Transcript
Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL

DALAM KELUARGA BEDA AGAMA

(Studi Kasus pada Tiga Keluarga Islam dan Kristen di Desa Doplang

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Disusun oleh:

LILIS HANDAYANI

11111149

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, Setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan

koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Lilis Handayani

NIM : 11111149

Judul : PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM

KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus pada Tiga

Keluarga Islam dan Kristen di Desa Doplang Kecamatan

Bawen Kabupaten Semarang)

dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Demikian persetujuan pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 11 Januari 2016

Pembimbing

Dr. Mukti Ali, M.Hum.

NIP. 19750905 200112 1001

Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

iii

SKRIPSI

PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA AGAMA

(Studi Kasus pada Tiga Keluarga Islam dan Kristen di Desa Doplang

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang)

DISUSUN OLEH

LILIS HANDAYANI

NIM : 11111149

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. _________________

Sekretaris Penguji : Dr. Mukti Ali, M.Hum. _________________

Penguji I : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. _________________

Penguji II : Rovi’in, M.Ag. _________________

Salatiga, 02 Februari 2016

Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lilis Handayani

` NIM : 11111149

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM

KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus pada Tiga

Keluarga Islam dan Kristen di Desa Doplang Kecamatan

Bawen Kabupaten Semarang)

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan

jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Bawen, 09 Januari 2016

Yang menyatakan,

Lilis Handayani

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, sering kali mustahil. Kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

Berdoa dan berusaha adalah kunci dari keberhasilan.

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tuaku yang selalu mendo’akanku

Untuk Kakek dan Nenekku yang saya hormati

Untuk Adekku yang aku sayang

Untuk saudara-saudaraku tercinta

Untuk teman terbaikku yang memberikan semangat dan do’a

Untuk dosen-dosen IAIN Salatiga yang telah membagi ilmunya

Untuk teman-teman seperjuanganku yang telah berbagi Semangat

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

vi

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرمحن الرحيم

Asslamualaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada

junjungan kita baginda Rasulullah SAW yang selalu kami harapkan syafa’atnya.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga bimbingan,

pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang

terhormat:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Dra. Ulfah Susilawati, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis dalam perkuliahan.

5. Dr. Mukti Ali, M.Hum. selaku pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranya guna membimbing penulis

hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staff IAIN Salatiga, terimakasih atas ilmu yang

diberikan.

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

vii

7. Orang tuaku dan adekku, Bapak Mudakir, Almarhumah Ibu Sukiyari dan

Adek Farida tersayang yang selalu membantu, mendo’akan dan memberi

dukungan.

8. Kakek dan nenekku yang memberikan do’a dan dukungan.

9. Teman terbaikku Hanif Ahmad Saifuddin yang telah mendo’akan,

membantu dan selalu meluangkan waktunya untukku disaat sedih

maupun senang.

10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2011, Eva,

Chamidah, laila, nisa dan lain-lain yang telah memberikan semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

berperan dan membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini, sehingga masih banyak ditemui kekurangan

dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat

penulis harapkan. Namun demikian sekecil apapun karya ini, penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi ilmu yang berkah.

Teriring do’a dan harapan semoga amal baik dan jasa semua pihak tersebut

di atas akan mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT. Amin.

Penulis

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

viii

ABSTRAK

Handayani, Lilis. 2015. Penanaman Nilai-Nilai Moral dalam Keluarga Beda

Agama (Studi Kasus pada Tiga Keluarga Islam dan Kristen di Desa

Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang). Skripsi. Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum..

Kata Kunci: Penanaman, Nilai-Nilai Moral dan Keluarga Beda Agama

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penanaman nilai-nilai moral

pada keluarga beda agama. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah (1) Bagaimana

cara orang tua menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda

agama?, (2) Apa masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral pada

anak dalam keluarga beda agama? dan (3) Bagaimana cara memecahkan masalah

yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda

agama?.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research)

yang dilakukan di Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

Pelaksanaannya menggunakan metode pendekatan kualitatif diskriptif analisis

yang umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara,

pengamatan, serta penelaahan dokumen. pengolahan data dalam penelitian ini

dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola induktif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah cara menanamkan nilai-

nilai moral pada anak dalam keluarga beda agama meliputi: (1) menanamkan

nilai-nilai religiusitas yaitu menanamkan keyakinan dari usia dini, menjalankan

praktik agama dan memberikan ilmu pengetahuan agama, (2) menanamkan nilai-

nilai disiplin yaitu menanamkan disiplin dengan memberikan hukuman,

penghargaan dan menanamkan disiplin secara konsistensi dan (3) menanamkan

nilai-nilai akhlak yaitu mengajarkan kesopanan, kesederhanaan dan pembiasaan

untuk menjauhkan perbuatan yang tercela. Masalah yang mucul dalam

menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan agama di dalam

keluarga, kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai moral

pada anak, rendahnya motivasi dan semangat anak dalam melakukan nilai-nilai

moral yang ditanamkan orang tua, sosialisasi yang kurang dengan masyarakat

sekitar dan orang tua yang terkesan tidak perhatian terhadap perkembangan anak.

Cara memecahkan masalah yang dilakukan keluarga beda agama dalam

menanamkan nilai-nilai moral pada anak: menanamkan sikap toleransi dan hidup

rukun di dalam keluarga dan masyarakat, mengikutsertakan anak pada Taman

Pendidikan Al qur’an dan majlis ta’lim, meningkatkan motivasi dan semangat

anak dalam melakukan nilai-nilai moral yang ditanamkan orang tua, bersosialisasi

dengan masyarakat sekitar dan perhatian kedua orang tua dalam perkembangan

nilai-nilai moral anak.

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 8

E. Penegasan Istilah ..................................................................................... 8

F. Telaah Pustaka ........................................................................................ 9

G. Metode Penelitian ................................................................................... 13

H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 19

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 20

A. Penanaman Nilai-Nilai Moral ................................................................. 20

1. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Moral ........................................ 20

2. Nilai-Nilai Moral yang harus Ditanamkan terhadap Anak .............. 22

B. Keluarga Beda Agama ............................................................................ 36

1. Pengertian Pernikahan Beda Agama ................................................ 36

2. Pernikahan antara Orang yang Berlainan Agama Menurut Hukum

Islam ................................................................................................. 37

3. Pernikahan Beda Agama Menurut Agma-agama Di Indonesia ...... 39

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .......................... 43

A. Profil Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang ............. 43

1. Letak dan Keadaan Geografis .......................................................... 43

2. Keadaan Penduduk .......................................................................... 43

3. Data Responden ............................................................................... 48

B. Profil Subjek Penelitian .......................................................................... 48

1. Profil Keluarga Bapak JK ................................................................ 48

2. Profil Keluarga Bapak DC ............................................................... 49

3. Profil Keluarga Bapak JN ............................................................... 50

C. Temuan Penelitian .................................................................................. 51

1. Cara Orang Tua Menanamkan Nilai-Nilai Moral pada Anak dalam

Keluarga Beda Agama .................................................................... 51

2. Masalah yang Muncul dalam Menanamkan Nilai-Nilai Moral pada

Anak dalam Keluarga Beda Agama ................................................ 58

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

xi

3. Cara Memecahkan Masalah yang Muncul dalam Menanamkan Nilai-

Nilai Moral pada Anak dalam Keluarga Beda Agama ................... 60

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 63

A. Cara Orang Tua Menanamkan Nilai-Nilai Moral pada Anak dalam

Keluarga Beda Agama ....................................................................... 63

B. Masalah yang Muncul dalam Menanamkan Nilai-Nilai Moral pada

Anak dalam Keluarga Beda Agama .................................................. 71

C. Cara Memecahkan Masalah yang Muncul dalam Menanamkan Nilai-

Nilai Moral pada Anak dalam Keluarga Beda Agama ...................... 73

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 76

A. Kesimpulan......................................................................................... 76

B. Saran ................................................................................................... 77

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia .......................................................... 43

Tabel 3.2 Jumlah penduduk Menurut Agama ...................................................... 44

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ............................................... 45

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ..................................... 46

Tabel 3.5 Jumlah Kepala Keluarga ...................................................................... 47

Tabel 3.6 Data Responden Keluarga Pasangan Beda Agama .............................. 48

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Daftar Nilai SKK

Lampiran 3 Lembar Konsultasi

Lampiran 4 Daftar Pertanyaan

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sangat heterogen,

di mana terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, beraneka ragam budaya

dan perbedaan agama. Hal ini sangat berpengaruh dalam pergaulan sehari-

hari serta kehidupan bermasyarakat. Masyarakat dapat bergaul dengan bebas

dengan pemeluk agama lain, tanpa membeda-bedakan agama satu dengan

yang lain. Keanekaragaman yang ada tidak menjadikan bangsa Indonesia

terpecah dan saling memunculkan sikap fanatik antara satu dengan lainnya.

Kerukunan dapat terjalin dengan baik jika dalam diri masing-masing

masyarakat tertanam sikap toleransi dan mau menerima pendapat orang lain

sehingga tidak memunculkan sikap curiga terhadap kelompok atau pemeluk

agama lain. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama yang

berbeda-beda, dalam kondisi kemajemukan seperti itu masyarakat satu

dengan yang lain hampir dipastikan sulit untuk menghindari dari persentuhan

dan pergaulan dengan orang yang berbeda agama. Pada posisi seperti ini

ketertarikan pria atau wanita yang berbeda agama mungkin terjadi dan

ketertarikan tersebut bisa berujung pada pernikahan hampir pasti tidak

terelakkan. Dengan kata lain, persoalan pernikahan antar agama hampir pasti

terjadi pada setiap masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia.

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

2

Pernikahan beda agama merupakan salah satu akibat dari interaksi

sosial yang terbina dalam masyarakat majemuk. Pernikahan beda agama pada

dasarnya terbentuk dari ikatan pernikahan atau perkawinan yang

dilangsungkan antar pasangan yang berbeda agama satu sama lain.

Perkawinan adalah sebuah akad yang mengikat kedua pihak yang setara yaitu

laki-laki dan perempuan yang masing-masing telah memenuhi persyaratan

berdasarkan hukum yang berlaku atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua

belah pihak untuk membentuk keluarga (Kamal dan Mulia, 2003:1).

Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila, yang sila pertamanya

ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka antara perkawinan dengan agama

mempunyai hubungan yang erat, karena perkawinan bukan saja mempunyai

unsur jasmani tetapi juga mempunyai unsur rohani yang memegang peranan

penting. Sebuah keluarga akan terasa lengkap jika telah dikaruniai anak,

memiliki keturunan merupakan salah satu tujuan dari pernikahan.

Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang telah memiliki potensi-

potensi bawaan atau fitrah. Dengan pengajaran, bimbingan dan latihan ke

depannya seseorang akan mampu mengembangkan kemampuan atau potensi

yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu, orang tua mempunyai kewajiban

untuk mendidik anaknya sesuai dengan ajaran agama Islam karena orang

tualah yang mempunyai pengaruh besar terhadap kepribadian dan akhlak

anaknya. Dengan kata lain, keluarga merupakan wadah pertama dan utama

bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Di dalam keluarga itulah akan

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

3

berkembang dan terbentuknya kepribadian anak serta tempat untuk belajar

berinteraksi sosial.

Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh

Allah SWT kepada orang tuanya, karena manusia milik Allah SWT. Mereka

harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada

Allah SWT (Thoha, 1996:103). Anak adalah pengikat hati dalam keluarga

yang diamanatkan oleh Allah kepada bapak dan ibu mereka. Anak yang

shaleh adalah sumber kebahagiaan, namun sebaliknya anak juga bisa menjadi

fitnah bagi kedua orang tuanya. Oleh karena itu orang tua bertanggung jawab

untuk menanamkan nilai-nilai moral terhadap anak. Penanaman nilai-nilai

moral anak adalah termasuk bidang-bidang yang harus mendapat perhatian

penuh oleh keluarga. Dikarenakan penanaman nilai-nilai moral merupakan

hal yang sangat penting untuk anak. Penanaman nilai-nilai moral juga sangat

penting bagi masa depan anak.

Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi

kemanusiaan. Nilai merupakan suatu yang ada hubungannya dengan subyek,

sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa bahwa sesuatu itu

bernilai. Nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan

menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Nilai

juga mempunyai arti sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut

secara instrinsik memang berharga. Moral adalah ukuran baik-buruknya

seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan

warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

4

menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi. Moral juga mempunyai

arti prinsip baik atau buruk yang ada dan melekat dalam diri individu atau

seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral

berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan moralitas

memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk

sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan

demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang

memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan. moral

memegang peranan penting dalam kehidupan manusia yang berhubungan

dengan baik atau buruk terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku ini

mendasarkan diri pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Seseorang dikatakan bermoral, bilamana orang tersebut bertingkah laku

sesuai dengan norma-norma yang terdapat dalam masyarakat, baik apakah itu

norma agama, norma hukum dan sebagainya. Jadi, nilai moral adalah sifat-

sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan ukuran baik

atau buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga

masyarakat, dan warga negara.

Nilai merupakan ukuran atau pedoman perbuatan manusia. Karena

itulah maka nilai itu diungkapkan dalam bentuk norma dan norma ini

mengatur tingkah laku manusia. Diantara beberapa macam nilai, ada nilai

etik. Nilai-nilai etik ini dapat berupa antara lain nilai-nilai kemanusiaan atau

nilai-nilai yang bersumberkan pada keyakinan atau kepercayaan dan religi.

Nilai etik atau yang bersifat susila, memberi kualitas perbuatan manusia yang

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

5

bersifat susila, sifatnya universal tidak tergantung waktu, ruang dan keadaan.

Nilai etik tersebut diwujudkan dalam norma moral. Norma moral merupakan

landasan perbuatan manusia, yang sifatnya tergantung pada tempat, waktu

dan keadaan. Sehingga norma moral itu dapat berubah-ubah sesuai dengan

waktu,tempat dan keadaannya (Daroeso, 1986:26-27).

Tidak bisa disangkal, agama mempunyai hubungan erat dengan moral.

Setiap agama mengandung suatu ajaran moral. Ajaran moral yang terpendam

dalam suatu gama dapat dipelajari secara kritis dan sisitematis dengan tetap

tinggal dalam konteks agama itu. Upaya seperti itu sering disebut teologi

moral. Teologi adalah refleksi kritis dan sistematis yang dilakukan oleh

penganut agama tentang agamanya sendiri. Jadi, teologi moral hanya

merupakan sebagian teologi lebih luas tentang agama. Perlu ditekankan,

studi teologi baik teologi moral maupun cabang-cabang teologi lain hanya

bisa dijalankan oleh penganut agama itu sendiri. Tentu saja setiap orang bisa

mempelajari agama apa saja. Tetapi usaha terakhir ini adalah studi agama,

yang mengandung agama dari luar, bukan teologi. Sebab, teologi adalah

refleksi orang beriman tentang keimananya, jadi, dengan tidak meninggalkan

agamanya atau dengan tidak memilih sudut pandang di luar agamanya.

