Download - Pendewasaan Usia Perkawinan
JAKARTA, 2008
Pendewasaan Usia Kawindan Hak-hak ReproduksiBagi Remaja Indonesia
http://ceria.bkkbn.go.id (website)[email protected] (email)
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONALDIREKTORAT REMAJA DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK REPRODUKSI
JAKARTA 2008
Disiapkan oleh:
Drs. M. Masri Muadz, MScIr. Siti Fathonah, MPH
Drs. Endang Agus Sapri, MMDra. Laurike Moeliono
Finalisasi oleh:
Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-HakReproduksi
PENDEWASAAN USIA PERKAWINANDAN HAK-HAK REPRODUKSI
BAGI REMAJA INDONESIA
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya, sehingga Buku
Pendewasan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi
Remaja Indonesia dapat diterbitkan. Kami menyambut dengan
gembira atas diterbitkannya buku ini. Diharapkan buku ini
menjadi buku bacaan bagi para pembina, pengelola program
KRR dan para remaja di seluruh Indonesia.
Dalam buku ini diuraikan tentang pendahuluan yang berisi
tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan ruang lingkup;
hak – hak Reproduksi yang berisi tentang pengertian, jenis
hak-hak reproduksi bagi remaja, masalah-masalah dan cara-
cara pemenuhannya. Selanjut pada bab terakhir diuraikan
tentang Pendewasaan Usia Perkawinan berisi tentang
pengertian pendewasaan usia perkawinan, gambaran usia
kawin di Indonesia dan pendewasaan usia perkawinan dan
perencanaan keluarga.
Buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi
Bagi Remaja Indonesia ini merupakan pengembangan dari
beberapa materi yang berkaitan dengan program Pendewasaan
Usia Perkawinan sebelumnya. Mengingat buku ini bersifat umum
maka pelaksanaan dilapangan masih memerlukan penjabaran lebih
teknis, sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah masing-masing.
ii
Disadari buku ini masih belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik, saran dan masukan bagi penyempurnaan
buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi
Bagi Remaja Indonesia ini, sehingga dapat disesuaikan dengan
perkembangan program PUP dari waktu ke waktu, sesuai
dengan perkembangan kebijakan dan program yang
dilaksanakan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
penyiapan materi Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak
Reproduksi Remaja di Indonesia. Semoga apa yang telah
dilakukan dapat bermanfaat bagi generasi yang akan datang.
Jakarta, Oktober 2008Deputi Bidang Keluarga Berencanadan Kesehatan Rerpoduksi, BKKBN
Dr. H. Muhammad Basir Palu, Sp.A, MH.A
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................. i
Daftar Isi ....................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN .............................................. 1
A. Latar Belakang .................................................. 1
B. Tujuan............................................................... 3
C. Sasaran dan Ruang Lingkup............................... 4
D. Batasan dan Pengertian...................................... 4
BAB II : HAK-HAK REPRODUKSI PADA REMAJA ......... 9
A. Pengertian dan Jenis Hak-Hak-
Reproduksi Pada Remaja .................................. 9
B. Masalah - Masalah Dalam Pemenuhan
Hak Reproduksi Pada Remaja............................ 16
BAB III : PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN............ 19
A. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan........ 19
B. Gambaran Usia Kawin di Indonesia .................. 20
C. Pendewasaan Usia Perkawinan dan
Perencanaan Keluarga ...................................... 20
1. Masa Menunda Perkawinan dan
Kehamilan .................................................. 22
2. Masa Menjarangkan Kehamilan................... 23
3. Masa Mencegah Kehamilan......................... 24
BAB IV PENUTUP ......................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 29
1C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2008 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia227 juta, (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025,BPS, BAPPENAS, UNFPA). Indonesia menghadapi banyakmasalah berkaitan dengan bidang kependudukan yangdikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalampembangunan apabila tidak ditangani dengan baik. Sejalandengan cita-cita mewujudkan pembangunan yangberkelanjutan, maka sudah selayaknya kependudukanmenjadi titik sentral dalam perencanaan pembangunan.
