Transcript
Page 1: Pencahayaan makalah 1

PENCAHAYAAN DALAM FOTOGRAFI

DISUSUN OLEH:

1. Ayu Setyamurti

2. Dede Rohendi

3. Eka Galih .P

4. Eka Prasetya

5. Ferry Agriawan

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

KATA PENGANTAR

Page 2: Pencahayaan makalah 1

Puji yukur kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Dasar-dasar Fotografi dengan judul Pencahayaan Dalam Fotografi dengan baik dan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Dasar-dasar Fotografi yang telah

membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini .

Makalah Pencahayaan Dalam Fotografi disusun dalam upaya menunjang serta meningkatkan

proses belajar mengajar , sehingga diharapkan mencapai hasil yang maksimal .

Demikian makalah Pencahayaan Dalam Fotografi kami susun dengan sebaik mungkin. Semoga

bermanfaat untuk kita semua . Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam

penyusunan makalah ini , untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam

upaya meningkatkan mutu makalah kami selanjutnya .

Jakarta, Mei 2011

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Page 3: Pencahayaan makalah 1

Cahaya merupakan unsur utama dalam fotografi sehingga tidaklah berlebihan bila seni

fotografi dianggap sebagai teknik yang menghasilkan oleh para pelukis cahaya. Cahaya dapat

berupa cahaya alami, cahaya dari lampu pijar, maupun cahaya buatan lainnya, seperti lampu kilat

(flash).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemanfaatan cahaya di outdoor ?

2. Bagaimana pemanfaatan cahaya di malam hari ?

3. Bagaimana teknik pemotretan pada malam hari ?

4. Apa saja alat yang digunakan dalam pemotretan di malam hari ?

Tujuan

1. Mengetahui pemanfaatan cahaya di outdoor ?

2. Mengetahui pemanfaatan cahaya di malam hari ?

3. Mengetahui teknik pemotretan pada malam hari ?

4. Mengetahui apa saja alat yang digunakan dalam pemotretan di malam hari ?

PEMBAHASAN

Kualitas cahaya merupakan bagian terpenting dalam dunia fotografi sehingga sifat-sifat

cahaya tersebut harus dipahami agar dapat menangkap momen di saat cahaya berbeda dalam

Page 4: Pencahayaan makalah 1

kondisi terindah di alam memilki keterbatasan, baik dalam hal kualitasnya maupun timing atau

waktu yang sangat tidak dapat diprediksi. Oleh karena cahaya alam akan tersebut sangat sulit

diperkirakan kualitasnya, dikembangkan cahaya buatan agar mampu memberikan kepastian

kepada fotografer dalam mengekspresikan keindahan cahaya.

Kecanggihan teknologi telah banyak membantu para fotografer untuk menangkap momen-

momen dalam keadaan yang minim cahaya sekalipun. Teknologi digital saat ini semakin

meningktkan kemampuan dasar kamera dalam menangkap cahaya serta memudahkan

penggunanya. Namun demikian, pemahaman akan kualitas cahaya beserta sifat-sifatnya tentunya

akan semakin meningkatkan kualitas hasil fotgrafi anda. Jika anda selalu mengandalkan

pencahayaan dari alam , maka pemahaman timing godel moment akan cahaya alam yang tepat

merupakan modal utama untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik. Pencahayaan alam

mencapai puncak optimal justru saat matahari terbit dan menjelang tenggelam. Waktu tersebut

sangat terbatas untuk menentukan momen pengambilan gambar yang tepat.

1. Pemanfaatan Cahaya di Outdoor

Outdoor fotografi banyak disebut sebuah seni foto. Outdoor fotografi yang bagus

menggunakan kekuatan dari alam, yaitu cahaya. Banyak orang salah persepsi tentang cahaya

yang bagus. Banyak fotografer yang menghindari cahaya dari jam 9.00 - 16.00 karena dianggap

cahayanya terlalu kuat sehingga hasil foto tidak lagi berseni. Anggapan itu sebenarnya salah,

justru cahaya yang baik adalah saat 2 jam sesudah matahari terbit sampai 2 jam sebelum

matahari terbenam. Pada saat-saat itu, objek/model akan terlihat seutuhnya.. Cahaya siluet

memang bagus karena siluet pasti memunculkan kesan sexy atau misterius. Tapi siluet tidak akan

menunjukkan kemampuan fotografer sebenarnya.

