Download - Neoroma Morton
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin banyaknya tuntutan zaman dan perkembangan membuat semua orang
memutuskan untuk mengikuti dan menyesuaikan diri untuk ikut serta dalam
perkembangan. Terutama di dunia pekerjaan yang mengutamakan penampilan, sebagian
dari mereka bekerja atas tuntutan dari perusahaan atau instansi yang lainnya. Apalagi
pelakunya adalah wanita, Sebagian besar dari mereka mengemukakan penampilan
mempengaruhi kepercayaan diri mereka, dan perusahaanpun sebagai contohnya adalah
pendukung tempat mereka bekerja. Salah satu pendukung mereka dalam bekerja adalah
pemakaian sepatu hak tinggi, bagi mereka yang memiliki tinggi badan kurang khususnya
bisa menjadi termotivasi akan sepatu hak tinggi yang mereka pakai. Tapi taukah,
pemakaian sepatu hak tinggi memiliki efek dan resiko lebih besar, apalagi pemakaian
sepatu yang terlalu sempit, resiko yang bisa ditimbulkan adalah iritasi yang mengakibatkan
lecet timbul luka, yang lebih parah lagi bisa membuat jari jari kaki terlihat bengkok,
cedera, penekanan pada pembuluh darah, trauma saraf, varises dan bisa menimbulkan
gumpalan yang sering muncul di antara jari kaki ke 3 dan ke 4, dimana awalnya karena
pemakaian sepatu sempit, jaringan yang berada disekitar area jari ke 3 dan 4 menjadi
tertekan sehingga menimbulkan trauma yang berakibat tumbuhnya daging di antara sela
sela tersebut dan menimbulkan benjolan serta rasa nyeri tertekan atau terbakar. Neuroma
Morton adalah salah satu penyakit yang sering terjadi pada sebagian wanita, bisa karena
yang sudah dipaparkan sebelumnya seperti pemakaian sepatu yang sempit dan sepatu
dengan hak tinggi sehingga membuat daerah jari jari kaki tertekan. Morton Neuroma
adalah masalah kaki umum yang terkait dengan nyeri, pembengkakan dan
peradangan saraf. Penderita Morton Neuroma biasanya ditandai dengan
munculnya rasa sakit di kaki bagian depan, khususnya ada di atas telapak
kaki depan. Namun, tidak semua nyeri di kaki depan adalah Neuroma Morton.
Bahkan, rasa sakit yang paling kronis di kaki depan bukanlah hasil dari
Neuroma Morton, melainkan adalah dari metatarsalgia peradangan dari kaki-
1
kaki sendi. Gejala-gejala dari Neuroma Morton adalah karena iritasi pada
saraf digital kecil ketika melintasi telapak kaki dan masuk ke jari-jari kaki.
Oleh karena itu, dengan Neuroma Morton benar, tidak jarang untuk memiliki
gejala syaraf jenis ini, baik itu mati rasa di jari-jari kaki atau bisa jadi anda
merasakan sensasi terbakar memperluas ke jari kaki. Tidak hanya itu morton
Neuroma juga dapat menyebabkan kesemutan, atau kram di kaki depan.
Neuroma Morton memang bukan penyakit yang terlalu serius tapi jika di biarkan akan
mengganggu aktivitas dan membuat nyeri yang tak tertahankan.
Badan Survei di Jawa Barat, Indonesia mencatat 59% wanita menggunakan sepatu
hak tinggi kurang lebih satu sampai delapan jam perharinya dan penelitian juga dilakukan
di pada 30 orang SPG yang memenuhi kriteria inklusi dan 30 orang SPG yang
menggunakan sepatu hak kurang dari lima sentimeter bekerja menggunakan sepatu hak
tinggi lebih dari tiga jam perhari. Pemakaian sepatu yang salah menimbulkan efek-efek
merugikan disamping adanya masalah kesehatan, juga akan menambah masalah bagi
pekerjaan, Semakin banyak wanita yang mengalaminya, maka dari itu kami sangat tertarik
membahasa masalah yang sering terjadi pada lebih dari banyak wanita, tujuan kami adalah
agar bisa memberikan informasi ini dan mengurangi angka kejadian yang memiliki resiko
besar terkena Neuroma Morton ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Neuroma Morton ?
