Download - Peluang Usaha Roti
PROPOSAL USAHA KECIL DAN MENENGAH [UKM]
PERMODALAN
USAHA PEMBUATAN ROTI
KELOMPOK USAHA “ INDO ROTI”
DUSUN VILLA GREEN SAVANAH
KECAMATAN PURI INDAH, KABUPATEN PANTAI SELATAN
MARET 2015
A. LATAR BELAKANG
Setiap keluarga menginginkan anggota keluarganya sehat dan sejahtera, karena manusia
yang sehat dapat berproduktifitas yanng tinggi dalam menunjang kahidupannya dan sekaligus
berperan serta dalam pembangunan. Untuk mendapatkan kehidupan yang demikian manusia
membutuhkan makanan yang bergizi baik.
Roti adalah salah satu makanan yang digemari banyak orang dan sering digunakan
sebagai pengganjal perut saat pagi alias sarapan. Roti bukan sekadar makanan yang mudah
didapat, tapi juga punya segudang gizi bermanfaat. Peranan roti kelak, bisa tidak lagi sebatas
menu untuk sarapan, tetapi juga untuk makan siang dan makan malam. Oleh karena itu,
kandungan gizi roti perlu diperhatikan karena dapat memberikan sumbangan gizi yang berarti.
Secara umum roti dibedakan atas roti tawar dan roti manis. Roti tawar dapat dibedakan
lagi atas roti putih (white bread) dan roti gandum (whole wheat bread). Sedangkan roti manis
sendiri dibedakan atas dasar bahan pengisinya, seperti roti isi pisang, nenas, kelapa, daging sapi,
daging ayam, sosis, coklat, keju, dan lain-lain.
Dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mi basah, maka 100 gram roti
memberikan energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor dan besi yang lebih banyak. Sebagai
menu sarapan atau bekal “sekolah” si kecil, biasanya roti disajikan bersama susu dan telur
goreng atau dadar. Menu ini akan meningkatkan perolehan zat gizi, khususnya protein yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak balita.
Di dalam kelompok bakery , roti merupakan produk yang paling pertama dikenal dan
paling populer hingga saat ini. Komposisi roti tawar umumnya terdiri dari: 57% tepung terigu;
36% air; 1,6% gula; 1,6% shortening (mentega atau margarin); 1% tepung susu; 1% garam
dapur; 0,8% ragi roti (yeast); 0,8% malt dan 0,2% garam mineral. Gula, walaupun dalam jumlah
sedikit perlu ditambahkan ke dalam adonan roti. Hal ini karena gula berperan sebagai bagi
pertumbuhan ragi roti (Saccharomyces cereviseae) untuk dapat menghasilkan gas
karbondioksida (CO 2) dalam jumlah yang cukup untuk mengembangkan adonan secara optimal.
Permintaan konsumen terhadap makanan ringan sebagai pengganti makanan pokok
khususnya roti semakin meningkat dipasar-pasar tradisional baik di desa maupun di perkotaan
utamanya daerah sekitar Moncobalang dan Kabupaten Gowa pada umumnya. Usaha pembuatan
roti ini sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat untuk meningkatkan
pendapatan usaha pembuatan roti itu sendiri. Untuk itu perlu adanya peningkatan produksi
pembuatan roti..
Dalam usaha meningkatkan produksi, perlu adanya perbaikan alat produksi dan
prosesnya secara intensif dan profesional baik mulai bahan adonan, proses pembuatan adonan
hingga roti siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling
berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila diusahakan.
Disamping itu aspek permodalan juga sangatlah penting dalam menunjang usaha
pembuatan roti ini. Sangat disayangkan jika permintaan pasar akan produksi roti ini harus
dipenuhi dari luar daerah hanya karena persoalan modal. Ketiadaam modal merupakan persoalan
yang mendasar dalam masyarakat selama ini.
Indo Roti sebagai kelompok usaha pembuatan roti sangat berharap adanya bantuan dana
penguatan modal dalam usahanya. Desa, masyarakat dan pihak-pihak yang berkompeten
diharapkan memberi bantuan kepada Indo Roti sehingga dapat mengembangkan segala aspek
menyangkut tujuan dari produksi pembuatan roti tersebut.
B. PROFIL USAHA PEMBUATAN INDO ROTI
1. Sejarah
Gambar 1. Roti Hasil Produksi Kelompok INDO ROTI
Kelompok Indo Roti adalah sebuah kelompok yang memproduksi roti dan aneka
kue yang beralamat di Dusun Puri Indah Kec. Pantai Selatan. Kelompok ini dirintis pada
tahun 2015 setelah melalui proses yang panjang.