Permasalahan kependudukan pada dasarnya terkait dengankuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Undang-UndangNo. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukandan Pembangunan Keluarga Sejahtera telah mengamanatkanperlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas danpengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadisumber daya yang tangguh bagi pembangunan danketahanan nasional.
Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengankependudukan adalah Program Keluarga Berencana yangbertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranyamelalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP).Pendewasaan Usia Perkawinan bertujuan untukmemberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar
2
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
didalam merencanakan keluarga, mereka dapatmempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengankehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental dan social-ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran.Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunyapeningkatan usia kawin yang lebih dewasa sehinggaberdampak pada penurunan total fertility rate (TFR)
Program Pendewasaan Usia Perkawinan didalampelaksanaannya telah diintegrasikan dengan programKesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang merupakan salahsatu program pokok Pembangunan Nasional yang tercantumdalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 2004-2009). Arah kebijakan Program Kesehatan Reproduksi Remajaadalah mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka TegarKeluarga untuk mencapai Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.Tegar remaja adalah membangun setiap remaja Indonesiamenjadi TEGAR, yaitu remaja yang menunda usiaperkawinan, berperilaku sehat, menghindari resiko TRIADKRR (Seksualitas, HIV dan AIDS dan NAPZA),menginternalisasi norma-norma keluarga kecil bahagiasejahtera dan menjadi contoh, idola, teladan dan model bagiremaja sebaya.
Kerangka Tegar Remaja merujuk pada hasil evaluasi programKesehatan Reproduksi Remaja (KRR) tahun 1990-2000, yangdilakukan oleh School of Public Health, University ofMichigan, USA, 2005 dan evaluasi program KesehatanReproduksi Remaja di Asia, Afrika dan Amerika Latin (WorldBank Report, 2007). Kerangka Tegar Remaja adalah strategi
3C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
program KRR yang dilaksanakan melalui pengembanganfaktor-faktor pendukung (promotive faktor) yaitu: asset,resources dan second chance. Program KRR apabila tidakdilaksanakan dengan pengembangan ke tiga faktorpendukung tersebut diatas akan mengakibatkan meningkatnyajumlah remaja yang bermasalah (RB). Sebaliknya apabilaprogram KRR didukung oleh ketiga faktor pendukung, yaitu(1) peningkatan assets/capabilities remaja, yaitu segala sesuatuyang positif yang terdapat pada diri remaja (pengetahuan,sikap, perlaku, hobi, minat dan sebagainya), (2)pengembangan resources/opportunities, yaitu jaringan dandukungan yang dapat diberikan kepada remaja dan programKRR oleh semua stakeholders terkait (orang tua, teman,sekolah, organisasi remaja, Pemerintah, media massa, dansebagainya), (3) Pemberian pelayanan kedua/second chancekepada remaja yang telah menjadi korban triad KRR, agarbisa sembuh dan kembali hidup normal. Program KRR denganpeningkatan dan pengembangan ketiga faktor tersebut akanmenghasilkan Tegar Remaja (TR).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja danpengelola program KRR tentang hak-hak reproduksipada remaja serta perlunya pendewasaan usiaperkawinan dalam rangka mewujudkan Tegar Remajamenuju Tegar Keluarga dalam mewujudkan keluarganorma keluarga kecil, bahagia sejahtera.
4
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan pembina, pengelolaprogram KRR dan remaja berkaitan dengan hak-hak reproduksi.
b. Meningkatkan pengetahuan pembina, pengelolaprogram KRR dan remaja berkaitan denganpendewasaan usia perkawinan
C. Sasaran dan Ruang Lingkup
1. Sasaran (audience)
Sasaran yang terkait dengan Buku Pendewasaan UsiaPerkawinan ini adalah:
1) Pembina dan Pengelola program KRR (Provinsi,Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa).
