i
P R O F I L K E S E H A T A N
T A H U N 2 0 1 8
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA
UPTD PUSKESMAS PAGEDONGAN
TAHUN 2018
ii
© 2018 – UPTD PUSKESMAS PAGEDONGAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya penyusunan Profil Kesehatan UPTD Puskesmas
Pagedongan Tahun 2018. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil
Kesehatan ini.
Profil kesehatan merupakan salah satu media
publikasi data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi
kesehatan yang cukup komprehensif. Profil kesehatan
disusun berdasarkan ketersediaan data, informasi, dan indikator kesehatan yang
bersumber dari UPTD Puskesmas serta jejaring dan jaringannya.
Dalam profil kesehatan Tahun 2018 ini, pembaca dapat memperoleh data dan
informasi mengenai gambaran umum dan demografi, Sarana dan Pembiayaan
Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Kesehatan Keluarga, Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit. Data dan informasi yang ditampilkan pada profil
kesehatan dapat membantu dalam mengukur capaian pembangunan bidang
kesehatan di suatu wilayah kerja UPTD Puskesmas dan sebagai dasar untuk
perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya.
Kami menyadari masih banyak yang belum sempurna dalam penyusunan
buku ini, terutama karena keterbatasan waktu, tenaga dan sumber data yang ada.
Sehingga kritik dan saran senantiasa kami harapkan guna meningkatkan kualitas
profil kesehatan pada tahun-tahun yang akan datang. Kami juga mohon maaf jika
karena kekhilafan kami, terdapat kesalahan penulisan dalam buku profil kesehatan
ini. Akhirnya, semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai langkah-
langkah kita. Amiin.
BANJARNEGARA, April 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS
PAGEDONGAN
dr. HENNY EKA SETYAWATI
NIP. 19791202 200903 2 005
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
BAB I GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN DEMOGRAFI ............................... 1
A. KEADAAN GEOGRAFI ...................................................................... 1
B. KEPENDUDUKAN .............................................................................. 2
1. Pertumbuhan Penduduk .................................................................. 2
2. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur ................................. 2
3. Kepadatan Penduduk....................................................................... 3
BAB II SARANA DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN ........................................... 4
A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ............................................ 4
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN ........................................................... 6
BAB IIISUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ................................................ 7
A. JUMLAH TENAGA KESEHATAN .................................................... 7
B. RASIO TENAGA KESEHATAN ......................................................... 9
BAB IVKESEHATAN KELUARGA ........................................................................ 10
A. KESEHATAN IBU ............................................................................. 11
B. KESEHATAN ANAK ........................................................................ 24
C. GIZI ..................................................................................................... 36
BAB VKESEHATAN LINGKUNGAN ..................................................................... 42
A. STBM .................................................................................................. 43
B. AIR MINUM ....................................................................................... 43
C. AKSES SANITASI LAYAK .............................................................. 45
D. TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) .................................................. 47
E. TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM) ............................... 48
BAB VIPENGENDALIAN PENYAKIT ................................................................... 50
A. PENYAKIT MENULAR LANGSUNG ............................................. 50
B. PENYAKIT YANG DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I) .................................................................................................. 58
C. PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR DAN
ZOONOSIS ......................................................................................... 59
D. PENYAKIT TIDAK MENULAR ....................................................... 62
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1Angka Kematian Ibu ................................................................................ 12
Gambar 4.2Penyebab Kematian Ibu ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3Cakupan K1 dan K4 ................................................................................. 15
Gambar 4.4Cakupan K4 dan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan .............................. 18
Gambar 4.5Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan ........................................... 20
Gambar 4.6Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan ......................................... 22
Gambar 4.7Peserta KB aktif ....................................................................................... 24
Gambar 4.8Angka Kematian Bayi (AKB) .................................................................. 25
Gambar 4.9Cakupan KN 1 dan KN Lengkap ............................................................. 28
Gambar 4.10Penanganan Komplikasi Neonatal ......................................................... 29
Gambar 4.11Cakupan Imunisasi Bayi ........................................................................ 31
Gambar 4.12Cakupan pemberian ASI eksklusif ......................................................... 37
Gambar 4.13Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita .............................. 39
Gambar 4.14Cakupan Penimbangan Balita ................................................................ 40
Gambar 4.15Prevalensi Gizi Buruk ............................................................................ 41
Gambar 5.1Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak ...................... 45
Gambar 5.2Persentase Akses Jamban Sehat ............................................................... 46
Gambar 5.3 Persentase TTUYang Memenuhi Syarat Kesehatan ............................... 47
Gambar 5.4Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan ............................... 48
Gambar 6.1 Penemuan kasus TB BTA+ ..................................................................... 52
Gambar 6.2Angka Keberhasilan Pengobatan TB ....................................................... 53
Gambar 6.3Kasus HIV dan AIDS ............................................................................... 54
Gambar 6.4Penemuan dan Penanganan Pendeita Pneumonia .................................... 56
Gambar 6.5Angka Kesakitan (IR/Insiden Rate) DBD per 100.000 penduduk ........... 60
Gambar 6.6Angka Kesakitan (Anual Parasite Insidence) Malaria ............................. 62
Gambar 6.7Kasus Penyakit Tidak Menular ................................................................ 64
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Penduduk .......................................................................................... 3
Tabel 2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan .............................................................. 4
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 1
BAB I GAMBARAN UMUM WILAYAHDAN
DEMOGRAFI
A. KEADAAN GEOGRAFI
Kecamatan Pagedongan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Bajarnegara yang letaknya berada pada jarak 7 Km ke arah Selatan dari Ibu Kota
Kabupaten. Secara Astronomi terletak diantara 7’26’392’ Lintang Selatan dan
109’41’229’ Bujur Timur. Dibatasi oleh:
Sebelah Utara Kecamatan Banjarnegara ;
Sebelah Timur Kecamatan Sigaluh;
Sebelah Selatan Kecamatan Gombong; dan
Sebelah Barat Kecamatan Bawang;
Dengan luas wilayah kurang lebih 80,34 Km2 atau 80,340 Ha atau sekitar
7,49 % dari Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara. Secara administratif Wilayah
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 2
Kerja UPTD Puskesmas Pagedongan terbagi dalam 9 desa dan 0 kelurahan.
Desa/kelurahan yang terluas adalah desa/kelurahan Kebutuh Jurang dengan luas
14,64 Km2 atau sekitar 18,22 % dari luas total Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Pagedongan. Sedangkan desa/kelurahan Twelagiri merupakan memiliki wilayah
paling kecil yaitu hanya seluas 4,61 Km2 atau sekitar 5,73 %.
Topografi Kecamatan Pagedongan terdiri dari wilayah daratan dengan Ketinggian
antara 0 – 500 m dari permukaan laut.
B. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan rekapitulasi data penduduk tahun 2017, jumlah penduduk
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pagedongan adalah 41.013jiwa meningkat
1,82 % dibanding tahun 2018 yaitu 743jiwa. Kenaikan penduduk terbesar di
desa/kelurahanGentansari. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan
umur di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pagedongan pada tahun 2018, dengan
jumlah penduduk total sebesar41.756 jiwa, yang terdiri dari 20.618 laki-laki
dan 21.138 perempuan.
2. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur
Melihat struktur penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pagedongan terjadi adanya kenaikan penduduk di usia 5 – 14 tahun. Adanya
kenaikan usia produktif yaitu 15-44 tahun sebagai bonus demografi sehingga
dapat mengurangi angka ketergantungan. Bonus demografi dengan peningkatan
penduduk usia produktif merupakan tantangan untuk memperkuat investasi di
bidang kesehatan, pendidikan maupun ketenagakerjaan. Di lain pihak,
penduduk usia lanjut (65+ tahun) membutuhkan perhatian dari sektor kesehatan
dalam perawatan kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia (lansia) serta
penanggulangan penyakit degeneratif sehingga perlu diperluas sasaran
pelayanan penduduk yang tidak saja memberikan perhatian kepada bayi dan
anak serta orang dewasa, tetapi juga terhadap orang tua. Adapun perbandingan
komposisi penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Pagedongan menurut
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 3
kelompok umur dari tahun 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Struktur Penduduk
UPTD Puskesmas Pagedongan Menurut Golongan Umur
Tahun 2014-2018
Golongan
Umur (Th)
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
<1 742 895 600 690 588
1 – 4 2305 2000 2123 2132 2434
5 – 14 7512 7142 7186 7186 7648
15 – 44 18536 24304 19386 19386 19467
45 – 64 8627 9627 9346 9346 9346
65 ke atas 3397 2401 2273 2273 2273
Total 41119 42420 42532 41013 41756
3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di UPTD PuskesmasPagedongan tahun 2018
sebesar 4395,37/km2. Angka ini bila dibandingkan dengan tahun 2017 terjadi
kenaikan kepadatan yaitu sebesar 78,2/km2.
Sebaran penduduk ternyata tidak merata, beberapa desa/kelurahan
dengan angka yang cukup tinggi, yaitu desa/kelurahan Pagedongan sebesar
676,74/km2, sedangkandesa/kelurahan dengan cakupan rendah yaitu
desa/kelurahan Duren sebesar 296,42/km2.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 4
BAB II SARANA DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
Penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian utama
pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan agar lapisan masyarakat dapat
menikmati pelayanan kesehatan.
Tabel 2.Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018
No. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1. RS Pemerintah 1
2. RS Swasta 2
3. Puskesmas 35
3. Laboratorium Kesehatan Daerah 1
4 Gudang Farmasi Kesehatan 1
5. Unit Tranfusi Darah 1
5. Klinik 14
6. Apotek 56
7. Toko Obat 4
8. Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap di Puskesmas
Rumah Sakit dan klinik 761
A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut,
Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 5
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagai
wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Jumlah Puskesmas di Kecamatan Pagedongan sebanyak 1 Puskesmas,
terdiri dari UPTD Puskesmas Pagedongan, dimana UPTD Puskesmas Pagedongan
adalah non perawatan. Jumlah Puskesmas pembantu sebanyak 1 Pustu, 1
Puskesmas Keliling dan 2 ambulans.
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain upaya
promotif dan preventif, diperlukan juga upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya
kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah
sakit yang berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.
Layanan UPTD Puskesmas Pagedongan dapat diketahui dari beberapa indikator,
yaitu :
a. BOR ( Bed Occupancy Rate )
BOR ini digunakan untuk menilai tingkat pemanfaatan tempat tidur. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah 60-85%. Nilai BOR UPTD
Puskesmas......sebesar 68,4%.
Angka BOR yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan atau
penambahan tempat tidur.
b. LOS ( Length of Stay )
LOS digunakanuntuk menilai efisiensi mutu pelayanan RS. Nilai ideal
adalah 6-9 hari. LOS tahun 2018 di RSUD Hj. Anna LasmanahBanjarnegara3,2
hari, RSU Emanuel mencapai 2,7 hari, dan RSI 2,6 hari dengan total rata-rata
adalah 2,9 hari.
c. NDR ( Net Death Rate )
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah
sakit. Nilai ideal NDR adalah <25 per 1000. NDR rata-rata Rumah Sakit di
Banjarnegara adalah 11,6 sehingga kategori ideal. NDR tahun 2018 tertinggi
ada di RSI dengan 15,2 disusul RSUD Hj. Anna Lasmanah dengan 11,3 dan
RS Emanuel 8,8.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 6
d. GDR (Gross Death Rate)
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Nilai ideal NDR adalah <45 per mil. GDR rata-rata Rumah Sakit di
Banjarnegara adalah 25 sehingga masih dalam nilai yang ideal. GDR tertinggi
ada di RSI dengan 28,9 disusul RS Emanuel dengan 28,5 dan RSUD Hj. Anna
Lasmanah dengan 20,5.
e. BTO ( Bed Turn Over )
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode. Idealnya
satu tahun tempat tidur dipakai 40-50 kali. Dari ketiga RS yang ada di
Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2018, BTO RS rata-rata sebesar 76,5 kali.
BTO tertinggi dicapai oleh RSUD Hj. Anna Lasmanah yaitu sebanyak 82,1
kali, disusul RSI sebanyak 79,8 kali dan RS Emanuel sebesar 67,3 kali.
f. TOI ( Turn Of Interval )
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada kisaran 1-3 hari. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat
tidur semakin buruk. Rata-rata TOI RS di Banjarnegara adalah 1,9 dimana
tertinggi di RS Emanuel dengan 2,7 disusul RSI 2,0 dan RSUD Hj. Anna
Lasmanah 1,4.
B. PEMBIAYAANKESEHATAN
Pada tahun 2018 Anggaran Pendapatan dan Belanja UPTD Puskesmas
Pagedongan untuk kesehatan adalah Rp.1.665.558.000,- belanjalangsung sebesar
Rp. 1.665.558.000,- Dari Rp.1.665.558.000 terdiri dari anggaran APBD murni
sebesar Rp.409.000.000,- dan dari anggaran Kapitasi JKN sebesar Rp
1.256.558.000,-.
Selain dari APBD dan Kapitasi JKN juga mendapat alokasi dana dari APBN
Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp, 647.233.000,-.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 7
BAB III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Sumber daya manusia kesehatan merupakan salah satu sub sistem dalam sistem
kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan pelayanan kesehatan. Upaya dan
pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab,
memiliki etik dan moral tinggi, keahlian dan berwenang.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
A. JUMLAHTENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan di kelompokan menjadi beberapa rumpun dan sub rumpun.
Rumpun tenaga kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan Pasal 11 adalah tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga
kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan
lingkungan, tenaga gizi, tenaga psikologi klinis, tenaga keterapian fisik, tenaga
keteknesian medis, tenaga teknik boimedika, tenaga kesehatan tradisional, dan
tenaga kesehatan lain.
Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
pusat kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Untuk mendukung fungsi dan tujuan puskesmas di perlukan sumber daya manusia
kesehatan baik tenaga kesehatan maupun tenaga penunjang kesehatan.
Pada peraturan yang sama di pasal 16 ayat 3 di sebutkan bahwa minimal
tenaga kesehatan di puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter
gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Sedangkan tenaga
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 8
penunjang kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi
keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lainnya.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas dihitung berdasarkan analisis
beban kerja dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja,
luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya di wilayah kerjanya, dan pembagian waktu saja.
Pada Puskesmas non rawat inap, minimal jumlah dokter yaitu satu orang,
sedangkan pada puskesmas rawat inap minimal jumlah dokter dua orang, baik pada
perkotaan, perdesaaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil. Rincian
lengkap mengenai Puskesmas dengan jumlah dokter dapat dilihat di tabel 72
lampiran profil kesehatan.
Perawat pada Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah lima orang
sedangkan pada Puskesmas rawat inap minimal berjumlah delapan orang. Kondisi ini
merupakan standar minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil
dan sangat terpencil. Rincian lengkap mengenai Puskesmas dengan jumlah bidan dan
perawat dapat dilihat di tabel 73 lampiran profil kesehatan.
Jumlah bidan di Puskesmas non rawat inap minimal empat orang dan di
Pusekmas rawat inap minimal tujuh orang. Kondisi ini merupakan standar minimal
wilayah perkotaan, perdesaan, kawasan terpencil dan sangat terpencil. Rincian
lengkap mengenai jumlah bidan per Puskesmas dapat di lihat pada tabel 73 lampiran
profil kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa tenaga kesehatan di puskesmas tidak hanya
tenaga medis tetapi juga tenaga promotif dan preventif untuk mendukung tugas
Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat. Dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019, salah satu indikator
dalam meningkatkan ketersediaan dan mutu SDMK sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan yaitu jumlah Puskesmas yang memiliki lima jenis tenaga kesehatan
promotif dan preventif. Tenaga Kesehatan yang dimaksud adalah tenaga kesehatan
lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan
analisis kesehatan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 9
B. RASIO TENAGA KESEHATAN
Rasio tenaga kesehatan per jumlah penduduk merupakan indikator untuk
mengukur tenaga kesehatan untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk
mencapai target pembangunan kesehatan tertentu. Berdasarkan Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana
Pengembangan Kesehatan Tahun 2015-2025, target rasio tenaga kesehatan terhadap
jumlah penduduk pada tahun 2019 di antaranya rasio dokter umum 45 per 100.000
penduduk, rasio dokter gigi 13 per 100.000 penduduk, rasio perawat 180 per 100.000
penduduk, rasio bidan 120 per 100.000 penduduk, tenaga kefarmasian 24 per
100.000 penduduk, tenaga kesehatan masyarakat 16 per 100.000 penduduk, tenaga
gizi 14 per 100.000 penduduk dan kesehatan lingkungan 18 per 100.000 penduduk.
Jumlah dokter umum di UPTD Puskesmas Pagedongan tahun 2018 adalah 1
dokter, jumlah dokter gigi adalah 0.
Tenaga keperawatan terdiri atas tenaga perawat dan bidan. Jumlah perawat
tahun 2018 adalah 4 perawat. Jumlah bidan di tahun 2018 adalah 15 bidan.
Tenaga kefarmasian terdiri atas tenaga teknis kefarmasian (analis farmasi,
asisten apoteker dan sarjana farmasi) dan apoteker. Tenaga kefarmasian di tahun
2018 sejumlah 0 orang terdiri dari teknis kefarmasian 0 orang dan apoteker 0 orang.
Tenaga kesehatan masyarakat di tahun 2018 sejumlah 0 orang. Tenaga
kesehatan lingkungan di tahun 2018 sebanyak 1 orang.
Tenaga gizi meliputi tenaga nutrisionis dan dietisen. Nutrisionis adalah tenaga
kesehatan lulus Sekolah Pembantu Ahli Gizi (SPAG), diploma III, diploma IV dan
Strata 1 bidang gizi. Sedangkan dietisen adalah tenaga kesehatan lulusan diploma IV
dan strata 1 bidang gizi yang telah mengikuti program internship gizi. Jumlah tenaga
gizi di tahun 2018 adalah 1 tenaga gizi yang terdiri dari 1 nutrisionis dan 0 dietisen.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 10
BAB IV KESEHATAN KELUARGA
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri, dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya. Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Lebih jauh lagi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun
2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, menyebutkan bahwa pembangunan
keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat, masih menurut peraturan
pemerintah tersebut, kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri juga
merupakan salah satu syarat dari keluarga yang berkualitas.
Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat, keluarga memiliki
peran signifikan dalam status kesehatan. Keluarga berperan terhadap optimalisasi
pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan
kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen
keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase
kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini
yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu
prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok
rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian
terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk
dilakukan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 11
A. KESEHATAN IBU
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator
Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh, dan lain-lain disetiap 100.000 kelahiran hidup.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi
mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari
390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan kepeningkatan
AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.
AngkaKematian Ibu (AKI) dihitung dari banyaknya wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100. 000 kelahiran hidup.
Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu
yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil
keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan
pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak
terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”,
yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan
(<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2
tahun).
Angka Kematian Ibu (AKI) di UPTD Puskesmas Pagedongan tahun 2018
adalah 0,15/100.000 kelahiran hidup dimana secara absolut dihitung dari jumlah
kematian ibu sebesar 0 kasus dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 658 bayi lahir
hidup. Angka tersebut menurun jika dibandingkan tahun 2017 yaitu sebesar
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 12
0,11/100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu sebesar 0 kasus dengan
kelahiran hidup sebesar 683 bayi.
Gambar 4.1Angka Kematian Ibu
(AKI) Per 100.000 Kelahiran Hidup Di UPTD PuskesmasPagedongan
Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Secara kuantitatif maupun proporsi angka kematian ibu mengalami penurunan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang dapat dilihat dari angka absolute jumlah
kasus kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak 1 kasus, tahun 2015 sebanyak 0 kasus
dan tahun 2016 sebanyak 0 kasus, tahun 2017 sebanyak 0 kasus dan ahun 2018 hanya 0
kasus.
Capaian kinerja yang cukup membanggakan tersebut di atas antara lain
disebabkan oleh semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam melakukan deteksi dini
kegawatdaruratan dalam masa kehamilan dan persalinan, semakin tingginya komitmen
aparat kesehatan dalam melakukan upaya penyelamatan ibu dan, pencegahan
komplikasi, semakin meningkatnya kompetensi Tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan, semakin baiknya pemenuhan sarana prasarana alat kesehatan yang
mendukung pelayanan serta terjalinnya komunikasi yang baik melalui pengembangan
jejaring pelayanan kesehatan mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar ke
pelayanan rujukan.
135
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 13
Upaya- upaya teknis yang telah dilakukan di lapangan antara lain, siaga penuh
saat musim persalinan tiba maupun waktu tertentu (lebaran, tahun baru), adanya alat-
alat penunjang pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang baru di Puskesmas,
serta adanya jalinan komunikasi melalui jejaring media sosial (whatsapp grup) untuk
menyampaikan kasus – kasus kegawatdaruratan agar dapat memperoleh pelayanan
dan penanganan yang tepat di Puskesmas maupun Rumah Sakit.
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti
pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
di fasilitas pelayan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti
hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana. Data mengenai kematian
ibu menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 6 lampiran profil kesehatan.
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan Kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini
dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokan sesuai usia
kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen
pelayanan sebagai berikut :
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Penentuan status imunusasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana)
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya) dan
10. Tatalaksana kasus
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 14
Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu
hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu satu kali
pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-24 minggu) dan dua kali pada trimester ketiga ( usia
kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin
berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan.
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat
kali sesuai jadwal yang di anjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran
ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannnya ketenaga kesehatan.
