Download - Paper Fertilitas
TUGAS ANALISIS KEPENDUDUKAN
Analisis Kasus Fertilitas
Nama Anggota :
1. Rahmawati Nur Mutmainah 25010111140357
2. Shinta Permataningtyas 25010111140358
3. Verena Septasari W 25010111140359
4. Milka Noviananda H 25010111140360
5. Sarah Astari 25010111140361
Kelas E/2011
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2013
ANALISIS FERTILITAS
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan;
misal berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Apabila pada waktu
lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati(still birth) yang di
dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Di samping
istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada
kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak
lahir hidup.
Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertlitas masa
kini. Jumlah kelahiran bayi yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan
kematian bayi akan menyebabkan bayi-bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang
lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya disaat kematian bayi
masih tinggi. Lima belas tahun kemudian bayi-bayi ini akan membentuk kelompok
perempuan usia subur. Meskipun tingkat fertilitas sudah menurun, kalau jumlah
ibunya besar sebagai akibat tingkat kelahiran yang tinggi dimasa lalu serta
perbaikan kesehatan, maka jumlah bayi yang lahir masih akan tetap banyak
jumlahnya.
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk. Fertilitas yang tinggi di suatu negara akan
menimbulkan pertambahan laju penduduk. Bertambahnya laju pertumbuhan
penduduk dapat menyebabkan kepadatan penduduk di negara tersebut. Hal ini
seperti yang terjadi di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011, saat angka fertlitas
mencapai 3,1 persen. Angka tersebut berada diatas angka fertilitas nasional yaitu
2,0 persen.
Angka fertilitas tersebut adalah Tingkat Fertilitas Total (TFR), dimana TFR
didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1000
penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya. Angka 3,1 persen memiliki
arti bahwa setiap kepala keluarga penduduk di Sulbar rata-rata melahirkan tiga
orang anak. Tingginya angka fertilitas di Sulbar membuat laju pertumbuhan
penduduk Sulbar juga mengalami peningkatan, pada tahun 2011 laju pertumbuhan
penduduk Sulbar mencapai 2,47 persen dari sekitar 1.158.336 orang penduduknya
pada tahun 2011. Laju pertumbuhan penduduk Sulbar itu di atas angka
pertumbuhan penduduk nasional mencapai 1,49 persen dari sekitar 237 juta
penduduk keseluruh di Indonesia ini.
Kejadian lain di Indonesia yang dapat menambah laju pertumbuhan penduduk
adalah peningkatan fertilitas remaja. Seperti yang dipaparkan di kasus pertama
bahwa angka fertilitas remaja usia 15-19 di Indonesia pada tahun 2012 mengalami
peningkatan. Dari 35 kelahiran per 1000 perempuan dan pada tahun 2011 menjadi
48 kelahiran per 1000 perempuan pada tahun 2012. Sedangkan target nasioanal
untuk fertilitas pada remaja adalah 30 kelahiran per perempuan. Kejadian tingginya
ASFR pada remaja disebabkan oleh rata- rata Usia kawin Pertama (UKP) yang
masih rendah.
Usia Kawin Pertama adalah usia dimana seseorang melakukan hubungan
intim untuk yang pertama kalinya. Rata-rata usia kawin pertama di Indonesia
menurut BPS menunjukkan masih cukup rendah, yaitu dibawah 20 tahun.
Rendahnya UKP bisa disebabkan karena pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi di kalangan remaja masih rendah. Perkawinan di bawah 20 tahun secara
kesehatan reproduksi bisa dikatakan masih terlalu muda, secara mental sosial
belum siap dan secara ekonomi juga biasanya belum mapan. Menurut Riskesdas
2010 perkawinan yang sangat muda umumnya terjadi pada perempuan di
perdesaan, berpendidikan rendah, berstatus ekonomi termiskin, serta pada
kelompok tani, nelayan, dan buruh. Hal ini menurut data statistik indonesia
perempuan dan laki- laki yang memiliki status sosial ekonomi rendah tidak banyak
memiliki alternatif kegiatan lain sehingga menikah muda dan meninggalkan bangku
sekolah.