2. Apa etiologi atau penyebab yang bisa menimbulkan Neuroma Morton ?
3. Apa Manifestasi Klinis yang menonjol dari Neuroma Morton ?
4. Bagaiman Patofisiologi dari Neroma Morton ?
5. Bagaimana Penatalaksanaannya ?
6. Apa saja Komplikasi yang timbul jika Neuroma tidak segera ditangani ?
7. Bagaimana Pemerikasaan Penunjang dari Neuroma Morton ini ?
8. Bagaimana Pengobatan serta Pencegahannya ?
9. Apa saja Diagnosa yang muncul dari Neuroma Morton ini ?
C. Tujuan
2
Untuk mengetahui bagaimana Neuroma Morton ini terjadi serta penanganan yang
bisa dijalani, pencegahan yang harus dihindari. Pembaca mampu mengambil informasi –
informasi dari berbagai sumber – sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kaki memiliki 26 tulang, 33 sendi, dan lebih dari 100 otot. Dengan struktur yang
sangat kompleks, tak heran bila sakit kaki kerap terjadi. Tahukah Anda, jenis penyakit kaki
yang paling menyakitkan.
Dokter Umum dari Situs Fox News, dr. Manny mengatakan, Morton Neuroma
terjadi karena penebalan jaringan di sekitar salah satu saraf yang mengarah ke jari-jari
kaki. Biasanya, di antara jari kaki ketiga dan keempat, dan terkadang seseorang akan
merasa seperti ada batu kerikil di dalam kaus kakinya.
Noncancerous (jinak) pertumbuhan jaringan saraf yang dapat berkembang di
berbagai bagian tubuh. Morton Neuroma terjadi pada saraf di kaki, sering antara ketiga dan
keempat jari kaki. Kondisi melibatkan penebalan jaringan di sekitar salah satu saraf yang
mengarah ke jari-jari kaki. Morton's Neuroma menyebabkan rasa nyeri pada bola kaki.
Jari-jari kaki terasa tersengat, terbakar atau merasa mati rasa. tumor saraf, yang merupakan
akibat dari kompresi atau trauma. Mereka sering digambarkan sebagai tumor saraf
B. Etiologi
Dikutip dari laman Fox News, pada Senin (27/1/2014), ada beberapa faktor risiko
untuk kondisi seperti ini, di antaranya;
1. Memiliki kelainan kaki seperti bunions, hammertoe atau masalah lengkungan
2. Memakai sepatu hak tinggi, yang dapat menempatkan tekanan ekstra pada jari-jari
kaki
3. Bila terjadi disebabkan karena berlari, akan menyebabkan trauma berulang untuk
kaki
3
C. Manifestasi Klinis
Biasanya, tidak ada tanda-tanda luar kondisi ini, seperti benjolan. Sebaliknya,
mungkin mengalami gejala berikut:
1. Sensasi terbakar dalam bola kaki yang dapat menyebar ke jari-jari kaki
2. Kesemutan atau mati rasa pada jari-jari kaki
3. Nyeri bertambah parah ketika penderita memakai sepatu ketat atau sempit atau
terlibat dalam kegiatan-kegiatan bertumpu pada kaki.
4. Nyeri yang menusuk, rasa sakit atau rasa terbakar pada bola kaki – yakni bagian dari
telapak, tepat di belakang jari-jari kaki.
5. Nyeri pada daerah sekitar jari kaki kedua, ketiga atau keempat - atau, hanya di sekitar
jempol kaki.
6. Nyeri yang semakin besar ketika berdiri, berjalan atau berlari dan meningkat ketika
beristirahat.
7. Sakit yang tajam atau linu (nyeri menusuk) pada jari-jari kaki.
8. Nyeri yang semakin memburuk ketika menegangkan kaki
9. Perasaan seolah-olah terdapat kerikil dalam sepatu ketika sedang berjalan
10. Peningkatan rasa sakit ketika berjalan tanpa alas kaki, terutama pada permukaan
yang keras.
D. Patofisiologi
Interdigital saraf terdiri dari cabang yang berkomunikasi dari saraf plantar lateral dan
medial. Pada tingkat kepala metatarsal, saraf interdigital melintasi kalah dengan
ligamentum intermetatarsal. Di situs ini, saraf dapat dikompresi atau diregangkan dari
berulang kaki fleksi dan ekstensi. Penelitian lain menunjukkan fibrosis perineural dan
demielinasi pada tingkat kepala metatarsal, yang menunjukkan bahwa kerusakan di
neuroma Morton mungkin lebih distal dari ligamentum intermetatarsal.
