Download - Paper Obgyn USG Trimester III Dafi FIX
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu bentuk imaging diagnostic
(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat
mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan
sekitarnya. Diagnostic dengan USG menggunakan gelombang suara pada
frekuensi tertentu. Gambar yang diperlihatkan di layar USG dihasilkan oleh
gelombang suara yang memantul dari janin atau struktur yang tercitra. Gelombang
ultra mempunyai frekuensi diatas 20.000 Hertz. Panjang gelombang suara syatu
alat USG sangat penting artinya karena akan menentukan kemampuan resolusi
alat tersebut.
Pemeriksaan ini bersifat noninvasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada
penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh
mempunyai nilai diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam
20 tahun terakhir ini, diagnostic ultrasonic berkembang dengan pesatnya,
sehingga saat ini USG mempunyai peranan yang penting untuk menentukan
kelainan berbagai organ tubuh.
1
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Indikasi Pemeriksaan USG
Indikasi merupakan salah satu prasyarat penting yang harus dipenuhi sebelum
pemeriksaan USG dilakukan. Pemeriksaan USG janganlah dilakukan secara rutin
atau setiap melakukan pemeriksaan pasien, terutama bila pasien hamil. Banyak
panduan yang telah diterbitkan, misalnya dari AIUM (American Institute of
Ultrasound in Medicine). Indikasi pemeriksaan dapat berupa indikasi obstetri,
ginekologi onkologi, endokrinologi reproduksi, dan indikasi non obstetri
ginekologi.
Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan
USG begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan
10 – 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 20
minggu) dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh
kembang janin. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan
bila ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada
pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut.
Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk
mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan
pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid. Sedangkan indikasi non
obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain, misalnya dari
bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ
ginekologi dll. Berikut ini diberikan contoh indikasi yang dikeluarkan oleh NIH-1
2.2 Persiapan USG
Persiapan Pemeriksaan
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung
tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah
2
menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam
kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan
penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena
terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.
Persiapan Alat
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap
baik. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik
pembuat peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya
diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan
alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh
informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya.
Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil
pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya
pemeriksaan.
Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-
benar telah mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan
USG atas dirinya.
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali
apakah ia seorang nona atau nyonya? Jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian
kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah
penularan infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua
buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
3
2.3. Jenis Pemeriksaan USG
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang
baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.
Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh
janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak
(live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali
pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
2.4. Teknik Pemeriksaan USG Obstetri
Pada pemeriksaan USG obseteri memakai teknik transabdominal, Pertama
pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan batas bawah
setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan batas lateral
sampai tepi abdomen.
4
Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas
untuk melindungi pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Taruh jelly
secukupnya pada kulit perut, lakukan pemeriksaan secara sistematis.
Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke
bawah, selanjutnya horizontal ke kiri dan ke kanan. Penjejak digerakkan dari
bawah ke atas, dimulai dari garis sisi kanan perut, kemudian setelah sampai
daerah perut atas transduser digerakkan ke bawah, selanjutnya transduser
digerakkan kembali ke arah atas.
Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral perut (horizontal),
juga secara sistematis, dimulai dari sisi kanan ke arah kiri, kemudian dari kiri ke
arah kanan dan terakhir dari kanan atas ke kiri (lihat gambar dan arah panah
beserta nomor garisnya).
2.5. USG pada kehamilan
Karena USG tidak bersifat invasif dan tidak memberikan efek radiasi
terhadap pasien, USG ini sangat bermanfaat dalam menilai perkembangan
kehamilan. Manfaat dari USG pada kehamilan dapat dikelompokkan
berdasarkan trimester.
Manfaat USG pada kehamilan trimester I,II danIII :
1. Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
2. Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau
cacat bawaan
3. Meyakinkan adanya kehamilan
4. Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan
ektopik.
5. Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.
6. Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan
janin.
