-
i
2016
Valentinus Galih V.P.,S.Si .,M.Sc.
Ngadiono, S.T.
Endah Purnomosari, S.T.
Dosen Fisika-Mekatronika
Politeknik STTT Bandung
1/1/2016
PENGANTAR LISTRIK MAGNET DAN TERAPANNYA
-
ii
PENGANTAR LISTRIK MAGNET DAN TERAPANNYA
Penulis:
Valentinus Galih V.P., S.Si., M.Sc.
Endah Purnomosari. S.T.
Ngadiono, S.T.
-
iii
PENGANTAR LISTRIK MAGNET DAN TERAPANNYA
Penulis : Valentinus Galih V.P.S.Si,.M.Sc
Endah Purnomosari, S.T., A.Md
Ngadiono, S.T., A.Md
ISBN : 978-602-72713-2-6
Editor : Fransiska Vidiyana D.A, S.E., Ak
Penyunting : Andi Risnawan, S.T
Desain Sampul dan
Tata Letak
:
Agustinus Budi, S.S
Penerbit : CV. Mulia Jaya
Redaksi : Jalan Anggajaya II No. 291-A, Condong Catur Kabupaten Sleman, Yogyakarta Telp: 0812-4994-0973 Email:
CetakanPertama April 2016 Hak Cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara Apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit dan penulis
-
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mempersembahkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan buku yang berjudul โPengantar Listrik
Magnet dan Terapannyaโ. Buku ini ditulis untuk memberikan suatu
pengantar tentang teori listrik magnet dan juga terapannya pada
berbagai alat elektronika. Penulis menyadari bahwa Buku ini dapat
diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam
penyelesaian Buku ini. Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan
terima kasih kepada:
1. Direktur Politeknik STTT Bandung.
2. Para dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas MIPA UGM dan
Politeknik STTT, Bandung.
Buku ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan yang
penulis tidak sadari. Untuk itu, saran dan masukan untuk perbaikan
yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya kecil ini
dapat berguna bagi kita semua.
Yogyakarta, 4 Maret 2016
Penulis
-
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab.1
VEKTOR DAN TENSOR
iv
v
Hal.1
Bab.2 HUKUM COLOUMB Hal.33
Bab.3 MEDAN LISTRIK DAN HUKUM
GAUSS
Hal. 41
Bab.4 KONDUKTOR DALAM MEDAN
LISTRIK
Hal. 49
Bab.5 RANGKAIAN ARUS DC DAN DIODE Hal. 58
Bab.6 RANGKAIAN TRANSIEN ARUS DC Hal. 72
Bab.7 MATERIAL SEMIKONDUKTOR
DAN MAGNETIK
Hal. 83
Bab.8 APLIKASI ELEKTRODINAMIKA
PADA MIKROKONTROLLER-
SENSOR
Hal. 112
Bab.9 PENGANTAR PLC Hal. 135
DaftarPustaka
Lampiran-1
Lampiran-2
Hal. 148
Hal. 149
Hal. 159
Biografi Hal. 165
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 1
BAB 1 VEKTOR DAN TENSOR
1.1.Material dan Koordinat
Piranti matematika untuk mendeskripsikan persamaan gerak suatu
material padat yang mengalami deformasi bentuk biasanya berdasarkan
suatu asumsi bahwa material padat tersebut terdistribusi dalam suatu
ruang pada suatu waktu tertentu. Pada setiap waktu tertentu, setiap titik
pada suatu daerah tersebut diisi oleh sebuah elemen kecil dari material
padat yang disebut sebagai partikel padat. Berlainan dengan material
rigid (kaku), pada material elastis, adanya gaya luar pada material
tersebut akan mengakibatkan adanya deformasi. Pada bab ini akan
dibahas bagaimana persamaan gerak dari suatu partikel dalam material
yang terpengaruh deformasi dapat dijelaskan dan diukur.
Diasumsikan bahwa masing-masing partikel menempati suatu posisi
tertentu dalam ruang tiga dimensi pada suatu ruang Euclidean pada
suatu waktu tertentu. Jika ruang โ๐ก adalah daerah ruang yang ditempati
oleh setiap partikel dan disebut sebagai ruang konfigurasi pada benda
pada waktu t. ruang konfigurasi โ๐ ( ruang konfigurasi partikel sebelum
terjadi perubahan bentuk atau ruang konfigurasi alami) dipilih sebagai
ruang konfigurasi acuan, dan masing-masing partikel pada ruang
konfigurasi ini dapat diidentifikasi atau diketahui melalui koordinatnya
yaitu ๐ฅ๐ โ โ๐ ( yang merupakan koordinat partikel P pada ruang
konfigurasi acuan โ๐ ). Setelah benda diberikan beban ( tegangan),
maka terdapat suatu pergerakan partikel yang diiringi dengan sebuah
perubahan bentuk ( deformasi). Partikel pada benda di ruang
konfigurasi โ๐ secara kontinu berubah hingga pada suatu posisi tertentu
pada waktu t di ruang konfigurasi โ๐ก dan diketahui melalui koordinat
๐ฅ ๐ก โ โ๐ก . Diasumsikan bahwa konfigurasi pada benda saat waktu t dapat
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 2
dituliskan sebagai hubungan fungsional dengan bentuk ๐ฅ ๐ก =
๐ฅ ๐ก ๐ฅ๐ , ๐ก = ๐น ๐ฅ๐ , ๐ก .
Levrino (2011) dan Mal, A.K. & Sarva (1991) menyatakan bahwa
Syarat transformasi koordinat adalah terdapat suatu pemetaan
๐น: โ๐ โ ๐น โ0 dan terdapat invers ๐: โ๐ก โ ๐ โ๐ก sehingga
๐น ๐๐, ๐ก = ๐ ๐ ๐, ๐ก memenuhi syarat transformasi koordinat yaitu
inversibel , bikontinu ( bijektif dan kontinu), differensiabel dan
pemetaan C1 dengan kata lain besar Jacobian ๐ ๐ญ ๐ =
๐๐๐
๐๐ ๐ = ๐ฝ โ
0 untuk setiap anggota ๐ฅ๐ โ โ๐ saat ๐ก > 0. Suatu pemetaan yang
diffeomorphism akan membawa suatu titik, kurva, permukaan dan juga
volume pada ruang konfigurasi โ๐ ke suatu ruang konfiguarsi lain โ๐ก
dan sebaliknya. (seperti pada Gambar-1)
Gambar-1 Deformasi pada Suatu Material
1.2.Pengertian Dimensi
Dimensi di dalam ilmu matematika memiliki berbagai makna dan
pengertian, contoh sederhana umumnya dimensi didefinisikan sebagai
โ๐ท dengan pengertian bahwa ruang vektor โ๐ท memiliki dimensi D.
Manifold atau keragaman dimensi D adalah suatu ruang yang secara
lokal mirip dengan ruang vektor โ๐ท .
Konsep lain yang mendasari pengertian dimensi adalah dimensi
topologi pada ruang topologi. Semua himpunan diskret memiliki
dimensi topologi 0, semua kurva yang injektif memiliki dimensi
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 3
topologi 1, sebuah permukaan cakram memiliki dimensi topologi 2 dan
seterusnya. Himpunan bilangan kosong memiliki dimensi topologi โ -
1โ.
Semua dimensi topologi pada suatu ruang topologi adalah bilangan
bulat. Dimensi topologi adalah suatu dimensi yang digunakan untuk
mendefinisikan perbedaan dasar antara himpunan-himpunan yang
secara topologi saling berhubungan ( memiliki relasi), seperti โ๐ dan โ๐ dengan ๐ โ ๐.
Dimensi topologi memiliki nilai bilangan bulat seperti -1,0,1,2,3,โฆ
dan secara topologi akan bersifat homeomorphism, sebagai contoh jika
๐ dan ๐ adalah homeomorphic ( memiliki dimensi yang sama, bikontinu dan inversibel), maka akan terdapat pemetaan yang bersifat
C0 diffeomorphic
yang merupakan syarat suatu ruang topologi dimensi
D secara lokal adalah ruang koordinat nyata (Schleicer, 2007)
1.3.Keragaman
Keragaman atau manifold adalah suatu ruang topologi yang
menyerupai ruang Euclidean ( ruang koordinat nyata ) di setiap titik
yang berdekatan. Walaupun sebuah manifold atau keragaman
menyerupai suatu ruang Euclidean pada tiap titik yang berdekatan,
tetapi secara global tidak sama. Jika terdapat suatu keragaman licin โ
dengan n,m โ โ ( keragaman licin ) dan suatu peta F memetakan suatu
titik di ๐ โ โ๐ , ke ๐น ๐ฅ โ โ๐ , dengan ๐น: ๐ โ โ๐ . Pemetaan F
disebut sebagai pemetaan yang diferensiabel (licin) pada ๐ฅ โ ๐ jika
terdapat pemetaan linear L yang homomorphism (suatu pemetaan yang
menjaga struktur yang dipilih diantara dua buah struktur aljabar) dari
โ๐ ke โ๐ (seperti pada Gambar-2 )
Gambar-2 Pemetaan Linear
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 4
Syarat pemetaan L yang licin adalah memenuhi norm sebagai
berikut
0)()()(
lim0
h
hLxFhxF
h
0)()()(
lim0
t
thLxFthxF
t
)()(lim)()(
lim00
hLhLt
xFthxF
tt
t
xFthxFhLhxdF
t
)()(lim)(:))((
0
L(h) adalah derivatif arah F pada x di arah h, dengan h adalah vektor
basis. Suatu ruang topologi โ๐ secara lokal Euclidean pada dimensi n
untuk setiap titik ๐ฅ โ โ๐ , jika ๐ โ โ๐ dan ๐ โ โ๐ dan terdapat suatu
pemetaan ๐น: ๐ โ โ๐ , maka terdapat pemetaan Ck jika ๐น: ๐ โ โ๐ , dan
dapat disebut pemetaan Ck diffeomorphism jika terdapat pemetaan C
k
dengan ๐น: ๐ โ ๐ dan terdapat pemetaan Ck ๐: ๐ โ ๐ dengan ๐น๐๐ =
๐๐๐ dan ๐๐๐น = ๐๐๐ , dengan fungsi ๐น memiliki sifat bikontinu ( bijektif,
kontinu), inversibel dan differensiabel, seperti pada Gambar-3 di
bawah. Dapat disimpulkan bahwa jika terdapat suatu diffeomorphism
pada suatu pemetaan, maka U dan V disebut Ck diffeomorphic. Jika
pemetaan Ck memiliki k=0, maka pemetaannya bersifat
homeomorphis atau topological isomorphism ( karena tidak
differensiabel). Syarat suatu ruang topologi dimensi n secara lokal
adalah ruang Euclidean yaitu jika U dan V disebut C0 diffeomorphic
atau homeomorphic
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 5
Gambar-3 Pemetaan Diffeomorphism
Vektor singgung ๐ pada pโ ๐ terhadap kurva ๐: (โ๐, ๐) โ ๐ atau
๐: ๐ผ โ ๐ pada saat ๐ก = 0 dan ๐ 0 = ๐ adalah pemetaan terhadap suatu
fungsi licin di M ke himpunan real, yaitu ๐ โฒ(0): ๐ถโ(๐)๐ โ โ =
๐ถโ(๐) โ โ dengan rumus ๐ ๐ = ๐ โฒ 0 ๐ โ ๐(๐๐๐ )
๐๐ก ๐ก=0
dengan
๐ โ ๐ถโ(๐). Suatu vektor singgung di pโ ๐ dikenal sebagai fungsional
linear jika memenuhi sifat Leibniz ๐ ๐๐ = ๐๐ ๐ + ๐ ๐ ๐
Ruang singgung di pโ ๐ dinotasikan sebagai ๐๐๐ adalah
himpunan semua vektor singgung di p. beberapa vektor singgung ๐ โฒ: =
X โ ๐๐๐ dituliskan sebagai ๐ โ๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐
๐๐ก= ๐ฃ๐
๐
๐๐ฅ ๐ ๐
= ๐ฃ๐๐๐ .
Untingan singgung ๐๐ adalah kumpulan dari ruang singgung
๐๐๐ yang diskret di ๐ โ ๐ dan dinotasikan sebagai ๐๐ โ ๐๐๐๐โ๐ .
Menurut Waner (2005) Ruang singgung ๐๐๐ mirip dengan ruang
Euclidean ( ruang koordinat nyata) dan hubungan antara pemetaan dari
suatu ruang ke ruang yang lain adalah homeomorphism ( isomorphism
secara topologi).