Demikian juga teologi moral dipraktekkan oleh penganut agama itu sendiri.

Hanya bisa dicacat lagi, tidak perlu selalu dipakai nama teologi moral. Jika

kita membaca tentang etika kristen, etika islam, etika budha, yang dimaksud

tidak lain daripada teologi moral tadi (Bertens, 1993:35).

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

6

Sejak usia dini anak harus ditanamkan nilai-nilai moral yang baik

sehinga ketika anak menginjak usia dewasa, anak tidak akan mengembangkan

sikap destruktif atau cenderung ke arah buruk. Pertanyaannya, nilai-nilai

moral apa saja yang harus ditanamkan kepada anak untuk membentuk

karakter yang baik?.

Pertama, nilai moral yang harus diajarkan adalah religiusitas.

Religiusitas adalah aspek religi yang telah dihayati oleh individu didalam

hati. Kedua, disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Ketiga, akhlak adalah

perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran. Namun

perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat

melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.

Penanam nilai-nilai moral terhadap anak tidak akan menjadi masalah

bagi keluarga yang tidak berbeda agama. Sedangkan apabila itu terjadi dalam

keluarga beda agama masalah-masalah itu akan muncul. Dalam menanamkan

nilai-nilai moral terhadap anak, keluarga beda agama sudah pasti akan

mendapatkan dampak positif maupun negatif dari pernikahan tersebut.

Sebagaimana latar belakang tersebut, maka penting untuk dilakukan

penelitian terhadap masyarakat terkait. Untuk mengetahui penanam nilai-nilai

moral dalam keluaga beda agama. Hal menarik yang ingin penulis teliti

adalah bagaimana cara orang tua menanamkan nilai-nilai moral pada anak

dalam keluarga beda agama, apa masalah yang muncul dalam menanamkan

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

7

nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda agama dan bagaimana cara

memecahkan masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral

pada anak dalam keluarga beda agama. Dan penulis menentukan judul yang

sesuai dari penelitian ini adalah “Penanaman Nilai-nilai Moral dalam

Keluarga Beda Agama (Studi Kasus pada Tiga Keluarga Islam dan Kristen di

Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara orang tua menanamkan nilai-nilai moral pada anak

dalam keluarga beda agama?

2. Apa masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral pada

anak dalam keluarga beda agama?

3. Bagaimana cara memecahkan masalah yang muncul dalam menanamkan

nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda agama?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara orang tua menanamkan nilai-nilai moral pada

anak dalam keluarga beda agama.

2. Untuk mengetahui masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai

moral pada anak dalam keluarga beda agama.

3. Untuk mengetahui cara memecahkan masalah yang muncul dalam

menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda agama.

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

8

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada

semua pihak terkait, baik kalangan akademis maupun masyarakat umum.

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan memperkaya kajian mengenai keluarga

dalam Islam, khususnya pernikahan beda agama.

2. Secara Praktis

Dapat digunakan sebagai pijakan untuk pembinaan keagamaan

bagi keluarga pasangan beda agama.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya silang pengertian dalam memahami

judul yang telah kami sebutkan diatas, maka penulis menegaskan beberapa

istilah pokok yang terdapat dalam rumusan judul seperti berikut ini:

1. Penanaman nilai-nilai moral

Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1198)

adalah perihal, perbuatan, cara menanamkan. Nilai menurut kamus besar

Bahasa Indonesia (2007:783) adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting

yang berguna bagi kemanusiaan. Nilai merupakan suatu yang ada

hubungannya dengan subyek, sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi

itu merasa bahwa sesuatu itu bernilai. Jadi nilai adalah sesuatu yang

bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai tingkah laku (Imam dan

Kholifah, 2009:4). Moral menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

9

(2007:983) adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum

mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Sedangkan

penanaman nilai-nilai moral yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

menanamkan sifat-sifat yang berguna bagi kemanusiaan mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.

2. Pernikahan Beda Agama

Pernikahan (perkawinan) dalam Islam merupakan suatu akad atau

transaksi. Perkawinan adalah sebuah akad atau kontrak yang mengikat

dua pihak yang setara, yaitu laki-laki dan perempuan yang masing-

masing telah memenuhi persyaratan berdasarkan hukum yang berlaku

atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak untuk membentuk

keluarga (Kamal dan Mulia, 2003:1). Menurut Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Adji, 1989:21). Sedangkan

pernikahan beda agama yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

perkawinan antara seseorang yang beragama Islam (Muslim) dan orang

yang bukan Islam (non-Muslim).

F. Telaah Pustaka

Penelitian terdahulu dibutuhkan untuk memperjelas, menegaskan,

melihat kelebihan dan kelemahan berbagai teori yang digunakan penulis lain

dalam penelitian atau pembahasan masalah yang serupa. Selain itu penelitian

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

10

terdahulu perlu disebutkan dalam sebuah penelitian untuk memudahkan

pembaca melihat dan membandingkan perbedaan teori yang digunakan dan

perbedaaan hasil kesimpulan oleh penulis dengan peneliti yang lain dalam

melakukan pembahasan tema yang hampir serupa. Berikut ini penelitian yang

mempunyai topik atau tema yang hampir serupa dengan skripsi ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yaquta Mustofiyah dalam skripsinya

yang berjudul Pendidikan Agama Islam Pada Anak Dalam Keluarga

Beda Agama di Kelurahan Sidorejo Lor. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif, Untuk mendapatkan data yang konkrit metode yang

penulis gunakan adalah metode observasi, metode wawancara, metode

dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis

dengan menggunakan reduksi data untuk penyusunan data dan

mengambil kesimpulan. Dalam penelitianya dijelaskan bahwa

keberagaman anak pada keluarga beda agama di Kelurahan Sidorejo Lor,

Kota Salatiga tahun 2012 adalah anak melaksanakan sholat lima waktu

secara berjama’ah di masjid atau sholat di rumah sendiri, Belajar mengaji

di TPA, melaksanakan puasa ramadhan, melaksanakan sholat jum’at,

mengikuti pengajian-pengajian di masjid. Pendidikan agama Islam yang

di berikan orang tua terhadap anak dalam keluarga beda agama antara

lain yaitu: Penanaman akidah, penanaman ibadah, pembentukan akhlak.

Masalah yang muncul dalam pendidikan agama Islam pada anak dalam

keluarga beda agama: adanya perbedaan keinginan terhadap agama anak,

kurangnya pengetahuan agama Islam pada orang tua, orang tua yang

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

11

selalu sibuk dengan pekerjaan, rendahnya semangat atau motivasi

beribadah anak. Solusi yang ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah

tersebut adalah penanaman siskap toleransi antara anggota keluarga,

menanamkan kesadaran hidup rukun, memberi kesempatan yang sama

untuk beribadah pada masing-masing anggota keluarga, rajin membaca

buku keagamaan, bersosialisasi dengan lingkungan luar, mengikuti

kajian-kajian keagamaan, memberikan buku-buku kajian keagamaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Yasin dalam skripsinya yang

berjudul Pola Pengasuhan Anak terhadap Kepenganutan Agama Studi

Kasus pada Lima Keluarga Beda Agama. Penelitian ini mengunakan

metode kualitatif bertipe deskriptif, data penelitian ini diambil dengan

teknik observasi dengan tujuan melihat secara nyata dan faktual

mengunakan wawancara tak terstruktur namun terfokus. Dalam

penelitianya dijelaskan bahwa pola asuh anak terhadap agamanya

cederung otoriter, berdampak pada konversi agama dan anak cenderung

bingung dalam memilih agama yang diyakininya benar.

3. Penelitian yang dilakukan Azazi dalam skripsinya yang berjudul Hak

Memilih Agama Bagi anak dari Pasangan Beda Agama dalam Perspektif

Hak Asasi Manusia. Penelitian ini mengunakan jenis penelitian kualitatif,

untuk mendapatkan data penulis menggunaka dua cara yaitu

pengumpulan data lapangan dan kepustakaan. Dalam penelitiannya di

jelaskan bahwa kebebasan memilih agama merupakan hak-hak asasi

lainya, karena hak ini bersifat individual dan langsung berkaitan dengan

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

12

martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan orang tua yang

berbeda agama memberikan hak kebebasan kepada anak memilih

agamanya dengan melalui bimbingan dan pendidikan agama sampai anak

dapat menentukan pilihannya sepenuh hati tanpa ada paksaan-paksaan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Minarti Subakti dalam skripsinya yang

berjudul Pemilihan Agama pada Anak dari Perkawinan Beda Agama.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan sebuah

model studi kasus. informasi dari para informan pokok diperoleh dengan

melakukan wawancara mendalam dan dengan menggunakan life history

method. Dalam penelitiannya peneliti menyimpulkan walaupun memiliki

agama yang berbeda dalam satu keluarga, mereka selalu berusaha

mengutamakan perdamaian tanpa menyinggung masalah perbedaan

agama diantara mereka. mereka tidak pernah mengganggu saudara yang

berbeda agama dengannya. Dengan demikian, sehari-sehari terlihat

bahawa kehidupan beragama bukanlah suatu masalah yang harus mereka

besar-besarkan. karena sebagian besar dari mereka bukanlah penganut

agama yang fanatik. Di daerah tersebut masyarakatnya lebih

mengutamakan hubungan baik dalam sistem adat-istiadat mereka. Jika

ada anggota keluarga yag dikucilkan karena keluar dari agama yang telah

mereka anut dan telah berpindah ke agama yang lain, hubungan tali

silaturahmi mereka masih tetap bisa terjalin melalui acara adat-istiadat

yang mengharuskan kehadiran mereka. jadi dalam hal ini kebudayaan

atau adat-istiadat yang menjadi pengikat dan menyatukan mereka.

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

13

5. Penelitian yang dilakukan Oktafiani dalam sikripsinya yang berjudul

Problematika Pengamalan Ibadah Anak pada Keluarga Beda Agama

(Studi Kasus pada Masyarakat Ngentak RT 10 RW V Kelurahan

Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga). Penelitian ini

mengunakan jenis penelitian Kualitatif dan untuk mendapatkan data

digunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam

penelitian ini dijelaskan bahwa cara pengamalan ibadah anak yang

tinggal di lingkungan keluarga beda agama di dukuh Ngentak adalah

dengan menjalankan sholat lima waktu, puasa ramadhan, membayar

zakat, dan ibadah-ibadah umum lainnya sedangkan anak yang beragama

non islam mereka menjalankan ibadah ke gereja setiap hari Minggu.

Problem pengamalan ibadah anak yang tinggal di lingkungan beda agama

di dukuh Ngentak antara lain yaitu: anak kurang mampu mendalami

ajaran agama yang mereka yakini, anak kurang menjiwai ketika

beribadah di rumah, rendahnya semangat atau motivasi beribadah anak.

solusi yang di tempuh untuk mengatasi problem-problem tersebut adalah:

bersosialisasi dengan masyarakat luar, aktif mengikuti kajian-kajian

keagamaan, banyak membaca buku-buku keagamaan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan pendekatan penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field

research) dalam pelaksanaannya menggunakan metode pendekatan

kualitatif diskriptif analisis yang umumnya menggunakan strategi multi

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

14

metode yaitu wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen atau

studi documenter yang antara satu dengan yang lain saling melengkapi,

memperkuat dan menyempurnakan (Sukmadinata, 2008:108).

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data

dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di

lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain

manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-

dokumen lainya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil

penelitian namun berfungsi sebagai instrumen pendukung, oleh karena

itu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur

keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan

peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data

lainya di sini mutlak diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Doplang Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang. Adapun peneliti memilih lokasi di Desa Doplang

Kecamatan Bawen ini karena fenomena di tempat ini belum pernah

diteliti sebelumnya oleh peneliti sehingga peneliti tertarik dan ingin

meneliti lebih jauh lagi.

4. Sumber Data

Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

15

a. Data primer

Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari

lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan

sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan

informasi langsung tentang penanaman nilai-nilai moral dalam

keluarga beda agama. Adapun sumber data langsung penulis

dapatkan dari warga yang melakukan nikah beda agama di Desa

Doplang Kecamatan Bawen.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang, didapat dari sumber bacaan

dan berbagai macam sumber lainya yang terdiri dari surat-surat

pribadi, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintah.

Data ini dapat berupa hasil-hasil studi, hasil survei. Peneliti

mengunakan data skunder ini untuk memperkuat penemuan dan

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara

langsung dengan keluarga beda agama.

5. Prosedur pengumpulan data

a. Wawancara mendalam

Dalam metode ini penulis menggunakan teknik interview

guide yaitu cara pengumpulan data dengan menyampaikan secara

langsung daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya guna

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

16

memperoleh jawaban yang langsung pula dari seorang responden

(Koentjaraningrat, 1986:138).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara mendalam

yang diarahkan pada masalah tertentu dengan para informan yang

sudah dipilih untuk mendapatkan data yang diperlukan yaiu keluarga

beda agama di Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang. Teknik wawancara yang digunakan ini dilakukan secara

tidak terstruktur, dimana peneliti tidak melakukan wawancara

dengan struktur yang ketat kepada informan agar informasi yang

diperoleh memiliki kapasitas yang cukup tentang berbagai aspek

dalam penelitian ini.

b. Observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan

pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad,

1994:164). Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan

kondisi lingkungan di Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang. Pengamatan disini termasuk juga didalamnya peneliti

mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan

proporsional maupun langsung diperoleh dari data (Moleong,

2007:174).

Observasi ini dilakukan dengan melakukan serangkaian

pengamatan dengan menggunakan alat indera penglihatan dan

pendengaran secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

17

penelitian ini, penulis menggunakan teknik observasi berperan pasif

dimana observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan

yang berbentuk dokumentasi yang berkaitan dengan penanaman

nilai-nilai moral dalam keluarga beda agama di Desa Doplang

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

6. Analisis Data

Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya mengunakan data yang

dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan

pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola

induktif.

7. Tahap-tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu: tahap sebelum ke

lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan

laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai

berikut:

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup

observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti,

konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

18

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan penanaman nilai-nilai moral dalam keluarga beda agama di

Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Data

tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

c. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang

diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara

mendalam tentang penanaman nilai-nilai moral dalam keluarga beda

agama di Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks

permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan

keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang di dapat

dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai

dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan

proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang

diteliti.

d. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian

makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan

dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

19

bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah

terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian

skripsi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan bagi para pembaca dalam mempelajari dan

memahami skripsi ini, penulis telah membagi sistematika penulisan sebagai

berikut:

1. Bab 1 adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bab 2 adalah kajian pustaka yang berisi tentang pengertian penanam

nilai-nilai moral dan pengertian pernikahan beda agama.

3. Bab 3 adalah profil subjek penelitian dan temuan penelitian mengenai

penanaman nilai-nilai moral dalam keluarga pasangan beda agama di

Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

4. Bab 4 adalah pembahasa yang berisi tentang analisis mengenai

penanaman nilai-nilai moral dalam keluarga pasangan beda agama.

