Transcript
Page 1: Penerangan Di Tempat Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir semua tempat kerja selalu membutuhkan penerangan yang baik

sesuai dengan tingkat ketelitian dan jenis pekerjaan yang berlangsung di tempat

kerja tersebut.

Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang

memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakannya dengan mudah,

jelas dan tanpa upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya sehingga

mereka dapat melakukan pekerjaannya dengan cepat, teliti dan aman. Hal ini

selain dapat meningkatkan produktivitas kerja juga akan meningkatkan kualitas

produk yang dihasilkannya.

Selain itu penerangan yang baik di tempat kerja dapat membantu

menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan menyenangkan sehingga tenaga

kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman serta menghambat timbulnya

kelelahan pada tenaga kerja terutama kelelahan yang disebabkan oleh faktor

psikis.

Sedangkan penerangan yang tidak baik akan menyebabkan tenaga kerja

mengalami kesulitan dalam melihat obyek yang dikerjakannya dengan jelas.

Hal ini selain menyebabkan tenaga kerja lamban dalam melaksanakan

pekerjaanya juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Selain itu penerangan di tempat kerja yang kurang baik akan menyebabkan tenaga

kerja mengeluarkan upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya, misalnya

dengan lebih mendekatkan indera penglihatannya terhadap obyek yang

dikerjakannya, ini berarti akomodasi lebih dipaksakan dan lebih memudahkan

timbulnya kelelahan mata yang ditandai dengan terjadinya penglihatan rangkap

dan kabur, mata berair dan disertai perasaan sakit kepala disekitar mata.

1

Page 2: Penerangan Di Tempat Kerja

Disamping itu kelelahan mata yang berlangsung agak lama akan

menimbulkan terjadinya kelelahan mental yang ditandai dengan gejala-gejalanya

meliputi sakit kepala dan penurunan intelektual, daya konsenrrasi dan kecepatan

berfikir. Lebih lanjut semua itu akan dapat menyebabkan kerusakan pada indra

penglihatan yang lebih parah.

Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa salah satu faktor penting untuk

menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif, aman dan nyaman yang

dapat mendukung adanya peningkatan produktivitas tenaga kerja adalah dengan

menciptakan penerangan yang baik di tempat kerja.

2

Page 3: Penerangan Di Tempat Kerja

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI

Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang

menerangi benda-benda ditempat kerja. Penerangan dapat berasal dari cahaya

alami dan cahaya buatan , banyak obyek kerja beserta benda / alat dan kondisi

disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting untuk

menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, selain itu penerangan yang

memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan

lingkungan yang menyegarkan.

2.2. FUNGSI PENGLIHATAN DALAM PEKERJAAN

Mata sebagai alat pengliliatan sangat penting peranannya dalam

melakukan pekerjaan. Dengan penglihatan, pekerjaan dapat dilakukan dengan

baik. Oleh karena dengan penglihatan keseluruhan dari aspek-aspek pekerjaan

dapat dilihat, disadari, untuk kemudian dikendalikan secara tepat. Besarnya

peranan mata sebagai alat penglihatan dalam pekerjaan seperti tersebut di atas

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

2.2.1. Faktor-faktor dari dalam mata, berupa kemampuan-kemampuan

mata dalam beberapa hal sebagai berikut:

a. Ketajaman penglihatan yaitu kemampuan mata untuk membedakan

bagian-bagian detail yang kecil baik terhadap obyek maupun

permukaan. Ketajaman penglihatan merupakan persepsi yang

terpisah atas dua titik yang berdekatan dan persepsi jarak. Makin

tinggi ketajaman penglihatan maka makin jelas dan tediri atas

penglihatannya terhadap obyek kerja, sehingga pekerjaan dapat

dikerjakan dengan lebih baik dan lebih mudah.

