Download - Pbl Skenario 3 Diare
Kelompok B-17Kelompok B-17
Ketua Kelompok : Titis Cresnaulan D (1102013286) Sekertaris : Yovi Sofiah (1102013314) Anggota :
1. Tony Fadjerin (1102013287)2. Tri Intan Sari (1102013288)3. Tria Miraz Chairani (1102013289)4. Trisna Zulia Bahri (1102013290)5. Yudi Wahyudi (1102013315)6. Yuni Kartika (1102013316)7. Yuni Maharani (1102013317)8. Zulfah (1102013320)
SKENARIO SKENARIO (DIARE)(DIARE)
Seorang mahasiswa, 35 tahun, dibawa kepuskesmas karena mengalami mencret lebih dari 12 kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan di warung nasi dekat kampusnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentri lemah, TD: 85/60 mmHg, nadi: 120x/menit, pernapasan 34x/menit, cepat dalam. Volum urin sedikit. Di puskesmas penderita dipasang infuse dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter meminta untuk diperiksa Analisa Gas Darah.Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolic dengan anion gap yang normal.
KATA-KATA SULITKATA-KATA SULIT
Analisa Gas Darah
Asidosis Metabolik Anion Gap
Kesadaran Komposmentis
HIPOTESAHIPOTESA
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh paru-paru dan ginjal yang berhubungan dengn nilai anion gap. Keseimbangan asam basa merupakan keseimbangan kadar ion hydrogen untuk membentuk pH 7,35-
7,45 (Normal). Dalam keadaan tidak normal maka akan terjadi ketidakseimbangan asam basa, salah satunya Asidosis metabolik
(penurunan pH darah akibat reaksi metabolik, akibat penambahan H+) yang dapat ditandai dengan diare akut dan dehidrasi sedang sehingga dapat mengurangi produksi urin. Ketidakseimbangan asam basa dapat
diketahui salah satunya dengan menganalisa gas darah.
LEARNING OBJETIVELEARNING OBJETIVE
1. Memahami dan Menjelaskan Asam Dan Basa1. Definisi Asam Dan Basa2. Klasifikasi Asam Dan Basa3. Aspek biokimia, fisiologi dan mekanisme Keseimbangan Asam Basa
2. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa (asidosis metabolik)1. Definisi Asidosis Metabolik2. Etiologi Asidosis Metabolik3. Manifestasi Asidosis Metabolik4. Mekanisme Asidosis Metabolik5. Penatalaksanaan Asidosis Metabolik
3. Memahami dan Menjelaskan Analisis Gas Darah 1. Definisi (pH normal)2. Langkah menetukan Analisis Gas Darah
4. Fungsi Analisis Gas Darah
LI.1MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ASAM DAN
BASA
DEFINISIDEFINISI
1. Asam Basa menurut ArrheniusAsam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ atau H3O+
HCl + H2O
2. Asam Basa Bronsted LowryAsam adalah zat yang dapat memberikan ion H+ (donor proton)Basa adalah zat yang dapat menerima ino H+ (aseptor proton).3. Asam Basa LewisAsam adalah suatu senyawa yang dapat menerima pasangan elektron aseptor pasangan elektronBasa adalah suatu senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron donor pasangan electron.
KLASIFIKASIKLASIFIKASI
Asam Kuat
Basa Lemah
Basa Kuat
Asam Lemah
1.Berdasarkan Kekuatannya 2. Berdasarkan Bentuk Ion
Asam Anion
Basa Kation
Basa Anion
Asam Kation
3. Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa
Asam Basa Poliprotik
Asam dan basa diprotik
Asam dan basa monoprotik
KESEIMBANGAN ASAM-BASA KESEIMBANGAN ASAM-BASA
Pengaturan keseimbangan asam-basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga system :
1.Sistem buffer
2.Sistem paru
3. 3.Sistem ginjal
1. SISTEM BUFFER1. SISTEM BUFFER
• Sistem Buffer HemoglobinSistem Buffer HemoglobinHb menyangga H+ yang di hasilkan dari CO2 yang di produksi secara metabolis dalam transit antara jaringan dan paru. Dalam kapiler, CO2
secara terus menerus berdifusi kedalam darah dari sel-sel jaringan tempat gas ini dihasilkan. Sebagian besar CO2 ini membentuk H2CO3 yang secara parsial terurai menjadi H+ dan HCO3. Sebagian besar H+ yang dihasilkan dari CO2 di tingkat jaringan akan terikat ke Hb tereduksi dan tidak lagi berkontribusi untuk keasaman cairan tubuh. Jika tidak terdapat Hb maka darah akan menjadi terlalu asam setelah menyerap CO2 di jaringan. Dengan kemampuan ini, darah vena hanya sedikit lebih asam dari pada arteri.
