Download - Paper Krismin in Progress
A. SISTEM KRISTAL
Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongansistem kristal tersebut didasarkan pada empat hal, yaitu:
a. Jumlah sumbu kristal.b. Letak sumbu kristal yang satu terhadap sumbu yang lain.c. Besarnya parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal.d. Nilai (simetri) sumbu c atau sumbu vertikal.
Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah:
1. Sistem Isometrik
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai system kubus/kubik karena bentuknya yang menyerupai kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya. Dalam penggambaran sistem kristal ini, nilai sudut antara a1 dan -a2 adalah 30° dengan perbandingan panjang penggambaran antara sumbu
a1, a2, dan a3 adalah 1:3:3.Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu isometrik adalah intan, galena, halit, flourit, dan pirit.
2. Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan a2 mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c tidak sama panjang,. Sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Dalam penggambaran sistem kristal ini sudut antara a1 dan -
a2 adalah 30° dengan perbandingan panjang penggambaran antar sumbu a1, a2, dan a3 adalah 1:3:6. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu tetragonal adalah zirkon, rutile, dan kalkopirit.
3. Sistem Rombis
Sistem ini disebut juga ortorombik dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Sumbu a merupakan sumbu terpendek, dan sumbu
c merupakan sumbu terpanjang. Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a dan –b adalah 30° dengan perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a, b, dan c adalah sembarang dengan sumbu a terpendek dan sumbu c terpanjang. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu ortorombik adalah olivin, topas, dan barit.
4. Sistem Heksagonal
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a1, a2,
dan a3 masing-masing saling membentuk sudut 120° satu terhadap yang lain). Sumbu a1, a2, dan a3 mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a3 dan
-a2 adalah 40°, dan sudut antara a1 dan -a2. Perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a3, a2, dan a1 adalah 1:3:6. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu heksagonal adalah kuarts, grafit, dan apatit.
5. Sistem Trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu trigonal adalah kalsit, magnesit, siderit, dan ilmenit.
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a dan -b adalah 45° dengan perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a, b, dan c adalah sembarang dengan sumbu c terpanjang dan sumbu a terpendek. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu monoklin adalah azurit, malasit, amfibol, mika, dan gipsum.
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a dan –c adalah 45°, dan sudut antara b dan c adalah 60°. Perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a, b, dan c adalah sembarang dengan sumbu c terpanjang dan sumbu a terpendek. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu triklin adalah albitdan anortit.
B. SIMBOLISASI SISTEM KRISTAL HERMANN – MAUGUIN
Simbolisasi digunakan dalam mencirikan setiap kelas kristal. Simbolisasi yang sering digunakan adalah simbolisasi Hermann – Mauguin. Cara ini dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Simbolisasi Sistem IsometrikPada system ini, dibagi menjadi tiga kolom, yaitu:- Kolom I : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak
lurus dengan sumbu tersebut.
- Kolom II : Nilai sumbu yang menembus bidang (111) dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.
- Kolom III : Nilai sumbu yang menembus bidang (110) dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.
Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem isometrik nonmodifikasi
2. Simbolisasi Sistem Trigonal, Tetragonal, dan HeksagonalPada ketiga sistem ini memiliki cara yang sama, yaitu:- Kolom I : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak
lurus dengan sumbu tersebut.- Kolom II : Nilai sumbu kristal a1, a2, atau a3 dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.- Kolom III : Nilai sumbu yang terletak antara dua sumbu horizontal serta
ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.
- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem trigonal nonmodifikasi
- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem tetragonal nonmodifikasi
- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem heksagonal nonmodifikasi
3. Simbolisasi Sistem Rombis- Kolom I : Nilai sumbu a dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.- Kolom II : Nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak
lurus sumbu tersebut.- Kolom III : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak
lurus sumbu tersebut.
- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem ortorombik nonmodifikasi
4. Simbolisasi Sistem MonoklinHanya satu kolom, yang menunjukkan nilai sumbu simetri pada sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.
