Download - Penangkaran Si Raja Ikan Hias Arwana
1
Penangkaran Si Raja Ikan Hias Arwana
A. Pendahuluan
Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di
antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut
Indonesia tak tehitung jumlahnya. Hal ini pun menjadi penggerak bagi
lembaga pemerintah untuk menangani pengembangan perikanan budidaya.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) pun dituntut untuk memperkuat
kelembagaan masyarakat perikanan budidaya melalui penguatan struktur
perusahaan dan meningkatkan jiwa wirausaha mereka. Saat ini jenis ikan
yang sudah bisa dibudidayakan sekitar 50 jenis dari 300-500 jenis ikan yang
diekspor. Salah satu ikan yang dapat dibudidayakan adalah arwana merah
(Scleropages formosus). Pada tahun 2004, Indonesia menempati urutan
keempat sebagai eksportir ikan hias dunia dengan nilai US$ 12.648.000.
urutan pertama Singapura dengan nilai US$ 41.460.000, Malaysia US$
17.559.000, Republik Czenia US$ 13.353.000..
Seiring berkembangnya usaha-usaha perikanan budidaya di Indonesia
membuat persaingan penjualan ikan hias maupun ikan konsumsi di Indonesia
semakin ketat. Pasar dunia maupun pasar nasional merupakan incaran para
pengusaha budidaya ini. Produk yang mereka hasilkan diharapkan bisa
bernilai jual tinggi. Berbagai budidaya ikan pun dicoba para wirausahawan-
wirausahawan ini, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Budidaya ikan hias
banyak diminati kalangan pengusaha budidaya saat ini, karena dengan modal
2
sekian dapat menghasilkan laba yang sangat besar. Para pengusaha budidaya
kini banyak yang melirik sebuah usaha, yaitu usaha penangkaran ikan
arwana. Hal ini juga didukung adanya trend memelihara arwana di Indonesia
yang kian meningkat. Banyak para pengusaha budidaya memperkenalkan
kelebihan dari ikan arwana ini, sehingga banyak penggemar dari luar maupun
dalam negeri yang penasaran dan datang untuk membeli dan memelihara ikan
tersebut.
Arwana banyak disebut-sebut sebagai rajanya ikan hias air tawar.
Banyak alasan yang menjadikan ikan ini sebagai ikan hias nomer satu. Tetapi
dibalik alasan tersebut pastilah juga banyak orang yang mengklaim bahwa
arwana sebagai rajanya ikan hias air tawar. Sebelumnya mari samakan dahulu
persepsi menegenai kriteria ikan hias yang baik.
Ikan Hias didefinisikan sebagai ikan yang memiliki ciri-ciri, seperti
bentuk dan warnanya indah, perilakunya menarik, terdapat keanehan, dan
tergolong langka. Kebanyakan ikan hias hanya memenuhi satu atau dua
kriteria saja dari kelima kriteria tersebut. Beda halnya dengan arwana, arwana
adalah ikan yang memiliki bentuk badan kekar. Setiap bagian tubuh arwana,
bahkan ujung siripnya memiliki nilai keindahana tersendiri dan menjadi
kriteria yang tidak boleh dilewatkan. Itu dari sisi keindahan tubuhnya. Warna
arwana, bukan hanya arwana super red tetapi juga arwana lainnya menjadi
kriteria yang menentukan nilai seekor arwana. Sisik-sisik arwana yang
berwarna merah cabai dengan ring (cicin) berwarna keemasan, menjadi
penilaian tersendiri yang menentukan jenis dan harga arwana tersebut. Begitu
berharganya nilai sisik, maka sisik tersebuk tidak boleh tanggal sedikit pun.
3
Itu tadi kriteria kedua, lanjut ke kriteria ketiga. Semua orang sudah banyak
yang mengetahui arwana hanya hidup dibeberapa tempat di dunia. Hampir
semua arwana yang berhasil diternakan adalah jenis ikan asli, bukan hasil
persilangan. Bisnis arwana berkembang pesat karena dari ikan yang hanya
ada di beberapa tempat di dunia, kini telah sedemikian maju berkat kerja
keras para penangkar. Kelangkaan arwana mungkin bisa dilihat dari
sejarahnya, bahwa arwana dahulu termasuk jenis satwa yang dilindungi.
