Media Komunikasi InternalInstitut Pertanian Bogor
Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: D Ramdhani
Editor : Aris Solikhah, Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A Layout : D Ramdhani Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]
Volume 056/ Tahun 2018PARIWARA IPB
Terbit Harian
Rektor IPB Beri Kuliah Umum di Universitas Yarsi
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria
memberikan kuliah umum di Universitas Yarsi,
Jakarta Sabtu (14/4). Tema yang diusung adalah
“Strategi Perguruan Tinggi Era Disrupsi”.
Rektor IPB mengatakan inovasi disruptif ini selalu berkaitan
dengan teknologi yaitu teknologi yang terbaru dan terus
ter-update. Perguruan tinggi harus bersiap menghadapi era
banyak "gangguan" yang diakibatkan oleh perubahan yang
makin sering terjadi dan harus disikapi dengan bijaksana
agar perguruan tinggi mampu menanggapi tantangan
zaman. Perguruan tinggi tidak boleh terperangkap dengan
cara pandang zaman old. Oleh karenanya, perguruan tinggi
harus bergerak cepat mendorong inovasi, menfasilitasi
mahasiswa untuk menjadi pembelajar aktif dengan
menyiapkan kurikulum yang memenuhi tuntutan zaman
sesuai kebutuhan masyarakat.
“Perguruan t ingg i d i Indones ia d in i l a i ha rus
mempersiapkan diri menghadapi perubahan di era digital
disruption yakni era keterkejutan dengan teknologi digital.
Hal itu juga harus didukung oleh pemerintah dengan cara
menyiapkan regulasi yang mendukung. Kalau tidak
melakukan perubahan dengan cepat ke era digital, maka
lambat laun perguruan tinggi tersebut akan tertinggal
jauh,” kata Rektor
Era disrupsi ini bisa terjadi karena perkembangan teknologi
komunikasi pada generasi milenial dan era internet of things.
Korban–korban era ini adalah organisasi – organisasi mapan,
termasuk di dalamnya adalah dunia pendidikan. Mereka
yang sudah terbiasa dengan ketenaran membuat mereka
tidak bergerak cepat. Sementara, di luar sana peluang
inovasi baru berpotensi menggesernya secara pelan-pelan.
Dalam situasi persaingan yang ketat ini, teknologi menjadi
salah satu yang tidak dapat diabaikan. Keberadaan teknologi
informasi telah menghapus batas-batas geografi,
menghasilkan inovasi-inovasi baru yang tidak terlihat, dan
tanpa disadari telah mengubah cara hidup, memengaruhi
tatanan hidup dan bahkan mengganti sistem yang ada.
“Disrupsi itu sudah terjadi di berbagai bidang, baik itu
transportasi maupun industri. Sama halnya dengan di
bidang pendidikan. Pendidikan harus mengubah dirinya
dengan hadir dalam bentuk e-learning misalnya.
Penyampaian muatan informasi seharusnya jangan lagi
menjadi tujuan pendidikan, namun justru harus
memperhatikan bagaimana cara membangun karakter
peserta didik, bahkan termasuk cara-cara berpikir kreatif,”
tandasnya.
2
Menurutnya perubahan dunia kini tengah memasuki era
revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia ke empat
dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam
kehidupan manusia.
“Mahasiswa yang tengah belajar mengembangkan ilmu
pengetahuan harus bersiap menghadapi tantangan besar
yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 yang terjadi saat ini.
Mahasiswa harus mulai memperhatikan pentingnya
penguasaan teknologi, teknologi digital serta bahasa asing.
Kemampuan dalam berbahasa asing dan penguasaan
teknologi adalah dua modal penting untuk bersaing dalam
dunia kerja seiring dengan globalisasi,” ujarnya.
Mahasiswa harus diberi kesempatan untuk lebih kreatif,
ko laborat i f da lam menger jakan peker jaan dan
permasalahan rumit yang memang tidak dirancang untuk
dikerjakan oleh robot dan mesin. Dunia pendidikan pun
diharapkan mampu berperan aktif untuk mempersiapkan
para siswa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Kurikulum yang dirancang dihimbau mengandung
pembelajaran dan pengetahuan terkait dunia industri.