2. SISTEM PERNAFASAN 2. SISTEM PERNAFASAN
• [H+] arteri meningkat akibat metabolik -> pusat pernafasan di batang otak terangsang meningkatkan ventilasi paru -> nafas cepat dan dalam -> CO2 banyak di hempaskan keluar -> H2CO3
berkurang• [H+] arteri menurun -> ventilasi paru menurun -> nafas dangkal
dan lambat -> CO2 berdifusi kedarah lebih cepat dari pada pengeluarannya -> terjadi akumulasi CO2 -> [H+] pulih
3. SISTEM GINJAL3. SISTEM GINJAL
H+ yang di hasilkan dari asam sulfur, fosfat, laktat dan asam lain di eliminasi oleh ginjal. Kompensasi yang di lakukan ginjal ketika [H+] meningkat di plasma:
• peningkatan sekresi dan kemudian ekskresi H+ di urin sehingga kelebihan H+ di eliminasi dan [H+] plasma berkurang.
• Rearbsorpsi semua bikarbonat yang terfiltrasi dan penambahan HCO3 bikarbonat baru ke plasma sehingga terjadi peningkatan konsentrasi bikarbonat pada plasma.
LI.2MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN ASAM BASA (ASIDOSIS METABOLIK)
DEFINISIDEFINISI
Asidosi metabolik(kekurangan HCL) adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan H+).
(Price & Wilson, 2006)
MANIFESTASI MANIFESTASI
pH lebih dari 7,1:Rasa lelah (fatique)
1. Sesak nafas (Kussmaull)2. Nyeri perut3. Nyeri tulang4. Mual/muntah
pH kurang dari atau sama dengan 7,1:
1.Gejala pada pH > 7,12. Efek inotropik negative, aritmia3. Kontriksi vena perifer4. Dilatasi arteri perifer (penurunan resistensi perifer)5. Penurunan tekanan darah6. Aliran darah ke hati menurun7. Kontriksi pembuluh darah paru (pertukaran O2) terganggu
(Sudoyo, Aru W. et. Al. 2009)
MEKANISME
MEKANISME
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Langkah pertama : tentukan apakah pH normal. Bila pH menyimpang dari 7,40, perhatikan seberapa besar pH menyimpang dan ke mana arahnya. Sebagai contoh, pH >7,40 menandakan alkalosis; pH<7,40 menandakan asidosis. Apakah pH pada batas normal 7,35 sampai 7,45 atau apakah pH terdapat dalam batasan kritis > 7,55 atau <7,20?
Langkah kedua : periksa PaCO2. Bila menyimpang dari 40 mmHg, seberapa banyak PaCO2 menyimpang dan kemana arahnya? Apakah perubahan PaCO2 cocok dengan arah perubahan pH ? pH dan PaCO2 harus bergerak pada arah yang berlawanan. Sebagai missal, saat PaCO2 meningkat, pH harus menurun (asidosis); dan saat PaCO2 menurun, Ph harus meningkat (alkalosis).
Langkah ketiga : tentukan nilai HCO3- ( mungkin
menunjukkan dengan CO2 total, CO2 serum, atau HCO3-
serum). Bila HCO3- menyimpang dari 24 mEq/L,
perhatikan derajat dan arah penyimpang. Apakah perubahan HCO3
- bersamaan dengan perubahan pada pH ? HCO3
- dan pH harus bergerak pada arah yang sama. Sebagai contoh, bila HCO3
- menurun, pH harus menurun (asidosis) dan bila HCO3
- meningkat, pH harus meningkat (alkalosis).
LI. 3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MEKANISME
ANALISA GAS DARAH
DEFINISIDEFINISI
Langkah pertama :
tentukan apakah pH normal. Bila pH menyimpang dari 7,40, perhatikan seberapa besar pH menyimpang dan ke mana arahnya. Sebagai contoh, pH >7,40 menandakan alkalosis; pH<7,40 menandakan asidosis. Apakah pH pada batas normal 7,35 sampai 7,45 atau apakah pH terdapat dalam batasan kritis > 7,55 atau <7,20?
