Transcript
  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN

  • PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBANGUNANProses terus menerus yang melibatkan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan penggunaan sumberdaya yang ada dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu di masa yang akan datang (Conyers dan Hills;1984).

    Proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia (UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional).

    Prinsip dasar perencanaan pembangunan (Bratakusuma; 2003) :-Adanya asumsi yang didasarkan pada fakta atau bukti yang ada.-Adanya alternatif atau pilihan sebagai dasar penentuan kegiatan.-Adanya tujuan yang ingin dicapai.-Bersifat memprediksi.-Adanya kebijakan sebagai hasil keputusan yang harus dilaksanakan.

  • PENGERTIAN PEMBANGUNANSuatau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian; 1994).

    Suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana (Kartasasmita; 1994).

    Proses multideminsional yang melibatkan perubahan mendasar dalam struktur sosial, perilaku sosial, institusi nasional, di samping akselerasi pertumbuhan eknonomi, pengurangan ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan (Todaro; 1994).

    Proses natrual mewujudkan cita-cita bernegara, yaitu terwujudnya masyarakat makmur sejahtera secara adil dan merata (Soemodiningrat; 2001).

    Proses untuk meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumberdaya untuk mendapatkan perbaikan berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai aspirasinya (Korten; 1993).

  • Usaha atau proses peningkatan, kemajuan, atau perubahan ke arah kemajuan; berkesinambungan; dilakukan secara sadar untuk tujuan pembinaan; dilakukan secara bertahap (Khairuddin; 1992).

    Transformasi berbagai faktor dalam unsur sistemik yang secara sengaja dilakukan oleh suatu bangsa untuk mencapai tingkat kehidupan yang secara kualitatif dan kuantitatif lebih tinggi.

    Pembahasan tentang pembangunan senantiasa dikaitkan dengan negara-negara Dunia Ketiga atau Negara Berkembang; berupaya menjelaskan persoalan pembangunan yang dihadapi oleh negara-negara Dunia Ketiga dalam berbagai dimensinya : ekonomi, sosial dan politik.

  • MODEL-MODEL PEMBANGUNAN (MUSTOPADIDJAJA; 1997)MODEL I : PERTUMBUHAN

    -Berorientasi pada peningkatan GNP, dengan anggapan hal ini akan bisa dicapai melalui industrialisasi dan penanaman modal.-Menggunakan proses trickle down.-Peranan aparatur pemerintah dan fungsi administrasi publik adalah membuat perencanaan dan berbagai langkah kebijakan untuk mencapai pertumbuhan yangdiinginkan.-Unsur-unsur utama :-Tingkat pertumbuhan GNP.-GNP per kapita.-Tingkat penanaman modal.-Tabungan.

  • MODEL II : PEMERATAAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK-Ketidakpuasan dan kritik terhadap Model I mendorong munculnya Pembangunan dan Administrasi Pembangunan Model II yang berfokus pada pemerataan.-Aspek sosial, lingkungan dan kelembagaan yang diabaikan Model I mendapatperhatian dalam Model II.-Menganggap penting masalah pengangguran dan kemiskinan yang berorientasipada pemenuhan kebutuhan pokok.-Orientasi pada pemerataan dan pemenuhan kebutuhan pokok, yang mencakupkesempatan kerja dan berusaha, pemberantasan kelaparan dan kekurangan gizi,pemeliharaan kesehatan, air bersih dan perumahan; dipandang sebagai strategiyang baik untuk negara berkembang.

  • MODEL III : PEMBANGUNAN KLUALITAS MANUSIA-Menekankan pada kegiatan yang bertujuan membangkitkan kesadaran dan kemampuan insani baik secara individual maupun kolektif.- Menurut Korten (1986) deisebut community based resource management, yang mempunyai ciri :-Secara bertahap prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhikebutuhan diletakkan pada masyarakat sendiri.-Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobilisasisumber-sumber yang ada.-Memperhatikan kondisi lokal.-Meneknkan social learning antara birokrasi dan komunitas.-Mengembangkan jaringan antara birokrat dan lembaga swadaya masyarakat.-Esensi : mengembangkan keikutsertaan masyarakat dan kelompok sasaran dalampenentuan kebutuhan dan proses pelaksanaannya.-Perlu langkah pemberdayaan melalui pelatihan, penyediaan berbagai akses ekonomi, sosial, pengakuan terhadap hak masyarakat dan penyaluran aspirasinya.