Tingginya angka kelahiran di kalangan remaja akan berdampak terhadap
angka kematian ibu dan bayi. Menurut Mentri Kesehatan, selama ini penyebab
kematian ibu yang dianggap paling besar adalah hipertensi dan perdarahan. Risiko
mengalami perdarahan dikatakan lebih tinggi ketika seorang perempuan hamil dan
melahirkan di usia yang terlalu muda maupun terlalu tua. Usia 15-20 tahun dianggap
masih terlalu muda dan beresiko tinggi mengalami perdarahan saat melahirkan.
Selain itu kekurangan gizi sejak remaja menyebabkan ibu hamil mengalami anemia
yang membahayakan persalinan. Riskesdas 2010 menyebutkan, secara nasional
penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal
(kurang dari 70 persen dari angka kecukupan energi orang Indonesia ) berjumlah
40,7 persen. Lebih dari separuh (54,5 persen) remaja berusia 13-18 tahun
mengonsumsi energi kurang dari kebutuhan minimal. Khusus untuk perempuan usia
dewasa, 19-55 tahun, 40,7 persen mengalami kekurangan asupan energi. Kematian
Ibu saat melahirkan memperbesar kemungkinan bayi yang dilahirkan juga meninggal
atau pertumbuhannya lambat.
Selain menyebabkan angka kematian Ibu dan Bayi meningkat, tingginya
fertilitas remaja juga berdampak pada meningkatnya tindak aborsi di Indonesia.
Hasil penelitian Komnas PA bersama BKKBN mengenai tingkat aborsi di Indonesia
di dapatkan pada tahun 2008 terdapat ± 2 juta jiwa anak korban aborsi. Pada tahun
2009 bertambah 300.000 jiwa menjadi 2,3 juta jiwa anak korban aborsi, dan pada
tahun 2010 bertambah lagi menjadi 2,5 juta jiwa anak korban aborsi. Dari jumlah
tersebut sebanyak 62,6% dilakukan oleh anak berusia dibawah 18 tahun.
Semakin muda usia kawin pertama yang dilakukan seseorang maka akan
semakin lama pula masa reproduksinya. Hal ini berpengaruh pada tingkat fertilitas
wanita dan penduduk seara umumnya. Semakin lama masa reproduksi wanita,
maka kemungkinan wanita tersebut melahirkan banyak anak akan semakin besar.
Dalam persoalan makro hali ini akan menyebabkan meningkatya tingkat
pertumbuhan penduduk suatu daerah.
TFR di Indonesia tahun 2012 berdasarkan berita pertama cenderung stagnan
yaitu 2,6 anak per perempuan, namun angka tersebut masih diatas target nasional
yaitu 2,1 anak per permpuan. Hal ini disebabkan karena pemakaian KB mengalami
sedikit kenaikan dan besarnya angka ASFR pada usia 15-19 tahun yang
menyumbang stagnasi TFR nasional. Menurut data dari BKKBN selama lima tahun
terakhir pemakaian KB cara modern meningkat sekitar 0,5% dari 57,4% menjadi
59,7%.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa fertilitas merupakan salah satu
faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk, oleh karena itu apabila
tingkat fertilitas tidak ditekan atau tidak dikendalikan, maka akan terjadi kepadatan
penduduk yang dapat menyebabkan berbagai macam masalah. Angka kepadatan
penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap 1 kilometer persegi.
Semakin besar kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin padat penduduk
yang mendiami wilayah tersebut. Angka kepadatan penduduk di Indonesia menurut
sunses tahun 2010 adalah 124 jiwa/km2 yang artinya bahwa secara rata rata setiap
1 km2 wilayah Indonesia didiami oleh 124 penduduk.
