1
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG
BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
2015
2
SESSI : MEMBUAT PUPUK ORGANIK (KOMPOS)
Tujuan pembelajaran setelah selesai berlatih peserda dapat
- Membuat kompos
- Membuat pupuk organik cair
- Menjelaskan manafaat pupuk kompos kompos
Waktu : @ 45 menit
DESKRIPSI SINGKAT
Kompos sangat berperan dalam proses pertumbuhan tanaman. Kompos tidak hanya
menambah unsur hara, tetapi juga menjaga fungsi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh
dengan baik. Kompos merupakan bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang,
rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur serta kotoran hewan yang telah
mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki sifat –sifat tanah. Proses pengomposan berjalan secara aerobik dan anaerobik
yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Secara keseluruhan proses ini
disebut dekomposisi.
Di lingkungan alam terbuka, proses pengomposan bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat
proses alami rumput-rumputan, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama
kelamaan membusuk karena adanya kerjasama antara mikroorganisme dengan cuaca.
Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, yaitu dengan menambahkan
mikroorganisme pengurai sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang
berkualitas baik.
Kompos merupakan sumber hara makro dan mikromineral secara lengkap meskipun dalam
jumlah yang relatif kecil. Dengan ditambahkannya kompos ke dalam tanah tidak hanya
jutaan mikroorganisme yang ditambahkan akan tetapi mikroorganisme di dalam tanah juga
3
akan terpacu untuk berkembang. Proses dekomposisi lanjut oleh mikroorganisme akan terus
berlangsung tetapi tidak mengganggu tanaman.
Kegiatan 1
Sasaran kegiatan ini adalah melaksanakan praktek membuat pupuk organik meliputi
pembuatan pupuk kompos fermentasi , ppembuatan puuk organik cair.
Kegiatan ini berkaitan dengan pembuatan pupuk organik (kompos) utnuk menyyiapkan pupuk
organik agar pertumbuhana tanaman jagung lebih baik dan produksi optimal
Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok, sejumlah 3 (tiga)
kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok..
Langkah 1
Tentukan tempat pembuatan kopos Tempat yang cocok untuk membuat kmpos meliputi ; - Lahan datar, terlindung dari matahari dan
hujan - Dekat dengan sumber air - Dekat dengan sumber bahan baku
Langkah 2 Tentukan alat dan bahan pembuatan kompos Alat dan bahan yang digunakan meliputi:
Alat - Cangkul, ember ,golok , gembor .
karung/plastik penutup Bahan - Bahan organik, pupuk kandang, kapur, air
, aktipator - Gula merah - Dedak halus
Langkah 3 Proses pembuatan kompos Buat larutan aktivator yang terdiri dari gula merah, aktivator, dan air - Sebagai lapisan dasar taburkan pupuk
organik dengan rata taburi dengan dedak
4
halus dan larutan aktivatos secukupnya - Lapisan berikutnya sama dengan lapisan
dasar ulangi langkah pertama sampai mencapai ukuran yang diharapkan
- Tutup tumpukan dengan plastik - Cek kondisi kelembaban tupukkan
kompos - Pada kondisi tertentu siram tumpukkan
kompos agar terjaga kelembabannya
Kegiatan 2 Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga seluruh peserta memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut Refleksi kegiatan praktek Diskusikan hasil praktek membuat pupuk kompos padat Presentasikan hasil diskusi /praktek kelompok dalam membuat pupuk kompos padat kelompok besar Simpulkan hasil praktek yang telah dilakukan
KEGIATAN 3
Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi pembuatan kompos di
wilayah masing-masing
Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari
fasilitator tentang pembuatan kompos panen (15 menit)
Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi pembuatan kompos di
wilayah masing-masing, seperti tada tabel 3 (15 menit)
Tabel 2
Rencana aksi perbaikan panen dan pasca panen jagung di wilayah masing-masing
No Kegiatan yang akan
diperbaiki
Waktu Tempat Pelaksana Keterangan
5
I Menenukan alat dan bahan
II Menentukan tempat pembuatan kompos
III Menentukan bahan organik dan bahan bahan lain dalam pembuatan kompos
IV
.........................: 2015
Penyusun
I. RUANG LINGKUP KOMPOS FERMENTASI
1. Pengertian
Kompos adalah limbah/bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat yang diatur suhu
dan kelembabannya sehingga terbentuk kompos dengan c/n ratio rendah.