  • MODEL IV : PENINGKATAN DAYA SAING

    -Latar belakang : menjelang akhir abad ke 20 dan memasuki abad ke 21 dunia mengalami perubahan mendasar.-Runtuhnya negara komunis di Sovyet Uni dan Eropa Timur; transformasi di RRC;berakhirnya perang dingin; pesatnya kemajuan teknologi transportasi, informatika dan telekomunikasi, arus globalisasi, berbagai perjanjian internasional dan regional(GATT, AFTA, NAFTA, APEC); telah menempatkan manusia dan bangsa-bangsapada momentum baru dalam sejarah perkembangan umat manusia, sekaligus menempatkan harapan dan tantangan baru.-Dewasa ini negara-negara telah memasuki era perdagangan bebas, masing-masingberupaya untuk mengoptimalkan manfaat dari borderless world economi. Untuk itudiperlukan peningkatan daya saing sebagai karakteristik pembangunan.-Model ini menjadi paradigma pembangunan nasional yang telah disepakatisebagai cara pandang pembangunan bangsa, yang ditempuh melalui proses politikyang konstitusional dan demokratis.

  • JENIS PERENCANAAN PEMBANGUNANBERDASARKAN RUANG LINGKUP TUJUAN DAN SASARANDibagi menjadi perencanaan pembangunan yang bersifat nasional, sektoral dan spasial. Atau bersifat agregatif dan parsial.BERDASARKAN JANGKAUAN DAN HIRARKIDibagi menjadi perencanaan tingkat pusat dan daerah.BERDASARKAN JANGKA WAKTUDibagi menjadi jangka pendek, menengah dan jangka panjang.BERDASARKAN INFORMASI PROSES HIRARKI PENYUSUNANNYADibagi menjadi perencanaan dari atas ke bawah (top down planning) dan perencanaan dari bawah ke atas (bottom up planning), atau kombinasi keduanya.BERDASARKAN KETEPATAN ATAU KELUWESAN PROYEKSINYABersifat indikatif dan preskriptif.BERDASARKAN SISTEM POLITIKNYADibagi menjadi perencanaan alokatif, inovatif dan radikal.

  • LEMBAGA PERENCANAAN PEMBANGUNANNegara-negara yang berhasil dalam pembangunannya, mengandalkan peran lembaga perencanaannya. Misalnya : -Jepang mempunyai Economic Planning Agency yang dibentuk pada tahun 1946 (pada awalnya bernama Economic Stabilization Board).-Korea dan Taiwan juga memiliki lembaga perencanaan yang berperan besar mengarahkan gerak pembangunan ekonominya seperti yang dicapai sekarang.-Bagaimana Indonesia ?

    Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara (termasuk Indonesia) antara lain disebabkan oleh adanya intervensi yang tepat dari pemerintahnya.

    Sebagaisuatu bentuk intervensi, perencanaan pembangunan tidak selalu berhasil sesuai yang diinginkan. Ada beberapa sebab kegagalan perencanaan pembangunan suatu negara (Kartasasmita; 1997).

  • FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PERENCANAAN PEMBANGUNANPenyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena informasinya kurang lengkap, metodologinya belum dikuasai, atau perencanaannya tidak realistis. Penyebab lainnya adalah terlalu besarnya pengaruh politis sehingga pertimbangan teknis perencanaan diabaikan.

    Perencanaan baik, tetapi implementasinya tidak seperti seharusnya; atau perencanaan dan pelaksanaan tidak sejalan. Penyebabnya bisa karena aparat pelaksana tidak siap atau kurang kompeten, atau masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukungnya.

    Perencanaan menggunakan paradigma yang tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada. Misalnya orientasi semata pada pertumbuhan yang menyebabkan semakin lebarnya kesenjangan.

    Perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai hal yang terkecil. Perencanaan tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu, kapasitas dan potensi masyarakat secara penuh. Pemerintah terlalu mengatur segalanya (perencanaan terpusat).

  • TUJUH DOSA PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MAHBUB UL HAQ; 1976)Pemuja angka; menganggap hal-hal yang dapat diukur bermakna; hal-hal yang tidak dapat diukur diabaikan. Akibatnya terlalu banyak tenaga dihabiskan untuk menciptakan model-model ekonometri.

    Cenderung melakukan pengendalian secara berlebihan,

    Penanaman modal khayal; keasyikan menghitung tingkat penanaman modal, tidak jadi soal terjadi apa tidak tingkat mpdal sebenarnya; produktif apa tidak.

    Kecanduan menggunakan model-model pembangunan yang berubah-ubah.

    Perencanaan dan pelaksanaan dipisahkan.

    Sumberdaya manusia diabaikan.

    7.Pertumbuhan tanpa keadilan.

  • Perencanaan dapat dilakukan dengan memenuhi syarat sebagai berikut :

    Bersifat garis besar dan indikatif, mengendalikan dan mengarahkan investasi pemerintah untuk mendorong usaha masyarakat dan swasta.

    Mendorong bekerjanya pasar.

    Mengikutsertakan masyarakat dalam prosesnya.