5. Bab 5 adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penanaman Nilai-Nilai Moral

1. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Moral

Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi

kemanusiaan. Nilai merupakan suatu yang ada hubungannya dengan subyek,

sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa bahwa sesuatu itu

bernilai. Nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan

menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Nilai

juga mempunyai arti sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut

secara instrinsik memang berharga.

Nilai merupakan ukuran atau pedoman perbuatan manusia. Karena

itulah maka nilai itu diungkapkan dalam bentuk norma dan norma ini

mengatur tingkah laku manusia. Diantara beberapa macam nilai, ada nilai

etik. Nilai-nilai etik ini dapat berupa antara lain nilai-nilai kemanusiaan atau

nilai-nilai yang bersumberkan pada keyakinan atau kepercayaan dan religi.

Nilai etik atau yang bersifat susila, memberi kualitas perbuatan manusia yang

bersifat susila, sifatnya universal tidak tergantung waktu, ruang dan keadaan.

Nilai etik tersebut diwujudkan dalam norma moral. Norma moral merupakan

landasan perbuatan manusia, yang sifatnya tergantung pada tempat, waktu

dan keadaan. Sehingga norma moral itu dapat berubah-ubah sesuai dengan

waktu,tempat dan keadaannya (Daroeso, 1986:26-27).

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

21

Nilai merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang lain yang

menjadi bagian dari identitas sesuatu tersebut. Bentuk material dan abstrak di

alam ini tidak bisa lepas dari nilai. Nilai memberikan definisi, identitas, dan

indikasi dari setiap hal konkret ataupun abstrak. Nilai adalah suatu yang

bersifat abstrak, ideal. Nilai bukan benda konkrit bukan fakta dan tidak hanya

persoalan benar adalah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal

penghayatan yang dikehendaki, disenangi maupun tidak disenangi (Toha,

2000:60).

Moral adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi

maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Moral juga

mempunyai arti prinsip baik atau buruk yang ada dan melekat dalam diri

individu atau seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu,

tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan

moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk

sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan

demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang

memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan. moral

memegang peranan penting dalam kehidupan manusia yang berhubungan

dengan baik atau buruk terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku ini

mendasarkan diri pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Seseorang dikatakan bermoral, bilamana orang tersebut bertingkah laku

sesuai dengan norma-norma yang terdapat dalam masyarakat, baik apakah itu

norma agama, norma hukum dan sebagainya (Daroeso, 198:23).

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

22

Jadi, penanaman nilai-nilai moral adalah cara menanamkan sifat-sifat

atau hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan sebagai ukuran baik

atau buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga

masyarakat, dan warga negara.

2. Nilai-Nilai Moral yang harus Ditanamkan terhadap Anak

a. Religiusitas

1) Pengertian Religiusitas

Religiusitas berasal dari bahasa Inggris religiusity dari akar

kata religion yang berarti agama. Religiusity merupakan kata bentuk

dari religius yang berarti agama (Echols dan Sadily, 1975:476).

Berdasarkan arti kata tersebut, dapat dipahami bahwa religiusitas

berkaitan dengan keberagamaan seseorang. Dalam khasanah

psikologi, istilah religiusitas mempunyai makna yang berbeda

dengan religi atau agama. Religi atau agama menunjuk pada aspek

formal yang berkaitan dengan aturan-aturan atau kewajiban-

kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang

telah dihayati oleh individu didalam hati.

2) Dimensi-Dimensi Religiusitas

Keberagamaan atau religiusitas dapat diwujudkan dalam

berbagai kehidupan manusia. Bukan hanya sekedar melakukan ritual

(peribadatan) saja, namun juga segala aktivitas yang didorong oleh

kekuatan supra natural. Oleh karena itu keberagamaan seseorang

akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi, sebagaimana

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

23

menurut Glock & Stark dalam buku karangan Djamaluddin Ancok

dan Fuat Nashori Suroso yang berjudul Psikologi Islami Solusi

Islami Atas Problem-Problem Psikologi (1995:76-78), yaitu:

a) Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan di mana

religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan

mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama

mempertahankan seperangkat kepercayaan di mana para

penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian ruang

lingkup dan isi keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara

agama-agama, tetapi seringkali antara tradisi-tradisi dalam

agama.

b) Dimensi Praktik Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan

hal-hal yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap

agama yang dianutnya. Dimensi ini dibagi menjadi dua, yakni

ritual (mengacu pada seperangkat ritus, tindakan keagamaan

formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para

pemeluk melaksanakan, seperti perkawinan) dan ketaatan (hal

ini terwujut tatkala ritual dipenuhi).

c) Dimensi Pengalaman

Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan,

perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

24

dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok

keagamaan (suatu masyarakat) yang melihat komunikasi,

walaupun kecil, dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan

Tuhan, kenyataan terakhir, dengan otoritas transcendental.

d) Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-

orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal

pengetahuan mengensi dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab

suci dan tradisi-tradisi.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penanaman Religiusitas Anak

Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada

aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada

Allah yang direfleksikan ke dalam peribadatan kepada-Nya, baik

yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas. Maka dari

itu faktor yang mempengaruhi penanaman agama anak itu terbagi

atas dua bagian (Yusuf, 1992:136) yaitu:

a) Faktor pembawaan (internal)

Perbedaan hakiki antara manusia dengan hewan adalah

manusia mempunyai fitrah (pembawaan) beragama (homo

religious). Setiap anak yang lahir ke dunia, baik yang lahir di

negara komunis maupun kapitalis, baik yang lahir dari orang tua

yang saleh maupun jahat, sejak Nabi Adam sampai akhir zaman.

Menurut fitrah kejadiannya mempunyai potensi beragama atau

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

25

keimanan kepada Tuhan atau percaya adanya kekuatan di luar

dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta.

Dalam perkembangannya fitrah beragama ini ada yang berjalan

secara alamiah dan ada juga yang mendapat bimbingan dari para

Rasul Allah SWT. Keyakinan bahwa manusia mempunyai fitrah

atau kepercayaan kepada Tuhan.

b) Faktor lingkungan (eksternal)

Faktor pembawaan atau fitrah beragama merupakan

potensi yang mempunyai kecenderungan untuk berkembang,

namun perkembangan itu tidak akan terjadi manakala tidak ada

faktor luar (eksternal) yang memberikan rangsangan atau

stimulus yang memungkinkan fitrah itu berkembang dengan

sebaik-baiknya, faktor eksternal itu tiada lain adalah lingkungan

dimana anak itu hidup.

b. Disiplin

1) Pengertian Disiplin

Riberu dalam buku karangan Maria J. Wantah yang berjudul

pengajaran disiplin dan pembetukan moral (2005:139) menjelaskan

bahwa istilah disiplin diturunkan dari kata latin diciplina yang

berlangsung dengan dua istilah lain, yaitu discere (belajar) dan

discipulus (murid) sedangkan Suharsini (1997:167) mengatakan

bahwa disiplin berasal dari bahasa latin diciplina yang menunjuk

kepada belajar dan mengajar. Kata ini sangat dekat dengan istilah

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

26

disceple yang berarti mengikuti orang belajar dibawah pengawasan

pimpinan. Didalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang

pengertiannya hampir sama tetapi satu sama lain berurutan. Kedua

istilah itu adalah disiplin dan ketertiban.

Disiplin diartikan sebagai penataan perilaku peri hidup sesuai

dengan ajaran yang dianut. Penataan peilaku yang dimaksud yaitu

kesetiaan dan kepatuhan seseorang terhadap penataan perilaku yang

umumnya dibuat dalam bentuk tata tertib atau peraturan harian.

Demikan halnya seorang dikatakan berdisiplin apabila ia setia dan

patuh terhadap penataan perilaku yang disusun dalam bentuk aturan-

aturan yang berlaku dalam satu instansi tertentu. pernyataan sikap

mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa

kepatuhan, ketaatan yang didukung oleh kesadaran untuk

menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.

Tujuan disiplin tersebut berkenaan dengan pengendalian diri

seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan dan penataan perilaku

seseorang agar menjadi pribadi yang baik sesuai dengan status sosial

kelompok masyarakat.

2) Unsur-Unsur Disiplin

Penanaman disiplin perlu mengetahui adanya unsur-unsur

disiplin supaya orang tua mudah menerapkan dan mengambil

keputusan dalam mendisiplinkan anak. Hurlock (1978:152)

mengatakan bahwa ada beberapa unsur penting dalam disiplin yang

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

27

perlu diterapkan oleh orang tua yaitu: peraturan, kebiasaan,

hukuman, penghargaan, dan konsistensi. Hal ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a) Peraturan

Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan untuk menata tingkah laku seseorang dalam

kelompok, organisasi, institusi,atau komunitas. Tujuannya

adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui

dalam situasi tertentu.

b) Kebiasaan

Kebiasaan dibagi dua macam yaitu pertama kebiasaan

tradisional berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam

kepada orang tua baik di rumah, di perjalanan, di sekolah,

maupun tempat sosial kegiatan lainnya. Kedua kebiasan modern

seperti kebiasaan bangun pagi, sikat gigi, mandi, berganti

pakaian, kebiasaan berdoa sebelum tidur, membaca buku,

menonton TV. Kebiasaan diatas perlu diperhatikan sebagai

unsur penting dalam membentuk kedisiplinan.

c) Hukuman

Hukuman berarti suatu bentuk kerugian dan kesakitan

yang dijatuhkan pada seseorang yang berbuat kesalahan,

perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran maupun

pembalasan. Hukuman mempunyai tiga unsur penting dalam

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

28

pekembangan anak diantaranya: Pertama hukuman mempunyai

fungsi menghalangi, yaitu hukuman diharapkan dapat

menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh

masyarakat. Kedua hukuman mempunyai fungsi mendidik, yaitu

mereka belajar bahwa perilaku tertentu benar dan yang lainnya

salah dengan mendapat hukuman bila mereka berperilaku salah

dan tidak mendapat hukuman bila mereka berperilaku sesuai

standar sosial kelompoknya. Selain itu hukuman juga

seharusnya dapat memberikan pelajaran pada anak membedakan

besar kecilnya kesalahan yang mereka buat. Oleh karena itu

orang tua perlu mengukur berat ringannya kesalahan anak dan

menyesuaikannya dengan hukuman yang diberikan pada anak

atas kesalahan tersebut. Ketiga hukuman berfungsi memberi

motivasi pada anak untuk menghindari perilaku yang tidak

diterima oleh masyrakat. Pengetahuan tentang berbagai

alternatif perilaku serta akibat masing-masing alternatif dapat

memacu motivasi untuk menghindari perilaku yang salah. Salah

satu contoh diatas misalnya, memberi tangapan positif, memuji

setiap anak melakukan hal yang benar.

d) Penghargaan

Maslow dalam buku karangan Maria J. Wantah yang

berjudul pengajaran disiplin dan pembetukan moral (2005:163)

mengatakan bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebtuhan

Page 42: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

29

pokok yang mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan

dirinya. Seseorang akan terus berupaya akan meningkatkan dan

mempertahankan disiplin apa bila disiplin itu menghasilkan

prestasi dan produktivitas yang kemudian mendapatkan

penghargaan. Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat

penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku anak.

Penghargaan yang diberikan kepada anak tidak hanya berbentuk

materi tetapi dapat berupa kata-kata pujian maupun senyuman

pada anak.

e) Konsistensi

Konsistensi menunjukkan kesamaan dalam isi dan

penerapan dalam sebuah autran. Konsistensi digunakan bila

orang tua ingin menerapkan pemberian hukuman untuk

mengendalikan perilaku anak, atau memberikan penghargaan

untuk memperkuat perilaku yang baik. meski anak memiliki

perbedaan latar belakang sosial budaya, etnis, ekonomi maupun

kondisi perkembangan usia.

3) Bentuk Penanaman disiplin pada anak

Penanaman disiplin yang digunakan orang tua dalam upaya

membimbing dan membentuk disiplin anak, supaya mereka

berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat dan menghindari

perilaku yang tidak diinginkan, orang tua biasanya menerapkan

berbagai cara yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat

Page 43: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

30

setempat, atau cara-cara baru yang mereka pelajari dari

lingkunganya. Maria J. Wantah (2005:170) mengatakan bahwa ada

dua pendekatan yang digunakan dalam membentuk disiplin anak

yaitu pendekatan disiplin secara negatif dan pendekatan disiplin

secara positif.

a) Pendekatan disiplin secara negatif

Pendekatan disiplin negatif yaitu cara pembentukan yang

diakukan dengan memahami tingkah laku anak yang tidak

sesuai dengan standar-standar yang ditentukan sekolah, keluarga

maupun masyarakat. Agar anak dapat bertingkah laku sesuai

yang diharapkan, pendidik mengajarkan anak tentang perilaku

moral dengan membuat suatu perjanjian pada anak yang baik itu

benar dan yang buruk itu salah. Namun banyak pendidik yang

tidak menyadari mengajarkan anak didik mereka dengan cara

disiplin yang negatif, berupa hukuman fisik dan kata-kata yang

dapat merugikan anak.

b) Pembentukan disiplin secara positif

Pembentukan disiplin positif adalah cara pembentukan

disiplin yang dilakukan orang dewasa dalam memperlakukan

anak dengan respek dan harga diri. Hal Ini merupakan tindakan

yang berpusat pada anak dan tidak egois, berpusat pada apa

yang dibutuhkan anak, dan tidak menekankan pada apa yang

dibutuhkan dan diinginkan orang dewasa. Dapat dikatakan

Page 44: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

31

bahwa disiplin positif adalah berpusat pada pengajaran bukan

pada hukuman. Dengan disiplin positif anak diberikan informasi

yang benar dan dibutuhkan agar mereka dapat belajar dan

mempraktekkan tingkah laku yang benar. Selain itu, juga

diajarkan pada anak bagaimana membina hubungan baik seperti

saling menghargai, kerjasama, melibatkan ketegasan,

kewibawaan, dan rasa hormat pada sesama dan pada orang lebih

tua.

4) Cara menanamkan disiplin pada anak

Upaya dalam menanamkan disiplin kepada anak bertujuan

untuk membantu anak membangun pengendalian diri mereka.

Hurlock (1978:93) mengatakan bahwa ada beberapa cara yang

digunakan dalam menanamkan perilaku disiplin anak, diantaranya:

disiplin otoriter atau keras, disiplin permisif dan disiplin secara

demokratis.

a) Disiplin otoriter dan keras

Disiplin otoriter berarti pengendalian tingkah laku

berdasakan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri

seseorang. Hukuman kerap kali dipakai untuk memaksa,

menekan, mendorong untuk mematuhi dan mentaati peraturan.

