BADAN PUSAT STATISTIK
P E N G A W A S / P E M E R I K S A
BUKU 3
SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULANAN TAHUN 2017
Pedoman
Katalog BPS : 1404015
P E N G A W A S / P E M E R I K S A
BUKU 3
SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULANAN TAHUN 2017
Pedoman
SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULANAN 2017
No. Publikasi :
Katalog BPS : 1404015
Ukuran Buku : 17.6 x 25 cm
Jumlah Halaman : viii + 58 halaman
Penanggung Jawab
Direktorat Statistik Industri
Naskah
Sub Direktorat Statistik Industri Kecil dan Rumah Tangga
Diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Jakarta
BUKU 3: PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA
Buku 3 Pedoman Pengawas/ Pemeriksa VIMK17 Triwulanan iii
KATA PENGANTAR
Buku 3 ini diperuntukkan bagi Pengawas/Pemeriksa untuk melaksanakan
pengawasan/pemeriksaan Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan Tahun
2017 (VIMK17). Tujuan utama buku pedoman ini adalah menjelaskan
bagaimana tata cara pengambilan sampel, mekanisme lapangan, dan tata cara
pengawasan/pemeriksaan pelaksanaan VIMK17.
Mengingat pentingnya buku pedoman ini, diminta kepada semua pihak
terkait khususnya para pengawas/pemeriksa mempelajari dan menggunakan
buku pedoman ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan
target yang telah ditetapkan.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
jajaran BPS RI dan BPS Daerah serta para pengawas/pemeriksa atas
kontribusinya dalam pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
Tahun 2017.
Selamat Bekerja.
Jakarta, Agustus 2016 Deputi Bidang Statistik Produksi
Dr. Adi Lumaksono, M.A.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan iv
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan v
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum ............................................................................................ 1
I.2 Tujuan ............................................................................................. 2
I.3 Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan ………………………................ 2
I.4 Tugas Pengawasan/PMS ………………………………………… ………………. 3
I.5 Pengawasan ................................................................................... 4
I.6 Pemeriksaaan ……………………………………………………………………........ 5
I.7 Jadual Kegiatan & Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan ..................... 6
I.8 Agenda Penting Kegiatan PMS …………..……………………..…....…….... 7
I.9 Jenis Dokumen yang Digunakan..................................................... 8
I.10 Alur Dokumen Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan........................... 9
II. METODOLOGI VIMK17 TRIWULANAN
II.1 Kerangka Sampel............................................................................ 11
II.2 Stratifikasi Blok Sensus................................................................... 11
II.3 Proses Stratifikasi........................................................... ............... 13
II.4 Evaluasi.......................................................................................... 15
II.5 Prosedur Penarikan Sampel........................................................... 17
II.6 Jumlah Sampel............................................................................... 19
II.7 Alokasi Sampel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di
Provinsi.......................................................................................... 19
II.8 Alokasi Sampel Usaha IMK Per Blok Sensus
Di Kabupaten/Kota …………............................................................ 22
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan vi
II.9 Pengambilan Sampel Industri Kecil Di Blok Sensus ........................ 27
II.10 Pengambilan Sampel Industri Mikro Di Blok Sensus ..................... 27
II.11 Pengisian Daftar VIMK17-DS1 ........................................................ 31
II.12 Contoh Penarikan Sampel .............................................................. 32
III. PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR
III.1 Umum............................................................................................ 35
III.2 Pemeriksaan Secara Umum ......................................................... 35
III.3 Pemeriksaan Isian Daftar VIMK17-L1 ......................................... 36
III.3.1 Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat ..................... 36
III.3.2 Pemeriksaan Blok II: Ringkasan .................................... 36
III.3.3 Pemeriksaan Blok III: Pendaftaran Bangunan dan
Usaha/Perusahaan Pojok Kanan Atas ‘halaman … dari …
halaman’ ....................................................................... 37
III.3.4 Periksa Isian Per Kolom ............................................... 38
III.3.5 Konsistensi Isian Antar Kolom pada Blok III ................. 38
III.3.6 Pengisian Blok IV: Keterangan Penarikan
Sampel Utama .............................................................. 40
III.3.7 Pemeriksaan Blok V : Catatan ....................................... 41
III.3.8 Pemeriksaan Blok VI: Keterangan Petugas ................... 41
III.4 Pengisian dan Pemeriksaan Isian Daftar VIMK17-DS1 .............. 41
III.4.1 Pengisian Blok I: Keterangan Tempat .......................... 41
III.4.2 Pengisian Blok II: Rekapitulasi Pencacahan Khusus
Triwulan I ………………………………………………………………... 41
III.4.3 Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas .……………….. 43
III.4.4 Pengisian Blok IV : Catatan ............................................ 43
III.4.5 Pemeriksaan Blok V : Keterangan Industri Mikro dan
Kecil Terpilih ................................................................ . 43
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan vii
III.5 Pemeriksaan Daftar VIMK17-S1 .................................................. 44
III.5.1 Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat ...................... 44
III.5.2 Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha/Perusahaan... 44
III.5.3 Pemeriksaan Blok III : Keterangan Umum .................... 45
III.5.4 Pemeriksaan Blok IV: Keterangan Pekerja dan
Balas Jasa………………………………………………………………….. 46
III.5.5 Pemeriksaan Blok V: Biaya/Pengeluaran Usaha/
Perusahaan Triwulan I 2017……………………………………… 47
III.5.6 Pemeriksaan Blok VI: Produksi dan Pendapatan
Usaha/Perusahaan ……………………………….………………….. 48
III.5.7 Pemeriksaan Blok VII : Catatan …………….………….………… 49
III.5.8 Pengisian dan Pemeriksaan Blok VIII : Keterangan
Petugas …….………………………………………………………..….... 49
LAMPIRAN
Lampiran 1: VIMK17 – RB1.................................................................................... 52
Lampiran 2: VIMK17 – DS1.................................................................................... 53
Lampiran 3: VIMK17 – DS1.................................................................................... 55
Lampiran 4: Contoh Rekap sampel Berdasarkan Kabupaten
VIMK17 Triwulanan........................................................................... 57
Lampiran 5: Contoh DSBS TRW VIMK17 Triwulanan............................................. 58
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan viii
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 1
I.1 Umum
I
Pengawas (PMS) dalam Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan Tahun
2017 (VIMK17) mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat besar.
Seorang PMS merupakan seorang koordinator tim yang memimpin beberapa
pencacah (PCS). Tim kecil yang terdiri dari PMS dan beberapa PCS ini harus
sudah terbentuk sebelum pelaksanaan lapangan dimulai hingga penyerahan
hasil VIMK17. PMS dan PCS secara umum harus mampu bekerja sama, kompak,
saling mendukung, memiliki kesamaan atau orientasi pada penyelesaian
masalah dan tujuan, serta saling memelihara hubungan yang baik sesuai kondisi
dan situasi.
Sebagai koordinator, PMS melakukan proses manajemen terhadap
kelompok PCS dalam mengumpulkan data yang berkualitas dan sesuai dengan
jadual. Manajemen/pengelolaan mencakup proses kegiatan mulai dari
persiapan (perencanaan), pembagian tugas, pengerahan petugas, koordinasi,
hingga pengiriman hasil lapangan.
Selain sebagai koordinator, PMS berfungsi sebagai pemeriksa.
Pemeriksaan merupakan proses pengawasan mutu, yang dilakukan di lapangan
segera setelah selesai wawancara sehingga perbaikan memungkinkan untuk
wawancara ulang atau melengkapi kekurangan. Pemeriksaan dini akan menjadi
proses pembelajaran bagi PCS. PCS tidak melakukan kesalahan berulang serta
dapat saling bertukar pengalaman sesama anggota tim.
Buku pedoman ini disusun sebagai panduan petugas PMS dalam
melakukan tugas pengawasan dan pemeriksaan hasil pencacahan PCS di
lapangan. Dalam pedoman ini akan dijelaskan secara rinci tentang tugas dan
BAB
2 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
I.2 Tujuan
I.3 Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan
tanggung jawab PMS yang berfungsi sebagai pengawas dan pemeriksa. Oleh
sebab itu, PMS harus mampu memahami teknik pengambilan sampel,
pengisian Daftar VIMK17-L1, VIMK17-DS1, dan VIMK17-S, sehingga mampu
melaksanakan pemeriksaan konsistensi isian baik dalam blok maupun antar
blok. Diharapkan dengan adanya pedoman ini dapat diperoleh data berkualitas
dan dapat dipercaya.
Secara umum VIMK17 Triwulanan bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) di Indonesia yang dapat
digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro.
VIMK17 Triwulanan akan menyajikan data pertumbuhan produksi
usaha/perusahaan berskala mikro dan kecil menurut Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) pada tingkat nasional dan provinsi.
Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mempunyai fungsi strategis
dalam upaya menghasilkan data berkualitas. Untuk itu pengawasan lapangan
dan pemerikasaan terhadap hasil pencacahan harus dilakukan secara optimal.
Dalam organisasi pengumpulan data, PMS berfungsi sebagai saringan (filter)
terdepan. Dalam kegiatan ini PMS mempunyai peran ganda, tidak hanya terkait
aspek lapangan tetapi juga terkait dengan aspek kualitas data. Pada aspek
lapangan PMS bertangung jawab atas ketepatan waktu, sasaran, dan
kelancaran PCS dalam melaksanakan tugas di lapangan. Sedangkan pada aspek
kualitas, lebih ditekankan pada bagaimana PMS melakukan pemeriksaan
terhadap kualitas isian sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan dalam
kuesioner, sehingga menghasilkan data yang berkualitas dan dapat dipercaya.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 3
I.4 Tugas Pengawas/PMS
1. Menyiapkan sketsa peta blok sensus hasil scanning SE2016/SP2010,
Daftar VIMK17-DSBS Trw, VIMK17-L1, VIMK17-DS1, VIMK17-S1, dan
VIMK17-RB1.
2. Menyerahkan sketsa peta blok sensus hasil scanning SE2016/SP2010,
Daftar VIMK17-DSBS Trw, VIMK17-L1, VIMK17-DS1, VIMK17-S1 kepada
pencacah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Memberitahu dan minta ijin kepada aparat desa/lurah, RW dan RT
sebelum melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
4. Bersama pencacah mengenali wilayah kerjanya sebelum melakukan
pendaftaran bangunan dan usaha/perusahaan dengan acuan peta blok
sensus hasil scanning SE2016/SP2010. Hal ini dimaksudkan agar
cakupan usaha/perusahaan tidak terjadi lewat cacah atau cacah ganda.
5. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan,
sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
6. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan
pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan
masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan.
7. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung
jawabnya, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin
dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
8. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan
konsistensi isian Daftar VIMK17-L1 dan Daftar VIMK-S1. Menanyakan
kepada pencacah apabila ditemukan isian yang meragukan. Jika
diperlukan, melakukan kunjungan ulang ke usaha/perusahaan bersama
dengan pencacah.
4 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
I.5 Pengawasan
9. Bersama dengan pencacah, melakukan kunjungan ulang terhadap
responden yang bermasalah.
10. Mengisi Daftar VIMK17-L1 Blok II Ringkasan.
11. Mengisi rekapitulasi jumlah Industri Mikro dan Kecil per Blok Sensus
(VIMK17-RB1).
12. Melakukan pemilihan sampel dengan menggunakan Daftar VIMK17-L1
Blok IV Keterangan Penarikan Sampel Utama. Selanjutnya, menyalin
sampel usaha/perusahaan terpilih ke dalam Daftar VIMK17-DS1.
Penarikan sampel dilakukan berkoordinasi dengan kepala seksi
produksi dan berdasarkan target sampel usaha dari BPS
Kabupaten/Kota. Apabila pemilihan sampel dilakukan melalui
komputer, maka hardcopy dilampirkan di Daftar VIMK17-L1 atau salin
ke VIMK17-L1 Blok IV.
13. Menepati jadual yang telah ditentukan
PMS bertugas membimbing PCS yang dibawahinya. Pada hari pertama
pelaksanaan listing, PMS mendampingi PCS melakukan pencacahan di wilayah
tugasnya. Kemudian PMS memeriksa secara langsung isian Daftar VIMK17-L1
hasil pencacahan PMS, memberi tahu apabila ada kekeliruan/kesalahan dan
memberi petunjuk cara mengatasinya. Selain itu, PMS juga memberikan saran-
saran dan pengarahan kepada PCS tentang tata cara berwawancara atau
memberikan penjelasan kepada responden.
Pada tahap pengawasan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Periksa apakah lokasi dan batas-batas blok sensus yang dikerjakan
oleh PCS harus sesuai dengan beban tugasnya.
2. Yakinkan bahwa tidak ada satupun sampel usaha/perusahaan terlewat
cacah atau dobel cacah yang dilakukan PCS satu dengan PCS lainnya.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 5
I.6 Pemeriksaan
3. Ikut terjun ke lapangan pada tahap awal pencacahan untuk mengawasi
dan melakukan pemeriksaan isian Daftar VIMK17-DSBS, VIMK17-L1,
VIMK17-DS1, VIMK17-S1, dan VIMK17-RB1. Hal ini dilakukan jika
terjadi kekeliruan atau kesalahan, dapat diketahui lebih dini dan
segera beritahukan kepada PCS untuk menghindari kesalahan yang
sama pada pencacahan berikutnya.
4. Selama pencacahan, PMS secara berkala mendampingi PCS untuk
memastikan apakah PCS benar-benar melaksanakan tugasnya dengan
baik.
5. Lakukan pertemuan dengan PCS secara periodik untuk
mengidentifikasi berbagai masalah yang muncul di lapangan dan
mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
6. Ingatkan PCS agar melakukan pencacahan sesuai dengan wilayah
kerjanya.
7. Ingatkan PCS agar menepati jadual pencacahan yang telah ditetapkan,
karena keterlambatan pencacahan akan mengganggu jadual kegiatan
selanjutnya.
Kegiatan pemeriksaan ditekankan pada aspek kualitas data (isian) di
dalam kuesioner. PMS harus melakukan pemeriksaan terhadap Daftar VIMK17-
L1, VIMK17-DS1, dan VIMK 17-S1 hasil pencacahan PCS secara seksama.
Pemeriksaan dilakukan pada setiap rincian dan kaitan dengan rincian lain.
Perhatikan kewajaran isian sesuai dengan aktivitas ekonomi yang dilakukan,
terutama untuk pengisian kode KBLI, serta nilai produksi dan pendapatan.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan:
Periksa Daftar VIMK17-L1, VIMK17-DS1,VIMK17-S1 berpedoman pada
buku pengawasan/ pemeriksaan (PMS). Jika ditemukan isian tidak
6 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
I.7 Jadual Kegiatan & Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan
lengkap, salah, atau meragukan, beritahu kepada PCS dan berikan pula
penjelasan bagaimana seharusnya. Bila perlu perbaikan isian dilakukan
bersama-sama PCS dengan berkunjung ulang ke lapangan
Pemeriksaan dilakukan secara bertahap, artinya dilakukan sesegera
mungkin setelah sejumlah Daftar VIMK17-L1, VIMK17- DS1,
dan VIMK 17-S1 diterima (tanpa harus menunggu seluruh dokumen
diterima dari petugas PCS).
Pengiriman Daftar VIMK17-L1, VIMK17-DS1, VIMK 17-S1 dan dokumen
lain setelah pencacahan dan pemeriksaan selesai dalam satu blok
sensus/subblok sensus.
No Kegiatan P/D Waktu (1) (2) (3) (4)
Triwulan I
1 Listing Blok Sensus D 20 - 28 Maret 2017
2 Pengambilan Sampel Usaha D 22 - 30 Maret 2017
3 Pencacahan Sampel Usaha D 3 - 12 April 2017
4 Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entry D 3 - 19 April 2017
5 Pengiriman data ke BPS RI D 14 - 20 April 2017
6 Pengolahan Angka Indeks di BPS RI P 21 -27 April 2017
7 Pengiriman Angka Indeks ke Direkturat Neraca Produksi P 27 - 28 April 2017
8 Rilis Pertumbuhan IMK P 1 Mei 2017
Triwulan II
1 Pencacahan Sampel Usaha D 3 - 14 Juli 2017
2 Pemeriksaan, editing,coding dan data entry D 11 - 20 Juli 2017
3 Pengiriman data ke BPS RI D 14 - 20 Juli 2017
4 Pengolahan Angka indeks di BPS RI P 21 - 27 Juli 2017
5 Pengiriman Angka Indeks ke Direkturat Neraca Produksi P 27 - 28 Juli 2017
6 Rilis Pertumbuhan IMK P 1 Agustus 2017
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 7
1.8 Agenda Penting Kegiatan PMS
No Kegiatan P/D Waktu (1) (2) (3) (4)
Triwulan III
1 Pencacahan Sampel Usaha D 2 - 11 Oktober
2017
2 Pemeriksaan, editing,coding dan data entry D
6 - 20 Oktober 2017
3 Pengiriman data ke BPS RI D 15 - 20 Oktober
2017
4 Pengolahan Angka Indeks di BPS RI P 21 - 27 Oktober
2017
5 Pengiriman Angka Indeks ke Direkturat Neraca Produksi P 27 - 30 Oktober 2017
6 Rilis Pertumbuhan IMK P 1 November 2017
Triwulan IV
1 Pencacahan Sampel Usaha D 2 - 12 Januari 2018
2 Pemeriksaan, editing,coding dan data
entry D 5 - 20 Januari 2018
3 Pengiriman data ke BPS RI D 15 - 20 Januari
2018
4 Pengolahan Angka Indeks di BPS RI P 21 - 27 Januari
2018
5 Pengiriman Angka Indeks ke Direkturat Neraca Produksi P
26 - 29 Januari 2018
6 Rilis Pertumbuhan IMK P 1 Februari 2018
Ket : Kolom (3) : P = Pusat D = Daerah
Agenda penting kegiatan PMS yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
No Kegiatan Waktu
1. Penelusuran Wilayah Kerja PCS 17 – 19 Maret 2017
2. Pertemuan berkala PMS dengan PCS (Triwulan I) 24 Maret 2017
7 April 2017
3. Pertemuan berkala PMS dengan PCS (Triwulan II) 7 Juli 2017
4 Pertemuan berkala PMS dengan PCS (Triwulan III) 5 Oktober 2017
5 Pertemuan berkala PMS dengan PCS (Triwulan IV) 4 Januari 2017
8 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
1.9 Jenis Dokumen yang Digunakan
Jenis daftar/kuesioner dan buku pedoman yang digunakan untuk
pencacahan usaha/perusahaan Industri Mikro dan Kecil 2017 Triwulanan serta
kegunaannya seperti tabel di bawah ini :
Jenis Daftar/Kuesioner VIMK17 Triwulanan
No. Nama Daftar /
Kuesioner Kegunaan Petugas
Waktu Penggunaan
Kuesioner (1) (2) (3) (4) (5)
1. VIMK17-DSBS (Daftar Sampel Blok Sensus)
Mengetahui identitas blok sensus terpilih
Pengawas/ Pencacah
Januari 2017
2. VIMK17-L1 (Listing)
Pendaftaran usaha/ perusahaan dalam blok sensus terpilih
Pengawas/ Pencacah
Maret 2017
3. VIMK17-DS1 (Daftar Sampel)
Pengisian daftar sampel usaha/perusahaan terpilih yang kemudian akan dicacah setiap triwulan
Pengawas/ Pencacah
Maret 2017
4. VIMK17-S1 (Sampel)
Triwulan I Pada saat pencacahan sampel usaha/ perusahaan pada Triwulan I
Pencacah/ Pengawas
April 2017
Triwulan II Pada saat pencacahan sampel usaha/ perusahaan pada Triwulan II
Pencacah/ Pengawas
Juli 2017
Triwulan III Pada saat pencacahan sampel usaha/ perusahaan pada Triwulan III
Pencacah/ Pengawas
Oktober 2017
Triwulan IV Pada saat pencacahan sampel usaha/ perusahaan pada Triwulan IV
Pencacah/ Pengawas
Januari 2018
5. VIMK17-RB1 (Rekap Blok Sensus)
Pembuatan rekap usaha/perusahaan hasil listing Blok Sensus
Pengawas Maret 2017
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 9
1.10 Alur Dokumen Pelaksanaan VIMK17 Triwulanan
Jenis Buku Pedoman Survei VIMK Triwulanan Tahun 2017
No Jenis
Buku Kegunaan Petugas
(1) (2) (3) (4)
1. Buku 1 Pedoman Teknis BPS Provinsi
dan BPS Kabupaten/Kota
Provinsi/ Kabupaten /
Kota
2. Buku 2 Pedoman Pencacah Pengawas/ Pencacah
3. Buku 3 Pedoman Pengawas/ Pemeriksa Pengawas
4. Buku 4 Permasalahan dan Kasus Batas
Industri Pengolahan
5. Buku 5 Pedoman Pengolahan Kasie Integrasi
Pengolahan Data dan
Kasie Industri
Alur pendistribusian dokumen VIMK17 Triwulanan seperti pada gambar di
bawah ini:
BPS RI BPS
PROVINSI BPS
KAB/KOTA PENGAWAS (PMS) PENCACAH (PCS)
1. VIMK17- DSBS Trw
2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 1 7. BUKU 2 8. BUKU 3 9. BUKU 4 10. BUKU 5
1. VIMK17- DSBS Trw
2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 1 7. BUKU 2 8. BUKU 3 9. BUKU 4 10. BUKU 5
1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 1 7. BUKU 2 8. BUKU 3 9. BUKU 4 10. SKETSA PETA
HASIL SCANNING
1. VIMK17- DSBS Trw
2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. BUKU 2 7. BUKU 3 8. BUKU 4 9. SKETSA PETA
HASIL SCANNING
1. VIMK17-DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. BUKU 2 6. BUKU 4 7. SKETSA PETA
HASIL SCANNING
1. VIMK17- DSBS Trw
2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. SKETSA PETA
HASIL SCANNING
1. VIMK17- DSBS Trw 2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1 6. SKETSA PETA
HASIL SCANNING
1. VIMK17- DSBS Trw
2. VIMK17- L1 3. VIMK17- DS1 4. VIMK17- S1 5. VIMK17- RB1
DATA VIMK17 pp00.krm
10 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 11
II.1 KERANGKA SAMPEL
Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Industri Mikro dan Kecil
(IMK) Triwulanan Tahun 2017 ada dua jenis, yaitu:
1. Kerangka sampel blok sensus, digunakan untuk pemilihan sampel blok
sensus. Kerangka sampel ini merupakan daftar blok sensus yang dilengkapi
dengan informasi jumlah usaha industri mikro dan kecil hasil pencacahan
Sensus Ekonomi 2016 (SE 2016).