Medan vektor V pada suatu keragaman licin ๐ adalah pemetaan
licin dari suatu keragaman licin M ke suatu untingan singgung ๐๐,
yaitu ๐: ๐ โ ๐๐ dengan ๐ โ ๐(๐) โก ๐๐ . Maka ๐ โ ๐ต(๐) dan ๐ต(๐)
adalah sebuah ruang vektor โ. Untuk ๐, ๐ โ ๐ต(๐), ๐ โ ๐ dan ๐, ๐ โ
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 6
โ, maka ๐๐ + ๐๐ ๐ = ๐๐ + ๐๐ ๐ = ๐๐๐ + ๐ต๐๐ . Untuk ๐, ๐ โ
๐ต(๐), maka kurung Lie ๐, ๐ = ๐๐ โ ๐๐, maka jika ๐, ๐, ๐ โ
๐ต(๐)maka akan memenuhi identitas Jacobi [๐, ๐], ๐ + [๐, ๐], ๐ +
[๐, ๐], ๐ = 0.
Jika ๐ adalah suatu keragaman licin dan ๐ โ ๐ maka dapat
didefinisikan bahwa ruang cotangent pada p adalah ๐๐โ๐ yang
merupakan sebagai ruang jodoh ( dual space) dari ruang singgung ๐๐๐
di p. maka pemetaan halus ๐ : ๐๐๐ โ โ. Dengan โ โ ๐๐โ๐ โ
( ๐๐๐)โ Himpunan dari ๐๐
โ๐ disebut sebagai vektor cotangent atau
convektor singgung. Kumpulan dari ruang cotangent adalah untingan
cotangent ๐โ๐ โ ๐๐โ๐๐โ๐ .
Waner (2005) menyatakan bahwa Medan Tensor adalah suatu
produk tensor dari banyak medan vektor. Suatu produk tensor dari
ruang singggung ๐ฃ๐ = ๐ฃ1 โฆ ๐ฃ๐ didefinisikan sebagai himpunan
๐ฃ1 โฆ ๐ฃ๐ . Medan tensor dapat didefinisikan sebagai ๐ โ ๐ฃ1 ร โฆ ร
๐ฃ๐ โ โ . Jika MTv p , atau MTv p * , maka suatu medan tensor T
kontravarian didefinisikan MTMTT pp *....*: dan disebut
sebagai medan tensor kontravarian berderajat k di Mp dan dituliskan
( k,0). Medan tensor T kovarian didefinisikan sebagai
MTMTMTT ppp ....: dan disebut sebagai medan tensor
kovarian berderajat k di Mp dan dituliskan ( 0,k). Medan tensor T
disebut suatu medan tensor gabungan kovarian dan kontravarian jika
memetakan MTMTMTMTT pppp ....**: dan disebut
sebagai medan tensor kontravarian berderajat k dan medan tensor
kovarian berderajat l di Mp dan dituliskan ( k,l). Ruang vektor
didefinisikan sebagai himpunan dari produk tensor
๐๐ ๐ โ ๐1 . . . ๐๐ ๐1 โฆ ๐๐ atau MTMTT pp ....*:
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 7
1.4. Medan Vektor Licin
Syarat dari suatu medan vektor V pada keragaman licin M adalah
medan vektor licin di M yaitu jika suatu medan vektor V pada suatu
keragaman licin ๐ adalah pemetaan licin ๐: ๐ โ ๐๐ dengan ๐ โ
๐(๐) โก ๐๐ . Maka ๐ โ ๐ต(๐) dengan ๐ต(๐) adalah sebuah medan vektor
licin di keragaman licin M. Untuk ๐, ๐ โ ๐ต(๐), ๐ โ ๐ dan ๐, ๐ โ โ,
maka ๐๐ + ๐๐ ๐ = ๐๐ + ๐๐ ๐ = ๐๐๐ + ๐ต๐๐ . Untuk ๐, ๐ โ ๐ต(๐),
dengan kurung Lie ๐, ๐ = ๐๐ โ ๐๐, maka jika ๐, ๐, ๐ โ ๐ต(๐), maka
syarat dari suatu medan vektor pada keragaman licin M akan memenuhi
bentuk identitas Jacobi [๐, ๐], ๐ + [๐, ๐], ๐ + [๐, ๐], ๐ = 0. Dapat
dibuktikan identitas Jacobi sebagai berikut
[๐, ๐], ๐ + [๐, ๐], ๐ + [๐, ๐], ๐ = 0
๐๐ โ ๐๐, ๐ + ๐๐ โ ๐๐, ๐ + ๐๐ โ ๐๐, ๐ = 0
๐๐๐ โ ๐๐๐ โ ๐๐๐ + ๐๐๐ + ๐๐๐ โ ๐๐๐ โ ๐๐๐ โ ๐๐๐
+ ๐๐๐ โ ๐๐๐ โ ๐๐๐ + ๐๐๐ = 0
1.5. Keragaman Riemann dan Tensor Metrik
Produk skalar atau perkalian dalam pada suatu ruang vektor V
adalah suatu fungsi โฆ : ๐ ร ๐ โ โ dan memiliki sifat:
1. Simetri ๐ข, ๐ฃ = ๐ฃ, ๐ข ; ๐ข, ๐ฃ โ ๐.
2. Bilinear ๐ข, ๐๐ฃ + ๐๐ค = ๐ ๐ข, ๐ฃ + ๐ ๐ข, ๐ค .
3. Positif definite ๐ข, ๐ฃ > 0, non singular.
4. Inversibel .
5. Suatu pasangan (๐, ๐) sebuah keragaman ๐ yang dilengkapi
dengan sebuah metrik Riemann ๐ disebut sebagai keragaman
Riemann.
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 8
Metrik Riemann adalah pemetaan ๐๐ : ๐ โ โ dengan ๐ โ ๐ dan
untuk setiap ๐ข, ๐ฃ โ ๐ต(๐) dan ๐ โ ๐ฃ, ๐ข (p) yang licin, maka sifat dari
metrik Riemann adalah simetri, positif definite dan medan tensor (0,2)
pada keragaman M. Jika diberikan suatu keragaman Riemannian (๐, ๐)
dan suatu peta (๐, ๐ฅ ๐) dengan suatu pemetaan ๐๐๐ : ๐ โ โ yang
memetakan ๐ โฆ ๐๐๐ ๐ โ ๐
๐๐ฅ ๐,
๐
๐๐ฅ ๐ ๐ dengan ๐ โ ๐ โ ๐, maka sifat
๐๐๐ adalah simetri dan positif definite. Fungsi ๐๐๐ disebut sebagai
wakilan lokal dari metrik Riemann ๐ terhadap peta (๐, ๐ฅ ๐). Jika (๐, ๐)
adalah keragaman Riemann dan ๐ โ ๐ maka dapat didefinisikan
panjang dari suatu vektor singgung ๐ฃ โ ๐๐๐ adalah ๐ฃ โ ๐ฃ, ๐ฃ ๐ .
Dua buah vektor dikatakan orthogonal jika ๐ข, ๐ฃ โ ๐๐๐ dengan
๐ข, ๐ฃ ๐ = 0 dan dikatakan orthonormal jika ๐ข, ๐ฃ ๐ = 0 dan ๐ข = 1.
Levrino (2011), Clarke, D.A., (2011) dan Moore (1934) menyatakan
bahwa transformasi koordinat bergantung pada tensor metrik, sifat dari
tensor metrik adalah simetri pada bagian kovarian, yaitu ๐๐๐ = ๐๐๐ ,
tidak singular ๐๐๐ โ 0, merupakan tensor dengan pemetaan C2
diffeomorphism (differensiabel, inversibel, kontinu dan bijektif) serta
๐๐๐ adalah positive definite. Dengan pemetaan C2 diffeomorphism maka
tensor metrik ๐๐๐ memiliki invers metrik ๐๐๐ = ๐๐๐
โ1. Tensor metrik
dapat digunakan untuk membuat sebuah tensor baru, yaitu dengan
melakukan perkalian dalam ( inner product) antara suatu tensor dengan
tensor metrik. Bentuk perkalian dalam untuk mendapatkan tensor baru
disebut sebagai operasi lowering atau raising pada sebuah tensor dan
dijabarkan sebagai berikut ( Moore, 1934) :
๐ฃ =๐๐
๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐ = ๐ฝ ๐๐ฅ
๐ = ๐ฅ ๐๐ฝ ๐
๐ฝ ๐ = ๐พ๐๐ ๐ฝ ๐
๐ฝ ๐ โ ๐ฝ ๐ = ๐พ๐๐ ๐ฝ ๐ โ ๐ฝ ๐
๐ ๐ ๐ = ๐พ๐๐ ๐ฟ๐๐ = ๐พ๐ ๐
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 9
๐ฝ ๐ = ๐ ๐๐ ๐ฝ ๐ = ๐๐๐โ1๐ฝ ๐
1.6. Koneksi Affine
Koneksi affine, โ , adalah jenis derivatif arah dari suatu medan
vektor pada sebuah keragaman. Koneksi affine atau Koneksi linear
pada suatu keragaman ๐ adalah pemetaan โ: ๐ต(๐) ร ๐ต(๐) โ ๐ต(๐)
yaitu memetakan (๐, ๐) โ โX๐ untuk setiap ๐ โ ๐ต ๐ . Jika terdapat
sebuah medan vektor ๐ pada โ๐ dan ๐ โ โ๐ โ ๐ dan terdapat vektor
singgung pada ๐ โ ๐๐โ๐ โ โ๐ . Disimbolkan bahwa โX๐ adalah
derivatif arah pada medan vektor Y di p dengan arah X pada sebuah
keragaman M, maka โX๐ โ ๐๐โ๐ . Jika didefinisikan bahwa ๐ = ๐ฃ๐๐๐ ,
maka โX๐ = X๐ = ๐ฃ๐๐๐๐. โ adalah koneksi affine pada suatu
keragaman M dan jika ๐, ๐ โ ๐(๐) yang ditunjukkan pada kerangka
lokal ๐๐ pada ๐ โ ๐ di TM oleh X=๐ฃ๐๐๐ danY=๐ฆ
๐๐๐ , maka seperti pada
Gambar-4 di bawah
Gambar-4 Koneksi Affine pada Keragaman M
โX๐ = X๐ = ๐ฃ๐๐๐๐
โ๐ฃ ๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ = ๐ฃ
๐ โ๐๐ ๐ฆ๐๐๐ = ๐ฃ
๐ ๐ฆ ๐ โ๐๐ ๐๐ + โ๐๐ ๐ฆ๐ ๐๐
= ๐ฃ๐ ๐ฆ ๐โ๐๐ ๐๐ + ๐๐ ๐ฆ๐ ๐๐
= ๐ฃ๐๐ฆ ๐ โ๐๐ ๐๐ + ๐ฃ๐๐๐ ๐ฆ
๐ ๐๐ = ๐ฃ๐๐ฆ ๐โ๐๐ ๐๐ + ๐ ๐ฆ
๐ ๐๐
= ๐ฃ๐๐ฆ ๐ ฮ๐๐๐๐๐ + ๐ ๐ฆ
๐ ๐๐ = ๐ฃ๐๐ฆ ๐ฮ๐๐
๐ + ๐ ๐ฆ๐ ๐๐
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 10
โiyk = โiy
k + ฮ๐๐๐๐ฆ ๐
Pada ruang Euclidean, maka dapat dituliskan
โX๐ p = โ๐ฃ ๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ = ๐ ๐ฆ
๐ ๐๐ = ๐ฃ๐๐๐๐ = lim
๐กโ0
๐ ๐ + ๐ก๐๐ โ ๐(๐)
๐ก
Turunan pada sebuah medan tensor yang terdiri dari dua buah medan
vektor terhadap suatu vektor singgung dapat dijabarkan sebagai berikut
โ๐ฅ ๐๐๐ ๐ฆ๐ ๐๐๐ง
๐๐๐ = ๐ฅ๐ โ๐๐ ๐ฆ
๐ ๐๐๐ง๐๐๐
= ๐ฅ ๐ โ๐๐ ๐ฆ๐ ๐๐ ๐ง
๐๐๐ + ๐ฆ๐ ๐๐โ๐๐ ๐ง
๐๐๐
๐ป๐ฅ ๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐ง
๐๐๐
= ๐ฅ ๐ฮ๐๐๐ ๐ฆ ๐ + ๐ ๐ฆ๐ ๐๐๐ง
๐๐๐
+ ๐ฆ ๐ ๐๐ ๐ฅ๐ฮ๐๐
๐๐ง๐ + ๐ ๐ง๐ ๐๐
โ๐ฅ ๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐ง
๐๐๐
= ๐ฅ ๐ฮ๐๐๐ ๐ฆ ๐๐ง๐ + ๐ ๐ฆ๐ ๐ง๐ ๐๐๐๐
+ ๐ฆ ๐๐ฅ ๐ฮ๐๐๐๐ง๐ + ๐ฆ ๐๐ ๐ง๐ ๐๐๐๐
= ๐ฅ ๐ฮ๐๐๐๐ฆ๐๐ง๐ + ๐ ๐ฆ ๐ ๐ง๐ ๐๐ ๐๐
+ ๐ฆ ๐๐ฅ ๐ฮ๐๐๐๐ง๐ + ๐ฆ ๐๐ ๐ง๐ ๐๐๐๐
โ๐ฅ ๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐ง
๐๐๐
