Download - Organ Penvusun Sistem Ekskresi
A. Organ Penyusun Sistem Ekskresi
Semua makhluk hidup akan mempertahankan keseimbangan cairan
tubuhnya agar tetap normal. Jika keseimbangan cairan tubuh terganggu,
metabolisme tubuh pun akan terganggu, bahkan mungkin dapat menyebabkan
kematian. Cara kerja tubuh untuk mengatur kandungan air di dalam tubuh disebut
Osmoregulasi.
Osmoregulasi berkaitan erat dengan proses eksresi karena proses ekskresi
juga mengeluarkan air dan tubuh. Ekskresi adalah pengeluaran zat sisa
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Metabolisme merupakan proses
pembentukan dan penguraian zat di dalam badan yang memungkinkan
berlangsungnya hidup.
Zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh kita sebagian besar berupa cairan
dan gas. Urine dan keringat merupakan zat sisa metabolisme yang berupa cairan.
Adapun gas karbon dioksida merupakan sisa metabolisme berupa gas. Zat-zat
yang dikeluarkan tubuh tadi merupakan sampah sehingga perlu dikeluarkan.
Untuk mengeluarkan zat-zat itulah dibutuhkan alat-alat pengeluaran. Terdiri atas
apa sajakah alat-alat pengeluaran itu?
1. Paru-Paru
Pada sistem ekskresi pertukaran gas CO2 dan O2 dipelajari kembali. Hal ini
karena proses pada sistem pernapasan dan sistem ekskresi berhubungan erat.
Untuk mengeluarkan CO2 dan uap air, organ yang berperan utama adalah paru-
paru. Di dalam paru-paru khususnya alveolus terjadi pertukaran gas CO2 yang
dibawa oleh darah dan gas O2 dan paru-paru untuk diikat oleh darah. Selain itu,
darah akan melepaskan air (H2O). Air yang dilepaskan paru-paru tersebut
berwujud gas (uap air). Agar oksigen yang terdapat dalam alveolus paru-paru
dapat diikat oleh darah, darah tersebut harus dialirkan sampai ke paru-paru. Itulah
sebabnya di sekeliling paru-paru terdapat banyak kapiler darah.
2. Ginjal
Ginjal merupakan alat pengeluaran utama pada manusia. Ginjal manusia
berjumlah sepasang berbentuk seperti kacang merah terletak di sebelah kiri dan
kanan tulang belakang bagian pinggang. Organ ini berfungsi menyerap atau
menyaring sisa-sisa metabolisme yang terdapat dalam darah. Zat-zat sisa yang
terdapat di dalam darah (air, urea, dan garam) akan dikeluarkan dari tubuh dalam
bentuk urine (air seni atau air kemih). Dari tiap ginjal keluar saluran urine atau
ureter yang menuju kandung kemih (vesika urinaria). Selanjutnya, urine dan
kandung kemih ini dikeluarkan melalui uretra.
Apabila ginjal dibelah secara membujur, ginjal terdiri atas bagian kulit
ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Ginjal terdiri
atas unit-unit kecil yang disebut nefron. Satu buah ginjal kurang lebih
mengandung satu juta nefron. Satu nefron terdiri atas kapsula Bowman, tubulus
proksimal, tubulus distal, dan lengkung Henle. Di dalam kapsula Bowman
terdapat kumpulan pembuluh darah kapiler yang disebut glomenilus.
Darah mengalir melalui glomerulus. Kemudian, darah tersebut disaring (filtrasi)
oleh glomerulus. Hasil penyaringan ini disebut urine primer. Di dalam urine
primer sudah tidak terdapat sel darah dan protein. Sel darah merah dan protein
berukuran besar sehingga tidak dapat melewati glomerulus.Adapun molekul yang
berukuran kecil, seperti glukosa dan asam amino, dapat melalui glomerulus.
