Download - Nematoda Usus
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 1/14
Nematoda Usus
Posting Oleh: Adnan Agnesa
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nematoda mempunyai jumlah spesies yang terbesar diantara cacing-cacing yang hidup sebagaiparasit. Nematoda terdiri dari beberapa spesies, yang banyak ditemukan didaerah tropis dan
tersebar diseluruh dunia. Seluruh spesies cacing ini berbentuk silindrik (gilig), memanjang dan
bilateral simetris.cacing-cacing ini berbeda-beda dalam habitat,siklus hidup,dan hubunganhospes-habitat (host-parasite relationship). Cacing ini bersifat uniseksual sehingga ada jenis
jantan dan betina. Cacing yang menginfeksi manusia diantaranya adalah N.americanus dan
A.duodenale sedangkan yang menginfeksi hewan (anjing/kucing) baik liar maupun domestik
adalah A.ceylanicum meskipun cacing ini dilaporkan dapat menjadi dewasa dalam usus halus
manusia dan tidak pernah menyebabkan creeping eruption, sedangkan A.caninum danA.braziliense tidak dapat menjadi dewasa dalam usus halus manusia dan menyebabkan creeping
eruption pada manusia. Akibat utama yang ditimbulkan bila menginfeksi manusia atau hewan
adalah anemia mikrositik hipokromik, karena Nematoda dapat menyebabkan pendarahan di usus.Perbedaan morfologi antar spesies dapat dilihat dari bentuk rongga mulut, ada tidaknya gigi, dan
bentuk bursa kopulatriks cacing jantan. tambang tersebar luas di daerah tropis, pencegahan
tergantung pada sanitasi lingkungan, kebiasaan berdefikasi, dan memakai alas kaki.Strongyloides stercoralis merupakan cacing Nematoda usus yang hidup parasit pada manusia,
namun dalam siklus hidupnya terdapat fase hidup bebas di tanah. Bentuk telurnya sulit
dibedakan dengan telur cacing tambang.
Manusia dapat terinfeksi melalui 3 cara: yaitu langsung, tak langsung, dan autoinfeksi. Cara
pencegahan dan penyebaran cacing ini sama seperti cacing tambang. Obat yang efektif untuk strongyloidiasis adalah thiabendazol. Akibat utama yang ditimbulkan adalah peradangan pada
usus, disentri terus-menerus dan rasa sakit pada perut bagian kanan atas. Diagnosis denganmenemukan larva dalam tinja atau dalam sputum penderita. Pada cacing Nematoda usus ada
beberapa spesies yang menginfeksi manusia maupun hewan. Nematoda usus terbesar adalah
A.lumbricoides yang bersama-sama dengan T.trichiura, serta cacing tambang sering menginfeksimanusia karena telur cacing tersebut semuanya mengalami pemasakan di tanah dan cara
penularannya lewat tanah yang terkontaminasi sehingga cacing tersebut termasuk dalam
golongan soil-transmitted helminths. A.lumbricoides, T.trichiura dan E.vermicularis mempunyai
stadium infektif yaitu telur yang mengandung larva. Siklus hidup A.lumbricoides lebih rumitkarena melewati siklus paru-paru, sedangkan T.trichiura dan E.vermicularis tidak. Gejala klinis
penyakit cacing ini bila infeksi ringan tidak jelas, biasanya hanya tidak enak pada perut kadang-kadang mual. Infeksi askariasis yang berat dapat menyebabkan kurang gizi dan sering terjadi
sumbatan pada usus. Trikhuriasis berat biasanya dapat terjadi anemia, sedangkan padaenterobiasis gejala yang khas adalah gatal-gatal di sekitar anus pada waktu malam hari saat
cacing betina keluar dari usus untuk meletakkan telunya di daerah perianal. Diagnosis askariasis
dan trikhuriasis dengan menemukan telur dalam tinja penderita, sedangkan untuk enterobiasisdapat ditegakkan dengan anal swab karena telur E. vermicularis tidak dikeluarkan bersama tinja
penderita.