Kompos fermentasi adalah teknik pengomposan dengan menggunakan jasa microorganisme
berupa proses perombakan senyawa –senyawa sederhana, sehingga mudah diserap oleh
perakaran tanaman. Menurut Endra Saptono dan Agus Andoko ( 2005 ) Kompos adalah
pupuk organik yang berasal dari pelapukan bagian – bagian tanaman, seperti dedaunan
rerumputan, jerami, alang – alang dan ranting tanaman yang melapuk secara alami .
. 2. Macam kompos
Ada 2 ( dua ) macam yaitu :
a) . Kompos biasa ( alami ).
Kompos biasa ( alami ) apabila prosesnya secara alami tidak ada campur tangan
manusia dan memerlukan waktu bertahun –tahun disebut humus.
b). Kompos fermentasi
6
Kompos fermentasi ada campur tangan manusia secara sengaja
melalui penambahan mikroba pengurai ( mikroorganisme ), sehingga
lebih cepat menjadi kompos.
3 . Kandungan kompos unsure hara kompos
Kompos mengandung unsur hara bersifat majemuk, meliputi :
a. Unsur hara makro
Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak oleh tanaman
Terdapat 6 ( enam ) unsur hara makro, yaitu :
Nitrogen (N)
Phospor (P)
Kalium (K)
Calsium (Ca)
Magnesium (Mg)
Belerang (S)
b. Unsur hara mikro
Unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi sudah ber pengaruh
sesuai fungsinya pada tanaman.
Terdapat 7 ( tujuh ) unsur mikro, yaitu :
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Boron (Bo)
Tembaga (Cu)
Zinkum (Zn)
4 . Mikroorganisme
a. Jenis Mikroorganisme
Teknologi pengomposan yang selama ini diterapkan manusia meniru proses terbentuknya
humus oleh alam dengan bantuan mikroorganisme, sehingga proses pembusukannya
cepat.
Pada dasarnya mikroorganisme ada 2 ( dua ) jenis yaitu :
7
Mikroorganisme aerob
Mikroorganisme aerob adalah mikroorganisme membutuhkan oksigen tinggi.
Pembentukan kompos aerobic dilakukan di tempat terbuka karena
mikroorganisme yang berperan dalam proses tersebut membutuhkan oksigen.
Mikroorganisme anaerob
Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang bekerja pada kadar
oksigen rendah.
Pembentukan kompos anaerob dilakukan tertutup.
5. Keuntungan dan kerugian kompos fermentasi dibanding kompos alami:
Keuntungan :
a. Kompos fermentasi relatif lebih cepat dibanding kompos alami
b. Pada kompos fermentasi tidak terjadi bau busuk yang menyengat, sehingga tidak
mengundang lalat atau serangga lain.
c. Respon tanaman relatif lebih cepat karena mudah diserap oleh perakaran tanaman
dan tidak terjadi proses pencucian unsur hara yang tinggi pada bahan yang dikandung
oleh kompos tersebut.
d. Dapat menekan aktifitas bakteri patogen karena pemberian bakteri spesifik fermentasi
dalam jumlah populasi yang lebih besar sehingga kompos terbebas sebagai inang dan
hama penyakit tanaman.
Kerugian
a. Bahan tidak sehancur dibandingkan dengan kompos alami
(karena waktu relatif lebih singkat)
b. C/N Ratio lebih tinggi dibandingkan dengan kompos alami.
Teknologi Fermentasi
8
Dalam memilih teknologi fermentasi maka gunakan teknologi fermentasi yang lengkap,
mudah, cepat dan sederhana dalam pengaplikasian di lapangan terutama kenali dulu jenis
mikroorganisme, sifanya (Apakah aerob dan anaerob) dan cara kerjanya.
6. Teknik perhitungan bahan baku pembuatan kompos
Bahan organik pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman,
karena perbandingan kandungan C/N bahan tersebut tidak sesuai dengan C/N tanah.
