya memerintahkan shadaqah.
ه: -ص:لى الل:ه علي:ه وس:لم- فرض: زكاة: الفطر من: ول: الل أن: رس:اس: ص:اعا من: تمر أو ص:اعا من: شعير عل:ى كل: حر رمض:ان: عل:ى الن
أو عبد ذ:كر أو أنثى من المسلمين
Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan satukat (sha’) kurma atau gandum untuk setiap orang, baik merdeka maupun hamba, laki-laki ataupun perempaun. (H.R. Muslim)
LPSI UAD
Billahitaufiq wal hidayahWassalamu’alaikum…
LPSI UAD