Perlu juga dipersiapkan sumber daya manusia khususnya
dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif
dan handal untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan era
disrupsi. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan
pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi
juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan,
riset, dan inovasi.
Dr. Arif berharap, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
Indonesia harus mampu menghasilkan lulusan yang
memiliki nilai tambah sesuai kebutuhan pasar kerja.
Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan
yang berkarakter, kompeten, dan inovatif. (Awl/Zul)
IPB Gelar Seminar Nasional Perdagangan Produk Pertanian
Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan,
Kementerian Perdagangan RI, Perhimpunan Ekonomi
Pertanian Indonesia (PERHEPI), International Trade Analysis
and Policy Studies (ITAPS), Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI) dan Institute for Development of Economic
& Finance (INDEF) mengadakan Seminar Nasional yang
bertajuk “Perdagangan Internasional Produk Pertanian:
Peluang dan Tantangan”. Kegiatan yang dihadiri lebih dari
seratus pakar dan praktisi ekonomi ini digelar di IPB
International Convention Center (IICC) Bogor, Kamis
(12/4). Seminar ini menghadirkan para peneliti di bidang
ekonomi dengan hasil riset terbarunya di bidang
perdagangan serta pemaparan materi lewat video
conference dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia
periode 2004-2011, Prof. Mari Elka Pengestu.
Dalam kata sambutannya, Rektor IPB, Dr. Arif Satria
menyampaikan bahwa saat ini masyarakat dunia telah
memasuki fase Industry 4.0 yang mana telah banyak aspek
kehidupan bergantung dari drone, ilmu komputer dan
artificial intelegence. “Saat ini makan tidak hanya tentang
kenyang, tapi juga experience. Hal yang perlu dipikirkan
ialah mencermati perkembangan yang ada dan dampaknya
untuk pertanian Indonesia. IPB hadir dengan visi untuk
menghasilkan sociopreneur dan technopreneur. Kalau
Thailand bisa membawa jargon kitchen of the world, kita
juga bisa mengatakan bahwa Indonesia akan feed the
world,” ujarnya sebelum memukul gong tanda resmi
seminar dibuka.
Dalam penyampaiannya, Prof. Mari memaparkan fakta
terkait kondisi perdagangan dalam kurun 15 tahun terakhir,
sektor pertanian dan perdagangan mengalami perubahan
yang sangat drastis. Produk-produk pertanian lebih banyak
beredar dalam bentuk olahan, tidak lagi dalam bentuk
mentah. Terkait tantangan, ia menyatakan, “Kendala tanah
dan air berbeda antar negara. Cuaca yang ekstrim juga
menjadi hambatan dari produksi produk-produk pertanian.
Kalau dilihat dari demand side, akan ada pertumbuhan
penduduk dunia menjadi sembilan miliar, jumlah konsumen
meningkat pesat. Konsumen juga akan menuntut produk
yang lebih sehat, berkualitas dan produksi yang sustainable.
Inilah yang bisa kita jadikan acuan bahwa kita perlu melek
teknologi untuk menjawab tantangan-tangangan
ini,”ujarnya.
Pembicara lainnya yaitu Kepala Pusat Kerja Sama
Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Ir.
Sri Nastiti Budianti menyampaikan bahwa subsidi ekspor
harus d ihapuskan karena mengakibatkan biaya
3
perdagangan internasional tidak sesuai dengan harga yang
seharusnya, khususnya di negara berkembang agar tercipta
keadilan.
“Kita harus punya lulusan-lulusan yang adaptif berbagai
perkembangan yang ada. Pola yang harus dikembangkan
harus mampu menjawab pertanyaan terkait inequality,
polarization, poverty and misery. Lulusan perguruan tinggi
kita harus mampu dalam hard skill dan soft skill,” kata Prof.
Dr. Hermanto Siregar, Ketua Umum PERHEPI yang juga
Guru Besar Ekonomi Pertanian IPB.
