S K P S 2013 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
System of National Accounts (SNA) 2008 yang diterbitkan oleh United
Nations (PBB) menyebutkan bahwa unit institusi domestik (residen) sebagai pelaku
aktivitas ekonomi dikelompokkan menjadi lima institusi (sektor) yaitu sektor
KorporasiNonfinansial, sektor Korporasi Finansial, sektor Pemerintahan Umum,
sektor Lembaga Nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dan sektor Rumah
Tangga.
Salah satu sektordomestik yakni sektorKorporasi Nonfinansial mencakup
Korporasi Swasta Nonfinansial dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D)
Nonfinansial.Jika dilihat lebih rinci, korporasi nonfinansial swasta dibedakan menjadi
korporasi nonfinansial swasta berbadan hukum (seperti PT, PT Terbuka, Yayasan,
Koperasi) dan korporasi nonfinansial swasta tidak berbadan hukum (UD, PD,
CV,Firma, dan lain-lain).
Di Indonesia, dari sisi investasi nonfinansial, kegiatan sektor korporasi
nonfinansial swasta merupakan bagian terbesar dan memegang peranan penting
dalam perekonomian nasional.Gambaran terperinci mengenai pentingnya peranan
korporasi swasta nonfinansial tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Sebagai penopang pembangunan ekonomi yang berdampak pada
tumbuhnya perekonomian, perkembangan investasi di Indonesia menunjukkan
keadaan yang menggembirakan. Selama periode tahun 1995-2011 total investasi di
Indonesia hampir mengalami kenaikan sebesar 1577 persen, yakni dari Rp. 145,12
triliun pada tahun 1995 menjadi Rp. 2.433,86 triliun pada tahun 2011.
Investasi tersebut dilakukan oleh pemerintah, perusahaan
pemerintahnonfinansial (BUMN/D), korporasi swasta nonfinansial (bisnis), rumah
tangga dan lembaga keuangan (korporasi finansial) yang masing-masing memiliki
peran pada tahun 1995 sebesar 17,96 persen; 11,91 persen; 58,76 persen; 9,61
persen dan 1,76 persen.
Korporasi nonfinansial tetap memegang peranan terbesar sebagai pelaku
investasi nasional pada tahun 2011 dibandingkan keempat institusi lainnya, yakni
2 S K P S 2013
sebesar Rp. 1.985,10 triliun atau 76,20 persen dari total investasi. Sedangkan
investasi yang dilakukan keempat institusi lainnya, yakni pemerintah sebesar Rp.
219,90 triliun (9,04 persen); BUMN sebesar Rp. 130,45 triliun (5,36 persen); Rumah
tangga sebesar Rp. 227,02 triliun (9,33 persen) dan lembaga keuangan sebesar Rp.
1,85 triliun (0,08 persen).
Berdasarkan uraian di atas yang menunjukan sangat pentingnya peranan
korporasi swasta nonfinansial dalam menopang pertumbuhan ekonomi, perlu
disusun suatu laporan perusahaan swasta nonfinansial yang akan sangat
bermanfaat bagi banyak pihak baik pemerintah, pengusaha maupun pihak lain yang
peduli terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia pada tahun 2011 dan 2012.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pemerintah yang salah satu
fungsinya adalah penyedia data ekonomi makro, telah melakukan upaya kompilasi
data statistik korporasi/perusahaan swasta nonfinansial melalui Survei Khusus
Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS). Supaya kesinambungan proses
pemantauan dan pengumpulan data terjaga, BPS melalui Subdirektorat Neraca
Pemerintah dan Badan Usaha akan melaksanakan kembali SKPS pada tahun 2013,
yang mencakup data laporan keuangan perusahaan swasta nonfinansial tahun 2011
dan 2012.
S K P S 2013 3
Tabel 1. Perkembangan Investasi Nonfinansial di Indonesia
Tahun 1995-2011
Tahun
Investasi Nonfinansial (Triliun Rp)
Pemerintah BUMN Bisnis Rumah Tangga
Keuangan Total
1995 26.065 17.286 85.269 13.948 2.551 145.12
(17.950) (11.910) (58.760) (9.610) (1.760) (100.00)
1996 28.982 10.766 108.228 14.542 1.000 163.52
(17.720) (6.580) (66.190) (8.890) (0.610) (100.00)
1997 34.303 19.466 125.76 16.569 3.203 199.3
(17.210) (9.770) (63.100) (8.310) (1.610) (100.00)
1998 41.112 21.382 95.605 29.474 3.699 191.27
(21.490) (11.180) (49.980) (15.410) (1.930) (100.00)
1999 48.504 7.764 63.378 24.991 1.587 146.22
(33.170) (5.310) (43.340) (17.090) (1.090) (100.00)
2000 48.503 50.964 178.515 25.29 5.892 309.16
(15.690) (16.480) (57.740) (8.180) (1.910) (100.00)
2001 53.594 86.782 191.52 34.042 5.13 371.07
(14.440) (23.390) (51.610) (9.170) (1.380) (100.00)
2002 61.996 118.843 147.396 58.62 3.092 389.95
(15.900) (30.480) (37.800) (15.030) (0.790) (100.00)
2003 82.562 82.651 317.52 23.642 9.095 515.47
(16.020) (16.030) (61.600) (4.590) (1.760) (100.00)
2004 76.437 147.622 250.645 74.321 3.267 552.29
(13.840) (26.730) (45.380) (13.460) (0.590) (100.00)
2005 90.213 70.456 538.726 33.425 5.906 738.73
(12.210) (9.540) (72.930) (4.520) (0.800) (100.00)
2006 113.721 78.006 620.323 31.417 4.701 848.17
(13.410) (9.200) (73.140) (3.700) (0.550) (100.00)
2007 133.689 75.508 610.246 161.771 3.358 984.57
(13.580) (7.670) (67.420) (12.360) (0.610) (100.00)
2008 181.308 114.542 1017.181 186.531 9.269 1508.83
(12.020) (7.590) (67.420) (12.360) (0.610) (100.00)
2009 189.829 110.366 1210.775 215.304 11.961 1738.24
(10.920) (6.350) (69.660) (12.390) (0.690) (100.00)
2010 168.114 28.1 1657.51 217.78 15.126 2086.63
(8.060) (1.350) (79.430) (10.440) (0.720) (100.00)
2011 219.900 130.450 1854.650 227.020 1.850 2433.86
(9.04) (5.36) (76.20) (9.33) (0.08) (100.00)
Sumber
: Neraca Arus Dana, berbagai tahun Keterangan : Tanda kurung merupakan persentase terhadap total investasi
4 S K P S 2013
1.2. Tujuan
SKPS 2013 bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai:
1. Karakteristik korporasi/perusahaan swasta nonfinansial, antara lain tentang jenis
usaha, struktur permodalan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.