Penggunaan cahaya dari alam menjadi kunci foto outdoor terlihat mempunyai seni namun

banyak juga kendala yang mungkin dihadapi oleh fotografer.  Dua kendala pokok datang dari

skill fotografernya dan satu kenyataan bahwa kamera adalah terbatas, bukan maha tahu situasi.

Sebagai fotografer hendaknya kita tahu seberapa kemampuan kamera kita. Bukan berarti

seberapa mahal atau canggih kamera kita, tapi memahami kemampuan dan kekuatan kamera

kita. Untuk menghasilkan foto yang bagus, tidak harus kamera kita berharga puluhan juta.

Dengan kamera standar 50 mm pun kita mampu mengahsilkan foto yang bagus. Khusus untuk

Page 5: Pencahayaan makalah 1

foto modeling memang sebaiknya menggunakan kamera dengan lensa diatas 50 mm untuk

kenyamanan model maupun fotografernya.

Fotografer juga perlu menyiapkan trik - trik cahaya dari alam untuk menimbulkan kesan -

kesan tertentu. Misalnya cahaya kuat dan kontras untuk menimbulkan efek macho atau keras

pada model, sedangkan cahaya yang teduh dan lembut untuk menonjolkan sisi feminin dan

kelembutan. Penggunakan cahaya rata biasanya digunakan untuk menampilkan ekspresi orang

yang sedang gembira karena bisa lebih menguatkan ekspresinya. Penggunaan cahaya kuat

mampu menampilkan objek dengan bagus karena semua teksture pada objek itu bisa terlihat.

Biasanya cahaya kontras digunakan pada model laki - laki dan cahaya lembut untuk model

perempuan.

Saat memotret jangan menggunakan bantuan lampu flash jika kita belum ahli trik -

triknya. Karena pengguanaan lampu flash yang tidak tepat secara otomatis akan mematikan seni

dalam foto kita dan menjadikannya sebagai foto dokumentasi biasa. Untuk memotret seorang

model juga ada jarak amannya yang disebut jarak intim. Jarak intim seorang model adalah 5

meter. Dalam radius itu, model akan merasa nyaman jika hanya ada orang-orang yang

dikenalnya atau tidak ada orang lain lagi. Untuk itulah kenapa sebaiknya menggunakan lensa

diatas 50mm agar model merasa nyaman dan mampu menunjukkan ekspresinya senatural

mungkin.

Berbicara tentang cahaya alam (outdoor lighting) tidak akan terlepas dari tiga hal, yaitu:

(1) warna cahaya, (2) intensitas cahaya, dan (3) arah cahaya. Tetapi sebelum kita melangkah

lebih jauh, saya mau membatasi tulisan ini, kepada pengaruh ketiga hal itu untuk pemotretan

orang (portraiture) tanpa menggunakan bantuan alat tambahan, seperti reflector, screen atau flash

lighting. Tulisan ini juga tidak ditujukan untuk pemotretan landscape, human interest ataupun

genre fotografi lainnya, meskipun prinsip-prinsip yang dipakai mempunyai kesamaan.

Pembatasan ini saya fikir penting agar kita bisa fokus pada pemahaman, pengaruh apa yang

dihasilkan olehnya dan bagaimana memanfaatkannya. ‘Memanfaatkannya’ berarti bagaimana

kita memposisikan orang sebagi subject utama foto kita pada posisi yang tepat relatif kepada

matahari sebagai sumber cahaya utama, sehingga apa yang kita inginkan atau yang kita

imajinasikan dari pemotretan ini bisa didapat secara memuaskan.

Page 6: Pencahayaan makalah 1

(1) Warna cahaya adalah spetrum warna yang melekat bersama gelombang cahaya sehingga

memantulkan warna tertentu pada subject yang terkena cahaya tersebut. Pada pagi dan sore hari

pantulan cahaya matahari pada subject akan meninggalkan warna kemerahan ketika tertangkap

oleh kamera. Sedangkan, pada siang hari, cahaya matahari yang terpantul pada subject akan

meninggalkan warna abu-abu. Kondisi ini bisa digambarkan pada skema 1.