Dijadikannya arwana sebagai satwa yang dilindungi karena pada mulanya di
daerah asal arwana, Sumatera dan Kalimantan, ikan eksotis ini merupakan
ikan konsumsi yang hanya sesekali tertangkap oleh jaring nelayan. Karena
ikan arwana berukuran cukup besar dan dagingnnya lumayan tebal maka oleh
para nelayan ikan diasinkan. Tujuannya agar tahan disimpan dalam jangka
waktu lama. Maka dari itu pada tahun 1980 keluar sebuah surat keputusan
dari Menteri Pertanian yang melindungi arwana. Denagan keluarnya SK
Menteri Pertanian No. 716/Kpts/UmIO/1980, resmilah arwana sebagai satwa
yang dilindungi oleh pemerintah. Banyak pro-kontra yang terjadi tentang
pemeliharaan dan kepemilikan arwana. Untuk menjawab semua itu maka
muncullah ketentuan baru yang mengatur kepemilikan arwana harus
menggunakan sejumlah persyaratan dan dinyatakan dengan sertifikat
kepemilikan. Selain itu ada peraturan lainnya, yaitu ikan arwana yang
dipelihara adalah ikan arwana yang berasal dari penangkaran. Maka dari itu
kini banyak tempat-tempat penangkaran yang digunakan untuk budidaya ikan
arwana dalam rangka pelestarian sekaligus bisnis atau wirausaha.
4
B. Permasalah
1. Hal-hal atau media apa saja yang perlu diperhatikan dan disiapkan
sebelum memulai usaha penangkaran arwana?
2. Bagaimana cara menangkar arwana yang baik?
3. Bagaimana cara mencegah dan menangani penyakit yang sering terjadi
pada arwana?
C. Pembahasan Masalah
Klasifikasi Ilmiah Ikan Arwana
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Famili : Osteoglossidae
Genus : Scleropages
Spesies : S. formosus
Nama binomial : Scleropages formosus
Muller and Schlegel, 1844
Ikan arwana memiliki badan yang panjang, sirip dubur terletak jauh di
belakang badan. Memiliki warna berkilau seperti perak, ikan ini disebut juga
sebagai "ikan naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari
Mitologi Tionghoa. Untuk harga satuan dari ikan ini yang dewasa telah
mencapai jutaan. Umur ikan arwana tergolong panjang, maka banyak orang
yang cenderung memelihara ikan ini sebagai ikan hias akuarium.
5
1. Peminat arwana di Indonesia maupun di mancanegara semakin bertambah
banyak. Mulai dari sekedar hobi memelihara kini telah berkembang
menjadi sebuah usaha untuk berbisnis. Tempat-tempat penangkaran pun
banyak dijumpai di Indonesia. Satu persatu tempat penangkaran mulai
berdiri seiring bertambahnya pengetahuan masyarakat dan minat
masyarakat akan ikan arwana. Terlebih sekarang banyak orang yang
berminat untuk menangkar arwana dalam rangka untuk berwirausaha
maupun pelestarian. Berikut hal-hal atau media yang perlu diperhatikan
dan disiapkan sebelum melakukan usaha penangkaran.
a. Pemilihan Lokasi Penangkaran
Lokasi penangkaran perlu diperhatikan kondisinya, karena
perkembangbiakan arwana sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari
alam. Untuk lokasi-lokasi penangkaran di Indonesia sendiri sudah
tergolong baik asalkan lokasinya tidak bising dan agak jauh dari
permukiman penduduk. Kemudian udara disekitarnya masih bersih
dan tidak terkontaminasi oleh asap yang akan membuat polusi pada
permukaan air, bebas banjir, serta kondisi air sesuai dengan habitat
aslinya. Air disekitar lokasi juga harus tersedia setiap saat, meskipun
pada saat musim kemarau. Sebenarnya arwana dapat ditangkarkan di
dalam akuarium. Namun, tingkat keberhasilannya sangat kecil. Maka
dari itu, jika ingin menernakan arwana, sebaiknya lakukan di dalam
kolam.
6
b. Karakteristik Kolam
Bentuk kolam untuk penangkaran arwana tidak harus persegi
empat, tetapi sangat tergantung pada bentuk dan ketersediaan lahan.
