Transcript
Page 1: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN IB

Aditya Satriady (140310110047)

Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran

Senin, 6 Mei 2013

ABSTRAK

Gelombang adalah suatu getaran yang merambat. Dalam perambatannya, gelombang membawa suatu energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat, dimana getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi / tenaga. Satuan yang dimiliki gelombang adalah panjang gelombang, frekuensi, dan cepat rambat gelombang. Umumnya cepat rambat gelombang pada medium yang sama bernilai tetap.

Praktikum kali ini akan mengamati perubahan panjang gelombang di dalam tangki riak yang memiliki dua kedalaman air yang berbeda, yaitu kedalaman air dangkal dan kedalaman air dalam yang diatur melalui objek yang ditempatkan pada tangki riak, sehingga akan didapat nilai panjang gelombang dan cepat rambat gelombang dalam dua kedalaman air yang berbeda.

Page 2: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGGelombang merupakan suatu getaran yang merambat dimana memiliki nilai panjang gelombang, cepat rambat gelombang, dan frekuensi. Pada umumnya nilai tersebut akan sama jika berada pada satu medium tetap. Namun, nilai tersebut akan berubah ketika medium (dalam hal ini air) memiliki kedalaman yang berbeda, yaitu dalam dan dangkal.

1.2. TUJUAN PERCOBAAN- Mempelajari prinsip penjalaran gelombang.- Menghitung kecepatan penjalaran gelombang.- Mengetahui prinsip pembiasan dan pemantulan gelombang.

1.3. IDENTIFIKASI MASALAHMengetahui pengaruh perbedaan kedalaman air terhadap kecepatan penjalaran gelombang, menentukan kecepatan perambatan gelombang pada kedalaman air yang berbeda, mengukur sudut datang dan sudut pantul saat terjadi pemantulan dan permbiasan.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN- BAB I. PENDAHULUANBerisi tentang latar belakang, tujuan, dan identifikasi masalah dalam percobaan, sistematika penulisan laporan, serta tempat dan waktu pelaksanaaan percobaan.- BAB II. TINJAUAN PUSTAKABerisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan praktikum dan dapat menunjang kaidah-kaidah pelaksanaan praktikum.- BAB III. METODOLOGI PERCOBAANBerisi tentang alat-alat yang dipergunakan pada saat praktikum serta prosedur pelaksanaan praktikum.- BAB IV. DATA DAN PEMBAHASANBerisi tentang data pengamatan praktikum, pengolahan data beserta analisa data, dan grafik beserta analisis grafik.- BAB V. KESIMPULAN DAN SARANBerisi tentang kesimpulan praktikum yang mengacu pada tujuan percobaan.

Page 3: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

1.5. TEMPAT DAN WAKTU PERCOBAANPercobaan dilakukan di Laboratorium Fisika Menengah, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran pada hari Senin tanggal 29 April 2013 pukul 07.30 – 10.00 WIB.

Page 4: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gelombang adalah rambatan energi dengan tidak disertai perpindahan

partikelnya. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide.

Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa

berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena

perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya pulih yang lentur) di mana mereka

dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa

mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada

perpindahan secara massal. 

Berdasarkan medium perambatannya :

1. Gelombang mekanik

Gelombang mekanik adalah gelombang dimana yang dirambatkan adalah

gelombang mekanik dan untuk perambatannya diperlukan medium. Suara

merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui

perubahan tekanan udara dalam ruang (rapat-ranggangnya molekul-molekul

udara). Tanpa udara, suara tidak dapat dirambatkan. Di pantai dapat dilihat

ombak, yang merupakan gelombang mekanik yang memerlukan air sebagai

mediumnya.

2. Gelombang elektromagnetik,

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang dimana yang dirambatkan adalah

medan listrik magnet, dan tidak diperlukan medium. Cahaya matahari dapat

sampai ke bumi walaupun antara matahari dan bumi terdapat suatu ruang hampa

(tanpa medium). Pada gelombang cahaya adalah berupa medan listrik dan medan

magnetik yang saling tegak lurus, menghasilkan perambatan gelombang yang

tegak lurus terhadap kedua usikan ini. Seperti diketahui bahwa medan listrik dan

medan magnet dapat merambat tanpa memerlukan medium.