7. Menduga adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar,
5
8. Mendeteksi berbagai hal yang misalnya adanya kista atau mioma pada
kehamilan.
9. Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu apabila pertumbuhan rahim
terlalu cepat disebabkan berlebihnya cairan amnion atau bukan.
10. Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan
menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
11. Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelainan premature.
12. Menentukan letak janin (memanjang atau membujur), atau terlilit tali
pusar sebelum persalinan.
13. Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
Anatomi fetus yang dapat diperiksa pada trimester I :
1. Uterus
2. Ovarium
3. Kantung kehamilan (Gestational sac)
4. Kantung kuning telur (Yolk sac)
5. Embrio dan janin < 12 minggu
Pemeriksaan anatomi janin pada trimester II dan III mencakup pencitraan:
1. Kepala fetus termasuk ventrikel (cerebral ventricles) dan fossa posterior
2. Tulang punggung (spine), vertebra
3. Perut (abdomen) terutama pada tempat insersi tali pusat
4. Ginjal
5. Vesica urinaria
6. Jantung
7. Lokasi plasenta
8. Cairan amnion
6
Gambar pemeriksaan USG Obstetri :
Gambar trimester I
7
Gambar Trimester II
Gambar Trimester III
8
variasi posisi uterus :
9
1. Gestational sac
Tanda utama pada kehamilan
Pseudogestational sac dari kehamilan ektopik dapat terlihat
2. Yolk sac
Definisi dari kehamilan intrauterine :
1. Cheerio sign (+)
2. Gestational sac + yolk sac
3. Adanya fetal pole dengan heart
beat (tambahan)
3. Fetal pole
4. Fetal heart beat
10
Normal fetal heart rate : 120-160 bpm.
Kita dapat menentukan usia janin dengan menghitung :
1. crown rump length (CRL) pada trimester I
11
2. skull biparietal diameter (BD) pada trimester II
3. femur length (FL) pada trimester III
2.6. pemeriksaan cairan amnion
Pengukuran volume cairan amnion telah menjadi suatu komponen integral
dari pemeriksaan kehamilan untuk melihat adanya resiko kematian janin. Hal ini
didasarkan bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat mengakibatkan
gangguan aliran darah ginjal dari janin, menurunkan volume miksi dan
menyebabkan terjadinya oligohidroamnion. Kelainan jumlah amnion dapat
menimbulkan gangguan pada janin seperti hipolplasia paru, deformitas janin,
kompresi tali pusat, PJT, prematuritas, kelainan letak dan kematian janin.
12
Gambar 18: Gambar di atas adalah contoh pengukuran secara single pocket,
dimana yang diukur adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan dinding
uterus, dan tidak ada bagian janin yang terletak dalam area pengukuran tersebut.
Interpretasi pengukuran cairan amnion berdasarkan single pocket.
Hasil Pengukuran Interpretasi
>2cm , <8cm Volume cairan amnion normal
>8cm Polihidramnion
8-12cm Polihidramnion ringan
12-16cm Polihidramnion sedang
>16cm Polihgidramnion berat
>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang
<1 cm Oligohidramnion
13
2.7. Pemeriksaan plasenta
a. Menentukan letak plasenta : untuk menentukan apakah letak plasenta
normal (di fundus / corpus uteri, atau abnormal (plasenta previa/ plasenta
marginal/ plasenta letak rendah)
14
BAB III
Kesimpulan
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu bentuk imaging diagnostic
(pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat
mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan
sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasif, tidak menimbulkan rasa sakit.
Pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang
diperoleh mempunyai nilai diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya,
karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita.
Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostic ultrasonic berkembang dengan pesatnya,
sehingga saat ini USG mempunyai peranan yang penting untuk menentukan
kelainan berbagai organ tubuh.
15
Daftar Pustaka
Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo. Penerbit
Prawirohardjo, Jakarta, 2009.
Karsono, B. Ultrasonografi Obstetri (Standard dan indikasi pemeriksaan).