2) Remaja
2. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup meliputi informasi mengenai jenis danpengertian Hak-hak Reproduksi, masalah-masalahdalam pemenuhan hak reproduksi bagi remaja danmateri pendewasaan usia perkawinan (masa menundakehamilan dan kelahiran, masa menjarangkankehamilan dan masa mencegah kehamilan)
D. Pengertian dan Batasan
1. Program KB adalah upaya peningkatan kepedulian danperan serta masyarakat melalui pendewasaan usia
5C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaanketahanan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil,bahagia dan sejahtera.
2. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisisehat yang menyangkut sistem reproduksi (fungsi,komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baiksecara fisik, mental, emosional dan spiritual.
3. TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi olehremaja, yaitu resiko-resiko yang berkaitan denganSeksualitas, Napza, HIV dan AIDS.
4. Resiko seksualitas adalah sikap dan perilaku seksualremaja yang berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual(IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi danresiko perilaku seks sebelum nikah.
5. HIV adalah singkatan dari Human ImmunodeficiencyVirus, yaitu virus yang menurunkan sistem kekebalantubuh manusia.
6. AIDS adalah singkatan dari Acquired ImmunoDeficiency Syndrome, yaitu kumpulan dari berbagaigejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuhindividu yang didapat akibat HIV.
7. Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol,Psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yaitu zat-zatkimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh manusia baiksecara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung)atau disuntik yang menimbulkan efek tertentu terhadapfisik, mental dan ketergantungan.
6
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
8. Program KRR adalah suatu program untuk memfasilitasiterwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yangberperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD(Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS) menunda usiapernikahan, bercita-cita mewujudkan Keluarga KecilBahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idoladan sumber informasi bagi teman sebayanya.
9. Remaja (Adolescent) adalah penduduk usia 10–19 tahun(WHO), Pemuda (Youth) adalah penduduk usia 15-24tahun (UNFPA), Orang Muda (Young people) adalahpenduduk usia 10–24 tahun (UNFPA dan WHO),Generasi Muda (Young Generation) adalah pendudukusia 12-24 tahun (World Bank), Remaja sebagai sasaranprogram KRR adalah penduduk usia 10-24 tahun yangbelum menikah.
10. Pendidik Sebaya KRR adalah remaja yang punyakomitmen dan motivasi yang tinggi sebagai nara sumberbagi kelompok remaja sebayanya dan telah mengikutipelatihan Pendidik Sebaya KRR dengan mempergunakanModul dan Kurikulum standard yang telah disusun olehBKKBN.
11. Konselor Sebaya KRR adalah Pendidik Sebaya yangpunya komitmen dan motivasi yang tinggi untukmemberikan konseling KRR bagi kelompok remajasebayanya yang telah mengikuti pelatihan konselingKRR dengan mempergunakan Modul dan Kurikulumstandard yang telah disusun oleh BKKBN.
7C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
12. Pengelola PIK-KRR adalah pemuda/remaja yang punyakomitmen dan mengelola langsung PIK-KRR serta telahmengikuti pelatihan dengan mempergunakan Moduldan Kurikulum standard yang telah disusun olehBKKBN. Pengelola PIK-KRR terdiri dari Ketua,Penanggung Jawab Bidang Administrasi, PenanggungJawab Bidang Program/kegiatan, Pendidik Sebaya danKonselor Sebaya.
13. Pembina PIK-KRR adalah seseorang yang mempunyaikepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalahremaja, memberi dukungan dan aktif membina PIK-KRR, baik yang berasal dari Pemerintah, LembagaSwadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi pemuda/remaja lainnya.
14. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usiapernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resikoSeksualitas, Napza, HIV dan AIDS, , bercita-citamewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera danmenjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagiteman sebayanya.
15. Life Skills menurut Undang-undang Sistim PendidikanNasional Nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan nonformal yang memberikan keterampilan non formal,sosial, intelektual/akademis, dan vokasional untukbekerja secara mandiri.