4
E. Komplikasi
Jika tidak diobati, Metatarsalgia dapat menyebabkan:
1. Nyeri di bagian lain dari kaki yang sama atau kaki sebelahnya
2. Nyeri di area tubuh yang lain, seperti pinggang atau pinggul, karena pincang akibat
sakitnya kaki
F. Pemeriksaan Penunjang
Berbagai gangguan pada kaki bisa menyebabkan gejala-gejala yang mirip dengan
metatarsalgia. Untuk itu diperlukan pemeriksaan fisik dan mungkin pemeriksaan
penunjang, untuk menyingkirkan kemungkinan masalah kaki lainnya, seperti foto sinar-X,
ultrasonografi, MRI (Magnetic Resonance Imaging), atau bone scan
Meskipun Neuroma adalah kelainan jaringan lunak dan tidak akan divisualisasikan
pada radiografi standar, langkah pertama dalam penilaian nyeri kaki depan adalah sinar-X
untuk mengevaluasi keberadaan arthritis dan belum termasuk patah tulang stres / reaksi
dan lesi tulang fokal , yang dapat meniru gejala neuroma. USG (sonografi) secara akurat
menunjukkan penebalan saraf interdigital dalam ruang web yang lebih besar dari 3mm,
diagnostik neuroma Morton. Ini biasanya terjadi pada tingkat ligamentum intermetatarsal.
Sering, bursitis intermetatarsal berdampingan dengan diagnosis. Kondisi lain yang juga
dapat divisualisasikan dengan USG dan dapat klinis bingung dengan neuroma termasuk
sinovitis / capsulitis dari sendi metatarsophalangeal yang berdekatan, stres fraktur / reaksi,
dan plantar gangguan piring. MRI dapat sama menunjukkan kondisi di atas ; Namun,
dalam pengaturan di mana lebih dari satu kelainan berdampingan, USG memiliki
keuntungan tambahan untuk menentukan yang mungkin menjadi sumber nyeri pasien
dengan menerapkan tekanan langsung dengan probe. Selanjutnya, USG dapat digunakan
untuk memandu pengobatan seperti suntikan kortison ke ruang web, serta ablasi alkohol
saraf.
5
G. Penatalaksanaan
Sebagai terapi dan pengobatan, Dr. Manny menjelaskan semua tergantung pada
tingkat parahnya gejala yang ada. Tapi, Manny pun menyebutkan ada beberapa pilihan
pengobatan yang dapat dilakukan
1. Mengenakan sepatu dengan kotak kaki yang lebih luas
2. Menggunakan bantalan kaki
3. Terapi fisik
4. Obat antiinflamasi disuntikkan pada bagian kaki yang sakit
5. Suntikan untuk saraf
6. Operasi dekompresi yang mampu mengurangi tekanan dengan cara mengurangi
penyempitan di sekitar kaki tersebut. Yang pasti, ada baiknya untuk
membicarakannya terlebih dulu kepada ahlinya.
Berbagai cara konservatif yang biasanya dapat meredakan nyeri pada metatarsalgia antara
lain :
1. Mengistirahatkan kaki, untuk mencegah cedera lebih lanjut, yaitu dengan cara tidak
memberikan tekanan pada kaki.
2. Memberikan kompres dingin dengan es batu pada daerah yang terkena. Kompres
dingin bisa diberikan sekitar 20 menit, selama beberapa kali sehari.
3. Menggunakan obat-obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau naproxen, untuk
mengurangi nyeri dan peradangan.
4. Menggunakan sepatu yang tepat, yaitu yang sesuai dengan jenis kaki dan aktivitas
yang dilakukan.
5. Menggunakan alas sepatu untuk meredam tekanan, misalnya alas yang terbuat dari
karet atau gel.
6. Menggunakan bantalan untuk metatarsal (metatarsal pads)
7. Menggunakan penunjang lengkung kaki, untuk meminimalkan tekanan pada tulang-
tulang metatarsal.
6
Jika terapi konservatif tidak berhasil untuk mengatasi metatarsalgia, maka pada kasus yang
jarang, bisa dilakukan pembedahan untuk memperbaiki posisi tulang-tulang metatarsal.
H. Pencegahan
Dilakukan untuk melindungi kaki dan mencegah terjadinya cedera dan rasa nyeri pada
kaki:
1. Pilih sepatu yang tepat.
2. Menggunakan sepatu berhak tinggi atau sepatu yang terlalu kecil bisa menyebabkan
berbagai masalah pada kaki, termasuk metatarsalgia.
3. Pilihlah sepatu dengan bagian ujung jari yang luas dan memiliki bantalan penunjang
kaki yang baik.
4. Menggunakan bantalan atau penunjang lengkung kaki untuk sepatu
5. Menjaga berat badan yang ideal, sehingga tidak memberikan beban ke kaki yang
berlebihan.