Langkah kedua :
periksa PaCO2. Bila menyimpang dari 40 mmHg, seberapa banyak PaCO2 menyimpang dan kemana arahnya? Apakah perubahan PaCO2 cocok dengan arah perubahan pH ? pH dan PaCO2 harus bergerak pada arah yang berlawanan. Sebagai missal, saat PaCO2 meningkat, pH harus menurun (asidosis); dan saat PaCO2 menurun, Ph harus meningkat (alkalosis).
LANGKAHLANGKAH
Langkah ketiga :
tentukan nilai HCO3- ( mungkin menunjukkan dengan CO2
total, CO2 serum, atau HCO3- serum). Bila HCO3
- menyimpang dari 24 mEq/L, perhatikan derajat dan arah penyimpang. Apakah perubahan HCO3
- bersamaan dengan perubahan pada pH ? HCO3
- dan pH harus bergerak pada arah yang sama. Sebagai contoh, bila HCO3
- menurun, pH harus menurun (asidosis) dan bila HCO3
- meningkat, pH harus meningkat (alkalosis).
Langkah keempat :
bila baik PaCO2 dan HCO3- abnormal, tetapkan nilai mana
yang berhubungan lebih erat dengan nilai pH ? sebagai contoh, bila pH menggambarkan asidosis, nilai mana yang juga menggambarkan asidosis (peningkatan PaCO2 atau penurunan HCO3)? Nilai yang berhubungan lebih erat dengan pH dan lebih menyimpang dari titik normal pada gangguan primer bertanggung jawab terhadap perubahan pH. Gangguan campuran metabolic respiratori atau elemen kompensasi mungkin bila baik HCO3
- dan PaCO2 abnormal.
LANGKAHLANGKAH
Langkah kelima :
periksa PaCO2 dan saturasi oksigen untuk menentukan apakah PaCO2 menurun, normal, atau meningkat. Penurunan PaCO2 dan saturasi O2 dapat menimbulkan asidosis laktat dan dapat menandakan perlunya peningkatan konsentrasi oksigen. Sebaliknya, PaCO2 tinggi dapat menandakan kebutuhan untuk menurunkan konsentrasi oksigen yang diberikan.
LANGKAHLANGKAH
Home, Mima M (2000), Keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa edisi 2, Jakarta ; EGC)
FUNGSIFUNGSI
• Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan O2 ke dalam sirkulasi darah dan mengambil CO2 dari dalam darah
• Dapat lebih mudah menunjang teori terapi• Dapat dengan mudah menentukan kadar enzim untuk menentukan penyakit suatu organ
tertentu• Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam dan basa jika
memakan makanan yang asam seperti jeruk, dll.• Menentukan derajat keasaman dari sutu larutan• Menyatakan konsentrasi ion hidrogen• Menyatakan suatu kondisi yang sidosis atau alkalosis• Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraseluler
KESIMPULAN KESIMPULAN
Type pH Penyebab [H+] [CO2] total pCO2 kompensasi
Asidosis Metabolik
<7,35 H+ Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Metabolik
>7,45 H+ Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik
<7,35 pCO2 Alkalosis Metabolis
Alkalosis Respiratorik
>7,45 pCO2 Asidosis Metabolis
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKAHome, Mima M (2000), Keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa edisi 2, Jakarta ; EGCMoenadjat, Yefta et. Al (2013), Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa Edisi ke-3. Jakarta : Badan Penerbit FK UI,
Jakarta
Price, Sylvia Anderson (2006), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta; EGC. Raspati, Drs H.Dedi (2010), easy study of chemistry curriculum based school, DoenIden Crops.
Sherwood,lauralee (2011),Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 3.Jakarta;EGC.
Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta; Interna Publishing.
Sukmariah M, Karmiati A (1990), Kimia Kedokteran edisi 2, Jakarta; Binarupa Aksara.
Tambayong, Jan (2000), Patofisiologi untuk Keperawatan,Jakarta; ECG
http://prodia.co.id/kimia/analisis-gas-darah. http://rasibintang003.wordpress.com/2009/01/03/pemeriksaan-analisa-gas-darah-astrup/