Page 5: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

Berdasarkan amplitudonya :

1. Gelombang berjalan, gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang

dilewatinya.

2. Gelombang stasioner, gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang

dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan

pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya

berlawanan. Gelombang stasioner terjadi karena interferensi terus menerus antara

gelombang datang dan gelombang pantul yang memiliki frekuensi dan amplitudo

sama, dan bergerak dengan arah berlawanan.

Berdasarkan arah rambatannya ada dua macam gelombang, yaitu:

1. Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus

terhadap arah rambatnya. Perambatan gelombang trasversal berbentuk bukit dan

lembah.

Contohnya : gelombang tali, gelombang pada permukaan air.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan gelombang transversal, antara lain :

- Puncak gelombang adalah titik-titik tertinggi pada gelombang, misalnya b dan f.

- Dasar gelombang adalah titik-titik terendah pada gelombang, misalnya d dan h.

- Bukit gelombang, misalnya lengkungan a-b-c dan g-h-i.

- Lembah gelombang, misalnya cekungan c-d-e dan g-h-i.

- Amplitudo (A) adalah nilai simpangan terbesar yang dapat dicapai partikel.

Page 6: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

- Panjang gelombang (l) adalah jarak antara dua puncak yang berurutan, misalnya

b-f, atau jarak antara dua dasar yang berurutan, misalnya d-h.

- Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu

gelombang, atau selang waktu yang diperlukan untuk dua puncak yang berurutan

atau dua dasar yang berurutan.

2. Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah dengan

rambatannya.

Misalnya : gelombang pada pegas, gelombang pada bunyi.

Panjang gelombang (l) merupakan jarak antara dua pusat regangan yang

berdekatan atau jarak antara dua pusat rapatan yang berdekatan, sedangkan jarak

antara pusat regangandan pusat rapatan yang berdekatan adalah setengah

panjang gelombang ( ½ l).

Refraksi (atau pembiasan) dalam optika geometris didefinisikan sebagai

perubahan arah rambat partikel cahaya akibat terjadinya percepatan.

Page 7: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

Pada optika era optik geometris, refraksi cahaya yang dijabarkan dengan Hukum

Snellius, terjadi bersamaan dengan refleksi gelombang cahaya tersebut, seperti

yang dijelaskan oleh persamaan Fresnel. Tumbukan antara gelombang

cahaya dengan antarmuka dua medium menyebabkan kecepatan fase gelombang

cahaya berubah. Panjang gelombang akan bertambah atau berkurang

dengan frekuensi yang sama, karena sifat gelombang cahaya yang transversal

(bukan longitudinal). Pengetahuan ini yang membawa kepada penemuan

lensa dan refracting telescope. Refraksi di era optik fisis dijabarkan sebagai

fenomena perubahan arah rambat gelombang yang tidak saja tergantung pada

perubahan kecepatan, tetapi juga terjadi karena faktor-faktor lain yang

disebut difraksidan dispersi.

Gelombang yang mengenai bidang datar antara dua medium, sebagian

akan dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan atau dibiaskan. Gelombang

yang dibiaskan ini akan mengalami pembelokan arah dari arah semula tergantung

pada mediumnya. Pada medium kedua, cepat rambat gelombang mengalami

perubahan dan perubahan ini pun tergantung pada mediumnya. Dengan kata lain,

pembiasan adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati bidang

batas antara dua medium berbeda.

Lambang   merujuk pada sudut datang dan sudut bias,   dan 

pada kecepatan cahaya sinar datang dan sinar bias. Lambang   merujuk pada

indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan   adalah indeks

Page 8: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

bias medium yang dilalui sinar bias. Hukum Snellius dapat digunakan untuk

menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk

menghitung indeks bias suatu bahan.