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 2/14
Infeksi cacing usus ini tersebar luas di seluruh dunia baik daerah tropis maupun sub tropis. Anak-
anak lebih sering terinfeksi dari pada orang dewasa karena kebiasaan main tanah dankurang/belum dapat menjaga kebersihan sendiri. Semua infeksi cacing usus dapat dicegah
dengan meningkatkan kebersihan lingkungan, pembuangan tinja atau sanitasi yang baik,
mengerti cara-cara hidup sehat, tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman dan mencuci
bersih sayuran/buah yang akan di makan mentah. Obat cacing, seperti piperasin, mebendazole,tiabendazol, dan lain-lain dapat diberikan dengan hasil yang cukup memuaskan.
B. TujuanTujuan makalah ini disusun adalah antara lain :
• Untuk mengetahui klasifikasi Nematoda Usus
• Untuk mengetahui morfologi Nematoda Usus
• Untuk mengetahui siklus hidup Nematoda Usus
• Untuk mengetahui apa saja patologi dan gejala klinis penyakit yang disebabkan oleh Nematoda
Usus
• Untuk mengetahui epidiomologi penyakit yang disebabkan oleh Nematoda Usus
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ascaris lumbricoides
GAMBAR 1
Klasifikasi Ascaris lumbricoides
Phylum : NemathelminthesClass : Nematoda
Subclass : Secernemtea
Ordo : AscorididaSuper famili : Ascoridciidea
Genus : Ascaris
Species : Ascaris lumbricoides
Hospes dan distribusi
Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Di manusia, larva Ascaris akanberkembang menjadi dewasa dan mengadakan kopulasi serta akhirnya bertelur. Penyakit yangdisebabkannnya disebut Askariasis. Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh
cacing gelang Ascaris lumbricoides, yang merupakan penyakit kedua terbesar yang disebabkan
oleh makhluk parasit.Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh dunia. Prevalensi askariasis sekitar
70-80%.
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 3/14
Morfologi
Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada
cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi.
Stadium dewasa cacing ini hidup di rongga usus muda.
Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur
yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah
yang dapat menginfeksi manusia.Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam
waktu 3 minggu.
Siklus hidup
GAMBAR 2
Usus manusia -> Cacing -> Telur Cacing -> Keluar bersama feses -> Tersebar ->
Menempel pada makanan -> Termakan -> Menetas -> Larva -> Menembus Usus -> Aliran
Darah -> Jantung -> Paru-Paru -> Kerongkongan -> Tertelan -> Usus Manusia -> Cacing
Dewasa
Telur Ascaris yang berisi embrio diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur padatinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.
Patologi Dan Gejala Klinis
Gejala yangh timbul pada penderita dapat disebabkan cacing dewasa dan larva, biasanya terjadipada saat berada diparu-paru. Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan.
Kadang-kadang penderita mengalami gejala gtangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan
berkurang, diare atau konstipasi. Efek yang serius terjadi bila cacing-cacing menggumpal dalamusus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus). Pada keadaan tertentu cacing dewasa mengembara
ke saluran empedu, apendiks atau ke bronkus dan menimbulkan keadaan gawat darurat sehingga
kadang-kadang perlu tindakan operatif.
Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Frekuensinya antara 60-90%. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik.Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini.
Telur Ascaris lumbricoides berkembang sangat baik pada tanah liat yang memiliki kelembapan
tinggi dan pada suhu 25° - 30° C. Pada kondisi ini, telur tumbuh menjadi bentuk infektif (mengandung larva) dalam waktu 2-3 minggu.
2. Enterobius vermicucularis
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 4/14
GAMBAR 3
Klasifikasi Enterobius vermicucularisPhylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : SecernemteaOrdo : Oxyurida
Super famili : Oxyuroidea
Genus : EnterobiusSpecies : Enterobius vermicularis
Hospes dan Nama Penyakit
Hospesnya manusia. Nama penyakitnya adalah oksiuriasis atau entrobiasis.
