PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK ANTARA YAMAN
DAN IRAN TAHUN 2015-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh :
DEVI NILA SARI
1202045080
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
i
PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK ANTARA YAMAN DAN
IRAN TAHUN 2015-2017
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh :
DEVI NILA SARI
NIM. 1202045073
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pemutusan Hubungan Diplomatik Antara Yaman dan Iran
Tahun 2015-2017
Nama : Devi Nila Sari
N I M : 1202045080
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dadang Ilham K. Mujiono, S.Sos., MA Aisyah, S.IP., MA
NIP.19891124 201404 1 001 NIP. 19780119 200912 2 004
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman
Dr. H. Muhammad Noor, M.Si
NIP. 19600817 198601 1 001
Tanggal Lulus: 10 April 2018
iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
Telah diterima oleh Tim Penguji Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Univesitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur untuk memenuhi
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional pada bulan Januari tahun 2019
Samarinda, 10 April 2018
TIM PENGUJI
Ketua : Dadang Ilham K.Mujiono, S.Sos , MA ........………………
NIP. 19891124 201404 1 001
Sekretaris : Aisyah, S.IP., MA ........………………
NIP. 19780119 200912 2 004
Anggota : 1. Enny Fathurachmi, S.IP, M.Si ........………………
NIP. 1976117 200212 2 001
2. Uni W. Sagena, M.Si., Ph.D ........………………
NIP. 19770329 200312 2 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
didalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di sebuah Perguruan Tinggi dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
peroleh (sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Samarinda, 10 April 2018
Mahasiswa
Devi Nila Sari
NIM. 1202045073
RIWAYAT HIDUP
Devi Nila Sari, lahir pada tanggal 18 Agustus 1994 di
Tenggarong. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara
dari pasangan Bapak Suhadi dan Ibu Masnah. Penulis
berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Penulis
bertempat tinggal di Desa Hambau Rt.03, Kecamatan
Kembang Janggut, Kutai Kartanegara. Selama berkuliah penulis bertempat tinggal
di Jalan Pramuka 13 Kost Pondok Bahagia 2.
Adapun riwayat pendidikan penulis yaitu menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar di SDN 004 Hambau pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Kembang Janggut dan
lulus pada tahun 2009. Penulis juga melanjutkan pendidikan di SMAN 1
Kembang Janggut dan lulus pada tahun 2012. Setelah tamat SMA, penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan
Timur pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional.
Kemudian penulis menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 7 juli - 21
Agustus 2015 di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur
dan mengabdi pada masyarakat di gang 8 Sungai Pinang Dalam, Samarinda.
vi
ABSTRAK
Devi Nila Sari, NIM 1202045080, dengan skripsi berjudul : “ Pemutusan
Hubungan Diplomatik Antara Yaman dan Iran Tahun 2015-2017”, di bawah
bimbingan Bapak Dadang Ilham K. Mujiono, S.Sos, MA selaku pembimbing I
dan Ibu Aisyah S.IP, MA selaku pembimbing II, pada Jurusan Ilmu Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman,
Samarinda.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alasan pemutusan hubungan
diplomatik antara Yaman dan Iran yang terjadi pada tahun 2015. Metode
penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah penelitian
eksplanatif. Teknik pengumpulan data menggunakan telaah pustaka, dengan
menggunakan jenis data sekunder. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah
analisis kualitatif interpretasi. Teori yang digunakan adalah konsep hubungan
diplomatik dan konsep proses pengambilan keputusan luar negeri.
Hasil penelitian menunjukan bahwa alasan pemutusan hubungan diplomatik
antara Yaman dan Iran ialah karena adanya dukungan Iran terhadap kelompok
Houthi yang merupakan kelompok pemberontak di Yaman. Keadaan domestik
Yaman yang tidak kondusif menyebabkan kehadiran Iran menjadi propaganda
perang proksi yang kerap terjadi di negara-negara Timur Tengah. Selain itu,
Yaman melihat dukungan Iran untuk Houthi sebagai ancaman kepentingan
nasional. Kebijakan ini diambil untuk memperkecil kemampuan gangguan Iran
dalam urusan internal Yaman terkait konfliknya dengan Houthi.
Kata kunci : Hubungan diplomatik, Iran, Pemutusan hubungan diplomatik,
Yaman.
vii
ABSTRACT
Devi Nila Sari, Student Number 1202045080, “ The severance of Diplomatic
Relations between Yemen and Iran 2015-2017” under guidance of Mr. Dadang
Ilham K. Mujiona, S.Sos. MA as the first advisor and Mrs.Aisyah, S.IP., MA as
second advisor, department International Relation, Faculty of Social and Politic
Sciences, Mulawarman University, Samarinda.
This study aims to explain the reasons for the severance of diplomatic relations
between Yemen and Iran which occurred in 2015. The research method is
analytical descriptive research. The techniques of collecting data is literature
review, which used secondary data. Data analysis technique is qualitative
analysis of interpretation. The theory used is concept of diplomatic relations and
concept decision making process.
The results shows that, the reason for the severance of diplomatic relations
between Yemen and Iran is because of Iran's support of the Houthis who are rebel
groups in Yemen. Yemen's domestic situation that is not conducive causes Iran to
become a proxy war propaganda that often occurs in Middle Eastern countries.
Furthermore, Yemen sees Iran's support for the Houthis as a threat to national
interests. This policy was taken to minimize the ability of Iranian interference in
Yemen's internal affairs related to its conflict with the Houthis.
Keywords: Diplomatic relations, Iran, Severance Diplomatic Relation, Yemen.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul Pemutusan Hubungan Diplomatik Antara Yaman dan
Iran Tahun 2015-2017.
Penyusunan skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada program studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas
Mulawarman (UNMUL) Samarinda, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengalami banyak kendala baik
dari segi pengetahuan maupun pengalaman. Namun demikian atas bimbingan dan
panduan dari para Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji, pada akhirnya skripsi
yang penulis buat dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang telah memberikan dukungan,
diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas Mulawarman
Samarinda.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Noor, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Mulawarman Samarinda.
ix
3. Ibu Enny Fathurachmi, S.IP, M.Si. selaku Ketua Program Studi Hubungan
Internasional dan juga selaku dosen penguji. Terima kasih atas segala
kesabaran dan masukannya sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Bapak Dadang Ilham K. Mujiono, S.Sos, MA. selaku dosen pembimbing I yang
secara tidak langsung selalu memberikan motivasi beserta saran sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan penulisan yang baik.
5. Ibu Aisyah, S.IP.,MA selaku dosen pembimbing II yang selalu bersabar
memberikan masukan maupun saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Ibu Uni W. Sagena, M.Si.,Ph.D selaku dosen penguji. Terima Kasih atas segala
kesabarannya telah memberikan saran dan masukan dalam skripsi ini agar
mencapai penyelesaian skripsi dengan baik.
7. Seluruh dosen Ilmu Hubungan Internasional, Fisipol Unmul yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis selama menjadi
,mahasiswa: Pak Chairul, Ibu Etha, Ibu Yuni, Pak Andi, Ibu Rahmah, Pak
Sonny , Ibu Frentika, Ibu Friska, Pak Nizar, Pak Tendy dan dosen lainnya.
8. Seluruh staf Akademik, Ibu Lala, Pak Edi, Pak Sabran, Pak Hairul, Pak Anton,
Pak Faisal, Kak Happy dkk. Terima kasih atas bantuan waktu dan usahanya
yang telah membantu melengkapi administrasi.
9. Kepada orang tua penulis, Bapak Suhadi dan Ibu Masnah serta keluarga besar
penulis. Terimakasih atas doa, serta segala bentuk dukungan moral dan materi.
x
Terimakasih atas kesabarannya menunggu saya lulus. Untuk saat ini hanya ini
yang bisa saya berikan, semoga kedepannya bisa menjadi pribadi yang lebih
baik dan mampu memberikan kebanggaan bagi keluarga.
10. Kepada adik-adik dan kakak tersayang, A‟ang Anggara, Diajeng Arum Sari,
dan Ayu Lestari atas motivasi, kasih sayang, kesabaran serta doanya yang tiada
henti dimana telah menghantarkan penulis ke jenjang akhir perkuliahan.
11.Untuk sahabat-sahabat terbaik, Ulfa RNJ, Melisa, Febrina Mifta K., Andi Siti
Qomaria, Adhi Wijayansyah, Sri Iswati, Intan Putri Maulidya, Verayanti
Aruan, Rama Sinaga, Holim Herlinawati, Erma Yunita, Rentina, Amalia, Ina
Ulul Azmi, Mitra Liani, Rabiatul Sapta, Nining Yekti Rahayu, Gumelar
Pratama, Irza Jayadi, Zulkifli Anggara, yang selalu mendukung dan memberi
semangat selama ini sehingga kehidupan masa kuliah menjadi lebih berwarna.
12.Untuk Teman-teman seperjuangan di Prodi Hubungan Internasional angkatan
2012, Anggraini, Jeny Wulandari, Tiara Rizky, Ladies Latifah, Sonia
Francisca, Mia, Rizqy Syafiqry, Farah, Indra Iskandar, Heri Aritonang, Heru,
Mukti Hidayat, Bagoes Eka, Dicky Efraim, Raynaldi, Dani Nababan, Niko,
Imam Faisal, Aldy Sabar, Hary Primadi, Dedy, Riki Pinandra, Usamah, Tedy,
Boris, Benedita Wanda, Sita, Delima, Ary beserta teman-teman yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah memberikan semangat dan
jalinan kebersamaan selama penulis menjalani masa studi.
13.Terimakasih kepada saudara – saudara Pidca 27 Bia Loki, Danek Kutsu,
Solaya, Joyko, kaka Giant, Tjeh Sukri, Ken Arong, Tebe, Kabul, Kadek,
xi
Mi‟ing, Lagano, Markhotap, Nebo dan teman – teman lain yang tidak bisa
penulis tuliskan satu per satu, terima kasih atas semua pengalaman, kenangan
dan pelajaran yang dibagi selama ini, segala motivasi dan dorongan untuk
menyelesaikan tulisan ini.
Serta semua pihak yang telah mendukung, membantu, dan mendoakan
penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT memberi balasan
yang berlipat ganda atas budi baik semuanya dengan amalan masing-masing.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah masih
terdapat kekurangan, untuk itu diharapkan saran dari semua pihak agar
terciptanya penulisan Karya Ilmiah yang lebih baik lagi. Semoga Karya Tulis
ini terdapat manfaat dan berguna bagi ilmu pengetahuan, pendidikan dan bagi
para pembaca.
Amin.
Samarinda, 10 April 2018
Penulis
Devi Nila Sari
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK ANTARA YAMAN DAN
IRAN
TAHUN 2015-2017 ............................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7
D. Landasan Teori dan Konsep ............................................................. 7
E. Hipotesa ............................................................................................. 12
F. Metode Penelitian ............................................................................. 13
G. Sistematika Penelitian ...................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 16
A. Inti Penelitian .................................................................................... 16
B. Pandangan Kritis ............................................................................... 22
C. Perbandingan Penelitian .................................................................... 23
BAB III GAMBARAN UMUM........................................................................ 26
A. Hubungan Diplomatik Yaman dan Iran ............................................. 26
B. Kerjasama Bilateral Yaman dan Iran ................................................. 30
C. Konflik di Yaman ............................................................................... 37
D. Pemutusan Hubungan Diplomatik Yaman dan Iran ........................... 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 46
A. Dukungan Iran Terhadap Pemberontak Houthi ................................ 46
1. Intervensi Militer ......................................................................... 46
2. Intervensi Propaganda ................................................................. 56
B. Perang Proksi Iran dan Arab Saudi ................................................... 60
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 62
A. Kesimpulan ....................................................................................... 62
B. Saran .................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
xiv
DAFTAR PETA
Peta 1.1. Peta Yaman…...………………..…....................................................... 2
Peta 1.2. Peta Iran……………......……………………....................................... 3
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rank Partner Export and Import Yemen by Country ………………. 36
Tabel 3.2. Rank Partner Export and Import Iran by Country ………………..... 36
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Ilustrasi Pengiriman Senjata dari Iran ke Yaman………………… 51
Gambar 4.2. Senjata yang Ditemukan di Dekat Pantai Yaman………………… 54
Gambar 4.3. Pembagian Kontrol Wilayah di Yaman ....... …………………….. 55
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AS Amerika Serikat
BBM Bahan Bakar Minyak
CAR Conflict Armament Research
HI Hubungan Internasional
KTT Komisi Tingkat Tinggi
RRC Republik Rakyat China
UEA Uni Emirate Arab
PBB Perserikatan Bangsa Bangsa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia internasional, setiap negara saling berhubungan dan
melakukan kerjasama bilateral maupun multilateral untuk memenuhi kepentingan
nasionalnya. Sebagai bagian dari bentuk interaksi tersebut, negara-negara di dunia
biasanya akan melakukan hubungan diplomatik. Hubungan diplomatik merupakan
kegiatan melangsungkan hubungan baik diantara negara-negara di dunia.1 Dalam
politik luar negeri suatu negara dengan melakukan hubungan diplomatik akan
mempermudah komunikasi dan interaksi antara negara yang satu dan lainnya.
Sebagai sebuah negara yang berdaulat sudah sewajarnya Yaman menjalin
hubungan diplomatik dengan negara lain. Yaman adalah salah satu negara di
Jazirah Arab yang berbatasan dengan Laut Arab di sebelah Selatan, Teluk Aden
dan Laut Merah di sebelah Barat, Oman di sebelah Timur dan Arab Saudi di
sebelah Utara. Yaman merupakan negara agraris dengan pertumbuhan ekonomi
yang rendah dan diklasifikasikan sebagai negara termiskin di Timur Tengah.
Kondisi ini diperparah dengan adanya konflik internal antara pihak pemerintah
dan kelompok pemberontak Houthi.
1 C.S.T. Kansil. Hubungan Diplomatik Republik Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. 1989.
Hlm 44.
2
Yaman menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara di dunia
terutama yang berada di kawasan Timur Tengah seperti Iran. Dibawah ini
merupakan peta Yaman.
Peta 1.1 Peta Yaman
Sumber : website Global Security dalam https://www.globalsecurity.org/military/world/yemen/
maps.htm
Iran (Persia) adalah sebuah negara di Timur Tengah yang berada di Asia
Barat Daya. Iran berbatasan dengan Azerbaijan dan Armenia di Barat Laut dan
Laut Kaspia di Utara, Turkmenistan di Timur Laut, Pakistan dan Afganistan di
3
Timur, Turki dan Irak di Barat, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman di
Selatan.2 Dibawah ini merupakan peta Iran.
Peta 2.2. Peta Iran
Sumber : website Global Security dalam https://www.globalsecurity.org/military/world/yemen/
maps.htm
Revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini
menjadikan Iran sebagai kekuatan baru yang diperhitungkan dalam politik
internasional. Semenjak itu Republik Islam Iran semakin berkembang dan
termasuk negara mapan di kawasan Timur Tengah. Hal ini pun mendasari Yaman
2 Jhanghiz Syahrival “ Profil Negara Republik Iran” dalam
http://www.scribd.com/mobile/doc/54669739/Profil-Iran-oleh-Jhangiz-Syahrival diakses pada
tanggal 9 Mei 2016.
4
mengambil inisiatif untuk mempererat hubungan dengan para pemimpin Iran.
Hubungan diplomatik ini terjalin karena adanya asumsi saling membutuhkan
diantara kedua belah negara dan didorong oleh kedekatan letak geografis dan
kesamaan kultur budaya.