= ๐ฅ ๐ฮ๐๐๐๐ฆ๐๐ง๐ + ๐ ๐ฆ ๐ ๐ง๐ + ๐ฆ ๐๐ฅ ๐ฮ๐๐
๐๐ง๐
+ ๐ฆ ๐ ๐ ๐ง๐ ๐๐ ๐๐
= ๐ ๐ฆ ๐ ๐ง๐ + ๐ฆ ๐ ๐ ๐ง๐ + ๐ฅ ๐ฮ๐๐๐๐ฆ๐๐ง๐
+ ๐ฆ ๐ ๐ฅ ๐ฮ๐๐๐๐ง๐ ๐๐ ๐๐
โ๐ฅ ๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐ง
๐๐๐ = โi ๐๐๐ + ๐ฅ ๐ฮ๐๐
๐๐๐๐ + ๐ฅ ๐ฮ๐๐
๐๐๐๐ ๐๐๐๐
= ๐,๐๐๐ + ฮ๐๐
๐๐๐๐ + ฮ๐๐
๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐
Pada kerangka lokal dapat dituliskan sebagai berikut
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 11
d๐๐๐๐ = โ๐๐
๐๐ + ฮ๐๐๐๐๐๐ + ฮ๐๐
๐๐๐๐
d๐๐ด๐๐ = d๐ ๐ด
๐ ๐ด๐ + ๐ด๐ d๐ ๐ด๐ + d๐ ๐ด
๐ ๐ด๐
d๐๐ด๐๐ = โ๐๐ด
๐๐ + ๐ด๐ ฮ๐๐๐๐ด๐ + ฮ๐๐
๐๐ด๐๐ด๐ = โ๐๐
๐๐ + ฮ๐๐๐๐๐๐ + ฮ๐๐
๐๐๐๐
Untuk tensor kovarian didapatkan menggunakan anologi turunan
terhadap suatu metrik
๐๐๐๐๐๐ฅ๐
= ๐ฮผ ๐ฝn . ๐ฝm = ๐ฝn . ๐ฮผ๐ฝm + ๐ฮผ๐ฝn . ๐ฝm
๐ฮผ ๐ฝn . ๐ฝm = ๐ฝn . ฮฮผmฯ
๐ฝฯ + ฮฮผnฯ
๐ฝฯ . ๐ฝm
๐ฮผ ๐ฝn . ๐ฝm = ฮฮผmฯ
๐nฯ + ฮฮผnฯ
๐ฯm
๐๐๐๐ =๐๐๐๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ๐ = ฮฮผmฯ
๐nฯ + ฮฮผnฯ
๐ฯm ๐๐ฅ๐ = 0
๐๐๐๐๐๐ฅ๐
โ ฮฮผmฯ
๐nฯ โ ฮฮผnฯ
๐ฯm ๐๐ฅ๐ = 0
โฮผ๐๐๐ โ ฮฮผnฯ
๐ฯm โ ฮฮผmฯ
๐nฯ = dฮผ๐๐๐
dฮผ๐๐๐ = โฮผ(๐ด๐๐ด๐ ) โ ๐ด๐โฮผ(๐ด๐ ) โ โฮผ(๐ด๐ )๐ด๐
= โฮผ(๐๐๐ ) โ ๐ด๐ฮฮผmฯ
๐ดฯ โ ฮฮผnฯ
๐ดฯ๐ด๐
=๐๐๐๐๐๐ฅ๐
โ ฮฮผmฯ
๐nฯ โ ฮฮผnฯ
๐ฯm
Untuk tensor gabungan dapat digunakan relasi berikut
๐๐ ๐๐๐
= ๐๐ (๐ด๐๐ด๐ ) + ๐๐ (๐ด
๐ )๐ด๐ โ ๐ด๐๐๐ (๐ด๐ )
= ๐๐ ๐๐๐
+ ๐ค๐๐๐๐ด๐๐ด๐ โ ๐ด
๐๐ค๐๐๐ ๐ด๐
= ๐๐ ๐๐๐
+ ๐ค๐๐๐๐๐
๐ โ ๐ค๐๐๐ ๐๐
๐
1.7. Panjang Vektor Singgung
Jika (๐, ๐) adalah keragaman Riemann dan ๐ โ ๐ maka dapat
didefinisikan panjang dari suatu vektor singgung ๐ฃ โ ๐๐๐ adalah
๐ฃ โ ๐ฃ, ๐ฃ ๐
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 12
๐๐ 2 =๐๐
๐๐ฅ ๐โ
๐๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ ๐ =
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐ฝ ๐ โ
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐ฝ ๐๐๐ฅ
๐๐๐ฅ ๐
=๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐๐๐ ๐๐ฅ
๐๐๐ฅ ๐ = ๐ ๐๐๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐
๐๐ = ๐ ๐๐๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐
1.8.Luas Elemen Permukaan
Dapat dijabarkan luas elemen suatu permukaan adalah sebagai
berikut (Margenau, 1956)
๐๐ด1 = ๐๐ 2 ร ๐๐ 3 =๐๐
๐๐ฅ 2๐๐ฅ 2 ร
๐๐
๐๐ฅ 3๐๐ฅ 3 = ๐ฝ 2 ร ๐ฝ
3๐๐ฅ
2๐๐ฅ 3
Besar skalar luas permukaan tersebut adalah
๐๐ด1 = ๐ฝ 2 ร ๐ฝ
3 โ ๐ฝ
2 ร ๐ฝ
3 ๐๐ฅ
2๐๐ฅ 3
Dapat dijabarkan
๐จ ร ๐ฉ โ ๐ช ร ๐ซ = ๐ด๐๐ ๐ ร ๐ต๐๐ ๐ โ ๐ถ๐๐ ๐ ร ๐ท๐๐ ๐
= ๐ด๐๐ต๐๐๐๐๐ ๐ ๐ โ ๐ถ๐๐ท๐๐๐๐๐ ๐ ๐ = ๐ด๐๐ต๐๐ถ๐๐ท๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐
= ๐ด๐๐ต๐๐ถ๐๐ท๐ ๐ฟ๐๐๐ฟ๐๐ โ ๐ฟ๐๐ ๐ฟ๐๐ = ๐ด๐๐ต๐๐ถ๐๐ท๐ โ ๐ด๐๐ต๐๐ถ๐๐ท๐
= ๐จ. ๐ช ๐ฉ. ๐ซ โ ๐จ. ๐ซ ๐ฉ. ๐ช
๐จ ร ๐ฉ โ ๐จ ร ๐ฉ = ๐จ. ๐จ ๐ฉ. ๐ฉ โ ๐จ. ๐ฉ ๐ฉ. ๐จ
sehingga
๐๐ด1 = ๐ 22๐ 33 โ ๐ 232๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3
Dapat dilakukan cara yang sama, sehingga didapatkan bahwa
๐๐ด2 = ๐ 33๐ 11 โ ๐ 312๐๐ฅ 3๐๐ฅ 1
๐๐ด3 = ๐ 11๐ 22 โ ๐ 122๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 13
1.9. Volume Suatu Elemen
Dapat dijabarkan volume suatu elemen sebagai berikut di bawah
(Margenau, 1956)
๐๐ = ๐๐ 1 โ ๐๐ 2 ร ๐๐ 3 = ๐ฝ 1๐๐ฅ
1 โ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3๐๐ฅ
2๐๐ฅ 3
๐๐ = ๐ฝ 1๐ฝ 2๐ฝ
3 ๐๐ฅ
1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3
Jika ๐๐ 2 ร ๐๐ 3 = ๐ฝ 2 ร ๐ฝ
3๐๐ฅ
2๐๐ฅ 3 = ๐๐ , maka
๐๐ = ๐๐ 1 โ ๐๐
Dengan mengingat bahwa
๐๐ =๐๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐ = ๐ฝ ๐ ๐๐ฅ
๐ = ๐๐ฅ ๐๐ฝ ๐
๐๐ โ ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ ๐๐ฅ ๐ โ ๐ฝ ๐
๐๐ โ ๐ฝ ๐ = ๐๐ฅ ๐ โ ๐ฟ๐๐ = ๐๐ฅ ๐
Sehingga
๐๐ = ๐ฝ ๐๐๐ฅ ๐ = ๐ฝ ๐ ๐๐ โ ๐ฝ
๐
Dengan cara yang sama didapatkan bahwa
๐๐ = ๐๐ โ ๐ฝ ๐ ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ ๐๐ โ ๐ฝ
๐
Sehingga besar volume suatu elemen
๐๐ = ๐๐ 1 โ ๐๐ = ๐๐ 1 โ ๐๐ โ ๐ฝ ๐ ๐ฝ
๐
๐๐ = ๐๐ 1 โ ๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3 ๐๐ โ ๐ฝ 1 ๐ฝ
1 + ๐๐ โ ๐ฝ 2 ๐ฝ 2 + ๐๐ โ ๐ฝ 3 ๐ฝ
3
๐๐ = ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3๐ฝ 1
โ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
1 ๐ฝ
1 + ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
2 ๐ฝ
2
+ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
3 ๐ฝ
3
Margenau (1956) dan Moore (1934) menyatakan bahwa
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 14
๐ฝ 1 =๐ฝ 2 ร ๐ฝ
3
๐ฝ 2๐ฝ 3๐ฝ
1
=๐ฝ 2 ร ๐ฝ
3
๐ฃ
๐ฝ 2 =๐ฝ 3 ร ๐ฝ
1
๐ฝ 2๐ฝ 3๐ฝ
1
=๐ฝ 3 ร ๐ฝ
1
๐ฃ
๐ฝ 3 =๐ฝ 1 ร ๐ฝ
2
๐ฝ 2๐ฝ 3๐ฝ
1
=๐ฝ 1 ร ๐ฝ
2
๐ฃ
Sehingga
๐๐ = ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3๐ฝ 1
โ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
1
๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3
๐ฃ + ๐ฝ 2 ร ๐ฝ
3 โ ๐ฝ
2
๐ฝ 3 ร ๐ฝ 1
๐ฃ
+ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
3
๐ฝ 1 ร ๐ฝ 2
๐ฃ
๐๐ = ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3 ๐ฝ 1 ๐ฃ
โ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
1 ๐ฝ
2 ร ๐ฝ
3 + ๐ฝ
1
โ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
2 ๐ฝ
3 ร ๐ฝ
1 + ๐ฝ
1
โ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
3 ๐ฝ
1 ร ๐ฝ
2
Dengan mengingat bahwa
๐๐ = ๐๐ 1 โ ๐๐ = ๐๐ 1 โ ๐๐ โ ๐ฝ ๐ ๐ฝ
๐ = ๐๐ 1 โ ๐ฝ ๐ ๐๐ โ ๐ฝ
๐
= ๐๐ 1 โ ๐ฝ 1 ๐๐ โ ๐ฝ
1 + ๐๐ 1 โ ๐ฝ 2 ๐๐ โ ๐ฝ
2 + ๐๐ 1
โ ๐ฝ 3 ๐๐ โ ๐ฝ 3
๐๐ = ๐ฝ 1๐๐ฅ 1 โ ๐ฝ 1 ๐๐ โ ๐ฝ
1 + ๐ฝ 2 ๐๐ โ ๐ฝ 2 + ๐ฝ 3 ๐๐ โ ๐ฝ
3
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 15
Sehingga dapat dituliskan
๐๐ = ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3๐ฝ 1 ๐ฃ
โ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
2 ร ๐ฝ
3 ๐ฝ
1
+ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
3 ร ๐ฝ
1 ๐ฝ
2
+ ๐ฝ 2 ร ๐ฝ 3 โ ๐ฝ
1 ร ๐ฝ
2 ๐ฝ
3
Dengan mengingat bahwa
๐จ ร ๐ฉ โ ๐ช ร ๐ซ = ๐จ. ๐ช ๐ฉ. ๐ซ โ ๐จ. ๐ซ ๐ฉ. ๐ช
Maka dengan mengingat bahwa ๐ฝ ๐ โ ๐ฝ ๐ = ๐ ๐๐ , sehingga
๐๐ = ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3๐ฝ 1 ๐ฃ
โ ๐ 22๐ 33 โ ๐ 23๐ 32 ๐ฝ 1 + ๐ 23๐ 31 โ ๐ 21๐ 33 ๐ฝ
2
+ ๐ 21๐ 32 โ ๐ 22๐ 31 ๐ฝ 3
๐๐ = ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 31
๐ฃ ๐ 22๐ 33 โ ๐ 23๐ 32 ๐ฝ
1 โ ๐ฝ
1
+ ๐ 23๐ 31 โ ๐ 21๐ 33 ๐ฝ 1 โ ๐ฝ
2 + ๐ 21๐ 32 โ ๐ 22๐ 31 ๐ฝ
1
โ ๐ฝ 3
๐ฝ 1๐ฝ 2๐ฝ
3 ๐๐ฅ
1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3
= ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 31
๐ฝ 2๐ฝ 3๐ฝ
1
๐ 22๐ 33 โ ๐ 23๐ 32 ๐ 11
+ ๐ 23๐ 31 โ ๐ 21๐ 33 ๐ 12 + ๐ 21๐ 32 โ ๐ 22๐ 31 ๐ 13
๐ฝ 1๐ฝ 2๐ฝ
3 = ๐ 22๐ 33 โ ๐ 23๐ 32 ๐ 11 + ๐ 23๐ 31 โ ๐ 21๐ 33 ๐ 12
+ ๐ 21๐ 32 โ ๐ 22๐ 31 ๐ 13 1/2 = ๐
Maka dapat ditentukan bahwa
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 16
๐๐ = ๐ฝ 1๐ฝ 2๐ฝ
3 ๐๐ฅ
1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3 = ๐ ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3
1.10. Vektor Satuan dan Vektor Basis
Dapat dijelaskan hubungan antara vektor satuan dengan vektor basis
sebagai berikut (Margenau (1956) dan Clarke (2011)). Suatu vektor
dapat dituliskan sebagai berikut
๐๐ = ๐๐ฅ(๐)๐(๐)
Dalam konsep vektor dalam suatu vektor basis dapat dituliskan sebagai
berikut ( Clarke, 2011)
๐๐ = (๐)๐(๐) ๐๐ฅ๐ = ๐ท๐๐๐ฅ
๐
๐๐ 2 = (๐)(๐ )๐(๐) โ ๐(๐ ) ๐๐ฅ๐๐๐ฅ ๐ = ๐ท๐ โ ๐ท๐๐๐ฅ
๐๐๐ฅ ๐
Maka
(๐)(๐ )๐(๐) โ ๐(๐ ) = ๐ท๐ โ ๐ท๐
๐๐๐ = (๐)(๐ )๐(๐) โ ๐(๐ )
Clarke (2011) menyatakan bahwa metrik untuk sistem koordinat
orthogonal dapat dinyatakan sebagai berikut
๐๐๐ = (๐)(๐ )๐ฟ๐๐
๐๐๐ =๐ฟ๐๐
๐ ๐
Dapat diperlihatkan hubungan besar panjang suatu vektor
๐๐ = ๐๐
(๐)๐(๐) ๐๐ฅ๐ = ๐๐ฅ(๐)๐(๐)
(๐)๐(๐) ๐๐๐ ๐๐ฅ๐ = ๐๐ฅ(๐)๐(๐)
