Transcript
Page 1: PENGANTAR  JURNALISTIK

PENGANTAR JURNALISTIK

Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 2: PENGANTAR  JURNALISTIK

I. PENDAHULUAN

Pengertian Jurnalistik

Dari sejarah peradaban manusia, kita kenal orang Yunani, beribu tahun sebelum Masehi, menggunakan nyala obor sebagai isyarat yang dapat dilihat oleh rekannya yang berada jauh dari tempatnya. Orang-orang Indian menggunakan asap untuk mengirimkan informasi kepada rekan-rekannya yang jauh darinya. Orang pun mengorek sepotong batang kayu agar berbunyi bila ditabuh, dan bunyinya dapat didengar dari jauh. Alat itu pun digunakan untuk memberitahukan sesuatu kejadian atau menyampaikan informasi yang perlu diperhatikan semua atau segolongan orang. Sampai kini suku Ashanti di Ghana masih menggunakan kayu demikiah untuk menyampaikan berita ke tempat-tempat yang jauh. Mereka memukulnya dengan kombinasi nada yang bisa dimengerti oleh rekannya yang mendengar.

Demikian pula praktik-praktik pengiriman berita dalam bentuk komunikasi yang sederhana itu berkembang menjadi suatu gejala yang mirip dengan kegiatan jurnalistik.

Demikian pula halnya dengan sebuah nama yang kita sebut jurnalistik ini. Secara alamiah, di dalam nama itu terkandung ciri-ciri tertentu yang menjadi pengetahuan bagi kita untuk mengenalinya lebih jauh, sehingga kita bisa membedakannya dari nama atau istilah-istilah lain yang ada di sekeliling kita. Untuk itu kita memerlukan pendekatan dan pemikirannya melalui tiga segi, yaitu rangkaian istilahnya (etimologi), lingkungan kegiatannya (sosiologi dan komunikasi), dan sejarah pertumbuhannya.

Dari segi etimologi kita melihat istilah jurnalistik terdiri dari dua suku kata, jurnal dan istik. Kata jurnal berasal dari bahasa Perancis, journal, yang berarti catatan harian. Sehubungan dengan kegiatan jurnalistik, pada zaman kerajaan Romawi Kuno yang diperintah oleh Julius Caesar dikenal dengan istilah acta diurna yang mengandung makna rangkaian akta (gerakan, kegiatan, dan kejadian) hari ini. Adapun kata istik merujuk pada istilah estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan/ keterampilan dengan menggunakan bahan-bahan yang diperlukannya—seperti kayu, batu, kertas, cat, atau suara; dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan, dan musik (Pringgodigdo, 1973: 383). Dengan demikian secara etimologis jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal memhuat catatan tentang peristiwa sehari-hari, karya mana memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.

Para filosof memberikan batasan jurnalistik sebagai sarana pemberitahuan dengan pemyataannya yang berbunyi berilah publik apa yang mereka inginkan dan berilah publik suatu kebenaran yang harus dimilikinya (Bond, 1961: 1).

Seperti halnya manusia tempo dulu yang membuat kepulan asap ataupun memperdengarkan pukulan genderangnya dengan nada yang khas untuk memberitahukan sesuatu kepada rekannya yang berada jauh dari tempat mereka.

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 3: PENGANTAR  JURNALISTIK

Demikian pula filosof lain menyatakan, bahwa jurnalistik merupakan upaya membuat semua orang menjadi tahu apa yang belum diketahuinya.

Dalam pengamalan kehidupannya, manusia selalu dipengaruhi oleh empat faktor sosialisasi, yaitu hereditas (warisan biologis), warisan sosial, lingkungan hidup, dan kelompok (Polak, 1974: 13).

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti ‘memberitahukan’ atau ‘berpartisipasi’. Selain itu dalam bahasa Latin pula kita mengenal istilah communi yang bermakna ‘milik bersama’ atau ‘berlaku di mana-mana’. Dalam bahasa Inggris pun kita mengenal istilah communication yang secara denotatif berarti ‘hubungan’, ‘kabar’, atau ‘pemberitahuan’. Secara konotatif, dari pengertian-pengertian akar katanya tadi, kiranya dapat diartikan sebagai ‘suatu proses pemberitahuan yang mengarah pada terwujudnya persamaan makna terhadap apa yang diberitahukan itu’. Lebih lengkap lagi Carl I Hovland, yang dikenal sebagai "Bapak Komunikasi", melalui bukunya, Social Communication, men-definisikan komunikasi sebagai proses di mana seseorang insan (ko-munikator) menyampaikan rangsangan (biasanya berupa lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku insan-insan lainnya (komunikan). Jelasnya Hovland (1953: 12) mengatakan bahwa communication is the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (the communicatees).

Lebih rinci lagi Harold Lasswell melalui tulisannya "The Structure and Function of Communication in Society" dalam Wilbur Schramm, Mass Communication, memberikan paradigma yang menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan: who says what in which channel to whom with what effect? Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media, yang menimbulkan efek (akibat) tertentu.

Dari kedua pendapat itu kiranya bisa dilihat adanya unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi itu, yakni: komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (akibat).

Namun demikian Wilbur Schramm melalui bukunya, How Communication Works (Onong, 1973: 39) mengatakan bahwa komunikasi selalu menghendaki adanya paling sedikit tiga unsur: sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination).

Dari proses terjadinya suatu komunikasi tadi kiranya kita bisa melihat bahwa proses tersebut berlangsung dengan melibatkan tujuh unsur komunikasi, yaitu: sumber, komunikator, pesan, media, komunikan, tujuan, dan akibat (lihat bagan). Tergolong ke dalam pesan komunikasi kita temukan antara lain apa yang disebut produk jurnalistik berupa pemberitahuan melalui media cetak atau media elektronik. Dengan demikian dari kacamata komunikasi jurnalistik merupakan karya yang dibentuk komunikator sebagai upaya mencapai tujuan komunikasinya (apa yang diinginkannya). Dengan kata lain, produk jurnalistik dimaksud dibentuk melalui suatu keterampilan atau seni yang disebut jurnalistik dengan tujuan mempengaruhi komunikan (khalayak).