Kolam bisa saja berbentuk U, L, atau bentuk lainnya. Namun, yang
harus diperhatikan saat membangun kolam adalah daya tahan dan luas
kolam. Kolam yang akan dibangun sebaiknya memperhatikan kondisi
tanahnya. Jika tanah mudah longsor, sebaiknya bangun kolam
permanen dari semen atau cor. Jika lokasi pembuatan kolam rawan
banjir, sebaiknya bangun kolam yang bebas dari banjir. Sebagai
gambaran adalah 125-175 m2 dengan kedalaman sekitar 2,5-3 m. Perlu
dipahami bahwa dasar kolam tetap dari tanah agar kondisinya sama
dengan habitat asal arwana. Kolam juga harus mudah dibersihkan atau
dikuras airnya. Untuk itu, sebaiknya dasar kolam dibuat dengan
kemiringan 10-150. Luas kolam penampungan air yang ideal untuk
pengembangan dua pasang arwana adalah 10 m x 5 m dengan
kedalaman 3 m. Gunanya untuk menampung air jika terjadi
kekeringan dan wadah untuk mengendapkan air sebelum di alirkan ke
kolam penangkaran. Kolam penangkaran idealnya 12 m x 8 m dengan
kedalaman 3 m, dapat dibagi menjadi dua bagian. Satu kolam
digunakan untuk arwana yang sudah mengerami telur dan lainnya
untuk induk yang baru dijodohkan. Akuarium pembesaran burayak
minimal 5 buah dengan ukuran 120 cm x 60 cm x 50 cm dan
diletakkan di ruangan khusus yang tertutup bagian atasnya. Sediakan
juga sedikit lahan untuk tempat mesin pompa air. Wadah
7
penampungan pakan 1 x 1,5 m dibagi dua untuk anak ikan dan katak
sehingga luas lahan yang harus disediakan antara 100-150 m2.
c. Sumber dan Kualitas Air
Sumber air untuk penangkaran arwana harus air bersih, belum
tercemar dengan limbah pabrik maupun limbah industri lainnya.
Sumber air yang utama dari mata air dan sungai. Air yang berasal dari
mata air biasanya steril dan belum mengandung bahan organik
sehingga tidak subur. Sedangkan air yang berasal dari sungai
umumnya kaya akan bahan organi. Namun, sering kali air sungai
mengandung limbah beracun.
Parameter kualitas air yang sering disyaratkan untuk budi daya
ikan, tak terkecuali penangkaran arwana adalah sebagai berikut :
- Suhu 25-30o C,
- pH 6,0-7,0,
- kandungan oksigen (O2) lebih dari 5 ppm, dan
- kandunagn CO2 kurang dari 25 ppm.
d. Memilih Indukan yang Sehat dan Matang Kelamin
Bentuk fisik calon induk betina yang baik harus tebal, lebar, dan
terkesan gemuk, sedangkan calon induk jantan sebaiknya memiliki
bentuk tubuh lebih panjang dan terkesan gagah dan gerakan pada
bagian pangkal ekor meliuk-liuk seperti ular. Calon induk yang akan
ditangkarkan sebaiknya memiliki sisik besar, tersusun rapi, dan warna
8
sisik berkilau memancarkan sinar. Mata tidak juling, sungut utuh, dan
berdiri tegak. Sirip sehat dan tidak ada gejala terserang penyakit dan
memiliki rahang yang besar. Arwana yang tubuhnya cacat tidak baik
dijadikan induk.
Usia induk yang sudah mendekati matang kelamin dan ideal
untuk ditangkarkan antara 6-7 tahun. Memperkirakan usia induk bisa
melalui panjang tubuh atau diperhitungkan sejak mulai dipelihara.
Sebagai acuan, arwana ukuran sampai dengan 15 cm usianya
diperkirakan antara 8-12 bulan. Panjang tubuh calon induk sebaiknya
sekitar 60-65 cm dengan berat tubuh sekitar 4-4,5 kg. Jika
mengawinkan arwana usia muda tidak akan mendapatkan hasil karena
arwana baru matang kelamin pada usia lebih dari 6 tahun. Perlu
dipahami bahwa calon induk yang akan dikawinkan harus berjodoh
dan kegiatan perjodohan tersebut memerlukan waktu yang bervariasi
hingga memakan waktu tahunan. Calon induk yang tidak berjodoh
akan selalu berkelahi.
2. Arwana termasuk ikan yang sulit dikembangbiakan. Namun, dengan
didukung ketersediaan lahan, sumber air yang cocok, dan pakan yang
tersedia secara kontinu maka arwana dapat ditangkarkan. Dengan tingkat
kesulitan tinggi untuk menangkarkan arwana dan termasuk ikan langka
yang dilindungi maka harga ikan ini pun mahal. Saat ini sangat sedikit
peternak yang berhasil menangkarkan arwana di Indonesia. Maka dari
itu kita perlu mengetahui bagaimana proses menagkar arwana yang baik.
