PEMBINAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR OLEH
KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SUNGAI TARAB
KABUPATEN TANAH DATAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
OLEH:
NICO YULIANDRI 00005/2008
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
ABSTRAK
Judul : Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
Penulis : Nico yuliandri Pembimbing : 1. Dra. Nelfia Adi, M. Pd
2. Nellitawati, S. Pd, M. Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab yang berjumlah 98orang dengan sampel berjumlah 45 orang. Alat pengumpulan data adalah angket model skala Likert yang sudah diuji validitas dan realibilitasnya. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan rumus rata-rata.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1). Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam hal perencanaan berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,06. (2) Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam hal pelaksanaan berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,08. (3). Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam hal evaluasi berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,96. Secara umum pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar baik dengan skor rata-rata 4,03. Dengan ini demikian dapat dikatakan bahwa kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarabg Kabupaten Tanah Datar telah melaksanakan perannya dengan baik. Kepada kepala sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar hendaknya dapat lebih meningkatkan kemampuannya terhadap pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar di sekolahnya masing-masing.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam
Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama doi Kecamatan Sungai Tarab
Kabupaten Tanah Datar”. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak
menerima bantuan, bimbingan, serta fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Nelfia adi, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Nellitawati, S. Pd, M.Pd
selaku Pembimbing II yang dengan penuh ketulusan dan kesabaran serta
kesediaannya meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan mereka untuk
membimbing, memberi arahan pada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai
dengan baik.
2. Bapak Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Administrasi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
3. Para dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang yang telah
membimbing selama perkuliahan, serta segenap karyawan yang telah
memberikan pelayanan kepada penulis.
4. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tanah Datar yang
telah bersedia memberikan waktu dan tempat serta izin dalam pelaksanaan
penelitian, serta seluruh staf pegawai Sekolah Menengah Pertama di
kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah datar yang telah membantu
pengisian angket atau kuesioner.
5. Kedua orangtua penulis, terimakasih penulis ucapkan atas segenap doa,
dukungan, nasehat dan curahan kasih sayang yang melimpah. Tak lupa juga
penulis ucapkan terima kasih kepada kaka-kakak dan adik-adik penulis yang
penulis sayangi.
ii
6. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan 2008,
yang telah memberikan bantuan yang tak ternilai dalam penyelesaian skripsi
ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.
Padang, April 2013
Penulis
Nico Yuliandri
00005/2008
iiii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6
BAB II. KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori ......................................................................................... 7
1. Pengertian Pembinaan .................................................................... 7
2. Bentuk Pembinaan Oleh Kepala Sekolah ...................................... 9
3. Disiplin Kerja Guru ........................................................................ 13
B. KerangkaKonseptual ............................................................................ 31
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................. 33
B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ............................................ 33
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
D. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 38
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 39
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 43
B. Pembahasan .......................................................................................... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 57
B. Saran ..................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59 LAMPIRAN .................................................................................................... 61-78
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Populasi Penilitian ................................................................................... 34
2. Penyebaran Sampel Berdasarkan Strata dan Masa Kerja ......................... 38
3. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah
Menengah Pertama Dalam Aspek Perencanaan ....................................... 44
4. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah
Menengah Pertama Dalam Aspek Pelaksanaan ....................................... 46
5. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah
Menengah Pertama Dalam Aspek Evaluasi .............................................. 48
6. Rekapitulasi Data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh
Kepala Sekolah Menengah Pertama ......................................................... 50
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peembinaan Disiplin Kerja Guru Oleh Kepala Sekolah Menegah
Pertama ................................................................................................... 32
vii vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 61
2. Pengantar Angket ..................................................................................... 62
3. Angket Penelitian ...................................................................................... 64
4. Analisis Hasil Uji Coba Angket Penelitian .............................................. 66
5. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 67
6. Surat Izin Penelitian .................................................................................. 73
7. Surat Permohonan Penelitian ................................................................... 74
8. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ......................................... 75
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu komponen pendidikan penting yang ikut
menentukan keberhasilan meningkatkan sumber daya manusia. Komponen-
komponen lain akan berfungsi dalam pendidikan bila difungsikan oleh guru.
Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen pendidikan harus berperan
secara aktif dan menempatkan diri sebagai tenaga profesional. Di tangan guru
terletak tugas dan tanggung jawab untuk meletakkan dasar-dasar pengetahuan,
nilai dan sikap, keterampilan bagi siswanya sebagai bekal untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tugas dan tanggung jawab guru ternyata cukup berat dan sangat
kompleks. Menurut UU nomor 14 tahun 2005 pasal 20 tentang guru dan dosen
, tugas guru yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran, menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan
memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
1
2
Guru juga mempunyai tugas sebagai seorang yang mengajar, mendidik
dan melatih peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai maka guru harus bisa merencanakan pembelajaran seperti menyusun
silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kemudian
melaksanakannya dengan baik secara sistematis yang dimulai dari kegiatan
pendahuluan atau membuka pelajaran, diteruskan dengan kegiatan inti
terakhir menutup pelajaran. Kemudian melaksanakan pembelajaran, setelah
itu guru melakukan evaluasi sebagaimana yang seharusnya, dalam hal ini
guru diminta membuat kisi-kisi, membuat soal, melaksanakan evaluasi,
mengolah data dan melakukan tindak lanjut karena pembelajaran dan hasil
belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh pelaksanaan tugas
tersebut. Guru harus mampu melakukan segala kewajibannya dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya
sehingga pembelajaran yang dilakukan benar-benar dapat menambah
pengetahuan peserta didik, keterampilan dan merubah sikap kearah yang
lebih baik.
Tugas dan tanggung jawab guru di sekolah akan terlaksana dengan
baik bilamana guru melakukan disiplin dalam melaksanakan tugas. Disiplin
harus dimiliki oleh setiap guru, selain mempengaruhi keefektifan dan
keefesienan dalam pencapaian tujuan pendidikan, disiplin juga akan
mempengaruhi anak didik. Guru yang disiplin akan menjadi contoh teladan
bagi anak didiknya di sekolah. Guru yang disiplin adalah guru yang bekerja
dengan baik dan penuh tanggung jawab. Untuk menumbuhkan dan
3
menegakkan disiplin pada guru-guru dalam bekerja dibutuhkan pembinaan
secara kontinu dari pimpinan, karena pimpinan merupakan orang yang dapat
menggerakkan, mengatur, membina, melibatkan guru agar bekerja lebih baik
dan penuh disiplin. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah
mempunyai peranan penting dalam membina disiplin kerja guru agar guru
dapat melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab. Dengan
disiplin yang baik dalam bertugas diharapkan anak-anak dapat belajar dengan
baik sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Karena inti
masalah disiplin perlu mendapat perhatian dalam rangka pembinaan guru.
Pembinaan disiplin merupakan upaya untuk menghindari terjadinya
pelanggaran-pelanggaran. Handoko (1994) menyatakan bahwa Pembinaan
disiplin kerja adalah usaha untuk memperbaiki efektifitas kerja guru dalam
mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan dengan maksud untuk
memperbaiki penguasaan keterampilan dan teknik-teknik pelaksanaan
pekerjaan tertentu terperinci dan rutin.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis pada bulan
september dengan beberapa orang guru yang mengajar pada beberapa SMP di
Kecamatan Sungai Tarab terlihat guru kurang disiplin dalam melaksanakan
tugas, hal ini terlihat dari fenomena-fenomena berikut : masih ada guru yang
sering terlambat masuk kelas, masih ada guru yang sering meninggal kelas
saat jam pelajaran berlangsung, masih ada guru yang belum bisa membuat
persiapan mengajar dan masih ada guru yang belum bisa membuat media
pembelajaran. Pada sisi lain kepala sekolah kurang melakukan pembinaan
4
terhadap guru-guru yang kurang disiplin, hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala
seperti : masih ada kepala sekolah yang kurang tegas memberi teguran pada
guru-guru yang sering terlambat masuk kelas, masih ada kepala sekolah yang
kurang tegas memberi teguran kepada guru yang jarang melaksanakan
tugasnya dengan baik, masih ada kepala sekolah jarang memberikan penilaian
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga
pembelajaran tidak berjalan secara optimal dan kurang adanya pemantauan
atau pemeriksaan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan atau proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru sehingga pembelajaran tidak berjalan
semaksimal mungkin. Hal ini masih adanya kepala sekolah yang tidak
melakukan observasi langsung terhadap guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Gejala-gajala diatas bila dibiarkan terus menerus akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, khususnya di
Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Karena itu penulis tertarik
untuk meneliti dengan judul, ”Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam
Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Di Kecamatan Sungai
Tarab Kabupaten Tanah Datar“.
B. Identifikasi masalah
Tugas kepala sekolah salah satunya adalah melakukan pembinaan terhadap
disiplin kerja guru. Permasalahan yang timbul berdasarkan fenomena di atas
dapat diidentifikasi masalah disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala
sekolah adalah :
5
1. Masih ada kepala sekolah yang kurang tegas dalam memberi teguran
pada guru-guru yang sering terlambat masuk kelas.
2. Masih ada kepala sekolah yang kurang tegas dalam memberi teguran
kepada guru yang jarang melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu
memberikan pengarahan, bimbingan , motivasi dan pegawasan.