Dari segi pengertian tadi, yaitu menurut kacamata etimologi, komunikasi

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 4: PENGANTAR  JURNALISTIK

dan sejarah perkembangannya, kita dapat menarik kesimpulan bahwa di dalam istilah jurnalistik terkandung makna sebagai suatu seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak. Lebih jauh agama Islam mengajarkan bahwa manusia wajib berkomunikasi dengan Allah Swt dan dengan sesamanya (Al-Quran [3]: 112) serta wajib mengajak (mempengaruhi) manusia agar berbuat amarma ‘rufnahi munkar (Al-Quran [3]: 104 dan 110). Bahkan makna konotatif dari pemberitahuan pun dijelaskan Allah Swt dalam Al-Quran sebagai kewajiban untuksaling tolong menolong dalam kebaikan (Al-Quran [5]: 2). Lebih tegas lagi Nabi Besar Muhammad Saw beramanah kepada umatnya agar selalu menyampaikan informasi walaupun hanya sepotong ayat (Hadis riwayat Muslim). Dari ajaran tersebut jelas menunjukkan bahwa jurnalistik merupakan kewajiban bagi semua umat di dunia ini. Malahan Allah Swt mengajarkan metode komunikasinya melalui Al-Quran surat An-Nahl avat 125.

DEFINISI JURNALISTIKJurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan,

mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga rerjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.

Adinegoro sendiri melalui bukunya, Publisistik dan Djurnalistik (1963: 38) membedakan jurnalistik dari publisistik dengan penegasan bahwa jurnalistik adalah kepandaian yang praktis, sedangkan publisistik adalah kepandaian yang ilmiah. Sebagai kepandaian praktis, jurnalistik adalah salah satu obyek di samping obyek-obyek lainnya dari ilmu publisistik, yang mempelajari seluk beluk penyiaran berita-berita dalam keseluruhannya dengan meninjau segala saluran, bukan saja pers, tapi juga radio, televisi, film, teater, rapat-rapat umum, dan segala lapangan.

Astrid S. Susanto melalui bukunya, Komunikasi Massa (1986:73) mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Senada dengan itu Onong Uchjana Effendy (1981:102) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebaran-nya kepada masyarakat.

Jurnalistik adalah seni dan/ keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya. Indah di situ punya arti dapat diminati dan dinikmati sehingga bisa mengubah sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku khalayaknya.

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 5: PENGANTAR  JURNALISTIK

SEJARAH PERKEMBANGAN JURNALISTIK

Perkembangan jurnalistik dimulai dari perkembangan publisistik sebagai pengetahuan kemasyarakatan dalam bidang pernyataan antar manusia. Namun, gejalanya jauh sebelum itu sudah tampak.

Jauh sebelum itu para ahli sejarah tersebut menuturkan hasil penyelidikannya yang bersandar pada buku Perjanjian Lama (Genesis 8 ayat 10-12), di mana dikisahkan bahwa sewaktu di dunia ini turun hujan lebat tujuh hari tujuh malam terus menerus, timbullah air bah yang memusnahkan segala makhluk hidup dan semua tanaman sebagai pidana Tuhan terhadap kejahatan dan dosa manusia, Bandingkan dengan Al-Quran (surat Nuh ayat 25 dan Surat Hud ayat 37-45).

Sebelum Allah Swt menumnkan hanjir yang sangat hebat kepada kaum yang kafir, maka datanglah malaikat utusan Allah Swt kepada Nabi Nuh agar ia memberitahukan cara membuat kapal sampai selesai. Kapal itu cukup untuk dipergunakan sebagai alat evakuasi oleh Nabi Nuh beserta sanak keluarganya yang shaleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang. Tidak lama kemudian, seusainya Nuh membuat kapal, hujan lebat pun turun berhari-hari tiada hentinya. Demikian pula angin dan badai tiada ketinggalan, menghancurkan segala apa yang ada di dunia kecuali Kapal Nuh ini. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat luas. Saat itu Nuh dengan orang-orang yang beriman serta hewannya itu telah naik ke dalam kapal, dan berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat itu.

Hari larut berganti malam, minggu pertama disusul minggu kedua, dan selanjutnya, hingga menjelang hari yang keempatpuluh. Namun air tetap masih menggenang dalam, seakan-akan tidak berubah sejak semula. Sementara itu Nuh beserta isi kapalnya mulai khawatir dan gelisah karena persediaan makanan mulai menipis. Masing-masing penumpang kapal pun mulai bertanya-tanya, apakah air bah itu memang tidak berubah atau bagaimana? Hanya kepastian tentang hal itu saja rupanya yang bisa menentramkan kerisauan hati mereka. Dengan mengetahui situasi dan kondisinya itu mereka mengharapkan dapat memperoleh landasan berpikir untuk "lelakukan tindak lanjut dalam menghadapi penderitaannya jtu, terutama dalam melakukan penghematan yang lebih cermat.

Guna memenuhi keperluan atau keinginan para penumpang kapalnya itu Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, tetapi sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun tadi, Nuh dapat mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat. Demikianlah kabar dan berita itu disampaikan kepada seluruh anggota penumpangnya.

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 6: PENGANTAR  JURNALISTIK

Atas dasar fakta tersebut. para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari dan penyiar kabar (wartawan) yangpertama di dunia. Bahkan sejalan dengan teknik-teknik dan caranya mencari serta menyiarkan kabar (warta berita di zaman sekarang dengan lembaga kantor beritanya) itu, mereka menunjukkan bahwa sesungguhnya kantor berita yangpertama di dunia itu adalah kapal Nuh. Data selanjutnya diperoleh para ahli sejarah negara Romawi pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Pada masa itu para pejabat tinggi kerajaan Romawi (Imam Agung) mencatat segala kejadian penting yang diketahuinya pada annates (papan tulis yang digan-tungkan di serambi rumahnya). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.