2. Hasil transaksi usaha korporasi/perusahaan swasta nonfinansial melalui laporan
keuangan perusahaan yang terdiri dari Neraca Akhir Tahun (Balance Sheet) dan
Laporan Laba/Rugi (Income Statement), sehingga dapat diketahui struktur aktiva
(aset/harta/kekayaan), struktur pasiva (kewajiban dan modal), output, input
(biaya) dan sebagainya.
Data yang diperoleh dari informasi-informasi diatas akan digunakan untuk
menyusun :
a. Struktur neraca-neraca pokok korporasi/perusahaan swasta nonfinansialbaik
secara agregat maupun dirinci menurut lapangan usaha.
b. Struktur Neraca Arus Dana (NAD) sektor swasta nonfinansial yang akan
dikonsolidasikan ke dalam sistem NAD Indonesia.
c. Analisis deskriptif mengenai karakteristik usaha, struktur aktiva, struktur
pasiva, output dan struktur biaya perusahaan sampel.
1.3. Ruang Lingkup dan Cakupan
SKPS 2013 dilaksanakan di lima belas provinsi terpilih, yaitu
ProvinsiSumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Kepulauan
Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur,Banten, Bali,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatandan Kalimantan
Timur. Adapun sasaran SKPS 2013 ini adalah korporasi swasta nonfinansial
berbadan hukum dan tidak berbadan hukum. Sedangkan lapangan usaha yang
dicakup meliputi:
a. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
b. Pertambangan dan Penggalian
c. Industri Pengolahan
d. Listrik, Gas dan Air Bersih
e. Bangunan
S K P S 2013 5
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran
g. Pengangkutan dan Komunikasi
h. Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan
i. Jasa-jasa Swasta, mencakup Jasa Sosial dan Kemasyarakatan(termasuk
pendidikan dan kesehatan) serta Jasa Hiburan dan Rekreasi
1.4. Jadwal Kegiatan
a. Persiapan dan Perencanaan
1. Penyusunan Metodologi, Pedoman Pencacahan & Daftar Isian
2. Penggandaan Pedoman Pencacahan dan Daftar Isian ………
3. Pelatihan Instruktur…………………………………………………
4. Pelatihan Pencacah Daerah ……..………………………………
5. Pengiriman Dokumen ke Daerah ..………………………………
b. Pelaksanaan
1. Pengambilan Sampel ..……………………………………………
2. Pencacahan…………………………………………………………
3. Pemeriksaan dan Pengawasan ..………………………………..
4. Pengiriman Dokumen ke Pusat ..………………………………..
c. Pengolahan
1. Penyusunan Program Komputer …………………………………
2. Pengolahan Pra Komputer ………………………………………..
3. Pengolahan Komputer ………………………………………….....
d. Analisa dan Penyajian
1. Tabulasi ………….………………………………………………….
2. Analisa dan Penulisan Laporan..…………….……………………
3. Penggandaan dan Diseminasi Laporan...…………….………….
Januari – Februari 2013
Februari 2013
Februari 2013
Februari –April 2013
Februari – Maret 2013
Maret 2013
April –September 2013
Mei – September 2013
Juni – Oktober 2013
Mei – Juni 2013
Juni – Oktober 2013
Juli – November 2013
Oktober – November 2013
November 2013
November – Desember 2013
Cakupan survei ini utamanya ditujukan untuk korporasi swasta
nonfinansial induk atau tunggal, yang memiliki jumlah aset/harta cukup
besar dan mempunyai laporan keuangan berupa Neraca Akhir Tahun dan
Laporan Laba/Rugi yang diterbitkan secara berkala dan teratur.
Cakupan survei ini utamanya ditujukan untuk korporasi swasta
nonfinansial induk atau tunggal, yang memiliki jumlah aset/harta cukup besar
dan mempunyai laporan keuangan berupa Neraca Akhir Tahun dan Laporan
Laba/Rugi yang diterbitkan secara berkala dan teratur.