3. Kurangnya kepala sekolah memberikan penilaian terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru.
4. Kurang adanya pemantauan atau pemeriksaan oleh kepala sekolah
terhadap kegiatan atau proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
C. Pembatasan Masalah
Pembinaan disiplin kerja guru dapat dilihat dari berbagai bentuk,
seperti : tujuan pembinaan, proses pembinaan, aspek yang dibina dan lain
sebagainya. Pembinaan disiplin kerja guru yang diteliti dalam penelitian ini
adalah pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar meliputi : pembinaan
disiplin dalam merencanakan program pengajaran, pembinaan disiplin dalam
mengajar dan pembinaan disiplin dalam melakukan evaluasi.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka permasaalahan yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pembinaan disiplin kerja guru dalam merencanakan pengajaran
oleh kepala sekolah di SMP Kecamatan Sungai Tarab.
2. Bagaimana pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanaan pengajaran
oleh Kepala sekolah di Kecamatan Sungai Tarab.
6
3. Bagaimana pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanan evaluasi
pengajaran oleh Kepala sekolah di Kecamatan Sungai Tarab.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang :
1. Pembinaan disiplin kerja guru dalam perencanaan program pengajaran
oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab.
2. Pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanaan pengajaran oleh
Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab.
3. Pembinaan disiplin kerja guru dalam pelaksanaan evaluasi pengajaran
oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi :
1. Kepala sekolah dalam rangka pembinaan disiplin kerja guru.
2. Pengawas SLTP/SM dalam rangka pembinaan disiplin keja guru.
3. Guru-guru sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan disiplin
kerja.
7
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil pekerjaan
seseorang agar lebih baik. Pembinaan merupakan aspek yang sangat penting
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan
mutu pendidikan, sebab pembinaan pada hakekatnya merupakan upaya yang
dilakukan untuk mengarahkan para pengikut memiliki pengetahuan, sikap
dan keterampilan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam membantu,
mendorong, serta mengkooordinasikan sesuatu hal terhadap orang lain agar
dapat terlaksana secara optimal, diperlukan suatu pembinaan yang efektif.
Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa
suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana
seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah, pembinaan
dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang
dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal
yang telah direncanakan. Menurut Soetopo, H. dan Soemanto, W (1991: 43)
bahwa “pembinaan adalah suatu kegiatan mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada”.
Menurut Widjaja (2000:14) pembinaan adalah suatu proses atau
pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan
mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai
7
8
usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan, dan mengembangkannya.
Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan
unutk mencapai tujuan hasil yang maksimal”.
Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap
pola kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup
tertentu dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha
untuk menata ulang pola kehidupannya.
Pendapat diatas mengisarat bahwa pembinaan merupakan suatu
aktifitas yang diarahkan untuk memperbaiki membina, suatu aktifitas atau
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang lebih baik. Usaha atau
kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan haruslah terencana dengan baik
dan terarah.
Dari pendapat-pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembinaan adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan, rangkaian aktifitas
yang dilakukan secara berencana untuk mempertahankan, memperbaiki, dan
menyempurnakan sesuatu yang telah ada sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Berkaitan dengan Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Dasar hukumnya
adalah UU Nomor 8 th 1974 tentang Kedudukan Kewajiban, Hak dan
pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Salah satu kalimat dari penjelasan UU 8 th
1974 menyatakan bahwa pembinaan yang dilakukan merupakan usaha untuk
9
mewujudkan Pegawai Negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta
bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna, berhasil guna,
bersih berkualitas tinggi, sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur
aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat.
Untuk mewujudkan pegawai seperti yang dikemukakan diatas perlu
dilakukan pembinaan secara terus menerus, terpprogram dan berkelanjutan,
tanta adanya pembunaan terprogram dan berkelanjutan sulit kiranya untuk
mendaptkan pegawai sepert yang dikemukakan diatas. Guru sebagai salah
satu unsur Pegawai Negeri perlu dibina secar terprogram dan terus menerus,
baik kemampuan kerjanya maupun gentang disiplin kerja dan guru itu
sendiri. Disiplin tidaknya guru dalam bertugas akan ikut mempengaruhi
anak didik dalam belajar dan akhirnya mempengaruhi pencapaian tujuan
pendidikan itu sendiri.
2. Bentuk Pembinaan Oleh Kepala Sekolah
Pelaksanaan pembinaan memberikan pengaruh yang positif terhadap
peningkatan kemampuan guru, oleh sebab itu pembinaan perlu dilaksanakan
dengan baik. Untuk melaksanakan pembinaan butuh suatu pengetahuan dan
keterampilan serta dukungan dari semua pihak. Tanpa adanya itu, kepala
sekolah akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan pembinaan.
Pembinaan kepala sekolah terhadap guru dapat dilakukan dengan
berbagai cara atau teknik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pembinaan disiplin kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, Soetopo dan
10
Soemanto ( 1988 : 55 ) melihat pembinaan merupakan kegiatan
mengarahkan, membimbing, memotivasi dan mengawasi aktivitas guru
dalam bertugas. Wijono (1989:2) pembinaan yang diberikan kepada guru
oleh kepala sekolah dapat dilakukan melalui; 1) bimbingan, 2) pengarahan,
3) motivasi/dorongan. Berdasarkan pengertian di atas, penulis
menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk pembinaan meliputi bimbingan,
penagarahan dan motivasi. Selanjutnya bentuk-bentuk pembinaan
kompetensi guru tersebut di uraikan sebagai berikut:
a. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Melalui Bimbingan
Pembinaan disiplin kerja guru melalui bimbingn-bimbingan dapat
diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada guru-guru dalam
melaksanakan tugas mengalami berbagai hambatan dan kedala, ia butuh
bantuan dari orang lain terutama Kepala Sekolah.
Kepala sekolah sebagai pimpinan harus memberi bantuan dan
bimbingan kepada guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari. Bantuan dan bimbingan yang
diberikan kepada guru-guru oleh Kepala Sekolah diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran guru dalam bertugas diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran guru dalam bertugas yang akhirnya disiplin kerja
guru dapat meningkat.
Bila guru menghadapi kendala atau masalah dalam menyusun
program pngajaran, melaksanakan kegiatan belajar maupun dalan
melaksanakan evaluasi pembelajaran. Kepala sekolah hendaknya
11
memberikan perhatian khsusus untuk memberikan bantuan dan
bimbingandalam menangai dan memecahkan masalah yang dihadapinya,
dengan adanya perhatian dan batuan dari kepala sekolah akan
meningkatkan rasa tanggung jawab dalan bertugas.
Bafadal (2003:44) bimbingan terbagi 2 yaitu : a) bimbingan
individual, b) bimbingan kelompok, dimana:
a. Bimbingan individual, yaitu digunakan untuk individu yang
menghadapi permasalahan yang bersifat pribadi yang memerlukan
kesadaran pemahaman, dapat dilakukan dengan cara kunjungan
kelas, observasi kelas, pertemuan individual, dan lain-lain.
b. Bimbingan kelompok, yaitu dilaksanakan apabila sejumlah guru
memiliki kebutuhan, permasalahan yang serupa, bimbingan dapat
dilakukan melalui instrument kemampuan guru, kerja kelompok,
demostrasi pengajaran.
b. Pembinaan Disiplin Kerja Guru melalui pengarahan
Pengarahan menurut Handoko ( 1998 : 25 ) adalah upaya untuk
membuat atau mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan.
Arahan merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan pimpinan
kepada bawahan agar bawahan mengikuti dan memahami tugas yang
dikerjakan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kepala sekolah harus memberikan arahan kepada guru-guru dalam
bekerja, denagn pengarahan yang diberikan, guru-guru tahu dan mengerti
tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakannya. Tidak semua guru,
12
kadang-kadang memahami dengan baik tugas dan tanggung jawab yang
harus dilaksanakannya, dengan pengarahan dari Kepala sekolah
diharapkan guru-guru dapat melaksanakan tugas sebagai mana mestinya.
c. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Melalui Motivasi
Guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari tadah statis
kondisinya tapi dinamis, kadang-kadang guru bekrja dengan penuh
semangat dan bergairah, tapi kadang-kadang tidak bergairah dan tidak
bersemangat. Kehadirannya ke sekolah juga kadang-kadang rajin dan
kadang-kadang agak malas.
Untuk membina agar motivasi kerja guru tetap tinggi, Kepala
sekolah harus berupaya dan mencari upaya-upaya agar guru termotivasi
dalam bertugas. Kepala sekolah harus tahu apa yang menjadi kebutuhan
guru dalam bertugas, dengan menyediakan kebutuhan guru dalam bertugas
diharapkan guru akan termotivasi dalam bertugas, dengan demikian
disiplin kerja guru akan meningkat dengan baik. Pemberian insentif
material maupun bersifat non material perlu dipertimbangkan oleh kepala
sekolah dalam menjalankan disiplin kerja guru, hal ini harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi sekolah sendiri.
Menurut Mulyasa (2007: 144) ada beberapa teknik motivasi yang
dapat digunakan oleh kepala sekolah antara lain : 1) Pemberian pujian dan
penghargaan. 2) Pemberian kepercayaan untuk melaksanakan sesuatu
pekerjaan tugas atau kegiatan. 3) Pemberian peluang atau kesempatan
untuk melakukan tindakan yang kreatif. 4) pemberian insentif atau
13
imbalan. 5) Menciptakan iklim kerja yang harmonis. 6) Memberikan
teladan yang baik. 7) memberikan petunjuk atau nasehat. 8) memberikan
teguran atau sanksi. 9) memberikan layanan yang layak untuk keperluan
naik pangkat/promosi. 10) memberitahukan hasil pekerjaan kepada guru
yang bersangkutan. 11) memberikan kesempatan untuk meningkatkan
pengetahuan atau keterampilan guru.