Pemaparan hasil penelitian di bidang ekonomi ini dibagi
menjadi dua sesi yang tiap sesinya menarik untuk disimak,
sangat banyak sudut pandang yang digali baik dalam hal
kebijakan ekspor-impor, industri secara umum, kelapa sawit,
peternakan dan lain-lain.
Tampak hadir Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan
Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan RI, Dr. Ir.
Kasan, M.M. dan Wakil Menteri Perdagangan RI 2011-2014,
Dr. Bayu Krisnamurthi (ff/ris)
Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (P2SDM-LPPM
IPB) ajak berbagai unsur baik perusahaan, pemerintah,
peternak, maupun peneliti untuk melakukan site visit
Program Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK) Penggemukan
Domba di Desa Nambo Kecamatan Klapa Nunggal,
Kabupaten Bogor, Jum’at (13/4).
Program SLAK Penggemukan Domba "Barokah Farm"
bentukan P2SDM LPPM IPB yang didampingi oleh alumni
IPB, Khairul Ikhwan, M Fikri Biran dan Nesa Mas ini dapat
dikatakan sudah mandiri. Berbagai aktivitas pelatihan
diterapkan kepada peternak di Barokah Farm mulai dari
cukur bulu domba, pembuatan pupuk dan pembuatan
pakan ternak. Khairul Ikhwan bertugas khusus untuk
membangun kelembagaan. M Fikri Biran mengelola
peternakan. Sementara Nesa Mas mengelola rumput untuk
pakan ternak.
Sekretaris P2SDM IPB, Warcito,SP M.M menyampaikan
SLAK Barokah Farm telah memiliki mitra yaitu Tawakal Farm.
Tawakal Farm merupakan perusahaan yang memiliki
jaringan luas untuk pasokan daging ke restoran. Mereka
siap menerima hasil penggemukkan dari Barokah Farm.
Bahkan Tawakal Farm siap memasok bakalan untuk dikelola
Barokah Farm dan siap menerima hasil panennya. Warcito
berharap nantinya model SLAK dapat direplikasi melalui
kerjasama dengan semua pihak baik perusahaan,
pemerintah, lembaga keuangan dan perguruan tinggi.
Unang, peternak yang dipercaya untuk mengelola
peternakan penggemukan domba Barokah Farm, setelah
mendapat edukasi dari IPB merasa bersemangat untuk
membesarkan peternakannya dan ingin menularkan ilmu
yang ia dapatkan kepada tetangganya di Desa Nambo.
Warcito menyampaikan, “Awalnya tidak mudah untuk
membangun SLAK penggemukkan domba Barokah Farm,
kita mulai dari Focus Group Disscussion (FGD), wawancara
hingga akhirnya ada yang siap.”
Di tempat terpisah, P2SDM LPPM IPB juga melakukan
program penggemukkan sapi untuk persiapan menjelang
Hari Raya Idul Adha. “Ini mudah-mudahan menjadi model
untuk direplikasi. Selain itu, terkait kesehatan ternak kami
libatkan Fakultas Kedokteran Hewan IPB,” kata Warcito.
Karena menurutnya, keterlibatan semua fakultas itu penting.
Yang jelas SLAK tetap akan dikembangkan di beberapa
tempat, sebagai sarana untuk belajar peternakan. “Kami
pun mengundang warga dari desa-desa se-Kecamatan
Klapa Nunggal,” lanjutnya.
Terkait pengembangan pakan hijauan, Pakar IPB, Prof. Agus
Setiyono yang juga mengawal SLAK Barokah Farm,
menyampaikan untuk hijauan pakan ternak bisa
menggunakan berbagai tanaman yang tumbuh di sekitar
Desa Nambo. Salah satu contohnya adalah tanaman Jali
yang tumbuh di pekarangan rumah warga. Sekretaris Camat
Klapa Nunggal, Deni Humaedi AS mengucapkan terima
kasih kepada IPB yang mendukung kegiatan ini. Ia berharap
warga bisa amanah memelihara dombanya. (dh/ris)
IPB Ajak Perusahaan Kunjungi SLAK Penggemukkan Domba di Desa Nambo
4
Siapkan Karier Pasca Kampus, IPB dan BNI Gelar Roadshow Rookie 2.0
Bank Negara Indonesia (BNI) 46 bekerja sama dengan
Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir
Institut Pertanian Bogor (IPB) mengadakan
roadshow Rookie 46 angkatan kedua bertempat di
pelataran Kantin Sapta Fakultas Teknologi Pertanian
(Fateta) Kampus IPB Dramaga, Rabu (11/04). Rookie 46
merupakan program rekruitmen pegawai Bank BNI yang
diadakan setiap tahun untuk posisi minimal manager
setelah dua tahun bekerja. Program ini menjadi program
unggulan yang dinanti oleh fresh graduate dikarenakan
tidak adanya ikatan dinas yang berlaku.