Kedekatan Yaman dan Iran telah terlihat semenjak Revolusi Islam tahun
1979 dan Iran telah membuka kedutaan besarnya di Sana‟a sejak tahun 1972.3
Kedekatan kedua negara ditandai dengan dukungan pemerintah Yaman atas
revolusi Iran tersebut. Demikian pula sebaliknya pada saat penyatuan Yaman
Utara dan Selatan tahun 1990, Iran menunjukkan persahabatan dengan menjadi
negara pertama yang mengakui penyatuan pemerintahan Republik Yaman. Pada
perang yang menuntut pemisahan diri tahun 1994, Iran juga memihak
pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh melawan Gerakan Separatis Yaman
Selatan. Dukungan yang diberikan berupa ucapan selamat atas keberhasilannya
dalam mengatasi kelompok separatis.
Pada tahun 2000, Presiden Ali Abdullah Saleh pertama kali melakukan
kunjungan resminya ke Iran yang merupakan tonggak penting dinamika hubungan
bilateral antara kedua negara.4 Setelah itu, Presiden Iran Muhammad Khatami
juga melakukan hal yang sama dan merupakan presiden Iran pertama yang
mengunjungi Yaman pada tahun 2003 dan menandatangani delapan dokumen
kerjasama di berbagai bidang, namun yang paling penting ialah kerjasama dalam
3 Mohammed Abdullah Mohammed “Reading in the march of Yemeni relations – Iran” dalam
http://araa.sa/index.php?view=article&id=2788:2014-08-01-21-03
48&Itemid=172&option=com_content diakses pada 10 November 2016. 4 Ibid.
5
bidang keamanan. Kerjasama kedua negara menyangkut bidang akademis,
ekonomi, politik, sains, dan budaya. Sejauh ini, kerjasama Yaman dan Iran
melingkupi pengembangan ekspor dan impor, meningkatkan investasi, terkait
stabilitas dan perdamaian kawasan.
Hubungan kedua negara tidak bisa dikatakan sangat dekat, karena Iran
bukan merupakan salah satu negara ekspor maupun impor utama Yaman
begitupun sebaliknya. Hanya saja kedua negara memang selalu menjaga
hubungan baik. Seperti yang dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri Yaman Ali
Muthana Hassan saat bertemu dengan Menteri luar negeri Iran Manouchehr
Mottaki di Sana'a pada 12 Mei 2009. Muthana menyatakan keinginan negaranya
untuk menjaga hubungan baik dengan Iran:
"We feel brotherhood and friendship with the great Iranian nation and we believe
that Iran wants nothing but good for us and we want nothing but good for Iran.”5
Namun, pada 2 Oktober 2015 pemerintah Yaman kemudian mengambil
sebuah keputusan dengan mengusir duta besar Iran untuk Yaman, menarik utusan
Yaman untuk Tehran dan menutup misi diplomatiknya di Iran.6 Berita ini
disampaikan melalui stasiun televisi pemerintah Aden TV melalui sumber yang
tidak disebutkan namanya di Kepresidenan Yaman. Pada kesempatan yang sama
Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassin mengumumkan pemerintah telah
5 “Prior to Irinian‟s visit to Yemen, Iran supports unity and stability,” dalam
http://www.yobserver.com/local-news/10016372.html, diakses pada tanggal 20 April 2016. 6 Jurnal Asia, “Yaman Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Iran” dalam
http://www.jurnalasia.com/2015/10/06/yaman-putuskan hubungan-diplomatik-dengan
iran/ diakses pada tanggal 20 januari 2016.
6
melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran.7 Riad Yassin juga
menjelaskan bahwa keputusan tersebut dibuat atas arahan Presiden Abd Rabboh
Mansour Hadi.
Pemerintah Yaman mengusir para pengurus dan karyawan kedutaan
Teheran di Sana‟a dan meminta semua anggota Kedutaan Besar Iran di Yaman
meninggalkan Yaman dalam waktu 24 jam. Pemerintah Yaman juga telah
meminta para anggota misi diplomatiknya di Teheran untuk meninggalkan Iran
pada kesempatan yang sama. Hal inilah yang mendasari penulis dalam memilih
judul ini, untuk mengetahui alasan dari pemutusan hubungan diplomatik antara
Yaman dan Iran tahun 2015.
B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1. Batasan Masalah
Untuk mempermudah proses penelitian dan mencegah pelebaran masalah,
penulis hanya membatasi permasalahan pada alasan pemutusan hubungan
diplomatik antara Yaman dan Iran tahun 2015-2017.
2. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskannya ke dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut :“Mengapa Yaman melakukan pemutusan
hubungan diplomatik terhadap Iran?”
7 “Conflicting news about severing Yemeni-Iranian relations” dalam
http://www.aljazeera.net/news/arabic/2015/10/2/يمه قطع-ال ته-ي الق ران-ع إي دعمها-ب يه-ل ي الب ق االو
diakses pada 23 Februari 2017.
7
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
tentang alasan pemutusan hubungan diplomatik antara Yaman dan Iran tahun
2015-2017.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi manfaat teoritis dan
praktis, yaitu sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini sekiranya bermanfaat dan
dapat menjadi masukan bagi akademisi hubungan internasional lainnya untuk
melakukan penelitian atau digunakan sebagai bahan studi pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya, baik sejenis maupun yang bersifat menunjang.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atas
permasalahan-permasalahan internasional terutama terkait pemutusan
hubungan diplomatik, bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan ilmu hubungan internasional pada khususnya.
D. LANDASAN TEORI DAN KONSEP
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui alasan dibalik pemutusan
hubungan diplomatik Yaman dan Iran landasan teori dan konsep yang digunakan
8
ialah konsep hubungan diplomatik. Adapun rincian dari konsep yang disebutkan
diatas adalah sebagai berikut:
1. Konsep Hubungan Diplomatik
Pada umumnya hubungan diplomatik suatu negara dengan negara lain tidak
selalu berjalan dengan damai. Setiap negara pasti mempertahankan
kepentingannya dalam setiap politik luar negeri. Menurut KM Panikkar diplomasi
adalah seni yang mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya
dengan negara lain.8 Ada kalanya hubungan suatu negara selalu mengalami
fluktuasi dan di beberapa kasus negara tersebut lebih memilih untuk melakukan
pemutusan hubungan diplomatik. Pemutusan hubungan diplomatik merupakan
jalan terakhir yang diambil oleh suatu negara jika cara-cara yang bersifat
diplomasi tidak berjalan dengan baik. Hal ini mencerminkan jika cara-cara
diplomasi tidak lagi berhasil dan betapa seriusnya masalah/ketegangan yang
sedang dihadapi oleh kedua belah pihak. Adapun beberapa alasan suatu negara
memutuskan hubungan diplomatiknya, antara lain :
a. Bila terjadi perang antara kedua negara.
b. Adanya kasus sengketa antara kedua negara yang sudah sebegitu rupa,
sehingga tindakan apapun yang diambil seperti pengusiran diplomat atau
pemanggilan kepala perwakilan masih tidak cukup.
c. Adanya kebijakan suatu negara yang sangat bertentangan dengan posisi
negara lain ataupun kegiatan yang tidak wajar dari personel diplomatik.
8 S.L.Roy. Diplomasi. Jakarta: Rajawali Pers.1991. Hlm 3.
9
Konvensi Wina artikel 45 menyebutkan, jika hubungan diplomatik antara
dua negara putus atau misi permanen maupun misi sementaranya dihentikan,
maka:9
a. Negara penerima harus, bahkan dalam keadaan konflik bersenjata,
menghormati dan melindungi misi-misi setempat, termasuk arsip-arsip dan
properti.
b. Negara pengirim dapat mempercayakan terjaganya misi-misi setempat,
termasuk arsip-arsip dan properti, kepada negara ketiga yang dapat
diterima oleh negara penerima.
c. Negara pengirim dapat mempercayakan perlindungan kepentingan-
kepentingan nasional dan warga negaranya kepada negara ke tiga yang
dapat diterima oleh negara penerima.
Dalam Konvensi Wina 1961 terdapat ketentuan-ketentuan tentang
Hubungan Diplomatik yang memungkinkan ditolak atau diusirnya seorang
diplomat, yaitu :10
a. Kegiatan-kegiatan yang dianggap mencampuri urusan dalam negeri negara
penerima (bersifat politik/subversif), dan bukan saja dapat merugikan
kepentingan nasional namun juga melanggar kedaulatan suatu negara
penerima.
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah jelas melanggar hukum dan
peraturan perundang-undangan negara penerima.
9 Sukawarsini Djelantik. Diplomasi antara Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.
Hlm 89. 10
Ibid. Hlm 68.
10
c. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan
spionase dan mengganggu, baik stabilitas maupun keamanan nasional
negara penerima.
d. Menunjukkan sikap yang tidak bersahabat (hostile action) dan lainnya.
2. Konsep Proses Pembuatan Keputusan Luar Negeri
Untuk memenuhi tanggung jawab sebagai pemimpin kawasan pemerintah
harus mengambil berbagai tindakan atau keputusan untuk memenuhi perannya
dalam menentukan haluan negara. Pengambilan keputusan merupakan salah satu
bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan yang disebut
keputusan.11 Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan
(Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan
yang didasarkan atas kriteria tertentu.
G. R. Terry berpendapat pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku dari dua alternatif atau lebih. 12 Sedangkan James A.F. Stoner
berpendapat pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih
suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Menurut Willian D Choplin konsep pembuatan kebijakan luar negeri adalah
wujud mekanisme dalam memperjuangkan dan merealisaikan kepentingan-
kepentingan nasional suatu bangsa memperhatikan kaidah-kaidah internasional.
Untuk dapat memahami mengapa suatu negara berperilaku sejalan dengan
11
Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.Hlm 198. 12
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm
5.
11
wilayah kepentingan mereka, kita harus memahami juga mengapa atau apa yang
melatarbelakangi para pemimpin negara membuat keputusan. Namun, ini akan
menjadi kesalahan jika kita menganggap bahwa para pembuat kebijakan luar
negeri bertindak dalam suatu keadaan yang vacuum.13 Adapun yang menjadi
aspek yang saling berpegaruh dalam pengambilan kebijakan luar negeri yakni
kondisi politik domestik (domestic politic), kapabilitas atau posisi figur pemimpin
(decision maker), kapabilitas ekonomi dan militer (military and economic
capability), dan tindakan politik luar negeri (foreign politic act).
Tiga aspek yang mempengaruhi proses pengambilan kebijakan luar negeri
negara, yakni:
1. Kondisi Politik Domestik
Kondisi politik domestik merupakan suatu kondisi yang tercipta di suatu
negara mencakup berbagai unsur yang mendukung dan mempengaruhinya. Unsur-
unsur tersebut mencakup stabilitas keamanan, kapabilitas kelompok kepentingan
dan beberapa aspek lainnya.
2. Situasi Ekonomi dan Militer
Situasi ekonomi dan militer suatu negara turut memberi kontribusi terhadap
kebijakan luar negeri suatu negara. Negara harus memiliki kemampuan dan
kesediaan untuk menjalankan politik luar negerinya. Dalam hal ini faktor
13
“Decision making process coplin-model resume” dalam
https://www.academia.edu/3700867/Decission_making_proses_coplin_-_model_resume diakses
pada 27 Januari 2019.
12
geografis juga turut memberikan peran yang mendasari pertimbangan pertahanan
dan keamanan.
3. Konteks Internasional
Dalam konteks politik internasional letak geografis, isu ekonomi dan politik
merupakan elemen penting untuk memahami dampak internasional terhadap
politik luar negeri suatu negara. Dalam lingkungan internasional setiap negara
memiliki lokasi atas daerah yang dikuasainya, dalam kaitannya dengan negara-
negara lain dalam sistem dan juga hubungan-hubungan ekonomi dan politik
negara itu dengan negara-negara yang lainnya.
Gambar 1.1. Proses Pengambilan Kebijakan Luar Negeri
Sumber: Pengantar Politik Internasional : Suatu telaah Teoritis Hlm.30.
E. HIPOTESA
Alasan pemutusan hubungan diplomatik Yaman dan Iran dikarenakan
dukungan Iran untuk Houthi yang merupakan kelompok pemberontak di Yaman
13
melalui intervensi militer dan propaganda. Keadaan domestik Yaman yang tidak
kondusif disertai kemunculan Iran dalam konflik internal tersebut menjadi
propaganda pembentukan perang proksi di wilayah tersebut. Yaman melihat
dukungan Iran untuk Houthi sebagai ancaman kepentingan nasional. Pemutusan
hubungan diplomatik dilakukan untuk memperkecil peran Iran di Yaman.
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif yaitu
memberikan penjelasan secara sistematis mengenai alasan pemutusan hubungan
diplomatik antara Yaman dan Iran tahun 2015-2017.
2. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh melalui literatur-literatur seperti buku-buku, jurnal, majalah, artikel
serta media cetak dan media online lainnya yang berhubungan dengan penelitian
ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah library research,
yaitu studi kepustakaan yang berdasarkan data serta informasi dari literatur
penelitian-penelitian terkait baik itu melalui perpustakaan daerah, perpustakaan
Universitas Mulawarman, dan media online yang dipublikasikan maupun tidak
yang relevan dengan penelitian ini.
14
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
kualitatif interpretasi, yaitu suatu deskripsi yang menjelaskan atau menafsirkan
sebuah data atau peristiwa melalui pemikiran yang lebih mendalam untuk
mendapatkan pemahaman dan pengertian mengenai alasan pemutusan hubungan
diplomatik Yaman dan Iran tahun 2015-2017.
5. Definisi Operasional
a. Pemutusan hubungan diplomatik Yaman dan Iran yaitu keputusan
pemerintah Yaman untuk memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran
pada 2 Oktober 2015 karena intervensi Iran terhadap konflik internal
pemerintah Yaman dengan Houthi yaitu berupa intervensi militer dan
propaganda.
b. Hubungan diplomatik Yaman dan Iran yaitu kegiatan melakukan hubungan
baik diantara kedua negara tidak hanya dalam bidang diplomasi namun juga
akademis, ekonomi, politik, sains dan budaya yang dimulai pada tahun
1972 didasari atas kepentingan masing-masing pihak.
G. SISTEMATIKA PENELITIAN
Penulisan ini terdiri dari lima bab, yang mana dalam masing-masing bab akan
membahas dan menjelaskan secara rinci mengenai permasalahan yang terjadi
sehingga nantinya penelitian ini akan lebih ilmiah dan sistematis. Adapun
sistematika penulisannya akan terbagi sebagai berikut :
15
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, landasan teori dan konsep, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka yang diambil penulis sebagai sumber atau
referensi yang berhubungan dengan penelitian seperti “Pemutusan Hubungan
Diplomatik Arab Saudi Terhadap Iran 2016” yang ditulis oleh Ridha Amalia dari
Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi gambaran umum tentang hubungan diplomatik Yaman dan
Iran, kerjasama bilateral Yaman dan Iran, konflik di Yaman dan pemutusan
hubungan diplomatik Yaman dan Iran.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai alasan pemutusan hubungan
diplomatik Yaman dan Iran tahun 2015-2017.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan suatu tinjauan terhadap kepustakaan yang
relevan terhadap penelitian. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini,
penulis mengangakat penelitian terdahulu yang berjudul “Pemutusan Hubungan
Diplomatik Arab Saudi Terhadap Iran 2016” ditulis oleh Ridha Amalia.14
Tulisan ini dipilih sebagai pembanding dengan tulisan yang diangkat dikarenakan
terdapat kesamaan dalam objek penelitian yang sama-sama mengarah kepada
pemutusan hubungan diplomatik sebuah negara terhadap negara lainnya.
A. Inti Penelitian
Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, pada dasarnya kebijakan
luar negerinya berfokus pada kawasan Timur Tengah. Timur Tengah dianggap
penting karena Arab Saudi berpandangan kondisi kawasan inilah yang nantinya
akan berpengaruh langsung terhadap stabilitas di negaranya.