16. Hak-hak Repoduksi Hak reproduksi secara umumdiartikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu baik
8
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
pria maupun perempuan yang berkaitan dengankeadaan reproduksinya.
17. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upayauntuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama,sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinanyaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUPbukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapimengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi padausia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakanapabila seseorang gagal mendewasakan usiaperkawinannya, maka penundaan kelahiran anakpertama harus dilakukan. Dalam istilah KIE disebutsebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjaditahun madu.
Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata jumlah anak yangdimiliki oleh wanita selama usia reproduksinya
9C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
BAB IIHAK-HAK REPRODUKSI PADA REMAJA
A. Pengertian dan Jenis Hak-Hak Reproduksi
Hak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusiayang melekat pada manusia sejak lahir dan dilindungikeberadaannya. Sehingga pengekangan terhadap hakreproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi manusia.
1. Pengertian Hak-hak Reproduksi
Hak reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yangdimiliki oleh individu baik pria maupun perempuanyang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.
2. Macam-macam Hak-hak reproduksi
Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan danPembangunan (ICPD) di Kairo 1994, ditentukan ada 12hak-hak reproduksi. Namun demikian, hak reproduksi bagiremaja yang paling dominan dan secara sosial dan budayadapat diterima di Indonesia mencakup 11 hak, yaitu:
a. Hak mendapatkan informasi dan pendidikankesehatan reproduksi.
Setiap remaja berhak mendapatkan informasi danpendidikan yang jelas dan benar tentang berbagaiaspek terkait dengan masalah kesehatan reproduksi
Contohnya: seorang remaja harus mendapatkaninformasi dan pendidikan perihal kesehatanreproduksinya.
10 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
b. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungankesehatan reproduksi. Setiap remaja memiliki hakuntuk mendapatkan pelayanan dan perlindunganterkait dengan kehidupan reproduksinya termasukterhindar dari resiko kematian akibat prosesreproduksi.
Contoh: seorang remaja yang positif HIV berhakmendapatkan perawatan dan pelayanan ARV (AntiRetroviral) sehingga kemungkinan mengalami infeksiopportunities dapat diperkecil.
c. Hak untuk kebebasan berfikir tentang kesehatanreproduksi.
Setiap remaja berhak untuk berpikir ataumengungkapkan pikirannya tentang kehidupan yangdiyakininya. Perbedaan yang ada harus diakui dantidak boleh menyebabkan terjadinya kerugian atasdiri yang bersangkutan. Orang lain dapat sajaberupaya merubah pikiran atau keyakinan tersebutnamun tidak dengan pemaksaan akan tetapi denganmelakukan upaya Komunikasi, Informasi danEdukasi (KIE) atau advokasi.
Contoh: seseorang dapat saja mempunyai pikiranbahwa banyak anak menguntungkan bagi dirinyadan keluarganya. Bila ini terjadi maka orang tersebuttidak boleh serta merta dikucilkan atau dijauhi dalampergaulan. Upaya merubah pikiran atau keyakinantersebut boleh dilakukan sepanjang dilakukansendiri oleh yang bersangkutan setelah
11C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
mempertimbangkan berbagai hal sebagai dampakdari KIE dan advokasi yang dilakukan petugas.
d. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuanburuk termasuk perlindungan dari perkosaan,kekerasaan, penyiksaan dan pelecehan seksual.
Remaja laki-laki maupun perempuan berhakmendapatkan perlindungan dari kemungkinanberbagai perlakuan buruk di atas karena akan sangatberpengaruh pada kehidupan reproduksi.
Contoh: Perkosaan terhadap remaja putri misalnyadapat berdampak pada munculnya kehamilan yangtidak diinginkan oleh bersangkutan maupun olehkeluarga dan lingkungannya. Penganiayaan atautindakan kekekerasan lainnya dapat berdampak padatrauma fisik maupun psikis yang kemudian dapatsaja berpengaruh pada kehidupan reproduksinya.
e. Hak mendapatkan manfaat dari Kemajuan IlmuPengetahuan yang terkait dengan kesehatanreproduksi;
Setiap remaja berhak mendapatkan manfaat darikemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terkaitdengan kesehatan reproduksi, serta mendapatkaninformasi yang sejelas-jelasnya dan sebenar-benarnya dan kemudahan akses untuk mendapatkanpelayanan informasi tentang Kesehatan ReproduksiRemaja.