    Memajukanberbagai golongan masyarakat dan wilayah.Terutama golongan masyarakat yang dengan ekonomi pasar saja tidak mungkin berkembang atau bersaing dalam memperoleh akses ke faktor produksi.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIAMenurut Kartasasmita (1997) perencanaan pembangunan di Indonesia dibedakan menjadi :

    Perencanaan menurut jangkauan jangka waktu

    Perencanaan menurut dimensi pendekatan dan koordinasi

    Perencanaan berdasarkan proses/hirarki penyusunannya.

    Perencanaan pembangunan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

  • 1. PERENCANAAN BERDASARKAN JANGKA WAKTUDibedakan atas perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.

    Di Indonesia dikelompokkan dalam :1.Rencana jangka panjang dengan jangka waktu 5 tahun.2.Rencana jangka menengah dengan jangka waktu 5 tahun.3.Rencana jangka pendek, yaitu rencana tahunan.

    Rencana jangka panjang disebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).Rencana jangka menengah disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).Rencana jangka pendek disebut Rencana Pembangunan Tahunan (RPT).

  • 2.PERENCANAAN BERDASARKAN DIMENSI PENDEKATAN DAN KOORDINASI (LIHAT GAMBAR 1).Dibedakan atas perencanaan makro, perencanaan sektoral, perencanaan regional, dan perencanaan mikro.

    Perencanaan pembangunan makro : -Adalah perencanaan pembangunan nasional dalam skala makro atau menyeluruh.-Merencanakan pertumbuhan ekonomi, tabungan masyarakat dan pemerintah.-Penentuannya mempertimbangkan secara cermat keterkaitannya denganperencanaan sektoral dan regional.

    Perencanaan pembangunan sektoral :-Pendekatan perencanaan sektor adalah kegiatan atau kelompok kegiatan, misalnyakegiatan di bidang pendidikan dan pelatihan.-Pendekatan yang biasanya dilakukan oleh instansi (kementrian, lembaga, dinas).-Dalam pendekatan ini, jenis kegiatan, instansi yang melaksanakan kegiatan, lokasipelaksanaan kegiatan; dianggap sebagai sektor karena dilakukan oleh sektoraparatur negara.

  • Perencanaan pembangunan regional :-Menitik beratkan pada aspek tempat kegiatan dilaksanakan.-Dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendayagunakan ruang di daerahnya, mengisinya dengan berbagai macam kegiatan.-Agar optimal, perencanaan pembangunan daerah harus dipadukan dengan perencanaan pembangunan nasional yang mencakup pembangunan sektor-sektor.

    Perencanaan mikro :-Adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan tahunan, yang merupakanpenjabaran rencana makro, sektoral maupun regional ke dalam skala proyek dankegiatan dengan berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya.-Secara operasional tergambar dalam DIP, PO dan rancangan kegiatan.-Capaian perencanaan mikro dapat digunakan sebagai salah satu indikatorkeberhasilan perencanaan pembangunan di atasnya.-Perencanaan mikro memainkan peran dalam politik ekonomi di negara berkembang.

  • 3. PERENCANAAN BERDASARKAN PROSES/HIRARKI PENYUSUNANDilihat dari prosesnya dikenal : perencanaan dari atas ke bawah, dan perencanaan dari bawah ke atas.

    Perencanaan dari atas ke bawah :-Adalah pendekatan perencanaan yang menerapkan cara penjabaran rencana induk ke dalam rencana rinci.-Contoh :Perencanaan sektoral seringkali ditunjuk sebagai perencanaan dari atas ke bawahkarena target yang ditetapkan secara nasional dijabarkan ke dalam rencana kegiatan di berbagai daerah.Contoh lain :Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi mengakibatkanperan pemerintah pusat menjadi sangat dominan, sehingga dalam perencanaannyalebih bersifat top-down.

  • Pendekatan perencanaan dari bawah ke atas :-Pendekatan yang menempatkan partisipasi atau peran serta masyarakat sebagaibagian terpenting pembangunan.-Sebagai bagian dari instrumen pembangunan, peran serta diharapkan dapatmengungkapkan kebutuhan masyarakat dan memobilisasi sumberdaya lokal.-Penggalangan peran serta pada akhirnya akan berpuncak pada pembangunan yangbertumpu pada masyarakat.-Dalam pendekatan ini masyarakat dipandang sebagai sentral pembangunan; masyarakat dianggap sebagai pihak paling mengetahui permasalahan dan kebutuhannya.-Pendekatan yang bertumpu pada masyarakat perlu dilakukan karena dalam kenyataannya banyak sekali sumber daya yang ada dalam masyarakatseringkali tidak dimanfaatkan dengan baik. Yang perlu dilakukan adalah upaya menumbuhkankemampuanmasyarakat itu sendiri agar dapat melakukan perubahan ke arah yanglebih baik.

  • KETERKAITAN PERENCANAANMAKRO, SEKTORAL, REGIONALDAN MIKRO.


Top Related