3

Page 4: Penerangan Di Tempat Kerja

b. Kepekaan terhadap kontras, yaitu kemampuan persepsi terhadap

perbedaan minimal dalam luminensi. Makin tinggi tingkat

kepekaan terhadap kontras maka akan lebih mudah dan lebih cepat

membedakan barang-barang yang sama dengan warna yang hampir

sama, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan

perbandingan warna akan dapat diselesaikan lebih mudah, cepat

dan lebih baik.

c. Kepekaan terhadap persepsi adalah kemampuan mata untuk

rnenafsirkan obyek kerja yang dilihatnya. Sedang waktu yang

diperlukan sejak melihat suatu obyek sampai timbulnya persepsi

penglihatan disebut kecepatan persepsi, Tingkat kepekaan persepsi

akan berpengaruh terhadap kecepatan persepsinya, dan ini juga

akan berpengaruh terhadap pemahaman dan kesadarannya terhadap

obyek-obyek kerja yang dihadapinya.

Kemampuan-kemampuan mata tersebut di atas dipengaruhi oleh :

Daya akomodasi, yaitu kemampuan mata untuk memfokus

kepada obyek-obyek pada jarak-jarak dari titik terdekat sampai

titik terjauh. Usia tertentu berpengaruh terhadap kemampuan

ini. Demikian juga. tingkat penerangan berpengaruh

terhadapnya.

Lebar kecilnya pupil ; yang tergantung pada intensitas dan sifat

penyinaran, jarak obyek, keadaan emosi dan tingkat kesehatan

serta pengaruh bahan kimia.

Adaptasi retina, yaitu perubahan kepekaan retina atas dasar

penerangan atau perubahan penerangan, Dikenal istilah-istilah

adaptasi gelap, adaptasi terang dan adaptasi sebagain (partial).

2.2.2. Faktor-faktor dari luar mata meliputi :

a. Luminensi (Brightness) dari lapangan penglihatan.

Jumlah cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan obyek kerja

4

Page 5: Penerangan Di Tempat Kerja

sangat mempengaruhi tingkat kejelasan mata dalam melihat obyek

kerja tersebut.

Makin banyak cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh

obyek kerja maka obyek kerja akan makin jelas kelihatan dengan

batas maksimum 5000 asb. (± 1600 cd/m2).

b. Ukuran Obyek

Makin besar ukuran obyek maka makin mudah dilihat mata

normal pada tingkat penerangan yang cukup.

Ukuran obyek biasanya dinyatakan dalam derajat, yaitu sudut

antara garis lurus ujung-ujung obyek ke arah mata (lihat gambar):

D = Ukuran obyek dalam derajat

Jika ukuran obyek terkecil yang masih dapat dilihat mata normal

adalah Do, maka besarnya tingkat kejelasan obyek (visibilitas)nya

adalah R = D/Do.

Apabila derajat visibilitas obyek lebih dari 2,5 maka obyek akan

mudah dilihat, jika visibilitas antara 1 - 2,5 maka obyek dapat

dilihat namun harus dengan upaya yang kontinyu dan jika

visibilitasnya kurang dari 1 maka obyek tidak dapat dilihat dengan

jelas meskipun dengan upaya maksimum.

c. Derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya

Kontras merupakan perbedaan luminensi antara dua permukaan

5

Page 6: Penerangan Di Tempat Kerja

yang dalam hal ini adalah permukaan obyek dan sekelilingnya.

Besarnya derajat kontras dapat dicari dengan rumus:

C = L 1 – L 2

L

Keterangan :

C    : derajat kontras

L1    : luminensi objek

L2    : luminensi sekitar obyek

L : luminensi dari lapangan penglihatan dalam lilin/m2

Dari rumus ini maka besarnya derajat kontras akan selalu berkisar

antara 0-1. makin besar derajat kontras maka makin jelas mata

melihat obyek kerjanya.

d. Lamanya melihat

Suatu obyek jika dalam keadaan sepintas tidak kelihatan dengan

jelas, maka jika diperhatikan dengan seksama akan kelihatan lebih

jelas. Jadi makin lama waktu melihat maka obyek makin jelas

terlihat.

Faktor-faktor tersebut satu dengan yang lainnya dapat

mengimbangi, misalnya suatu obyek dengan kontras yang kurang

dapat dilihat dengan jelas apabila obyek tersebut cukup besar

ukurannya atau apabila mendapat penerangan yang cukup

memadai.

