Download - Pandangan Level Eksplanasi
Tugas Mata Kuliah Integrasi Psikologi dan Teologi
PSIKOLOGI DAN KEKRISTENAN : LIMA PANDANGAN
Oleh : Gloria Nabyte Kathleen
Magister Konseling Pastoral
Pandangan Level Eksplanasi (David G. Myers)
Menurut Malcom Jeeves mengilustrasikan level eksplenasi sebagai realitas yang berlapis-lapis. Setiap disiplin ilmu menyajikan persektif. Dari hal itu kita dapat
mempelajari alam dan tempat kita berada di alam. Hal itu berdasar dari bidang-bidang ilmiah yang mempelajari bangun alam yang paling mendasar hingga pada filsafat dan teologi
yang mempelajari beberapa pertanyaan global tentang kehidupan. Manakah sudut pandang yang berhubungan tergantung pada apa yang anda ingin bicarakan. Cara pandang yang
berlapis terhadap fenomena, memampukan kita membangun jembatan antara berbagai perkspektif yang berbeda-beda.
Dengan mengatakan bahwa level eksplanasi religius dan ilmiah saling melengkapi tidaklah berarti bahwa kedua pandangan ini tidak memiliki pertentangan, tetap muncul-
muncul kritik terhadap psikologi khususnya. Meskipun ilmu psikologi menolong kita menjawab beberapa pertanyaan penting tetapi ilmu psikologi tidak dapat menjawab semua
pertanyaan. Tetapi dengan menyadari nilai-nilai yang tersembunyi didalam ilmu psikologi, kita dapat membersihkan kacamata kita yang buram untuk melihat dunia.
Sejauh ini Myers menyarankan agar orang beriman peka terhadap nilai-nilai tersembunyi, untuk dapat merangkul ilmu psikologi sebagai salah satu cara menggali mahluk
manusia. Pemahaman tentang natur manusia yang dikumpulkan sedikit demi sedikit dari penelitian psikologis berkaitan dengan pemahaman-pemahaman alkitabiah dan teologis,
menunjukan hubungan antara kedua pendekatan itu.
- Rasionalitas dan irasionalitas
Eksplanasi dan penilaian sosial kita rentan terhadap kesalahan. Ketika mengamati orang lain, kita kadang terlalu mudah dan cenderung menjadi bias oleh pra-anggapan
kita.
- Pribadi dan situasi
Manusia dan situasi saling mempengaruhi satu sama lain, situasi berkuasa untuk mempengaruhi perilaku kita. Ketika menghadapi situasi yang sama, orang yang sama,
orang yang berbeda mungkin bereaksi berbeda pula, tergantung kepribadian dan budaya mereka.
Ilmu psikologi dan semangat iman berbagi ideal yang sama, kerendahan hati terhadap alam dan skeptisisme terhadap asumsi manusia. Ilmu psikologi memeriahkan
kebijakan kuno Alkitab mengenai natur manusia, mendokumentasikan kemerosotan nilai-nilai kekeluargaan dan dampak yang meracuni akibat kemerosotan hidup anak-anak dan
masyarakat. Ilmu psikologi memperlihatkan korelasi antara iman yang aktif dengan kesehatan dan kebahagiaan manusia.
Pandangan Level Integrasi (Stanton L. Jones)
Jones mengungkapkan bahwa intergrasi antara kekristenan dan psikologi adalah lingkup hidup kita, tempat bertahtanya Kristus dalam segenap eksistensi bagi wahyu
istimewa-Nya, yakni Firman Allah yang benar. Tempat ini merupakan tempat yang pantas bagi otoritas-Nya untuk menentukan keyakinan dasar dan praktik kita terhadap semua
realita dan secara khusus terhadap subjek penyelidikan akademik kita. Karena itu integrasionis percaya bahwa psikologi-psikologi Kristen harus menggali jawaban-jawaban Tuhan
atas pertanyaan-pertanyaan ultimat sebagai pondasi untuk melibatkan diri dengan ilmu psikologi maupun untuk menyusun struktur praktik profesi psikologi kita.
Mengapa kita sungguh-sungguh memerlukan sains? Jawabannya adalah meskipun Alkitab memberikan jawaban yang paling penting dan paling tinggi sebagai titik tolak
pengetahuan akan kondisi manusia, hal itu bukanlah sepenuhnya pedoman yang memadai untuk bidang ilmu konseling. Alkitab juga merupakan wahyu yang terbatas ruang
lingkupnya, perhatian utamanya adalah religius yang menyajikan rencana penebusan Allah bagi umat-Nya dan doktrin-doktrin iman. Alkitab tidaklah menyatakan untuk
mengungkapkan semua hal tentang yang manusia ingin ketahui.