C/N tanah berkisar 10-12. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No 02/Pert/HK
060/2/2006 tentang “ pupuk organik dan pembenah tanah “ C/N ratio tanah adalah
berkisar 10 – 25.
Apabila C/N bahan organik mendekati C/N ratio tanah dapat digunakan tanaman.
Namun pada umumnya C/N bahan organik segar mempunyai C/N lebih besar, seperti
contohnya jerami C/N adalah 50 – 70
Prinsip pengomposan adalah untuk menurunkan rasio C/N bahan organik hingga sama
dengan c/N tanah. Semakin tinggi C/N ratio bahan organik semakin lama proses
pengomposan.
Proses perombakan atau peruraian bahan organik dengan bantuan mikroorganisme
yang bersifat aerob maupun anaerob yang untuk hidupnya memerlukan C dan N. C(
cabon ) digunakan sebagai sumber energy sedangkan N ( nitrogen ) diperlukan untuk
membentuk protein. Oleh karena itu agar tidak terjadi persaingan pengambilan unsur
hara oleh tanaman dengan mikroorganisme, maka bahan organi perlu dikomposkan
terlebih dahulu dan pada saat pengomposan terjadi panas yang dapat merugikan
pertumbuhan tanaman.
Menurut Mathur ( 1980 ) dalam Setyorini dkk ( 2006 ) mikro organisme merlukan C/N
ratio = 30 : 1. Dengan demikian maka dalam rangka pembuatan kompos perlu dicampur
antara bahan organik yang mempunyai C/N ratio tinggi dan bahan organik yang
mempunyai C/N ratio rendah, sehingga tercapai C/N = 30 : 1 dengan menggunakan
rumus :
( Berat A x C/N A ) + ( Berat B x C/N B ) ( Berat C x C/N C ) = 30
9
Berat A + Berat B + Berat + C
Contoh:
1.Diketahui:
Berat A ( rumput ) : 5 kg , C/N = 12 : 1
Berat B ( pupuk kandang kambing ) : 20 kg , C/N = 25 : 1
C/N ratio untuk pengomposan = 30 : 1
Hitung : Berat C ( jerami ) ? C/N jerami = 50 : 1
Jawab
( 5 X 12 ) + ( 20 X 25 ) + ( C X 50 ) = 30
5 + 20 + C
60 + 500 + 50 C = 30 ( 5 + 20 + C )
560 + 50 C = 150 + 600 + 30 C
50 C – 30 C = 750 - 560
20 C = 190
C = 9, 5
Jadi jerami yang perlu ditambahkan sebanyak 9,5 kg
10
II. TEKNIK PEMBUATAN KOMPOS FERMENTASI
1. Bahan baku
Pembuatan kompos sesuai dengan bahan baku yang telah
diperhitungkan, yaitu :
Rumput : 5 Kg
Pupuk kandang : 20 Kg
Jerami : 7 kg
Dedak halus : 3,2 kg
Decomposer E-M4 : 2 sdm
Air : 10 L
Gula merah : 2 sdm
Alat : Ember, literan, sendok makan, pisau/ golok,
pengaduk.lembaran plastic, batu,
2.Cara Pembuatan :
a. Mengembangkan mikroorganisme
11
1). Iris tipis – tipis gula merah
2). Masukkan sedikit air pada ember dn masukkan irisan
gula merah dan aduk hingga hancur dan rata.
3). Masukkan sisa air dan masukkan EM 4/MFA atau
MOL sesuai ukuran dan aduklah.
b. Membuat Adonan kompos
1). Lapisan 1
Tebarkan jerami satu lapis, kemudian pupuk kandang dan diatasnya rumput
serta tebarkan dedak halus
2). Siram dengan larutan mikrobia hingga rata
3). Buat lapisan ke 2
4). Siram dengan larutan mikrobia
5). Ulangi kegiatan tersebut
6). Lapis terakhir adalah jerami
7).Tutup dengan plastic dansekitarnya beri beban batu dll, sehingga tidak
terbuka.
8).Amati suhu dengan di ukur menggunakan termometer, apabila suhu
mencapai 50 C, aduklah.