Kepadatan penduduk mempunyai dampak di berbagai sektor, terutama di
sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Di sektor pendidikan, apabila terjadi
pertambahan jumlah penduduk yang sangat banyak, maka permintaan akan tenaga
kerja pendidikan juga akan bertambah. Hal ini bagus karena akan menambah
peluang kerja bagi rakyat indonesia. Namun apabila angkatan kerja di masa datang
mempunyai kualitas yang tidak berkembang di bandingkan tahun tahun sebelumnya,
maka permintaan akan tenaga pendidikan mungkin tidak akan terpenuhi.
Bertambahnya jumlah penduduk akan mengakibatkan bertambahnya pula
permintaan akan tempat tinggal. Apabila permintaan akan tempat tinggal bertambah,
maka kebutuhan akan air bersih juga akan meningkat. Namun apabila permintaan
air yang meningkat tidak seimbang dengan pembangunan dan pengembangan di
bidang lingkungan, maka akan terjadi kelangkaan air bersih. Contoh kasus seperti
yang terjadi di Ibu kota Indonesia, yaitu Jakarta, bertambahnya jumlah penduduk
berbanding terbalik dengan sumber daya air bersih yang semakin berkurang. Air
tanah sebagian besar sudah tercemar. Sungai-sungai yang mengalir di Jakarta
penuh dengan sampah dan kadar limbahnya sudah terlalu berat sehingga PDAM
pun kesulitan mendapatkan air baku untuk diolah menjadi air yang layak dikonsumsi
masyarakat. Yang paling merasakan dampak krisis air bersih adalah kaum miskin
yang berpenghasilan rendah. Mereka tidak mempunyai pilihan lain selain
menggunakan air yang tidak layak untuk minum, mandi, mencuci, maupun
menggosok gigi. Dengan adanya kelangkaan air bersih dan penggunaan air yang
tidak layak konsumsi, maka akan menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan
air sebagai media penularan penyakit (water borne disease)
Salah satu penyakit water borne yang sering diderita dan merupakan
pembunuh bayi dan anak no 1 di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah
penyakit yang disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Diare dapat terjadi
bila seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari
sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar
pada saat disimpan dirumah.
Diagram diatas menunjukkan beberapa penyebab kematian bayi di Indonesia.
Dari gambar diatas diketahui bahwa penyakit diare mengambil bagian terbanyak
dibandingkan penyakit lain. Menurut Sub Spesialis Gastroenterology Anak RSCM, dr
Muzai Kadim, SpA bahwa sebanyak 15 persen kematian di Indonesia disebabkan
oleh diare, bahkan diare sudah pernah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB).
Kematian bayi juga berhubungan dengan tingginya fertilitas remaja. Anak
remaja usia 15-19 tahun yang sudah menikah dianggap belum mampu secara
sosial, mental dan ekonomi, Akibatnya apabila mereka mempunyai anak sedangkan
tingkat ekonominya rendah, mempunyai rumah yang sanitasinya buruk,hygiene
lingkungan buruk, maka bayi tersebut beresiko tinggi mengalami penyakit penyakit
yang dapat menyebabkan kematian.
Permintaan pelayanan kesehatan di Indonesia akan meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk. Program program pemerintah yang akan
datang memungkinkan semua orang untuk mendapatkan akses pelayanan
kesehatan, namun apabila jumlah permintaan tidak sebanding jumlah tenaga
kesehatan, maka akan terjadi kemunduran dalam pelayanan kesehatan. Seperti
yang terjadi di Jakarta (kota terpadat di Indonesia) saat diterapkannya KJS (kartu
Jakarta Sehat), dimana antara jumlah permintaan tidak seimbang dengan jumlah
tenaga kesehatan. Akibatnya tidak semua orang bisa ditangani dengan segera. Hal
ini dapat mengakibatkan kematian pada pasien, contohnya kasus bayi Dera dan
Dara.
Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat, dapat berdampak pada
berkurangnya ketersediaan lapangan kerja di indonesia. Setiap orang di dunia ini
membutuhkan pekerjaan untuk menghasilkan uang sebagai alat untuk bertahan
hidup. Apabila jumlah penduduk meningkat, maka permintaan akan lapangan
pekerjaan juga meningkat, namun di Indonesia, lapangan pekerjaan yang tersedia
belum sebanding dengan banyaknya angkatan kerja. Menurut Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2012 angkatan kerja di tanah air sebanyak
119,39 juta orang sedangkan lowongan pekerjaan sebanyak 112,9 juta. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja lebih banyak di
bandingkan dengan lowongan pekerjaan. Hal ini dapat menimbulkan pengangguran.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah- masalah sosial
lainnya. Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa kemiskinan merupakan salah
satu penyebab Usia Kawin Pertama rendah, jadi apabila hal ini tidak mendapatkan
perhatian untuk segera ditangani maka kejadian tingginya fertilitas remaja akan
selalu terulang.
Masalah lain yang ditimbulkan dari kepadatan penduduk adalah transportasi
meningkat. Permintaan akan kendaraan bermotor dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan. Berikut adalah tabel perkembangan jumlah kendaraan
bermotor menurut jenisnya tahun 1987-2011.
Gas buangan dari kendaraan bermotor, dapat mengakibatkan pencemaran udara.
Semakin banyak pengguna kendaraan bermotor di Indonesia maka akan semakin
tercemar pula udara di Indonesia. Di Jakarta, tahun 2011-2012 parameter
pencemaran partikulat meter (PM10) mencapai 60 mikrogram/m3, sedangkan
standart nasional Indonesia adalah 50 mikrogram/m3. Menurut Ahmad Safrudin,
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel angka 60 mikrogram/m3
merupakan angka yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan standart nasional
Indonesia. Tingginya kadar polutan di udara dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit, salah satunya yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Kepala Dinas
Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati menyatakan gangguan pernafasan di
Jakarta selama 2012 meningkat. Berdasarkan data yang dirilis RS Cipto
Mangunkusumo menunjukkan sebanyak 46% penyakit di Jakarta,timbul karena
pencemaran udara.
Solusi
Menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi
Sulbar, Abdullah Kemma untuk mengatasi tinggat fertilitas indonesia yang
terus bertambah yaitu dengan memaksimalkan program kependudukan dan
keluarga berencana.
Menurut Menteri Kesehatan Indonesia untuk mengatasi tingginya fertilitas di
kalangan para remaja ada beberapa hal yang harus dilakukan
1. Ditingkatkannya pendidikan agama dan pendidikan kesehatan
reproduksi untuk melindungi para remaja dari perilaku seks beresiko.
2. Selain itu Kemenkominfo juga ikut andil dengan memastikan tidak ada
tayangan vulgar di TV.
3. Kampanye peningkatan pendewasaan usia pernikahan dan
menurunkan angka fertilitas remaja dengan mencegah perkawinan
usia dini.
Menurut Inspektur Utama BKKBN, Miere Selfia Sangian, Program Generasi
Berencana (GenRe) dari BKKBN dapat mengatasi masalah fertilitas remaja di
Indonesia. Program GenRe adalah program yang fokus pada mempersiapkan
remaja dalam hal bagaimana merencanakan masa depan mereka dengan
mengoptimalkan potensi dan peluang sebelum mereka membangun sebuah
keluarga. Program GenRe antara lain
1. Merencanakan usia perkawinan
2. Merencanakan masa hamil
3. Merencanakan jarak kehamilan
4. Merencanakan jumlah anak
Peningkatan pemberdayaan petugas dan kader KB di lapangan sebagai
ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. Program kependudukan dan
keluarga berencana adalah program strategis pemerintah daerah dengan
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan menekan angka
kelahiran demi penikatan taraf hidup masyarakat. (Kepala Bidang Pelatihan
dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat, Ida Indrawati)
Penyelenggaran jaminan kesehatan dengan universal coverage melalui
BPJS akan menciptakan permintaan atas layanan kesehatan yang lebih
besar. Dengan sistem jaminan kesehatan tersebut, lanjut dia, jumlah
masyarakat yang bisa menikmati layanan kesehatan semakin bertambah.
(Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Kesehatan,
Pendidikan, dan Tenaga Kerja, James T Riyadi)
Utilisasi atau pemanfaatan obat-obat kronis atau yang lebih serius seperti
kanker, stroke, diabetes, jantung dan sejenisnya, diperkirakan akan
meningkat tajam saat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dilaksanakan per 1 Januari 2014 mendatang. Karena relatif mahal,
mereka yang tadinya tidak mampu beli, dengan adanya BPJS jadi mampu.
Selain itu, perusahaan farmasi sedang mempersiapkan diri untuk
meningkatkan kapasitas produksi dan memaksimalkan pabrik yang ada,
dalam rangka mendukung Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 2014.
Selain itu, kebutuhan akan obat di dalam negeri akan meningkat, khususnya
obat generik, seiring dengan meningkatnya jumlah pasien miskin dan tidak
mampu yang akan berobat melalui sistem ini.
Rekomendasi Solusi
Menurut kelompok kami, solusi yang tepat untuk mengatasi masalah fertilitas
remaja yang terus meningkat adalah penggabungan antara peningkatan pendidikan
agama dan pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan remaja, memastikan tidak
ada tayangan vulgar di TV, memaksimalkan program kependudukan dan keluarga
berencana dan program genre. Dengan penggabungan dari keempat solusi tersebut
maka tingginya fertilitas remaja akan mudah untuk ditekan.
Kesimpulan
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk. Tingginya tingkat fertilitas suatu negara
dapat meningkatkan laju pertumbuhan penduduk yang berakibat pada
kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dapat menyebabkan
pengangguran, kemiskinan, pencemaran lingkungan, penurunan tingkat
kesehatan masyarakat indonesia, dll.
Fertilitas remaja dipengaruhi oleh tingkat ekonomi, sosial dan pendidikan.
Apabila tingkat sosial ekonomi dan pendidikan rendah dapat menyebabkan
Usia Kawin Pertama juga rendah. UKP rendah dibawah 20 dapat
menyebabkan naiknya tingkat fertilitas remaja.
Fertilitas remaja yang meningkat dapat mengakibatkan AKI, AKB dan tindak
aborsi meningkat.
Daftar Pustaka
o http://health.liputan6.com/read/482905/bkkbn-pernikahan-remaja-naik-tapi-peserta-kb- menurun
o http://news.detik.com/read/2012/06/23/040401/1948868/10/ada-cara-lain-mencegah- free-sex-remaja-selain-sosialisasi-kondom
o http://wartaaceh.com/bkkbn-kawal-64-juta-remaja-dari-free-sex/ o http://www.bogorkab.go.id/2013/03/26/kepadatan-penduduk-kabupaten-bogor-8-020-per-
km-2/o http://www.beritasatu.com/ekonomi/75557-bpjs-meningkatkan-permintaan-pelayanan-
kesehatan.htmlo http://www.beritasatu.com/riset/103417-utilisasi-obat-kronis-diprediksi-meningkat-tajam-
saat-bpjs.htmlo http://m.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/03/25/mk6gvv-
bkkbn-banggakan-kb-pada-komite-pramuka-duniao http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/02/23/mio23w-waspada-diare-
pada-anako http://www.infodokterku.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=201:data-angka-diare-di-indonesia&catid=40:data&Itemid=54
o http://health.kompas.com/read/2012/02/16/06420730/ Perdarahan.Penyebab.Terbesar.Kematian.Ibu.Melahirkan
o http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php? option=com_content&task=view&id=300&Itemid=300&limit=1&limitstart=1