MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun oleh :
Nama : YOSEP SUTIKNO
NIM : 102033
PROGDI : Teknik Elektro
AKADEMI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA
Jl. Raya Solo – Baki KM 2 , Kwarasan Grogol Sukoharjo
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Nilai – nilai sejarah bangsa indonesia meliputi :
A. Masa Kejayaan Nasional1. Masa Kerajaan sriwijaya
Berdiri pada abad VII dibawwah kekuasaan wangsa syailendra di sumatera, merupakan negara maritim. Juga sudah ada cita – cita kesejahteraan bersama “ masvuat vannna Criwijaya Siddhayatra Subhiksa “ ( suatu cita-cita negara yang adil dan makmur ). Unsur-unsur yang terdapat dalam pancasila , trdapat dalam prasasti-prasasti di Telaga Batu, Kedukan Tinggi, Karang Brahi, talang Tulo dan Kota Kapur.
2. Masa Kerajaan MajapahitBerdiri pada tahun 1293 dengan rajanya R. Wijaya, Majapahit mengalami masa kejayaannya pada pemerintahaan Hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada, dengan wilayah semenanjung melayu sampai irian jaya. Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam buku karangan Empu Prapanca yaitu Negara Kertagama ( 1365 ) , Empu Tantular dengan “ Sutasoma “ didalamnya terdapat seloka persatuan nasional “ Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” artinya walaupun berbeda-beda namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan yang berbeda.
Zaman Sriwijaya dan Majapahit adalah sebagai tonggak perjuangan bangsa indonesia dalam mencapai cita-citanya.
B. Perjuangan bangsa indonesia melawan sistem penjajah1. Perjuangan sebelum abad XX
a. Perlawanan kepada Portugis Sutan baabullah dari ternate Dipati Unus dari Demak Panglima Fatahillah dari Demak Sultan Iskandar Muda dari Aceh
b. Masa penjajahan belanda Sultan Agung dari Mataram Sultan Hasanudi dari Makasar Sultan Ageng Tirtayasa dan Ki Tapa dari Banten Sultan Iskandar Muda dari Aceh
Untung suropati dan Trunojoyo dari Jatim Ibnu Iskandar dari Minangkabau
Perlawanan begitu banyak tapi tidak banyak membawa hasil karena : Perlawan dilakukan secara sporadis dan tidak bersamaan Tidak ada koordinasi satu sama lain Persenjatatan sangat tidak seimbang Politik devde et impera cukup efektif untuk memecah belah bangsa
2. Kebangkitan Nasional 1908Bangsa Indonesia dalam fase ini mengubah cara –cara didalam melawan Kolonial belanda yaitu dengan menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara untuk merdeka. Usaha ini dilakukan dengan berbagai macam organisasi seperti Budi Utomo, SDI, Indiche Parti dll.
3. Sumpah Pemuda 1928Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa perjuangan bangsa indonesia untuk mencapai cita-citanya. Terjadinya Sumpah Pemuda yang berisikan pengakuan adanya Bangsa, tanah Air, Bahasa Satu, yaitu Indonesia.
4. Perjuangan bangsa indonesia pada masa penjajahan jepangPada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah perang Pasifik, dengan dibomnya pearl harbour oleh jepang. Maka Jepang mengusai daerah jajahan sekutu ( belanda ) termasuk indonesia. Yang terjadi di Kali Jati Jawa tengah ( 8 Maret 1942 ) penyerahan indonesia dari belanda kepada Jepang. Maka Bangsa indonesia pada waktu itu berjuang melawan jepang seperti pemberontakan PETA di Blitar. Pada tanggal 1 Maret 1945 Pemerintah Jepang mengumumkan dua hal yaitu : Akan Segera di bentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan
Indonesia ( BPUPKI ) Akan diadakan pembicaraan lebih lanjut mengenai janji Kemerdekaan seperti
yang disampaikan P.M. Kioso tanggal 7 September 1944Dual tersebut terjadi karena pada saat itu jepang mengalami kekalahan perang dengan sekutu
C. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945Dalam pembahasan subbagian ini melalui proses perumusan Pancasila dan UUD
1945, proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan Pancasila
dasar Negara dan UUD 1945.
1. Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945Sebagai tindak lanjut dari janji Jepang , maka pada tanggal 1 maret 1945 Jepang
mengumumkan akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (Badan Penyelidik), dalam bahasa Jepang disebut
Dokuritu Zyunbi Tyoosakai.
Ketua : Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda : Ichibangase Yosio
Ketua Muda : R.P Suroso
Anggota : 1. Abikoesno Tjokosuejoso
1. Hadji Ah. Sanoesi
2. K.H Abdul Halim
3. Prof. Dr. R. Asikin Widjajakuesuema
4. M. Aris
5. Abdul Kadir
6. Dr. R. Boentaran Martoadmojo
7. B.P.H. Bintoro
8. Ki Hajar Dewantara
9. A.M. dasaad
a. Mr. Muhamad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mendapat kesempatan pertama
mengemukakan pidatonya di hadapan siding lengkap Badan Penyelidik yang
pertama. Pidatonya berisikan lima asas dasar untuk Negara Indonesia
merdeka yang di idam-idamkan, yaitu sebgai berikut :
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
b. Ir Sukarno (1 juni 1945)
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Suekarno mengucapkan pidatonya dihadapan
siding hari ke tiga Badan Penyelidik. Dalam pidatonya diusulkan lima hal
untuk menjadi dasar-dasar Negara merdeka, dengan rumusannya sebgai
berikut :
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme ( Peri Kemanusiaan)
3) Mufakat ( Demokrasi )
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan yang Berkebudayaan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh nasional anggota Badan
Penyelidik mengadakan pertemuan untuk membahas pidaro-pidato dan usul-
usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik. Setelah mengadakan pembahasan disusunlah sebuah piagam
yang kemudian dikenal piagam Jakarta, dengan Rumusan pancasila sebagai
berikut:
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradap.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Proklamasi Kemerdekaan dan MaknanyaPada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang disebut pada bahasa Jepang Dokuritu Zyunbi linkai, Ir.
Soekarno diangkat sebagai Ketua dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Badan ini mula-
mula bertugas memeriksa hasil-hasil Badan Penyelidik , tetapi kemudian
mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting, yaitu sebagai berikut :
1) Mewakili seluruh bangsa Indonesia
2) Sebagai pembentuk Negara
3) Menurut teori hokum , badan ini mempunyai wewenang meletakkan dasar
Negara (pokok kaidah Negara fundamental)
Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah kalah kepada SEkutu. Pada saat
ini terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia. Inggris di serahi oleh Sekutu
untuk menjaga keamanan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sementara
sambil menunggu kedatangan Inggris, tugas penjagaan keamanan di Indonesia
oleh sekutu diserahkan kepada Jepang yang telah kalah perang.
Suatu kekosongan kekuasaan itu tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia .
pemimpim-pemimpin bangsa, terutama para pemudanya , sedera menaggapi
situasi ini dengan mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang
diselenggarakan oleh PPKI sebagai wakil bangsa Indonesia . naskah Proklamasi
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta atas nama bangsa Indonesia,
bertanggal 17 Agustus 1945.
Berdasarkan kenyataan sejarah itu dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan
Indinesia bukanlah hadiah dari Jepang , melainkan sebagai suatu perjuangan dari
kekuatan sendiri. Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi dari
perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan dirinya dari cengkraman
penjajah selama berabad-abad.
a. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai Titik Puncak Perjuangan
bangsa Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia merupakan buah perjuangan bangsa Indonesia
melawan penjajahan secara bertahap-tahap. Pertama, perlawanan terhadap
penjajahan Barat sebelum tahun 1908. Kedua, perjuangan dengan
menggunakan oeganisasi. Ketiga, perlawanan dengan melahirkan rasa
Nasionalisme. Keempat, perjuangan melalui taktik kooperasi dan non
kooperasi. Kelima, perlawanan bangsa menentang penjajahan sampai kepada
puncak, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
b. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya Republik
Indonesia.