Brooke (1991) mengajukan argumen bahwa kekristenan menfasilitasi bangkitnya sains modern dengan memberikan presuposisi yang mendukung sains. Cara kita
memahami sains sama pentingnya dengan definisi dan pemahaman kita akan “iman Kristen”. Pemahaman integrasi ini membantu menjelaskan tentang banyak topik yang tidak
dibicarakan di Alkitab misalnya bagaimana syaraf bekerja, bagaimana otak menyintesiskan informasi matematika atau emosi, jenis-jenis memori, atau cara terbaik
mengonseptualisasikan sifat-sifat kepribadian. Intergrasi merupakan proses berulang untuk memahami pemahaman, namun selalu menuntut kesetiaan kita yang paling mendasar
terhadap pengajaran yang benar dari wahyu istimewa Alkitab.
Tujuan kami mengenai integrasi adalah untuk menolong konselor Kristen menemukan dasar karyanya dalam kebenaran Alkitabiah, untuk menempatkan secara pas aspek-
aspek yang menolong dan kreatif dari pendekatan sekuler terhadap psikoterapi dengan cara yang konsisten dengan kebenaran Alkitab, dan untuk melakukan pendekatan terhadap
praktik psikoterapi dengan cara yang memiliki integritas kekristenan. Sedangkan asumsi kami adalah bahwa setiap pendekatan memiliki pencerahan yang sah dan pertanyaan serta
tantangan yang memotret kondisi manusia, dan bahwa orang Kristen dapat mempelajari hal yang berguna dari setiap pemdekatan pada situasi manusia. Mempelajari pendekatan ini
menolong kita untuk memahami betapa mendasarnya proses-proses belajar dan bagaimana kita bisa menggabungkan pemahaman seperti itu tanpa berkontradiksi dengan komitmen
kekristenan kita.
Dengan kata lain, integrasi berarti menghampiri disiplin dan profesi psikologi dengan komitmen dan keyakinan Kristen kita. Karena Alkitab dab akumulasi kebijaksanaan
gereja di bidang teologi meninggalkan banyak area ketidakpastian dalam hal memahami dan member pertolongan kemanusiaan, kami menghampiri psikologi dengan berharap
bahwa kami menghampiri psikologi dengan berharap bahwa kami dapat belajar dan bertumbuh melalui keterlibatan psikologi.
Pandangan Psikologi Kristen (Robert C. Roberts dan P. J. Watson)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental seseorang sebagaimana yang dimengerti dalam teks dan tradisi penafsiran Kristen. Seperti halnya
khotbah di atas bukit, , khotbah ini tidak memiliki konsep tentang natur manusia sebagai mana yang dimiliki psikolog yang distrukturisasi oleh istilah-istilah psikologis. Namun,
pembedaharaan kata khotbah di bukit menawarkan konsep sendiri tentang natur manusia dan juga menawarkan fungsi kepribadian yang ideal, juga penjelasan mengenai tindakan,
pikiran, dan emosi, dan hal itu mencangkup rekomendasi atau strategi untuk berubah. Khotbah di bukit mengkopseptualisasi kesejahteraan personal yang mencangkup karakter dan
tindakan juga mengkonseptualiasasi mengenai patologi. Penggalian psikologi alkitabiah melipatgandakan pola-pola penjelasan berdasarkan penggalian system konsep-konsep yang
beroperasi dalam khotbah di bukit dan di tempat lain di dalam Alkitab. Psikologi Kristen bersikukuh pada prioritas pengetahuan tentang psikologi yang secara khusus bersifat
Kristen.
Psikologi Kristen perlu mengembangkan inovasi metodelogis, karena penelitian Kristen perlu untuk mendemonstrasikan secara empiris bahwa ada kalanya asumsi
metafisika pandangan dunia yang tidak disadari dapat mempengaruhi penelitian empiris. Ada lima prsosedur yang sudah dirancang untuk keperluan ini: analisis personal langsung,
prosedur penanda koresional, skema penerjemahan empiris, analisis rasionalitas komparatif dan prosedur kontrol statistik.