9
Setelah kita mengetahui hal-hal dan media yang perlu diperhatikan dan
disiapkan pada pembahasan sebelumnya. Berikut langkah-langkah atau
proses penangkarannya.
a. Jodohkan Sebelum Dikawinkan
Sepasang induk dewasa yang sudah berumur 6-7 tahun
berukuran 50-60 cm memerlukan waktu sekitar satu tahun atau lebih
untuk melakukan pendekatan. Tidak ada perlakuan yang dapat
mempercepat terjadinya perjodohan karena arwana memerlukan
pendekatan alami dalam memilih jodoh. Untuk itu buat kolam
perjodohan dengan kedalaman air sekitar 3 m dan kondisinya
mendekati situasi alam aslinya, yaitu suasana tenang dan airnya terus
mengalir. Selama perjodohan kolam tidak boleh terusik dan air dibuat
agar terus mengalir. Beri tanaman air seperti ganggang air sebagai
tempat berteduh.
Jika terlihat mereka saling berkejar-kejaran, itu tandanya induk
mencoba untuk berjodoh. Biarkan arwana jantan mengejar-ngejar
arwana betina untuk mencari pasangannya dan lama-kelamaan induk
jantan akan menemukan pasangannya. Oleh karena itu, induk-induk
yang sudah dimasukkan di dalam kolam sebaiknya tidak perlu ditukar
dengan induk yang lain. Apabila terlihat mereka sudah berenang
saling berdampingan, hilir mudik kesana kemari, dan tidak lagi
terlihat saling berkejaran maka tandanya induk-induk tersebut sudah
berjodoh dan siap untuk memijah.
10
b. Proses Perkawinan
Perkawinan akan terjadi pada waktu musim hujan. Hujan yang
turun membuat air menjadi lebih dingin. Pada hari kedua musim hujan
temperatur air berkisar antara 25-26oC. Saat itulah induk-induk
arwana memijah. Induk jantan akan menggesek-gesekan tubuhnya ke
bagian belakang tubuh betina, lalu keduanya saling berhimpitan.
Betina akan mengeluarkan telurnya dan induk jantan segera
mengeluarkan sperma untuk membuahi telur. Pada saat peristiwa
tersebut terjadi, air disekitar tempat pembuahan kan terlihat berbuih.
Itu tandanya sperma jantan sudah keluar. Proses pembuahan memakan
waktu 20-30 menit. Jumlah telur dalam satu kali pemijahan sekitar 15-
25 butir. Ukuran telur rata-rata 1,5-1,8 cm. Selanjutnya satu persatu
telur dipunguti oleh induk jantan dan disimpan didalam mulutnya.
c. Merawat Induk yang Sudah Bertelur
Setelah bertelur induk tidak perlu dipisah karena induk betina
akan bertugas menjaga jantan yang sedang mengerami telur dari
gangguan di sekitarnya. Oleh karena itu, pelihara induk dengan baik
karena induk yang sedang mengerami telur sangat mudah stres.
Pertahankan ketenangan lingkungan yang sudah tercipta. Awasi
kolam dari kehadiran hewan yang tidak diundang, seperti katak tanah,
ular, dan biawak. Pasang jaring net di sekeliling kolam setinggi 0,5
meter. Kualitas air harus tetap dijaga. Kadar keasaman dipertahankan
dengan fluktasi 6,5-7,5 dan suhu maksimal 29o C. Kandungan oksigen
11
terlarut minimal 5 mg/liter air. Gunakan blower untuk menciptakan
gelembung udara agar meningkatkan kandungan oksigen yang terlarut
di dalam air. Kontrol air agar terus mengalir. Gunakan hand pump
untuk mengalirkan air dari bak penampungan.
d. Awasi Masa Pengeraman dan Lakukan Pemanenan Tepat Waktu
Telur yang sedang dierami oleh induk jantan akan menetas
sekitar 25-30 hari dihitung mulai dari saat pembuahan. Namun,
setelah menetas burayak tidak langsung dikeluarkan oleh induknya.
Pada saat itu burayak masih berbentuk larva. Di bagian perutnya
melekat kantung telur persediaan makanan (yolk sac). Masa ini
disebut fase pro-larva. Pada fase ini induk akan terus memelihara
anaknya didalam mulut sampai 39-41 hari sampai telur melekat di
tubuh larva habis. Barulah burayak dilepaskan dari mulutnya. Fase
burayak lepas dari mulut induk disebut fase post-larva.
Selama mengerami telurnya, induk jantan berpuasa karena tidak
bisa makan. Namun, induk betina bisa diberi makan. Berikan pakan 3
kali sehari, yaitu pagi sekitar pukul 07.30-08.00, siang hari pukul
12.00-13.00, dan sore hari antara pukul 17.00-17.30. Pakan yang bisa
diberikan berupa katak 2-3 ekor setiap kali pemberian.
