PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Biotekhnologi adalah terapan biologi yang melibatkan disilin ilmu mikrobilogi,
biokimia, genetika, dan biologi monokuler.definisi bioteknologi secara klasik atau
konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya
untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern, bioteknolofi adalah pemanfaatan agen
hayati atau bagian-bagian yang sudah direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan
barang dan jasa pada skala industri. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan
nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-
bagiannya misalnya bakteri dan kapang.
Selain itu bioteknolog juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang
dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri. Penerapan bioteknologi pada
umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan atau ransformasi kimia
yang diinginkan. Transformasi kimia itu lebih lanjut dapat dibagi menjadi dua sub
bagian, yakni: 1. Pembentukan suatu produk akhir yang siinginkan, contohnya enzim anti
biotik, asam orgainik dan steroid. 2. Penguraian bahan sisa produksi, contohnya buangan
air limbah, destruksi buangan industri, atau tumpahan minyak. Dewasa ini, penerapan
bioteknologi sangat penting diberbagai bidang, misalnya di bidang pengolahan bahan
pangan, farmasi, kedokteran, pengolahan limbah dan pertambangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemanfaatan Biotekhnologi dalam kehidupan sehari-hari?
2. Apakah dampak negatif Bioteknologi?
BAB II PEMBAHASAN
Bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan
teknologi dengan menggunakan makhluk hidup sebagai alat bantu untuk
menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi bukanlah
suatu disiplin ilmu melainkan penerapan ilmu (suatu teknik dalam biologi).
Dalam bioteknologi, makhluk hidup digunakan untuk menghasilkan produk atau
jasa dengan alasan karena makhluk hidup:
1. Senantiasa berkembangbiak dan dapat dibiakkan (terbaharukan)
2. Mudah diperoleh
3. Sifatnya dapat diubah-ubah sesuai kebutuha
4. Dapat menghasilkan berbagai macam produk yang dibutuhkan
Bioteknologi Konvensional Pemanfaatan makhluk hidup untuk
menghasilkan produk atau jasa sudah banyak dilakukan sejak dulu. Di
Indonesia, orang telah lama mengenal proses pembuatan tape, tuak dan
tempe dengan menggunakan mikroorganisme 1. Pemanfaatan
Biotekhnologi dalam kehidupan sehari-hari: Ø Pada bidang pangan
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu
dengan memproduksi makanan dengan bantuan mikroba
(tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) Fermentasi (Yoghurt) Susu Susu kental
Streptococcus sp. Lactobacillus sp. 3. 4. Produk dari Limbah Protein Sel
Tunggal (PST) Mikoprotein Molase dan Berikut tabel penerapan
bioteknologi pada bidang pangan: NO PRODUK BAHAN MENTAH
MICRO ORGANISME 1. 2. Produk dari Susu Keju Susu garam amonium
Sampah Organik Saccharomyces cerevisae Fusarium graminearum 5. 6. 7.
8. 9. 10. Produk dari nabati Tempe Kecap Tape Anggur Nata de Coco Roti
Kedelai Kedelai Beras ketan atau singkong Buah anggur Air kelapa
Tepung beras Rhizopus sp. Aspergillus sp. Rhizopus, Aspergillus
Saccharomyces sp. Acetobacter xylinum Saccharomyces cereviceae Ø
Bidang Kesehatan Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan
vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahan DNA
asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau
obat-obatan di dunia kedokteran. Contohnya pada produksi hormon
insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang disebut interferon.
Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari
luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat
dipanen dari bakteri. Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik
dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang pada
penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen. Berikut penerapan
bioteknologi pada bidang kesehatan: Jenis mikroorganisme Produk asam
amino Vitamin Corynebacterium glutamicum Treonin dan lisin -
Brevibacterium sp. Glutamat - Micrococcus glutamicus lisin -
Pseudomonas sp. - Vitamin B12 Propinionicbacterium - Vitamin B12
Ashbya gossypii - Riboflamin Streptomyces oliveus - Kobalamin Ø
Bidang Lingkungan Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu
global yang marak dibicarakan saat ini. Tingginya tingkat pencemaran
akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Di
bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam: 1.
Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan,
misalnya etanol dan biogas (gas metana) 2. Pengolahan berbagai macam
limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang
disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi Ø Bidang Pertanian Adanya
perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik
dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas
unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida.
Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar
terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu
hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu
pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng sangat
besar dalam penyediaan pangan dunia. Dalam bidang pertanian telah dapat
dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi
nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat
menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang
tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik
dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain,
seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bacteri Rhizobium.
Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat
meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik
lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter
yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan
(seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung
dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan). Hama
tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman
pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun
ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara
lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia,
serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan
untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita
mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak,
dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-
beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang
bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu,
namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh
mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu
menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama
seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran
pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan,
dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman.
Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif
yang timbul dari pemakaian pestisida kimia. Dengan berkembangnya
bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk
membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik
yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara
rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin yang
dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam
sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman
tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap
serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi. Ø Bidang Peternakan
Penerapan bioteknologi pada peternakan contohnya adalah hewan
transgenik dan hormon bovin somatotropin. 1. Hewan Transgenik Hewan
yang diberi perlakuan rekayasa genetika disebut hewan transgenik. Pada
hewan-hewan tersebut disisipkan gen-gen tertentu yang dibutuhakan
manusia. Sebagi contohnya adalah domba transgenik. DNA domba
tersebut telah disisipi dengan gen manusia yang disubut dengan faktor VII
( merupakan protein pembeku darah). Dengan adanya penyisipan tersebut
domba mneghasilkan susu yang mengandung faktor VIII yang dapat
dimurnikan untuk menolong penderita hemofilia. Rekayasa genitika pada
hewan juga dapat membantu melestarikan spsies langka. Sebagai contoh
sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam pada kuda spesies lain.
Spesies lain yang dipinjam rahimnya disebut surrogate. Anak zebra akan
lahir dari kuda surrogate. Hal yang sama sudah diterapkan pada keledai
yang hampir punah di Australia. Teknik pelestarian dengan rekayasa
genetika sangat berguna karena: a. Induk dari spesies biasa dapat
melahirkan spesies langka. b. Telur hewan langka yang sudah
dibuahidapat dibekukan. Lalu disimpan bertahun-tahun, bahkan setelah
induknya mati. Jika sudah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi
ditransplatasikan. 2. Hormon Bovine Somatotrophin (Hotmon BST)
Dengan rekayasa genetika juga dapat diproduksi hormon pertumbuhan
hewan, yaitu hormon BST (Bovine Somatotrophin) Caranya adalah
sebagai berikut: a. Plasmid bakteri E. coli di[otong dengan enzim
endonuklease. b. Gen somatotrophin diisolasi dari sel sapi. c. Gen
somatotrophin disisipkan ke plasmid bakteri. d. Plasmid dimasukkan lagi
ke plasmid bakteri. e. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophin
ditumbuhkan dalam tangki fermentasi. f. Bovine somatotrophin diambil
dari bakteri dan dimurnikan. (Reven et.al. 2005) Ø Bidang Hukum
Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan forensik.
Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dalam jumlah
kecil dapat tertinggal di tempat kejadian perkara. Jika ada perkosaan, air
mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui
pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku
dengan derajat kepastian yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu
unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah atau jaringan lain yang
dibutuhkan dalam tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel). DNA
fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam proses
pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuaratan hasil yang hampir
mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih
maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama digunakan
kepolisian untuk identifikasi. Ø Pengolahan Limbah Sampah atau limbah
merupakan bahan pencemar lingkungan yang mengancam kehidupan.
Oleh kerena itu harus ada upaya penanggulangan limbah. Penanggulangan
sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya ditimbun, dibakar
dan didaur ulang. Diantara semua cara itu, cara yang terbaik adalah
dengan cara didaur ulang. Slah satu contoh proses daur ulang sampah yang
telah diuji pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis, yaitu
proses dekomposisi sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa
oksigen (anaerob). Denag cara ini sampah dapat diubah menjadi arang, gas
(misalnya metana), dan bahan anorganik. Bahan-bahan tersebut dapat
dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar. Keunggulan dari bahan bakar
hasil proses ini adalah kandungan sulfur yang rendah sehingga dapat
mengurangi pencemaran udara. Bahan dari pembakaran makroorganik
(dari hewan, tumbuhan, manusia), denagn bantuan mikroorganisme
(misalnya bakteri dan jamur), dengan bantuan hewan-hewan kecil disebut
kompos. Dalam pembuatan kompossangat diperlukan mokroorganisme.
Jenis mikroorganisme yang diperlukan dalam pembuatan kompos
tergantung pada bahan organik yang digunakan serta proses yang
berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob). Selama
proses pengomposan, terjadi penguraian terhadap selulosa dan
pembentukan asam organik, terutama asam humat. Asam humat penting
dalam pembentukan humus. Hasil pengomposan terutama bermanfaat
sebagai pupuk. Dengan perkembangan bioteknologi, kini pencemaran
lingkungan dapat semakin dikutangi dengan berbagai teknik pengolahan
limbah, misalnya pengolahan minyak, air limbah dan plastik. 1.