Disiplin otoriter cenderung tidak memberi kesempatan untuk

bertanya tentang aturan yang diterapkan. Kalau sedikitpun anak

tidak mengindahkannya, ia akan mendapatkan hukuman fisik

Page 45: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

32

maupun kata-kata yan menyakitkan. Hal ini menyebabkan anak

tidak mendapat kesempatan dan tidak didorong untuk mandiri

dalam mengambil keputusan-keputussan dalam mengendalikan

perilaku sendiri.

b) Disiplin permisif

Disiplin permisif berarti sedikit disiplin atau tidak

ditanamkan disiplin. Anak tidak diberi rambu-rambu atau batas-

batas yang mengatur perilakunya, mereka tidak diberika apa

yang boleh diakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Anak

dibiarkan berbuat berbuat sekehendak hatinnya, boleh

mengambil keputusan sendiri apapun bentuknya.

c) Disiplin demokratis

Disiplin demokratis adalah penggabungan ciri yang baik

dari cara pendisiplinan yang bersifat otoriter dan permisif.

Disiplin demokratis ini dilakukan dengan menggunakan

penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak

mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan dan yang lain

tidak. Misalnya, untuk menjelaskan pada anak bahwa ia tidak

boleh bermain api atau bahwa kompor panas, oleh karena itu

tidak boleh memegangnya, orang tua dapat mendekatkatkan

tangan anak pada kompor.

Page 46: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

33

c. Akhlak

1) Pengertian Akhlak

Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam

dan tanpa pemikiran. Namun perbuatan itu telah mendarah daging

dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak

lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran (Nata, 1997:5)

Akhlak juga menjelaskan tentang arti baik dan buruk,

menerangkan segala tingkah laku yang harus dilaksanakan oleh

sebagian manusia kepada manusia lainnya, kepada Tuhannya,

kepada lingkungan sekitar serta menjelaskan tujuan yang hendak

dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan yang

harus dibuat.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah

suatu sikap atau kehendak manusia disertai dengan niat yang tentram

dalam jiwa berlandaskan al-Qur’an dan al Hadits, yang dari padanya

timbul perbuatan-perbuatan atau kebiasaan secara mudah tanpa

memerlukan pertimbangan terlebih dahulu. Bila kehendak jiwa itu

menimbulkan perbuatan-perbuatan dan kebiasaan jelek, maka

disebut akhlak yang tercela begitu pula sebaliknya.

2) Tujuan Penanaman Akhlak

Menurut Barmawie Umary (1995:2) tujuan penanaman

akhlak adalah menjadikan seseorang agar terbiasa melakukan

Page 47: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

34

perbuatan yang baik, indah, mulia, terpuji, serta menghindari

perbuatan yang buruk, jelek, hina dan tercela Sedangkan menurut

Ibn Maskawaih dalam buku karangan Suwito yang berjudul filsafat

pendidikan akhlaq (2004:16) tujuan penanaman akhlak adalah

terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan

untuk melahirkan semua perbuatan bernilai baik sehingga mencapai

kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan yang sempurna.

Karena tujuan penanaman akhlak itu menjalin hubungan

antara kita dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk,

sehingga selalu dapat terpelihara dengan baik dan harmonis (Umary,

1995:2). Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan

akhlak supaya dapat memahami tentang perbuatan amal yang baik,

sehingga dapat mengamalkan ajaran Islam yang telah diterimanya.

3) Materi Penanaman Akhlak

Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh penanaman

akhlak untuk anak. Anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak

yang memadai. Sebelum dikenalkan kepada anak-anak sebaiknya

pendidikan menerapkan akhlak bukan hanya pengenalan tentang

teori-teori tata krama atau akhlak saja tetapi juga praktek-praktek

tata krama yang mereka tiru dan teladani dari para guru. Samsyu

Yusuf, menyatakan bahwa anak-anak perlu diajarkan atau dilatih

tentang kebiasaan-kebiasaan melaksanakan akhlak madzmumah

seperti mengucapkan salam, membaca hamdalah pada saat mendapat

Page 48: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

35

kenikmatan dan setelah mengerjakan sesuatu, menghormati orang

lain, memberi sedekah, memelihara kebersihan baik diri sendiri

maupun lingkungan (seperti mandi, menggosok gigi dan membuang

sampah pada tempatnya) (Yusuf, 2002:7). Sedangkan pandangan

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin Jilid I terjemahan

Muhammad zuhri (1990:149) tentang pendidikan akhlak anak

meliputi:

a) Kesopanan dan kesederhanaan

Al-Ghazali sangat menganjurkan kesopanan dan

kesederhanaan dalam hal makan, berpakaian dan tidur. Salah

satu hal yang biasa terjadi terhadap diri anak-anak ialah

mempunyai sifat rakus makan, maka ini perlu di didik pula.

Misalnya pada waktu makan itu senantiasa menggunakan tangan

kanannya dan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim (Al-

Ghazaly, 1990:149).

b) Kesopanan dan Kedisiplinan

Al-Ghazali sangat mengutamakan kedisiplinan anak

untuk menghindarkan perbuatan yang tidak pantas di pandang

umum dan membiasakan anak untuk berbuat hal-hal yang patut

sesuai dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dalam

hal ini al-Ghazali melatih kesopanan dan kedisiplinan anak

dalam tata cara duduk, berbicara, dan meludah (Al-Ghazaly,

1990:149).

Page 49: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

36

c) Pembiasaan dan latihan bagi anak untuk menjauhkan perbuatan

yang tercela

Al-Ghazali menganjurkan agar mendidik anak dengan

pembiasaan dan latihan untuk menghindarkan dari perbuatan

yang tercela serta tidak sesuai dengan norma masyarakat

maupun ajaran agama (Islam) (Al-Ghazaly, 1990:149).

B. Keluarga Beda Agama

1. Pengertian Pernikahan Beda Agama

Pernikahan beda agama pada dasarnya berarti pernikahan yang

dilangsungkan antara pasangan yang beda agama satu sama lain. Pernikahan

bernuansa keragaman ini banyak terjadi dan masih dijumpai di dalam

kehidupan bermasyarakat. Mungkin contoh yang banyak terekspos ke

masyarakat luas hanyalah pernikahan atau perkawinan dari pasangan para

selebritis saja. Beberapa contoh dari pasangan suami istri, Nurul Arifin dan

Mayong, Ira Wibowo dan Katon Bagaskara, Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale.

Perkawinan yang dilakukan oleh mereka tidak lagi didasarkan pada suatu

akidah agama, melainkan hanya pada cinta. Seolah cinta semata yang menjadi

dasar suatu pernikahan. Masalah agama dalam beberapa argumen pasangan-

pasangan seperti itu kira-kira dapat dirumuskan seperti ini. Berdasarkan

hukum munakahat yang diajarkan Islam kepada penganutnya ialah

pernikahan yang dibenarkan oleh Allah SWT adalah suatu pernikahan yang

didasarkan pada satu akidah, di samping cinta dan ketulusan hati dari

keduanya. Dengan landasan dan naungan keterpaduan itu, kehidupan suami-

Page 50: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

37

istri akan tenteram, penuh rasa sinta dan kasih sayang. Keluarga mereka akan

bahagia dan kelak memperoleh keturunan yang sejahtera lahir batin.

Jadi yang dimaksud dengan pernikahan beda agama adalah pernikahan

orang Islam (pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria dan wanita)

(Zuhdi, 1996:4).

2. Pernikahan Antara Orang yang Berlainan Agama Menurut Hukum Islam

Mengenai masalah perkawinan beda agama ini Islam membedakan

hukumnya menjadi tiga macam yaitu:

a. Perkawinan antara Perempuan Muslimah dengan Laki-Laki Non Muslim

Semua ulama telah sepakat bahwa perempuan muslimah tidak

diperbolehkan (haram) kawin dengan laki-laki non muslim, baik Ahli

Kitab maupun musyrik. Baik calon suaminya itu termasuk pemeluk

agama yang mempunyai kitab suci, seperti Kristen dan Yahudi ataupun

pemeluk agama yang mempunyai kitab serupa kitab suci, seperti

Budhisme dan Hinduisme, maupun pemeluk agama dan kepercayaan

yang tidak punya kitab suci dan juga kitab yang serupa kitab suci.

Termasuk pula di sini penganut Animisme, Ateisme, Politeisme, dan

sebagainya (Zuhdi, 1996:6).

Adapun dalil yang menjadi dasar hukum untuk larangan kawin

antara wanita muslimah dengan pria non-muslim, ialah: Firman Allah

dalam surat Al-Baqarah ayat 221:

Page 51: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

38

ن م نؤمنك م يي را ا ن نن نؤررا و ول عجبتكحام ول ول ي ى ؤ امنني ى و ن كحوا ا الهاررا حي ى ؤ امنكا ا ولعتدم نؤمننم يي را ا ن نن نؤرركو ول عجبتحام عاولئك ؤدجا ناكحوا ا الهارراني ح

اي ى إل ام ؤ ك لعني ى لنكي ى اؤن ا وؤ ات ني ن ر ب كي ى واله واهللا ؤدجا ا إل ا .راو الكي ى

Artinya: “Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik

dengan wanita-wanita yang mukmin sebelum mereka beriman.

Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik daripada orang

musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu

nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang

beriman) sebelu mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-

laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik

meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka,

sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.

menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar mereka

mengambil pelajaran”.

Hikmah dilarangnya perkawinan antara seorang wanita Islam

dengan pria Kristen atau Yahudi karena dikhawatirkan wanita Islam itu

kehilangan kebebasan beragama dalam menjalankan ajaran-ajaran

agamanya, kemudian terseret kepada agama suaminya. Demikian pula

anak-anak yang lahir dari hasil perkawinannya dikhawatirkan pula

mereka akan mengikuti agama bapaknya, karena bapak sebagai kepala

keluarga terhadap anak-anak melebihi ibunya (Zuhdi, 1996:6-7).

b. Perkawinan antara Laki-laki Muslim dengan Perempuan Musyrik

Para ulama sepakat bahwa laki-laki muslim tidak halal kawin

dengan perempuan penyembah berhala, perempuan zindiq, perempuan

keluar dari Islam, menyembah sapi, perempuan beragam politeisme

(Zuhdi, 1996:4).

Page 52: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

39

Kebanyakan ulama berpendapat, bahwa seorang pria muslim

boleh kawin dengan wanita Ahli Kitab (Yahudi atau Kristen) (Zuhdi,

1996:5). Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 5:

ؤن ااون ا االحكب حل لي ىحام وطع ناحام حل لي ىام الي م ااحلي ى لنحاما الطي ىي نتتا وطعما الي ىا ان يكاها هاني ى والهاوصكتا نن ؤن ااون ا ا الحكب نن ق تنحام ا الهامنكت والهاوصكتا نن الي ى

ار ب ل ي ف قد حتط ي ايدا و ونن ؤي ىح ااجا هاني ى ماصكني غي ر ناس فوني ولناكي ىخا وها ىف ال ير نن السرؤن. جهنا

Artinya: “Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik.

Makanan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu, dan

makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu

menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di

antara perempuan-perempuan yang beriman dan perempuan-

perempuan yang menjaga kehormatan di antara orang-orang

yang diberi kitab sebelum kamu, apabila kamu membayar

maskawin mereka untuk menikahinya, tidak dngan maksud

berzina dan bukan untuk menjadikan perempuan piaraan.

Barang siapa kafir setelah beriman maka sungguh, sia-sia amal

mereka dan di akhirat dia masuk orang-orang yang rugi”.

3. Pernikahan Beda Agama Menurut Agama-agama Di Indonesia

a. Pandangan Agama Kristen Protestan

Dalam Al-Kitab di jelaskan bahwa pernikahan adalah suatu

“peraturan Allah” yang bersifat sacramental (suci), yakni ia diciptakan

dalam rangka seluruh maksud karya penciptaannya atas alam semesta

(Monib dan Kholis, 2008:110).

Perkawinan adalah persekutuan hidup meliputi keseluruhan

hidup, yang menghendaki laki-laki dan perempuan menjadi satu. Satu

dalam kasih tuhan, satu dalam mengasihi, satu dalam kepatuhan, satu

Page 53: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

40

dalam menghayati kemanusiaan, dan satu dalam memikul beban

pernikahan (Ichtiyanto, 2003:132).

Demi kesejahteraan perkawinan, gereja Kristen menganjurkan

kepada ummatnya mencari pasangan hidup yang seagama dengan

mereka. Tetapi karena menyadari bahwa ummatnya hidup bersama-

bersama dengan pemeluk agama lain, gereja tidak melarang umatnya

menikah dengan orang-orang yang bukan beragama Kristen. Perkawinan

campuran antara pemeluk agama yang berbeda dapat dilangsungkan di

gereja menurut hukum gereja Kristen apabila yang bukan Kristen

bersedia membuat pernyataan bahwa dia tidak berkeberatan

perkawinannya di laksanakan di gereja (Ichtiyanto, 2003:133)

Akibatnya dalam gereja Kristen ada tiga macam perkawinan

campuran yaitu: perkawinan campuran antar sesama agama Kristen yang

lain gereja, perkawinan campuran antara orang Kristen dengan orang

Katolik, perkawinan campuran antara orang Kristen dengan penganut

agama lain.

b. Pandangan Agama Kristen Katolik

Secara umum Gereja Katolik memandang bahwa pernikahan

antara seorang penganut Katolik dengan seorang non Katolik bukanlah

bentuk pernikahan yang ideal, sebab pernikahan dianggap sebuah

sakraman (sesuatu yang kudus atau suci).

Untuk menyelamatkan iman kristiani & perkawinan, agama

Katolik menempuh sikap sebagai berikut:

Page 54: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

41

1) pada dasarnya perkawinan campuran antar agama adalah tidak

menurut hukum dan tidak sah.

2) perkawinan campuran antar orang Katolik dan penganut agama lain

adalah sah kalau mendapat dispensasi dari gereja (Monib dan Kholis,

2008:111)

Dispensasi atau pengecualian ini menurut baru diberikan apabila

ada harapan dapat terbinanya suatu keluarga yang baik dan utuh setelah

pernikahan. Juga untuk kepentingan pemeriksaan guna memastikan tidak

adanya halangan untuk menikah. Yang paling penting soal pernikahan

dalam Katolik adalah bahwa setiap pernikahan, baik sesama Katolik

ataupun dengan non Katolik, hanya dianggap sah apabila dilakukan

dihadapan uskup, pastor paroki atau imam. Jadi jika ada pernikahan

antara penganut agama lain dan penganut Katolik dan tidak dilakukan

menurut agama Katolik, maka pernikahan tersebut dianggap belum sah

(Monib dan Kholis, 2008:115-116).

c. Pandangan Agama Hindu

Agama Hindu secara tegar memberikan ketentuan syarat-syarat

perkawinan dan menentukan larangan perkawinan orang Hindu dengan

pemeluk agama lain. Menurut agama Hindu, perkawinan hanya sah jika

dilaksanakan upacara suci pernikahan oleh pedande. Pedande hanya mau

melaksanakan upacara pernikahan kalau kedua calon pengantin beragama

Hindu. Perkawinan orang Hindu yang tidak memenuhi syarat dapat

dibatalkan. Pedande tidak mungkin memberkati atau menyelenggarakan

Page 55: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

42

upacara perkawinan antara mereka yang berbeda agama. Azaz

perkawinan harus disahkan menurut agama, yaitu dengan cara melakukan

wiwahasan skara atau wiwahahoma, dikedepankan di dalam sistem

perkawinan Hindu yang menyatakan bahwa suatu perkawinan yang tidak

disahkan menurut agama dengan melakukan upacara suci, menyebabkan

ia jatuh hina. Yaitu harus anaknya tidak diakui sah sebagai pewaris yang

sederajat dengan orang tua. Atau dengan kata lain akibat dari perkawinan

itu tidak diakui sah menurut hukum agama (Ichtiyanto, 2003:135).