2. Kerangka sampel usaha/perusahaan IMK, digunakan untuk pemilihan
sampel usaha industri mikro dan kecil. Kerangka sampel ini merupakan
daftar usaha hasil pendaftaran usaha industri mikro dan kecil dengan Daftar
VIMK17-L1. Kerangka sampel usaha ini dibedakan menurut usaha industri
kecil dan usaha industri mikro.
II.2 STRATIFIKASI BLOK SENSUS
Stratifikasi blok sensus diterapkan pada kerangka sampel blok sensus
dengan membentuk strata konsentrasi usaha berdasarkan jumlah relatif usaha
industri mikro dan kecil menurut jenis golongan pokok Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (2 digit KBLI) 2015. Untuk setiap jenis usaha (2 digit
KBLI), strata konsentrasi adalah sekelompok blok sensus dengan komposisi
usaha didominasi oleh jenis usaha tertentu. Stratifikasi blok sensus ini dilakukan
pada level provinsi.
Notasi Dasar
Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok
sensus, berikut ini notasi-notasi yang digunakan:
h : menyatakan blok sensus (h = 1, 2, …, k)
BAB
12 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
i : menyatakan jenis usaha sesuai 2 digit KBLI (i = 1, 2, 3, …, 24)
i = 1 : Industri Makanan,
i = 2 : Industri Minuman,
i = 3 : Industri Pengolahan Tembakau,
i = 4 : Industri Tekstil,
i = 5 : Industri Pakaian Jadi,
i = 6 : Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki,
i = 7 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk
Furnitur), dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan
Sejenisnya,
i = 8 : Industri Kertas dan Barang dari Kertas,
i = 9 : Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman,
i = 10 : Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi,
i = 11 : Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia,
i = 12 : Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional,
i = 13 : Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik,
i = 14 : Industri Barang Galian Bukan Logam,
i = 15 : Industri Logam Dasar,
i = 16 : Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya,
i = 17 : Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik,
i = 18 : Industri Peralatan Listrik,
i = 19 : Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL,
i = 20 : Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer,
i = 21 : Industri Alat Angkutan lainnya,
i = 22 : Industri Furnitur,
i = 23 : Industri Pengolahan Lainnya,
i = 24 : Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan.
Nhi : jumlah usaha IMK dengan KBLI i dalam blok sensus h.
N.i : jumlah usaha IMK dengan KBLI i.
Ai : jumlah blok sensus yang paling sedikit memuat satu usaha IMK
dengan KBLI i.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 13
Bi : rata-rata jumlah usaha IMK dengan KBLI i pada blok sensus usaha.
Ihi : indeks konsentrasi usaha IMK dengan KBLI i dalam blok sensus h.
Rhi : peringkat dari indeks konsentrasi usaha IMK dengan KBLI i dalam blok
sensus h.
II.3 PROSES STRATIFIKASI
Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan berikut:
1. Menghitung Nhi, N.i, dan Ai.
2. Menghitung rata-rata jumlah usaha IMK dengan KBLI i pada blok sensus
usaha dengan rumus:
i
ii
A
NB . .
3. Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dan jenis usaha
IMK dengan rumus:
i
hihi
B
NI .
4. Membuat peringkat (Rhi) dari indeks konsentrasi Ihi di antara seluruh Ihi (i =
1, 2, …, 24) untuk setiap blok sensus dengan ketentuan:
Rhi = 1 untuk nilai Ihi terbesar pertama,
Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua, dst.
Rhi = 0 untuk i dengan Nhi = 0.
Jika pada suatu blok sensus terdapat lebih dari satu nilai indeks konsentrasi
tertinggi sehingga terdapat lebih dari satu peringkat pertama, maka
peringkat pertama blok sensus ditetapkan berdasarkan jumlah jenis usaha
(i) yang paling sedikit menjadi peringkat pertama blok sensus pada level
provinsi. Iterasi dilakukan setiap kali mengeksekusi satu blok sensus.
14 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
5. Menentukan peringkat pertama indeks konsentasi usaha blok sensus h (R1h
= i), yaitu jenis usaha IMK dengan KBLI i untuk Rhi = 1 dalam blok sensus h.
Jika N.h = 0 maka R1h = 0.
6. Menentukan peringkat kedua indeks konsentrasi usaha blok sensus h (R2h =
i), yaitu jenis usaha IMK dengan KBLI i untuk Rhi = 2 dalam blok sensus h.
Jika N.h = 0 maka R2h = 0.
7. Menentukan strata berdasarkan kombinasi dari R1h dan R2h. Jika Nhi = 0
untuk semua i maka blok sensus tersebut langsung digolongkan sebagai
strata nonusaha.
Skema pembentukan blok sensus konsentrasi menurut jenis usaha IMK
sesuai dengan KBLI i sebagai berikut:
BS
Jumlah Usaha (Nhi)
Indeks Konsentrasi (Ihi)
Peringkat Indeks
Konsentrasi (Rhi) R1h R2h Strata
i=1 … i … i=24 i=1 … i … i=24 i=1 … i … i=24
1
…
h Nh1 …. Nhi …. Nh24 Ih1 … Ihi … Ih24 Rh1 … Rhi … Rh24
…
k
N.i N.1 …. N.i …. N.24
Ai A1 …. Ai …. A24
Bi B1 …. Bi …. B24
Contoh:
R1h = 1 dan R2h = 0, adalah blok sensus dengan komposisi jenis usaha
industri makanan.
R1h = 1 dan R2h = 2, adalah blok sensus dengan komposisi jenis usaha
industri makanan sebagai peringkat pertama indeks konsentrasi dan jenis
usaha industri minuman sebagai peringkat keduanya.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 15
II.4 EVALUASI
Proses stratifikasi blok sensus pada butir 2.b menghasilkan strata
konsentrasi awal yang perlu dievaluasi untuk menghasilkan kelompok-
kelompok blok sensus yang lebih masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap strata
konsentrasi awal adalah sebagai berikut:
1. Untuk simplifikasi, notasi yang digunakan:
k : blok sensus
j : peringkat pertama indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j (j =
1, 2, ...,24)
j’ : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j’ (j’= 0,
1, 2, …,24).
Untuk j’= 0 berarti blok sensus tersebut hanya memuat usaha
IMK dengan KBLI j.
jjjkN )',( : jumlah usaha IMK dengan KBLI j dalam substrata (j,j’)
jjN : rata-rata jumlah usaha IMK dengan KBLI j dalam strata j
2. Prosedur Evaluasi
Untuk j’= 0
Jika jj
jjjk NN '),( maka j = 25, artinya blok sensus k digolongkan ke
dalam strata nonkonsentrasi usaha.
Untuk j’ 0
Jika jjjkN '),( j
jN maka j = j
Jika jjjkN '),( < j
jN dan ''),(
jjjkN '
'jjN maka j = j’
Jika jjjkN '),( < j
jN dan ')',(
jjjkN < '
'j
jN maka j = 25 (strata
nonkonsentrasi usaha)
3. Berdasarkan evaluasi, setiap blok sensus dikelompokkan ke dalam salah
satu strata berikut:
16 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
j=1 : Industri Makanan
j=2 : Industri Minuman
j=3 : Industri Pengolahan Tembakau
j=4 : Industri Tekstil
j=5 : Industri Pakaian Jadi
j=6 : Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki
j=7 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur), dan
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya
j=8 : Industri Kertas, Barang dari Kertas
j=9 : Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
j=10 : Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi
j=11 : Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia
j=12 : Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional
j=13 : Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik
j=14 : Industri Barang Galian Bukan Logam
j=15 : Industri Logam Dasar
j=16 : Industri Barang dari Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
j=17 : Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik
j=18 : Industri Peralatan Listrik
j=19 : Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
j=20 : Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer
j=21 : Industri Alat Angkutan lainnya
j=22 : Industri Furnitur
j=23 : Industri Pengolahan Lainnya
j=24 : Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatannya
j=25 : Nonkonsentrasi Usaha.
II.5 PROSEDUR PENARIKAN SAMPEL
Rancangan penarikan sampel (sampling) yang diterapkan adalah
penarikan sampel dua tahap terstratifikasi (stratified two-stage sampling)
berikut:
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 17
Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus dipilih sejumlah blok
sensus secara probability proportional to size (PPS) dengan size banyaknya
usaha IMK hasil pendaftaran SE 2016. Penarikan sampel blok sensus
antarstrata dilakukan secara independen.
Tahap kedua, dari kerangka sampel usaha IMK diambil keseluruhan (take
all) industri kecil dan dipilih sejumlah usaha industri mikro secara
sistematik. Apabila jumlah industri kecil dalam suatu provinsi melebihi
target sampel usaha IMK atau karakteristiknya seragam (homogen) maka
dilakukan pemilihan sampel industri kecil secara sistematik.