Dari hasil penelitian sejarah kita dapat mengetahui bahwa pada permulaan pertumbuhannya jurnalistik berjalan dengan kondisi sebagai berikut:1. Subyek penyajiannya berupa pemerintah. Yang menyelenggarakan

penyiaran lewat acta diurna adalah pihak kerajaan.2. Jurnalis atau wartawannya, sebagai perantara dalam penyiaran, terdiri dari

mereka yang mencari dan menyiarkan berita dengan memperoleh upah.3. Alat penyiarannya berupa papan pengumuman (acta diurna) dan catatan-

catatan para jurnarius yang diperbanyak, serta pemberitaan lisan dari para jurnarius tersebut.

Sejak hilangnya acta diurna hingga kira-kira tahun 1000 SM, para ahli sejarah Eropa tidak lagi dapat menunjukkan bukti-bukti adanya praktik-praktik jurnalistik seperti dilakukan orang-orang Romawi itu. Baru, sejak abad pertengahan di Eropa dikenal praktik pemberitaan berupa kirim-mengirim surat, antar biara, istana, dan/ antar para pangeran, dengan perantaraan kurir. Sedangkan di kalangan rakyat biasa dikenal adanya minstreel (penyanyi keliling) yang selalu membawakan nyanyian dalam bentuk lagu atau syair rakyat dengan isinya berupa informasi (menceritakan) tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat-tempat lain.

Setelah tumbuh perkembangan surat-menyurat antar kaum politisi, para cendekiawan, dan para pedagang, baik dengan rekan-rekannya di dalam negeri maupun di luar negeri, mulai timbul perbaikan terhadap ritme (keteraturan dan kepastian), kecepatan, dan keaktualan berita-beritanya. Isi surat-suratnya lebih dapat dipercaya dan ritmenya mulai teratur, terutama surat-menyurat bagi para pedagang biasanya menyertakan juga berita-berita lain yang kadang-kadang secara tidak langsung dapat bermanfaat bagi usaha mereka, ke dalam isi suratnya itu. Kemudian rekan-rekannya yang menerima surat-surat itu memperbanyak isi suratnya untuk diteruskan kepada relasi-relasinya yang lain. Demikianlah selanjutnya surat-surat berita pedagang semacam itu menjadi surat pekabaran sekalipun masih dalam bentuk sederhana.

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 7: PENGANTAR  JURNALISTIK

II. ORGANISASI PERS

PENGERTIAN ORGANISASI

Dari kacamata sosiologi, organisasi dapat dilihat sebagai bagian dari masyarakat. Apabila kita perhatikan kehidupan masyarakat sehari-hari, akan terlihat adanya dua himpunan manusia di dalamnya. Selain tampak orang-orang yang berkumpul, karena memiliki antar hubungan satu dengan lainnya, juga terdapat orang-orang yang menyendiri—dalam arti tidak memiliki antar hubungan dengan sesamanya. Himpunan mereka yang memiliki antar hubungan dikenal dengan sebutan kolektivita, sedangkan mereka yang tidak mempunyai antar hubungan disebut agregasi. Meskipun demikian agregasi kadang-kadang tampak seperti kolektivita, namun sifatnya hanya sementara saja.

Adanya ciri-ciri suatu organisasi, yaitu sekumpulan orang yang memiliki suatu cita-cita atau tujuan usaha bersama, di mana upaya pencapaiannya dilakukan melalui kerjasama secara struktural. Panglaykim (1965: 110) mengemukakan contoh sederhana dari suatu organisasi dengan dua orang yang menyatukan tenaga dan pikirannya untuk mendorong suatu obyek yang terlalu berat kalau digerakkan oleh seorang saja.

Organisasi merupakan alat pencapaian suatu tujuan. Bahkan agama Islam menegaskannya dengan mengajarkan bahwa untuk suatu upaya pencapaian tujuan harus (wajib) menghimpun orang. Melalui Al-Quran surat Ali Imran ayat 104, Tuhan mewajibkan adanya segolongan umat yang menyeru (mengajak) orang lain untuk berbuat kebajikan (amar ma'ruf nahi munkar). Bahkan diperjelas lagi dalam surat Al-Ma'idah ayat dua yang mewajibkan tolong menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, serta jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Di dalam istilah organisasi, yang secara aktif berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan, terkandung makna statis dan dinamis. Secara statis organisasi merupakan wadah yang menghim-pun orang-orang beserta fasilitas (sarana) penunjangusahanya; dan secara dinamis organisasi melakukan kegiatan pencapaian tujuan melalui fungsi-fungsi operasionalnya. Jadi, berfungsinya suatu organisasi ditentukan oleh dua faktor terpenting, yaitu kegiatan (aktivitas) dan sarana (fasilitas).

Harold Koontz. bersama O'Donnell Cyril (1959: 35-37) mengemukakan bahwa fungsi manajemen itu terdiri dari planning, oganizing, staffing, directing, dan controlling. Sedangkan Henry Fayol menyatakan bahwa kegiatan fungsi-fungsi manajemen itu terdiri dari planning, 6rganizingtxommanding, coordination, dan control (Koontz, 1959: 25). Yang paling sederhana dikemukakan oleh George R. Terry (1958: 21-22) melalui rumusnya yang dikenal dengan akroninm berbunyi POAC sebagai singkatan dari planning, organizing, actuating, and controlling. Apabila kita perhatikan inti pemikirannya, ketiga pendapat tadi pada prinsipnya mengemukakan pengertian yang sama, yaitu fungsi-fungsi manajemen yang

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 8: PENGANTAR  JURNALISTIK

menjadi aktivitas organisasi dan meliputi:1) Perencanaan, yaitu pemikiran-pemikiran secara rasional berdasarkan

fakta dan terkait pada pencapaian tujuan, sebagai persiapan bagi tindakan-tindakan yang harus diambil kemudian daTam pelaksanaan pencapaian tujuan itu.

2) Pengorganisasian, yaitu penyusunan struktur, pembagian fungsi dan posisi bagi orang-orang (SDM) yang teriibat dalam pelaksanaan pencapaian tujuan, serta pembagian.tugas dan jabatan sesuai dengan formasi yang tersusun dalam strukturnya.