Hubungan antara Arab Saudi dan Iran telah dimulai pada awal dibentuknya
dinasti Al-Saud pada tahun 1978. Pada periode ini, hubungan persahabatan kedua
negara didasarkan pada adanya struktur pemerintahan yang sama dan kebijakan
luar negeri yang saling melengkapi. Perpecahan sektarian tidak ditekankan dan
mereka juga tidak melakukan diskusi bilateral secara signifikan. Hubungan Arab
Saudi dan Iran pun semakin erat ketika Irak melakukan invasi militer ke Kuwait.
Dalam hal ini Arab Saudi maupun Iran sama-sama melihat Irak sebagai ancaman.
14
Ridha Amalia, “Pemutusan Hubungan Diplomatik Arab Saudi Terhadap Iran Tahun 2016”,
Yogyakrta, FISIPOL Universitas Muhammadiyah, 2016.
17
Disamping kerjasama diplomatik yang telah terjalin dengan baik, kedua
negara juga melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi, pendidikan, komersil,
keuangan, budaya, intelijen dan keamanan, ekspor dan impor. Ziarah suci Haji
dan industri pariwisata merupakan penyumbang sumber terbesar kedua dari
pendapatan asing Arab Saudi. Iran merupakan salah satu negara Timur Tengah
yang sering melakukan ziarah ke Mekah dan menjadi negara penyumbang
terbesar kedua.
Arab Saudi dan Iran pernah menjalin hubungan bilateral yang sangat erat
sebelum akhirnya Arab Saudi melakukan pemutusan hubungan diplomatik
terhadap Iran tahun 2016. Penulis juga menjelaskan dinamika hubungan bilateral
beserta permusuhan-permusuhan kedua negara yang kemudian melatarbelakangi
diambilnya kebijakan pemutusan hubungan diplomatik.
Keputusan pemutusan hubungan diplomatik ini tidak semata-mata keinginan
Raja Arab Saudi namun dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian menjadi
alasan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Iran. Faktor-faktor
tersebut, yaitu:
1. Politik dalam negeri Arab Saudi
Untuk menjelaskan politik domestik Arab Saudi Ridha Amalia sebelumnya
membahas tentang bagaimana kebijakan politik dalam negeri Arab Saudi diambil.
Arab Saudi merupakan negara yang merapkan sistem monarki. Namun monarki
yang diterapkan Arab Saudi bukan merupakan monarki absolut yang mana
penguasa memiliki wewenang dan kekuasaan yang tidak terbatas. Sistem monarki
yang diterapkan oleh Arab Saudi ialah sistem monarki dinasti. Dalam sistem
18
monarki ini keluarga kerajaan memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan
kebijakan yang diambil oleh raja baik di dalam maupun di luar negeri.
Otoritas keluarga kerajaan diperoleh dari dekrit kerajaan yang dikeluarkan
Raja Abdullah bin Abdulaziz pada tahun 2006. Ia mengumumkan pembentukan
the Allegiance Institution. Badan tersebut terdiri dari tiga puluh anggota keluarga
kerajaan, masing-masing mewakili cabang dari putra Raja Abdulaziz bin
Abdurrahman.
Keluarga kerajaanlah yang memiliki wewenang untuk menentukan kandidat
yang memenuhi syarat untuk menjadi raja. Sehingga, jika raja melakukan sesuatu
yang membahayakan bagi negara maupun martabat dan masa depan dinasti,
keluarga kerajaan juga memiliki kekuatan untuk mengganti raja. Maka dari itu,
raja selalu mendiskusikan setiap kebijakan yang akan diambilnya dengan pejabat
senior dinasti dan mendengarkan setiap masukan yang ada. Keluarga kerajaan
memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan kebijakan yang akan diambil
oleh raja.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa raja bukanlah aktor
tunggal dalam pengambilan kebijakan. Keluarga kerajaan merupakan aktor
dominan yang mempengaruhi setiap keputusan raja. Dengan adanya sistem yang
seperti ini diharapkan kebijakan luar negeri Arab Saudi tidak membahayakan
nama baik keluarga kerajaan.
Sama halnya dalam kasus pemutusan hubungan diplomatik yang merupakan
hasil musyawarah bersama keluarga kerajaan yang merupakan aktor paling
19
penting yang mempengaruhi setiap keputusan politik Arab Saudi. Dukungan dari
keluarga kerajaan ini diperoleh dari ketidaksukaan mereka terhadap Iran.
Ketidaksukaan anggota kerajaan terhadap Iran disebabkan oleh semangat
revolusi yang disebarkan Iran. Semangat revolusi ini mempengaruhi minoritas
Syiah di Arab Saudi dan memunculkan gerakan aktivis serta demonstrasi di
wilayah Selatan Arab Saudi dimana minoritas Syiah berada. Dari ketidaksukaan
anggota kerajaan tersebut memberikan dukungan dalam pengambilan kebijakan
untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 3 Januari 2016.
2. Kondisi Ekonomi dan Militer Arab Saudi
Dalam upaya melihat proses pengambilan kebijakan luar negeri Arab Saudi
terhadap Iran, kondisi ekonomi dan militer dalam negeri Arab Saudi juga
berpengaruh dalam proses tersebut. Untuk mengetahui kondisi ekonomi negara
dapat dilakukan dengan mengukur GDP, GNP, dan GNI. Untuk melihat kondisi
ekonomi Arab Saudi akan dilihat melalui GNI nya karena World Bank telah
mengubah penakaran kondisi ekonomi suatu negara dari GNP ke GNI.
Berdasarkan data dari World Bank GNI Arab Saudi dari tahun 2011-2015
memiliki jumlah pendapatan yang besar dan termasuk 20 besar negara GNI
terbesar di dunia yaitu mencapai USD 742.707 juta. Besaran GNI tersebut juga
merupakan yang terbesar diantara negara-negara Teluk dan Timur Tengah.
Dari data GNI dapat dilihat pula GNI perkapita Arab Saudi. Jumlah GNI
perkapita Arab Saudi pun terus meningkat tiap tahunnya dari tahun 2011-2015
dengan pendapatan tertinggi USD 54.730 pada 2015. Sehingga menjadikan Arab
20
Saudi High Income Economy Country. Sebuah negara dapat diklasifikasikan
sebagai High Income Economy Country apabila GNI perkapita nya lebih dari
USD 12.475 per tahun. Dilihat dari GNI per kapita Arab Saudi dari 2011-2015,
Arab Saudi tidak pernah berada di bawah level High Income Economy Country,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi perekonomian Arab Saudi dapat
dikatakan kuat.
Sebelum melakukan pemutusan hubungan diplomatik, Arab Saudi tentu
telah mempertimbangkan kondisi ekonomi negaranya. Arab Saudi maupun Iran
merupakan negara dengan perekonomian yang kuat, namun hubungan kerjasama
kedua pihak terbilang kecil dibandingkan ukuran perekonomian tersebut. Bahkan
pertemuan ekonomi kedua pihak terakhir kali diadakan pada tahun 2005.
Data dari Trading Economics pun menyatakan bahwa nilai ekspor dan
impor Arab Saudi dan Iran beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan.
Oleh karena itu, pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Iran tidak
akan memperburuk perekonomian Arab Saudi.
Selain itu, kita juga harus melihat kondisi militer Arab Saudi. Untuk
mengetahui kondisi militer Arab Saudi dapat dilihat dari jumlah pasukan, tingkat
pelatihan serta perlengkapan yang dimilikinya. Data dari Global Fire Power
menyatakan bahwa Arab Saudi mementingkan kualitas dari tentara yang
dihasilkan. Data dari Bussines Insider juga menyatakan bahwa Arab Saudi
memiliki kekuatan militer terbesar ketiga di Timur Tengah sedangkan Iran di
nomor lima. Hal ini membuktikan Arab Saudi memiliki militer yang kuat,
21
sehingga apabila pemutusan hubungan diplomatik ini berlanjut kepada perang
diantara kedua negara maka Arab Saudi tidak akan takut melawan Iran.
3. Konteks Internasional
Dalam proses pengambilan kebijakan luar negeri suatu negara tidak akan
lepas dari pengaruh konteks internasional. Dalam era globalisasi, hubungan antar-
negara dapat mempengaruhi kebijakan yang diambil termasuk mengenai
pemutusan hubungan diplomatik.
Penjatuhan hukuman mati yang dilakukan Arab Saudi terhadap Syekh Nimr
Al Nimr beserta 48 terdakwa lainnya mengundang protes dari masyarakat Iran.
Sebelumnya penjatuhan vonis hukuman mati tersebut telah diprotes dan dikecam
berbagai pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa dan ulama Iran. Namun, Arab
Saudi tetap melakukan eksekusi mati tersebut. Sehingga para mahasiswa Iran
melakukan aksi protes dengan demo mengecam kebijakan Arab Saudi. Aksi
protes ini berubah menjadi rusuh ketika peserta demo mulai melempar bom api
dan menerobos masuk ke dalam gedung Kedutaan Arab Saudi.
Mereka menghancurkan Bendera Arab Saudi serta menghancurkan funitur
yang ada di dalam gedung kedutaan. Mereka juga memecahkan kaca serta
menyalakan api didalam gedung yang mengakibatkan kebakaran terjadi. Para
demonstran juga mengambil dokumen dan melemparkannya dari atap gedung
kedutaan. Karena kasus tersebut Arab Saudi kemudian melakukan pemutusan
hubungan diplomatik pada keesokan harinya tanggal 3 Januari 2016.
B. Pandangan Kritis
22
Dengan melihat uraian dari penelitian Ridha Amalia di atas mengenai
pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Iran, terdapat alasan kuat
yang menyebabkan pemutusan hubungan diplomatik serta beberapa hal yang
mempengaruhi keputusan tersebut. Dalam tulisannya, penelitian Ridha Amalia
bertujuan untuk menjelaskan alasan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi
terhadap Iran serta hubungan baik kedua negara yang telah terjalin sebelumnya
sampai titik krisis yang melatarbelakangi pemutusan hubungan diplomatik.
Peneliti menggunakan analisis kualitatif sebagai teknik analisis data dengan jenis
data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literatur. Penelitian ini melihat
masalah melalui teori pengambilan keputusan luar negeri.
Teori pengambilan keputusan luar negeri merupakan perumusan
pengambilan tindakan atau kebijakan yang dibentuk oleh para decision maker
berdasarkan faktor internal dan eksternal negaranya. Menurut D.Coplin faktor-
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut yaitu keadaan politik
di dalam negeri, keadaan ekonomi dan militer, serta konteks internasional.
Ridha Amalia sesungguhnya ingin menjelaskan tentang alasan pemutusan
hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Iran 2016, namun penjabaran
mengenai pertanyaan penelitian tersebut lebih mengarah kepada bagaimana proses
kebijakan pemutusan hubungan diplomatik diambil beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Kelebihan tulisan Ridha Amalia ialah mampu menjabarkan proses
pengambilan kebijakan pemutusan hubungan diplomatik dengan sistematis,
namun yang menjadi kekurangan dalam tulisan ini ialah alasan pemutusan
23
hubungan diplomatik mengenai kondisi politik dalam negeri Arab Saudi tidak
secara terperinci diuraikan oleh peneliti. Ridha Amalia hanya menerangkan
mengenai bagaimana politik dalam negeri Arab Saudi diambil yang mana
mendapat pengaruh dari keluarga kerajaan. Selanjutnya, penjelasan mengenai
kondisi ekonomi dan militer Arab Saudi yang terbilang cukup mapan dan militer
yang sangat kuat sehingga jika pemutusan hubungan diplomatik dilakukan atau
bahkan konflik berujung perang Arab Saudi akan mampu bertahan menurut
penulis kurang mewakili motivasi dari rumusan masalah dalam penelitian yang
menanyakan mengenai alasan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi
terhadap Iran. Hal tersebut seyogyanya menjadi faktor yang mempengaruhi alasan
pemutusan hubungan diplomatik. Sehingga tujuan dari rumusan masalah Ridha
Amalia menjadi kurang tersampaikan.
C. Perbandingan Penelitian
Dalam penelitian Ridha Amalia yang berjudul “Pemutusan Hubungan
Diplomatik Arab Saudi Terhadap Iran 2016” dan penelitian penulis yang berjudul
“Pemutusan Hubungan Diplomatik Antara Yaman dan Iran Tahun 2015-2017”
terdapat beberapa persamaan maupun perbedaan. Adapun yang menjadi
persamaan ialah mengenai pemilihan topik yang diambil yaitu sama-sama
membahas tentang pemutusan hubungan diplomatik. Selain itu juga sama-sama
meneliti Iran sebagai aktor yang diputuskan hubungan diplomatiknya.
Dalam penelitian ini juga terdapat perbedaan antara penulis dan Ridha
Amalia yaitu aktor yang melakukan pemutusan hubungan diplomatik, yang mana
Ridha Amalia membahas tentang Arab Saudi sebagai aktor yang melakukan
24
pemutusan hubungan diplomatik sedangkan penulis membahas tentang Yaman.
Kedua pihak tentu memiliki alasan tersendiri dalam mengambil keputusan
tersebut.
Kemudian, adanya perbedaan penggunaan teori dan konsep yang digunakan.
Ridha Amalia menggunakan teori pengambilan kebijakan luar negeri, yang
menjelaskan bagaimana kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi
terhadap Iran dapat diambil yang kemudian dijadikan alasan pemutusan hubungan
diplomatik tersebut. Sedangkan penulis menggunakan konsep hubungan
diplomatik dan konsep proses pengambilan kebijakan luar negeri guna
menjelaskan alasan pemutusan hubungan diplomatik antara Yaman dan Iran tahun
2015.
Teori dan konsep yang digunakan oleh peneliti dan penulis tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adapun yang menjadi
kelebihan teori pengambilan keputusan luar negeri yang digunakan Ridha Amalia
ialah teori ini mampu menjelaskan mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pengambilan keputusan luar negeri oleh suatu negara seperti
pemutusan hubungan diplomatik. Kekurangan teori ini ialah kurang memenuhi
motivasi tujuan penelitian Ridha Amalia mengenai alasan pemutusan hubungan
diplomatik Arab Saudi terhadap Iran 2016.
Kemudian, yang menjadi kelebihan konsep hubungan diplomatik ialah
konsep ini melihat hubungan diplomatik suatu negara dengan negara lainnya
beserta permasalahannya yang kemudian dapat berujung pada pemutusan
hubungan diplomatik atau bahkan perang. Sedangkan yang menjadi kekurangan
25
konsep ini ialah lebih terpaku pada hubungan diplomatik suatu negara beserta
aturan-aturan yang mengikat diplomatnya daripada permasalahan-permasalahan
yang bisa menjadi alasan pemutusan hubungan diplomatik.
Sedangkan yang menjadi kelebihan konsep proses pengambilan
keputusan ialah konsep ini melihat faktor-faktor atau latar belakang pengambil
kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang diambil. Adapun yang menjadi
kekurangan konsep ini ialah karena terfokus kepada pembuat kebijakan maka ada
kemungkinan keputusan diambil dengan tidak objektif sebagai pemimpin sebuah
negara.
26
BAB III
GAMBARAN UMUM
Yaman dan Iran merupakan negara yang selalu menjaga hubungan baik.
Apalagi jika dilihat dari letak geografis yang tidak terlalu berjauhan dan kultur
budaya yang hampir sama. Selain itu, Yaman dan Iran juga memiliki kesamaan
dalam aliran kepercayaan yang dianut yaitu Syiah yang mayoritas berdomisili di
Yaman Utara. Suatu negara biasanya akan menjalin kerjasama dengan negara-
negara lain sebagai sarana pemenuhan kepentingan nasionalnya. Hal inilah yang
kemudian dapat mendasari terjalinnya hubungan diplomatik diantara Yaman dan
Iran.