Urine primer akan mengalir melalui tubulus proksimal dan lengkung
Henle yang membentuk lengkung “U”. Pada bagian inilah air dan zat-zat yang
berguna, seperti glukosa, asam amino, dan garam mineral diserap kembali
(reabsorpsi) ke dalam darah. Reabsorpsi ini menghasilkan urine sekunder.
Selanjutnya, urine sekunder akan mengalir ke tubulus distal. Di dalam tubulus ini
terjadi proses pengeluaran zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh (augmentasi)
sehingga terbentuk urine yang sesungguhnya. Urine ini akan dialirkan ke tubulus
pengumpul (pelvis ginjal) yang terdapat pada sumsum ginjal. Selanjutnya, urine
akan mengalir menuju kandung kemih dan akan dikeluarkan dari tubuh melalui
uretra.
Urine yang normal terdiri atas air, garam, urea, dan zat-zat tertentu, seperti
obat-obatan. Jadi, urine normal sudah tidak mengandung gula atau protein.
Apakah artinya apabila urine seseorang mengandung gula atau protein? Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam ginjal terjadi rangkaian proses
untuk membentuk urine, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali zat yang
masih berguna (reabsorpsi), dan pembuangan zat sisa untuk dikeluarkan dari
tubuh (augmentasi). Bagaimanakah cara kerja organ ginjal? Salah satu cara
menjaga kesehatan ginjal adalah dengan mengonsumsi banyak air. Para ahli
kesehatan telah menyarankan untuk mengonsumsi dua liter air per hari. Dengan
tingginya kadar air di darah, proses pembentukan urine akan berjalan lancar. Kerja
ginjal pun menjadi tidak berat sehingga kerusakan ginjal dapat dihindari.
3. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari permukaan tubuh. Kulit berfungsi
sebagai alat indra, mengatur suhu tubuh, dan sebagai alat pengeluaran. Sebagai
alat pengeluaran, kulit mengeluarkan sisa metabolisme berupa keringat. Zat-zat
yang dikeluarkan bersama keringat terdiri atas air. garam, dan urea. Kulit pun
berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap gesekan, kuman penyakit, sinar
matahari, suhu rendah dan tinggi, serta bahan kimia. Struktur kulit terdiri atas dua
lapis. Lapis pertama merupakan kulit ari atau epidermis, sedangkan lapis kedua
merupakan kulit jangat atau dermis. Selain itu, terdapat jaringan ikat bawah kulit
yang mengandung cadangan makanan berupa lemak. Di dalam satu sentimeter
persegi kulit rata-rata berisi 1 m pembuluh darah, 100 kelenjar keringat, 3000 sel
reseptor serabut saraf, 4 m sel saraf, 25 instrumen perasa, 200 ujung saraf perasa
sakit, 2 ujung saraf perasa dingin, 12 ujung saraf perasa panas, 10 rambut, dan 15
kelenjar minyak.
a. Kulit Ari
Kulit ari tersusun atas lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan
tanduk merupakan lapisan yang paling atas. Lapisan ini terdiri atas sel-sel mati
yang selalu mengelupas sehingga dapat digantikan oleh sel-sel di bawahnya.
Adapun lapisan Malpighi tersusun atas sel-sel hidup. Pada lapisan ini terdapat
jaringan saraf. Lapisan Malpighi pun mengandung zat warna atau pigmen. Zat
warna ini berfungsi memberi warna dan melindungi kulit dari sinar matahari.
b. Kulit Jangat
Lapisan kulit jangat atau dermis jauh lebih tebal daripada kulit ari. Bagian-
bagian penyusunnya pun lebih banyak. Di kulit jangat terdapat akar rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, dan ujung-ujung saraf. Suhu
tubuh manusia pada kondisi normal, meskipun berada di lingkungan yang dingin
atau panas selalu tetap, yaitu sekitar 37°C. Otak sebagai salah satu bagian dari
sistem saraf akan selalu memantau suhu darah yang mengelilingi tubuh. Sel-sel
saraf yang berada pada kulit akan memberikan informasi suhu kulit kepada otak.