3) Penggerakan, yaitu kegiatan-kegiatan yang menggerakkan orang-orang beserta fasilitas penunjangnya agar penyelenggaraan pencapaian tujuannya itu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan semula.

4) Pengawasan atau dikenal pula dengan Pengendalian, yaitu kegiatan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja (pencapaian tujuan) itu sesuai dengan rencana semula atau tidak, serta untuk menjaga kelancaran kerja dari gangguan penyimpangan dan penyelewengan yang akan atau pun sudah terjadi di antara rencana dan hasil pelaksanaannya.

Adapun fasilitas dan sarana penunjang dalam kegiatan kerjanya tadi organisasi tidak hanya memerlukan orang (men) atau sumber daya manusia saja, melainkan juga uang (money) untuk biaya-biaya mencapai tujuan itu, bahan-bahan (materials) berupa segala barang yang diperlukan dalam pelaksanaan kerja pencapaian tujuannya, mesin-mesin (machines) berupa peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan kerja yang telah direncanakannya, metode atau tata-kerja (methodes) berupa cara atau sistim kerja dalam melaksanakan pencapaian tujuan itu, dan pasar (market) untuk mendekatkan hasil kerja (produksi) terhadap konsumennya. Keenam sarana tersebut di kalangan para pakar manajemen dikenal sebagai the six M's in Management atau disingkat menjadi 6M.

Unsur-unsur pokok dalam suatu organisasi itu adalah:1. Kerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama2. Persekutuan orang-orang yang jumlahnya lebih dari satu3. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab dalam hal mencapai

tujuan bersama.

STRUKTUR ORGANISASI

secara formal organisasi dapat pula diartikan sebagai kerangka struktur dari unit-unit kerjasama manusia untuk mencapai tujuan dengan cara yang paling efisien. Adapun struktur dimaksud, seperti telah dikemukakan terdahulu, adalah ikatan terhadap himpunan manusia yang ditandai dengan :

Hirarki, yaitu susunan tingkatan kewajiaban dan wewenang

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 9: PENGANTAR  JURNALISTIK

Posisi, yaitu tempat atau kedudukan untuk melaksanakan kewajiban dan wewenang tadi;Fungsi, yaitu tugas-tugas tertentu sehubungan dengan adanya kewajiban dan wewenang tadi;Peran sosial, yaitu kegiatan yang didasarkan pada tugas-tugas dimaksud tadi;Norma atau budaya, yaitu aturan permainan untuk melaksana-tugas-tugas tersebut.

Untuk menjamin kejelasan dalam pembagian tugas, dan menghindari kesimpang-siuran, maka struktur organisasi dibuat dalam bentuk skema yang disusun secara sederhana. Adapun caranya ada tiga macam, yaitu secara vertikal, horizontal, dan gabungan atau kombinasi antara vertikal dengan horizontal, dan gabungan atau kombinasi antara vertikal dengan horizontal. Masing-masing bentuknya dapat diamati pada contoh berikut:Skema vertikal

Skema Horizontal

Skema Gabungan:

PERS SEBAGAI ORGANISASI PENYIARAN

Pers merupakan lembaga di mana orang-orang berkumpul untuk berusaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukannya, yaitu melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani manusia. Melayani dan mengatur kebutuhan hati nurani manusia mengandung arti memberitahukan segala sesuatu yang diperlukan

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 10: PENGANTAR  JURNALISTIK

manusia dalam meniti pergaulan hidupnya, seperti informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terkait dengan kegiatan usaha, hal-hal yang bersangkutan dengan kesehatan, pendidikan, hiburan, hobi, olahraga, kepercayaan, agama, dan lain sebagainya. Dengan lain perkataan, pers merupakan organisasi pelayanan masyarakat. Sehubungan dengan tujuan jurnalistik mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak atau masyarakat melalui penyajian berita atau pemberitahuan tentang peristiwa sehari-hari, maka pelayanan masyarakat dimaksud pun berkonotasi pada kegiatan jurnalistik.

Dari pengertian jurnalistik sebagai karya seni, maka pers pun merupakan wadah para seniman informasi. Dalam hal ini pers merupakan organisasi pelaku industri informasi. Selaku produsen, pers melakukan kegiatan industri berupa pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian informasi dalam bentuk produk jurnalistik yang terdiri dari berita (news), komentar atau pandangan (views), dan iklan (advertisement). Didasarkan pada sifat dan bentuk produk jurnalistiknya, kita mengenal tiga macam informasi, yaitu yang bersifat visual seperti informasi dalam surat kabar atau barang cetakan lainnya; auditif, seperti informasi yang disiarkan melalui radio; dan audio visual, seperti informasi yang ditayangkan melalui siaran program televisi.

ORGANISASI PERS VISUAL

Istilah pers visual jelas menunjukkan spesifikasi kerja dari pers itu sendiri, yaitu melakukan industri di bidang produk jurnalistik yang bersifat visual. Memang banyak media komunikasi yang menghasilkan informasi visual, seperti papan pengumuman, pamflet, spanduk, dsb, namun tidak dikerjakan oleh pers.

UNSUR-UNSUR PERS VISUAL

Jurnalis merupakan orang-orang yang bertugas, formal ataupun informal (sukarela), mencari, mengumpulkan, dan mengolah bahan pemberitaannya menjadi konsep berita, komentar, dan iklan (advertensi) yang akan disiarkannya. Penerbit merupakan instansi yang menyelenggarakan seluruh administrasi

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 11: PENGANTAR  JURNALISTIK

penyiarannya. Sedangkan percetakan bertugas memoles produk jurnalistik tersebut dari segi grafik-estetikanya menjadi bentuk berita, komentar, artikel, dan iklam dalam surat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya, yang benar-benar diharapkan bisa diminati dan dinikmati khalayak.