Hal ini merupakan salah satu terobosan baru karena hingga
saat ini program Rookie 46 menjadi pionir rekrutmen
pegawai dengan sistem rookie dan satu-satunya Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengaplikasikan metode
ini ialah BNI.
“Saat ini program Rookie 46 telah memasuki angkatan
yang kedua. Jika dahulu proses seleksinya berupa seleksi
fisik dengan simulasi camp di Kopassus, untuk tahun ini kita
semakin berinovasi untuk mencari rookie terbaik dengan
seleksi berupa kompetisi bisnis. Intinya, kami mencari para
pemimpin muda terbaik lewat jalur rookie ini,” ujar Aldo
Bimantoro selaku Recruitment Manager BNI.
Ia juga menyampaikan bahwa program ini sangat
menguntungkan bagi siapa saja yang lolos dikarenakan
insentif yang diberikan sangat menggiurkan. Antara lain
dana apresiasi sebesar 50 juta, jalan-jalan keluar negeri dan
kontrak bersama BNI 46. Setelah menjadi pegawai pun, para
rookie terpilih ini akan mendapatkan fasilitas yang layak,
pengalaman kerja profesional dan kenaikan pangkat
manager hanya dalam waktu dua tahun.
Syarat yang diperlukan untuk mendaftar Rookie 2.0 juga
tidak terlalu sulit, yaitu cukup dengan lulusan minimal S1,
rajin berorganisasi saat di kampus serta mengikuti berbagai
kompetisi selama periode kuliah telah dianggap memenuhi
syarat. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), batasan usia dan
jurusan saat kuliah tidak menjadi pertimbangan tim seleksi
rookie 46 ini.
“Pada tahun ini, seleksi tahap paling awal ialah dengan
seleksi video terkait alasan mengapa peserta pantas untuk
dipertimbangkan lolos tahap berikutnya. Hal ini menjadi
tantangan peserta bagaimana mereka dapat meyakinkan
tim seleksi bahwa mereka memang layak untuk dipilih.
Setelah itu, tahap kedua ialah kompetisi bisnis. Kami tidak
memiliki kuota tertentu untuk program rookie ini, selama
semuanya baik dan memenuhi syarat akan kami terima,”
ujar Aldo yang juga merupakan alumni Teknologi Industri
Pertanian (TIN) IPB angkatan 45 ini.
Aldo berharap adanya roadshow Rookie 46 ke IPB ini dapat
menumbuhkan rasa kesadaran mahasiswa IPB terkait
perencanaan karir ke depannya. Bagi mahasiswa yang belum
lulus tentu dapat lebih mempersiapkan diri dengan lebih
baik.
“Mahasiswa IPB punya kecenderungan terlalu low profile
ketika melamar kerja. Hal ini membuat potensi dan
kemampuan baik yang dimiliki menjadi tidak terlalu
menonjol. Jadi, pesan saya teman-teman harus bangga jadi
lulusan IPB dan manfaatkan kesempatan dengan sangat
baik, salah satunya dengan mengikuti seleksi Rookie 46 ini,”
tutupnya. (fifi/Zul)
Mahasiswa IPB Cetuskan Ide Standarisasi Size Makanan, Mirip Ukuran Baju
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) cetuskan
solusi untuk pemasalahan sampah makanan di
Indonesia. Solusi yang diberikan M. Firman
Ardiyansyah dan Raden Ajeng Faadhila, Fakultas Sekolah
Bisnis (SB) IPB adalah mengelompokkan makanan di
restoran berdasarkan standar ukuran. Penelitian mereka
yang berjudul Standarisasi Konsep Size S, M, L pada Menu
Makanan di Restoran sebagai Solusi Masalah Limbah
Makanan untuk Menciptakan Pembangunan Berkelanjutan
d i Indones ia berhas i l menjad i Juara 1 da lam
5
National English Competition yang diadakan oleh
Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
(HMJBSI), Universitas Negeri Medan, (2-3/3). Perlombaan
tersebut diikuti oleh berbagai Universitas di Indonesia.