A. Hubungan Diplomatik Yaman dan Iran
Interaksi antara Yaman dan Iran mulai terlihat pada Revolusi Islam Iran
tahun 1979, ditandai dengan dukungan pemerintah Yaman Utara atas Revolusi
tersebut.15
Pada masa ini Yaman Utara dan Selatan masih belum bersatu. Yaman
Utara dan Yaman Selatan baru bersatu dan membentuk Republik Yaman pada
tahun 1990. Jadi sebelum terbentuknya Republik Yaman, Yaman Utara telah lebih
dulu melakukan hubungan diplomatik dengan Iran yang kemudian berlanjut
hingga unifikasi terjadi.
Kemerdekaan yang diperoleh Iran melalui Revolusi Islam tahun 1979
menjadikan Iran sebagai kekuatan baru dalam dunia internasional yang tidak bisa
diabaikan. Maka dari itu, Yaman Utara pun mengambil inisiatif untuk
15
Will Fulton.2011,” “Yemen-Iran Foreign Relation”
http://www.irantracker.org/foreign-relations/yemen-iran-foreign
relations. diakses 18 Januari 2016.
27
membangun hubungan yang lebih baik dengan Iran. Hanya saja karena aliansi
Yaman Utara lebih condong ke Irak pada perang delapan tahun antara Iran-Irak
tahun 1980-1988, membuat hubungan bilateral Yaman dan Iran tidak terlalu
signifikan.
Selain itu, Yaman Utara juga memiliki hubungan kedekatan dengan Arab
Saudi. Arab Saudi merupakan tetangga sekaligus pendukung finansial Yaman.
Arab Saudi selalu menjadi tujuan politik luar negeri Yaman Utara dan bisa
dikatakan Yaman Utara sangat bergantung kepada Arab Saudi.16
Ketergantungan
ini dikarenakan Arab Saudi seringkali memberikan Yaman Utara bantuan
finansial. Terlebih ada banyak masyarakat Yaman Utara yang bekerja di Arab
Saudi sebagai tenaga kerja asing yang mana hal tersebut merupakan sumber
devisa utama negara. Arab Saudi secara konkrit membantu perekonomian Yaman
Utara serta membiayai pembelian senjata dari AS.17
Di lain pihak Yaman juga dekat dengan Irak. Invasi Irak terhadap Kuwait
pada 2 Agustus 1990 yang merupakan anggota organisasi negara-negara Teluk,
kemudian membuat negara-negara Teluk lainnya menjadi geram dan menuntut
diberlakukannya sanksi PBB terhadap Irak. Pada Resolusi Dewan Keamanan
PBB, Yaman yang saat itu merupakan anggota tidak tetap PBB dibuat bimbang
dan beberapa kali melakukan abstain dan penentangan atas penjatuhan sanksi
16
Brian Whitaker, “Yemen and Saudi Arabia” dalam http://al-bab.com/blog/2015/03/yemen-and
saudi-arabia diakses pada 13 April 2017. 17
Ruth Lapidots “ The Read Sea and The Gulf of Aden” dalam
https://books.google.co.id/books?id=qj0 hal.63 diakses pada 14 November 2017.
28
tersebut. Dari Resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadakan sebanyak 12 kali,
Yaman 6 kali menyatakan abstain dan penolakan, yaitu:
a. Pada Resolusi Dewan Keamanan PBB yang pertama no.660 tanggal 2
Agustus 1990 yang isinya menuntut penarikan mundur pasukan Irak,
dengan perbandingan suara 14 setuju dan hanya Yaman yang tidak
berpartisipasi.
b. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang kedua no.661 tanggal 6 Agustus
1990 yang isinya penerapan sanksi ekonomi terhadap Irak, dengan
perbandingan 13 setuju sedangkan Yaman dan Kuba abstain
c. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang kelima no.665 tanggal 18 Agustus
1990 tentang pemberian wewenang pada pasukan multinasional untuk
menginspeksi kapal-kapal Irak, dengan perbandingan 13 setuju sedangkan
Yaman dan Kuba abstain.
d. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang keenam no.666 tanggal 13
September 1990 tentang pengiriman makanan dan obat ke Irak dan Kuwait
harus melalui PBB, dengan perbandingan 13 setuju sedangkan Yaman dan
Kuba menentang.
e. Resolusi Dewan Keamanan PBB kesepuluh no.674 tanggal 29 September
1990 tentang pendokumentasian kerugian material dan pelanggarann hak
asasi Kuwait sejak diduduki Irak, 13 setuju sedangkan Yaman dan Kuba
abstain.
f. Resolusi Dewan Keamanan PBB keduabelas no.678 tanggal 29 Oktober
1990 tentang pemberian legitimasi pada Amerika Serikat dan multinasional
29
untuk menggunakan berbagai macam cara jika sampai 15 Januai 1991 Irak
belum mundur dari Kuwait, dengan perbandingan suara 12 setuju, Yaman
dan Kuba menentang, RRC abstain.
Pada akhirnya Yaman menolak penjatuhan sanksi PBB atas invasi yang
dilakukan Saddam Hussein tersebut. Hal ini kemudian membuat Arab Saudi
merasa dikhianati dan segera menghentikan dukungan anggaran untuk Yaman dan
mengusir hampir satu juta tenaga kerja Yaman yang berada di Arab Saudi dan
Kuwait.18
Kembalinya tenaga kerja tersebut ke Yaman, menghilangkan sumber
penghasilan yang biasa diterima Yaman sebesar $ 350 juta perbulannya.19
Oleh
sebab itu, perekonomian Yaman turun drastis karena sebagian besar devisa negara
mendapat pemasukan dari tenaga kerja Yaman yang berada di luar negeri.20
Di
lain pihak, hal ini memicu perang saudara menuntut pemisahan yang dilakukan
oleh Yaman Selatan tahun 1994 yang kemudian memberikan kontribusi tersendiri
terhadap keterpurukan perekonomian negara.
Negara dalam keadaan terancam karena kemiskinan dan kelaparan dan satu-
satunya aliansi terdekat yang bisa diharapkan yaitu Irak dalam posisi tidak
memungkinkan untuk memberikan bantuan. Yaman tidak punya pilihan lain
selain memanfaatkan setiap kesempatan dan bantuan yang ada untuk memulihkan
perekonomian negara termasuk dari Iran. Iran pun mengambil kesempatan ini
untuk membentuk hubungan yang lebih dekat dengan Yaman.
18
“Yemen and the Gulf Cooperation Council” dalam http://carnegie-mec.org/diwan/62462 diakses
pada 19 November 2016. 19
”How long can Saudi Arabia afford Yemen war?” dalam
http://www.al-monitor.com/pulse/en/originals/2016/01/yemen-war-saudi
arabia-economic-repercussions.html diakses pada 3 Mei 2017. 20
Ibid.
30
B. Kerjasama Bilateral Yaman dan Iran
Hubungan Yaman dan Iran semakin dekat apalagi semenjak dibentuknya
Komite Tingkat Menteri untuk membahas kerjasama ekonomi antara kedua
negara. Komite Tingkat Menteri merupakan sebuah komite yang terdiri dari
menteri-menteri diantara kedua negara yang bertugas untuk menangani atau
menyelesaikan beberapa hal agar kerjasaama yang dilakukan menjadi lebih
efisien. Beberapa hal tersebut diantaranya seperti menentukan tanggal pertemuan
komite beserta isu-isu yang akan dibahas. Kegiatan yang dilakukan oleh komite
berkisar pada pertukaran delegasi yang mengunjungi negara satu sama lain dan
membuat kesepakatan. Selain itu, ada juga pertukaran surat-surat antar Presiden
melalui delegasi-delegasi tersebut untuk menyoroti pengembangan hubungan di
beberapa bidang srategis seperti ekonomi, perdagangan dan investasi.
Pada tahun 1992 terjadi penurunan hubungan bilateral antara Yaman dan
Iran karena adanya gangguan pada pertemuan Komite Tingkat Menteri
dikarenakan kunjungan mendadak yang dilakukan Presiden Iran Hashemi
Rafsanjani ke Pulau Abu Musa, Uni Emirat Arab.21
Di lain pihak Yaman juga
disibukkan dengan perang sipil menuntut pemisahan yang dilakukan Yaman
Selatan tahun 1994. Sehingga hal ini menyebabkan tidak menentunya hubungan
bilateral kedua negara.
21
“Hubungan Yaman-Iran dan dampaknyaa terhadap Keamanan teluk Persia(1)” dalam
http://almezmaah.com/2013/12/21/ات عالق ية-ال ى يم ية-ال راو رها-اإلي ي-وأث diakses pada 17 /ف
November 2016.
31
Pada September 1994 Menteri Luar Negeri Iran kemudian mengunjungi
Sana‟a. Walaupun kunjungan tersebut hanya merupakan kunjungan diplomatik
penyampaian ucapan selamat terhadap Presiden Ali Abdullah Saleh mengenai
keberhasilannya mengatasi masalah gerakan separatis di Yaman Selatan, namun
hal ini kembali mendekatkan hubungan bilateral kedua pihak.
Dalam pertemuan Komisi Ekonomi Bersama di Sana‟a pada tahun 1996
terjadi peningkatan hubungan bilateral antara Yaman dan Iran, untuk
meningkatkan prospek kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, dan ilmiah.
Kemudian pada tahun 2000 Presiden Ali Abdullah Saleh juga melakukan
kunjungan balasan ke Tehran dan terjadi penandatanganan sebuah perjanjian
keamanan antara kedua negara yang didasarkan kepada non campur tangan dalam
urusan internal, saling menghormati, dan diperhitungkan dalam kepentingan dari
semua rakyat dan bangsa.
Pada 15 Mei 2003 Presiden Iran Mohammad Khatami melakukan
kunjungan ke Yaman dan menjadi presiden Iran pertama yang mengunjungi
Yaman. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan persaudaraan
antara Sana‟a dan Tehran dan membahas situasi di wilayah tersebut, terutama
situasi di Irak dan Palestina.22
Hal ini menunjukkan kekhawatiran kedua negara
mengenai keamanan kawasan, terutama terkait stabilitas di Timur Tengah. Dalam
pertemuan tersebut mereka juga membahas pengembangan hubungan bilateral
22
“Arab and international media attention and wide the first Iranian president to visit Yemen”
dalam http://www.almotamar.net/pda/1341.htm diakses pada 18 November 2016.
32
kedua negara di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, budaya, keamanan
regional, termasuk kerjasama dalam bidang keamanan dan kontra-terorisme.
Namun, bersamaan dengan pembicaraan kerjasama tersebut pemerintah
Yaman menolak terjadinya implikasi dari kebijakan Iran di dalam negara-negara
teluk, seperti pendudukan militer Iran di 3 pulau UEA yang dilakukan tahun 2001.
Karena jika mengganggu keamanan Uni Emirat Arab sama halnya dengan
mengganggu stabilitas keamanan negara-negara Teluk.23
Dikarenakan hal ini
pembahasan tentang kerjasama keamanan Yaman dan Iran tidak dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
Pada tahun 2004 hubungan bilateral Yaman dan Iran kembali mengalami
penurunan, karena kecurigaan Yaman terhadap campur tangan Iran dalam urusan
internalnya ditandai dengan dugaan dukungan Iran terhadap pemberontak Houthi.
Mengingat pemimpin kelompok tersebut yaitu Hussein Badr al-Deen Houthi
pernah menuntut ilmu di Iran dan sangat mengagumi ideologi negara tersebut
mengenai keberaniannya melawan dominasi Barat. Selain itu, orasi yang sering
diteriakkan kelompok ini yaitu “Matilah Amerika, Matilah Israel” sama dengan
semboyan Iran yang juga sama-sama beraliran Syiah. Hal ini kemudian
mengaitkan kelompok Houthi dengan Iran. Meskipun begitu hubungan bilateral
Yaman dan Iran masih tetap berlanjut.
Pada 22 Juni 2004 Yaman dan Iran menandatangi sejumlah perjanjian
ekonomi dalam pertemuan Joint Minnisterial Commite. Kedua pihak
23
Ibid.
33
menandatangi perjanjian kerjasama penghindaran pajak berganda, di bidang
kepabeanan, kerjasama swasta di bidang pariwisata, dan perjanjian untuk
kerjasama antara lembaga-lembaga radio dan televisi. Di lain pihak, kedua negara
juga menandatangi nota kesepahaman di bidang bantuan eksekutif pengembangan
dan kerjasama lainnya di bidang spesifikasi dan standar, protokol kerjasama
antara ruang komersial dan industri federal di Yaman dan Iran.
Kedua pihak juga menekankan pentingnya mengembangkan dan
memperkuat kerjasama antara Yaman dan Iran di segala bidang, dan memuji hasil
kerja Komisi Bersama dan keberhasilan yang dicapai. Wakil Perdana Menteri dan
Menteri Perencanaan dan Kerjasama Internasional Yaman Ahmed Mohammad
Sofan mengatakan bahwa Komite Bersama Yaman dan Iran telah membuat
langkah besar dan penting dalam meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara
kedua negara di beberapa daerah, untuk meningkatkan hubungan sejarah dan
budaya yang kuat antara kedua negara.24
Kemudian, pada 19 Januari 2009 Menteri Pekerjaan Umum dan Jalan
Yaman Omar Alkrschmi dan Menteri Perumahan dan rekonstruksi kota-kota
Republik Islam Iran Mohammad Said Kia telah bertemu dan membahas tentang
hubungan bilateral kedua negara serta cara-cara untuk memajukan kerjasama di
bidang pekerjaan umum, jalan, perumahan dan rekonstruksi perkotaan. Pertemuan
tersebut termasuk dalam Joint Minnisterial Committee ke 8 yang sedang diadakan
di Yaman. Menteri Iran juga mengungkapkan kesiapan negaranya untuk
24
“Yemen and Iran sign a number of economic agreements” dalam
http://www.almotamar.net/news/11586.htm diakses pada 27 April 2017.
34
merangsang sektor swasta untuk berinvestasi di Yaman. Menteri Iran juga
menyatakan kepada Menteri Pekerjaan Umum Yaman akan mengunjungi Iran
untuk melihat pengalaman Iran sebelumnya di sektor perumahan, mengenai
pernyataan Menteri pekerjaan Umum Yaman sebelumnya terkait pentingnya
pengalaman Iran dalam bidang perumahan.25
Di tahun yang sama, pada tanggal 22 Februari 2009 Menteri Minyak dan
Mineral Emir al-Aidrous dan Menteri Energi Iran Parvis Fattah juga melakukan
kerjasama di bidang minyak, gas dan mineral dan sarana untuk meningkatkannya.
Menteri al-Aidrous menegaskan keinginan Yaman untuk memanfaatkan keahlian
Iran di bidang minyak dan gas, mengingat kunjungan Menteri Energi Iran ke
Yaman merupakan langkah nyata dalam meningkatkan hubungan timbal balik
antara kedua belah pihak. Dia menegaskan bahwa Iran berusaha untuk
meningkatkan hubungannya dengan Yaman melalui pertukaran kunjungan antara
para ahli dari kedua negara dan membuka bidang yang lebih luas untuk kemitraan
perdagangan dan ekonomi.26
Dalam pertemuan tersebut Yaman dan Iran menandatangani lima program
kerjasama eksekutif pada di bidang kebudayaan, pariwisata, pendidikan tinggi,
pelatihan kejuruan dan wakaf. Pada sesi penutupan pertemuan tersebut, kedua
belah pihak menegaskan pentingnya meningkatkan kerjasama antara kedua negara
untuk melayani kepentingan bersama kedua masyarakat. Beberapa perusahaan
25
“Yemen and Iran discuss cooperation in public works and roads” dalam
http://www.alwasatnews.com/news/169518.html diakses pada 27 April 2017. 26
“Yemen, Iran discuss oil, gas cooperation” dalam
http://www.sabanews.net/en//news176800.htm diakses pada 27 April 2017.