Sehingga didapatkan bahwa besar panjang adalah
๐๐ฅ(๐) = (๐)๐๐๐ ๐๐ฅ๐
Sedangkan hubungan antara vektor satuan dengan vektor basis adalah
๐๐ = ๐๐
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 17
(๐)๐(๐) ๐๐ฅ๐ = ๐ท๐๐๐ฅ
๐
๐ท๐ = (๐)๐(๐)
๐(๐) =๐ท๐(๐)
=๐ท๐
๐๐๐
Atau dapat pula dalam bentuk
๐(๐) =๐ท๐(๐)
=๐๐๐ ๐ท
๐
(๐)
๐๐๐ ๐ท๐
(๐)=
(๐)(๐ )๐ฟ๐๐ ๐ท๐
(๐)= (๐)๐ท
๐
๐ท๐ =๐ ๐ ๐
=๐ ๐
๐๐๐
๐(๐) = (๐)๐ท๐
Untuk sistem Nonortogonal, maka
๐(๐) =๐๐๐ ๐ท
๐
(๐)
๐ท๐ = ๐ ๐ ๐
๐๐๐=
๐๐๐๐ ๐
๐๐๐
๐ท๐ = ๐๐๐ ๐ท๐ = ๐๐๐ (๐)๐(๐) = ๐
๐๐ ๐๐๐๐(๐)
Maka
๐๐๐
๐๐๐= ๐๐๐ ๐๐๐
Hubungan antara vektor satuan dan vektor basis daapt dijabarkan
sebagai berikut
๐๐ = ๐๐ฅ(๐)๐(๐) = (๐)๐๐๐ ๐๐ฅ๐
๐ท๐(๐)
= ๐๐๐ ๐๐ฅ๐๐ท๐ = ๐ท๐๐๐ฅ๐
Menurut Margenau (1956) (๐) adalah suatu faktor skala ( bukan
sebuah tensor). Menurut Clarke ( 2011) dapat dihubungkan besar
tensor secara fisik dengan tensor kontravarian dan juga kovarian
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 18
sebagai berikut: Jika tensor orde-1 dituliskan sebagai berikut ๐๐ฅ(๐) =
(๐)๐๐๐ ๐๐ฅ๐ , maka medan tensor adalah suatu produk tensor dari banyak
medan vektor dan dapat didefinisikan sebagai ๐ โ ๐ฃ1 ร โฆ ร ๐ฃ๐ โ โ,
sehingga besar tensor fisik dapat dituliskan sebagai berikut
๐ป๐๐ =๐ป ๐๐
๐ ๐ =
๐ป ๐๐
๐๐๐ ๐๐๐
Untuk sistem Nonortogonal, maka
๐ท๐ = ๐๐๐ ๐๐๐๐(๐)
๐ป๐๐ = ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ป(๐๐ )
1.11. Gradien dari Skalar
๐ต = ๐ฝ ๐โ๐= ๐๐๐ ๐ฝ ๐ โ๐= ๐
๐๐ ๐๐๐ ๐ข ๐ โ๐
Dengan notasi
๐ด๐ = ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ด(๐ )
๐๐๐ = ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐(๐๐ )
๐ต = ๐11๐ป1 + ๐21๐ป2 + ๐
31๐ป3 ๐11๐ข (1)
+ ๐12๐ป1 + ๐22๐ป2 + ๐
32๐ป3 ๐22๐ข (2)
+ ๐13๐ป1 + ๐23๐ป2 + ๐
33๐ป3 ๐33๐ข (3)
= ๐11๐ป1 ๐11๐ข (1) + ๐22๐ป2 ๐22๐ข (2) + ๐
33๐ป3 ๐33๐ข (3)
1.12. Simbol Christoffel
Simbol christoffel adalah salah satu jenis dari koneksi affine.
Memiliki sifat simetri pada bagian kovarian dan besarnya pada ruang
datar akan bernilai nol. Simbol Christoffel dapat dijabarkan sebagai
berikut
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 19
๐ =๐๐ฃ
๐๐ก=
๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐
๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐ = ๐ฅ ๐
๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐ +
๐๐
๐๐ฅ ๐๐
๐๐ก ๐ฅ ๐
= ๐ฅ ๐๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐ +
๐๐
๐๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐
๐ฅ ๐๐
๐๐ก ๐ฝ ๐ +
๐๐
๐๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐ = ๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐
๐๐ฝ ๐๐๐ฅ ๐
+ ๐ฝ ๐ ๐ฅ ๐
= ๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐ฮฮผms ๐ฝ ๐ + ๐ฝ
๐ ๐ฅ
๐
๐ฅ ๐๐ฅ ๐ฮmฮผs ๐ฝ ๐ + ๐ฝ
๐ ๐ฅ
๐ = ๐ฅ ๐๐ฅ ๐ฮฮผms + ๐ฅ ๐ ๐ฝ ๐ = ๐
๐ ๐ฝ ๐ = ๐
Dengan
ฮฮผ๐ฃs ๐ฝ ๐ =
๐๐ฝ ๐๐๐ฅ ๐ฃ
=๐
๐๐ฅ ๐ฃ ๐๐๐
๐๐ฅ ๐
ฮฮผ๐ฃs ๐ฝ ๐ โ ๐ฝ
ฮป = ฮฮผ๐ฃฮป =
๐๐ฅ ฮป
๐๐๐๐
๐๐ฅ ๐ฃ ๐๐๐
๐๐ฅ ๐
Maka dapat dijabarkan bahwa saat pada kerangka K
ฮฮผvฮป =
๐๐ฅฮป
๐๐๐๐2๐๐
๐๐ฅ๐ ๐๐ฅ๐ฃ
Sedangkan pada kerangka Kโ
ฮ ฮผvฮป =
๐๐ฅ ฮป
๐๐๐๐2๐๐
๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ ๐ฃ
Syarat sebuah tensor adalah adanya keseragaman seperti di bawah
ฮ ฮผvฮป =
๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅd
๐๐ฅ ฮผ๐๐ฅe
๐๐ฅ vฮde
c
Tetapi bentuk penjabaran dari
ฮ ฮผvฮป =
๐๐ฅ ฮป
๐๐๐๐2๐๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐ฃ=
๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐๐๐2๐๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐ฃ=
๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐๐๐
๐๐ฅ ๐ ๐๐๐
๐๐ฅ ๐ฃ
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 20
ฮ ฮผvฮป =
๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐๐๐
๐๐ฅ ๐
๐๐๐
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ
=๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐๐
๐
๐๐ฅ ๐
๐๐๐
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ
+๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐๐๐๐๐
๐๐ฅ๐
๐
๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ
ฮ ฮผvฮป =
๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐
๐
๐๐ฅ๐
๐๐๐
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ+
๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ๐
๐
๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ
=๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ ๐๐ฅ๐
๐๐๐
๐
๐๐ฅ๐
๐๐๐
๐๐ฅ๐
+๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐
๐
๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ
=๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃฮsm
d +๐๐ฅ ฮป
๐๐ฅ๐
๐
๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐ฃ
Sehingga simbol christoffel bukanlah tensor. Sifat dari koneksi ini
adalah simetri pada bagian kovarian.
ฮฮผms = ฮmฮผ
s =1
2๐๐ ๐ ๐๐๐ฮผc + ๐ฮผ๐cm โ ๐๐๐mฮผ
๐๐๐ฮผc = ๐๐๐ฝฮผ . ๐ฝc = ๐ฝฮผ . ๐๐๐ฝc + ๐ฝc . ๐๐๐ฝฮผ
๐ฮผ๐cm = ๐ฝc . ๐ฮผ๐ฝm + ๐ฝm . ๐ฮผ๐ฝc
โ๐๐๐mฮผ = โ๐ฝm . ๐๐๐ฝฮผ โ ๐ฝฮผ . ๐๐๐ฝm
Dengan menjumlahkan persamaan di atas, maka
๐๐๐ฮผc + ๐ฮผ๐cm โ ๐๐๐mฮผ = ๐ฝc . ๐๐๐ฝฮผ + ๐ฝc . ๐ฮผ๐ฝm 1
2 ๐๐๐ฮผc + ๐ฮผ๐cm โ ๐๐๐mฮผ = ๐ฝc . ๐๐๐ฝฮผ
1
2 ๐๐๐ฮผc + ๐ฮผ๐cm โ ๐๐๐mฮผ = ๐ฝc . ฮmฮผ
d ๐ฝd
1
2 ๐๐๐ฮผc + ๐ฮผ๐cm โ ๐๐๐mฮผ = ๐ฮผ, c = ฮmฮผ
d ๐cd
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 21
1
2๐๐ ๐ ๐๐๐ฮผc + ๐ฮผ๐cm โ ๐๐๐mฮผ = ฮmฮผ
d ๐cd ๐๐ ๐
1
2๐๐ ๐ ๐๐๐ฮผc + ๐ฮผ๐cm โ ๐๐๐mฮผ = ฮmฮผ
d ฮดds = ฮmฮผ
s
1.13. Divergensi dari Vektor
๐y = โi๐ฆ๐ + ฮ๐๐
๐๐ฆ๐ = โiy
j +1
2๐๐๐ (๐๐๐๐๐ + ๐๐๐๐ ๐ โ ๐๐ ๐๐๐ )๐ฆ
๐
๐ โ y = โi๐ฆ๐ + ฮ๐๐
๐ ๐ฆ๐ = โiyi +
1
2๐๐๐ (๐๐๐๐๐ + ๐๐๐๐ ๐ โ ๐๐ ๐๐๐ )๐ฆ
๐
๐ โ y = โiyi +
1
2 ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ + ๐
๐๐ ๐๐๐๐ ๐ โ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐ฆ
๐
= โiyi +
1
2๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ฆ
๐ =โiy i (๐)
+1
2๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐
๐ฆ ๐ (๐)
Dapat dituliskan dalam bentuk lain
๐ โ y = โi๐ฆ๐ + ฮ๐๐
๐ ๐ฆ๐ =1
๐ ๐ป๐y(i) +
1
๐ ฮ๐๐
๐ y(k)
1.14. Divergensi dari Tensor
d๐๐๐๐ = โ๐๐
๐๐ + ฮ๐๐๐๐๐๐ + ฮ๐๐
๐๐๐๐
๐ โ T = d๐๐๐๐ = โ๐๐
๐๐ + ฮ๐๐๐ ๐๐๐ + ฮ๐๐
๐๐๐๐
=1
(๐)(๐)โ๐๐ ๐๐ +
1
(๐)(๐)ฮ๐๐
๐ ๐ ๐๐
+1
(๐)(๐)ฮ๐๐
๐๐ ๐๐
1.15. Curl dari Vektor
Dapat didefinisikan bahwa curl suatu vektor adalah
๐ ร ๐จ = d๐๐ด๐ โ d๐๐ด๐ = โ๐๐ด๐ โ ฮ๐๐๐๐ด๐ โ โ๐๐ด๐ โ ฮ๐๐
๐๐ด๐ = โ๐๐ด๐ โ โ๐ ๐ด๐
1.16. Laplacian Skalar
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 22
Laplacian skalar didefinisikan sebagai
๐ป2๐ = ๐ โ ๐๐ = ๐ โ ๐ฒ
๐ โ ๐ฒ = โi๐ฆ๐ + ฮ๐๐
๐ ๐ฆ๐ =1
๐ ๐ป๐y(i) +
1
๐ ฮ๐๐
๐ y(k)
Sehingga dapat dituliskan sebagai
๐ โ ๐๐ = ๐ป๐๐ป๐๐ + ๐ค๐๐
๐ ๐ป๐๐ =1
๐ ๐ป๐๐ป(i)๐ +
1
๐ ฮ๐๐
๐ ๐ป(k)๐
1.17. Koneksi Levi-Civita
Sebuah koneksi Affine โ disebut simetri jika komutator ๐, ๐ =
โX Y โ โYX = โ ๐, ๐ = 0 ( komutatif dan simetri) untuk simetri pada
๐, ๐, ๐ โ ๐(๐). Didefinisikan sebuah tensor Torsi pada โ adalah
๐: ๐ ๐ ร ๐ ๐ โ ๐ ๐ yang memetakan (X,Y) โ ๐ ๐, ๐ โ
โX Y โ โYX โ ๐, ๐ . Sifat tensor T adalah ๐ถโ(๐)-linear serta
antisimetri. Jika produk skalar pada koneksi Affine kompatibel dengan
metrik g yaitu mengikuti ๐, ๐ = โX Y + โY X. Diberikan sebuah
keragaman Riemannian (๐, ๐) dan terdapat suatu koneksi Affine โ
pada keragaman M yang simetri ( mengikuti kurung Lie) dan
kompatibel dengan ๐. Bentuk koneksi antara koneksi Affine dan
metrik ๐ dapat dihubungkan dengan koneksi Levi-Civita.