Saat ini kebanyakan orang Kristen yang berprofesi sebagai psikolog jauh lebih memahami psikologi mapan dibandingkan psikologi religius mereka sendiri. Janji dari
psikologi Kristen adalah situasi ini akan berubah semua orang Kristen yang berprofesi sebagai psikolog paling sedikit harus mengetahui sama baiknya pemikiran psikologi Kristen
di area psikologi mapan mereka sendiri.
Pandangan Transformasional (John H. Cole dan Todd W. Hall)
Psikologi transformsional berusaha mengembangan pandangan terhadap realitas di dalam iman dan roh yang bersifat tunggal sebagai sebuah kesatuan. Psikologi
transformasional berusaha memberikan metodelogi ilmiah yang komprehensif dan koheren yang mampu menghubungkan psikologi dengan iman, mengerjakan psikologi realitas
kristiani, dan memberikan kebijaksanaan serta pencerahan yang dibutuhkan bagi pemahaman terapi yang kokoh.
Pendekatan transformasional menawarkan versi sains yang lebih kristiani dan metodelogi yang memberikan keutuhan pandangan terhadap individu, yang menyelidiki semua
realitas yang relevan dalam Tuhan, yang mengakar pada diri psikolog yang mengerjakan sains di dalam kasih Allah dan mengakomodasi karya detail spesialis yang berkarya dalam
model yang modernis. Psikologi transformasional mengakar kuat pada diri psikologi transformatif yang melestarikan integritas proses penciptaan kembali sains dengan bersikap
terbuka untuk apa yang nyata dan benar tentang memahami manusia, mengasihi Tuhan ketika menggarap psikologi dan merenungkan objek penelitian didalam Tuhan. Hal ini
merupakan psikologi yang seharusnya berada di tempat pertama didalam dunia Tuhan.
Tujuan pandangan ini adalah untuk transformasi personal oleh Firman, sehingga kita melihat dan bergaul dengan orang-orang sesuai dengan yang Tuhan kehendaki,
pencarian secara sengaja akan pengetahuan mendetail tentang manusia dalam keseluruhan situasi hidup mereka (proses-proses belajar dari berbagai sumber), teologi yang jelas,
sistematik, praktis dan semakin “mendekati realitas” (menghasilkan tubuh pengetahuan yang dalam dan luas), jiwa yang merawat dan membentuk menuju gambar Kristen.
(menghasilkan praktis yang efektif). Mentransformasi institusi yang terlibat dan menfasilitasi realitas kebijaksanaan-kebijaksanaan ini (menghasilkan program-program penelitian,
pendidikan dan pelatihan yang efektif).
Pandangan Konseling Alkitabiah (David Powlison)
Iman Kristen adalah psikologi. Pemahahaman yang komprehensif dan koheren terhadap bagaimana manusia bekerja merupakan hal yang interistik dalam pemikiran
Kristen. Pewahyuan Yesus Kristus, menawarkan interpretasi yang unggul akan “pikiran dan maksud hati”, yaitu skema dan motivasi yang membentuk struktur dan menghidupkan
perilaku manusia. Alkitab menawarkan interpretasi yang unggul akan “natur” dan atas lingkungan “nurture”. Tuhan menyatakann gambaran yang unggul mengenai pertumbuhan
manusia kearah yang diingikan konseling, dan keunggulan proses perubahan yang olehnya kita bergerak kearah yang ideal . Pelayanan Kristen adalah psikoterapi. Percakapan
yang bertujuan dan bersifat konstruktif sangatlah dibutuhkan untuk praktik kekristenan. Wahyu Yesus Kristus menciptakan konsep yang unggul mengenai hubungan antara
konselor dan konseli, pemahaman metodologi yang unggul, lokasi sosial praktik, konseling yang unggul dan berkembang.
Saya akan menjelaskan psikologi dalam enam bagian. Yang pertama bagaimana manusia bekerja. Manusia melakukan interaksi dengan seluruh situasi kehidupannya.