35
Iran juga menyuarakan keinginan untuk mendirikan proyek investasi yang
berbeda dalam wilayah sektor kelistrikan, sektor perbankan dan perikanan.
Pertemuan berikutnya dijadwalkan akan diadakan di Teheran ibukota Iran pada
tahun 2010.27
Pada 21 Desember 2010 Menteri Pariwisata Yaman Nabil al-Faqih
mengadakan pertemuan dengan Wakil Warisan Budaya dan Pariwisata Iran
Hamid Baqaei yang saat itu sedang mengunjungi Yaman. Kedua belah pihak
menyinggung mekanisme untuk menerapkan dan mengaktifkan nota kesepahaman
antara kedua negara di bidang pariwisata dan pengembangan investasi melalui
Joint Ministerial Committee.
Perundingan tersebut juga membahas aspek kerjasama dalam pelestarian
situs bersejarah dan bagaimana memanfaatkan komponen pariwisata di Yaman
terutama di bidang wisata budaya dan sejarah, serta sarana untuk meningkatkan
kapasitas manusia dan meningkatkan layanan wisata di Yaman. Selain itu, kedua
belah pihak sepakat untuk mengkoordinasikan usaha mereka di World Tourism
Organization untuk melayani pariwisata dan untuk meminta pengusaha di kedua
negara untuk memanfaatkan fasilitas investasi antara kedua negara.28
Dibawah ini merupakan tabel urutan mitra ekspor dan impor Yaman dan
Iran, sebagai berikut.
27
“Yemen, Iran sign five executive cooperation programs” dalam
http://www.sabanews.net/en//news176815.htm diakses pada 27 April 2017. 28
“Yemen, Iran talk on tourism cooperation” dalam http://www.saba.ye/en/print231404.htm
diakses pada 27 April 2017.
36
Tabel 3.1 Rank Partner Export & Import Yemen by Country
No. Ekspor (Presentase) Impor (Presentase)
1. Saudi Arabia (21%) United Arab Emirates (11%)
2. Oman (13%) China (11%)
3. Somalia (12%) Saudi Arabia (8,6%)
4. Japan (11%) Turkey (6,9%)
5. United Arab Emirates (6,8%) India (5,7%)
6. Egypt (4,3%) Australia (5,0%)
7. United States (3,5%) Brazil (4,2%)
8. Jermany (3,3%) Thailand(3,3%)
9. Djibouty (3,0%) United States (3,3%)
10. Others Others
Sumber : Trading Economics dalam https://tradingeconomics.com/yemen/exports-by-
country.
Tabel 3.2 Rank Partner Export & Import Iran by Country
No. Ekspor (Presentase) Impor (Presentase)
1. Other Asia (45%) United Arab Emirates (27%)
2. Other Eroupe (18%) Areas, Nes (15%)
3. Nes Areas (6.9%) China (10%)
4. China (3,9%) South Korea (6,6%)
5. Iraq (3,8%) Germany (5,7%)
6. United Arab Emirates (3,1%) Turkey (4,5%)
7. Other Africa (3,1%) Switzerland (3,8%)
8. Other Ocenia (2,7%) France (2,8%)
9. India (1,9%) Italy (2,5%)
10. Others Others
Sumber : Trading Economics dalam https://tradingeconomics.com/iran/exports-by-country.
37
Dari tabel diatas terlihat bahwa Yaman dan Iran bukanlah mitra dagang
utama. Karena mitra dagang utama Yaman lebih kepada Arab Saudi, Oman,
Somalia, Uni Emirat Arab dan negara-negara Asia lainnya seperti China, Jepang,
India sedangkan mitra bilateral Iran lebih condong ke Rusia, Jerman, Uni Emirat
Arab, Turki, China, Korea Selatan .
C. Konflik Pemerintah Yaman & Kelompok al-Houthi
Sejak tahun 2004 kelompok Houthi menjadi ancaman bagi pemerintah
Yaman. Hal ini ditandai oleh unjuk rasa yang dilakukan kelompok Houthi yang
menolak kedekatan pemerintahnya dengan Amerika Serikat serta dukungan
pemerintahnya atas invansi Amerika Serikat di Irak tahun 2003. Kedekatan
Yaman dengan Amerika Serikat sejalan dengan dukungan pemerintah terhadap
kampanye anti-terorisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Al-Houthi atau kelompok Houthi merupakan kelompok pemberontak
beraliran Zaidi Syiah yang berbasis di Yaman Utara. Kelompok Houthi sendiri
telah ada semenjak tahun 1980-an yang merupakan gerakan revivalitas agama dan
kebudayan Zaidi Syiah. Kegiatan kelompok pemuda ini sebenarnya berkisar pada
kegiatan keagamaan dan kebudayaan. Namun, pada awal tahun 2000-an kelompok
ini berubah menjadi kelompok politik yang dikepalai oleh Hussein Badr Al-deen
Houthi dengan mengadopsi visi Ayatollah Khomenei. Ayatollah Khomenei
merupakan pemimpin Syiah Iran yang memberontak melawan dominasi Amerika
Serikat di Timur Tengah.
38
Pemerintah Yaman menganggap gerakan Zaidi sebagai kebangkitan
radikalisme. Dikarenakan hal itu, pemerintah Yaman yang merasa semakin
terancam mendeklarasikan bahwa Houthi adalah kelompok pemberontak yang
ingin menggulingkan pemerintahan yang sah dan mendirikan Imamah. Sedangkan
bagi Houthi, pemerintah telah melakukan diskriminasi terhadap golongan mereka
serta tidak meratanya pembangunan ekonomi di wilayah Yaman Utara.
Pada tahun 2004 Presiden Hadi menyatakan perang dalam upaya untuk
mengatasi kelompok Houthi. Bahkan pemerintah akan memberikan imbalan
sebanyak $ 55.000 bagi siapa yang mampu membunuh Hussein al-Houthi. Tak
berselang lama dari pernyataan presiden tersebut, pemimpin Houthi pun tewas
dalam baku tembak di wilayah Sa‟dah, Yaman Utara.
Setelah militer Yaman menewaskan Hussein al-Houthi bersama dengan dua
ratus loyalis di provinsi Sa‟dah, gerakan Zaidi lebih dikenal dengan nama Houthi
atau kelompok Houthi sesuai nama pemimpin mereka yang telah tewas. Setelah
kematian Hussein, Sayyid Badr Al-deen Houthi selaku ayahnya mengambil alih
kelompok Houthi yang kemudian digantikan oleh putranya yang lain, saudara
Hussein yaitu Abdul Malik al-Houthi. Di bawah arahan Abdul Malik, kelompok
Houthi berjuang dalam lima perang tambahan dengan militer Yaman antara tahun
2005 sampai 2010.
Di awal tahun 2010 pemerintah Yaman dan kelompok Houthi melakukan
kesepakatan gencatan senjata pada perang yang telah menewaskan lebih dari
39
100.000 nyawa.29
Namun, hal tersebut tak berlangsung lama. Setahun kemudian
kelompok Houthi kembali melawan pemerintah yang berakhir pada turunnya
Presiden Ali Abdullah Saleh pada Arab Spring tahun 2011. Turunnya Presiden Ali
Abdullah Saleh sebagai presdien kemudian digantikan oleh wakilnya Abd Rabbuh
Mansour Hadi. Abd Rabbuh Mansour Hadi kemudian terpilih sebagai Presiden
Republik Yaman pada pemilu tahun 2012 sebagai satu-satunya kandidat calon
presiden.
Selama tahun 2012-2014 proses transisi di Yaman diprakarsai oleh PBB
melalui National Dialouge Confernce (NDC). Pemerintah beserta semua
kelompok oposisi termasuk Houthi duduk bersama untuk membahas dasar bagi
konstitusi baru Yaman. Namun tak lama kemudian NDC berakhir setelah para
delegasi tidak bisa menyelesaikan sengketa atas distribusi kekuasaan.
Sehingga, pada tahun 2014 terjadi lagi konflik antara pemerintah dan
masyarakat Yaman yang dimobilisasi oleh kelompok Houthi. Dalam masa transisi
kepemimpinan Presiden Hadi masyarakat merasa tidak puas karena perekonomian
tak kunjung membaik. Apalagi pada Juli 2014 pemerintah Yaman menghapus
subsidi BBM dibawah tekanan Dana Moneter Internasional. Keadaan
perekonomian rakyat Yaman yang sudah miskin menjadi semakin memburuk.
Dikarenakan hal inilah, masyarakat turun ke jalan melakukan aksi protes
menuntut turunnya harga BBM dan pemerintahan Presiden Hadi.
29
Oren Adaki “Yemen On The Brink “ dalam http://www.securityaffairs.org/issues/number
28/yemen-brink diakses pada 27 Maret 2016.
40
Konflik pun makin memanas dikarenakan pertempuran antara pemerintah
dengan kelompok Houthi pada 17 September 2014. Kelompok Houthi menyerang
Sana‟a dan membuat pemerintah dalam keadaan terdesak. Pada 24 September
2014 Perdana Menteri Salem Basindawa mengundurkan diri sebagai syarat
pembicaraan gencatan senjata yang diajukan oleh Houthi. Namun, gencatan
senjata ini tak berselang lama karena banyak pejuang Houthi yang kemudian
ditangkap dan ditahan di Sana‟a. Disaat yang bersamaan kedua belah pihak
sedang dalam kesepakatan perdamaian yang diprakarsai oleh PBB. Akhirnya
kelompok Houthi menyerang Sana‟a dan berhasil memasuki ibukota pada
November 2014. Pada 20 Januari 2015 kelompok Houthi menguasai istana
kepresidenan dan menjadikan Presiden Hadi sebagai tahanan rumah. Pada 23
Januari 2015 Presiden Hadi beserta kabinet mengundurkan diri atas desakan
Houthi.
Pada saat krisis tersebut angkatan militer Yaman terbagi menjadi dua kubu.
Pertama, kubu yang masih setia terhadap mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Kedua, angkatan militer yang pro terhadap pemerintah. Terbaginya angkatan
militer Yaman tentunya merugikan posisi pemerintah. Dilain pihak, mantan
Presiden Ali Abdullah Saleh beserta pasukannya berkoalisi dengan kelompok
Houthi yang kemudian memberikan kontribusi tersendiri terhadap keberhasilan
dalam perang melawan pemerintah.
Semenjak Houthi berhasil menguasai ibukota dan memicu pengunduran diri
Presiden Hadi beserta kabinetnya kelompok yang memegang kendali di Yaman
41
ialah Ansarallah atau biasa juga dikenal sebagai Houthi. Ansarallah merupakan
organisasi atau partai yang berkuasa sekaligus menaungi Houthi.
Pengunduran diri presiden serta pendudukan Sana‟a oleh kelompok Houthi
memicu beberapa negara menutup kedutaannya di Yaman pada Februari 2015.
Penutupan sementara kedutaan beberapa negara tersebut dilakukan dengan alasan
keamanan. Kondisi keamanan dan politik di Yaman yang tidak stabil membuat
beberapa negara tidak ingin mengambil resiko terjadinya kemungkinan terburuk.
Beberapa negara yang menutup kedutaannya di Yaman diantaranya ialah Inggris,
Perancis, Amerika, Uni Eropa, Belanda, Jerman, Jepang, Turki, negara-negara
Dewan Kerjasama Teluk dan lain-lain. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya
kondisi politik dan keamanan di Yaman.
Pada 22 Februari 2015 Presiden beserta kabinet berhasil melarikan diri dan
membentuk pemerintahan sementara di Aden. Presiden menarik pengunduran
dirinya dan menyatakan Aden sebagai ibukota sementara Yaman. Namun, Houthi
menyerang dan mendesak keberadaan Presiden Hadi di Aden. Presiden Hadi
kemudian meminta bantuan kepada negara-negara Arab lainnya terutama Arab
Saudi. Arab Saudi menanggapi permintaan tersebut. Sehingga, pada awal Maret
2015 Arab Saudi melakukan kampanye militer untuk memulihkan posisi Presiden
Hadi sebagai pemimpin sah Yaman.
Konflik yang berlangsung antara al Houthi dan pemerintah sepanjang tahun
2004-2015 membuat pemerintah berasumsi ada pihak lain yang terlibat dan turut
andil membantu Houthi. Houthi pada awalnya hanyalah sebuah gerakan
42
keagamaan Zaidi di dataran Yaman Utara. Namun, kemudian bertransformasi
menjadi kelompok politik yang berhasil menguasai pemerintahan. Melihat fakta-
fakta yang terjadi di lapangan, dari kecurigaan tersebut pemerintah pun
menemukan bukti-bukti pendukung lain yang secara tidak langsung mengarah
kepada Iran.
D. Pemutusan Hubungan Diplomatik Yaman-Iran Tahun 2015
Krisis diplomatik antara Yaman dan Iran mulai terbentuk dengan latar
belakang perang di provinsi Sa‟adah antara kelompok Houthi dan pasukan
pemerintah pada 30 Oktober 2009.30
Pemerintah Yaman menyatakan Iran yang
berada dibelakang kelompok Houthi dalam perang tersebut. Ini bukan pertama
kalinya pemerintah Yaman menuduh Iran mendukung kelompok pemberontak,
hal ini pernah dilakukan pemerintah Yaman pada musim semi tahun 2007.
Namun, Presiden Ali Abdullah Saleh langsung mengumumkan kembali ke
hubungan bilateral normal di tahun yang sama.
Selama ini pemerintah Yaman terus menyatakan Iran mengintevensi
masalah internalnya terkait Houthi. Kecurigaan ini muncul dari sikap pemerintah
Iran yang seolah memihak kelompok pemberontak dan penentangannya atas
kebijakan pemerintah yang menggunakan aksi kekerasan dalam menangani
permasalahan tersebut. Tudingan ini dilontarkan karena dalam setiap
pernyataannya terlihat jika Iran selalu membela kelompok tersebut, seperti dengan
30
Hesham Mohamed “Yemen and Iran silent diplomatic crisis against the backdrop of war in
Sa'ada” dalam http://almasdaronline.com/article/1788, diakses pada tanggal 20 April 2016.
43
dalih bahwa serangan udara Arab Saudi menyebabkan genosida dan menyerukan
dialog damai di Yaman.31
Mungkin Iran hanya mengkampanyekan penghentian kekerasan dan
perdamaian di kawasan Yaman. Hanya saja, hal ini membuat pemerintah Yaman
berasumsi bahwa ada hubungan kedekatan antara Iran dan kelompok Houthi.
Menanggapi tuduhan para pejabat Yaman bahwa Iran mendukung Zaidi Syiah
memberontak melawan pemerintah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran
Hasshan Ghashghavi telah menyatakan bahwa Iran menghormati integritas
wilayah Yaman dan percaya bahwa perdamaian dan ketenangan dapat ditetapkan
di negeri ini.32
Hanya saja hal tersebut tampaknya tidak mengurangi kecurigaan
pemerintah Yaman.
Yaman sendiri bukan merupakan negara kaya dan memiliki cadangan
minyak yang besar seperti negara-negara Timur Tengah kebanyakan. Namun,
posisi perairan Yaman yang strategis membuat negara ini juga patut
diperhitungkan dalam kancah politik internasional. Iran menganggap Yaman
sebagai komponen penting dalam tujuannya untuk membangun kehadiran Iran di
darat dan laut di negara-negara Laut Merah yang mengontrol alur laut dari Teluk
Persia ke Timur Tengah dan Eropa.33
31
Muhammad Mukhashaf “Iran‟s leader says Saudi air strikes causing genocide” dalam
http://www.reuters.com/article/us-yemen-security-airstrikesidUSKBN0N00MR20150409
diakses pada tanggal 18 Mei 2016. 32
Will Fulton, Ariel Farrar-Wellman “Yemen-Iran Relation”
Dalam http://www.irantracker.org/foreign-relations/yemen-iranforeign-relations, diakses pada
tanggal 30 Januari 2016. 33
“Iranian Subvesion in Yemen” dalam http://www.terorism-info.org.il/en/article/20475.pdf
diakses pada tanggal 03 Mei 2016.