Hukum Snellius adalah rumus matematika yang memberikan hubungan

antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang

melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas.

Hubungan ini dituliskan

n1 sin θ1=n2 sin θ2

Hukum Snellius menyebutkan bahwa sinar datang, garis normal dan sinar bias

terletak pada satu bidang datar. Lalu sinar datang dari medium kurang rapat

menuju medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal, sebaliknya

sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium lebih rapat akan dibiaskan

menjauhi garis normal

Indeks bias merupakan sifat fisika, seperti titik didih, yang dapat

digunakan untuk menentukan identitas dan kemurnian cairan. Pembiasanadalah

pembelokan berkas cahaya dari satu medium ke medium lain yang memiliki

densitas yang berbeda. Pembiasan muncul dari fakta bahwa cahaya merambat

lebih lambat pada substansi yang memiliki densitas yang lebih besar. Pembiasan

sangat berguna karena derajat pembiasan tergantung dari struktur senyawa.

Page 9: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan- Stroboscope, berfungsi melihat pergerakan siklis menjadi lebih lambat- Pembangkit gelombang, sebagai alat pemberi gelombang- Meja air, sebagai alat penampung air- Kaca cermin, sebagai media untuk memantulkan gelombang dari meja air- Besi pengetuk, sebagai pemberi ketukan agar terjadi gelombang- Plat acrylic, sebagai media pemantulan gelombang denga sudut tertentu- Tombol remote, sebagai alat untuk menggerakan pengetuk- Power Supply 12 V DC, sebagai sumber tegangan- Air, sebagai medium gelombang yang akan diamati- Kertas, sebagai media untuk mengamati dan menggambar gelombang

3.2 Prosedur Percobaan

PersiapanSebelum menghidupkan Power Supply

a) Memposisikan alat percobaan seperti pada gambar dan mempelajari fungsi masing-masing komponen alat.

b) Membersihkan dan mengisi meja air (ripple tank) dengan air sampai menutupi permukaan meja setinggi 1 s.d 2 cm (pipa pembuangan air harus dalam kondisi tertutup dengan menggunakan penjepit).

c) Memasang besi pengetuk air (single dipper) pada batang besi yang terhubung

Page 10: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

d) Menghidupkan power supply lalu mensetting frekuensi gelombang dengan memutar tombol reg. frekuensi pada alat stroboscope.

e) Mengetukan besi pengetuk (dipper) pada permukaan air dengan cara menekan tombol remote control satu atau berkali-kali. Mengamati pada layar proyeksi.

Menentukan Kecepatan Gelombang Harmonik Percobaan 1

Menggunakan penggaris pada meja air untuk mengukur panjang gelombang dalam meter, dan membuat catatan besar frekuensi dalam Hz yang terbaca pada lampu strobe. Memilih frekuensi lain dengan cara mengatur tombol reg. frekuensi dan mengulangi pengukuran lambda dan f. Membuat tabel data dengan 5x pengukuran. Mengamati bentuk gelombang dan menggambarnya.a) Menghitung kecepatan gelombang untuk setiap pasang pengukuran.b) Apakah kecepatan konstan ?c) Menghitung kecepatan rata-rata kecepatan gelombang.

Percobaan 2Persamaan v=ƛ.f bias ditulis sebagai ƛ=v.f-1, karena itu sistem koordinat

dengan ƛ di plot sebagai fungsi f-1 sebagai garis lurus, garis lurus yang dihasilkan berupa v sebagai slope garis.

a) Menggambarkan grafik dari data diperoleh, apakah grafik menghasilkan sebuah garis harus yang melalui titik nol (0,0).

b) Menemukan kemiringan garis, dan membangdingkan dengan nilai kecepatan rata-rata di percobaan 1 !.