2.3. EFEK PENERANGAN DI TEMPAT KERJA

2.3.1. Tingkat Penerangan Kurang

Apabila cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan obyek kerja dan

masuk ke retina mata tenaga kerja tersebut sangat kurang maka

impuls yang terjadi pada ujung-ujung serabut  sel saraf retina akan

sangat lemah.

6

Page 7: Penerangan Di Tempat Kerja

Hal ini akan menyebabkan obyek kerja tersebut terlihat kurang jelas,

padahal obyek kerja tersebut harus dilihat dengan jelas oleh tenaga

kerja karena harus dikerjakannya, maka mata tenaga kerja akan

mengadakan berbagai upaya yaitu dengan membelalakan mata atau

dengan lebih mendekatkan matanya terhadap obyek kerja.

 Pada waktu mata membelalak, maka otot dilatator pada iris

berkontraksi sehingga pupil melebar untuk memperbanyak jumlah

cahaya yang jatuh ke retina, dan jika tenaga kerja lebih mendekatkan

matanya terhadap obyek kerja untuk memperjelas bayangan obyek

tersebut pada retina, ini berarti akomodasi lensa mata lebih

dipaksakan.

Jika hal ini terjadi agak lama dan terus menerus maka akan terjadi

kelelahan mata yang ditandai dengan  adanya penglihatan kabur dan

rangkap, mata merah  berair dan perasaan pegal-pegal di sekitar

mata.

Semua ini akan dapat menimbulkan kerusakan pada mata tenaga

kerja, meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan

akhirnya akan dapat menurunkan produktivitas kerjanya.

2.3.2. Tingkat Penerangan Berlebihan

Kemampuan retina mata menerima cahaya adalah terbatas, maka

apabila cahaya baik yang langsung dari sumbernya maupun yang

dipantulkan obyek kerja dan masuk ke retina tenaga kerja sangat

berlebihan sehingga melampaui batas kemampuannya maka akan

timbul kesilauan. Ini akan menyebabkan mata tenaga kerja

melakukan upaya yaitu dengan- berkontraksinya otot spincter pada

iris sehingga celah pupil mengecil untuk mengurangi jumlah cahaya

yang masuk dan jatuh pada retina.

Selain itu cahaya yang sangat berlebihan yang jatuh pada retina mata

akan menimbulkan impuls pada ujung-ujung serabut sel saraf pada

retina yang akan merangsang saraf optik yang terlalu besar sehingga

dapat merusak sel-sel saraf pada retina tersebut, yaitu terlepas dari

7

Page 8: Penerangan Di Tempat Kerja

sklera.

Oleh sebab itu terjadinya kesilauan mata akan dapat menyebabkan

kelelahan mata berupa mata memerah, pandangan gelap dan kabur

serta kerusakan pada retina yang pada akhimya dapat menimbulkan

kebutaan.

Kita tahu bahwa tiap benda yang menangkap cahaya dan

menyerapnya maka cahaya yang diserap tersebut akan diubah

nenjadi kalor (panas). Demikian juga jika sejumlah cahaya mengenai

mata maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan diubah

menjadi kalor sehingga permukaan mata akan semakin panas.

Apabila timbulnya kalor ini terlalu banyak maka mata akan semakin

panas dan mengadakan reaksi dengan mengeluarkan air mata.

Hal ini jelas akan mengganggu pandangan mata. Selain itu panas

yang tinggi pada mata dapat menyebabkan kerusakan pada organ-

organ mata berupa keratitis dan konjunctifitis thermis.

2.4. PENILAIAN PENERANGAN DI TEMPAT KERJA

2.4.1. Penilaian Tingkat Penerangan (Kuantitatif)

Penilaian terhadap tingkat penerangan di tempat kerja dimaksudkan

untuk mengetahui apakah cahaya yang digunakan sebagai

penerangan tersebut sudah cukup sesuai dengan tingkat ketelitian

dan jenis pekerjaannya atau belum. Penilaian ini dilakukan melalui

pengukuran terhadap penerangan tersebut.

Dalam melakukan pengukuran digunakan suatu alat yang disebut

luksmeter, dimana pada dasarnya kerja alat ini adalah merubah

cahaya yang ditangkap menjadi arus listrik.