Proklamasi bermakna bahwa bangsa Indonesia yang selama berabad-abad
dijajah telah berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan sekaligus
membentuk perubahan baru, yaitu Negara Republik Indonesia, dengan
menbawa dua akibat. Pertama, lahirnya tata hokum Indonesia dan sekaligus
dihapusnya tata hokum colonial. Kegua, merupakan sumber hokum bagi
pembentukan Negara kesatuan republic Indonesia.
c. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Merupakan Norma Pertama dari
tata Hukum Indonesia.
Dengan dinyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia dilihat dari segi hokum
berarti bangsa Indonesia telah memutuskan ikatan dengan tata hokum
sebelumnya. Dengan demikian , bangsa Indonesia saat ini telah mendirikan
tata hokum yang baru, yaitu tata hokum Indonesia yang ditentukan dan
dilaksanakan sendiri oleh bangsa Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan norma pertama dari tata
hokum Indonesia , berarti proklamasi adalah suatu peraturan yang pertama
lahirnya. Oleh sebab itu, proklamasi merupakan dasar berlakunya norma-
norma aturan hokum yang lain. Sebagai norma pertama atau norma dasar
dilihat dari segi hokum tak mungkin dicari dasar hukumnya, diterima sebagai
suatu kenyataan , kapan timbulnya tidak dapat ditetapkan secara pasti, hanya
dapat diketahui apabila proklamasi tidak dapat ditetapkan secara pasti, hanya
dapat diketahui apabila proklamasi itu benar-benar terjadi.
3. Proses Pengesahan Pancasila dasar negara dan UUD 1945 Sehari setelah proklamasi pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidangnya yang pertama dengan menyempurnakan dan mengesahkan UUD 1945.
UUD 1945 terdiri dari dua bagian Pembukaan dan bagian batang tubuh UUD.
Perubahan yang menyangkut Piagam Jakarta menjadi pembukaan UUd
1945adalah sebagai berikut :
No. Piagam jakarta Pembukaan UUD 1945
1.
2.
3.
4.
Mukadimah
“…dalam suatu hokum dasar”.
“…dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan dan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”.
“…menurut dasar kemanusiaan
yang adik dan beradab”.
Pembukaan
“…dalam suatu UUD Negara
“…dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan yang Maha Esa”.
“…kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
D. Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia.
Pembahasan subbagian ini tentang perjuangan mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan Indonesia, meliputi periode (masa) revolusi fisik, demokrasi liberal,
orde lama, orde baru dan era global.
1. Masa Revolusi Fisik
Undang-Undang Dasar 1945 dibentuk dalam waktu singkat dan secara
keseluruhan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan dan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Oleh Pembukaan UUD 1945 disadari bahwa
untuk membentuk lembaga-lembaga Negara tingkat pusat, serta peraturan
perundang-undangan sebagaimana dikehendaki oleh UUD 1945 adalah
membutuhkan waktu lama.
Oleh karena itu , segala sesuatunya diatuu dalam Aturan Peralihan UUd 1945
(naskah asli) , yang menentukan sebagai berikut:
Pasal I
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan menyelenggarakan
kepindahan pemerintahan kepada pemerintah Indonesia.
Pasal II
Segala badan Negara dan peraturan yang masih langsung berlaku, selama
belum diadakan yang baru menurut Undang-undang Dasar itu.
Pasal III
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
Pasal IV
Sebelum majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut undang-undang dasar ini,
segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional
Pusat.
2. Masa Demokrasi Liberal
Belanda mengetahui bahwa Indonesia telah Merdeka. Mereka tidak tinggak diam,
ia ingin menjajag kembali seperti tempo dahulu. Oleh karena itu, ia berusaha
menduduki wilayah Negara Republik Indonesia dan merebut kekuasaan
pemerintahan Republik Indonesia . Masiknya Belanda dan menduduki wilayah
Indonesia tersebut dilakukan dengan cara membonceng tentara sekutu yang
bertugas melucuti tentara Jepang di Indonesia. Setelah Jepang Menyatakan
kekalahannya dalam Perang Dunia II.