6 S K P S 2013
II. METODOLOGI SURVEI
2.1. Jumlah Responden
Tabel 2. Daftar Alokasi Sampel SKPS Tahun 2013
Menurut Provinsi Dan Lapangan Usaha
Provinsi
Lapangan Usaha
Ju
mla
h
Non-Koperasi
Kop
era
si
Pe
rta
nia
n
Pe
rta
mba
nga
n d
an
Pe
ng
ga
lian
Ind
ustr
i P
eng
ola
han
Lis
trik
, G
as &
Air
Be
rsih
Ba
ng
un
an
Pe
rdag
an
gan
, H
ote
l
& R
esto
ran
Pe
ng
an
gku
tan
&
Ko
mun
ikasi
Pe
rse
waan
B
ang
un
an
& J
asa
Pe
rusa
ha
an
Jasa-ja
sa
Sw
asta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Sumatera Utara 23 1 27 1 5 22 9 4 4 4 100
Sumatera Barat 20 2 15 1 5 17 8 1 4 2 75
Riau 24 2 22 1 6 11 3 1 2 3 75
Bengkulu 23 1 4 1 2 11 4 1 1 2 50
Lampung 17 1 9 1 2 9 5 2 1 3 50
Kep. Bangka Belitung 12 7 21 1 5 18 2 2 3 4 75
DKI Jakarta 1 0 50 2 10 57 15 24 26 15 200
Jawa Tengah 20 3 35 2 7 18 6 3 3 3 100
DI Yogyakarta 12 2 13 1 8 16 8 6 5 4 75
Jawa Timur 16 2 28 2 4 30 5 3 5 5 100
Banten 8 3 30 2 3 14 7 2 2 4 75
Nusa Tenggara Barat 10 7 9 1 4 8 4 2 3 2 50
Nusa Tenggara Timur 8 7 9 1 4 10 4 2 3 2 50
Kalimantan Selatan 11 8 4 1 3 10 5 2 2 4 50
Kalimantan Timur 10 15 22 2 4 11 3 2 3 3 75
Jumlah 215 61 298 20 72 262 88 57 67 60 1200
2.2. Pemilihan Sampel
Jumlah sampel SKPS 2013 sebanyak 1200 responden dan tersebar di lima
belas provinsi terpilih. Alokasi sampel menurut lapangan usaha dilakukan secara
S K P S 2013 7
proporsional berdasarkan struktur ekonomi di masing-masing provinsi terpilih.
Dengan pemilihan sampel sedemikian rupa diharapkan data yang diperoleh dapat
menggambarkan kondisi perekonomian secara nasional. Alokasi sampel per
provinsi ditunjukkan oleh tabel 2 di atas.
Hasil SKPS tahun 2013 akan disajikan menurut lapangan usaha, sehingga
diharapkan target sampel menurut lapangan usaha yang ditunjukkan oleh tabel
diatas dapat tercapai. Apabila penentuan sampel menurut lapangan usaha seperti
yang tertera pada tabel diatas tidak dapat dipenuhi, maka dapat dialokasikan ke
sektor nonfinansial swasta lainnya dengan tetap memperhatikan keterwakilan setiap
lapangan usaha.
2.3. Teknik Pencacahan
Pencacahan dilakukan dengan cara kunjungan. Petugas dari BPS Provinsi
mendatangi setiap korporasi/perusahaan swasta nonfinansial yang terpilih sesuai
sampel. Daftar isian yang mencakup keterangan umum perusahaan harus diisi
petugaspada saat wawancara. Untuk jenis data seperti Neraca Akhir Tahun dan
Laporan Laba/Rugi, petugas diharuskan meminta atau mengkopi laporan keuangan
perusahaan tersebut.
2.4. Petugas Lapangan
Pencacahan SKPS 2013 akan dilakukan oleh staf yang ditugaskan oleh BPS
Provinsi terpilih. Jika tidak ada staf BPS dapat ditugaskan KSK atau mitra kerja dan
dibekali dengan surat tugas. Petugas pengawas SKPS 2013 adalah tenaga teknis
BPS provinsi yang berpengalaman mengawasi berbagai aktivitas survei BPS
utamanya Kepala Seksi Neraca Konsumsi.
2.5. Penanggung Jawab
Penanggung jawab di tingkat pusat adalah Sub Direktorat Neraca Pemerintah
dan Badan Usaha, Direktorat Neraca Pengeluaran BPS Pusat. Sedangkan
penanggung jawab daerah adalah Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
dibawah koordinasi Kepala BPS Provinsi.
8 S K P S 2013
2.6. Pengiriman Dokumen
Hasil pencacahan SKPS 2013 yang sudah selesai diperiksa, dikirim ke BPS
Pusat c.q. Sub Direktorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat
Neraca Pengeluaran. Diharapkan SKPS 2013 dapat diselesaikan sesuai dengan
jadwal dan BPS Provinsi dapat mengatur pengiriman dokumen secara bertahap.
2.7. Pengolahan Data SKPS
Pengolahan data untuk Survei SKPS dilakukan di BPS Pusat dengan petugas
pengolah Subdit Neraca Pemerintah dan Badan Usaha. Jika provinsi ingin
mengolah Survei SKPS di provinsi dapat dilakukan dengan mandiri, dengan tetap
mengirimkan dokumen Survei SKPS sesuai jadwal dan atau mengirimkan softcopy
hasil pengolahan Survei SKPS di daerah.
S K P S 2013 9
III.KONSEP DEFINISI DAN CARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN (KUESIONER)
Untuk memudahkan pengisian daftar isian (kuesioner) SKPS 2013 yang
terdiri dari enamblok, berikut ini diberikan pedoman pengisiannya. Untuk
memperlancar pengecekan dan pemeriksaan tulislah daftar isian ini dengan huruf
kapital.
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
Rincian 1 s/d 5: Isikan namaprovinsi, kabupaten/kota, nama perusahaan, alamat
lengkap perusahaan dan nomor telepon/email/fax pada tempat
yang tersedia.
BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui keterangan umum/karakteristik usaha
perusahaan swasta nonfinansial sampel.
Rincian 1: Tahun Mulai Beroperasi Secara Komersial
Isikan tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan
usaha secara komersial, pada tempat yang tersedia.
Rincian 2: Struktur Modal (%)
Isikan persentase besarnya modal perusahaan tahun 2012. Tulis sesuai
status permodalannya apakah modal pemerintah, swasta asing, swasta
nasional atau lainnya, pada tempat yang tersedia. Jumlah struktur modal
sama dengan 100%.
Modal pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya,
adalah besarnya modal atau saham perusahaan yang dimiliki oleh
pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya.