12 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
Contoh: Jika petugas mengetahui tentang KesehatanReproduksi Remaja, maka petugas berkewajibanuntuk memberi informasi kepada remaja, karenamungkin pengetahuan tersebut adalah hal yangpaling baru untuk remaja.
f. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarakkelahiran
Setiap orang berhak untuk menentukan jumlah anakyang dimilikinya serta jarak kelahiran yangdiinginkan.
Contoh Dalam konteks program KB, pemerintah,masyarakat, dan lingkungan tidak boleh melakukanpemaksaan jika seseorang ingin memiliki anak dalamjumlah besar. Yang harus dilakukan adalahmemberikan pemahaman sejelas-jelasnya dansebenar-benarnya mengenai dampak negatif darimemiliki anak jumlah besar dan dampak positif darimemiliki jumlah anak sedikit. Jikapun klienberkeputusan untuk memiliki anak sedikit, haltersebut harus merupakan keputusan klien itusendiri.
g. Hak untuk hidup (hak untuk dilindungi darikematian karena kehamilan dan proses melahirkan)
Setiap perempuan yang hamil dan akan melahirkanberhak untuk mendapatkan perlindungan dalam artimendapatkan pelayanan kesehatan yang baiksehingga terhindar dari kemungkinan kematiandalam proses kehamilan dan melahirkan tersebut.
13C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
Contoh; Pada saat melahirkan seorang perempuanmempunyai hak untuk mengambil keputusan bagidirinya secara cepat terutama jika proses kelahirantersebut berisiko untuk terjadinya komplikasi ataubahkan kematian. Keluarga tidak boleh menghalang-halangi dengan berbagai alasan.
h. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengankehidupan reproduksi.
Hak ini terkait dengan adanya kebebasan berpikirdan menentukan sendiri kehidupan reproduksi yangdimiliki oleh seseorang. Contoh :Dalam konteksadanya hak tersebut, maka seseorang harus dijaminkeamanannya agar tidak terjadi” pemaksaaan” atau“pengucilan” atau munculnya ketakutan dalam diriindividu karena memiliki hak kebebasan tersebut.
i. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupanreproduksinya
Setiap individu harus dijamin kerahasiaankehidupan kesehatan reproduksinya misalnyainformasi tentang kehidupan seksual, masamenstruasi dan lain sebagainya.
Contoh: Petugas atau seseorang yang memilikiinformasi tentang kehidupan reproduksi seseorangtidak boleh “membocorkan” atau dengan sengajamemberikan informasi yang dimilikinya kepadaorang lain. Jika informasi dibutuhkan sebagai danauntuk penunjang pelaksanaan program, misalnya
14 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
data tentang prosentase pemakaian alat kontrasepsimasih tetap dimungkinkan informasi tersebutdipublikasikan sepanjang tidak mencantumkanindentitas yang bersangkutan.
j. Hak membangun dan merencanakan keluarga
Setiap individu dijamin haknya; kapan, dimana,dengan siapa, serta bagaimana ia akan membangunkeluarganya. Tentu saja kesemuanya ini tidakterlepas dari norma agama, sosial dan budaya yangberlaku (ingat tentang adanya kewajiban yangmenyertai adanya hak reproduksi).
Contoh: Seseorang akan menikah dalam usia yangmasih muda, maka petugas tidak bisa memaksaorang tersebut untuk membatalkan pernikahannya.Yang bisa diupayakan adalah memberi tahu orangtersebut tentang peraturan yang berlaku di Indonesiatentang batas usia terendah untuk menikah. Danyang penting adalah memberitahu tentang dampaknegatif dari menikah dan hamil pada usia muda.
k. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasidalam politik yang berkaitan dengan kesehatanreproduksi
Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapatatau aspirasinya baik melalui pernyataan pribadi ataupernyataan melalui suatu kelompok atau partaipolitik yang berkaitan dengan kehidupan reproduksi.