Bagian Obstetri danGinekologi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
20035. Wijayanegara H, Wirakusumah FF, Mose JC, Sukarya WS.
Rasad, S., 2005. Radiologi Diagnostik. 2 ed. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Keith L. Moore, T. P., 2008. The Developing Human (Clinically Oriented
Embryology). 8 ed. Philadelpia: Saunders Elsevier.
16
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMUKEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS. HAJI MEDAN
I. IDENTITAS PASIEN
NAMA : Ny. N
JENIS KELAMIN : Perempuan
UMUR : 23 tahun
AGAMA : Islam
SUKU : Jawa
PEKERJAAN : Guru
PENDIDIKAN : S1
ALAMAT : Dusun II seintis percut sei tuan
NOMOR RM : 24 33 29
TANGGAL MASUK : 12-12-2015
PUKUL : 07.34 wib
IDENTITAS SUAMI
NAMA : Tn. A
JENIS KELAMIN : laki-laki
UMUR : 33 tahun
AGAMA : Islam
SUKU : Jawa
PEKERJAAN : Wiraswastwa
PENDIDIKAN : SMA
II. ANAMNESA
Ny. NK, 23 tahun, G1P0A0, islam, Jawa, S1, Guru, istri dari Tn. S, 33 tahun, islam, Jawa, SMA, karyawan swasta, jalan Dusun II seintis percut sei tuan, datang ke Rumah Sakit Haji Medan pada tanggal 12 Desember 2015 pukul 07.34 WIB dengan :
KU : Perut mulas-mulas mau melahirkan
17
Telaah : Keluhan dirasakan Os sejak tanggal 11 Desember 2015 pukul 18.00. keluar lender dan darah (+), keluar air dari kemaluan (+) sejak pukul 05.00 WIB. Riwayat tekanan darah tinggi (+) sejak 1 bulan terakhir, riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil (-), riwayat sakit kepala (-), nyeri ulu hati (-), mual (-), pandangan kabur (-), BAK/BAB (+) Normal.
BAK : (+) N
BAB : (+) N
RPT : (-)
RPO : (-)
RPK : (-)
Riwayat Perkawinan : Suami ke 1, menikah 1 kali usia 20 tahun
Riwayat Kontrasepsi : (-)
Riwayat Persalinan : (-)
Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Keteraturan : Teratur
Siklus : 28 hari
Lama haid : 4-5 hari
Volume : 3-4 kali ganti doek/ hari
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status present
Sens : CM Anemis : (-/-)
TD : 180/120 mmHg Ikterik : (-/-)
HR : 82 x/i Dyspnoe : (-)
RR : 20 x/i Sianosis : (-)
T : 36,30C Oedem : (+)
TB : 150 cm
BB :56 kg
18
Keadaangizi : Baik
Tenang/gelisah : Tenang
Cor : Bunyi Jantung normal, reguler, bunyi tambahan (-)
Pulmo : Suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
B. Status Lokalis
Kepala : Dalam Batas Normal
Leher : KGB tidak teraba, TVJ Normal
Thorax : Cor : Bunyi jantung normal, regular, bunyi jantung tambahan (-)
Pulmo : Suara pernafasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen : Membesar, asimetris
Fundus uteri : 3 jari dibawah processus xympoideus (34 cm)
Teregang : kanan
Terbawah : Kepala
Turunnya : -
S.B.R : Tidak dapat dinilai
Ring v.bandl : Tidak dapat dinilai
Taksiran BB anak