Makin tinggi jumlah cahaya ditangkap makin besar pula arus listrik

yang ditimbulkan, yang ditunjukan pada digit pada alat alat tersebut.

Pengukuran penerangan pada umumnya terdiri dari 3 macam, yaitu :

a. Pengukuran tingkat penerangan umum (general lumination)

Penerangan Umum adalah penerangan yang berkaitan dengan

fungi penerangan dalam suatu ruangan tempat kerja. Pada waktu

8

Page 9: Penerangan Di Tempat Kerja

penerangan tingkat penerangan umum  sebaiknya penerangan

lokal (kalau ada) dimatikan.

b. Pengukuran tingkat penerangan lokal (lokal illumination)

Penerangan lokal (setempat) merupakan penerangan yang

berkaitan dengan fungsi; penerangan pada obyek kerja dan

sekitamya dan digunakan untuk melakukan pekerjaan.

Pada pengukuran tingkat penerangan lokal sebaiknya penerangan

umum tetap dinyalakan.

Karena penerangan lokal digunakan untuk melakukan pekerjaan,

maka penilaiannya tergantung dari jenis dan tingkat ketelitian

dari pekerjaan yang berlangsung.

c. Pengukuran faktor refleksi.

Faktor refleksi (pemantulan) adalah perbandingan antara jumlah

cahaya yang dipantulkan oleh suatu permukaan dengan jumlah

cahaya yang mengenai permukaan tersebut.

Faktor refleksi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya

kontras. Kontras yang sangai kecil akan dapat menurunkan

tingkat ketajaman penglihatan tenaga kerja, sedang kontras yang

sangat besar dapat menimbulkan kesilauan.

2.4.2. Penilaian Kondisi Penerangan (Kualitatif)

Penilaian terhadap kondisi penerangan di tempat kerja dimaksudkan

untuk mengetahui apakah kualitas dan syarat-syarat penerangan yang

baik sudah terpenuhi atau belum.

Pernilaian ini dilakukan melalui pengamatan terhadap keadaan

penerangan tersebut.

Pengamatan ini terdiri dari beberapa hal dipersyaratkan antara lain :

a. Pengamatan terhadap distribusi penerangan

Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang

9

Page 10: Penerangan Di Tempat Kerja

dapat menyebar serata mungkin, terutama penerangan yang

ditujukan pada obyek kerja.

Untuk mengetahui rata tidaknya penerangan ini dapat dilihat dari

hasil pengukuran tingkat penerangan lokal yang dilakukan di

beberapa titik. Kemudian untuk menciptakan penerangan yang

merata perlu diikuti pedoman sebagai berikut :

(1). Luminensi permukaan atau benda besar pada obyek kerja

sedapat mungkin harus sama

(2). Di tempat kerja, permukaan terang harus terdapat di tengah

dan yang lebih gelap di luar

(3). Perbandingan luminensi bagian sentral dengan daerah dekat

sekitarnya tidak melebihi 3 : 1 dan perbandingan tersebut

dengan bagian luar tidak melebihi 10:1.

(4). Dihindari adanya bayangan-bayangan tajam yang jatuh pada

obyek kerja

(5). Jika digunakan cahaya alami, supaya dihindari adanya

cahaya matahari yang masuk secara langsung di tempat kerja

dan kaca sebagai ventilasi yang tidak menyebarkan cahaya

secara merata

b. Pengamatan terhadap menetapnya cahaya

Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang

tetap dan tidak berkedip-kedip. Untuk menciptakan penerangan

yang tetap, maka yang perlu diperhatikan adalah :

(1). Bagian-bagian mesin yang bergerak harus ditutup

(2). Keadaan terang yang tidak dapat dihindari pada area kerja

mata harus dihilangkan dengan warna dan penerangan yang

tepat

(3). Hanya dipakai lampu yang tidak berkedip-kedip

10

Page 11: Penerangan Di Tempat Kerja

(4). Perbedaan tingkat penerangan antara ruang kerja yang

berdekatan dimana tenaga kerja sering keluar masuk tidak

terlalu besar

c.   Pengamatan terhadap adanya kesilauan

Penerangan di tempat kerja yang baik adalah yang tidak

menimbulkan kesilauan bagi tenaga kerja yang bekerja.