Waktu yang paling tepat untuk memanen burayak yaitu saat
pengeraman memasuki hari ke 25-30 dihitung sejak terjadinya
pembuahan. Sebelum melakukan pemanenan sebaiknya menyediakan
akuarium sebagai tempat menyimpan burayak, serokan besar
12
(umbing) berdiameter 1 meter yang terbuat dari kain kasa halus untuk
menangkap induk, jala tirai menggiring induk, dan wadah baskom
untuk menampung burayak sebelum dimasukkan ke akuarium.
Kegiatan pemanenan dimulai sekitar pukul 18.30 agar induk tidak
kaget dan stres. Pada malam hari biasanya induk mengapung
dipermukaan air sehingga lebih mudah terlihat. Perlahan-lahan giring
induk yang sedang mengerami telur dengan jala tirai ke sudut kolam.
Induk yang sedang mengerami telur gerakannya lebih lambat,
tubuhnya agak kurus, kepala terlihat besar karena bagian rahangnya
mengembung. Jika induk sudah terjebak masuk kedalam jala, serok
dengan umbing dan hidupkan lampu sorot agar ikan lebih jelas
terlihat. Pegang induk perlahan-lahan dengan posisi tubuh masih tetap
di dalam air. Tangan kiri di sisi bawah memegang rahang dan tangan
kanan di atas memegang kepala. Buka perlahan-lahan mulut induk
dan arahkan kepala induk ke bawah sampai burayak keluar semua dari
mulutnya. Pegangan jangan terlepas sampai burayak habis
dikeluarkan dari dalam mulut. Jika terlepas dan induk mengatupkan
mulutnya, dikhawatirkan burayak yang masih tersisa akan ditelannya.
Burayak yang baru dikeluarkan dari mulut segera diangkat dari dalam
serokan dan masukkan ke dalam baskom. Selanjutnya, pindahkan ke
akuarium yang sudah disiapkan.
13
e. Rawat Benih dan Induk Pascapanen
Burayak yang telah dipanen sebaiknya ditempatkan dalam
akuarium pembenihan. Setiap akuarium ukuran 60 cm x 30 cm x 32
cm dapat menampung 15-20 ekor burayak. Tutup seluruh sisi
akuarium dengan stereofoam untuk meredam udara dingin dari luar.
Isi air sampai setinggi 10-20 cm agar burayak tidak mengalami
kesulitan saat mengambil oksigen di permukaan air. Pasang aerasi
untuk meningkatkan kandungan oksigen. Usahakan gelembung udara
yang keluar kecil-kecil. Pasang heater (pemanas air) 24 jam agar suhu
air stabil. Pertahankan suhu air pada kisaran 28-29o C. Pasang lampu
UV untuk mengontrol kesehatan ikan. Lakukan pengontrolan pH dan
kondisikan pada kisaran 6,8-7. Burayak tidak perlu diberikan makan
pada masa pro-larva ini karena ditubuhnya masih melekat telur (yolk
sac) yang berfungsi sebagai persediaan makanan. Menjaga kualitas air
pada masa ini adalah yang utama. Ganti air 5-6 kali sehari dengan cara
disifon. Disedot bagian dasarnya dengan selang sampai semua kotoran
habis. Isi kembali dengan air yang baru. Waktu pergantian air, yaitu
pagi sekitar pukul 06.00-06.30, pukul 11.00, pukul 14.00, pukul
18.00, dan malam hari pukul 21.00. Kontrol kebersihan air pada
waktu tengah malam sekitar pukul 02.00. Jika tampak ada kotoran di
dasar akuarium, segera sifon agar tidak menimbulkan penyakit.
Setelah mengeluarkan burayak, induk jantan kembali dilepaskan
ke dalam kolam. Biarkan bersatu kembali dengan pasangannya.
Setelah itu, isi kembali kolam dengan air baru sampai kolam terisi
14
seperti semula. Tutup seluruh tepi kolam dengan terpal agar induk
tidak melompat karena stres. Aktifkan kembali blower dan alirkan air
seperti sediakala. Berdasarkan data yang diperoleh induk akan
kembali memijah dan bertelur sekitar 2-3 bulan kemudian. Dalam 1
tahun induk arwana yang sehat mampu bertelur sampai dua kali. Oleh
karena itu, rawat induk dengan baik dan beri pakan yang berkualitas
terutama induk jantan yang baru selesai berpuasa. Waktu pemberian
pakan ikan dibuat lebih sering untuk mengembalikan kesehatan ikan.