Dinamika yang saling mempengaruhi ini terjadi antara apa yang keluar dari manusia (perilaku, kognisi, emosi, dll), apa yang melingkupi dan tertanam didalam manusia (pengaruh
bawaan lingkungan dan biologis) dan apa yang memerintahkan manusia (motif internal dan skema). Hal ini akan menggambarkan bagaimana manusia beroperasi di dunia yang
mereka tinggali. Kedua , pengetahuan yang rinci mengenai fungsi manusia. Ini mewakili pengetahuan yang terorganisir, observasi yang cermat dan deskripsi yang sistematis
mengenai fungsi manusia. Kita dapat mempelajari hal yang luar biasa dari hal ini tetapi kita juga harus berhati-hati mengenai bagaimana asumsi yang salah terlalu menekankan,
mengecualikan, mendistorsi atau memalsukan informasi. Ketiga, teori-teori kepribadian manusia yang saling bersaing. Sebuah model penafsiran dan penjelasan yang
mengorganisasi dan menimbang pengalaman bagaimana manusia bekerja dan fungsi manusia. Iman Kristen adalah psikologi yang persis sama dengan teologi. Pengetahuan yang
benar mengenai manusia dan pengetahuan yang benar tentang Allah berkolerasi. Hal inimrupakan asumsi dasar Alkitab. Keempat, aplikasi praktis bagi psikoterapi. Ini merujuk
pada berbagai model psikoterapi dan keterampilan yang bertujuan untuk menyelesaikan problem-problem kehidupan dengan lebih baik. Iman Kristen menginformasikan
“psikoterapi untuk mengobati dan merawat jiwa dengan cara yang persis sama iman Kristen menginformasikan khotbah atau ibadah. Kelima, sistem professional dan institusional.
Pengetahuan dan praktik melekat pada peran sosial dan stryktur institusional. “ sistem kesehatan mental” saat ini merupakan tempat pemahaman tentang dan pertolongan untuk
manusia yang dominan. Namun, iman Kristen memiliki sifat logis institusional, ssebagaimana iman Kristen memiliki konseptual dan metodelogis yang logis. Ide-ide maupun
praktiknya tidak berada dalam kehampaan. Dan yang terakhir adalah etos massa. Merujuk pada etos budaya popular yang merebak, yakni semangat sesaat ( zeitgeist). Hikmat kita
yang konstruktif secara kualitatif berbeda dengan hikmat budaya psikologis. Etos kebergantungan kepada Juruselamat dan untuk berbicara yang benar dalam kasih menawarkan
kontras yang mencolok disbanding etos yang mendominasi media dan pemikiran popular. Gereja harus dapat berbuat lebih baik dan harus membuat pembedaan. Tetapi diatas
semuanya itu, dalam Yohanes 3:2-3 Powlison, ingin kita percaya akan hal itu, agar kita dapat mengerti, pahamilah agar jiwa kita sendiri dipulihkan. Dan dengan cara ini kiranya
Allah menolong anda untuk memberikan sumbangsih atas pemulihan banyak jiwa.
Table Respon Lima Pandangan Psikologi dan Kekristenan
No Pandangan Ekplanasi Integrasi Psikologi Kristen Transformasional Konseling Alkitab
1 Ekplanasi Pertetangan kami melibatkan dua
level: Alkitabiah dan keilmiahan.
Ketika Jones menetang bahwa
orientasi homoseksual bersifat
genetis, saya hanya ingin
menawarkan bukti-bukti ilmu
syaraf dan perilaku yang
berkembang sangat cepat.
Filsuf Roberts memiliki
pandangan yang luar biasa,
ia mengkombinasikan
pengetahuan sejarah
intelektualnya dengan
wawasan penyelidik
psikoloi agama terkemuka,
menawarkan kepada kita
model kolaborasi
interdisipliner. Ini menolong
kita memandang psikologi
masa kini dari perspektif
yang lebih luas yang
ditinjau dari gagasan-
gagasan besar selama 2.500
tahun.
Pendekatan ini melakukan
metode yang tidak
maturalistik dalam sains.
Merupakan sesuatu yang
bukan sains didalam sains.
Lebih menghargai agama
sebagai agama dan sains
sebagai sains, dan kemudian
membangun jembatan antara
psikologi sosial masa kini
dengan ekplorasinya terhadap
kebutuhan manusia untuk
dimiliki dan asumsi Kristen
yang dibahasakan oleh
mereka sebagai kehidupan
adalah rasional.
Bagi Powlison, psikologi
tidak memiliki arti yang
tajam. Hal ini membuat
saya mempunyai sedikit
kata-kata untuk diucapkan.
Ketika ia mengatakan
psikologi, itu berarti kami
tidak membicarakan hal
yang sama.
Bagi kami, sains merupakan alat
pewahyuan Allah. Alat sains
untuk mengeksplorasi realitas
menjadi alat lain yang dengannya
kita dapat menyembah Tuhan
dengan akal budi sebagaimana
juga dengan hati kita.
