PENATAAN KAWASAN TAMBAK PANTURA JAWA
DALAM UPAYA REVITALISASINYA
OUTLINE
• PENDAHULUAN• ANALISIS PERENCANAAN• RENCANA ZONASI RINCI • INDIKASI PROGRAM
Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) merupakan kawasan pertambakan yang terluas di Indonesia, pernah mengalami kejayaan dalam produksi udang pada era tahun 1990-an, dengan menerapkan teknologi ekstensif, semi-intensif dan intensif. Dengan timbulnya berbagai masalah, seperti penurunan daya dukung lingkungan, serangan penyakit udang, dan menurunnya mutu induk/benih udang, mengakibatkan kegagalan pada produksi udang di Pantura.
Oleh karena itu, untuk membangkitkan kembali produksi udang di Pantura perlu dilakukan upaya-upaya khusus, antara lain melalui “Revitalisasi Tambak Udang di Pantura” terhadap tambak-tambak uang idle atau yang beroperasi tetapi tidak secara optimal.
Secara ideal, kegiatan perikanan budidaya haruslah dikembangkan secara berkelanjutan. Dalam artian, kegiatan budidaya tersebut haruslah menghasilkan produktivitas yang sebanding dengan upaya, tidak menciptakan konflik sosial, serta selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungannya.
Rendahnya tingkat produktivitas perikanan budidaya di Kabupaten Gresik saat ini masih dapat ditingkatkan. Dengan melakukan revitalisasi melalui perencanaan zonasi kawasan pesisir, akan tercipta keseimbangan tata ruang kawasan perikanan yang mampu mendukung keberlanjutan perikanan budidaya
LATAR BELAKANG
TUJUAN
• Mengurangi Kemiskinan, (Pro Poor) • Mengurangi Pengangguran, (Pro Job)• Meningkatkan Daya Saing Kegiatan
Dan Produk Perikanan (Pro Growth), • Membangun Ketahanan Pangan,
Membangun Daerah Dan Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah,
• Membangun Kesinambungan Kegiatan Perikanan, Serta
• Melestarikan Lingkungan Hidup (Blue Carbon).
SASARAN
• Tersedianya seluruh data potensi, daya dukung dan kondisi existing baik teknis maupun non teknis sebagai bahan acuan rencana revilaisasi tambak udang di Pantura Jawa
• Terumuskannya rencana pengembangan revitalisasi tambak udang di Pantura jawa
• Terumuskannya rekomendasi pola pelaksanaan revilaisasi tambak udang di Pantura Jawa
Dukungan Sarana Prasarana
Revitalisasi
Penerapan Teknologi
Penataan Ruang yang seimbang
StrategiRencana Zonasi
Indikasi Program
• Analisis Kesesuaial dan Daya Dukung Lingkungan• Analisis Daya Tampung Lingkungan• Analisis Skenario-skenario penerapan Teknologi• Analisis Kebutuhan Bibit dan Sarana Budidaya • Analisis Kebutuhan Investasi
Kondisi Eksisting
Teori
POLA PIKIR
III. KAJIAN DAYA DUKUNG DAN POTENSI REVITALISASI
FAKTOR TEKNIS
Aspek kesesuaian lokasi sesuai standar kelayakan budidaya udang
Aspek daya dukung lingkungan
Kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan dikembangkan (teknologi anjuran)
FAKTOR NON TEKNIS
• Kelembagaan kelompok • Aspek sosial budaya• Aspek kemudahan
(Aksesibilitas, sumber benih dan pasar)
• Kondisi sarana dan prasarana penunjang
• Komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah
TOLAK UKUR
PROFIL KABUPATEN GRESIK
• Luas wilayah 1.191,25km²• Jumlah penduduk: 1.072.190 jiwa (2009)• PDRB unggulan: Industri dan Perikanan.
Kabupaten Gresik
Kota Surabaya
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Lamongan
KAWASAN PERENCANAAN ZONASI RINCI
Kawasan Perencanaan• Kabupaten Gresik terdiri dari 18 Kecamatan, dengan hanya 7
Kecamatan yang berada di kawasan pesisir, yaitu sepanjang Kec. Kebonmas, Sebagian Kec. Gresik, Kec Manyar, Kec. Bungah, dan Kec. Ujung Pangkah.
• Memiliki akses perdagangan regional, nasional bahkan internasional sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal.
• RTRW Kab Gresik dan Kepmen KP No.41/2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan dengan merevitalisasi tambak di Kab. Gresik, kawasan perikanan budidaya tambak di wilayah utara. Kaw. Minapolitan dipusatkan di Kec. Sidayu dengan kecamatan penyangga (hinterland)nya di Kec. Dukun, Bungah, Ujung Pangkah dan Panceng. Dengan komoditas unggulan Udang vaname dan bandeng.
• Lahan budidaya perikanan tersebut sebagian besar merupakan pertambakan yang bersalinitas (18,82-28,11 ppt), namun dengan derajat keasaman yang tinggi (8.08-10.34).
• Sumber air tambak berasal dari laut dengan tingkat kekeruhan tinggi dan salinitas yang bervariasi. Pemasok utaman S. Bengawan Solo, S. Lamong, yang bercabang ke sungai-sungai kecil S. Ketode, Lengok, Kakus dan Celeng.. Saluran primer, sekunder, tersier dan kuarter berasal dari sodetan S. Bengawan Solo yaitu Bengawan Manyar (Anonim, 2011)
PERTIMBANGAN PEMILIHAN KECAMATAN PRIORITAS
Batas Kecamatan
Kecamatan Ujung PongkahKecamatan Panceng
Kecamatan SedayuKecamatan Dukun
Sedimentasi yang sangat tinggi
Peta Kecamatan sebelum Sedimentasi
Peta Kecamatan sesudah Sedimentasi
Pertimbangan terpilihnya Kecamatan Ujung Pangkah:1) Mayoritas penggunaan lahan adalah areal budidaya,2) Memiliki isu tingkat perubahan bentang alam yang sangat
tinggi. Karena perubahan bentang alam akan sangat mempengaruhi tidak hanya kegiatan perikanan budidaya, termasuk juga perubahan pada kawasan perairan lautnya.
Perubahan ini membawa dampak negatif:1) Rusaknya jaringan irigasi/drainase,2) Turunnya kualitas air (kekeruhan dll),3) Meningkatnya tingkat kematian budidaya,4) Menurunnya produktifitas perikanan,5) Konflik sosial kepemilikan tanah tumbuh.
ANALISIS
•ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN•ANALISIS KOMODITAS YANG SESUAI•ANALISIS DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN•ANALISIS SKENARIO-SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI•ANALISIS KEBUTUHAN BIBIT DAN SARANA BUDIDAYA •ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI
(S1): 799,53 Ha(S2): 31.140,21 HaTotal: 31.939,74 Ha
KONDISI FISIK TAMBAK DI KAB. GRESIK
Hasil Kajian BPPBAP Maros, 2011
ANALISIS KESESUAIAN• Di sepanjang kawasan pesisir Gresik, terdapat vegetasi
mangrove yang semakin menipis, perlu tindakan merehabilitasi hutan mangrove, sebagai daerah penyangga dan green belt (sempadan sungai dan sempadan pantai) untuk melindungi pertambakan di sekitarnya
• Kondisinya selalu tergenang atau tereduksi, bahan organik tanah dan N total tanah yang relatif rendah. Pada Kawasan Tambak yang terletak pada kawasan rawan bencana gelombang pasang, disarankan melakukan adaptasi dengan cara pendalaman tambak, pergentaian komoditi/spesies yang lebih tahan, dan penerapan teknologi
• Kondisi jaringan irigasi tambak saat ini sangat dangkal sehingga memerlukan upaya pengerukan untuk memperlancar penyediaan air tambak yang cukup baik dan berkualitas
• Pada Kawasan tambak yang mengandung unsur atau senyawa beracun, potensi kemasaman (pH) dan kandungan besinya tinggi, disarankan melakukan upaya perbaikan tanah berupa remediasi dengan tahapan pengeringan, peredaman, pencucian, atau pembilasan dan pengapuran yang dilakukan pada saat persiapan tambak sebelum pemupukan dan penebaran ikan atau udang.