Syarat bahwa โ compatibel dengan metrik ๐ adalah
๐ ๐ ๐, ๐ = ๐ โX Y, Z + g Y, โX Z
๐ Y, Z = โX Y, Z + ๐, โX Z
โX Y, Z = ๐ Y, Z โ ๐, โX Z = ๐ Y, Z โ ๐, ๐, ๐ + โZ X
โX Y, Z = ๐ Y, Z โ ๐, ๐, ๐ + โZX โฆ (๐)
Lakukan hal yang sama
โY Z, X = ๐ Z, X โ ๐, ๐, ๐ + โX Y โฆ (๐)
โ โZX, Y = โ๐ X, Y + ๐, ๐, ๐ โ โYZ โฆ (๐)
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 23
Jumlahkan ketiga persamaan di atas, maka
โX Y, Z + โYZ, X โ โZX, Y
= ๐ Y, Z โ ๐, ๐, ๐ + โZX + ๐ Z, X
โ ๐, ๐, ๐ + โX Y โ ๐ X, Y + ๐, ๐, ๐ โ โYZ
โX Y, Z + โY Z, X โ โZX, Y
= ๐ Y, Z โ ๐, ๐, ๐ + Y, โZX + ๐ Z, X โ ๐, ๐, ๐
+ ๐, โX Y โ ๐ X, Y + ๐, ๐, ๐ โ ๐, โY Z
โX Y, Z + โY Z, X โ โZX, Y
= ๐ Y, Z โ ๐, ๐, ๐ โ โZX, Y + ๐ Z, X โ ๐, ๐, ๐
โ โX Y, Z โ ๐ X, Y + ๐, ๐, ๐ + โY Z, X
2 โX Y, Z = ๐ Y, Z โ ๐, ๐, ๐ + ๐ Z, X โ ๐, ๐, ๐ โ ๐ X, Y
+ ๐, ๐, ๐
โX Y, Z =1
2 ๐ Y, Z + ๐ Z, X โ ๐ X, Y โ ๐, ๐, ๐ โ ๐, ๐, ๐
+ ๐, ๐, ๐
โX Y, Z =1
2 ๐ Y, Z + ๐ Z, X โ ๐ X, Y โ ๐, โ ๐, ๐ โ ๐, โ ๐, ๐
+ ๐, โ ๐, ๐
โX Y, Z =1
2 ๐ Y, Z + ๐ Z, X โ ๐ X, Y + ๐, ๐, ๐ + ๐, ๐, ๐
โ ๐, ๐, ๐
Dengan menggunakan persamaan โX๐ = X๐, serta ๐, ๐ =
โX Y โ โYX dan ๐, ๐ = โX Y + โYX, maka dapat dibuktikan bahwa
๐, ๐, ๐ + ๐, ๐, ๐ โ ๐, ๐, ๐ = 0, yang dikarenakan ๐, ๐, ๐ โ
๐(๐) dan โ simetri ( Hilgert, 2010), sehingga
โX Y, Z =1
2 ๐ Y, Z + ๐ Z, X โ ๐ X, Y
=1
2 ๐๐ ๐ฝY , ๐ฝZ + ๐๐ ๐ฝZ , ๐ฝX โ ๐๐ ๐ฝX , ๐ฝY
XY, Z =1
2 ๐๐๐YZ + ๐Y๐ZX โ ๐๐๐XY
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 24
1.18. Kerangka Koordinat Ruang Dimensi-3
Posisi suatu partikel atau materi dari ruang konfigurasi lama โ๐ dan
masing-masing partikel pada ruang konfigurasi ini dapat diidentifikasi
atau diketahui melalui koordinatnya yaitu ๐ฅ๐ โ โ๐ ( yang merupakan
koordinat partikel P pada ruang konfigurasi acuan โ๐ ) yaitu ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง .
Partikel pada benda di ruang konfigurasi โ๐ secara kontinu berubah
hingga pada suatu posisi tertentu pada waktu t di ruang konfigurasi โ๐ก
dan diketahui melalui koordinat ๐ฅ๐ก โ โ๐ก , yaitu (๐, ๐, ๐). Diasumsikan
bahwa konfigurasi pada benda saat waktu t dapat dituliskan sebagai
hubungan fungsional dengan bentuk ๐ฅ๐ก = ๐ฅ๐ก ๐ฅ๐ , ๐ก = ๐น ๐ฅ๐ , ๐ก . Dengan
suatu pemetaan ๐น: โ๐ โ ๐น โ0 dan terdapat invers ๐: โ๐ก โ ๐ โ๐ก
sehingga ๐น ๐ฅ๐ , ๐ก = ๐ ๐ฅ๐ก , ๐ก memenuhi syarat transformasi koordinat
yaitu inversibel , kontinu, differensiabel dan pemetaan C1 dengan kata
lain besar Jacobian ๐ ๐ญ ๐ = ๐ฝ โ 0 untuk setiap anggota ๐ฅ๐ โ โ๐
saat ๐ก > 0. Suatu pemetaan yang diffeomorphism akan membawa suatu
titik, kurva, permukaan dan juga volume pada ruang konfigurasi โ๐ ke
suatu ruang konfiguarsi lain โ๐ก dan sebaliknya. Jika suatu titik S dapat
ditentukan di koordinat lama dan di koordinat baru yaitu sebagai berikut
)cos,sinsin,cossin(),,( lllzyxS
Maka Transformsi vektor dari koordinat ๐ฅ๐ก โ โ๐ก ke koordinat ๐ฅ๐ โ โ
๐
adalah sebagai berikut ( dengan ๐ = ๐)
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 25
kljlilkd
dzj
d
dyi
d
dx
kd
dzj
d
dyi
d
dx
xd
dx
xd
dx
xd
dx
kjikdl
dzj
dl
dyi
dl
dx
kdl
dzj
dl
dyi
dl
dx
xd
dx
xd
dx
xd
dx
.sin.sincos.coscos~
~~~~
.cos.sinsin.cossin~
~~~~
2
32
3
22
2
12
1
2
1
31
3
21
2
11
1
1
kjlilkd
dzj
d
dyi
d
dx .cossin.sinsin
~3
Besar vektor satuan dapat ditentukan sebagai berikut ๐ข (๐) =1
๐๐๐ฮฒ i
(Margenau (1956) dan Clarke (2011)) dengan indeks ๐ tidak
dijumlahkan.
k
j
i
ll
lll
g
g
gr
0cossinsinsin
sinsincoscoscos
cossinsincossin
ห
ห
ห
~
~
~
33
22
11
3
2
1
k
j
i
ll
lll
l
l
r
0cossinsinsin
sinsincoscoscos
cossinsincossin
หsin
ห
ห
k
j
ir
0cossin
sinsincoscoscos
cossinsincossin
ห
ห
ห
Besar kuadrat elemen panjang dan tensor metrik dapat ditentukan
sebagai berikut
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 26
๐๐ 2 =๐๐
๐๐ฅ ๐โ
๐๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐ =
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐ฝ ๐ โ
๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐ฝ ๐๐๐ฅ
๐๐๐ฅ ๐
=๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐๐ฅ๐
๐๐ฅ ๐๐๐๐ ๐๐ฅ
๐๐๐ฅ ๐ = ๐ ๐๐๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐
22
2
33
22
11
sin00
00
001
~00
0~0
00~
~
l
l
g
g
g
gmn
Tensor metrik adalah tensor dengan pemetaan C
2 diffeomorphism
(differensiabel, inversibel, kontinu dan bijektif) serta ๐๐๐ adalah positive
definite. Dengan pemetaan C2 diffeomorphism maka tensor metrik ๐๐๐
memiliki invers metrik ๐๐๐ = ๐๐๐โ1.
22
2
33
22
11
sin00
00
001
~00
0~0
00~
~
l
l
g
g
g
g mn
Panjang kuadrat elemen garis adalah
๐๐ 2 = ๐ ๐๐ ๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐ = ๐๐2 + ๐2๐๐2 + ๐2๐ ๐๐2๐๐๐2
Luas permukaan pada tiap elemen dapat dijabarkan sebagai berikut
๐๐ด1 = ๐ 22๐ 33 โ ๐ 232๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3 = ๐2๐ ๐๐๐๐๐๐๐
Dapat dilakukan cara yang sama, sehingga didapatkan bahwa
๐๐ด2 = ๐ 33๐ 11 โ ๐ 312๐๐ฅ 3๐๐ฅ 1 = ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐
๐๐ด3 = ๐ 11๐ 22 โ ๐ 122๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2 = ๐๐๐๐๐
Volume pada elemen dapat dijabarkan sebagai berikut
๐๐ = ๐ ๐๐ฅ 1๐๐ฅ 2๐๐ฅ 3 = ๐2๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ Besar nabla dapat ditentukan menggunakan
๐ = ฮฒ mโm = gmn ฮฒ nโm
๐ = gmn ๐ฃ u nโm
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 27
Dengan ๐ฃ adalah suatu besaran skalar dengan besar gnn .