Jadi motivasi merupakan suatu upaya kepala sekolah untuk
menggerakkan guru dapat melakukan tugasnya dengan baik. Berdasarkan
uraian-uraian di atas dapat dilakukan bahwa pembinaan terhadap
kompetensi pedagogik dapat dilakukan kepala sekolah dalam bentuk
bimbingan, pengarahan dan motivasi terhadap kompetensi yang dibina.
3. Disiplin Kerja Guru
a. Pengertian Disiplin Kerja
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai
cara untuk mencapai sesuatu dalam hidupnya. Oleh karena itu manusia
harus disiplin dalam melakukan sesuatu agar apa yang diharapkan dapat
tercapai dengan maksimal. Djauzak (1992:1) mengemukakan “ disiplin
adalah suatu keadaan tertip di mana orang-orang yang tergabung dalam
organisasi tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan yang telah ada
dengan senang hati”. Selanjutnya Hasibuan (2007:193) mengatakan
“kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.
14
Disiplin dapat diartikan menurut Poerwadarmita (2003:297)
“disiplin adalah suatu ketaatan dan kepatuhan pada aturan tata tertib.
Anaroga (2001:46) mengemukakan disiplin adalah suatu sikap,
perbuatan untuk selalu mentaati tata tertip melalui disiplin, guru akan
dapat meningkatkan produktivitasnya. Selain itu guru akan bekerja tepat
waktu sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga setiap pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan efektif.
Menurut Wursanto (1989:108) disiplin merupakan keadaan yang
menyebabkan atau memberikan dorongan kepada guru untuk berbuat
dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan-
aturan yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Singodimedjo dalam
Sutrisno (2010:86) mengartikan disiplin suatu sikap kesediaan dan
kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan
yang berlaku disekitarnya.
Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2005:291) disiplin kerja
merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhdap
peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang
yang diberikan kepadanya.
Menurut Veithzal Rivai (2005:444) menjelaskan ”Disiplin kerja
adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi
dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku
15
serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku”. Selanjutnya menurut Edi Sutrisno (2010:95) mengartikan
disiplin kerja sebagai suatu sikap terhadap peraturan organisasi dalam
rangka pelaksanaan kerjanya, maka disiplin kerja dikatakan baik bila
guru mengikuti dengan sukarela aturan atasannya dan berbagai peraturan
oragnisasi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin
kerja adalah suatu sikap yang didasari dengan penuh kesadaran dan
kesediaan seseorang untuk mematuhi dan taat pada aturan yang berlaku
dalam suatu organisasi.
b. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Oleh Kepala Sekolah
1) Pembinaan disiplin kerja guru dalam Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana
terkait, baik manajer dalam hal ini adalah kepala sekolah maupun
staf dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses menyusun materi
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2) Pembinaan disiplin kerja guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
16
Pelaksanaan pembelajaran merupakan dimana seorang guru
diharapkan dapat memotivasi, mendorong dan memberi
semangat/inspirasi kepada siswa, sehingga siswa dapat mencapai
tujuannya. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran di sekolah terutama
ditujukan kepada guru sebab merekalah yang terlibat lagi dalam
proses pendidikan dan pembelajaran. Kepala sekolah dalam hal ini
menekankan kegiatannya pada usaha mempengaruhi guru-guru
dalam melaksanakan tugas mengajar.
Terdapat beberapa kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut yaitu: (1) pengaturan
pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru; (2)
pelaksanaan kegiatan pembelajaran; (3) pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan; (4) supervisi pelaksanaan
pembelajaran; dan (5) supervisi pelaksanaan bimbingan
penyuluhan.
3) Pembinaan disiplin kerja guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah menentukan standar nilai
kelulusan dan melakukan supervisi terhadap guru, dimana selain
memberikan pengarahan kepala sekolah juga melakukan
pengawasan terhadap kinerja guru (adakah kekurangan, perlukan
diadakan perbaikan, dan bagaimanakah keadaan/situasi di kelas,
apakah sudah sesuai pedoman atau tidak sehingga diharapkan guru
dapat meningkatkan kompetensi dan motivasinya dalam
17
melaksanakan tugas. Sedangkan untuk evaluasi proses kegiatan
belajar mengajar maupun hasil belajar siswa, kepala sekolah
menyerahkan sepenuhnya kepada guru.
c. Pentingnya Disiplin Kerja Guru
Jika seorang guru kurang mempunyai disiplin kerja yang baik
akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan secara
umum dan tujuan pembelajaran secaara khusus. Jadi dapat dikatakan
disiplin itu sangat penting bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Hal
ini perlukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang aman dan tertib
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
Menurut Siswanto (2002:292) disiplin kerja itu penting artinya
dalam hal-hal berikut:
1) Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijaksanaan
ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijaksanaan organisasi yan
berlaku baik tertulis dan tidak tertulis.
2) Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu
memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang
berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
3) Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang
dan jasa organisasi sebaik-baiknya.
18
4) Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang
berlaku pada organisasi.
5) Agar tenaga kerja mampu menghasilkan prestasi kerja yang tinggi
sesuai dengan harapan organisasi, baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Oleh karena itu disiplin memang penting bagi guru dalam
melaksanakan tugas terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Tanpa adanya disiplin guru dalam pelaksanaan tugasnya, tidak mungkin
pelaksanaan tugas tersebut dapat berjalan dengan lancar dan baik, akan
tetapi dengan disiplin yang tinggi, maka guru itu akan menjadi guru yang
bertanggung jawab, lebih patuh dan taat pada peraturan yang sudah dibuat
dalam melaksanakan tugas sebagi seorang guru, sehingga pelaksanaan
proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah ada.
d. Tugas Guru Dalam Mengajar
Tugas guru dalam bidang pengajaran, berhubungan dengan
berbagai pengalaman belajar yang diterima oleh murid-murid di dalam
kelas yang menimbulkan perobahan dalam diri murid. Untuk
melaksanakan tugas pengajaran dengan baik, maka guru harus membuat
program pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar dan
melaksanakan evaluasi. Pengertian tugas dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) (2008 : 1942) memberikan pengertian tentang tugas
adalah sesuatu yang eajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk
dilakukan, sedangkan Bafadal (2003 : 23) mengemukakan bahwa tugas
19
adalah segala aktifitas dan kewajiban yang harus diperfomansikan oleh
seseorang dalam memainkan peran tertentu. Selanjutnya Djamarah(2010 :
37) mengemukakan tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada
guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemudian Suryosubroto (2002:19) “proses belajar mengajar
meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
pengajaran”.
Tugas guru dalam proses belajar mengajar di atas satu persatu
diuraikan dengan ringkas.
1) Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pengajaran sangat dibutuhkan untuk memantapkan
proses belajar mengajar. Menurut Syaiful dalam Eflidarma (2007:18)
menyatakan bahwa tujuan penyusunan penyusunan perencanaan
pembelajaran (intructional desing) secara ideal adalah agar guru
menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan
alat dan media pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar
bahasan dan mengelola alokasi yang tersedia dan membelajarkan
peserta didik sesuai dengan yang diprogramkan.
Menurut Mulyasa (2008:148) kegiatan-kegiatan yang dilakukan
guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran meliputi:
20
a) Penyusunan program pembelajaran
Menurut Suryosubroto (2002:9) yang perlu disusun dalam
program pembelajaran adalah program tahunan, program
semester, program satuan pelajaran dan perencanaan program
mengajar. Seiring dengan itu Kunandar (2008:235) juga
mengemukakan pengembangan kurikulum mencakup
pengembangan program tahunan, program semester, program
modul, program mingguan dan program harian.
(1) Program tahunan
Menurut Kunandar (2008:236) Program tahunan
disusun setahun sekali untuk setiap mata pelajaran. Program
tahunan merupakan gabungan dari dua program semester yang
berisi pokok bahasan/sub pokok bahasan, alokasi waktu serta
rencana pengajaran.
(2) Program semester
Kunandar (2008:236) mengemukakan Program
semester adalah program yang berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai
dalam semester tersebut. Penyusunan Program semester
sebagai bagian tugas dari guru yang dibuat sebagai
bahan/pedoman praktis untuk digunakan guru dalam
mempersiapkan atau merencanakan pengajaran dalam kurun
waktu satu semester. Perencanaan pengajaran yang dibuat
tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan persiapan
21
mengajar sebagai pedoman yang akan digunakan dalam waktu
1 (satu) semester.
b) Penyusunan Silabus
Silabus sebagai bagian dari rencana pembelajaran. Menurut
Kunandar (2008:244) silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar
yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Agar pengembangan
silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada
dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka dalam
pengembangan silabus perlu diperhatikan prinsip-prinsip
pengembangannya. Menurut Mulyasa (2009:191) prinsip tersebut
adalah 1) ilmiah, 2) relevan, 3) fleksibel, 4) kontiniutas, 5)
konsisten, 6) memadai, 7) aktual dan konsektual, 8) efektifitas, 9)
efisien. Jadi ke sembilan prinsip-prinsip tersebut perlu
diperhatikan dalam pengembangan silabus.
c) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Kunandar (2008:262) rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan di jabarkan melalui
silabus.
22
Perencanaan dalam bentuk persiapan mengajar merupakan
penjabaran dari setiap pokok pembahasan yang ada dalam program
semester. Persiapan mengajar merupakan bentuk persiapan
kongkrit untuk melaksanakan pembelajaran yang bentuknya
ringkas, langkah kegiatan jelas, mudah dikuasai, dimengerti dan
dipahami oleh guru.
Fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran digunakan
sebagai acuan untuk menyusun rencana pembelajaran sehingga
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat lebih terarah
secara efekif dan efisien. Langkah dalam pengembangan RPP
menurut Mulyasa (2009: 224) adalah:
a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin
dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang
dikembangkan harus mengandung muatan yang menjadi materi
standar yang dapat diidentifikasi berdasarkan kebutuhan
peserta didik, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan dan
filsafat.
b. Mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan
bahan pembelajaran yang berkenaan dengan apa yang harus
dipelajari oleh siswa untuk membentuk kompetensinya. Materi
standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa
dalam proses pembelajaran. Mulyasa (2009: 225) secara umum
materi standar mencakup tiga komponen utama yaitu: Ilmu
23
pengetahuan, proses dan nilai- nilai. Guru sebagai manajer
kurikulum di sekolah diharapkan dapat memiliki materi
standar sesuai dengan kebutuhan, minat, kemampuan dan
perkembangan siswa.
c. Menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat
kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling
efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar
yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar.
d. Langkah terakhir dalam pengembangan RPP adalah
merencanakan penilaian. Penilaian hendaknya dilakukan
berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama
proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian hendaknya
dilakukan berbasis kelas (PBK) , dan ujian dilakukan berbasis
sekolah (SBE). Tyler dalam Mulyasa (2009: 226) mengatakan
bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui
tercapai tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan yang
mencakup seluruh komponen baik pembelajaran, proses
maupun hasilnya.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan implementasi
dari rencana pengajaran yang telah disusun sebelumnya. Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran tugas guru mencakup tiga hal yaitu
melakukan kegiatan pembuka, melakukan kegiatan inti, dan melakukan
24
kegiatan penutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Usman (2005:129)
menambahkan, tugas guru dalam mengajar meliputi memulai
pembelajaran, mengelola kegiatan inti, mengorganisasikan waktu, siswa
dan fasilitas mengajar, melaksanakan proses penilaian dan hasil belajar
dan mengakhiri pembelajaran. Seiring dengan itu Mulyasa (2009:181)
“pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan yakni pembukaan,
pembentukan kompetensi dan penutup”.
Proses pembelajaran merupakan kegiatan melaksanakan apa
yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam kegiatan ini guru
memegang peranan penting. Sebaik apapun perencanaan yang telah
disusun, jika dalam pelaksanaan tidak berjalan dengan baik, maka
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal.
1) Kegiatan Pembuka
Melaksanakan pengajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi antara siswa dengan guru dan lingkungan, sehingga
terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Pelaksanaan pengajaran berpegang pada apa yang tertuang dalam
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan pembuka,
sebelum menyajikan pelajaran seseorang guru perlu
menyampaikan bahan pengait atau apersepsi dengan cara
menghubungkan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki oleh siswa.
25
Menurut Mulyasa (2009:181) mengatakan bahwa kegiatan
guru dalam membuka pelajaran adalah:
a) Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta
didik dengan materi yang akan disajikan.
b) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar
materi yang akan dipelajari.
c) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan
tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan.
d) Menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi
sesuai dengan materi yang disajikan.
e) Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman
peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun
untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan
yang akan dipelajari. Dalam hal ini guru dapat melakukan pre
tes atau tes awal. Mulyasa (2009: 217) menyebutkan fungsi
pre tes antara lain:
1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik
sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan.
3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
oleh peserta didik.
26
4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses belajar
mengajar dimulai.
Jadi dengan dilakukan pre tes dapat menyiapakan siswa
dalam proses belajar mengajar dan dapat mengetahui tingkat
kemajuan siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan dan
mengetahui kemampuan awal terhadap pembelajaran yang akan
dilakukan dan mengetahui kemampuan awal siswa.
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,
dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses Pembelajaran bahwa pelaksanaan kegiatan inti merupakan
proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Dalam lampiran Permendiknas no 41 tahun 2007 tanggal 23
November 2007 tentang Standar Proses Untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah, kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
27
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan guru adalah:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang
jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik
serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya.
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru harus:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
28
baik secara lisan maupun tertulis.
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut.
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif.
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar.
6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru harus:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik.
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
29
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar.
b) membantu menyelesaikan masalah.
c) memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi.
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan penutup
Penutup merupakan kegiatan akhir yang dilakukan guru
untuk mengakhiri pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh guru menurut Mulyasa (2009:186) adalah :
a) Meninjau kembali
Dapat dilakukan dengan cara merangkum materi pokok atau
menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada kompetensi
dasar dan tujuan yang telah dirumuskan.
b) Mengevaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dilakukan,
serta untuk mengetahui apakah kompetensi dasar dan tujuan
30
yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta didik melalui
pembelajaran.
c) Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan
peserta didik setelah pembelajaran dan pembentukan
kompetensi. Kegiatan ini perlu diberikan oleh guru agar terjadi
pemantapan pada diri peserta didik terhadap pembentukan
kompetensi dasar dan pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.
Selain itu, menurut Mulyasa (2009:185) guru juga dapat
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.
2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari
dan tugas-tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan pokok
bahasan yang telah dipelajari.
4) Memberikan postes baik secara lisan, tulisan maupun
perbuatan.
3) Melakukan Evaluasi Pembelajaran
Kegiatan evaluasi berguna untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran sudah tercapai atau belum, apakan materi yang diajarkan
31
sudah cukup tepat, serta apakah dalam menggunakan metode mengajar
sudah tepat atau belum. Semua itu akan terjawab pada kegiatan
evaluasi, serta tujuan lain penilaian adalah dapat mengetahui kedudukan
siswa di dalam kelas atau kelompok.
Menurut Nirwana dkk (2008:198) evaluasi pengajaran
merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat
kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan pengukuran.
Selanjut Mulyasa (2009:217) mengatakan “penilaian pembelajaran pada
umumnya mencakup pre tes, penilaian proses, dan post tes”.
Dari hasil evaluasi tersebut guru dapat mengambil tindakan apa
yang harus dilakukan terhadap peserta didik tersebut, penilaian/evaluasi
juga bermanfaat bagi guru sebagai pedoman dan masukan untuk
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa evaluasi penting dilakukan untuk pengukuran
kemampuan siswa dalam mempelajari keterampilan dan pengetahuan
serta sebagai masukan dan membuat perencanaan pembelajaran
kedepannya.
B. Kerangka Konseptual
Pembinaan disiplin kerja guru oleh Kepala sekolah akan dapat
meningkatkan mutu proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu
Kepala sekolah selaku pimpinan harus membina guru-guru agar mereka
berdisplin dalam bertugas. Proses pembinaan disiplin kerja guru da;pat
dilakukan dengan memberi arahan, membimbing, dan memotivasi guru-guru
32
dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan
mengevaluasi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya pembinaan disiplin kerja
guru oleh kepla sekolah ini akan di teliti pada kerangka konseptual
penelitiannya adalah sebagai berikut:
Proses Pembinaan
Gambar I Kerangka konseptual Penelitian ini tentang Pembinaan Disiplin Kerja
Guru Dalam Mengajar OLeh Kepala Sekolah Di SMP N Kecamatan Sungai tarab Kabupaten Tanah Datar
Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
Guru Yang Disiplin Dalam Bekerja
Mengarahkan Membimbing Memotivasi
Pembinaan Disiplin Kerja Guru
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif. Menurut
Arikunto (2010:3) istilah “deskriptif” berasal dari istilah bahasa inggris to
describe yang berarti memamaparkan atau menggambarkan suatu hal,
misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan
demikian penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sedang disebutkan, yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
Menurut Sugiyono (2007:11) penelitian diskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, lebih satu variabel
atau lebih (intenpenden) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
antara variabel satu dengan variabelnya. Penelitian ini bermaksud untuk
mengungkapkan tentang “ Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab
Kabupaten Tanah Datar“.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini merupakan penalitian dengan satu variabel
yaitu Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Mengajar Oleh Kepala
Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab dengan
indikatornya mengarahkan, membimbing dan memotivasi
C. Populasi & Sampel
33
34
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruh subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Sungai
Tarab Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
jumlah populasi adalah 98 orang dan tersebar 4 buah SMP. Untuk lebih
jelasnya populasi penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru
Total L P
1 SLTPN 1 Sungai Tarab 8 29 37
2 SLTPN 2 Sungai Tarab 6 15 21
3 SLTPN 3 Sungai Tarab 7 11 18
4 SLTPN 4 Sungai Tarab 6 16 22
Jumlah 27 71 98
b. Sampel
Menurut Sugiono (2005:57) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul refresentatif (mewakili). Sampel
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Teknik Proportionate
Stratified Random Sampling. Untuk memperoleh sampel penelitian
menurut teknik di atas maka dilakukan langkah sebagai berikut :
35
1) Melakukan identifikasi strata populasi dan mengelompokkannya
berdasarkan strata
2) Mencari besar populasi pada setiap strata
3) Menentukan jumlah sampel
4) Menentukan subjek yang menjadi anggota sampel penelitian
Tahap-tahap di atas diuraikan sebagai berikut:
1) Identifikasi Strata
Strata yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah : strata menurut jenis
kelamin. Strata di atas diasumsikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Menurut jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan.
2) Proporsi pada setiap strata
Berdasarkan strata populasi yang telah ditetapkan, ditentukan proporsi
pada setiap strata. Perhitungan proporsi tersebut dilakukan dengan cara
berikut:
p. L =
= 0,27
q. = 1 – p
= 1 – 0,27
= 0,73
36
3) Menetukan jumlah sampel
Untuk menentukan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan
persamaan Cochran (1991:85):
no. .