Beberapa daerah dimana Belanda mendudukinya diusahakan terbentuknya
Negara-negara kecil yang bersifat kedaerahan beserta dengan pemerintahannya
sejak itu wilayan Negara republic Indonesia berkembang menjadi dua
pemerintahan, yaitu sebgai berikut.
1. Pemerintah Republik Indonesia yang mempertahankan kemerdekaannya
serta kedaulatannya baik terhadap pihak Belanda maupun terhadap pihak
dunia luar berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945.
2. Pemerintah Negara-negara kecil yang didirikan oleh atau paling tidak atas
bantuan Belanda.
Dalam rangka maksud Belanda itu, maka dibentuk KOmite Indonesia Serikat
sebagai usaha membentuk Negara Republik Indonesia Serikat, Belanda telah
berhasil membentuk Negara-negara kecil, yaitu sebagai berikut :
1. Negara Indonesia Timur (1946)
2. Negara Sumatra Timur (1947)
3. Negara Pasundan (1948)
4. Negara Sumatra Selatan (1948)
5. Negara Jawa Timur (1948)
6. Negara Madura (1948)
Negara-negara itulah yang kemudioan bergabung dalam Bijeenkomst voor Federal
Overleg (BFO) atau Pertemuan untuk Permusyawaratan Federal yang merupakan
aliran federalism atau usaha Belanda.
Sementara itu, persiapan-persiapan juga telah terjadi didaerah-daerah Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara , Dayak Besar , Banjar, Bangka,
Belitung, Riau dan Jawa Tengah. Sementara itu, pihak Belanda terus-menerus
melancarkan tekanan-tekanan secara diplomatis terhadap pemerintah Republik
Indonesia , antara lain melalui Persetujuan Linggarjati (25 Maret 1947) dan
Persetujuan Renville (17 Januari 1948).
Sehubungan dengan keadaan tersebut PBB perlu ikut campur tangan guna
menyelesaikan pertikaian antara Negara Republik Indonesia dengan Belanda
dengan diusahakan suatu konferensi yang diadakan di Deen Haag pada tanggal 23
Agustus 1049 sampai 2 November 1949 yang dikenal dengan nama konferensi
Meja bUndar (KMB). Hasilnya yang dicapai dalam persetujuan adalah sebagai
berikut :
1. Didirikan Negara Republik Indinesia Serikat.
2. Pengakuan kedaulatan oleh pemerintah kerajaan Belanda kepada
pemerintah Negara Republik Indonesia Serikat.
3. Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dan kerajaan Belanda.
Pengakuan kedaulatan ditentukan akan dilaksanakan tanggal 22 Desember 1949.
Pembentukan Negara Kesatuan Kembali
Pembentukan Negara RIS dianggap sebagai bentukan belanda . Dengan
demikian , perjuangan bangsa untuk kembali kepada Negara Kesatuan semakin
kuat.
Perubahan UUD terjadi, dari konstitusi RIS menjadi UUD Sementara 1950
dengan mengubah bagian-bagian dari KOnstitusi RIS yang tidak sesuai dengan
jiwa Negara kesatuan
Peiode demokrasi liberal setelah tahun 1949, tandai dengan kuatnya kedudukan
parlemen dalam pemerintah. Pada saat cabinet tidak menguasai mayoritas
didalamnya cabinet sering jatuh. Kekuatan terkuat ada pada partai-partai dan
angkatan bersenjata. Kedudukan presiden relative lemah.
Pada zaman demokrasi liberal Negara sesungguhnya sangat lemah, karena
berbagai sebab yang berkaitan dengan cara bagaimana kemerdekaan diperoleh ,
yaitu sifat yang sangat desentralistik dari perjuangan revolusioner melawan
Belanda (1945-1949).
Kelemahan system pemerintahan pusat tercermin pula terlalu cepat dalam
pengangkatan pegawai negeri, tetapi kemampuan pemerintah dalam peningkatan
pajak tidak terjadi . dengan demikian , pegawai negeri menerima gaji kecil dan
begitu pula tentara.