44
Pada 14 Mei 2015 Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassin mengatakan
bahwa negaranya sedang mempertimbangkan memotong hubungan diplomatik
dengan Iran, dengan mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas
masuknya kapal kargo Iran ke wilayah perairan teritorial Yaman tanpa izin.34
Namun, keputusan pemutusan hubungan diplomatik belum juga diambil.
Dalam hal ini Yaman yang merupakan negara dengan sistem pemerintahan
republik berhak memutuskan posisi negaranya atas negara lain seperti perang atau
damai serta memutuskan hubungan diplomatik dengan negara lainnya. Hal
tersebut merupakan kewenangan presiden sebagai kepala negara.
Keberadaan pemberontak Houthi yang sejak awal 2015 mengambil kendali
efektif dari ibukota Yaman Sana'a membuat Presiden Hadi yang sudah lemah dan
transisional kehilangan kontrol atas lembaga-lembaga penting negara. Sehingga,
membuat Presiden Hadi harus mengambil sebuah kebijakan untuk menentukan
haluan negara sekaligus menunjukkan eksistensinya sebagai pemimpin negara.
Sampai akhirnya pada 2 oktober 2015 saluran TV nasional Aden
mengumumkan bahwa pemerintah Yaman mengambil sebuah keputusan untuk
mengusir duta besar Iran untuk Yaman, menarik utusan Yaman untuk Tehran dan
menutup misi diplomatiknya di Iran.35
Pemerintah Yaman mengusir para
pengurus dan karyawan kedutaan Tehran di Sana‟a dan meminta semua anggota
Kedutaan Besar Iran di Yaman meninggalkan Yaman dalam waktu 24 jam.
34
“Yemen is considering severing diplomatic relations with Iran” dalam
http://www.aljazeera.net/news/arabic/2015/5/14/ diakses pada 08 Agustus 2017. 35
Jurnal Asia, “Yaman Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Iran” dalam
http://www.jurnalasia.com/2015/10/06/yaman-putuskan hubungan-diplomatik
denganiran/diakses pada tanggal 20 januari 2016.
45
Pemerintah Yaman juga telah meminta para anggota misi diplomatiknya di
Tehran untuk meninggalkan Iran pada kesempatan yang sama. Iran pun menarik
semua staf kedutaannya dari Yaman setelah pemerintah memberikan mereka
waktu 24 jam untuk meninggalkan Sana‟a.
46
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Melalui data-data yang telah dipaparkan dari penelitian ini, dapat
ditemukan bahwa alasan pemutusan hubungan diplomatik Yaman dan Iran
disebabkan oleh intervensi Iran dalam urusan internal Yaman dan melanggar
kedaulatan nasionalnya. Intervensi Iran ini berkaitan dengan dukungannya
terhadap kelompok Houthi. Hal-hal yang menjadi alasan pemutusan hubungan
diplomatik Yaman dan Iran kemudian akan dijelaskan lebih rinci di bawah ini.
1. Dukungan Iran Terhadap Pemberontak Houthi
Pemutusan hubungan diplomatik antara Yaman dan Iran dikarenakan
adanya kebijakan Iran yang bertentangan dengan Yaman. Iran memberikan
dukungan terhadap kelompok Houthi yang merupakan kelompok pemberontak di
Yaman. Hal tersebut secara tidak langsung mencampuri urusan internal Yaman
dan mengganggu kepentingan nasionalnya. Pemutusan hubungan diplomatik
Yaman terhadap Iran merupakan kebijakan pemerintah Yaman yang dilakukan
untuk memperkecil pengaruh Iran di Yaman.
a. Intervensi Miliiter
Dukungan Iran terhadap Houthi tampak jelas dalam gerakan Houthi saat
terjadi perang Dammaj. Pada perang tersebut banyak kalangan Houthi yang
berbicara bahasa Parsi dan berpasport Iran.36
Selain itu, pemerintah juga pernah
36
“Kenapa Houthi Bisa Kuasai Yaman” dalam https://www.kiblat.net/2014/10/06/kenapa-hautsi
bisa-kuasai-yaman/ diakses pada 14 September 2017.
47
menangkap sebuah kapal yang berisi persenjataan dan rudal yang dikirim dari
Iran. Konflik antara Yaman dan Iran mengenai kelompok Houthi diperkuat oleh
temuan-temuan pemerintah Yaman tentang keterlibatan Iran dengan kelompok
pemberontak tersebut.37
Pada 22 Agustus 2009 seorang pejabat Yaman mengklaim bahwa militer
Yaman telah menyita senjata buatan Iran dari beberapa gudang senjata
pemberontak al-Houthi. Pejabat tersebut juga menyatakan pasukan telah
menemukan enam gudang senjata milik pemberontak Houthi dan terdapat
beberapa senjata buatan Iran, termasuk senapan mesin, roket jarak pendek dan
amunisi.38
Di sisi lain, pejuang Houthi juga menerima pelatihan di Iran dan Lebanon.
Ada sekitar selusin penasihat militer Iran di Yaman dan bahkan jumlahnya
meningkat semenjak Houthi menguasai Sana‟a. 39 Bahkan pejabat senior lainnya
menyatakan senjata masih datang melalui laut dan ada uang yang masuk via
transfer. Menteri Kebudayaan Yaman menyatakan banyak cara yang dilakukan
Iran dalam mendukung Houthi, salah satunya melalui Korps Pengawal Revolusi
Islam (IRGC) yang telah memberi Houthi $ 10-25 juta per tahun sejak 2010.40
37
Huo Qiang “ Yemen Cuts Diplomatic Relations With Iran : Spokesman” dalam
http://news.xinhuanet.com/english/2015-10/02/c_134680607.htm diakses pada tanggal 18 Mei
2016. 38
“Yemen seizes Iranian-made weapons in rebel caches,” dalam
https://www.alarabiya.net/articles/2009/08/22/82582.html diakses pada 5 Juni 2017. 39
“Yemeni President Says Iran Funding Shiite rebels” dalam
https://www.alarabiya.net/articles/2009/10/19/88539.html diakses pada 31 Mei 2017. 40
Hassem Torommah,”How Iran‟s Financing Of Houthi Rebels In Yemen Has Prolonged The
War” dalam http://www.themedialine.org/featured/how-irans-financing-of-houthi-rebels-in
yemen-has-prolonged-the-war/ diakses pada 13 Januari 2019.
48
Kepala Biro Keamanan Nasional Yaman Ali Muhammad Al-Ansi
mengkonfirmasi bahwa Iran mendukung pemberontak Houthi di Sa‟ada tahun
2009 secara finansial, politis dan melalui media. 41 Dalam sebuah pernyataan
kepada Al-Arabiya di KTT keamanan Dialog Manama di Bahrain pada 11
Desember 2009 Al-Ansi mengatakan bahwa Yaman telah menutup pintu mediasi
dengan kelompok pemberontak karena tidak akan ada gunanya. Pemerintah
berulang kali melakukan negosiasi bersama Houthi namun tidak pernah
menemukan penyelesaian.
Di kesempatan yang sama, Al-Ansi juga mempertanyakann netralitas Iran
dalam masalah di Yaman. Iran seharusnya mengambil sikap yang jelas serupa
dengan negara-negara lain di kawasan itu. Jika Iran benar-benar tidak memiliki
bagian dalam konflik di Yaman, mereka seharusnya mengutuk pemberontakan
yang terjadi. Manouchehr Mottaki selaku Menteri Luar Negeri Iran mengatakan
bahwa tindakan militer tidak perlu dan perlunya menekankan dialog politik untuk
mengatasi krisis di Yaman. Menanggapi pernyataan Manouchehr tersebut, Al-
Ansi berpendapat bagaimana mereka mendesak orang lain untuk tetap mengambil
tindakan politik sedangkan mereka sendiri menolak dialog dengan para reformis
di Iran. Hal ini bertentangan dengan diri mereka sendiri.
Selain itu, Keberadaan kapal perang Iran di wilayah perairan Yaman
secara tidak langsung membuat pemerintah Yaman merasa tidak aman. Iran
mengirimkan dua kapal perang ke perairan bebas dekat Aden. Perwira tinggi
41
Yemen Post Staff, “Peaceful Approaches to Yemen Conflict 'Don't Work,'” dalam
http://www.yemenpost.net/Detail123456789.aspx?ID=3&SubID=1672 diakses pada 31 Mei
2017.
49
angkatan laut Iran mengklaim keberadaan kapal perang tersebut merupakan
bagian dari perlindungan kapal dagang Iran terhadap bajak laut.42
Pasalnya,
kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan meningkatnya serangan udara pasukan
koalisi yang dipimpin Arab Saudi terhadap kelompok pemberontak Houthi pada 8
April 2015.
Yaman semenjak 2004 telah mengalami konflik internal. Pada awal Maret
2015 Arab Saudi melakukan Operation Decisive Storm untuk menangani
kelompok Houthi dan Dewan Keamanan PBB telah menetapkan embargo senjata
terhadap Houthi.43
Di lain pihak, angkatan laut Arab Saudi telah memberlakukan
blokade laut di sekitar Yaman. Kehadiran kapal perang tersebut membuat
pemerintah Yaman menjadi resah. Karena Iran disinyalir memasok senjata-senjata
kepada Houthi, yang mana penyelundupan tersebut kemungkinan dilakukan
melalui jalur laut.
Keputusan pemutusan hubungan diplomatik merupakan kebijakan luar
negeri Yaman yang diambil sebagai protes terhadap intervensi dan campur tangan
Iran dalam urusan internal Yaman dan pelanggaran terhadap kedaulatan
nasionalnya. Mengenai dukungan militer Yaman untuk Houthi, beginilah temuan-
temuan pemerintah Yaman di sekitar wilayah teritorialnya.
42
“Iran Kirim Kapal Ke Perairan Dekat Yaman” dalam
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/04/150408_iran_kapal_yaman diakses pada 16 Maret
2017. 43
Ike Agestu “AS Peringatkan Iran Tak Kirim Senjata Ke Yaman” dalam
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150422140904-120-48442/as-peringatkan-iran
tak-kirim-senjata-ke-yaman/ diakses pada 26 September 2017.
50
Pemerintah Yaman menyita kapal Iran “Jihan” yang bermuatan 40 ton
senjata diantaranya rudal anti-pesawat, roket katyusha, bahan peledak, amunisi
dan peralatan militer lainnya yang dimaksudkan untuk diselundupkan ke negara
Yaman. Selain itu, disaat yang hampir bersamaan kapal kargo Iran masuk ke
wilayah maritim Yaman tanpa izin dan menggangu kedaulatan nasionalnya.
Kejadian ini membuat pemerintah Yaman memikirkan skema kemungkinan
pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran.44 Iran mengklaim bahwa
keberadaan kapal kargonya tersebut disekitar perairan Yaman ialah untuk
melindungi kapal-kapal Iran yang melintas dari para pembajak di sekitar kawasan
perairan tersebut. Walaupun demikian, hal ini tentunya membuat keamanan
Yaman merasa terancam karena negaranya sedang konflik dan sensitif terhadap
kemungkinan penyelundupan senjata-senjata illegal yang diselundupkan melalui
jalur laut.
Di lain pihak, Australia HMAS Darwin menyita sekitar 2.000 senjata dari
sebuah kapal di lepas pantai Yaman. Conflict Armament Research (CAR) yang
berbasis di Inggris menemukan bahwa senjata yang disita dari kapal di Laut Arab
tersebut cocok atau serupa dengan yang digunakan pemberontak Houthi di
Yaman.45
Para pejabat AS mengatakan bahwa kapal tersebut berasal dari Iran
menuju Yaman.
44
M. Sofyan “Yaman Berencana Putus Hubungan Diplomatik dengan Iran” dalam
http://www.dakwatuana.com/2015/05/14/68630/yaman-berencana-putus-hubungan-diplomatik
dengan-iran/, diakses pada tanggal 23 Februari 2016. 45
Taimur Khan “Weapons seizures show Iran „arms pipeline‟ to Yemen‟s Houthi rebels” dalam
http://www.thenational.ae/world/middle-east/weapons-seizures-show-iran-arms-pipeline-to
yemenshouthi-rebels diakses pada 16 Maret 2017.
51
Duta Besar UEA untuk PBB Lana Nusseibeh menyatakan bahwa temuan
CAR tersebut akan menjadi pelanggaran yang mencolok dari Resolusi Dewan
Keamanan PBB. Lana Nusseibeh juga menambahkan bahwa pengiriman ini
merupakan bukti lebih lanjut dari ekspansionis Iran dan memperkeruh keadaan di
Yaman, memicu konflik dan membahayakan warga sipil beserta tetangga Yaman.
Di bawah ini merupakan gambar rute pengiriman senjata dari Iran ke Yaman yang
diilustrasikan oleh CAR.
Gambar 4.1 Ilustrasi Pengiriman Senjata dari Iran ke Yaman
Sumber : Conflict Armament Research (CAR) http://www.thenational.ae/world/middle-
east/weapons-seizures-show-iran-arms-pipeline-to yemenshouthi-rebels
Jalur senjata Iran-Yaman
Pada 27 Februari HMAS Darwin (kapal perang Australia) mencegat
sebuah kapal dari Calula, Somalia. Kapal tersebut berisi sekitar 2.197 senjata yang
terletak di atas kapal, 2.000 senapan serbu tipe AK beragam jenis made in
Bulgaria, China, Romania, dan Rusia. Berbagai macam senapan mesin, peluncur
roket tipe RPG 7 buatan Iran, dan tabung mortar juga ditemukan di kapal tersebut.
52
Pada tanggal 20 Maret 2016 FS Provence (kapal perang Perancis)
mencegat kapal kedua di lepas pantai Oman berasal dari Somalia yang berisikan
2000 senapan serbu pola-AKM diduga buatan Iran, 64 senjata jitu jarak jauh, 9
rudal Kornet anti-tank buatan Rusia, dan 6 senapan mesin ringan.
Pada 28 Maret USS Sirocco yang merupakan kapal perang Amerika
Serikat mencegat kapal di Laut Arab destinasi Yaman berisi 1.500 senjata pola-
AK kemungkinan buatan Iran, 200 pelontar roket, dan 21 senjata. HMAS Darwin,
FS Provence dan USS Sirocco merupakan bagian dari koalisi angkatan laut
internasional yang berpatroli di perairan antara Yaman dan Tanduk Afrika.
Penyaluran senjata antara Iran dan Houthi dimulai dari Iran yang
mengirimkan sejumlah senjata ke beberapa pelabuhan transit kecil di wilayah
semi-otonomi Puntland, Pantai Somalia di Ujung Tanduk Afrika. Wilayah pesisir
tersebut memang sebagian besar bukan merupakan otoritas Somalia. Bahkan
Mantan Menteri Puntland menyatakan kepada Reuters bahwa tahun lalu ada
sekitar 160 kapal Iran yang dilaporkan secara illegal memasuki perairan
Somalia.46
Jonah Leff selaku Direktur CAR menyatakan bahwa sumber-sumber di
pelabuhan Somalia menyatakan bahwa senjata yang datang dari Iran biasanya
akan singgah ke dermaga atau sekedar melepas jangkar di pantai Somalia.
Kemudian beberapa kapal kecil akan menemui mereka dan mengambil beberapa
46
Louis Charbonneau, Michelle Nichols “Arms Ship Seized by Yemen May Have Been Somalia
Bound dalam http://www.reuters.com/article/us-somalia-arms-un/exclusive-arms-ship-seized
by-yemen-may-have-been-somalia-bound-u-n-idUSBRE96101E20130702 diakses pada 14
September 2017.