Cakupan pelayanan ibu hamil dapat diketahui keterjangkauan (K1) dan
pemeriksaan yang berkualitas (K4) ibu hamil. Jumlah ibu hamil di UPTD
Puskesmas Pagedongan pada tahun 2018 adalah 727 dengan cakupan K1 sebesar
727 atau 100 % menurun dibanding tahun 2017 yang sebesar 6 % sedangkan
untuk K4 cakupannya adalah 668 atau sebesar 91,9 % menurun dibanding tahun
2017 yaitu 17,1%. Penurunan cakupan K4 dipengaruhi antara lain masih tingginya
kejadian abortus (27 kasus), prematur (26 kasus), dan adanya ibu hamil yang tidak
kontak dengan petugas kesehatan pada trimester pertama (6 kasus) karena
mobilisasi ibu hamil yang tinggi dan tidak membawa buku KIA sehingga tidak
bisa masuk K4.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 15
Gambar 4.2 Cakupan K1 dan K4
di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil
tidak hanya dari sisi akses. Kualitas pelayanan yang diberikan juga harus
ditingkatkan diantaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu
hamil harus diberikan saat kunjungan. Keberadaan puskesmas secara ideal harus
didukung dengan aksebilitas yang baik. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan
aspek geografis dan kemudahan sarana dan prasarana transportasi. Dalam
mendukung penjangkauan terhadap masyarakan di wilayah kerjanya, puskesmas
juga sudah menerapkan konsep satelit dengan menyediakan puskesmas pembantu.
Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat
besi sebanyak 90 tablet (Fe3). Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh
untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain digunakan untuk
pembentukan sel darah merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu
komponen dalam membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke
804776 764 774
727
874
720 726 740
668
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2014 2015 2016 2017 2018
K1
K4
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 16
otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan
penyambung), serta enzim.
Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin. Selama hamil,
asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada
tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan
menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan
zat besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil kepada
janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk kebutuhan tumbuh
kembangnya, termasuk untuk perkembangan otaknya, sekaligus menyimpannya
dalam hati sebagai cadangan hingga bayi berusia 6 bulan.
Selain itu, zat besi juga membantu dalam mempercepat proses
penyembuhan luka khususnya luka yang timbul dalam proses persalinan.
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Anemia merupakan salah satu risiko
kematian ibu, kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi
terhadap janin dan ibu, keguguran, dan kelahiran prematur.
2. Pelayanan Imunisasi Tetanus Toksoid bagi Wanita Usia Subur dan Ibu
Hamil
Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi yaitu infeksi tetanus
yang disebabkan bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan
yang tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum
melahirkan. Clostridium Tetani masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan
racun yang menyerang sistem syaraf pusat.
Sebagai upaya mengedalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu
faktor risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi mengamanatkan bahwa wanita usia subur dan ibu
hamil merupakan salah satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi
lanjutan. Imunisasi lanjutan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi
imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak batita, anak usia sekolah
dan wanita usia subur termasuk ibu hamil.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 17
Wanita usia subur yang menjadi sasaran imunisasi TT adalah wanita berusia
antara 15-49 tahun yang terdiri dari WUS hamil (ibu hamil) dan tidak hamil.
Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan
pelayanan antenatal. Imunisasi TT pada WUS diberikan sebanyak 5 dosis dengan
interval tertentu, dimulai sebelum dan atau saat hamil yang berguna bagi
kekebalan seumur hidup. Interval pemberian imunisasi TT dan lama masa
perlindungan yang diberikan sebagai berikut.
a. TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa
perlindungan 3 tahun.
b. TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan
5 tahun.
c. TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa
perlindungan 10 tahun.
d. TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa
perlindungan 25 tahun.
Screening status imunisasi TT harus dilakukan sebelum pemberian vaksin.
Pemberian imunisasi TT tidak perlu dilakukan bila hasil screening menunjukkan
wanita usia subur telah mendapatkan imunisasi TT5 yang harus dibuktikan
dengan buku KIA, rekam medis, dan atau kohort. Kelompok ibu hamil yang juga
mendapatkan TT2 sampai dengan TT5 dikatakan mendapatkan imunisasi TT2+.
Data mengenai imunisasi TT dapat dilihat pada tabel 30 dan 31 lampiran profil
kesehatan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan kematian
bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter
umum, dan bidan, serta diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada
kala I sampai dengan kala IV persalinan. Keberhasilan program ini diukur melalui
indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan PN)
dan persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Cakupan Pf).
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 18
Gambar 4.3 Cakupan K4 dan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Persalinan oleh tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Pagedongan tahun
2018 sebesar 98,8% ada kenaikan dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu sebesar
97,8%.Kenaikan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ini didukung oleh
keberhasilan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk bersalin dengan tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam dekade terakhir
menekankan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam rangka
menurunkan kematian ibu dan kematian bayi. Penekanan persalinan yang aman
adalah persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019
menetapkan persalinan di fasilitas kesehatan sebagai salah satu indikator upaya
kesehatan ibu, menggantikan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada
tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong
persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian
pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu.
724690 689 673 653
874
720 726 740
668
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2014 2015 2016 2017 2018
LINAKES
K4
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 19
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan
kebijakan bahwa seluruh persalinan harus di tolong oleh tim tenaga kesehatan dan
di dorong untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk daerah dengan
akses sulit upaya yang dilakukan yaitu mengembangkan program Rumah Tunggu
Kelahiran. Para dukun diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan
kewajiban yang jelas. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan tidak
lagi dikerjakan oleh dukun, namun dirujuk ke bidan.
Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau jauh
dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran persalinan
diupayakan sudah berada didekat fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu di Rumah
Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut dapat berupa rumah tunggu
khusus yang dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat maupun di rumah
sanak saudara yang letak rumahnya bersekatan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan. Data mengenai persalinan oleh tenaga kesehatan per puskesmas dapat
dilihat di tabel 29 lampiran profil kesehatan.
4. Pelayananan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas
sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai tiga hari pasca persalinan, pada hari
keempat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 pasca persalinan. Masa nifas dimulai dari enam jam sampai
dengan 42 hari pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas diberikan
terdiri dari:
a) Pemeriksaan tanda vital ( tekanan darah,nadi,nafas, dan suhu)
b) Pemeriksaan tinggi pucak rahim ( fundus uteri )
c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain
d) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif
e) Pemberian komunikasi, informasi, dan dedukasi ( KIE ) kesehatan ibu nifas
dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana
f) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
Pelayanan kesehatan ibu nifas termasuk diantaranya kegiatan sweeping atau
kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Ibu
nifas yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2018 sebesar 100% naik
dibanding tahun sebelumnya yaitu 98,8%.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 20
Gambar 4.4 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
dan Kunjungan Nifasdi UPTD Puskesmas Pagedongan
Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
5. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan
Komplikasi pada proses kehamilan, persalinan dan nifas juga salah satu
penyebab kematian ibu dan kematian bayi. Komplikasi kebidanan adalah
kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan,
baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular maupun tidak
menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin. Sebagai upaya
menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi maka dilakukan
pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan. Pelayanan/penanganan komplikasi
kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil, bersalin atau nifas untuk
memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Keberhasilan program ini dapat diukur melalui indikator cakupan
penanganan komplikasi kebidanan (Cakupan PK). Indikator ini mengukur
kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi. Pelayanan
komplikasi pada ibu hamil tahun 2018 telah mencapai 100%.
96.8
94.4
97.9 97.8
98.8
95.2 95.2
99.4
98.8
100
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
2014 2015 2016 2017 2018
LINAKES
K4
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 21
Sebesar 20% dari kehamilan diprediksi akan mengalami komplikasi.
Komplikasi yang tidak tertangani dapat menyebabkan kematian, namun demikian
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan di tangani bila: 1) Ibu segera
mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) Tenaga kesehatan melakukan
prosedur penangan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk
memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III
(MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin; 3) Tenaga kesehatan mampu
melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) Apabila komplikasi terjadi, tenaga
kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan
stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) Proses rujukan efektif; 6)
Pelayanan di RS yang cepat dan tepat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui: 1) Peningkatan pelayanan antenatal yang
mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2)
Pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil,
pelayanan pasca persalinan dan kelahiran; serta 3) Pelayanan emergensi obstetrik
dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau
secara tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan.
Beberapa terobosan dalam penurunan AKI dan AKB telah dilakukan, salah
satunya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
program tersebut menitik beratkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat
dalam melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu
hamil, serta menyediakan akses dalam pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar ditingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan
obstetri dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Dalam
implementasinya, P4K merupakan salah unsur dari Desa Siaga. P4K mulai
diperkenalkan oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2007. Pelaksanaan P4K di
desa-desa tersebut perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam
membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiapsiagaan
keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas agar
dapat mengambil tindakan yang tepat.
Dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang merupakan
upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir. Kegiatan ini dilakukan melalui pembahasan kasus
kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level
fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu hasil kajian yang di dapat dari AMP
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 22
adalah kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan ibu pada saat terjadi
kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir. Kajian tersebut juga menghasilkan
rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu
dan bayi di masa mendatang.
Gambar 4.5Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
diUPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa secara umum cakupan
penanganan komplikasi kebidanan selama kurun waktu 5 tahun terakhir
mengalami kenaikan, akan tetapi sedikit menurun pada tahun 2017. Data
mengenai penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal dapat dilihat pada tabel
33 lampiran profil kesehatan.
6. Pelayanan Kontrasepsi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan pembangunan keluarga, keluarga berencana,
dan sistem informasi keluarga menyebutkan bahwa program Keluarga Berencana
(KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu dengan
kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering
melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (diatas usia
40.5 43.6
139.5
126.6
138.9
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 23
35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas
keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang
lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki
dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa
jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti
mempunyai anak.
Melalui tahapan konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS)
dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya
berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan
kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan. Program Keluarga
Berencana (KB) dilakukan diantaranya dalam rangka mengatur jumlah kelahiran
atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah pasangan usia subur
(PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok wanita usia subur (WUS) yang
berada pada kisaran usia 15-49 tahun.
Sasaran pelaksanaan program KB yaitu pasangan usia subur. Pasangan
usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang
sah, yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun. Peserta KB aktif
adalah pasangan usia subur (PUS) yang saat ini menggunakan salah satu alat
kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Peserta KB baru adalah pasangan usia
subur yang baru pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi dan atau
pasanmgan usia subur yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah
melahirkan/keguguran.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan, pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan
sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau
masyarakat, termasuk Keluarga Berencana. Pelayanan kesehatan dalam Keluarga
Berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur
untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas. Pasangan Usia Subur
bisa mendapatkan pelayanan kontrasepsi di tempat-tempat yang melayani
program KB.
Pada tahun 2018 dari jumlah 9099 Pasangan Usia Subur sebanyak 6625
(72,8%) adalah peserta KB aktif menurun dibanding tahun 2017 yaitu sebesar
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 24
6744 (83,4%) sedangkan peserta KB baru sejumlah 759 (8,3%) naik dibanding
tahun 2017 yaitu sebesar 606 (7,5%).
Gambar 4.6 Peserta KB aktif
di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Penurunan peserta KB aktif pada tahun 2018 disebabkan oleh penurunan
jumlah peserta KB baru. Hal ini membuktikan kesadaran masyarakat khususnya
pasangan usia subur untuk melakukan KB masih rendah terutama dengan metode
kontrasepsi jangka panjang. Data mengenai penggunaan alat kontrasepsi dapat
dilihat pada tabel 34 dan 35 lampiran profil kesehatan.
B. KESEHATAN ANAK
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi
yang akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih
dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai usia delapan belas
tahun. Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka
kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni
Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian
79.9
78.2 78.1
83.4
72.8
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 25
neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi
terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
(SDKI) tahun 2012, angka kematian neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per
1000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun2007
dan hanya menurun 1 poin dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1000
kelahiran hidup.
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB
sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG
2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian
Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar 26,29 per 1000 kelahiran hidup, juga
sudah memenuhi target MDG 2015 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup.
Gambar 4.7Angka Kematian Bayi (AKB)
Per 1000 Kelahiran Hidupdi UPTD Puskesmas Pagedongan
Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Angka Kematian Bayi (AKB) dihitung dari jumlah kematian bayi 0<12 bulan
per 1000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam satu tahun. Angka Kematian Bayi
(AKB) di tahun 2018 adalah 0 /1000 kelahiran hidup dimana secara absolut dihitung
dari jumlah kematian bayi sebesar 0 dengan kelahiran hidup sebesar 658. Angka
Kematian Bayi (AKB) tahun 2018 menurun dibanding tahun 2017 yang hanya
3 3
1 1
00
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 26
sebesar 1 /1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian 1 kasus dari 683 kelahiran
hidup.
Beberapa kondisi yang memberikan kontribusi terhadap masalah ini antara
lain, kurangnya kemampuan keluarga untuk mengenali tanda bahaya pada bayi atau
balita yang mengalami masalah kesehatan, masih tingginya kejadian persalinan
sebelum waktunya (pre term), dan pola asuh yang kurang maksimal dari orang tua
atau keluarga besar terhadap bayi dan balita. Kurangnya kemampuan mengenali
tanda bahaya pada kasus kematian bayi dan balita sebagian dipicu oleh masih adanya
mitos /kepercayaan yang salah di masyarakat dalam memberikan asuhan antara lain,
kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi baru lahi dan pola asuh
antara lain menjaga kehangatan bayi, pemberian makanan yang terlalu dini dan tidak
dapat mengenali tanda bahaya ketika bayi mulai lemah, karena dianggap bayi sedang
tidur, sehingga menunda untuk mendapat pertolongan selain itu keterbatasan
pengetahuan pengasuh tentang cara menghindari anak dari bahaya (contoh anak
berisiko tenggelam di kolam sekitar rumah)
Masih tingginya kejadian persalinan sebelum waktunya (preterm) sebanyak 26
kasus, menyebabkan tingginya kematian bayi lahir dengan 56 kasus bayi dengan
berat badan rendah (BBLR) dengan ketidaksempurnaan fungsi organ tubuh yang
penting (otak, jantung dan paru-paru). Penyebab kematian bayi yang lain adalah
kejadian asfiksia / gangguan pernafasan pada bayi yaitu sebanyak 16 kasus.
Penyebab tidak langsung dari masalah kematian bayi juga dipicu oleh masih
tingginya kasus pernikahan dini di tingkat masyarakat, meningkatnya jumlah kasus
abortus sebanyak 27 kasus, dan kasus KTD (kehamilan tidak diharapkan) sebanyak
53 kasus. Data mengenai kematian bayi menurut jenis kelamin per puskesmas dapat
dilihat pada tabel 5 lampiran profil kesehatan.
1. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari. Pada
masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim
dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang
satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa
penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 27
untuk mengadakan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan
agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas nkesehatan serta
menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi
baru lahir.
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator
yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi, antara
lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian
vitamin K1 injeksi dan hepatitis BO injeksi bila belum diberikan.
Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir (umur 6 jam-48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh
sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal
yaitu pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan
konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali
pusat. Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi baru lahir mendapatkan
vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B0 (bila belum diberikan pada saat
lahir). Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) tahun 2018 sebesar 62,9 %
menurun dibandingkan dengan tahun 2017 yang juga sebesar 100 %.
Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi
neonatal adalah KN lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir
memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada
6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah
kerja pada satu tahun. Cakupan KN1 dan KN lengkap tahun 2013-2017 dapat
dilihat pada gambar 4.2.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 28
Gambar 4.8 Cakupan KN 1 dan KN Lengkap
di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
2. Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,
ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR,
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk
klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM).
Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan di tangani, namun terkendala
oleh akses kepelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial
ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi
dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan.
Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap
neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau
komplikasi/kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan yang sesuai standar oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan, atau perawat) terlatih baik dirumah, sarana
pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM, Manajemen
Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman
98.5
100 100 100
99.2
98.5
96.9
99.699.4
100.6
95
96
97
98
99
100
101
2014 2015 2016 2017 2018
KN1
KN LENGKAP
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 29
pelayanan neonatal essensial ditingkat pelayanan kesehatan, PONED, PONEK
atau standar operasional pelayanan lainnya. Penanganan komplikasi neonatal
tahun 2018 adalah 84,1% meningkat dibanding tahun 2017 yaitu 73,2%.
Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi dihitung berdasarkan
15 persen dari jumlah bayi baru lahir. Indikator ini mengukur kemampuan
manajemen program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan komplikasi.
Cakupan pelayanan neonatal dengan komplikasi selama lima tahun terakhir
cenderung meningkat, hanya pada tahun 2016 terlihat menurun. Selengkapnya
dapat dilihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.9 Penanganan Komplikasi Neonatal
di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
3. Imunisasi
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai
penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit
menular yang termasuk kedalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
61.7066.30
64.70
68.70
84.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 30
(PD3I) antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio,
radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan
terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan
kecacatan atau kematian.
Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/bakteri/protozoa/jamur,
masuk kedalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk kedalam tubuh manusia
akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen. Secara
alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang disebut antibodi
untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi berinteraksi dengan
antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi
belum mengenali antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang kedua dan
seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah mngenali antigen yang masuk kedalam
tubuh, sehingga antibodi yang tebentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih
cepat.
Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah
disebut imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian
vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk
menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan
antigen yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita,
anak-anak, wanita usia subur, dan ibu hamil.
a) Imunisasi Dasar pada Bayi
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin
yang disuntikan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui mulut.
Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi,
setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1
dosis BCG, 3 dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio dan 1 dosis
campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak
merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini sesuai komitmen
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 31
Indonesia pada global untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak
sebesar 90% secara tinggi dan merata. Hal ini terkait dengan realita bahwa
campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita. Dengan
demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan
angka kematian balita. Cakupan masing-masing jenis imunisasi adalah sebagai
berikut: Hepatitis B neonatus (102,4%), (BCG (100%), DPT-HB-Hib 3
(102,3%), HB 1/DPTHB 1 (102,4%), Polio 4 (102,27%), dan Campak
(100,6%).
Gambar 4.10 Cakupan Imunisasi Bayi
di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Surveilance dan Imunisasi
b) Angka Drop Out Cakupan Imunisasi DPT/HB1-Campak
Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai
dengan umurnya. Pada kondisi ini diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat
bekerja secara optimal. Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi
tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang
disebut dengan drop out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan imunisasi
DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi, namun tidak mendapatkan
imunisasi campak, disebut angka drop out DPT/HB1-Campak. Indikator ini
diperoleh dengan menghitung selisih penurunan cakupan imunisasi campak
terhadap cakupan imunisasi DPT/HB1. Angka drop out imunisasi DPT/HB1-
2014 2015 2016 2017 2018
BCG 108 98 99 98 100
POLIO 4 100.1 94.2 99.15 94.4 102.2
HB1/DPT HB1 104.2 96 98.9 92.2 102.4
HB NEONATUS 100 99 99 93.4 102
CAMPAK 97.5 96.9 96.5 94.4 100.6
80
85
90
95
100
105
110
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 32
Campak pada tahun 2018 adalah 1,78 % menurun dibanding tahun 2017
sebesar 4,13%. DO rate DPT/HB1-Campak diharapkan agar tidak melebihi
5%.
c) Desa/Kelurahan UCI ( Universal Child Immunization )
Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
imunisasi yaitu Universal ChildImmunization (UCI) desa/kelurahan.
Desa/kelurahan UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana lebih dari
80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap. Pada tahun 2018 seluruh desa di Kabupaten
Banjarnegara telah mencapai UCI (persentase desa/keluarahan UCI adalah
100%)
4. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah
Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan
anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, misalnya
pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi
dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi,
kecacingan, kelainan refraksi atau ketajaman penglihatan dan masalah gizi.
Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intevensi pada anak usia sekolah.
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan
program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan
sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari
pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas satu.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya
yang terlatih (guru UKS/UKGS dan dokter kecil). Tenaga kesehatan yang
dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas puskesmas lainnya
yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS
adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKSG disekolah
dan telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan
sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang
telah mendapatkan pelatihan dokter kecil. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran
tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin.
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 33
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada khususnya dan kesehatan
tubuh serta lingkungan pada umumnya.
Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan
kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu indikator
yang dievaluasi keberhasilannya. Kegiatan penjaringan kesehatan selain untuk
mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat
dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga
untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan
anak sekolah umum maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Melalui penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat diharapkan dapat
menapis atau menjaring anak yang sakit dan melakukan tindakan intervensi secara
dini, sehingga anak yang sakit menjadi sembuh dan anak yang sehat tidak tertular
menjadi sakit.Capaian penjaringan murid kelas 1 SD/setingkat pada tahun 2018
adalah 96,3% meningkat dibanding tahun 2017 sebesar 88,8 %. Data penjaringan
kesehatan peserta didik kelas I secara rinci dapat dilihat pada tabel 49 lampiran
profil kesehatan.
5. Pelayanan Kesehatan pada Kasus Kekerasan terhadap Anak (KIA)
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia delapan
belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Semua anak
mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan. Perlindungan anak adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan deskriminasi.
Organisasi Kesehatan Dunia/WHO mendefinisikan kekerasan terhadap anak
sebagai semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun
emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi, komersial atau
lainnya yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap
kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat
anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggungjawab.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 34
Menurut KOMNAS Perlindungan Anak (2006), pemicu kekerasan terhadap
anak diantaranya yaitu 1) Kekerasan dalam rumah tangga, yaitu dalam keluarga
terjadi kekerasan yang melibatkan baik pihak ayah, ibu dan saudara yang lainnya.
Anak sering kali menjadi sasaran kemarahan orang tua, 2) Disfungsi keluarga,
yaitu peran orang tua tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Adanya disfungsi
peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan peran ibu sebagai sosok yang
membimbing dan menyayangi, 3) Faktor ekonomi, yaitu kekerasan timbul karena
tekanan ekonomi. 4) Pandangan keliru tentang posisi anak dalam keluarga. Orang
tua menganggap bahwa anak adalah seseorang yang tidak tahu apa-apa. Dengan
demikian pola asuh apapun berhak dilakukan oleh orang tua. Disamping itu,
kekerasan pada anak terinspirasi dari tayangan televisi maupun media-media
lainnya yang tersebar di lingkungan masyarakat.