• Pengelolaan tambak tidak disarankan menggunakan air tanah sebagai sumber air untuk tambak, disamping banyak kandungan besi fero (Fe2+ ) juga dalam kurun waktu relatif lama dapat menurunkan permukaan tanah.
(S1): 799,53 Ha(S2): 31.140,21 HaTotal: 31.939,74 Ha
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
NO. TOLOK UKUR KATAGORI DAYA DUKUNG SKOR1. Tipe dasar pantai Sangat Landai, tekstur tanahnya lempung berliat,
lempung liat berpasir hingga lempung berpasir1
2. Tipe garis pantai Konsistensi tanah stabil 33. Arus perairan Sedang 24. Amplitudo Pasut rataan 11-21 dm 25. Elevasi Dapat diairi pada saat Pasang tinggi rataan, Dapat
dikeringkan total pada saat surut rendah rataan3
6. Mutu tanah Tekstur, sandy clay-loam, tidak bergambut, kandungan pirit rendah
2
7. Air Tawar Dekat sungai dengan mutu air dan jumlah memadai
3
8. Permukaan air tanah Di bawah LLWL 39. Jalur Hijau Tipis/tanpa jalur hijau , didominasi Avicennia sp.
Dan Sonneratia sp.1
10. Curah hujan 2000-2500 mm/tahun 2NILAI 22/30
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
PARAMETER SATUAN KISARAN/ AMBANG BATAS OPTIMUM
Salinitas ppt 5-35 15-25Kekeruhan NTU 150 20-30Alkalinitas ppm 75-200 100-150pH 7,5-8,7 8,0-8,5NH4+3(Total Amonium) ppm 1.0 0.1NH3 ppm 0,25 0NO2 ppm 0,25 0H2S ppm 0,25 0
Logam BeratAir Raksa/Merkuri (Hg) ppm 0,0025Tembaga (Cu) ppm 0,1Besi (Fe) ppm 0,01Timbal (Pb) ppm 0,25Cadmium (Cd) ppm 0,15
Jenis PestisidaMalathion ppb 0,0004Parathion ppb 0,001Arzodine ppb 0,01Paraquat ppb 0,01Butachlor ppb 10,00
No Kelas Kesesuaian Lahan LuasHa %
1 S1 67.8 54.632 S2_Sal 28.4 22.883 S3_TSS 9.1 7.334 S3_Sal 7.6 6.125 S3_SalpH 11.2 9.02
Jumlah 124.1 100.00
Berdasarkan hasil analisis kelas kesesuaian lahan untuk komoditas udang, menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan di kawasan ini cukup beragam, yaitu, S1 (sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marginal), dan N (tidak sesuai). Sementara itu, faktor pembatas lahan yang ada adalah salinitas (Sal), kekeruhan (NTU), dan keasaman (pH). Dari hasil analisis tanah yang dilakukan, diperoleh data bahwa di beberapa tempat, tanah-tanahnya memiliki pH tanah berkisar dari 8 sampai 10. Selain itu, rata-rata pada kedalaman > 50 cm terdapat potensi pirit (FeS2).
SEBARAN DAYA DUKUNG
No Kelas Kesesuaian Lahan
Luas
Ha %
1 S1 67.8 54.63
2 S2sl 28.4 22.88
3 S3B 9.1 7.33
4 S3sl 7.6 6.12
5 S3sl.pH 11.2 9.02
Jumlah 124.1 100.00
ANALISIS DAYA TAMPUNGPerhitungan daya tampung diturunkan dari Peta Kesesuaian Lahan (Daya Dukung). 52% merupakan persentase penggunaan lahan dengan memperhitungkan keseimbangan penggunaan ruang untuk produktivitas perikanan budidaya yang berkelanjutan.
No Kelas Kesesuaian LahanLuas (Ha)
Luas Daya Dukung Daya Tampung (52%) 1 S1 67.8 35.252 S2sl 28.4 14.763 S3B 9.1 4.734 S3sl 7.6 3.955 S3sl.pH 11.2 5.82
Jumlah 124.1 64.53
Kawasan Konservasi Kawasan Pemanfaatan Umum Alur
1. Zona Inti: Sempadan Sungai & Sempadan Pantai
2. Zona Penyangga Pantai
1. Petak Tandon2. Petak Steril Air3. Petak Tambak4. Petak Pengendali Hama5. Bangunan
1. Saluran Masuk2. Saluran Keluar
20% 52% (+12%) 13%
Dengan demikian perkiraan luas daya tampung bagi kegiatan budidaya udang adalah sebagai berikut.
KOMPOSISI ALOKASI RUANG ZONASI
KK KPU AlurTotal
Jalur Hijau Tambak Tandon Saluran Irigasi20% 52% 15% 13% 100%
13.56 35.256 10.17 8.814 67.85.68 14.768 4.26 3.692 28.45.58 14.508 4.185 3.627 27.9
24.82 64.532 18.615 16.133 124.1
ANALISIS SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI
Dengan menggunakan data daya tampung, dapat diperkirakan produktivitas perikanan budidaya dengan menggunakan berbagai macam skenario agar dapat diketahui bagaimana aplikasi teknologi terhadap kondisi eksisting saat ini:
1) Skenario 1. Kondisi eksisting, yaitu pelaku budidaya menggunakan metode tradisional, dengan padat penebaran 80.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 40%,
2) Skenario 2. Perlakuan 1, yaitu penerapan teknologi semi intensif dengan dengan padat penebaran 240.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 50%,
3) Skenario 3. Perlakuan 2, yaitu penerapan teknologi intensif dengan dengan padat penebaran 500.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 50%.
Keterangan:• Luas merupakan lahan daya tampung yang sebesar 52% dari lahan daya dukung.• Produksi, merupakan hasil kali dari luas lahan dengan ton produksi per hektar• Harga, merupakan hasil kali dari produksi dengan harga udang windu size 30 senilai Rp 42.000 per
kilogram.
ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN SKENARIO
URAIAN BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI TRADISIONAL
BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI SEMI INTENSIF
BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI INTENSIF
Padat Tebar (1000xind/ha/th) 80
5,160,000.00 240 15,480,000.00 500
32,250,000.00
SR 40% 2,064,000.00 50%
7,740,000.00 50% 16,125,000.00
Size 30 61,920,000.00 35
270,900,000.00 40 645,000,000.00
Estimasi Produksi (ton/ha/th) 1.07
66.25 3.43 929.19 6.25
4,031.25
Estimasi pakan (ton/ha/th) 1.92
118.89 6.86 1,858.37 12.5
8,062.50
FCR 1.8 111.46 2
541.80 2 1,290.00
Harga /Kg 54000 3,577,737,600.00 54000
50,176,098,000.00 54000 217,687,500,000.00
• Hatchery merupakan unit penyediaan benur dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas yang memadai.
• Kegiatan perikanan budidaya udang di kawasan perencanaan saat ini masih mengandalkan pasokan benur dari luar Kabupaten Gresik.
• Hal ini dikarenakan pada saat ini unit pembenihan yang ada masih belum mampu menyediakan benur sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
• Dengan demikian diperlukan unit penyediaan benur yang berlokasi dekat dengan kawasan produksi.
• Perhitungan kebutuhan benur disampaikan sebagai berikut.
ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA HATCHERY
Lahan LuasKebutuhan Benur Kebutuhan Hatchery Lengkap
Tradisional Semi-Intensif Intensif Tradisional Semi-Intensif Intensif
Padat Tebar (1000xind/ha/th) 80 240 500
Sesuai (S1) 35.3 2,824,000 8,472,000 17,650,000
1 2 3Cukup Sesuai (S2) 14.8 1,184,000 3,552,000 7,400,000
Kurang Sesuai (S3) 14.5 1,160,000 3,480,000 7,250,000
Total 64.5 5,160,000 15,480,000 32,250,000
LAHAN YANG DIPERLUKAN 70 HA, TERDIRI DARI 65 HA LAHAN TAMBAK DAN 5 HA BANGUNAN
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI TAMBAK UDANG
Teknik Produksi
Skala Usaha : 65 Ha untuk lahan tambak, 5 Ha untuk infrastruktrur dan emplassemen
Status Usaha : Kemitraan
Sifat Usaha : Semi Intensif
Jenis Udang : Udang vaname (Penaeus vannamei)
Kepadatan Bibit : 15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha
Target Panen : 4 Bulan atau satu tahun 2 kali panen
Kapasitas Produksi : 929.19 Ton/Tahun atau 464.59 Ton per panen
Volume Panen : 30 gram per ekor udang
Mortalitas Udang : 50%
KEBUTUHAN SARANA PRODUKSI PER TAHUN/ DUA KALI PANEN
Bibit/Benur : 15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha Pakan : 1.858,37 Ton/tahun atau 929.19 Ton/panenPupuk Urea : 20 TonPupuk TSP : 20 TonSaponin : 10 TonKapur : 100 Ton
KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA
Gedung Kantor : 100 M2 Gudang : 100 M2 Pos Keamanan : 4 Unit (16 M 2 ) Aerator/Kincir : 650 Unit atau 10 Unit/Ha Kendaran Operasional : Unit Jenis Box Motor : 5 Unit Mobil Angkutan : 1 Unit pick upPerahu motor tempel : 5 unitKebutuhan Listrik : 5 Unit
TABEL JUMLAH DAN GAJI TENAGA KERJA PER TAHUN
No. Jabatan Jumlah Gaji Per Bulan Jumlah Per Tahun(Rp) (Rp)
1 Teknisi Kepala 1 7,500,000.00 7,500,000.00
2 Teknisi 8 5,000,000.00 40,000,000.00
3 Operator 128 3,000,000.00 384,000,000.00
4 Staf Administrasi Keuangan 1 3,500,000.00 3,500,000.00
5 Straf HRD 1 3,500,000.00 3,500,000.00
6 Satpam 10 2,500,000.00 25,000,000.00
Jumlah 149 463,500,000.00
Keterangan :• 2 orang teknisi mengelola 16 ha, dengan operator 32 orang (2 org/Ha). • Upah belum termasuk lembur, intensif dan bonus. • Gaji disesuaikan dengan UMR setempat
ANALISIS BIAYA PRODUKSI No. Uraian Volume Unit Harga/Unit
(Rp 1.000) Total (Rp)
A Modal Tetap
1. Pembebasan Lahan 55 Ha 250.000 1.375.000.000
2. Konstruksi Lahan Tambak 50 Ha 250.000 2.500.000
3. Bangunan Emplasemen 200 M 2 500. 100.000
4. Genset (Merk Perkins) 2 Unit 500 KVA US$ 57.950 956.175
5. Aerator 300 Unit 1.856,25 556.875
6. Kendaraan Operasional 1 Unit 80.000 80.000
7. Motor 1 Unit 12.000 12.000
8. Instalasi Listrik 153.375
Jumlah A 6.858.425
B Modal Kerja
1. Bibit (Benur) 14.000.000 Ekor 0,045 630.000
2. Pakan 420.000 Kg 7,5 3.150.000
3. Obat-obatan
Analisis Biaya Produksi
No. Uraian Volume Unit Harga/Unit (Rp) Total (Rp)
B Modal Kerja 1. Bibit (Benur) 14.000.000 Ekor 0,045 630.000 2. Pakan 420.000 Kg 7,5 3.150.000 3. Obat-obatan
- Urea 20.000 Kg 1,5 30.000 - TSP 20.000 Kg 1,5 30.000 - Saponin 10.000 Kg 7 70.000 - Kapur 100.000 Kg 1 100.000 4. Gaji Karyawan 438.000 5. Biaya Panen 150.000 6. Transportasi 50.000 7. Wareng Setrimin 600 M 7,5 4.500 8. Wareng Hijau 2.000 M 4 8.000
ANALISIS BIAYA PRODUKSI
No. Uraian Volume Unit Harga/Unit (Rp) Total (Rp)
C 9. Bahan bakar 96.000 Liter 4.500 192.000
10. Rehabilitasi 50 Ha 5.000. 250.000
Jumlah B 5.002.500
Modal Investasi (A+B) 11.860.925
Catatan : • Modal Kerja satu tahun dihitung untuk dua kali panen, modal kerja untuk satu kali
panen 50% dari modal kerja selama satu tahun • Harga Genset atas dasar harga pasaran Surabaya, Juli 2011, dengan nilai dolar• Harga tanah lahan tambak Rp. 250.000,-/m2 atas dasar Nilai Jual Objek Pajak di
daerah pantai Gresik
MULTIPLAYER EFECT
• Manfaat langsung: menambah petani tambak dan menyerap tenaga kerja lokal
• Manfaat tidak langsung: perbaikan transportasi seperti jalan, jembatan, angkutan; perbaikan sarana perekonomian seperti pasar, warung, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI); dan sarana keamanan seperti pos polisi
• Manfaat yang diterima oleh pemerintah daerah lebih bersifat intang
Fasilitas Fungsi Kebutuhan
Hatchery Menyediakan bibit dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas yang memadai
1 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Tradisional, 2 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Semi-Intensif, dan 3 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Intensif
Tanggul, Pintu Air, Pompa, dan Aerasi
Meningkatkan produktivitas budidaya Sesuai masing-masing skenario
Kios Minasaprodi Menyediakan dan menyalurkan sarana produksi perikanan seperti bibit ikan, pupuk, obat-obatan dan sarana perikanan budidaya lainnya untuk mendukung peningkatan produksi dalam upaya penyediaan pangan dan pengembangan minabisnis
1 Kios Minasaprodi setara Lini 3
Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin perikanan/Alsintan (UPJA)
Menyediakan sarana mekanisasi pra-panen yang mampu melayani seluruh kawasan
• 1 Depo peralatan pra panen • 1 Pusat Perbengkelan dan Gudang Suku
Cadang Alsintan (tranktor, kincir)
Saluran Irigasi Tersier dan Tandon
Menjaga ketersedian dan kualitas air untuk keberlangsungan budidaya perikanan
• Normalisasi saluran irigasi• Pembuatan tandon sebagia inlet air laut
dan air tawar
Sentra Pengolahan Hasil Perikanan
Menyediakan peralatan untuk pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
3 Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, berupa: pembangunan rumah pengolahan beserta pengadaan alat-alat pengolahan
Balai Latihan dan Keterampilan (BLK)
Memberikan pendidikan dan pelatihan budidaya (pra, proses dan pasca budidaya; hama & penyakit; penyediaan pakan alami, pembuatan pakan buatan), pengolahan hasil perikanan
1 Balai Latihan dan Keterampilan
ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA BUDIDAYA
ANALISIS SWOT STRATEGIS
Permasalaha
n intern
al
Teknologi pembenihan dan pembesaran untuk beberapa komoditas belum sepenuhnya dikuasai.Jaringan irigasi teknis untuk pembudidayaan tambak masih belum merata.Mutu sarana produksi dan produktivitas usaha budidaya masih relatif rendah.Pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan belum terintegrasi.Lemahnya kelembagaan kelompok pembudidaya.
Permasalaha
n ekster
nal
Belum mantapnya tata ruang lahan utnuk perikanan budidaya.Lemahnya dukungan perbankan bagi usaha budidaya.Mekanisme penyuluhan berjalan secara baik serta kurangnya tenaga penyuluh perikanan.Infrastruktur pendukung seperti telekomunikasi, listrik dll belum memadai.Keamanan, terutama pada kawasan pertambakan dan budidaya mutiara.Hambatan tarif dan non tarif pada produk perikanan Indonesia.Belum mantapnya tata ruang lahan untuk perikanan budidaya
Kekuatan (Strength-S) 1) Lahan masih sangat luas. 2) Daya dukung lahan sangat baik.