Dalam 1-2 bulan kondisi induk jantan akan kembali pulih dan siap
memijah lagi.
f. Merawat Benih yang Cadangan Makanannya Sudah Habis
Burayak yang sudah habis cadangan makanan di tubuhnya
disebut benih. Benih tersebut sudah berumur sekitar 1,5 bulan dengan
panjang tubuh sekitar 5-7 cm. Untuk perawatannya masih sama
seperti pada masa pro-larva, hanya air akuarium ditambah
kedalamannya menjadi 20-25 cm.
Pada fase ini benih sudah harus diberi makan. Pakan yang
terbaik berupa udang atau anak ikan seribu yang berukuran kurang
dari 1 cm. Untuk menjaga kesehatan ikan, pakan harus dibuat higienis
sebelum diberikan. Caranya, masukkan pakan ke dalam wadah yang
sudah dibubuhi obat anti bakterial dan antifungus seperti Root Stop
dan Super Internal dengan dosis 1 tetes untuk 2,5 liter air. Rendam
pakan selama 20-30 menit. Setelah itu, pakan siap diberikan pada
15
benih. Waktu pemberian pakan 2 kali sehari, berikan pakan sedikit
demi sedikit sampai benih terlihat kenyang.
Setelah benih berumur 3,5 bulan, sebaiknya pindahkan ke
akuarium ukuran 100 cm x 50 cm x 47 cm. Kedalaman air sekitar 30-
40 cm agar benih lebih cepat besar. Benih umur 5 bulan, ukuran
tubuhnya sudah mencapai 10-12 cm dan bisa dipindahkan satu persatu
kedalam akuarium soliter. Gunakan akuarium ukuran 60 cm x 60 cm x
30 cm agar perkembangan tubuhnya tidak terhambat.
g. Lindungi Benih dari Serangan Penyakit
Melindungi benih tentunya sudah harus dilakukan sebelum
benih dipanen. Akuarium yang akan digunakan untuk larva harus
dibersihkan dahulu dari kotoran yang melekat kemudian siram dengan
air panas agar semua bibit penyakit mati. Selanjutnya isi akuarium
sampai penuh dan masukkan kalium permanganat (KmnO4) dengan
dosis 3-5 gram/m3 air. Biarkan akuarium terendam selama 24 jam.
Semua peralatan yang akan digunakan direndam terlebih dahulu
dalam larutan kalium permanganat selama 5-6 jam. Dosis yang
digunakan 20-25 gram/liter. Jika salah satu benih terserang penyakit,
maka segera pindahkan benih yang sehat ke akuarium lain. Beri 0,5
soft-kapsul/50 liter air untuk benih yang sakit. Sedangkan untuk benih
yang sehat berikan 0,5 soft-kapsul/100 liter air.
19
3. Untuk penangkaran, pembesaran, maupun pemeliharaan arwana, pastinya
akan kurang lengkap jika kita tidak mengetahui apa saja penyakit yang
dapat menyerang arwana, dan bagaimana cara mencegah dan menangani
penyakit tersebut. Berikut beberapa penyakit yang sering menyerang
kesehatan arwana.
a. Penyakit Gigit Ekor
Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan
menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya. Arwana akan
kelihatan gelisah dengan berenang hilir mudik kesana kemari.
Beberapa hari kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya
sehingga mirip sisir dan yang tertinggal hanyalah jari-jari siripnya.
Gejala ini mulanya hanya kecil lalu akan bertambah panjang dan tidak
jarang sebagian dari jari sirip itu akan hilang.
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh sejenis parasit yang
menempel pada ekor arwana dan menyebabkan rasa gatal yang tidak
tertahankan. Arwana berusaha mengatasinya dengan cara berenang
hilir mudik dan menggigiti ekornya sehingga tampak compang-
camping.
Pengobatan penyakit ini tergolong mudah. Pindahkan Arwana
ke dalam aquarium lain yang bersih (steril) dan sudah diisi dengan air
yang memenuhi syarat. Masukan sekitar 20 tetes obat Tropical Fish
Medicine dan biarkan arwana tetap di dalamnya selama beberapa hari.
20
Jangan lupa membersihkan aquarium yang satunya agar nantinya
arwana bisa menempati kembali tanpa khawatir terjangkit lagi.
b. Tutup Insang Melengkung
Sering kita lihat tutup insang arwana melengkung keluar,
sehingga sebagian insangnya kelihatan. Arwana dengan kondisi
seperti ini tentu tidak sedap dipandang. Ikan Arwana yang satu ini
mati karena penyakit insang, dengan ciri-ciri insang ikan berubah
menjadi hitam.