Percobaan 3Karena sulit untuk mengukur λ dengan tepat, adalah ide yang bagus untuk

mengulang percobaan dengan mengukur 5λ bukan λ. Melakukan ini sampai 5 set data pengukuran.a) Menghitung ƛ dan v untuk setiap set data. Apakah cukup konstan ?b) Menghitung rata-rata kecepatan gelombang ?c) Menggambarkan Grafik seperti percobaan 2, seperti percobaan 2, tetapi dengan ƛ yang di plot sebagai fungsi dari f-1. Menghitung kemiringan v.d) Membandingkan 4 nilai v yang anda mendapatkan: nilai rata-rata percobaan 1, kemiringan dari percobaan 2, dan nilai rata-rata dan kemiringan dari percobaan 3.

Page 11: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

Pembiasan dan Pemantulan gelombangPercobaan 1

Menyiapkan setting percobaan seperti gambar 5, menggunakan pengetuk sumber gelombang pararel. Menggunakan frekuensi antara 15 Hz dan 30 Hz.Karena kerapatan propagansi lebih rendah di air yang dangkal daripada air yang dalam, gelombang akan dibiaskan di perbatasan antara air dangkal dan dalam. Ini berarti akan berubah. Arah propagansi selalu normal terhadap muka gelombang.

Menempatkan selembar kertas di atas meja dan mengamati batas antara air dangkal dan dalam. Dan mengamati 3-5 gelobang di air dalam dan dangkal.

Analisis Data:Menggunakan gambar untuk menentukan panjang gelombang untuk ƛ

“dangkal”dan untuk ƛ “dalam”. Mengukur juga sudut datang (i) gelombang air dan sudut bias (b) dapat diukur sebagai sudut antara muka gelombang dan batas antar muka.Sin (i)/Sin (b) = ƛ dangkal / ƛ dalam

Menurut hukum pembiasan (hukum Snellius).

Percobaan 2Ketika gelombang menghantam dinding maka gelombang akan

dipantulkan. Dalam hal ini hukum refleksi (pemantulan) berlaku. Hal ini menyatakan secara singkat sebagai berikut:‘sudut datang sama dengan sudut pantul’Sangat sulit untuk mengamati gelombang yang terpantul di permukaan air, tetapi dengan menggunakan frekuensi sekitar 40 Hz pantulan dapat teramati.

Page 12: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

Dalam percobaan ini penting untuk menyesuaikan amplitudo sampai pantulan terlihat jelas.

Mensetting percobaan seperti yang dilakukan pada percobaan 1 (gambar 5), tetapi mengatur tinggi permukaan air sehingga plat Plexiglas tidak tertutup oleh air.

Meletakkan lembaran kertas dibawah permukaan air pada meja air (ripple tank), dan menggambar muka gelombang dan permukaan gelombang pantul. Mengkur sudut datang dan sudut pantul, dan mengamati apakah sudut keduanya sama?

Page 13: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

BAB IVDATA DAN PEMBAHASAN

4.1. TABEL DATA PENGAMATAN

A. Menentukan Kecepatan Gelombang Harmonik- Single DipperPercobaan 1

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)

1 15 0,0152 20 0,0133 25 0,0114 30 0,0095 35 0,008

Percobaan 3No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)

1 15 0,0742 20 0,0663 25 0,054 30 0,0455 35 0,04

- Double DipperPercobaan 1

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)

1 15 0,022 20 0,0153 25 0,0124 30 0,015 35 0,008

Percobaan 3No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)

1 15 0,12 20 0,0753 25 0,064 30 0,05

Page 14: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

5 35 0,04

- Dipper ParalelPercobaan 1

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)

1 15 0,0252 20 0,0153 25 0,014 30 0,0085 35 0,006

Percobaan 3No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)

1 15 0,1252 20 0,0753 25 0,054 30 0,045 35 0,03

B. Pembiasan dan Pemantulan Gelombang- Sudut 30°

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)    Dalam Dangkal

1 15 0,018 0,0162 23 0,01 0,013 30 0,008 0,009

- Sudut 45°No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)    Dalam Dangkal

1 15 0,02 0,022 23 0,015 0,0153 30 0,01 0,011

- Sudut 90°No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m)    Dalam Dangkal