Awalnya Ketua (Robi) bekerja pada sebuah perusahaan pembuatan roti (Sari Rote)
sebagai Cleaning Service, kemudian diangkat menjadi Pembantu Koki dan selanjutnya
menjadi Juru Timbang lalu kemudian pada akhirnya menjadi Koki. Setelah beberapa
tahun bekerja di Jakarta (Roti Rote) kemudian beliau dikirim ke Irian Jaya pada
perusahaan yang sama.
Bermodal keterampilan yang dimiliki selama bekerja pada perusahaan pembuatan roti
‘Sari Rote’ lalu kemudian Muh.Said memutuskan kembali ke Makassar untuk menikah
dengan Norma teman sejawat di Medan. Ada alasan mengapa menikah dengan teman
seprofesi “ SUATU PEKERJAAN ATAU USAHA AKAN BISA BERTAHAN DAN
BERKEMBANG APABILA DIDALAM SEBUAH RUMAH TANGGA KITA
SALING MENDUKUNG”. Setelah menikah mereka memutuskan berhenti bekerja dan
kembali ke kampung membuat kelompok pembuatan roti. Awal produksi mereka
memperoleh alat bersama teman-teman adalah dengan cara kredit senilai Rp. 30.000.000
(Tiga Puluh Juta Rupiah) kemudian membina kaum perempuan di keluarga dan
tetangganya.
Didalam menjalankan usahanya mereka selalu menerapkan system waktu kerja dulu
yaitu Tekun, Disiplin dan yang paling utama adalah menjaga kualitas produksinya untuk
menjaga pasaran.
2. Produksi
Dalam memproduksi roti tersebut Muh. Said bersama unit produksi mempersiapkan
alat dan bahan berupa :
Terigu * Telur * Mentega * Pewarna * Pisang Raja
Alat :
Mixer * Open
Didalam pembuatannya kelompok ini sudah menggunakan beberapa alat elektrik
tetapi masih ada pula yang menggunakan sistem manual seperti penimbangan dan
pemotongan adonan. Pada saat pengolahan yang harus diperhatikan adalah takaran
penggunaan bahan agar rasanya seimbang. Setelah adonannya jadi kemudian
penimbangan adonan. Didalam penimbangan adonan semuanya harus sama supaya
hasilnya sama besar, setelah di bentuk disimpan ditempat / rak pengembangan. Kemudian
setelah adonannya jadi lalu kemudian kita membakarnya dengan Oven. Didalam
pembakaran kita harus memperhatikan suhu dan lama pembakaran. Dan yang terakhir
dalam proses produksi adalah pengemasan roti yang telah dibakar tersebut tetap
sebelumnya didinginkan telebih dahulu.
Roti adalah makanan komsumsi yang biasanya dijadikan pelengkap,disantap dalam
keadaan santai atau pun saat berkumpul dan rasanya sangat enak dengan berbagai macam
rasa.
Usaha roti adalah usaha yang memproses tepung terigu menjadi roti yang siap dinikmati
konsumen melalui proses yang sedikit panjang. Tepung terigu, ragi, mentega, air, gula
dan garam dicampur sampai sangat baik memakai mikser. Lama pengadukan dalam
mikser sekitar 20 menit.
Adonan yang dihasilkan siap dibentuk menjadi berbagai bentuk. Adonan yang besar
ini dimasukkan ke dalam mesin untuk dibagi menjadi besaran 200 gram atau besaran
yang diinginkan. Bila ingin roti tawar, maka empat adonan 200 gram tersebut digabung
karena roti tawar membutuhkan minimum 800 gram.
Selanjutnya, adonan dimasukkan ke dalam mesin prooving selama 40-60 menit
dengan suhu 20-30 derajat Celsius untuk mengembangkan ragi agar bentuk roti dapat
lebih mengembang. Prooving box dapat dibuat dengan sederhana, tetapi penguapannya
dengan memanaskan air pada kotak tersebut panasnya harus sesuai dengan kebutuhan.
Adonan kemudian dioven sekitar satu jam. Untuk roti tawar, sebelum dimasukkan ke
dalam pembungkus plastik, roti perlu dipotong memakai mesin pemotong menjadi
minimum 10 potongan. Tepung terigu yang dipergunakan tidak boleh sembarang. Tepung
yang cocok yang tersedia di pasar antara lain merek Gerbang, Cakra Kembar Emas,
Talimas Spesial, dan Kereta Kencana Emas. Harganya lebih mahal dari jenis terigu lain,
yaitu di atas Rp 100.000 per sak isi 25 kg.