53
bagian senjata dari kargo tersebut untuk kemudian dipasarkan di beberapa
pelabuhan Somalia lainnya. Kemudian, senjata-senjata tersebut akan dijual dalam
perdagangan senjata illegal di kawasan itu atau dikirim ke Yaman yang
disamarkan melalui lalu lintas maritim yang sibuk di perairan Yaman-Somalia.
Pelabuhan Ash Shihr di Yaman yang terletak di sebelah timur Mukalla merupakan
destinasi tujuan yang sering disebutkan oleh sumber Somalia kepada CAR.
Sebelumnya, pasukan UEA juga telah menangkap beberapa pasukan
Houthi di Provinsi Taiz pada November 2015 beserta pengiriman senjata yang
datang dari darat melalui Oman menuju Provinsi Marib. Rudal Kornet Rusia yang
mereka sita di daratan Oman jenisnya cocok dengan isi kapal yang dicegat oleh
FS Provence pada Maret 2016, bahkan nomor seri dari keduanya dalam urutan
yang sama. Dari hasil temuan inilah mereka berpendapat bahwa kapal tersebut
ditujukan pada Yaman dan senjata yang mereka temukan di Yaman kemungkinan
juga berasal dari Iran.
Sekitar 2000 senapan serbu pola-AKM yang mereka temukan masih dalam
kondisi baru dan dengan nomor seri berurutan, yang menunjukkan bahwa senapan
tersebut dari persediaan nasional daripada berasal dari sumber non-negara.
Senjata-senjata yang mereka temukan di dua kapal lainnya yang disita juga
memiliki serial number yang berurutan. Hal ini mengindikasikan bahwa senjata-
senjata tersebut berasal dari pengirim yang sama. Sedangkan kapal yang
digunakan untuk mengangkut senjata-senjata diproduksi oleh Al Mansoor. Al
54
Mansoor sendiri adalah seorang pembuat kapal di Iran yang terletak di sebelah
pangkalan Korps Pengawal Revolusi Iran.
Matthew Schroeder seorang analis untuk survei menyatakan bahwa studi
karakteristik senjata dan tanda-tanda pabrik pembuatan menunjukkan bahwa
temuan tersebut cocok dengan roket peluncur granat Iran yang sebelumnya
ditemukan di Irak pada tahun 2008 dan 2015, juga mirip dengan yang ditemukan
di Pantai Gading pada tahun 2014 dan 2015.47
Gambar 4.2. Gambar senjata yang ditemukan di dekat Pantai Yaman
Sumber: Australian Deprtment of Defence via small Arms Survey
https://www.nytimes.com/2017/01/10/world/middleeast/yemen-iran-weapons-houthis.html
47 C,J. Chivers and Eric Schmitt “Arms Seized Off Coast of Yemen Appear to Have Been Made in
Iran” dalam https://www.nytimes.com/2017/01/10/world/middleeast/yemen-iran-weapons
houthis.html?_r=0 diakses pada 17 Maret 2017.
55
Hasil temuan-temuan pemerintah inilah yang kemudian menjadi bukti
keterlibatan Iran dengan kelompok pemberontak Houthi. Gangguan Iran dalam
urusan internal Yaman yang memperkeruh konflik pemerintah dengan kelompok
Houthi.
Konflik pemerintah dengan al-Houthi telah menyebabkan ditutupnya
beberapa kedutaan asing di Yaman karena tidak stabilnya kondisi keamanan di
negara tersebut.48
Selain itu, wilayah yang dikuasai Houthi pun semakin meluas.
Dibawah ini merupakan peta beberapa wilayah yang telah dikuasai oleh kelompok
Houthi.
Gambar 4.3 Pembagian Kontrol Wilayah di Yaman
Sumber : Embassy of The Republic of Yemen in United States http://www.yemenembassy.org/
Gambar diatas menunjukkan kontrol pemerintah maupun kelompok
Houthi terhadap beberapa wilayah di Yaman. Gambar dengan warna ungu
48
“Prospek Krisis Politik di Yaman” dalam http://indonesian.irib.ir/ranah/telisik/item/92398
prospek-krisis-politik-di-yaman diakses pada 14 September 2017.
56
menunjukkan wilayah yang dikontrol oleh pemerintah, gambar yang berwarna
peach menunjukkan wilayah yang dikontol oleh Houthi. Sedangkan gambar yang
berwarna abu-abu merupakan area perang antara kedua belah pihak.
Memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran merupakan keputusan
yang harus diambil pemerintah untuk memperkecil kemampuan intervensi Iran
terhadap urusan internal di Yaman, terkait konfliknya dengan Houthi. Dalam hal
ini untuk memperkecil interaksi antara Iran dan kelompok pemberontak.
Sekaligus sebagai aksi protes atas dukungan Iran terhadap Houthi dan
menunjukkan betapa seriusnya permasalahan tersebut. Karena selama ini Iran
seolah tidak menghiraukan kecaman pemerintah Yaman untuk tidak lagi
mengintervensi masalah internalnya.
b. Intervensi Propaganda
Kehadiran Iran dalam konflik internal di Yaman secara tidak langsung
menjadi propaganda bagi pemerintah Yaman sekaligus negara-negara sekitar.
Terlebih dengan adanya dukungan Iran untuk Houthi.
Meski Pejabat senior Houthi Sallah al Samad membantah mereka menerima
dukungan materi dari Iran, namun ia menyatakan dukungan Iran adalah bagian
dari visi bersama dalam menghadapi dominasi Amerika. Walaupun Sallah telah
membantah tuduhan tersebut namun ada kekhawatiran bahwa Iran akan
memanfaatkan gejolak di Yaman seperti yang terjadi di Irak, Suriah, Lebanon,
dan Bahrain.
57
Pemutusan hubungan diplomatik Yaman dan Iran merupakan cara
pemecahan masalah untuk memperkecil campur tangan Iran di Yaman. Kebijakan
inipun dianggap sebagai salah satu kebijakan praktis kala itu disaat posisi presiden
sedang terdesak.
Terlebih politik yang dianut pemerintah Yaman adalah politik untuk
mementingkan keamanan negara. Hal ini terlihat dari semenjak Yaman Utara dan
Yaman Selatan belum bersatu. Pemerintah Yaman menjalin hubungan dengan
berbagai negara untuk mengamankan posisi negara. Meskipun, pada tahun 1990
pemerintah Yaman sempat kehilangan arah politik karena pemutusan hubungan
kerja sama dengan Arab Saudi dikarenakan dukungan Yaman atas intervensi
Saddam Hussein di Kuwait. Hal itu menyebabkan pelemahan perekonomian
Yaman karena harus kehilangan salah satu sumber devisa terbesar dan menerima
gelombang pengangguran yang dipulangkan dari Arab Saudi.
Kini konflik internal di Yaman kembali menyeret nama Iran dan Arab Saudi
sebagai dua kekuatan di Timur Tengah. Seoalah dihadapkan pada peristiwa serupa
yang telah terjadi bertahun-tahun lalu saat Yaman lebih mendukung Irak atas
Kuwait, tentunya membuat pemerintah Yaman lebih berhati-hati.
Gagasan tentang perang proksi di Yaman bukanlah hal baru. Arab Saudi dan
Departemen Luar Negeri AS mengutip koneksi Iran dan Houthi untuk
membenarkan peluncuran operasi militer besar-besaran yang dirancang untuk
mengusir kelompok itu dari kekuasaan. Mereka berpendapat bahwa Iran akan
mengubah Yaman menjadi benteng Syiah di perbatasan selatan Arab Saudi yang
58
memungkinkan Teheran untuk memberikan pengaruh di Sana‟a seperti halnya
negara-negara lain yang telah dikuasai Iran. Para pemimpin di Riyadh, Arab Saudi
dan Washington DC tanpa banyak bukti berpendapat bahwa pemberontak Houthi
Yaman adalah boneka-boneka Teheran.49
Pemerintah Yaman melihat pengaruh yang tumbuh Houthi sebagai ancaman
keamanan. Adel Al Jubeir selaku Menteri Luar Negeri Arab Saudi melihat bahwa
pada Maret 2014 Iran memainkan peran penting untuk Houthi. Beberapa pembuat
kebijakan Amerika seperti Senator John McCain pun mengklaim hal serupa.
Tuduhan yang sama juga sering disuarakan di media AS. Mereka berpendapat
bahwa pengambilalihan Sana‟a oleh Houthi pada September 2014 lalu merupakan
kemenangan besar bagi Iran.50 Terlebih dengan adanya klaim yang sering diulangi
anggota parlemen Iran Alireza Zakani bahwa Sana‟a telah menjadi ibu kota
keempat, setelah Baghdad, Beirut dan Damaskus, yang jatuh dalam kekuasaan
Iran.51
Terlebih dengan adanya peningkatan dukungan Iran untuk Houthi dari tahun
ke tahun. Menurut laporan Komite Dewan Keamanan PBB pada April 2015, Iran
mulai mengirimkan sejumlah kecil senjata ke Houthi pada tahun 2009.52 Setelah
49
Khaled Abdullah, ” If Yemen's Houthis weren't Iranian proxies before, they could be soon
dalam https://www.pri.org/stories/2017-03-25/if-yemens-houthis-werent-iranian-proxies-they
could-be-soon 3 Desember 2018. 50
Amal Mudallali, „The Iranian sphere of influence expands into Yemen‟, Foreign Policy,
http://foreignpolicy.com/2014/10/08/the-iranian-sphere-of-influence-expands-into-yemen/
diakses pada 26 Januari 2019. 51
John Xenakis, „Iran brags that Sana‟a is the fourth Arab capital they control‟, National
Yemen,27 Sept. 2014, http://nationalyemen.com/2014/09/27/iran-brags-that-sanaa-is-the-fourth
arab-capital-they-control/ dikases pada 26 Januari 2019. 52
Carole Landry, „Iran arming Yemen‟s Houthi rebels since 2009: UN report‟, Middle East Eye, 1
http://www.middleeasteye.net/news/iran-arming-yemens-huthi-rebels-2009-un-report
1170499355 diakses pada 26 Januari 2019.
59
itu, saluran televisi Iran Al Alam juga mulai menyiarkan program harian Yaman
yang memperoleh popularitas karena kritiknyaa terhadap Saleh dan kebijkan
Amerika. Hal ini mengindikasikan keinginan Iran untuk mengembangkan
kemitraan dengan Houthi. Upaya tersebut bukan untuk mendapatkan pengaruh
jangka pendek namun lebih merupakan niat untuk membuka saluran komunikasi,
membangun kepercayaan dan peluang untuk meningkatkan hubungan di masa
depan.53
Selain itu, Riad Yassin juga menjelaskan bahwa hubungan Yaman dan Iran
selalu bermasalah.54 Dari awal dalam sejarahnya hubungan kedua negara sudah
buruk, dikarenakan dukungan Yaman dalam masalah Irak dan bersama-sama
melawan Iran.
Pada kenyataannya pun hubungan diplomatik Yaman dan Iran tidak benar-
benar nyata, Iran belum memberikan kontribusi terhadap Yaman. Sebaliknya,
pemerintah malah menemukan mata-mata Iran, penyelundupan senjata dan
pesawat Iran sebanyak 28 penerbangan yang sarat akan senjata dan amunisi.
Melihat situasi dan kondisi konflik di Yaman, untuk tetap mempertahankan
hubungan dengan Iran juga sulit. Dari tahun ke tahun ditemukan bukti-bukti
keterlibatan Iran dengan Houthi.55
Meskipun dukungan tersebut hanya merupakan
53
Thomas Juneau “Iran‟s Policy Toward the Houthis in Yemen: A Limitied Return on a Modest
Investment” dalam https://www.researchgate.net/publication/3020692 diakses pada 26 Januari
2019. 54
“Bahrain and Yemen, the first two Ttrdan Iran outside the states of the region” dalam
http://www.alriyadh.com/1088082 diakses pada 27 Februari 2017. 55
Abdul Salam Al Qarari “Why Iran Wan‟t Fight a Lost Battle dalam
https://lecourrierdumaghrebetdelorient.info/yemen/yemen-why-iran-wont-fight-a-lost
battle/ diakses pada 14 September 2017.
60
dukungan yang terbatas, namun nyatanya hal tersebut membuat Arab Saudi turun
tangan langsung untuk membantu pemerintah Yaman dalam menghadapi Houthi
dan perang proksi dengan Iran.
B. Perang Proksi Iran dan Arab Saudi
Dukungan Iran terhadap pemberontak Houthi membuat kekhawatiran
sendiri bagi rival Iran di Timur Tengah yakni Arab Saudi. Terlepas seberapa besar
dukungan Iran untuk Houthi, kenyataannya gangguan kelompok Houthi di
kawasan tersebut ditanggapi serius oleh Arab Saudi dan negara-negara sekitar
karena dianggap mengancam kepentingan Arab Saudi di wilayah Timur Tengah.56
Hal ini kemudian membuat negara tersebut bersama koalisi tergerak untuk
memberikan dukungan yang lebih nyata untuk pemerintah Yaman.
Untuk melawan gerakan Houthi, Arab Saudi memimpin pasukan militer
pada 25 Maret 2015 dengan dukungan substansial dari negara-negara GCC.
Tujuan utama dari Operation Decisive Storm tersebut adalah untuk melumpuhkan
pemberontakan Houthi dan mengembalikan posisi Presien Hadi sebagai pemimpin
sah Yaman. Dalam operasi tersebut Arab Saudi beserta negara-negara koalisi
menyediakan sejumlah besar senjata berat termasuk tank, kendaraan lapis baja,
rudal, jet tempur dan amunisi ke pasukan koalisi dan pejuang pro-Hadi. 57
56
Raman Ghavani, “Blaming Saudi Arabia for the war in Yemen is doing nothing to achieve
peace-we need to understand iran‟s key role in the conflict,” dalam
https://www.independent.co.uk/voices/yemen-war-saudi-arabia-iran-houthi-rebels-un-peace
talks-ceasefire-conflict-a8644681.html diakses pada 30 Januari 2019. 57
Mehmood Hussein, “Saudi Intervention in Yemen and its impact on Saudi‟s economy” dalam
http://foreignpolicynews.org/2016/12/11/saudi-intervention-yemen-impact-saudis-economy/
diakses pada 6 Desember 2018.
61
Perang proksi tersebut membuat pemerintah Yaman mengambil keputusan
dalam menentukan kebijakan negara. Sebab, dari awal konflik dengan kelompok
Houthi Arab Saudi berserta koalisinya merupakan pendukung Yaman. Di sisi lain,
Iran selalu mengambil kebijakan yang bertentangan yakni dengan memberikan
dukungan terhadap Houthi.
Yaman sebagai negara termiskin di Timur Tengah memerlukan berbagai
bantuan dalam menghadapi Houthi. Terlebih semenjak perpecahan anggota
militer yang masih pro kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dan menjadi
salah satu penyebab jatuhnya Sana‟a ke tangan pemberontak. Sehingga
kemampuan militer pemerintah Yaman dalam keadaan tidak maksimal ketika
terjadi penyerangan ke Sana‟a.
Dalam keadaan seperti itupun, Presiden Hadi melarikan diri ke Arab Saudi
sebagai sekutu terdekatnya. Dengan pemutusan hubungan diplomatik Yaman
terhadap Iran Presiden Hadi mengambil tindakan atas situasi dalam negeri yang
sudah tak lagi terkendali dan keadaan ekonomi serta militer yang tidak
memungkinkan. Untuk menunjukkan sikap tegas terhadap dukungan Iran terhadap
kelompok pemberontak.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahun 2004 terjadi konflik internal di Yaman antara pemerintah dengan
kelompok pemberontak yang menamakan diri mereka sebagai al-Houthi. Konflik
ini kemudian menyeret Iran sebagai negara yang menjadi pendukung dan
menyokong kebutuhan dana maupun senjata kelompok pemberontak tersebut.