Contoh: seseorang berhak menyuarakan
15C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
penentangan atau persetujuan terhadap aborsi baiksebagai individu maupun bersama dengankelompok. Yang perlu diingatkan adalah dalammenyampaikan pendapat atau aspirasi tersebut harusmemperhatikan azas demokrasi dan dalam arti tidakboleh memaksakan kehendak dan menghargaipendapat orang lain serta taat kepada hukum danperaturan peraturan yang berlaku.
l. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasidalam kehidupan berkeluarga dan kehidupanreproduksi.
Setiap orang tidak boleh mendapatkan perakukandiskriminatif berkaitan dengan kesehatan reproduksikarena ras, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi,keyakinan/agamanya dan kebangsaannya.
Contoh : Orang tidak mampu harus mendapatkanpelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas(bukan sekedar atau asal-asalan) yang tentu sajasesuai dengan kondisi yang melingkupinya.Demikian pula seseorang tidak boleh mendapatkanperlakuan yang berbeda dalam hal mendapatkanpelayanan kesehatan reproduksi hanya kerena yangbersangkutan memiliki keyakinan berbeda dalamkehidupan reproduksi. Misalnya seseorang tidakmendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilansecara besar hanya karena yang bersangkutan tidakber-KB atau pernah menyampaikan suatu aspirasiyang berbeda dengan masyarakat sekitar. Pelayanan
16 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
juga tidak boleh membedakan apakah seseoranngtersebut perempuan atau laki-laki. Hal ini disebutdengan diskriminasi gender.
B. Masalah-Masalah Dalam Pemenuhan Hak-HakReproduksi Pada Remaja.
Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks danmengkhawatirkan. Berbagai data menunjukkan bahwapenerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belumsepenuhnya mereka dapatkan, antara lain dalam halpemberian informasi. Hal ini dapat dilihat dari masihrendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatanreproduksi yaitu tentang masa subur. Remaja perempuandan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masasubur mencapai 65% ( SDKI 2007 ) terdapat kenaikandibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003 sebesar 29% dan32%. Remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahuirisiko kehamilan jika melakukan hubungan seksual sekalimasing-masing mencapai 63% (SDKI 2007) terdapatkenaikan dibanding hasil SKKRI tahun 2002-2003 sebesar49% dan 45%. Hasil penelitian tentang pengetahuanPenyakit Menular Seksual (PMS) yang dilakukan di DKIJakarta oleh LD-UI tahun 2005 menunjukkan bahwapengetahuan remaja tentang PMS masih sangat rendahkecuali mengenai HIV dan AIDS yaitu sekitar 95%, Rajasinga sekitar 37%, penyakit kencing nanah 12%, herpesgenitalis 3%, klamida/kandidiasis 2%, Jengger ayam 0,3%.
17C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
Data diatas menunjukkan bahwa pengetahuan remajatentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) masih sangatrendah karena terbatasnya akses informasi KRR kepadaremaja.
Demikian pula halnya dengan pemberian pelayanankesehatan reproduksi bagi remaja. Kelompok remajamemiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukanpelayanan yang juga spesifik. Namun sayangnya selama inimasih sangat sedikit pelayanan kesehatan reproduksi yangdikhususkan bagi remaja. Pelayanan kesehatan untuk remajayang ada saat ini lebih dirancang untuk melayani orangdewasa atau pasangan suami istri. Di sisi lain ada indikasitingginya perilaku seksual bebas dikalangan remaja yangdapat berakibat terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,PMS dan Infeksi Menular Seksual. Remaja yang cenderungrentan terkena dampak kesehatan reproduksi adalah remajaputus sekolah, remaja jalanan, remaja penyalahguna napza,remaja yang mengalami kekerasan seksual, korbanperkosaan dan pekerja seks komersial. Mereka inisebenarnya memerlukan pelayanan kesehatan reproduksiyang lebih spesifik atau yang juga dikenal dengan strategipelayanan remaja yang bermasalah atau dikenal denganistilah strategi second chance. Bagi remaja yang mengalamiresiko Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS dan Napza)yang memerlukan pelayanan kesehatan ternyata belumdapat akses ketempat pelayanan sesuai yang diinginkan. Halini karena tempat-tempat pelayanan yang ramah remajamasih sangat sedikit.