Kelemahan (Weakness-W) 1) Masih bersifat tradisional dalam upaya
pembenihan dan pembesaran.2) Jaringan irigasi teknis untuk pembudidayaan
tambak masih tidak merata.3) Mutu sarana produksi dan produktivitas
usaha budidaya masih relatif rendah.4) Lemahnya kelembagaan kelompok
pembudidaya.Peluang (Opportunity-O)
1) Faktor kedekatan lokasi dengan Pelabuhan Tanjung Perak,
2) Industri perikanan budidaya membutuhkan udang dalam jumlah besar.
STRATEGI S-O 1) Potensi pasar dan keberadaan industri perikanan
di Gresik dan Surabaya dapat dijadikan modal untuk mencari investor yang dapat mendukung aplikasi teknologi untuk memanfaatkan potensi lahan yang masih sangat luas.
STRATEGI W-O 1) Potensi pasar dan keberadaan industri dapat
di Gresik dan Surabaya menjadi modal untuk menarik investor untuk meningkatkan teknologi, kapasitas sumberdaya manusia, dan dukungan kelembagaan yang dibutuhkan..
Ancaman (Threat-T)
1) Keberadaan Sungai Bengawan Solo, Sodetan dan Curah Hujan yang cukup tinggi, dapat membawa limpasan limbah industri berbahaya
2) Keamanan kawasan masih rendah,
3) Perizinan untuk lahan dirasakan sulit.
STRATEGI S-T 1) Pemerintah Daerah harus berkoordinasi
dengan .Pemerintah Pusat dalam mengupayakan penanggulangan sedimentasi dan limpasan limbah dari Sungai Bengawan Solo, dan Sodetannya.
2) Pemerintah Daerah dapat membuat sistem perijinan satu atap untuk mempercepat proses perizinan lahan budidaya
STRATEGI W-T 1) Lingkungan harus menjadi perhatian penting
agar dampak dari pencemaran dan sedimentasi dapat diminimalkan pengaruhnya pada kualitas air.
PERTIMBANGAN DALAM REVITALISASI
Revitalisasi mengacu pada konsep tata ruang wilayah setempat dan kebijakan pemerintah serta daerah
Revitalisasi bertitik tolak pada daya dukung dan kesesuaian lahan dan perairan setempat serta dampak yang akan ditimbulkan;
Revitalisasi memperhatikan faktor aksesibilitas dan akseptabiltas dari sosial masyarakat setempat agar tercipta suatu kondusifitas yang terjamin;
Revitalisasi memperhatikan nilai manfaat bagi masyarakat sekitar dan pemerintah daerah;
Revitalisasi mengunakan pola kemitraan yang mengacu pada peningkatan kesejahteraan petambak baik jangka pendek maupun jangka panjang ;
PT = Petak TreatmentPAS = Petak air siap pakai berisi ikan omnivora- herbivora (bandeng-
mujair jantan/nila jantan - belanak)U = Petak pembesaran udangSS = Saluran sedimentasiSPN = Saluran penyerapan nutrient terlarut (rumput laut)UPL = Petak pengolahan limbah (oksidasi dan pohon bakau)
SS
PU PU PU
PAS
UPL
SPN
PTSungai/Laut(Air Payau)
Mempertahankan jalur hijau sesuai ketentuan yang berlaku, ditambah dengan lahan penyangga.
Mengembangkan Saluran Pengairan, petak steril/Inlet dan petak pengolahan limbah/Outlet. Kualitas air buang tambak harus relatif sama dengan kualitas air pasok
Membangun tandon (petak karantina, petak pengendapan, petak biofilter) dan menerapkan biosecurity
Menghindari penggunaan pestisida dan atau obat-obatan berbahaya atau bila terpaksa peggunaannya seselektif mungkin.
Meningkatkan keseimbangan lingkungan/habitat budidaya dengan penggunaan probiotik (terutama budidaya intensif).
STRATEGI REVITALISASI
REALISASI REVITALISASI TAMBAK UDANG
Manajemen Kesehatan Budidaya Udang (SCHM), melalui:a. Perbaikan Persiapan Petak Tambak dan Kawasan Tambak Persiapan Tambak,
Persiapan kawasan tambak, Penyiapan Air Tawar Siap Tebar)b. Pencegahan Pengelolaan Kualitas Air -> Pencegahan Masuk Kembali Patogen
(Pengadaan benur ”Bebas Patogen” dan Pencegahan masuknya kembali patogen melalui air)
c. Peningkatan Pengelolaan Pemberian Pakand. Pencegahan Penyebaran Penyakite. Rekayasa Sosial
TATA LETAK TAMBAKTATA LETAK TAMBAK HARUS MEMENUHI:• Menjamin kelancaran mobilitas operasional • Menjamin kelancaran dan keamanan pasok air dan
pembuangannya. • Menekan biaya kontruksi tanpa mengurangi fungsi teknis dari
unit tambak yang dibangun dan mempertahankan kelestarian lingkungan.
ASPEK TATA LETAK TAMBAK: Konstruksi petakan dan pintu air tergantung teknologi Sistem Irigasi, Saluran pemasukan & pembuangan terpisah Tandon air sumber dan air buangan (limbah) Sistem pararel bukan seri
(perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah patogen & cerrier, serta menetralisir ekses racun)
Daerah penyangga, sempadan pantai (lebarnya min 130 x nilai rata2 perbedaan pasang tertinggi dan terendah) & sempadan sungai (min 100 dari kanan kiri sungai besar dan 50 m kanan kiri sungai kecil)
Areal sarana penunjang (gudang pakan, gudang kapur, gudang pestisida, gudang peralatan, bengkel, rumah genset, rumah jaga, rumah pompa),
Pematang yang mampu dilalui kendaran roda empat
1. PERBAIKAN PERSIAPAN PETAK TAMBAK DAN KAWASAN TAMBAK
RENCANA ZONASI RINCI
No Kelas Kesesuaian Lahan
Luas
Ha %
1 S1 67.8 54.63
2 S2sl 28.4 22.88
3 S3B 9.1 7.33
4 S3sl 7.6 6.12
5 S3sl.pH 11.2 9.02
Jumlah 124.1 100.00
RENCANA ZONASI RINCI
4. PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT
Konsepsi Aksi Dan Pelaku Serta Persyaratan Operasi Manajemen Kesehatan Budidaya Udang
Konsepsi Aksi Pelaku Syarat Operasi1. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan
a. Desinfektan petakb. Desinfektan saluran +peralatan
a. Petani (P)b. KelompokTani (KT)
Diperlukan bahan dari SOP (standard operation
procedure) yang semuanya harus dapat
dilaksanakan dalam kerjasama kelompok tani
tambak yang Kompak
2. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan
a. Gunakan “PatogenFree Seed”b1. Desinfeksi air masukb2. Gunakan karnivorasebagai filter ”carrier”
a. P/KTb. Pa. Pb. P
3. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan
a. Gunakan teknologi resirkulasib. Probiotik/Bioremediasi
a. KTb. P
4. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan
a. Kontrol kualitas + jumlah petak >> FCR kecil
b. Pemupukan untuk pakan alami >> peningkatan daya tahan
P
5. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan
5. REKAYASA SOSIAL
Kemandirian Agribisnis Budidaya Udang
“integrated bisnis” dari mulai hulu sampai hilir
PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAUNo. Program Stakeholder Tahun
2013 2014 2015 2016 20171 Rehabilitasi iriigasi Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak2 Rehabilitasi Green belt (Sempadan pantai dan
sempadan sungai)Pemda, Dis-KP, Dis-Hut, Dis-PU, Petambak
3 Rehabilitasi tambak Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak4 Rehabilitasi balai-balai benih udang Dis-KP, Petambak5 Menarik investor untuk
Pemda, BKPMD, Dis-KP, Dis-Perindag
a. membangun “cold storage” a. membangun pabrik esa. membangun pabrik pakan
6 Rehabilitasi LBAP Dis-KP7 Operasionalisasi LBAP Dis-KP8 Menjadikan LBAP Ujung Batee sebagai
“broodstock center” udang vannameiDis-KP
9 Memberikan pelatihan cara-carabudidaya di wilayah endemik penyakit viral (SCHM)
Dis-KP, Petambak, Pakar
10 Menghidupkan/membentuk kelompok – kelompok tani agar memiliki pola tanam yang teratur sehingga ada kontinuitas sarana dan hasil panen
Dis-KP, Petambak, Pengusaha
11 Operasionalisasi budidaya udang vannamei intensif Dis-KP, Petambak, Pengusaha12 Operasionalisasi budidaya udang windu ekstensif Dis-KP, Petambak, Pengusaha12 Operasionalisasi budidaya udang windu, Mangrove
dan Wisata (Minawisata)Dis-KP, Petambak, Pengusaha
TERIMA KASIH
DESAIN & KONTRUKSI TAMBAK UDANG
KONTRUKSI TAMBAKSyarat konstruksi tambak:1. Tahan terhadap damparan ombak besar, angin
kencang dan banjir. Jarak minimum pertambakan dari pantai adalah 50 meter atau minimum 50 meter dari bantara sungai.
2. Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen.
3. Tanggul harus padat dan kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi air.
4. Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari, sehingga menghemat tenaga.
5. Sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia.6. Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil
produksinya.7. Saluran pemasuk air terpisah dengan
pembuangan air.
Konstruksi dan pengelolaan tambak dengan sistem resirkulasi tertutup adalah sebagai berikut :• Memiliki tandon pasok dan tandon
buang yang masing-masing terdiri dari 3 – 4 petak (pengendapan/karantina, biofilter, aklimatisasi).
• Menerapkan biosecurity secara umum selama operasional pemeliharaan.
• Penggunaan ikan-ikan bioscreening multi species sebagai pemangsa inang dan sebagai biofilter.
• Bila didalam petak tandon aklimatisasi kondisi plankton belum memadai perlu dilakukan inokulasi phytoplankton pada air media pemeliharaan.
• Daerah penyangga dan jalur hijau di sekeliling unit tambak harus dipertahankan.
PP
PB
PK
PP
SPE
PAS
UPL
PP
PB
PK
PP
SPE
PAS
UPL
Keterangan :PK : Petak karantinaPAS : Saluran air pasokSPE : Saluran air buangPB : Petak (pengendapan/ karantina,
biofilter, aklimatisasi)UPL : Tempat penyaringan limbah tambak
Desain tambak sistem resirkulasi tertutup (semi tertutup) (Sumber : BBPBAP Jepara, 2003)
DESAIN TAMBAK SISTEM RESIRKULASI/SEMI TERTUTUP
DISAIN PEMATANG
Ada dua macam pematang, yaitu pematang utama dan pematang antara.• Pematang utama merupakan pematang keliling
unit, yang melindungi unit yang bersangkutan dari pengaruh luar. Tingginya 0,5 m di atas permukaan air pasang tertinggi. Lebar bagian atasnya sekitar 2 m. Sisi luar dibuat miring dengan kemiringan 1:1,5. Sedangkan untuk sisi pematang bagian dalam kemiringannya 1:1.
• Pematang antara merupakan pematang yang membatasi petakan yang satu dengan yang lain dalam satu unit.
Ukurannya tergantung keadaan setempat, misalnya: tinggi 1-2 m, lebar bagian atas 0,5-1,5. Sisi-sisinya dibuat miring dengan kemiringan 1:1.Pematang dibuat dengan menggali saluran keliling yang jaraknya dari pematang 1 m. Jarak tersebut biasa disebut berm.
DISAIN PEMATANG
DISAIN SALURAN• Saluran air harus cukup lebar dan dalam, tergantung
keadaan setempat, lebarnya berkisar antara 3-10 m dan dalamnya kalau memungkinkan sejajar dengan permukaan air surut terrendah. Sepanjang tepiannya ditanami pohon bakau sebagai pelindung.
• Ada dua macam pintu air, yaitu pintu air utama (laban) dan pintu air sekunder (tokoan/pintu air petakan).
• Pintu air berfungsi sebagai saluran keluar masuknya air dari dan ke dalam tambak yang termasuk dalam satu unit.
• Lebar mulut pintu utama antara 0,8-1,2 m, tinggi dan panjang disesuaikan dengan tinggi dan lebar pematang. Dasarnya lebih rendah dari dasar saluran keliling,serta sejajar dengan dasar saluran pemasukan air.
• Bahan pembuatannya antara lain: pasangan semen, atau bahan kayu (kayu besi, kayu jati, kayu kelapa, kayu siwalan, dll)
• Setiap pintu dilengkapi dengan dua deretan papan penutup dan di antaranya diisi tanah yang disebut lemahan.
• Pintu air dilengkapi dengan saringan, yaitu saringan luar yang menghadap ke saluran air dan saringan dalam yang menghadap ke petakan tambak. Saringan terbuat dari kere bambu, dan untuk saringan dalam dilapisi plastik atau ijuk.
DISAIN SALURAN
• Saluran tambak pada umumnya termasuk tipe terbuka dengan penampang berbentuk trapesium terbalik dan airnya mengalir secara gravitasi. Tipe tertutup biasanya dipakai untuk menyalurkan air yang dipompa dari laut
• Disain saluran meliputi: penentuan kemiringan saluran, lebar dan dalam dasar saluran serta kemiringan dinding saluran.
2. PENGELOLAAN KUALITAS AIR
• Saluran pembawa (supply) harus terpisah dari saluran pembuang (drainase).• Dua sampai tiga bulan pertama tidak dilakukan pergantian air dan bulan ke empat
pergantian air hanya untuk mengganti evapotranspirasi. Pergantian air yang besar dapat bermakna memasukkan lebih banyak “carrier” penyakit.
• Sebagai konsekuensi dari butir ke dua adalah dimensi saluran pembawa tidak terlalu besar. Dengan kisaran pasang setinggi 1,10 m maka dimensi saluran selebar 10 m dan kedalaman 1,5 m cukup untuk mengairi tambak seluas 125 ha.
REHABILITASI PERTAMBAKAN DI WILAYAH ENDEMIK MBV, WSV DAN TSV
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
• Penggantian air dilakukan secara teratur, misalnya 5% setiap hari dan hindari penggantian air secara total/sampai habis kecuali ada masalah-masalah tertentu. Untuk tambak-tambak tertentu biasanya dilengkapi 2 pintu air pembuangan yaitu pipa atas dan pipa bawah.
• Untuk pipa atas diperlukan untuk membuang air pada saat sehabis hujan deras sehingga timbul dua lapisan yang berbeda yaitu lapisan air berkadar garam dan air hujan. Oleh karena itu, karena air hujan tidak cocok dengan kondisi lingkungan udang maka perlu dibuang
PEMASANGAN KINCIR
• Kincir biasanya dipasang setelah pemeliharaan 1,5-2 bulan, karena udang sudah cukup kuat terhadap pengadukan air.
• Kincir dipasang 3-4 unit/ha. Daya kelarutan O2 ke dalam air dengan pemutaran kincir itu mencapai 75-90%.
A. Desain Tambak ukuran 4000 m2 lingkaran dan bujur sangkar danpengaturan Kincir 1.5 HP
B. Disain tambak dengan luas > 5000 m2
PROFIL TAMBAK UDANG DI JAWA TIMUR
Total pemanfaatan lahan tambak untuk kegiatan budidaya di Pantura Jawa mencapai sebesar 180.844,96 hektar. Berdasarkan tingkat teknologi dari nilai tersebut masing-masing untuk budidaya sistem tradisional sebesar 146.757,36 hektar; semi intensif sebesar 29.992,11 hektar, dan sistem intensif sebesar 4.095, 49 hektar.
Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan yang memiliki lahan pertambakan terluas yaitu mencapai 79.816,46 hektar, diikuti berturut-turut Provinsi Jawa Barat 50.340,64 hektar, Jawa Tengah 41.198,86 hektar, dan Banten sebesar 9.489,00 hektar. Kawasan tambak Pantura di atas meliputi 22 Kabupaten/Kota yang tersebar di 4 (empat) Provinsi.
2.1. Pemanfaatan Lahan Tambak
No Kabupaten Luas Tambak (ha)Total Tradisional Semi Intensif
1 Tuban 3.158,63
2.807,73
126,13
224,77
2 Lamongan 20.842,05
19.771,70
983,75
86,60
3 Gresik 32.464,17
32.402,17
43,00
19,00
4 Sidoarjo 15.530,41
15.530,41
-
-
5 Pasuruan 3.952,90
3.941,90
7,00
4,00
6 Probolinggo 1.999,10
1.118,60
2,10
878,40
7 Situbondo 488,20
80,00
65,50
342,70
8 Banyuwangi 1.381,00
447,00 161,00
773,00
79.816,46 76.099,51
1.388,48
2.328,47
• Total produksi budidaya tambak Pantura mencapai 395.143,71 ton. Angka tersebut didominasi oleh 3 (tiga) komoditas budidaya yakni berturut-turut udang (windu dan vaname) sebanyak 86.500,07 ton , bandeng sebanyak 180.268,77 ton, Gracilaria sebanyak 66.603,99 ton dan lainnya sebanyak 61.770,87 ton.
• Produksi Provinsi Jawa Timur Komoditas udang sebanyak 29.637,92 ton, Bandeng sebesar 70.732,17 ton, Sedangkan Gracilaria 3.911,5 ton
No
Kabupaten/Provinsi
Produksi (ton)
Total Udang Bandeng Gracilaria Lainnya
1 Tuban 6.548,32
2.176,14
3.381,29
2,00
988,89
2 Lamongan 4.411,00
2.406,00
1.405,00 -
600,00
3 Gresik 45.224,63
7.877,18
37.347,45 - -
4 Sidoarjo 56.376,80
5.459,10
23.295,00
2.725,80
24.896,90
5 Pasuruan 9.191,62
1.091,62
4.071,13
1.001,99
3.026,88
6 Probolinggo 3.720,16
1.542,88
932,50
168,30
1.076,48
7 Situbondo 2.321,20
2.041,20
266,50
13,50 -
8 Banyuwangi 7.373,10
7.043,80
33,30
-
296,00
135.166,8
3
29.637,92
70.732,17
3.911,59
30.885,15
2.2 GAMBARAN PRODUKSI BUDIDAYA
REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK DI PANTURA
Aktivitas budidaya tambak telah secara nyata mempengaruhi terhadap serapan tenaga kerja bagi masyarakat di Pantura Jawa. Dengan total pemanfaatan lahan budidaya sebesar 180.844,96 hektar, jumlah rumah tangga perikanan yang aktif melakukan kegiatan usaha budidaya di tambak mencapai 69.937 RTP, dengan rincian masing-masing pelaku budidaya tradisional sebanyak 53.134 RTP, semi intensif sebanyak 13.757 RTP, dan intensif sebanyak 358 RTP. Data jumlah RTP pelaku budidaya di tambak pantura Jawa
No
Kabupaten/Provinsi
Jumlah RTP
Total Trad Semi Intensif
JAWA TIMUR 25.523,00
25.032,00
180,00
311,00
1 Tuban 1.117,00
1.117,00
-
-
2 Lamongan 851,00
703,00
117,00
31,00
3 Gresik 17.743,00
17.727,00
11,00
5,00
4 Sidoarjo 3.257,00
3.257,00
-
-
5 Pasuruan 1.438,00
1.438,00
-
-
6 Probolinggo 549,00
525,00
9,00
15,00
7 Situbondo 212,00
94,00
9,00
109,00
8 Banyuwangi 356,00
171,00
34,00
151,00
2.3 JUMLAH RUMAH TANGGA PELAKU BUDIDAYA
REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI JUMLAH RUMAH TANGGA PERIKANAN
Dari sisi kelembagaan Pokdakan secara umum masih didominasi oleh Pokdakan kategori pemula, yang mencapai sebanyak 1.331 buah, sedangkan kategori lainnya berturut-turut pokdakan kategori lanjut sebanyak 27 buah, madya sebanyak 84 buah dan kategori utama sebanyak 11 buah.
Kualitas pokdakan dari sisi kelembagaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pelaku pembina, total petugas lapang yang secara langsung berperan dalam pembinaan dan pendampingan Pokdakan, masing-masing untuk Jumlah Petugas Penyuluh Lapangan (PPL PNS) sebanyak 124 orang, Petugas Penyuluh Perikanan Kontrak (PPTK) sebanyak 60 orang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 39 orang dan Technical Service (TS) Swasta sebanyak 15 orang. Data sebaran jumlah Pokdakan dan ketersediaan petugas lapang di masing-masing Kabupaten/Kota
No Kabupaten POKDAKAN (Buah) Petugas Lapang
Jumlah Pemula Lanjut Madya Utama Jumlah PPL PTL/PPTK UPT TS Swasta2 Tuban 24 23 0 0 1 7 3 2 2 0
3 Lamongan 0 - - - - - - - - -
4 Gresik 188 188 0 0 0 25 9 7 9 0
5 Sidoarjo 65 47 10 7 1 13 9 4 0 0
6 Pasuruan 34 0 0 0 0 4 4 0 0 0
7 Probolinggo 15 15 0 0 0 7 7 0 0 0
8 Situbondo 1 1 30 15 12 3 0
Banyuwangi 177 167 8 2 0 22 10 8 4 0
Total 504 441 18 9 2 108 57 33 18 0
2.4. KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PELAKU PEMBINA
REKAPITULASI KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PETUGAS LAPANGDI JAWA TIMUR
3.1. TARGET REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMURHasil identifikasi bahwa luas lahan tambak DI Jawa Timur yang berpotensi untuk direvitalisasi mencapai 20.879,66 hektar, dengan rincian :
-Tambak Tradisional seluas : 16.661,33 ha-Tambak Semi intensif seluas : 1.838,23 ha-Tambak intensif seluas : 2.380,10 - ha
No KABUPATEN Potensi Luas Revitalisasi (ha)
Jumlah Ekstensif Semi Intensif
1 Tuban 484,16 319,73 126,13 38,30
2 Lamongan - - - -
3 Gresik 3.240,00 - 1.675,00 1.565,00
4 Sidoarjo 15.381,51 15.381,51 - -
5 Pasuruan 394,19 394,19 - -
6 Probolinggo 351,00 346,00 5,00 -
7 Situbondo 798,60 175,40 32,10 591,10
8 Banyuwangi 230,20 44,50 - 185,70
20.879,66 16.661,33 1.838,23 2.380,10
Data sementara yang dihimpun (data sekunder) bahwa kebutuhan untuk rencana pengembangan revitalisasi tambak pantura, sebagai berikut :- Rehab Saluran : Rp. 280.885.850,-- Jalan Produksi : Rp. 16.550.000,-- Kebutuhan PTL : 33 orang
3.2. RENCANA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMUR
REKAPITULASI KEBUTUHAN PENGEMBANGANREVITALISASI TAMBAK UDANG DI PANTURA
No KABUPATEN/PROVINSI
Perkiraan Kebutuhan Pengembangan Rehab Saluran* Jaringan PLN Jalan Produksi** Petugas
Lapang (org) Vol Sat
Jumlah (Rp.000) Vol Sat
Jumlah (Rp.000) Vol Sat
Jumlah (Rp.000)
1 Tuban 16.700
3.290.000 - - -
- -
- 8
2 Lamongan -
-
- - - -
- -
- -
3 Gresik 1.288.065
193.464.600 - - -
- -
-
4 Sidoarjo 10.000
75.000.000 - - -
3,5 km
15.750.000 -
5 Pasuruan 5.500
- - -
- -
-
6 Probolinggo 27.325
6.831.250 - - -
- -
- 7
7 Situbondo -
- - - -
- -
- -
8 Banyuwangi 2.300
2.300.000 - - -
4.000 m
800.000 18
1.349.890
-
280.885.850 - - - 4.003,5 - 16.550.000 33
3.3. RENCANA CALON LOKASI DEMFARM
Hasil identifikasi dan kajian teknis maupun non teknis untuk menentukan calon lokasi demfarm, didapatkan calon lokasi demfarm masing-masing sebagai berikut :
1. Kabupaten Tuban :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha2. Kabupaten Lamongan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha3. Kabupaten Gresik :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha4. Kabupten Sidoarjo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha5. Kabupaten Pasuruan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha6. Kabupaten Probolinggo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha7. Kabupaten Situbondo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha8. Kabupaten Banyuwangi :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha
REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM
No Kabupaten Nama Pokdakan
Potensi Pengembangan Demfarm
Luas Tambak untuk Demfarm (ha)
Teknologi dapat dikembangkan Jenis Komoditas Kondisi/
persyaratan teknis Kondisi Perlu Perbaikan Perkiraan biaya perbakan
1 Tuban Mina Lestari 8 Semi intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
Barokah 2 Semi intensif Vaname Kurang baik (air tawar tidak ada)
Saluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
Tirto Makmur 3 Intensif Vaname BaikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
Udang Perkasa 15 Intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
Tani mandiri 10 Semi intensif Vaname BaikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
Udang Sari 1,2 Semi intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
Bina Mulya 3 Semi intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
Tambak Waru 4 Semi intensif Vaname BaikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM
REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM
No Kabupaten Nama PokdakanPotensi Pengembangan Demfarm
Luas Tambak untuk Demfarm (ha)
Teknologi dapat dikembangkan Jenis Komoditas Kondisi/
persyaratan teknis Kondisi Perlu Perbaikan Perkiraan biaya perbakan
2 Lamongan Langgeng Harjo 20 Tradisional plusUdang Vaname cukup baik
Mitra Sejati 20 Tradisional plusUdang Vaname
cukup baik
Mina Abadi 20 Tradisional plusUdang Vaname cukup baik
Mina Makmur Abadi I dan II 20 Tradisional plus
Udang Vaname & Windu
cukup baik
Bakti Usaha 20 Tradisional plus Udang Vaname cukup baik
3 Gresik Podho Rukun 112 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya,
sarana penunjang
Tani Pangka Wetan 3150 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya,
sarana penunjang
Mina Sari Asih 100 Tradisional Plus Vanname+Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya,
sarana penunjang
Vanname Makmur 20 Tradisional Plus Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Kampung Vanname 4 Intensif Vanname Baik Saluran, petak budidaya,
sarana penunjang
LANJUTAN,..
3 Gresik Podho Rukun 112 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Tani Pangka Wetan 3150 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Mina Sari Asih 100 Tradisional Plus Vanname+Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya,
sarana penunjang
Vanname Makmur 20 Tradisional Plus Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Kampung Vanname 4 Intensif Vanname Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
4 Sidoarjo Sumber Mina 1 300 Ekstensif Plus Windu Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Eco Shrimp 950 Ekstensif Plus Windu Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Karya Makmur 152 Ekstensif Plus Windu Kurang Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Mina Alam Lestari 475 Ekstensif Plus Windu Kurang Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang
Sumber Urip 152 Ekstensif Plus dan Semi I Windu Kurang Baik Saluran, petak budidaya,
sarana penunjang 5 Pasuruan
Lanjutan,..
6Probolinggo Sumber
Vaname 9 Tradisional plus dan Semi intensif
Vaname dan Bandeng Saluran, petak budidaya, tandon,
jalan akses
Sido Agung 47 Ekstensif Vaname Saluran, petak budidaya, tandon,
jalan akses
Sumber Hidup 130 Ekstennsi dg
polikultur Vaname, bandeng Saluran, petak budidaya, tandon, jalan akses
Mina Bakau 47 Ekstennsi dg
polikultur Vaname, bandeng Saluran, petak budidaya, tandon, jalan akses
Pesisir Asri 12 Ekstensif Vaname Saluran, petak budidaya, tandon,
jalan akses
Mina Mas 11 Ekstensif dg
polikultur Vaname, bandeng Saluran, petak budidaya, tandon, jalan akses
7 Situbondo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8Banyuwangi Sido Rukun 5 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan
sarana penunjang
Sabuk Hijau 10 Semi-intensif dan
intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan sarana penunjang
Sinar Mina
Kencana 3 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan sarana penunjang
Sukses Abadi 2 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan
sarana penunjang
Mina Bangkit
Bersama 15 Semi-intensif Vanname Kurang baik
Salluran. Petak budidaya, tandon dan sarana penunjang
Tambak Asri 5 Semi-intensif Vanname Kurang
baikSalluran. Petak budidaya, tandon dan
sarana penunjang
Tirta Kencana 2 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan
sarana penunjang
Raja Vaname 2 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan
sarana penunjang
Dep. PU : Pengembangan jaringan irigasi tambak dan jalan produksi
Dep. Keuangan : Dukungan pembiayaan untuk pembangunan insfratuktur tambak
Dep. Dalam Negeri : Mendorong PEMDA untuk penetapan & penegakan tata ruang
BAPEDAL dan PEMDA : Pengelolaan lingkungan perairan tambak.
Koperasi dan UKM : Pemberdayaan Kelompok melalui Koperasi
Perbankan : Penyediaan kredit program KUR, KKPE
PT. PLN : Penyediaan jaringan listrik bagi tambak udang semi/intensif dan hatchery udang
DUKUNGAN SEKTOR YANG DIPERLUKAN
PROFILE KONDISI CALON LOKASI REVITAISASI TAMBAK UDANG
PROVINSI BANTEN
1. Kabupaten Serang
Kelompok : Mina Gracillaria InsaniKetua : Bp. HarisAnggota : 10 orangLuas lahan : 72 haKomoditi : Bandeng, udang dan Gracilaria
Kelompok : Mina Gracillaria InsaniKetua : Bp. HarisAnggota : 10 orangLuas lahan : 72 haKomoditi : Bandeng, udang dan Gracilaria
2. KABUPATEN TANGERANG
Kelompok : Bina MarepatLokasi : Kecamatan Kronjo, Kemeri dan Mekar baruKomoditi : Udang windu, Bandeng dan GracilariaAnggota : 10 orangLuas lahan 30 ha
Kelompok : Bina MarepatLokasi : Kecamatan Kronjo, Kemeri dan Mekar baruKomoditi : Udang windu, Bandeng dan GracilariaAnggota : 10 orangLuas lahan 30 ha
PROVINSI JAWA BARAT
1. Kabupaten Karawang
Pokdakan : Mina KaryaAlamat : Desa karya Bakti, Batu jayaJumlah Anggota : 28 orangLuas potensi demfarm : 54Komoditas saat ini : Windu dan bandengTeknologi : tradisional, dapat dikembangkan : semi intensif
2. Kabupaten Subang
Pokdakan : Cipta BahariAlamat : Patimban, Pusaka NagaraJumlah Anggota : 15Luas potensi demfarm : 20 haKomoditas saat ini : udang VanameTeknologi : Intensif
3. Kabupaten Indramayu
Pokdakan : Datuk Jaya MinaAlamat : Desa Pranggon, Kec. ArahanJumlah Anggota : 42 orangLuas potensi demfarm : 44Komoditas saat ini : Windu, vaname dan bandengTeknologi : tradisional, dapat ditingkatkan menjadi semi intensif
4. Kabupaten Cirebon
Pokdakan : Mina Jaya BaktiAlamat : Desa Bungko, Kec. KapetakanJumlah Anggota : 10 orangLuas potensi demfarm : 5 haKomoditas saat ini : VanameTeknologi dapat dikembangkan: semi intensif
PROVINSI JAWA TENGAH
1. Kabupaten Brebes
Pokdakan : Harapan Jaya
Alamat : Desa LimbanganJumlah Anggota : 30 orangLuas tambak : 30 haKomoditas : UdangTeknologi “ Tradisional
2. Kabupaten Pemalang
Pokdakan : Mina TulusJumlah Anggota : 20 0rangLuas tambak : 40 haKomoditas : udangTeknologi : Semi /intensif
Pokdakan Sunter Mas IIILokasi : Desa Depok, Kec. Siwalan Kondisi Teknis :