Dalam bidang kesehatan, pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk
penyediaan akses pelayanan kesehatan bagi korban kekerasan pada anak yang
terdiri dari pelayanan ditingkat dasar melalui puskesmas. Pendekatan pelayanan
kesehatan KtA di puskesmas dilakukan melalui tiga aspek yaitu melalui tiga aspek
yaitu meliputi aspek medis (pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang), mediko
legal (visum et repertum) dan psikososial (rumah aman). Penatalaksanaan kasus
merupakan multidisiplin dengan melibatkan lembaga pelayanan kesehatan,
lembaga perlindungan anak, lembaga bantuan hukum, aparat penegak hukum dan
lembaga sosial lainnya yang terbentuk dalam mekanisme kerja jejaring.
Pelayanan kesehatan lebih difokuskan pada upaya promotif dan preventif
seperti penyuluhan mengenai dampak KtA terhadap tumbuh kembang anak baik
secara fisik maupun psikologis di sekolah melalui program UKS dan di tingkat
masyarakat memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK dan lain-lain. Selain itu,
puskesmas juga memberikan pelayanan kuratif yaitu penanganan darurat medis,
pelayanan rehabilitatif dengan memberikan konseling. Pelayanan rujukan mediko
legal dan psikososial.
Program KtA diarahkan untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan
secara komperehensif di pelayanan tingkat dasar dan rujukan. Target puskesmas
mampu tata laksana KtA adalah setiap Kabupaten/kota memiliki minimal dua
puskesmas mampu tata laksana KtA. Kriterianya adalah memiliki tenaga terlatih
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 35
tata laksaana kasus KtA (dokter atau dokter gigi dan perawat atau bidan) dan
melakukan pelayanan rujukan kasus KtA.
Pada tahun 2015 target program perlindungan kesehatan anak yaitu
puskesmas mampu tata laksana KtA dengan indikator tiap Kabupaten/kota
memiliki minimal empat puskesmas yang mampu tata laksana kasus KtA. Pada
tahun 2018 semua Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara mampu tata laksana
kasus KtA.
Pada Pasal 108 KUHAP ayat (3) dinyatakan bahwa setiap pegawai negeri
dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengatahui tentang terjadinya
peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada
penyelidik atau penyidik. Untuk itu, telah dibuat Permenkes Nomor 68 Tahun
2013 tentang Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan untuk memberikan
informasi atas adanya dugaan kekerasan terhadap anak. Diharapkan dengan
Permenkes ini, tenaga kesehatan dapat bekerja lebih profesional.
6. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Salah satu upaya kesehatan anak yang ditetapkan melalui Instruksi Presiden
yaitu Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas. Program ini
mulai dikembangkan pada tahun 2003 yang bertujuan khusus untuk meningkatkan
pengtahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku
hidup sehat serta memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada remaja.
Setiap Kabupaten/kota minimal memiliki empat puskesmas mampu tata
laksana PKPR. Pada tahun 2018 semua Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara
merupakan Puskesmas mampu tatalaksana PKPR.
Puskesmas yang memiliki program PKPR memberikan layanan baik di
dalam maupun di luar gedung yang ditujukan bagi kelompok remaja berbasis
sekolah ataupun masyarakat. Hal ini dilakukan agar layanan yang diberikan dapat
menjangkau semua kelompok remaja (usia 10-18 tahun).Kriteria yang ditetapkan
bagi Puskesmas yang mampu laksana PKPR yaitu :
1. Melakukan pembinaan pada minimal satu sekolah (sekolah umum, sekolah
berbasis agama) dengan melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) di sekolah binaan minimal dua kali dalam setahun;
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 36
2. Melatih kader kesehatan remaja di sekolah minimal sebanyak 100% dari
jumlah murid di sekolah binaan; dan
3. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan
konseling yang kontak dengan petugas PKPR.
Layanan PKPR merupakan pendekatan yang komprehensif dan menekankan
pada upaya promotif/preventif berupa pembekalan kesehatan dan peningkatan
keterampilan psikososial dengan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
Layanan konseling menjadi ciri dari PKPR mengingat permasalahan remaja yang
tidak hanya berhubungan dengan fisik tetapi juga psikososial. Upaya
penjangkauan terhadap kelompok remaja juga dilakukan melalui kegiatan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), Focus Group Discussion (FGD), dan
penyuluhan di sekolah-sekolah dan kelompok remaja lainnya.
Fenomena peer groups (kelompok sebaya) juga menjadi perhatian pada
program PKPR. Oleh karena itu, program ini juga memberdayakan remaja sebagai
konselor sebaya yang diharapkan mampu menjadi agen pengubah (agent of
change) di kelompoknya. Konselor sebaya ini sangat potensial karena adanya
kecenderungan pada remaja untuk memilih teman sebaya sebagai tempat
berdiskusi dan rujukan informasi.
Selain pemberian informasi, edukasi, dan kegiatan seperti disebutkan diatas,
pelayanan kesehatan sekolah ini meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan
perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, penemuan kasus-kasus dini yang
mungkin terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama serta rujukan bila
menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di sekolah.
C. GIZI
Pada subbab gizi ini akan dibahas upaya peningkatan gizi balita yaitu
pemberian ASI eksklusif, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita 6-59
tahun bulan, cakupan penimbangan balita di posyandu serta penemuan dan
penanganan gizi buruk. Selain itu pada subbab ini juga dibahas tingkat kecukupan
energi dan protein pada balita, lansia juga pada penduduk serta keseluruhan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 37
1. Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein,
dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI
juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
mengganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga
penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi.
Gambar 4.11Cakupan pemberian ASI eksklusif
diUPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan tahun 2018
sebesar 72,6 % meningkat dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 64,4 %. Dengan
meningkatnya jumlah kelas ibu menyusui yang didukung dana APBD Kabupaten
dan Bantuan Operasional Kesehatan cakupan pemberian ASI ekslusif juga
36.3
77.1
45.6
64.4
72.6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2014 2015 2016 2017 2018
ASI EKSKLUSIF
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 38
semakin meningkat. Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Eksklusif
antara lain :
a. Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yg
tidak ada masalah medis
b. Masih banyaknya perusahaan yang mempekerjakan perempuan tidak
memberi kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk
melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini terbukti dengan belum
tersedianya ruang laktasi dan perangkat pendukungnya.
c. Sikap dan perilaku ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif masih
rendah
d. Belum semua desa ada kelas ibu menyusui.
Data mengenai cakupan pemberian ASI ekslusif dapat dilihat pada tabel 39
lampiran profil kesehatan.
2. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6-59 Bulan
Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak,
disimpan dalam hati, dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus
dipenuhi dari luar tubuh.
Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh
balita serta meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Kekurangan Vitamin A
juga merupakan penyebab utama kebutaan pada anak yang dapat dicegah.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2015
dinyatakan bahwa untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian pada balita
dengan kekurangan vitamin A, pemerintah menyelenggarakan kegiatan pemberian
Vitamin A dalam bentuk kapsul vitamin A biru 100.000 IU bagi bayi usia enam
sampai dengan sebelas bulan, kapsul vitamin A merah 200.000 IU untuk anak
balita usia dua belas sampai dengan lima puluh sembilan bulan, dan ibu nifas.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 39
Gambar 4.12 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita
di UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Pada tahun 2018 cakupan pemberian Vitamin A pada balita 6-59 bulan di
sebesar 100% tetap dibanding tahun 2017 sebesar 100 % dari target SPM tahun
2018 sebesar 100%. Besarnya cakupan Vitamin A antara lain disebabkan kondisi
geografis dan keterjangkauan akses menuju lokasi posyandu dalam
pendistribusian Vitamin A.
Menurut Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, pemberian
sumplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh balita umur 6-59 bulan secara
serentak melalui posyandu yaitu; bulan Februari atau Agustus pada bayi umur
6-11 bulan serta bulan Februari dan Agustus pada anak balita 12-59 bulan.
Tidak semua kegiatan di wilayah tersebut dilaporkan, termasuk kegiatan
sweeping pemberian kapsul Vitamin A oleh tenaga kesehatan. Capaian pemberian
Vitamin A pada bayi, anak balita, dan balita secara rinci dapat dilihat pada tabel
44 lampiran profil kesehatan.
3. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)
Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang
ditimbang di seluruh posyandu yang melapor disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita yang ada di seluruh posyandu yang
melapor disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Peran serta masyarakat dalam penimbangan balita menjadi sangat penting
dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang
100
85.99
100 100 100
75
80
85
90
95
100
105
2014 2015 2016 2017 2018
VITAMIN A
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 40
balita, maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara intensif. Sehingga bila
berat badan anak tidak naik ataupun jika ditemukan penyakit akan dapat segera
dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang
atau gizi buruk. Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak
gizi buruk akan mengurangi risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi
buruk dapat ditekan. Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga
pemberian makanan tambahan dan pemberian suplemen gizi.
Gizi buruk dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih
diperhatikan yaitu pada kelompok bayi dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan
masa tumbuh kembang yang optimal (golden period) terutama untuk
pertumbuhan janin sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat
dicukupi pada masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas
generasi penerus.
Gambar 4.2 Cakupan Penimbangan Balita
di UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2014-2018
Sumber : Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Cakupan penimbangan balita menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun.
Hal ini membuktikan posyandu semakin dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan balitanya serta meningkatnya
kesadaran dan peran serta masyarakat untuk aktif dalam kegiatan posyandu.
Peningkatan kualitas posyandu harus didukung oleh sarana prasarana dan tenaga
kesehatan sebagai pendamping.
Diperlukan upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
menimbang balitanya karena cakupan penimbangan balita belum mencapai 90%
92.3
89.7
91.5
89.7
91.7
88
88.5
89
89.5
90
90.5
91
91.5
92
92.5
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 41
dari jumlah balita yang terdaftar di posyandu yang melapor. Sedangkan balita
yang tidak dapat ditimbang di Posyandu dapat dicapai melalui penjaringan
(sweeping) oleh tenaga kesehatan kerumah balita. Selain itu peningkatan
keterampilan petugas (kader) posyandu untuk mendeteksi status gizi balita juga
perlu ditingkatkan.
4. Penemuan dan Penanganan Gizi Buruk
Pendataan gizi buruk di Banjarnegara didasarkan pada 2 kategori yaitu
dengan indikator membandingkan berat badan dengan umur (BB/U) dan kategori
kedua adalah membandingkan berat badan dengan tinggi badan (BB/TB).
Skrining pertama dilakukan di posyandu dengan membandingkan berat badan
dengan umur melalui kegiatan penimbangan, jika ditemukan balita yang berada di
bawah garis merah (BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan
konfirmasi status gizi dengan menggunakan indikator berat badan menurut tinggi
badan. Jika ternyata balita tersebut merupakan kasus buruk, maka segera
dilakukan perawatan gizi buruk sesuai pedoman di posyandu dan puskesmas. Jika
ternyata terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di
Puskesmas maka segera dirujuk ke rumah sakit.
Berdasarkan penimbangan balita di posyandu dengan metode BB/TB pada
tahun 2018 ditemukan 0 kasus gizi buruk masih tetap jika dibandingkan tahun
2017 dimana terdapat 0 balita gizi buruk. Kasus gizi buruk yang dimaksud
ditentukan berdasarkan perhitungan berat badan menurut tinggi badan balita
Zscore < -3 standar deviasi (balita sangat kurus).
Gambar 4.3 Prevalensi Gizi Buruk
diUPTD Puskesmas PagedonganTahun 2014-2018
Sumber : Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Data mengenai gizi buruk dapat dilihat pada tabel 48 lampiran profil
kesehatan.
0
1
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 42
BAB V KESEHATAN LINGKUNGAN
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa
upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik fisik, kimia,biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum
harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair,
padat dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan, vektor penyakit, zat
kimia berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar,
udara yang tercemar, dan makanan yang terkontaminasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial. Sedangkan
menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi
dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi
kesehatan.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan masyarakat, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program
Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan tersebut adalah melaksanakan : (1) Pengawasan kualitas air dan
sanitasi dasar; (2) Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU); (3)
Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM).
Indikator sasaran kegiatan pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi :
(1) Desa yang melaksanakan STBM; (2) Proporsi Penduduk Akses Air Minum; (3)
Proporsi Penduduk Akses Jamban Sehat. Sedangkan indikator sasaran kegiatan
Pengawasan Hygiene dan Sanitasi TTU dan TPM meliputi : (1) Proporsi TTU
memenuhi syarat; (2) Proporsi TPM memenuhi syarat; (3) Proporsi Puskesmas yang
ramah lingkungan; (4) Proporsi Rumah Sakit yang ramah lingkungan; (5) Proporsi
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 43
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga memenuhi syarat; (6) Proporsi Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Tangga memenuhi syarat. Pencapaian dari masing-masing
indikator sasaran adalah sebagai berikut :
A. STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah Pendekatan untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
(BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah rumah tangga dengan benar, mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan.
Indikator bahwa suatu Desa/Kelurahan dikatakan sebagai Desa/Kelurahan
STBM adalah Desa/Kelurahan tersebut telah mencapai 5 (lima) Pilar STBM.
Desa/kelurahan STBM pada tahun 2018 ada 9 desa. Adapun desa tersebut yaitu
Pagedongan, Gunungjati, Twelagiri. Lebakwangi, Gentansari, Kebutuhjurang,
Kebutuhduwur, Pesangkalan, Duren
Indikator bahwa suatu desa/kelurahan dikatakan telah melaksanakan STBM
adalah : (1) Minimal telah ada intervensi melalui Pemicuan di salah satu dusun dalam
desa/kelurahan tersebut; (2) Ada masyarakat yang bertanggung jawab untuk
melanjutkan aksi intervensi STBM seperti disebutkan pada poin pertama, baik
individu (natural leader) ataupun bentuk kelompok masyarakat; (3) Sebagai respon
dari aksi intervensi STBM, kelompok masyarakat menyusun suatu rencana aksi
kegiatan dalam rangka mencapai komitmen perubahan perilaku pilar STBM, yang
telah disepakati bersama.
Adanya dukungan yang besar dari pemerintah bersinergi dengan keberhasilan
program ini. Kecukupan alokasi anggaran yang cukup, koordinasi dan kerjasama
dengan lintas sektor, lembaga swadaya masyarakat, sosialisasi yang intensif tentang
STBM termasuk jamban murah melalui kegiatan wirausaha sanitasi serta melakukan
monitoring dan evaluasi secara ketat dan terus menerus akan meningkatkan
pencapaian program ini.
B. AIR MINUM
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 44
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Pada Permenkes tersebut juga disebutkan bahwa penyelenggara
air minum wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan.
Dalam hal ini penyelenggara air minum diantaranya adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, badan usaha
swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan individual yang
menyelengarakan penyediaan air minum.
Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi
persyaratan secara fisik, mikrobiologis, kimia dan radioaktif. Secara fisik air minum
yang sehat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna serta memiliki total zat padat
terlarut, kekeruhan dan suhu sesuai ambang batas yang ditetapkan. Secara
mikrobiologis air minum yang sehat harus bebas dari bakteri E. Coli dan total bakteri
koliform. Secara kimiawi, zat kimia yang terkandung dalam air minum seperti besi,
alumunium, klor, arsen dan lainnya harus di bawah ambang batas yang ditentukan.
Secara radioaktif, kadar gross alpha activity tidak boleh melebihi 0,1 becquerel per
liter (Bq/l) dan kadar gross beta activity tidak boleh melebihi 1 Bq/l.
Jenis sarana akses air minum yang dipantau meliputi: Sumur Gali (SGL)
Terlindung, SGL dengan Pompa, Sumur Bor dengan Pompa, Terminal Air (TA),
Mata Air Terlindung, Penampungan Air Hujan (PAH), Perpipaan BPSPAM
(PP.BPSPAM).
Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan
pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal. Pengawasan
kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten. Pengawasan kualitas air minum secara internal
merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk
menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat. Kegiatan
pengawasan kualitas air minum meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air,
pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi dan
tindak lanjut.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 45
Gambar 5.1 Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak
Di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
Penduduk yang memiliki akses air bersih tahun 2018 sebesar 83,52% naik
dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 75 %. Data mengenai penduduk dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum berkualitas dapat dilihat pada tabel 59 lampiran
profil kesehatan.
C. AKSES SANITASI LAYAK
Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan
manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di
banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat,
tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian
diare dan munculnya beberapa penyakit.
Berdasarkan konsep dan definisi MDGs rumah tangga memiliki akses sanitasi
layak apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syarat kesehatan antara
lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septic (septic tank), Sistem Pengelolaan Air
Limbah (SPAL) yang digunakan sendiri atau bersama.
97.38 97
54.43
7583.52
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 46
Gambar 5.2 Persentase Akses Jamban Sehat
UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
Jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak atau jamban sehat tahun 2018
adalah sebesar 18799 (45%) meningkat dibanding tahun 2017 yaitu 17679 (43,1%).
Jenis sanitasi dasar yang dipantau sebagai akses jamban sehat meliputi jamban
komunal, leher angsa, plengsengan dan cemplung.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan menggunakan jamban
dengan syarat sebagai berikut :
1. Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang penampungan kotoran paling
sedikit berjarak 10 meter dari sumur air minum (sumur pompa tangan, sumur
gali, dan lain-lain). Tetapi kalau keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang
retak-retak pada musim kemarau, demikian juga bila letak jamban di sebelah
atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut
hendaknya lebih dari 15 meter;
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk
itu tinja harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa atau
penutup lubang yang rapat;
3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya, untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit berukuran
1×1 meter, dan dibuat cukup landai/miring ke arah lubang jongkok;
43
39.440.1
43.1
45
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 47
4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan
yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-
bahan yang ada setempat;
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang;
6. Cukup penerangan;
7. Lantai kedap air;
8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
9. Ventilasi cukup baik;
10. Tersedia air dan alat pembersih.
D. TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah tempat atau sarana umum yang
digunakan untuk kegiatan masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah/swasta
atau perorangan, antara lain pasar, sekolah, fasyankes, terminal, stasiun, bandara,
pelabuhan, bioskop, hotel dan tempat umum lainnya
Gambar 5.3Persentase TTUYang Memenuhi Syarat Kesehatan
Di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
Persentase tempat tempat umum yang memenuhi syarat dari tahun ke tahun
cenderung tetap, namun pada tahun 2018 terjadi penurunan dari tahun sebelumnya
sehingga masih perlu upaya pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif agar
kenaikan menjadi signifikan. Pengawasan Tempat Tempat Umum meliputi sarana
pendidikan, kesehatan dan perhotelan.
65.3 65.3 65.3 65.3
77.6
58
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 48
TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan fasilitas umum
minimal sarana pendidikan dan pasar rakyat yang memenuhi syarat kesehatan. TTU
dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis dan dapat
mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya.
Tahun 2018 dari 49 tempat-tempat umum yang ada yang memenuhi syarat kesehatan
ada 38 (77,6 %)meningkat dari tahun 2017 yaitu sebesar 32 (65,3%). Penurunan ini
disebabkan karena belum semua TTU memiliki sertifikat yang disyaratkan untuk
memenuhi kriteria sehat. Data mengenai tempat-tempat umum yang memenuhi
syarat kesehatan dapat dilihat pada tabel 63 lampiran profil kesehatan.
E. TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM)
Tempat pengelolaan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan
yang meliputi jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum,
kantin, dan makanan jajanan. Persentase TPM memenuhi syarat dapat dilihat pada
gambar 5.4.
Gambar 5.4Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Di UPTD PuskesmasPagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
TPM dinyatakan sehat sesuai dengan Kepmenkes Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran. Persyaratan higiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi :
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
34.58 34.31 34.31
27.01
13.19
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 49
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, rumah makan, dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan penyajian makanan jadi
8. Persyaratan peralatan yang digunakan
Pelaksanaan kegiatan higiene sanitasi pangan merupakan salah satu aspek
dalam menjaga keamanan pangan yang harus dilaksanakan secara terstruktur dan
terukur dengan kegiatan, sasaran dan ukuran kinerja yang jelas, salah satunya dengan
mewujudkan tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan.
Dari 144 tempat pengelolaan makanan tahun 2018 yang memenuhi higiene sanitasi
adalah 19 tempat (13,19%) menurun dibanding tahun 2017 sebesar 27,01%. Data
mengenai tempat pengolahan makanan (TPM) dapat dilihat pada tabel 64 lampiran
profil kesehatan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 50
BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insiden, prevalens, morbiditas
atau mortalitas dari suatu pennyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal.
Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat
kesehatan suatu masyarakat.
Pengendalian penyakit yang akan di bahas Bab ini yaitu pengendalian penyakit
menular, meliputi penyakit menular langsung, penyakit yang dapat dikendalikan dengan
imunisasi, penyakit yang di tularkan melalui vektor dan zoonosis, dan dampak
kesehatan akibat bencana.
A. PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
1. Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan
berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat
tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang
9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India,
Indonesia, dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak.
(WHO,Global Tuberculosis Report,2015).
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacteruim tuberculosis. Sumber penularan yaitu pasien TB
BTA (Bakteri Tahan Asam) positif melalui percik renik dahak yang di
keluarkannya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil.
Beban penyakit yang di sebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan
Case Notifikation Rate (CNR), prevalensi,dan mortalitas/kematian. Penemuan
pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan tatalaksana pasien TB.
Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular, secara bermakna dapat
menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat dan
sekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di
masyarakat.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 51
Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate = CNR) adalah angka
yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara
100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.
a. Seluruh Kasus TB
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Sumber
penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei).
Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Pada tahun 2018 jumlah seluruh kasus TB yang ditemukan sebanyak 31
kasus meningkat dibanding tahun 2017 sebesar 15 kasus. Menurut jenis
kelamin, jumlah kasus pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu 2
kali dibandingkan pada perempuan.
Rincian lengkap mengenai CNR puskesmas dapat dilihat di Lampiran 7
tabel profil kesehatan.
b. Kasus TB Paru BTA+
Jumlah kasus TB Paru BTA+ tahun 2018 sebesar 11 kasus meningkat
dibanding tahun 2017 sebesar 8 kasus. Angka notifikasi TB paru BTA + tahun
2018 adalah 11 meningkat dibanding tahun 2017 sebesar 8
Kasus TB Paru BTA + sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan awal
terduga TB secara standar program, terduga TB harus diperiksa secara
bakteriologi sehingga penegakan diagnosanya jelas yaitu TB paru BTA + atau
TB paru BTA - terdiagnosa klinis.
Kasus TB Paru BTA + menunjukan adanya keparahan kasus TB, dengan
adanya diagnosa TB Paru BTA + maka pengobatan TB menjadi lebih jelas dan
lebih terarah. Pengendalian dan pencegahan penyakit TB Paru juga menjadi
lebih mudah ketika diagnosa TB ditegakan dengan pemeriksaan BTA.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 52
Gambar 6.1Penemuan kasus TB BTA+
di UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
c. Angka Keberhasilan Pengobatan
Salah satu upaya untuk mengendalikan tuberkulosis yaitu dengan
pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu
angka keberhasilan pengobatan (succese rate). Angka keberhasilan pengobatan
ini didapatkan dari penjumlahan angka kesembuhan (Cure Rate) dan angka
pengobatan lengkap.
Pengobatan TB di anggap berhasil ketika pasien TB mendapatkan
pengobatan sampai sembuh dan mendapatkan pengobatan lengkap. Pasien TB
dikatakan sembuh apabila pemeriksaan dahak pada bulan ke 2 pengobatan,
bulan ke 5 pengobatan dan akhir pengobatan BTA nya negatif. Pasien TB
dikatakan mendapatkan pengobatan lengkap apabila pasien melakukan
pengobatan sesuai program yaitu 6 bulan untuk kategori 1 dan 8 bulan untuk
kategori 2. Angka keberhasilan pengobatan TB pada tahun 2018 adalah
63,64% meningkat dibanding tahun 2017 yaitu 25%. Angka keberhasilan
pengobatan sangat dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam meakukan
pengobatan sampai selsai. Edukasi dan pendampingan dari petugas kesehatan
34.58 34.31 34.31
27.01
13.19
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 53
dan pendamping minum obat yang ditunjuk juga sangat berperan dalam
capaian angka keberhasilan pengobatan.
Gambar 6.2Angka Keberhasilan Pengobatan TB
diUPTD PuskesmasPagedonganTahun 2014-2018
Sumber :
Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Data mengenai tuberkulosis menurut indikator, jenis kelamin dan angka
pengobatan dapat dilihat pada tabel 7,8,9 lampiran profil kesehatan.
2. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunedoficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi
tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga
sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
a. Jumlah Kasus HIV positif dan AIDS
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan
sebagai HIV positif. HIV dapat ditularkan melalui hubungan seks, tranfusi
darah, penggunaan jarum suntik bergantian dan penularan dari ibu ke anak
(perinatal). Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat di ketahui
melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing
(VCT), sero survey, dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP)
130
42
192
100
127
0
50
100
150
200
250
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 54
Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan pada tahun 2018
sebanyak 1 kasus, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0 kasus.
Sedangkan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan tahun 2018 sebanyak 1 kasus
meningkat dibanding tahun 2017 sebesar 0 kasus. Data mengenai HIV dan
AIDS menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 11 lampiran profil
kesehatan.
Gambar 6.3Kasus HIV dan AIDS
Di UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
Gambar 6.3 menunjukkan kecenderungan/tren kasus HIV mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Menurut jenis kelamin, Presentase kasus baru
HIV tahun 2018 pada kelompok perempuan lebih besar dibandingkan pada
kelompok laki-laki sedangkan kasus AIDS kelompok laki-laki lebih
mendominasi dibanding perempuan.
b. Kematian akibat AIDS
Peningkatan kasus AIDS ini dikarenakan upaya penemuan atau pencarian
kasus yang semakin intensif melalui VCT di rumah sakit dan upaya
penjangkauan oleh LSM peduli AIDS di kelompok risiko tinggi. Kasus
HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, artinya kasus yang dilaporkan
hanya sebagian kecil yang ada di masyarakat.
0 0 0 0
11 1 1
0
1
0 0
1
0 00
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
2014 2015 2016 2017 2018
HIV
AIDS
KEMATIAN AKIBAT HIV
AIDS
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 55
Jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh virus HIV pada tahun 2018
adalah 1 kasus yang terdiri dari laki-laki 0 kasus dan perempuan 1 kasus. Kasus
penyakit HIV dan AIDS didominasi golongan umur 30-39 tahun dimana pada
tahun 2017 didominasi golongan umur 40-49 tahun. Kematian akibat penyakit
AIDS pada tahun 2018 ada 0 kasus terdiri dari 0 laki-laki dan 0 perempuan
meningkat dibanding tahun 2017 yaitu0 kasus terdiri dari 0 laki-laki dan 0
perempuan.
Upaya yang telah dilakukan dalam menecegah dan mengendalikan
penularan virus HIV di Kabupaten Banjarnegara antara lain :
a. Screening pada ibu hamil, pasien TB, pasien IMS (Infeksi Menular Seksual)
dan Populasi Kunci (LSL, Waria, WPS dan Pengguna Napza Suntik)
b. Mobile Clinic VCT (Voluntary Counseling and Testing) di Rutan, Tempat
Karaoke dan Kelompok Populasi Kunci
c. Pengobatan ARV (Anti Retroviral Virus) bagi penderita HIV-AIDS dengan
pemeriksaan laboratorium CD4 secara berkala.
3. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyebab dari 15% kematian balita, Pneumonia
menyerang semua umur di semua wilayah, namun banyak terjadi di Asia Selatan
dan Afrika sub-Sahara. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-
anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang
memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur, dan
bakteri. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,
mengeluarkan dahak, dan sesak napas.
Perkiraan penderita pneumonia pada balita tahun 2018 adalah 430 dengan
jumlah yang ditemukan dan ditangani sebesar 268 (62,3%). Kasus Pneumonia
tertinggi pada tahun 2018 di desa/kelurahan gunungjati yaitu sebesar 81,8%
menurun dibanding tahun 2017 sebesar 336 kasus dari jumlah perkiraan kasus
sebesar 313 kasus, sedangkan terendah ada di desa/kelurahan Lebakwangi yaitu
31 kasus dari jumlah perkiraan kasus 36 kasus (85,2%).
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 56
Gambar 6.4Penemuan dan Penanganan Pendeita Pneumonia
diUPTD PuskesmasPagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu
dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Data mengenai
Pneumonia menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada
tabel 10 lampiran profil kesehatan.
4. Kusta
Penyakit kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen
disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses
pembelahan cukup lama antara 2-3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta
mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-5
tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan
kasus kusta yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progesif, menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
a. Angka Prevalensi dan Angka Penemuan Kasus Baru
Sejak tercapainya status eliminasi kusta pada tahun 2000, situasi kusta
di Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal tersebut dapat terlihat
dari angka penemuan kasus baru kusta selama lebih dari dua belas tahun yang
menunjukkan kisaran angka antara enam hingga delapan per 100.000 penduduk
dan angka prevalensi yang berkisar antara delapan hingga sepuluh per 100.000
64.6
120.5110.8 107.4
62.3
0
20
40
60
80
100
120
140
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 57
penduduk per tahunnya. Namun, sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 angka
tersebut menunjukkan penurunan.
Target prevalensi kusta sebesar <1 per 10.000 penduduk (<10 per
100.000 penduduk). Prevalensi kusta di Banjarnegara pada tahun 2018 sebesar
1,76 % atau menurun dibanding tahun 2017 yaitu 2,25 per 100.000 penduduk
dan telah mencapai target program.
Pada tahun 2018 terdapat 0 kasus kusta dengan 0 kasus MB dan 0
kasus PB menurun dibanding tahun 2017 yaitu 0 kasus dengan 0 kasus MB
dan 0 kasus PB. Sedangkan menurut jenis kelamin 0 % penderita kusta tahun
2018 berjenis kelamin laki-laki dan sisanya berjenis kelamin perempuan.
b. Angka cacat tingkat 2
Pengendalian kasus kusta antara lain dengan meningkatkan deteksi
kasus sejak dini. Indikator yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan
dalam mendeteksi kasus baru kusta yaitu angka cacat tingkat 2. Angka cacat
tingkat 2 pada tahun 2018 menunjukan angka 0.
c. Proporsi kusta MB dan proporsi penderita kusta pada anak
Indikator lain yang digunakan pada penyakit kusta yaitu proporsi
penderita kusta pada anak (0-14 tahun) di antara penderita baru yang
memperlihatkan sumber utama dan tingkat penularan di masyarakat. Di
Kabupaten Banjarnegara tahun 2018 tidak ada kasus kusta pada anak usia 0-14
tahun. Data mengenai kusta dapat dilihat pada tabel 14,15,16,17 lampiran
profil kesehatan.
5. Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Diare
merupakan penyakit berbasis lingkungan, dengan kondisi sanitasi yang kurang
layak merupakan faktor risiko terjadinya diare, buang air besar sembarangan,
ketersediaan air bersih serta perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang
belum sesuai dengan syarat kesehatan turut berpengaruh terhadap terjadinya
penyakit diare.
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader
kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk di satu
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 58
wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei
Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk. Pada tahun 2019
perkiraan jumlah penderita diare sebanyak 22.193 orang, sedangkan jumlah
penderita diare yang dilaporkan di tangani sebanyak 841 orang atau 94,1 % dari
target 100%. Data mengenai diare dapat dilihat pada tabel 13 lampiran profil
kesehatan.
B. PENYAKIT YANG DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
1. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum disebabkan oleh hasil Clostridium tetani, yang masuk
ketubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya
disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus
tetanus neonatorum banyak di temukan di negara berkembang khususnya negara
dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah.
2. Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet
(ludah) orang yang telah terinfeksi. Gejala-gejalanya adalah demam, batuk, pilek,
dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3-5 hari setelah anak menderita
demam. Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar
ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit Campak ini
adalah radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada
sendi, dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang
permanen (menetap).
Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan
usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasus klinis
dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi secara mengelompok dan
dibuktikan adanya hubungan epidemiologis.
3. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae
yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya
menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 59
4. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf,
utamanya menyerang anak balita dan menular terutama melalui fekal-oral. Polio
ditandai dengan gejala awal demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku dileher, serta
sakit ditungkai dan lengan. Pada 1 dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan
permanen (biasanya pada tungkai), dan 5-10% dari yang menderita kelumpuhan
meninggal karena kelumpuhan pada otot-otot pernafasan.
Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio bersama
negara-negara South East Asia Region pada tanggal 27 Maret 2014. Saat ini
tinggal 2 negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan yang masih endemik polio.
Setelah Indonesia dinyatakan bebas polio, bukan berarti Indonesia menurunkan
upaya imunisasi dan surveilens AFP, upaya pencegahan harus terus ditingkatkan
hingga seluruh dunia benar-benar terbebas dari polio.
Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus
lumpuh layuh akut (AFP) pada anak usia < 15 tahun, yang merupakan kelompok
yang rentan terhadap penyakit polio, dalam upaya untuk menemukan adanya
transmisi virus polio liar. Surveilans AFP juga penting untuk dokumentasi tidak
adanya virus polio liar untuk sertifikasi bebas polio.
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans,
akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus
polio liar. Untuk itu diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan persyaratan,
yaitu diambil ≤14 hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0°C – 8°C sampai
di laboratorium.
Non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio
sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio.
Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP rate minimal 2/100.000
populasi anak usia <15 tahun.
C. PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR DAN ZOONOSIS
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthoprod-Borne Virus, genus
Flavivirus, dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 60
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit
ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Pada tahun 2018 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 1 kasus
dan tidak ada kematian akibat DBD menurun dibanding tahun 2017 dimana
terdapat 8 kasus. IR tahun 2018 sebesar 2,4/100.000 penduduk menurun
dibanding 2017 yaitu 19,5./100.000 penduduk dan telah mencapai target nasional
yang ditetapkan yaitu <51/100.000 penduduk. Kasus tahun 2018 terbanyak
terdapat di desa/kelurahan Twelagiri dan sebanyak 1 kasus
Gambar 6.5Angka Kesakitan (IR/Insiden Rate) DBD per 100.000 penduduk
diUPTD Puskesmas PagedonganTahun 2014-2018
Sumber : Data Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Pendampingan Pemantauan jentik di wilayah kota oleh tim fogger
diharapkan dapat menurunkan potensi penularan DBD. Bila kawasan perkotaan
dapat dikendalian maka kemungkinan kasus akan dapat diturunkan. Karena
selama ini kasus terbanyak di wilayah kota. Selain itu kota juga menjadi tempat
aktifitas masyarakat terbanyak, seperti sekolah, perkantoran dan perdagangan.
Bila ada orang tertular di kantor, pasar atau sekolah maka akan menjadi sumber
penular di wilayahnya.
Bila ada kasus, segera dapat direspon dengan memverifikasi kasus
kemudian bila memenuhi kriteria fogging (pengasapan), akan segera dilakukan
tindakan tersebut. Peran lainnya yang di jalankan oleh Tim Fogger adalah
melakukan pendampingan pemantauan jentik ketika tidak ada kasus atau paska
9
0
14
8
10
2
4
6
8
10
12
14
16
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 61
adanya kasus. Pendampingan tersebut dilakukan baik di masyarakat, di sekolah
maupun di instansi terutama untuk wilayah kota. Kegiatan wajib lainnya pada
setiap wilayah kasus, yaitu dengan penyuluhan masyarakat tentang pengendalian
demam berdarah serta pembentukan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
2. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh
nyamuk malaria (Anopheles Sp) betina, dapat menyerang semua orang, jenis
kelamin dan semua golongan umur.
Penyakit malaria hingga saat ini masih menjadi masalah di Kabupaten
Banjarnegara, dimana ada 5 Kecamatan yang memiliki kasus positif Malaria yaitu
Purwonegoro, Bawang, Banjarmangu, Pagedongan dan kecamatan Punggelan.
Jumlah penderita Malaria pada tahun 2018 yang ditemukan dan dinyatakan
sebagai malaria (+) sebanyak 8 penderita meningkat jumlahnya jika dibandingkan
tahun 2017 yaitu sebanyak 0 penderita, atau dengan angka kesakitan Malaria
setahun (Annual Parasite Incedence, API) 0,19 per 1000 penduduk meningkat
dibanding tahun 2017 yang sebesar 0 per 1000 penduduk. Jumlah penderita
Malaria tahun 2018 tertinggi ada desa/kelurahan Lebakwangi sebanyak 5
penderita meningkat dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 0 penderita.
Keberhasilan penanganan malaria di desa-desa endemik antara lain dengan
kegiatan pengambilan sediaan darah penderita panas di masyarakat (MFS/ Mass
Fever Survey), pelacakan kasus malaria, monitoring pengobatan, dan kegiatan
pengambilan darah seluruh warga (MBS/ Mass Blood Survey).
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 62
Gambar 6.6 Angka Kesakitan (Anual Parasite Insidence) Malaria
per 1000 penduduk di UPTD Puskesmas Pagedongan Tahun 2014-2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Untuk menjamin kasus malaria tetap rendah diperlukan upaya-upaya untuk
mempertahankan kasus supaya tidak meningkat kembali seperti penemuan dini
dan tatalaksana kasus yang tepat. Kasus malaria import di daerah reseptif yang
terlambat ditangani sangat potensial untuk terjadinya penularan lokal (indigenous)
bahkan peningkatan kasus atau KLB. Penanganan kasus malaria yang terlambat
juga bisa menyebabkan kasus kematian.
Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat
harus benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan
program pengendalian malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT
(Artemicin-based Combination Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan
obat harus diminum habis dalam tiga hari. Data mengenai malaria dapat dilihat
pada tabel 22 lampiran profil kesehatan.
D. PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik
lainnya merupakan 63 persen penyebab kematian di seluruh dunia dengan
membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Di Indonesia sendiri, penyakit
menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu
3.39
2.29
0.120
0.190
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
2014 2015 2016 2017 2018
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 63
bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat. Hal tersebut
menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas
bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya
besar. Beberapa jenis PTM merupakan penyakit kronik dan/atau katastropik yang
dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu
dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara
global, regional, dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi
epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
Berbagai faktor risiko PTM antara lain yaitu merokok dan keterpaparan
terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup
yang tidak sehat, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga (keturunan).
Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan
penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah
diidentifikasi.
Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa
promosi Perilaku Bersih dan Sehat, deteksi dini, serta pengendalian masalah
tembakau. Beberapa Kabupaten/kota telah menerbitkan peraturan terkait Kawasan
Tanpa Rokok (KTR). Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya
dilakukan oleh Dinas Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor, baik
pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan
seluruh lapisan masyarakat.
Dalam rangka pengendalian PTM dilakukan surveilans epidemiologi PTM.
Ruang lingkup surveilans epidemiologi PTM mencakup pengamatan penyakit
jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker, penyakit Diabetes Melitus dan
penyakit metabolism lainnya, penyakit kronis, serta pengendalian gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.
Berdasar hasil rekapitulasi data kasus baru PTM, jumlah kasus baru PTM yang
dilaporkan secara keseluruhan pada tahun 2018 adalah 3021 kasus meningkat
dibanding tahun 2017 sebanyak 2875 kasus. Adapun kasus PTM tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas PagedonganTahun 2018 64
Gambar 6.7Kasus Penyakit Tidak Menular
Di UPTD PuskesmasPagedongan Tahun 2018
Sumber : Data Pengelola Pengendalian PTM dan Kesehatan Jiwa
Penyakit Hipertensi masih menempati jumlah kasus terbesar dari seluruh
PTM yang dilaporkan. Penyakit tersebut menjadi prioritas utama pengendalian
PTM di Banjarnegara. Jika Hipertensi tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan PTM lanjutan seperti Diabetes Melitus, Jantung, Stroke, Gagal
Ginjal, dsb. Pengendalian PTM dapat dilakukan dengan intervensi yang tepat pada
setiap sasaran/kelompok populasi tertentu sehingga peningkatan kasus baru PTM
dapat ditekan.