Untuk perhitungan dedak halus adalah 10 % dari campuran bahan baku.
Kebutuhan air berkisar 30 % - 40% dari berat bahan organik. Untuk
pembuatan kompos dengan mikrobia MOL cara sama hanya MOL yang
digunakan 1 : 5 artinya 1 liter mol dibanding 5 liter air.
Hasil akhir proses dengan mikroorganisme adalah sama yang membedakan adalah pada
proses pembuatannya.
Perbedaan Proses Pengomposan secara aerobic dan anerobik adalah sebagai berikut :
Tabel : Perbedaan Proses Pengomposan secara aerobik dan anerobik
No Deskripsi Aerobik Anaerobik
1 2 3 4
1 Bahan orga nik Pemilihan dilakukan seara Hampir semua bahan organik
12
untuk kom pos intensif. Bahan – bahan
organik yang mengan
dung protein hewani dan
bahan
dapat digunak an dan aman
dipakai
2. Ratio C/N
bahan
25 : 1 hingga 30 : 1 Semakin tinggi C/N ratio
semakin cepat bahan orga nik
dan buangan nya akan
mempunyai nitro gen yang
tinggi
3. Kadar air
( Rh ) bahan
40-50 % 50 % ke atas
4 Suhu optimal 45-65 C 55 – 60 C
5. Derajat kea
saman ( pH)
6- 8 6,7 – 7,2
6. Ukuran bahan Berupa potongan ke cil-
kecil 1- 7,5 cm
Lebih baik lumat seperti bubur
7. Aerasi ( kebu
tuhan udara )
Memerlukan aerasi 0,6-1,8
m3 udara/ha ri/kg bahan (
proses termofilik )
Tidak memerlukan aerasi
karena tertutup
8. Kontrol patogen Dilakukan pada suhu 60 –
70 C selama 4 hari pertama
Tidak perlu dikontrol kare na
pathogen akan mati se telah 3 –
12 bulan
9. Hasil akhir pro
tein
Amonia, asam amino,
H2S, CH4, CO2, H2,
Alkohol, asam orga nik,
fenol.
Amonia, nitrit, nitrat, H2S,
H2SO4, alcohol, asam organik,
CO2, H, H2O,
10 Hasil akhir kar
bohidrat
CO2, H2, alcohol, Asam
lemak
alcohol, Asam lemak, CO2,
H2O,
13
11 Hasil akhir le
mak/lipid
Asam lemak, CO2, H2,
alcohol
Asam lemak, gliserol, alcohol,
CO2, H2O,
12 Lamanya proses 40-45 hari 10-80 hari ( 3 – 6 ) bulan
13 Pengisian ba han
baku pa da saat
pro ses komos
ing berlang sung
Tidak dapat dilakukan
karena tidak dapat
menganggu proses pe
ngomposan
Penambahan bahan baku ke
dalam bak fermentasi dilakukan
sewaktu – waktu
14 Biaya opera
sional dan
tingkat kesibu
kan kerja se hari
-hari
Biaya murah, cukup
menyibukkan, pengon
trolan hari ke hari relative
sulit
Mahal pada awalnya saja untuk
biaya pem buatan bak
fermentasi
Tapi mudah dan santai dalam
pengawas an
15 Hasil akhir Seperti tanah, berwar na
hitam, kecoklatan dan
gembur
Berbentuk lumpur ber warna
hitam pekat
16 Pemberian kapur Tidak perlu karena control
pH dapat dila kukan dengan
memba likan tanah dan
penyi raman
Perlu untuk tahap pertama
sebgai buffer
17 Pengadukan Perlu untuk mengon trol
suhu apabila terlalu tinggi
yaitu de ngan cara
pembalikan bahan
Perlu alat mekanis un tuk
mengaduk dengan tujuan
homogenisasi bahan dan
pembebas an gas yang terjebak
di dalam bahan
18 Penyusutan 50 % 70 %
19 Aroma Tidak berbau Berbau
20 Ruang Butuh ruang kecil Butuh ruang yang lebih besar
14
A. Fungsi bahan organik antara lain :
· Sebagai sumber bahan makanan (nutrisi) untuk tanaman secara langsung.