• Teknologi budidaya ekstensif• Luas lahan 40 Ha• Secara umum sesuai standar kelayakan
teknis budidaya yang dpersaratkan• Komoditas dikembangkan saat ini Bandeng
dan gracilaria (sebagai pelengkap)• Udang Windu mengalami kegagalan sejak
tahun 3keterbatasan info teknologi• Masih ada budidaya udang windu tp relatif
sangat sedikit
Potensi Pengembangan Demfarm :
Luas tambak 20,5 dengan total 24 petak (tandon dan petak budidaya) Teknologi tradisional dan dapat dikembangkan menjadi semi intensif Komoditas udang windu/vaname dengan polikultur Bandeng dan Nila Teknologi diterapkan dengan sistem cluster Persyaratan teknis baik Kondisi perlu perbaikan : Saluran 0,9 km; Petak Tandon 4 ha; petak budidaya 20,5 ha
dan sarana penunjang
Kondisi Non Teknis :
• Kelembagaan baik, dan menunjukkan adanya animo dan komitmen yang tinggi dalam menerapkan teknologi anjuran
• Jumlah anggota 45 orang• Lahan cukup luas dengan status hak milik maupun
sewa• Aksesibilitas mudah• Jalan akses baik (beraspal) dan memungkinkan masuk
roda 4• Jaringan listrik (PLN) belum ada• Lahan tambak masih bisa diperluas (banyak lahan idle
dan potensi alih fungsi menjadi lahan tambak)
3. Kabupaten Pekalongan
4. Kabupaten Kendal
Pokdakan : Ngudi MakaryoAlamat : Desa Kartikajaya, Kec. PatebonJumlah Anggota : 40 orangLuas tambak : 505 haKomoditas saat ini : BandengTeknologi Tradisional
5. Kabupaten Demak
Pokdakan : Windu Jaya IAlamat : Desa Sidarejo Kecamatan SayungJumlah Anggota : 20 orangLuas potensi demfarm : 50 haKomoditas saat ini : udang dan bandengRekomendasi Teknologi : Polikultur udang dan bandeng
6. Kabupaten Jepara
Pokdakan : Mina BarokahAlamat : Desa Surodadi, Kec. KedungJumlah Anggota : 40 orangLuas potensi demfarm : 10 haKomoditas saat ini : udang dan bandengTeknologi : Tradisional plus
7. Kabupaten Pati
Pokdakan : MuryaAlamat : Desa Tunggul Sari, TayuJumlah Anggota : 122 orangLuas tambak: 98 haKomoditas saat ini : udang dan bandengTeknologi : tradisional
8. Kabupaten Rembang
Pokdakan : Sidodadi Maju IIIAlamat : Desa Dasun, Kec. LasemJumlah Anggota : 30 orangLuas potensi demfarm : 20 haKomoditas saat ini : udang vanameTeknologi yang dapat dikembangkan: semi intensif
9. Kota Pekalongan
Pokdakan : Mina BarokahAlamat : Kel. Degayu, Kec. Pekalongan UtaraJumlah Anggota : 15 orangLuas potensi demfarm : 1,7 haKomoditas : udang vanameTeknologi yang dapat dikembangkan: Tradisional
A. KAWASAN KONSERVASI
Sempadan Pantai Sempadan Sungai
Zona Penyangga
KAWASAN PEMANFAATAN UMUM
Petak Tandon
• Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei, Scucullata), kerang bakau (G. coacan); rak bambu > 10 cm dari dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar cangkang 5-7 cm
Petak Steril Air• Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air
keruh dan 3 ppm unutk air jernih), dengan proses netralisasi ± 3 jam. Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50 kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm sebesar 18-25 kg/ha.
Petak pengendali hama penyakit
• Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap putih, dll. Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan seluruhnya
Petak Biofilter• Organisme : kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau• Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan kepadatan 6-8
ekor/m²• Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan kepadatan 0.75
kg/m² (28 ekor/ m²), ditempatkan dalam rak bambu pada kedalaman 10 cm
Petak Pembesaran
KAWASAN PEMANFAATAN UMUM
• Fungsi: perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah patogen & cerrier, serta menetralisir ekses racun
• Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei, Scucullata), kerang bakau (G. coacan); rak bambu > 10 cm dari dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar cangkang 5-7 cm
Petak Tandon
• Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air keruh dan 3 ppm unutk air jernih), dengan proses netralisasi ± 3 jam.
• Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50 kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm sebesar 18-25 kg/ha.
Petak Steril Air
• Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap putih, dll• Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan seluruhnyaPetak pengendali hama penyakit
• Kedalaman tambak 0.75-1.2 meter, Luas petakan sekitar 0.25 hektar• Hapa 15 m³ (5x3x1 m) , Padat tebar 3000 ekor/m³ (PL 11-17), Sanitasi air 25-30 ppm• Masa pemeliharaan 45 hari, Pemberian pakan 15-30 %/BB/hari• Pada musim kemarau sebaiknya pentokolan sistem hapa sedangkan pada musim
penghujan sebaiknya sistem bak.
Petak Pentokolan
Petak Pembesaran
PERSYARATAN DISAIN & KONTRUKSI TAMBAK UDANG
DISAIN TAMBAKTujuan: Mempermudah pengelolaan air dan pemanenan udang, serta mengefektifkan pengelolaan limbah
• Disain Petakan merupakan perencanaan bentuk tambak yang meliputi: ukuran panjang dan lebar petakan, kedalaman, ukuran pematang, ukuran berm, ukuran saluran keliling serta ukuran dan letak pintu air.
• Luas petakan tambak tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan. Semakin kecil ukuran semakin mudah dalam pengelolaanny, tetapi akan lebih mahal dalam kontruksi maupun operasionalnya
• Sebaiknya dibuat dalam bentuk unit. Setiap satu unit tambak pengairannya berasal dari satu pintu besar, yaitu pintu air utama atau laban. Satu unit tambak terdiri dari tiga macam petakan: petak pendederan, petak glondongan (buyaran) dan petak pembesaran dengan perbandingan luas 1:9:90.
• Petakan pembagi air, yang merupakan bagian yang terdalam. Dari petak pembagi, masing-masing petakan menerima bagian air untuk pengisiannya. Setiap petakan harus mempunyai pintu air sendiri, yang dinamakan pintu petakan, pintu sekunder, atau tokoan. Petakan yang berbentuk seperti saluran disebut juga saluran pembagi air.
• Setiap petakan terdiri dari caren dan pelataran.
DISAIN KONTRUKSI TAMBAK
(i) petak Tandon/bio filter
• Organisme : kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau
• Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan kepadatan 6-8 ekor/m²
• Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan kepadatan 0.75 kg/m² (28 ekor/ m²), ditempatkan dalam rak bambu pada kedalaman 10 cm
KAWASAN PEMANFAATAN UMUM
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
BERDASARKAN CARA PENGATURAN, PENGUKURAN DAN KELENGKAPAN FASILITAS DIBAGI DALAM 3 TIPE :
1. Jaringan Irigasi sederhana
2. Jaringan irigasi semi Teknis
3. Jaringan Irigasi Teknis
MACAM MACAM SISTEM IRIGASI
Menurut sumber airnya:1. Air permukaan :
( sungai, danau, waduk )2. Air tanah : akuifer
Menurut cara pengambilan airnya:
3. gravitasi4. Pompa5. Pasang Surut
LANJUTAN……..
Menurut cara pengaliran airnya:
1. Saluran terbuka (open channel)2. Jaringan pipa (pipe network)
Menurut cara distribusi airnya ke lahan:
3. Irigasi permukaan4. Irigasi curah5. Irigasi tetes