Formula Johnson :3400-3600 gram
Osborn : (+)
Gerak janin : (+)
His : 3 x 30”/10’
DJJ :143 x/i
IV. PEMERIKSAAN DALAM
Tanggal : 12 Desember 2015
Jam : 08.00 wib
Dokter/Bidan : PPDS
19
Indikasi : Menilai adekuasi panggul dan pembukaan
Pembukaan : 8
Cervix : Anterior
Efficement : 100%
Selaput Ketuban: jernih
Bagian Terbawah:Kepala
Turunnya : HII-III
Promontorium : Tidak teraba
Lin.Inominata : Teraba 2/3 anterior
Sacrum :Cekung
S.Ischiadica :Tidak menonjol
Arcus Pubis : Tumpul
Cocccigeus : mobile
Vagina : DBN
Vulva : DBN
Sarungtangan : Lendir darah (+)
Mekonium : (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG TAS
- Janin Tunggal, Persentasi Kepala, Janin Hidup
- FM (+)
- FHR (+)
- BPD : 95,6 mm
- FL : 76,0 mm
- AC : 320,4 mm
- EFBW : 3100 gram
- Plasenta : Corpus Posterior grade III
20
- Kesan IUP (38 W 0D) minggu + JT + PK + JH
Hasil laboratorium tanggal 12-12-15 pukul
Hematologi
Darahrutin Nilai NilaiRujukansatuan
Hemoglobin 10,4 12 – 16 g/dl
Hitung eritrosit 4,3 3,9 - 5,6 10*5/µl
Hitung leukosit 24,700 4,000- 11,000 /µl
Hematokrit 30,0 36-47 %
Hitung trombosit 251.000150,000-450,000 /µl
Index eritrosit
MCV 69,4 80 – 96 fL
MCH 24,0 27 – 31 pg
MCHC 34,6 30 – 34 %
Hitung jenis leukosit
Eosinofil 1 1 – 3 %
Basofil 0 0 – 1 %
N.Stab 0 2– 6 %
N. Seg 78 53–75 %
Limfosit 7 20–45 %
Monosit 14 4–8 %
LED 17 0-20 mm/jam
21
Kimia Klinik Nilai Rujukan
Glukosa Darah Sewaktu : 91mg/dL < 140
VI. DIAGNOSA
PTM + PEB + KDR(37-38 minggu)+ PK + AH+ inpartu
(Lapor Supervisor dr. Muslich P. Sp.OG)
R/ IVFD RL 20 gtt/i
-IVFD MgSO4 20% → Bolus
-IVFDMgSO4 40% 30cc → maintenance
-Inj Cefotaxim (profilaksis) → Skin test
- Sectio Caesarea cito
VII. LAPORAN PERSALINAN
Operator : dr. Muslich P. Sp.OG
Tanggal : 05/12/2015
Jam : 09.15 WIB
- Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang dengan baik.
- Dibawah spinal anestesi, dilakukan tindakan septik dengan cairan antiseptik betadin dan alkohol 70% pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
- Dilakukan insisi pfannensteil mulai dari kutis, subkutis otot di robek secara tumpul.
- Peritoneum di klem di dua sisi dan digunting dari atas kebawah.
- Tampak uterus, plica vesicouterina dijepit dengan pinset dan di gunting
- Dilakukan insisi pada SBR dan tembus tumpul s/d sub endometrium dan diperlebar sesuai arah sayatan, selaput ketuban dipecahkan warna : jernih
- Dengan melahirkan kepala, Lahir bayi perempuan 3050 gram, 50cm, APGAR 8-9, Anus (+).
- Talipusat di klem 2 tempat dan digunting, plasenta di lahirkan secara PTT Kesan lengkap.
- Cavum uteri dibersihkan dan uterus dijahit, cavum abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis. Luka operasi ditutup dengan kasa steril.