Dari skema 1 jelas terlihat perubahan warna cahaya dalam rentang satu hari, Fajar berwarna

merah didapatkan ketika matahari berada di batas horizon, antara jam 5 sampai jam 6, warna

pagi cenderung orange berkisar antara jam 6 sampai jam 8, warna menjelang siang agak

kekuningan berkisar antara jam 8 sampai jam 10 dan warna siang cenderung abu-abu antara jam

10 sampai jam 14. Lalu warna kembali berubah seperti semua dalam rentang waktu yang kira-

kira sama ke arah malam hari lagi. Beberapa contoh foto berikut mungkin bisa memperkuat

perbedaan warna cahaya yang terjadi pada rentang waktu tersebut. namun karena keterbatasan

foto yang saya miliki, tidak semua bagian dalam rentang waktu tersebut yang bisa diberikan

contohnya.

Gambar 1, foto diambil pagi hari, sekitar jam 7, bisa kita lihat dari bayangan yang tercipta

bahwa cahaya matahari langsung mengenai subject dan meninggalkan warna agak oranye.

Page 7: Pencahayaan makalah 1

Gambar 2 diambil siang hari, warna yang tercipta terlihat agak abu-abu dan sedikit pucat.

Gambar 3 diambil pada sore hari sekitar jam 5 sore hari, cahaya matahari tidak langsung

mengenai subjek tetapi warna yang ditinggal tetap agak kemerahan.

Dalam fotografi, warna yang agak kemerahan dikenal dengan warna hangat (Warm) sedangkan

warna yang agak kebiruan dikenal dengan warna dingin (Cool). Warna yang tertinggal tersebut

sejatinya bisa dinetralisir dengan penggunan filter atau White Balance, tetapi ada sebagian

fotografer yang lebih senang terlihat apa adanya karena cast warna tersebut memberikan mood

tersendiri bagi fotonya.

(2) Intensitas cahaya berhubungan dengan keras atau lembutnya cahaya. Semakin tinggi matahari

bersinar maka akan semakin keras cahayanya dan kondisi ini akan membuat perbandingan antara

cahaya langsung yang memantul pada subject yang menghasilkan bidang terang (Hightlight)

dengan bayangan yang dihasilkan (Shadow) akan semakin tinggi rasionya. Atau dengan kata lain

semakin keras bayangan yang dihasilkannya. Sebaliknya semakin rendah matahari bersinar

maka akan semakin lembut cahayanya dan dengan sendirinya rasio highlight dengan shadow

akan semakin kecil. Semakin tinggi rasio antara shadow dan hightlight maka akan semakin

riskan foto kita, karena salah satu di antaranya, entah itu highlight atau shadow harus kehilangan

detailnya dan ini sangat tergantung dengan dynamic range camera yang kita gunakan. Saat

matahari rendah kita bisa langsung memotret orang dengan langsung terkena sinar matahari

tetapi pada saat matahari tinggi kita tidak akan bisa menghasilkan foto yang bagus tanpa

menggunakan peralatan tambahan, atau dengan menempatkan subject berada dibalik sesuatu

seperti pohon atau atap sehingga cahaya matahari tidak langsung mengenai subject atau bisa

dengan menunggu datangnya awan. Awan bisa berfungsi sebagai softbox besar yang membuat

cahaya menjadi sangat lembut yang merata namun foto akan terasa datar/flat.

(3) Arah cahaya berhubungan dengan datangnya sumber cahaya mengenai subjek foto,

berhubungan dengan penempatan subject pada datangnya sinar matahari. Arah cahaya sangat

berhubungan dengan intensitas cahaya karena pada cahaya yang terlalu keras kita tidak bisa

menempatkan subject secara langsung terhadap sinar matahari karena kontrasnya terlalu tinggi,

artinya harus ada bagian entah itu shadow atau highlight yang dikorbankan.

Jenis-Jenis Pencahayaan Menurut Arahnya :

Page 8: Pencahayaan makalah 1

1. Short lighting

Posisi objek menghadap ke tiga perempat sisi, misalnya menghadap kekiri. Kemudian,

lampu utama berada pada sisi utama kiri objek sehingga bagian objek dengan porsi

terbesar akan terkena bayangan atau intensitas cahaya yang lebih lemah. Posisi lighting

seperti itu akan memberikan efek potrait yang menonjolkan kontur wajah.

2. Broad lighting

Pengaturan lighting merupakan kebalikan dari pengaturan short lighting karena posisi

sinar utama justru mengenai bagian yang terbesar dari objek.

3. Paramount – butterfly lighting

Tipe pengaturan cahaya seperti itu menghasilkan efek yang berkesan glamour. Posisi

cahaya utama berada disisi depan objek diatas posisi mata untuk menghasilkan bayangan

lembut disisi hidung.

4. Rembrant lighting

Merupakan kombinasi dari butterfly dan short lighting. Posisi cahaya utama berada

dibagian yang jauh dari kamera sehingga mengahsilkan efek kontur wajah yang terlihat

sangat jelas.

5. Side lighting

Posisi sinar utama secara langsung diletakkan disisi tertentu dari objek.

6. Backlighting

Posisi sinar diletakkan di sisi belakang objek untuk memberikan efek penegasan pada

bentuk objek. Model lighting seperti itu hanya dibantu dengan lampu disisi depan untuk

memperlihatkan detail objek dari sisi depan. Backlighting menghasilkan efek yang

dramatis dalam pemotretan jenis portrait. Oleh karena sinar berada di bel;akang objek,

anda harus behati-hati terhadap kemungkinan lense flare. Gunakan reflector untuk

membantu cahaya pengisi. Jika tidak menggunakan reflector, maka yang anda daptkan

adalah efek siluet.

2. Pemanfaatan cahaya pada pemotretan pada malam hari

Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya memanfaatkan cahaya yang dihasilkan

oleh lampu sebagai cahaya luar. Jangan terlalu mengandalkan flash karena hasilnya nanti akan

Page 9: Pencahayaan makalah 1

tidak alami. Untuk menyiasatinya, pemotret bisa menggunakan shutter speed rendah tanpa

tambahan lampu flash. Sayangnya, shutter speed yang rendah akan membuat foto menjadi tidak

maksimal, maka dari itu, untuk mengatasinya pemotret bisa dibantu dengan penggunaan tripod.

Disarankan untuk memotret pagi hari pada jam 06.00 – 09.00 dan sore hari pada pukul 16.00 –

18.00. Pasalnya, dalam waktu-waktu tersebut terdapat pencahayaan yang paling baik.

3. Teknik dan peralatan pemotretan pada malam hari

Memotret malam memang bukan berarti memotret gelapnya malam, melainkan memotret

keadaan malam yang indah dengan gemerlapnya lampu- lampu. Jika kita berpikir seperti seorang

pemula, memang akan membuat kita ragu melakukan pemotretan di malam hari tanpa

menggunakan lampu-kilat. Akan tetapi menyadari perkembangan zaman, di mana fotografi juga

telah berkembang demikian pesatnya, rasanya malam hari tak akan lagi menjadikan seseorang

takut memotret dan membuat gagalnya suatu pemotretan karena hasilnya sgelap. Pendapat

tersebut rasanya akan diiyakan oleh kaum pemotret amatir atau pemula terlebih setelah

munculnya era fotografi digital.

A. Teknik memotret pada malam hari

1. TIMING. Jika Anda harus memotret di luar ruangan di malam hari, pilihlah waktu sesaat

setelah matahari terbenam, karena pada saat ini, langit masih menyimpan pendaran cahaya yang

bagus. Apalagi jika ingin menambah tekstur cahaya di foto Anda. Pertimbangkan pula saat

ketika bulan purnama atau bulan tinggi. Dengan pengaturan speed shutter yang tepat, Anda akan

menghasilkan kualitas gambar bernuansa malam yang indah

2. PERALATAN. Gunakan properti Tripod. Jika Anda tidak memiliki pertimbangkan alat bantu

yang lain seperti obyek yang kokoh. Contohnya meja, pagar tembok. Semuanya untuk menahan

kestabilan kamera Anda. Akan lebih baik jika Anda gunakan remote shutter atau kabel shutter.

Karena bagaimana pun juga Kamera dengan kecepatan shutter yang rendah diperlukan untuk

Page 10: Pencahayaan makalah 1

mengambil gambar di malam hari, untuk mendapatkan pasokan cahaya sebanyak mungkin.

Untuk itu, kamera kita sangat rentan terhadap goyangan

3. CUACA. Akan lebih bijaksana bagi Anda untuk memeriksa ramalan cuaca, supaya Anda tidak

mendapatkan hujan pada saat mengambil gambar. Meskipun badai petir dan awan yang cerah

akan membuat subjek yang spektakuler. Set shutter speed pada B-shutter speed atau shutter held

open. Artinya shutter akan dipertahankan membuka selamat waktu exposure hingga 1 detik.

Disarankan juga agar Anda membawa fixed-local lens, dengan kisaran dari 28mm ke 135mm

minimum. Dengan posisi SLR terpasang ke tripod, setting juga pada ISO rendah (100 atau 200).

Masih berhubungan dengan cuaca, perhatikan pula kondisi sekeliling. Hindari di bawah pohon

yang berpotensi roboh atau air hujan yang tiba-tiba datang serta angin.

4. FLASH. Hindari penggunaan Flash. Anda dapat melakukannya dengan mudah dengan

membawa tripod, atau jika Anda memiliki cahaya yang cukup untuk menembak tanpa Flash.

Cahaya Flash ini membuat subjek Anda terlihat palsu, dan flash memantul dari jendela dan

cermin, yang masih dapat dilihat bahkan jika mereka jauh di belakang

5. Exposure dan Aperture. Gunakan kecepatan shutter lamban untuk memungkinkan lebih

banyak cahaya untuk foto Anda. Secara umum, Anda ingin eksposur baik dari setengah detik

atau lebih, tapi sebenarnya dengan dua atau tiga detik akan jauh lebih baik. Sedangkan aperture,

sebuah situs Dasar Fotografi Digital yang memuat tips-tips memilih kamera digital

merekomendasikan bahwa dengan lebih lamanya eksposur, Anda harus menggunakan aperture

yang lebih kecil untuk menghindari setiap over-exposing dari lampu stasioner. dalam gambar.

Sebaliknya, jika Anda menembak dengan shutter-speed yang lebih singkat, gunakan aperture

yang lebih besar untuk menghindari noise gerak foto Anda

6. ISO. Secara umum, Anda ingin kamera anda menggunakan nomor ISO yang lebih tinggi

untuk mengimbangi kekurangan cahaya. Tetapi harus diingat, cek terus menerus hasil foto Anda,

apakah tidak ada tekstur kasar atau grainy di sana.

7. Matikan fitur Anti-Shake. Karena sebelumnya kita sudah sarankan memakai Tripod, maka

Page 11: Pencahayaan makalah 1

sebisa mungkin fungsi Anti-Goyang dinon-aktifkan. Karenajika kamera stabil, fungsi-fungsi ini

dapat memberikan efek goyang yang otomatis ketika fungsi Anti-shake ini berusaha untuk

melawan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

8. Perhatikan Keamanan. Dalam arti keseluruhan. Memotret di luar ruangan pada malam hari,

tentu lebih tidak aman dari pada di siang hari atau di dalam ruangan. Anda harus pertimbangkan

ketika ada barang-barang perlengkapan yang jatuh atau lebih jauh amankan dari tangan-tangan

jahil. Apalagi kamera Anda adalah kamera yang berkualitas yang kadang bernilai mahal.

Membawa senter atau lampu penerang pembantu dan asisten mungkin lebih bijaksana. Anda

akan lebih berkonsentrasi dengan kegiatan fotografi Anda

B. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemotretan malam hari antara lain :

1. Gunakan Tripod

Tripod adalah peralatan penting jika kita ingin mendapatkan ketajaman gambar yang maksimal,

sangat banyak berguna dalam mengurangi getaran pada kamera , terutama yang berasal dari

getaran tangan, memang tidak selamanya kita bisa menggunakan tripod, tapi saat bisa kita

gunakan, pergunakanlah..

2. Pemilihan Lensa.

Sebagai perlengkapan utama sebaiknya gunakan lensa yang dapat mencakup sudut pandang yang

luas, misalnya lensa sudut lebar 24 mm, mungkin juga yang bersudut 20 mm. Meskipun kadang-

kadang lensa sudut lebar tak terlalu diperlukan, tetapi sebaiknya lensa tersebut selalu dibawa

menyertai lensa jenis tele-zoom menengah seperti 70-210 mm.

3. Gunakan self timer atau Cable Release ( jika ada )

Mengatur self timer untuk mengambil gambar bisa mengurangi getaran pada saat menekan

tombol shutter, sehalus apapun kita menakan tombol shutter, selalu ada resiko gerakan kecil

yang mengurangi ketajaman gambar. Pada Alpha 550 self timer bisa dipilih dengan waktu jeda

selama 10 detik.

Cara lain mengurangi transfer getaran tangan adalah penggunaan Cable release, sebuah alat yang

sambungkan pada kamera yang berfungsi mirip remote control untuk melakukan aksi shutter

Page 12: Pencahayaan makalah 1

secara eksternal, dengan ini shutter akan bekerja tanpa harus menekan langsung tombol shutter

pada kamera. Untuk yang satu ini saya belum pernah mencobanya karena masih belum punya

alatnya.

4. Shutter Speed 

Gunakan shutter speed sesingkat mungkin jika bisa, sebagai gambaran bisa menggunakan

rumus : 1/focal length. Contoh pada lensa kit 18-55mm, yang di set pada focal length 55mm,

shutter speed bisa diatur selama 1/55 sekon atau 1/60 sekon juga bisa dijadikan pilihan.

5. ISO Speed

Set ISO Speed seminimal mungkin, (ISO 200 pada Alpha 550). Ubah nilai ISO hanya jika

terpaksa, atau saat seting Aperture dan Shutter speed tidak bisa menolong lagi.

C. Peralatan Pemotretan Pada Malam Hari

Trippod Flash (lampu kilat)

Page 13: Pencahayaan makalah 1

Lensa kamera ukuran 15, 18, 20 mm (dissesuaikan)

4. Penggunaan Blitz/Built-In Pada Saat Memotret

Kebanyakan kamera Digital SLR dilengkapi dengan lampu kilat apada badan kameranya.

Lampu kilat built in dapat dapat digunakan tidak hanya pada saat penerangan alami sangat

lemah tetapi juga dapat digunakan untuk mengisi bayangan dan menampilkan objek saat

terkena sinar dari belakang atau menambahkan sinar mata dari objek.

Untuk menggunakan lampu kilat built in, ikutillah langkah berikut :

1. Tekanlah tombol flash, lalu putar tombol mode dial untuk memilih pengaturan

pengambilan gambar

2. Pilihlah mode dialnya, dengan pilihan seperti <P>, <Tv>, <Av>, <M>, <A-DEP>

Tabel dibawah adalah jarak ideal rentang yang dapat dipergunakan dengan lampu kilat built in

pada kamera digital SLR.

Built-in Flash Range

(using EF-S18-55mm f/3,5-5,6 lens)

ISO Speed Wide-angle : 18 mm Telephoto : 55 mm

100 Approx, 0.7-3.7 m (2.3-12.1 ft) Approx, 0.7-2.3 m (2.3-7.5 ft)

200 Approx, 0.7-5.3 m (2.3-17.4 ft) Approx, 0.7-3.3 m (2.3-10.6 ft)

400 Approx, 0.7-7.4 m (2.3-24.3 ft) Approx, 0.7-4.6 m (2.3-15.1 ft)

800 Approx, 0.7-10.5 m (2.3-34.5 ft) Approx, 0.7-6.6 m (2.3-21.6 ft)

1600 Approx, 0.7-14.9 m (2.3-48.9 ft) Approx, 0.7-9.2 m (2.3-30.2 ft)

Page 14: Pencahayaan makalah 1

Tabel lampu kilat dan lensa

Table di atas merupakan jarak yang efektif dengan penyesuaian pengaturan ISO, jarak, dan lensa

saat menggunakan lampu kilat built in. Jarak tersebut di atas adalah jarak standar di mana lampu

kilat dapat efektif.