Rincian 3: Bentuk Badan Usaha
Lingkari salah satu bentuk badan usaha yang tersedia sesuai dengan
bentuk badan usaha perusahaan.Bentuk Badan Usaha adalah status
yang dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi berdasarkan akte
pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris atau
10 S K P S 2013
berdasarkan suatu keputusan dari pejabat instansi yang berwenang.
Bentuk badan usaha tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk badan hukum perusahaan
yang didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham,
dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai
nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya
pemegang saham ikut serta berperan sesuai dengan besar-kecilnya
jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antar
pemegang saham. Bentuk badan hukum ini disahkan oleh notaris.
2. PT Terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya
kepada masyarakat melalui pasar modal (go public).
3. Koperasi adalah perusahaan yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Bentuk badan hukum
koperasi ini dikeluarkan dan disahkan oleh Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah.
4. CV/Firma adalah bentuk badan usaha perusahaan perorangan
yang modalnya dimiliki oleh beberapa orang dan digunakan untuk
menjalankan usaha bersama dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Bentuk badan usaha ini disahkan oleh notaris.
5. Lainnya adalah bentuk badan usaha yang belum termasuk kategori
di atas seperti yayasan dan sebagainya.
Rincian 4: Lapangan Usaha Dari Kegiatan Utama
Lingkari salah satu jenis lapangan usaha yang tersedia sesuai dengan
kegiatan utama perusahaan, yaitu bergerak di lapangan usaha/kegiatan
Pertanian, Pertambangan & Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik
Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan Hotel & Restoran,
Pengangkutan & Komunikasi, Persewaan Bangunan dan Jasa
Perusahaan, serta Jasa-jasa Swasta sesuai dengan konsep PDRB.
Apabila satu perusahaan mempunyai dua kegiatan atau lebih,
S K P S 2013 11
tentukanlah kegiatan utama perusahaan tersebut sesuai dengan
pendapatan usaha yang paling besar nilainya.
Rincian 5: Produk (barang/jasa) Utama
Isikan jenis produk perusahaan yang paling tinggi nilainya.
Rincian 6:Pendapatan Usaha
Isikan pendapatan usaha perusahaan tahun 2011 dan 2012 dalam
jutaan rupiah.
Pendapatan Usaha adalah penjumlahan dari pendapatan utama dan
pendapatan lainnya dari perusahaan.
Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk
utama dengan kriteria nilai yang paling tinggi. Jika nilainya ternyata
sama, maka yang diperhitungkan adalah volume fisik dan waktu
pengerjaan.
Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan
produk sekunder yang dihasilkan selain produk utama.
Produk Sekunder terdiri dari produk ikutan dan produk sampingan.
a. Produk Ikutan adalah barang dan jasa yang dihasilkan bersama
dengan produk utama atas penggunaan teknologi tunggal.
b. Produk Sampingan adalah barang dan jasa yang dihasilkan sejalan
dengan produk utama tapi dengan menggunakan teknologi yang
berbeda.
Rincian 7: Total Harta (Aktiva)
Isikan total harta perusahaan tahun 2011 dan 2012 dalam jutaan rupiah.
Isian ini direkap dari Total Harta Neraca Akhir Tahun (NAT) Blok III.
Total Harta adalah penjumlahan dari seluruh harta perusahaan, yaitu
harta lancar dan harta tidak lancar.
Harta adalah seluruh harta perusahaan baik berwujud maupun tidak
berwujud yang mempunyai nilai uang, dan memberikan manfaat bagi
pemiliknya di masa mendatang.Secara umum dapat dikatakan harta
adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki perusahaan dan
mempunyai nilai uang.
12 S K P S 2013
Harta Lancar adalah bagian harta yang dimiliki perusahaan berupa
uang tunai dan harta lain yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah:
kas, piutang, persediaan, surat-surat berharga yang dapat diperjual-
belikan, biaya-biaya dibayar dimuka dan harta lainnya.
Harta Tidak Lancar terdiri dari harta tetap berwujud, harta tetap tak
berwujud dan harta lain-lain.
- Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi nyata
dan berumur lebih dari satu tahun. Tujuan pemilikan harta tetap
berwujud adalah untuk operasi perusahaan jangka panjang, seperti:
tanah, bangunan dan gedung, investasi kantor, kendaraan, mesin
dan peralatan pabrik dan sebagainya.
- Harta Tetap Tak Berwujud adalah harta yang tidak memiliki
substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang diperoleh
dari kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan lebih dari satu
tahun, seperti: hak paten, goodwill, franchise, lisensi dan lainnya.
Rincian 8: Jumlah Tenaga Kerja (orang)
Isikan jumlah tenaga kerja perusahaan tahun 2011 dan 2012.
Jumlah Tenaga Kerja adalah banyaknya tenaga kerja tetap dan tidak
tetap yang biasanya bekerja di perusahaan ini.
BLOK III. NERACA AKHIR TAHUN (NAT) PERUSAHAAN
A. HARTA (AKTIVA) adalah seluruh kepemilikan perusahaan baik berwujud
maupun tak berwujud yang mempunyai nilai uang dan memberikan manfaat
bagi pemiliknya di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan bahwa
harta adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki oleh perusahaan dan
mempunyai nilai uang. Harta terdiri dari Harta lancar dan Harta tidak lancar
(Investasi Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak Berwujud
dan Harta Lain-Lain).
S K P S 2013 13
A.1 HARTA LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh perusahaan berupa
uang tunai dan harta lainyang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai dalam
jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah: Kas, Investasi
Jangka Pendek, Piutang Jangka Pendek, Wesel Tagih, Persediaan, Biaya
Dibayar di Muka, Cadangan Piutang Tak Tertagih dan Harta Lancar lainnya.