Saya setuju dengan
penilaian Robert dan Wason
tentang pemikiran yang
kaya dari filsuf-filsuf kuno,
dari Yesus dan para teolog,
namun saya melakukannya
tanpa melebur penilaian
mereka semua sebagai
psikologi. Psikologi
merupakan sains masa kini
tentang perilaku dan proses
mental.
Pandangan Ekplanasi Integrasi Psikologi Kristen Transformasional Konseling Alkitab
2 Integrasi Terdapat tulisan yang
kontradiktif didalam tulisan
Myers dimana ia
membimbing kita untuk
melakukan pendekatan
yang bebas nilai tanpa
tergoda dengan pemikiran
subjektif kita tetapi di
Cara pandang integrasi
sangat banyak kemiripan
dengan psikologi Kristen.
Perbedaan kuncinya adalah
seberapa banyak kita
mengklaim kita dapat
membangun pskilohi yang
lengkap dari Alkitab beserta
Pendekatan tersebut
membuktikan sebuah
komitmen yang jelas terhadap
otoritas Alkitab dan
keberakaran yang
fundamental dalam
pandangan Alkitab terhadap
manusia dan tentunya juga
Dalam banyak area.
Tulisan Powlison
merupakan pengembangan
pemikiran pembimbingnya
yakni, Adams mengenai
keterlibatan dengan
psikologi. Apa perbedaan
antara psikologi dan
bagian lain ia menuliskan
bahwa kita dapat
menanamkan asumsi dan
nilai-nilai tertentu ke dalam
pengajaran, tulisan, riset
dan praktik kita.
tradisi Kristen dan sumber
dayanya.
terhadap realitas psikoterapi jika
dibandingkan dengan iman
dan praktik Kristen?. Saya
beragumen bahwa ada tiga
aspek atau gerakan dalam
keterlibatan psikologi
Kristen dengan psikologis
sekuler yakni penilaian
kritis, konstruktif dan
dialogis.
Saya setuju bahwa Alkitab
maupun ilmu psikologi
sepakat akan unsur-unsur
rasional dan irasional,
tetapi ini akan
menimbulkan kesan bahwa
pengajaran Alkitab sering
kali bersifat tidak pasti dan
tidak meyakinkan
Saya tetap tidak yakin
bahwa Roberts dan Watson
telah menyuarakan secara
jelas sebuah kesimpulan
ringkas mengenai psikologi
Kristen mereka. Saya
menenukan bahwa diskusi
mengenai “psikologi”
khotbah diatas bukit perlu
diperbaiki.
Saya prihatin dengan apa
yang tampak sebagai
individualism yang
dirohanikan dalam pandangan
transformasional.
Indivuidualisme adalah
sebuah kelebihan dan
sekaligus kelemahan didalam
penginjilan
Konseling alkitabiah
menawarkan pandangan
Kristen yang koheren dan
komprehensif mengenai
manusia dan problem kita,
lalu mengapakah beberapa
kesimpulan dari pandangan
tersebut tidak terakulasi
disini?
Didalam kasus Keprihatinan saya yang
homoseksual, ia
menekankan bahwa tidak
ada pengaruh orang tua
atau psikologis yang bisa
dikenali atas orientasi
seksual, faktor bilogis
terlihat semakun penting
dan keseriusan kontribusi
faktor biologis tampak
dilebih-lebihkan
selanjutnya adalah mengenai
kritik tidak langsung mereka
terhadap pendekatan lain
yakni bahwa pemahaman
fondasi kekristenan mereka
adalah asumsi dan bukan
pengetahuan yang
sesungguhnya.
Pandangan Ekplanasi Integrasi Psikologi Kristen Transformasional Konseling Alkitab
3 Psikologi Kristen Definisi psikologi ini
bersifat problematic tidak
untuk mencangkup apa
yang tercangkup
didalamnya, melainkan
lebih pada apa yang
ditinggalkannya.