₂
Jika jumlah sampel no lebih besar 5% dari jumlah populasi, maka
pengambilan dilakukan dengan menggunakan rumus koreksi:
n=
keterangan:
no = besarnya sampel tahap pertama
N = jumlah populasi penelitian
n = besar sampel tahap kedua
t = taraf kepercayaan dalam penelitian ; hal ini ditetapkan 95% dan karena
itu Z = 1.96
d = pertimbangan kesalahan penarikan sampel pada situasi tertentu atau
batas toleransi kesalahan pengambilan sampel ditetapkan 10%
p = besar populasi kelompok strata
q = (1-p)
Perhitungan sampel dengan menggunakan rumus Cochran (1991:85)
dimana d = 0,1 atau batas toleransi kesalahan sampling 10% dilakukan
dengan sebagai berikut:
37
no. .
= . . . . .
.
= 76
Koreksi terhadap sampel di atas adalah:
n=
=
= 43
Berdasarkan data di atas maka besar sampel ditetapkan menjadi 43.
Dengan demikian sampel penelitian mencapai 43/98 x 100% = 44% dari
populasi.
4) Penentuan subjek penelitian
Pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak dengan teknik lotrek
sebanyak 44% dari masing-masing strata jumlah sampel yang terpilih
setelah pembulatan bilangan dapat dilihat pada tabel berikut:
38
Tabel 2. Penyebaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
No Nama Sekolah Jenis Kelamin Sampel 44%
JumlahL P L P
1 SLTPN 1 Sungai Tarab 8 29 4 13 17
2 SLTPN 2 Sungai Tarab 6 15 3 7 10
3 SLTPN 3 Sungai Tarab 7 11 3 5 8
4 SLTPN 4 Sungai Tarab 6 16 3 7 10
Jumlah 45
D. Jenis Data & Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
yaitu data langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumbernya. Data primer
meliputi data tentang Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh
Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten
Tanah Datar yang langsung akan dikumpulkan oleh peneliti dari sumbernya.
b. Sumber Data
Data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini bersumber dari
seluruh guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab
Kabupaten Tanah Datar yang menjadi responden penelitian berjumlah 45
orang.
39
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah angket yang disusun menggunakan model skala Likert
dengan alternatif jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang
(KK), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Penyusunan instrumen penelitian
ini dilakukan melalui beberapa tahap:
1. Menentukan indikator dari variabel yang ak an diteliti
2. Membuat kisi-kisi angket
3. Menyusun butir pertanyaan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
dari variabel penelitian sesuai dengan kebutuhan yang dibuat dengan
berpedoman pada indikator masing-masing variabel
4. Melakukan uji coba angket
Uji coba dilakukan terhadap 10 orang dari populasi guru Sekolah
Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
yang tidak terpilih sebagai sampel pada populasi. Uji coba angket
dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan realibilitasnya.
a) Validitas
Untuk menguji validitas data diolah menggunakan rumus korelasi tata
jenjang Arikunto (2006:278), yaitu
rhoxy = 1 - ∑ ² ²
40
keterangan:
rho = korelasi validitas yang dicari
∑D = jumlah beda (rank total-rank maksimal)
N = jumlah sampel
Dari hasil perhitungan untuk variabel pembinaan disiplin kerja guru
dalam mengajar oleh kepala sekolah diperoleh nilai =
0,876 sedangkan taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah
0,632. Dikarenakan yaitu 0,876 > 0,632 maka
instrumen tersebut adalah valid.
b) Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus Alpha,
Suharsimi (2006:109):
= ∑∑
Dimana:
r = Reliabilitas yang dicari
∑ σb = Jumlah varian butir
∑ σ t = Varian total
n = Jumlah butir
Dari hasil perhitungan reliabilitas pengawasan pimpinan diperoleh
hasil = 0,9035, sedangkan dengan 0,01 dengan N = 10
adalah 0,632. Karena atau 0,9035 > 0,632 maka
instrumen tersebut reliabel.
41
F. Teknik Analisis Data
Teknik untuk menganalisis data dapat digunakan skor rata – rata
(Mean).
Adapun proses analisis dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Verifikasi data yaitu memeriksa kembali kelengkapan data yang telah
dikumpulkan dari sampel
2. Melakukan tabulasi data yaitu meneliti semua jawaban yang diberikan
sampel.
3. Menghitung skor rata – rata, dengan rumus yang dikemukakan Arikunto
(2003:236) sebagai berikut :
M ∑
Keterangan:
M= Skor rata-rata yang dicari
∑ = Jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor
Sampel/responden penelitian
4. Mendeskripsikan data yang telah diolah dalam tabel
5. Memberi skor masing – masing jawaban. Untuk jawaban SL = 5, SR =
4, KD = 3, JR = 2, dan TP = 1
6. Mengetahui pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala
sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab dengan
menggunakan kriteria batas nyata skor Skala Likert yang dikemukakan
Widodo (2004:78) dengan perincian sebagai berikut :
42
Mean Kategori
4,6 - 5 = Sangat Baik
3,6 - 4,5 = Baik
2,6 - 3,5 = Cukup
1,6 - 2,5 = Kurang
1 - 1,5 = Sangat Kurang
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian mengenai Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam
Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai
Tarab Kabupaten Tanah Datar meliputi data tentang disiplin dalam
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi
pembelajaran. Deskripsi data hasil penelitiannya dapat dilihat pada bagian
berikut:
1. Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran
Hasil pengolahan data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam
Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Aspek
perencanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten tanah Datar dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut:
43
44
Tabel 3 Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala
Sekolah Menengah Pertama dalam Aspek Perencanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
No
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Merencanakan
Alternatif Jawaban Responden Jumlah Skor rata-rata
SL SR KK JR TP
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx
1 Kepala sekolah memberi arahan agar membuat program tahunan tepat waktu.
25 125 15 60 5 15 - - - - 45 145 3,22
2 Kepala sekolah mengingatkan untuk membuat program semester sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
24 120 17 68 3 9 1 2 - - 45 199 4,42
3 Kepala sekolah mengingatkan untuk menganalis materi pelajaran dalam menyusun program pengajaran sesuai dengan petunjuk yang ada.
19 95 20 60 6 18 - - - - 45 173
3,84
4 Kepala sekolah memberi contoh agar membuat tes yang baik dan benar.
13 65 21 84 11 33 - - - - 45 182 4,04
5 Kepala sekolah membimbing menyusun program tahunan sesuai pedoman yang digunakan.
17 85 22 88 5 15 1 2 - - 45 190 4,22
6 Kepala sekolah memberi contoh cara menyusun program semester agar dengan ketentuan yang berlaku.
12 60 27 108 6 18 - - - - 45 186 4,13
7 Kepala sekolah memberi bimbingan agar membuat persiapan mengajar setiap akan mengajar.
10 50 24 96 9 27 2 4 - - 45 177 3,93
8 Kepala sekolah mendorong agar membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran.
25 125 15 60 5 15 - - - - 45 200 4,44
9 Kepala sekolah mendorong agar membuat program semester tepat waktu.
22 110 16 64 7 21 - - - - 45 195 4,33
Skor Rata-rata 4,06
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa Pembinaan Disiplin Kerja
Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam
aspek perencanaan, skor rata-rata tertinggi adalah kepala sekolah
45
mendorong agar membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran
dengan skor (4,44) dan skor rata-rata yang rendah adalah kepala sekolah
memberi arahan agar membuat program tahunan tepat waktu.dengan skor
(3,22).
Secara umum skor rata-rata Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam
Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek
perencanaan adalah 4,06, skor rata-rata ini berada pada kategori Baik. Hal
ini berarti Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala
Sekolah Menengah Pertama dalam aspek perencanaan sudah cukup
terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.
2. Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Hasil pengolahan data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam
Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek
pelaksanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut:
46
Tabel 4 Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala
Sekolah Menengah Pertama dalam Aspek Pelaksanaan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
No
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Melaksanakan
Alternatif Jawaban Responden Jumlah Skor rata-rata
SL SR KD JR TP
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx
1 Kepala sekolah memberi arahan agar dalam mengajar berpedoman kepada persiapan mengajar yang dibuat.
19 95 17 68 7 21 2 4 - - 45 188 4,18
2 Kepala sekolah mengingatkan agar masuk ke kelas saat mengajar tepat waktu.
18 90 23 92 3 9 1 2 - - 45 193
4,29
3 Kepala sekolah menjelaskan agar dalam penyampaian materi pelajaran disesuaikan dengan waktu yang direncanakan.
15 75 26 104 4 12 - - - - 45 191 4,24
4 Kepala sekolah memberi arahan agar dalam mengajar menggunakan berbagai media yang telah direncanakan.
9 45 29 116 6 18 1 2 - - 45 181 4,02
5 Kepala sekolah membimbing agar menggunakan berbagai metoda dalam mengajar sesuai pedoman yang ada.
11 55 26 104 7 21 1 2 - - 45 182 4,04
6 Kepala sekolah memberi bimbingan dalam melakukan interaksi belajar mengajar dikelas.
10 50 27 108 7 21 1 2 - - 45 181 4,02
7 Kepala sekolah membimbing dalam melaksanakan pelajaran remedial bagi siswa yang yang belum mencapai tujuan pembelajaran.