Pengembangan Ekonomi
Pada tahun 1949 sampai tahun 1956 pemerintah Indonesia merupakan suatu
system politik yang disebut demokrasi liberal , yang disebut juga sebagai system
politik yang sangat demokratis.
3. Masa Orde Lama
Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan
masyarakat, bahkan kestabilan dalam bidang politik, ekonomi dan social maupun
hankam. Keadaan ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian
Indonesia.
2. Akibat silih bergantinya cabinet , maka pemerintah tidak mampu
menyalurkan dinamika masyarakat kearah pembangunan. Terutama
pembangunan bidang ekonomi.
3. System liberal berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan cabinet jatuh
bangun sehingga pemerintahan tidak stabil.
4. Pemilu 1955 ternyata dalam DPR tidak mencerminkan pertimbangan
kekuasaan politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat , karena
banyak golongan-golongan di daerah-daerah belum terwakili di DPR.
5. Konstituante yang betugas membentuk UUD yang baru ternyata gagal.
Dengan dasar pemikiran bsupaya tidak terulang lagi peristiwa dimasa lampau ,
maka pada waktu itu Presiden Soekarno sebagai kepala eksekutif menerapkan
demokrasi terpimpim.
Namun pelaksanaan demokrasi terpimpim itu dalam menyimak arti yang
sebenarnya , justru bertentangan dengan Pancasila , yang berlaku adalah keinginan
dan ambisi politik pemimpin sendiri.
1. Pembubaran DPR hasil pemilu tahun 1955 melalui Penetapan Presiden No.
4 tahun 1960 dengan dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
(DPR-GR) yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
2. Pembentukan MPRS yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden.
3. Pembentukan DPA dan MA dengan penetapan Presiden dan anggotanya
diangkata dan diberhentikan oleh Presiden.
4. Lembaga-lembaga Negara seperti yang disebut diatas dipimpin sendiri
oleh Presiden.
5. Mengangkat Presiden seumur hidup melalui ketetapan MPRS No.
II/MPRS/1963 dan Tap.MPR No. III/MPRS/1963.
6. Melalui ketetapan MPRS No. I/MPRS/1963 Manifesto politik dari
Presiden Dijadikan GBHN.
7. Hak budget DPR tidak berjalan karena pemerintah tidak mengajukan RUU
APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR sebelum berlakunya tahun
anggaran yang bersangkutan. Karena DPR tidak menyetujui rancangan
APBN yang diajukan Presiden , maka DPR dibubarkan tahun 1960.
8. Menteri-menteri yang diperoleh menjabat sebagai Ketua MPRS, DPR-GR,
DPA, MA, MPRS dan DPR-GR yang seharusnya menjadi lembaga
sebaliknya harus tunduk kepada kebijakan Presiden.
4. Masa Orde Baru
Dengan berakhirnya masa pemerintahan Soekarno dalam oede lama, dimulailah
pemerintahan baru yang dikenal dengan oede baru , yaitu suatu tatanan kehidupan
masyarakat dan pemerintahan yang menuntut dilaksanakan kehidupan masyarakat
dan pemerintahan yang menurut dilaksanakan Pancasiladan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen. Munculnya orde baru diawali dengan tuntunan dari seluruh
masyarakat, seperti Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), dan lain-lain. Tuntutan mereka dikenal
dengan nama Tritura. Isi tuntunan tersebut sebagai berikut :
1. Pembubaran PKi dan ormas-ormasnya.
2. Pembersihan cabinet dari unsure-unsur D-30-s/pki
3. Penurunan harga
Orde baru adalah era pemerintah pengganti pemerintahan orde lama.
Pemerintahan orde lam melaksanakan Pancasila dan UUd 1945 dalam rangka
“Revolusi Indonesia Belum Selesai”.
Sidang umum MPR tahun 1978 menetapkan Tap. MPR No. II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P_4).