Hal ini dikarenakan kulit dapat membantu mempertahankan suhu tubuh agar tetap.
Bagaimana kulit bisa menjaga suhu tubuh?
Apabila kita melakukan aktivitas seperti olahraga dan berada di
Iingkungan yang suhu udaranya panas, akan mempengaruhi suhu tubuh. Suhu
tubuh tersebut akan naik. Untuk mengatasinya, pembuluh darah kapiler yang
terletak dekat permukaan kulit akan mengembang. Dengan demikian, akan :lebih
banyak darah melaluinya. Semakin banyak darah melalui pembuluh darah kapiler
ini, semakin banyak panas yang dilepaskan tubuh melalui kulit (pada peristiwa
radiasi). Pada saat demikian warna kulit akan memerah. Selain itu, ketika suhu
tubuh naik, kelenjar keringat akan menghasilkan keringat. Keringat tersebut akan
diuapkan. Menguapnya keringat dapat menurunkan suhu tubuh.
Pernahkah kita memperhatikan rambut-rambut halus pada lengan ketika
kita merasa kedinginan? Ketika kedinginan rambut-rambut halus tersebut berdiri.
Berdirinya rambut-rambut halus ini akibat berkontraksinya otot akar rambut.
Dengan berdirinya rambut, lapisan udara hangat yang berada pada permukaan
kulit akan terperangkap (tubuh mengeluarkan panas yang mempengaruhi suhu
udara di sekitar tubuhnya). Sebaliknya, ketika berada di lingkungan hangat atau
panas, rambut-rambut halus itu akan terkulai, Dengan demikian, udara hangat
tidak akan terperangkap oleh rambut-rambut halus tersebut. Berdasarkan uraian
tersebut tampak bahwa rambut-rambut halus pada tubuhmu berperan juga dalam
mengatur suhu tubuh.
(a) Pada kondisi panas, rambut-rambut halus pada tubuh manusia akan terkulai.(b) Sebaliknya, akan berdiri pada kondisi lingkungan dingin.
4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh rnanusia. Organ berwarna
merah tua ini terletak di dalam rongga perut sebelah kanan. Berat hati orang
dewasa dapat mencapai dua kilogram. Di hati terjadi proses perombakan protein.
Dalam proses perombakan protein tersebut, dihasilkan urea yang dapat
membahayakan tubuh. Oleh karena itu, urea tersebut harus dikeluarkan dari tubuh
bersama urine. Hati pun berfungsi sebagai tempat menyimpan gula dalam bentuk
glikogen dan tempat penawaran racun. Selain itu, hati merupakan tempat pembuat
protrombin dan fibrinogen, yang penting untuk pembekuan darah. Hati juga
berperan penting dalam proses pencernaan makanan, yaitu dengan menghasilkan
cairan empedu.
B. Gangguan pada Sistem Ekskresi
Alat ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Ginjal dapat terganggu
oleh berbagai sebab yang dapat menimbulkan penyakit dan kelainan pada tubuh.
Beberapa penyakit yang dapat mengganggu fungsi ginjal adalah sebagai berikut.
1. Kencing manis (diabetes melitus) adalah suatu penyakit di mana urine
seseorang mengandung gula.
2. Kerusakan pada glomerulus akibat infeksi kuman sehingga urea dan asam
urine masuk kembali ke darah. Adanya kerusakan pada alat filtrasi di ginjal,
yaitu glomerulus akan menyebabkan urine mengandung albumin dan protein.
3. Beser seni (diabetes insipidus) adalah suatu gangguan pada sistem ekskresi
yang ditandai dengan kencing terus menerus karena naiknya jumlah urine.
Beser seni disebabkan tubuh kekurangan hormon antidiuretik.
4. Membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat dialirkan ke luar
ginjal. Hal ini disebabkan terjadinya penyempitan saluran di ginjal oleh batu
ginjal.