Morfologi
Cacing dewasa berkuran kecil, berwarna putih. Ynag betina jauh lebih besar dari cacing jantan.Ukuran cacing betina sampai 13 mm, sedangkan yang jantan sampai sepanjang 5 mm. Di daerah
anterior di sekitar leher, kutikulum cacing melebar yang disebut sayap leher. Esofagus cacing ini
juga khas bentuknya oleh karena memiliki bentuk bulbus esofagus ganda, terdapat 3 buah bibirdan ekor yang melengkung pada jantan, sedangan betinanya meruncing.
Seekor cacing betina memproduksi telur sebanyak 11000 butir setiap harinyaselama 2 sampai 3
minggu; sesudah itu cacing betina mati. Telur bentuk asimetrik ini tidak berwarna, mempunyai
dinding yang tembus sinar, dan berisi larva yang hidup.
Siklus HidupTelur -> tertelan -> melalui jalan napas -> menetas di duodenum -> larva rabditiform ->
Cacing dewasa di jejunum bagian atas ileum.
Patologi
Cacing dewasa jarang menimbulkan kerusakan jaringan yang berarti. Akibatnya migrasinya kedaerah perianal dan perianeal menimbulkan gatal-gatal yang bila digaruk dapat menimbulkan
infeksi sekunder. Gatal-gatal ini juga dapat menyebabkan gangguan tidur penderita. Kadang-
kadang cacingbetina mengadakan migrasi ke daerah vagina dan tuba falopii sehinggamenyebabkan radang ringan di daerah tersebut. Meskipuncacing seringkalai dijumpai dalam
apendiks, akan tetapi jarang menimbulkan apendissitis. Bila tidak ada reinfeksi, enterobiasis
dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena 2-3 minggu sesudah bertelur, cacing betina akanmati.
Epidemiologi
Cacing kremi tersebar luas di seluruh dunia baik di daerah tropik maupun subtropik. Di daerahyang bersuhu rendah enterobiasis lebih banyak dijumpai oleh karena di daerah dingin orang
jarang mandi dan tidak sering mengganti pakaian dalam (Soedarto, 1991).
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 5/14
3. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
GAMBAR 4
Klasifikasi Necator americanusPhylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : AdenophoreaOrdo : Enoplida
Super famili : Rhabditoidea
Genus : Necator
Species : Necator americanus
Klasifikasi Ancylostoma duodenalePhylum : Nemathelminthes
Class : NematodaSubclass : Secernemtea
Ordo : Rhabditida
Super famili : RhabditoideaGenus : Ancylostoma
Species : Ancylostoma duodenale
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif kedua cacing ini, adalah manusia. Cacing ini tidak mempunyai Hospesperantara.Tempat hidupnya ada di dalam usus halus terutama jejunum dan duodenum.Penyakit
yang disebabkan oleh parasit ini disebut Nekatoriasis dan Ankilostomiasis.
MorfologiCacing betina N.americanus tiap hari mengeluarkan telur kira-kira sekitar 9000 butir, sedangkan
A.deudenale kira-kira 10.000 butir. Cacing betina berukuran panjang kurang lebih 1 cm, cacing
jantan 0,8 cm. Bentuk badan N.americanus biasanya menyerupai huruf S, sedangkanA.duodenale menyerupai huruf C. Rongga mulut kedua jenis cacing ini besar. N.americanus
mempunyai benda kitin, sedangkan pada A.duodenale ada dua pasang gigi. Cacing jantan
mempunyai bursa kopulatrik.Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari, kelurlah larva
rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filoariform,
yang dapat menembus kulit dan dapat hidup dalam 7-8 minggu di tanah. Telur cacing tambangyang besarnya kira-kira 60x40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Didalamnya terdapat beberapa sel. Larva rabditiform panjangnya kira-kira 250 mikron, sedangkan
larva filariform panjangnya kira-kira 600 mikron.