Intensitas kesilauan tergantung dari beberapa faktor, yaitu :

Luminasi sumber cahaya dan sekitarnya, yaitu langit-langit,

yang perlu diberi warna muda dan disinari secukupnya

Ukuran dari sumber cahaya

Lokasi sumber cahaya pada lapangan penglihatan. Sumber

cahaya yang berada di tengah lapangan penglihatan sangat

menganggu dibanding dengan yang terdapat di pinggir.

d.    Pengamatan terhadap adanya perubahan udara

Dalam PMP No. 7 tahun 1964 pasal 12 ayat 3 dan 4

diterangkan bahwa sumber penerangan tidak boleh

menyebabkan perubahan susunan udara (misalnya timbulnya

asap atau gas) kecuali dalam keadaan darurat.

Selain itu sumber penerangan tidak boleh menyebabkan

timbulnya panas yang berlebihan, apabila sumber penerangan

tesebut menyebabkan kenaikan suhu udara hingga mencapai 32°

maka perlu dipasang ventilasi udara atau AC unruk menurunkan

suhu tersebut sehingga tercipta suhu yang nyaman.

e.    Pengamatan terhadap warna

Pengamatan terhadap warna di tempat kerja meliputi warna

cahaya sebagai penerangan, warna obyek kerja dan latar

belakangnya.

Yang penting pada dasarnya variasi dari warna-warna tersebut

tidak menimbulkan kontras terlalu tinggi atau terlalu rendah.

11

Page 12: Penerangan Di Tempat Kerja

Kontras yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesilauan yang

disebut kesilauan kontras (contrast glare), sedang kontras yang

terlalu rendah dapat menurunkan tingkat ketajaman penglihatan.

2.5. Pengendalian terhadap penerangan yang buruk

2.5.1. Pengendalian secara teknis

a. Memperbesar ukuran obyek ( sudut penglihatan ) dengan

menggunakan kaca pembesar dan kaca pembesar dan layer

monitor.

b. Memperbesar intensitas penerangan.

c. Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek.

d. Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar

jalan masuknya sinar tidak terhalang.

e. Mencegah kesilauan, dengan :

Pemilihan lampu secara tepat, yang tidak menjadi

perlambang kedudukan seseorang, melakukan dimasudkan

untuk penerangan yang baik.

Penempatan sumber-sumber cahaya terhadao meja dan

mesin juga diperhitungkan letak jendela.

Penggunaan alat – alat pelapis yang tidak mengkilat

Penyaringan sinar matahari langsung

2.5.2. Pengendalian secara administrative

Untuk pekerjaan malam atau yang membutuhkan ketelitian tinggi,

memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relative masih muda dan

tidak menggunakan kacamata adalah lebih baik.

Menjaga kebersihan dinding, langit – langit, lampu dan perangkatnya

penting untuk diperhatikan. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan

minimal 2 kali dalam 1 tahun, karena kotoran / debu yang ada

ternyata dapat mengurangi intensitas penerangan hingga 35 %

12

Page 13: Penerangan Di Tempat Kerja

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda ditempat kerja. Penerangan dapat berasal dari cahaya alami dan cahaya buatan , banyak obyek kerja beserta benda / alat dan kondisi disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, selain itu penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.

Sifat – sifat dari penerangan yang baik ditentukan oleh :

1. Pembagian Luminensi dalam Lapangan Penglihatan

2. Pencegahan Kesilauan

3. Arah sinar

4. Warna

5. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan

Penerangan dikatakan buruk apabila memiliki intensitas penerangan yang

rendah untuk jenis pekerjaan yang sesuai, distribusi yang tidak merata,

mengakibatkan kesilauan, dan kurangnya kekontrasan.

13

Page 14: Penerangan Di Tempat Kerja

DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur P.K, M.Sc, dr. Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja.

PT.Toko Gunung Agung. Jakarta. 1996.

http://www.infokesehatan kerja.com.

http://www . funjavablogs. sistem dan standar pencahayaan ruangan

14


Top Related