11 55 26 104 7 21 1 2 - - 45 182
4,04
8 Kepala sekolah memberi peluang untuk berkreasi dalam mengajar sesuai dengan ketentuan yang ada.
16 80 25 100
3 9 1 2 - - 45 191
4,24
9 Kepala sekolah membimbing dalam menggunakan berbagai media dalam mengajar.
6 30 28 112 8 24 3 6 - - 45 172 3,82
10 Kepala sekolah menuntut untuk menganalisis tes yang telah digunakan.
10 50 27 108 7 21 1 2 - - 45 181 4,02
11 Kepala sekolah meminta mengisi daftar hadir setiap hari sesuai denan ketentuan yang berlaku.
25 125 16 64 4 12 - - - - 45 201 4,47
Skor rata-rata 4,08
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa Pembinaan Disiplin
Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah
Pertama dalam aspek pelaksanaan, skor rata-rata tertinggi adalah
Kepala sekolahmeminta mengisi daftar hadir setiap hari sesuai
47
dengan ketentuan yang berlaku dengan skor (4,47) dan skor rata-rata
yang rendah adalah Kepala sekolah membimbing dalam
menggunakan berbagai media dalam mengajar dengan skor (3,82).
Secara umum skor rata-rata Pembinaan Disiplin Kerja Guru
Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam
aspek pelaksanaan adalah 4,08, skor rata-rata ini berada pada kategori
Baik. Hal ini berarti Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek pelaksanaan
sudah cukup terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten
Tanah Datar.
3. Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Mengevaluasi Pembelajaran
Hasil pengolahan data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam
Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek
evaluasi sudah cukup terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab
Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 5 berikut
48
Tabel 5 Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala
Sekolah Menengah Pertama dalam Aspek Evaluasi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
No
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam Mengevaluasi
Alternatif Jawaban Responden Jumlah Skor rata-rata
SL SR KD JR TP
F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx F Fx
1 Kepala Sekolah membimbing dalam membuat kisi-kisi sesuai dengan ketentuan yang ada.
11 55 22 88 11 33 1 2 - - 45 178 3,96
2 Kepala Sekolah membimbing dalam memberikan tes tertulis kepada siswa
12 60 19 76 12 36 2 4 - - 45 176 3,91
3 Kepala Sekola memberi contoh agar membuat tes yang baik dan benar.
10 50 22 88 11 33 2 4 - - 45 175 3,89
4 Kepala Sekolah memberi bimbingan dalam membuat laporan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
8 40 29 116 8 24 - - - - 45 180 4,00
5 Kepala Sekolah meminta memberikan tugas pengayaan siswa yang cepat dalam belajar.
9 45 30 120 6 18 - - - - 45 183 4,07
6 Kepala Sekolah membimbing menggunakan soal-soal pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan untuk soal tes yang akan diberikan kepada siswa
4 20 30 120 11 33 - - - - 45 173
3,84
7 Kepala Sekolah memotivasi Bapak/Ibu meneentukan batas pelajaran guna mengetahui tugas mengajar yang dilakukan.
11 55 22 88 11 33 1 2 - - 45 178
3,96
8 Kepala Sekolah menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar.
9 45 26 104 10 30 - - - - 45 179
3,98
9 Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ Ibu dalam membuat persiapan dalam mengajar.
13 65 26 104 6 18 - - - - 45 187
4,16
10 Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ibu membuat bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan penilaian.
7 35 21 84 17 51 - - - - 45 170 3,78
Skor rata-rata 3,96
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa Pembinaan Disiplin
Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah
Pertama dalam aspek evaluasi, skor rata-rata tertinggi adalah Kepala
Sekolah menegur yang tidak membuat persiapan dalam mengajar
dengan skor (4,16) dan skor rata-rata yang rendah adalah berusaha
49
menjadi contoh bagi rekan lain dalam melaksanakan tugas Kepala
Sekolah memeriksa bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan
penilaian dengan skor (3,78).
Secara umum skor rata-rata Pembinaan Disiplin Kerja Guru
Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam
aspek evaluasi adalah 3,96, skor rata-rata ini berada pada kategori
Baik. Hal ini berarti Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama dalam aspek evaluasi sudah
cukup terlaksana di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah
Datar.
4. Rekapitulasi data tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam
mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama
Rekapitulasi data tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam
mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama di kecamatan Sungai
Tarab Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
50
Tabel 6 Rekapitulasi Data Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh
Kepala Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
No Aspek yang Diamati (Sub variabel) Skor Nilai
1 Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran
4,06
2 Pembinaan Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
4,08
3 Pembinaan Disiplin Kerja Guu dalam Mengevaluasi Pembelajaran
3,96
Skor Rata-Rata 4,03
Pada Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa pembinaan disiplin kerja
guru dalam mengajar oleh kepala sekolah, skor rata-rata tertinggi adalah
aspek Disiplin Dalam Pelaksanakan (4,08) dan skor rata-rata terendah
adalah aspek Disiplin Dalam Evaluasi(3,96).
Dapat dilihat bahwa skor rata-rata tentang Pembinaan Disiplin
Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala sekolah menengah pertama
adalah 4,03, skor rata-rata ini berada pada kategori Baik. Hal ini berarti
Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala sekolah
menengah pertama sudah berjalan Baik di Kecamatan Sungai Tarab
Kabupaten Tanah Datar.
51
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang telah
dideskripsikan pada bagian sebelumnya yang mencakup Pembinaan Disiplin
Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama di
Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar meliputi data tentang
Disiplin Dalam perencanaan, pelaksanaaan, dan evaluasi.
1. Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala sekolah di
lihat dari aspek perencanaan
Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala Sekolah
menengah Pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten tanah Datar
dalam perencanaan berada pada skor rata-rata adalah 4,06 skor ini berada
pada kategori baik. Ini berarti bahwa pembinaan disiplin kerja guru
dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam
perencanaannya sudah terlaksana dengan baik.
Menurut Kunandar (2011:235) “pengembangan kurikulum
mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program
modul (pokok bahasan ), program mingguan dan harian, program
remedial, program bimbingan dan konseling, pengembangan silabus,
serta penyusunan rencana pembelajaran”.
Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala
sekolah menengah pertama pada aspek perencanaan masih terlihat rendah
pada pernyataan Kepala Sekolah memberi arahan agar membuat program
tahunan tepat waktu.dengan skor (3,22). Hal ini bisa terjadi karena kepala
sekolah masih kurang memberikan arahan kepada guru tentang
52
mennyusun program tahunan tepat waktu. Serta kepala sekolah kurang
memiliki waktu untuk mengawasi kegitan guru dalam penyusunan
program tahunan tersebut. Namun hal ini bisa teratasi apabila kepala
sekolah lebih sering memberikan arahan dan menjadi contoh kepada guru
tentang bagaimana cara menyusun program tahunan secara tepat waktu.
Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala
sekolah menengah pertama mendapat skor tertinggi pada pernyataan
Kepala Sekolah mendorong agar membuat program tahunan setiap awal
tahun ajaran dengan skor (4,44). Hal ini dikarenakan kepala sekolah
selalu mendorong guru-guru dalam membuat program tahunan setiap
awal tahun ajaran. Kemudian kepala sekolah selalu menekankan kepada
guru-guru bahwa dengan adanya program tahunan masing-masing guru
akan bisa jadi pedoman guru-guru dalam mengajar.
Secara keseluruhan pembinaan disiplin kerja guru dalam
mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek
perencanaan berada pada skor 4,06. Berdasarkan skor ini dikategorikan
pembinaan disiplin keja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam
aspek perencanaan adalah baik. Jadi pembinaan disiplin kerja guru dalam
mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam aspek
perencanaan harus lebih meningkatkan lagi strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi kepada guru dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya.
53
2. Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
menengah pertama dalam aspek pelaksanaan
Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala
sekolah menengah pertama di kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah
Datar dalam aspek pelaksanaan berada pada skor rata-rata adalah 4,08
skor ini berada pada kategori baik. Ini berarti bahwa pembinaan disiplin
kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah menengah pertama dalam
aspek pelaksanaan bagi guru di sekolah sudah terlaksana dengan baik.
Menurut Usman (2005:129) tugas guru dalam mengajar meliputi
memulai pembelajaran, mengelola kegiatan inti, mengorganisasikan
waktu, siswa dan fasilitas mengajar, melaksanakan proses penilaian dan
hasil belajar dan mengakhiri pembelajaran.
Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
menengah pertama dalam aspek pelaksanaan masih terlihat rendah pada
pernyataan Kepala sekolah membimbing dalam menggunakan berbagai
media dalam mengajar dengan skor (3,82). Hal ini bisa terjadi karena
kepala sekolah kurang memberikan contoh kepada guru untuk
menggunakan media dalam mengajar dan kurang berpartisipasi dalam
memberikan pendapatnya terhadap masalah guru dalam mengajar.
Namun hal ini bisa diatasi apabila kepala sekolah lebih sering
memberikan contoh kepada guru dalam menggunakan media dalam
mengajar. Serta kepala sekolah lebih berpartisipasi dalam memberikan
pedapat terhadap masalah guru dalam mengajar.
54
Pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh kepala seokah
dalam aspek pelaksanaan mendapat skor tertinggi pada pernyataan
Kepala Sekolah meminta mengisi daftar hadir setiap hari sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dengan skor (4,47). Hal ini dikarenakan kepala
sekolah selalu melihat daftar hadir guru-guru setiap hari. Kemudian
kepala sekolah selalu memngingatkan guru-guru untuk mengisi daftar
hadir setiap hari. Maka dalam hal ini guru-guru akan selalu mengisi
daftar hadirnya.
Secara keseluruhan pembinaan disiplin guru dalam mengajar oleh
kepala sekolah dalam aspek pelaksanaan berada pada skor 4,08.