2180
239124 88 88 36
266
0
500
1000
1500
2000
2500
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
PUSKESMAS PAGEDONGAN
L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 80.3 Km2
2 Jumlah Desa/Kelurahan 9.0 Desa/Kel3 Jumlah Penduduk 20618.0 21138.0 41756.0 Jiwa4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.4 Jiwa5 Kepadatan Penduduk /Km2 4395.4 Jiwa/Km2
6 Rasio Beban Tanggungan 44.9 per 100 penduduk produktif7 Rasio Jenis Kelamin 97.58 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 81.3 82.2 81.8 %9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 23.8 24.0 23.9 %b. SMA/ SMK/ MA 6.4 7.3 6.8 %c. Sekolah menengah kejuruan 5.6 6.1 5.9 %d. Diploma I/Diploma II 1.3 2.4 1.8 %e. Akademi/Diploma III 0.7 0.7 0.7 %f. Universitas/Diploma IV 0.9 0.8 0.8 %g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.0 0.0 0.0 %
B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 345.0 313.0 658.011 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5.8 14.1 10.5 per 1.000 Kelahiran Hidup12 Jumlah Kematian Neonatal 3.0 6.0 9.0 neonatal13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8.7 19.2 13.7 per 1.000 Kelahiran Hidup14 Jumlah Bayi Mati 0.0 0.0 0.0 bayi15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0.0 0.0 0.0 per 1.000 Kelahiran Hidup16 Jumlah Balita Mati 0.0 0.0 0.0 Balita17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0.0 0.0 0.0 per 1.000 Kelahiran Hidup18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 0.0 IbuAngka Kematian Ibu (dilaporkan) 0.0 per 100.000 Kelahiran Hidup
B.2 Angka Kesakitan
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR
19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ 10.0 1.0 11.0 Kasus Proporsi kasus baru TB BTA+ 90.9 9.1 % CNR kasus baru BTA+ 23.9 2.4 26.3 per 100.000 penduduk Jumlah seluruh kasus TB 20.0 11.0 31.0 Kasus CNR seluruh kasus TB 47.9 26.3 74.2 per 100.000 penduduk Kasus TB anak 0-14 tahun 0.0 % Persentase BTA+ terhadap suspek 11.6 1.1 6.2 % Angka kesembuhan BTA+ 60.0 100.0 63.6 % Angka pengobatan lengkap BTA+ 50.0 200.0 63.6 % Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 110.0 300.0 127.3 % Angka kematian selama pengobatan 4.8 2.4 7.2 per 100.000 penduduk
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 48.2 66.7 57.2 %21 Jumlah Kasus HIV 0.0 1.0 1.0 Kasus22 Jumlah Kasus AIDS 1.0 0.0 1.0 Kasus23 Jumlah Kasus Syphilis 0.0 0.0 0.0 Kasus24 Jumlah Kematian karena AIDS 0.0 0.0 0.0 Jiwa25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! %26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 93.9 94.3 94.1 %27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0.0 0.0 0.0 Kasus Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0.0 0.0 0.0 per 100.000 penduduk Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun #DIV/0! % Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! % Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.0 per 100.000 penduduk Angka Prevalensi Kusta 0.0 0.0 0.0 per 10.000 Penduduk Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! %
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 0.0 per 100.000 penduduk <15 tahun Jumlah Kasus Difteri 0.0 0.0 0.0 Kasus Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Jumlah Kasus Pertusis 0.0 0.0 0.0 Kasus Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0.0 0.0 0.0 Kasus Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0.0 0.0 0.0 Kasus Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Jumlah Kasus Campak 1.0 0.0 1.0 Kasus
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR
Case Fatality Rate Campak 0.0 % Jumlah Kasus Polio 0.0 0.0 0.0 Kasus Jumlah Kasus Hepatitis B 0.0 0.0 0.0 Kasus
29 Incidence Rate DBD 2.4 0.0 2.4 per 100.000 penduduk30 Case Fatality Rate DBD 2.4 0.0 2.4 %31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.2 0.2 0.2 per 1.000 penduduk berisiko32 Case Fatality Rate Malaria 0.0 0.0 0.0 %33 Angka Kesakitan Filariasis 0.0 0.0 0.0 per 100.000 penduduk34 Cakupan pengukuran tekanan darah 73.8 77.2 75.6 %35 Cakupan pemeriksaan obesitas 0.4 2.0 1.3 %36 Cakupan pemeriksaan IVA+ 0.4 %37 Cakupan pemeriksaan CBE 0.0 %38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam #DIV/0! %
C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100.0 %40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 91.9 %41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 98.8 %42 Pelayanan Ibu Nifas 100.0 %43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 99.4 %44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 0.0 %45 Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ 4.5 %46 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 92.8 %47 Penanganan komplikasi kebidanan 138.9 %48 Penanganan komplikasi Neonatal 0.0 0.0 0.0 %49 Peserta KB Baru 8.3 %50 Peserta KB Aktif 72.8 %51 Bayi baru lahir ditimbang 90.7 2.2 48.6 %52 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 8.9 400.0 17.5 %53 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 59.8 66.8 62.9 %54 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 59.7 69.0 63.8 %55 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 72.2 73.1 72.6 %56 Pelayanan kesehatan bayi 65.9 73.9 69.5 %57 Desa/Kelurahan UCI 100.0 %58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 104.1 96.9 100.6 %59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 0.8 2.8 1.8 %60 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 104.1 96.9 100.6 %
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR
61 Bayi Mendapat Vitamin A 100.0 100.0 100.0 %62 Anak Balita Mendapat Vitamin A 100.0 100.0 100.0 %63 Baduta ditimbang 92.5 90.9 91.7 %64 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.3 0.0 0.2 %65 Pelayanan kesehatan anak balita 60.7 59.5 60.1 %66 Balita ditimbang (D/S) 65.8 62.6 64.2 %67 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.2 0.2 0.2 %68 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.0 100.0 100.0 %69 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat96.6 96.0 96.3 %
70 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 37.071 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 59.0 sekolah72 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 100.0 sekolah73 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 96.6 96.0 96.3 %74 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 100.0 100.0 100.0 %75 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi
dan mulut 100.0 100.0 100.0 %76 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 51.4 77.3 64.7 %77 Kegiatan promosi kesehatan:
a. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan 1748.0b. Jumlah kunjungan rumah 842.0c. Penyebaran informasi 532.0
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase
78 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 27.0 42.8 35.0 %79 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 83.0 87.0 85.0 %80 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 0.0 0.0 0.0 %81 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 pasien keluar82 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 pasien keluar83 Bed Occupation Rate (BOR) di RS #DIV/0! %84 Bed Turn Over (BTO) di RS #DIV/0! Kali85 Turn of Interval (TOI) di RS #DIV/0! Hari86 Average Length of Stay (ALOS) di RS #DIV/0! Hari
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat87 Rumah Tangga ber-PHBS 70.1 %
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR
C.4 Keadaan Lingkungan88 Persentase rumah sehat 39.2 %89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 83.5 %90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 63.6 %91 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 45.0 %92 Desa STBM 0.0 %93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 16.3 %
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 13.2 %TPM tidak memenuhi syarat dibina 100.0 %TPM memenuhi syarat diuji petik 26.3 %
D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan94 Jumlah Rumah Sakit Umum 0.0 RS95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0.0 RS
119 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 0.0120 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 0.0
Jumlah Puskesmas Keliling 0.0Jumlah Puskesmas pembantu 0.0
121 Jumlah Apotek 1.0122 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 #DIV/0! %124 Jumlah Posyandu 71.0 Posyandu125 Posyandu Aktif 32.4 %126 Rasio posyandu per 100 balita 2.3 per 100 balita127 UKBM
Poskesdes 0.0 PoskesdesPolindes 9.0 PolindesPosbindu 5.0 PosbinduPosmaldes 9.0 PosmaldesPos Tb desa 0.0 Pos Tb desa
128 Jumlah Desa Siaga 3.0 Desa129 Persentase Desa Siaga 33.3 %
D.2 Tenaga Kesehatan130 Jumlah Dokter Spesialis 0.0 0.0 0.0 Orang
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR
132 Jumlah Dokter Umum 0.0 0.0 0.0 Orang133 Rasio Dokter (spesialis+umum) 0.0 per 100.000 penduduk134 Jumlah Dokter Gigi 0.0 0.0 0.0 Orang135 Jumlah Bidan 15.0 Orang136 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 71.0 per 100.000 penduduk137 Jumlah Perawat 3.0 1.0 4.0 Orang136 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 9.6 per 100.000 penduduk138 Jumlah Perawat Gigi 0.0 1.0 1.0 Orang139 Jumlah Tenaga Kefarmasian 0.0 0.0 0.0 Orang141 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 0.0 1.0 1.0 Orang142 Jumlah Tenaga Sanitasi 0.0 2.0 2.0 Orang140 Jumlah Tenaga Gizi 0.0 1.0 1.0 Orang
D.3 Pembiayaan Kesehatan145 Total Anggaran Kesehatan 4238424000.0 Rp146 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 105.3 %147 Anggaran Kesehatan Perkapita 101504.6 Rp
Tabel 1Tabel 1Tabel 2Tabel 1Tabel 1Tabel 2Tabel 2Tabel 3
Tabel 3Tabel 3Tabel 3Tabel 3Tabel 3Tabel 3Tabel 3
Tabel 4Tabel 4Tabel 5Tabel 5Tabel 5Tabel 5Tabel 5Tabel 5
Tabel 6Tabel 6
No. Lampiran
No. Lampiran
Tabel 7Tabel 7Tabel 7Tabel 7Tabel 7Tabel 7Tabel 8Tabel 9Tabel 9Tabel 9Tabel 9
Tabel 10Tabel 11Tabel 11Tabel 11Tabel 11Tabel 12Tabel 13
Tabel 14Tabel 14Tabel 15Tabel 15Tabel 15Tabel 16Tabel 17Tabel 17
Tabel 18Tabel 19Tabel 19Tabel 19Tabel 19Tabel 19Tabel 19Tabel 19Tabel 20
No. Lampiran
Tabel 20Tabel 20Tabel 20Tabel 21Tabel 21Tabel 22Tabel 22Tabel 23Tabel 24Tabel 25Tabel 26Tabel 26Tabel 28
Tabel 29Tabel 29Tabel 29Tabel 29Tabel 29Tabel 30Tabel 31Tabel 32Tabel 33Tabel 33Tabel 36Tabel 36Tabel 37Tabel 37Tabel 38Tabel 38Tabel 39Tabel 40Tabel 41Tabel 42Tabel 42Tabel 43
No. Lampiran
Tabel 44Tabel 44Tabel 45Tabel 45Tabel 46Tabel 47Tabel 47Tabel 48
Tabel 49Tabel 50Tabel 51Tabel 51Tabel 51Tabel 51
Tabel 51Tabel 52
Tabel 53Tabel 53Tabel 53
Tabel 54Tabel 55Tabel 55Tabel 56Tabel 56Tabel 57Tabel 57Tabel 57Tabel 57
Tabel 58
No. Lampiran
Tabel 59Tabel 60Tabel 61Tabel 62Tabel 63Tabel 64Tabel 65Tabel 66Tabel 66
Tabel 68Tabel 68Tabel 68Tabel 68Tabel 68Tabel 68Tabel 68Tabel 69Tabel 70Tabel 70Tabel 70
Tabel 71Tabel 71Tabel 71Tabel 71Tabel 71Tabel 72Tabel 72
Tabel 73
No. Lampiran
Tabel 73Tabel 73Tabel 73Tabel 74Tabel 74Tabel 74Tabel 74Tabel 74Tabel 75Tabel 76Tabel 76Tabel 77
Tabel 82Tabel 82Tabel 82
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
PUSKESMAS PAGEDONGAN LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK(km 2) TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 PAGEDONGAN 9.5 Pagedongan 1 #VALUE! 6,429 1,611 3.99 676.742 9.1 Kebutuh Duwur 1 #VALUE! 5,913 1,761 3.36 622.423 14.6 Kebutuh Jurang 1 #VALUE! 4,521 1,300 3.48 475.894 10.4 Pesangkalan 1 #VALUE! 3,233 921 3.51 340.325 4.6 Twelagiri 1 #VALUE! 5,442 1,543 3.53 572.846 5.4 Gunungjati 1 #VALUE! 3,215 1,013 3.17 338.427 9.1 Gentansari 1 #VALUE! 5,413 1,655 3.27 569.798 9.2 Lebakwangi 1 #VALUE! 4,774 1,600 2.98 502.539 8.4 Duren 1 #VALUE! 2,816 812 3.47 296.42
10JUMLAH (KAB/KOTA) 80.3 0 9 9 41,756 12,216 3.42 4395.37
Sumber:
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAHNO KECAMATAN DESA KELURAHAN DESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMURKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 1501 1521 3,022 98.692 5 - 9 1744 1673 3,417 104.243 10 - 14 2045 2186 4,231 93.554 15 - 19 1732 1752 3,484 98.865 20 - 24 1824 1853 3,677 98.436 25 - 29 1801 1802 3,603 99.947 30 - 34 1421 1509 2,930 94.178 35 - 39 1429 1424 2,853 100.359 40 - 44 1417 1503 2,920 94.28
10 45 - 49 1401 1491 2,892 93.9611 50 - 54 1402 1406 2,808 99.7212 55 - 59 1152 1190 2,342 96.8113 60 - 64 601 703 1,304 85.4914 65 - 69 482 504 986 95.6315 70 - 74 410 367 777 111.7216 75+ 256 254 510 100.79
0JUMLAH 20,618 21,138 41,756 97.54ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 45
Sumber: - Sumber lain…... (sebutkan)
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMINKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 17,373 17,944 35,317
2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 14,128 14,750 28,878 81.32 82.20 81.77
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 104 180 284 0.60 1.00 0.80b. SD/MI 1,532 1,779 3,311 8.82 9.91 9.38c. SMP/ MTs 4,132 4,313 8,445 23.78 24.04 23.91d. SMA/ MA 1,109 1,301 2,410 6.38 7.25 6.82e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 971 1,102 2,073 5.59 6.14 5.87f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 220 431 651 1.27 2.40 1.84g. AKADEMI/DIPLOMA III 113 131 244 0.65 0.73 0.69h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 155 142 297 0.89 0.79 0.84i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 4 3 7 0.02 0.02 0.02
Sumber:
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
TABEL 4
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN Pagedongan 46 0 46 54 2 92 100 2 1022 Kebutuh Duwur 38 0 38 40 0 40 78 0 783 Kebutuh Jurang 50 0 50 37 0 37 87 0 874 Pesangkalan 22 0 22 15 0 15 37 0 375 Twelagiri 47 2 49 34 1 35 81 3 846 Gunungjati 24 0 24 30 0 30 54 0 547 Gentansari 41 0 41 45 2 47 86 2 888 Lebakwangi 44 0 44 40 0 40 84 0 849 Duren 33 0 33 18 0 18 51 0 511023
JUMLAH (KAB/KOTA) 345 2 347 313 5 354 658 7 6655.8 14.1 10.5
Sumber:
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATI HIDUP + MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KELAHIRAN
NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS
HIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 PAGEDONGAN Pagedongan 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 02 Kebutuh Duwur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 Kebutuh Jurang 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 04 Pesangkalan 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 05 Twelagiri 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 06 Gunungjati 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 07 Gentansari 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 08 Lebakwangi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 Duren 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 0 0 0 6 0 0 0 9 0 0 09 0 0 0 19 0 0 0 14 0 0 0
Sumber:
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
NEONATAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS
BALITA ANAK BALITA BAYI ANAK
BALITANEONATAL NEONATAL
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH KEMATIAN
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYI BALITA BAYI ANAK BALITA BALITA
TABEL 6JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
< 20 tahun
20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20
tahun20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20
tahun20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20
tahun20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PAGEDONGAN Pagedongan 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 Kebutuh Duwur 78 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 Kebutuh Jurang 87 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 Pesangkalan 37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 Twelagiri 81 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 Gunungjati 54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Gentansari 86 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 Lebakwangi 84 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 Duren 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010
658 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 0
Sumber: Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
TABEL 7
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 2,889 3,540 6,429 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 2 50.00 2 50.00 4 0 0.002 KEBUTUH DUWUR 2,814 3,099 5,913 2 100 0 0.00 2 4 80 1 20.00 5 0 0.003 KEBUTUH JURANG 2,177 2,344 4,521 2 100 0 0.00 2 3 50 3 50.00 6 0 0.004 PESANGKALAN 1,121 2,112 3,233 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 2 100.00 2 0 0.005 TWELAGIRI 2,661 2,781 5,442 1 100 0 0.00 1 1 100 0 0.00 1 0 0.006 GUNUNGJATI 1,017 2,198 3,215 1 50 1 50.00 2 2 67 1 33.33 3 0 0.007 GENTANSARI 2,592 2,821 5,413 2 100 0 0.00 2 4 100 0 0.00 4 0 0.008 LEBAKWANGI 1,971 2,803 4,774 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 2 67 1 33.33 3 0 0.009 DUREN 1,316 1,500 2,816 2 100 0 0.00 2 2 67 1 33.33 3 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 18,558 23,198 41,756 10 91 1 9 11 20 65 11 35 31 0 0
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 23.95 2.39 26.34
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 47.90 26.34 74.24
Sumber: Laporan Program TB Paru Tahun 2018Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 41756
JUMLAH SELURUHKASUS TB
L PL+P
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUKJUMLAH KASUS BARU BTA+
L PL+P
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 13 16 29 0 0 0 0.00 0.00 0.002 0 KEBUTUH DUWUR 12 7 19 2 0 2 16.67 0.00 10.533 0 KEBUTUH JURANG 14 22 36 2 0 2 14.29 0.00 5.564 0 PESANGKALAN 5 7 12 0 0 0 0.00 0.00 0.005 0 TWELAGIRI 6 7 13 1 0 1 16.67 0.00 7.696 Gunungjati GUNUNGJATI 8 6 14 1 1 2 12.50 16.67 14.297 0 GENTANSARI 5 4 9 2 0 2 40.00 0.00 22.228 0 LEBAKWANGI 12 15 27 0 0 0 0.00 0.00 0.009 0 DUREN 11 7 18 2 0 2 18.18 0.00 11.11
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 86 91 177 10 1 11 11.63 1.10 6.21
Sumber: Laporan Program TB Paru Tahun 2017Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
% BTA (+)TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK
TABEL 9
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 1 22 0 KEBUTUH DUWUR 2 0 2 1 50.00 0 #DIV/0! 1 50.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 50.00 #DIV/0! 50.00 0 0 03 0 KEBUTUH JURANG 2 0 2 1 50.00 0 #DIV/0! 1 50.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 50.00 #DIV/0! 50.00 0 0 04 0 PESANGKALAN 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 05 0 TWELAGIRI 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0 0 06 GUNUNGJATI 1 1 2 1 100.00 1 100.00 2 100.00 1 100.00 0 0.00 1 50.00 200.00 100.00 150.00 0 0 07 0 GENTANSARI 2 0 2 2 100.00 0 #DIV/0! 2 100.00 1 50.00 0 #DIV/0! 1 50.00 150.00 #DIV/0! 150.00 0 0 08 0 LEBAKWANGI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 09 0 DUREN 2 0 2 1 50.00 0 #DIV/0! 1 50.00 1 50.00 0 #DIV/0! 1 50.00 100.00 #DIV/0! 100.00 1 0 1
10 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 1 11 6 60.00 1 100.00 7 63.64 5 50.00 2 200.00 7 63.64 110.00 300.00 127.27 2 1 3ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 4.8 2.4 7.2
Sumber: Laporan Program TB paru Tahun 2018Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH KEMATIAN
SELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP(COMPLETE RATE)
L PBTA (+) DIOBATI
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 359 373 731 36 37 73 21 58.6 24 64.4 45 61.62 0 KEBUTUH DUWUR 374 319 693 37 32 69 16 42.8 19 59.6 35 50.53 0 KEBUTUH JURANG 210 210 420 21 21 42 12 57.3 14 66.7 26 62.04 0 PESANGKALAN 148 144 292 15 14 29 6 40.5 11 76.7 17 58.35 0 TWELAGIRI 357 337 694 36 34 69 14 39.3 23 68.2 37 53.46 0 GUNUNGJATI 199 162 360 20 16 36 12 60.5 15 92.9 27 75.07 0 GENTANSARI 323 300 623 32 30 62 10 31.0 18 60.1 28 45.08 0 LEBAKWANGI 274 268 542 27 27 54 14 51.1 17 63.6 31 57.29 0 DUREN 165 167 332 16 17 33 11 66.9 11 65.9 22 66.4
10JUMLAH (KAB/KOTA) 2,406 2,278 4,684 241 228 468 116 48.2 152 66.7 268 57.2
Sumber: Laporan Program P2 ISPA Tahun 2016Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITAPENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANIL P L + P
TABEL 11
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+PPROPORSI KELOMPOK
UMURL P L+P
PROPORSI KELOMPOK
UMURL P L+P
PROPORSI KELOMPOK
UMURL P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 1 1 100.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0.00 1 0 1 100.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN 0.00 100.00 100.00 0.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: Laporan P2PL Tahun 2018Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
AIDS SYPHILIS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
H I V
NO KELOMPOK UMUR
TABEL 12
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
NIHIL 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan)
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAHSAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIVL P
POSITIF HIV
L + P L P L + PJUMLAH PENDONOR
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 2,889 3,540 6,429 62 76 138 62 100 64 84 126 922 KEBUTUH DUWUR 2,814 3,099 5,913 60 66 127 45 75 69 104 114 903 KEBUTUH JURANG 2,177 2,344 4,521 47 50 97 35 75 58 116 93 964 PESANGKALAN 1,121 2,112 3,233 24 45 69 35 146 49 108 84 1215 TWELAGIRI 2,661 2,781 5,442 57 60 116 32 56 66 111 98 846 GUNUNGJATI 1,017 2,198 3,215 22 47 69 47 216 30 64 77 1127 GENTANSARI 2,592 2,821 5,413 55 60 116 41 74 49 81 90 788 LEBAKWANGI 1,971 2,803 4,774 42 60 102 52 123 42 70 94 929 DUREN 1,316 1,500 2,816 28 32 60 24 85 41 128 65 10810