Besar gradient atau kemiringan dari skalar adalah
๐ต๐ = ๐๐๐ ๐ฃ ๐ข ๐๐ป๐๐ = ๐๐๐ ๐๐๐๐ข (๐)๐ป๐๐๐ต
= ๐11๐ป1 + ๐21๐ป2 + ๐
31๐ป3 ๐ ๐11๐ข (1)
+ ๐12๐ป1 + ๐22๐ป2 + ๐
32๐ป3 ๐ ๐22๐ข (2)
+ ๐13๐ป1 + ๐23๐ป2 + ๐
33๐ป3 ๐ ๐33๐ข (3)
๐ต๐ = ๐11๐ป1๐ ๐11๐ข (1) + ๐22๐ป2๐ ๐22๐ข (2) + ๐
33๐ป3๐ ๐33๐ข (3)
= ๐ป๐๐๐ +1
๐๐ป๐๐๐ +
1
๐ ๐ ๐๐๐๐ป๐๐๐
Divergensi dari vektor adalah
๐ โ y = โi๐ฆ๐ + ฮ๐๐
๐ ๐ฆ๐
= โ1๐ฆ1 + ฮ1๐
1 ๐ฆ๐ + โ2๐ฆ2 + ฮ2๐
2 ๐ฆ๐ + โ3๐ฆ3 + ฮ3๐
3 ๐ฆ๐
= โ1๐ฆ1 + โ2๐ฆ
2 + โ3๐ฆ3 + ฮ1๐
1 ๐ฆ๐ + ฮ2๐2 ๐ฆ๐ + ฮ3๐
3 ๐ฆ๐ ๐ โ y = โ1๐ฆ
1 + โ2๐ฆ2 + โ3๐ฆ
3 + ฮ212 ๐ฆ1 + ฮ31
3 ๐ฆ1 + ฮ323 ๐ฆ2
= โr๐ฆ๐ + โฮธ๐ฆ
๐ + โฯ๐ฆ๐ + ฮ21
2 ๐ฆ๐ + ฮ313 ๐ฆ๐ + ฮ32
3 ๐ฆ๐
= ๐ป๐y(r) +1
๐๐ป๐ y(๐) +
1
๐ ๐ ๐๐๐๐ป๐y(๐) +
2
๐y(r)
+๐๐๐ก๐๐๐
๐y(๐)
๐ โ y = โiyi +
1
2 ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ + ๐
๐๐ ๐๐๐๐ ๐ โ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐ ๐ฆ
๐
= โiyi +
1
2๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ฆ
๐
= โ1y1 + โ2y
2 + โ3y3 +
1
2๐11๐๐๐11๐ฆ
๐
+1
2๐22๐๐๐22๐ฆ
๐ +1
2๐33๐๐๐33๐ฆ
๐
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 28
๐ โ y = โ1y1 + โ2y
2 + โ3y3 +
1
2๐11๐1๐11๐ฆ
1 +1
2๐22๐1๐22๐ฆ
1
+1
2๐33๐1๐33๐ฆ
1 +1
2๐11๐2๐11๐ฆ
2 +1
2๐22๐2๐22๐ฆ
2
+1
2๐33๐2๐33๐ฆ
2 +1
2๐11๐3๐11๐ฆ
3 +1
2๐22๐3๐22๐ฆ
3
+1
2๐33๐3๐33๐ฆ
3
๐ โ y = โ1y1 + โ2y
2 + โ3y3 +
1
2๐22๐1๐22๐ฆ
1 +1
2๐33๐1๐33๐ฆ
1
+1
2๐33๐2๐33๐ฆ
2
= ๐ป๐y(r) +1
๐๐ป๐ y(๐) +
1
๐ ๐ ๐๐๐๐ป๐y(๐) +
2
๐y(r)
+๐๐๐ก๐๐๐
๐y(๐)
Dapat pula dikerjakan dengan menggunakan notasi dyadic
๐๐ญ = ๐ ๐
๐๐ ๐ก๐๐ + ๐ก๐๐ + ๐ก๐๐ + ๐
1
๐
๐
๐๐ ๐ก๐๐ + ๐ก๐๐ + ๐ก๐๐
+ ๐ 1
๐๐ ๐๐๐
๐
๐๐ ๐ก๐๐ + ๐ก๐๐ + ๐ก๐๐
๐๐ญ = ๐ ๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ + ๐
๐๐
๐๐๐ก๐ +
๐๐
๐๐๐ก๐ +
๐๐
๐๐๐ก๐
+ ๐ 1
๐ ๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐
+ ๐ 1
๐ ๐ ๐ก๐ โ ๐ ๐ก๐ +
๐๐
๐๐๐ก๐
+ ๐ 1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐
+ ๐ 1
๐๐ ๐๐๐
๐๐
๐๐๐ก๐ +
๐๐
๐๐๐ก๐ +
๐๐
๐๐๐ก๐
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 29
๐๐ญ = ๐ ๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ + ๐
1
๐ ๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐
+ ๐ 1
๐ ๐ ๐ก๐ โ ๐ ๐ก๐ + ๐
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐ +
๐๐ก๐
๐๐๐
+ ๐ 1
๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ก๐ ๐ + ๐๐๐ ๐๐ก๐ ๐ โ ๐ ๐๐๐๐ก๐ ๐
โ ๐๐๐ ๐๐ก๐ ๐
๐ โ ๐ญ =๐๐ก๐
๐๐+
1
๐ ๐๐ก๐
๐๐+ ๐๐๐ก๐๐๐๐ก๐ +
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐ก๐
๐๐ +
2
๐๐ก๐
Divergensi dari Tensor
Untuk komponen sepanjnag sumbu-r didapatkan bahwa
๐ โ ๐ = d๐๐๐๐ = โ๐๐
๐๐ + ฮ๐๐๐ ๐๐๐ + ฮ๐๐
๐๐๐๐
d๐๐๐1 = โ๐๐
๐1 + ฮ๐๐๐ ๐๐1 + ฮ๐๐
1 ๐ ๐๐
= โ1๐11 + ฮ๐๐
๐ ๐๐1 + ฮ๐๐1 ๐ ๐๐ + โ๐๐
๐1 + ฮ๐๐๐ ๐๐1 + ฮ๐๐
1 ๐๐๐
+ โ๐๐๐1 + ฮ๐๐
๐ ๐๐1 + ฮ๐๐1 ๐ ๐๐
d๐๐๐1 = โ๐๐
๐1 + ฮ๐๐๐ ๐๐1 + ฮ๐๐
1 ๐๐๐
= โ1๐11 + ฮ1๐
1 ๐๐1 + ฮ1๐1 ๐1๐ + โ2๐
21 + ฮ2๐2 ๐๐1
+ ฮ2๐1 ๐2๐ + โ3๐
31 + ฮ3๐3 ๐๐1 + ฮ3๐
1 ๐3๐ d๐๐
๐1 = โ1๐11 + ฮ11
1 ๐11 + ฮ111 ๐11 + โ2๐
21 + ฮ212 ๐11 + ฮ21
1 ๐21
+ โ3๐31 + ฮ31
3 ๐11 + ฮ311 ๐31 + ฮ12
1 ๐21 + ฮ121 ๐12
+ ฮ222 ๐21 + ฮ22
1 ๐22 + ฮ323 ๐21 + ฮ32
1 ๐32 + ฮ131 ๐31
+ ฮ131 ๐13 + ฮ23
2 ๐31 + ฮ231 ๐23 + ฮ33
3 ๐31 + ฮ331 ๐33
d๐๐๐1 = โ1๐
11 + โ2๐21 + โ3๐
31 + ฮ212 ๐11 + ฮ31
3 ๐11 + ฮ221 ๐22
+ ฮ323 ๐21 + ฮ33
1 ๐33
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 30
d๐๐๐1 =
๐๐๐๐
๐๐+
๐๐๐๐
๐๐+
๐๐๐๐
๐๐ +
2
๐๐๐๐ โ ๐๐๐๐ + ๐๐ก๐๐๐ ๐๐๐
โ ๐๐ ๐๐2๐๐๐๐
=๐๐(๐๐)
๐๐+
1
๐
๐๐(๐๐)
๐๐+
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐(๐๐)
๐๐ +
2
๐๐(๐๐) โ
๐
๐2๐(๐๐ )
+๐๐ก๐๐๐
๐ ๐(๐๐) โ
๐๐ ๐๐2๐
๐2๐ ๐๐2๐๐(๐๐ )
d๐๐๐1 =
๐๐(๐๐)
๐๐+
1
๐
๐๐(๐๐)
๐๐+
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐(๐๐)
๐๐ +
2
๐๐(๐๐) โ
1
๐๐(๐๐ )
+๐๐ก๐๐๐
๐ ๐(๐๐ ) โ
1
๐๐(๐๐ )
d๐๐๐1 =
๐๐(๐๐)
๐๐+
1
๐
๐๐(๐๐)
๐๐+ +
๐๐ก๐๐๐
๐ ๐(๐๐) +
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐(๐๐)
๐๐ +
2
๐๐(๐๐)
โ1
๐๐(๐๐ ) โ
1
๐๐(๐๐ )
d๐๐๐1 =
๐๐ ๐๐
๐๐+
1
๐ ๐๐ ๐๐
๐๐+ ๐๐๐ก๐๐๐๐ ๐๐ +
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐
๐๐
+1
๐ 2๐ ๐๐ โ ๐ ๐๐ โ ๐ ๐๐
Bentuk di atas didapatkan dengan mengingat bahwa
๐จ๐ =๐จ ๐ ๐
=๐จ ๐
๐๐๐
๐ป๐๐ =๐ป ๐๐
๐ ๐ =
๐ป ๐๐
๐๐๐ ๐๐๐
Untuk menentukan divergensi dari tensor pada sumbu-r dengan
menggunakan notasi dyadic dapat dikerjakan sebagai berikut. Dalam
bentuk vektor, maka divergensi dari sebuah vektor pada koordinat bola
adalah sebagai berikut
๐ โ t =๐๐ก๐
๐๐+
1
๐ ๐๐ก๐
๐๐+ ๐๐๐ก๐๐๐๐ก๐ +
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐ก๐
๐๐ +
2
๐๐ก๐
Pada koordinat bola, divergensi dari tensor dapat dijabarkan sebagai
berikut
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 31
๐ โ t =๐๐๐
๐๐+
1
๐ ๐๐๐ฝ
๐๐+ ๐๐๐ก๐๐๐๐๐ฝ +
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐
๐๐ +
2
๐๐๐
๐๐
๐๐ฝ
๐๐ =
๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐
๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐
๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐
๐ ๐
๐
Dengan perhitungan lebih lanjut didapatkan bahwa
๐๐๐
๐๐=
๐๐๐๐
๐๐๐ +
๐๐๐๐
๐๐๐ +
๐๐๐๐
๐๐๐
1
๐ ๐๐๐ฝ
๐๐+ ๐๐๐ก๐๐๐๐๐ฝ
=1
๐ ๐๐๐๐
๐๐๐ +
๐๐๐๐
๐๐๐ +
๐๐๐๐
๐๐๐
+ ๐๐๐ก๐๐๐ ๐๐๐๐ + ๐๐๐ ๐ + ๐๐๐ ๐ โ1
๐๐๐๐ ๐
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐
๐๐ =
1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐
๐๐๐ +
๐๐๐๐
๐๐๐ +
๐๐๐๐
๐๐๐ +
๐๐๐
๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐
+๐๐๐
๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ +
๐๐๐
๐๐ ๐๐๐(โ๐ ๐๐๐๐ โ ๐๐๐ ๐๐ )
Untuk daerah sepanjang sumbu-r, maka
๐ โ t ๐ฌ๐ฎ๐ฆ๐๐ฎโ๐ซ
=๐๐๐๐
๐๐๐ +
1
๐ ๐๐๐๐
๐๐๐ + ๐๐๐ก๐๐๐ ๐๐๐๐
+1
๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐
๐๐๐ +
1
๐ 2๐๐๐๐ โ ๐๐๐ ๐ โ ๐๐๐ ๐
Nilai koneksi affine
ฮ111 = g11
1
2 ๐1๐11 + ๐1๐11 โ ๐1๐11 = 0
ฮ132 = ฮ1
23 = ฮ1
12= ฮ121 = g
111
2 ๐1๐21 + ๐2๐11 โ ๐1๐12 = 0
ฮ113 = ฮ1
31 = g11
1
2 ๐1๐31 + ๐3๐11 โ ๐1๐13 = 0
-
Bab.1 Vektor dan Tensor Hal. 32
ฮ122 = g11
1
2 ๐2๐21 + ๐2๐12 โ ๐1๐22 = โ๐
ฮ133 = โ๐๐ ๐๐2๐
๐ค211 = ๐22
1
2 ๐1๐12 + ๐1๐21 โ ๐1๐11 = 0
๐ค212 = ๐ค2
21 = ๐22
1
2 ๐1๐22 + ๐2๐21 โ ๐1๐12 =
1
๐
๐ค233 = ๐22
1
2 ๐3๐32 + ๐3๐23 โ ๐2๐33 = โ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐
๐ค213 = ๐ค2
31 = ๐ค2
22 = ๐ค2
32 = 0
๐ค313 = ๐ค3
31 =1
๐
๐ค312 = ๐ค3
21 = ๐ค3
22 = ๐ค3
33 = ๐ค3
11 = 0 ๐ค323 = ๐ค
332 = ๐๐ก๐๐๐
Untuk menentukan persamaan gerak dapat digunakan
๐ =๐๐ฃ
๐๐ก=
๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐
๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐ = ๐ฅ ๐
๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐ +
๐๐
๐๐ฅ ๐๐
๐๐ก ๐ฅ ๐
= ๐ฅ ๐๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐ +
๐๐
๐๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐
๐ฅ ๐๐
๐๐ก
๐๐
๐๐ฅ ๐ +
๐๐
๐๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐ = ๐ฅ ๐
๐
๐๐ก ๐ฝ ๐ + ๐ฝ
๐ ๐ฅ
๐
๐ฅ ๐๐
๐๐ก ๐ฝ ๐ +
๐๐
๐๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐ = ๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐
๐๐ฝ ๐๐๐ฅ ๐
+ ๐ฝ ๐ ๐ฅ ๐
= ๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐ฮฮผms ๐ฝ ๐ + ๐ฝ
๐ ๐ฅ
๐
๐ฅ ๐๐ฅ ๐ฮmฮผs ๐ฝ ๐ + ๐ฝ
๐ ๐ฅ
๐ = ๐ฅ ๐๐ฅ ๐ฮฮผms + ๐ฅ ๐ ๐ฝ ๐ = ๐
๐ ๐ฝ ๐ = ๐
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 33
BAB 2 HUKUM COLOUMB
2.1.Pendahuluan
Pada salah satu kata mutiara ( wise word ) dari seorang ilmuwan
jenius bernama Albert Einstein, force of gravitation is not responsible
for people falling in love. Dapat dikatakan pernyataan tersebut ada
benarnya, karena di alam ini terdapat beberapa gaya lain yang
mempengaruhi interaksi dua buah materi, salah satunya adalah gaya
elektrostatik. Beberapa hasil eksperimen memperlihatkan adanya gaya
tersebut, seperti saat anda menggosokkan sisir anda ke rambut saat
udara sekitar anda kering, kemudian anda akan melihat bahwa saat sisir
tersebut didekatkan pada material seperti kertas, maka kertas tersebut
akan tertarik menuju sisir tadi, contoh lain adalah Saat sebuah balon
digosokkan pada rambut anda, maka balon akan menarik rambut anda ,
seperti pada Gambar-1 Material yang berperilaku semacam ini dapat
disebut sebagai material bermuatan elektrostatik.