Flash Sync Speed and Apeture Setting

Mode Shutter Speed Setting Aperture Setting

P Auto (1/60 to 1/200 sec) Auto

Tv Manual (30 to 1/200 sec) Auto

Av Auto (30 to 1/200 sec) Manual

M Manual (Bulb to 1/200 sec) Manual

A-DEP Auto (1/60 to 1/200 sec) Auto

Tabel Mode-kecepatan dan lampu kilat

Sedangkan tabel di atas menunjukan korelasi antara mode pemotretan kreatif dan pengaturan

shutter dengan pengaturan aperture. Disini sinkronisasi lampu kilat akan berlangsung secara

otomatis menurut mode dial yang digunakan.

Gunakan lampu kilat built in bila jarak tidak kurang dari 1 m/3.3 feet dari objek. Jarak yang

terlalu dekat akan mengakibatkan lampu kilat menjadi terhalang dan tidak maksimal.

Ketika menggunakan lampu kilat built in, lepaskan pelindung lensa yang terpasang pada lensa.

Pelindung lensa dapat mengakibatkan daya jangkau lampu kilat menjadi berkurang.

Lampu kilat built in tidak cocok untuk digunakan dengan lensa tele karena jangkauannya

pendek. Akan lebih efektif apabila digunakan dengan lensa yang berukuran lebih kecil dari 18 m

Flash (Lampu Kilat)

Flash terdiri dari flash unit tersendiri serta menyatu dengan kamera yang memiliki fungsi dasar

yang sama, yaitu memberikan buatan pada objek. Tegangan dari baterai akan disimpan dalam

kapasitor, dan akan dilepaskan saat pengambilan gambar terjadi melalui tabung lampu yang

berisi gas tertentu yang menghasilkan cahaya kilat. Sinar itu seolah-olah meledak dan

menghasilkan sinar dengan kecepatan antara 1/500 detik hingga 1/10000 detik tergantung

jenisnya.

Page 15: Pencahayaan makalah 1

Terdapat tiga tipe lampu kamera, yaitu manual, otomatis, dan terdedikasi. Pada flash manual

cahaya lampu memiliki intensitas 100% yang dapat diatur melalui kamera. Secara otomatis, sinar

akan memnyesuaikan denggan bukaan yang sedang digunakan serta dapat diatur pula dengan

kamera. Flash yang terdedikasi memiliki sitem komunikasi tersendiri antara lamu kilat dengan

kamera serta dapt diatur secara mandiri antara flash dengan kameranya.

Memanfaatkan Lampu Kilat

Lampu kilat elektronnik merupakan sumber cahaya yang ideal untuk pemotrettan. Anda dapat

membawanya kemana saja dan menempatkan sesuka anda, tidak tergantung cuaca atau waktu,

durasinya yang singkat mampu meminimalkan efek dari kamera dan objek yang bergerak, tidak

membuat model kepanasan, dan memiliki banyak kemungkinan untuk membuat foto dengan efek

khusus.

Jenis-Jenis Lampu Kilat (Flash)

1. Makro Flash

Untuk pemotretan close-up, ruang tajamnya amat sempit. Jadi anda harus memotret dengan

bukaan kecil jika keinginan ruang tajam yang lebih luas dan tentu akan menimbulkan efek

blur jika kamera goyang atau objek bergerak sehingga anda harus menggunakan kecepatan

tinggi. Lampu kilat elektronik adalah sumber cahaya yang ideal untuk pemotretan makro

karena dapat memecahkan dua masalah yaitu : cukup terang untuk pemotretan close-up

dengan bukaan kecil, dan durasinya yang sangat singkat dapat mengatasi gambar yang kabur

akibat goncangan kamera atau gerakan objek.

2. Flash Meter

Pengukuran cahaya kilat TTL yang ada pada kemera-kamera Digital SLR keluaran baru

sangat canggih, membuat situasi pemotretan dengan lampu kilat sesulit apapun jadi mudah

dilakukan. Tapi tidak demikian halnya dengan lampu studio. Beberapa kamera tidak

memiliki fasilitas pengukuran TTL pada lampu kilatnya untuk melakukan bounce atau

pemotretan dengan lebih dari satu lampu kilat menjadi sulit untuk dilakukan. Solusi yang

paling tepat adalah menggunakan flash meter. Gambar flash meter didepan subjek, arahman

Page 16: Pencahayaan makalah 1

sensornya pada lensa kamera tekan tombolnya sehingga akan terbaca beberapa diagfragma

yang dibutuhkan. Biasanya flash meter juga dapat digunakan untuk pengukuran cahaya selain

lampu kilat.

3. Fill Flash

Lampu kilat yang menempel pada bagan kamera baik untuk digunakan sebagai cahaya

pengisi. Kenyataanya mungkin penggunaan lampu kilat diluar ruang adalah untuk mengisi

bagian bayangan yang tidak terkaena cahaya yang ditimbulkan oleh sinar matahari yang

keras. Kebanyakan kamera yang memiliki lampoon kilat bawaan sudah dilengkapi fasilitas

otomatis, dan beberapa diantaranya dapat mengukur pencahayaan lampu kilat pada objek

serta latar belakang secara otomatis.

4. Off Kamera Flash

Lampu kilat yang menempel pada kamera lebih nyaman tetapi menghasilkan cahaya yang

datar dan tidak menarik. Anda dapat membuatnya lebih menarik dengan menggunakan lampu

kilat yang terpisah dari badan kamera. Untk dapat mengaktifkan fungsi TTL dibutuhkan

kabel TTL extension. Hampir semua kamera memiliki aksesoris. Beberapa kamera Digital

SLR luaran terbaru dapt menggunakan lampu kilat secara terpisah dari badan kamera tanpa

perlu kabel dengan fungsi TTL.

5. Menggunakan Payung

Cahaya langsung kurang begitu baik untuk objek manusia. Karakter cahaya yang keras

menimbulkan bayangan yang keras dan memunculkan salah satu cara pemecahan yang

mudah adalah dengan menggunakan reflector paying. Paying membuat cahaya menjadi lebih

lembut jika menerangi bagian bayangan. Semakin besar ukuran paying (dan semakin dekat

ke subjek), semakin lembut cahayanya. Payung ada yang berwarna putih lembut, silver

(keras), dan emas (hangat), juga yang tembus cahaya, sehingga anda dapat lebih dekat ke

objek dan dapat menggunakan cahaya dengan lebih efisien.

Page 17: Pencahayaan makalah 1

6. Membekukan Gerak

Lampu kilat yang menyala dengan cepat apabila digunakan dalam jarak pemotretan dekat

pada mode auto dapat membekukan gerak karena lampu kilat yang memiliki durasi 1/20000

atau lebih singkat. Untuk melakukan hal itu, atur lampu kilat pada mode otomatis atau

manual dengan bukaan lensa atau diagfragma 1/16 atau lebih kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Wahana computer. 2005. Pemanfaatan Kamera Digital dan Pengolahan Imagenya. Semarang: Andi.

Edi S. Mulyanta. 2007. Teknik Footografi Digital. Yogyakarta: C. V Andi Offset.

http://techno.okezone.com/read/2009/05/08/92/217859/92/tips-dan-ragam-pencahayaan-dalam-fotografi

Page 18: Pencahayaan makalah 1

http://alvgallery.blogspot.com/2010/11/pemotretan-malam-hari-night-shooting.html

http://blog.poetrafoto.com/wp-content/uploads/2011/01/Lighting-Outdoor-Photography-Mengenal-Karakter-Cahaya-Portraiture-Modeling.pdf

http://dean81.wordpress.com/2011/02/16/tips-dan-ragam-pencahayaan-dalam-fotografi/


Top Related