Pemahaman akan
“individu” tanpa terkecuali
merupakan konsep budaya
Model integratif muncul menjadi
semacam standar psikologi
modern yang telah
menghilangkan unsur-unsur yang
bersifat anti Kristen. Pandangan
saya berkontradiksi dengan
pandangan Jones, kekristenan
telah memiliki pandangan
mengenai apa yang membuat jiwa
sehat dan telah mengajukan
Psikologi transformasional
hanya menggarap metodologi
ilmiah yang diwarnai oleh
kekristenan. Mereka juga
terkesan meminimalkan
pentingnya berbagai psikologi
di masa lampau. Saya percaya
dan menghatgai mereka akam
epistememologi ini, meskipun
demikian, sebagaimana yang
Konseling alkitabiah
pantas mendapatkan pujian
yang tinggi atas
komitmennya terhadap
praktik konseling yang
berputar pada wahyu
Kristus.
yang tidak dapat direduksi
menjadi observasi yang
jelas dank has terhadap
“unsur-unsur” perilaku dan
mental.
tindakan yang bisa menolong
orang kembali kepada kesehatan
mental. Dengan demikian
psikologi bukanlah wilayah
istemewa berlapis dan
eksperimenter melainkan ragam
bentuk yang tumbuh dakam
kekristenan sepanjang sejarah
gereja.
ditunjukan dalam komentar
ini, wawasan yang mereka
berikan perlu diasah,
diperdalam, diperluas dan
dibuat agar lebih tepat.
Level eksplanasi terlalu
optimis terhadap sains yang
“rendah hati”. Individu
hanyalah kumpulan
perilaku (respon) dan
hanyalah merupakan
produk dari lingkungan
(stimulus). Level ekplanasi
terlalu optimistic dalam hal
kerendahan hati sains dan
gagal untuk memasukan
sumber-sumber konseptual
yang dapat menantang
Integrasionis cenderung berpikir
bahwa Alkitab adalah sumber
atau buku pegangan sedangan
psikologi sekuler menyajikan
psikologi yang diintegrasikan
dengan teologi. Kami berpikir
bahwa pembagian kerja seperti itu
menyesatkan.
Konseling Kristen
menetang setiap gagasan
yang secara berlebihan di
definisikan dari kata
“pekerjaan” yang orang
Kristen harus lakukan
didalam psikologi.
Konseling alkitabiah secara
tersirat menyatakan bahwa
hanya psikolog Kristen
yang boleh melakukan
konseling. Tentulah hal ini
kencenderungan imperialis
yang kadang-kadang hadir
dalam ilmu (sains)
kontemporer.
tidak benar
Definisi level eksplanasi
mengenai psikologi
tidaklah cukup
menggambarkan karya luar
biasa David Myers.
Pandangan level eksplanasi
menyajikan model yang
masuk akal, meskipun
model ini masih dalam
bentuk tahap awal.
Kami tidak berpikir bahwa
integrasi tidaklah mungkin terjadi
atau juga hal itu pasti buruk.
Namun saya tiba pada pemikiran
bahwa hal tersebut lebih sulit
dilakukan dengan baik, dan lebih
besar kemungkinannya dijalankan
secara buruk dibandingkan yang
dipikirkan oleh para pengajurnya.
Mungkin tujuan konseling
alkitabiah adalah untuk
melayani masyarakat yang
lebih kecil yang saling
berbagi penafsiran
bukanlah untuk
mengkhawatirkan
hermaneutik yang
digunakan oleh komunitas
Kristen yang lebih luas.
Dengan mengadopsi pandangan
postmodern mengenai sains,
gerakan integrasi secara pasti
beralih kearah psikologi Kristen.
Peralihan ini sudah hadir
( meskipun belum sempurna)
dalam pemahaman kaum
integrasionis sebagai keyakinan
terkontrol.
Pandangan Ekplanasi Integrasi Psikologi Kristen Transformasional Konseling Alkitab
4 Transformasional Pendekatan ini tidak cukup
membedakan cara berpikir
ontologism dengan
epistemologis dari “level
ekplanasi” sehingga
menghasilkan pandangan
yang tidak lengkap
terhadap objek
penyelidikan dan bukan
hanya terhadap sudut
pandang yang saling
melengkapi.
Integrasi kekurangan metode
yang jernih. Jones mengakui
bahwa tidak ada langkah konkret
untuk mengintegrasi pemikiran
Kristen dengan penggalian
ilmiah.
Psikologi Kristen gagak
untuk meneguhkan apa yang
diteguhkan oleh kekristenan
itu sendiri. Bahwa
“psikologi Kristen” lebih
dari sekedar bentuk-hidup
lain sebagai pesaing dari
sudah ada, bahwa ia dapat
diketahui sebagai sesuatu
yang benar dan dapat dipilih
dari antara tradisi-tradisi.