Page 15: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

1 15 0,02 0,022 23 0,015 0,0153 30 0,01 0,01

4.2. PENGOLAHAN DATAA. Menghitung Kecepatan Gelombang, Kecepatan Gelombang Rata-

Rata beserta GrafikKecepatan Gelombangv=λ . f

= 0,015 . 15 = 0,225 m/sKecepatan Rata-Rata Gelombang

vr=v1+v2+v3+v4+v5

5vr=

0,225+0,26+0,275+0,27+0,285

= 0,262 m/sDengan perhitungan yang sama diperoleh:

- Single DipperPercobaan 1

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)

1 15 0,015 0,2252 20 0,013 0,263 25 0,011 0,2754 30 0,009 0,275 35 0,008 0,28

Kecepatan Rata-Rata

vr=0,225+0,26+0,275+0,27+0,28

5= 0,262 m/s

Page 16: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

10 15 20 25 30 35 400

0.005

0.01

0.015

0.02

Grafik hubungan frekuensi terhadap panjang gelombang

Frekuensi

Panj

ang

Gelo

mba

ng

Percobaan 3

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)1 15 0,074 1,112 20 0,066 1,323 25 0,05 1,254 30 0,045 1,355 35 0,04 1,4

Kecepatan Rata-Rata

vr=1,11+1,32+1,25+1,35+1,4

5

= 1,286 m/s

10 15 20 25 30 35 400

0.02

0.04

0.06

0.08

Grafik hubungan frekuensi terhadap panjang gelombang

Frekuensi

Panj

ang

Gelo

mba

ng

- Double DipperPercobaan 1

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)1 15 0,02 0,3

Page 17: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

2 20 0,015 0,33 25 0,012 0,34 30 0,01 0,35 35 0,008 0,28

Kecepatan Rata-Rata

vr=0,3+0,3+0,3+0,3+0,28

5

= 0,296 m/s

10 15 20 25 30 35 400

0.0050.01

0.0150.02

0.025

Grafik hubungan frekuensi terhadap panjang gelombang

Frekuensi

Panj

ang

Gelo

mbn

ag

Percobaan 3

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)1 15 0,1 1,52 20 0,075 1,53 25 0,06 1,54 30 0,05 1,55 35 0,04 1,4

Kecepatan Rata-Rata

vr=1,5+1,5+1,5+1,5+1,4

5

= 1,48 m/s

Page 18: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

10 15 20 25 30 35 400

0.020.040.060.08

0.10.12

Grafik hubungan frekuensi terhadap panjang gelombang

Frekuensi

Panj

ang

Gelo

mba

ng

- Dipper ParalelPercobaan 1

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)1 15 0,025 0,3752 20 0,015 0,33 25 0,01 0,254 30 0,008 0,245 35 0,006 0,21

Kecepatan Rata-Rata

vr=0,375+0,3+0,25+0,24+0,21

5

= 0,275 m/s

10 15 20 25 30 35 400

0.0050.01

0.0150.02

0.0250.03

Grafik hubungan frekuensi terhadap panjang gelombang

Frekuensi

Panj

ang

Gelo

mba

ng

Percobaan 3

Page 19: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)1 15 0,125 1,8752 20 0,075 1,53 25 0,05 1,254 30 0,04 1,25 35 0,03 1,05

Kecepatan Rata-Rata

vr=1,875+1,5+1,25+1,2+1,05

5

= 1,375 m/s

10 15 20 25 30 35 400

0.020.040.060.08

0.10.120.14

Grafik hubungan frekuensi terhadap panjang gelombang

Frekuensi

Panj

ang

Gelo

mba

ng

- Sudut 30°No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)

  Dalam Dangkal DalamDangka

l1 15 0,018 0,016 0,27 0,242 23 0,01 0,01 0,23 0,233 30 0,008 0,009 0,24 0,27

- Sudut 45°No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)