Pengolahan Air Limbah Dengan bioteknologi pengolahan limbah menjadi
lebih terkontrol dan efektif. Pemrosesan air limbah oleh pabrik bertujuan
untuk menghilangkan zat pencemar, baik pencemar biologis maupun
kimaiwi, yang mungkin membahayakan manusia atau lingkungan.
Mekanismenya adalah: a. Menghilqnhkqn sisa-sisa akhir benda padat yang
tersuspensi. b. Menghilangkan gangguan yang tidak dikehendaki. c.
Manghilangkan rasa, warna, bau, dan mengurangi kandungan zat yang
terlarut. Prinsip kerja dalam pengolahan limbah melibatkan berbagai
fasilitas, dan prosesnya secara umum adalah sbagai berikut: a.
Pengumpulan Limbah dari rumah, industri, dan dari aktifitas lainya
disalurkan ke jaringan saluran bawah tanah, lalu dikumpulkan ke pusat
pengolahan. b. Pemilahan Limbah yang msauk ke tempat pengolahan
dilewatkan pada lempengan metal yang berfungsi memisahkan potongan
kayu, kertas dan bahan-bahan yang besar supaya tidak masuk mesin. c.
Pengaliran Limbah Limbah dialirkan lewat lubang-lubang kecil. Krikil
dan pasir pada larutan limbah disaring, dicuci, lalu dikumpulkan dan
digunakan untuk mengisi lubang-lubang di tanah. d. Pengendapan Limbah
dialirkan ke tangki-tangki yang lebih besar dimana bahan-bahan yang
padat mengendap didasar tangki yang membentuk endapan kasar.
Endapan tersebut kemudian dipindah ke tangki pencerna dengan tenaga
listrik. e. Proses Aerob cairan yang diukeluarkan dari tangki penempatan
primer dimasukkan ke alat pengolahan sekunder.di dalam alat tersebut,
mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan protista memecah materi
organik menjadi mineral, gas dan air. f. Kucuran Air Air dari tangki-tangki
penempatan cukup bersih untuk dibuang ke sungai. Supaya air lebih bersih
dan dapat digunakan untuk keperluan tertentu maka air disaring melalui
alat yang terbuat dari pasir halus dan arang aktif, lalu ditambah klorin
untuk mencegah pertumbuhan organisme yang masih tersisa. g. Proses
Anaerob h. Sumber Enerdi i. Pembuangan Sampah 2. Dampak negatif
bioteknologi Ø Dampak terhadap kesehatan Produk-produk hasil rekayasa
genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut: a. Gen sintetik dan
produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau
imunogenik untuk manusia dan hewan. b. Rekayasa genetik tidak
terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan
tidak stabilnya DNA rekayasa genetik. c. Virus di dalam sekumpulan
genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa
genetik. d. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen
horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi. e. Meningkatkan
transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit. f.
DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan
sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan
pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker). g. Tanaman rekayasa
genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan
residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada
tanaman. Ø Dampak terhadap lingkungan Saat ini, umat manusia mampu
memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk "makhluk
hidup baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan
rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam telah
menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita.
Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau
Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang
ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan International Specialty
Products. Di antaranya: a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan
kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan
kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100
persen. b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya
penggunaan pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound
dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat. c. Tanaman rekayasa genetik
merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan
Inggris. d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan
dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat. e. Area
hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin,
sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi
karena adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di
daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya
16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun. f. Pangan dan pakan
rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di
lapangan dan di dalam tes laboratorium. g. Herbisida roundup mematikan
katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup digunakan
lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di
seluruh dunia. h. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan
menemukan penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa
genetik sejauh 21 kilometer. Ø Dampak terhadap etika moral Penyisipan
gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar
hukum alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen
manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi
keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk transgenik
tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu.
Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia.
Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia sering membawa
masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini
beberapa contoh mengenai masalah ini: a. seorang nenek melahirkan
cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku karena
ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di
masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?" b.
pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan di bank
sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin
mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia mengambil sperma yang
dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?,
bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah
meninggal ?. c. meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk
difertilisasi di dalam rahim wanita merupakan pelanggaran atau bukan ? Ø
Dampak ekonomi Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi
tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi tersebut terlihat dari
adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga
penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal
ini memaksa petani-petani kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan
perusahaan yang memiliki hak paten. Produk Bioteknologi dapat
merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan
hormon pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya
mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal
tersebut menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi. Menyikapi adanya
dampak negatif bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk
menanggulangi meluasnya dampak tersebut, antara lain sebagai berikut:
Sejak Stanley Cohen melakukan rekombinasi DNA tahun 1972, telah
dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau rekomendasi sebelum para pakar
melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar rekombinasi DNA yang
dilakukan tidak digunakan untuk tujuan yang negatif. 1. Pemerintah
Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun alasannya. Namun
tidak semua negara mempunyai peraturan seperti Amerika Serikat. Seperti
Singapura, tidak melarang cloning tersebut. 2. Undang-undang yang
melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua negara di
dunia. 3. Selain undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di
laboratorium telah membatasi kemungkinan terjadinya dampak negatif.
