1. UUD Tahun 1945, Psl 5 ayat (1), Psl 20, Psl 21, Psl 22D, dan Psl 22A.
2. UU No. 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
3. UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR,DPR, DPD, dan DPRD.
4. Peraturan DPR No. 1 Tahun 2009 tentangTata Tertib
www.djpp.depkumham.go.id
1. DPR memegang kekuasaan membentuk UU (Psl 20 ayat (1) UUD Tahun 1945).
2. DPR membahas RUU bersama Presidenuntuk mendapatkan persetujuan bersama (Psl20 ayat (2) UUD Tahun 1945).
3. Presiden berhak mengajukan RUU kepadaDPR (Psl 5 ayat (1) UUD Tahun 1945).
4. DPD berhak mengajukan RUUtertentu/berkaitan dengan otonomi daerah,hubungan pusat dan daerah, pembentukandan pmekaran daerah, (Psl 22D ayat (1)UUD Tahun 1945).
www.djpp.depkumham.go.id
1. RUU dari DPR (berasal dari Anggota, Komisi, Gabungan Komisi, Badan Legislasi).
2. RUU dari DPD diajukan kepada DPR (menjadi RUU dari DPR).
3. RUU dari Presiden diajukan kepada DPR,penyusunan oleh instansi pemrakarsa.
4. RUU dari DPR, Presiden, dan DPD disusunberdasarkan Prolegnas (dalam keadaantertentu DPR dan Presiden dapat mengajukanRUU di luar Prolegnas).
www.djpp.depkumham.go.id
1. RUU diajukan sesuai dengan Prolegnas.2. RUU dari DPR dapat diajukan oleh Anggota,
Komisi, Gabungan Komisi, atau Badan Legislasi.3. RUU dari DPD diajukan kepada DPR menjadi
RUU dari DPR.4. RUU dari Presiden diajukan kepada Pimpinan
DPR.5. Setiap RUU diajukan dilengkapi dengan Naskah
Akademik.6. Dalam proses pengajukan RUU dari DPR, dapat
diadakan kunjungan untuk menyerap aspirasimasyarakat (dalam negeri/luar negeri).
www.djpp.depkumham.go.id
SKEMA PENYUSUNAN/PENGAJUAN RUU DARI DPR SKEMA PENYUSUNAN/PENGAJUAN RUU DARI DPR ProsedurProsedur PengajuanPengajuan RUU RUU daridari DPRDPR
Pimpinan DPR (Psl 111 (1) TATIB)
Anggota(Psl 109 (2) TATIB)
Komisi/Gabungan Komisi/BALEG (Psl 130(4) TATIB)
Rapat Paripurna DPR (Pemberitahuan)
Penyebarluasan o/ Setjen DPR (Psl 22 (1) UU 10/2004
Rapat Bamus DPR-Menetapkan jangka waktu penyelesaian RUU,
-- menentukan penganan suatu RUU oleh alat kelengkapan DPR
Pembahasan
Rapat Paripurna (Psl 112 (1), (2) & ( ))
a) Persetujuan tanpaperubahan
Psl 122
b) Persetujuan dg Perubahan c) Penolakan
BAMUS menugaskan Komisi/Baleg/Pansus u/ menyempurnakan Psl 119
Pimpinan DPR
PRESIDEN
Tahap Persiapan s/d PerumusanTahap Persiapan s/d Perumusan
Pengharmonisasian,Pembulatan, &Pemantapan konsepsioleh BALEG DPR RI
Psl 115 ,116,117
Psl 130 (10)
Menunjuk Menteri
(dlm 60 hari)
Psl 130 (11)
Tidak bolehdiajukan lg
dalammasa sidang itu
www.djpp.depkumham.go.id
PENYUSUNAN/PENGAJUAN RUU DARI PRESIDEN PENYUSUNAN/PENGAJUAN RUU DARI PRESIDEN
Prosedur Pengajuan RUU dari PemerintahProsedur Pengajuan RUU dari Pemerintah
Menhukham
Menteri/Pimpinan Pemerintah Non-departemen
Rapat Paripurna DPR (Pemberitahuan & RUU dibagikan)
Penyebarluasan o/ Instansi Pemrakarsa
Rapat Bamus DPR-Menetapkan jangka waktu penyelesaian RUU,
-- menentukan penganan suatu RUU oleh alat kelengkapan DPR
PEMBAHASAN
PRESIDEN
Pimpinan DPR
Disampaikan kpd Pimpinan DPD (u/ RUU*)
- UU 10/2004;- Perpres No. 68/2005 ttg
Tata Cara Mempersiapkan RUU, RPERPU, RPP, RPERPRES
www.djpp.depkumham.go.id
PENYUSUNAN/PENGAJUAN RUU DARI DPD PENYUSUNAN/PENGAJUAN RUU DARI DPD Prosedur Pengajuan RUU dari DPDProsedur Pengajuan RUU dari DPD
Pimpinan DPR (Psl 120 (2) TATIB DPR)
Pimpinan DPD (Pasal 120 (1)TATIB DPD)
Pimpinan DPR
Rapat Paripurna DPR (Laporan Hasil Pembahasan RUU)
Bamus DPRMenunjuk Komisi/Baleg untuk membahas &
mengagendakan pembahasannya
PEMBAHASAN
Rapat Paripurna(Pemberitahuan dan dibagikan)
Rapat Komisi/ Baleg (membahas & mengundang 1/3 Anggota Alat Kelengkapan DPR)
PRESIDEN
Pimpinan DPR menyampaikan surat kpd Pimpinan DPD Mengenai Tanggal Pengumuman RUU
Pimpinan DPD
www.djpp.depkumham.go.id
UU
PROSES PEMBAHASAN RUUPROSES PEMBAHASAN RUU(Pasal 99 Tatib DPR)