Skema sampling berdasarkan rancangan penarikan sampel ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 1. Skema Sampling Survei IMK Triwulanan 2017
Tahap
Unit Sampling
Populasi Sampel Metode Probabilita Fraksi
Sampling
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Blok
sensus hN hn
PPS sistematik size:
usaha IMK hasil SE 2016
h
hi
M
M
h
hih
M
Mn
2
Industri kecil
khiM k
hiM
take all
(jika khiM target
sampel usaha IMK provinsi)
1 1
khiM
khim
sistematik
(jika khiM target
sampel usaha IMK provinsi atau
terdeteksi homogenitas usaha)
khiM
1
khi
khi
Mm
Industri mikro
mhiM m
him sistematik mhiM
1 mhi
mhi
Mm
dengan:
hN : Jumlah blok sensus pada strata h,
18 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
hn : Jumlah sampel blok sensus pada strata h,
hM : Jumlah usaha IMK hasil SE 2016 pada strata h,
hiM
: Jumlah usaha IMK hasil SE 2016 pada strata h blok sensus i,
khiM
: Jumlah usaha industri kecil hasil SE 2016 pada strata h blok sensus i,
mhiM
: Jumlah usaha industri mikro hasil SE 2016 pada strata h blok sensus i,
khim
: Jumlah sampel usaha industri kecil pada strata h blok sensus i.
mhim
: Jumlah sampel usaha industri mikro pada strata h blok sensus i.
II.6 JUMLAH SAMPEL
Jumlah sampel sebanyak 5.699 blok sensus yang mencakup 24.000
usaha per triwulan (96.000 usaha dalam setahun) dirancang untuk penyajian
profil golongan pokok usaha (2 digit KBLI) tingkat provinsi. Terhadap 5.699
sampel blok sensus dilakukan 1 kali pendaftaran (listing) usaha/perusahaan
pada triwulan pertama. Adapun usaha/perusahaan terpilih dicacah di setiap
triwulan selama periode 2017.
II.7 ALOKASI SAMPEL USAHA IMK PER KABUPATEN/KOTA DI
PROVINSI
1) Alokasi sampel usaha industri mikro dan kecil dilakukan oleh BPS provinsi
berdasarkan rekapitulasi jumlah usaha IMK hasil listing per
kabupaten/kota.
2) Alokasi sampel industri mikro per kabupaten/kota dilakukan setelah
menentukan target sampel industri kecil. Dengan demikian, target sampel
industri mikro di suatu provinsi adalah target sampel usaha IMK provinsi
dikurangi dengan jumlah populasi industri kecil untuk seluruh
kabupaten/kota di provinsi tersebut. Penghitungan target sampel usaha
industri mikro mengikuti rumusan berikut:
kPP
mP mmm ,
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 19
dengan:
mPm : Target sampel usaha industri mikro pada suatu provinsi,
mP : Target sampel usaha IMK pada suatu provinsi,
kPm : Jumlah sampel industri kecil pada suatu provinsi.
3) Jika populasi usaha industri kecil hasil listing melebihi target sampel usaha
IMK provinsi atau diketahui karakteristik industri kecil bersifat seragam
(homogen), maka usaha industri kecil tidak diambil seluruhnya sebagai
sampel tetapi dilakukan pengambilan sampel. Untuk itu, target sampel
industri kecil dalam provinsi perlu dihitung. Hal ini dilakukan agar
keterwakilan usaha dari populasi industri kecil dan mikro tetap terjaga.
Untuk kondisi populasi usaha industri kecil hasil listing melebihi target
sampel usaha IMK, maka alokasi sampel usaha IMK menurut industri
kecil dan mikro di suatu provinsi dilakukan dengan cara:
PIMp
IKp
upu
p mMM
Mm
,
dengan:
u : usaha industri kecil (IK), usaha industri mikro (IM)
upm : Target sampel usaha industri u di provinsi p,
Pm : Target sampel usaha IMK di provinsi p,
upM : Jumlah populasi usaha industri u di provinsi p,
IKpM : Jumlah populasi usaha industri kecil di provinsi p,
IMpM : Jumlah populasi usaha industri mikro di provinsi p.
Untuk kondisi karakteristik populasi industri kecil relatif bersifat
seragam (homogen), yaitu sebagian besar memiliki keseragaman KBLI,
maka alokasi sampel usaha industri kecil pada KBLI tersebut ditentukan
20 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
sebesar 15% dari populasi usaha industri kecil dengan KBLI tertentu
tersebut.
4) Alokasi sampel usaha industri mikro per kabupaten/kota dilakukan dengan
menerapkan power allocation (dengan α=0,5), yaitu proporsional dari akar
jumlah usaha industri mikro di masing-masing kabupaten/kota terhadap
jumlah usaha industri mikro di provinsi. Untuk provinsi yang memiliki target
sampel industri kecil seperti kasus di atas, maka untuk setiap target sampel
usaha industri kecil IKpm dan usaha industri mikro IM
pm masing-masing
dialokasikan ke setiap kabupaten/kota dengan rumus:
upL
K
uK
uKu
K m
M
Mm
1
,
dengan:
u : usaha industri kecil (IK), usaha industri mikro (IM)
u
Km : Target sampel usaha industri u di kabupaten/kota K,
u
pm : Target sampel usaha industri u di provinsi p,
u
KM : Populasi usaha industri di kabupaten/kota K.
K : kabupaten/kota di provinsi (K= 1, 2, 3, …, L)
5) Melakukan pengecekan hasil alokasi sampel dengan target sampel. Apabila
terdapat ketidaksesuaian jumlah, maka dilakukan penyesuaian (adjustment)
dengan mengurangi atau menambah hasil alokasinya sehingga hasil alokasi
sampel sama dengan target sampel.
6) Hasil alokasi sampel usaha IMK per kabupaten/kota dikirim ke setiap BPS
kabupaten/kota untuk selanjutnya dilakukan alokasi sampel usaha industri
mikro menurut KBLI untuk setiap blok sensus terpilih.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 21
CONTOH :
Tahap 1: Rekapitulasi jumlah usaha IMK hasil listing blok sensus per
kabupaten/kota dalam satu provinsi.
Tabel : Rekapitulasi Jumlah Usaha IM dan IK Hasil Pendaftaran per Kabupaten dan Target Sampel IMK
Provinsi : [kode provinsi] XXX
Tahap 2 : Menghitung Square Root dari populasi usaha IM
Tabel : Jumlah Sampel IK dan Populasi IM per Kabupaten/Kota
Square root untuk IM di Kabupaten 03 = square (340) = 18.44.
Alokasi sampel Kabupaten 03 = (18.44/108.77)*623=106
Kabupaten/Kota Jumlah IK Jumlah IM( 1) ( 2 ) ( 3 )
01 1 40
02 0 53
03 13 340
04 5 150
05 3 115
06 0 39
07 0 61
71 6 189
72 4 221
73 2 123
Populasi 32 1331
Target Sampel IMK Propinsi = 655 Usaha
Target Sampel IM Propinsi = 655 – 32 = 623 Usaha
Kabupaten/Kota Sampel IK Akar Jumlah IM Sampel IM(1) (2) (3) (4)
01 1 6.32 36
02 0 7.28 42
03 13 18.44 106
04 5 12.25 70
05 3 10.72 61
06 0 6.24 36
07 0 7.81 45
71 6 13.75 79
72 4 14.87 85
73 2 11.09 64
Jumlah 32 108.77 623
Jumlah Sampel 32 623
22 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Alokasi sampel blok sensus dan usaha Survei IMK Triwulanan 2017 terdapat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Alokasi Sampel Blok Sensus dan Usaha Survei IMK Triwulanan 2017
Provinsi Alokasi Sampel
Kode Nama Usaha BS
(1) (2) (3) (4)
11 Aceh 745 154
12 Sumatera Utara 829 208
13 Sumatera Barat 717 157
14 Riau 440 111
15 Jambi 392 99
16 Sumatera Selatan 683 172
17 Bengkulu 328 82
18 Lampung 887 176
19 Kep. Bangka Belitung 232 72
21 Kep. Riau 259 58
31 Dki Jakarta 552 232
32 Jawa Barat 2,007 454
33 Jawa Tengah 2,723 617
34 Di Yogyakarta 825 182
35 Jawa Timur 2,435 556
36 Banten 828 171
51 Bali 862 190
52 Nusa Tenggara Barat 1,054 225
53 Nusa Tenggara Timur 792 154
61 Kalimantan Barat 597 107
62 Kalimantan Tengah 403 84
63 Kalimantan Selatan 656 144
64 Kalimantan Timur 326 110
65 Kalimantan Utara 142 45
71 Sulawesi Utara 525 103
72 Sulawesi Tengah 463 192
73 Sulawesi Selatan 984 206
74 Sulawesi Tenggara 594 119
75 Gorontalo 366 123
76 Sulawesi Barat 349 117
81 Maluku 365 117
82 Maluku Utara 261 47
91 Papua Barat 149 40
94 Papua 230 75
Indonesia 24,000 5,699
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 23
II.8 ALOKASI SAMPEL USAHA IMK PER BLOK SENSUS DI KABUPATEN/KOTA
Alokasi sampel usaha industri mikro menurut KBLI pada setiap blok
sensus terpilih dilakukan dengan memperhatikan jumlah usaha IMK hasil listing.
Alokasi sampel industri mikro menurut KBLI per blok sensus dilakukan di BPS
kabupaten/kota dengan tahapan berikut:
1. Rekapitulasi jumlah usaha industri mikro dan industri kecil menurut KBLI
Berdasarkan hasil listing usaha IMK dari seluruh blok sensus sampel dengan
menggunakan Daftar VIMK17-L1, BPS kabupaten/kota membuat
rekapitulasi jumlah usaha industri mikro dan industri kecil menurut KBLI
dengan menggunakan Daftar VIMK17-RB1 sehingga memenuhi rumus
sebagai berikut:
mk MMM
di mana:
k
h i
mhi
k
h
mh
m MMM1
24
11
,
dengan:
M : Jumlah populasi usaha IMK pada suatu kabupaten/kota,
kM : Jumlah populasi usaha industri kecil pada suatu kabupaten/kota,
mM : Jumlah populasi usaha industri mikro pada suatu kabupaten/kota,
miM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i (i =1, 2, 3, ..., 24) pada
suatu kabupaten/kota,
mhM : Jumlah populasi usaha industri mikro pada blok sensus h (h = 1, 2, 3, ..., k)
suatu kabupaten/kota,
mhiM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok sensus h suatu
kabupaten/kota.