Apabila di antara calon pengantin dan dapat perbedaan agama,

pendade tidak dapat memberkati kecuali pihak yang bukan Hindu

tersebut telah disudhikan sebagai pemeluk agama Hindu dan

menandatangani sudi vadani (surat pernyataan masuk agama Hindu)

(Ichtiyanto, 2003:135).

d. Pandangan Agama Budha

Menurut Sanga Agung Indonesia, perkawinan beda agama yang

melibatkan penganut agama Budha dan penganut non Budha

diperbolehkan, asalkan pengesahannya dilakukan menurut tata cara

agama Budha meski calon mempelai yang bukan Budha tidak diharuskan

untuk masuk agama Budha dulu tapi dalam ritualnya kedua mempelai

wajib mengucapkan atas nama Sang Budha, Dharma, dan Sangka (Monib

dan Kholis, 2008:117)

Page 56: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

43

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Desa Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

1. Letak dan Keadaan Geografis

Desa Doplang adalah sebuah desa di Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang. Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Kelurahan Bawen serta

berbatasan dengan Kecamatan Ambarawa di sebelah barat dan selatan.

2. Keadaan Penduduk

Adapun keadaan penduduk Desa Doplang Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang dapat di lihat dari data Monografi pada bulan

November 2015 di bawah ini yang sudah dapat di pahami dengan tabel-tabel

klasifikasi berikut ini:

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk menurut Usia

No. Kelompok Umur

(Tahun)

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 0-1 107 83 190

2. 2-5 146 137 283

3. 6-10 159 137 296

4. 11-15 221 206 427

5. 16-20 184 187 371

Page 57: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

44

6. 21-25 168 173 341

7. 26-30 171 178 349

8. 31-40 322 322 644

9. 41-50 346 319 665

10. 51-60 309 323 632

11. 60 ke atas 140 156 296

Jumlah 2273 2221 4494

(Sumber: diambil dari data Monografi Bulan November 2015 Desa Doplang)

Berdasarkan data pada tabel 3.1 dapat diketahui bahwa, dari total

penduduk 4494 jiwa terdapat 2273 berjenis kelamin laki-laki. Jumlah

penduduk paling banyak terdapat pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu 665

jiwa.

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk menurut Agama

No. Kelompok Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Islam 2260 2205 4465

2. Kristen 3 4 7

3. Khatholik 10 12 22

4. Hindu - - -

5. Budha - - -

6. Konghucu - - -

Jumlah 2273 2221 4494

(Sumber: diambil dari data Monografi Bulan November 2015 Desa Doplang)

Page 58: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

45

Mayoritas penduduk di Desa Doplang beragama Islam yaitu 4465

jiwa. Khatolik dan Kristen menempati diurutan kedua dan ketiga dengan

jumlah 18 jiwa.

Walaupun terjadi perbedaan keyakinan atau agama, dalam kehidupan

sehari-hari penduduk Desa Doplang Kecamatan Bawen tidak

menggambarkan adanya perpecahan ataupun konflik akibat perbedaan

keyakinan. Bagi pemeluk agama Islam sebagi pemeluk mayoritas sangat

menghormati pemeluk agama Kristen dan Katolik meskipun pemeluknya

hanya sebagian kecil dari masyarakat Desa Doplang Kecamatan Bawen

begitu juga sebaliknya. Dengan sikap masyarakat Desa Dopalng Kecamatan

Bawen tersebut menjadikan pemeluk agama terkesan lebih toleran dan tidak

membedakan-bedakan satu dengan yang lain.

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk menurut Pendidikan

No. Jenis Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Tidak Sekolah 254 239 493

2. Belum Tamat SD 321 317 638

3. Tidak Tamat SD 209 204 413

4. Tamat SD 736 735 1471

5. Tamat SLTP 485 487 972

6. Tamat SLTA 227 218 445

7. Tamat Diploma 22 15 37

Page 59: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

46

8. Sarjana ke atas 12 13 25

Jumlah 2266 2228 4494

(Sumber: diambil dari data Monografi Bulan November 2015 Desa Doplang)

Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa dari jumlah penduduk

4494 jiwa hanya 62 jiwa yang menempuh pendidikan diatas SLTA.

Mayoritas tingkat pendidikan penduduk di Desa Doplang hanya tamat SD

yaitu 1471 jiwa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Desa

Dopang masih sangat kurang, penduduk Desa Doplang harus diberitahu

kesadaran pentingnya sebuah pendidikan.

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian

No. Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. PNS 12 14 26

2. TNI 1 - 1

3. Polri 1 - 1

4. Pegawai Swasta 87 53 140

4. Pensiunan 8 16 24

6. Pengusaha 1 3 4

7. Buruh Bangunan 296 21 317

8. Buruh Industri 139 249 388

9. Buruh Tani 623 262 885

10. Petani 631 305 936

Page 60: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

47

11. Peternak 106 53 159

12. Nelayan - - 0

13. Lain-lain 279 138 417

Jumlah 2184 1114 3298

(Sumber: diambil dari data Monografi Bulan November 2015 Desa Doplang)

Dikarenakan Pendidikan di Desa Doplang sangat kurang, Mayoritas

masyarakat di Desa Doplang berprofesi sebagai petani yaitu 936 jiwa serta

sebagai buruh tani sebanyak 885 jiwa. Sedangkan diurutan ketiga sebanyak

388 bekerja sebagai buruh industri.

Tabel 3.5

Jumlah Kepala Keluarga

No. Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Jumlah Kepala

Keluarga

1174 85 1259

2. Kelurga yang sudah

mempunyai KK

1017 63 1080

3. Keluarga yang

belum mempunyai

KK

148 20 168

(Sumber: diambil dari data Monografi Bulan November 2015 Desa Doplang)

Dari keseluruhan kepala keluarga yang berjumlah 1259 masih ada

yang belum mempunyai Kartu Keluarga yaitu sebanyak 168 kepala keluarga.

Page 61: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

48

3. Data Responden

Tabel 3.6

Daftar Responden Keluarga Pasangan Beda Agama

No. Suami Istri Usia

1. JK (Islam) SM (Islam) 45/39 tahun

2. DC (Kristen Protestan) IT (Islam) 50/40 tahun

3. JN (Islam) ST (Kristen Protestan) 46/43 tahun

Berdasarkan data pada tabel 3.6 dapat diketahui bahwa terdapat tiga

responden keluarga pasangan beda agama. Pasangan Bapak JK dan Ibu SM

dilihat dari tabel di atas mempunyai agama yang sama yaitu Islam. Tetapi

dalam kenyataanya pasangan tersebut berbeda agama, Bapak JK beragama

Islam dilakukan hanya untuk menikah dengan Ibu SM. Setelah dua tahun

pernikahannya dengan Ibu SM, akhirnya Bapak JK kembali lagi menjalankan

ajaran agama Kristen Protestan tetapi tanpa mengubah agama yang tertera

dalam kartu identitasnya.

B. Profil Subjek Penelitian

1. Profil Keluarga Bapak JK

Bapak JK lahir di Klaten 45 tahun yang lalu. Beliau memiliki istri

yang bernama Ibu SM yang kini berumur 39 tahun. Keluarga ini dikaruniai

satu anak perempuan bernama MR yang berusia 16 tahun dan satu anak laki-

laki berusia 9 tahun bernama AS.

Pendidikan terakhir Bapak JK adalah SLTP, sedangkan Ibu SM hanya

lulusan SD. Anak pertama mereka kini duduk di bangku SLTA kelas dua di

Page 62: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

49

Jakarta dan anak kedua yang bernama AS berada di tingkat tiga sekolah

dasar.

Setiap harinya Bapak JK bekerja sebagai karyawan salah satu pabrik

di Ungaran, sedangkan Ibu SM membuka toko kecil di rumahnya. Dalam

keluarga ini, agama yang dicantumkan dalam kartu keluarga semuanya Islam

untuk masing-masing anggota keluarga. Tetapi untuk Bapak JK, Islam

hanyalah sebatas agama identitas. Beliau tidak menjalankan segala bentuk

ibadah maupun ajaran agama Islam, tetapi beliau aktif dalam semua kegiatan

dan peribadatan agama Kristen Protestan. Sebelum menikah dengan Ibu SM,

agama Bapak JK adalah Kristen Protestan namun demi memperoleh restu dari

keluarga Ibu SM dan demi memperlancar kepengurusan surat-surat

perkawinan beliau pindah ke agama Islam. Setelah dua tahun pernikahan,

akhirnya Bapak JK memutuskan kembali lagi ke agama sebelumnya tetapi

tidak mengganti agama dalam kartu identitasnya.

2. Profil Keluarga Bapak DC

Bapak DC berasal dari Semarang sedangkan Ibu IT dari Klaten.

Mereka saling kenal karena keduanya bekerja di tempat yang sama di salah

satu pabrik di Semarang. Setelah lama saling mengenal dan menjalin suatu

hubungan, akhirnya mereka memutuskan menikah dan kemudian pindah ke

Desa Doplang.

Usia Bapak DC kini sudah mencapai umur 50 tahun sedangkan Ibu IT

berusia 40 tahun. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan bernama RL

yang kini berusia 17 tahun.

Page 63: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

50

Bapak DC adalah seorang lulusan SMA sedangkan istrinya hanya

lulusan SD. Anak mereka kini sudah mencapai tingkat SLTA kelas dua di

salah satu sekolah swasta di Ambarawa. Saat ini Bapak DC dan Ibu IT sama-

sama bekerja sebagai buruh pabrik di Ungaran. Agama Bapak DC adalah

Kristen sedangkan Ibu IT beragama Islam. Bapak DC sebenarnya pada waktu

menikah pernah pindah ke agama Islam untuk memperlancar dalam proses

pernikahannya. Namun Bapak DC langsung kembali pindah ke Agama

Kristen setelah selesai pernikahannya.

3. Profil Keluarga Bapak JN

Klaten merupakan daerah asal Bapak JN, beliau lahir 46 tahun yang

lalu. Istrinya bernama Ibu ST yang berusia 43 tahun berasal dari daerah

Ungaran. Keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 17 tahun

bernama YD.

Bapak JN dan Ibu ST bisa sampai ke tahap pernikahan dikarenakan

dulu tempat kerja Bapak JN berdekatan dengan tempat tinggal Ibu ST.

Setelah beberapa tahun pernikahan, akhirnya mereka memutuskan untuk

pindah ke Desa Doplang dikarenakan Ibu ST dipindah tugaskan di Desa

Doplang.

Bapak JN merupakan seorang pegawai dinas perhutani di Semarang

sedangkan Ibu ST seorang bidan desa yang ditugaskan di Desa Doplang.

Agama Bapak JN adalah Islam dan Ibu ST beragama Kristen. Untuk

mempermudah proses pernikahan Ibu ST pernah pindah ke Agama Islam.

Page 64: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

51

Setelah Menikah beberapa tahun Ibu ST memutuskan untuk kembali ke

Agama semula yaitu Agama Kristen.

C. Temuan Penelitian

Setelah dilakukan observasi dan wawancara terhadap keluarga beda agama

di Desa Doplang Kecamatan Bawen ditemukan penanaman nilai-nilai moral

dalam keluarga beda agama sebagai berikut:

1. Cara orang tua menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda

agama

Dalam setiap keluarga mempunyai cara yang beragam dalam

menanamkan nilai-nilai moral pada anak, hal itu juga terjadi pada keluarga

beda agama. Perbedaan agama antara suami dan istri menjadi faktor yang

berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai moral terhadap anak. Di bawah

ini penulis paparkan cara penanaman nilai-nilai moral pada anak dalam

pasangan beda agama berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan

oleh penulis.

a. Keluarga Bapak JK

Bapak JK awalnya beragama Kristen Protestan, tapi untuk bisa

menikah dengan Ibu SM akhirnya Bapak JK bersedia untuk pindah ke

agama Islam. Setelah dua tahun pernikahannya dengan Ibu SM, akhirnya

Bapak JK kembali lagi menjalankan ajaran agama Kristen Protestan

tetapi tanpa mengubah agama yang tertera dalam kartu identitasnya. Ibu

SM dan Bapak JK membuat suatu kesepakatan mengenai agama anak-

Page 65: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

52

anak mereka kelak harus ikut dengan agama Ibu SM yaitu Islam. Hal

tersebut sebagaimana diutarakan oleh Ibu SM di bawah ini:

“Untuk masalah anak-anak terutama tentang agamanya

saya sudah bilang ke suami kalau anak-anak harus ikut dengan

saya bagaimanapun keadaannya karena telah menjadi

kesepakatan”.

Walaupun di dalam keluarga ini terdapat perbedaan agama,

namun keluarga ini sangat terlihat kompak dan harmonis. Dalam masalah

penanaman nilai-nilai moral Bapak JK dan Ibu SM menerapkan:

1) Religiusitas

Bapak JK dan Ibu SM dikaruniai dua anak. Dengan adanya

kesepakatan yang dibuat oleh Bapak JK dan Ibu SM akhirnya kedua

anaknya mengikuti agama Ibu SM yaitu Islam. Mengenai pendidikan

religiusitas, Ibu SM sudah mulai mengenalkan Islam kepada anak-

anaknya sejak mereka masih kecil. Hal ini berdasarkan penuturan

dari Ibu SM di bawah ini:

“Sejak kecil, sebelum sekolah sudah saya latih shalat

walaupun hanya sekedar menirukan gerakannya saja”.

Menurut Ibu SM, pendidikan religiusitas yang lebih utama

diajarkan yaitu mengenai shalat, mengaji, puasa, sikap toleransi dan

menghormati terhadap pemeluk agama lain. Berikut pernyataan Ibu

SM:

“Yang penting anak-anak mau shalat dan ngaji tapi

yang penting juga harus menghormati bapaknya walaupun

belum bisa sama dengan kita”.

Page 66: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

53

Pertanyaan Ibu SM juga diutarakan oleh MR (anak dari

Bapak JK dan Ibu SM) sebagai berikut ini:

“Saya setiap hari disuruh Ibu untuk mengaji ke TPA

dan sejak kecil saya sudah diajarkan pelajaran agama seperti

sholat, mengaji, puasa dan zakat”.

2) Disiplin

Memberikan pujian atau hadiah dilakukan keluarga bapak JK

apabila anak berperilaku disiplin atau patuh kepada orang tua.