Gambar-1 Gaya Elektrostatik
Peristiwa pada Gambar-1 dapat terjadi karena adanya transfer
elektron dari bahan yang digosokkan ( semisal sisir atau balon) ke
bahan lain (semisal kertas atau rambut). Material dapat bedakan
berdasarkan sifat kelistrikannya, yaitu seperti: konduktor, isolator atau
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 34
semikonduktor. Material konduktor adalah material yang memiliki sifat
muatannya dapat bergerak bebas, sedangkan material isolator adalah
material yang memiliki sifat materialnya tidak dapat bergerak bebas.
Contoh dari material konduktor adalah kuningan dan besi, sedangkan
material isolator adalah karet, plastik, kayu dan kaca. Material
semikonduktor adalah material yang berada pada dua fase tersebut (
konduktor-isolator), pada teori mekanika kuantum, semikonduktor
dapat dimisalkan sebagai suatu sumur potensial yang berhingga,
sednagkan pada konduktor adalah sumur potensial tak hingga. Material
semikonduktor dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti silikon dan
germanium. Penggunaan material semikonduktor dalam kehidupan
sehari-hari adalah pada transistor, diode lampu LED ( seperti pada
Gambar-2) dan sebagainya.
Gambar-2 Lampu LED Berwarna dan LED Seven Segment
2.2.Hukum Coloumb
Pada tahun 1736-1806, Coloumb melakukan eksperimen untuk
menentukan besar gaya tarik antara dua buah muatan. Hasil eksperimen
Coloumb menyatakan: (1) Jika dua buah muatan berbeda muatan
didekatkan, maka akan terjadi gaya tarik-menarik antara kedua muatan
tersebut, begitu juga sebaliknya, (2) Besar gaya tarik antara kedua buah
muatan adalah ebrbanding terbalik dengan jarak antara kedua buah
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 35
muatan tersebut dan terakhir adalah (3) besar gaya tarik antara ekdua
buah muatan bergantung pada besar muatan tersebut. Hukum Coloumb
dapat dirumuskan sebagai berikut di bawah ( pada kondisi kontinu dan
diskret)
๐น =1
4๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ค๐๐ก
๐ 2๐
๐น = ๐
4๐๐๐
๐๐
๐ 2๐
Dengan R adalah jarak antara dua buah muatan dengan arah vektor
satuan ๐ dan ๐๐ adalah permitivitas relative vakum dan 4๐๐๐ โ1 =
9.109๐๐2/๐ถ2, sebagai contoh adalah sebuah Spidol tulis atau sisir
(setelah digosokkan ke rambut) dengan panjang tertentu (2L) dan rapat
muat panjang ๐, berada pada sumbu-z, dapat memindahkan sebuah
potongan kecil kertas ( bermuatan Q) yang diletakkan pada meja sejauh
๐ pada sumbu-r, maka besar gaya elektrostatik pada sisir atau spidol
adalah sebagai berikut
๐น =๐
4๐๐๐ ๐๐๐๐๐ค๐๐ก
๐ 2๐ =
1
4๐๐๐
๐1๐๐2๐ 3/2
๐
๐ = ๐๐ โ ๐ง๐ง
๐น =๐
4๐๐๐ ๐ ๐๐
๐ 2๐
๐น =๐
4๐๐๐
๐ ๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐๐ โ ๐ง๐ง )
Pada komponen sumbu-z akan saling meniadakan
๐น =๐
4๐๐๐
๐ ๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐๐ )
๐น =๐๐๐
4๐๐๐
๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐ )
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 36
๐น =๐๐๐๐
4๐๐๐
๐ง
๐2 ๐2 + ๐ง2 =
๐๐๐
4๐๐๐๐
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2 โ
โ๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2
๐น =๐๐๐
4๐๐๐๐
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2 +
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2
๐น =๐๐๐
4๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ผ1 + ๐ ๐๐๐ผ2 =
๐2๐
4๐๐๐๐๐ฟ ๐ ๐๐๐ผ1 + ๐ ๐๐๐ผ2
jika sudut ๐ผ1 = 0๐ dan ๐ โช ๐ฟ atau ๐ผ2 โ 90
๐ , maka
๐น =๐2
4๐๐๐๐๐ฟ๐
Dari hasil eksperimen dapat diperlihatkan bahwa potongan kertas
hanya akan bergerak pada sumbu-r saja. ( Gambar-3)
Gambar-3 Potongan Kertas Terangkat ke Arah Sisir
Pada percobaan berikutnya adalah kasus tutup botol air mineral
yang digosokkan ke rambut. Tutup botol tersebut memiliki jejari ๐ (
dapat dianggap sangat panjang dibandingkan panjang kertas) dan rapat
muat permukaan adalah ๐. Pada jarak ๐ง tertentu diletakkan sebuah
potongan kertas kecil, sehingga potongan kertas bermuatan Q dapat
tertarik menuju tutup botol tersebut. Besar gaya elektrostatik dapat
dijabarkan sebagai berikut
๐น =๐
4๐๐๐
๐๐๐
๐ 2๐
๐น =๐
4๐๐๐
๐๐๐
๐2 + ๐ง2 32
(๐ง๐ง โ ๐๐ )
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 37
๐น =๐
4๐๐๐
๐ ๐ ๐๐ ๐๐
๐2 + ๐ง2 3/2(๐ง๐ง )
๐น =๐๐๐ง๐ง
2๐๐
๐ ๐๐
๐2 + ๐ง2 3/2
๐น =๐๐๐ง๐ง
2๐๐ โ
1
๐2 + ๐ง2
๐น =๐๐๐ง๐ง
2๐๐ โ
1
๐2 + ๐ง2
0
๐
=๐๐๐ง๐ง
2๐๐
1
๐ง2 โ
1
๐2 + ๐ง2
๐น =๐๐๐ง
2๐๐
๐ง
๐ง 1 โ
๐ง
๐2 + ๐ง2 = ๐
๐๐ง
2๐๐
Contoh lain adalah Saat sebuah balon pejal berisi suatu gas pada
Gambar-1 didekatkan pada rambut, maka balon akan menarik rambut
anda, hasil penjabaran persamaan gaya adalah sebagai berikut: dianggap
bahwa panjang rambut adalah L dan densitas rambut ๐ dengan densitas
volume balon ๐ dan jejari balon ๐
๐น =1
4๐๐๐ ๐๐๐
(๐ง)2(๐ง )
๐น =๐
4๐๐๐ ๐๐๐ง
๐ง2(๐ง )
๐น =๐๐๐3
3๐๐
๐๐ง
(๐ง)2(๐ง )
๐น =๐๐๐3
3๐๐๐ง โ
1
๐ง ๐ง๐
๐ง๐+๐ฟ
=๐๐๐3
3๐๐๐ง
๐ง๐
๐ง๐ + ๐ฟ ๐ง๐โ
๐ง๐ + ๐ฟ
๐ง๐ + ๐ฟ ๐ง๐
๐น = โ๐๐๐3๐ฟ
3๐๐
1
๐ง๐ + ๐ฟ ๐ง๐ ๐ง
Sebuah proses Xerographic ( ditemukan oleh Chester Carlson pada
tahun 1940) adalah salah satu penerapan hukum Coloumb. Suatu
silinder yang diberi lapisan tipis material fotokonduktif selenium atau
kombinasi selenium ( fotokonduktif adalah suatu material yang
memiliki sifat konduktifitas buruk pada kondisi gelap, sedangkan saat
kondisi terang akan menjadi material konduktif). Selenium pada
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 38
kondisi gelap akan bermuatan muatan positif dan memiliki sifat
konduktifitas yang buruk. Suatu lensa digunakan untuk memfokuskan
cahaya agar gambar yang ingin dicetak dapat tertangkap pada lapisan
selenium. Material fotokonduktif akan menjadi konduktif ( seperti
bahan konduktor) hanya pada daerah yang diberi sinar dan membuat
bagian yang menerima sinar akan membawa muatan positifnya karena
cahaya membawa muatan pembawa ( charge carrier ) yang
menghilangkan muatan positif pada selenium, sedangkan bagian yang
gelap tetap bermuatan positif. Suatu bubuk powder toner yang
bermuatan negative dihembuskan pada permukaan gelap tersebut,
sehingga muatan negative toner tersebut akan menempel pada bahan
fotokonduktif tersebut dan terbentuklah suatu gambar yang kemudian
ditransfer ke lembaran kertas yang bermuatan positif dan kemudian
toner tersebut dilewatkan pada suhu tinggi agar meleleh dan dapat
menjadi suatu gambar yang permanen ( Dapat dilihat pada Gambar-4
di bawah )
Gambar-4 Proses Kerja Mesin Cetak
Hasil penjabaran persamaan gaya adalah sebagai berikut ( dapat
dilihat pada Gambar-5). Jika dianggap bahwa toner adalah muatan
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 39
negative sebesar Q dan silinder dengan panjang L dan jarak toner
dengan silinder adalah ๐, maka
Gambar-5 Muatan Positif pada Selenium Memberi Gaya Tarik
pada Toner
๐น =๐
4๐๐๐ ๐๐๐๐๐ค๐๐ก
๐ 2๐ =
1
4๐๐๐
๐1๐๐2๐ 3/2
๐
๐ = ๐๐ โ ๐ง๐ง
๐น =๐
4๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐
๐ 2๐
๐น =๐
4๐๐๐
๐ ๐๐๐ ๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐๐ โ ๐ง๐ง )
Pada komponen sumbu-z akan saling meniadakan
๐น =๐๐2
2๐๐
๐ ๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐ )
๐น =๐๐2๐
2๐๐
๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐ )
๐น =๐๐2๐
2๐๐๐
๐ง
๐2 ๐2 + ๐ง2 =
๐๐
2๐๐๐
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2 โ
โ๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2
๐น =๐๐
2๐๐๐
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2 +
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2
๐น =๐๐
2๐๐๐ ๐ ๐๐๐ผ1 + ๐ ๐๐๐ผ2 =
๐2๐
4๐๐๐๐๐ฟ ๐ ๐๐๐ผ1 + ๐ ๐๐๐ผ2
Dengan ๐ = ๐/2 ๐๐๐ฟ yaitu besar rapat muatan luas.
-
Bab.2 Hukum Coloumb Hal. 40
2.3.Latihan Soal
1. Dua buah muatan q dan -q terletak pada sumbu x, dengan
koordinat a dan -a tentukan besar gaya coloumb yang dialami
muatan Q yang diletakkan di bidang x-y !
2. Delapan buah muatan ( dengan besar muatan q )diletakkan pada
suatu daerah berbentuk kubus dengan panjang masing-masing
adalah a, tentukan besar gaya coloumb yang dialami muatan Q
yang diletakkan di salah satu sudutnya !