24 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Tabel 3. Rekapitulasi Jumlah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan Mikro Menurut KBLI Per Blok Sensus di Kabupaten/Kota
Provinsi : …………….
Kabupaten/Kota : …………….
Kode Nomor Blok
Sensus
Jumlah Industri
Kecil
Jumlah Industri Mikro Menurut KBLI Jumlah
IM Jumlah
IMK Kec. Desa 1 2 3 ... i ... ... ... 24
(1) (2) (3) (4) (5) (6) ... ... ... ... ... ... (28) (29) (30)
1 kM1 mM11 mM12 mM13 … miM1 … … … mM124
mM1 1M
2 kM2 mM21 mM22
mM23 … miM2 … … … mM224
mM2 2M
…
…
…
…
… … …
…
…
h khM m
hM 1 mhM 2 m
hM 3 mhiM m
hM 24 mhM hM
…
…
…
…
… … …
…
…
k kkM m
kM 1 mkM 2 m
kM 3 mkiM m
kM 24 mkM kM
Jumlah kM mM1 mM2 mM3 … m
iM … … … mM24 mM M
Catatan:
khM : jumlah usaha industri kecil pada blok sensus h di kabupaten/kota.
kM : jumlah usaha industri kecil dalam satu kabupaten/kota.
mhiM : jumlah usaha industri mikro dengan KBLI i (i = 1, 2, 3, ..., 24) pada blok
sensus h di kabupaten/kota.
mhM : jumlah usaha industri mikro pada blok sensus h di kabupaten/kota.
miM : jumlah usaha industri mikro dengan KBLI i dalam satu kabupaten/kota.
mM : jumlah usaha industri mikro dalam satu kabupaten/kota.
hM : jumlah usaha industri mikro dan kecil pada blok sensus h di
kabupaten/kota.
M : jumlah usaha industri mikro dan kecil daam satu kabupaten/kota.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 25
2. Menentukan target sampel usaha industri mikro per KBLI di
kabupaten/kota
Target sampel usaha industri mikro dalam kabupaten/kota ( mm )
dialokasikan ke setiap KBLI ( mim ) secara proporsional dari akar jumlah
populasi usaha industri mikro pada suatu KBLI i terhadap total akar jumlah
usaha industri mikro dari seluruh KBLI, dengan rumus:
m
i
mi
mim
i m
M
Mm
24
1
,
dengan:
mim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada suatu kabupaten/kota.
mm : Target sampel usaha industri mikro pada suatu kabupaten/kota.
miM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i pada suatu kabupaten/kota,
Jumlah sampel usaha industri mikro pada suatu KBLI ( mim ) maksimum sama
dengan populasinya (miM ). Apabila ternyata alokasi m
im melebihi miM , maka
kelebihannya dialokasikan ke usaha industri mikro KBLI lain. Sebagai ringkasan,
tabel berikut menunjukkan hasil penghitungan rumus di atas.
Tabel 4. Rekapitulasi Jumlah Usaha/Perusahaan Industri Kecil dan Mikro Menurut KBLI di Kabupaten/Kota Hasil Pendaftaran IMK
Provinsi : …………….
Kabupaten/Kota : …………….
Uraian Jumlah
Industri Kecil
Jumlah Populasi dan Sampel Industri Mikro
Menurut KBLI
Jumlah Industri
Mikro 1 2 3 .... .... .... i …. …. … 24
(1) (2) (3) (4) (5) .... .... .... .... …. …. … (26) (27)
Populasi Mk mM1 mM2
mM3 … … … miM … … … mM24 mM
Sampel km
mm1 mm2
mm3 … … … mim … … … mm24 mm
26 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
3. Menentukan target sampel usaha industri mikro menurut KBLI per blok
sensus
Alokasi sampel usaha industri mikro per blok sensus untuk setiap KBLI ( mhim )
dilakukan dengan secara proporsional akar jumlah usaha industri mikro
dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK (listing) pada suatu blok sensus h
terhadap total akar jumlah usaha industri mikro dengan KBLI i dari seluruh
blok sensus, dengan rumus:
mik
h
mhi
mhim
hi m
M
Mm
1
,
dengan:
mhim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok sensus h,
mhiM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok sensus h,
mim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada kabupaten/kota.
Tabel 5. Alokasi Sampel Usaha/Perusahaan Industri Mikro per Blok Sensus Menurut KBLI di Kabupaten/Kota
Provinsi : …………….
Kabupaten/Kota : …………….
Kode Nomor
Blok Sensus
Jumlah Sampel Industri Mikro Menurut KBLI
Kec. Desa 1 2 3 ... i ... 24 (1) (2) (3) (4) (5) (6) ... ... ... (27)
1
mm11 mm12
mm13 mim1 mm124
2
mm21 mm22
mm23 mim2 mm224
…
…
…
… … …
h
mhm 1 m
hm 2 mhm 3 m
him mhm 24
…
…
…
… … …
k
mkm 1
mkm 2
mkm 3 m
kim mkm 24
Jumlah mm1 mm2
mm3 … mim … mm24
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 27
28 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
II.9 PENGAMBILAN SAMPEL USAHA INDUSTRI KECIL DI BLOK SENSUS
Dari hasil pendaftaran usaha IMK (listing) dengan Daftar VIMK17-L1,
ambil seluruh industri kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja antara 5 – 19
orang, dengan langkah berikut:
a. Berikan tanda lingkaran pada tanda cek () di Blok III Kolom (16).
b. Berikan pula lingkaran pada nomor urut segmen, bangunan fisik, bangunan
sensus dan nomor perusahaan/usaha di Blok III Kolom (1) s.d Kolom (3)
dan Kolom (10).
Khusus untuk kabupaten/kota dengan populasi usaha industri kecil hasil listing
melebihi target sampel usaha IMK dan telah dilakukan penghitungan alokasi
sampel usaha industri kecil, maka pengambilan sampel usaha industri kecil
dilakukan secara sistematik. Ketentuan pengambilan sampel secara sistematik
dapat mengikuti ketentuan pengambilan sampel usaha mikro.
II.10 PENGAMBILAN SAMPEL USAHA INDUSTRI MIKRO DI BLOK SENSUS
Pemilihan sampel usaha industri mikro dilakukan berdasarkan hasil
pendaftaran usaha/perusahaan industri mikro (Daftar VIMK17-L1) di setiap blok
sensus terpilih. Tahap pemilihan sampel usaha industri mikro adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan nomor urut pada sebelah kanan tanda cek () pada Daftar
VIMK17-L1 Blok III untuk masing-masing Kolom (17) s.d Kolom (40).
Penomoran dimulai dari angka 1 pada Kolom (17) halaman pertama
sampai dengan baris terakhir Kolom (17) halaman terakhir, dilanjutkan
penomoran dari angka 1 kembali pada Kolom (18) halaman pertama
sampai dengan Kolom (18) halaman terakhir, begitu seterusnya untuk
Kolom (19) s.d Kolom (40).
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 29
Contoh :
Untuk Kolom (17) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian
nomor dimulai dari : 1, 2, 3, .... 11. Kemudian lanjutkan pemberian
nomor pada Kolom (18) halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai
dengan nomor 1, 2, 3, .... 7. Kemudian lanjutkan untuk Kolom (19)
halaman pertama hingga halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3, 4, ....
27. Selanjutnya pemberian nomor dimulai dengan angka 1 untuk setiap
Kolom (20), Kolom (21), sampai dengan Kolom (40). Contoh pemberian
nomor urut Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (17) s.d. Kolom (40) halaman 1
s.d. terakhir:
Halaman 1 dari 5 halaman
10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33
(17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (40)
1
1
1
1
1
1
1
2
1
Halaman 2 dari 5 halaman
10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33
(17) (18) (19) (20)
(21) (22) (23) (24) (40)
2
3
2
2
1
2
30 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Halaman 2 dari 5 halaman
10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33
(17) (18) (19) (20)
(21) (22) (23) (24) (40)
2
2
2
Halaman 5 dari 5 halaman
10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33
(17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (40)
27
11
10
2
9
26
4
3
7
b. Memeriksa terlebih dahulu apakah pemberian nomor urut di Blok III untuk
setiap Kolom (17) s.d Kolom (40) sudah benar. Perbaiki kesalahan yang ada
terlebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel. Jika sudah benar,
cek jumlah usaha industri mikro di setiap kolom (KBLI) pada Blok III dengan
ringkasan rekap pada Blok II, yaitu dengan cara membandingkan antara
nomor urut terakhir di setiap Kolom (17) s.d Kolom (40) dengan
banyaknya usaha industri mikro menurut KBLI pada Daftar VIMK17–L1 Blok
II Rincian 201.a. Jika ditemukan perbedaan, periksa kembali penomoran
pada Blok III Kolom (17) s.d Kolom (40).
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 31
c. Menghitung interval (I) untuk setiap KBLI usaha industri mikro dengan
cara:
mhi
mhim
him
MI ,
di mana:
mhiI : Interval untuk pengambilan sampel usaha industri mikro dengan KBLI i
pada blok sensus h,
mhiM : Jumlah populasi usaha industri mikro dengan KBLI i hasil pendaftaran
IMK pada blok sensus h,
mhim : Target sampel usaha industri mikro dengan KBLI i pada blok sensus h.
Pada Daftar VIMK17-L1 Blok IV notasi yang dicantumkan hiI , hiM , him .
d. Menentukan unit sampel usaha industri mikro pertama yang terpilih untuk
tiap jenis KBLI (R1hi). Angka Random (AR) pemilihan sampel telah
ditentukan dengan paket program berdasarkan distribusi Uniform yang
bernilai antara 0 dan 1 dan dicantumkan pada Daftar VIMK17-DSBS untuk
setiap blok sensus terpilih. Penentuan sampel terpilih pertama (R1hi),
dilakukan dengan rumus:
mhihi IARR 1 .
e. Menentukan angka random sampel berikutnya R2hi, R3hi, … Rmhi dengan
rumus berikut:
R2hi = R1hi + mhiI
R3hi = R2hi + mhiI
R4hi = R3hi + m
hiI
…
Rmhi = R(m-1)hi + mhiI , dengan m
himm .