Berdasarkan skor ini dikategorikan pembinaan disiplin kerja guru dalam
mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek pelaksanaan adalah baik. Jadi
kepala sekolah sebagai pembinaan disiplin dalam aspek pelaksanaan
harus lebih ditingkatkan lagi karena bertujuan untuk menningkatkan
memotivasi guru dalam pelaksanaannya waktu mengajar agar pelajaran
yang disampaikannya dapat ditangkap dengan baik oleh siswa.
3. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
menengah pertama dalam aspek evaluasi
Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab abupaten Tanah Datar
dalam aspek evaluasi berada pada skor rata-rata adalah 3,96 skor ini
berada pada kategori baik. Ini berarti bahwa pembinaan disiplin kerja guru
55
dalam mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek evaluasi sudah
terlaksana dengan baik.
Menurut Mulyasa (2008:377) evaluasi adalah “suatu tindakan,
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu”. Evaluasi hasil belajar
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
keberhasilan belajar selama satu periode tertentu. Kegiatan evaluasi
berguna untuk mengetahui apakan tujuan pembelajaran sudah tercapai atau
belum, apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat, serta apakah
dalam menggunakan metode mengajar sudah tepat atau belum.
Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
dalam aspek evaluasi masih terlihat rendah pada pernyataan Kepala
Sekolah memeriksa bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan
penilaian dengan skor (3,78). Hal ini bisa terjadi karena kepala sekolah
kurang memeriksa bentuk tes yang dibuat oleh guru-guru dan belum bisa
memberi contoh yang baik bagi guru dalam membuat tes yang baik.
Namun hal ini bisa diatasi apabila kepala sekolah lebih lebih sering
memeriksa tes yang dibuat oleh guru dalam melaksanakan tugasnya. Serta
kepala sekolah meningkatkan kedisiplinannya dalam mengevaluasi bentuk
tes yang dibuat oleh guru-guru.
Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
dalam aspek evaluasi mendapat skor tertinggi pada pernyataan Kepala
Sekolah menegur yang tidak membuat persiapan dalam mengajar dengan
skor (4,16). Hal ini dikarenakan kepala sekolah selalu melakukan evaluasi
56
setiap persiapan yang guru-guru buat demi lancarnya proses belajar
mengajar. Karena kepala sekolah juga sering menegur dengan tegas guru-
guru yang tidak membuat persiapan mengajar. Namun begitu kepala
sekolah harus selalu membarikan motivasi kepada guru untuk disiplin
dalam bekerja agar tujuan dapat tercapai secata efektif dan efisien.
Secara keseluruhan pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar
oleh kepala sekolah dalan aspek evaluasi berada pada skor 3,39.
Berdasarkan skor ini dikategorikan pembinaan disiplin kerja guru dalam
mengajar oleh kepala sekolah dalam aspek evaluasi adalah baik. Jadi
kepala sekolah sebagai pembina terhadap disiplin kerja guru dalam
mengajar harus lebih ditingkatkan lagi, karena bertujuan untuk
meningkatkan kedisiplinan guru dalam bekerja untuk lebih baik. Karena
disiplin adalah suatu sikap yang diwujudkan dalam tingkah laku individu
maupun kelompok dalam bentuk kesadaran, kesediaan, dan kepatuhan
pada peraturan yang berlaku serta ketepatan waktu dalam bekerja. Jadi
kepala sekolah sebagai pembinaan disiplin harus lebih meningkatkan lagi
kedisiplinan agar bisa menjadi contoh bagi guru.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dalam penelitian, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
menengah pertama dilihat dari aspek perencanaan di Kecamatan
Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar berada pada kategori baik
dengan skor rata-rata 4,06
2. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
menengah pertama dilihat dari aspek pelaksanaan di Kecamatan
Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar berada pada kategori baik
dengan skor rata-rata 4,08
3. Pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala sekolah
menengah pertama dilihat dari aspek evaluasi di Kecamatan Sungai
Tarab Kabupaten Tanah Datar berada pada kategori baik dengan skor
rata-rata 3,96
4. Secara umum pembinaan disiplin kerja guru oleh kepala sekolah
menengah pertama berada pada kategori baik dengan skor rata-rata
4,03.
57
58
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut pada:
1. Kepala sekolah hendaknya dapat lebih meningkatkan kemampuannya
dalam pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar di sekolah,
paling tidak dapat mempertahankan kondisi yang ada sekarang.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar dapat memberikan pelatihan
kepada kepala sekolah, sehingga kepala sekolah dapat lebih
meningkatkan kemampuannya dalam pembinaan disiplin kerja guru
dalam mengajar di sekolah.
3. Kepada peneliti lanjutan diharapakan untuk dapat meneliti lebih lanjut
tentang pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar oleh kepala
sekolah menengah pertama di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten
Tanah Datar.
59
DAFTAR PUSTAKA
Anaroga, Panji. 2001. Prilaku Organisasi. Jakarta : Pustaka Jaya Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Pt Gramedia
Pustaka Utama Djamarah, Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta :
Rineka Cipta Djuzak, Ahmad. 1992. Disiplin Dan Tata Tertip Sekolah. Mutu No I, No III Edisi
Oktober-Desember 1992 Eflidarma. 2007. Pelaksanaan Tugas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Di
SMP N 2 Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu (Tesis). Padang : UNP
Handoko, Hani. 1998. Manajemen Personalia di SD. Yogyakarta BPFT. Handoko. 1994. http://pelitapascasarjana.blogspot.com/2008/12/pembinaan
disiplin.html Hasibuan, S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen : Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara
Kunandar. 2008. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta : P.T Raja Grafindo
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Remaja Rosda Karya
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2009. Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah.
Jakarta : Bumi Aksara. Nirwana, dkk. 2008. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Padang : UNP.
Rivai, Veithzal. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Radja Graffindo Persada.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administrasi dan Operasion. Jakarta: Bumi Aksara Soetopo, Soemanto. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara. Soetopo, Soemanto. 1991. http://www.masbied.com/2012/04/09/pengertian-
pembinaan-menurut-psikologi/
60
Suryosubroto. 2002. Proses Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Siswanto, Sastrohadiwiryo. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta :
Rineka Cipta. Suharsimi, Arikunto. ( 2010 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta. Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen User, Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Widjaja.2004.http://www.google.com/url+pentingnya+pembinaan+disiplin+kerja.
widyama.ac.id.bmk
Wursanto. (1989). Manajemen Kepegawaian 2. Yokyakarta: Kanisius.
61
Lampiran 1 PEMBINAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR OLEH
KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel Sub variabel Indikator Item
Pembinaan Disiplin
Kerja Guru Dalam
Mengajar
1. Pembinaan Disiplin Dalam
Merencanakan Pembelajaran
1. Mengarahkan
2. Membimbing 3. Memotivasi
1 - 3
4 – 7
8 - 9
2. Pembinaan Disiplin Dalam Melaksanakan Pembelajaran
1. Mengarahkan
2. Membimbing 3. Memotivasi
10 – 13
14 – 16
17 -20
3. Pembinaan Disiplin Dalam Mengevaluasi Pembelajaran
1. Mengarahkan
2. Membimbing 3. Memotivasi
21 - 23
24 – 26
27 - 30
Padang, Januari 2013
Hormat saya Nico Yuliandri Peneliti
62
Lampiran 2 PENGANTAR ANGKET PENELITIAN
Padang,
Januari 2013
Kepada Yth, Bapak/Ibu Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Sungai Tarab Kota Batusngkar di Tempat Assalamu‘alaikum Wr. WB. Dengan hormat, terlebih dahulu saya mendo’akan semoga Bapak/Ibu selalu dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Amin.
Dalam kesibukan Bapak/Ibu melaksanakan tugas sehari-hari, perkenanlah saya meminta sedikit waktu untuk mengisi angket ini (terlampir). Angket yang saya berikan kepada Bapak/ Ibu bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan “Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar Oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Di kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar” yang nantinya akan digunakan untuk menyusun skripsi penulis serta untuk meningkatkan partisipasi guru dalam meningkatkan kemampuan guru terhadap tugas, dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Bapak/ Ibu.
Oleh sebab itu, untuk keperluan tersebut maka dengan segala kerendahan hati saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan meluangkan waktu mengisi angket ini sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu alami sesungguhnya. Selanjutnya data dan informasi yang Bapak/ Ibu berikan akan dijaga kerahasiannya. Demikianlah harapan saya, atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/ Ibu berikan telebih dahulu saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Nico Yuliandri Peneliti
63
PETUNJUK PENGGUNAAN ANGKET
1. Sebelum menjawab bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang telah
disediakan.
2. Tidak perlu mencantumkan nama dan identitas lain pada lembar jawaban.
3. Berilah tanda Check Clist (√) pada jawaban yang dianggap benar pada
kolom ( SL ) selalu, ( SR ) sering, (KD ) Kadang-kadang ,( JR ) jarang, dan
( TP ) tidak pernah.
4. Diharapkan Bapak/Ibu, mengawasi jawaban dengan jujur, karena dapat
membantu dalam pengolahnt angket ini.
5. Jawaban bapak ibu dijaga kerahasiaannya tanpa ada risiko dari pengisian
angket ini.
6. Dalam memberikan jawaban Bapak/Ibu tidak perlu mendiskusikannya
denagn teman lain.
7. Terima kasih atas partisipasi bapak ibu.
Padang, Januari 2013 Hormat saya
Nico Yuliandri Peneliti
64
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
PEMBINAAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN
SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR
NO. BUTIR
PERNYATAAN
JAWABAN
SL SR KD JR TP
5 4 3 2 1
Pembinaan Disiplin Dalam Merencanakan Pembelajaran
Mengarahkan
1 Kepala Sekolah memberi arahan kepada Bapak / Ibu agar membuat program tahunan tepat waktu.
2 Kepala sekolah mengingatkan Bapak / Ibu untuk membuat program semester sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
3 Kepala sekolah mengingatkan kepada Bapak / Ibu untuk menganalis materi pelajaran dalam menyusun program pengajaran sesuai dengan petunjuk yang ada.