Konseling alkitabiah
sayangnya gagal
mengkritik pendekatan
modernis terhadap sains
dan psikologi secara
memadai, dengan demikian
ia gagal membongkar
pendekatan metodelogis
yang tidak utuh ini unutk
mempelajari manusia.
Konseling alkitabiah gagal
menghasilkan sendiri sains
yang unik yang
sepenuhnya versi Kristen.
Pendekatan ini hanya
memberikan pandangan
yang komplementer dari
Integrasionis mengadopsi model
yang kurang memadai sebagai
ilmu manusia yang menghasilkan
Pendekatan dua langkah
dari psikologi Kristen yaitu
menggenggam pemahaman
Konseling alkitabiah
menerima pendekatan yang
sepenuhnya kuantitatif dan
suatu objek studi tanpa
menyatakan kritik satu
sama lain, tidak ada
pernyataan setuju dalam
hal metodelogi terhadap
sudut pandang. Jadi
pendekatan ini bertindak
sebagai hakim yang
mengambil keputusan atas
berbagai kontroversi dan
perbedaan.
penyelidikan yang tidak dapat
diandalkan dan tidak mampu
memberikan wawasan atau
pengertian mendalam yang ilmiah
dari pelbagai bentuk psikoterapi
sebagai akibat kekurangan
metodelogi
alkitabiah dari tradisi
historisnya sendiri tentang
manusia dan menggunakan
tradisi ini untuk mengakar
dan menginformasikan
karya empiris masa kini dari
psikologi ilmiah, cukup
tajam untuk mengkritik
sains. Sebaliknya psikologi
Kristen harus memberikan
pandangan yang tunggal dan
sebagai sebuah kesatuan
tentang Allah dan tentang
mengasihi Allah, yang
mempersilakan dirinya
untuk dinilai diantara ide-
ide yang saling bersaing
didalam psikologi.
deskritif sebagaimana
kaum modernis, yang
mengecualikan objek
mental/fenomena dan yang
bersifat preskritif dari
wilayah sains
Pandangan ini
menyesuaikan dirinya
terlalu banyak tanpa kritik
terhadap pendekatan
Integrasionis harus memahami
sebaik-baiknya apa yang
dilakukan integrasi selama ini,
membuat integrasi tidak
Konseling alkitabiah gagal
untuk memperhitungkan
Alkitab secara serius ketika
melakukan krya psikologi
modernis dari “sains” dan
“psikologi” yang
mengakibatkan
ketidakmampuan untuk
menghentikan pendekatan
metodelogi yang sepotong-
sepotong sebaliknya
menghasilkan sendiri versi
sains Kristen yang unik
tentang manusia.
dibutuhkan kecuali sebagai dialog
yang kedua dengan pendekatan
naturalistik sekuler.
melalui tangan pertama
sebagai refleksi-observasi
terhadap manusia.
Pandangan ini juga
menyesuaikan dirinya
terhadap pendekatan sains
modernis yang murni dan
deskritif dengan
mengecualikan ketentuan-
ketentuan dari bidang sains
dan dari hikmat yang dapat
ditemukan. Sebagai
akibatnya pandangan
modernis terhadap sains
gagal memberikan dasar
“ilmiah” psikoterapi , yang
membicarakan persoalan
menyangkut nilai-nilai.
Pandangan Ekplanasi Integrasi Psikologi Kristen Transformasional Konseling Alkitab
5 Konseling
Alkitabiah
Saya memandang wilayah
Myers yang didominasi
oleh sisi intelektual,
sebagian merupakan
produk keyakinan budaya
kita yang berlebihan
terhadap sains. Dengan
meletakan riset psikologis
dalam perspektif yang lebih
luas bukanlah
mendiskreditkan
pencapaian prestasi yang
sejati.
Banyak bagian dari artikel Stan
Jones membela pentingnya
kebijaksaan Kristen
mengapresiasi sains. Konseling
alkitabiah selalu menyetujuinya.
Namum ketika Jones dengan
mudah meninjau sains sekuler
melalui mata kekristenan, tanpa
beragumen atau melakukan
pembelaan, dengan menganggap
psikoterapi valid secara
professional, ia melakukan
sebuah sulap intelektual.
Psikologi Kristen dan
konseling alkitabiah
nampaknya memiliki
banyak kesamaan. Teologi
praktis dan perawatan jiwa
merupakan istilah yang asli
milik iman kita yang
menggambarkan prestasi
yang diinginkan tersebut.