Jika angka random sampel terakhir yang terpilih melebihi jumlah usaha industri
mikro dengan KBLI i di blok sensus terpilih (Rmhi mhiM ), periksa kembali hasil
penghitungan.
f. Memberikan tanda untuk sampel terpilih dengan melingkari nomor urut
32 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
tanda cek () pada Daftar VIMK17-L1 Blok III di Kolom (17) s.d Kolom (40)
yang sama dengan angka random terpilih (Rmhi).
g. Memberikan pula tanda lingkaran pada Kolom (15), yang nomor urut tanda
cek ()-nya pada Kolom (17) atau Kolom (18) s.d Kolom (40) diberi
lingkaran.
h. Memberikan pula tanda lingkaran pada nomor segmen, bangunan fisik,
dan bangunan sensus serta nomor perusahaan/usaha pada Daftar
VIMK17-L1 Blok III Kolom (1) s.d Kolom (3) dan Kolom (10) yang nomor
urut tanda cek ()-nya pada Kolom (17) atau Kolom (18) s.d Kolom (40)
diberi lingkaran.
II.11 PENGISIAN DAFTAR VIMK17-DS1
Pengisian Daftar VIMK17-DS1 dilakukan setelah selesai seluruh tahapan
pemilihan sampel dan pemberian tanda lingkaran pada usaha industri mikro
maupun usaha industri kecil. Tahapan pemindahan informasi usaha industri
mikro dan kecil dari Daftar VIMK17-L1 ke Daftar VIMK17-DS1 dilakukan dengan
cara berikut:
a. Salin nomor urut segmen, bangunan fisik, dan bangunan sensus yang
diberi lingkaran pada Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (1) s.d Kolom (3) ke
Daftar VIMK17-DS1 Blok V Kolom (2) s.d Kolom (4) mulai dari nomor urut
bangunan fisik terkecil.
b. Salin nama perusahaan/usaha atau pengusaha/pemilik yang nomor urut
bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor urut tanda cek ()-nya diberi
lingkaran dari Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (11) ke Daftar VIMK17-DS1
Blok V Kolom (6).
c. Salin alamat lengkap dan KBLI yang nomor urut tanda cek ()-nya diberi
lingkaran dari VIMK17-L1 Blok III Kolom (14) dan Kolom (13) ke Daftar
VIMK17-DS1 Blok V Kolom (7) dan Kolom (8).
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 33
II.12 CONTOH PENARIKAN SAMPEL
a. Hasil pendaftaran dengan Daftar VIMK17-L1 di Blok Sensus 003B Desa
Pringgodani Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur
sebagai berikut:
i. Jumlah usaha industri kecil sebanyak 3 usaha (angka yang tercantum
pada Daftar VIMK17-L1 Blok III Kolom (16) Rincian c halaman
terakhir = 3).
ii. Jumlah usaha industri mikro sebanyak 72 usaha (penjumlahan dari
nomor urut terakhir dari setiap KBLI pada setiap Daftar VIMK17-L1
Blok III Kolom (17) s.d Kolom (40) = 72).
iii. Jumlah usaha industri mikro kode KBLI 15 (industri kulit, barang dari
kulit, dan alas kaki) sebanyak 26.
iv. Angka random pemilihan sampel yang tercantum pada Daftar
VIMK17-DSBS adalah 0,53.
b. Hasil penghitungan alokasi sampel dan interval sebagai berikut:
i. Target sampel usaha industri mikro pada Blok Sensus 003B ini
sebanyak 17.
ii. Target sampel usaha industri mikro KBLI 15 berjumlah 10 industri.
iii. Interval untuk usaha industri mikro KBLI 15 adalah 26/10 = 2,6.
c. Penentuan R1, serta penghitungan R2 ..... Rn
i. R1 = AR × I = 0,53 × 2,6 = 1,378 1.
ii. Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2 hingga R10 dengan
cara:
R2 = R1 + I = 1,378 + 2,6 = 3,978 4
R3 = R2 + I = 3,978 + 2,6 = 6,578 7
R4 = R3 + I = 6,578 + 2,6 = 9,178 9
R5 = R4 + I = 9,178 + 2,6 = 11,778 12
R6 = R5 + I = 11,778 + 2,6 = 14,378 14
34 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
R7 = R6 + I = 14,378 + 2,6 = 16,978 17
R8 = R7 + I = 16,978 + 2,6 = 19,578 20
R9 = R8 + I = 19,578 + 2,6 = 22,178 22
R10 = R9 + I = 22,178 + 2,6 = 24,778 25
d. Pemilihan Sampel Usaha Industri Mikro
Berikan lingkaran di kolom KBLI 15, yaitu Kolom (22) pada nomor-
nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih.
Kemudian lingkari pula pada nomor urut segmen, bangunan fisik,
bangunan sensus, dan nomor urut perusahaan/usaha pada VIMK17-L1
Blok III Kolom (1) s.d Kolom (3) dan Kolom (10), serta Kolom (15) yang
bersesuaian dengan tanda cek yang dilingkari.
Dengan cara yang sama, lakukan penghitungan interval dan melingkari
nomor urut tanda cek untuk KBLI yang lain.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 35
III.1 UMUM
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap pemeriksaan adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan Daftar VIMK17-L1, VIMK17-DS1, dan VIMK17-S1 harus
berpedoman kepada Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa. Jika dijumpai
ketidaklengkapan isian, kesalahan ataupun isian meragukan, beritahukan
kesalahan tersebut kepada PCS dan beritahu pula bagaimana seharusnya.
Bila perlu, untuk perbaikan tersebut dilakukan dengan kunjungan ulang
bersama-sama PCS ke lapangan.
b. Pemeriksaan dilakukan secara bertahap, artinya pemeriksaan dilakukan
sesegera mungkin setelah sejumlah Daftar VIMK17-L1 atau VIMK17-S1
diterima dari PCS, tanpa harus menunggu seluruh dokumen diterima.
c. Sesuaikan jadual pengiriman daftar VIMK17-L1, VIMK17-DS1, dan
VIMK17-S1 serta dokumen-dokumen lainnya ke BPS Kabupaten/Kota.
III.2 PEMERIKSAAN SECARA UMUM
a. Periksa jumlah dokumen, harus sesuai dengan jumlah usaha yang
menjadi tanggung jawab masing-masing pencacah.
b. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf KAPITAL (kecuali isian
satuan standar), jika belum harus dikoreksi.
c. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian yang saling
terkait.
d. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah
menggunakan SATUAN STANDAR. Apabila masih menggunakan satuan
BAB
36 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
setempat harus dikonversi dari satuan setempat yang digunakan ke
satuan standar.
e. Periksa semua nilai harus dalam satuan rupiah.
f. Periksa isian pada kotak yang tersedia harus sesuai dengan
keterangan/jawaban yang dilingkari.
g. Semua isian keterangan/jawaban pada pilihan jawaban ’Lainnya
(tuliskan: ...........)’ harus ada isian. Apabila masih kosong agar
dikonfirmasikan kepada petugas, jika perlu dilakukan kunjungan ulang.
h. Jika terdapat rincian yang seharusnya isi tetapi kosong, ada hal-hal yang
meragukan, kurang jelas, dan sebagainya, maka Blok Catatan harus ada
isian atau penjelasannya. Apabila masih belum jelas, konfirmasikan
kepada pencacah dan lakukan perbaikan.
i. Jika terdapat ketidaksesuaian antara kode yang dilingkari dengan isian
dalam kotak maka ganti isian kotak sesuai dengan kode yang dilingkari.
III.3. PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK17-L1
III.3.1 Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat
1. Periksa apakah penulisan dan isian kode pada kotak rincian 101 s.d.
106 sudah sesuai dengan Daftar VIMK17-DSBS Trw. Apabila masih
salah/tidak sesuai lakukan perbaikan.
2. Periksa rincian 102 dan 104, apakah pilihan yang tidak sesuai sudah
dicoret.
III.3.2 Pengisian Blok II: Ringkasan
1. Blok ini diisi oleh pengawas (PMS) setelah selesai pendaftaran
usaha/perusahaan industri dalam blok sensus terpilih. Ringkasan
disalin dari halaman terakhir Blok III dan Blok IV.
Blok II terdiri dari 5 rincian yaitu:
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 37
Rincian 201.a Populasi Industri Mikro
Isian rincian ini disalin dari Blok III rincian c halaman
terakhir kolom (17) s.d kolom (40).
Rincian 201.b. Sampel Industri Mikro
Isian rincian ini disalin dari Blok IV kolom (1) s.d kolom
(24).
Rincian 202. Populasi Industri Kecil
Isian rincian ini disalin dari Blok III rincian c halaman
terakhir kolom (16).
Rincian 203. Jumlah Industri Mikro dan Kecil
Isian rincian ini disalin dari Blok III kolom (10) nomor
urut terbesar.
Rincian 204. Jumlah Rumah Tangga
Isian rincian ini disalin dari (Blok III kolom (6) nomor
urut terbesar).
2. Periksa kolom (26) pada rincian 201.a. dan 202.b. Apakah
penjumlahannya pada masing-masing rincian sudah benar.
III.3.3 Pemeriksaan Blok III: Pendaftaran Bangunan Dan
Usaha/Perusahaan
Pojok Kanan Atas ‘Halaman … dari … halaman’
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap konsistensi isian antar
kolom yang saling berkaitan [kolom (1) s.d (40)], periksa apakah seluruh
lembar atau halaman dari satu set Daftar VIMK17-L1 tersebut
jumlahnya sudah lengkap. Perhatikan juga apakah penulisannya sudah
mengikuti aturan seperti yang tertuang pada Buku 2 Pedoman
Pencacah. Untuk melihat kelengkapan halaman/lembar dari satu set
Daftar VIMK17-L1, agar dilihat apakah yang tertulis pada ‘Halaman …
dari … halaman’ khususnya angka di bagian depan dari lembar pertama
38 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
sampai dengan lembar terakhir sudah berurutan dari nomor 1 (satu)
s.d. nomor terakhir, dan pada lembar terakhir angka di bagian depan
harus sama dengan angka di bagian belakang.
Contoh: lembar pertama tertulis ‘Halaman 1 dari 8 halaman’, dan
lembar terakhir tertulis ‘Halaman 8 dari 8 halaman’.
Jika terjadi hal-hal berikut:
i. Angka di bagian depan dari lembar pertama hingga lembar terakhir
tidak berurutan.
ii. Angka di bagian depan tidak sama dengan angka di bagian belakang
pada halaman terakhir.
maka PMS harus menanyakan kepada PCS apakah terjadi kesalahan
dalam penulisan atau ada lembar yang tercecer/hilang. Apabila
ternyata ada lembar yang tercecer/hilang, maka PCS diminta untuk
melakukan listing ulang dari lembar yang tercecer/hilang tersebut.