JUMLAH (KAB/KOTA) 18,558 23,198 41,756 397 496 894 373 93.9 468 94.3 841 94.1ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
Sumber: Laporan Program P2 Diare Tahun 2018
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
DIAREJUMLAH PERKIRAAAN
KASUSDIARE DITANGANI
TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 0 0 0 0 0 0 0 0 02 KEBUTUH DUWUR 0 0 0 0 0 0 0 0 03 KEBUTUH JURANG 0 0 0 0 0 0 0 0 04 PESANGKALAN 0 0 0 0 0 0 0 0 05 TWELAGIRI 0 0 0 0 0 0 0 0 06 GUNUNGJATI 0 0 0 0 0 0 0 0 07 GENTANSARI 0 0 0 0 0 0 0 0 08 LEBAKWANGI 0 0 0 0 0 0 0 0 09 DUREN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0.00
Sumber: Laporan P2 Kusta Tahun 2016
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMASKASUS BARU
TABEL 15
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 PAGEDONGAN PAGEDONGAN - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!2 KEBUTUH DUWUR - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!3 KEBUTUH JURANG - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!4 PESANGKALAN - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!5 TWELAGIRI - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!6 GUNUNGJATI - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!7 GENTANSARI - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!8 LEBAKWANGI - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!9 DUREN - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
10
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - #DIV/0! - #DIV/0!ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -
Sumber: Laporan P2 Kusta Tahun 2016
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 PAGEDONGAN Pagedongan 0 0 0 0 0 0 0 0 02 0 Kebutuh Duwur 0 0 0 0 0 0 0 0 03 0 Kebutuh Jurang 0 0 0 0 0 0 0 0 04 0 Pesangkalan 0 0 0 0 0 0 0 0 05 0 Twelagiri 0 0 0 0 0 0 0 0 06 0 Gunungjati 0 0 0 0 0 0 0 0 07 0 Gentansari 0 0 0 0 0 0 0 0 08 0 Lebakwangi 0 0 0 0 0 0 0 0 09 0 Duren 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.0 0.0 0.0
Sumber: Laporan P2Pl Tahun 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!2 KEBUTUH DUWUR 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!3 KEBUTUH JURANG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!4 PESANGKALAN 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!5 TWELAGIRI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!6 GUNUNGJATI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!7 GENTANSARI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!8 LEBAKWANGI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!9 DUREN 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber: Laporan P2 Kusta Tahun 2016
PENDERITA MB L + PRFT MB
L PL PNO KECAMATAN PUSKESMAS RFT PBL + PPENDERITA PB
TABEL 18
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS AFP(NON POLIO)
1 2 3 L P 4 51 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 578 708 1286 02 KEBUTUH DUWUR 563 620 1183 03 KEBUTUH JURANG 435 469 904 04 PESANGKALAN 224 422 647 05 TWELAGIRI 532 556 1088 06 GUNUNGJATI 203 440 643 07 GENTANSARI 518 564 1083 08 LEBAKWANGI 394 561 955 09 DUREN 263 300 563 0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 3711.6 4639.6 8,351 0AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 0.00
Sumber: Lapoan P2PL Pusk PagedonganKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 10,670
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 KEBUTUH DUWUR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 KEBUTUH JURANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 PESANGKALAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 TWELAGIRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 GUNUNGJATI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 GENTANSARI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 LEBAKWANGI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 DUREN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: Laporan Surveilans Pusk Pagedongan Tahun 2016
JUMLAH KASUS MENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUMJUMLAH KASUS MENINGGAL
PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUS MENINGGAL
TABEL 20
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PAGEDONGAN Pagedongan 1 0 1 0 0 0 0 0 0 02 Kebutuh Duwur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 Kebutuh Jurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 Pesangkalan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 Twelagiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 Gunungjati 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Gentansari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 Lebakwangi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 Duren 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.0
Sumber: Laporan P2PL Pusk Pagedongan
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAKJUMLAH KASUS MENINGGAL
POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 PAGEDONGAN Pagedongan 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 0 Kebutuh Duwur 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 0 Kebutuh Jurang 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 0 Pesangkalan 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 0 Twelagiri 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 Gunungjati Gunungjati 1 0 1 0 0 0 0.0 #DIV/0! 0.07 0 Gentansari 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 0 Lebakwangi 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 0 Duren 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 2.4 0.0 2.4
Sumber: Laporan Surveilans Pusk Pagedongan Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMASDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
TABEL 22
KABUPATEN/KOTATAHUN
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 95 80 175 95 80 175 - 0.00 - - 0 - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 KEBUTUH DUWUR 79 161 240 79 161 240 - 0.00 - - 0 - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 KEBUTUH JURANG 243 401 644 243 401 644 1 0.41 1 1 2 0.31 0 0 0 0.00 0.00 0.004 PESANGKALAN 122 120 242 122 120 242 - 0.00 - - 0 - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 TWELAGIRI 119 125 244 119 125 244 - 0.00 - - 0 - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 GUNUNGJATI 138 198 336 138 198 336 - 0.00 - - 0 - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 GENTANSARI 49 68 117 49 68 117 - 0.00 - - 0 - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 LEBAKWANGI 381 416 797 381 416 797 3 0.79 2 0 5 0.63 0 0 0 0.00 0.00 0.009 DUREN 185 241 426 185 241 426 0.00 1 0 1 0.23 0 0 0 #DIV/0! 0.00 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,411 1,810 3,221 1,411 1,810 3,221 4 0.28 4 0 8.00 0.25 0 0 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0.19 0.19 0.19
Sumber: Laporan Program P2 Malaria Pusk Pagedongan Tahun 2018
P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFRMENINGGAL SUSPEK
MALARIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS POSITIFL
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PAGEDONGAN Pagedongan 0 0 0 0 0 02 Kebutuh Duwur 0 0 0 0 0 03 Kebutuh Jurang 0 0 0 0 0 04 Pesangkalan 0 0 0 0 0 05 Twelagiri 0 0 0 0 0 06 Gunungjati 0 0 0 0 0 07 Gentansari 0 0 0 0 0 08 Lebakwangi 0 0 0 0 0 09 Duren 0 0 0 0 0 0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber: Program P2P Puskesmas Pagedongan Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Kasus hasil lab negatif
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 24
CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN Pagedongan 1,980 2,322 4,302 1,820 91.92 2,160 93.02 3,980 92.52
2 Kebutuh Duwur 1,840 2,099 3,939 1,438 78.15 1,633 77.80 3,071 77.963 Kebutuh Jurang 1,482 1,628 3,110 993 67.00 1,257 77.21 2,250 72.354 Pesangkalan 998 1,112 2,110 972 97.39 1,048 94.24 2,020 95.73
5 Twelagiri 1,768 1,781 3,549 992 56.11 1,128 63.34 2,120 59.74
6 Gunungjati 1,021 1,198 2,219 981 96.08 1,140 95.16 2,121 95.58
7 Gentansari 1,698 1,821 3,519 883 52.00 1,116 61.29 1,999 56.81
8 Lebakwangi 1,682 1,803 3,485 898 53.39 1,082 60.01 1,980 56.81
9 Duren 842 1,075 1,917 842 100.00 896 83.35 1,738 90.66
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 13,311 14,839 28,150 9,819 73.77 11,460 77.23 21,279 75.59
Sumber: Data Kunjungan Puskesmas Thn 2016
DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN
TABEL 25
CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN Pagedongan 1,980 2,322 4,302 7 0.35 83 3.57 90 2.092 0 Kebutuh Duwur 1,840 2,099 3,939 6 0.33 76 3.62 82 2.083 0 Kebutuh Jurang 1,482 1,628 3,110 8 0.54 32 1.97 40 1.294 0 Pesangkalan 998 1,112 2,110 5 0.50 30 2.70 35 1.665 0 Twelagiri 1,768 1,781 3,549 8 0.45 28 1.57 36 1.016 Gunungjati 1,021 1,198 2,219 5 0.49 20 1.67 25 1.137 0 Gentansari 1,698 1,821 3,519 5 0.29 10 0.55 15 0.438 0 Lebakwangi 1,682 1,803 3,485 4 0.24 13 0.72 17 0.499 0 Duren 842 1,075 1,917 4 0.48 10 0.93 14 0.7310
JUMLAH (KAB/KOTA) 13,311 14,839 28,150 52 0.39 302 2.04 354 1.26
Sumber: …………….. (sebutkan)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
p
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8
1 PAGEDONGAN Pagedongan 5927 25 0.42 0 0.002 Kebutuh Duwur 5824 28 0 0 03 Kebutuh Jurang 5590 25 0 0 04 Pesangkalan 4790 12 0 0 05 Twelagiri 3803 16 0 0 06 Gunungjati 2764 24 1 0 07 Gentansari 1828 20 1 0 08 Lebakwangi 1125 21 2 0 09 Duren 21759 18 0 0 010
JUMLAH (KAB/KOTA) 53410 189 0 0 0
Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
PEMERIKSAAN IVA PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA (CBE)NO KECAMATAN PUSKESMAS PEREMPUAN
USIA 30-49 TAHUN
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P 0-7
HARI8-28 HARI
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
10-14 THN
15-19 THN
20-44 THN
45-54 THN
55-59 THN
60-69 THN
70+ THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
NIHIL 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: ………………… (sebutkan)
JUMLAH KEC
YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH DESA/KEL
CFR (%)NO JENIS KEJADIAN
LUAR BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
TABEL 28
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6
1 PAGEDONGAN Pagedongan NIHIL #VALUE!2 0 Kebutuh Duwur #DIV/0!3 0 Kebutuh Jurang #DIV/0!4 0 Pesangkalan #DIV/0!5 0 Twelagiri #DIV/0!6 Gunungjati Gunungjati #DIV/0!7 0 Gentansari #DIV/0!8 0 Lebakwangi #DIV/0!9 0 Duren #DIV/0!
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 #DIV/0!
Sumber: PTM TAHUN 2018
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
TABEL 29
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 PAGEDONGAN Pagedongan 109 109 100.0 101 92.7 106 101 95.3 106 100.0 102 96.226422 Kebutuh Duwur 101 101 100.0 98 97.0 78 76 97.4 78 100.0 78 1003 Kebutuh Jurang 85 85 100.0 77 90.6 86 86 100.0 86 100.0 86 1004 Pesangkalan 49 49 100.0 41 83.7 37 36 97.3 37 100.0 37 1005 Twelagiri 97 97 100.0 77 79.4 82 82 100.0 82 100.0 82 1006 Gunungjati 49 49 100.0 44 89.8 52 52 100.0 52 100.0 52 1007 Gentansari 100 100 100.0 97 97.0 85 87 102.4 85 100.0 85 1008 Lebakwangi 85 85 100.0 83 97.6 84 84 100.0 84 100.0 84 1009 Duren 52 52 100.0 50 96.2 51 49 96.1 51 100.0 51 10010
JUMLAH (KAB/KOTA) 727 727 100.0 668 91.9 661 653 98.8 661 100.0 657 99.39486
Sumber: Laporan KIA KB Pusk Pagedongan Thn 2018
KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMILPERSALINAN
DITOLONG NAKESMENDAPAT
YANKES NIFASIBU NIFAS
MENDAPAT VIT A JUMLAH K1 K4NO
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 105 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 2 KEBUTUH DUWUR 110 0 - 0 - 9 8.2 1 0.9 1 0.9 0 - 3 KEBUTUH JURANG 79 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 4 PESANGKALAN 51 0 - 0 - 1 2.0 10 19.6 12 23.5 0 - 5 TWELAGIRI 91 0 - 0 - 2 2.2 0 - 0 - 0 - 6 GUNUNGJATI 61 0 - 0 - 1 1.6 3 4.9 0 - 0 - 7 GENTANSARI 90 0 - 0 - 0 - 7 7.8 11 12.2 0 - 8 LEBAKWANGI 85 0 - 0 - 0 - 0 - 3 3.5 0 - 9 DUREN 50 0 - 0 - 0 - 0 - 1 2.0 0 -
10 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 722 0 - 0 - 13 1.8 21 2.9 28 3.9 0 -
Sumber: Laporan Imunisasi Thn 2018
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 1132 0 - 0 - 59 5.2 0 - 0 - 59 5.2 2 KEBUTUH DUWUR 1151 0 - 0 - 47 4.1 0 - 0 - 47 4.1 3 KEBUTUH JURANG 819 0 - 0 - 29 3.5 0 - 0 - 29 3.5 4 PESANGKALAN 532 0 - 0 - 25 4.7 0 - 0 - 25 4.7 5 TWELAGIRI 952 0 - 0 - 47 4.9 0 - 0 - 47 4.9 6 GUNUNGJATI 637 0 - 0 - 29 4.6 0 - 0 - 29 4.6 7 GENTANSARI 939 0 - 0 - 33 3.5 0 - 0 - 33 3.5 8 LEBAKWANGI 891 0 - 0 - 48 5.4 0 - 0 - 48 5.4 9 DUREN 519 0 - 0 - 24 4.6 0 - 0 - 24 4.6
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,572 0 - 0 - 341 4.5 0 - 0 - 341 4.5
Sumber: Laporan Imunisasi Thn 2018
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH WUS (15-39 TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 81 PAGEDONGAN Pagedongan 109 109 100.00 101 92.662 0 Kebutuh Duwur 101 101 100.00 99 98.023 0 Kebutuh Jurang 85 85 100.00 82 96.474 0 Pesangkalan 49 44 89.80 43 87.765 0 Twelagiri 97 75 77.32 81 83.516 Gunungjati 49 49 100.00 45 91.847 0 Gentansari 100 100 100.00 91 91.008 0 Lebakwangi 85 85 100.00 83 97.659 0 Duren 52 52 100.00 50 96.15
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 727 700 96.29 675 92.85
Sumber: Laporan KIA KB Thn 2018
KECAMATAN JUMLAH IBU HAMILNO PUSKESMAS
TABEL 33
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
% L P L + P L P L + P % % %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 PAGEDONGAN Pagedongan 109 22 18 82.6 46 54 100 7 8 15 0.0 0.0 - 0.02 0 Kebutuh Duwur 101 20 38 188.1 38 40 78 6 6 12 0.0 0.0 - 0.03 0 Kebutuh Jurang 85 17 18 105.9 50 37 87 8 6 13 0.0 0.0 - 0.04 0 Pesangkalan 49 10 17 173.5 22 15 37 3 2 6 0.0 0.0 - 0.05 0 Twelagiri 97 19 26 134.0 47 34 81 7 5 12 0.0 0.0 - 0.06 Gunungjati 49 10 22 224.5 24 30 54 4 5 8 0.0 0.0 - 0.07 0 Gentansari 100 20 16 80.0 41 45 86 6 7 13 0.0 0.0 - 0.08 0 Lebakwangi 85 17 34 200.0 44 40 84 7 6 13 0.0 0.0 - 0.09 0 Duren 52 10 13 125.0 33 18 51 5 3 8 0.0 0.0 - 0.0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 727 145 202 138.9 345 313 658 52 47 99 - 0.0 - 0.0 - 0.0
Sumber: Laporan KIA KB Tahun 2018
L + PL P
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATALMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUPPERKIRAAN
BUMIL DENGAN
KOMPLIKASI KEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
TABEL 34
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
PESERTA KB AKTIFMKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON
DOM % SUNTIK % PIL % OBAT
VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 PAGEDONGAN Pagedongan 125 13.5 18 1.9 18 1.9 70 7.6 231 24.9 5 0.5 575 62.0 116 12.5 0 0.0 0 0.0 696 75.1 927 100.02 Kebutuh Duwur 91 10.0 14 1.5 1 0.1 105 11.6 211 23.3 3 0.3 564 62.2 129 14.2 0 0.0 0 0.0 696 76.7 907 100.03 Kebutuh Jurang 117 14.4 64 7.9 1 0.1 71 8.7 253 31.0 5 0.6 400 49.1 157 19.3 0 0.0 0 0.0 562 69.0 815 100.04 Pesangkalan 45 8.2 12 2.2 1 0.2 155 28.1 213 38.6 2 0.4 270 48.9 67 12.1 0 0.0 0 0.0 339 61.4 552 100.05 Twelagiri 160 21.6 60 8.1 6 0.8 51 6.9 277 37.3 3 0.4 350 47.2 112 15.1 0 0.0 0 0.0 465 62.7 742 100.06 Gunungjati 114 21.5 28 5.3 1 0.2 50 9.4 193 36.3 6 1.1 262 49.3 70 13.2 0 0.0 0 0.0 338 63.7 531 100.07 Gentansari 117 13.6 57 6.6 4 0.5 193 22.4 371 43.1 7 0.8 369 42.9 113 13.1 0 0.0 0 0.0 489 56.9 860 100.08 Lebakwangi 121 15.1 40 5.0 21 2.6 59 7.3 241 30.0 4 0.5 468 58.3 90 11.2 0 0.0 0 0.0 562 70.0 803 100.09 Duren 38 7.8 33 6.8 55 11.3 63 12.9 189 38.7 4 0.8 244 50.0 51 10.5 0 0.0 0 0.0 299 61.3 488 100.0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 928 14.0 326 4.9 108 1.6 817 12.3 2,179 32.9 39 0.6 3,502 52.9 905 13.7 0 0.0 0 0.0 4,446 67.1 6,625 100.0
Sumber: Laporan KIA KB Tahun 2018Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
TABEL 35
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
PESERTA KB BARUMKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % OBAT VAGINA % LAIN
NYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 PAGEDONGAN Pagedongan 36 37.5 6 6.3 0 0.0 14 14.6 56 58.3 3 3.1 33 34.4 4 4.2 0 0.0 0 0.0 40 41.7 96 100.02 Kebutuh Duwur 33 28.9 1 0.9 1 0.9 20 17.5 55 48.2 1 0.9 43 37.7 15 13.2 0 0.0 0 0.0 59 51.8 114 100.03 Kebutuh Jurang 33 34.4 0 0.0 0 0.0 14 14.6 47 49.0 0 0.0 43 44.8 6 6.3 0 0.0 0 0.0 49 51.0 96 100.04 Pesangkalan 12 22.6 0 0.0 0 0.0 6 11.3 18 34.0 1 1.9 25 47.2 9 17.0 0 0.0 0 0.0 35 66.0 53 100.05 Twelagiri 22 25.6 7 8.1 0 0.0 9 10.5 38 44.2 4 4.7 32 37.2 12 14.0 0 0.0 0 0.0 48 55.8 86 100.06 Gunungjati 33 44.6 5 6.8 0 0.0 5 6.8 43 58.1 2 2.7 26 35.1 3 4.1 0 0.0 0 0.0 31 41.9 74 100.07 Gentansari 24 26.7 2 2.2 0 0.0 16 17.8 42 46.7 3 3.3 34 37.8 11 12.2 0 0.0 0 0.0 48 53.3 90 100.08 Lebakwangi 35 38.9 3 3.3 0 0.0 9 10.0 47 52.2 1 1.1 35 38.9 7 7.8 0 0.0 0 0.0 43 47.8 90 100.09 Duren 15 25.0 0 0.0 0 0.0 10 16.7 25 41.7 0 0.0 31 51.7 4 6.7 0 0.0 0 0.0 35 58.3 60 100.0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 243 32.0 24 3.2 1 0.1 103 13.6 371 48.9 15 2.0 302 39.8 71 9.4 0 0.0 0 0.0 388 51.1 759 100.0
Sumber: Laporan KIA / Kb Pusk Pagedongan Tahun 2018Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
PESERTA KB BARUJUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 81 PAGEDONGAN Pagedongan 1,303 96 7.4 927 71.12 Kebutuh Duwur 1,256 114 9.1 907 72.23 Kebutuh Jurang 1,102 96 8.7 815 74.04 Pesangkalan 738 53 7.2 552 74.85 Twelagiri 1,077 86 8.0 742 68.96 Gunungjati 667 74 11.1 531 79.67 Gentansari 1,221 90 7.4 860 70.48 Lebakwangi 1,073 90 8.4 803 74.89 Duren 662 60 9.1 488 73.7
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,099 759 8.3 6,625 72.8
Sumber: Laporan Program KIA dan KB Tahun 2016
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 37
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PAGEDONGAN Pagedongan 46 54 100 54 117.4 2 3.7 56 56.0 5 9.3 4 200.0 9 16.12 0 Kebutuh Duwur 38 40 78 40 105.3 0 0.0 40 51.3 2 5.0 6 #DIV/0! 8 20.03 0 Kebutuh Jurang 50 37 87 37 74.0 0 0.0 37 42.5 4 10.8 5 #DIV/0! 9 24.34 0 Pesangkalan 22 15 37 15 68.2 0 0.0 15 40.5 2 13.3 0 #DIV/0! 2 13.35 0 Twelagiri 47 34 81 34 72.3 3 8.8 37 45.7 6 17.6 4 133.3 10 27.06 Gunungjati 24 30 54 30 125.0 0 0.0 30 55.6 3 10.0 4 #DIV/0! 7 23.37 0 Gentansari 41 45 86 45 109.8 2 4.4 47 54.7 3 6.7 3 150.0 6 12.88 0 Lebakwangi 44 40 84 40 90.9 0 0.0 40 47.6 2 5.0 0 #DIV/0! 2 5.09 0 Duren 33 18 51 18 54.5 0 0.0 18 35.3 1 5.6 2 #DIV/0! 3 16.710
JUMLAH (KAB/KOTA) 345 313 658 313 90.7 7 2.2 320 48.6 28 8.9 28 400.0 56 17.5
Sumber: Laporan KIA KB Tahun 2018
LBAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + PBBLR
JUMLAH LAHIR HIDUP
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PAGEDONGAN Pagedongan 84 85 169 46 54.8 54 63.5 100 59.2 46 54.8 54 63.5 100 59.22 0 Kebutuh Duwur 85 52 137 38 44.7 40 76.9 78 56.9 38 44.7 50 96.2 88 64.23 0 Kebutuh Jurang 67 47 114 50 74.6 37 78.7 87 76.3 50 74.6 37 78.7 87 76.34 0 Pesangkalan 33 25 58 22 66.7 15 60.0 37 63.8 21 63.6 15 60.0 36 62.15 0 Twelagiri 71 45 116 47 66.2 33 73.3 80 69.0 47 66.2 33 73.3 80 69.06 Gunungjati 45 41 86 23 51.1 28 68.3 51 59.3 23 51.1 28 68.3 51 59.37 0 Gentansari 78 70 148 41 52.6 45 64.3 86 58.1 41 52.6 45 64.3 86 58.18 0 Lebakwangi 72 60 132 44 61.1 40 66.7 84 63.6 44 61.1 40 66.7 84 63.69 0 Duren 40 39 79 33 82.5 18 46.2 51 64.6 33 82.5 18 46.2 51 64.610
JUMLAH (KAB/KOTA) 575 464 1,039 344 59.8 310 66.8 654 62.9 343 59.7 320 69.0 663 63.8
Sumber: Laporan KIA KB Tahun 2018
JUMLAH BAYINO KECAMATAN PUSKESMAS P L + PKUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PLKUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)L
TABEL 39
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN Pagedongan 84 85 169 74 88.1 71 83.5 145 85.82 Kebutuh Duwur 85 52 137 50 58.8 33 63.5 83 60.63 Kebutuh Jurang 67 47 114 52 77.6 39 83.0 91 79.84 Pesangkalan 33 25 58 25 75.8 17 68.0 42 72.45 Twelagiri 71 45 116 35 49.3 21 46.7 56 48.36 Gunungjati 45 41 86 25 55.6 23 56.1 48 55.87 Gentansari 78 70 148 61 78.2 48 68.6 109 73.68 Lebakwangi 72 60 132 62 86.1 50 83.3 112 84.89 Duren 40 39 79 31 77.5 37 94.9 68 86.1
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 575 464 1,039 415 72.2 339 73.1 754 72.6
Sumber: Laporan Gizi Thn 2018
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFUSIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN JUMLAH BAYIPUSKESMAS L P
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN Pagedongan 84 85 169 53 63.1 53 62.4 106 62.72 Kebutuh Duwur 85 52 137 58 68.2 51 98.1 109 79.63 Kebutuh Jurang 67 47 114 46 68.7 30 63.8 76 66.74 Pesangkalan 33 25 58 21 63.6 21 84.0 42 72.45 Twelagiri 71 45 116 45 63.4 34 75.6 79 68.16 Gunungjati 45 41 86 30 66.7 28 68.3 58 67.47 Gentansari 78 70 148 57 73.1 59 84.3 116 78.48 Lebakwangi 72 60 132 45 62.5 38 63.3 83 62.99 Duren 40 39 79 24 60.0 29 74.4 53 67.110
JUMLAH (KAB/KOTA) 575 464 1,039 379 65.9 343 74 722 69.5
Sumber: Laporan KIA KB Tahun 2018
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYIPELAYANAN KESEHATAN BAYI
TABEL 41
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
1 2 3 4 5 61 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 1 1 100.0 2 KEBUTUH DUWUR 1 1 100.0 3 KEBUTUH JURANG 1 1 100.0 4 PESANGKALAN 1 1 100.0 5 TWELAGIRI 1 1 100.0 6 GUNUNGJATI 1 1 100.0 7 GENTANSARI 1 1 100.0 8 LEBAKWANGI 1 1 100.0 9 DUREN 1 1 100.0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 100.0
Sumber: Laporan Imunisasi Tahun 2016