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 41
BAB 3 MEDAN LISTRIK DAN
HUKUM GAUSS
3.1.Pendahuluan
Medan listrik , ๐ธ, dapat didefinisikan sebagai rasio dari besar gaya
listrik terhadap muatan tertentu ( sebagai muatan uji positif). Medan E
dapat dirumuskan sebagai berikut
๐ธ = 1
4๐๐๐
๐๐๐ 2
๐ =๐น
๐
Dapat diperlihatkan interaksi suatu muatan terhadap muatan tes seperti
pada Gambar-1 di bawah
Gambar-1 Interaksi Suatu Muatan terhadap
Muatan Uji
3.2. Medan Listrik pada Suatu Muatan
Dua buah muatan q dan -q terletak pada sumbu x, dengan koordinat
a dan -a dapat ditentukan besar medan listrik yang dialami suatu titik
medan yang diletakkan di bidang x-y
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 42
๐ธ = 1
4๐๐๐
๐2๐ 2
๐
๐ธ (๐) =1
4๐๐๐
๐ ๐ฆ๐ฆ + ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ
๐ฅ โ ๐ 2 + ๐ฆ2 ๐ฅ โ ๐ 2 + ๐ฆ2
๐ธ (โ๐) =1
4๐๐๐
โ๐ ๐ฆ๐ฆ + ๐ฅ โ (โ๐) ๐ฅ
๐ฅ โ (โ๐) 2 + ๐ฆ2 ๐ฅ โ (โ๐) 2 + ๐ฆ2
=1
4๐๐๐
โ๐ ๐ฆ๐ฆ + ๐ฅ + ๐ ๐ฅ
๐ฅ + ๐ 2 + ๐ฆ2 ๐ฅ + ๐ 2 + ๐ฆ2
Maka
๐ธ = 1
4๐๐๐
๐2๐ 2
๐
๐ธ =1
4๐๐๐
๐ ๐ฆ๐ฆ + ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ
๐ฅ โ ๐ 2 + ๐ฆ2 ๐ฅ โ ๐ 2 + ๐ฆ2
โ1
4๐๐๐
๐ ๐ฆ๐ฆ + ๐ฅ + ๐ ๐ฅ
๐ฅ + ๐ 2 + ๐ฆ2 ๐ฅ + ๐ 2 + ๐ฆ2
Pada kasus tutup botol air mineral yang digosokkan ke rambut.
Tutup botol memiliki jejari ๐ ( dapat dianggap sangat panjang
dibandingkan panjang kertas) dan rapat muat permukaan adalah ๐. Pada
jarak ๐ง tertentu diletakkan sebuah potongan kertas kecil, sehingga
potongan kertas bermuatan Q ( sebagai mutan uji)dapat tertarik menuju
tutup botol tersebut. Besar medan elektrostatik dapat dijabarkan sebagai
berikut
๐ธ =1
4๐๐๐
๐๐๐
๐ 2๐
๐ธ =1
4๐๐๐
๐๐๐
๐2 + ๐ง2 32
(๐ง๐ง โ ๐๐ )
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 43
๐ธ =1
4๐๐๐
๐ ๐ ๐๐ ๐๐
๐2 + ๐ง2 3/2(๐ง๐ง )
๐ธ =๐๐ง๐ง
2๐๐
๐ ๐๐
๐2 + ๐ง2 3/2
๐ธ =๐๐ง๐ง
2๐๐ โ
1
๐2 + ๐ง2
๐ธ =๐๐ง๐ง
2๐๐ โ
1
๐2 + ๐ง2
0
๐
=๐๐ง๐ง
2๐๐
1
๐ง2 โ
1
๐2 + ๐ง2
๐ธ =๐๐ง
2๐๐
๐ง
๐ง 1 โ
๐ง
๐2 + ๐ง2
besar medan E pada dua buah plat sejajar (Kapasitor) seperti pada
Gambar-2 di bawah dapat dijabarkan sebagai berikut
Gambar-2 Bentuk Pergerakan Medan E dari Muatan Positif ke
Muatan negatif
Saat titik medan diletakkan di tengah, maka besar medan listrik
resultannya adalah gabungan 2 medan pada pelat seperti pada
Gambar-3 di bawah
Gambar-3 Medan E pada Berbagai Posisi
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 44
๐ธ โ๐ < ๐ง < ๐ =๐๐ง
2๐๐+
๐๐ง
2๐๐=๐๐ง
๐๐
๐ธ ๐ง > ๐ =๐๐ง
2๐๐โ
๐๐ง
2๐๐= 0
Sebuah Spidol tulis (setelah digosokkan ke rambut) dengan panjang
tertentu (2L) dan rapat muat panjang ๐, berada pada sumbu-z, dapat
memindahkan sebuah potongan kecil kertas ( bermuatan uji Q) yang
diletakkan pada meja sejauh ๐ pada sumbu-r, maka besar medan
elektrostatik adalah sebagai berikut
๐ธ =1
4๐๐๐ ๐๐๐๐๐ค๐๐ก
๐ 2๐ =
1
4๐๐๐
๐1๐๐2๐ 3/2
๐
๐ = ๐๐ โ ๐ง๐ง
๐ธ =1
4๐๐๐ ๐ ๐๐
๐ 2๐
๐ธ =1
4๐๐๐
๐ ๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐๐ โ ๐ง๐ง )
Pada komponen sumbu-z akan saling meniadakan
๐ธ =1
4๐๐๐
๐ ๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐๐ )
๐ธ =๐๐
4๐๐๐
๐๐ง
๐2 + ๐ง2 3/2(๐ )
๐ธ =๐๐๐
4๐๐๐
๐ง
๐2 ๐2 + ๐ง2 =
๐๐
4๐๐๐๐
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2 โ
โ๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2
๐ธ =๐๐
4๐๐๐๐
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2 +
๐ฟ
๐2 + ๐ฟ2
๐ธ =๐๐
4๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ผ1 + ๐ ๐๐๐ผ2
3.3. Hukum Gauss
Teori divergensi atau teori Gauss ( hukum Gauss): jika ๐ adalah
sebuah daerah padatan yang memiliki daerah batas permukaan ๐ด dan
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 45
memiliki vektor satuan normal bidang ke arah luar. Jika terdapat suatu
medan listrik ๐ธ pada material tersebut, maka berdasarkan teori
divergensi medan listrik dapat dijabarkan sebagai berikut
โ.๐ธ =ฯ
๐๐
๐ธ โ ๐ ๐๐ด๐
=1
๐๐ โ โ ๐ธ dV
๐
=1
๐๐ ฯdV
๐
=๐๐๐ข๐๐ก๐๐
๐๐
Suatu medan vektor ๐ธ dengan sebuah divergensi dapat diterangkan
seperti pada Gambar-4 di bawah
Gambar-4 Divergensi dari Medan E
Spidol tulis (setelah digosokkan ke rambut) dengan panjang
takhingga dan rapat muat panjang ๐, berada pada sumbu-z, dapat
memindahkan sebuah potongan kecil kertas ( bermuatan Q) yang
diletakkan pada meja sejauh ๐ pada sumbu-r, maka besar medan
elektrostatik dengan menggunakan hukum Gauss adalah sebagai
berikut ( Gambar-5)
Gambar-5 Medan Listrik pada Spidol
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 46
๐ธ โ ๐ ๐๐ด๐
=1
๐๐ ฯdV
๐
=๐๐๐ข๐๐ก๐๐
๐๐
๐ธ ๐ โ ๐๐ด(๐ ) =1
๐๐ ๐ ๐๐ง
๐ธ๐๐๐๐๐ง =๐
๐๐
Q adalah muatan dengan rapat muat garis dan memiliki panjang l
๐ธ 2๐๐๐ =๐๐
๐๐
๐ธ =๐
2๐๐๐๐๐
Besar medan E pada kasus tutup botol air mineral yang digosokkan
ke rambut dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Gauss
sebagai berikut seperti pada Gambar-6
Gambar-6 Medan Listrik pada Permukaan Datar
๐ธ โ ๐ ๐๐ด๐
=1
๐๐ ฯdV
๐
=๐๐๐ข๐๐ก๐๐
๐๐
๐ธ ๐ง .๐๐ด ๐ง + ๐ธ โ๐ง .๐๐ด โ๐ง + ๐ธ ๐ง .๐๐ด ๐ =1
๐๐ ๐ ๐๐ด
๐ธ ๐ง .๐๐ด ๐ง + ๐ธ ๐ง .๐๐ด ๐ง + 0 =1
๐๐ ๐ ๐๐ด
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 47
2 ๐ธ๐๐๐๐ด = ๐ ๐ ๐๐ ๐๐
2 ๐ธ๐๐๐๐ด = ๐ ๐๐ด
๐ธ =๐
2๐๐๐ง
Dapat ditentukan besar medan listrik ๐ธ dari sebuah silinder pejal
dengan jejari ๐ dan panjang ๐ฟ yaitu sebagai berikut
๐ < ๐
๐ธ โ ๐ ๐๐ด๐
=1
๐๐ ฯdV
๐
=๐๐๐ข๐๐ก๐๐
๐๐
๐ธ ๐ .๐๐ด ๐ง + ๐ธ ๐ .๐๐ด โ๐ง + ๐ธ ๐ .๐๐ด ๐ = ๐ ๐๐
๐ธ ๐ .๐๐ด ๐ = ๐ ๐๐
๐ธ ๐ ๐๐๐๐ง = ๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ง
๐๐๐ธ 2๐๐๐ฟ = ๐๐๐2๐ฟ
๐ธ =๐๐
2๐๐๐
๐ > ๐
๐ธ ๐๐ =1
๐๐ ๐ ๐๐
๐ธ ๐ ๐๐๐๐ง =1
๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ง
๐๐๐ธ 2๐๐๐ฟ = ๐๐๐2๐ฟ
๐ธ =๐๐2
2๐๐๐๐
3.4.Latihan Soal
-
Bab.3 Medan Listrik dan Hukum Gauss Hal. 48
1. Dua buah muatan q dan -q terletak pada sumbu x, dengan
koordinat a dan -a tentukan besar medan listrik yang dialami
muatan uji Q yang diletakkan di bidang x-y !
2. Delapan buah muatan ( dengan besar muatan q )diletakkan pada
suatu daerah berbentuk kubus dengan panjang masing-masing
adalah a, tentukan besar medan listrik yang dialami muatan uji
Q yang diletakkan di salah satu sudutnya !
-
Bab.4 Konduktor dalam Medan Listrik Hal. 49
BAB 4 KONDUKTOR DALAM MEDAN
LISTRIK
4.1.Pendahuluan
Pada material elektrostatik dapat didefinisikan bahwa besar
medan listrik statis adalah sebesar ๐ธ = โโ๐ dengan โ ร ๐ธ = 0
atau โ ร โ๐ = 0 untuk medan listrik konservatif dan ๐ adalah
potensial skalar listrik. Pada hukum Gauss dapat dihubungkan
dengan skalar potensial menggunakan โ โ ๐ฌ = โโ2๐ = ๐/๐๐
Bahan konduktor dapat didefinisikan sebagai bahan yang mana
muatan-muatannya dapat bergerak bebas dalam pengaruh medan
listrik. Contoh paling umum adalah logam, yang mana partikel yang
bergerak adalah elektron bebas. Jika sebuah medan listrik
dihadirkan pada sebuah konduktor, maka muatan-muatannya akan
bergerak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ๐ฌ = ๐ pada semua
daerah titik didalam konduktor . pada daerah didalam konduktor
๐ธ = 0
โ๐ = ๐๐๐๐ ๐ก
Pada derah permukaan konduktor adalah permukaan ekuipotensial
, sehingga
๐ธ ๐ ๐ข๐๐๐๐๐ โ 0
โ๐ = ๐๐๐๐ ๐ก
Sekarang, jika sebuah medan listrik dihadirkan dalam sebuah
konduktor, maka muatan-muatannya akan bergerak, sehingga kita
tidak akan menemukan situasi yang statis, sehingga E didalam
konduktor haruslah ๐ธ = 0. Dapat diperlihatkan pada Gambar-1
bentuk Kapasitor
-
Bab.4 Konduktor dalam Medan Listrik Hal. 50
Gambar-1 Kapasitor dengan Konduktor Silinder
Penggunaan konduktor pertama kali digunakan di elektrostatik
adalah sebagai tempat penyimpanan/ storage dari muatan listrik,
konduktor dapat dimuati, sebagai contoh dengan memberinya
sebuah potensial seperti battery. Kapasitor berfungsi sebagai
penyimpan muatan dan seberapa besar kuantitas kasitor tersebut
menyimpan muatan dinamakan kapasitansi. Kapasitor elektrostatik
adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik
dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang
popular serta murah untuk membuat kapasitor yang
kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa ๐F,
yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan
frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah
bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene
terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene,
polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya.
๐ถ = ๐/โ๐
โ๐ = ๐1(๐๐๐๐๐ข๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ) โ ๐2(๐๐๐๐๐ข๐๐๐๐ ๐๐ข๐๐ ) = ๐ฌ .๐ ๐2
1
=๐
๐ถ
โ๐ = ๐1(๐๐ข๐๐ก๐๐ +) โ ๐2(๐๐ข๐๐ก๐๐ โ) = ๐ฌ .๐ ๐2
1
=๐
๐ถ
permukaan