Membimbing
4 Kepala sekolah memberi contoh kepada Bapak /Ibu agar membuat tes yang baik dan benar.
5 Kepala Sekolah membimbing Bapak /Ibu menyusun program tahunan sesuai pedoman yang digunakan.
6 Kepala Sekolah memberi contoh cara menyusun program semester agar dengan ketentuan yang berlaku.
7 Kepala Sekolah memberi bimbingan agar Bapak / Ibu membuat persiapan mengajar setiap akan mengajar.
Memotivasi
8 Kepala Sekolah mendorong Bapak / Ibu agar
65
membuat program tahunan setiap awal tahun ajaran.
9 Kepala Sekolah mendorong Bapak /Ibu agar membuat program semester tepat waktu.
Pembinaan Disiplin Dalam Melaksanakan Pembelajaran
Mengarahkan
10 Kepala Sekolah memberi arahan kepada Bapak / Ibu agar dalam mengajar berpedoman kepada persiapan mengajar yang dibuat.
11 Kepala Sekolah mengingatkan kepada Bapak / Ibu agar masuk ke kelas saat mengajar tepat waktu.
12 Kepala sekolah menjelaskan kepada Bapak / Ibu agar dalam penyampaian materi pelajaran disesuaikan dengan waktu yang direncanakan.
13 Kepala Sekolah memberi arahan agar dalam mengajar Bapak / Ibu menggunakan berbagai media yang telah direncanakan.
Membimbing
14 Kepala Sekolah membimbing Bapak / ibu agar menggunakan berbagai metoda dalam mengajar sesuai pedoman yang ada.
15 Kepala Sekolah memberi bimbingan kepada Bapak / Ibu dalam melakukan interaksi belajar mengajar dikelas.
16 Kepala Sekolah membimbing Bapak / Ibu dalam melaksanakan pelajaran remedial bagi siswa yang yang belum mencapai tujuan pembelajaran.
Memotivasi
17 Kepala Sekolah memberi peluang kepada Bapak / Ibu untuk berkreasi dalam mengajar sesuai dengan ketentuan yang ada.
18 Kepala sekolah membimbing Bapak/ Ibu dalam menggunakan berbagai media dalam mengajar.
19 Kepala Sekolah menuntut Bapak / Ibu untuk menganalisis tes yang telah digunakan.
20 Kepala Sekolah meminta Bapak / Ibu mengisi daftar hadir setiap hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
66
Pembinaan Disiplin Dalam Mengevaluasi Pembelajaran
Mengarahkan
21 Kepala Sekolah membimbing Bapak / Ibu dalam membuat kisi-kisi sesuai dengan ketentuan yang ada.
22 Kepala Sekolah membimbing Bapak/Ibu dalam memberikan tes tertulis kepada siswa
23 Kepala Sekolah memberi contoh kepada Bapak/Ibu agar membuat tes yang baik dan benar.
Membimbing
24 Kepala Sekolah memberi bimbingan kepada Bapak/Ibu dalam membuat laporan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
25 Kepala Sekolah menuntun Bapak/Ibu memberikan tugas pengayaan pada siswa yang cepat dalam belajar.
26 Kepala Sekolah membimbing Bapak/Ibu menggunakan soal-soal pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan untuk soal tes yang akan diberikan kepada siswa.
Memotivasi
27 Kepala Sekolah memotivasi Bapak/Ibu meneentukan batas pelajaran guna mengetahui tugas mengajar yang dilakukan.
28 Kepala Sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar.
29 Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ Ibu dalam membuat persiapan dalam mengajar.
30 Kepala Sekolah memotivasi Bapak/ibu membuat bentuk tes yang digunakan dalam menggunakan penilaian.
67
68
Lampiran 5
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL PEMBINAAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR
A. Uji Validitas Dengan Rumus Rho Spearmen Atau Tata Jenjang
1. Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
Mencari validitas instrumen Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar dengan menggunakan rumus Rho Spearman atau tata jenjang sebegai berikut:
rhoxy = 1- )1(
62
2
−ΣNN
D
2. Tabel Pembantu Penggunaan Rumus untuk Validitas Angket
Variabel Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
Responden Total Skor Rank Rank D D2 Max Total Max 1 195 60 3 3 0 0 2 183 45 4 4,5 -0,5 0,25 3 199 85 2 2 0 0 4 167 40 7 6,5 1,5 2,25 5 167 40 7 6,5 1,5 2,25 6 177 30 5 8 -3 9 7 216 95 1 1 0 0 8 129 10 10 9,5 0,5 0,25 9 167 45 7 4,5 2,5 6,25
10 130 10 9 9,5 -0,5 0,25
Jumlah 1730 2 20,5
rhoxy = 1- )1(
62
2
−ΣNN
D
69
= 1- . ,
= 1-
= 1- 0,124 = 0,876
Dari hasil perhitungan diperoleh Rho = 0,876 sedangkan taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,632 karena yaitu 0,876 > 0,632 maka instrumen pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar ini Valid
B. Uji Reliabilitas Angket Dengan Rumus Alpha
1. Variabel Pembinaan Disiplin Kerja Guru Dalam Mengajar
= ∑∑
Keterangan : r = reliabilitas yang dicari ∑ = jumlah varians item σ t = varians total n = jumlah item a. Langkah pertama mencari varians masing-masing item, Suharsimi
(2006:196) yaitu:
= ∑ x² - (∑ x)² N N
Contoh mencari soal:
1. σt = 232 – (48)²
10
10
= 232 – 230,4
16. σt = 173 – (41)²
10
10 = 173 – 168,1
70
10 = 0,16
2. σt = 232 – (48)²
10
10 = 232 – 230,4 10 = 0,16
3. σt = 223 – (47)²
10
10 = 223 – 220,9 10 = 0,21
4. σt = 150 – (38)²
10
10 = 150 – 144,4 10 = 0,56
5. σt = 202 – (44)²
10
10 = 202 – 193,6 10 = 0,84
6. σt = 182 – (42)²
10
10
10 = 0,49
17. σt = 189 – (43)²
10
10 = 189 – 184,9 10 = 0,41
18. σt = 143 – (37)²
10
10 = 143 – 136,9 10 = 0,61
19. σt = 173 – (41)²
10
10 = 173 – 168,1 10 = 0,49
20. σt = 250 – (50)²
10
10 = 250 – 250 10 = 0
21. σt = 136 – (36)²
10
10 = 136 – 129,6 10 = 0,64
22. σt = 120 – (34)²
10
71
= 182 – 176,4 10 = 0,56
7. σt = 193 – (43)²
10
10 = 193 – 184,9 10 = 0,81
8. σt = 250 – (50)²
10
10 = 250 –250 10 = 0
9. σt = 232 – (48)²
10
10 = 232 – 230,4 10 = 0,16
10. σt = 232 – (48)²
10
10 = 232 – 230,4 10 = 0,16
11. σt = 223 – (47)²
10
10 = 223 – 220,9 10 = 0,21
10 = 120 – 115,6 10 = 0,44
23. σt = 148 – (38)²
10
10 = 148 – 144,4 10 = 0,36
24. σt = 157 – (39)²
10
10 = 157 – 152,1 10 = 0,49
25. σt = 155 – (39)²
10
10 = 155 – 152,1 10 = 0,29
26. σt = 139 – (37)²
10
10 = 139 – 136,9 10 = 0,21
27. σt = 173 – (41)²
10
10 = 173 – 168,1 10 = 0,49
72
12. σt = 205 – (45)²
10
10 = 205 – 202,5 10 = 0,25
13. σt = 196 – (44)²
10
10 = 196 – 193,6 10 = 0,24
14. σt = 166 – (40)²
10
10 = 166 – 160 10 = 0,6
15. σt = 173 – (41)²
10
10 = 173 – 168,1 10
= 0,49
28. σt = 180 – (42)²
10
10 = 180 – 176,4 10 = 0,36
29. σt = 189– (43)²
10
10 = 189 – 184,9 10 = 0,41
30. σt = 136 – (36)²
10
10 = 136 – 129,6 10
= 0,64
b. Langkah kedua menjumlahkan hasil varians semua item (∑σ t) Rumus : (∑σ t) = σ + σ + ............... σ = 0,16 + 0,16 + 0,21 + 0,56 + 0,84 + 0,56 + 0,81 + 0 + 0,16 + 0,16 + 0,21 + 0,25 + 0,24 + 0,6 + 0,49 + 0,49 + 0,41 + 0,61 + 0,49 + 0 + 0,64 + 0,44 + 0,36 + 0,49 + 0,29 + 0,21 + 0,49 + 0,36 + 0,41 + 0,64 =11,74
73
c. Langkah ketiga, menggunakan rumus varians total (σ t) Rumus :
σ²t = ∑ ² - (∑ )² N N
= 162218– (1270)² 10
10 = 162218 – 161290 10 = 92,8
d. Langkah keempat, menggunakan rumus Alpha concbach
= ∑∑
= 1 ,,
= 1 0,1265
= (1,0344) (0,8735) = 0,9035 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh hasil = 0,9035, sedangkan dengan 0,01 dengan N = 10 adalah 0,632. Karena atau 0,9035 > 0,632 maka instrumen pembinaan disiplin kerja guru dalam mengajar Reliabel.
74
75
76
77
78
79
80