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KEL UCINO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHDESA/KELURAHAN DESA/KEL UCI
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
BAYI DIIMUNISASIDPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16.0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 50 48 98 51 102.0 54 112.5 105 107.1 49 98.0 54 112.5 103 105.1 50 100.0 44 91.7 94 95.9 1.96 18.52 10.482 0 KEBUTUH DUWUR 50 50 100 47 94.0 38 76.0 85 85.0 50 100.0 41 82.0 91 91.0 50 100.0 38 76.0 88 88.0 -6.38 0.00 -3.533 0 KEBUTUH JURANG 36 35 71 48 133.3 42 120.0 90 126.8 52 144.4 35 100.0 87 122.5 44 122.2 38 108.6 82 115.5 8.33 9.52 8.894 0 PESANGKALAN 25 22 47 35 140.0 19 86.4 54 114.9 29 116.0 21 95.5 50 106.4 31 124.0 22 100.0 53 112.8 11.43 -15.79 1.855 0 TWELAGIRI 43 40 83 35 81.4 37 92.5 72 86.7 38 88.4 36 90.0 74 89.2 43 100.0 28 70.0 71 85.5 -22.86 24.32 1.396 Gunungjati GUNUNGJATI 30 26 56 28 93.3 24 92.3 52 92.9 29 96.7 26 100.0 55 98.2 29 96.7 27 103.8 56 100.0 -3.57 -12.50 -7.697 0 GENTANSARI 42 39 81 43 102.4 47 120.5 90 111.1 46 109.5 42 107.7 88 108.6 48 114.3 48 123.1 96 118.5 -11.63 -2.13 -6.678 0 LEBAKWANGI 40 38 78 40 100.0 38 100.0 78 100.0 42 105.0 34 89.5 76 97.4 38 95.0 39 102.6 77 98.7 5.00 -2.63 1.289 0 DUREN 24 21 45 30 125.0 19 90.5 49 108.9 28 116.7 22 104.8 50 111.1 21 87.5 25 119.0 46 102.2 30.00 -31.58 6.12
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 340 319 659 357 105.0 318 99.7 675 102.4 363 106.8 311 97.5 674 102.3 354 104.1 309 96.9 663 100.6 0.84 2.83 1.78
Sumber: Laporan Imunisasi Tahun 2018
L P L + P
DO RATE (%)
L P L + PL + P L P L + P
NO KECAMATANL P
PUSKESMASJUMLAH BAYI
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
BAYI DIIMUNISASIBCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 50 48 98 35 70 65 135 100 102 49 98.0 54 112.5 103 105.1 50 100.0 44 91.7 94 95.92 KEBUTUH DUWUR 50 50 100 42 84 45 90 87 87 50 100.0 41 82.0 91 91.0 50 100.0 38 76.0 88 88.03 KEBUTUH JURANG 36 35 71 50 139 40 114 90 127 52 144.4 35 100.0 87 122.5 44 122.2 38 108.6 82 115.54 PESANGKALAN 25 22 47 26 104 16 73 42 89 29 116.0 21 95.5 50 106.4 31 124.0 22 100.0 53 112.85 TWELAGIRI 43 40 83 39 91 34 85 73 88 38 88.4 36 90.0 74 89.2 43 100.0 28 70.0 71 85.56 GUNUNGJATI 30 26 56 26 87 25 96 51 91 29 96.7 26 100.0 55 98.2 29 96.7 27 103.8 56 100.07 GENTANSARI 42 39 81 42 100 46 118 88 109 46 109.5 42 107.7 88 108.6 48 114.3 48 123.1 96 118.58 LEBAKWANGI 40 38 78 39 98 39 103 78 100 42 105.0 34 89.5 76 97.4 38 95.0 39 102.6 77 98.79 DUREN 24 21 45 35 146 18 86 53 118 28 116.7 22 104.8 50 111.1 21 87.5 25 119.0 46 102.2
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 340 319 659 334 98 328 103 662 100 363 106.7647 311 97.49216 674 102.2762 354 104.1176 309 96.8652 663 100.607
Sumber: Laporan Imunisasi Tahun 2017
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
P L + PL P L + P L L P L + P
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P Ʒ % % % L P L+P % % % L P L+P % % %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 PAGEDONGAN Pagedongan 43 46 89 43 100.00 46 100.00 89 100.00 275 288 562 275 100.00 288 100.00 562 100.00 318 334 651 318 100.00 334 100.00 651 100.002 Kebutuh Duwur 63 34 97 63 100.00 34 100.00 97 100.00 289 267 556 289 100.00 267 100.00 556 100.00 351 301 652 351 100.00 301 100.00 652 100.003 Kebutuh Jurang 33 25 58 33 100.00 25 100.00 58 100.00 143 163 306 143 100.00 163 100.00 306 100.00 176 188 364 176 100.00 188 100.00 364 100.004 Pesangkalan 18 13 30 18 100.00 13 100.00 30 100.00 115 119 234 115 100.00 119 100.00 234 100.00 133 131 264 133 100.00 131 100.00 264 100.005 Twelagiri 33 28 61 33 100.00 28 100.00 61 100.00 286 292 578 286 100.00 292 100.00 578 100.00 319 320 638 319 100.00 320 100.00 638 100.006 Gunungjati 23 25 48 23 100.00 25 100.00 48 100.00 154 121 274 154 100.00 121 100.00 274 100.00 176 146 322 176 100.00 146 100.00 322 100.007 Gentansari 54 54 108 54 100.00 54 100.00 108 100.00 245 230 475 245 100.00 230 100.00 475 100.00 299 284 583 299 100.00 284 100.00 583 100.008 Lebakwangi 29 33 62 29 100.00 33 100.00 62 100.00 202 208 410 202 100.00 208 100.00 410 100.00 231 240 471 231 100.00 240 100.00 471 100.009 Duren 18 20 37 18 100.00 20 100.00 37 100.00 125 128 253 125 100.00 128 100.00 253 100.00 142 148 290 142 100.00 148 100.00 290 100.00
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 312 276 588 312 100.00 276 100.00 588 100.00 1,831 1,814 3,645 1,831 100.00 1,814 100.00 3,645 100.00 2,143 2,090 4,233 2,143 100.00 2,090 100.00 4,233 100.00
Sumber Laporan Gizi Tahun 2018
MENDAPAT VIT AJUMLAH P
MENDAPAT VIT ALL PL + P
JUMLAH L + P
MENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMASL + P
JUMLAH BAYIPL
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 PAGEDONGAN Pagedongan 106 108 214 104 103 207 98.1 95.4 96.7 0 0.0 0 0.0 0 0.02 Kebutuh Duwur 134 109 243 125 97 222 93.3 89 91.4 1 0.8 0 0.0 1 0.53 Kebutuh Jurang 84 67 151 79 63 142 94.0 94 94.0 0 0.0 0 0.0 0 0.04 Pesangkalan 48 33 81 45 31 76 93.8 94 93.8 1 2.2 0 0.0 1 1.35 Twelagiri 94 66 160 89 60 149 94.7 91 93.1 0 0.0 0 0.0 0 0.06 Gunungjati 43 45 88 39 41 80 90.7 91 90.9 0 0.0 0 0.0 0 0.07 Gentansari 97 93 190 83 81 164 85.6 87 86.3 0 0.0 0 0.0 0 0.08 Lebakwangi 81 67 148 70 57 127 86.4 85 85.8 0 0.0 0 0.0 0 0.09 Duren 58 47 105 55 44 99 94.8 94 94.3 0 0.0 0 0.0 0 0.010
JUMLAH (KAB/KOTA) 745 635 1,380 689 577 1,266 92.5 91 91.7 2 0.3 0 0.0 2 0.2
Sumber: Laporan Program Gizi Thn 2018
BGMJUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
NO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
DITIMBANG
TABEL 46
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 PAGEDONGAN Pagedongan 275 288 562 169 61.4 174 60.4 342 60.92 Kebutuh Duwur 289 267 556 146 50.5 133 49.7 278 50.13 Kebutuh Jurang 143 163 306 90 63.1 87 53.5 177 58.04 Pesangkalan 115 119 234 73 63.7 71 59.7 144 61.75 Twelagiri 286 292 578 177 61.8 184 62.9 360 62.46 Gunungjati 154 121 274 85 55.3 68 56.8 153 56.07 Gentansari 245 230 475 148 60.5 136 59.2 284 59.98 Lebakwangi 202 208 410 144 71.0 141 68.1 285 69.69 Duren 125 128 253 80 64.3 85 66.1 165 65.210
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,831 1,814 3,645 1,111 60.7 1,078 59.5 2,189 60.1
Sumber: Laporan Program Gizi Tahun 2018
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 PAGEDONGAN Pagedongan 325 336 660 228 235 463 70.3 70.0 70.2 0 0.0 0 0.0 0 0.02 0 Kebutuh Duwur 339 317 656 223 202 425 65.9 64 64.8 1 0.4 0 0.0 1 0.23 0 Kebutuh Jurang 179 198 377 143 115 258 80.1 58 68.5 0 0.0 0 0.0 0 0.04 0 Pesangkalan 140 141 281 99 83 182 70.7 59 64.9 2 2.0 1 1.2 3 1.65 0 Twelagiri 329 332 661 209 205 414 63.6 62 62.7 0 0.0 1 0.5 1 0.26 Gunungjati Gunungjati 184 147 330 96 94 190 52.3 64 57.6 0 0.0 0 0.0 0 0.07 0 Gentansari 287 269 556 177 166 343 61.7 62 61.7 0 0.0 1 0.6 1 0.38 0 Lebakwangi 242 246 488 141 125 266 58.3 51 54.6 0 0.0 0 0.0 0 0.09 0 Duren 149 149 298 112 109 221 75.4 73 74.3 0 0.0 0 0.0 0 0.010
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,171 2,133 4,304 1,428 1,334 2,762 65.8 63 64.2 3 0.2 3 0.2 6 0.2
Sumber: Laporan Gizi Tahn 2018
BGML P
DITIMBANGJUMLAH (D) % (D/S)
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
BALITA
L+P
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P % % %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN Pagedongan 2 0 2 2 100.0 0 #DIV/0! 2 100.02 0 Kebutuh Duwur 2 0 2 2 100.0 0 #DIV/0! 2 100.03 0 Kebutuh Jurang 0 0 - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0!4 0 Pesangkalan 3 2 5 3 100.0 2 100.0 5 100.05 0 Twelagiri 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100.0 1 100.06 Gunungjati Gunungjati 0 0 - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0!7 0 Gentansari 0 2 2 0 #DIV/0! 2 100.0 2 100.08 0 Lebakwangi 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.09 0 Duren 3 2 5 3 100.0 2 100.0 5 100.0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 7 18 11 100.0 7 100.0 18 100.0
Sumber : Laporan Program Gizi Thn 2018
P L + PMENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS LJUMLAH DITEMUKAN
TABEL 49
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 60 75 135 60 100.0 74 98.7 134 99.3 6 6 1002 KEBUTUH DUWUR 23 77 100 21 91.3 74 96.1 95 95.0 5 5 1003 KEBUTUH JURANG 21 26 47 19 90.5 21 80.8 40 85.1 3 3 1004 PESANGKALAN 14 19 33 13 92.9 18 94.7 31 93.9 2 2 1005 TWELAGIRI 52 67 119 49 94.2 65 97.0 114 95.8 6 6 1006 GUNUNGJATI 25 16 41 25 100.0 16 100.0 41 100.0 3 3 1007 GENTANSARI 56 45 101 56 100.0 45 100.0 101 100.0 4 4 1008 LEBAKWANGI 48 41 89 45 93.8 37 90.2 82 92.1 7 7 1009 DUREN 25 33 58 25 100.0 33 100.0 58 100.0 3 3 10010
JUMLAH (KAB/KOTA) 324 399 723 313 96.6 383 96.0 696 96.3 39 39 100CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 96.6 96.0 96.3
Sumber: Laporan Kegiatan Promkes Thn 2018
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)L P L + P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
TABEL 50
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUTTUMPATAN GIGI
TETAPPENCABUTAN GIGI
TETAPRASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 3 4 5 6
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 13 1 13.02 KEBUTUH DUWUR 10 - #DIV/0!3 KEBUTUH JURANG 10 - #DIV/0!4 PESANGKALAN 5 - #DIV/0!5 TWELAGIRI 15 - #DIV/0!6 GUNUNGJATI 4 1 4.07 GENTANSARI 7 - #DIV/0!8 LEBAKWANGI 3 - #DIV/0!9 DUREN 7 - #DIV/0!
10
JUMLAH (KAB/ KOTA) 74 2 37.0
Sumber: Laporan Kegiatan UKGS Thn 2016
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 261 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 6 3 50.0 6 100.0 60 75 135 60 100.0 74 98.7 134 99.3 60 74 134 60 100.0 74 100.0 134 100.02 KEBUTUH DUWUR 5 1 20.0 5 100.0 23 77 100 21 91.3 74 96.1 95 95.0 21 74 95 21 100.0 74 100.0 95 100.03 KEBUTUH JURANG 3 2 66.7 3 100.0 21 26 47 19 90.5 21 80.8 40 85.1 19 21 40 19 100.0 21 100.0 40 100.04 PESANGKALAN 2 2 100.0 2 100.0 14 19 33 13 92.9 18 94.7 31 93.9 13 18 31 13 100.0 18 100.0 31 100.05 TWELAGIRI 6 3 50.0 6 100.0 52 67 119 49 94.2 65 97.0 114 95.8 49 65 114 49 100.0 65 100.0 114 100.06 GUNUNGJATI 3 3 100.0 3 100.0 25 16 41 25 100.0 16 100.0 41 100.0 25 16 41 25 100.0 16 100.0 41 100.07 GENTANSARI 4 4 100.0 4 100.0 56 45 101 56 100.0 45 100.0 101 100.0 56 45 101 56 100.0 45 100.0 101 100.08 LEBAKWANGI 7 4 57.1 7 100.0 48 41 89 45 93.8 37 90.2 82 92.1 45 37 82 45 100.0 37 100.0 82 100.09 DUREN 3 1 33.3 3 100.0 25 33 58 25 100.0 33 100.0 58 100.0 25 33 58 25 100.0 33 100.0 58 100.0
10
JUMLAH (KAB/ KOTA) 39 23 59.0 39 100.0 324 399 723 313 96.6 383 96.0 696 96.3 313 383 696 313 100.0 383 100.0 696 100.0
Sumber: Laporan Kegiatan Promkes Thn 2018
%MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU
PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH SD/MI
JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH SD/MI
MENDAPAT YAN. GIGI
%
TABEL 52
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PAGEDONGAN Pagedongan 126 181 307 319 253.17 282 155.80 601 195.77 2 Kebutuh Duwur 322 302 624 42 13.04 344 113.91 386 61.86 3 Kebutuh Jurang 141 189 330 48 34.04 183 96.83 231 70.00 4 Pesangkalan 201 277 478 129 64.18 199 71.84 328 68.62 5 Twelagiri 123 107 230 104 84.55 200 186.92 304 132.17 6 Gunungjati 299 299 598 91 30.43 111 37.12 202 33.78 7 Gentansari 465 416 881 266 57.20 238 57.21 504 57.21 8 Lebakwangi 501 528 1,029 132 26.35 233 44.13 365 35.47 9 Duren 308 305 613 147 47.73 223 73.11 370 60.36
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,486 2,604 5,090 1,278 51.41 2,013 77.30 3,291 64.66
Sumber: Laporan Program Pelayanan Kesehatan
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 53
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA2018
KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN
RUMAH
PENYEBARAN INFORMASI
1 2 3 4 5 61 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 277 120 732 KEBUTUH DUWUR 211 115 693 KEBUTUH JURANG 215 113 694 PESANGKALAN 142 70 505 TWELAGIRI 210 80 556 GUNUNGJATI 188 80 497 GENTANSARI 181 112 638 LEBAKWANGI 190 93 599 DUREN 134 59 45
10
SUB JUMLAH I 1748 842 5321 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA) 1748 842 532
Sumber: Laporan Program Promkes Thn 2018
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TAHUN
JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
TABEL 54
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
%L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 JAMKESMAS 2,160 4,951 7,111 10.48 23.42 17.03
2 ASKES PNS 1,465 2,212 3,677 7.11 10.46 8.81
3 JPK JAMSOSTEK 0 0.00 0.00 0.00
4 TNI/POLRI/PNS/KEMHAN/PNS POLRI 0 0.00 0.00 0.00
5 ASURANSI PERUSAHAAN 0 0.00 0.00 0.00
6 ASURANSI SWASTA 0 0.00 0.00 0.00
7 JAMKESDA 1,942 1,880 3,822 9.42 8.89 9.15
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,567 9,043 14,610 27.00 42.78 34.99
Sumber: Laporan Jamkesmas Thn 2018
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATANPESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
JUMLAH
TABEL 55
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Puskesmas Pagedongan 17,115 18,380 35,495 0 0
0 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 0
SUB JUMLAH I 17,115 18,380 35,495 0 0 0 0 0 01 RS …. 0 0 02 RS …. 0 0 03 RS …. 0 0 04 RS …. 0 0 0
0 0 0SUB JUMLAH II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 02 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 03 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 04 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
0 0 0SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH (KAB/KOTA) 17,115 18,380 35,495 0 0 0 0 0 0JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 20,618 21,138 41,756 20,618 21,138 41,756CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 83.0 87.0 85.0 0.0 0.0 0.0
Sumber : Koordinator Pelayanan PuskCatatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 56
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!11 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!13 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!14 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!15 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!16 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!17 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!18 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!19 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!20 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
- - - - - - - - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
JUMLAH TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWATNO
NAMA RUMAH SAKITa
TABEL 57
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKITKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
NONAMA RUMAH
SAKITaJUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP
+ MATI)
JUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH LAMA DIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!11 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!13 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!14 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!15 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!16 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!17 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!18 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!19 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!20 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 81 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 1,611 1,594 98.9 1237 77.6 2 KEBUTUH DUWUR 1,761 1,005 57.1 791 78.7 3 KEBUTUH JURANG 1,300 1,099 84.5 873 79.4 4 PESANGKALAN 921 804 87.3 376 46.8 5 TWELAGIRI 1,543 223 14.5 102 45.7 6 GUNUNGJATI 1,013 707 69.8 561 79.3 7 GENTANSARI 1,655 1,128 68.2 731 64.8 8 LEBAKWANGI 1,600 695 43.4 499 71.8 9 DUREN 812 382 47.0 182 47.6
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 12,216 7,637 62.5 5,352 70.1
Sumber Laporan Promkes Thn
RUMAH TANGGA
TABEL 58
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 PAGEDONGAN Pagedongan 1,611 932 57.9 679 679 42.15 20 2.9 366 22.7 2 Kebutuh Duwur 1,761 742 42.1 1,019 1,019 57.86 10 1.0 991 56.3 3 Kebutuh Jurang 1,300 964 74.2 336 336 25.85 10 3.0 738 56.8 4 Pesangkalan 921 355 38.5 566 566 61.45 10 1.8 391 42.5 5 Twelagiri 1,543 66 4.3 1,477 1,477 95.72 20 1.4 97 6.3 6 Gunungjati 1,013 521 51.4 492 492 48.57 30 6.1 810 80.0 7 Gentansari 1,655 386 23.3 1,269 1,269 76.68 10 0.8 679 41.0 8 Lebakwangi 1,600 678 42.4 922 922 57.63 10 1.1 350 21.9 9 Duren 812 167 20.6 645 645 79.43 10 1.6 364 44.8
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 12,216 4,811 39.38 7405.00 7,405 100.00 130 1.76 4,786 39.18
PUSKESMASJUMLAH
SELURUH RUMAH
Sumber Laporan Kesling Thn 2018
TABEL 59
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
2017JUMLAH RUMAH YANG
BELUM MEMENUHI
RUMAH DIBINA RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
2018
NO KECAMATAN
TABEL 60
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 361 PAGEDONGAN Pagedongan 6,429 284 897 12 36 368 1154 368 1104 257 769 257 771 967 2993 967 2901 4812 74.85 2 Kebutuh Duwur 5,913 136 405 28 84 254 762 254 762 327 981 327 981 1068 3285 1068 3204 5031 85.08 3 Kebutuh Jurang 4,521 118 354 36 108 128 384 128 384 313 939 313 939 856 2647 856 2568 3999 88.45 4 Pesangkalan 3,233 198 594 27 81 189 567 189 567 134 402 134 402 502 1573 502 1506 2556 79.06 5 Twelagiri 5,442 354 822 37 111 335 1005 335 1005 236 708 236 708 889 2667 889 2667 4491 82.52 6 Gunungjati 3,215 172 371 18 54 215 595 215 645 158 474 158 474 588 1679 588 1764 2937 91.35 7 Gentansari 5,413 313 728 26 78 336 1008 336 1008 244 732 244 732 913 2669 913 2739 4557 84.19 8 Lebakwangi 4,774 87 261 18 54 145 435 145 435 317 951 317 951 840 2838 840 2520 3960 82.95 9 Duren 2,816 19 57 18 54 22 66 22 66 294 882 294 882 510 1599 510 1530 2532 89.91
10 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 41,756 #### 4489 220 660 1992 5976 1992 5976 0 0 0 0 0 0 0 0 2280 6838 2280 6840 0 0 0 0 7133 21950 7133 21399 34875 83.52
Sumber: Program Kesling Pusk Pagedongan Thn 2018
MEMENUHI SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JUM
LAH
SAR
ANA MEMENUHI
SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
SAR
ANA MEMENUHI
SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA
NOMEMENUHI
SYARATMEMENUHI
SYARATKECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK
TERMINAL AIR
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
PENDUDUK YANG
MEMILIKI AKSES AIR
JUM
LAH
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
ANA MEMENUHI
SYARAT
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
ANA MEMENUHI
SYARAT
TABEL 61
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8
1 PAGEDONGAN Pagedongan 2 2 100.00 1 502 Keb Duwur 1 0 0.00 0 #DIV/0!3 Keb. Jurang 1 0 0.00 0 #DIV/0!4 Pesangkalan 1 1 100.00 0 05 Twelagiri 3 3 100.00 3 1006 Gunungjati 1 0 0.00 0 #DIV/0!7 Gentansari 3 3 100.00 2 66.666666678 Lebakwangi 1 1 100.00 1 1009 Duren 1 1 100.00 0 0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 11 78.57 7 63.63636364
Sumber: Program Kesling Pusk Pagedongan Thn 2018
MEMENUHI SYARAT(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN
JUMLAH PENYELENGGARA
AIR MINUMPUSKESMAS
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
TABEL 62
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
AJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K PE
NG
GU
NA
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RAN
AJU
MLA
H
PEN
DU
DU
K PE
NG
GU
NA
% P
END
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 261 PAGEDONGAN Pagedongan 6,429 1218 6429 727 2544.5 39.6 2,545 39.6
2 Kebutuh Duwur 5,913 1273 5913 981 3433.5 58.1 3,434 58.1
3 Kebutuh Jurang 4,521 1246 4521 927 3244.5 71.8 3,245 71.8
4 Pesangkalan 3,233 758 3233 374 1309 40.5 1,309 40.5
5 Twelagiri 5,442 973 5442 110 385 7.1 385 7.1
6 Gunungjati 3,215 980 3215 780 2730 84.9 2,730 84.9
7 Gentansari 5,413 1225 5413 425 1487.5 27.5 1,488 27.5
8 Lebakwangi 4,774 1046 4774 633 2215.5 46.4 2,216 46.4
9 Duren 2,816 649 2816 414 1449 51.5 1,449 51.5
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 41,756 - - - - #DIV/0! 9,368 41,756 5,371 18,799 45.02 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 18,799 45.0
Sumber: Program Kesling Pusk Pagedongan Thn 2016
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
ANA MEMENUHI SYARAT
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JENIS SARANA JAMBAN
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
SAR
ANA
KOMUNAL
MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PEN
GG
UN
A
JUM
LAH
SAR
ANA
LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG
TABEL 63
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PAGEDONGAN Pagedongan 1 1 100 1 100 0 02 Kebutuh Duwur 1 1 100.0 0 0 0 03 Kebutuh Jurang 1 1 100.0 0 0 0 04 Pesangkalan 1 1 100.0 0 0 0 05 Twelagiri 1 1 100.0 0 0 0 06 Gunungjati 1 1 100.0 0 0 0 07 Gentansari 1 1 100.0 0 0 0 08 Lebakwangi 1 1 100.0 0 0 0 09 Duren 1 1 100.0 0 0 0 0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 100.0 1.0 11.1111111 0 0
Sumber Program Kesling Pusk Pagedongan Thn 2016
PUSKESMASJUMLAH DESA/
KELURAHAN
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS(SBS)
TABEL 64
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
SD SLTP
SLTA
PUSK
ESM
AS
RU
MAH
SA
KIT
UM
UM
BIN
TAN
G
NO
N
BIN
TAN
G
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 PAGEDONGAN Pagedongan 6 2 0 1 0 0 0 9 1 16.66666667 1 50 0 #DIV/0! 1 100 0 0 0 3 33.33