Pada tahun 1983, pemerintah mengajukan satu paket yang terdiri dari 5 Undang-
Undang Politik Tentang :
1. Susunan dan kedudukan anggota MPR/DPR
2. Pemilihan umum
3. Kepartaian dan Golkar
4. Organisasi masyarakat, dan
5. Referendum
Pada kenyataannya, orde baru telah jauh menyimpang dari perjuangannya semula,
yaitu sebagai berikut :
1. Orde baru, secara eksplisit tidak mengakui 1 Juni sebagai lahirnya
Pancasila.
2. Butir-butir P-4 mendidik secara halus ketaatan individu kepada kekuasaan
dan tidak ada butir yang mencantumkan kewajiban Negara terhadap
rakyatnya.
3. Pengalaman pancasila dengan membentuk citra pembangunan sebagai
ideology, sehingga rekayasa mendukung Bapak Pembangunan melalui
kebulatan tekad rakyat.
Asas Tunggal Pancasila
Dalam pidato kenegaraan di depan DPR-RI tanggal 16 Agustus 1982,
Presiden Soeharto mengemukakan gagasannya mengenai penerapan asas tunggal
Pncasila atas partai-partai politik. Sesungguhnya gagasan ini bukanlah gagasan
baru karena tahun 1966-1967 sudah terdengar gagasan untuk mengasas
tunggalkan partai-partai politik.
Akhirnya keinginan Presiden terpenuhi dengan merubah UU No. 3/1975
dengan UU NO. 3/1985. Dalam penjelasan undang-undang itu disebutkan bahwa
pengertian asas meliputi juga pengertian dasar, landasan dan pedoman pokok yang
harus dicantumkan dalam anggaran dasar partai politik.
Pembangunan Ekonomi
Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat lewat pembangunan
rakyat lewat pembangunan ekonomi dan social, pemerintahan orde baru menjalin
kembali hubungan baik dengan pihak barat dan menjauhi pengaruh ideology
komunis, yang berarti kembali menjadi anggota PBB dan lembaga internasional
lainnya, seperti bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF),
Pembangunan orde baru dilakukan secara bertahap, khususnya dibidang
ekonomi, pembangunan jangka panjang(25/30 tahun), jangka menengah 5 tahun
dengan program rencana pembangunan 5 tahun (Repelika).
Keberhasilan pembangunan ekonomi masa orde baru juga didukung oleh
penghasilan eksport yang sangat besar dari minyak bumi, khususnya tahun
1973/1974, selain itu juga pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing
(PMA).
Apabila disbanding dengan orde lama, cukup banyak terdapat perbedaan
fundamental , yaitu dari ekonomi tertutup yang berorientasi sosialis ke ekonomi
terbuka yang berorientasi kepada kapitalis. Perbedaan orientasi ekonomi itu
menyebabkan perekonomian masa orde baru adalah sebagai berikut :
1. Stabilitas politik dan ekonomi
2. Sumber daya manusia yang lebih baik
3. System politik dan ekonomi terbuka yang wastern oriented
4. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik
5. Kemauan yang kuat (political will)
Kelemahan Pembangunan Orde Baru
Persoalan yang paling mendasar dalam era orde baru adalah campur aduk
institusi Negara dan swasta.
Lembaga kepresidenan merupakan faktor pokok dan mendasar yang paling
rusak dan mempengaruhi lembaga Negara dibawahnya termasuk ke daerah-
daerah.
Lembaga kepresidenan adalah the ruler, yang mengatur segalanya.
Peranan yang dilakukan oleh Presiden pada masa orde baru adalah peran
ganda sebgai institusi Negara, yang menjadi regulator, tetapi tercampuri oleh
pengaruh kepentingan swasta.
Kritik terhadap pemerintah orde baru masih kelihatan sekalipun ditekan
pada taraf minimal, seperti pada decade 1970-an muncul gerakan untuk
pemberantasan korupsi karena utang dan kebangrutan melanda Pertamina. Pada
decade 1980-an isu mengguggat praktek-praktek monopoli dan decade 1990-an
tuntutan untuk perbaikan alikasi sumber daya ekonomi.