JurnalisPara jurnalis sekarang harus bisa menjiwai produk jurnalistiknya dengan

pengetahuan- pengetahuan yang bisa mengisi fungsi pers di masyarakatnya. Karenanya mereka dituntut untuk memperoleh pendidikan yang khusus di bidang jurnalisme, sehingga ungkapan kuno yang menyebutkan bahwa wartawan "hanya dilahirkan dan tidak perlu dibuat" sudah tidak berlaku lagi. Rupanya atas pandangan demikian pula Dewan. Nasional Amerika Serikat pada 1952 mendirikan suatu lembaga untuk tempat latihan para jurnalis.

Reporter merupakan faktor terpenting dalam semua kegiatan pembuatan berita. Apakah dia bekerja di daerah ataupun meliput jalannya perkembangan dunia- tugasnya sama.

Dalam tim nya para reporter dikenal sebagai beat man dan rekannya yang lain disebut leg man. Dalam dunia jurnalistik kedua sebutan itu dibedakan oleh cara pelaporannya. Beat man ditandai dengan tugas rutinnya meliput keadaan kota, pengadilan, markas besar kepolisian, hotel-hotel dan sebagainya. Hari-hari tugasnya dijalani untuk melakukan pencarian bahan berita, dan secara rutin mengadakan pendekatan kepada para pejabat terkait. Leg man adalah reporter khusus yang ditugaskan meliput peristiwa-peristiwa tertentu oleh desk-nya. Mungkin seharian ia menangani wawancara, selanjutnya melaporkan suatu pidato, mengakan suatu penyelidikan, atau mengamati sidang-sidang di komisi DPR.

Selain beat man dan leg man di kalangan reporter dikenal juga apa yang disebut koresponden, yaitu wartawan yang menetap di suatu daerah dan bertugas meliput semua peristiwa yang terjadi di daerahnya, kemudian melaporkannya kepada para editor media massa dimana ia tercatat sebagai karyawannya.

Koresponden luar kota memasok berita-berita tentang daerah-daerah yang jauh dari kantor media massanya namun masih berada dalam wilayah dimana surat kabar atau siarannya beredar. Kini masing-masing redaktur (desk) terkait menangani berita-berita yang disampaikan korespondennya melalui telepon, telegraf, atau surat [atau kini e-mail, surat elektronik].

Sukarelawan. Diantara para wartawan yang secara formal bertugas meliput suatu peristiwa dalam rangka mengumpulkan bahan pemberitaannya, dalam proses pengadaan bahan baku produk jurnalistik dikenal pula para sukarelawan atau lazim pula disebut jurnalis informal. Mereka melakukan kegiatan jurnalis tanpa ada ikatan apa pun kecuali refleksi psikologisnya yang selalu ingin memberitahukan apa yang mereka lihat, dengar, atau alami. Mereka bisa datang sebagai penduduk biasa (orang awam), penulis dan pengarang.

Editor. Jurnalis yang kerjanya di kantor surat kabar atau media massa lainnya adalah editor atau lazim pula disebut redaktur. Mereka bekerja dalam suatu tim yang disebut redaksi, dan dipanggil editor karena tugasnya yang selalu mengedit (menyunting dan merivisi) naskah berita atau pun artikel lainnya yang datang dari para reporter, koresponden, para penulis, dan para petugas Public

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 12: PENGANTAR  JURNALISTIK

Relation (dalam bentuk press release). Penyempurnaan semua naskah berita itu merupakan tanggungjawab para editor. Secara teknis tugas editor terbagi dalam dua jenis pekerjaan “membaca dan memperbaiki” serta “menyusun kembali” naskah berita yang diterimanya.

ORGANISASI PENERBIT MENCAKUP PERCETAKAN

ORGANISASI PENERBIT TANPA PERCETAKAN

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 13: PENGANTAR  JURNALISTIK

PERCETAKANPercetakan merupakan unit kerja di mana naskah yang akan diterbitkan

dicetak. Adapun proses percetakannya merupakan metode pembuatan bentuk-bentuk huruf dan gambar. Pencetakan merupakan karya yang menampilkan pengetahuan di mana setiap orang bisa membacanya. Melalui karya tersebut disuguhkan fakta dan ide-ide dalam bentuk yang bagus dan permanen.

BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERS VISUALKhusus untuk kegiatan jurnaistik dibidang persuratkabaran atau yang

menggunakan media cetak (termasuk majalah, buletin, dan berkala lainnya), organisasi pelaksanaannya ada empat bentuk (Bond, 1961 : 1956), yaitu :

1. Bentuk Presiden dan Penerbit,2. Bentuk Direktur Utama,3. Bentuk Milik Penyelenggara4. Bentuk Milik dan Pengawasan Karyawan.

PRESIDEN DAN PENERBITOrganisasi pers berbentuk Presiden dan Penerbit seringkali dilaksanakan

para pengusaha jurnalistik.

SKEMA BENTUK PRESIDEN DAN PENERBIT DUA BAGIAN

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 14: PENGANTAR  JURNALISTIK

MILIK PENYELENGGARA. Organisasi yang berbentuk Milik Penyelenggara kini banyak dilakukan oleh surat kabar-surat kabar kecil, di mana para penyelenggara yang memilikinya terdiri dari Presiden (Pemimpin Umum), Penerbit, dan Redaktur, dalam semua lapangan kerjanya.

MILIK DAN PENGAWASAN KARYAWAN. Sedangkan pada bentuk Milik dan Pengawasan Karyawan semua pegawai (karyawan) surat kabar atau media massa yang bersangkutan mempunyai andil dalam mempertanggung jawabkan manajemen perusahaannya (ikut menanam saham) serta berhak memperoleh keuntungan perusahaannya (deviden).

BAGIAN DAN SEKSI-SEKSI UTAMA DALAM PERUSAHAANKeenam bagian dimaksud adalah:1. Eksekutif. Bagian ini menangani seluruh administrasi perusahaan penerbitan

yang bersangkutan, mungkin berupa Dewan Direktur, Presiden dan Penerbit, atau para pemilik saham perusahaan yang bekerja sebagai pelaksana.

2. Redaksi. Bagian ini mengurus penulisan terakhir bagi muatan suratkabar atau majalahnya. Tidak hanya mengurus pembuatan tajuknya saija, melainkan iuga semua berita dan artikel, berikut gambar-gambarnya.