Siklus Hidup
Telur -> Larva rabditiform -> Larva filariform -> menembus kulit -> kapiler darah ->
jantung kanan -> paru -> bronkus -> trakea -> laring -> usus halus
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 6/14
PatologiGejala nekatoriasis dan ankilostomiasis
1 Stadium Larva
Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang
disebut ground itch. Perubahan pada paru biasanya ringan2 Stadium dewasa
Gejala tergantung pada :
a). Spesies dan jumlah cacingb). keadaan gizi menderita (Fe dan protein)
Tiap cacing N.americanus menyebabkan banyak kehilangan darah 0,005-0,1 cc sehari,
sedangkan A.duodenale 0,08-0,34 cc. Biasanya terjadi Adenmia hipokrom mikrosita. Di sampingitu juga terdapat eosinofilia. Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada.
Biasanya tidak menyebabkan kematian tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja turun.
Epidemiologi
Insiden tinggi ditemukan pada penduduk di Indonesia terutama di pedesaan khususnya diperkebunan. Seringkali golongan pekerja perkebunan yang langsung behubungan dengan tanah
mendapat infeksi lebih dari 70%. Kebiasaan defeksi dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebunpenting dalam penyebaran infeksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah
gembur (pasir, humus) dengan suhu optimal untuk N.americanus 28°-32° C, sedangkan untuk
A.duodenale 23°-25° C. Untuk menghindari infeksi salah satu antara lain, dengan memakai alaskaki (sepatu, sandal).
4. Trichuris trichiura (Trichocephalus dispar, cacing cambuk)
Klasifikasi Trichuris trichiuraPhylum : Nemathelminthes
Class : NematodaSubclass : Adenophorea
Ordo : EnoplidaSuper famili : Ttichinelloidea
Genus : Trichuris
Species : Trichuris trichiura
Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes cacing ini. Penyakit yang disebabkannya disebut Trikuriasis. Cacingini lebih sering ditemukan bersama-sama Ascaris lumbricoides. Cacing dewasa hidup di dalam
usus besar manusia, terutama di daerah sekum dan kolon. Cacing ini juga kadang-kadang
ditemukan di apendiks dan ileum (bagian usus palaing bawah). Bagian distal penyakit yangdisebabkan cacing ini disebut Trikuriasis.
Morfologi
Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm. Bagiananterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian
posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina bentuknys membulat tumpul dan pada
cacing jantan melingkar dan terdapat satu spikulum.
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 7/14
Telur berukuran 50 – 54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam
penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kuning-kekuningandan bagian dalamnya jernih. Telur berisi sel telur (dalam tinja segar).
Siklus Hidup
Cacing dewasa hidup di usus besar manusia -> telur keluar bersama tinja penderita -> ditanah telur menjadi infektif -> infeksi terjadi melalui mulut dengan masuknya telur
infektif bersama makanan yang tercemar atau tangan yang kotor.
Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina
melatakkan telur kira-kira 30-90 hari.
Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut menjadi
matang, yaitu telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif, dalam waktu 3
samapai 6 minggu dalam lingkungan yang lembab dan tempat yang teduh. Cara infektif
secara langsung bila kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding
telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah dewasa cacing turun ke usus bagian distal
dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus
paru. Patologi dan Gejala Klinis
Cacing Trichuris pada manusia terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga ditemukan dikolon asendens. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan
rrektum. Kadang-kadang terlihat di mukrosa rektum yang mengalami prolapsus akibat
mengejannya penderita pada waktu defekasi. Cacing ini memasukan kepalanya ke dalam mukosausus, hingga terjadi tyrauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada
tempat perlekatannya terjadi pendarahan. Di samping ini ternyata cacing ini menghisap darah
hospesnya, sehingga dapat menyebabkan anemia.
Penderita terutama anak dengan infeksi Trichuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disehuris yang berat dan
menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindromdisentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang disertai prolapsus rektum. Infeksi berat
Trichuris trichiura sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringanbiasanya tidak memberikan gejala klinis jelas atau sma sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan
pada tinja secara rutin.
Epidemiologi
Yang penting untuk penyebaran, penyakit adalah kontaminasi tanah dengan tinja. Telur tumbuh
di tanah liat, tempat lembab dan tduh dengan suhu optimum kira-kira 30°C. Di berbagai negeripemakaian tinja sebagai pupuk kebun merupakan sumber infeksi. Frkuensi di Indonesia tinggi.
Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia frekuensinya berkisar antara 30 – 90 %.
Di daerah yang sangat endemik infeksi dapat dicegah pengobatan penderita trikuriasis,pembuatan jamban yang baik dan pendidikan tentang sanitasi dan kebersihan perorangan,terutama anak. Mencuci tangan sebelum makan, mencicu dengan baik sayuran yang dimakan
mentah adalah penting apalagi di negeri-negeri yang memakai tinja sebagai pupuk.
5. Strongyloides stercoralis
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 8/14
GAMBAR 5
Klasifikasi Strongyloides stercoralisPhylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : AdenophoreaOrdo : Enoplida
Super famili : Rhabiditoidea
Genus : Strongyloides
Species : Strongyloides stercoralis
Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes utama cacing ini, walaupun ada yang ditemukan pada hewan.Cacing ini tidak mempunyai hospes perantara.Cacing ini dapat mengakibatkan penyakit
strongilodiasis.
Morfologi
Cacing dewasa betina hidup sebagai parasit di vilus duodenum dan yeyunum. Cacing betina
berbentuk filiform, halus, tidak berwarna dan panjangnya kira-kira 2mm. Cara berkembang
biaknya adalah secara parthenogenesis. Telur bentuk parasitic diletakkan di mukosa usus,kemudian menetas menjadi larva rabditiform yang masuk ke rongga usus serta dikeluarkan
bersama tinja.
Siklus Hidup:Parasit ini mempunyai tiga siklus hidup:
1. Autoinfeksi
Telur menetas menjadi larva rabditiform di dalam mukosa usus -> di dalam usus larvarabditiform tumbuh menjadi larva filariform -> larva filariform menembus mukosa usus, tumbuh
menjadi cacing dewasa.
2. Siklus LangsungSesudah 2 – 3 hari di tanah, larva rabditiform, berubah menjadi larva filaform dengan bentuk
langsing.Bila larva ini menembus kulit manusia, larva tumbuh,masuk ke dalam peredaran darah
veha kemudian melalui jantung sampai ke paru-paru. Dari paru, parasit yang mulaidewasa,menembus alveolus, masuk ke trakea dan laring.Sesudah sampai di laring,tarjadi refleksbatuk, sehingga parasit tertelan, kemudian sampai di usus halus dan menjadi dewasa.
3. Siklus Tidak Langsung
Pada siklus ini, larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan betina.Cacingbetina berukuran 1mm x 0,06mm, dan yang jantan berukuran 0,75 mm x 0.04 mm. Cacing betina
mengalami pembuahan dan menghasilkan larva rabditiform yang kemudian menjadi larva
filaform. Larva ini masuk ke dalam hospes baru. Siklus tidak langsung ini terjadi apabila
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 9/14
lingkungan sekitarnya optimum yaitu sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan untuk kehidupan
bebas parasit ini, misalnya di negeri-negeri tropik beriklim rendah.
Patologi dan gejala Klinis
Bila larva filaform ini menembus kulit, timbul kelainan kulit yang dinamakan creeping eruptionyang disertai denagn rasa gatal yang hebat.
Cacing dewasa menyebabkan kelainan pada mukosa usus muda.Infeksi ringan pada umumnya
tidak menimbulkan gejala. Sedangkan pada infeksi sedang, dapat menyebabkan rasa sakit, didaerah epigastrium tengah dan tidak menjalar. Mungkin ada mual dan muntah,diare dan
konstipasi yang saling bergantian.Pada cacing dewasa yang hidup sebagai parasit, dapat
ditemukan di seluruh traktus digestivus dan larvanya dapat ditemukan di bebagai alat dalam.