6. Jika baru sembuh dari cedera, jangan coba untuk melanjurkan aktivitas berat terlalu
cepat. Jika cedera belum pulih sepenuhnya, maka bisa terjadi cedera yang lebih berat
dandapat membatasi aktivitas lebih lama.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus Pemicu
Ny. J datang ke RS. Melati diantar oleh suaminya, datang dengan keluhan sudah 4
hari tidak bisa beraktifitas karena nyeri di daerah jari jari kaki ke-3 dan ke-4, nyeri sangat
tajam dan seperti terbakar, ketika dibawa berjalan seperti ada gumpalan yang menonjol dan
terasa mengganggu, Ny. J mengatakan semenjak seringnya memakai sepatu dengan hak
tinggi dan sempit, membuat kakinya terasa sakit, sebelumnya Ny J membiarkannya saja
karena mengira akan sembuh segera. Ny J bekerja kantoran yang mengharuskan ia
memakai sepatu dengan hak tinggi. Tampak Ny. J menggunakan kursi roda ketika pertama
datang dan menahan sakit seperti nyeri yang tajam, palpasi ditemukan benjolan diantara
jari ke 3 dan 4, Ny. J mengatakan jika skala nyeri 7, tampak dari hasil MRI tampak seperti
massa padat di antara intermetatarsal 3 dan 4. TB 165 BB 45, TD 130/90, RR 22 x/menit,
N 90 x/menit, S 36,8 °C.
B. Analisa Data
No Data Diagnosa
1 DS :
- P : Nyeri saat berjalan
- Q : Nyeri sangat tajam dan
seperti terbakar
- R : nyeri di daerah jari jari
kaki ke-3 dan ke-4
- S : skala nyeri 7
- T : sudah 4 hari tidak bisa
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1: Kenyamanan Fisik
Diagnosa : Nyeri Akut (00132)
8
beraktifitas karena, ketika
dibawa berjalan klien
mengatakan terasa nyeri
- Klien mengatakan semenjak
seringnya memakai sepatu
dengan hak tinggi dan
sempit, membuat kakinya
terasa sakit.
DO :
- Klien tampak menahan sakit
seperti nyeri yang tajam,
palpasi ditemukan benjolan
diantara jari ke 3 dan 4,
tampak dari hasil MRI
tampak seperti massa padat
di antara intermetatarsal 3
dan 4. TB 165 BB 45, TD
130/90, RR 22 x/menit, N 90
x/menit, S 36,8 °C.
2 DS :
- Klien mengatakan mengeluh
sudah 4 hari tidak bisa
beraktifitas karena nyeri di
daerah jari jari kaki ke-3 dan
ke-4
- Klien mengatakan ada
gumpalan yang menonjol
dan terasa mengganggu.
DO :
Domain 4 : Aktivitas/ Istirahat
Kelas 2 : Aktivitas/ Latihan
Diagnosa : Hambatan Berjalan
(00088)
9
- Tampak Ny. J menggunakan
kursi roda ketika pertama
datang dan menahan sakit
seperti nyeri yang tajam,
palpasi ditemukan benjolan
diantara jari ke 3 dan 4
- Klien tampak dari hasil MRI
tampak seperti massa padat
di antara intermetatarsal 3
dan 4
3 DS :
- Klien mengatakan semenjak
seringnya memakai sepatu
dengan hak tinggi dan
sempit, membuat kakinya
terasa sakit
- Klien mengatakan bekerja
kantoran yang mengharuskan
ia memakai sepatu dengan
hak tinggi.
DO :
- Klien tampak menggunakan
kursi roda ketika pertama
datang dan menahan sakit
seperti nyeri yang tajam,
palpasi ditemukan benjolan
diantara jari ke 3 dan 4
- TB 165 BB 45, TD 130/90,
RR 22 x/menit, N 90
Domain 11 :
Keamanaan/Perlindungan
Kelas 2 : Cidera Fisik
Diagnose : Resiko Jatuh (00155)
10
x/menit, S 36,8 °C.
C. Diagnosa
Prioritas Diagnose Keperawatan
1.
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1: Kenyamanan Fisik
Diagnosa : Nyeri Akut (00132)
2.
Domain 4 : Aktivitas/ Istirahat
Kelas 2 : Aktivitas/ Latihan
Diagnosa : Hambatan Berjalan (00088)
3.
Domain 11 : Keamanaan/Perlindungan
Kelas 2 : Cidera Fisik
Diagnose : Resiko Jatuh (00155)
D. Intervensi
NoDiagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
(NOC)
Intervensi
(NIC)
1. Domain 12 :
Kenyamanan
Kelas 1: Kenyamanan
Fisik
Diagnosa : Nyeri Akut
(00132)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ≥ 1
hari, masalah nyeri dapat
teratasi,dengan kriteria
hasil :
Domain IV : Pengetahuan
dan Perilaku Kesehatan
Kelas Q : Perilaku
Kesehatan
- (18256) Mengakui
timbulnya nyeri,
skor(2-5)
Domain 1 : Psikologikal :
Dasar
Kelas E: Promosi
Kenyamanan Fisik
Intervensi :Managemen
Nyeri (1400)
Aktivitas :
- Lakukan pengkajian
nyeri secara
komperehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
11
durasi,frekuensi,kualita
s, dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan,teruta
ma pada mereka yang
tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif
- Ajarkan prinsip tentang
manajemen nyeri
- Ajarkan tentang teknik
non farmakologi: napas
dalam, relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin
- Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
2. Domain 4 : Aktivitas/
Istirahat
Kelas 2 : Aktivitas/
Latihan
Diagnosa : Hambatan
Berjalan (00088)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ≥ 15
menit, masalah hambatan
berjalan dapat teratasi,
dengan kriteria hasil:
Domain I : Fungsi
Kesehatan
Domain 1 : Psikologikal:
Dasar
Kelas A : Aktivitas dan
Managemen Latihan
Intervensi : Terapi Latihan
Ambulan
Aktivitas:
12
Kelas C : Mobilitas
- (020003) berjalan pada
kecepatan lambat, skor
(2-3)
- (020010) berjalan
jarak pendek, skor
(2-3)
- (020014) berjalan
disekita ruangan, skor
(2-3)
- Bantu pasien untuk
menggunakan alas kaki
yang memfasilitasi
berjalan dan mencegah
cidera
- Terapkan/sediakan
perangkat bantu
(tongkat/kursi roda)
untuk ambulasi jika
pasien jatuh
3. Domain 11 :
Keamanaan/Perlindun
gan
Kelas 2 : Cidera Fisik
Diagnosa : Resiko
Jatuh (00155)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ≥ 1
hari, masalah resiko jatuh
dapat teratasi, dengan
kriteria hasil:
Domain IV : Pengetahuan
dan Perilaku Kesehatan-
lanjutan
Kelas S : Pengetahuan
Kesehatan
- (182811) latihan untuk
mengurangi resiko
jatuh, skor (2-4)
- (182814) penyakit akut
yang meningkatkan
resiko untuk jatuh,
skor (2-3)
- (182813) kondisi
kronis yang
meningkatkan resiko
untuk jatuh, skor (2-4)
Domain 4 : Perlindungan
Kelas V : Managemen
Resiko
Intervensi : perlindungan
Jatuh (6490)
Aktivitas:
- Identifikasi faktor-
faktor yang
mempengaruhi resiko
jatuh
- Identifikasi deficit
pasien yang dapat
meningkatkan potensi
jatuh dalam lingkungan
tertentu
- Identifikasi
karakteristik yang dapat
meningkatkan potensi
untuk jatuh
- Ajarkan pasien
bagaimana
13
meminimalkan jatuh /
cidera
- Berikan penkes
kekeluarga tentang
factor resiko yang
berkontribusi terhadap
jatuh
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kami dapat menyimpulkan bahwa Neuroma Morton adalah penyakit yang timbul
sebagian besar akibat dari pemakaian alas kaki yang salah, penggunaan sepatu yang
sempit, sepatu dengan hak tinggi sehingga menekan ujung jari –jari kaki, trauma yang
menyebabkan penonjolan atau nyeri yang sangat tajam. Memang Neuroma ini tidak
berbahaya tapi bisa bahaya jika terlalu memaksakan diri untuk tetap memakai sepatu atau
alas kaki yang salah. Pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin, agar terhindar dari
Neuroma Morton, disarankan penggunaan alas kaki atau sepatu sesuai dengan ukuran kaki,
atau dengan hak yang tingginya kurang dari 5 CM.
B. Saran
Kami menyarankan bagi masyarakat khususnya yang bekerja selama menggunakan
sepatu dengan hak tinggi ternyata lebih beresiko apalagi jika hak sudah berada di atas 5
CM, lebih baik mencegah dari pada mengobati, dan lebih baik menyampaikan informasi
ini kepada kerabat atau teman yang bekerja dengan kesehariannya selalu berada dengan
kondisi tersebut.
15