MEMBUAT RESEP
Resep roti manis:
25.000 gram tepung terigu, gula 5.500 gram, garam 350 gram, susu bubuk 500 gram,
ragi instan 375 gram, bread improver 124 gram, telur 2.500 gram, mentega 2.600
gram, dan air 12.000 gram, menghasilkan 970 roti ukuran 50 gram dengan biaya Rp
200 per roti. Biaya ini belum termasuk biaya pembungkus, tenaga kerja, pemasaran,
dan biaya listrik serta air. Total biaya sekitar Rp 400, biaya untuk
penjualan sekitar Rp 300, dan keuntungan pengusaha sekitar Rp 300 per roti.
Resep roti tawar:
Tepung terigu 25.000 gram, gula 1.750 gram, garam 450 gram, ragi instan 250 gram,
bread improver 75 gram, susu bubuk 500 gram, calcium propionate 75 gram,
mentega 1.250 gram, dan air 15.750 gram, menghasilkan 35 roti tawar dengan biaya
produksi Rp 1.300 per buah. Biaya produksi ini belum termasuk biaya tenaga kerja,
biaya pemasaran, biaya listrik dan air. Keuntungan pengusaha untuk membuat roti
tawar lebih kecil dibandingkan dengan membuat roti manis dengan jumlah yang
sama. Harga roti tawar Rp 4.000 per buah.
Harga peralatan sangat bervariasi. Oven, proover, dan mikser harganya minimum Rp
25 juta sesuai spesifikasi. Mesin-mesin tersebut dibuat di Taiwan. Oven berkapasitas
2 nampan dengan ukuran 40 x 60 cm. Proover berukuran 1.370 x 950 x 525 cm dan
mikser berukuran 2 liter. Harga mesin pemotong roti tawar matang sekitar Rp 6,5
juta. Mesin pembagi adonan (divider) harganya sekitar Rp 10 juta.
Dapur roti berukuran 5 x 4 meter dalam bentuk ruko maupun rumah dengan biaya Rp
10 juta-Rp 50 juta per tahun, Diperlukan paling tidak empat orang untuk membuat
roti, satu orang di antaranya sebagai penyelia berpengalaman. Besarnya upah mereka
mulai dari upah minimum resmi atau tergantung keahlian. Seorang penyelia harus
mendapat gaji sekitar Rp 2 juta. Biaya listrik minimum Rp 2 juta per bulan
Gambar 2. Mesin Penggiling Adonan Gambar 3. Adonan Roti yang telah dibentuk
•
Gambar 4. Alat Pembakaran Roti (Oven) yang masih manual
3. Pemasaran
Dalam proses pemasaran roti ini sudah bisa didapat di warung-warung, pedagang
pengecer datang mengambil sendiri dan untuk kue-kue tertentu kelompok ini juga terima
pesanan seperti kue ulang tahun, donat, kue bolu, roti buaya dan masih banyak lagi sesuai
pesanan.
4. Rekomendasi
Produksi roti ini sudah bisa bersaing dipasaran dan sangat diminati oleh
masyarakat, akan tetapi kita selalu kalah dengan produksi dari luar daerah yang sudah
memiliki kemasan professional dan mendapatkan izin dari operasional dari Depkes yang
telah diakui oleh badan POM. Olehnya itu kalaupun pemerintah daerah ingin mencoba
membuka pangsa pasar yang lebih luas , maka perlulah pembinaan yang lebih
professional dan perlu pula kita fikirkan untuk mendapatkan alat yang lebih baik
digunakan untuk produksi selanjutnya.
Gambar 5. Hasil Produksi Kelompok ‘Indo Roti’ yang siap bersaing dan akan dipasarkan
C. TUJUAN KEGIATAN
Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi
bahan pertimbangan dalam pengajuan dana pengembangan usaha. Sangat disayangkan jika
produksi roti ini kurang mengalami kemajuan apabila menyangkut sarana dan prasarana yang
ada tidak dioptimalkan sesuai tujuannya hanya karena tidak ada modal.
Keinginan kelompok ‘Indo Roti’ untuk pengembangan usaha pembuatan roti sangatlah
besar. Indo Roti berharap menjadi pengusaha yang tumbuh sehat, tangguh dan mandiri jika
permodalan ini ada atau diberikan. Yang tentunya akan berdampak pada lingkungan
masyarakat sekitarnya antara lain yaitu:
a. Dapat menyediakan produk roti dalam kualitas dan kuantitas yang cukup memadai.
b. Menciptakan lapangan kerja baru maupun usaha sampingan untuk lebih memberdayakan
ekonomi masyarakat mandiri serta meningkatkan taraf hidup ekonomi khususnya Desa
Moncobalang .
c. Adanya transfer teknologi tepat guna khususnya pembuatan roti sekaligus mendididik
anggota kelompok usaha yang lain untuk mandiri dan berjiwa wiraswasta.