3. Usaha. Bagian usaha mengurus penggunaan dana untuk biaya operasional bagian-bagian lainnya, mengembangkan sirkulasi, menjamin kelancaran advertensi, dan meningkatkan usaha perdagangan suratkabar dan majalahnya. Fungsi peningkatan dimaksud merupakan upaya menciptakan hal-hal yang baru dalam persuratkabaran (termasuk majalah dan berkala lainnya), dan merupakan pelaksanaan yang tepat dari pola organisasinya. Tujuannya adalah menciptakan goodwill dari suratkabar atau majalahnya.

4. Mekanik. Bagian ini menangani komposisi suratkabar atau majalahnya, dalam arti menyusun bentuk naskah-naskah dan menempatkannya dalam halaman yang cocok; membuat klise yang berbentuk pola halaman (lembaran) dari timah yang akan dimasukkan ke dalam mesin cetak dengan cara melengkungkannya berbentuk setengah lingkaran; ruangan percetakan, yang

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 15: PENGANTAR  JURNALISTIK

sekarang tidak hanya mencetak semata, melainkan juga melipat dan membundel suratkabar atau majalahnya. Seluruh bagian mekanik merupakan bagian yang lebih mementingkan standardisasi suratkabar atau majalahnya ketimbang haluan organisasinya.

5. Keuangan. Bagian ini mengerjakan bidang keuangan, seperti pembukuan, pengajuan rekening, hutang-piutang, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan masalah keuangan (accounting) lainnya.

6. Pelayanan. Bagian ini mempunyai empat fungsi pokok, yaitu mengadakan pemeliharaan kantor dan rumah tangga perusahaan, pergudangan, penyediaan bahan baku, dan mengatur pengiriman produk (sirkulasi dan distribusi) beserta sarana angkutannya.

ORGANISASI PERS AUDITIF DAN AUDIO VISUAL

Organisasi pers auditif dan audio visual pada prinsipnya hampir sama dengan organisasi pers visual (persuratkabaran atau majalah), yaitu pejabat utamanya terdiri dari Kepala Stasiun atau General Manager sebagai Pimpinan Umum atau Direktur Utama, Kepala Siaran setara dengan Pemimpin Redaksi, Kepala Bagian Usaha setara dengan Pemimpin Perusahaan, dan Kepala bagian Mekanik. Pada organisasi pers auditif, yang menggunakan medium radio, Kepala Siarannya membawahi Seksi Pemberitaan (News Director), Seksi Programa (Program Director), dan Seksi Operator (Music Director). Sedangkan Kepala Bagian Usaha membawahi Seksi Penjualan (Sales Manager) dan Seksi Akunting (Accounting).

FUNGSI PERS DALAM MASYARAKATPers merupakan media massa yang berfungsi menyalurkan dan

memperlancar sampainya pesan komunikasi kepada komunikan atau khalayak. Memperlancar dalam arti mempermudah penerimaan khalayak, baik dari segi pengertiannya maupun perolehannya. Pers berfungsi sebagai jembatan komunikasi yang mau dan mampu menerjemahkan pesan komunikasi yang dimaksud komunikator ke dalam pesan komunikasi yang bisa dipahami komunikannya.

Selain dari itu, fungsi pers pun tampak mewarnai bidang pendidikan, penerangan, dan komentar (Hout, 1949 : 75). Kiranya dapat dipahami bahwa fungsi pers dalam pendidikan adalah mempertegas, karena orang yang mendengarkan siaran radio, membaca surat kabar, maupun menonton tayangan televisi, tentunya sudah memiliki persiapan untuk menerima sesuatu yang disiarkan oleh pers (surat kabar, radio, dan televisi) itu.

Pers merupakan media yang berfaidah, sebab dengan menyebarluaskan pengetahuan tentang kemajuan banyak bidang kehidupan, akan membawa peningkatan pikiran dan perasaan para pembaca (surat kabar), pendengar (radio), dan penonton (televisi).

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 16: PENGANTAR  JURNALISTIK

III. PRODUK JURNALISTIK

Dalam konteks jurnalistik, pemberitahuan pun dikenal sebagai produk jurnalistik yang berupa (1) news (berita), (2) views (pandangan, komentar, ulasan), dan (3) advestisement (iklan/perkenalan yang bersifat propaganda).

BERITA (NEWS)Hornby (1961:278) menjelaskan “news” sebagai laporan tentang apa yang

terjadi paling mutakhir (= sangat-sangat baru), baik peristiwanya maupun faktanya.Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita sebagai segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumah pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca yang paling besar (Wonohito, 1960: 2).

BERITA LANGSUNG (STRAIGHT NEWS)Dalam membuat berita langsung (straight news) kita mengenal jenis-jenis produknya berupa:

1. Matter of fact news, hanya mengemukakan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa itu saja.

2. Action news, hanya mengemukakan perbuatan, tindakan (kejadian) yang terlibat dalam peristiwa itu saja

3. Quote news, hanya mengemukakan kutipan dari apa yang diucapkan oleh para tokoh yang terlibat dalam peristiwanya.

BERITA TAK LANGSUNG (FEATURE NEWS)Pengertian istilahnya sendiri, feature, mengandung makna utama, istimewa

yang diutamakan, atau ditonjolkan (Echols, 1975:236). Bahkan Evans (1975: 174) mengartikannya sebagai hal yang terkemuka atau mencolok (to be promonent in), dan Sykes (1976: 380) menambahkannya dengan pengertian disinctive (khusus atau tersendiri). Ensiklopedi Nasional Indonesia (Nugroho, 1990: 267) menjelaskan pengertian feature sebagai suatu ulasan, tinjaua, atau komentar mengenai masalah atau peristiwa yang sedang hangat diberitakan oleh pers atau diperbincangkan oleh khalayak. Dengan demikian, feature dapat diartikan sebagai artikel atau berita yang khusus dan istimewa atau ditonjolkan untuk bisa menarik perhatian dan dinikmati pembaa (surat kabar, majalah), pendengar (radio), atau penonton (televisi), sehingga mereka mau menikmatinya dengan membaca, mendengarkan, atau menonton siaran (berita atau artikel) yang disajikan itu.

KONSTRUKSI BERITAKeseluruhan bangunan naskah berita terdiri atas tiga unsur, yaitu :

headline (judul berita), lead (teras berita), dan body (kelengkapan atau penjelasan berita).HEADLINE (JUDUL BERITA)

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 17: PENGANTAR  JURNALISTIK

Pada hakikatnya headline merupakan intisari dari berita. Dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya.

Menurut kepentingan berita kita mengenal empat jenis headline, masing-masing:1. BANNER HEADLINE, untuk berita yang sangat atau terpenting2. SPREAD HEADLINE, untuk berita penting. Headline dimaksud dimaksud

tampak lebih kecil ketimbang jenis banner headline tadi.3. SECONDARY HEADLINE, untuk berita yang kurang penting. Headline

jenis ini tampak lebih kecil lagi dari spread headline, tetapi lebih besar dari subordinated headline, baik ukuran maupun ketebalan hurufnya.

4. SUBORDINATED HEADLINE, untuk berita yang dianggap tidak penting. Kehadirannya kadang-kandag dibutuhkan untuk menutup tempat kosong pada halaman yang bersangkutan.

LEAD (TERAS BERITA)Apabila headline merupakan intisari dari berita, maka lead (teras berita)

merupakan sari dari berita itu. Selaku sari dari beritanya, lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya.

SIFAT BERITASatu-satunya sifat utama dari berita adalah menarik perhatian orang

banyak. Menarik perhatian orang banyak. Menarik perhatian karena peristiwanya maupun karena penyajian beritanya. Dengan demikian unsur utama bagi berita yang berharga adalah perhatian umum, suatu hal yang penting adanya untuk menjadi ukuran baik buruknya suatu berita.

ULASAN (VIEW)Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka Jakarta

(1990: 986) istilah “ulasan” diartikan sebagai “kupasan” atau “tafsiran” terhadap suatu masalah. Sedangkan ulasan atau tanggapan atas berita, pidato, dan sebagainya, untuk tujuan menerangkan atau menjelaskannya, kamus tersebut (1990: 452) menunjuk pada kata “komentar”.

EDITORIAL (TAJUK RENCANA)Secara harfiah editorial atau tajuk rencana diartikan sebagai karangan

utama di dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya (Moeliono, 1990: 886). Lebih lengkap lagi Webster’s World University Dictionary (hal. 1.111) menjelaskan pengertian editorial sebagai sebuah karangan, dalam majalah atau surat kabar, yang mengomentari masalah yang aktual, atau yang menyajikan kebijaksanaan suatu pemberitaan.

KODE ETIK TAJUK. Para penulis tajuk, baik perorangan maupun kolektif, mewujudkan tanggungjawabnya selaku pembentuk opini publik ditunjukkan oleh bunyi kode etik yang disusun dan disetujui.KARTUN ATAU KARIKATUR

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 18: PENGANTAR  JURNALISTIK

Berdampingan dengan tajuk rencana, biasanya tampil sebuah gambar lazim disebut kartun. Kartun dimaksud adalah gambar lucu yang melukiskan kejadian-kejadian (biasanya politik) mutakhir dari suatu pemerintahan atau perilaku kebijakan seorang pejabat negara (Hornby, 1961:57). Dalam gambar tersebut biasanya memuat karikatur, gambar tiruan dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang dikartun-kan itu. Dalam hal ini karikatur dibuat untuk melukiskan ucapan, perilaku, atau rupa yang menekankan ciri khas orang atau tokoh yang disindirnya (Echols, 1975:99), sehingga memancing cemoohan (Hornby, 1961: 56) pembacanya. Dari gambar kartun dimaksud kita memperoleh opini surat kabar yang bersangkutan dalam bentuk grafis.

SURAT UNTUK REDAKSIDi antara hadiah yang diberikan kepada suratkabar, ada juga hadiah bagi

surat untuk redaksi yang dimuat suratkabamya, dan yang terbaik di antara naskah-naskah dalam halaman tajuk di bawah rubrik yang berjudul Forum Khalayak, Surat Pembaca, atau Redaksi Yth. Surat-surat pendek dengan topik mutakhir yang masuk ke meja redaksi akan dipertimbangkan berdasarkan periode masanya. Beberapa di antaranya ada yang mengemukakan pujian, dan yang lainnya penuh dengan celaan. Para redaktur selalu gembira menerima keduajenis surat dimaksud, dan kini keduajenis surat itu dapat ditemui di halaman tajuk Berikut ini tanggapan man tan Pemimpin Redaksi The New York Evening Post, Rollo Ogden, terhadap surat-surat dari pembaca tersebut.

KARANGAN KHUSUS (KOLOM)Istilah column sendiri diartikan Webster (1957: 64) sebagai artikel pada

suratkabar atau berkala lainnya. Di samping itu column juga diartikan sebagai pilar yang dibuat untuk menyangga sesuatu yang berat, seperti atap atau bagian atas suatu bangunan (Feldman, 1965: 1250). Dalam hal ini column merupakan istilah arsitektur yang berwujud pilar yang terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian dasar (pangkal), tangkai (batang) dan bagian kepala (atas). Bagian dasar merupakan bagian alas di mana tangkai dan kepalanya berdiri. Sedangkan bagian tangkai (batang) merupakan bagian tengah yang biasanya berbentuk silinder atau persegi. Adapun bagian kepala berada di atas batang tadi. Semua bagian tersebut diukir secara arsitektur dalam bentuk-bentuk Doric, Ionic, Tuscan, Corrinthian, atau Composite.

CERITA DAN HIBURANJurnalistik pun menghibur publiknya dengan menyuguhkan komik, teka-

teki silang (TTS), anagram (acak kata), dan permainan serupa yang mengasyikkan. Para penggemar teka-teki silang menganggap bahwa hiburan demikian sebagai salah satu daya tarik dan pertolongan suratkabar baginya. Pertolongan yang menambah wawasan pengetahuan atau pun pemanfaatan waktu luang yang berharga bagi kemajuan dirinya.

Demikian pula halnya dengan komik yang melukiskan suatu pemikiran, pendapat, dan keterampilan, dapat menciptakan suatu kesan sederhana yang mengandung pengertian bagi pembacanya. Komik, baik dalam bentuk cerita lepas,

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 19: PENGANTAR  JURNALISTIK

pendek, maupun bersam-bung, telah menjadi produk seni yang sangat digemari dan terus menerus menciptakan budaya dunia. Sifatnya yang membawa bahasa gambar, komik dapat memikat semua lapisan masyarakat.

RESENSIJurnalistik pada hakikatnya meliput semua peristiwa yang terjadi di alam

semesta ini, termasuk dunia seni yang hidup di kalangan masyarakat. Dengan demikian jurnalistik pun selalu memelihara dan mengembangkan ruangan untuk maksud tertentu melalui apa yang dikenal dengan sebutan resensi, seperti resensi terhadap buku-buku terbitan mutakhir, pagelaran-pagelaran, film, tarian, konser, pameran lukisan dan ukiran, program-program siaran radio, serta tayangan televisi.

Istilah resensi itu sendiri diartikan Echols (1975:484) dengan menggunakan istilah reviews, sebagai tinjauan terhadap karya seni dan sastara. Bahkan khusus terhadap buku sering dipakai istilah timbangan dalam arti menimbang-nimbang isi buku itu. Menimbang-nimbang dalam arti memeriksa atau memikirkannya untuk akhirnya menarik kesimpulan berupa pendapat atau pandangan terhadap segala aspek yang terkandung dalam buku itu.

ADVERTENSI (IKLAN)Advertensi berasal dari bahasa Inggris advertising yang menunjukkan

suatu proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak-pihak sponsor (pemasang iklan atau advertiser), media massa, atau agen periklanan (biro iklan). Ciri utama dari kegiatan tersebut adalah pembayaran yang dilakukan para pemasang iklan, melalui biro iklan atau langsung kepada media massa terkait atas. dimuatnya atau disiarkannya penawaran barang atau jasa yang dihasilkan si pemasang iklan tersebut (Aaker, 1975: 3). Jelasnya advertensi (advertising) merupakan salah satu teknik komunikasi massa dengan membayar ruangan atau waktu yang disediakan media massa untuk menyiarkan barang atau jasa yang ditawarkan oleh si pemasang iklan (produsen barang atau jasa).

PUBLISITAS (PUBLICITY)Pada dasarnya publisitas merupakan salah satu kegiatan Public Relations

(PR, Humas) dalam hal memberikan penerangan kepada publiknya. Dalam hal ini publisitas merupakan teknik penyampaian informasi yang mengandung nilai serta unsur-unsur berita yang disusun sedemikian rupa hingga dapat menarik perhatian khalayak dalam mendahului persuasi bagi kepentingan seseorang, instansi, organisasi, atau sesuatu badan. Karena itu publisitas biasanya dibuat dan datang dari PR suatu instansi atau organisasi tertentu dalam bentuk press release. Kadang-kadang juga publisitas ditulis atau datang dari suatu sponsor barang atau jasa tertentu agar bisa dimuat dalam media massa, supaya khalayak cukup banyak mengetahui tentang perusahaan yang mengeluarkan barang atau jasa yang dipublikasikannya itu.

IV. RIAS WAJAH (MAKE UP) HALAMAN

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------

Page 20: PENGANTAR  JURNALISTIK

Riasan dimaksud tiada lain merupakan penataan letak bahan-bahan muatan (produk jurnalistik) media massa yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga khalayak pembaca maupun pemerhati tertarik perhatiannya. Dengan demikian mereka tidak akan segan-segan membeli (surat kabar dan majalah) atau menonton tayangan (televisi) yang disajikannya.

Untuk menentukan rias tertentu dari halaman suratkabar atau majalah, perlu dibuat lebih dulu lay out yang bisa dikerjakan sebagai bahan pertimbangan pembuatan make-up suatu halaman surat kabar atau majalah. Keempat jenis lay out tersebut adalah balance make-up, unbalance make-up, cross make-up, dan circus make-up.

V. KODE ETIK JURNALISTIK

Meskipun kebebasan pers dijamin undang-undang, namun tidak ada satu pun surat kabar atau majalah, bahkan media massa, yang bebas melakukan suatu kesalahan, kejahatan, atau penghinaan dan pencemaran nama terhadap seseorang, kelompok, organisasi, atau instansi tertentu, baik sengaja maupun tidak, karena kelalaian atau pun kesembronoan. Semua orang menjaga nama bainya seperti terhadap barang berharga miliknya dan merupakan suatu penghinaan hebat apabila dicemarkan namanya.

Surat kabar atau majalah melakukan pencemaran nama baik seseorang apabila nyata-nyata mengakibatkan para pembaca beranggapan buruk terhadap orang itu. Tidak jadi masalah apakah penerbitnya mengetahui apa yang akan terjadi akibatnya pada para pembaca atau tidak. Dengan demikian ada tiga kategori yang muncul sebagai tindakan pencemaran nama baik itu, yakni :1. Semua kata-kata yang bernada jahat, seperti penculik, aborsionis, beristeri

dua, pemeras, pembakar (rumah atau gedung), penjahat, pencoleng, mata-mata, pengkhianat.

2. Semua kata-kata yang menyatakan bahwa orang itu bersalah melakukan amoral atau tingkah laku yang tidak terpuji, seperti pezina, berakhlak buruk, pecandu narkoba, pemabuk, pengganggu isteri orang, mucikari.

3. Semua kata-kata yang mengandung pelecehan terhadap wanita, seperti pelacur, gundik, suka berbuat mesum, dan sejenisnya.

Dengan demikian kebebasan pers dimaksud adalah kebebasan yang mempunyai batas-batas tertentu.

Padlah Riyadi, Pengantar Jurnalistik 2015 : ---------------------------------------------------------------


Top Related