    Dalam Dangkal DalamDangka

l1 15 0,02 0,02 0,3 0,32 23 0,015 0,015 0,345 0,3453 30 0,01 0,011 0,3 0,33

Page 20: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

- Sudut 90°No. Frekuensi (Hz) Panjang Gelombang (m) Kecepatan (m/s)

    Dalam Dangkal DalamDangkal

1 15 0,02 0,02 0,3 0,32 23 0,015 0,015 0,345 0,3453 30 0,01 0,01 0,3 0,3

4.3 ANALISA DATA

Pada percobaan kali ini kita akan menentukan kecepatan gelombang

harmonik, berdasarkan frekuensi dari sumber gelombang dan panjang

gelombang yang dihasilkan. Pertama digunakan pembangkit gelombang

dengan pengetuk single dipper untuk menghasilkan satu titik sumber

gelombang, lalu menghitung panjang gelombang yang terbentuk pada layar

dengan variasi lima buah nilai frekuensi. Semakin tinggi nilai frekuensinya

maka semakin kecil panjang gelombangnya, sesuai dengan rumus v=λ . f dan

dengan ini maka nilai cepat rambat gelombang seharusnya bernilai konstan.

Pada praktikum ini nilai cepat rambat gelombang meningkat tiap frekuensi,

menandakan perbandingan antara cepat rambat gelombang dengan frekuensi

menjadi sebanding.

Lalu pada percobaan berikutnya karena sulit untuk mengukur λ dengan

tepat maka kali ini akan diukur sebesar 5λ. Dengan pengukuran ini kembali

didapat nilai cepat rambat gelombang yang meningkat seiring nilai frekuensi.

Seharusnya nilai cepat rambat gelombang bernilai konstan. Hal ini baru

terbukti ketika digunakan pembangkit gelombang dengan pengetuk double

dipper, menghasilkan cepat rambat gelombang yang hampir konstan untuk

tiap set data. Dengan begitu dapat dihasilkan grafik perbandingan antara

frekuensi dan panjang gelombang yang hampir membentuk garis menurun

lurus.

Sedangkan untuk pengetuk paralel, yang terjadi adalah nilai cepat

rambat gelombang yang menurun seiring dengan meningkatnya nilai

frekuensi. Hal ini kemungkinan disebabkan pengetuk paralel yang membentuk

muka gelombang garis datar sehingga panjang gelombang yang dihasilkan

semakin kecil, ditandai dengan data yang didapat. Kemungkinan juga

disebabkan faktor human error saat melakukan pengamatan untuk pengukuran

Page 21: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

panjang gelombang, kesulitan dalam menekan tombol agar pengetuk dapat

membentuk gelombang yang konstan, dan kondisi air yang tidak terlalu

bersih.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

- Prinsip penjalaran gelombang dapat dipelajari, yaitu penjalaran

gelombang melalui air dalam berbagai frekuensi memiliki panjang

gelombang yang berbeda.

- Kecepatan penjalaran gelombang dapat diketahui, yaitu kecepatan

gelombang rata-rata relatif sama dalam frekuensi dan panjang gelombang

yang berbeda.

- Prinsip pembiasan dan pemantulan gelombang dapat dipahami.

5.2 SARAN

- Penyediaan air yang murni (bersih dari partikel kotoran kecil) sehingga

pengamatan bisa lebih akurat

- Mekanisme pengetuk gelombang menggunakan alat otomatis yang dapat

diatur sehingga dapat menghasilkan gelombang yang konstan dan

konsisten.

Page 22: Pembiasan dan Pemantulan Gelombang.docx

DAFTAR PUSTAKA

Halliday & Resnick. 1997. Fisika. Jilid 2. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Alpen Steel. – Gelombang dan Jenisnya. http://www.alpensteel.com/article/52-

106-energi-laut-ombakgelombangarus/2928--gelombang-dan-jenisnya.html (Diakses 1 Mei 2013)

Dunia Fisika. 2008. Gelombang.

http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/25/gelombang/ (Diakses 1 Mei 2013)


Top Related