Permasalahan Yaman dan Iran terkait Houthi pun semakin memburuk hingga
terjadi pemutusan hubungan diplomatik pada 3 Oktober 2015.
Pemutusan hubungan diplomatik antara Yaman dan Iran disebabkan oleh
beberapa faktor pendorong yang didasarkan karena adanya perbedaan kebijakan
diantara kedua negara terkait kelompok Houthi. Dukungan yang diberikan Iran
untuk kelompok Houthi berupa intervensi senjata dan propaganda. Intervensi
senjata yaitu beberapa senjata yang ditemukan oleh pemerintah di daratan Yaman
maupun perairan Somalia diketahui berasal dari Iran dari pencocokan nomor
serial senjata tersebut. Selain itu, adanya intervensi propaganda berupa dukungan
Iran untuk Houthi yang disampaikan melalui media-media lokal maupun
internasional menjadi propaganda keterlibatan Iran dengan Hotuhi. Hal tersebut
secara tidak langsung telah mencampuri urusan dalam negeri dan mengganggu
stabilitas keamanan nasional Yaman. Pemerintah Yaman melihat Iran sebagai
ancaman untuk meneruskan poliitik penyebaran Syiah di Timur Tengah.
63
Di sisi lain, pemutusan hubungan diplomatik Yaman dan Iran secara tidak
langsung mempertegas keberpihakan Yaman dalam perang proksi Arab Saudi dan
Iran di Timur Tengah. Keputusan pemutusan hubungan diplomatik diambil
sebagai cara untuk memperkecil pengaruh Iran atas masalah internal Yaman
terkait konfliknya dengan Houthi.dan memperjelas peran Iran di Yaman.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dukungan Iran terhadap Houthi dan
perang proksi antara Iran dan Arab Saudi menjadi alasan diambilnya keputusan
pemutusan hubungan diplomatik antara Yaman dan Iran tahun 2015-2017.
B. Saran
Pemutusan hubungan diplomatik merupakan keputusan sepihak sebuah
negara yang dapat diputuskan tanpa harus memberikan penjelasan secara rinci
mengenai alasan dibalik diambilnya kebijakan tersebut. Termasuk pemutusan
hubungaan diplomatik yang dilakukan Yaman terhadap Iran. Kendati demikian,
setiap negara sebaiknya menghormati posisi negara lainnya dalam politik
internasional agar tercipta hubungan bilateral yang lebih baik.
Berbagai macam intervensi, propaganda, atau kebijakan bertentangan yang
diambil suatu negara akan menyebabkan reaksi dari negara lainnya sebagai bentuk
proteksi terhadap keamanan negara. Seperti yang dilakukan Yaman atau beberapa
negara lain yang melakukan pemutusan hubungan diplomatik.
Setelah terjadi pemutusan hubungan diplomatik antara Yaman dan Iran,
tepatnya pada awal Januari 2016 utusan Ansarallah berkunjung ke Iran dan
sebaliknya. Iran dan Ansarallah bahkan melakukan kerjasama untuk membangun
64
perekonomian dan infrastruktur Yaman. Temuan sementara, wilayah Yaman
terbagi menjadi dua, yakni Houthi yang menguasai mayoritas Yaman Utara
termasuk Sana‟a sedangkan Presiden Abd Rabboh Mansur Hadi menguasai Aden
yang merupakan wilayah Yaman Selatan.
Houthi mengklaim bahwa dewan revolusioner mereka yang dipimpin
Mohammad Ali al-Houthi yang berada di Sana‟a merupakan pimpinan sah
Yaman, sedangkan dunia internasional hanya mengakui Presiden Hadi sebagai
pemimpin sah Yaman. Selain itu, konflik tersebut telah menyebabkan sekitar 10
ribu warga Yaman tewas, 8, 4 juta warga lainnya berada dalam kelaparan, dan
ribuan lainnya dalam pengungsian. Menurut PBB, konflik di Yaman
mengakibatkan krisis kemanusiaan terparah. Untuk itu, dualisme kepemimpinan
dan kondisi kemanusiaan di Yaman diharapkan dapat menjadi referensi untuk
penelitian selanjutnya.
65
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agastya, M. 2013. Arab Spring. Jogjakarta: Diva Press.
Deliarnov.2006. Ekonomi Politik . Jakarta: Erlangga.
Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi Antara Teori Dan Praktik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Jackson, Robert & Georg Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan
Internasional.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kansil, C.S.T. 1989. Hubungan Diplomatik Republik Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta: CV. Rajawali
Syahmin. 2008. Hukum Diplomatik dalam Kerangka Studi Analisis.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Paul Dresch. 2000. A History Of Modern Yemen. United Kingdom: Cambridge
University Press.
Jurnal Online
Letnan Kolonel (Purn) Michael Segall , “Yemen a threat to Saudi Arabia” Vol.12,
No.9 dalam http://jcpa.org/article/iran-targets-yemen/ diakses pada
tanggal
10 Mei 2016
“Yemen‟s invisible Food Crisis” dalam
https://www.oxfam.org/sites/www.oxfam.org/files/file_attachments/mb-
yemen-invisible-food crisis-one-year-on-240316-en.pdf diakses pada 14
September 2017
Internet
Abdul Salam Al Qarari “Why Iran Wan‟t Fight a Lost Battle dalam
https://lecourrierdumaghrebetdelorient.info/yemen/yemen-why-iran-wont-
fight-a-lost battle/ diakses pada 14 September 2017
66
Abdullah, Khaled ” If Yemen's Houthis weren't Iranian proxies before, they could
be soon dalam https://www.pri.org/stories/2017-03-25/if-yemens-houthis
werent-iranian-proxies-they-could-be-soon diakses pada 3 Desember 2018
Agestu, Ike “AS Peringatkan Iran Tak Kirim Senjata Ke Yaman” dalam
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150422140904-120
48442/as-peringatkan-irantak-kirim-senjata-ke-yaman/ diakses pada 26
September 2017
“Arab and international media attention and wide the first Iranian president to
visit Yemen” dalam http://www.almotamar.net/pda/1341.htm diakses pada
18 November 2016
“Bahrain and Yemen, the first two Ttrdan Iran outside the states of the region”
dalam http://www.alriyadh.com/1088082 diakses pada 27 Februari 2017
Bayoumy, Yara and Mohammed Ghobari, “Iranian Support Seen Crucial For
Yemen‟s Houthis” dalam https://www.reuters.com/article/us-yemen-
houthis-iran-insight/iranian-support-seen crucial-for-yemens-houthis-
idUSKBN0JT17A20141215 diakses pada 5 Juni 2017
Beauchamp, Zack “The Shocking Cynicism oof Saudi Arabia‟s Yemen War, in
One Quote”dalam
https://www.vox.com/world/2017/6/27/15881136/saudi-arabia-foreign-
minister-yemen humanitarian diakses pada 14 November 2017
Brian Whitaker, “Yemen and Saudi Arabia” dalam http://al
bab.com/blog/2015/03/yemen-andsaudi-arabia diakses pada 13 April 2017
Charbonneau, Louis & Michelle Nichols “Arms Ship Seized by Yemen May Have
Been Somalia Bound dalam http://www.reuters.com/article/us-somalia-
arms-un/exclusive-arms-ship-seized by-yemen-may-have-been-somalia-
bound-u-n-idUSBRE96101E20130702 diakses pada 14 September 2017
Chivers, CJ. and Eric Schmitt “Arms Seized Off Coast of Yemen Appear to Have
Been Made in Iran” dalam
https://www.nytimes.com/2017/01/10/world/middleeast/yemen-iran-
weapons houthis.html?_r=0 diakses pada 17 Maret 2017
“Conflicting news about severing Yemeni-Iranian relations” dalam
http://www.aljazeera.net/news/arabic/2015/10/2/يمه قطع-ال ته-ي الق -ع
ران إي دعمها-ب يه-ل ي الب ق diakses pada 23 Februari 2017 االو
Dearden, Lizzie “Saudi Arabaia is No Intention of Bombing Civilians in Yemen,
Says Head of Kingdom Aid‟s Agncy” dalam
67
http://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/saudi
arabia yemen-bombing-war-crimes-civilians-king-salman-ks-relief
charity-aid-agency a7818806.html diakses pada 14 November 2017
“Decision making process coplin-model resume” dalam
https://www.academia.edu/3700867/Decission_making_proses_coplin_
_model_resume diakses pada 27 Januari 2019
Dedi Sagita, “Pemutusan Hubungan Diplomatik Georgia Terhadap Rusia: Case
Study Pasca Intervensi Militer Rusia ke Georgia 2008” diakses dari
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t13188.pdf tanggal 18 Januari 2016
Fulton, Will. 2011. “Yemen-Iran Foreign Relation”
http://www.irantracker.org/foreign-relations/yemen-iran-foreign
relations. diakses 18 Januari 2016
Ghavani , Raman, “Blaming Saudi Arabia for the war in Yemen is doing nothing
to achieve peace-we need to understand iran‟s key role in the conflict,”
dalam https://www.independent.co.uk/voices/yemen-war-saudi-arabia
iran-houthi-rebels-un-peacetalks-ceasefire-conflict-a8644681.html diakses
pada 30 Januari 2019.
How long can Saudi Arabia afford Yemen war?” dalam http://www.al
monitor.com/pulse/en/originals/2016/01/yemen-war-saudiarabia
economic-repercussions.html diakses pada 3 Mei 2017
“Hubungan Yaman-Iran dan dampaknyaa terhadap Keamanan teluk Persia(1)”
dalam http://almezmaah.com/2013/12/21/ات عالق ية-ال ى يم ية-ال راو -اإلي
رها ي-وأث diakses pada 17 November 2016 /ف
Iran Kirim Kapal Ke Perairan Dekat Yaman” dalam
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/04/150408_iran_kapal_yaman
diakses pada 16 Maret 2017
“Iranian Subvesion in Yemen” dalam
http://www.terorisminfo.org.il/en/article/20475.pdf diakses pada tanggal
03 Mei 2016
Jurnal Asia, “Yaman Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Iran” diakses dar
http://www.jurnalasia.com/2015/10/06/yaman-putuskan hubungan
diplomatik-dengan-iran/ tanggal 20 januari 2016
“Kenapa Houthi Bisa Kuasai Yaman” dalam
https://www.kiblat.net/2014/10/06/kenapa-hautsi bisa-kuasai-yaman/
diakses pada 14 September 2017
68
Khan, Taimur “Weapons seizures show Iran „arms pipeline‟ to Yemen‟s Houthi
rebels” dalam http://www.thenational.ae/world/middle-east/weapons-
seizures-show-iran-arms-pipeline-to yemenshouthi-rebels 16 Maret 2017
Lapidots, Ruth “ The Read Sea and The Gulf of Aden” dalam
https://books.google.co.id/books?id=qj0 hal.63 diakses pada 14 November
2017
Malsin, Jared, “Yemen Is The Latest Victim Of The Increase In Iran-Saudi Arabia
Tension” dalam http://time.com/4174837/yemen-analysis/ diakses pada 8
Juni 2017
“Mapping The Yemen Conflict” dalam http://www.ecfr.eu/mena/yemen diakses
pada 14 November 2017
Mohamed, Hesham “Yemen and Iran .. silent diplomatic crisis against the
backdrop
of war in Sa'ada” dalam http://almasdaronline.com/article/1788, diakses
pada tanggal 20 April 2016
Mohammed, Mohammed Abdullah “Reading in the march of Yemeni relations –
Iran” dalam http://araa.sa/index.php?view=article&id=2788:2014-08-01
21-03-48&Itemid=172&option=com_content diakses pada 10 November
2016
Mukhashaf, Muhammad “Iran‟s leader says Saudi air strikes causing genocide”
dalamhttp://www.reuters.com/article/usyemensecurityairstrikesidUSKBN
N00MR20150409 diakses pada tanggal 18 Mei 2016
Olivia Razmana Poetri, “Pemutusan Hubungan Diplomatik Kanada Terhadap
Iran”
dalam
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/20430/Olivi
%20Razmana%20Poeteri%20%2007091010107_1.pdf?sequence=1.pdf
diakses pada tanggal 16 Januari 2016
Oren Adaki “Yemen On The Brink “ dalam
http://www.securityaffairs.org/issues/number28/yemen-brink diakses pada
27 Maret 2016
“Perang di Yaman Bahayakan Jalur Pengiriman Minyak Dunia” dalam
http://www.antaranews.com/berita/487676/perang-di-yaman-bahayakan-
jalur-pengiriman minyak-dunia diakses pada 20 Agustus 2017
“Presiden calls foraction on Iran To Stop Meddling in Yemen”
dalamhttp://www.sabanews.net/en/news300156.htm diakses pada tanggal
69
10 Mei 2016
“Prior to Irinian‟s visit to Yemen, Iran supports unity and stability”,dalam
http://www.yobserver.com/local-news/10016372.html, diakses pada
tanggal 20 April 2016
“Prospek Krisis Politik di Yaman” dalam
http://indonesian.irib.ir/ranah/telisik/item/92398prospek-krisis-politik-di-
yaman diakses pada 14 September 2017
Saul, Jonathan, Parisa Hafezi & Michael Georgy, “Exclusive: Iran Steps Up
Support for Houthis in Yemen‟s War” dalam
http://www.reuters.com/article/us-yemen-iran-houthis/exclusive-iransteps-
up-support-for-houthis-in-yemens-war-sources-idUSKBN16S22R diakses
pada 14 September 2017
Sofyan, M, “Yaman Berencana Putus Hubungan Diplomatik dengan Iran” dalam
http://www.dakwatuana.com/2015/05/14/68630/yaman-berencana-putus
hubungan-diplomatik dengan-iran/ diakses pada tanggal 23 Februari 2016
Syahrival, Jhanghiz “ Profil Negara Republik Iran” dalam
http://www.scribd.com/mobile/doc/54669739/Profil-Iran-oleh-Jhangiz
Syahrival diakses pada tanggal 9 Mei 2016
Qiang, Huo “ Yemen Cuts Diplomatic Relations With Iran : Spokesman” dalam
http://news.xinhuanet.com/english/2015-10/02/c_134680607.htm diakses
pada tanggal 18 Mei 2016
“Yemen and the Gulf Cooperation Council” dalam http://carnegie
mec.org/diwan/62462 diakses pada 19 November 2016
“Yemen and Iran sign a number of economic agreements” dalam
http://www.almotamar.net/news/11586.htm diakses pada 27 April 2017
“Yemen and Iran discuss cooperation in public works and roads” dalam
http://www.alwasatnews.com/news/169518.html diakses pada 27 April
2017
“Yemen, Iran discuss oil, gas cooperation” dalam
http://www.sabanews.net/en//news176800.htm diakses pada 27 April 2017
“Yemen, Iran talk on tourism cooperation” dalam
http://www.saba.ye/en/print231404.htm diakses pada 27 April 2017
“Yemen, Iran sign five executive cooperation programs” dalam
70
http://www.sabanews.net/en//news176815.htm diakses pada 27 April
2017
“Yemen is considering severing diplomatic relations with Iran” dalam
http://www.aljazeera.net/news/arabic/2015/5/14/ diakses pada 08 Agustus
2017
“Yemeni President Says Iran Funding Shiite rebels” dalam
https://www.alarabiya.net/articles/2009/10/19/88539.html diakses pada 31
Mei 2017
“Yemen seizes Iranian-made weapons in rebel caches,” dalam
https://www.alarabiya.net/articles/2009/08/22/82582.html diakses pada 5
Juni 2017
Yemen Post Staff, “Peaceful Approaches to Yemen Conflict 'Don't Work,'” dalam
http://www.yemenpost.net/Detail123456789.aspx?ID=3&SubID=1672
diakses pada 31 Mei 2017