Keluarga Bapak JK berpikiran apabila anak diperlakukan dengan

baik maka anak akan patuh dan disiplin dengan sendirinya. Berikut

ini penuturan Ibu ST:

“Saya selalu memberikan anak saya pujian atau

hadiah kalau anak saya disiplin dan patuh terhadap perintah

saya. anak itu kalau kita bersikap baik atau tidak galak pasti

anak akan patuh dan disiplin dengan sendirinya”.

3) Akhlaq

Keluarga Bapak JK dalam menanamkan nilai-nilai moral

kepada anaknya tidak berbeda dengan keluarga pada umumnya.

Keluarga Bapak JK mengajarkan anaknya untuk sopan,

menghormati orang yang lebih tua dan bersikap baik dengan orang

lain. Berikut ini penuturan Ibu ST:

“Anak saya selalu saya ajarkan untuk sopan,

menghormati dengan orang yang lebih tua dan yang paling

penting anak saya harus selalu berbuat baik kepada orang

lain”.

Dan di keluarga Bapak JK setelah penulis melakukan

observasi, anaknya ketika mau masuk kedalam rumah selalu

Page 67: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

54

mengucapkan salam bahkan anakya dalam berbicara kepada yang

lebih tua selalu mengunakan bahasa krama.

Bapak JK walaupun beragama Kristen mempunyai sikap

toleransi kepada keluarga yang lain seperti ditunjukkanya pada bulan

puasa, Bapak JK tidak terlihat makan pada waktu siang ketika Ibu

ST dan anaknya berpuasa. Pernyataan ini di utarakan oleh MR (anak

dari Bapak JK dan Ibu SM):

“Pada saat bulan Ramadhan bapak tidak pernah

terlihat makan siang karena bapak menghormati saya dan ibu

yang sedang berpuasa”.

b. Keluarga Bapak DC

Di keluarga Bapak DC dan Ibu IT agama merupakan suatu hal

yang tidak perlu dipermasalahkan dan diperebutkan. Mengenai

penentuan agama bagi anak, Bapak DC menyerahkan sepenuhnya kepada

Ibu IT. Bapak DC tidak terlalu mempermasalahkan agama apa yang akan

dipilih anaknya, yang terpenting tetap konsekuen terhadap ajaran agama

yang dipeluknya. Dengan begitu, anak mereka ikut ke agama Ibu IT yaitu

Islam, sebagaimana diutarakan oleh Ibu IT:

“Untuk agama anak, suami saya menyerahkan semuanya

ke saya. Jadi ya anak ikut agama saya. Suami saya tu gak terlalu

mempermasalahkan agama apa yang kelak dipilih anak-anak yang

terpenting itu tetap konsekuen dengan ajaran agama yang

dipeluk”.

Begitu juga dengan menanamkan nilai-nilai moral Bapak DC

menyerahkan sepenuhnya kepada Ibu IT. Ibu IT menanamkan nilai-nilai

moral pada anak sebagai berikut:

Page 68: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

55

1) Religiusitas

Pernikahan Bapak DC dengan Ibu IT dikaruniai seorang anak

perempuan yang bernama RL. Karena Bapak DC menyerahkan

sepenuhnya kepada Ibu IT mengenai pendidikan religiusitas

anaknya, maka Ibu IT yang memberikan pendidikan religiusitas

kepada RL sehingga RL ikut ke agama Islam. Menurut Ibu IT,

pengenalan tentang Islam lebih baik diberikan sejak kecil. Nilai-nilai

yang diajarkan meliputi pengenalan tentang Tuhan, rukun iman dan

rukun islam. Berikut ungkapan Ibu IT:

“Yang terpenting itu pengenalan tentang Tuhan serta

rukun iman, shalat dan ajaran-ajaran yang lain meliputi

puasa, zakat dan lainnya. Patuh dan menghormati kepada

bapaknya walaupun tidak seagama. Mungkin seputar hal-hal

yang mendasar yang bisa saya ajarkan kepada anak saya”.

2) Disiplin

Keluarga Bapak DC dalam menanamkan nilai-nilai disiplin

kepada anaknya, hukuman selalu diberikan ketika anak melakukan

kesalahan. Seperti penuturan Ibu IT berikut ini:

“Anak saya kalau tidak disiplin selalu saya berikan

hukuman. soale kalau gak digituin anak tidak mungkin bisa

disiplin”.

Unikya dalam keluarga Bapak DC, Bapak DC yang beragama

Kristen tidak lupa mengingatkan anaknya apabila tidak menjalankan

sholat bahkan Bapak DC memarahi anaknya apabila tidak segera

menjalakan sholat. Berikut ini penuturan RL (anak Bapak DC dan

Ibu ST):

Page 69: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

56

“Bapak itu walaupun beragama kristen selalu

memarahi saya apabila saya tidak menjalankan sholat. Bapak

mengatakan kalau menjalankan ibadah itu mbok jangan di

tunda-tunda lhek segera dijalankan”.

3) Akhlak

Dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada anakya,

keluarga Bapak DC lebih mementingkan anaknya untuk patuh

kepada orang tua dan menghormati orang lain. Berikut ini penuturan

Ibu ST:

“Yang paling penting anak saya harus patuh kepada

orang tua dan menghormati orang lain itu sudah cukup”.

c. Keluarga Bapak JN

Mengenai penentuan agama anak, dalam keluarga Bapak JN dan

Ibu ST memberikan kebebasan kepada anak mereka. Saat anak-anak

mereka masih kecil, Bapak JN yang lebih intens dalam memberikan

pendidikan keagamaan, sampai suatu saat Ibu ST merasa cemburu dan

berniat untuk memberikan pendidikan agama juga ke anak-anak mereka.

Akhirnya Bapak JN dan Ibu ST sepakat untuk saling memberikan

pengajaran keagamaan sesuai dengan agama masing-masing kepada

anaknya. Namun YD (anak Bapak JN dan Ibu ST) hanya mau menerima

pendidikan keagamaan yang diberikan oleh Bapak JN saja. Hal ini

berdasarkan penuturan Bapak JN:

“Saat anak saya masih kecil saya yang lebih intens dalam

memberikan pendidikan keagamaan kepada mereka agar mereka

mempunyai pedoman dan pondasi yang kuat. Namun istri saya

protes karena saya yang lebih dominan dalam memberikan

pengajaran kepada anak-anak, akhirnya saya dan istri sepakat

untuk saling memberikan pengajaran tentang agama kepada

Page 70: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

57

mereka. Setelah anak-anak dewasa kita juga memberikan

kebebasan kepada mereka untuk memilih agama, apakah akan

memilih Islam ataupun Kristen tetapi anak saya hanya menerima

pendidikan dari saya dan memilih agama Islam”.

Dan berikut ini penanaman nilai-nilai moral yang di berikan

bapak kepada anaknya:

1) Religiusitas

Menurut Bapak JN, nilai religiusitas yang harus diberikan

kepada anak yaitu masalah tauhid, shalat wajib dan puasa. Seperti

yang telah diungkapkan Bapak JN berikut ini:

“Kalau menurut saya semua nilai itu penting untuk

diajarkan kepada anak, tapi hal yang paling anak ketahui dan

kuasai adalah mengenai tauhid yaitu tentang keimanan

kepada Allah, kemudian shalat juga sangat penting karena

kita sebagai umat Islam wajib untuk melaksanakan shalat 5

waktu dan puasa. Yang penting itu hidup harmonis dengan

lingkungan kita”.

Ungkapan Bapak JN di atas juga diutarakan oleh YD (anak

Bapak JN dan Ibu ST) berikut ini:

“Bapak setiap sore selalu menyuruh saya untuk pergi

mengaji ke TPA biar saya tau tentang ilmu-ilmu agama.

Bapak jugaselalu menyuruh saya membaca yasin ketika

malam Jum’at”.

2) Disiplin

Keluarga Bapak JN dalam menanamkan nilai disiplin kepada

anaknya dengan cara terus menerus memberikan atau mengajarkan

kedisiplinan sampai anak disiplin dengan sendirinya. Berikut ini

penuturan Bapak JN:

Page 71: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

58

“Anak saya selalu terus menerus saya tanamkan nilai

disiplin, apabila anak ditanamkan terus-menerus pasti dalam

diri anak akan timbul rasa disiplin dengan sendirinya”.

3) Akhlak

Penanaman nilai-nilai akhlak dalam keluarga Bapak JN

adalah menanamkan anak untuk selalu bersikap toleransi dengan

orang lain, rendah hati dan menolong orang lain. Berikut ini

penuturan Bapak JN:

“Walaupun saya selalu bersikap demokratis kepada

anak. tetapi anak saya harus selalu selalu bersikap toleransi

dengan orng lain, rendah hati dan menolong orang lain”.

2. Masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam

keluarga beda agama

Dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda

agama akan muncul masalah dalam proses menanamkannya. Berikut ini

masalah yang mucul dalam menanmkan nilai-nilai moral pada anak:

a. Perbedaan agama di dalam keluarga

Perbedaan agama di dalam keluarga memunculkan masalah

dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Sebagai contoh dalam

keluarga bapak JN, Bapak JN lebih intens dalam memberikan pendidikan

religiusitas pada anak, sampai suatu saat Ibu ST merasa cemburu dan

berniat untuk memberikan pendidikan agama juga ke anak-anak mereka.

Akhirnya Bapak JN dan Ibu ST sepakat untuk saling memberikan

pengajaran keagamaan sesuai dengan agama masing-masing kepada

Page 72: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

59

anaknya. Dengan munculnya masalah tersebut anak akan bingung dalam

menentukan pendidikan religiusitas mana yang akan dianut.

b. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai moral

pada anak

Keterbatasan pengetahuan atau wawasan tentang nilai-nilai moral

yang diajarkan pada anak menjadi salah satu kelemahan orang tua

apalagi dalam keluarga beda agama. Sebagaimana penuturan Ibu SM

sebagai berikut:

“Saya itu sudah berusaha mengajarkan anak saya seperti

mengaji sholat dan lain-lain. tapi saya juga menyadari kalau

pengetahuan atau wawasan saya mengenai sholat, mengaji tidak

begitu tahu karena saya hanya lulusan sekolah dasar dan saya

tidak pernah mondok. Dan juga kalau mau tanya bapaknya malah

tidak tau sama sekali”.

c. Rendahnya motivasi dan semangat anak dalam melakukan nilai-nilai

moral yang ditanamkan orang tua

Dalam melakukan nilai-nilai moral yang ditanamkan oleh orang

tua, anak memerlukan motivasi dan semangat yang tumbuh dari dirinya

sendiri maupun yang dipengaruhi dari luar dirinya. Perhatian dan contoh

langsung dari orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

semangat dan motivasi anak. Namun setelah dilakukan observasi, orang

tua tidak bisa memberikan contoh yang baik terhadap anak. Misalnya,

orang tua menyuruh anaknya rajin mengaji tetapi orang tua tidak rajin

mengaji.

Page 73: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

60

d. Sosialisasi yang kurang dengan masyarakat sekitar

Dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak dibutuhkan

peran dari orang lain atau masyarakat sekitar. Misalnya, Dalam

mengajarkan ilmu agama orang tua pasti punya keterbatasan sehingga

dibutuhkan bantuan orang lain dengan cara menyuruh untuk belajar

agama ke TPQ atau TPA. Namun yang terjadi keluarga beda agama sulit

bersosialisai dengan masyarakat. Seperti halnya terjadi pada keluarga

Bapak DC, keluarga bapak DC kurang bersosialisasi dengan masyarakat.

e. Orang tua yang terkesan tidak perhatian terhadap perkembangan anak

Dalam perkembangan nilai-nilai moral anak, anak membutuhkan

perhatian kedua orang tua dalam menanamkan nilai-nilai moral tersebut.

Namun yang terjadi dengan keluarga beda agama, apabila anak memilih

agama yang berbeda dengan salah satu orang tuanya maka orang tua

yang berbeda agama dengan anaknya terkesan tidak perhatian terhadap

perkembangan anak.

3. Cara memecahkan masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai

moral pada anak dalam keluarga beda agama

Masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral

membutuhkan pemecahan masalah. Berikut ini cara memecahkan masalah

yang dilakukan keluarga beda agama dalam menanamkan nilai-nilai moral

pada anak:

a. Menanamkan sikap toleransi dan hidup rukun di dalam keluarga dan

masyarakat

Page 74: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

61

Sikap toleransi di dalam keluarga dan masyarakat akan

mewujudkan kebahagiaan yang utuh dalam keluarga. Seperti halnya yang

di lakukan keluarga Bapak JN, Bapak JN selalu menanamkan sikap

saling menghormati, toleransi dan hidup rukun di dalam keluarga dan

masyarakat.

b. Mengikutsertakan anak pada Taman Pendidikan Al qur’an dan majlis

ta’lim

Keterbatasan pengetahuan atau wawasan tentang nilai-nilai moral

yang diajarkan pada anak menjadi salah satu kelemahan orang tua

apalagi dalam keluarga beda agama. Dengan adanya keterbatasan

tersebut, keluarga beda agama mengikutsertakan anak pada Taman

Pendidikan Al qur’an dan majlis ta’lim. Hal ini juga dilakukan pada

keluarga Bapak JN dan Bapak JK

c. Meningkatkan motivasi dan semangat anak dalam melakukan nilai-nilai

moral yang ditanamkan orang tua

Orang tua harus memberikan motivasi dan semangat kepada anak

dikarenakan motivasi dan semangat itu tumbuh dari dirinya sendiri

maupun yang dipengaruhi dari luar dirinya. Seperti yang terjadi pada

keluar Bapak JK, Bapak JK dan Ibu ST selalu memberikan motivasi dan

semangat kepada anaknya sehingga anak bersemangat dalam melakukan

nilai-nilai moral yang ditanamkan orang tua.

Page 75: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

62

d. Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar

Masyarakat sangat dibutuhkan dalam penanaman nilai-nilai moral

kepada anak dikarenakan di dalam masyarat anak akan memperoleh

nilai-nilai moral yang tidak ditanamkan di rumah dan sekolah. Keluarga

Bapak DC yang kurang bersosialisai dengan masyarakat sekarang mulai

untuk membuka diri dengan bersosialisasi.

e. Perhatian kedua orang tua dalam perkembangan nilai-nilai moral anak

Perkembangan nilai-nilai moral anak, anak membutuhkan

perhatian kedua orang tua dalam menanamkan nilai-nilai moral. Apabila

salah satu dari orang tua kurang perhatian, maka anak terganggu

perkembangannnya. Seperti terjadi dalam keluarga Bapak JN, Kedua

orang tua berperan aktif dalam perkembangan nilai-nilai moral anak.

Page 76: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

63

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Cara orang tua menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga

beda agama

Anak harus ditanamkan nilai-nilai moral sejak dini dalam keluarga

berbeda agama maupun tidak berbeda agama. Nilai-nilai moral yang harus

ditanamkan orang tua terhadap anak meliputi:

1. Religiusitas

Religiusitas berasal dari bahasa Inggris religiusity dari akar kata

religion yang berarti agama. Religiusity merupakan kata bentuk dari religius

yang berarti agama (Echols dan Sadily, 1975:476). Berdasarkan arti kata

tersebut, dapat dipahami bahwa religiusitas berkaitan dengan keberagamaan

seseorang. Dalam khasanah psikologi, istilah religiusitas mempunyai makna

yang berbeda dengan religi atau agama. Religi atau agama menunjuk pada

aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan atau kewajiban-kewajiban,

sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh

individu didalam hati.