RUU dari Presiden RUU dari DPR RUU dari DPD
DuaTingkat Pembicaraandi DPR yaitu Tk. I dan Tk.II
Persetujuan di DPR
Disahkan oleh Presiden
www.djpp.depkumham.go.id
1. Setiap RUU dibahas DPR dan Presiden untuk mendapatpersetujuan bersama.
2. DPD ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomidaerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan pengabungan daerah, pengelolaansumberdaya alam dan sumber daya ekonomi lainnya sertaperimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. DPD memberikan pertimbangan atas RUU APBN, RUU berkaitan dengan pajak, pendikan, dan agama.
4. Dalam proses pembahasan RUU masyarakat diberikankesempatan berpartisipasi.
5. Penyebarluasan RUU dari DPR diserahkan kepadaSekretaris Jenderal DPR.
6. Penyebarluasan RUU dari Presiden diserahkan kepadainstansi Pemrakarsa.
www.djpp.depkumham.go.id
1. Pembahasan Tk. I dilakukan oleh Komisi, Gabungan Komisi, Badan Legislasi, atauPansus bersama dengan Presiden yang diwakili oleh Menteri yang terkait denganRUU.
2. Pembahasan RUU oleh Komisi, Gab.Komisi, Badan Legislasi, atau Pansusditugaskan oleh Badan Musyawarah.
3. Penugasan diberikan dengan mempertimbangkan usul RUU, penyempurnaan RUU,materi muatan RUU, dan ruang lingkup tugas komisi.
4. Sebelum pembahasan materi RUU terlebih dahulu disampaikan pengantarmusyawarah sebagai berikut:a. DPR memberikan penjelasan dan Presiden memberikan pandangan apabila
RUU dari DPR;b. DPR memberikan penjelasan serta Presiden dan DPD memberikan pandangan
apabila RUU dari DPR berkaitan dengan kewenangan DPD;c. Presiden memberikan penjelasan dan fraksi-fraksi memberikan tanggapan
terhadap RUU dari Presiden;d. Presiden memberikan penjelasan serta fraksi-fraksi dan DPD memberikan
tanggapan terhadap RUU dari Presiden yang berkaitan dengan kewenanganDPD.
www.djpp.depkumham.go.id
5. Pembahasan RUU dilakukan berdasarkan DaftarInventarisasi Masalah (DIM). RUU dari DPR DIM dibuat oleh Pemerintah, RUU dari Pemerintah DIM dibuat oleh fraksi-fraksi.
6. Pembahasan dilakukan dalam Rapat Kerja, RapatPANJA, Rapat Tim Perumus, dan Rapat Tim Sinkronisasi.
7. Pengambilan keputusan akhir Pembicaraan Tk.Idengan acara; Pengantar Pimpinan alat kelengkapanyang membahas RUU, laporan Panja, pembacaaannaskah RUU, pendapat mini sebagai sikap akhir, penandatangan naskah RUU, pengambilan keputusanuntuk melanjutkan ke Pembicaraan Tingkat II.
www.djpp.depkumham.go.id
1. Hasil Pembicaran Tk. I dilanjutkan dalam PembicaraanTk.II untuk pengambilan keputusan berupa persetujuanDPR atas RUU dalam Rapat Paripurna yang didahului:a. Penyampaian laporan Pimpinan alat kelengkapan yang
membahas RUU yang berisi, proses, pendapat mini fraksidan pendapat mini DPD, serta hasil Pembicaraan Tk. I.
b. Pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap fraksidan anggota secara lisan.
c. pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri.2. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat, dan apabila musyawarahtidak tercapai dilakukan dengan pemungutan suara.
www.djpp.depkumham.go.id
3. RUU yang telah mendapat persetujuan bersamadiajukan kepada Presiden untukdisahkan/ditandatangani. RUU yang tidak mendapatpersetujuan bersama tidak boleh diajukan lagi dalampersidangan DPR masa itu. RUU yang telah disetujuibersama tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu 30 hari, RUU sah menjadi UU.
4. RUU yang telah disahkan atau sah menajdi UU diumumkan dalam Lembaran Negara.
5. Pemerintah wajib menyebarluaskan UU yang telahdiundangkan.
www.djpp.depkumham.go.id