Jika nantinya kelompok Indo Roti menerima dana pengembangan usaha ini maka akan
digunakan untuk menyiapkan alat produksi pembuatan roti didaerah setempat.
D. HASIL YANG DIINGINKAN
- Penyediaan produksi roti dalam kualitas dan kuantitas yang memadai.
- Menciptakan lapangan kerja.
E. ANGGOTA KELOMPOK USAHA INDO ROTI
KETUA : M.SAID DG. TUPPUSEKRETARIS : MARIYANABENDAHARA : NORMASeksi-seksi : Pembuatan Adonan
1. MARWANI2. NASRAH3. JULIATI4. DANIATI5. RUKMAWATI6. WAHYUMI7. MURTINI
Pemasaran : 1. DG. SESE2. DG. SELE3. DG. NGALLE4. DG. TUTU
Promosi : Para Anggota Kelompok
F. ALOKASI DANA
a. Biaya Produksi 1 Bulan
1. Biaya tetap setiap 1 bulan:
- Penyusutan peralatan 20% Rp 900.000
- Beli Bahan Bakar Gas Rp 500.000
Total Rp 1.400.000
2 Biaya operasional setiap bulan:
- Pembelian bahan adonan roti Rp 3.750.000
- Pengepakan kemasan roti Rp 840.000
- Listrik Rp 500.000
- Lain – lain Rp 900.000
- Biaya Pengangkutan Rp 500.000
Total Rp 6.490.000
3. Total biaya produksi
Total = biaya tetap + biaya operasional
= Rp 1.400.000 + Rp 6.490.000
= Rp 7.890.000
b. Total pendapatan
Rumus = jumlah roti x persentase produksi roti x harga
= 30000 x 80% x 500
= Rp 12.000.000
1. Total pendapatan 1 bulan
= Rp 12.000.000 – Rp 7.890.000
= Rp 4.110.000
2. Total pendapatan per tahun
= Rp 4.110.000 x 12
= Rp 49.320.000
Tabel Jumlah Modal
Usaha Kelompok Pembuatan Roti
a. Modal Peralatan
No Kelompok Biaya Jumlah
1. Bangunan Tempat Pembuatan Roti* Rp 500.000
2. Mesin dan peralatan
a. 1 buah Penggiling Adonan 20.000.000
b. 2 buah Oven Pembakar Roti 1.500.000
c. 2 buah Meja Peletakan Adonan Rp 500.000
d. 10 buah Cetakan Adonan Rp 1.000.000
e. 2 buah Tabung Gas Rp 1.000.000
f. Alat Press Pengepakan Rp 500.000
Jumlah Modal Peralatan Rp 25.000.000
Ket : * belum mempunyai sendiri
b. Modal 1 Bulan
No Kelompok Biaya Jumlah
1 Biaya Produksi @ Rp 30.000 Rp 3.750.000
2 Pengepakan Kemasan Roti Rp 840.000
3 Bahan Bakar Gas @ Rp 250.000 Rp 500.000
4 Listrik Rp 500.000
5 Penyusutan peralatan 20%* Rp 900.000
6 Biaya tidak terduga Rp 900.000
7 Kendaraan pengangkut Rp 500.000
Jumlah Modal 1 Bulan Rp 7.890.000
Ket : * setelah 1x produksi
c. Modal Yang Kurang
1 Modal Pembelian Alat Produksi:
1. 1 buah Dough Divider FB 403
2. 1 buah Planetary Mixer CS 20 L
3. Bread Slicer
Rp 10.000.000
Rp 20.000.000
Rp 10.000.000
2 Total modal kurang Rp 40.000.000
G. PENUTUP
Demikian proposal bantuan usaha pembuatan roti ini. Semoga dapat memenuhi harapan
kita semua. Kami sangat mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Atas perhatian
Bapak/Ibu kami mengucapkan terima kasih.
Ketua
Robi Al-tahir
Puri Indah, 23 Maret 2015
Sekertaris
Marimas
Tembusan :1) Ketua RT Puri Indah2) Ketua RW Pantai Indah3) Kepala Dusun Puri Indah
4) Kepala Desa Pantai Selatan