Korpopratisme siartikan sebagai system kenegaraan dimana pemerintah dan
swasta saling berhubungan secara tertutup satu sama lain. Dalam hubungan
korporatif tersebut ( Prof. Didik.. J. 2002;158-160), mempunyai cirri-ciri umum
sebagai berikut :
1. Sumber-sumber ekonomi dinikmati hanya oleh segelintir pelaku ekonomi
yang dekat dengan kekuasaan.
2. Kepentingan ekonomi dan kepentingan politik menyatu didalam format
kolusi ekonomi.
3. Kekuasaan menjadi mesia yang subur bagi redistributive combine diantara
segelintir orang.
4. Perbutuan rantai sangat subur dalam situasi politik dan ekonomi yang
tertutup.
Dengan demikian , semakin jelas bahwa ada paradox kemajuan di Indonesia
terjadi karena system yang distrotif tersebut.
Pembangunan dan Utang Luar Negeri
Negara dengan beban utang luar negeri yang berat akan mengalami kesulitan dan
gagal mencapai tahap lepas melalui proses kemajuan ekonomi yang
berkesinambungan.
Pada saat yang sama, kebijakan public dibidang ekonomi, terutama kebijakan
utang luar negeri dicemari oleh pembubaran tante ekonomi oleh kelompok
kepentingan yang berkolusi dengan pemegang kekuasaan.
5. Masa Era global
Penyimpangan kehidupan bernegara era orde baru sampai kepada puncaknya
dengan munculny krisis moneter yang berakibat jatuhnya Presiden Soeharto ynag
telah berkuasa selama 32 tahun. Untuk menyelamatkan Negara darikehancuran,
maka MPR telah mengeluarkan ketetapannya, antara lain sebagai berikut :
1. Ketetapan MPR NO. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR
tentang Referendum.
2. Ketetapan MPR No. X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi
Pembangunan dalam Rangka Penyelamatan dan NOrmalitas Kehidupan
Nasional sebagai Haluan Negara.
3. Tap. MPR No. XI/MPR1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas KKN.
4. Tap. MPR No. MPR No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
5. Tap. MPR NO. XVII/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi.
6. Tap. MPRNo. XVII/MPR/1998 tentang HAM.
7. Tap. MPR NO. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P-4 dan Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
Sekalipun MPR telah mengeluarkan ketetapannya, namun permasalahannya yang
ditinggalkan oleh pemerintahan orde baru bukanlah sedikit, sehingga merumitkan
bagi pemerintah transisi atau pemerintah era reformasi untuk keluar dari
permasalahan tersebut.
1. Nilai-nilai agama dan nilai nilai budaya bangsa tigak dijadikan sumber
etika dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat.
2. Pancasila sebagai ideology Negara ditafsirkan secara sepihak oleh penguasa
dan telah disalah gunakan untuk mempertahankan kekuasaan.
3. Konflik social budaya telah terjadi karena kemajemukan suku, kebudayaan
dan agama yang tidak dikelola dengan baik dan adik oleh pemerintah
maupun masyarakat.
4. Hokum telah menjadi alat kekuasaan dan pelaksanaan telah diselewengkan
sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan prinsip keadilan, yaitu
bersamaan hak warga Negara di hadapan hokum.
5. Perilaku ekonomi yang berlangsung dengan praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme, serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar, telah
menyebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan , utang besar dan harus
dipikul oleh Negara , pengangguran dan kemiskinan dan semakin
meningkat, serta kesenjangan social ekonomi yang semakin melebar.
Bidang Hukum
Konsep awal program pembangunan nasional dibidang hokum meliputi sebagai
berikut :
1. Penataan system dan kelemahan hokum dengan program pembangunannya
adalah :
a) Program perencanaan dan pengembangan system hokum nasional.
b) Program pembentukan dan penyusunan hokum.
c) Program pembinaan kelembagaan hokum.