Firman menceritakan bahwa maksud standarisasi size menu
makanan adalah memberikan ukuran S, M, L untuk nasi
terlebih dahulu. Ukuran S untuk porsi kecil, yaitu sama
dengan 3/8 gelas beras (setara dengan 50 gram), ukuran M
untuk porsi moderat atau yang biasa di makan, yaitu 3/4
gelas beras (setara dengan 100 gram), dan ukuran L untuk
porsi besar dengan 9/8 gelas beras (setara dengan 150
gram).
Dengan adanya standarisasi size makanan ini, harapannya
dapat mengurangi kerugian pangan yang terjadi pada tahap
konsumsi dan mewujudkan tujuan dari pembangunan yang
berkelanjutan, yaitu Responsible Consumption and
Production (konsumsi dan produksi yang bertanggung
jawab).
“Semoga ide standarisasi size makanan ini dapat
diimplementasikan di restoran-restoran seluruh Indonesia,
sehingga dapat menjadi solusi permasalahan limbah
pangan, serta mendorong terwujudkan pembangunan yang
berkelanjutan,” harap Firman. (UAM/Zul)
Langganan Prestasi, Mahasiswa Ini Didaulat Jadi Pelatih Mahasiswa
Forum Mahasiswa Muslim dan Studi Islam (Formasi)
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut
Pertanian Bogor (IPB) gelar Pelatihan Funding
Prestasi sebagai pengantar mahasiswa untuk berprestasi
dalam bidang akademik. Acara tersebut digelar di Ruang
Kuliah Agronomi 307 Fakultas Pertanian Kampus IPB
Dramaga, Bogor, Jawa Barat (12/4).
Funding yang kedua kali digelar oleh Formasi FEM IPB ini
memiliki tujuan untuk memberikan arahan dan pelatihan
terhadap semua hal yang terkait dengan perlombaan baik
dari perlombaan essay, LKTI, poster, debat dan lain-lain.
Panitia berharap pelatihan ini terus dilaksanakan setiap
tahunnya.
Pelatihan kali ini menghadirkan narasumber Ana
Fitrotunnnisa, mahasiswa dari Departemen Matematika IPB
yang sering menjuarai perlombaan essay tingkat nasional
dan internasional. Puluhan mahasiswa dari berbagai
angkatan dan berbagai departemen hadir menjadi peserta
pelatihan.
Ana mengatakan mengikuti lomba bukan untuk popularitas
tapi dalam rangka ibadah kepada Allah. Niatkan yang lurus
dalam setiap langkah dan harus fokus pada apa yang
dikatakan bukan siapa yang mengatakan. Niat karena Allah
justru yang lebih berpengaruh terhadap apa yang
dikerjakan.
”Jangan takut gagal, terus mencoba. Kegagalan hanya
terjadi pada orang yang mungkin memiliki niat yang masih
bengkok. Allah sayang sama kita Allah tidak inginkan kita
sombong dengan memberikan kegagalan pada kita. Itu
tanda Allah melindungi kita. Allah hanya benar-benar ingin
kita menjadi pemenang bukan pecundang, maka dari itu
luruskan niat kita terlebih dahulu pada jalan yang benar
karena Allah,” ujarnya.
Selain itu Ana juga membahas teknis dan metode dalam
setiap perlombaan. Ana menjelaskan teknis yang harus
diterapkan dalam pembuatan karya tulis agar dapat meraih
prestasi yang ditargetkan. Ana juga membahas metode yang
harus diterapkan dalam pembuatan karya dengan
menjadikan pengalamannya sebagai tolak ukur yang biasa Ia
terapkan dalam perlombaaan. Tidak hanya itu, dalam
pelatihan tersebut Ana juga siap memberikan bimbingan
khusus untuk mahasiswa IPB yang ingin terus berkarya dan
berprestasi.