22
- KU ibu post sc : stabil
- Instruksi : awasi vital sign, kontraksi dan tanda – tanda perdarahan
R/ - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 amp/8 jam
- Inj. Gentamycin 80 mg/8 jam
- Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
- tramal supp II/8jam
FOLLOW UP
Follow Up tanggal 13 Desember 2015 pukul 06.00 WIB
S : -
O : Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)
TD : 160/120 mmHg Ikterik : (-)
HR :80x/menit Dyspnoe : (-)
RR : 20x/menit Sianosis : (-)
T : 36,5ºC Oedem : (-)
SL : Abdomen :Soepel, Peristaltik (+) N
TFU : 2 jari dibawah umbilikus, kontraksi (+)
L/O : Tertutup verban, kesan kering
P/V : (-) lochia (+) rubra
BAK : (+) via kateter, VOP: 50cc/jam kesan jernih
BAB : (-)
Flatus : (+)
ASI : (-/-)
Diagnosa : Post SC a/i PEB + NH1
23
Terapi :
-IVFD RL + oxyhtocin 10-10-5 i.u 20gtt/menit
-Inj. Cefotaxim 1 gr/8jam
-Inj. gentamycyn 80mg/8 jam
-Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
-tramal supp II/8jam
-Inj. Ranitidin 50mg/8 jam
-Amlodipin 1 x 10 mg
-Kaptopril 2 x 12,5 mg
Follow Up tanggal 14 Desember 2015 pukul 06.00 WIB
S : -
O : Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)
TD : 160/120 mmHg Ikterik : (-)
HR : 80 x/menit Dyspnoe : (-)
RR : 20 x/menit Sianosis : (-)
T : 36,6ºC Oedem : (-)
SL : Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N
TFU : 2 jari dibawah umbilikus, kontraksi baik
L/O : Tertutup perban, kesan kering
P/V : (-) lochia (+) rubra
BAK : (+) via kateter, 50 cc/jam kesan jernih
BAB/Flatus : - /+
ASI : (-/-)
Diagnosa : Post SC a/i PEB + NH2
Terapi -IVFD RL 20gtt/menit
-Inj. Cefotaxim 1 gr/12jam
-Inj. Gentamycyn 80mg/8 jam
24
-Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
-Tramal supp II/8jam
-Inj. Ranitidin 50mg/8 jam
-Amlodipin 1 x 10 mg
-Kaptopril 2 x 12,5 mg
Follow Up tanggal 15 Desember 2015 pukul 06.00 WIB
S : -
O : Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)
TD : 140/100 mmHg Ikterik : (-)
HR : 84 x/menit Dyspnoe : (-)
RR : 24 x/menit Sianosis : (-)
T : 36,9ºC Oedem : (-)
SL : Abdomen :Soepel, Peristaltik (+) N
TFU : 2 jari dibawah umbilikus, kontraksi baik
L/O : Tertutup perban, kesan kering
P/V : (-) lochia (+) rubra
BAK : (+) via kateter, 50 cc/jam kesan jernih
BAB : (-)
Flatus : (+)
ASI : (+/+)
Diagnosa : Post SC a/i PEB+ NH3
Terapi :
-Cefadroxil 500mg/12jam
-Asam Mefenamat 500mg/8 jam
-Grahabion 2 x 1 tab
25
-Amlodipin 1 x 10 mg
-Captopril 2 x 12,5 mg
Follow Up tanggal 16 Desember 2015 pukul 06.00 WIB
S : -
O : Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)
TD : 110/70 mmHg Ikterik : (-)
HR : 84 x/menit Dyspnoe : (-)
RR : 20 x/menit Sianosis : (-)
T : 36,5ºC Oedem : (-)
SL : Abdomen :Soepel, Peristaltik (+) N
TFU : 2 jari dibawah umbilikus, kontraksi baik
L/O : Tertutup perban, kesan kering
P/V : (-) lochia (+) rubra
BAK : (+)
BAB : (-)
Flatus : (+)
ASI : (+/+)
Diagnosa : Post SC a/i PEB+ NH4
Terapi :
-Cefadroxil 500mg/12jam
-Asam Mefenamat 500mg/8 jam
-Grahabion 2 x 1 tab
-Amlodipin 1 x 10 mg
-Captopril 2 x 12,5 mg
26
dr. Muslich P, Sp.OG
-diperbolehkan PBJ
-kontrol ulang 2 minggu lagi
-Terapi : -Asam mefenamat 3x1
-Grahabion 2x1
27