2 Kebutuh Duwur 5 0 0 0 0 0 0 5 1 20 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 1 20.00
3 Kebutuh Jurang 3 1 0 0 0 0 0 4 1 33.33333333 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 1 25.00
4 Pesangkalan 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 0.00
5 Twelagiri 6 1 1 0 0 0 0 8 1 16.66666667 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 1 12.50
6 Gunungjati 3 1 0 0 0 0 0 4 1 33.33333333 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 1 25.00
7 Gentansari 4 0 0 0 0 0 0 4 1 25 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 1 25.00
8 Lebakwangi 7 1 1 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0.00
9 Duren 3 1 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 0.00
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 39 7 2 1 0 0 0 49 6 15.4 1 14.3 0 - 1 100.0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 8 16.3
Sumber: Program Kesling Thn 2018 Pusk Pagedongan
YANG ADA
JUM
LAH
TTU
SARANA KESEHATAN HOTEL
SLTP SLTA
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA KESEHATAN
PUSKESMAS RUMAH SAKIT UMUM
HOTELSARANA PENDIDIKAN
SD BINTANG NON BINTANG
TABEL 65
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JASA BOGARUMAH MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
MAKANAN JAJANAN TOTAL % JASA BOGA
RUMAH MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
MAKANAN JAJANAN TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 161 PAGEDONGAN Pagedongan 26 1 1 1 2 5 19.23 1 1 1 18 21 80.772 Kebutuh Duwur 20 0 0 0 0 0 0.00 0 2 0 18 20 100.003 Kebutuh Jurang 15 0 0 0 0 0 0.00 0 0 0 15 15 100.004 Pesangkalan 7 0 0 0 0 0 0.00 0 0 0 7 7 100.005 Twelagiri 25 1 1 3 3 8 32.00 0 1 0 16 17 68.006 Gunungjati 10 0 0 0 2 2 20.00 0 0 0 8 8 80.007 Gentansari 11 0 0 2 1 3 27.27 0 0 1 7 8 72.738 Lebakwangi 20 0 0 1 0 1 5.00 0 0 0 19 19 95.009 Duren 10 0 0 0 0 0 0.00 0 0 0 10 10 100.00
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 144 2 2 7 8 19 13.19 1 4 2 118 125 86.81
Sumber: Program Kesling Pusk Pagedongan Thn 2016
KECAMATAN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
NO PUSKESMAS JUMLAH TPM
TABEL 66
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JASA
BO
GA
RU
MAH
M
AKAN
/ R
ESTO
RAN
DEP
OT
AIR
M
INU
M (D
AM)
MAK
ANAN
JA
JAN
AN
TOTA
L
JASA
BO
GA
RU
MAH
M
AKAN
/ R
ESTO
RAN
DEP
OT
AIR
M
INU
M (D
AM)
MAK
ANAN
JA
JAN
AN
TOTA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 0 Pagedongan 21 1 1 1 18 21 100.00 5 1 0 1 20.002 0 Kebutuh Duwur 20 0 2 0 18 20 100.00 0 0 0 0 #DIV/0!3 0 Kebutuh Jurang 15 0 0 0 15 15 100.00 0 0 0 0 #DIV/0!4 0 Pesangkalan 7 0 0 0 7 7 100.00 0 0 0 0 #DIV/0!5 0 Twelagiri 17 0 1 0 16 17 100.00 8 3 0 3 37.506 0 Gunungjati 8 0 0 0 8 8 100.00 2 0 0 0 0.007 0 Gentansari 8 0 0 1 7 8 100.00 3 1 0 1 33.338 0 Lebakwangi 19 0 0 0 19 19 100.00 1 0 0 0 0.009 0 Duren 10 0 0 0 10 10 100.00 0 0 0 0 #DIV/0!
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 125 1 4 2 118 125 100.00 19 0 0 5 0 5 26.32
Sumber: Program Kesling Thn 2016 Pusk Pagedongan
PER
SEN
TASE
TP
M D
IBIN
A
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JUM
LAH
TPM
M
EMEN
UH
I SYA
RAT
H
IGIE
NE
SAN
ITAS
I
NO KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JUM
LAH
TPM
TID
AK
MEM
ENU
HI S
YAR
AT
PUSKESMAS
PER
SEN
TASE
TP
M D
IUJI
PET
IK
TABEL 67
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
NO NAMA OBAT SATUAN TERKECIL KEBUTUHAN TOTAL
PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAH OBAT/VAKSIN
PERSENTASE KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 81 Alopurinol tablet 100 mg tablet 3,720 120 3,600 3720 100.002 Aminofilin tablet 200 mg tablet 500 80 420 500 100.003 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet - - - #DIV/0!4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - - - #DIV/0!5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 12,000 9,520 2,480 12000 100.006 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 45,000 42,921 2,079 45000 100.007 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 740 600 140 740 100.008 Metampiron tablet 500 mg tablet 5,000 4,250 750 5000 100.009 Metampiron injeksi 250 mg ampul - - - #DIV/0!
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
tablet 16,000 14,300 1,700 16000 100.00
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g
tube - - - #DIV/0!
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg
supp 39 10 29 39 100.00
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3%
pot 94 94 - 94 100.00
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 5,000 1,538 3,462 5000 100.0015 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mgtablet - - - #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 122 50 72 122 100.0017 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 29,000 22,000 7,000 29000 100.0018 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet - - - #DIV/0!19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - - #DIV/0!20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - - #DIV/0!21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - - #DIV/0!22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul - - - #DIV/0!23 Betametason krim 0,1 % krim 577 450 127 577 100.0024 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 100 38 62 100 100.0025 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 24,512 19,300 5,212 24512 100.0026 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - - #DIV/0!27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - - - #DIV/0!28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - - - #DIV/0!29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 20 10 10 20 100.0030 Diazepam tablet 2 mg tablet 3,000 1,650 1,350 3000 100.0031 Diazepam tablet 5 mg tablet 32 20 12 32 100.0032 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul - - - #DIV/0!33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 191 - 191 191 100.0034 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet - - - #DIV/0!35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - - - #DIV/0!36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul - - - #DIV/0!37 Etakridin larutan 0,1% botol 16 15 1 16 100.0038 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 1,000 600 400 1000 100.0039 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 3 - 3 3 100.0040 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 2,500 1,500 1,000 2500 100.0041 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - #DIV/0!42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - #DIV/0!43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol - - - #DIV/0!44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 221 200 21 221 100.0045 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 615 200 415 615 100.0046 Furosemid tablet 40 mg tablet 600 156 444 600 100.0047 Gameksan lotion 1 % botol 3,900 1,028 2,872 3900 100.0048 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach 114 72 42 114 100.00
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 8,000 3,555 4,445 8000 100.0050 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 8,594 7,000 1,594 8594 100.0051 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet - - - #DIV/0!52 Gliserin botol - - - #DIV/0!53 Glukosa larutan infus 5% botol - - - #DIV/0!54 Glukosa larutan infus 10% botol - - - #DIV/0!55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul - - - #DIV/0!56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 70 40 30 70 100.0057 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet - - - #DIV/0!58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 1,000 200 800 1000 100.0059 Haloperidol tablet 5 mg tablet 1,200 1,000 200 1200 100.0060 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 5,500 4,924 576 5500 100.0061 Hidrkortison krim 2,5% tube 144 90 54 144 100.0062 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 4,260 2,500 1,760 4260 100.0063 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 2,000 1,500 500 2000 100.0064 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet - - - #DIV/0!65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 43,091 35,000 8,091 43091 100.0066 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 5,452 4,000 1,452 5452 100.0067 Kaptopril tablet 25 mg tablet 3,000 685 2,315 3000 100.00
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
NO NAMA OBAT SATUAN TERKECIL KEBUTUHAN TOTAL
PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAH OBAT/VAKSIN
PERSENTASE KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet - - - #DIV/0!69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - #DIV/0!70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - #DIV/0!71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul - - - #DIV/0!72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 168 140 28 168 100.0073 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 41,447 40,000 1,447 41447 100.0074 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - #DIV/0!75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - - - #DIV/0!76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 2,224 2,000 224 2224 100.0077 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet - - - #DIV/0!78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
Sulfadoxin 500 mgtablet 24 - 24 24 100.00
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
botol 392 240 152 392 100.00
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
tablet 7,500 6,855 645 7500 100.00
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
tablet 9,803 6,800 3,003 9803 100.00
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - - #DIV/0!83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - #DIV/0!84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 430 50 380 430 100.0085 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 129 20 109 129 100.0086 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 49 5 44 49 100.0087 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - #DIV/0!88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - - #DIV/0!89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125
mgtablet 1,409 1,000 409 1409 100.00
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 280 160 120 280 100.0092 Metronidazol tablet 250 mg tablet - - - #DIV/0!93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - - #DIV/0!94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - #DIV/0!95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 50 26 24 50 100.0096 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - #DIV/0!97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet - - - #DIV/0!98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 121 50 71 121 100.0099 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 570 556 14 570 100.00
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube - - - #DIV/0!101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - - #DIV/0!102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 370 325 45 370 100.00103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 906 800 106 906 100.00104 Paracetamol tablet 100 mg tablet - - - #DIV/0!105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 47,767 40,000 7,767 47767 100.00106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - - #DIV/0!107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 4,000 955 3,045 4000 100.00108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 10,000 5,070 4,930 10000 100.00109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 58 56 2 58 100.00110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 7 3 4 7 100.00111 Prednison tablet 5 mg tablet 4,500 2,420 2,080 4500 100.00112 Primakuin tablet 15 mg tablet - - - #DIV/0!113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet - - - #DIV/0!114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet - - - #DIV/0!115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - - #DIV/0!116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - - #DIV/0!117 Ringer Laktat larutan infus botol 158 158 - 158 100.00118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap
4%tube 72 59 13 72 100.00
119 Salisil bedak 2% kotak 187 148 39 187 100.00120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 4 4 - 4 100.00121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 4 4 - 4 100.00122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - #DIV/0!123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 7 7 - 7 100.00124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - #DIV/0!125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul - - - #DIV/0!126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol - - - #DIV/0!127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - - #DIV/0!128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - - - #DIV/0!129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul - - - #DIV/0!130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul - - - #DIV/0!131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 11,529 8,000 3,529 11529 100.00132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - #DIV/0!133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 2,780 1,500 1,280 2780 100.00134 Vaksin Rabies Vero vial - - - #DIV/0!135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 15,000 12,345 2,655 15000 100.00
VAKSIN136 BCG vial - - - #DIV/0!137 T T vial - - - #DIV/0!138 D T vial - - - #DIV/0!139 CAMPAK 10 Dosis vial - - - #DIV/0!140 POLIO 10 Dosis vial - - - #DIV/0!141 DPT-HB vial - - - #DIV/0!142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial - - - #DIV/0!143 POLIO 20 Dosis vial - - - #DIV/0!144 CAMPAK 20 Dosis vial - - - #DIV/0!
TABEL 68
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKANKABUPATEN/KOTA BANJARNEGARA
TAHUN 2018
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM - 2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 13 PUSKESMAS KELILING 24 PUSKESMAS PEMBANTU 1
1 RUMAH BERSALIN 1 1 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK - 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA - 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN - 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 2 2 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT - 7 UNIT TRANSFUSI DARAH -
1 INDUSTRI FARMASI - 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL - 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN - 5 PEDAGANG BESAR FARMASI - 6 APOTEK 1 1 7 TOKO OBAT - 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
Sumber: Program Promkes Thn 2015
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
TABEL 69
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 #DIV/0!
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 #DIV/0!
Sumber: ……………… (sebutkan)
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
TABEL 70
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 0 0.00 4 33.33 6 50.00 2 16.67 12 8 66.672 KEBUTUH DUWUR 4 44.44 4 44.44 1 11.11 0 0.00 9 1 11.113 KEBUTUH JURANG 0 0.00 2 28.57 4 57.14 1 14.29 7 5 71.434 PESANGKALAN 1 20.00 2 40.00 2 40.00 0 0.00 5 2 40.005 TWELAGIRI 5 50.00 3 30.00 1 10.00 1 10.00 10 2 20.006 GUNUNGJATI 2 25.00 4 50.00 1 12.50 1 12.50 8 2 25.007 GENTANSARI 4 50.00 3 37.50 1 12.50 0 0.00 8 1 12.508 LEBAKWANGI 2 28.57 3 42.86 1 14.29 1 14.29 7 2 28.579 DUREN 3 60.00 2 40.00 0 0.00 0 0.00 5 0 0.00
10
21 29.58 27 38.03 17 23.94 6 8.45 71 23 32.392
Sumber Program Promkes Thn 2018
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
STRATA POSYANDU PRATAMA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
TABEL 71
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA1 2 3 6 7 8 9 10 11
1 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 1 1.00 1.002 KEBUTUH DUWUR 1 1.00 1 1.003 KEBUTUH JURANG 1 1.00 1 1.004 PESANGKALAN 1 1.00 1.005 TWELAGIRI 1 1.00 1 1.006 GUNUNGJATI 1 1.00 1 1.007 GENTANSARI 1 1.00 1 1.008 LEBAKWANGI 1 1.00 1.009 DUREN 1 1.00 1.00
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 0 9 5 9
Sumber: Program Promkes Thn 2016
DESA/ KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 72
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 PAGEDONGAN PAGEDONGAN 1 - 0.00 - 0.00 - 02 0 KEBUTUH DUWUR 1 - 1.00 - 0.00 1 1003 0 KEBUTUH JURANG 1 - 0.00 - 0.00 - 04 0 PESANGKALAN 1 - 0.00 - 0.00 - 05 0 TWELAGIRI 1 1 0.00 - 0.00 1 1006 0 GUNUNGJATI 1 - 0.00 - 0.00 - 07 0 GENTANSARI 1 - 0.00 - 0.00 - 08 0 LEBAKWANGI 1 1 0.00 - 0.00 1 1009 0 DUREN 1 - 0.00 - 0.00 - 0
10
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 2 1 0 0 3 33.33333333
Sumber: Program Promkes Thn 2018
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH DESA/
KELURAHAN
TABEL 73
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Pagedongan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 RS ………… - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINKLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0 0 0 0 0 0
Keterangan : a termasuk S3
DOKTERSPESIALIS GIGI TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL
Sumber: Kepegawaian Thn 2016
DOKTER GIGI NO UNIT KERJA
TABEL 74
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.00 Puskesmas Pagedongan 15 3 1 4.00 0 1 1.000.00 0.000.00 0.000.00 0.000.00 0.000.00 0.000.00 0.000.00 0.000.00 0.00
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 15 3 1 4.00 0 1 1.001.00 RS ………… 0.00 0.00
dst. (mencakup RS Pemerintah 0.00 0.00dan swasta dan termasuk 0.00 0.00pula Rumah Bersalin) 0.00 0.00
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 0 0 0.00 0 0 0.00SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0.00 0.00KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0.00 0.00KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0.00 0.00JUMLAH (KAB/KOTA) 15 3 1 4.00 0 1 1.00RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 70.96 9.58 2.39
Sumber: Kepegawaian Thn 2018Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
BIDAN PERAWATa
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
TABEL 75
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
1 Puskesmas ……… - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - 1 RS ………… - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
TABEL 76
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGANL P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 81 Puskesmas Pagedongan - 1 1 2 2
- - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 1 1 - 2 2 1 RS ………… - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - dan swasta dan termasuk - - pula Rumah Bersalin) - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - JUMLAH (KAB/KOTA) - 1 1 - 2 2 RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2.394865409 4.789730817
Sumber: Kepegawaian Thn 2018
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TABEL 77
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pagedongan - 1 1 - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 1 1 - - - - 1 1 1 RS ………… - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - JUMLAH (KAB/KOTA) - 1 1 - - - - 1 1 RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2.394865409 0 2.394865409
Sumber: ……………… (sebutkan)
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TABEL 78
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 Puskesmas Pagedongan - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - 1 RS ………… - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0 0 0 0 0
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TENAGA TEKNISI MEDIS TOTAL
TABEL 79
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Pagedongan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 RS ………… - - - - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan:
*yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan
REFRAKSIONIS OPTISIEN
ORTETIK PROSTETIK
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
TEKNISI TRANSFUSI DARAH
TEKNISI KARDIOVASKULER JUMLAH
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS
KESEHATAN
TABEL 80
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pagedongan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - 1 RS ………… - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - -
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINNYATOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
TABEL 81
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Puskesmas Pagedongan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 RS ………… - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Sumber: Kepegawaian Thn 2014
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN TENAGA PENDIDIK TENAGA
KEPENDIDIKAN JURU
JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA NON KESEHATANTOTALPEJABAT
STRUKTURAL
TABEL 82
KABUPATEN/KOTA BANJARNEGARATAHUN 2018
ALOKASI ANGGARAN KESEHATANRupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 430,842,000 10.17
a. Belanja Langsung 409,300,000 9.66
b. Belanja Tidak Langsung 21,542,000 0.510.00
2 APBD PROVINSI 0.000.00
3 APBN : 1,903,791,000 44.92
- Dana Dekonsentrasi 0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 647,233,000 15.27
- ASKESKIN / JKN 1,256,558,000 29.65
- Lain-lain (sebutkan) 0.00BOK 0.00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00
(sebutkan project dan sumber dananya) 0.00
0.005 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0.00
0.000.00
4,238,424,000 100.0
409,300,000
105.26
101,504.55
Sumber: Bendahara Thn 2017
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN