PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Karina Eka Eridani
NIM: 152114069
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Karina Eka Eridani
NIM: 152114069
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
~ Yohanes 3:16 ~
“Hidupku menggenapi Firman-Mu tanda Mujizat sertai tiap lagkahku, Kau bersamaku di dalam ku. Jadi bukti kebesaran-Mu
-NDC Worship-
Karya ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tuaku, Sugeng Praptono dan Endah Tri Nugraheni
Seluruh keluarga Besar
Sahabat-sabatku tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTASI
PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 18 Juli 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Karina Eka Eridani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Karina Eka Eridani
Nomor Mahasiswa : 152114069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI KECIL
DAN MENENGAH
(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikn secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Juli 2019
Yang menyatakan,
Karina Eka Eridani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa melimpahkan kasih dan berkatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Darma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian.
3. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc, QIA selaku Pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Yohanes Pembaptis Supardiyono selaku Dosen Pembimbing Akademik
kelas B
5. Semua Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan dan
pengajaran kepada penulis selama masa studi.
6. Bpk. H. Affan Susanto dan Bpk Budi Wahyono selaku Manajer dan Wakil
Manager Koperasi Industri Batur Jaya yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penilitian di Koperasi Industri Batur Jaya
7. Seluruh IKM Pengecoran Logam Batur, Ceper yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku yang selalu mendokan dan memberi semangat kepada
penulis hingga skripsi ini dapat selesai.
9. Tante Levi yang membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
10. Sahabat-sahabat dan teman-temanku (Rifa, Regina, Atik, Emil, Nora, Mbak
Elsa, Mbak Sinta, Mbak Pinta, Mbak Tituk, Mbak Rilis, Siu, Mbak Lia, Buk
Wati, Mas Yono, Om Felix , Dek Siti dan teman-teman Banana), atas doa,
dukungan dan semangat.
11. Teman-teman mahasiswa/ mahasiswi Program Studi Akuntansi 2015
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terkhusus teman-teman MPAT
(Skripsi Woyo-woyo), yang senantiasa mendukung dan menyemangati
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman kelas B Akuntansi 2015 yang senantiasa menyemangati dan
mendoakan penulis dalam menyeesaikan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengarapkan kritik dan saran. Semiga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Karina Eka Eridani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA TULIS SKRIPSI ............. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH .............................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 5
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 6
D. MANFAAT PENELITIAN ........................................................................... 6
E. SISTEMATIKA PENULISAN ..................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9
A. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) .......................................... 9
1. Definisi Corporate Governance (GG) ....................................................... 9
2. Definisi Good Corporate Governance (GCG) .......................................... 9
3. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance (GCG) ........................... 10
4. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ...................... 11
5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance Bagi UKM ............... 12
B. KEBERLANGSUNGAN USAHA .............................................................. 13
1. Pengertian Keberlangsungan Usaha (Going Concern) ........................... 13
2. Hubungan Prinsip Good Corporate Governance dengan Keberlangsungan
Usaha....................................................................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
C. INDUSTRI ................................................................................................... 19
1. Pengertian Industri .................................................................................. 19
2. Tujuan Penyelenggaraan Industri ........................................................... 20
D. INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) ......................................... 20
1. Pengertian Industri Kecil dan Menengah ................................................ 20
2. Karakteristik Industri Kecil dan Menengah (IKM) ................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 25
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 25
1. Tempat Penelitian ................................................................................... 25
2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 25
C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 25
1. Subjek Penelitian .................................................................................... 25
2. Objek Penelitian ...................................................................................... 25
D. Populasi Sasaran .......................................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 26
1. Wawancara .............................................................................................. 26
2. Kuesioner ................................................................................................ 27
3. Observasi................................................................................................. 27
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ............................ 27
G. Sumber Data ................................................................................................ 30
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH ......... 37
A. Latar Belakang Berdirinya Industri Kecil dan Menengah yang diteliti ....... 37
B. Lokasi Usaha ............................................................................................... 37
C. Struktur Organisasi ...................................................................................... 38
D. Proses Pengecoran Logam pada IKM.......................................................... 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................................. 43
A. Profil Responden ......................................................................................... 43
1. Nama responden, jabatan dan nama IKM ............................................... 43
2. Jenis Kelamin .......................................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Usia ......................................................................................................... 45
4. Pendidikan terakhir ................................................................................. 45
B. Analisis Data dan Pembahasan .................................................................... 45
1. Rumusan masalah pertama “ Apakah IKM yang tergabung dengan
Koperasi Industri Batur Jaya sudah menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance?” ......................................................................... 46
2. Rumusan Masalah 2 “Apakah prinsip-prinsip Good Corporate
Governance mendukung keberlangsungan usaha pada IKM ?” ............ 82
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 90
A. Kesimpulan .................................................................................................. 90
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 90
C. Saran ............................................................................................................ 90
1. Saran untuk peneliti selanjutnya ............................................................. 90
2. IKM ......................................................................................................... 91
3. Koperasi Industri Batur Jaya ................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 92
LAMPIRAN .......................................................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pengukuran Penerapan prinsip GCG .................................................... 30
Tabel 3.2 Skor Penerapan prinsip-prinsip GCG untuk setiap IKM ...................... 32
Tabel 3.3 Skor Penerapan Setiap Item Prinsip-prinsip GCG ............................... 34
Tabel 4.1 Alamat Lokasi Industri Kecil dan Menengah ....................................... 37
Tabel 5.1 Nama Responden, Jabatan dan Nama IKM .......................................... 43
Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 44
Tabel 5.3 Usia responden ..................................................................................... 45
Tabel 5.4 Pendidikan terakhir responden ............................................................. 45
Tabel 5.5 Skor Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada
IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya ................. 46
Tabel 5.6 Persentase Jumlah IKM dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance ........................................................................ 47
Tabel 5.7 Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip
Transparansi.......................................................................................... 49
Tabel 5.8 Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip
Akuntabilitas ......................................................................................... 55
Tabel 5.9 Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip
Responsibilitas ...................................................................................... 62
Tabel 5.10 Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip
Independensi ......................................................................................... 69
Tabel 5.11 Penerapan Good Corporate Governance Pada Aspek Kewajaran
dan Kesetaraan ...................................................................................... 75
Tabel 5.12 Skor rata-rata penerapan prinsip Good Corporate Governance ....... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 95
Lampiran II Kuesioner ........................................................................................ 97
Lampiran III Data Kuesioner .............................................................................. 105
Lampiran IV Pertanyaan Wawancara ................................................................. 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus Pada IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya)
Karina Eka Eridani
NIM:152114069
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate
Governance (prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan
kewajaran dan kesetaraan) dan untuk mengetahui apakah penerapan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dalam mendukung keberlangsungan usaha.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada IKM yang tegabung dalam
Koperasi Industri Batur Jaya dengan jumlah populasi sasaran 24 IKM. Sumber data
yang digunakan adalah data primer dengan kuesioner, wawancara, dan observasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa IKM yang tergabung dalam
Koperasi Industri Batur Jaya baru menerapkan sebagian prinsip Good Corporate
Governance dan hanya 3 prinsip yang mendukung keberlangsungan usaha.
Kata kunci: Prinsip Good Corporate Governance, IKM, keberlangsungan IKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PRINCIPLES TO SUPPORT THE CONTINUITY OF
SMALL AND MEDIUM INDUSTRIES
(A Case Study at Small and Medium Industries Joined in
Koperasi Industri Batur Jaya)
Karina Eka Eridani
NIM:152114069
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
This research aims to determine the implementation of Good Corporate
Governance Principles (transparency, accountability, responsibility, independency
and fairness), as well as to analyze the Good Corporate Governance in supporting
the continuity of Small and Medium Industries joined at Koperasi Industri Batur
Jaya.
The type of this research is a case study on Small and Medium Industries
joined at Koperasi Industri Batur Jaya. The targeted population was 24 Small and
Medium Industries. The data was collected from questionnaires, interviews, and
observations. The data analysis technique used was qualitative descriptive analysis
techniques.
The results of this study indicated that Small and Medium Industries joined
at Koperasi Industri Batur Jaya applied some of the principles of Good Corporate
Governance. Futhermore, there were only 3 principles that support business
continuity.
Keywords: Good Corporate Governance Principles, Small and Medium Industries,
Continuity of Small and Medium Industries.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting untuk
menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara yang diukur
dari perbedaan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun tertentu dan tahun
sebelumnya. Perekonomian akan mengalami pertumbuhan apabila jumlah total
output produksi barang dan penyediaan jasa lebih besar daripada tahun
sebelumnya (Ervani, 2004). Hal tersebut dapat dilihat pada tahun 2017
pertumbuhan ekonomi di Indonesia menurut Badan Pengelola Statistik (BPS)
mengalami kenaikan sebesar 5,07% dengan Produk Domestik Bruto sebesar
Rp13.558,8 triliun. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) didukung oleh
5 sektor bisnis yaitu Industri, Konstruksi, Perdagangan, Pertanian, dan lainnya.
Kontribusi sektor industri dalam meningkatkan Produk Domestik Bruto dari
tahun 2015-2017 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 peran sektor industri
sebanyak 0,94%, Pada Tahun 2016 peran sektor industri semakin turun dengan
persentase 0,92% dan Tahun 2017 sektor industri mengalami penurunan
kembali dengan persentase 0,91%. Dapat dilihat bahwa kondisi Industri di
Indonesia lemah dalam kontribusinya meningkatkan Produk Domestik Bruto
(PDB).
Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 64
tahun 2016 Industri dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu Industri kecil,
menengah dan besar. Industri kecil merupakan industri yang mempekerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
paling banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi kurang dari
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha. Industri menengah merupakan industri yang mempekerjakan
paling banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau mempekerjakan paling sedikit
20 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah). Industri Besar merupakan
industri yang mempekerjakan paling sedikit 20 orang tenaga kerja dan
memiliki nilai investasi lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar
rupiah).
Menurut Simatupang, et al. (1994 )dan Kuncoro (1996 ) dalam Ihsannudin
(2011) IKM memiliki peranan penting bagi perekonomian indonesia karena
dapat mengatasi permasalahan pemerataan dalam distribusi pendapatan antar
wilayah, mengurangi pengangguran, pengurangan jumlah kemiskinan,
pembangunan ekonomi di pedesaan. Menurut Inhasannudin (2011) sektor
industri kecil dan menengah meskipun tidak didukung dengan modal besar
namun lebih mampu bertahan disaat menghadapi krisis. Hal ini disebabkan
pembiayaan yang kecil, penggunaan bahan baku yang berlimpah dan
penggunaan tenaga kerja rumah tangga yang digunakan. Namun demikian,
bukan berarti sektor industri kecil dan menengah dapat terhindar dari krisis atau
permasalahan dalam menjalankan usahanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam penelitian Hidayat dan Herlambang (2009) permasalahan pokok
yang dihadapi oleh IKM adalah rendahnya tingkat produktivitas dan
kemampuan daya saing dalam memasarkan produknya. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing pada IKM, yaitu
pengaruh perekonomian global yang tidak mampu diantisipasi secara cepat dan
tepat, lemahnya kualitas sumber daya manusia dalam mengelola IKM, kualitas
produk yang kalah bersaing, kemampuan daya usaha dalam merebut pasar
global rendah, kurangnya memperoleh informasi yang akurat dan memadai,
lemahnya permodalan, pemberdayaan usaha yang tidak tepat dan kurang
efisien dan lemahnya kebijakan pemerintah yang berpihak pada IKM.
Permasalahan tersebut muncul karena sebagian besar IKM masih menjalankan
usahanya secara konvensional dan belum menerapkan serta mengenal prinsip-
prinsip Good Corporate Governance.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada IKM maka perlu
menerapkan prinsip GCG. Menurut Suparwo (2018) salah satu penyebab
adanya masalah permodalan adalah bersikap tidak terbuka dalam memberikan
informasi kepada publik sehingga menyebabkan para investor atau lembaga
keuangan enggan menanamkan modalnya. Prinsip transparansi perlu
diterapkan karena dengan bersikap terbuka kepada publik maka IKM akan
lebih mudah mendapatkan pendanaan dari investor atau lembaga keuangan.
Selain dapat mengatasi permasalahan pokok pada IKM, penerapan Good
Corporate Governance juga akan mendukung keberlangsungan usaha pada
IKM. Karena semua IKM tentu menginginkan usahanya terus menerus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berlangsung dan mampu melanjutkan kegiatan usahanya pada masa
mendatang, suatu IKM dianggap dapat berlangsung dengan baik jika dilihat
dari aspek-aspek penting dalam suatu usaha yaitu permodalan, sumber daya
manusia, dan produksi. Keberlangsungan usaha tidak hanya didukung oleh
aspek-aspek tersebut namun dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam
IKM.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG yaitu prinsip transparansi yaitu
dengan bersikap terbuka kepada publik maka IKM lebih mudah dalam
mendapatkan pendanaan dari para investor atau lembaga keuangan, penerapan
penggunaan prinsip akuntabilitas juga membuat otorisasi atau pembagian kerja
dalam IKM akan meningkatkan produksi karena tugas, tanggung jawab pada
masing-masing karyawan menjadi jelas, penerapan prinsip responsibilitas juga
akan mendukung keberlangsungan dalam memperoleh modal karena adanya
tanggung jawab dari peminjam modal untuk mengembalikan pinjaman maka
hubungan antara pemberi modal dan peminjam terpelihara dengan baik,
penerapan prinsip independensi juga mempengaruhi keberlangsungan produksi
karena adanya sikap independen dalam hal pengambilan keputusan mengenai
pemasok bahan baku akan berpengaruh pada hasil produksi. Penerapan prinsip
kewajaran dan kesetaraan juga dapat mendukung keberlangsungan usaha pada
IKM karena IKM akan lebih memperhatikan kepentingan karyawan karena
karyawan sebagai sumber daya manusia yang menentukan kesuksesan
berdirinya suatu perusahaan, menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan dan
memperlancar produktivitas dan memaksimalkan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Koperasi Industri Batur Jaya merupakan sebuah wadah bagi IKM-IKM
pengecoran logam di Batur. Dalam Koperasi Industri Batur Jaya terdapat 180
IKM pengecoran logam yang tergabung. Koperasi Industri Batur Jaya
merupakan koperasi yang menjadi penghubung antara konsumen dan IKM
dalam hal pemesanan barang serta perbaikan mesin. Peran Koperasi Industri
Batur Jaya adalah memberikan solusi terhadap permasalahan pada IKM serta
membantu IKM dalam hal permodalan. Adapun produk yang dihasilkan oleh
IKM-IKM di Batur Jaya antara lain tiang lampu, rel kereta api, mesin pabrik,
dan lain-lain.
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan pokok yang
dihadapi oleh IKM yaitu lemahnya permodalan dan mendukung
keberlangsungan usaha. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu
memberikan wawasan kepada IKM mengenai prinsip Good Corporate
Governance.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka peneliti
merumuskan permasalahan yang akan dikaji yaitu:
1. Apakah IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya sudah
menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance?
2. Apakah prinsip-prinsip Good Corporate Governance mendukung
keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri
Batur Jaya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya.
2. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dalam mendukung keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung dalam
Koperasi Industri Batur Jaya.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan dan menambah
ilmu pengetahuan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governnace
(GCG) yang diterapkan pada IKM.
2. Bagi IKM
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan bagi IKM
untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governnace (GCG)
sehingga IKM semakin lancar dalam menjalankan usahanya.
3. Bagi Koperasi Industri Batur Jaya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada
Koperasi terkait dengan IKM yang memiliki tata kelola yang baik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
buruk serta memberikan kemudahan untuk Koperasi dalam melakukan
pengawasan bagi IKM yang masih memiliki tata kelola yang buruk.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mampu menambah wawasan
mengenai Good Corporate Governance pada IKM dan sebagai salah satu
sarana pembelajaran dalam melakukan penelitian ilmiah.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini akan dibagi dalam enam bab, dimana setiap bab
terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan, yaitu sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan sebagai
pedoman dalam mengolah dan menganalisa data hasil penelitian
yang dilakukan peneliti.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, objek dan subjek
penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, dan teknik analisis
data.
BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan yang
diteliti.
BAB V : Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini meliuti deskripsi data, analisis data, serta hasil penelitian
dan interpretasi.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,
keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik
untuk pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun
untuk peneliti sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
1. Definisi Corporate Governance (GG)
Menurut Komite Cadburry (1992), Corporate Governance (CG) adalah
prinsip mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder khususnya,
dan stakeholder pada umumnya. Menurut OECD (Organization for
Economic Corporation and Development, 2004), definisi Corporate
Governance (CG) adalah pembagian wewenang bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Corporate Governance (CG) juga
menyediakan struktur untuk menetapkan dan mencapai tujuan, serta
mengawasi kinerja perusahaan.
2. Definisi Good Corporate Governance (GCG)
Menurut KNKG (2006), good corporate governance adalah salah satu
pilar dari sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik
terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha
di suatu negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Menurut pedoman umum Good Corporate Governance (GCG) KNKG
(2006), 5 prinsip GCG yaitu:
a. Transparansi (Transparancy)
Prinsip transparansi terkait dengan penyediaaan informasi yang material
dam relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku kepentingan. Penerapan prinsip transparansi dalam IKM
diwujudkan dengan adanya sikap terbuka dalam memberikan informasi
terkait pola penggajian kepada karyawan, tata tertib dalam IKM.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip akuntabilitas terkait dengan pertanggungjawaban kinerja secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan kepentingan
pemangku lain. Penerapan prinsip akuntabilitas dalam IKM diwujudkan
dengan adanya arahan dari pemilik mengenai tahapan dalam
mengerjakan sesuatu (SOP), adanya penjelasan dari pemilik mengenai
tata tertib dalam IKM misalnya mengenai izin, dan jam kerja karyawan.
c. Responsibilitas (Responsibility)
Prinsip responsibilitas terkait dengan patuh terhadap perundang-
undangan serta melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam
jangka panjang dam mendapat pengakuan sebagai good corporate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
citizen.Penerapan prinsip responsibilitas diwujukan oleh IKM dengan
pembayaran pajak dan penyampaian SPT yang dilakukan tepat waktu.
d. Independensi (Independency)
Prinsip independensi terkait dengan pengelolaan secara independen
sehingga masing-masing organ tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain yang diwujukan dengan tidak adanya campur
tangan dari pihak lain dalam menentukan pemasok atau distributor dalam
IKM, pemilihan tenaga kerja, penyusunan rencana kerja dan
pengambilan keputusan dalam IKM.
e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Prinsip kewajaran dan kesetaraan terkait dengan pelaksanaan kegiatan,
perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
kesetaraan. Prinsip kewajaran dan kesetaraan diwujudkan dengan adanya
sikap setara dan adil dengan karyawan.
4. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Menurut pedoman umum Good Corporate Governance (GCG) KNKG
(2006), manfaat Good Corporate Governance (GCG) yaitu:
a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan
yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi, serta kewajaran dan kesetaraan.
b. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun
internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance Bagi UKM
Manfaat dari penerapan Good Corporate Governance pada UKM
menurut BAPEPAM (2011) dalam jurnal analisis tingkat implementasi
GCG pada UKM (2016) adalah mereka para wirausahawan yang tumbuh
dari UKM dan menjadi usaha besar. UKM membutuhkan tambahan sumber
daya (seperti: keuangan, aset dan teknologi) untuk tumbuh, penerapan
prinsip-prinsip GCG akan meningkatkan status bankable dan investable
perusahaan tersebut. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance akan mengurangi masalah berkaitan dengan informasi yang
tidak simetris dan membuat UKM lebih bebas resiko dalam sudut pandang
investasi menurut Mahmood (2008) dan Shantly dan Elsa (2009) dalam
jurnal siasat bisnis (2016)
Dube, Dube and Mishra (2011) dalam jurnal analisis tingkat
implementasi GCG pada UKM (2016) berpendapat bahwa manfaat
penerapan GCG pada UKM adalah membantu UKM dalam rangka
memperbaiki prospek mereka untuk mendapatkan alternatif pendanaan baik
dari investor maupun institusi keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. KEBERLANGSUNGAN USAHA
1. Pengertian Keberlangsungan Usaha (Going Concern)
Asumsi going concern adalah salah satu asumsi yang dipakai dalam
menyusun laporan keuangan suatu entitas ekonomi. Asumsi ini
mengharuskan entitas ekonomi secara operasional dan keuangan memiliki
kemampuan mempertahankan kelangsungan hidupnya atau going concern
(Purba 2009: 2).
Menurut Handayani (2017) dalam Widayanti, et al. (2007)
keberlangsungan usaha merupakan suatu bentuk kondisi usaha di mana
didalamnya terdapat cara-cara untuk mempertahankan, mengembangkan,
dan melindungi sumber daya serta memenuhi kebutuhan yang ada di dalam
suatu usaha (industri), cara-cara yang dipergunakan ini bersumber dari
pengalaman sendiri, orang lain, serta berlandaskan pada kondisi atau
keadaan ekonomi yang sedang terjadi di dalam dunia usaha sehingga
keberlangsungan usaha merupakan baik yang mencakup pertumbuhan,
perkembangan, strategi untuk menjaga kelangsungan usaha dan
pengembangan usaha dimana semua ini bermuara pada keberlangsungan
dan eksistensi (ketahanan) usaha.
Asumsi going concern digunakan apabila suatu perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keberlangsungan hidup sebuah
usaha dinilai dari berbagai macam aspek, namun menurut beberapa ahli
keberlangsungan usaha dinilai dari hal-hal seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Sumber Daya Manusia
Menurut Retnosari (2017) sumber daya manusia merupakan salah satu
unsur atau bagian investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi
organisasi bisnis. Perusahaan tidak akan mungkin dapat berjalan jika
sumber daya manusia yang ada tidak mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik. Untuk itu faktor manusia memegang perananan utama
dalam setiap usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan kata lain
keberhasilan sebuah perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya, tidak terlepas dari kualitas manajemen sumber daya
manusia yang dimilikinya
b. Modal
Menurut Utari & Dewi (2014) dalam Suparwo, et al (2018:211) modal
adalah faktor yang mempunyai peran cukup penting dalam proses
produksi, karena modal diperlukan ketika pengusaha hendak mendirikan
perusahaan baru atau untuk memperluas usaha yang sudah ada, tanpa
modal yang cukup maka akan berpengaruh terhadap kelancaran usaha,
sehingga akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh.
c. Produksi
Menurut Assauri (2008: 17) produksi adalah suatu kegiatan atau proses
yang mengtransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran
(output) yang berupa barang atau jasa. Adapun aspek yang mendukung
keberlangsungan usaha dalam produksi meliputi bahan baku,kualitas
barang hasil produksi, dan ketepatan dalam menyelesaikan pesanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Hubungan Prinsip Good Corporate Governance dengan
Keberlangsungan Usaha
a. Hubungan Prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha (Sumber
Daya Manusia & Permodalan)
1) Prinsip Transparansi dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Prinsip transparansi menjelaskan bahwa perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dan dipahami oleh
pihak yang berkepentingan KNKG (2006). Pihak yang
berkepentingan yang dimaksud salah satunya adalah karyawan atau
sumber daya manusia karena merupakan salah satu unsur atau bagian
investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi organisasi bisnis
(Retnosari, 2017). Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh
karyawan adalah gaji, informasi mengenai bonus, tunjangan dan
fasilitas-fasilitas karyawan. Dengan bersikap transparan dengan
karyawan akan membuat karyawan memperoleh informasi yang jelas
dan merasa nyaman dalam bekerja sehingga memiliki loyalitas yang
tinggi. Adanya penerapan prinsip transparansi dalam hal penyampaian
informasi kepada karyawan menyebabkan loyalitas karyawan tinggi
sehingga keberlangsungan usaha akan terus berlanjut.
2) Prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha (Permodalan)
Prinsip transparansi menjelaskan mengenai keterbukaan yang
dianut oleh perusahaan dalam pemberitahuan informasi yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
terbatas pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi
keuangan, susunan dan kompensasi pengurus KNKG (2006). Adanya
sikap transparan dalam pemberitahuan informasi melalui
penyampaian laporan keuangan dan non keuangan kepada publik dan
pemberi modal menyebabkan IKM terhindar dari masalah permodalan
dikarenakan mudahnya mendapatkan modal dari para investor atau
lembaga keuangan. Selain itu, menurut Utari & Dewi (2014) dalam
Suparwo et al (2018) modal adalah faktor yang mempunyai peran
cukup penting karena diperlukan ketika pengusaha hendak
mendirikan perusahaan atau memperluas usaha. Tanpa modal yang
cukup maka akan berpengaruh terhadap kelancaran usaha. Adanya
sikap transparan dalam pemberitahuan informasi melalui
penyampaian laporan keuangan dan non keuangan kepada publik akan
berpengaruh terhadap permodalan sehingga keberlangsungan usaha
akan terus berlanjut.
b. Hubungan Prinsip Akuntabilitas dan Keberlangsungan Usaha (Produksi)
Prinsip Akuntabilitas menjelaskan bagaimana perusahaan dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.
Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua
karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab,
dan perannya dalam pelaksanaan GCG KNKG (2006). Menurut Moenir
(1987) dalam Fera (2014) Pembagian kerja atau fungsi otorisasi
merupakan cara untuk melaksanakan fungsi akuntabilitas dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dikarenakan dapat memberikan kemudahan bagi seseorang untuk
mengerjakan pekerjaannya tanpa harus menunggu perintah, mengetahui
batas-batas tanggung jawab dan wewenang, memberikan kemudahan
dalam pengawasan, tidak terjadi benturan dalam melakukan pengawasan,
dan menjadi tolak ukur pertimbangan dalam penentuan kebutuhan
pendidikan bagi karyawan. Dengan melaksanakan fungsi otorisasi atau
pembagian kerja maka IKM tersebut akan tepat waktu dalam
menyelesaikan pesananan dan menyebabkan proses produksi menjadi
lancar. Jika IKM tersebut mampu menyelesaikan pesanan secara tepat
waktu maka konsumen merasa puas dan memutuskan untuk menjadi
pelanggan tetap. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa IKM mampu
mempertahankan keberlangsungan usahanya.
c. Hubungan Prinsip Responsibilitas dan Keberlangsungan Usaha
(Permodalan)
Prinsip responsibilitas juga memiliki hubungan dengan pengembalian
pinjaman kepada pemberi modal. Adanya tanggung jawab IKM untuk
mengembalikan pinjaman secara tepat waktu akan membuat hubungan
antara pihak pemberi modal dengan peminjam dapat terpelihara secara
berkesinambungan. Salah satu unsur dari pemberian pinjaman adalah
kepercayaan pemberi modal kepada peminjam dalam pengembalian
pinjaman secara tepat waktu, jika tidak tepat waktu dalam pengembalian
pinjaman maka pemberi modal akan memberikan denda berupa bunga
dan tidak akan memberikan pinjaman. Jika IKM mampu mengembalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pinjaman kepada pemberi modal maka IKM tersebut bisa
mempertahankan, dan melindungi sumber daya yang ada didalam
usahanya. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa IKM mampu
mempertahankan keberlangsungan usahanya.
d. Prinsip Independensi dan Keberlangsungan Usaha (Produksi)
Prinsip Independensi menjelaskan bahwa masing-masing organ
perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun,
tidak terpengaruh dengan pihak lain KNKG (2006). Pemilik IKM juga
harus menghindari adanya dominasi dari pihak tertentu yang
menyebabkan pengambilan keputusan tidak berjalan dengan baik. Salah
satu contohnya adalah dalam pengambilan keputusan mengenai
pemilihan pemasok bahan baku karena pemilihan bahan baku harus
cermat karena akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Jika
kualitas produk yang dihasilkan baik maka loyalitas konsumen terhadap
perusahaan semakin meningkat. Menurut Stevenson dalam Sihombing
(2017) manfaat jika perusahaan memiliki produk yang baik adalah
naiknya reputasi perusahaan, kemampuan menentukan harga premium,
peningkatan marketshare, loyalitas konsumen yang kuat, biaya liability
yang lebih kecil, masalah produksi yang lebih sedikit, meningkatnya
produksi, komplain yang lebih sedikit dari knsumen, biaya produksi yang
kecil, dan keuntungan yang lebih tinggi. Hal ini dapat dimaknai bahwa
jika IKM dapat menghasilkan produk yang baik maka IKM tersebut
mampu mempertahankan keberlangsungan usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
e. Hubungan Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan & Keberlangsungan
Usaha (Sumber Daya Manusia)
Prinsip Kewajaran dan kesetaraan menjelaskan bahwa perusahaan
harus senantiasa memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait
dalam bisnis KNKG (2006). Kepentingan yang dimaksud adalah
kepentingan para karyawan karena sumber daya manusia merupakan
salah satu unsur atau bagian investasi terbesar dari suatu organisasi
terutama bagi organisasi bisnis (Retnosari, 2017). Selain itu karyawan
dianggap penting karena dapat menentukan kesuksesan berdirinya suatu
perusahaan, menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan dalam
membantu memperlancar produktivitas dan memaksimalkan kinerja,
apabila karyawan tidak bekerja secara produktif dan efisien maka
menjadi faktor penghambat untuk perusahaan. Karena peran karyawan
sangat penting bagi perusahaan maka IKM harus memberikan perlakuan
yang setara juga adil dalam hal penggajian dan perlakuan karena
karyawan merasa dihargai ketika mendapat perlakuan secara adil dan
karyawan menjadi nyaman sehingga loyalitas kepada perusahaan tinggi.
Adanya prinsip kewajaran dan setaraan dalam pemberian gaji karyawan
yang berasal dari anggota keluarga dan non keluarga mempengaruhi
loyalitas karyawan dalam IKM sehingga keberlangsungan usaha akan
terus berlanjut.
C. INDUSTRI
1. Pengertian Industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Industri adalah seluruh bentuk ekonomi yang mengolah bahan baku dan /
atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menhasilkan barang
yang mempunyai nilai tambah atau mafaat lebih tinggi, termasuk jasa
industri (UU RI NO 3 TH 2014).
2. Tujuan Penyelenggaraan Industri
Berdasarkan pada UU RI NO 3 TH 2014, terdapat beberapa tujuan
penyelenggaraan industri yang meliputi:
a. Mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan penggerak
perekonomian nasional;
b. Mewujudkan kedalaman dan kekuatam struktur Industri;
c. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
Industri Hijau;
d. Mewujudkan kepastian berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
e. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
f. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah
Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan
g. Meningkatkan kemakmuran dan kesejateraan masyarakat serta
berkeadilan.
D. INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)
1. Pengertian Industri Kecil dan Menengah
a. Badan Pusat Statistik (BPS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan Industri Kecil dan
Menengah (IKM) sebagai berikut:
1) Industri Rumah Tangga, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang
melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau
jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan
struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggungjawab
atas usaha, yang memiliki tenaga kerja sebanyak 1-4 orang.
2) Industri Kecil, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak
pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan
administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada
seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha, yang
memiliki tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.
3) Industri Sedang, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak
pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan
administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada
seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha, yang
memiliki tenaga kerja sebanyak 20- 99 orang.
4) Industri Besar, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak
pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada
seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha, yang
memiliki tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih.
b. Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 64
tahun 2016 pasal 3, 4 dan 5. Industri dikelompokkan dalam kategori
berikut:
1) Industri Kecil, merupakan industri yang mempekerjakan paling
banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi kurang dari
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Tanah dan bangunan yang dimaksud
merupakan tanah dan bangunan yang lokasinya menjadi satu dengan
lokasi tempat tinggal pemilik usaha.
2) Industri Menengah, merupakan industri yang mempekerjakan paling
banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau mempekerjakan
paling sedikit 20 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi
paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).
3) Industri Besar, merupakan industri yang mempekerjakan paling
sedikit 20 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi lebih dari
Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).
2. Karakteristik Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Karakteristik Industri kecil dan menengah menurut Kuncoro (2008) dalam
Ihsannudin (2011) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan
operasi
b. Rendahnya akses terhadap lembaga – lembaga kredit.
c. Belum memiliki status badan hukum.
Industri kecil dan menengah banyak bergerak di kelompok usaha
makanan, minuman, dan tembakau; industri galian bukan logam; industri
tekstil; dan industri kayu, rotan dan sejenisnya.
E. PENELITIAN TERDAHULU
1. Penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2017) yang berjudul “PENERAPAN
ASAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI FAKTOR
KEBERLANGSUNGAN UMKM STUDI KASUS PADA ASOSIASI
BATIK MUKTI MANUNGGAL DI SLEMAN” menunjukkan bahwa
secara keselurugan mencapai presentase yang tinggi yang terdapat pada asas
kesetaraan dan kewajaran dan tingkat penerapan yang paling rendah adalah
asas independensi. Penerapan asas GCG yang dilakukan di UMKM batik di
Asosiasi Batik Manunggal sebagian besar tidak mendukung
keberlangsungan UMKM.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maskur (2012) yang berjudul “ANALISIS
PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) di USAHA
KECIL dan MENENGAH STUDI KASUS PADA MITRA BINAAN
UNITPKBL PT TASPEN (PERSERO)” menunjukkan bahwa sebagian
besar UMKM telah menerapkan Good Corporate Governance dengan
kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukakan adalah dalam bentuk penelitian studi
kasus. Penelitian studi kasus berfokus pada pengumpulan informasi terkait
objek tertentu, acara atau kegiatan, seperti pada unit atau organisasi bisnis
tertentu (Sekaran, 2017:118)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Industri Kecil dan Menengah Dukuh
Batur, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan mulai dilakukan pada bulan Febuari 2019 hingga
bulan April 2019.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik atau karyawan untuk masing-
masing IKM yang tergabung dalam Koperasi Indusri Batur Jaya.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan
keberlangsungan usaha pada IKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. Populasi Sasaran
Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik atau karyawan IKM. Dalam
penelitian ini IKM yang dipilih menggunakan teknik sampling kemudahan
(Convenience sampling). Sampling kemudahan (Convenience sampling)
merupakan pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan kemudahan
dalam mendapatkan informasi (Nuryaman, 2015: 110). Pengambilan sampel
ditentukan oleh Koperasi Industri Batur Jaya karena lebih mengetahui IKM
mana yang memiliki potensi untuk memberikan informasi dengan mudah
kepada peneliti. Koperasi Industri Batur Jaya adalah koperasi yang
beranggotakan IKM-IKM dalam bidang pengecoran logam. Koperasi memiliki
peran yang sangat besar kepada IKM-IKM di Batur karena koperasi sebagai
salah satu perantara antara konsumen dan IKM dalam kegiatan penjualan dan
pembelian, membantu IKM dalam memecahkan permasalahan seperti
kesulitan bahan baku dan permodalan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan adalah teknik pengumpulan data
melalui dialog secara langsung atau tatap muka secara langsung dengan
pemilik atau karyawan IKM di Batur Klaten. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan teknik wawancara bertujuan untuk mendapatkan
beberapa informasi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Gambaran Umum IKM (sejarah usaha, lokasi, struktur organisasi, jumlah
karyawan, pembagian tugas untuk masing-masing karyawan, pemasok,
konsumen, proses penggajian, pendanaan, pemasaran).
b. Profil responden (nama responden, pendidikan terakhir, jabatan, lama
bekerja).
c. Penerapan asas GCG dalam aktivitas pada IKM (transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan).
d. Keberlangsungan usaha (permodalan, produksi dan sumber daya
manusia).
2. Kuesioner
Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada pemilik atau karyawan IKM.
Kuesioner dalam penelitian ini berisi pertanyaan yang berkaitan dengan
penerapan prinsip GCG pada IKM.
3. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan di tempat produksi dengan
melihat proses produksi dan tahapan-tahapan dalam proses produksi dalam
Industri tersebut.
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel di dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (KNKG, 2006).
1. Variabel pertama dari penelitian ini diukur berdasarkan prinsip-prinsip yang
terdapat di dalam Good Corporate Governance (KNKG, 2006). Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pada penelitian ini bersumber dari thesis yang ditulis oleh Maskur (2012),
yaitu:
a. Transparansi
Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan
dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku
kepentingan.
b. Akuntabilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemangku kepentingan.
c. Responsibilitas
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
d. Independensi
Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
e. Kewajaran dan Kesetaraan
Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran
dan kesetaraan.
Variabel ini akan akan diukur dengan hasil wawancara dan kuesioner
yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian. Wawancara yang
dilakukan meliputi pertanyaan-pertanyaan yang dihubungkan dengan
prinsip Good Corporate Governance dan ditujukkan kepada pemilik atau
karyawan dalam IKM. Wawancara tersebut bertujuan untuk mendapatkan
informasi secara mendalam terkait dengan penerapan prinsip GCG yang
diajukan melalui kuesioner. Kuesioner yang diajukan berbentuk daftar
checklist mengenai penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Kuesioner tersebut terdiri dari 22 pernyataan yang bersumber dari thesis
yang berjudul analisis pelaksanaan Good Corporate Governance di UMKM
oleh Maskur (2012). Kuesioner tersebut akan dihubungkan dengan masing-
masing asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi, kewajaran dan kesetaraan.
Berikut ini merupakan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban serta tabel
keterangan jawabannya:
a. Sudah Menerapkan (SM) berbobot nilai 3
b. Menerapkan Sebagian (MS) berbobot nilai 2
c. Belum Menerapkan (BM) berbobot nilai 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 3.1
Pengukuran Penerapan prinsip GCG
2. Variabel kedua yaitu keberlangsungan usaha pada IKM akan diukur dengan
wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan karyawan atau pemilik
IKM mengenai prinsip GCG dan keberlangsungan usaha. Keberlangsungan
usaha dinilai dari berbagai macam aspek, namun menurut beberapa ahli
keberlangsungan usaha dinilai dari hal-hal seperti berikut:
a. Permodalan
Permodalan diukur berdasarkan sikap transparansi yang dimiliki oleh
IKM dalam melaporkan laporan keuangan dan non keuangan kepada
pemberi modal dan ketepatan waktu IKM dalam mengembalikan
pinjaman kepada pemberi modal.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia diukur dengan loyalitas karyawan dalam suatu
IKM.
c. Produksi
Produksi diukur dengan ketepatan dalam menyelesaikan pesanan dan
kualitas dari produk yang dihasilkan.
G. Sumber Data
Jawaban Keterangan
Sudah Menerapkan
IKM sudah menerapkan sepenuhnya
prinsip GCG dalam menjalankan
usahanya
Menerapkan Sebagian IKM baru menerapkan sebagian prinsip
GCG dalam menjalankan usahanya
Belum Menerapkan IKM belum menerapkan prinsip GCG
dalam menjalankan usahanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer.
Perolehan data primer akan dilakukan dengan kuesioner, wawancara.
Kuesioner dan wawancara dilakukan terkait dengan penelitian yaitu penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam mendukung
keberlangsungan dalam lingkup IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri
Batur Jaya.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif.
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, “Apakah IKM yang
tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya sudah menerapkan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance?” yaitu dengan langkah-langkah
seperti berikut:
a. Menentukan rentang skor tertinggi dan terendah penerapan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance untuk setiap IKM dengan rumus:
Skor terendah = Jumlah item pernyataan (22) x bobot nilai terendah (1)
Skor tertinggi = Jumlah item pernyataan (22) x bobot nilai tertinggi (3)
Jadi, dalam penelitian ini skor tertinggi adalah 66 dan skor terendah
adalah 22.
b. Menentukan rentang skala penerapan prinsip Good Corporate
Governance untuk setiap IKM dengan rumus:
Rentang Skala = Skor tertinggi−Skor terendah
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Rentang Skala = 66−22
3
Rentang Skala = 44
3 = 14,67
c. Menentukan rentang skor penerapan prinsip GCG untuk setiap IKM
Tabel 3.2
Skor Penerapan Prinsip-prinsip GCG untuk setiap IKM
Skor Kategori
51,34-66 Sudah Menerapkan
36,67-51,33 Menerapkan Sebagian
22-36,66 Belum Menerapkan
d. Menghitung skor penerapan prinsip-prinsip GCG untuk setiap IKM yang
diperoleh melalui kuesioner dengan pilihan jawaban belum menerapkan
diberikan skor 1, menerapkan sebagian diberi skor 2, sudah menerapkan
diberi skor 3.
e. Menghitung skor rata-rata jawaban penerapan prinsip-prinsip GCG
secara keseluruhan untuk setiap IKM, dengan rumus:
Jumlah masing − masing skor setiap IKM
Jumlah IKM
f. Melakukan analisis dengan melihat rata-rata jawaban dan skor penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk setiap IKM yang
akan disesuaikan atau dicocokkan dengan kategori penerapan prinsip-
prinsip GCG (lihat tabel 3.2).
g. Setelah melakukan analisis dan penghitungan skor untuk setiap IKM
maka langkah selanjutnya adalah menentukan rentang skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk setiap
item pernyataan dengan rumus :
Rentang Skala = n(m−1)
m
(Umar, Husein, 2007:164)
Dimana:
n = jumlah sampel
dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) = 24 dan jumlah
alternatif jawaban tiap item (m) = 3 maka rentang skala yang digunakan
adalah:
Rentang Skala = 24(3−1)
3 = 16
h. Menentukan skor tertinggi dan terendah penerapan Good Corporate
Governance untuk setiap item pernyataan dengan rumus :
Skor terendah = Jumlah sampel (24) x bobot nilai terendah (1)
Skor tertinggi = Jumlah sampel (24) x bobot nilai tertinggi (3)
Jadi, dalam penelitian ini skor terendah adalah 24 dan skor tertinggi
adalah 72.
i. Menentukan rentang skor penerapan setiap item pernyataan prinsip-
prinsip GCG.
Tabel 3.3
Skor Penerapan Setiap Item Pernyataan Prinsip-prinsip GCG
Skor Kategori
56,01-72 Sudah Menerapkan Sebagian Besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
40,01-56,00 Menerapkan Sebagian
24- 40,00 Belum Menerapkan
j. Menghitung total skor penerapan GCG untuk setiap alternatif jawaban
dengan rumus:
Total skor untuk setiap alternatif jawaban = Jumlah responden x Bobot
nilai untuk masing-masing alternatif jawaban.
Untuk pilihan jawaban belum menerapkan memiliki bobot nilai 1,
menerapkan sebagian memiliki bobot nilai 2, sudah menerapkan
memiliki bobot nilai 3.
k. Menghitung total skor untuk setiap item pernyataan dengan cara
menjumlahkan total skor yang didapatkan berdasarkan tiap alternatif
jawaban
l. Menghitung rata-rata skor penerapan setiap prinsip GCG dengan rumus:
Total Skor Setiap Item Pernyataan
Jumlah Pernyataan Pada Setiap Prinsip GCG
m. Melakukan analisis untuk setiap item pernyataan penerapan GCG dengan
cara melihat total skor setiap item pernyataan kemudian dicocokkan
dengan kategori penerapan setiap item pernyataan prinsip-prinsip GCG
(lihat tabel 3.3)
n. Mendeskripsikan hasil analisis dari perhitungan skor dan kategori
penerepan setiap item pernyataan prinsip GCG untuk seluruh responden
yang diperoleh dari hasil perhitungan kuesioner dan data hasil
wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
o. Melakukan penilaian secara keseluruhan penerapan prinsip-prinsip GCG
berdasarkan hasil rata-rata skor yang sudah diperoleh setiap prinsip.
p. Menganalisis dan mendeskripsikan kategori penerapan GCG yang
diperoleh dari rata-rata skor penerapan kelima prinsip GCG.
q. Melakukan penarikan kesimpulan dengan melihat skor tertinggi dan
terendah berdasarkan rata –rata skor yang sudah diperoleh setiap prinsip.
2. Untuk menjawab permasalahan kedua “Apakah prinsip Good Corporate
Governance mendukung keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung
dalam Koperasi Industri Batur Jaya?” yaitu dengan langkah-langkah seperti
berikut:
a. Melakukan wawancara dengan karyawan atau pemilik IKM di Batur,
Klaten. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
untuk mengetahui apakah penerapan GCG mendukung keberlangsungan
usaha pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya.
Pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan prinsip-prinsip GCG
(transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan dan
kesetaraan) yang mendukung keberlangsungan usaha (permodalan,
sumber daya manusia, dan produksi).
b. Melakukan analisis dengan menilai hasil wawancara terkait prinsip GCG
dengan keberlangsungan usaha dan kuesioner penerapan prinsip GCG
yang sudah didapatkan. Analisis dilakukan dengan mengambil 1 contoh
item pernyataan dari masing-masing prinsip GCG dalam kuesioner yang
berhubungan dengan aspek keberlangsungan usaha. Data hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
wawancara dipergunakan untuk melihat apakah dengan prinsip GCG
mendukung keberlangsungan usaha pada IKM dan data kuesioner
digunakan untuk melihat kategori penerapan GCG.
c. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dengan
judgement mendukung dan tidak mendukung keberlangsungan usaha.
Prinsip Good Corporate Governance dikatakan mendukung keberlangsu
ngan usaha jika memiliki hubungan yang searah yaitu ketika tingkat
penerapan GCG tinggi dan keberlangsungan usaha tinggi, tingkat
penerapan GCG rendah dan keberlangsungan usaha juga rendah. Prinsip
GCG dikatakan tidak mendukung keberlangsungan ketika tingkat
penerapan GCG tinggi dan keberlangsungan usaha rendah begitupun
sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
A. Latar Belakang Berdirinya Industri Kecil dan Menengah yang diteliti
Berdirinya puluhan Industri Kecil dan Menengah dalam dunia bisnis
dikarenakan pengaruh lingkungan yang merupakan kawasan industri
pengecoran logam. Bisnis pengecoran logam merupakan bisnis yang
menjanjikan karena memberikan keuntungan yang besar. Selain itu, keluarga
juga dapat berpengaruh dalam kehadiran Industri Kecil dan Menengah
dikarenakan oleh adanya pendidikan dini mengenai dunia industri pengecoran
logam yang merupakan usaha turun temurun keluarganya kepada anak dan
cucunya, sehingga dapat memperluas kawasan industri pengecoran logam.
B. Lokasi Usaha
Lokasi Industri Kecil dan Menengah yang diteliti tersebar pada satu
kecamatan dan beberapa desa. Berikut adalah tabel alamat lokasi usaha Industri
Kecil dan Menengah yang diteliti:
Tabel 4.1 Alamat Lokasi Industri Kecil dan Menengah
No Nama IKM Alamat
1 UD.Tridodo Jaya Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten
2 CV.Aneka Metal
Industri Jl. Infitex No 11 Bakalan, Ceper, Klaten
3 PT.Bahama Lasakka Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten
4 CV.Putra Sari Logam Batur Baru RT 01/ RW 01 Tegalrejo,Ceper,
Klaten
5 Indah Karya Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten
6 CV.Okabawes Jl. Raya Jeblogan-Infitex Ceper,Klaten
7 Adi Jaya Mandiri Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten
8 UD.Multi Karya
Logam Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lanjutan Tabel 4.1 Alamat Lokasi Industri Kecil dan Menengah
No Nama IKM Alamat
9 Makmur Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten
10 Sinar Baja Bakalan, Ceper, Klaten
11 Sahabat Teknik Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten
12 Tosana Karya Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten
13 Wijaya Makmur Tegalsari, RT 39/ RW. 16, Ngawonggo,
Ceper, Klaten
14 CV.Dlimas Logam
Jaya
Jl. Karangwuni-Pedan KM 2, Dlimas, Ceper,
Klaten
15 Pasir Emas Bakalan, Ceper, Klaten
16 Tunas Logam Jaya Batur Ceper, Tegalrejo, Ceper, Klaten
17 CV.Sudirman Batur Ceper, Tegalrejo, Ceper, Klaten
18 Adhi Mulya Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten
19 CV.Jaya Warsa Gebang, Lemahireng, Pedan, Klaten
20 Bintang Jaya
Utama Jl. Raya Batur, Jeblogan, Ceper, Klaten
21 CV.Sinar Abadi
Logam Bakalan, Ceper, Klaten
22 CV.Mitra Karya
Utama Jl.Raya Batur, Jeblogan, Ceper, Klaten
23 PT.Aneka Adhi
Karya Logam
Jl. Raya Batur Ceper, Batur, Tegalrejo, Ceper,
Klaten
24 Munaborru Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten
Sumber: Data Diolah, 2019
C. Struktur Organisasi
Sebagian besar IKM yang diteliti tidak memiliki struktur organisasi secara
resmi dan tertulis. Akan tetapi, struktur organisasi dalam IKM hanya bersifat
sederhana. Bagian-bagian tersebut, yaitu pemilik dan/atau manager yang
membawahi semua karyawan yang bekerja pada IKM tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Proses Pengecoran Logam pada IKM
1. Persiapan awal
Proses persiapan awal untuk melakukan pengecoran logam adalah
mempersiapkan media untuk membuat cetakan yaitu pasir, tidak semua
pasir bisa digunakan untuk membuat cetakan, hanya pasir yang memiliki
kriteria-kriteria khusus yang dapat digunakan untuk membuat cetakan.
Adapun kriteria-kriteria khusus pasir yang dapat digunakan untuk
membuat cetakan dalam pengecoran logam adalah:
a. Memiliki sifat mampu membuat bentuk sehingga mudah dalam
pembuatan cetakan dengan kekuatan yang cocok sehingga tidak rusak
jika dipindah-pindah letaknya dan mampu menahan logam cair saat di
tuang ke rongga cetak.
b. Permeabilitas pasir yang cocok. permeabilitas berhubungan erat
dengan keadaan permukaan coran. Pada prinsipnya, permeabilitas akan
menentukan seberapa besar gas-gas dari cetakan atau logam cair
mampu melepaskan diri selama waktu penuangan. Nilai permeabilitas
yang rendah menyebabkan kulit coran lebih halus dan terjadilah
gelembung udara terperangkap di dalam cetakan yang akan
menghasilkan cacat permukaan pada coran.
c. Tahan terhadap temperatur logam cair selama penuangan, pasir dan
bahan pengikat harus tahan api sehingga dinding dalam cetakan tidak
rontok selama penuangan logam cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
d. Memiliki kemampuan hancur yang baik, pada saat pembongkaran
cetakan lebih mudah pasir tersebut hancur. Ketika media untuk
percetakan sudah siap masukkan cetakan atau matress kedalam pasir
lalu timbun matres tersebut kedalam pasir lalu dibuat rongga pada pasir
tersebut, tujuan pembuatan rongga tersebut untuk memasukkan cairan
logam kedalam cetakan.
2. Proses Pengecoran
Siapkan tungku dan bahan baku untuk pengecoran, peroses pemanasan
tungku kurang lebih 3 jam, setelah tungku panas masukkan bahan baku
kedalam tungku. Proses peleburan bahan baku kurang lebih 5 jam
tergantung dari keras atau lunaknya bahan baku.
3. Proses Pencetakan
Setalah logam leleh secara sempurna langkah selanjutnya adalah
penuangan logam cair kedalam cetakan dengan cara memasukkan logam
cair ke dalam rongga atau lubang pada pasir tersebut.
4. Proses Pembongkaran Cetakan
Setelah logam cair dituang kedalam cetakan proses selanjutnya adalah
pembongkaran cetakan. Proses pembongkaran cetakan dilakukan 1 hari
setelah proses penuangan, hal ini bertujuan agar proses pemadatan
sempurna.
5. Proses Pembersihan atau Shot Blast
Shot blast merupakan metode yang digunakan untuk membersihkan,
memperkuat dan memoles logam, metode shot blas digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
membersihkan pasir yang menempel pada benda cor.
6. Proses Pembubutan
Proses pembubutan adalah proses penyesuaian hasil cor dengan ukuran
atau standar dari sebuah produk menggunakan mesin bubut. Proses
pembubutan ini bertujuan untuk membuang kelebihan logam seperti sirip
stau bagian yang menonjol pada bagian luar maupun di dalam rongga.
7. Proses Gerinda
Proses pengerindaan dilakuan ketika tidak ada mesin bubut yang cocok
dengan bentuk coran, proses pengerindaan memiliki tujuan yang sama
dengan proses pembubutan. Proses gerinda mengarah ke proses
menghaluskan permukaan logam.
8. Proses Pengeboran
Untuk menghasilkan motif tertentu atau lubang maka dibutuhkan proses
pengeboran, proses pengeboran ini dilakukan berdasarkan jenis produk
yang dipesan.
9. Proses Pengelasan
Pengelasan dilakukam untuk menambal logam yang berlubang, cacat dan
menyambung bagian yang patah.
10. Proses Pendempulan
Proses pendempulan bertujuan untuk memperbaiki bagian yang berongga-
rongga kecil, yang nantinya bisa tertutupi agar permukaanya halus.
11. Proses Pengecatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Proses pengecatan biasaya digunakan untuk memperbaiki atau melapisi benda
coran dari karat atau korosi.
12. Proses Pengepakan Barang
Ketika produk sudah jadi maka produk tersebut dapat dikirim ke
konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Profil Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 responden dari
30 responden yang dikirimi kuesioner dikarenakan tidak bersedia untuk
menjadi responden. Pemilihan populasi sasaran IKM ditentukan oleh Koperasi
Industri Batur Jaya, karena pihak Koperasi lebih mengetahui IKM yang
memiliki potensi dalam memberikan kemudahan dalam memberikan informasi
penelitian ini. Responden yang dipilih adalah pemilik IKM atau karyawan
dalam IKM. Profil responden akan dipaparkan ke dalam beberapa poin, yaitu:
1. Nama responden, jabatan dan nama IKM
Berikut adalah tabel nama responden, jabatan dan nama IKM
Tabel 5.1
Nama responden, jabatan dan nama IKM
Lanjutan Tabel 5.1
Nama responden, jabatan dan nama IKM
No Nama Responden Jabatan Nama IKM
1 Gian Gusdiyansyah Ramadani Manager CV. Mitra Karya Utama
2 Angga Pradifta pemilik CV. Sinar Abadi Logam
3 Didik Ahmadi Pemilik UD.Bintang Jaya Utama
Logam
4 Sumiyat Syamsyudin Pemilik Pasir Emas
5 Sri Hartuti Pemilik Tunas Logam Jaya
6 H.Sudirman Pemilik CV.Sudirman
7 Muh.Sangidu Pemilik Adhi Mulya
8 Hartanto Muslim Pemilik Sinar Baja
9 H.Muqorobin Pemilik Makmur
10 M.Zainal Pemilik UD.Multi Karya Logam
11 Agus Mustofa Fanani Pemilik Adi Jaya Mandiri
12 Desy Ita Suryani Marketing CV.Okabawes
13 H.A.Y. Sugiyono Pemilik Indah Karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sumber: Data diolah, 2019
Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian memiliki jabatan sebagai pemilik dan/atau direktur yakni
sebanyak 15 responden. Selain itu, sebanyak 4 karyawan memiliki jabatan
sebagai manager, administrasi, personalia, dan marketing.
2. Jenis Kelamin
Berikut adalah tabel jenis kelamin responden
Tabel 5.2
Jenis Kelamin Responden
No Jenis kelamin Jumlah Responden
1 Pria 20
2 Wanita 4
Jumlah 24
Sumber: Data diolah, 2019
Dari tabel 5.2 diperoleh informasi bahwa sebanyak 20 responden yang
menjadi objek penelitian ini sebagian besar memiliki jenis kelamin pria.
Selain itu, hanya terdapat 4 responden yang memiliki jenis kelamin wanita.
No Nama Responden Jabatan Nama IKM
14 Widodo Pemilik Wijaya Makmur
15 Rustami Mahmudi Pemilik Tosana Karya
16 Andi Yunanto Direktur
sekaligus pemilik CV. Jaya Warsa
17 Bayu Prasetyo Direktur
sekaligus pemilik CV. Putra Sari Logam
18 Erwan Heri Kusnadi Direktur
sekaligus pemilik
CV. Aneka Metal
Industri
19 Widodo Miftah Pemilik UD. Tridodo Jaya
20 Nurul Rochmawati Administrasi CV. Dlimas Logam Jays
21 Asnawi Latif Direktur
sekaligus pemilik PT. Bahama Lasakka
22 Hartanto Muslim Pemilik Sinar Baja
23 Muhammad Najib Pemilik Munaborru
24 Rina Husniati Personalia PT. Aneka Adhilogam
Karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Usia
Berikut adalah tabel usia responden
Tabel 5.3
Usia responden
No Usia Jumlah Responden
1 30-40 8
2 41-50 4
3 51-60 6
4 ≥ 61 6
Jumlah 24
Sumber: Data Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 5.3 bahwa sebanyak 8 responden yang menjadi objek
penelitian ini sebagian besar berusia 30-40 tahun. Selain itu, hanya terdapat
4 responden yang berusia 41-50 tahun.
4. Pendidikan terakhir
Berikut adalah tabel pendidikan terakhir responden
Tabel 5.4
Pendidikan terakhir responden
No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden
1 SD 0
2 SMP 1
3 SMA 8
4 Diploma/ Sarjana 15
Jumlah 24
Sumber: Data diolah, 2019
Dari tabel 5.3 diperoleh informasi bahwa sebanyak 15 responden, sebagian
besar memiliki jenjang pendidikan terakhir diploma/ sarjana. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jenjang prndidikan
yang tinggi.
B. Analisis Data dan Pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1. Rumusan masalah pertama “ Apakah IKM yang tergabung dengan Koperasi
Industri Batur Jaya sudah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance?”
Berikut adalah hasil analisis dan pembahasan untuk menjawab rumusan
masalah pertama yaitu:
a. Skor Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk
setiap IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya
Berikut ini adalah tabel skor penerapan prinsip good corporate
governance pada IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur
Jaya :
Tabel 5.5
Skor Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada
IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya
No Nama IKM Skor Kategori
1 UD. Tridodo Jaya 44 Menerapkan Sebagian
2 CV. Aneka Metal Industri 50 Menerapkan Sebagian
3 PT. Bahama Lasakka 41 Menerapkan Sebagian
4 CV. Putra Sari Logam 52 Sudah Menerapkan
5 Indah Karya 46 Menerapkan Sebagian
6 CV. Okabawes 49 Menerapkan Sebagian
7 Adi Jaya Mandiri 47 Menerapkan Sebagian
8 UD. Multi Karya Logam 47 Menerapkan Sebagian
9 Makmur 40 Menerapkan Sebagian
10 Sinar Baja 37 Menerapkan Sebagian
11 Sahabat Teknik 49 Menerapkan Sebagian
12 Munaborru 44 Menerapkan Sebagian
13 Tosana Karya 41 Menerapkan Sebagian
14 Wijaya Makmur 41 Merapkan Sebagian
15 CV. Dlimas Logam Jaya 50 Menerapkan Sebagian
16 Pasir Emas 47 Menerapkan Sebagian
Lanjutan Tabel 5.5
Skor Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya
No Nama IKM Skor Kategori
17 Tunas Logam Jaya 45 Menerapkan Sebagian
18 CV.Sudirman 40 Menerapkan Sebagian
19 Adhi Mulya 44 Menerapkan Sebagian
20 CV. Jaya Warsa 48 Menerapkan Sebagian
21 Bintang Jaya Utama 45 Menerapkan Sebagian
22 CV. Sinar Abadi Logam 47 Menerapkan Sebagian
23 CV. Mitra Karya Logam 41 Menerapkan Sebagian
24 PT. Aneka Adhi Karya
Logam 52 Sudah Menerapkan
Total 1087
Rata-rata skor 45,29 Menerapkan Sebagian
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan pada tabel 5.5 rata-rata skor penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance pada 24 IKM adalah sebesar 45,29 yang berarti
secara rata-rata 24 IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur
Jaya baru menerapkan sebagian. Berikut adalah tabel persentase jumlah
IKM dalam penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance
Tabel 5.6
Persentase Jumlah IKM dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance
Kategori Jumlah IKM %
Belum Menerapkan 0 0
Menerapkan Sebagian 22 92
Sudah Menerapkan 2 8
Berdasarkan tabel 5.6 sebanyak 22 IKM (92%) menerapkan sebagian dan
terdapat 2 IKM (8%) yang belum menerapkan prinsip Good Corporate
Governance.
b. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada IKM yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya berdasarkan setiap prinsip
dan setiap item pernyataan
Berikut ini adalah hasil analisis dan pembahasan mengenai penerpaan
prinsip Good Corporate Governance berdasarkan pada setiap prinsip dan
setiap item pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1) Prinsip Transparansi
Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip transparansi
Tabel 5.7
Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Transparansi
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
1 Menyampaikan laporan yang berisi informasi keuangan dan non keuangan kepada pemberi modal
14 1 14 8 2 16 2 3 6 36 Belum
Menerapkan
2 Laporan keuangan yang dibuat dalam bentuk laba rugi, neraca, perubahan modal, dan arus kas
6 1 6 15 2 30 3 3 9 45 Menerapkan
sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lanjutan Tabel 5.7
Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Transparansi
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
3 Menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan kepada koperasi industri Batur Jaya
16 1 16 6 2 12 2 3 6 34 Belum
Menerapkan
4 Menjelaskan pola penggajian atau pemberian honor kepada pegawai
0 1 0 3 2 6 21 3 63 69 Sudah
Menerapkan
Total Skor 184
Rata-rata skor penerapan prinsip transparansi 46
Menerapkan Sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berdasarkan tabel 5.7 skor rata-rata penerapan Good Corporate
Governance pada prinsip transparansi sebesar 46 yang berarti IKM
dikategorikan menerapkan sebagian. Kontribusi kesimpulan ini disebabkan
adanya dua item pernyataan yang masuk kategori belum menerapkan, satu
item yang dikategorikan menerapkan sebagian dan satu item permyataan
yang masuk kategori sudah menerapkan. Secara lebih rinci prinsip
transparansi akan dibahas dan dianalisis berdasarkan item pernyataan
nomor 1 sampai dengan nomor 4, yaitu:
a) Item Pernyataan 1: Penyampaian laporan keuangan dan non keuangan
kepada pemberi modal
Skor item pernyataan 1 pada prinsip transparansi sebesar 36 dan
dikategorikan belum menerapkan yang bermakna bahwa IKM belum
bersikap transparan dalam hal penyampaian laporan keuangan dan non
keuangan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang
menunjukkan bahwa 14 dari 24 responden memilih jawaban belum
menerapkan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya laporan keuangan
dan non keuangan yang dilaporkan oleh pihak IKM kepada pemberi
modal (Bank). Hal ini disebabkan karena tidak adanya tuntutan dari
pemberi modal (bank) kepada IKM untuk melaporkan laporan keuangan
dan non keuangan Selain itu, modal sebagian besar berasal dari pemilik.
Proses peminjaman yang dilakukan pemilik kepada pemberi modal
hanya bersifat insidental yaitu hanya ketika IKM tersebut mengalami
jumlah permintaan barang yang tinggi sehingga pemilik memutuskan
untuk melakukan peminjaman dari pemberi modal (bank). Menurut
pemilik IKM, hal terpenting bagi pemberi modal (bank) bukanlah
melaporkan laporan keuangan dan non keuangan, melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kemampuan IKM dalam mengembalikan pinjaman kepada pemberi
modal secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dilakukan. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM belum memiliki
kesadaran untuk bersikap transparan dalam hal melaporkan laporan
keuangan dan non keuangan kepada publik atau pemberi modal (Bank).
b) Item Pernyataan 2: Laporan Keuangan yang dibuat dalam bentuk laba
rugi, neraca, perubahan modal, arus kas
Berdasarkan tabel 5.7 skor untuk item pernyataan 2 pada prinsip
transparansi sebesar 45 dan dikategorikan menerapkan sebagian yang
berarti bahwa IKM baru menerapkan sebagian prinsip transparansi
untuk item pernyataan 2. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil
kuesioner yang menunjukkan bahwa 15 dari 24 responden memilih
jawaban menerapkan sebagian karena laporan keuangan yang dibuat
oleh IKM hanya bersifat sederhana dengan alasan laporan tersebut
hanya dapat diakses oleh pihak internal saja, sehingga IKM tidak perlu
lagi membuat laporan keuangan secara baku, lengkap dan laporan
tersebut hanya dapat dimengerti oleh pihak internal IKM saja. Selain itu,
alasan lainnya karena IKM tidak memiliki pengetahuan yang cukup
dalam membuat laporan keuangan. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa IKM belum memiliki sikap transparan kepada
publik karena laporan keuangan yang dibuat hanya dimengerti dan
digunakan oleh pihak internal IKM saja.
c) Item Pernyataan 3: Menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan
kepada Koperasi Industri Batur Jaya
Berdasarkan tabel 5.7 skor yang diperoleh untuk item pernyataan 3
pada prinsip transparansi sebesar 34 dan dikategorikan belum
menerapkan yang bermakna bahwa IKM belum menerapkan prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
transparansi untuk item pernyataan 3. Pernyataan tersebut didukung
oleh jumlah responden yang sebagian besar yaitu 16 dari 24 responden
yang menjawab belum menerapkan karena IKM tidak menyampaikan
rencana pelaksanaan kepada pihak Koperasi (sebagai pemberi order).
Hal ini disebabkan karena tidak adanya tuntutan untuk anggota koperasi
(IKM) untuk menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan. Laporan
perencanaan kegiatan akan disampaikan ke Koperasi Industri Batur Jaya
hanya ketika IKM mendapatkan job dari Koperasi. Kurangnya ke
transparansian IKM kepada Koperasi menyebabkan Koperasi tidak
memperoleh informasi mengenai rencana kegiatan yang sedang
dijalankan oleh IKM. Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa
IKM belum memiliki sikap transparan kepada koperasi karena tidak
adanya job yang diberikan kepada IKM dan tidak adanya tuntutan dari
Koperasi untuk melaporkan rencana pelaksanaan kegiatan.
d) Item Pernyataan 4: Menjelaskan pola penggajian atau pemberian honor
kepada pegawai
Berdasarkan tabel 5.7 untuk item pernyataan 4 dikategorikan sudah
menerapkan dengan skor 69. Hal ini berarti bahwa penerapan prinsip
transparansi sudah diterapkan untuk item ini. Pernyataan tersebut juga
didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 21 dari 24
responden memilih jawaban sudah menerapkan. IKM sudah
menganggap pentingnya transparansi dalam hal penyampaian informasi
penggajian kepada karyawan, hal ini bertujuan agar karyawan bisa
memperoleh informasi dengan jelas dan merasa nyaman dalam bekerja
sehinga karyawan memiliki loyalitas yang tinggi. Keterbukaan
informasi mengenai penggajian dalam IKM sangat beragam, salah satu
contohnya adalah adanya informasi mengenai slip gaji yang terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
gaji pokok saja dan gaji pokok beserta tunjangan, pinjaman, dan
potongan gaji. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM
sudah memiliki kesadaran untuk bersikap terbuka atau transparan
dalam hal penyampaian informasi penggajian kepada karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2) Prinsip Akuntabilitas
Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip akuntabilitas.
Tabel 5.8
Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Akuntabilitas
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
1 Terdapat Pemisahan fungsi dalam IKM.Misalnya bagian pemasaran dan keuangan
6 1 6 13 2 26 5 3 15 47 Menerapkan
Sebagian
2 Terdapat rincian tugas dan tanggungjawab bagi pegawai
16 1 16 1 2 2 7 3 21 39 Belum
Menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lanjutan Tabel 5.8
Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Akuntabilitas
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
3 Terdapat Standard Operating Procedure (SOP) atau tata cara pelaksanaan kegiatan dalam IKM
5 1 5 5 2 10 14 3 42 57 Sudah
Menerapkan
4 Terdapat pedoman perilaku dalam IKM
4 1 4 14 2 28 6 3 18 50 Menerapkan
Sebagian
5 Terdapat sistem bonus dan sanksi bagi pegawai
3 1 3 9 2 18 12 3 36 57 Sudah
Menerapkan
Total Skor 250
Rata-rata skor penerapan prinsip akuntabilitas 50
Menerapkan Sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan tabel 5.8 skor rata-rata penerapan Good Corporate
Governance pada prinsip akuntabilitas sebesar 50. Hal ini memiliki
makna bahwa IKM dikategorikan telah menerapkan sebagian prinsip
akuntabilitas. Kontribusi kesimpulan ini disebabkan adanya dua item
yang masuk kategori menerapkan sebagian, dua item pernyataan yang
masuk kategori sudah menerapkan dan satu item pernyataan masuk
kategori belum menerapkan. Secara lebih rinci prinsip akuntabilitas akan
dibahas dan dianalisis berdasarkan item pernyataan nomor 1 sampai
dengan nomor 5, yaitu:
a) Item pernyataan 1: Terdapat pemisahan fungsi dalam IKM
Skor yang diperoleh untuk item pernyataan 1 sebesar 47 dan
dikategorikan menerapkan sebagian. Hal ini berarti bahwa prinsip
akuntabilitas baru diterapkan sebagian kecil pada item pernyataan ini.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang
menunjukkan bahwa 13 dari 24 responden memilih jawaban
menerapkan sebagian dikarenakan pemisahan fungsi tugas hanya
untuk tukang bubut dan tukang cor yang membutuhkan skill atau
keahlian khusus. Selain tukang cor dan bubut, karyawan bekerja
secara fleksibel. Pemilik IKM menganggap bahwa dengan melakukan
pemisahan fungsi tugas seperti bagian keuangan dan sekretaris akan
menambah biaya. Selain itu IKM belum membutuhkan karyawan
khusus untuk menangani bagian keuangan dan pemasaran karena
pemilik merasa masih bisa menghandle pekerjaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pernyataan ini didukung dengan hasil wawancara dengan Bpk
Mustofa Fanani, pemilik Adi Jaya Mandiri
“Di sini tidak ada bagian keuangan dan pemasaran mbak, ya disini
saya dan istri yang menghandle bagian pemasaran dan bagian
keuangan, ya usaha saya masih kecil-kecilan jadi saya rasa belum
membutuhkan bagian keuangan dan pemasaran dan jika
menambah bagian keuangan dan pemasaran akan menambah
biaya yang banyak juga. Kalau untuk pemisahan bagian produksi
saya hanya melakukan pemisahan fungsi untuk tukang bubut dan
tukang cor karena mereka harus memiliki keahlian atau skill
dalam menggunakan mesin tersebut dan pemisahan fungsi tugas
ini bersifat tidak tertulis,”
Dapat disimpulkan bahwa IKM tidak sepenuhnya memiliki kesadaran
mengenai kejelasan dalam pemisahan fungsi tugas karena bersifat
tidak tertulis dan hanya berlaku untuk job tertentu.
b) Item pernyataan 2: Rincian tugas dan tanggungjawab pegawai
Berdasarkan tabel 5.8 untuk item pernyataan 2 dikategorikan
menerapkan sebagian kecil dengan skor sebesar 39 dan dikategorikan
belum menerapkan. Hal ini berarti bahwa prinsip akuntabilitas belum
diterapkan untuk item pernyataan ini. Pernyataan tersebut juga
didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 16 dari 24
responsen memilih jawaban belum menerapkan. Hal tersebut
dikarenakan rincian tugas dan tanggungjawab bagi pegawai bersifat
tidak tertulis dan hanya berupa arahan dan perintah dari pemilik IKM.
Pemilik IKM berpendapat bahwa tanpa adanya rincian tugas dan
tanggungjawab secara tertulis karyawan sudah memahami dan
mengerti tugas dan tanggungjawabnya. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa IKM belum sepenuhnya memiliki kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dalam kejelasan rincian fungsi tugas karena pemisahan rincian tugas
dan tanggung awab bersifat tidak tertulis.
c) Item pernyataan 3: Terdapat Standard Operating Procedure (SOP)
atau tata cara pelaksanaan kegiatan dalam IKM.
Berdasarkan tabel 5.8 skor untuk item pernyataan 3 pada prinsip
akuntabilitas sebesar 57 yang dikategorikan sudah menerapkan. Hal
ini berarti bahwa penerapan prinsip akuntabilitas untuk item
pernyataan ini sudah diterapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil
kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak 14 dari 24 responden
memilih jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut disebabkan sudah
adanya SOP (Standard Operating Procedure) tetapi bersifat tidak
tertulis dan hanya didasarkan pada contoh dan arahan dari pemilik dan
bukan berdasarkan ketentuan yang dibuat dan ditetapkan secara
formal pada unit usaha. Berdasarkan pada pernyataan di atas dapat
disimpulkan bahwa IKM belum memiliki kejelasan secara penuh
mengenai adanya SOP (Standard Operating Procedure) pada IKM
d) Item pernyataan 4: Terdapat pedoman perilaku bagi pegawai
Pada tabel 5.8 perolehan skor untuk item pernyataan 4 sebesar 50
dan dikategorikan menerapkan sebagian. Hal ini berarti bahwa
penerapan prinsip akuntabilitas untuk item pernyataan 4 baru
diterapkan sebagian. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil
kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak 14 dari 24 responden
memilih jawaban menerapkan sebagian. Hal tersebut dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pedoman perilaku bagi karyawan bersifat tidak tertulis dan hanya
bersifat lisan dari pemilik salah satu contohnya adalah aturan
mengenai jam kerja karyawan. Alasan IKM tidak membuat prdoman
perilaku secara tertulis karena pemilik IKM menganggap karyawan
sudah memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi sehingga pemilik
tidak perlu membuat pedoman perilaku secara tertulis. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan, bahwa IKM belum
sepenuhnya memiliki kesadaran dalam hal kejelasan pedoman
perilaku bagi pegawai karena pedoman tersebut bersifat tidak tertulis.
e) Item pernyataan 5: Terdapat sistem bonus dan sanksi bagi pegawai
Skor untuk item pernyataan 5 yang ditunjukkan pada tabel 5.8
sebesar 57 dan dikategorikan sudah menerapkan yang diartikan bahwa
penerapan prinsip akuntabiilitas sudah diterapkan untuk item
pernyataan ini. Pada item pernyataan ini terdapat 2 pilihan jawaban
yang berkontribusi dalam kategori penerapan prinsip akuntabilitas
yaitu menerapkan sebagian besar dan sudah menerapkan. Pernyataan
ini didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak
2 dari 24 responden memilih jawaban menerapkan sebagian besar dan
sebanyak 12 dari 24 responden memilih jawaban sudah menerapkan.
Hal tersebut dikarenakan sistem bonus yang diterapkan oleh IKM
hanya berlaku untuk saat tertentu, misalnya pada saat hari raya, dan
ketika IKM mengalami jumlah order yang banyak. Sanksi yang
terdapat dalam IKM bersifat tidak tertulis, sanksi yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
hanya berupa teguran dari pemilik kepada karyawan, dengan alasan
pegawai akan merasa tertekan dan terbebani jika terdapat sanksi
secara tertulis sehingga menyebabkan pegawai tersebut keluar atau
resign. Selanjutnya, jika karyawan keluar atau resign maka pemilik
IKM mengalami kesulitan dalam mencari karyawan baru. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM belum memiliki
kejelasan secara penuh terhadap asas akuntabilitas dalam hal
pemberian bonus dan sanksi bagi pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3) Prinsip Responsibilitas
Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip responsibilitas.
Tabel 5.9
Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Responsibilitas
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
1 Pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh Koperasi Batur Jaya
16 1 16 4 2 8 4 3 12 36 Belum
Menerapkan
2 Pengembalian pinjaman dilakukan tepat waktu sesuai dengan perijinan yang telah disepakati
9 1 9 3 2 6 12 3 36 51 Menerapkan
Sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lanjutan Tabel 5.9
Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Responsibilitas
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
3 Laporan perkembangan usaha sudah disampaikan ke Koperasi Industri Batur Jaya
21 1 21 2 2 4 1 3 3 28 Belum
Menerapkan
4 Penyetoran pajak sudah dilakukan tepat waktu
4 1 4 1 2 2 19 3 57 63 Sudah
Menerapkan
5 Ter Penyampaian SPT sudah dilakukan tepat waktu dapat sistem bonus dan sanksi bagi pegawai
4 1 4 1 2 2 19 3 57 63 Sudah
Menerapkan
Total Skor 241
Rata-rata skor penerapan prinsip responsibilitas 48,2
Menerapkan Sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan tabel 5.9 skor rata-rata penerapan Good Corporate
Governance prinsip responsibilitas sebesar 48,2 yang berarti IKM dapat
dikategorikan baru menerapkan sebagian. Kontribusi kesimpulan ini
disebabkan dua item pernyataan yang masuk kategori belum
menerapkan, satu item pernyataan yang masuk kategori menerapkan
sebagian dan dua pernyataan masuk kategori sudah menerapkan. Secara
lebih rinci prinsip responsibilitas akan dibahas dan dianalisis berdasarkan
item pernyataan nomor 1 sampai dengan nomor 5, yaitu:
a) Item pernyataan 1: Pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan rencana
yang telah disetujui oleh Koperasi Industri Batur Jaya.
Skor untuk item pernyataan 1 sebesar 36 dan dikategorikan belum
menerapkan yang berarti bahwa penerapan prinsip responsibilitas
untuk item pernyataan ini belum diterapkan. Pernyataan tersebut
didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 16 dari 24
responden memilih jawaban belum menerapkan dikarenakan tidak
adanya persetujuan antara pihak IKM dan koperasi mengenai
pelaporan pelaksanaan kegiatan dalam IKM. Hal tersebut juga
disebabkan IKM dalam proses pendiriannya didirikan secara mandiri
oleh pemilik tanpa adanya bantuan dari pihak Koperasi sehingga tidak
adanya kewajiban bagi IKM untuk melakukan persetujuan mengenai
pelaksanaan kegiatan usaha. Selain itu, Koperasi Industri Batur Jaya
juga tidak menuntut para anggotanya (IKM) untuk melakukan
persetujuan terlebih dahulu perihal pelaksanaan kegiatan usaha. Dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
disimpulkan bahwa IKM memiliki sikap tanggungjawab dan tingkat
kepedulian yang sangat rendah pada Koperasi karena IKM
menganggap bahwa Koperasi tidak berperan dalam proses pendirian
sehingga IKM tidak memiliki kewajiban untuk meminta persetujuan
dengan Koperasi.
b) Item Pernyataan 2: Pengembalian pinjaman dilakukan secara tepat
waktu sesuai dengan perijinan yang telah disepakati
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa skor untuk item pernyataan 2
sebesar 51 dan dikategorikan menerapkan sebagian. Dapat diartikan
bahwa prinsip responsibilitas untuk item pernyataan ini baru
diterapkan sebagian. Dalam item pernyataan ini terdapat 2 pilihan
jawaban yang berkontribusi yaitu menerapkan sebagian dan sudah
menerapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil kuesioner yang
menunjukkan bahwa sebanyak 3 dari 24 responden memilih jawaban
menerapkan sebagian dan sebanyak 12 dari 24 responden memilih
jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut, dikarenakan IKM sudah
melakukan pengembalian pinjaman secara tepat waktu kepada
pemberi modal (bank). Hal ini bertujuan agar hubungan kerjasama
antara pemberi modal (bank) dan IKM dapat terjalin dengan baik.
Selain itu, agar IKM terhindar dari denda berupa bunga pinjaman yang
dibebankan kepada IKM ketika mengalami keterlambatan
pengembalian pinjaman. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa IKM sudah memiliki sikap tanggungjawab dan kepedulian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
secara penuh kepada pemberi modal untuk melakukan pengembalian
pinjam tepat waktu.
c) Item pernyataan 3: Laporan perkembangan usaha sudah disampaikan
ke Koperasi Industri Batur Jaya .
Skor penerapan prinsip responsibilitas untuk item pernyataan 3
sebesar 28 dan dikategorikan belum menerapkan. Hal ini bermakna
bahwa IKM belum menerapkan prinsip responsibilitas untuk item
pernyataan ini. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil
kuesioner yang menunjukkan bahwa 21 dari 24 responden memilih
jawaban belum menerapkan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya
laporan perkembangan usaha yang disampaikan kepada Koperasi
Industri Batur Jaya (sebagai wadah IKM). Pemilik IKM menganggap
bahwa Koperasi Industri Batur Jaya tidak ikut berperan dalam proses
pendirian IKM sehingga tidak adanya kewajiban bagi IKM untuk
melakukan pelaporan mengenai perkembangan usaha. Selain itu,
Koperasi Industri Batur Jaya tidak menuntut para anggotanya (IKM)
untuk melakukan pelaporan perkembangan usaha. Dari pernyataan
diatas bisa disimpulkan bahwa IKM memiliki sikap tanggungjawab
dan tingkat kepedulian yang sangat rendah karena IKM menganggap
bahwa Koperasi tidak berperan dalam proses pendirian sehingga IKM
tidak memiliki kewajiban untuk memberikan laporan perkembangan
usaha kepada Koperasi Industri Batur Jaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d) Item pernyataan 4: Penyetoran pajak sudah dilakukan tepat waktu
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa skor untuk item pernyataan ini
sebesar 63 dan dikategorikan sudah menerapkan. Hal ini dapat
dimaknai bahwa IKM sudah menerapkan prinsip responsibilitas
dalam hal penyetoran pajak. Pernyataan tersebut juga didukung oleh
hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 19 dari 24 responden
memilih jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut dikarenakan IKM
sudah melaporkan pajak secara tepat waktu. Pemilik IKM menyadari
bahwa membayar pajak merupakan sebuah kontribusi wajib kepada
negara. Dengan melakukan pembayaran pajak berarti Wajib Pajak
(WP) memiliki kesadaran dan tanggungjawab untuk mendukung
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selanjutnya,
pembayaran pajak harus dilakukan secara tepat waktu karena bagi
Wajib Pajak (WP) yang terlambat membayar pajak akan dikenai
denda administrasi bunga 2%. Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa IKM sudah memiliki tanggungjawab sosial
kepada negara dengan melakukan penyetoran pajak secara tepat
waktu.
e) Item pernyataan 5: Penyetoran Pajak sudah dilakukan tepat waktu
Skor untuk item pernyataan 5 pada prinsip responsibilitas sebesar
63 dan dikategorikan sudah menerapkan yang berarti responden sudah
menerapkan prinsip responsibilitas untuk pernyataan ini. Hal ini juga
didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 19 dari 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
responden memilih jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut
dikarenakan IKM sudah melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan)
dengan tepat waktu. Disamping itu, SPT merupakan surat yang oleh
Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau
pembayaran pajak, jika Wajib Pajak tidak melakukan pelaporan SPT
makan proses pembayaran pajak tidak dapat berjalan dengan
semestinya. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa IKM sudah memiliki sikap tanggungjawab kepada negara yaitu
dalam hal melaporkan SPT tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4) Prinsip Independensi
Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip independensi.
Tabel 5.10
Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Independensi
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
1 Terdapat Ketentuan mengenai pemilihan pemasok atau distributor dalam IKM
0 1 0 1 2 2 23 3 69 71 Sudah
Menerapkan
2 Terdapat Ketentuan mengenai pemilihan tenaga kerja dalam IKM
2 1 2 6 2 12 16 3 48 62 Sudah
Menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lanjutan Tabel 5.10
Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Independensi
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
3 Penyusunan rencana kerja usaha tidak dipengaruhi oleh pemberi modal
2 1 2 0 2 0 22 3 66 68 Sudah
Menerapkan
4 Pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh pemberi modal
2 1 2 0 2 0 22 3 66 68 Sudah
Menerapkan
Total Skor 269
Rata-rata skor penerapan prinsip independensi 67,25
Sudah Menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan tabel 5.10 skor rata-rata penerapan Good Corporate
Governance pada prinsip independensi sebesar 67,25 yang berarti IKM
dikategorikan sudah menerapkan prinsip independensi. Kontribusi
kesimpulan ini disebabkan adanya empat pernyataan yang masuk
kategori sudah menerapkan. Secara lebih rinci prinsip independensi akan
dibahas dan dianalisis berdasarkan item pernyataan nomor 1 sampai
dengan nomor 4, yaitu:
a) Item pernyataan 1: Terdapat ketentuan mengenai pemilihan pemasok
atau distributor dalam IKM
Berdasarkan pada tabel 5.10, skor untuk item pernyataan 1
memperoleh skor tertinggi dari jumlah skor keempat item pernyataan
yang ada dengan jumlah skor sebesar 71 dan dikategorikan sudah
menerapkan. Hal ini membuktikan bahwa responden sudah
menerapkan prinsip independensi dalam hal pemilihan pemasok dan
distributor. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner
yang menunjukkan bahwa 23 dari 24 responden memilih jawaban
sudah menerapkan Hal tersebut disebabkan responden sudah memiliki
ketentuan mengenai pemilihan pemasok bahan baku. Ketentuan
tersebut dinilai sangat penting karena menentukan kualitas produk
yang dihasilkan. Pemilihan pemasok bahan baku dalam IKM dipilih
oleh pemilik melalui survei secara langsung pada pemasok bahan
baku, hal ini disebabkan pemilik tidak ingin adanya campur tangan
dari pihak manapun dalam menentukan bahan baku. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
hasil wawancara dan kuesioner dapat disimpulkan bahwa IKM sudah
memiliki sikap independensi yang tinggi karena tidak adanya campur
tangan dan pengaruh dari pihak manapun, Hal ini juga didukung oleh
hasil wawancara dengan Ibu Desy, Marketing dari CV.Okabawes:
“Pemilihan pemasok bahan baku ditentukan oleh pak Arif
(pemilik) sendiri mbak karena beliau ingin memastikan bahwa
bahan baku yang digunakan memiliki kualitas yang baik dan nggak
mau ada orang yang menangani proses pemilihan bahan baku.
Disini pak arif (pemilik) juga mencari bahan baku sampai luar
kota , apa-apa dikerjakan sendiri oleh beliau”
b) Item pernyataan 2: Terdapat ketentuan mengenai pemilihan tenaga
kerja dalam IKM
Tabel 5.10 menunjukkan skor untuk item pernyataan 2 sebesar 62
dan dikategorikan sudah menerapkan. Hal ini berarti bahwa,
penerapan prinsip independensi untuk item pernyataan ini sudah
diterapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil kuesioner yang
menunjukkan bahwa 16 dari 24 responden memilih jawaban sudah
menerapkan. Hal ini disebabkan sudah adanya ketentuan mengenai
pemilihan tenaga kerja. Namun, beberapa responden dalam membuat
ketentuan tersebut ada yang bersifat tertulis dan tidak tertulis.
Ketentuan tersebut digunakan dalam proses pemilihan tenaga kerja.
Pemilihan dan seleksi karyawan dilakukan secara langsung oleh
pemilik IKM. Hal ini dilakukan oleh pemilik untuk membuktikan
bahwa karyawan yang bekerja pada IKM tersebut benar-benar
memiliki ketrampilan. Kesimpulan untuk item pernyataan ke-2, yaitu
bahwa IKM sudah memiliki sikap independen karena tenaga kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dipilih dan diseleksi secara langsung oleh pemilik IKM tanpa adanya
campur tangan dari pihak lain.
c) Pernyataan ke-3: Penyusunan rencana kerja usaha tidak dipengaruhi
oleh pemberi modal.
Skor untuk pernyataan 3 pada prinsip independensi sebesar 68 dan
dikategorikan sudah menerapkan. Dapat diartikan bahwa responden
sudah menerapkan prinsip independensi dalam penyusunan rencana
kerja. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang
menunjukkan bahwa sebanyak 22 dari 24 responden memilih jawaban
sudah menerapkan dikarenakan dalam proses penyusunan rencana
kerja dalam IKM tidak dipengaruhi oleh pemberi modal (Bank). Bank
hanya memiliki peran sebagai pemberi modal dan tidak memiliki
wewenang dan akses dalam menyusun rencana kerja. Penyusunan
rencana kerja dipengaruhi oleh pemilik karena pemilik adalah pihak
yang berkuasa secara penuh terhadap IKM. Penyusunan rencana kerja
dilakukan dengan cara melalui rapat atau diskusi dengan para
karyawan atau berupa penyampaian susunan rencana kerja secara
langsung dari pemilik kepada para karyawannya. Disimpulkan bahwa
IKM sudah memiliki sikap independen dalam proses penyusunan
rencana kerja dan pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh
pemberi modal (Bank).
d) Item Pernyataan 4: Pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh
pemberi modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan tabel 5.10 skor penerapan prinsip independensi untuk
item pernyataan 4 sebesar 68 dan masuk ke dalam kategori sudah
menerapkan. Hal ini berarti bahwa responden sudah meneraapkan
prinsip independensi dalam hal pengambilan keputusan. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan
bahwa 22 dari 24 responden memilih jawaban sudah menerapkan
karena pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh pemberi modal
(Bank). Hal tersebut dikarenakan pemberi modal (bank) tidak
memiliki hak dan akses untuk ikut campur dalam IKM. Pengambilan
keputusan dalam IKM dilakukan oleh pemilik IKM melalui rapat atau
penyampaian secara langsung kepada para karyawan. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM sudah memiliki sikap
independen, hal tersebut dikarenakan proses pengambilan keputusan
IKM dilakukan oleh pemilik IKM tanpa adanya campur tangan dari
pihak lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
5) Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan
Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada aspek kewajaran dan kesetaraan.
Tabel 5.11
Penerapan Good Corporate Governance pada Aspek Kewajaran dan Kesetaraan
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
1 Pemberi modal memiliki akses untuk melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan usaha di IKM
7 1 7 16 2 32 1 3 3 42 Menerapkan
Sebagian
2 Adanya pertemuan forum diskusi rutin dengan pemberi modal
22 1 22 1 2 2 1 3 3 27 Belum
Menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lanjutan Tabel 5.11
Penerapan Good Corporate Governance pada Aspek Kewajaran dan Kesetaraan
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Total Skor (C1+C2+C3)
Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan
Jumlah Responden
Bobot (1)
Total Skor
Jumlah Respon-
Bobot(2) Total Skor (C2)
Jumlah Responden
Bobot(3) Total Skor (C3)
3 Sebagian besar pegawai berasal dari angota keluarga
14 1 14 7 2 14 3 3 9 37 Belum
Menerapkan
B\ Pola pemberian gaji atau honor diperlakukan sama bagi pegawai yang bersasal dari keluarga dan dari luar keluarga
14 1 14 7 2 14 3 3 9 37 Belum
Menerapkan
Total Skor 143
Rata-rata skor penerapan prinsip kewajaran dan kesetaraan 35,75
Belum Menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan tabel 5.11 diperoleh skor rata-rata penerapan Good
Corporate Governance prinsip kewajaran dan kesetaraan sebesar 35,75
yang berarti IKM dapat dikategorikan belum menerapkan prinsip
kewajaran dan kesetaraan. Kontribusi kesimpulan ini disebabkan adanya
tiga item pernyataan yang masuk kategori belum menerapkan dan satu
pernyataan masuk kategori menerapkan sebagian. Secara lebih rinci
prinsip kewajaran dan kesetaraan akan dibahas dan dianalisis
berdasarkan item pernyataan nomor 1 sampai dengan nomor 4, yaitu:
a) Item Pernyataan 1: Pemberi modal memiliki akses untuk melakukan
monitoring pelaksanaan kegiatan usaha di IKM
Tabel 5.11 menunjukkan skor untuk item pernyataan 1 sebesar 47
dan dikategorikan menerapkan sebagain kecil yang berarti bahwa
prinsip kewajaran dan kesetaraan untuk item pernyataan ini baru
diterapkan sebagian kecil. Pernyataan tersebut juga didukung oleh
hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 16 dari 24 responden
memilih jawaban menerapkan sebagian kecil, Hal tersebut
dikarenakan pemberi modal (bank) hanya memiliki akses untuk
melakukan monitoring ketika IKM mengalami kesulitan dalam
mengembalikan pinjaman. Monitoring yang dilakukan oleh pemberi
modal (bank) bertujuan untuk mengawasi seluruh kegiatan dan
aktivitas yang dilakukan oleh IKM meliputi stock bahan baku, dan ada
atau tidaknya order. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa IKM masih memiliki sikap kesetaraan dan kewajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
masih rendah karena IKM akan memperhatikan kepentingan pemberi
modal pada saat tertentu saja.
b) Item Pernyataan 2: Adanya pertemuan forum diskusi rutin dengan
pemberi modal
Skor item pernyataan 2 pada prinsip kewajaran dan kesetaraan
memperoleh total skor sebesar 27. Item pernyatan ini memperoleh
skor terendah dari ke-4 item pernyataan prinsip kewajaran dan
kesetaraan sehingga dapat dikategorikan belum menerapkan.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang
menunjukkan bahwa 22 dari 24 responden memilih jawaban belum
menerapkan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya pertemuan forum
diskusi rutin dengan pemberi modal. IKM dan pemberi modal tidak
melakukan pertemuan forum diskusi rutin karena hubungan yang
terjalin antara IKM dan pemberi modal (Bank) hanya bersifat
sementara, pemilik IKM hanya melakukan pinjaman kepada pemberi
modal pada situasi tertentu saja. Diskusi hanya dilakukan sebanyak 1
kali pada saat IKM akan melakukan pinjaman kepada pemberi modal.
Menurut IKM, diskusi akan dilakukan ketika IKM memiliki
kepentingan dengan pemberi modal (bank). Selain itu, pemberi modal
(bank) tidak melakukan penjadwalan khusus untuk melakukan diskusi
dengan IKM. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM
dan Bank tidak saling memperhatikan kepentingan dengan pihak-
pihak yang terkait dengan bisnisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
c) Item Pernyataan 3: Sebagian besar pegawai berasal dari anggota non
keluarga
Tabel 5.11 menunjukkan skor yang diperoleh umtuk item
pernyataan 3 sama dengan item pernyataan 4 yaitu sebesar 37 dan
dikategorikan belum menerapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil
kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak 14 dari 24 responden
memilih jawaban belum menerapkan. Hal ini disebabkan oleh hasil
wawancara diperoleh informasi, bahwa jumlah karyawan yang
memiliki hubungan kekeluargaan dengan pemilik hanya sebanyak 2-
3 orang. Adanya pegawai yang berasal dari keluarga menyebabkan
IKM tersebut lebih mementingkan kepentingan keluarga daripada
kepentingan pihak lain. Salah satu contohnya adalah ketika pemilik
memberikan tugas kepada karyawan yang masih memiliki hubungan
keluarga, karyawan tersebut diberikan tugas yang lebih mudah
dibandingkan dengan tugas yang diberikan kepada karyawan non
keluarga dan jika karyawan yang masih memiliki hubungan keluarga
dengan pemilik tersebut melakukan kesalahan maka pemilik tidak
memberikan sanksi kepada karyawan tersebut. Hal ini terbukti dari
hasil wawancara dengan pak Zainal, pemilik UD. Multi Karya Logam:
“Disini ada 2 orang karyawan yang berasal dari keluarga, ya tidak
enaknya memiliki karyawan yang masih memiliki hubungan
keluarga itu serba salah mbak. Serba salahnya ketika kalo dikasih
pekerjaan yang berat nanti kasihan kalo karyawan tersebut
berbuat salah saya hanya bisa menegur mbak dan tidak diberi
sanksi karena saya pekwuh mbak sama karyawan tersebut”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
IKM belum sepenuhnya bersikap adil dalam hal perlakuan kepada
karyawan yang berasal dari keluarga dan non keluarga.
d) Item Pernyataan 4: Pola pemberian gaji atau honor diperlakukan sama
bagi pegawai yang berasal dari keluarga dan dari luar keluarga
Skor item pernyataan 4 pada prinsip kewajaran dan kesetaraan
sebesar 37 dan dikategorikan belum menerapkan yang bermakna
bahwa penerapan prisnsip kewajaran dan kesetaraan untuk item
pernyataan ini belum diterapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil
kuesioner yang menunjukkan bahwa 14 dari 24 responden memilih
jawaban belum menerapkan. Hal ini disebabkan pemberian gaji
karyawan yang berasal dari keluarga dan non keluarga diperlakukan
berbeda. Karyawan yang berasal dari anggota keluarga diberikan gaji
dan bonus yang lebih banyak dikarenakan pemilik IKM ingin
membantu perekonomian karyawan yang berasal dari anggota
keluarga. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM
kurang memiliki sikap wajar dan adil dengan karyawan yang berasal
dari keluarga dan non keluarga dalam hal penggajian karyawan.
c. Penerapan prinsip Good Corporate Governance secara keseluruhan
berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh untuk setiap prinsip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berikut ini adalah tabel perolehan skor rata-rata penerapan Good
Corporate Governance untuk setiap prinsip.
Tabel 5.12
Skor rata-rata penerapan prinsip Good Corporate Governance
Prinsip Rata-rata Skor Kategori
Transparansi 46 Menerapkan Sebagian
Akuntabilitas 50 Menerapkan Sebagian
Responsibilitas 48,2 Menerapkan Sebagian
Independensi 67,25 Sudah Menerapkan
Kewajaran dan
kesetaraan 35,75 Belum Menerapkan
Jumlah Skor 247,2
Skor Rata-rata
(Jumlah Skor /5) 49,44 Menerapkan Sebagian
Berdasarkan pada tabel 5.12 Penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance secara keseluruhan, skor rata-rata dari kelima
prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan adalah sebesar
60,15 yang berarti bahwa IKM dikategorikan menerapkan sebagian
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Penerapan prinsip GCG
hanya diterapkan sebagian besar karena adanya aktivitas atau kegiatan
dalam IKM belum sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance. Skor penerapan prinsip GCG tertinggi dengan perolehan
skor 67,25 terdapat pada prinsip independensi. Hal ini berarti bahwa IKM
yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya sudah memiliki
sikap independen dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan dalam IKM.
Sedangkan, untuk skor penerapan prinsip GCG terendah dengan
perolehan skor 35,75 terdapat pada prinsip kewajaran dan kesetaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hal ini membuktikan bahwa IKM belum memiliki kesadaran dalam
memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan bisnis.
2. Rumusan Masalah 2 “Apakah prinsip-prinsip Good Corporate Governance
mendukung keberlangsungan usaha pada IKM ?”
Berikut adalah hasil analisis dan pembahasan untuk menjawab rumusan
masalah kedua yaitu:
a. Hubungan Prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha
(Permodalan)
Adanya sikap transparan dalam pemberitahuan informasi keuangan
dan non keuangan kepada pemberi modal menyebabkan usaha terhindar
dari masalah permodalan dikarenakan mudahnya mendapatkan modal
dari investor atau lembaga keuangan. Selain itu, menurut Utari & Dewi
(2014) dalam Suparwo et.al (2018:211) Modal adalah faktor yang
mempunyai peran cukup penting karena diperlukan ketika pengusaha
mendirikan perusahaan atau memperluas usaha. Tanpa modal yang
cukup akan mempengaruhi kelancaran usaha.
Salah satu contoh hubungan prinsip transparansi dan permodalan
adalah pada item pernyataan 1 “ menyampaikan laporan keuangan dan
non keuangan kepada pemberi modal”. Berdasarkan hasil kuesioner
(tabel 5.7) prinsip transparansi untuk pernyataan 1 dikategorikan belum
menerapkan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara
yang menunjukkan bahwa kurangnya transparansi IKM dalam
melaporkan laporan keuangan dan non keuangan kepada pemberi modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
(bank), ternyata tidak menyebabkan IKM mengalami permasalahan
dalam permodalan.
Hasil wawancara juga menunjukkan, ketika IKM akan melakukan
pinjaman ke Bank, Bank tidak akan menuntut adanya transparansi dalam
pelaporan keuangan dan non keuangan karena yang terpenting adalah
IKM mampu mengembalikan pinjaman tepat waktu. Kepercayaan bank
juga akan bertambah ketika IKM memiliki sikap transparan dalam
memberikan informasi secara lisan terkait dengan IKM seperti jumlah
penjualan, jumlah pesanan, jumlah pelanggan, NPWP, dll. Berdasarkan
pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya prinsip
transparansi dalam hal memberikan laporan keuangan dan non keuangan
kepada pemberi modal tidak mendukung keberlangsungan usaha IKM .
b. Hubungan prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha (Sumber
Daya Manusia)
Adanya sikap transparan dalam memberikan informasi kepada
karyawan terkait dengan penggajian, bonus, tunjangan dan fasilitas-
fasilitas menyebabkan karyawan menjadi nyaman dalam bekerja dan
memiliki loyalitas yang tinggi. Selain itu menurut Retnosari (2017)
sumber daya manusia (karyawan) merupakan salah satu unsur atau
bagian investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi organisasi
bisnis.
Salah satu contoh hubungan prinsip transparansi dan sumber daya
manusia adalah pada item pernyataan 4 “menjelaskan pola pengajian atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
pemberian honor kepada pegawai”. Berdasarkan hasil kuesioner, prinsip
transparansi untuk pernyataan 4 dikategorikan sudah menerapkan yang
bermakna bahwa IKM sudah bersikap transparan dalam pemberian
informasi gaji, bonus, tunjangan dan fasilitas-fasilitas untuk karyawan.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang
menunjukkan bahwa adanya sikap transparan dalam memberikan
informasi kepada karyawan membuat karyawan nyaman dan betah
bekerja dalam IKM tersebut sehingga loyalitas karyawan tinggi. Hal ini
dibuktikkan dengan tidak adanya karyawan yang keluar atau resign dari
IKM. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya
prinsip transparansi dalam hal pemberian informasi mengenai gaji,
tunjangan, bonus dan fasilitas-fasilitas kepada karyawan mendukung
keberlangsungan usaha IKM.
c. Hubungan Prinsip Akuntabilitas dan Keberlangsungan Usaha (Produksi).
Adanya sikap akuntabilitas dalam hal pemisahan fungsi tugas dalam
IKM dapat memberikan kemudahan bagi seseorang untuk mengerjakan
pekerjaannya tanpa harus menunggu perintah Moenir (1987) dalam Fera
(2014). Salah satu contoh hubungan prinsip akuntabilitas dan
keberlangsungan usaha (produksi) yaitu dalam hal pemisahan fungsi
tugas dalam IKM (item pernyataan 1). Berdasarkan kuesioner, prinsip
akuntabilitas pada pernyataan 1 (tabel 5.8) dikategorikan menerapkan
sebagian karena pemisahan fungsi tugas bersifat tidak tertulis dan hanya
berlaku untuk job tertentu. Pembagian fungsi tugas hanya untuk tukang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
bubut mesin dan tukang cor yang memerlukan sebuah skill atau keahlian
khusus selain itu karyawan bekerja secara fleksibel. Meskipun IKM
tersebut hanya melakukan pemisahan fungsi untuk tukang bubut dan cor
bukan berarti semua pegawai diluar fungsi tugas tersebut dalam
melaksanakan pekerjaanya harus menunggu perintah. Semua pegawai
yang diluar divisi bubut dan cor sudah mengetahui tanggung jawabnya
sehingga dalam melakukan pekerjaannya tanpa menunggu perintah.
Walaupun IKM baru menerapkan sebagian kecil adanya pembagian
fungsi tugas, IKM tersebut memiliki kemampuan yang sama dalam
ketepatan menyelesaikan pesanan dan memiliki banyak pelanggan tetap.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa asas
akuntabilitas dalam hal pemisahan fungsi tugas karyawan tidak
mendukung keberlangsungan usaha IKM. Meskipun begitu tidak
menjadi permasalahan dalam IKM karena usaha masih bersifat
sederhana, pekerjaan yang dilakukan masih sederhana, rutin dan sudah
menjadi aktivitas rutin yang dikerjakan oleh karyawan sehingga tidak
memerlukan adanya pemisahan fungsi tugas dalam IKM.
d. Hubungan Prinsip Responsibilitas dan Keberlangsungan Usaha
(Permodalan)
Adanya sikap tanggung jawab (responsibilitas) dalam pengembalian
pinjaman tepat waktu kepada pemberi modal menyebabkan hubungan
antara pemberi modal dan IKM terjalin dengan baik dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
memberikan kemudahkan dalam melakukan pinjaman kepada pemberi
modal sehingga IKM lancar dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dan
dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya.
Salah satu contoh hubungan prinsip responsibilitas dan
keberlangsungan usaha (permodalan) yaitu dalam hal pengembalian
pinjaman dilakukan tepat waktu kepada pemberi modal (item pernyataan
2). Berdasarkan kuesioner untuk item pernyataan 2 (tabel 5.9)
dikategorikan menerapkan sebagian besar yang berarti bahwa IKM telah
memiliki sikap tanggung jawab dengan melakukan pengembalian
pinjaman yang dilakukan tepat waktu dengan tujuan agar hubungan
kerjasama antara pemberi modal dan IKM dapat terjalin dengan baik
sehingga memudahkan IKM untuk melakukan pinjaman kepada pemberi
modal. Dapat disimpulkan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam
hal pengembalian pinjaman dengan tepat waktu mendukung
keberlangsungan usaha IKM.
Berdasarkan hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa sebagian atau
12 IKM memiliki responsibilitas yang rendah dalam pengembalian
pinjaman. Penyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang
menunjukkan bahwa sebagian atau 12 IKM masih memiliki
responsibilitas yang rendah ternyata tidak menyebabkan tingkat
kepercayaan pemberi modal akan rendah. Pemberi modal tetap akan
memberikan kemudahan dalam pemberian modal kepada IKM hal ini
disebabkan karena sudah adanya hubungan kerjasama antara IKM dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pemberi modal (bank). Berdasarkan pernyataan tersebut disimpulkan
bahwa prinsip responsibilitas dalam pengembalian pinjaman tidak
mendukung keberlangsungan usaha (permodalan).
Adanya prinsip responsibilitas dalam hal pengembalian pinjaman
dengan tepat waktu kepada pemberi modal sebagian mendukung dan
tidak mendukung keberlangsungan usaha IKM.Hubungan Prinsip
Kewajaran dan Kesetaraan dengan Keberlangsungan Usaha (Sumber
Daya Manusia).
e. Hubungan Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan dengan Keberlangsungan
Usaha (Sumber Daya Manusia)
Adanya penerapan prinsip kewajaran dan kesetaraan dalam pemberian
gaji karyawan yang berasal dari anggota keluarga dan non keluarga
menyebabkan loyalitas karyawan tinggi dikarenakan pemilik berlaku
secara adil dan setara dengan karyawan sehingga membuat karyawan
merasa nyaman bekerja pada IKM tersebut dan IKM dapat
mempertahankan keberlangsungan usahanya.
Loyalitas karyawan merupakan suatu hal yang penting bagi IKM
karena karyawan atau sumber daya manusia merupakan salah satu unsur
atau bagian investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi
organisasi bisnis (Retnosari, 2017). Selain itu, karyawan dianggap
penting karena dapat menentukan kesuksesan berdirinya suatu
perusahaan, menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan dalam
membantu memperlancar produktivitas dan memaksimalkan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Apabila karyawan tidak bekerja secara produktif dan efisien maka
menjadi faktor penghambat untuk perusahaan. Salah satu penyebab
karyawan tidak bekerja secara produktif adalah adanya subyektivitas
pemilik dalam hal pemberian gaji kepada karyawan yang berasal dari
keluarga dan non keluarga. Salah satu contoh hubungan prinsip
kewajaran dan kesetaraan dengan keberlangsungan usaha (sumber daya
manusia) yaitu dalam hal pemberian gaji karyawan yang berasal dari
anggota keluarga dan non keluarga (item pernyataan 4). Berdasarkan
hasil kuesioner, prinsip kewajaran dan kesetaraan untuk pernyataan 4
(tabel 5.11) dikategorikan belum menerapkan yang bermakna bahwa
IKM kurang memiliki kesadaran untuk bersikap setara dan adil karena
masih adanya perbedaan gaji yang diberikan karyawan anggota keluarga
dan non keluarga.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa karyawan yang berasal dari
anggota keluarga mendapatkan gaji dan bonus yang lebih besar
dibanding dengan karyawan yang berasal dari non keluarga. Hal ini
dilakukan oleh pemilik IKM karena ingin membantu perekonomian
keluarga. Meskipun pemilik bersikap tidak adil kepada karyawan yang
berasal dari anggota non keluarga tetapi karyawan dapat menerima
keputusan tersebut karena bagi karyawan hal tersebut merupakan hal
yang biasa terjadi dan karyawan merasa nyaman dan betah bekerja dalam
IKM tersebut (loyalitas tinggi). Berdasarkan pernyataan di atas dapat
disimpulkan bahwa adanya prinsip kewajaran dan kesetaraan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pemberian gaji karyawan yang berasal dari anggota keluarga dan non
anggota keluarga tidak berpengaruh pada loyalitas karyawan. Dapat
diartikan bahwa prinsip kewajaran dan kesetaraan tidak mendukung
keberlangsungan usaha IKM (SDM).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada Industri Kecil
dan Menengah (IKM) yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya
baru menerapkan sebagian. Skor penerapan prinsip Good Corporate
Governance tertinggi terdapat pada prinsip independensi dan skor
penerapan terendah terdapat pada prinsip kewajaran dan kesetaraan.
2. Penerapan prinsip Good Corporate Governance sebagian kecil mendukung
dan sebagian besar tidak mendukung keberlangsungan usaha pada Industri
Kecil dan Menengah (IKM ) yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur
Jaya.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesulitan untuk menemui pemilik
untuk beberapa IKM sehingga informasi yang didapatkan peneliti relatif
terbatatas dan ketersediaan waktu responden dalam melakukan wawancara
sehingga peneliti tidak bisa menggali informasi yang lebih dalam.
C. Saran
1. Saran untuk peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian diharapkan dapat
menambah jumlah responden dan membuat kuesioner dengan bahasa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
mudah dipahami oleh responden. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh
lebih banyak dan memudahkan responden memahami kuesioner.