Misalnya kondisi laboratorium harus suci hama (aseptik), limbah yang
keluar dari laboratorium diolah terlebih dahulu. 4. Pengawasan dan
pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang berlabel bioteknologi
tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia. 5. Penerapan
bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai moral dan etika karena
semua makhluk hidup mempunyai kepentingan yang sama dalam menjaga
"ekosistem manusia" 6. Penegakkan di bidang hukum dengan jalan
menaati UU No.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya pertanian, dan UU
No.4 tahhun 1994 tentang pengesahan konvensi PBB mengenai
keanekaragaman hayati. Bagian penjelasan umum, sub bab Manfaat
Konvensi butir 6 menyatakan bahwa "pengembangan dan penaanganan
bioteknologi agar Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba pelepasan GMO
oleh negara lain. 7. Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) Nomor
998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/Kpts-XI/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1
999;015A/Meneg PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan
Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika Tanaman.
Surat Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri Pertanian, Menteri
Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara
Pangan dan Hortikultura. Dalam keputusan tersebut mengharuskan adanya
pengujian tanaman pangan hasil rekayasa genetika sebelum
dikomersialkan sesuai standar protokol WHO. Standar protokol WHO
tersebut meliputi uji toksisitas, alergenitas, dan kandungan nutrisi. 8. Pada
tingkat internasional, pemerintah Amerika Serikat misalnya telah
membentuk badan khusus yang bernama FDA (Food and Drugs
Administration). FDA bertugas menangani keamanan pangan, termasuk
produk rekayasa genetika. Badan ini telah membuat pedoman keamanan
pangan yang bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa produk baru
termasuk hasil rekayasa genetika, harus aman untuk dikonsumsi sebelum
dikomersialkan. Badan Internasional Food and Agriculture Organization
(FAO) juga telah mengeluarkan beberapa petunjuk rekomendasi mengenai
bioteknologi dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi yang
dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut : a. Pengaturan keamanan pangan
yang komprehensif sehingga dapat melindungi kesehatan konsumen.
Setiap negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut seimbang
dengan perkembangan teknologi. b. Pemindahan gen dari pangan yang
menyebabkan alerg hendaknya dihindari kecuali telah terbukti bahwa gen
yang dipindahkan tidak menunjukkan alergi. c. Pemindahan gen dari
bahan pangan yang mengandung alergen tidak boleh dikomersialkan. d.
Senyawa alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan
kekebalan tubuh dianjurkan untuk diidentifikasi. e. Negara berkembang
harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan tentang keamanan pangan
yang ditimbulkan oleh modifikasi genetika. v Pelaksanaan kloning harus
mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain : a. Riset klinis harus
disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta didasarkan
atas eksperimen dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti. b. Riset klinis
hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah
pengawasan tenaga medis yang ahli di bidangnya. c. Setiap proyek riset
klinis hendaknya didahului oleh suatu observasi yang cermat terhadap
bahaya yang mungkin terjadi dibandingkan dengan manfaat yang
diperoleh. d. Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam
menjalankan riset klinis; yang mengubah kepribadian orang menjadi
objek, akibat obat-obatan, atau prosedur percobaan. BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan makalah yang telah disusun, maka dapat
diketahui bahwa Bioteknologi adalah penerapan ilmu (suatu teknik dalam
biologi). Bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip
ilmiah dan teknologi dengan menggunakan makhluk hidup sebagai alat
bantu untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia.
Bioteknologi bukanlah suatu disiplin ilmu melainkan penerapan ilmu
(suatu teknik dalam biologi). Dengan perkembangan bioteknologi, maka
manusia dapat menafaatkan suatu bahan yang sederhana menjadi barang
atau bahan yang lebih bermanfaat. Selain mempunyai kelebihan
bioteknologi juga mempunyai kekurangan atau efek negatif. Efek ini
berpengaruh pada berbagai bidang, diantaranya: a. Bidang Kesehatan; b.
Bidang Lingkungan; c. Bidang Etika dan Moral; d. Bidang Ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://blog.elearning.unesa.ac.id/rika-dian-kurniawan/bioteknologi
2. http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/kelebihan-biotekhnologi-komfensional
3. Pratiwi.D. A., Maryati,Sri., Srikini,Suharno, S. Bambang.2007. Biologi. Jakarta.Erlangga.