Download - Papaverin
I. Papaverin
Sifat Fisika-Kimia
Rumus molekul : C20H22ClNO4
Nama : 1- (3,4-Dimethoxybenzyl) -6,7-dimethoxyisoquinoline
hidroklorida.
Pemerian : Putih atau hampir putih, bubuk kristal atau
kristal putih atau hampir putih. Tidak berbau; rasa pahit lalu
pedas
Kelarutan : Sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam
alkohol.
Berat molekul : 375.9
Titik lebur : 226℃Titik didih : 483.2°C at 760 mmHg
Titik nyala : 172.2°C
Penggunaan
Papaverin HCl mempunyai sedikit aksi analgesik. Digunakan sebagai relaksasi otot polos pada penyakit peripheral vascular, thrombo – angittis obliterans, terapi spasme koroner, usus, ureter, dan biliary colic serta dysmenorrhoea. Juga digunakan untuk pencegahan setelah operatif pulmonary collapse dan sebagai bahan dari spray digunakan untuk menyerang asma (British Pharmaceutical Codex, 1959).
Papaverin HCl memiliki efek spasmolitik pada otot polos. Efek spasmolitik utamanya terjadi pada pembuluh darah termasuk pembuluh darah arteri koroner, serebral, paru, dan perifer, serta merelaksasi otot polos pada bronkus, saluran cerna, ureter, dan saluran kemih. Papaverin merelaksasi otot jantung dengan menghambat stimulasi otot jantung secara langsung, memperpanjang periode refraksi, dan menghambat konduksi. Papaverin memiliki efek minimum pada kerja sistem saraf pusat, namun pada dosis tinggi dapat menimbulkan efek depresan pada beberapa pasien. Papaverin juga memiliki efek yang lemah untuk meningkatkan aktivitas Ca-channel Bloker pada dosis tinggi (AHFS Drug Information 2002, p.1905).
Papaverin HCl umumnya digunakan untuk mengatasi iskemia serebral dan perifer yang berkaitan dengan spasme dan iskemi jantung dengan komplikasi aritmia. Juga digunakan untuk meningkatkan sirkulasi kolateral pada oklusi pembuluh darah. Dapat digunakan untuk terapi disfungsi ereksi dengan penggunaan melalui intracavernosa (AHFS Drug Information 2002)
Identifikasi Analisis Kualitatifa. Uji Pendahuluan:
Reaksi Mayer
Zat + HCl 0.5N + pereaksi Mayer endapan putih
b. Uji Identifikasi:
Zat + HNO3 pekat coklat merah
Zat + 1 ml H2SO4 10% dipanaskan 160oC violet
Reaksi Erdman
Zat + pereaksi erdman ungu
Reaksi Mandelin
Zat + H2SO4 + FeCl3 hijau biru
Reaksi Marquis
Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat (melalui dinding tabung, pelan-pelan)
→ ungu-coklat rosa
Reaksi Froudh
Zat + larutan 1% NH4 molibdat dalam H2SO4 pekat ungu merah
Reaksi Zwikker
Zat + 1 ml Pyridin 10% + CuSO4 lihat dibawah mikroskop batang panjang
tidak berwarna
Reaksi Coralyn
Zat + 1 ml asam asetat anhidrida + 3 tetes asam sulfat pekat → fluoresensi
kuning kehijauan
Spectrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam
KBr P menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Papaverin Hidroklorida BPFI.
Spectrum serapan ultraviolet larutan (1 : 400.000) dalam HCl 0,1 N menunjukkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Papaverin
Hidroklorida BPFI, daya serap masing-masing, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum kurang lebih 251 nm
berbeda tidak lebih dari 3%.
Identifikasi Analisis Kuantitatif
Sampel Papaverin HCl ditimbang sebanyak 0,7 gr kemudian dilarutkan ke dalam
80 mL asam asetat glacial dan 10 mL raksa (II) asetat. Kemudian ditambahkan 3
tetes indicator Kristal violet, setelah itu dititrasi dengan asam perklorat hingga
berubah warna menjadi hijau zamrud (biru-hijau) dan dilakukan titrasi blanko.