1. Kas adalah uang yang ada yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk
perusahaan yang relatif besar biasanya kas dipisahkan menjadi kas di
perusahaan (cash on hands) dan kas di bank (cash in bank).(1.1 + 1.2).
1.1 Kas di Perusahaan (cash on hands) adalah uang tunai yang
disimpan di kasperusahaan baik dalam bentuk rupiah ataupun mata
uang asing (yang telah dikonversikan setara rupiah).
1.2 Kas di Bank (cash in bank) adalah uang tunai yang merupakan
saldo rekening giro yang disimpan di bank dalam bentuk rupiah
ataupun mata uang asing.
2. Investasi Jangka Pendek adalah penanaman modal yang dilakukan oleh
perusahaan dalam bentuk deposito berjangka, saham, surat-surat
berharga, emas, valuta asing dan lain-lain guna memperoleh pendapatan
tambahan secara periodik atau keuntungan atas penjualan kembali harta
tersebut. Harta ini dikuasai untuk sementara waktu (kurang dari 1 tahun).
Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito Berjangka, Surat-surat
Berharga dan Investasi Jangka Pendek Lainnya (2.1 s/d 2.3).
2.1 Deposito adalah simpanan yang menghasilkan bunga dengan batas
waktu tertentu dan dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan atas
nama pemilik deposito tersebut.
2.2 Saham adalah saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan
terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan
siapa pemiliknya.
2.3 Investasi Jangka Pendek Lainnya adalah penanaman modal
(dalam rupiah atau mata uang asing) yang dilakukan oleh
perusahaan di luar deposito dan obligasi (2.3).
14 S K P S 2013
3. Piutang Jangka Pendek adalah hak atau tagihan perusahaan kepada
perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah jatuh
tempo (kurang dari 1 tahun). Piutang jangka pendek terdiri dari Piutang
Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi, Piutang Ragu-
Ragu dan Piutang Jangka Pendek Lainnya.
4. Wesel Tagih adalah janji tertulis tanpa syarat pihak lain pada perusahaan
untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Wesel ini dapat
diperjualbelikan.
5. Persediaan adalah yang dimiliki perusahaan yang siap untuk dijual.
Persediaan ini meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses,
barang dalam perjalanan dan barang hasil produksi yang siap untuk dijual.
Serta dikurangi dengan persediaan barang usang (5.1 - 5.2)
6. Biaya Dibayar Dimuka adalah biaya-biaya yang belum merupakan
kewajiban perusahaan untuk membayar pada periode tersebut. Namun
perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu. Biaya dibayar dimuka
terdiri dari Biaya Bunga, Premi Asuransi, Sewa, Pajak dan Biaya Lainnya.
7. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu adalah perkiraan penilaian atas piutang
yang timbul karena piutang debitor yang diragukan pelunasannya.
Perkiraan ini merupakan pengurangan aset (contra assets) atas perkiraan
piutang ragu-ragu.
8. Harta Lancar Lainnya adalah aktiva lancar selain yang telah disebutkan.
A.2 HARTA TIDAK LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh perusahaan
yang jangka waktu pemakaiannya lama.Termasuk disini adalah Investasi
Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak Berwujud, dan Harta
Lain-Lain. (A.2.9 s/d A.2.19)
9. Deposito Berjangka: konsep idem R.2.2.1 tetapi jangka waktu lebih
darisatu tahun.
10. Investasi Jangka Panjang adalah penanaman modal yang dilakukan
oleh perusahaan dalam bentuk saham, obligasi, atau surat berharga
S K P S 2013 15
lainnya dengan tujuan untuk digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun.
(10.1+10.2+10.3).
10.1 Investasi Dalam Bentuk Saham adalah penanaman modal yang
dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham-saham yang
dikeluarkan perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan,
misalnya untuk ikut serta menjadi pemilik perusahaan yang
mengeluarkan saham-saham tersebut.
10.2 Investasi Dalam Bentuk Obligasiadalah penanaman modal yang
dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi yang dikeluarkan
perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan misalnya, agar
perusahaan mendapat laba yang teratur di masa mendatang.
10.3 Investasi Jangka Panjang Lainnya penanaman modal yang
dilakukan perusahaan dalam bentuk surat berharga selain saham &
obligasi, misalnya reksa dana.
11. Piutang Tidak Lancar adalah hak atau tagihan perusahaan kepada
perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah jatuh
tempo (lebih dari satu tahun). Piutang jangka panjang terdiri dari Piutang
Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi, Piutang dan
Piutang Jangka Panjang Lainnya.
12. Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi nyata dan
berumur lebih dari 1 tahun. Tujuan pemilikan harta tetap berwujud adalah
untuk operasi perusahaan dalam jangka panjang. Harta tetap berwujud ini
terdiri dari tanah, bangunan, perlengkapan kantor, mesin & peralatan
pabrik, kendaraan, sumur kilang minyak/tambang, tanaman
menghasilkandan harta tetap berwujud lainnya (12.1 s/d 12.8).
12.1 Tanah adalah harta tetap yang umurnya tak terbatas seperti tanah
untuk bangunan perusahaan, tanah pertanian dan lainnya. Tanah
dinilai berdasarkan nilai perolehan. Untuk harta ini tidak dikenakan
penyusutan (non depreciable).
12.2-3 Bangunan dan Perlengkapan Kantor adalah harta tetap berupa
bangunan dan perlengkapan kantor, yang umurnya terbatas dan
16 S K P S 2013
dapat diganti dengan harta sejenis jika habis pengggunaannya.
Kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini
dinilai atas harga perolehan.
12.4 Mesin dan Peralatan Pabrik adalah harta tetap berupa mesin
dan peralatan pabrik, yang umurnya terbatas dan dapat diganti
dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk
kelompok aktiva ini dikenakan penyusutan (depreciable). Aktiva ini
dinilai atas harga perolehan.
12.5 Kendaraan adalah harta tetap berupa kendaraan, yang umurnya
terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis
penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan penyusutan
(depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan.
12.6 Sumur Kilang Minyak/Tambang adalah harta tetap berupa
sumur kilang minyak/tambang, yang umurnya terbatas dan dapat
diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk
kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini
dinilai atas harga perolehan.
12.7 Tanaman Menghasilkan/Belum Menghasilkan adalah harta
tetap berupa tanaman yang dapat menghasilkan, yang umurnya
terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis
penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan deplesi.
Harta ini dinilai atas harga perolehan.
12.8 Harta Tetap Berwujud Lainnya adalah harta tetap berwujud
selain kategori harta tetap berwujud yang telah disebutkan.
13. Akumulasi Penyusutan adalah total penyusutan atas harta tetap
berwujud yang dinilai dengan metode tertentu. Akumulasi penyusutan
merupakan contra assets dari nilai perolehan harta tetap berwujud untuk
mendapatkan nilai buku harta tersebut pada periode tertentu.
14. Akumulasi Deplesi adalah total penyusutan yang diakui dan dicatat atas
berkurangnya nilai perolehan dari sumber-sumber alam yang
dieksploitasi seperti hutan, tanah tambang dan lain-lain.
S K P S 2013 17
15. Nilai Buku Harta Tetap Berwujudadalah total harta tetap berwujud
dikurangi dengan penyusutan dan deplesi. (12-13-14)
16. Harta Tetap Tidak Berwujud adalah suatu harta yang tidak memiliki
substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang diperoleh dari
kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan lebih dari 1 tahun. Harta
tetap tak berwujud terdiri dari hak paten, biaya praoperasi (riset dan
pengembangan) serta instalasi program (set up).
16.1 Hak Paten adalah hak ekslusif yang diberikan pemerintah kepada
pencipta barang dan jasa untuk memproduksi dan memasarkan
suatu barang dan jasa tertentu disertai perlindungan hukum dari
pemalsuan dan peniruan.Hak Paten terdiri dari Goodwill,
Franchise, Lisensidan Trade Mark.
Goodwill adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dibanding perusahaan lain. (seperti: letak perusahaan
yang strategis, manajemen perusahaan yang baik, produk unggul
yang sudah dikenal masyarakat, dan lainnya).
Franchise adalah hak kelola pendistribusian barang atau jasa
kepada masyarakat konsumen yang dijual kepada pihak lain
dengan standarisasi mutu, misalnya pengelolaan Kentucky Fried
Chicken.
Lisensiadalah izin khusus dari pribadi atau perusahaan kepada
pribadi atau perusahaan lain, misalnya hak menerbitkan, hak
memperdagangkan barang dan jasa dan lain-lain.
Trade Markadalah hak menggunakan suatu tanda pengenal atau
simbol dari suatu barang yang diusahakan dan disahkan oleh
pemerintah serta dilindungi terhadap kemungkinan ditiru atau
dipalsukan.
16.2 Biaya Praoperasi adalah biaya-biaya yang terjadi sebelum
dimulainya kegiatan usaha komersial perusahaan. Yang termasuk
ke dalam kelompok biaya ini, antara lain: biaya riset dan
pengembangan, dan biaya ditangguhkan lainnya. Biaya
18 S K P S 2013
praoperasi dikapitalisasi dan diamortisasi dalam jangka waktu dan
metode tertentu.
Biaya Riset dan Pengembangan adalah biaya yang dikeluarkan
untuk riset, percobaan, analisa, penyajian serta berbagai kegiatan
yang bertujuan meningkatkan segala aspek operasi perusahaan.
Biaya Ditangguhkanadalah pengeluaran yang belum merupakan
biaya dalam tahun buku yang sedang berjalan, tetapi masih
tercatat sebagai harta.
17. Akumulasi Amortisasi adalah total penyusutan atas harta tetap tak
berwujud sesuai nilai perolehan. Akumulasi ini merupakan contra assets
dari nilai perolehan harta tersebut pada periode tertentu.
18. Nilai Buku Harta Tetap Tidak Berwujud adalah nilai harta tetap tidak
berwujud dikurangi dengan nilai amortisasi.
19. Harta Tidak lancar Lainnya adalah harta lain-lain yang tidak
digolongkan ke dalam kelompok harta perusahaan yang telah disebutkan
sebelumnya. Harta lain-lain terdiri dari Pinjaman Karyawan, Hak Sewa
Jangka Panjang, Uang Jaminan dan Lainnya (17.1 s/d 17.4).
19.1 Pinjaman Karyawan adalah perusahaan meminjamkan sejumlah
hartanya kepada karyawannya, sehingga menjadi bagian harta
bagi perusahaan tersebut.
19.2 Hak Sewa Jangka Panjang adalah hak sewa atas penggunaan
tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin atau barang bergerak
lainnya untuk suatu periode jangka panjang.
19.3 Uang Jaminan adalah perusahaan mempercayakan atau
menyimpankan sejumlah uang kepada pihak lain untuk keamanan
uang tersebut.
19.4 Lainnya adalah harta jangka panjang selain kategori harta lain-
lain yang telah disebutkan (misalnya: aktiva pajak tangguhan).
S K P S 2013 19
B. KEWAJIBAN DAN MODAL terdiri dari Kewajiban dan Modal. (B1 + B2).
B.1 KEWAJIBAN adalah kewajiban atau hutang perusahaan untuk melunasi suatu
jumlah hutang atau melaksanakan suatu kewajiban kepada pihak lain jika telah
jatuh tempo. Kewajiban terdiri dari Kewajiban Lancar (jangka pendek) dan
Kewajiban Jangka Panjang (B.1.1 + B.1.2).