18 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diharapkanPemerintah melalui berbagai sektor baik Pusat maupundaerah serta, LSM dapat berperan aktif memberikaninformasi dan pelayanan serta pemenuhan hak-hakreproduksi bagi remaja. Dengan mendapat informasi yangbenar mengenai resiko Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR),maka diharapkan remaja akan semakin berhati-hati dalammelakukan aktifitas kehidupan reproduksinya. Untuk ituPemerintah dituntut untuk menyediakan perangkat peraturanPerundang-Undangan yang banyak berpihak kepada remaja.Karena hak reproduksi merupakan bagian integral dari hakazasi manusia maka pemerintah berkewajiban untukmelindungi individu/masyarakat yang hak reproduksinyadilanggar.
19C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
BAB IIIPENDEWASAAN USIA PERKAWINAN
A. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untukmeningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehinggamencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahunbagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedarmenunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agarkehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa.Bahkan harus diusahakan apabila seseorang gagalmendewasakan usia perkawinannya, maka penundaankelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalam istilah KIEdisebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madumenjadi tahun madu.
Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dariprogram Keluarga Berencana Nasional. Program PUPmemberikan dampak pada peningkatan umur kawinpertama yang pada gilirannya akan menurunkan TotalFertility Rate (TFR).
Tujuan program pendewasaan usia perkawinan adalahmemberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agardidalam merencanakan keluarga, mereka dapatmempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengankehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional,pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah danjarak kelahiran. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada
21C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
kehamilan, 2) Masa menjarangkan kehamilan dan, 3) Masamencegah kehamilan. Kerangka ini dapat dilihat sepertibagan dibawah ini.
Dari bagan tersebut yang terkait langsung denganpendewasaan usia kawin adalah bagian pertama darikeseluruhan kerangka program pendewasaan usia kawin danperencanaan keluarga. Bagian kedua dan ketiga darikerangka dimaksud adalah untuk pasangan usia subur.Informasi berkaitan dengan masa menjarangkan kehamilandan masa mencegah kehamilan, perlu disampaikan kepadapara remaja agar informasi tersebut menjadi bagian daripersiapan mereka untuk memasuki kehidupan berkeluarga.Dibawah ini akan diuraikan ciri dan langkah-langkah yangdiperlukan bagi remaja apabila memasuki ketiga masareproduksi tersebut.
20 th 35 th
Masa Menunda Perkawinandan Kehamilan
Masa menjarangkanKehamilan
Masa mencegahKehamilan
BAGAN PERENCANAAN KELUARGA
23C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
• Timbulnya kesulitan persalinan
• Bayi lahir sebelum waktunya
• Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
• Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni kevagina)
• Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinjake vagina)
• Kanker leher rahim
Penundaan kehamilan pada usia dibawah 20 tahun inidianjurkan dengan menggunakan alat kontrasepsisebagai berikut:
a) Prioritas kontrasepsi adalah oral pil, oleh karenapeserta masih muda dan sehat
b) Kondom kurang menguntungkan, karena pasangansering bersenggama (frekuensi tinggi) sehingga akanmempunyai kegagalan tinggi.
c) AKDR/Spiral/IUD bagi yang belum mempunyai anakmerupakan pilihan kedua. AKDR/Spiral/IUD yangdigunakan harus dengan ukuran terkecil.