2. Penegakaan hokum, dengan programnya :
a) Penegakan dan pelayanan hokum
b) Pembinaan peradilan
3. Peningkatan kualitas aparat penegak, sarana dan prasarana hokum dengan
programnya :
a) Peningkatan kualitas aparatur hokum
b) Sarana dan prasarana hokum
Dalam bidang ekonomi, program pembangunanya adalah sebgai berikut :
1. System ekonomi kerakyatan, yang meliputi pengembangan system
ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan peningkatan pemerataan
serta memberdayakan usaha kecil, menengah dan koprasi.
2. Mempercepat proses pemulihan ekonomi, melalui program pengelolaan
kebjaksanaan ekonomi makro dan mikro, peningkatan efektifitas
pengelolaan keuangan Negara , peningkatan efektifitas pengelolaan utang
luar negeri , penuntasa retrusturisasi perbankan dan lembaga keuangan,
pengembangan ketenagakerjaan dan lain-lain.
Bidang Politik
Program pembangunan Nasional dibidang politik meliputi sebagai berikut:
a. Politik dalam negeri, program pembangunan yang dilaksanakan adalah
pengembangan konstitusi, struktur politik, pemilu, kepemimpinannasional,
partisipasi politik, kesadaran berbangsa, pendidikan dan budaya politik
kemudian TNI dan lain-lain.
b. Politik luar negeri, program pembangunan yang dilakukan adalah
penguatan politik luar negeri dan diplomasi, peningkatan kerjasama luar
negeri, perluasan perjanjian ekstradisi dengan Negara tetangga dan lain-
lain.
c. Penyelenggaraan Negara , program pembangunanya adalam mewujudkan
penyelenggaraan yang baik dan professional.
d. Otonomi Daerah, dengan program utamanya adalah pemantapan
perimbangan keuangan pusat dan daerah, pengutan kemampuan sumber
daya manusia, penataan kelembagaan daerah, serta pembinaan dan
pengawasan.
Perekonomian pada Era Reformasi
Periode transisi Habiebie terlalu pendek untuk mengisahkan perjalanan ekonomi
suatu Negara.
Pada era Abdurahman Wakhid, perbaikan institusi secara sistematis tidak terjadi,
bahkan kesalahan-kesalahan baru terjadi kembali yang menambah lebih parah lagi
keadaan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Kasus DBUN, yaitu suatu lembaga perhimpunan para konglomerat didalam
institusi kepresidenan.
Pada masa pemerintahan Abdurahman Wahid praktis tidak ada masalah dalam
negeri yang terselesaikan dengan baik, seperti kasus Aceh, konflik Maluku dan
sebagainya.
Presiden Abdurahman Wahid dianggap cenderung bersikap dictator dan praktek
KKN di lingkungan semakin instensif.
Dalam menjaga kesinambungan penyelenggaraan Negara , maka MPR
mengeluarkan Tap. MPR No. VII/MPR/2001 tentang visi Indonesia masa depan
yang terdiri dari tiga vici, yaitu sebagai berikut :
1) Visi Indonesia masa depan ialah cita-sita luhur sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
2) Visi lima tahunan dirumuskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara.
3) Visi antara masa depan dan lima tahunan disebut visi Indonesia 2020.
Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri
serta baik dan bersih dan penyelenggaraan Negara.
Presiden Megawati yang memulai pemerintahannya November 2001 masih
menyisahkan suatu pekerjaan berat yang belum terselesaikan . sesuai dengan
rekomendasi MPRST 2002 menyampaikan beberapa permasalahan untuk segera
diruntaskan sebagai berikut:
1. Bidang Politik dan Keamanan
Suatu ancaman disintergrasi, seperti konflik di Naggroe Aceh Darussalam,
masalah Papua, masalah Poso, Masalah Maluku dan Maluku Utara dan
Masalah Sampit Kalimantan Utara.
2. Bidang Hukum dan HAM
3. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Suatu kinerja pemerintah yang sudah maju tetapi belum dapat mengatasi
masalah-masalah, seperti pengangguran melonjak, ekspor menurun,
investasi belum pulih, meningkatnya penduduk miskin.
4. Bidang Sosial Budaya
Bidang ini meliputi kerukunan umat beragama yang masih mengganggu
persatuan, masalah kesehatan pendidikan dan lain-lain.