2. Disiplin

Riberu dalam buku karangan Maria J. Wantah yang berjudul

pengajaran disiplin dan pembetukan moral (2005:139) menjelaskan bahwa

istilah disiplin diturunkan dari kata latin diciplina yang berlangsung dengan

dua istilah lain, yaitu discere (belajar) dan discipulus (murid) sedangkan

Page 77: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

64

Suharsini (1997:167) mengatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin

diciplina yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini sangat dekat

dengan istilah disceple yang berarti mengikuti orang belajar dibawah

pengawasan pimpinan. Didalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang

pengertiannya hampir sama tetapi satu sama lain berurutan. Kedua istilah itu

adalah disiplin dan ketertiban.

Disiplin diartikan sebagai penataan perilaku peri hidup sesuai dengan

ajaran yang dianut. Penataan peilaku yang dimaksud yaitu kesetiaan dan

kepatuhan seseorang terhadap penataan perilaku yang umumnya dibuat dalam

bentuk tata tertib atau peraturan harian. Demikan halnya seorang dikatakan

berdisiplin apabila ia setia dan patuh terhadap penataan perilaku yang disusun

dalam bentuk aturan-aturan yang berlaku dalam satu instansi tertentu.

pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang

mencerminkan rasa kepatuhan, ketaatan yang didukung oleh kesadaran untuk

menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan

disiplin tersebut berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap

bentuk-bentuk aturan dan penataan perilaku seseorang agar menjadi pribadi

yang baik sesuai dengan status sosial kelompok masyarakat.

3. Akhlak

Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa

pemikiran. Namun perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam

jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan

pertimbangan dan pemikiran (Nata, 1997:5)

Page 78: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

65

Akhlak juga menjelaskan tentang arti baik dan buruk, menerangkan

segala tingkah laku yang harus dilaksanakan oleh sebagian manusia kepada

manusia lainnya, kepada Tuhannya, kepada lingkungan sekitar serta

menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan

menunjukkan jalan yang harus dibuat.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah suatu sikap atau

kehendak manusia disertai dengan niat yang tentram dalam jiwa berlandaskan

al-Qur’an dan al Hadits, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan atau

kebiasaan secara mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu.

Bila kehendak jiwa itu menimbulkan perbuatan-perbuatan dan kebiasaan

jelek, maka disebut akhlak yang tercela begitu pula sebaliknya.

Setelah dilakukan wawancara dan observasi terhadap keluarga beda

agama, penulis menyimpulkan cara penanaman nilai-nilai moral pada anak dalam

pasangan beda agama sebagai berikut:

1. Religiustas

Keberagamaan atau religiusitas dapat diwujudkan dalam berbagai

kehidupan manusia. Bukan hanya sekedar melakukan ritual (peribadatan)

saja, namun juga segala aktivitas yang didorong oleh kekuatan supra natural.

Oleh karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi

atau dimensi. Sebagaimana menurut Glock & Stark dalam buku karangan

Djamaluddin Ancok dan Fuat Nashori Suroso yang berjudul Psikologi Islami

Solusi Islami Atas Problem-Problem Psikologi (1995:76-78), yaitu:

Page 79: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

66

a. Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan di mana religius

berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui

kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan

seperangkat kepercayaan di mana para penganut diharapkan akan taat.

Walaupun demikian ruang lingkup dan isi keyakinan itu bervariasi tidak

hanya di antara agama-agama, tetapi seringkali antara tradisi-tradisi

dalam agama.

b. Dimensi Praktik Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal

yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Dimensi ini dibagi menjadi dua, yakni ritual (mengacu pada

seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci

yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan, seperti

perkawinan) dan ketaatan (hal ini terwujut tatkala ritual dipenuhi).

c. Dimensi Pengalaman

Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-

perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang

atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (suatu masyarakat)

yang melihat komunikasi, walaupun kecil, dalam suatu esensi ketuhanan,

yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir, dengan otoritas transcendental.

Page 80: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

67

d. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang

beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan

mengensi dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

Dimensi-simensi di atas berguna sebagai cara dalam menanamkan

nilai-nilai religiusitas terhadap anak. Keluarga beda agama dalam

menanamkan nilai-nilai moral terhadap anaknya juga mengunakan dimensi-

dimensi tersebut. seperti yang dilakukakan keluarga Bapak JK, Keluarga

Bapak JK mengenalkan nilai-nilai religiusitas kepada anaknya dari usia dini

seperti menyuruh anaknya menirukan gerakan sholat, mengajarkan ngaji dan

sholat. Pengenalan nilai-nilai religiusitas dari usia dini juga dilakukan oleh

Keluarga Bapak DC, namun Bapak DC lebih menekankan dalam pengenalan

tentang Tuhan, rukun iman dan rukun islam. Sedangkan menurut keluarga

Bapak JN semua nilai-nilai religiusitas itu penting untuk diajarkan kepada

anak, tapi hal yang paling anak harus ketahui dan kuasai adalah mengenai

tauhid yaitu tentang keimanan kepada Allah, kemudian shalat 5 waktu dan

puasa.

2. Disiplin

Penanaman disiplin terhadap anak perlu mengetahui adanya unsur-

unsur disiplin supaya orang tua mudah menerapkan dan mengambil

keputusan dalam mendisiplinkan anak. Hurlock (1978:152) mengatakan

bahwa ada beberapa unsur penting dalam disiplin yang perlu diterapkan oleh

orang tua yaitu:

Page 81: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

68

a. Peraturan

Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk

menata tingkah laku seseorang dalam kelompok, organisasi, institusi,atau

komunitas. Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku

yang disetujui dalam situasi tertentu.

b. Kebiasaan

Kebiasaan dibagi dua macam yaitu pertama kebiasaan tradisional

berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam kepada orang tua

baik di rumah, di perjalanan, di sekolah, maupun tempat sosial kegiatan

lainnya. Kedua kebiasan modern seperti kebiasaan bangun pagi, sikat

gigi, mandi, berganti pakaian, kebiasaan berdoa sebelum tidur, membaca

buku, menonton TV. Kebiasaan diatas perlu diperhatikan sebagai unsur

penting dalam membentuk kedisiplinan.

c. Hukuman

Hukuman berarti suatu bentuk kerugian dan kesakitan yang

dijatuhkan pada seseorang yang berbuat kesalahan, perlawanan atau

pelanggaran sebagai ganjaran maupun pembalasan. Hukuman

mempunyai tiga unsur penting dalam pekembangan anak diantaranya:

Pertama hukuman mempunyai fungsi menghalangi, yaitu hukuman

diharapkan dapat menghalangi pengulangan tindakan yang tidak

diinginkan oleh masyarakat. Kedua hukuman mempunyai fungsi

mendidik, yaitu mereka belajar bahwa perilaku tertentu benar dan yang

lainnya salah dengan mendapat hukuman bila mereka berperilaku salah

Page 82: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

69

dan tidak mendapat hukuman bila mereka berperilaku sesuai standar

sosial kelompoknya. Selain itu hukuman juga seharusnya dapat

memberikan pelajaran pada anak membedakan besar kecilnya kesalahan

yang mereka buat. Oleh karena itu orang tua perlu mengukur berat

ringannya kesalahan anak dan menyesuaikannya dengan hukuman yang

diberikan pada anak atas kesalahan tersebut. Ketiga hukuman berfungsi

memberi motivasi pada anak untuk menghindari perilaku yang tidak

diterima oleh masyrakat. Pengetahuan tentang berbagai alternatif

perilaku serta akibat masing-masing alternatif dapat memacu motivasi

untuk menghindari perilaku yang salah. Salah satu contoh diatas

misalnya, memberi tangapan positif, memuji setiap anak melakukan hal

yang benar.

d. Penghargaan

Maslow dalam buku karangan Maria J. Wantah yang berjudul

pengajaran disiplin dan pembetukan moral (2005:163) mengatakan

bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebtuhan pokok yang

mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya. Seseorang akan

terus berupaya akan meningkatkan dan mempertahankan disiplin apa bila

disiplin itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang kemudian

mendapatkan penghargaan. Penghargaan adalah unsur disiplin yang

sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku anak.

Penghargaan yang diberikan kepada anak tidak hanya berbentuk materi

tetapi dapat berupa kata-kata pujian maupun senyuman pada anak.

Page 83: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

70

e. Konsistensi

Konsistensi menunjukkan kesamaan dalam isi dan penerapan

dalam sebuah autran. Konsistensi digunakan bila orang tua ingin

menerapkan pemberian hukuman untuk mengendalikan perilaku anak,

atau memberikan penghargaan untuk memperkuat perilaku yang baik.

meski anak memiliki perbedaan latar belakang sosial budaya, etnis,

ekonomi maupun kondisi perkembangan usia.

Setelah dilakukan obsevasi dan wawancara unsur-unsur disiplin di

atas juga dilakukan oleh Keluarga beda agama dalam menanamkan nilai-nilai

disiplin terhadap anaknya. seperti yang dilakukan keluarga Bapak JK,

Keluarga Bapak JK Memberikan pujian atau hadiah apabila anaknya

berperilaku disiplin atau patuh kepada orang tua. Keluarga Bapak JK

berpikiran apabila anak diperlakukan dengan baik maka anak akan patuh dan

disiplin dengan sendirinya. Berbeda dengan keluarga Bapak JK, Keluarga

Bapak DC dalam menanamkan nilai-nilai disiplin kepada anaknya tergolong

bersikap otoriter, hukuman selalu diberikan ketika anak melakukan

kesalahan. Sedangkan yang dilakukan keluarga Bapak JN, keluarga Bapak JN

dalam menanamkan nilai disiplin kepada anaknya dilakukan dengan cara

terus menerus memberikan atau mengajarkan kedisiplinan sampai anak

disiplin dengan sendirinya.

3. Akhlaq

Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh penanaman akhlak

untuk anak. Anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai.

Page 84: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

71

Sebelum dikenalkan kepada anak-anak sebaiknya penerapan pendidikan

akhlak bukan hanya pengenalan tentang teori-teori tata krama atau akhlak

saja tetapi juga praktek-praktek tata krama yang mereka tiru dan teladani.

Keluarga Bapak JK dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada

anaknya tidak berbeda dengan keluarga pada umumnya. Keluarga Bapak JK

mengajarkan anaknya untuk sopan, menghormati orang yang lebih tua dan

bersikap baik dengan orang lain. bahkan anaknya ketika mau masuk kedalam

rumah selalu mengucapkan salam dan dalam berbicara kepada yang lebih tua

selalu mengunakan bahasa krama. Sedangkan keluarga Bapak DC dan Bapak

JN menanamkan anaknya untuk selalu bersikap toleransi dengan orang lain,

rendah hati, menolong orang lain dan menyuruh untuk tidak membeda-

bedakan agama satu dengan yang lainya.

Dilihat dari hasil observsai dan wawancara diatas keluarga beda

agama dalam menanamkan nilai-nilai akhlaq terhadap anaknya juga

mementingakan aspek pendididikan akhlak yang memadai.

B. Masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak

dalam keluarga beda agama

Dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda

agama akan muncul masalah dalam proses menanamkannya. Berikut ini masalah

yang mucul dalam menanmkan nilai-nilai moral pada anak:

1. Perbedaan agama di dalam keluarga

Perbedaan agama di dalam keluarga memunculkan masalah dalam

menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Orang tua yang berbeda agama

Page 85: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

72

akan merasa iri atau cemburu apabila salah satu orang tua lebih intens dalam

menanamkan pendidikan religiusitas pada anak. Dengan munculnya masalah

tersebut anak akan bingung dalam menentukan pendidikan religiusitas mana

yang akan dianut.

2. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai moral pada

anak

Keterbatasan pengetahuan atau wawasan tentang nilai-nilai moral

yang diajarkan pada anak menjadi salah satu kelemahan orang tua apalagi

dalam keluarga beda agama. kebanyakan orang tua hanya mengetahui ilmu

dasar saja. Pengetahuan dasar apabila ditanamkan kepada anak dirasa

sangatlah kurang dikarenakan anak membutuhkan pengetahuan sabanyak-

banyaknya untuk menjadikan anak mempunyai nilai-nilai moral yang baik

dan memadai.

3. Rendahnya motivasi dan semangat anak dalam melakukan nilai-nilai moral

yang ditanamkan orang tua

Dalam melakukan nilai-nilai moral yang ditanamkan oleh orang tua,

anak memerlukan motivasi dan semangat yang tumbuh dari dirinya sendiri

maupun yang dipengaruhi dari luar dirinya. Perhatian dan contoh langsung

dari orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi semangat dan

motivasi anak. Namun orang tua dalam keluarga beda agama terlihat tidak

bisa memberikan contoh yang baik terhadap anak. Misalnya, orang tua

menyuruh anaknya rajin mengaji tetapi orang tua tidak rajin mengaji.

Page 86: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

73

4. Sosialisasi yang kurang dengan masyarakat sekitar

Dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak dibutuhkan peran

dari orang lain atau masyarakat sekitar. Misalnya, Dalam mengajarkan ilmu

agama orang tua pasti punya keterbatasan sehingga dibutuhkan bantuan orang

lain dengan cara menyuruh untuk belajar agama ke TPQ atau TPA. Namun

yang terjadi keluarga beda agama sulit bersosialisai dengan masyarakat.

5. Orang tua yang terkesan tidak perhatian terhadap perkembangan anak

Dalam perkembangan nilai-nilai moral anak, anak membutuhkan

perhatian kedua orang tua dalam menanamkan nilai-nilai moral tersebut.

Namun yang terjadi dengan keluarga beda agama, apabila anak memilih

agama yang berbeda dengan salah satu orang tuanya maka orang tua yang

berbeda agama dengan anaknya terkesan tidak perhatian terhadap

perkembangan anak.

C. Cara memecahkan masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai

moral pada anak dalam keluarga beda agama

Masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral membutuhkan

pemecahan masalah. Berikut ini cara memecahkan masalah yang dilakukan

keluarga beda agama dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak:

1. Menanamkan sikap toleransi dan hidup rukun di dalam keluarga dan

masyarakat

Sikap toleransi di dalam keluarga dan masyarakat akan mewujudkan

kebahagiaan yang utuh dalam keluarga. sikap toleransi di dalam keluarga juga

Page 87: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

74

akan menghilangkan rasa iri dan cemburu apabila salah satu orang tua lebih

intens dalam menanamkan pendidikan religiusitas pada anak.