2. Masa Menjarangkan kehamilan
Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUSberada pada umur 20-35 tahun. Secara empirikdiketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan padaperiode umur 20-35 tahun, sehingga resiko-resiko medikyang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15
25C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
b) Pilihan ke dua kontrasepsi adalah IUD/AKDR/Spiral
c) Pil kurang dianjurkan karena pada usia ibu yangrelatif tua mempunyai kemungkinan timbulnyaakibat sampingan.
27C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
BAB IVPENUTUP
Buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi
Bagi Remaja Indonesia ini disiapkan sebagai informasi dasar
materi program KRR. Oleh sebab itu materi pendewasaan usia
perkawinan ini diharapkan dapat dibaca dan dipelajari oleh : 1).
Para remaja, 2). Para Pembina dan Pengelola Program KRR dan
3). Para Pembina dan Pengelola PIK-KRR sendiri (ketua,
penanggung jawab administrasi, penanggung jawab program/
kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya). Sehingga dengan
demikian infomasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan bisa
disampaikan secara lebih luas dan dalam kepada para remaja.
Dapat dibaca dan dipelajari langsung oleh para remaja.
Materi Pendewasan Usia Perkawinan dalam buku ini
diintegrasikan kedalam Bagan Perencanaan Keluarga yang
diadopsi dari Pola Dasar Pemakaian Kontrasepsi Rasional (lihat
buku Paket Pelatihan Pendidikan KB Buku 2, BKKBN, tahun
1992). Sehingga dari Bagan Perencanaan Keluarga tersebut, dari
3 bagan yang ada yang berkaitan langsung dengan PUP bagan
pertama yaitu Masa Penundaan Perkawinan dan Kehamilan.
Bagan ke dua dan ke tiga berkaitan dengan penjarangan
kelahiran dan pencegahan. Informasi tentang penjarangan dan
pencegahan kehamilan juga perlu disampaikan kepada para
remaja sehingga sebelum memasuki kehidupan berkeluarga
mereka sudah siap dengan konsep Perencanaan Keluarga.
28 C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia
Materi tentang PUP yang ditulis dalam buku ini seperti diuraikan
diatas berfokus pada perlunya penundaan usia kawin dari segi
medik. Hal ini dimaksudkan agar pesan PUP itu bisa secara
lebih effektif sampai kepada khalayak remaja. Alasan PUP dari
segi medik itu berlaku bagi semua latar belakang dan konteks
sosial, pendidikan, ekonomi dan budaya remaja. Dengan kata
lain kalau uraian yang disampaikan dalam buku ini tentang
alasan sosial,pendidikan, ekonomi dan budaya dari remaja yang
bersangkutan, maka alasan-alasan ini bisa tidak mengena
terhadap semua kelompok remaja yang ada.
29C.E.R.I.A. Cerita Remaja Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, Advokasi dan KIE Program KB, Jakarta, 2006
BKKBN, Buku Tanya Jawab Hak-Hak Reproduksi, Jakarta, 2002
BKKBN, Remaja Memahami Dirinya, Jakarta, 2002
BKKBN, Lembar Balik Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi,
Jakarta, 2006
BKKBN, Pendidikan Keluarga Berencana, buku paket 2, Jakarta,
1979
BKKBN, Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta, 2008
BKKBN, SDKI tahun 2007
http://ceria.bkkbn.go.id
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalahupaya untuk meningkatkan usia pada
perkawinan pertama, sehingga mencapai usiaminimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun
bagi wanita dan 25 tahun bagi pria.
PUP bukan sekedar menunda sampai usiatertentu saja, tetapi mengusahakan agar
kehamilan pertama pun terjadi pada usia yangcukup dewasa. bahkan harus diusahakan
apabila seseorang gagal mendewasakan usiaperkawinannya, maka penundaan kelahirananak pertama harus dilakukan. Dalam istilah
kita disebut sebagai anjuran mental mengubahbulan madu menjadi tahun madu.