Epidemiologi
Daerah yang panas, kelembapan tinggi dan sanitasi yang kurang, sanagt menguntungkan cacing
Strongyloides.Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva yaitu, tanah gembur, berpasir dan
humus.Frekuensi di Jakarta pada tahun 1956, sekitar 10-15%, sekarang jarangditemukan.Pencegahan yang disebabkan cacing ini, tergantung pada sanitasi pembuangan tinja
dan melindungi kulit dari tanah yang terkontanimasi, misalnya dengan memakai alas kaki.
6. Trichinella spiralis (Trichina worm, cacing trichina)
GAMBAR 6
Klasifikasi Trichinella spiralis
Phylum : NemathelminthesClass : Nematoda
Subclass : Adenophorea
Ordo : EnoplidaSuper famili : Ttichinelloidea
Genus : Trichinella
Species : Trichinella spiralisHospes dan Nama Penyakit
Cacing ini hidup dalam mukosa duodenum, sampai sekum manusia. Selain menginfeksi manusia,
cacing ini juga menginfeksi mamalia lain, seperti tikus, kucing, anjing, babi, beruang, dll.Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut trikinosis, trikinelosis, dan trikiniasis.Morfologi
Cacing dewasa sangat halus menyerupai rambut, ujung anterior langsing, mulut kecil, dan bulat
tanpa papel. Cacing jantan panjangnya 1,4-1,6 mm, ujung posteriornya melengkung ke ventraldan mempunyai umbai berbentuk lobus, tidak mempunyai spikulum tepi. Dan tidak terdapat vas
deferens yang bisa dikeluarkan sehingga da[at membantu kopulasi. Cacing betina panjangnya 3-
4 mm, posteriornya membulat dan tumpul.
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 10/14
Cacing betina tidak mengeluarkan telur, tetapi mengeluarkan larva (larvipar). Seekor cacing
betina mengeluarkan larva sampai 1500 buah. Panjang larva yang baru dikeluarkan kurang lebih80-120 mikron, bagian anterior runcing dan ujungnya menyerupai tombak.
Siklus Hidup
Siklus hidup alami yang terjadi antara babi dan tikus -> babi mengandung kista yanginfektif -> manusia terinfeksi olh karena makan daging babi atau mamamlia lain yang
mengandung kista -> cacing dewasa hidup di dalam dinding usus -> larva membentuk
kista di dalam otot bergaris Patologi dan Gejala Klinis
Gejala Trikinosis tergantung pada beratnya infeksi disebabkan oleh cacing stadium dewasa dan
stadium larva. Pada saat cacing dewasa mengadakan invasi ke mukosa usus, timbul gejal usussepertiskit perut diare, mual dan muntah. Masa tunas gejala usus ini kira-kira 1-2 hari sesudah
infeksi.
Larva tersebar di otot kira-kira 7-28 hari sesudah infeksi. Pada saat ini timbul gejal nyeri otot
(mialgia) dan randang otot (miositis) yang disertai demem, eusinofilia dan hipereosinofilia.
Gejala yang disebakan oleh stadium larva tergantung juga pada alat yang dihinggapi misalnya,dapat menyebabkan sembab sekitar mata, sakit persendian, gejala pernafasan dan kelemahan
umum. Dapat juga menyebabkan gejala akibat kelainan jantung dan susunan saraf pusat bilalarva T.spiralis tersebar di alat-alat tersebut. Bila masa akut telah lalu, biasanya penderita
sembuh secara perlahan-lahan bersamaan dengan dibentuknya kista dalam otot.
Pada infeksi berat (kira-kira 5.000 ekor larva/kg berat badan) penderita mungkin meninggaldalam waktu 2-3 minggu, tetapi biasanya kematian terjadi dalam waktu 4-8 minggu sebagai
akibat kelainan paru, kelainan otak, atau kelainan jantung.
EpideologiCacing ini tersebar di seluruh dunia (kosmopolit), kecuali di kepulauan Pasifik dan Australia.
Frekuensi trikinosis pada manusia ditentukan oleh temuan larva dalam kista di mayat ataumelalui tes intrakutan. Frekuensi ini banyak ditemukan di negara yang penduduknya gemar
makan daging babi. Di daerah tropis dan subtropis frekuensi trikinosis sedikit.Infeksi pada manusia tergantung pada hilang atau tidak hilangnya penyakit ini dari babi. Larva
dapat dimatikan pada suhu 60-70 derajat celcius, larva tidak mati pada daging yang diasap dan
diasin.
7. Toxocara canis (dog worm) dan Toxocara cati (cat worm)
GAMBAR 7
Klasifikasi Toxocara canis dan Toxocara cati
Phylum : Nemathelminthes
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 11/14
Class : Nematoda
Subclass : SecernemteaOrdo : Ascoridida
Super famili : Ascoridciidea
Genus : Toxocara
Species : Toxocara canis /catiHospes dan Nama Penyakit
Toxocara canis ditemukan pada anjing, sedangkan Toxocara cati ditemukan pada kucing. Belum
pernah ditemukan infeksi campuran pada satu macam hospes. Kadang-kadang cacing ini dapathidup pada manusia sebagai parasit yang mengembara dan menyebabkan penyakit yang disebut
Visceral larva migrans.
Morfologi
Toxocara canis jantan mempunyai ukuran panjang bervariasi antara 3.6 – 8.5 cm. Sedangkan
yang betina antara 5.7 – 10 cm. Toxocara cati jantan antara 2.5 – 7.8 cm, yang betina antara 2.5 –
14 cm. bentuknya menyerupai Ascaris lumbricoides muda. Pada Toxocara canis terdapat sayap
servikal yang berbentuk seperti lanset, sedangkan pada Toxocara cati bentuk sayap lebih lebar,sehingga kepalanya menyerupai kepala ular kobra. Bentuk kedua ekor spesies hamper sama,
yang jantan ekornya lurus dan meruncing (digitiform), yang betina bulat meruncing.
Siklus Hidup
Telur -> ditelan manusia -> menetas -> larva mengembara.
Patologi dan Gejala Klinis
Pada manusia larva cacing tidak menjadi dewasa dan mengembara di alat-alat dalam ususnya di
hati.penyakit yang disebabkan larva yang mengembara disebut visceral larva migrans dengangejala eosinofilia, demam dan hepatomegali. Penyakit tersebut dapat juga disebabkan oleh larva
Nematoda lain.
EpidemiologiPrevalensi Toxokariasis pada anjing dan kucing pernah dilaporkan di Jakarta masing-masing
mencapai 38.3 % dan 26.0 %. Pencegahan dapat dihindarkan dengan cara melarang anak untuk
tidak bermain dengan anjing maupun kucing dan tidak dibiasakan bermain di tanah.
8. Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum
GAMBAR 8
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 12/14
Klasifikasi Strongyloides stercoralis
Phylum : NemathelminthesClass : Nematoda
Subclass : Adenophorea
Ordo : Enoplida
Super famili : RhabiditoideaGenus : Strongyloides
Species : Strongyloides stercoralis
Hospes dan Nama PenyakitCacing ini hidup di dalam usus halus kucing dan anjing. Pada manusia, A.braziliense dan A.
Caninum menimbulkan kelainan kulit.
Morfologi dan Siklus Hidup
Cacing dewasa tidak ditemukan pada manusia. A. braziliense dewasa yang jantan panjangnya
4,7-6,3 mm, sedangkan yang betina panjangnya 6,1-8,4 mm. Mulutnya mempunyai sepasang
gigi besar dan sepasans gigi kecil. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatrik kecil dengan rays
pendek. A. caninum jantan panjangnya 10 mm dan betinanya 14 mm. Mulutnya mempunyai 3pasang gigi besar. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatrik besar dengan rays panjang dan
langsing. Secara tidak langsung dapat terinfeksi larva filariform melalui penetrasi kulit danselanjutnya larva mengembara di kulit.