4/m 3 2/m
3/m 2/m 2/m
4/m 2/m 2/m
6/m 2/m 2/m
2/m 2/m 2/m
- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem monoklin nonmodifikasi
5. Simbolisasi Sistem Triklin Terbagi dalam dua kelas, yaitu:- 1 : kristal tidak memiliki pusat kristal.- 1 : Kristal memiliki pusat kristal.
Simbolisasi sistem kristal
Sistem kristal memiliki tujuh sistem. Ketujuh sistem tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:1. Sistem isometrik, dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
a. Tetartoidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
b. DiploidalSimbolisasi Hermann – Mauguin
c. Heksatetrahedral
Simbolisasi Hermann – Mauguin
2/m
2 3
2/m 3
4 3 m
d. Giroidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
e. Heksaoktahedral
Simbolisasi Hermann – Mauguin
2. Sistem tetragonal, dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:
a. Tetragonal-disfenoidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
b.
c.d.e.f.
4 3 2
4/m 3 2/m
4
b. Tetragonal-piramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
a.
b.
c. Tetragonal-dipiramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
d. Tetragonal-skalenohedral
Simbolisasi Hermann – Mauguin
e. Tetragonal-trapezohedral
Simbolisasi Hermann – Mauguin
4
4/m
4 2 m
4 2 2
f. Ditetragonal-piramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
g. Ditetragonal-dipiramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
3. Sistem ortombik, dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
a. Rombik-piramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
4/m
4/m 2/m 2/m
m m 2
b. Rombik-disfenoidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
c. Rombik-dipiramidal Simbolisasi Hermann – Mauguin
4. Sistem heksagonal, dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:5.
a. Heksagonal-piramidal
Simbolisasi Hermann – Maugui
b. Heksagonal-dipiramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
2 2 2
2/m 2/m 2/m
6
c. Diheksagonal-piramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
d. Diheksagonal-dipiramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
e. Heksagonal-trapezohedral
Simbolisasi Hermann – Mauguin
f. Heksagonal-skalenohedral
6/m
6 m m
6/m 2/m 2/m
6 2 2
Simbolisasi Hermann – Mauguin
g. Rhombohedral
Simbolisasi Hermann – Mauguin
6. Sistem trigonal, dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
a. Trigonal-piramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
b. Trigonal-dipiramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
3 2/m
3
4 2 -
6
c. Trigonal-trapezohedral
Simbolisasi Hermann – Mauguin
d. Ditrigonal-piramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
e. Ditrigonal-dipiramidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
3 2
3 m
6 m 2
7. Sistem monoklin, dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:a. Domatik
Simbolisasi Hermann – Mauguin
b. Sfenoidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
c. PrismatikSimbolisasi Hermann – Mauguin
8. Sistem triklin, dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:a. Pedial
Simbolisasi Hermann – Mauguin
m
2
2/m
1
b. Pinakoidal
Simbolisasi Hermann – Mauguin
C. HUBUNGAN MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral beserta sifat –
sifatnya. Mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat dan homogen dan hasil
bentukan alam yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia tertentu serta umumnya
berbentuk kristalin. Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang
mempelajari sistemsistem kristal. Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan
yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam
Hibbard,2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang
berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau
molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa
bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar
ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal
yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal
itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu
kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang
menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan
panjang yang disebut sebagai parameter.
1
DAFTAR PUSTAKA
Kraus, Edward Henry, Walter Fred Hunt, and Lewis Stephen Ramsdell.1951.Mineralogy. New York: Mc Graw-Hill Book Company, Inc.
http://en.wikipedia.org/wiki/Crystal_system
http://webmineral.com/crystal/Triclinic-Pinacoidal.shtml
http://starifikasi.blogspot.com/
http://warmada.staff.ugm.ac.id/Buku/agromineral.pdf
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
PAPER PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGIACARA : KRISTALOGRAFI
Nama : Muhamad Rizki Asy’ari
NIM : 10/300976/TK/36739
Rombongan/Kelas: 6/A
AsistenAcara : Albertus Airlangga C. P.
Agustinus Kelodeng Kabelen
Brilian Budi Prakosa
YOGYAKARTA
OKTOBER
2010