· Sebagai sumber nutrisi dan energi serangga perombak dan mikro-organisme pengurai.
Pada tahap selanjutnya, biota mengurai tersebut akan menjadi sumber bahan makanan
organisme lain termasuk tanaman.
· Memperbaiki aerasi tanah.
· Meningkatkan kapasitas menahan air dan kapasitas menahan nutrisi.
· Membantu proses nutrisi yang tidak tersedia menjadi tersedia melalui proses fiksasi dan
mengurangi keasaman tanah.
B. Tujuan pengomposan
Adalah untuk memantapkan bahan-bahan organik yang berasal dari bahan limbah,
mengurangi bau busuk, membunuh organisme patogen (penyebab penyakit),
membunuh biji-biji gulma dan pada akhirnya menghasilkan pupuk organik/kompos yang
sesuai dengan tanah. Pengomposan diyatakan selesai bila kompos dalam keadaan
matang.
Hsieh (1990) mengelompokkan kematangan kompos dalam tiga kategori :
1. Kompos belum matang : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan warna dan
bentuk dari bahan asli mudah diidentifikasi.
2. Kompos matang sebagian : dalam kategori ini bahan yang dikomposkan berubah
warna menjadi kecoklatan, tetapi masih kelihatan bentuk aslinya dan tidak mudah
dihancurkan apabila digesek-gesek dengan jari/tangan.
3. Kompos matang : pada kompos matang sebagian besar bahan yang dikomposkan
berstruktur crumbel berwarna coklat kehitaman.
C. Prinsip Pengomposan.
Untuk mendapatkan kompos yang mempunyai kualitas yang baik, maka dalam
pembuatannya melalui beberapa langkah dan pemahaman yaitu :
a. Pengembangan MOL untuk mempercepat penghancuran bahan yang mau
15
dikomposkan dipotong-potong dalam ukuran kecil untuk mempercepat bakteri masuk
pada bahan yang dikomposkan.
b. Pengomposan harus terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan .
c. Memperhatikan perbandingan bahan yang dikomposkan disesuaikan dengan kondisi
C/N ratio dari bahan organik.
d. Mempertahankan sirkulasi udara (aerasi) pada saat pengomposan harus terpelihara.
e. Menjaga suhu dalam proses Pengomposan agar terjaga dan tetap mendukung kerja
mikro organisme.
f. Menjaga kelembaban agar tetap optimal.
g. Membunuh biji-biji gulma
h. Membunuh sumber penyakit terutama patogen / sumber penyakit cendawan
i. Meningkatkan kadar nutrisi bagi tanaman.
D. Proses Pembuatan Kompos
Proses pembuatan kompos yang dikembangkan adalah melalui 2 cara yaitu:
a. Kompos Dengan Cara Berlapis
Bahan :
· Sisa tanaman, Hijauan,
· Kotoran hewan,
· Serbuk gergaji,
· Kapur (CaCo3),
· MOL.
Pembuatan/Penyusunan bahan :
· Semua bahan yang besar-besar dan panjang-panjang di potong-potong/dicincang,
· Letakan dan susun bahan-bahan diatas tempat/ tanah yang terhindar dari genangan
air.
· Lapisan ke 1 letakan/sebarkan sisa tanaman seperti jerami setebal maksimal 30
Cm,
· Sirami dengan MOL hingga bahan dalam kondisi lembab (tidak terlalu basah dan
tidak kering),
16
· Letakkan bahan organik lain dilapisan ke2 serbuk gergaji, sirami dengan MOL,
· Lapisan ke 3 kotoran hewan, sirami dengan MOL,
· Lapisan ke 4 bahan lainnya dan terus diikuti dengan mol dan
· Paling atas taburi kapur dengan rata, hingga mencapai ketinggian 1M,
· Pada saat menyusun bahan letakan bambu dan pada ruas/bukunya dilubangi
agar sirkulasi udara berjalan dengan baik dengan jarak antara bambu yang satu
dengan bambu yang lain 50 cm.
· Jika perlu tutup dengan terpal untuk menambah kelembaban agar cepat terjadi
proses penghancuran oleh mikro organisme.