III.3.4 Pemeriksaan isian per kolom
1. Periksa nomor urut pada kolom (2), kolom (3), kolom (6) dan kolom
(10) apakah sudah urut dari nomor 1 sampai dengan nomor
terakhir dalam 1 (satu) blok sensus.
2. Periksa isian kolom (7), kolom (9), kolom (10), kolom (11), kolom
(12), dan kolom (13), apakah sudah tertulis dengan jelas, lengkap,
dan benar. Jika tulisan pada kolom-kolom tersebut kurang jelas dan
kurang lengkap, maka PMS mengembalikan ke PCS untuk dilengkapi
sehingga tidak menyulitkan tahapan selanjutnya.
III.3.5 Konsistensi Isian Antar Kolom pada Blok III
1. Periksa kolom (1) s.d. kolom (3) apakah sudah urut dari nomor 1
(satu) hingga nomor terbesar.
2. Periksa kolom (4) apakah kodenya sudah sesuai.
Kode 1: Bukan tempat tinggal
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 39
Kode 2: Campuran
Kode 3: Tempat tinggal
3. Periksa kolom (5): periksa isian apakah sudah sesuai.
kolom (5) akan terisi apabila kolom (4) berkode 1 (bukan
tempat tinggal).
Jika kolom (5) berkode 0 (Tidak), maka kolom (6) s.d. (10)
kosong/hanya akan ada isian di kolom (11).
Jika kolom (5) berkode 1 (Ya), maka kolom (6) s.d. (9) kosong.
4. Periksa kolom (6) s.d. (8), ada isian jika kolom (4) berkode 2
(campuran) atau kode 3 (tempat tinggal).
5. Periksa kolom (6): apakah sudah urut dari nomor 1 (satu) hingga
nomor terbesar.
6. Periksa kolom (7): apakah setiap bangunan sensus yang ditempati
rumah tangga sudah dituliskan Nama Kepala Rumah Tangganya.
Jika kolom (6) ada isian maka kolom (7) harus ada isian Nama
Kepala Rumah Tangga (KRT).
7. Periksa kolom (8): periksa apakah setiap bangunan sensus sudah
dituliskan
Jika isian lebih besar dari 1 (satu), maka periksa apakah sudah
ditulis per baris dari kolom (9) s.d. kolom (40).
Jika isian 0 (nol) maka “STOP” dan kolom (9) s.d. kolom (40)
kosong.
8. Periksa kolom (9): apakah kodenya sudah sesuai.
Kode 1: usaha IMK berada di dalam tempat tinggal rumah tangga
Kode 2:usaha IMK berada di luar tempat tinggal, lokasi tetap,
alat/perlengkapan usaha dipindah/dibongkar pasang,
Kode 3: usaha keliling.
9. Periksa kolom (10): apakah sudah urut dari nomor 1 (satu) hingga
40 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
nomor terbesar. Kolom ini terisi jika kolom (5) kode 1 atau kolom
(9) ada isian.
10. Periksa kolom (11) s.d. kolom (14), ada isian jika kolom (10) ada
isian.
11. Periksa kolom (11): periksa apakah sudah terisi nama
usaha/perusahaan/pemilik usaha/bangunan. Jika kolom (5)
berkode 0 (nol), maka “STOP” kolom (12) s.d. kolom (40) kosong.
12. Periksa kolom (12) dan kolom (13): periksa apakah isian deskripsi
kegiatan utama sudah jelas, sehingga bisa menentukan kode 2-digit
KBLI 2015 (Buku 4 Permasalahan dan Kasus Batas Industri
Pengolahan) dengan benar.
13. Periksa kolom (14): apakah alamat usaha/perusahaan sudah
lengkap sampai dengan RT/RW.
14. Periksa kolom (15) dan kolom (16): apakah salah satu kolom sudah
ada tanda cek (). Terisi jika kolom (10) ada isian,
15. Periksa kolom (17) s.d. kolom (40) jika salah satu kolom ada tanda
cek (), maka kolom (15) harus ada tanda cek () dan sesuai dengan
isian kolom (13) kode 2-digit KBLI.
16. Periksa apakah penjumlahan rincian a, b, dan c sudah benar. Isian
dihitung dari penjumlahan tanda cek (√) pada masing-masing
kolom (15) s.d. (40). Lakukan perbaikan jika terjadi kesalahan.
III.3.6 Pengisian Blok IV : Keterangan Penarikan Sampel Utama
Jika penarikan sampel dilakukan dengan aplikasi Microsoft excel atau
program yang lain, maka output atau hasil penarikan sampel harus
dilampirkan dalam dokumen VIMK17-L1.
Penarikan sampel utama dilakukan oleh PMS sesuai dengan BAB II.10 – BAB II.12
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 41
III.3.7 Pemeriksaan Blok V : Catatan
Periksa blok catatan, PMS dapat menambahkan catatan untuk
memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar VIMK17-L1.
III.3.8 Pemeriksaan Blok VI: Keterangan Petugas
1. Apakah pencacah telah menuliskan nama, tanggal pelaksanaan
kegiatan, nomor Telepon/Handphone dan telah membubuhkan
tanda tangan. Jika belum, pencacah harus mengisi, sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
2. Pengawas harus mengisi nama, tanggal pelaksanaan kegiatan, nomor
Telepon/Handphone dan telah membubuhkan tanda tangan.
III.4. PENGISIAN DAN PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK17-DS1
III.4.1 Pengisian Blok I: Keterangan Tempat
Blok ini disalin dari VIMK17-L1 Blok I rincian 101 s.d. rincian 106.
III.4.2 Pengisian Blok II : Rekapitulasi Pencacahan
Khusus Triwulan I
1. Kolom (2): isian disalin dari Daftar VIMK17-L1 Blok II rincian 201.a
kolom (26) target usaha Industri Mikro
2. Kolom (3): isian disalin dari Daftar VIMK17-L1 Blok II rincian 202
kolom (26) target usaha Industri Kecil
3. Kolom (4): penjumlahan kolom (2) + kolom (3).
Triwulan II s.d. Triwulan IV
a. Rincian 201. Jumlah Target Pencacahan.
Isian kolom (2) merupakan penjumlahan dari isian rincian 202 kolom
(2) + rincian 203 kolom (2), isian kolom (3) merupakan penjumlahan
dari isian rincian 202 kolom (3) + rincian 203 kolom (3), dan isian
Isikan jumlah target industri mikro dan kecil sampel utama/pengganti, jumlah target harus 100%
42 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
kolom (4) merupakan penjumlahan isian rincian 202 kolom (2) +
rincian 203 kolom (3).
b. Rincian 202. Jumlah Realisasi Pencacahan.
Isian kolom (2) diambil dari Daftar VIMK17-DS1 Blok V kolom (9)
yang berkode 1 dan kolom (10) berkode 1. Isian kolom (3) diambil
dari Daftar VIMK17-DS1 Blok V kolom (9) yang berkode 2 dan kolom
(10) berkode 1. Isian kolom (4) adalah isian kolom (2) + kolom (3).
c. Rincian 203. Tidak Berhasil Dicacah.
Isian kolom (2) merupakan penjumlahan isian rincian 203.a kolom
(2) s.d. rincian 203.e kolom (2), isian kolom (3) merupakan
pejumlahan isian rincian 203.a kolom (3) s.d. rincian 203.e kolom (3),
dan isian kolom (4) merupakan penjumlahan isian kolom (2) + kolom
(3).
i. Rincian 203a. Bukan industri dengan KBLI terpilih.
Isian jumlah industri mikro dan kecil yang tidak dapat dicacah
karena alasan bukan industri mikro dan kecil dengan KBLI
terpilih. Keterangan ini diambil dari Daftar VIMK17-DS1 Blok V
kolom (10) berkode 2 dan kolom (11) berkode 1.
ii. Rincian 203b. Pindah ke luar Blok Sensus.
Isian jumlah industri mikro dan kecil yang tidak dapat dicacah
karena alasan pindah ke luar blok sensus (BS). Keterangan ini
diambil dari Daftar VIMK17-DS1 Blok V kolom (10) berkode 2 dan
kolom (11) berkode 2.
iii. Rincian 203c. Tidak ditemukan.
Isian jumlah industri mikro dan kecil yang tidak dapat dicacah
karena alasan tidak ditemukan. Keterangan ini diambil dari Daftar
VIMK17-DS1 Blok V kolom (10) berkode 2 dan kolom (11)
berkode 3.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 43
iv. Rincian 203d. Sementara Tidak Berproduksi.
Isian jumlah industri mikro dan kecil yang tidak dapat dicacah
karena alasan tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas
waktu pencacahan. Keterangan ini diambil dari Daftar VIMK17-
DS1 Blok V kolom (10) berkode 2 dan kolom (11) berkode 4.
v. Rincian 203e. Tutup.
Isian jumlah industri mikro dan kecil yang tidak dapat dicacah
karena alasan tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas
waktu pencacahan. Keterangan ini diambil dari Daftar VIMK17-
DS1 Blok V kolom (10) berkode 2 dan kolom (11) berkode 5.
III.4.3 Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas
Periksa apakah pencacah dan pengawas telah menuliskan nama,
tanggal pelaksanaan kegiatan, nomor Telepon/Handphone dan telah
membubuhkan tanda tangannya. Jika belum, pencacah dan pengawas
harus menuliskannya, sebagai pertanggung-jawaban pelaksanaan
tugas.
III.4.4 Pemeriksaan Blok IV: Catatan
Periksa Blok IV catatan, PMS dapat menambahkan catatan untuk
memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar VIMK17-DS1.
III.4.5 Pemeriksaan Blok V: Keterangan Industri Mikro dan Kecil
Terpilih
Pastikan kolom (1) s.d kolom (9) harus terisi. Isian disalin dari
Daftar VIMK17-L1 Blok III kolom (1) s.d. kolom (3) dan kolom (10)
s.d. kolom (16) (khusus Triwulan I).
Pastikan kolom (1) s.d. kolom (11) harus terisi. (Triwulan II s.d.
Triwulan IV)
Periksa jika kolom (10) berkode 1 maka kolom (11) blank.
44 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Periksa jika kolom (10) berkode 2 maka kolom (11) berkode 1 s.d.