Ia juga menceritakan pengalaman ketika jatuh bangun di
setiap ujian dan tantangannya pada saat Ia mengikuti
perlombaan. Yang penting tidak takut mencoba selama itu
tidak dosa.
“Jangan takut gagal. Yang dipermasalahkan bukan
jatuhnya, yang jadi masalah itu ketika kita jatuh berani
bangkit lagi tidak. Hidup harus seperti bola bekel, semakin
dijatuhkan lebih jauh maka akan melompat lebih jauh juga.
Jangan terlalu lama di pintu yang tertutup sehingga kita lupa
pada pintu yang terbuka. Semua mimpi akan menjadi nyata
jika kita punya keberanian untuk mewujudkannya,”ujarnya.
(idim/Zul)
6
Mahasiswa IPB Gelar Music Corner Pasca UTS
Music of Vocation (MOV), sebuah klub seni
mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)
menggelar pertunjukan Music Corner sebagai
refreshing pasca Ujian Tengah Semester (UTS) kemaren.
Acara tersebut digelar di Parking Park, IPB Vocation School,
IPB Cilibende, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/4).
Lebih dari seratus mahasiswa dan masyarakat menghadiri
Music Corner. Acara yang biasa digelar setiap dua kali dalam
setahun tersebut memiliki tujuan yaitu untuk menghibur
mahasiswa dan menghibur masyarakat sekitar kampus.
“Karena ini acaraya umum dan terbuka, jadi siapa saja boleh
melihat acara yang dipersembahkan untuk mahasiswa IPB
khususnya, dan umumnya untuk semua orang sekitar
kampus. Tujuannya agar mahasiswa tidak jenuh dan terlalu
serius pada perkuliahan saja, untuk itu perlu ada
persembahan hiburan karya mahasiswa untuk refreshing,”
ujar Tiwi, Ketua Pelaksana acara.
Tiwi, mahasiswa Program Keahlian Komunikasi, Sekolah
Vokasi IPB mengatakan Music Corner kali ini menampilkan
band dari organisasi MOV yang menghibur peserta. Music
Corner yang akan ditampilkan berasal dari saluran bakat
mahasiswa Sekolah Vokasi IPB. Tema yang diangkat kali ini
adalah Oter Space yang identik dengan benda-benda luar
angkasa. “Banyak band yang dibentuk dalam organisasi ini,
untuk mengapresiasikan setiap band kami persembahkan
setiap band tersebut tampil dan menunjukan karya-
karyanya,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Tiwi juga mengatakan acara Music Corner
digelar pada waktu yang tepat, agar mahasiswa benar-benar
terhibur pada acaranya. “Kebetulan waktu yang tepat untuk
bisa menghibur adalah setelah UTS,” ujar Tiwi.
“Dengan digelarnya acara Music Corner yang biasa
dilaksanakan dari tahun- ke tahun oleh organisasi musik
mahasiswa diploma IPB, saya berharap mahasiswa dapat
terhibur, dan acara ini tentunya terus dikembangkan dan lebih
maju lagi di tahun berikutnya,” tutur Tiwi, mahasiswa
Program Keahlian Komunikasi, Sekolah Vokasi IPB.
Selain Tiwi yang menyampaikan tanggapannya, Ketua
Organisasi Musik, Nugi menyampaikan harapan diadakan
acara kali ini. “Saya berharap diselenggarakannya acara ini,
mahasiswa ataupun masyarakat yang hadir dapat terhibur,
dapat merasakan kesenangan pada karya yang
ditampilkan,” ungkap Nugi (idm/ris).
Mahasiswa IPB Fieltrip ke Balai Uji Terap Teknik Metode Karantina Pertanian
Sebanyak 16 mahasiwa Program Studi Teknologi
Pascapanen, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor (IPB) melakukan Fieldtrip ke Balai Uji Terap
Teknik Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP), Kementerian
Pertanian, Citerup, Bekasi, Rabu (11/4). Mereka didampingi
dua dosen pendamping.