Patologi dan Gejala KlinisPada manusia, larva tidak menjadi dewasa dan menyebabkan kelainan kulit yang disebut
creeping eruption, creeping disease atau cutaneous larva migrans. Creeping eruption adalah suatu
dermatitis dengan gambaran khas berupa kelaianan intrakutan serpiginosa, yang antara lain
disebabkan Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Pada tempat larva filariformmenembus kulit terjadi papel keras, merah dan gatal. Dalam beberapa hari terbentuk terowongan
intrakutan sempit yang tampak sebagai garis merah, sedikit menimbul, gatal sekali danbertambah panjang menurut gerakan larva didalam kulit. Sepanjang garis yang berkelok-kelok
terdapat vesikel-vesikel kecil dan dapat terjadi infeksi sekunder karena kulit di garuk.
Epidemiologi
Kucing dan anjing merupakan hospes definitif A.braziliense dan A.Caninum. Penularan bisadicegah dengan menghindari kontak dengan tanah yang tercemar oleh tinja anjing dan kucing.
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
Manusia merupakan hospes dari beberapa Nematoda usus. Sebagian besar daripada Nematoda
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 13/14
ini merupakan masalah masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penularan cacing Nematoda
parasitusus dapat melalui tanah yang disebut Soil transmitted helminth (Ascaris lumbricoides,Trichuris trichiura, Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan Strongyloides stercoralis)
dan yang yang tidak ditularkan melalui tanah (Enterobius vermicularis dan Trichinella spiralis)
(Retno Widyastuti, 2002). Faktor tingginya infeksi cacing usus di Indonesia disebabkan oleh
iklim tropik yang panas dan lembap, pendidikan rendah, sanitasi lingkungan dan perseoranganburuk, sarana jamban keluarga kurang, pencemaran lingkungan oleh tinja manusia dan kapadatan
penduduk yang tinggi.
Penularan cacing Nematoda parasit usus yaitu:-> Telur infektif masuk melalui mulut : Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura
-> Larva infektif menembus kulit sehat : Cacing tambang, S.stercoralis
-> Telur infektif masuk melalui mulut, melalui udara atau secara langsung melalui tanganpenderita : E. vermicularis
-> Larva infektif masuk mulut bersama daging yang dimakan : T.spiralis.
Kelainan patologik yang ditimbulkan oleh infeksi cacing parasit usus yaitu:
-> Cacing dewasa dapat menimbulkan : gangguan pecernaan, perdarahan dan anemia, alergi,
obstruksi usus, iritasi usus dan perforasi usus.-> Larva cacing dapat menimbulkan : reaksi alergik, kelainan jaringan.
Diagnosis pasti infeksi nematode parasit usus dilakukan melalui:-> Pemeriksaan tinja : A.lumbricoides, cacing tambang, S.stercoralis dan T.trichiura.
-> Pemeriksaan mukosa rektum : T.trichiura
-> Anal swab : E.vermicularis-> Biopsi otot : T.spiralis
Saran
Untuk mencegah infeksi nematoda parasit usus berikut adalah langkah-langkah yang perlu
dilakukan :1. Mengobati penderita dan massa.
2. Pendidikan kesehatan pribadi dan lingkungan.3. Menjaga kebersihan makanan atau memasak makanan dengan baik.
4. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah (untuk mencegah infeksi cacing tambang danstrongiloidiasis).
5. Pembuatan MCK yang sehat dan teratur.
Referensi
Anonim. 2004. Nematodes (Roundworm): Intestinal. (On-Line)
http://www.medicine.mcgill.ca/tropmed/txt/lecture4%20intest%20nematodes.htmDiakses 29
Mei 2008.
Gandahusada, Srisasi, Prof. dr. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Onggowaluyo, J.S. 2002. Parasitologi Medik I. Penertbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Padmasutra, Leshmana, dr. 2007. Catatan Kuliah:Ascaris lumbricoides. Jakarta:Fakultas
5/14/2018 Nematoda Usus - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/nematoda-usus-55a9321905f40 14/14
Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.
Soedarto. 1991. Helmintologi Kedokteran.. Penerbit Buku Kedokteran. ECG, Jakarta
Soedarto. 1996. Atlas Helmintologi Kedokteran. Universitas. Penerbit Buku Kedokteran. ECG,
Jakarta.
Widyastuti, Retno. 2002. Paraitologi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.