· Biarkan selama 3 hari, dan lakukan pengontrolan terhadap kelembaban dan suhu
udara jika terlalu panas atur suhu dengan membalikkan bahan tersebut, jika terlalu
basah tambahkan dedak, dan jika terlalu kering tambahkan MOL.
· Selanjutnya tinggal menunggu kompos matang/ jadi.
b. Kompos Dengan Cara Campur
Bahan :
· Semua bahan yang disediakan sama dengan cara berlapis, hanya cara yang
berbeda.
Cara Pembuatan :
· Semua bahan di campur/aduk hingga rata dan tambahkan MOL sampai benar-
benar basah/lembab,
· Simpan pada tempat yang tidak tergenang dan aman dari sinar matahari atau
hujan,
· Letakan bambu-bambu pengatur sirkulasi udara dengan jarak dari bambu ke bambu 50
cm,
· Tutup dengan terpal untuk mempercepat penghancuran oleh mikro organisme.
· Kontrol setelah 3 hari terhadap suhu, jika terlalu panas balikan bahan-bahan
tersebut, jika terlalu basah tambahkan dedak dan bila terlalu kering tambahkan
MOL.
· Selanjutnya tunggu hingga kompos matang/jadi.
17
E. Manfaat kompos adalah sebagai berikut :
Menurut Dipo Yuwono ( 2005 ) terdapat 8 ( enam ) manfaat kompos yaitu
a). Kompos Memberikan Nutrisi Bagi Tanaman
b). Kompos Memperbaiki Struktur Tanah
c). Kompos Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation
d).Kompos Menambah Kemampuan Tanah untuk menahan Air
e).Kompos Meningkatkan Aktivitas Biologis Tanah
f). Kompos mampu meningkatkan pH pada tanah asam
g).Kompos meningkatkan ketersediaan unsur mikro
Manfaat pupuk organik yang lain adalahi:
Meningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas,
Mengurangi pencemaran lingkungan,
Meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan
Meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Memperbaiki sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.
Berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat
meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.
F. PUPUK ORGANIK CAIR
MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal yang artinya cairan yang terbuat
dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya
mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan
organik atau dekomposer dan sebagai aktivator atau tambahan nutrisi bagi
tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikro organisme yang tersedia sekitar
kita.
Adapun bahan yang digunakan untuk mengembangkan (MOL) mikro organisme
lokal tersebut :
1. Limbah Hijauan Sayuran / Limbah Dapur
Peralatan :
18
· Drum plastik ukuran 200 liter
· Plastik transparan 1 m2
Bahan :
· 100 kg Limbah Sayuran Hijauan (Kol, Cesin, Vetsay, Mentimun, bayam, kangkung dll),
· Garam : 5 % dari berat bahan ( 5 Kg),
· Gula merah 2 % dari cairan setelah diproses selama 24 hari,
· Air cucian beras 10 liter.
Cara Pembuatan :
· Limbah sayuran hijauan diiris-iris hingga menjadi potongan-potongan kecil dan
masukan kedalam drum plastik, setiap lapisan setebal 20 cm dan taburkan garam
sampai rata, lanjutkan dengan berlapis-lapis seperti diatas sampai kedua bahan
habis.
· Tambahkan air cucian beras sebanyak 10 liter,
· Tambahkan gula sebanyak 2 ons dan diaduk hingga rata.
· Drum ditutup rapat dengan plastik dan diatasnya diberi air sehingga tampak plastik
cekung terisi air.
· Setelah 3-4 minggu baru dibuka, akan tampak cairan berwarna kuning kecoklatan,
baunya segar dan jika diukur PH nya 3- 5 .
2. Rebung Bambu
Bahan :
· 2 buah rebung bambu kurang lebih 3 kg,
· Air beras 5 liter,
· 1 buah maja (Labu kaye/Aceh) yang sudah matang, jika tidak ada buah maja bisa
diganti dengan gula merah 1,5 ons.
Cara Pembuatan :
· Rebung bambu di tumbuk halus atau diiris-iris masukan pada ember/tong
plastik,
· Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan, atau tambahkan gula merah
19
yang telah dihaluskan dan aduk sampai rata,
· Rendam dengan air cucian beras sebanyak 5 liter.