Penyebab penyakit ini bermacam-macam, yang pertama
disebabkan kualitas air dalam aquarium yang tidak memenuhi standar
terutama suhunya. Aquarium yang terlalu dingin atau tidak hangat
bisa mendorong ikan arwana terkena penyakit ini. Penyebab lainnya
adalah pemberian obat-obatan yang kelewat dosis, serangan sejenis
bakteri, atau karena air dalam aquarium rendah kandungan
oksigennya. Hal ini dapat dijelaskan karena air yang mempunyai
kandungan oksigen yang rendah akan llebih sering membuat arwana
membuka dan menutup insangnya. Gerakan itu sering tidak sempurna.
Artinya sebelum tutup insang benar-benarmenutup, keburu dibuka
lagi untuk menghirup sedalam-dalamnya air untuk memenuhi tuntutan
oksigen. Dari gerakan yang tidak sempurna ini kemudian tutup insang
arwana tetap terbuka dan tubuhnya tidak normal.
Untuk mencegahnya agar menjaga kandungan oksigen dalam
air tetap tinggi diatasi dengan memberikan cukup aerasi pada
21
aquarium. Jika perlu aerator diganti dengan tenaga yang lebih besar.
Kemudian tidak lupa menjaga keseluruhan kualitas air tetap
primasehingga tetap layak dihuni oleh arwana.
Teknik pengobatan ikan arwana, salah satunya adalah dengan
menjepit ikan yang sakit diantara dua penjepit kaca didalam ember,
dan men-supply oksigen murni langsung kearah insangnya. Jika tutup
insang yang melengkung ini belum terlalu parah maka bisa diperbaiki
dengan jalan melakukan operasi kecil pada tepi tutup insangnya.
c. Mogok Makan
Arwna yang mogok makan biasanya terlalu sering diberi
kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, juga
kelabang yang sudah mati. Jika sudah seperti ini maka puasakan
arwana selama kurang lebih seminggu jangan diberi makan apapun.
Kemudian berilah makanan jenis lain misalnya jangkrik, kadal, kodok
kecil, atau ikan kecil. Bila setelah seminggu arwana belum juga mau
makan sebaiknya seiakan ikan hidup saja karena tahan hidup. Perlu
diperhatikan agar untuk menjaga arwana tidak juling sebaiknya dipilih
ikan penghuni permukaan seperti guppy. Dengan demikian kita tidak
perlu khawatir dan arwana mampu kembali seperti semula. Bila cara
tersebut masih belum memberi hasil maka kita biarkan saja sampai
arwana mau menerima makanan.
Alternatif lainnya adalah dengan memberikan sebutir obat
Hobbi Fishes ke dalam 200 liter air yang sering dipakai untuk tempat
22
arwana bersemayam. Obat berbentuk kapsul ini berkhasiat untuk
menyembuhkan stres dan berbagai penyakit serta untuk merangsang
nafsu makan arwana. Pilihan terakhir berikan kelabang seminggu
sekali berselang seling dengan jenis makanan lain.
d. Penyakit Mata Juling
Penyakit ini timbul karena banyak hal. Terlalu seringnya ikan
arwana berburu ikan di dasar atau pojok aquarium dianggap sebagai
salah satu penyebab utama. Tentu tidak berlebihan jika ada nasehat
untuk memberi makan arwana dengan yang mengapung saja. Terlalu
sering arwana melihat ikan kecil yang ada di bawahnya menyebabkan
otot matanya bertambah panjang.
Mata yang melorot juga bisa disebabkan karena arwana kurang
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ini mungkin dikaitkan
dengan khasiat sinar matahari terhadap pertumbuhan mata manusia.
Untuk mengobati mata juling bisa dilakukan dengan
memindahkan arwana pada tempat yang lebih luas dan mendapat sinar
matahari langsung sambil diberi makanan yang terapung. tempat yang
dipilih bisa berupa bak dari bahan fiberglass atau bak semen. Dengan
cara tersebut maka 80% arwana akan sembuh. Cara lainnya adalah
dengan melakukan operasi kecil.
e. Dubur Ikan merah dan Membengkak
23
Apabila kita melihat dubur arwana berwarna merah dan
membengkak jangan sampai mengira bahwa mereka sedang birahi. Itu
pertanda bahwa arwana sedang kesulitan, yang dapat berujung pada
kematian.
Dubur arwana memerah dan bengkak karena disebabkan oleh
pemberian makanan yang tidak bersih. Akibatnya pencernaan ikan
terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya.