BUTTMKP merupakan salah satu lembaga pemerintah yang
memiliki tugas untuk mencegah masuknya Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Penganggu
Tanaman Karantina (OPTK) dan HPHK (Hama Penyakit Hewan
Karantina) ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) serta penyebaran dari suatu area ke area lain
di dalam wilayah Negara Indonesia sendiri. Selain itu
mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina ke
luar negeri. Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr selaku dosen
pembimbing berharap dengan adanya kegiatan ini mahasiswa
Program Studi Teknologi Pascapanen IPB dapat melihat secara
langsung penerapan ilmu kuliah karantina.
Drh. Mira Hartati, Kepala BUTTMKP atau biasa disebut Balai Uji
Terap menyambut baik kedatangan mahasiswa Teknologi
Pascapanen IPB. BUTTMKP memiliki unit fasilitas yang sangat
lengkap dan sangat menunjang kegiatan pelatihan. Mira
menambahkan bahwa BUTTMKP sering melakukan pelatihan
terhadap beberapa instansi terkait tentang fumigasi,
penanganan virus pada hewan, Bimtek karantina, dan kegiatan
pelatihan lainnya.
“Saya berharap ini bukan pertama dan terakhir mahasiswa
IPB mengadakan kunjungan ke sini, malahan bisa dilanjutkan
dengan kerjasama seperti penelitian mahasiswa,” papar
Mira. Mira sendiri merupakan alumni Fakultas Kedokteran
Hewan IPB angkatan 17 dan diamanahkan sebagai Kepala
Balai Uji Terap sejak 2017 tahun lalu (CU/ris).
JADWAL AGENDA INSTITUT PERTANIAN BOGORPERIODE 18 - 30 APRIL 2018
Kamis, 19 April 2018Workshop Aplikasi Teknik PCR Untuk Uji Diagnostic Agen Patogen pada Hewan
Waktu : 08.00- 15.00 WIB Tempat : PSSP LPPM IPBUnit Penanggung Jawab : PSSP LPPM IPBCP : 0251- 8320417/ 8360712
1
Kamis- Jum'at, 19- 20 April 2018Workshop on a Good Experimental Design for a Better Product Development
Waktu : 08.00- 17.00 WIB Tempat : Ruang Coklat, Trop BRC Kampus IPB Taman KencanaNarasumber : Dr. Utami Dyah Sya�tri dan Rudi Heryanto, M.SiUnit Penanggung Jawab : Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB CP : Tiest: 08156641396
2
Kamis, 26 April 2018 Agrianita Day
Waktu : 09.00- 14.00 WIB Tempat : Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga BogorUnit Penanggung Jawab : Agrianita IPB CP : Ibu Denok Amrozi (0813 9830 8527)
3
Sabtu-Minggu, 28- 29 April 2018 IPB Job Fair & Scholarship Expo 2018
Waktu : 08.00 WIB - selesai Tempat : Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga Unit Penanggung Jawab : Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB CP : 0251-8622642 ex. 127
4
Minggu, 29 April 2018 Pelatihan Pengajuan Serti�kasi Halal UMKM 2018
Waktu : 07.00- 17.00 WIB Tempat : Kampus IPB Baranangsiang BS B02- BS B04Narasumber : Ir. Hj. Osmena Gunawan (Direktur LPPOM MUI DKI Jakarta)Unit Penanggung Jawab : Panitia Pelatihan Pengajuan Serti�kasi Halal UMKM 2018CP : Stella (087821447998)
5
Minggu, 29 April 2018Konser Paduan Suara Mahasiswa D'Voice Batch 2017
Waktu : 18.30 WIB- selesai Tempat : Gedung Aula Serbguna Zeni, Jl. Jenderal Sudirman No. 35 Bogor Tengah Unit Penanggung Jawab : D'voice IPB CP : Yurikha (089632259457)
6
Akses berita dan foto IPB terkini pada laman:
www.ipb.ac.id, www.humas.ipb.ac.id, www.ipbmag.ipb.ac.id www.media.ipb.ac.id