Coe dan Hall sangat layak
dipuji dalam hal
memperhitungkan efek dosa
pada penyimpangan
intelektual yaitu dosa secara
sistematik mendistorsi
persepsi psikologis. Realitas
haruslah diperlakukan
menurut Allah. Klaim akan
objektivitas dan netralitas
hanya kepura-puraan jika
sains dan terapi secara
sistematik mengalami
kekacacatan pandang terhadap
realitas. Inti persepsi ini
mencerminkan penghargaan
terhadap kemurahan Tuhan
yang besar.
Diskusi Myers mengenai
“pasang kebenaran yang
saling melengkapi”
(rasionalitas-irasionalitas,
pribadi-situasi),
kebanyakan dari gambaran
ini terdiri atas kesepadanan
yang superfisial antara
materi “religius” yang
bersifat umum dan
gagasan-gagasan
psikologis.
Sebagian pandangan integrasionis
tentang lingkup Alkitab yang
relevan dengan materi-materi
psikologis membuat kekristenan
dibatasi pada apa yang mungkin
kita sebut sebagai topik-topik
religius yang sempit yang tidak
member kita pencerahan yang
rinci mengenai bagaimana kita
bekerja dan bagaimana kita
seharusnya melakukan
percakapan yang bertujuan.
Robert dan Watson
memotret dengan baik
kegagalan psikologi modern
yang hadir dengan paradigm
tunggal dominan yang
mampu menyatukan riset,
teori kepribadian,
psikoterapi dan kesehatan
mental. Studi kasus yang
mereka lakukan terhadap
psikologi positif merupakan
hal bijaksana baik dalam hal
penghargaan mereka
maupun yang menyangkut
kritik mereka
Bentuk kekristenan yang
mereka sajikan untuk
melibatkan psikologi
memperlihatkan pembedaan
tradisi “formasi spiritual”
yang problematik. Misalnya:
interioritas doa komplatif
tanpa kata-kata, tuntutan akan
visi bahagia dalam
perenungan tentang Allah dan
ciptaan-Nya, pengejaran akan
pengalaman yang tak
terlukiskan mengenai sosok
Ilahi, tuntutan diri akan
kesatuan diri dengan mistik
Allah, pengubahan disiplin
spiritual demi tujuan-tujuan
perenungan kembali.
Konseling seringkali mengutip
hal-hal yang bersifat fungsional.
Saya setuju dengan
dorongan semangat
Orang membutuhkan konseling
karena mereka tidak bahagia,
putus asa, mengalami konflik,
dsb. Baik keilmiahan terbuka
maupun religius yang sempit
tidak banyak menolong mereka di
area ini, ini adalah tempat dimana
konseling alkitabiah beroperasi.
“memunculkan psikologi
Kristen” namun hal itu
bukanlah kepercayaan atau
syarat yang harus dipenuhi.
Yang justru menentukan
adalah mengenal dengan
baik cara dari Tuhan, karib
dengan caranya manusia,
dan akrab dengan cara
untuk menyatukan
keduanya.
Potret Robert dan Watson
akan “kesejateraan
manusia” melalui ucapan
bahagia memiliki banyak
hal positif.
Pandangan Penulis mengenai buku ini.
Buku ini memberikan pandangan yang luas mengenai psikologi dan teologi dari berbagai sudut pandang kelima tokoh ini. Buku ini menjelaskan banyak metode
yang dapat digunakan dalam mengatasi problematika manusia. Tetapi sebagaimana pandangan di zaman postmodern ini bahwa segala sesuatu memiliki kelebihan dan
kekuranganya sendiri. Kita bisa belajar memilah mana sudut pandang yang bisa mendukung pelayanan kita dalam situasi-situasi yang kita hadapi. Penulis teori ini memiliki
pemikiran dan pengalaman yang berbeda-beda terlebih lagi fenomena yang mereka diskusikan adalah fenomena orang Kristen dari wilayah mereka masing-masing yang
diaplikasikan untuk umum menurut kebudayaan mereka masing-masing. Sehingga belum tentu pas dengan situasi budaya dimana kita melayani. Buku ini menjadi masukan
penting bagi pengetahuan dan pemahaman kita akan psikologi dan teologi, tetapi kita harus balajar mengambil yang terbaik dari semuanya untuk mendukung pelayanan
kita dan yang paling penting kembalikan dan ujilah kebenarannya kepada kebenaran Allah sendiri.