Untuk mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum
diberikan pada arwana. Apapun jenis makanan hidup yang diberikan
sebaiknya dipuasakan dahulu selama 1-2 hari. Arwana yang menderita
dubur merah dan bengkak bisaa diobati dengan amonium sulfat.
f. Sisik Berdiri
Sisik berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk
biasanya disebabkan karena oleh lingkungan yang kotor. Penggantian
air yang rutin dapat menghindarkan arwana dari penyakit ini. Untuk
arwana yang sedang dihinggapi penyakit ini dapat diberikan amonium
sulfat sebagai obatnya.
g. Tulang Punggung Bengkok
Penyakit ini bisa disebabkan beberapa hal. Pertama karena
adanya serangan bakteri yang masuk kedalam tubuh arwana sehingga
mengakibatkan pertumbuhan punggung tidak normal. Penyebab lain
24
adalah karena kesalahan dalam memberikan obat. Penyebab terakhir
adalah karena ukuran awuarium yang terlalu kecil.
Untuk mencegahnya tempatkan arwana ke dalam awuarium
yang ukurannya cukup. Jaga kebersihan aquarium agar arwana tidak
dijangkiti bakteri dan jangan memberikan obat yang salah.
h. Ekor Patah
Sama seperti penyakit tulang punggung bengkok penyakit ini
disebabkan karena ukuran aquarium yang terlalu sempit. Selain itu
bisa disebabkan karena penanganan yang kurang baik. Misalnya pada
waktu dipindahkan arwana berontak atau saat pertama kali dimasukan
ke dalam aquarium mereka berenang kencang dan menubruk. Karena
penyebabnya lebih dikarenakan faktor teknis maka penanganannya
harus hati-hati.
i. Sungut tumbuh pendek
Sungut arwana tidak tumbuh sempurna dan kelihatan janggal
dengan bentuk badannya yang besar. Arwana bersungut tidak imbang
bisa terjadi karena ditempatkan dalam aquarium yang terlalu kecil.
Hampir senada dengan penyebab punggung bengkok, arwana
bersungut pendek dapat disebabkan oleh kesalahan pemberian obat.
Untuk mendapatkan pertumbuhan sungut yang normal bisa
dilakukan dengan membersihkan aquarium secara rutin dan mengganti
25
airnya. Jangan lupa, tempatkan arwana dalam aquarium yang sepadan
dengan besar badan.
j. Ekor dan Sirip Mengerut
Ekor dan sirip yang mengerut bisa terjadi bila air di dalam
aquarium terlampau kotor atau suhu air yang terlalu rendah.
Penanganan dengan kembali mengatur panas dengan menambah
heater dan membersihkan aquarium. Bisa juga diberi obat amonium
sulfat secukupnya.
k. Sungut Menjorok Ke Bawah
Arwana yang sehat memiliki tampilan sungut ke depan. Namun
sering arwana sungutnya lunglai, menjorok ke bawah. Ini merupakan
pertanda arwana berada pada lingkungan yang tidak semestinya.
Untuk mengembalikan kondisi arwana seperti semula sebaiknya suhu
dan kebersihan air aquarium lebih diperhatikan.
D. Kesimpulan
1. Sebelum melakukan proses penangkaran tentunya ada faktor-faktor
ekternal yang perlu diperhatikan dan disiapkan. Faktor-faktor tersebut
berupa penyediaan dan pemilihan media penangkaran, seperti pemilihan
26
lokasi penangkaran, karakteristik kolam, sumber dan kualitas air, memilih
indukan yang sehat dan matang kelamin.
2. Keberhasilan penangkaran tergantung pada proses yang benar, proses
tersebut mulai dari penjodohkan sebelum dikawinkan, perkawinan,
merawat induk yang sudah bertelur, awasi masa pengeraman dan lakukan
pemanenan tepat waktu, rawat benih dan induk pascapanen, merawat
benih yang cadangan makanannya sudah habis, dan lindungi benih dari
serangan penyakit.
3. Penyakit menjadi salah satu faktor yang menentukan lamanya hidup
seekor arwana. Maka dari itu ketahuilah sebab, pencegahan, dan
penanggulangan terhadap penyakit tersebut. Hal ini juga menjadi salah
satu faktor keberhasilan penangkaran.
E. Daftar Pustaka
Hartono, R dan Momon, 2002, Pembenihan Arwana, Jakarta : Penebar
Swadaya
27
Machmud, dan BE. Perkasa, 2003, 57 Permasalahan Arwana dan Solusinya,
Jakarta: Penebar Swadaya
Susanto, Heru, 2008, Panduan Memelihara Arwana, Jakarta: Penebar
Swadaya
www.carabudidaya.com
www.wikipedia.com