B.1.1 Kewajiban Lancar adalah hutang jangka pendek yang diperkirakan harus
dilunasi kurang dari 1 tahun.Kewajiban Lancar terdiri dari bermacam-macam
hutang dan Kewajiban Lancar Lainnya (1 s/d 7).
1. Hutang Usaha adalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta
asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau jasa
secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari 1 tahun.
2. Hutang Bank/Kredit Modal Kerja adalah pinjaman untuk modal kerja
perusahaan (baik dalam rupiah atau valuta asing) yang diperoleh dari
bank berdasarkan permohonan perusahaan tersebut, biasanya
mempunyai jangka waktu kurang dari 1 tahun.
3. Hutang Pajak adalah beban yang dikenakan atas penghasilan, kekayaan,
transaksi/sumber-sumber lainnya dari perusahaan untuk dibayarkan
kepada pemerintah.
4. Hutang yang Masih Harus Dibayar adalah hutang yang masih harus
dibayarkan perusahaan kepada pihak lain untuk kepentingan perusahaan.
Hutang-hutang ini terdiri dari hutang sewa dan hutang bunga.
5. Uang Muka dari Langganan adalah sejumlah uang dari pihak lain
(pemesan) yang dititipkan kepada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
melakukan penyelesaian order dari pihak lain tersebut dengan
memperhitungkan termin yang diajukan.
6. Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun
adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain dalam
jangka panjang (lebih dari satu tahun) namun pembayaran pinjaman
tersebut harus dilakukan secara berangsur sesuai dengan tanggal
pembayaran (dalam satu tahun).
20 S K P S 2013
7. Kewajiban Lancar Lainnya adalah selain kategori kewajiban lancar yang
telah disebutkan.
B.1.2 Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban atau hutang perusahaan
kepada pihak lain yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun (8
s/d 12).
8. Hutang Usahaadalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta
asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau jasa
secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun.
9. Hutang Bank/Kredit Investasi adalah pinjaman yang diperoleh pihak
perusahaan dari bank berdasarkan permohonan perusahaan tersebut.
Pinjaman bank dalam kategori ini biasanya mempunyai jangka lebih dari
satu tahun dan digunakan untuk kredit investasi perusahaan. Rincian ini
terdiri dari nilai hutang jangka panjang setelah dikurangi pokok cicilan
hutang yang sudah dibayar atau jatuh tempo dalam waktu satu tahun
pada periode yang sama.
10. Hutang Sewa Guna Usaha adalah beban sewa atas penggunaan tanah,
bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan dan kendaraan yang dikuasai
dan digunakan berdasarkan kontrak dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun.
11. Hutang Pajak Tangguhan adalah konsekuensi pajak periode
mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat kewajiban
menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak kewajiban.
12. Setoran Jaminan adalah uang jaminan yang diterima dari pihak lain oleh
perusahaan dengan ketentuan sesuai perjanjian yang telah disepakati
kegunaannya untuk menjamin keamanan/kelancaran transaksi dari
barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
13. Kewajiban Jangka Panjang Lainnya adalah selain kategori kewajiban
jangka panjang yang telah disebutkan sebelumnya.
S K P S 2013 21
B.2 MODAL adalah sumber dana peusahaan baik yang berasal dari pemilik
maupun kreditor. Sumber dana ini digunakan untuk membeli harta-harta yang
digunakan dalam operasi perusahaan. Dengan demikian baik pemilik maupun
kreditor berhak atas kekayaan perusahaan.
14. Modal Saham Ditempatkan dan Disetor adalah sebagian dari modal
dasar yang telah ditentukan kepemilikannya di dalam akta pendirian atau
perubahannya sebagai pemegang saham dan telah disetorkan oleh para
pemegang sahamnya tersebut.
15. Tambahan Modal Disetor merupakan tambahan penyertaan modal
yang diterima oleh perusahaan.
16. Saldo Laba/Rugi yang Ditahan mencakup Saldo Laba/Rugi yang
dicadangkan dan yang belum dicadangkan.
16.1Saldo Laba/Rugi yang Dicadangkan adalah sebagian atau
keseluruhan laba/rugi yang tidak dibagikan kepada pemilik
(stockholders) maupun pemegang (shareholders) saham
perusahaan dalam bentuk dividen. Jumlah laba/rugi dicadangkan
ini digunakan oleh perusahaan untuk memperbesar modal dan
pengembangan usaha.
16.2 Saldo Laba/Rugi yang Belum Dicadangkan adalah saldo
laba/rugi neto yang belum ditentukan penggunaannya.
17. Modal Lain-lain yaitu modal yang tidak tercakup dalam item sebelumnya.
BLOK IV. LAPORAN LABA/RUGI PERUSAHAAN
1. Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk utama
dengan kriteria nilai yang paling tinggi atau volume fisik maupun waktu
pengerjaannya yang paling besar.
2. Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk
sekunder (produk ikutan + produk sampingan) yang dihasilkan selain produk
utama.
Produk Ikutan adalah barang & jasa yang dihasilkan bersama dengan produk
utama atas penggunaan teknologi tunggal.
22 S K P S 2013
Produk Sampingan adalah barang & jasa yang dihasilkan sejalan dengan
produk utama tapi menggunakan teknologi yang berbeda.
3. Pendapatan Usaha merupakan penjumlahan pendapatan utama dan
pendapatan lainnya (1+2).
4. Biaya Pokok Penjualan (cost of goods sold/cost of sales) adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dan mempersiapkan
barang sampai siap dijual yaitu penjumlahan biaya pokok produksi, persediaan
awal barang jadi dan pembelian barang jadi dikurangi dengan persediaan akhir
barang jadi dan pemakaian sendiri. (4.1 + 4.2 + 4.3 - 4.4 – 4.5).
4.1 Biaya Pokok Produksi adalah penjumlahan biaya produksi, dan
persediaan awal barang dalam proses dikurangi dengan persediaan akhir
barang dalam proses (4.1.a + 4.1.b - 4.1.c).
4.1.a Biaya Produksi bagi perusahaan yang bergerak di lapangan
usaha industri pengolahan adalah penjumlahan Pemakaian Bahan
Baku dan Penolong, Upah dan Gaji Tenaga Kerja Produksi dan
Biaya Pabrikasi (Overhead Cost) (4.1.a.1 s/d 4.1.a.3).
Biaya Pabrikasi terdiri dari biaya-biaya produksi langsung, seperti
penyusutan alat-alat produksi, biaya listrik dan air untuk produksi,
biaya pemeliharaan alat-alat produksi dan biaya produksi lainnya
(4.1.a.3.1 s/d 4.1.a.3.4). Bagi perusahaan yang bergerak di
lapangan usaha perdagangan, biaya produksi ini meliputi harga beli
barang dagangan ditambah biaya lain seperti biaya transportasi
dan penyimpanan.
4.1.b Persediaan Awal Barang dalam Proses adalah jumlah barang
dalam proses yang ada di perusahaan pada awal periode
pencatatan.
4.1.c Persediaan Akhir Barang dalam Proses adalah jumlah barang
dalam proses yang ada di perusahaan pada akhir periode
pencatatan.
4.2 Persediaan Awal Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di
perusahaan pada awal periode pencatatan.
S K P S 2013 23
4.3 Pembelian Barang Jadi adalah jumlah pembelian barang jadi dari pihak
lain oleh perusahaan pada periode pencatatan.
4.4 Persediaan Akhir Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di
perusahaan pada akhir periode pencatatan.
4.5 Pemakaian Sendiri adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan
yang digunakan untuk konsumsi perusahaan itu sendiri.
5. Laba/Rugi Bruto Usaha merupakan pengurangan pendapatan usaha dengan
biaya pokok penjualan (3-4).
6. Biaya Administrasi dan Penjualan merupakan penjumlahan biaya
administrasi umum dan biaya penjualan (6.1 s/d 6.15).
Biaya Administrasi dan Umum adalah biaya yang bersifat umum dalam
perusahaan, misalnya upah dan gaji tenaga kerja tak langsung, biaya listrik, air
& telepon, pemeliharaan, asuransi, iuran, sumbangan dan lain-lain.
Biaya Penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungan dengan
menjual dan memasarkan barang dan jasa seperti biaya promosi dan iklan, VAT
(PPN) dan pajak penjualan (PPn) serta diskon dan lain-lain.
7. Laba/Rugi Neto Usaha merupakan pengurangan Laba/Rugi Bruto Usaha
dengan Biaya Usaha (5-6).
8. Selisih Pendapatan dengan Biaya di Luar Usaha adalah pendapatan di luar
usaha dikurangi dengan biaya di luar usaha (8.1 - 8.2).
8.1 Pendapatan di Luar Usaha adalah pendapatan yang bukan berasal dari
kegiatan utama perusahaan. Termasuk dalam kelompok pendapatan ini
antara lain: jasa giro, laba selisih kurs, keuntungan penjualan harta,
pendapatan sewa dan lain-lain (8.1.a s/d 8.1.j).
8.2 Biaya di Luar Usaha adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan secara
langsung dengan kegiatan utama perusahaan (8.2.a s/d 8.2.g).
9. Laba(Rugi) Sebelum Pajak yaitu penjumlahan Laba/Rugi neto usaha & selisih
pendapatan dan biaya di luar usaha (7+8).
10. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang
diperoleh perusahaan.
24 S K P S 2013
11. Laba/Rugi Setelah Pajak merupakan pengurangan Laba/Rugi Sebelum Pajak
dengan Pajak Penghasilan (9-10).
12. Pembayaran Dividen adalah bagian laba yang diterima oleh pemilik/pemegang
saham perusahaan. Bagian ini berasal dari keuntungan yang diperoleh
perusahaan selama menjalankan kegiatannya dalam satu periode.
13. Cadangan adalah bagian laba yang digunakan sebagai cadangan perusahaan.
14. Tambahan Modal adalah bagian laba yang digunakan sebagai tambahan
modal perusahaan.
15. Saldo Laba/Rugi Tahun Lalu bagian laba/rugi tahun lalu yang belum
digunakan oleh perusahaan.
16. Laba Ditahan adalah Laba/Rugi bersih dikurangi pembayaran dividen ditambah
sisa Laba/Rugi tahun lalu (15+11-12-13-14).
BLOK V. CATATAN
Tuliskan hal-hal yang penting yang berkaitan dengan laporan keuangan
perusahaan.
BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN
Tujuan blok ini adalah selain untuk mengetahui siapa yang bertanggung
jawab dalam pengisian daftar isian (kuesioner) ini dan kapan dilakukan pencacahan
serta pemeriksaan, juga untuk melihat keabsahan pencacahan.
Isikan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan/pengawasan serta tanda
tangan pencacah dan pemeriksa/pengawas. Responden juga diminta untuk
membubuhkan tanda tangan dan cap perusahaan (jika ada) pada tempat yang
tersedia.
S K P S 2013 25
Diagram Alur
Pelaksanaan dan Tujuan SKPS
Sampel
Perusahaan
Sampel
Propinsi
S K P S
Pe rusahaan
(Korporasi) Swasta
Be rbadan Huk um
Non Kope rasi
Pe rusahaan
(Korporasi) Swasta
Be rbadan Huk um
Kope rasi
Ne raca Ak hir
Tah un
Laporan Laba/
Ru gi
Ne raca Ak hir
Tah un
Laporan Laba/
Ru gi
Ne raca Aru s Dana
Se ktor S wasta Non
Finansial dan
Kope rasi
Ne raca Pok ok
Korporasi Swasta
Non Fin an sial dan
Kope rasi
Laporan Akh ir