2. IKM
a. Laporan keuangan hendaknya dibuat secara lengkap agar IKM bisa
mengetahui laba/ rugi
b. Melakukan pemisahan fungsi tugas dalam IKM karena untuk
menghindari benturan kepentingan antar karyawan.
c. Membuat aturan atau pedoman perilaku secara tertulis, hal ini bertujuan
agar karyawan tertib dan memiliki etika.
d. Mempertahankan penerapan prinsip transparansi dalam hal pemberian
informasi gaji kepada karyawan, penerapan prinsip independensi dengan
adanya ketentuan mengenai pemasok bahan baku karena mendukung
keberlangsungan usaha pada IKM.
3. Koperasi Industri Batur Jaya
Memberikan kewajiban kepada anggota IKM untuk menyampaikan rencana
pelaksanaan kegiatan IKM, dan melaporkan laporan perkembangan usaha
kepada IKM. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan asas transparansi dan
responsibilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan.2008. Manajemen Produksi dan Operasi : Edisi Revisi 2008.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Cadbury, A. 1992. Report of the Comittee on the Financial Aspects of Corporate
Governance, London: Gee & Co Ltd.
Ervani, Eva.2014. Analisis Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol .7 No .2.
Fera, Firma. 2014. Pentingnya Pembagian Kerja Dalam Meningkatkan Efektivitas
Kerja Karyawan. Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
Hidayat, Rachmad dan Herlambang, Yudha. 2009. Pengembangan Tata Kelola
Industri Kecil dan Menengah di Madura. Jurnal Teknik Industri Vol. 11 No.1
Ihsannudin. 2011. Studi Keruangan Pertumbuhan Sektor Industri Kecil dan
Menengah Kabupaten Bangkalan. Jurnal Embryo Vol. 9 No. 1
https://www.bps.go.id/subject/170/industri-mikro-dan-
kecil.html#subjekViewTab6 diakses pada 20 September 2018.
https://www.bps.go.id/subject/9/industri-besar-dan-sedang.html diakses pada 26
April 2019
Jaswadi. 2016. Analisis Tingkat Implementasi Good Corporate Governance Pada
Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4299/Struktur-Industri-Indonesia-Masih-
Lemah diakses pada 25 Oktober 2018.
https://www.bps.go.id/website/images/Produk-Domestik-Bruto-Indonesia-Triwulan-IV-2017-ind.jpg diakses pada 20 September 2018
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia.
Maskur, Any. 2012. “Analisis Pelaksanaan Good Corporate Governance di usaha
mikro kecil dan menengah studi kasus pada mitra binaan unit PKBL PT
Taspen (PERSERO)”. Tesis Program Magister Akuntansi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Nuryaman, Veronica Christina. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis.
Ghalia Indonesia, Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
OECD. 2015. OECD Principles of Corporate Governance.
Peraturan Mentri Perindustian (Permenprin) Nomor 64 tahun 2016 tentang besaran
jumlah tenaga kerja dan nilai investasi untuk klasifikasi usaha industri
Purba, Marisi P. 2009. Asumsi Going Concern: Suatu Tinjauan Terhadap Dampak
Kritis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Retnosari, P Alienda. 2017. ”Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan lingkungan
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di konsultan pajak”. Jurnal Ilmiah
Ilmu Administrasi Vol.9 No.1.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis pendekatan
pengembangan-keahlian. Jakarta: Salemba Empat.
Sihombing, Midian Immanuel dan Sumartini. 2017.Pengaruh Pengendalian
kualitas bahan baku dan pengendalian proses produksi terhadap kualitas
produk cacat dan dampaknya pada biaya kualitas. Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Suparwo, et al. 2018. ”Stategi Pengembangan Usaha UMKM Baju Bayi Indra
Collection”. Jurnal Pengabdian Kepada Mayarakat. Vol.1 No.2.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang perindustrian.
Umar, Husein. 2005.”Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Widayanti et al. 2017. Pengaruh Financial literacy terhadap keberlangsungan
usaha (Business Sustainability) Pada UMKM Desa Jatisari. Jurnal Ilmiah
Manajemen dan Bisnis Vol. 18 No. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN II KUESIONER
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden Penelitian
Di tempat
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa program studi Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang saat ini melakukan penelitian untuk penulisan skripsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri
Batur Jaya dan mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG) dalam mendukung keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung dalam
Koperasi Industri Batur Jaya.
Sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu dapat
meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner yang akan saya lampirkan
pada surat pernyataan ini. Kuesioner ini bertujuan untuk menilai apakah IKM sudah
menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance atau belum.
Kuesioner yang akan diisi oleh Bapak/Ibu merupakan data yang akan
diolah, dianalisis. Sesuai dengan etika penelitian, daya yang saya peroleh akan
dijaga kerahasiannya dan hanya digunakan semata - mata untuk penelitian ini.
Terimakasih atas kerjasama yang telah diberikan.
Hormat Saya
Peneliti
(Karina Eka Eridani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Identitas Responden
(berilah tanda ( √ ) pada salah satu kolom dibawah)
Nama :..................................................................................
Jenis Kelamin : Pria /Wanita *(coret yang tidak perlu)
Usia :........Tahun
Pendidikan Terakhir :
SD SMP SMA Diploma / Sarjana
Lama Bekerja :.........Tahun
Jabatan :.................................................................................
Nama Usaha :.................................................................................
Lama Usaha :..................................................................................
Alamat Usaha :..................................................................................
Jumlah Karyawan :..................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Petunjuk pengisian kuesioner
Daftar checklist berikut merupakan daftar yang terdiri dari beberapa kondisi yang
mencerminkan setiap prinsip Good Corporate Governance. Bapak /Ibu diharapkan
untuk memilih satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia. Berilah tanda
centang (√) pada kolom yang tersedia. Bagi Bapak/Ibu yang memilih jawaban
Menerapkan Sebagian (MS) dimohon menuliskan sejauh mana IKM menerapkan
prinsip-prinsip GCG, aktivitas apa saja yang belum diterapkan sehubungan dengan
prinsip-prinsip GCG . Untuk Setiap jawaban Bapak/Ibu harap sesuaikan dengan
kondisi IKM anda. Kuesioner Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance ditujukan untuk Pemilik atau karyawan dalam IKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dalam pemberitahuan informasi, baik dalam
proses pengambilan keputusan maupun dalam pengungkapan informasi
keuangan dan non keuangan mengenai unit usaha.
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
BM MS SM Keterangan
1
Menyampaikan
laporan yang berisi
informasi keuangan
dan non keuangan
kepada pemberi
modal
2
Laporan keuangan
yang dibuat dalam
bentuk laba rugi,
neraca, perubahan
modal, dan arus kas
3
Menyampaikan
rencana
pelaksanaan
kegiatan kepada
koperasi industri
Batur Jaya
4
Menjelaskan pola
penggajian atau
pemberian honor
kepada pegawai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ/ bagian perusahaan sehingga pengelolaan
terlaksana efektif.
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
BM MS SM
Keterangan
1
Terdapat
Pemisahan
fungsi dalam
IKM.Misalnya
bagian
pemasaran dan
keuangan
2
Terdapat rincian
tugas dan
tanggungjawab
bagi pegawai
3
Terdapat Sistem
Operating
Procedure
(SOP) atau tata
cara
pelaksanaan
kegiatan dalam
IKM
4
Terdapat
pedoman
perilaku dalam
IKM
5
Terdapat sistem
bonus dan
sanksi bagi
pegawai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Responsibilitas
Responsibilitas adalah tanggungjawab sosial dengan peduli dengan
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sektor perusahaan.
No Pernyataan Pilihan Jawaban
BM MS SM Keterangan
1
Pelaksanaan
kegiatan usaha
sesuai dengan
rencana yang
telah disetujui
oleh Koperasi
Batur Jaya
2
Pengembalian
pinjaman
dilakukan tepat
waktu sesuai
dengan perijinan
yang telah
disepakati
3
Laporan
perkembangan
usaha sudah
disampaikan ke
Koperasi Industri
Batur Jaya
4
Penyetoran pajak
sudah dilakukan
tepat waktu
5
Penyampaian SPT
sudah dilakukan
tepat waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4. Indepenensi (Kemandirian)
Independensi adalah suatu usaha dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan danpengaruh atau tekanan dari pihak
manapun.
No Pernyataan Pilihan Jawaban
BM MS SM Keterangan
1
Terdapat
Ketentuan
mengenai
pemilihan
pemasok atau
distributor dalam
IKM
2
Terdapat
Ketentuan
mengenai
pemilihan tenaga
kerja dalam IKM
3
Penyusunan
rencana kerja
usaha tidak
dipengaruhi oleh
pemberi modal
4
Pengambilan
keputusan tidak
dipengaruhi oleh
pemberi modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
5. Kewajaran dan Kesetaraan
Kewajaran dan Kesetaraan adalah keadaan dimana perusahaan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan
bisnis.
No Pernyataan Pilihan Jawaban
BM MS SM Keterangan
1
Pemberi modal
memiliki akses
untuk melakukan
monitoring
pelaksanaan
kegiatan usaha di
IKM
2
Adanya
pertemuan forum
diskusi rutin
dengan pemberi
modal
3
Sebagian besar
pegawai berasal
dari keluarga
sendiri
4
Pola pemberian
gaji atau honor
diperlakukan
sama bagi
pegawai yang
bersasal dari
keluarga dan dari
luar keluarga
(Sumber: Maskur (2012), dengan modifikasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN III DATA JAWABAN KUESIONER
No T1 T2 T3 T4 A1 A2 A3 A4 A5 R1 R2 R3 R4 R5 I1 I2 I3 I4 K1 K2 K3 K4
Total
Skor
Setiap
IKM
1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 44
2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 50
3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1 1 41
4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 1 1 1 52
5 1 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 46
6 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 49
7 1 2 2 3 2 3 3 1 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 47
8 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 1 1 1 47
9 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 40
10 1 2 1 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 1 1 1 37
11 2 2 2 3 1 1 3 2 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 49
12 1 1 1 3 1 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 44
13 1 2 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 1 3 3 2 1 2 2 41
14 1 2 2 3 1 1 3 1 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 41
15 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 50
16 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 3 1 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 47
17 3 1 1 3 2 1 3 2 2 1 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LANJUTAN LAMPIRAN III DATA JAWABAN KUESIONER
No T1 T2 T3 T4 A1 A2 A3 A4 A5 R1 R2 R3 R4 R5 I1 I2 I3 I4 K1 K2 K3 K4
Total
skor
setiap
IKM
18 1 1 1 3 2 1 3 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 40
19 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 44
20 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 48
21 1 2 2 3 2 1 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 45
22 1 2 2 3 1 1 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 47
23 2 1 1 3 3 3 2 1 2 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1 41
24 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 52 Total
Skor
per
item
36 45 34 69 47 39 57 50 57 36 51 28 63 63 71 62 68 68 42 27 37 37
Jumlah
Skor
per
prinsip
184 250 241 269 143
Rata-
rata 46 49,44 48,2 67,25 35,75
Total Skor Per IKM 1087
Rata-rata per IKM 45,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN IV WAWANCARA
Daftar Pertanyaan akan diajukan kepada sekertaris, pemilik, dan karyawan
IKM
A. Transparansi
1. Apakah laporan keuangan yang dibuat meliputi laporan laba rugi, neraca,
perubahan modal, dan arus kas? Lalu alasan membuat laporan keuangan
tersebut?
2. Berapa kali penyampaian rencana pelaksanaan kegiatan kepada pemberi
modal?
3. Apakah karyawan mengetahui pola penggajian atau pemberian honor?
4. Apakah IKM bapak/ibu membuat slip gaji ? informasi apa sajakah yang
terkandung dalam slip gaji tersebut?
B. Akuntabilitas
1. Apakah di dalam IKM terdapat pemisahan fungsi tugas? Terdapat berapa
divisi pada IKM?
2. Apakah terdapat rincian tugas pada masing-masing divisi?
3. Apakah ada tata tertib atau pedoman perilaku dalam IKM ini?
4. Apakah terdapat sanksi jika ada karyawan yang melanggar aturan dalam
IKM?
5. Apakah IKM memberikan bonus bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja
yang baik dan lembur?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
C. Responsibilitas
1. Apakah semua kegiatan yang ada pada IKM disetujui oleh Koperasi?
2. Seberapa besar peran Koperasi pada IKM
3. Apakah Koperasi Industri batur Jaya mengetahui perkembangan usaha pada
IKM?
4. Bagaimana pola penyetoran pajak pada IKM ini? Apakah pengurusan pajak
diserahkan kepada Koperasi Industri Batur Jaya?
5. Apakah IKM ini membuat pelaporan SPT secara tepat waktu?
6. Siapakah yang bertanggungjawab dalam pengurusan pajak?
D. Independensi
1. Berapakah jumlah pemasok atau distributor dalam IKM ini?
2. Apakah ada syarat khusus bagi pemasok atau distributor dalam IKM ini? Jika
ada apa saja syaratnya?
3. Apa saja syarat untuk bekerja disini? Apakah semua karyawan atau pegawai
memenuhi kualifikasi?
4. Apakah penyusunan rencana pada IKM tersebut dipengaruhi oleh pemberi
modal? Siapa saja yang turut serta dalam penyusunan rencana dalam IKM
ini?
5. Siapa yang mempengaruhi dalam pemgambilan keputusan ? Siapa saja yang
turut serta dalam pengambilan keputusan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
E. Kewajaran dan Kesetaraan
1. Siapa saja yang turut serta memonitor pelaksanaan kegiatan usaha di IKM
ini?
2. Apakah pemberi modal ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan
usaha di IKM ini?
3. Apakah terdapat anggota keluarga yang menjadi karyawan anda? Alasan
merekrut karyawan dari anggota keluarga? dan berapakah jumlah karyawan
yang merupakan anggota keluarga?
4. Apakah pemberian gaji atau honor diperlakukan sama bagi pegawai yang
berasal dari keluarga dan non keluarga? Alasan jika pemberian gaji atau
honor diperlakukan berbeda? Apakah ada hal yang mempengaruhi dalam
keputusan pemberian gaji kepada keluarga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
GCG dalam mendukung keberlangsungan IKM: Pertanyaan Wawancara akan
diajukan kepada sekertaris atau pemilik IKM.
1. Apakah anda mengalami kesulitan dalam hal permodalan? Bagaimana cara
mengatasi dalam menghadapi kesulitan permodalan?
2. Kebutuhan permodalan, modal usaha berasal dari mana? apakah pemberi
modal meminta anda atau IKM melaporkan hal yang berkaitan dengan
keuangan dan non keuangan?
3. Apakah dengan sikap terbuka atau transparan kepada pemilik modal bisa
mempermudah IKM dalam memenuhi kebutuhan modalnya?
4. Upaya apa yang akan anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi kesulitan
dalam hal permodalan?
5. Apakah Koperasi mempengaruhi IKM dalam proses pengambilan keputusan?
6. Apakah ada lembaga lain yang mempengaruhi IKM dalam proses
pengembilan keputusan ?
7. Sejauh mana Koperasi ikut campur dalam IKM?
8. Bagaimana mekanisme pengambilan keputusan pada IKM ?
9. Apakah dalam IKM sudah ada pembagian tugas dan wewenang?
10. Apakah menurut anda penting bagi IKM melakukan pembagian kerja atau
fungsi otorisasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
11. Apakah omset dalam IKM mengalami peningkatan? Faktor apa yang
membuat omset dalam IKM mengalami peningkatan?
12. Bagaimana cara IKM untuk mempertahankan pelanggan?
13. Apa saja kelebihan yang ditawarkan IKM anda daripada IKM yang lain?
14. Apakah IKM anda mengalami peningkatan pelanggan? Faktor apa saja
membuat IKM mengalami peningkatan pelanggan?
15. Apakah karyawan sering resign dari IKM bapak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI