PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENNIS ELBOW DEXTRA
DI RST DR SOEDJONO MAGELANG
Disusun oleh:
KHOIRUN NISAK
J 100 090 020
Disusunoleh:
KHOIRUN NISAK
J 100 090 020
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Diploma III Fisioterapi
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta dan diterima untuk melengkapitugas-tugas dan memenuhi persyaratan
untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Fisioterapi.
Hari :Rabu
Tanggal : 25 Juli 2012
Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Nama terang Tanda Tangan
Penguji I IsnainiHerawati, SST.Ft, M.Kes ( )
Penguji II Sugiono, SST.Ft ( )
Penguji III Dwi Rosella K, SST.Ft, M.Fis ( )
Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
( Arif Widodo, A.Kep, M.Kes )
ABSTRAK
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENNIS ELBOW DEXTRA
DI RST DR SOEDJONO MAGELANG
(Khoirun Nisak, 2012, 61halaman)
Latar Belakang :Tennis elbow merupakan hal yang sangat umum bagi pasien
yang mencari pertolongan medis karena nyeri di siku. Umur rata-rata pasien
tennis elbow di antara 35 tahun sampai 65 tahun antara laki-laki dan wanita
hampir sama.
Tujuan : Untuk mengetahui apakah sinar infra red, terapi latihandan massage
dapat mengurangi nyeri?Untuk mengetahui apakah sinar infra red, terapi latihan
dan massage dapat meningkatkan LGS?Dan untuk mengetahui apakah sinar infra
red, terapi latihan dan massage dapat meningkatkan kekuatan otot?
Hasil : Setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali didapatkan hasil adanya
pengurangan nyeri diam dari T11 menjadi T6 1, nyeri tekan dari T1 4 menjadi T6
2, dan nyeri gerak dari T1 5 menjadi T6 3.Peningkatan LGS pada elbow,gerakan
pasif dari T1 S:100 - 0
0 - 65
0menjadi T6 S:10
0 – 0
0 - 120
0 dan T1 R:50
0 – 0
0 - 65
0
menjadi T6 R:850 – 0
0 – 90
0gerakan aktif dari T1 S:10
0 – 0
0 - 65
0 menjadi T6 S:10
0
– 00 - 120
0dan T1 R:45
0 – 0
0 – 65
0 menjadi T6 R:65
0 – 0
0 - 85
0. Peningkatan
kekuatan otot flexor dari T1: 5 menjadi T6 : 5, ekstensor T1 : 3 menjadi T6 : 4,
pronasi T1 : 3 menjadi T6 : 4 dan supinasi T1 : 3 menjadi T6 : 4.
Metode :Penatalaksanaan Fisioterapi pada kondisi tennis elbow dextra ini
menggunakanmodalitas infra red, terapi latihan dan massage.
Kesimpulan:Infra red,terapi latihan dan massage dapat mengurangi rasa nyeri,
meningkatkan LGS dan kekuatan otot pada siku kanan dalam kondisi Tennis
Elbow Dextra.Penanganan Tennis Elbow Dextra ini akan lebih berhasil jika
disertai dengan kemauandan semangat untuksembuh.
Saran:Kesungguhan pasien dalam melakukan latihan harus ada agar keberhasilan
tercapai, kepada fisioterapi dalam melakukan pelayanan hendaknya melakukan
pemeriksaan yang teliti dan sistematis sehingga dapat memecahkan permasalahan
pasien secara rinci.
Kata kunci : Tennis Elbow Dextra, infra red, terapi latihan dan massage
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF PHYSIOTERAPY IN TENNIS ELBOW
DEXTRA AT DR SOEDJONO MAGELANG
( Khoirun Nisak,2012, 61 page)
The Background : The tennis elbow is general case looked for medicine helping
because elbow painful. The everange patient age of tennis elbow between 35 until
65 years old, man or woman is similar.
The Goal : What the understanding red ray, excercise therapy and massage can
increase thepain? what the understanding red ray, excercise therapy and massage
can increase the LGS? And for understanding what the red ray, excercise therapy
and massage can increase muscle power?
The Result : had theraphy of 6 times have result the silent elbow decrease from
T11 became T6 1 pressure elbow from T14 became T6 2 and movement elbow
from T1 5 became T63. The increasing LGS in elbow , passive movement from T1
S =100-0
0-65
0 became T2S:10
0-0
0-120
0 dan T1R=50
0-0
0-65
0 became T2R=85
0-0
0-
900, aktif movement elbow from T1S:10
0-0
0-65
0 became T2 S:10
0-0
0-120
0The
increasing flexor muscle power from T1:5 became T6:5 extensor T1:3 became T6:4
pronasi T1:3 became T6:4 and supinasi T1: 3 became T6: 4.
The method: The implementation of physioterapy in tennis elbow dextra
condition with red ray, excercise therapy and massage.
The conclusion : red ray, excercise therapy and massage can decrease painful,
increase LGS and muscle power in right elbow on tennis Elbow Dextra condition.
The handling of tennis elbow dextra will more be successful with desire and spirit
for heal.
The sugesstion : the patient having passion for rehearsal because with the patient
passion will make it succes, for physioterapy when give therapy should do more
careful and systematics so the physioterapy have more detail for solution of
patient problem
Key word : Tennis elbow dextra, red ray, excercise therapyand massage
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gangguan sendi siku merupakan gangguan yang sering terjadi dan
mengganggu aktivitas.Rasa sakit dan nyeri pada bagian epikondilus lateralis siku
adalah gejala yang biasa dikeluhkan di antara pemain tenis tetapi lebih sering
tejadi pada yang bukan pemain tenis.Tennis elbow, atau disebut juga epicondilitis
lateralis merupakan masalah yang biasa yang terjadi pada “atlit akhir
pekan”.Tetapi juga merupakan masalah yang menimpa pekerja atau buruh manual.
Tidak hanya ditemukan pada pemain tennis, tetapi juga menimpa pemain baseball,
perenang, tukang kayu, tukang ledeng, pemotong daging, atau siapa saja yang
selalu menggunakan gerakan lengan berulang-ulang. Gerakan yang berulang-
ulang ini menyebabkan peradangan pada otot dan tendon pada sisi lateral siku
yang menyebabkan tendon menjadi terobek. Tennis elbow bisa terjadi pada laki-
laki dan wanita, biasanya berumur antara 35 sampai 50 tahun.
Tennis elbow merupakan gangguan siku yang paling sering terjadi. Semua
dokter umum beberapa kali setahun akan dikonfrontir gangguan ini. Istilah siku
tennis ini akan memberi dugaan bahwa tennis elbow terutama terdapat pada
petenis. Tetapi tidak demikian halnya, ternyata bahwa jumlah kecil dari pasien
yang ke dokter umum untuk gangguan ini bermain tennis. Gangguan terutama
terdapat pada orang yang berumur antara 35 dan 55 tahun (Wolf dan Mens, 1999).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada KTI ini adalah:
1. Bagaimanakah terapi dengan modalitas sinar infra red, terapi latihandan
massage dapat mengurangi nyeri?
2. Bagaimanakah terapi dengan modalitas sinar infra red, terapi latihan dan
massage dapat meningkatkan LGS?
3. Bagaimanakah terapi dengan modalitas sinar infra red, terapi latihan dan
massage dapat meningkatkan kekuatan otot?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
1. Sistem Tulang
Sendi siku dibentuk oleh tiga tulang, yaitu humeri, radius dan ulna yang
saling berhubungan. Pada sendi siku dibentuk oleh 3 articulatio yaitu, (1)
articulation humeroulnar, (2) articulatio humeroradial dan (3) articulatio
radioulnar proksimal.
a.Os Humerus.
Humerus atau tulang pangkal lengan atas (proksimal humeri) memiliki
bongkol sendi yang berhubungan dengan caput humeri pada scapula.Pada bagian
inferiornya terdapat columna humeri yang dibawahnya terdapat tuberkulum
mayor dan dan di bagian lateral terdapat tuberkulum minor,diantara keduanya
terdapat sulkus intertuberkularis.Pada permukaan leteralis terdapat tuberositas
deltoidea.
b.Os Ulna (Tulang Hasta)
Tulang panjang berbentuk prisma terletak sebelah medial lengan bawah
sejajar dengan radius dan mempunyai 2 ekstremitas.
1) Ekstremitas proksimal ulnari: mempunyai insisura semilunaris persendian
dengan trokhlea humeri,di bagian belakang ujung terdapat benjolan disebut
olecranon,pada tepi distal dari insisura semilunaris ulna terdapat prosessus
koronoideus.
2) Ekstremitas distalis ulna: yaitu kapitulum ulna mempunyai prosessus
stiloideus ulna.
c. Radius (Tulang Pengumpil).
Os radius terletak di sebelah lateralis dari ulna dan mempunyai dua ujung
(ekstremitas).
1) Ekstremitas proksilis: lebih kecil terdapat pada kaput radii yang terletak
melintang, bagian sebelah atas mempunyai persendian dengan humeri.
2) Ekstremitas distalis radii: lebih lebar dan agak rata daripada bagian dorsalis
dan dapat ditemui alur (sulkus) M.Ekstensor karpi radialis.
2. Biomekanika Sendi Siku
Biomekanik berasal dari bahasa latin yaitu bios yang berarti hidup dan
mekanik yang berarti gaya (dalam mahluk hidup atau manusia). Jadi biomekanik
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gerak yang tejadi pada tubuh
manusia secara fisiologis serta yang mempengaruhi , menurut Andiantoro, 1998.
Gerakan pada tubuh manusia ada dua yaitu:
a. Osteo Kinematika
Adalah gerakan yang terjadi antara kedua tulang. Gerakan yang terjadi pada
elbow antara lain:
1) Fleksi-ekstensi
Fleksi dan ektensi terjadi di articulatio humeri ulnaris yaitu di bagian medial,
sedangkan di bagian lateral adalah articulatio radialis, terjadi secara bersama-sama
tetapi arah gerakan dilakukan oleh articulatio humero ulnaris, sedangkan lengan
bawah selama gerakan fleksi siku ini bisa dalam pronasi dan supinasi. Gerakan
fleksi-ektensi ini sehari-hari kita sebut sebagai ayunan atau lengang (yang terjadi
kurang lebih dikoordinat bidang sagital). Pada maximal fleksi siku pergelangan
tangan tidak akan bisa menyentuh bahu, hal ini karena konstruksi dari persendian
siku sendiri.
Gerakan fleksi elbow bisa dilakukan dengan kombinasi abduksi shoulder
adduksi shoulder (jarang). Arah berjalannya celah antara dua facet ditroclea
menentukan arah gerak lengan bawah fisiologis, fleksi elbow akan berahir
soft/lunak (end feel), akibat bertemunya jaringan tulang atas dan lengan bawah.
Pada gerakan pasif fleksi elbow maka kapsul sendi dan ligament dibegian dorsal
meningkat ketegangannya (merenggang) sementara dibagian ventral, processus
coronoideus ulna bersentuhan dengan fossa coronoidea humeri, diikuti oleh caput
radii dengan fossaradialis humeri.
Gerakan ekstensi siku dalam posisi anatomi umumnya tidak bisa berlebihan
(hyperekstensi, tetepi bila ligament dan kapsul sendi lebih elastis maka kapsul
sendi bisa bertambah 5ºsampai25º). Selama gerakan ekstensi berlangsung, terjadi
gerakan abduksi pada articulatio humero ulnaris yang dimulai pada saat siku
berada pada posisi siku 90º fleksi.
2) Pronasi-supinasi
Dengan lengan atas menempael dibadan kemudian fleksi elbow 90º, tangan
lurus dalam bidang sagital. Maka pronasi dan supinasi memotong caput ulna dan
radius. Radius memutar ulna pada saat bersama ulna bergerak berlawanan arah
terhadap radius tetapi tidak sampai terjadi rotasi terhadap sumbu ulna, radius
dalam gerakan ini membuat circunduksi yang berbentuk kerucut, gerakan
mengayun naik turun, selanjutnya menimbulkan gerakan sekunder di articulation
radioulnaris articulation humero radialis sampai ke distal yaitu pergelangan
tangan.
Pada gerakan pronasi di stabilisasi oleh membran interossea juga oleh kontak
antara radius dan ulna di mana jaringan sebagai alas dari kedua tulang tersebut.
Pada gerakan pasif pronasi di stabilisasi oleh ligament posterior dari articulation
radioulnaris. Sedangkan pada gerakan pasif supinasi di stabilisasi oleh: (1)
membrane interosea, (2) pada gerakan pasif supinasi oleh ligament anterior
articulatio radioulnaris distal dan kapsul sendi dari articulation radioulnaris
proximal.