5
III.5 PEMERIKSAAN DAFTAR VIMK17-S1 III.5.1 Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat
a. Periksa isian rincian 101 s.d. rincian 108 harus sesuai dengan
identitas VIMK17-DS1.
b. Rincian 102: Kabupaten/Kota harus dicoret yang tidak sesuai
(Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota). Hal yang sama juga untuk
rincian 104 Desa/Kelurahan, harus dicoret yang tidak sesuai.
c. Rincian 107 (nomor urut sampel) dan rincian 108 (nomor urut
usaha/perusahaan terpilih) harus sama dengan nomor urut pada
Daftar VIMK17-DS1, Blok V, kolom (1) dan kolom (5).
III.5.2 Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha/Perusahaan
a. Rincian 201: Periksa isian kode klasifikasi industri, harus sesuai
dengan isian pada Daftar VIMK17-DS1 Blok V kolom (9).
Perubahan klasifikasi industri dimungkinkan terjadi pada Triwulan
II s.d. IV dan disesuaikan dengan Daftar VIMK17-DS1.
b. Rincian 202: Periksa isian kode 2-digit KBLI harus sama dengan
Daftar VIMK17-DS1 Blok V kolom (8).
c. Rincian 203: Periksa Nama Usaha/ Perusahaan, Alamat Lengkap,
Nomor Telepon, Nomor Faksimili, E-mail, Homepage harus sama
dengan Daftar VIMK17-DS1 Blok V, kolom (6) dan kolom (7).
d. Rincian 204: Periksa nama pemberi jawaban (responden) di kolom
(2), Jabatan,dan nomor Telepon/Handphone, apakah sudah diisi
secara lengkap
e. Rincian 205: Periksa apakah kegiatan utama usaha/perusahaan
sudah sesuai dengan kode 5-digit KBLI kolom (3). Jika ragu,
konfirmasikan kembali ke pencacah untuk memastikan jenis
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 45
produksi utamanya.
Dua digit pertama dari kode 5-digit KBLI harus sama dengan isian
pada rincian 202 kolom (3).
f. Rincian 206: Periksa isian pada kotak yang tersedia, apakah sudah
sesuai dengan jawaban yang dilingkari. Jika berkode 1 maka isian
kode 5-digit KBLI pada rincian 205 adalah 12091, 10721, 10722,
23929.
III.5.3 Pemeriksaan Blok III: Keterangan Umum
a. Rincian 301: Harus ada isian. Jika kosong konfirmasikan kepada
pencacah untuk dilengkapi.
b. Rincian 302: Periksa apakah kode jenis kelamin yang dilingkari
sudah sesuai dengan yang tertulis dalam kotak pada kolom (3).
c. Rincian 303: Perhatikan kewajaran isian. Meskipun belum ada
batasan tingkat kewajaran umur seorang pengusaha, sebaiknya
tetap diperhatikan berapa kewajaran umur seorang pengusaha,
isian maksimum 98.
d. Rincian 304: Jika kode 5 dilingkari maka “Lainnya” harus ada isian
e. Rincian 305: Harus ada isian. Jika kosong konfirmasikan kepada
pencacah untuk dilengkapi.
III.5.4 Pemeriksaan Blok IV: Keterangan Pekerja dan Balas Jasa
a. Rincian 401: Banyaknya pekerja, hari kerja, dan rata-rata jam
kerja per hari. Perhatikan isian banyaknya pekerja untuk setiap
triwulan kegiatan, minimal satu bulan ada isian. Isian banyaknya
pekerja minimum 1 orang.
Perhatikan pula isian banyaknya hari kerja pada Rincian 401.b
untuk setiap triwulan kegiatan, minimal satu bulan ada isian.
Isian hari kerja minimum 1 hari.
Perhatikan apakah Rincian 401.c sudah diisi dengan benar dan
46 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
wajar. Lakukan pengecekan kewajaran isian rata-rata jam
kerja per hari usaha/perusahaan. Isian rata-rata jam kerja
yang benar adalah 1 sampai 24 jam.
Jika isian rincian 401.a terisi, maka isian rincian 401.b dan
isian rincian 401.c harus terisi.
b. Rincian 402. Banyaknya pekerja (termasuk pengusaha) dibayar
dan tidak dibayar menurut jenis pekerja. Lakukan tahapan
pemeriksaan sebagai berikut :
Rincian 402.a harus ada isian dan pastikan pengusaha pada
Blok II termasuk dalam rincian ini.
Rincian 402.c kolom (4) harus ada isian minimal 1 (satu).
Kolom (4) yaitu jumlah dari kolom (2) dan kolom (3) untuk
untuk setiap jenis pekerjaan.
Isian rincian 402.a kolom (4) = penjumlahan rincian 402.a
kolom (2) dan 402.a kolom (3).
Isian rincian 402.b kolom (4) = penjumlahan Rincian 402.b
kolom (2) dan 402.b kolom (3).
Isian rincian 402.c kolom (4) = penjumlahan rincian 402.c
kolom (2) dan 402.c kolom (3).
Isian rincian 402.c kolom (2) = rincian 402.a kolom (2) +
rincian 402.b kolom (2).
Isian rincian 402.c kolom (3) = rincian 402.a. kolom (3) +
rincian 402.b kolom (3).
Isian rincian 402.c kolom (4) = rincian 402.a kolom (4) +
rincian 402.b kolom (4).
Isian rincian 402.c kolom (4) harus sesuai dengan isian Blok II
rincian 201 dan isian Blok III rincian 401a kolom (6) s.d. kolom
(8) yang terakhir terisi.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 47
c. Rincian 403. Nilai seluruh balas jasa
Jika rincian 402.c kolom (2) terisi maka rincian 403 harus terisi.
III.5.5 Pemeriksaan Blok V: Biaya Pengeluaran Usaha/Perusahaan
Triwulan I 2017
Periksa apakah semua biaya/pengeluaran yang ada pada rincian 501
s.d rincian 504 kolom (4) sudah benar dalam satuan Rupiah. Jika
terdapat keraguan, konfirmasikan kepada pencacah. Jika perlu dapat
dilakukan perbaikan dan kunjungan ulang.
a. Rincian 501.a s.d. rincian 501.d terdapat isian maka kolom (2)
satuan standar, kolom (3) banyaknya bahan baku, dan bahan
penolong yang digunakan harus ada isian. Lihat kewajarannya
dengan isian kolom (4) nilai (Rupiah), dengan patokan harga pasar
(setempat) bahan baku dan penolong yang berlaku menurut
satuan standar. Rincian 501.e (Lainnya), periksa kewajaran nilainya
di kolom (4).
Untuk jasa industri (makloon) rincian 501 kolom (4) boleh kosong.
b. Jika rincian 501.a s.d. rincian 501.d kolom (3) ada isian maka,
kolom (4) tidak boleh kosong (kecuali untuk jasa industri/
makloon).
c. Rincian 502: Periksa kewajaran isian rincian 502, dengan Blok VI
dan Blok V.
d. Rincian 503: Periksa kewajaran pengeluaran lainnya dibandingkan
dengan nilai pengeluaran rincian 501.e dan rincian 502.
e. Rincian 504: Periksa kolom (4) apakah sudah sesuai dengan
penjumlahan rincian 501 s.d. rincian 503.
48 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
III.5.6 Pemeriksaan Blok VI: Produksi dan Pendapatan
Usaha/Perusahaan
a. Rincian 601. Nilai produksi bukan makloon
Rincian 601.a kolom (1) jenis barang yang dihasilkan minimal
salah satu harus sesuai dengan KBLI dari produksi utama yang
dihasilkan usaha/perusahaan Blok II rincian 207 kolom (3).
Periksa penulisan jenis barang yang dihasilkan, banyaknya, dan
nilai pada rincian 601.a s.d rincian 601.c kolom (1) telah
dituliskan secara berurutan dan dimulai dari nilai produksi
terbesar ke nilai produksi yang terkecil. Bila belum/salah
lakukan perbaikan.
Periksa semua nilai produksi menurut jenis barang yang
dihasilkan apakah harga per jenis barang yang dihasilkan
menggunakan satuan standar dan sesuai dengan harga pasar
yang berlaku. Jika terdapat keraguan, konfirmasikan pada
pencacah untuk mengetahui apakah perlu dilakukan perbaikan
dan kunjungan ulang.
Lihat kewajaran nilai produksi di Blok VI rincian 601 dengan
biaya/pengeluaran bahan-bahan yang digunakan (Blok V
rincian 501).
Rincian 601.e merupakan penjumlahan rincian 601.a s.d.
rincian 601.d baris nilai.
b. Rincian 602. Pendapatan dari jasa industri (makloon)
Jika pendapatan dari makloon, maka banyaknya dan nilai
produksi harus terisi.
Periksa jumlah rincian 602.c apakah sudah sesuai dengan
jumlah rincian 602.a + rincian 602.b baris nilai.
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 49
c. Rincian 603. Pendapatan lainnya
Periksa kewajaran pendapatan lainnya dibandingkan dengan nilai
rincian 601.e dan 602.c.
d. Rincian 604. Jumlah (Rincian 601.e + Rincian 602.c + Rincian 603)
Periksa isian pada rincian 604 kolom (5) dan kolom (6) merupakan
penjumlahan dari rincian 601.e + rincian 602.c + rincian 603 baris
nilai.
III.5.7 Pemeriksaan Blok VII: Catatan
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan
pada Blok Catatan ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan
pengawas juga dapat menambahkan catatan-catatan untuk
memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian Daftar VIMK17-S1.
III.5.8 Pengisian dan Pemeriksaan Blok VIII: Keterangan Petugas
a. Periksa apakah pencacah telah menuliskan di kolom (2) nama,
tanggal pelaksanaan kegiatan dan membubuhkan tanda
tangannya, dan nomor Telepon/Handphone. Apabila kolom (2)
masih kosong, pencacah harus mengisi sebagai tanda
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
b. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan
telah melakukan perbaikan/pembetulan jika diperlukan, pengawas
menulis di kolom (3) nama, tanggal pelaksanaan kegiatan, nomor
Telepon/Handphone, dan membubuhkan tanda tangannya sebagai
bukti daftar isian telah diperiksa.
50 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
52 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Lampiran 1
Lampiran 2
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 53
54 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Lampiran 3
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 55
56 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan 57
Lampiran 4
58 Buku 3 Pedoman Pengawas/Pemeriksa VIMK17 Triwulanan
Lampiran 5
BADAN PUSAT STATISTIK
DATA MENCERDASKAN BANGSA
www.bps.go.id
Jalan Dr Sutomo No 6-8, Jakarta 10710
Telepon : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4
Fax : (021) 3857046