2. Mengikutsertakan anak pada Taman Pendidikan Al qur’an dan majlis ta’lim

Keterbatasan pengetahuan atau wawasan tentang nilai-nilai moral

yang diajarkan pada anak menjadi salah satu kelemahan orang tua apalagi

dalam keluarga beda agama. Dengan adanya keterbatasan tersebut, keluarga

beda agama harus mengikutsertakan anak pada Taman Pendidikan Al qur’an

dan majlis ta’lim.

3. Meningkatkan motivasi dan semangat anak dalam melakukan nilai-nilai

moral yang ditanamkan orang tua

Orang tua harus memberikan motivasi dan semangat kepada anak

dikarenakan motivasi dan semangat itu tumbuh dari dirinya sendiri maupun

yang dipengaruhi dari luar dirinya. motivasi dan semangat orang tua kepada

anak akan memunculkan rasa semangat dan motivasi anak dalam melakukan

nilai-nilai moral yang ditanamkan orang tua.

4. Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar

Masyarakat sangat dibutuhkan dalam penanaman nilai-nilai moral

kepada anak dikarenakan di dalam masyarat. Anak akan memperoleh nilai-

nilai moral yang tidak ditanamkan di rumah dan sekolah apabila bersosialisasi

dengan masyarakat sekitar.

5. Perhatian kedua orang tua dalam perkembangan nilai-nilai moral anak

Anak membutuhkan perhatian kedua orang tua dalam menanamkan

nilai-nilai moral. Apabila salah satu dari orang tua kurang perhatian, maka

Page 88: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

75

anak terganggu perkembangannnya. Kedua orang tua harus selalu berperan

aktif dalam perkembangan nilai-nilai moral anak agar perkembangan nilai-

nilai moral anak tidak tergangu.

Page 89: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penilitian yang mengacu pada rumusan masalah, peniliti

jabarkan dalam bab III dan peneliti analisis dalam bab IV maka bisa ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Anak harus ditanamkan nilai-nilai moral sejak dini dalam keluarga berbeda

agama maupun tidak berbeda agama. Nilai-nilai moral yang harus

ditanamkan orang tua meliputi: religiusitas, disiplin dan akhlak. Berikut ini

cara menanamkan nilai-nilai moral pada anak dalam keluarga beda agama:

a. Keluarga beda agama menanamkan nilai-nilai religiusitas pada anak

dengan cara menanamkan keyakinan dari usia dini, menjalankan praktik

agama dan memberikan ilmu pengetahuan agama.

b. Keluarga beda agama menanamkan nilai-nilai disiplin pada anak dengan

cara menanamkan disiplin dengan memberikan hukuman, penghargaan

dan menanamkan disiplin secara konsistensi baik dengan cara

memberikan penghargaan atau hukuman.

c. Keluarga beda agama menanamkan nilai-nilai akhlak pada anak dengan

cara mengajarkan kesopanan, kesederhanaan dan pembiasaan untuk

menjauhkan perbuatan yang tercela.

2. Masalah yang mucul dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah:

a. Perbedaan agama di dalam keluarga.

Page 90: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

77

b. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai moral

pada anak.

c. Rendahnya motivasi dan semangat anak dalam melakukan nilai-nilai

moral yang ditanamkan orang tua.

d. Sosialisasi yang kurang dengan masyarakat sekitar.

e. Orang tua yang terkesan tidak perhatian terhadap perkembangan anak.

3. Masalah yang muncul dalam menanamkan nilai-nilai moral membutuhkan

pemecahan masalah. Berikut ini cara memecahkan masalah yang dilakukan

keluarga beda agama dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak:

a. Menanamkan sikap toleransi dan hidup rukun di dalam keluarga dan

masyarakat.

b. Mengikutsertakan anak pada Taman Pendidikan Al qur’an dan majlis

ta’lim.

c. Meningkatkan motivasi dan semangat anak dalam melakukan nilai-nilai

moral yang ditanamkan orang tua.

d. Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

e. Perhatian kedua orang tua dalam perkembangan nilai-nilai moral anak.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan menganalisa hasil yang didapatkan dari

hasil wawancar dan observasi, penulis bermaksud memberikan saran bagi objek

penelitian. Adapun beberap saran dari penulis adalah:

1. Keluarga beda agama janganlah menutup diri dari kehidupan bersosialisi di

masyarakat.

Page 91: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

78

2. Dalam keluarga beda agama, orang tua harus lebih perhatian dalam

perkembangan nilai-nilai moral anak.

3. Pernikahan antara pasangan beda agama sebaiknya tidak terjadi.

Page 92: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

DAFTAR PUSTAKA

Adji, Sutiono Usman. 1989. Kawin Lari dan Kawin Antar Agama. Yogyakarta:

Liberty Yogyakarta.

Al-Ghazaly, Imam. 1990. Ihya’ Ulumuddin Jilid I Terjemahan Muhammad Zuhri.

Semarang: Asy-Syifa.

Ancok, Djamaludin dan Fuat Nashori Suroso. 1995. Psikologi Islami Solusi Islam

Atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik).

Jakarta: Rineka Cipta.

As, Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlaq. Jakarta: Rajawali Press.

Azazi. 2008. Hak Memilih Agama Bagi anak dari Pasangan Beda Agama dalam

Perspektif Hak Asasi Manusia. Skripsi Tidak Diterbitkan: Fakultas Syari’ah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bertens. 1993. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Daroeso. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang:

Aneka Ilmu.

Echols, John M. Dan Hassan Shadily. 1975. An English-Indonesian Dictionary.

Jakarta: PT. Gramedia.

Hurlock, Elizabeth B.. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Ichtiyanto. 2003. Perkawinan Campuran dalam Negara Republik Indonesia.

Jakarta: Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI.

Imam, Muis Kholifah. 2009. Tarbiyatuna. Magelang: Fakultas Agama Islam

Universitas Muhamadiyah Magelang.

Kamal, Zainal dan Musdah Mulia. 2003. Penafsiran Baru Islam Atas Pernikahan

Antar Agama. Salatiga: Percik Salatiga.

Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Moleong, J. Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 93: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

Monib, Moch dan Ahmad Nur Kholis. 2008. Kado Nikah Bagi Pasangan Nikah

Beda Agama. Jakarta: Gramedia.

Mustofiyah, Yaquta. 2012. Pendidikan Agama Islam Pada Anak Dalam Keluarga

Beda Agama di Kelurahan Sidorejo Lor. Skripsi tidak diterbitkan: Jurusan

Tarbiyah STAIN Salatiga.

Nata, Abudin. 1997. Akhlaq Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Oktafiani. 2011. Problematika Pengamalan Ibadah Anak pada Keluarga Beda

Agama (Studi Kasus pada Masyarakat Ngentak RT 10 RW V Kelurahan

Kutowinangun, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga). Skripsi Tidak

Diterbitkan: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Subakti, Minarti. 2009. Pemilihan Agama pada Anak dari Perkawinan Beda

Agama. Skripsi Tidak Diterbitkan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

Sukmadinata, Saudih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Pengertian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Suwito. 2004. Filsafat Pendidikan Akhlaq. Yogyakarta: Belukar.

Toha, Chabib. 1996. Pembina Rumah Tangga Bahagia. Jakarta: Yamunu.

___________. 2000. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Umary, Barmawie. 1995. Materi Akhlaq. Solo: Ramadhani

Wantah, Maria J.. 2007. Pengajaran Disiplin dan Pembentukan Moral. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,

Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Kebudayaan Perguruan

Tinggi.

Yasin, Muhammad. 2009. Pola Pengasuhan Anak terhadap Kepenganutan

Agama Studi Kasus pada Lima Keluarga Beda Agama. Skripsi Tidak

diterbitkan. Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu. 1992. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Zuhdi, Musjfuk. 1996. Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Page 94: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lilis Handayani

Tempat, tanggal lahir : Kabupaten Semarang, 31 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Doplang, RT 01 RW 03 Kecamatan Bawen

Nomer Hp : 085740268809

Riwayat Pendidikan :

1. MIN Doplang Kecamatan Bawen lulus tahun 2005.

2. MTSN Salatiga lulus tahun 2008.

3. SMA Negeri Ambarawa lulus tahun 2011.

4. IAIN Salatiga lulus tahun 2016.

Demikian daftar riwayat hidup ini yang penulis buat dengan sebenar-

benarnya.

Penulis

Page 95: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

Daftar Pertanyaan

1. Di dalam Religiusitas ada dimensi-dimensi seperti dimensi keyakinan,

dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dan dimensi pengetahuan

agama. Bagaimana cara menanamkan dimensi-dimensi tersebut pada anak?

2. Apa agama bawaan anak anda? apakah agama bawaan anak anda sesuai

dengan keinginan anda? apabila tidak sesuain dengan keinginan anda,

bagaimana cara anda menanamkan agama yang sesuai dengan keinginan

anda?

3. Di dalam membentuk disiplin anak terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan

disiplin secara positif dan pendekatan disiplin secara negatif. Pendekatan apa

yang anda gunakan untuk membentuk disiplin anak? bagaimana cara anda

membentuk disiplin anak menggunakan pendekatan tersebut?

4. Cara yang diguanakan orang tua dalam menanamkan disiplin anak di

antaranya: disiplin otoriter, disiplin permisif dan disiplin demokratif.

Penanaman apa yang anda gunakan untuk membentuk disiplin anak?

bagaimana anda menanamkan disiplin anak menggunakan cara tersebut?

5. Penanaman pendidikan ahlaq yang harus diberikan kepada anak meliputi:

kesopanan dan kesederhanaan, kesopanan dan kedislipinan, pembiasaan dan

latihan bagi anak untuk menjauhkan perbuatan yang tercela. Bagaimana cara

anda menanamkan pendidikan ahlaq tersebut pada anak?

6. Apa masalah anda menanamkan dimensi-dimensi religiusitas pada anak?

7. Apa masalah anda dalam menanamkan agama sesuai dengan keinginan anda?

Page 96: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

8. Apa masalah anda membentuk disiplin anak dengan menggunakan

pendekatan tersebut?

9. Apa masalah anda menanamkan disiplin anak menggunakan cara tersebut?

10. Apa masalah anda menanamkan pendidikan ahlaq tersebut pada anak?

11. Bagaimana cara anda memecahkan masalah yang muncul dalam

menanamkan dimensi-dimensi religiusitas pada anak?

12. Bagaimana cara anda memecahkan masalah yang muncul dalam

menanamkan agama sesuai dengan keinginan anda?

13. Bagaimana cara anda memecahkan masalah yang muncul dalam membentuk

disiplin anak dengan menggunakan pendekatan tersebut?

14. Bagaimana cara anda memecahkan masalah yang muncul dalam

menanamkan disiplin anak menggunakan cara tersebut?

15. Bagaimana cara anda memecahkan masalah yang muncul dalam

menanamkan pendidikan ahlaq tersebut pada anak?

Page 97: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan
Page 98: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Lilis Handayani

Nim : 11111149

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah

Pembimbing Akademik : Ilyya Muhsin S.HI.,M.Si

No. Nama kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai

1. Piagam Penghargaan Orientasi

Pengenalan Akademik dan

Kemahasiswaan (OPAK)

20-23

Agustus 2011

Peserta 3

2. Sertifikat User Education

(Pendidikan Pemakai) Oleh UPT

Perpustakaan STAIN Salatiga

19 September

2011

Peserta 2

3. Sertifikat Mapaba PMII 23 Oktober

2011

Peserta 2

4. Sertifikat Comparison of English

and Arabic oleh CEC dan ITTAQO

13 April

2012

Peserta 2

Page 99: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

5. Seminar Nasional Peran Lembaga

Perbankan Syariáh dengan Adanya

Otoritas Jasa Keuangan (UU No. 21

Tahun 2011 Tentang OJK) oleh

HMJ Syariáh

29 N0vember

2012

Peserta 8

6.

Sertifikat Seminar Nasional

Ahlussunnah Waljamaáh dalam

Perspektif Islam Indonesia oleh

Dema STAIN Salatiga

26 Maret

2013

Peserta 8

7. Sertifikat Seminar Nasional “Norma

Hukum Serta Kebijakan Pemerintah

dalam Mengendalikan Harga BBM

Bersubsidi” Oleh DEMA

27 Mei 2013

Peserta 8

8. Seminar Nasional Bahasa Arab

Upaya Menjaga Eksistensi dan Mas

Depan Pembelajaran Bahasa Arab

09 Oktober

2013 Peserta 8

9. Sertifikat Seminar Nasional Guru

Kreatif dalam Implementasi

Kurikululum 2013 oleh HMJ

Tarbiyah

18 November

2013

Peserta 8

10. Sertifikat Seminar Nasional

Entrepreneurship oleh RACANA

16 November

2014 Peserta 8

Page 100: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

11. Sertifikat Comparison of English

and Arabic oleh CEC dan ITTAQO

13 April

2012

Peserta 2

12. Sertifikat Seminar Nasional

“Pemasyarakatan Pemahaman

Koperasi melalui Gerakan

Kewirausahaan Nasional”

25 Maret

2014

Peserta 8

13. Seminar Regional Kejurnalistikan

dengan tema “Reorientasi Peran

Jurnalistik dalam Perspektif Sosial

dan Budaya pada Era Post Modern”

oleh LPM Dinamika

06 Oktober

2011

Peserta 4

14. Surat Keterangan Lulus Mata Kuliah

BTQ

22 Juli 2014

Peserta 2

15. Sertifikat Pendidikan dasar

Perkoperasian oleh KOPMA

12-14

Februari

2013

Peserta 2

16. Piagam Penghargaan dalam Acara

ODK

24 Agustus

2011

Peserta 2

17. Sertifikat Achievment Motivation

Training “Membangun Mahasiswa

Cerdas Emosi, Spritual, Dan

Intelektual melalui AMT”

23 Agustus

2011

Peserta 2

Page 101: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

18. Sertifikat Entrepreneurship dan

Koperasi oleh KOPMA dan KSEI

25 Agustus

2011

Peserta 2

19. Piagam Penghargaan Seminar

Regional dengan tema

“Meningkatkan Nasionalisme

Ditengah Goncangan Disintergasi

dan Pengikisan Ediologi Nasional”

26 Oktober

2011

Peserta 4

20. Sertifikat seminar Regional

Pengembangan Progam Studi Ilmu

Alqur’an dan Tafsir

05 Desember

2013 Peserta 4

21. Sertifikat Tafsir Tematik dengan

Tema “Konsep Pemimpin Ideal

menurut alqur’an” oleh JQH Al-

furqon

17 Mei 2014

Peserta 2

22. Seminar Nasional Perlindungan

Hukum terhadap Usaha Mikro

Menghadapi Pasar Bebas ASEAN

15 Juni 2014

Peserta 8

23. Lomba Festival Anak TPA di Desa

Siwal Kecamatan Kaliwungu

05 April

2015

Panitia 2

24. Seminar Nasional dengan Tema

“Menjaga Keanekaragaman Suku

Bangsa dalam Bingkai NKRI”

01 Mei 2015

Peserta 8

Page 102: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan
Page 103: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL DALAM KELUARGA BEDA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/717/1/penanaman nilai-nilai... · menanamkan nilai-nilai moral pada anak adalah perbedaan

Top Related