· Tutup rapat ember/tong dengan plastik, dan berikan slang plastik yang
disambungkan dengan air yang berada pada botol. Biarkan selama 15 hari.
3. Keong Mas ( Siput Murbey)
Proses pembuatan MOL Keong Mas(Siput Murbei)
Bahan :
· 5 kg keong mas yang masih hidup/segar,
· 2 Buah buah maja matang ( jika tidak ada dapat diganti dengan cairan tebu 1 liter
atau gula merah 1kg)
· Air kelapa 10 liter.
Cara Pembuatan :
· Keong mas ditumbuk hingga halus masukan pada tong plastik,
· Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan atau gula yang lebih dulu
dihaluskan/cairan tebu,
· Tambahkan 10 liter air kelapa dan aduk hingga rata.
· Tutup rapat dengan plastik dan berikan selang plastik sambungkan pada botol yang
telah berisi air.
4. Buah Maja ( Labu Kaye/Aceh)
Buah Maja/Labu Kaye dan cara fermentasinya
Bahan :
· 5 buah Labu Kaye/Maja yang matang,
· 30 liter air beras,
· 20 liter urine sapi/ Kebau/Kambing atau Kelinci.
Cara Pembuatan :
· Buah Maja dihaluskan dan masukan pada drum/tong plastik,
· Campurkan dengan 30 liter air beras dan 20 liter urine sapi, diaduk hingga rata.
20
· Tutup rapat dengan plastik,
· Masukan selang plastik (diameter 0,5 cm) sambungkan ke dalam botol yang sudah
berisi air.
· Simpan selama 15 hari.
Cara Penggunaan :
a. Campur MOL dan air dengan perbandingan 1 : 5 Liter (1 bagian MOL, 5 bagian air)
tambahkan gula 1 ons. Siramkan pada bahan organik yang mau dikomposkan.
21
b. Penggunaan pada tanaman padi. Semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi
larutan 400 cc dicampur dengan air tawar sebanyak 14 liter, semprotkan pada umur
tanaman akhir vegetatif (kurang lebih umur 55 hari - 60 hari).
G.RANGKUMAN
Bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari mahluk hidup, baik berupa
kotoran maupun mahluk hidup itu sendiri yang sudah mati.
Pengomposan bertujuan untuk memantapkan bahan-bahan organik yang berasal dari
bahan limbah, mengurangi bau busuk, membunuh organisme patogen (penyebab
penyakit), membunuh biji-biji gulma dan pada akhirnya menghasilkan pupuk
organik/kompos yang sesuai dengan tanah
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Basyir,A,P.Slamet dan Suyamto.1994. pengelolaan hara pada lahan sawah dalam jangka
panjang. Risalah Lokakarya Komunikasi Teknologi untuk Meningkatkan Produksi
Tanaman Pangan di Jawa Timur. Edisi Khusus Balittan Malang,No.1,P.12-29.
Isgianto,S. Karsono,A. Munip, dan Riwanodjo. 1992 Penggunaan pupuk organic dan
pengelolaannya pada padi sawah. p.14-21.
dekomposer limbah jerami padi pada usaha tani padi sawah. Prosiding Seminar
Peningkatan Produksi Padi Nasional melalui Sistem Tabela Padi Sawah dan
Pemanfaatan Lahan Kurang Produktif.p.294-299.
Noor,A.,A. Jumberi dan R.D.Ningsih.1996. Peranan pupuk oraganik dalam meningkatkan
hasil padi gogo di lahan kering. Prosiding Seminar Teknologi Sistem Usahatani Lahan
Rawa dan Lahan Kering : Buku 2.p.575-586.
Prastowo,K.,Subowo;E.Santosa,H.Amir dan T. Prihatini. 1995. Dekomposisi jerami padi
dengan menggunakan EM4. Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil
Penelitian Tanah dan Agroklimat,Buku 3, bidang kesuburan dan produktivitas
tanah.p.77-90..
Suriawaria,U.1969. Ragi kompos as activator. Compost Sci.10(2):14-15.
24
25