BAB III
PELAKSANAAN STUDI KASUS
Pasien dengan inisial TN Y.A (44 Tahun) dengan diagnosa Tennis elbow
dextra dilakukan assesment diperoleh data sebagai berikut: pasien merasakan
nyeri pada siku bagian kanan.Nyeri sangat dirasakan ketika pasien menggerakkan
siku seperti gerakan menyapu.Pasien merasa nyaman ketika siku bagian kanan
tidak untuk beraktivitas.
Setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali dengan menggunakan infra red,
terapi latihan dan massage terjadi pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot
dan peningkatan LGS.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
TABEL 4.1
Evaluasi Pengurangan Nyeri dengan (Verbal Descriptive Scale) VDS
1. Adanya pengurangan nyeri
NO Nyeri T1 T2 T3 T4 T5 T6
1 Nyeri diam Tdk nyeri Tdk
nyeri
Tdk
nyeri
Tdk
nyeri
Tdk
nyeri
Tdk
nyeri
2 Nyeri tekan pd
otot exstensor
Nyeri tdk
berat
Nyeri
tdk
berat
nyeri
ringan
Nyeri
ringan
Nyeri
ringan
Nyeri
sangat
ringan
3 Nyeri gerak Nyeri
cukup
berat
Nyeri
cukup
berat
Nyeri
cukup
berat
Nyeri
tdk
begitu
berat
Nyeri
tidak
begitu
berat
Nyeri
ringan
2. Peningkatan LGS
Tabel 4.2
Peningkatan Lingkup Gerak Sendi dengan Goniometer
3. PeningkatanKekuatanOtotdengan MMT
Tabel 4.3
Peningkatan Kekuatan Otot dengan MMT
NO Gerak T1 T2 T3 T4 T5 T6
1
2
3
4
Flexor elbow
Extensor elbow
Supinasi elbow
Pronasi elbow
5
3
3
3
5
3
3
3
5
3
3
3
5
4
3
4
5
4
4
4
5
4
4
4
A. PEMBAHASAN
1. Nyeri
Penatalaksanaan infra redmerupakan salah satu cara yang efektif untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.Mild heating menimbulkan efek
sedatif pada superficial sesori nerve ending(ujung-ujung saraf sensoris
superficial), stronger heating dapat menyebapkan counterirritation yang akan
menimbulkan pengurangan nyeri. Rasa nyeri ditimbulkan oleh karena adanya
akumulasi sisa-sisa hasil metabolisme yang disebut zat “P” yang menumpik di
NO Gerakan T1 T2 T3 T4 T5 T6
1
2
Aktif
Pasif
S;00– 0
0- 65
0
R;500– 0
0-65
0
S; 100– 0
0-
650
R;450– 0
0- 55
0
S;00–0
0- 65
0
R;500– 0
0-
650
S; 100– 0
0-
650
R;450– 0
0-
650
S;00– 0
0- 70
0
R;600– 0
0-
600
S; 100– 0
0-
800
R;550– 0
0-
700
S;00- 0
0- 70
0
R;600– 0
0-
700
S; 100– 0
0-
800
R;600– 0
0-
750
S;00– 0
0- 90
0
R;750– 0
0-
800
S; 100– 0
0-
900
R;600– 0
0-
850
S;00– 0
0- 120
0
R;800– 0
0-
850
S; 100– 0
0-
1200
R;650– 0
0-
900
jaringan.Dengan adanya sinar infra merah yang memperlancar sirkulasi darah,
maka zat “P” juga akan ikut terbuang sehingga rasa nyeri berkurang.
Peningkatan Kekuatan Otot
Penurunan kekuatan otot pada kasus ini dapat terjadi karena adanya
peradangan sehingga timbul nyeri yang menyebabkan pasien enggan bergerak.
Jika kondisi ini dibiarkan dapat menimbulkan spasme yang akan menyebabkan
gerak sendi menjadi terbatas.
Pemberian terapi latihan pada kasus tennis elbow dextra bertujuan untuk
mengurangi nyeri, dan meningkatkan kekuatan otot. Dimana latihan yang
diberikan adalah latihan gerak aktif karena latihan ini dapat meningkatkan proses
metabolisme didalam tubuh. Selama terapi latihan berlangsung, dinding kapiler
yang terletak pada otot akan melebar, sehingga permeabilitas dinding kapiler akan
naik, dengan demikian kapasitas darah bertambah, juga pertukaran cairan dalam
jaringan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna menjadi lebih lancar. Hal ini
akan berpengaruh terhadap relaksasi otot, pengurangan nyeri, pengurangan
spasme otot, serta perbaikan sirkulasi darah.
2. Peningkatan LGS
Penurunan LGS pada kasus ini dikarenakan adanya nyeri gerak pada sendi
siku yang di akibatkan adanya peradangan ataupun trauma(Ovedoff, 2009). Jika
kondisi ini dibiarkan dapat menimbulkan spasme yang akan menyebabkan gerak
sendi menjadi terbatas. Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa telah terjadi
peningkatan LGS.
Hal ini dapat terjadi karena seiring dengan menurunnya nyeri dan
meningkatnya kekuatan otot., maka pasien lebih mudah untuk menggerakkan
sendi yang semula terbatas. Dengan gerak aktif maka perlengketan jaringan akibat
immobilisasi dapat dikurangi (Apley dan Solomon, 1995), sehingga pasien akan
lebih mudah untuk menggerakkan sendi tanpa ada hambatan yang berefek pada
peningkatan LGS. Hal tersebut ditambah dengan mekanisme penguluran otot
sehingga sarcomer otot yang semula memendek akan dapat memanjang kembali
dan berakibat pada kembalinya fungsi otot secara normal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penatalaksanaan fisioterapi pada tennis elbow dextra di RST Dr Soedjono
Magelang setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Terapi dengan menggunakan infra red, terapi latihan dan massage dapat
mengurangi nyeri dengan mild heating dan rileksasi.
2. Terapi dengan menggunakan infra red, terapi latihan dan massage dapat
meningkatkan LGS sendi elbow
3. Terapi dengan menggunakan infra red, terapi latihan dan massage dapat
meningkatkan kekuatan otot pada sendi elbow
B. Saran
1. Kepada pasien
a. Kesungguhan pasien dalam melakukan latihan harus ada agar keberhasilan
tercapai.
b. Dapat juga memberikan kompres air hangat pada bagian yang sakit untuk
mengurangi nyeri.
2. Kepada fisioterapi
a. Kepada fisioterapi dalam melakukan pelayanan hendaknya melakukan
pemeriksaan yang teliti dan sistematis sehingga dapat memecahkan
permasalahan pasien secara rinci.
DAFTAR PUSTAKA
Appley G.A & Salomon L.(1995). Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem
Appley. Terjemahanedisiketujuh.Jakarta :WidyaMedika
De Wolf AN dan Mens JMA; 1999, PemeriksaanAlatPenggerak,
PenerbitBukuKedokteran ECG, Jakarta
Erna Ariani. 2010. “PenatalaksanaaanFisioterapiPadaKondisi Osteoarthritis
Genu Bilateral Dengan Modalitas Ultrasound, Infra Red, dan Terapi
Latihan di RSUD PanembahanSenopatiBantul”. Surakarta:FakultaS Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Helmi NZ. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.Jakarta: Salemba Medika
Mardiman, S., dkk.,2002; Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional
Fisioterapi (DPPPFT); Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi :Surakarta
Ovedoff David. 2009. Kapita Selekta Kedokteran.Dialihbahasakan oleh Lyndon
Saputra. Tangerang :Binarupa Aksara
Ovedoff David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Dialihbahasakan oleh Hendarto
Natadidjaja. Jakarta: Universitas Trisakti Jakarta
Putz. R dan Pabst, R; 2000, Atlas Anatomi Manusia, Sobotta Anatomi, Edisi XXI,
Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta
Reeves CJ,Roux G dan Lockhart R. 2001. Keperawatan Medikal Bedah.
Dialihbahasakan oleh Joko Setyono. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer SC dan Bare BG. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Dialihbahasakan oleh Agung Waluyo. 8Nd ed. Jakarta: EGC
Sujatno dkk, 2002; Sumber Fisis; Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan,
Surakarta
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Tappan, Francess.M; Healing Massage Techniques : Holistic, Classic and
Emerging; Second Edition, Appleton and Lange California, 1988
Wibowo Hardianto. 1994. Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olah Raga.
Jakarta: EGC
Yosep Rudi Setyo Utomo. 2008. “Penatalaksanaan Sinar Infra Merah dan Terapi
Latihan Pada Kekakuan Sendi Siku Dextra Post Orif (Plate and Screw)
Akibat Fraktur Humeri 1/3 Distal”. Yogyakarta:Akademi Fisioterapi YAB